Makalah Limbah Rumah Sakit Makalah Limbah Rumah Sakit dan Pengaruhnya Terhadap Kesehatan
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan dengan inti kegiatan pelayanan preventif, kuratif, rehabilitatif dan promotif. Kegiatan tersebut akan menimbulkan dampak positif dan negatif. Dampak positif adalah meningkatnya deraat kesehatan masyarakat, sedangkan dampak negatifnya antara lain adalah sampah dan limbah medis maupun non medis yang dapat menimbulkan penyakit dan pen!emaran yang perlu perhatian khusus. "leh karenanya perlu upaya penyehatan lingkungan rumah sakit yang bertuuan untuk melindungi masyarakat dan karya#an akan bahaya pen!emaran lingkungan yang bersumber dari sampah maupun limbah rumah sakit. Sampah atau limbah rumah sakit dapat mengandung bahaya karena dapat bersifat ra!un, infeksius dan uga radioaktif.
1.2. Rumusan Masalah
Karena kegiatan atau sifat pelayanan yang diberikan, maka rumah sakit menadi depot segala ma!am penyakit yang ada di masyarakat, bahkan dapat pula sebagai sumber distribusi penyakit karena selalu dihuni, dipergunakan, dan dikunungi oleh orang$orang yang rentan dan lemah terhadap penyakit. Di tempat ini dapat teradi penularan baik se!ara langsung (cross (cross infection), infection), melalui melalui kontaminasi kontaminasi benda$benda benda$benda ataupun ataupun melalui melalui serangga serangga (vector borne infection) sehingga dapat mengan!am kesehatan masyarakat umum.
1.3. u!uan Penulisan
$
%gar masyarakat mengetahui sifat dan pengaruh limbah rumah sakit terhadap kesehatan
$
Mengetahui enis$enis limbah rumah sakit.
BAB "" PEMBAHASAN
2.1. #arakteristik Limbah Rumah Sakit
Sampah dan limbah rumah sakit adalah semua sampah dan limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunang lainnya.%pabila dibanding dengan kegiatan instansi lain, maka dapat dikatakan bah#a enis sampah dan limbah rumah sakit dapat dikategorikan kompleks. Se!ara umum sampah dan limbah rumah sakit dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu sampah atau limbah klinis dan non klinis baik padat maupun !air. Limbah klinis adalah yang berasal dari pelayanan medis, pera#atan, gigi, veterinari, farmasi atau seenis, pengobatan, pera#atan, penelitian atau pendidikan yang menggunakan bahan$bahan bera!un, infeksius berbahaya atau bisa membahayakan ke!uali ika dilakukan pengamanan tertentu. &entuk limbah klinis berma!am$ma!am dan berdasarkan potensi yang terkandung di dalamnya dapat dikelompokkan sebagai berikut'
1$ Limbah ben%a ta!am
Limbah benda taam adalah obyek atau alat yang memiliki sudut taam, sisi, uung atau bagian menonol yang dapat memotong atau menusuk kulit seperti arum hipodermik, perlengkapan intravena, pipet pasteur, pe!ahan gelas, pisau bedah. Semua benda taam ini memiliki potensi bahaya dan dapat menyebabkan !edera melalui sobekan atau tusukan. &enda$benda taam yang terbuang mungkin terkontaminasi oleh darah, !airan tubuh, bahan mikrobiologi, bahan bera!un atau radioaktif.
2$ Limbah in&eksius
Limbah infeksius men!akup pengertian sebagai berikut' a. Limbah yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan isolasi penyakit menular (pera#atan intensif) b. Limbah laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan mikrobiologi dari poliklinik dan ruang pera#atan*isolasi penyakit menular.
3$ Limbah !aringan tubuh
Limbah aringan tubuh meliputi organ, anggota badan, darah dan !airan tubuh, biasanya dihasilkan pada saat pembedahan atau otopsi. '$ Limbah sit(t(ksik
Limbah sitotoksik adalah bahan yang terkontaminasi atau mungkin terkontaminasi dengan obat sitotoksik selama pera!ikan, pengangkutan atau tindakan terapi sitotoksik. Limbah yang terdapat limbah sitotoksik didalamnya harus dibakar dalam in!inerator dengan suhu diatas +o!
)$ Limbah &armasi
Limbah farmasi ini dapat berasal dari obat$obat kadalu#arsa, obat$obat yang terbuang karena batch yang tidak memenuhi spesifikasi atau kemasan yang terkontaminasi, obat$obat yang dibuang oleh pasien atau dibuang oleh masyarakat, obat$obat yang tidak lagi diperlukan oleh institusi yang bersangkutan dan limbah yang dihasilkan selama produksi obat$obatan.
*$ Limbah kimia
Limbah kimia adalah limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan kimia dalam tindakan medis, veterinari, laboratorium, proses sterilisasi, dan riset.
+$ Limbah ra%i(akti&
Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal dari penggunaan medis atau riset radio nukleida. Limbah ini dapat berasal dari antara lain ' tindakan kedokteran nuklir, radio-imunoassay dan bakteriologis- dapat berbentuk padat, !air atau gas. Limbah !air yang dihasilkan rumah sakit mempunyai karakteristik tertentu baik fisik, kimia dan biologi.
,$Limbah Plastik
Limbah plastik adalah bahan plastik yang dibuang oleh klinik, rumah sakit dan sarana pelayanan kesehatan lain seperti barang$barang dissposable yang terbuat dari plastik dan uga pelapis peralatan dan perlengkapan medis. Selain sampah klinis, dari kegiatan penunang rumah sakit uga menghasilkan sampah non klinis atau dapat disebut uga sampah non medis. Sampah non medis ini bisa berasal dari kantor*administrasi kertas, unit pelayanan (berupa karton, kaleng, botol), sampah dari ruang pasien, sisa makanan buangan- sampah dapur (sisa pembungkus, sisa makanan*bahan
makanan, sayur dan lain$lain). Limbah !air yang dihasilkan rumah sakit mempunyai karakteristik tertentu baik fisik, kimia dan biologi. Limbah rumah sakit bisa mengandung berma!am$ma!am mikroorganisme, tergantung pada enis rumah sakit, tingkat pengolahan yang dilakukan sebelum dibuang dan enis sarana yang ada (laboratorium, klinik dll). Tentu saa dari enis$enis mikroorganisme tersebut ada yang bersifat patogen. Limbah rumah sakit seperti halnya limbah lain akan mengandung bahan$bahan organik dan anorganik, yang tingkat kandungannya dapat ditentukan dengan ui air kotor pada umumnya seperti &"D, "D, TTS, p/, mikrobiologik, dan lainlain. Melihat karakteristik yang ditimbulkan oleh buangan*limbah rumah sakit seperti tersebut diatas, maka konsep pengelolaan lingkungan sebagai sebuah sistem dengan berbagai proses manaemen didalamnya yang dikenal sebagai Sistem Manaemen Lingkungan (0nvironmental Managemen System) dan diadopsi 1nternasional "rgani2ation for Standar (1S") sebagai salah satu sertifikasi internasioanal di bidang pengelolaan lingkunan dengan nomor seri 1S" +3+ perlu diterapkan di dalam Sistem Manaemen Lingkungan Rumah Sakit.
2.2. Pengaruh Limbah Rumah Sakit erha%a- Lingkungan %an #esehatan
Pengaruh limbah rumah sakit terhadap kualitas lingkungan dan kesehatan dapat menimbulkan berbagai masalah seperti a. Gangguan kenyamanan dan estetika 1ni berupa #arna yang berasal dari sedimen, larutan, bau phenol, eutrofikasi dan rasa dari bahan kimia organik. b. Kerusakan harta benda Dapat disebabkan oleh garam$garam yang terlarut (korosif, karat), air yang berlumpur dan sebagainya yang dapat menurunkan kualitas bangunan di sekitar rumah sakit. !. Gangguan/kerusakan tanaman dan binatang 1ni dapat disebabkan oleh virus, senya#a nitrat, bahan kimia, pestisida, logam nutrien tertentu dan fosfor. d. Gangguan terhadap kesehatan manusia
1ni dapat disebabkan oleh berbagai enis bakteri, virus, senya#a$senya#a kimia, pestisida, serta logam seperti /g, Pb, dan d yang berasal dari bagian kedokteran gigi. e. Gangguan genetik dan reproduksi Meskipun mekanisme gangguan belum sepenuhnya diketahui se!ara pasti, namun beberapa senya#a dapat menyebabkan gangguan atau kerusakan genetik dan sistem reproduksi manusia misalnya pestisida, bahan radioaktif.
2.3. Pengel(laan Limbah Rumah Sakit
A$ Limbah -a%at
4ntuk memudahkan mengenal enis limbah yang akan dimusnahkan, perlu dilakukan penggolongan limbah. Dalam kaitan dengan pengelolaan, limbah klinis dikategorikan menadi 5 golongan sebabagi berikut ' Golongan A : +)
Dressing bedah, swab dan semua limbah terkontaminasi dari kamar bedah.
6)
&ahan$bahan kimia dari kasus penyakit infeksi.
7)
Seluruh aringan tubuh manusia (terinfeksi maupun tidak), bangkai*aringan he#an dari
laboratorium dan hal$hal lain yang berkaitan dengan swab dan dreesing. Golongan B : yringe bekas, arum, cartridge, pe!ahan gelas dan benda$benda taam lainnya. Golongan ! : Limbah dari ruang laboratorium dan postpartum ke!uali yang termasuk dalam golongan %. Golongan D : Limbah bahan kimia dan bahan$bahan farmasi tertentu. Golongan " : #ela$is Bed-$an Dis$osable, urinoir, incontinence-$ad, dan stomach.
2.'. Pelaksanaan -engel(laan
Dalam pelaksanaan pengelolaan limbah klinis perlu dilakukan pemisahan penampungan, pengangkutan, dan pengelolaan limbah pendahuluan. +) Pemisahan Golongan A
Dressing bedah yang kotor, swab dan limbah lain yang terkontaminasi dari ruang pengobatan hendaknya ditampung dalam bak penampungan limbah klinis yang mudah diangkau bak sampah yang dilengkapi dengan pelapis pada tempat produksi sampah Kantong plastik tersebut hendaknya diambil paling sedikit satu hari sekali atau bila sudah men!apai tiga perempat penuh. Kemudian diikat kuat sebelum diangkut dan ditampung sementara di bak sampah klinis. &ak sampah tersebut uga hendaknya diikat dengan kuat bila men!apai tiga perempat penuh atau sebelum ad#al pengumpulan sampah. Sampah tersebut kemudian dibuang dengan !ara sebagai berikut ' a) am$ah dari haemodialisis Sampah hendaknya dimasukkan dengan incinerator. &isa uga digunakan autoclaving, tetapi kantung harus dibuka dan dibuat sedemikian rupa sehingga uap panas bisa menembus se!ara efektif. (atatan' Autoclaving adalah pemanasan dengan uap di ba#ah tekanan dengan tuuan sterilisasi terutama untuk limbah infeksius). b) %imbah dari unit lain : Limbah hendaknya dimusnahkan dengan incinerator. &ila tidak mungkin bisa menggunakan !ara lain, misalnya dengan membuat sumur dalam yang aman. Prosedur yang digunakan untuk penyakit infeksi harus disetuui oleh pimpinan yang bertanggunga#ab, kepala &agian Sanitasi dan Dinas Kesehatan !*8 Sub Din PKL setempat. Semua aringan tubuh, plasenta dan lain$lain hendaknya ditampung pada bak limbah klinis atau kantong lain yang tepat kemudian dimusnahkan dengan incinerator. Perkakas laboratorium yang terinfeksi hendaknya dimusnahkan dengan incinerator. &ncinerator harus dioperasikan di ba#ah penga#asan bagian sanitasi atau bagian laboratorium. Golongan B yringe, arum dan cartridges hendaknya dibuang dengan keadaan tertutup. Sampah ini hendaknya ditampung dalam bak tahan benda taam yang bilamana penuh (atau dengan interval maksimal tidak lebih dari satu minggu) hendaknya diikat dan ditampung di dalam bak sampah klinis sebelum diangkut dan dimasukkan dengan incinerator. $
Penampungan Sampah klinis hendaknya diangkut sesering mungkin sesuai dengan kebutuhan. Sementara menunggu pengangkutan untuk diba#a ke incinerator atau pengangkutan oleh dinas kebersihan (atau ketentuan yang ditunuk), sampah tersebut hendaknya '
a)
Disimpan dalam kontainer yang memenuhi syarat.
b)
Di lokasi*tempat yang strategis, merata dengan ukuran yang disesuaikan dengan
frekuensi pengumpulannya dengan kantong berkode #arna yang telah ditentukan se!ara terpisah. !)
Diletakkan pada tempat kering*mudah dikeringkan, lantai yang tidak rembes, dan
disediakan sarana pen!u!i. d)
%man dari orang$orang yang tidak bertanggunga#ab- dari binatang, dan bebas dari
infestasi serangga dan tikus. e)
Terangkau oleh kendaraan pengumpul sampah (bila mungkin)
Sampah yang tidak berbahaya dengan penanganan pendahuluan (adi bisa digolongkan dalam sampan klinis), dapat ditampung bersama sampah lain sambil menunggu pengangkutan. $
Pengangkutan Pengangkutan dibedakan menadi dua yaitu pengangkutan intenal dan eksternal. Pengangkutan internal bera#al dari titik penampungan a#al ke tempat pembuangan atau ke in!inerator (pengolahan on-site). Dalam pengangkutan internal biasanya digunakan kereta dorong. Kereta atau troli yang digunakan untuk pengangkutan sampah klinis harus didesain sedemikian rupa sehingga ' a)
Permukaan harus li!in, rata dan tidak tembus
b)
Tidak akan menadi sarang serangga
!)
Mudah dibersihkan dan dikeringkan
d)
Sampan tidak menempel pada alat angkut
e)
Sampan mudah diisikan, diikat, dan dituang kembali
&ila tidak tersedia sarana setempat dan sampah klinis harus diangkut ke tempat lain ' a)
/arus disediakan bak terpisah dari sampah biasa dalam alat truk pengangkut. Dan harus
dilakukan upaya untuk men$!egah kontaminasi sampah la in yang diba#a. b)
/arus dapat diamin bah#a sampah dalam keadaan aman dan tidak teradi kebo!oran
atau tumpah.
B$ Limbah air
Limbah rumah sakit mengandung berma!am$ma!am mikroorganisme, bahan$bahan organik dan an$organik. &eberapa !ontoh fasilitas atau 4nit Pengelolaan Limbah (4PL) di rumah sakit antara lain sebagai berikut' +)
Kolam Stabilisasi %ir Limbah ('aste tabiliation #ond ystem)
Sistem pengelolaan ini !ukup efektif dan efisien ke!uali masalah lahan, karena kolam stabilisasi memerlukan lahan yang !ukup luas- maka biasanya dianurkan untuk rumah sakit di luar kota (pedalaman) yang biasanya masih mempunyai lahan yang !ukup. Sistem ini terdiri dari bagian$bagian yang !ukup sederhana yakni ' +. #um$ wa$ (pompa air kotor). 6. tabiliation #ond (kolam stabilisasi) 6 buah. 7. &ak Klorinasi 3. !ontrol room (ruang kontrol) 5. &nlet 9. &ncinerator antara 6 kolam stabilisasi :. utlet dari kolam stabilisasi menuu sistem klorinasi. 6)
Kolam oksidasi air limbah ('aste *idation Ditch +reatment ystem) Sistem ini terpilih untuk pengolahan air limbah rumah sakit di kota, karena tidak memerlukan lahan yang luas. Kolam oksidasi dibuat bulat atau elips, dan air limbah dialirkan se!ara berputar agar ada kesempatan lebih lama berkontak dengan oksigen dari udara (aerasi). Kemudian air limbah dialirkan ke bak sedimentasi untuk mengendapkan benda padat dan lumpur. Selanutnya air yang sudah ernih masuk ke bak klorinasi sebelum dibuang ke selokan umum atau sungai. Sedangkan lumpur yang mengendap diambil dan dikeringkan pada ludge drying bed (tempat pengeringan Lumpur). Sistem kolam oksidasi ini terdiri dari ' +. #um$ wa$ (pompa air kotor) 6. *idation Ditch (pompa air kotor) 7. edimentation +an (bak pengendapan) 3. !hlorination +an (bak klorinasi) 5. ludge Drying Bed ( tempat pengeringan lumpur, biasanya +$6 petak). 9. !ontrol oom (ruang kontrol) 7)
Anaerobic ilter +reatment ystem Sistem pengolahan melalui proses pembusukan anaerobik melalui filter*saringan, air
limbah tersebut sebelumnya telah mengalami $retreatment dengan se$tic tan (inchaff tan). Proses anaerobic filter treatment biasanya akan menghasilkan effluent yang mengandung 2at$ 2at asam organik dan senya#a anorganik yang memerlukan klor lebih banyak untuk proses oksidasinya. "leh sebab itu sebelum effluent dialirkan ke bak klorida ditampung dulu di bak stabilisasi untuk memberikan kesempatan oksidasi 2at$2at tersebut di atas, sehingga akan menurunkan umlah klorin yang dibutuhkan pada proses klorinasi nanti. Sistem Anaerobic +reatment terdiri dari komponen$komponen antara lain sebagai berikut '
+. #um$ wa$ (pompa air kotor) 6. e$tic +an (inhaff tan) 7. Anaerobic filter . 3. tabiliation tan (bak stabilisasi) 5. !hlorination tan (bak klorinasi) 9. ludge drying bed (tempat pengeringan lumpur) :. !ontrol room (ruang kontrol) Sesuai dengan debit air buangan dari rumah sakit yang uga tergantung dari besar ke!ilnya rumah sakit, atau umlah tempat tidur, maka kontruksi Anaerobic ilter +reatment ystem dapat disesuaikan dengan kebutuhan tersebut, misalnya ' a)
;olume se$tic tan
b)
!)
;olume stabiliation tan
d)
e)
f)
Perkiraan luas lahan yang diperlukan Se!ara singkat pengelolaan pengelolaan dan pembuangan limbah medis adalah sebagai
berikut '
a. Penimbulan / Pemisahan Dan Pengurangan $
Proses pemilahan dan reduksi sampah hendaknya merupakan proses yang kontinyu yang pelaksanaannya harus mempertimbangkan ' kelan!aran penanganan dan penampungan sampah, pengurangan volume dengan perlakuan pemisahan limbah &7 dan non &7 serta menghindari penggunaan bahan kimia &7, pengemasan dan pemberian label yang elas dari berbagai enis sampah untuk efisiensi biaya, petugas dan pembuangan.
b. Penam-ungan
Penampungan sampah ini #adah yang memiliki sifat kuat, tidak mudah bo!or atau berlumut, terhindar dari sobek atau pe!ah, mempunyai tutup dan tidak overload. Penampungan dalam pengelolaan sampah medis dilakukan perlakuan standarisasi kantong dan kontainer seperti dengan menggunakan kantong yang berma!am #arna seperti telah ditetapkan dalam Permenkes R1 no. =>9*Men.Kes*Per*+==6 dimana kantong ber#arna kuning dengan lambang bioha2ard untuk sampah infeksius, kantong ber#arna ungu dengan simbol
!itotoksik untuk limbah !itotoksik, kantong ber#arna merah dengan simbol radioaktif untuk limbah radioaktif dan kantong ber#arna hitam dengan tulisan ?domestik@
0. Pengangkutan
Pengangkutan dibedakan menadi dua yaitu pengangkutan intenal dan eksternal. Pengangkutan internal bera#al dari titik penampungan a#al ke tempat pembuangan atau ke in!inerator (pengolahan on-site). Dalam pengangkutan internal biasanya digunakan kereta dorong sebagai yang sudah diberi label, dan dibersihkan se!ara berkala serta petugas pelaksana dilengkapi dengan alat proteksi dan pakaian kera khusus. Pengangkutan eksternal yaitu pengangkutan sampah medis ketempat pembuangan di luar (off-site). Pengangkutan eksternal memerlukan prosedur pelaksanaan yang tepat dan harus dipatuhi petugas yang terlibat. Prosedur tersebut termasuk memenuhi peraturan angkutan lokal. Sampah medis diangkut dalam kontainer khusus, harus kuat dan tidak bo!or.
%. Peng(lahan %an Pembuangan
Metoda yang digunakan untuk megolah dan membuang sampah medis tergantung pada faktor$faktor khusus yang sesuai dengan institusi yang berkaitan dengan peraturan yang berlaku dan aspek lingkungan yang berpengaruh terhadap masyarakat. Teknik pengolahan sampah medis (medi!al #aste) yang mungkin diterapkan adalah ' a. 1n!inerasi b. Sterilisasi dengan uap panas* auto!laving (pada kondisi uap enuh bersuhu +6+ )A !. Sterilisasi dengan gas (gas yang digunakan berupa ethylene oBide atau formaldehyde) d. Desinfeksi 2at kimia dengan proses grinding (menggunakan !airan kimia sebagai desinfektan) e. 1naktivasi suhu tinggi f. Radiasi (dengan ultraviolet atau ionisasi radiasi seperti o9 g. Mi!ro#ave treatment h. Crinding dan shredding (proses homogenisasi bentuk atau ukuran sampah) i. Pemampatan* pemadatan, dengan tuuan untuk mengurangi volume yang terbentuk.
"n0inerat(r
&eberapa hal yang perlu diperhatikan apabila in!inerator akan digunakan di rumah sakit antara lain ' ukuran, desain, kapasitas yang disesuaikan dengan volume sampah medis yang akan dibakar dan disesuaikan pula dengan pengaturan pengendalian pen!emaran udara,
penempatan lokasi yang berkaitan dengan alur pengangkutan sampah dalam kompleks rumah sakit dan alur pembuangan abu, serta perangkap untuk melindungi in!inerator dari bahaya
kebakaran.
Keuntungan menggunakan in!inerator adalah dapat mengurangi volume sampah, dapat membakar beberapa enis sampah termasuk sampah &7 (toksik menadi non toksik, infeksius menadi non infeksius), lahan yang dibutuhkan relatif tidak luas, pengoperasinnya tidak tergantung pada iklim, dan residu abu dapat digunakan untuk mengisi tanah yang rendah. Sedangkan kerugiannya adalah tidak semua enis sampah dapt dimusnahkan terutama sampah dari logam dan botol, serta dapat menimbulkan pen!emaran udara bila tidak dilengkapi dengan pollution !ontrol berupa !y!lon (udara berputar) atau bag filter (penghisap debu). /asil pembakaran berupa residu serta abu dikeluarkan dari in!inerator dan ditimbun dilahan yang rendah. Sedangkan gas*pertikulat dikeluarkan melalui !erobong setelah melalui sarana pengolah pen!emar udara yang sesuai.
BAB """ PENUUP
3.1. #esim-ulan
Toksikologi limbah rumah sakit adalah semua sampah dan limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunang lainnya. Se!ara umum sampah dan limbah rumah sakit dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu sampah atau limbah klinis dan non klinis baik padat maupun !air. &entuk limbah klinis berma!am$ma!am dan berdasarkan potensi yang terkandung di dalamnya diantaranya limbah benda taam, limbah infeksius tubuh, limbah sitotoksik, limbah kimia, limbah radioaktif , limbah plastik. Pengaruh limbah rumah sakit terhadap lingkungan dan kesehatan antara lain gangguan kenyamanan dan estetika, kerusakan harta benda, kesehatan manusia, reproduksi, dan ganguan terhadap tanaman maupun binatang. "leh karena itu limbah harus dikelola dengan baik dengan !ara memisahkan limbah padat dan !air, dan membuangnya di tempat yang sudah ditentukan.
3.2. saran
%danya toksikologi limbah rumah sakit, disarankan agar pengguna berhati hati dalam penggunaan alat atau bahan yang berasal dari rumah sakit, agar tidak menimbulkan efek negatif pada tubuh.
DAAR PUSA#A
%rifin, M., 6>, EPengaruh Limbah Rumah Sakit Terhadap KesehatanF, Gakultas Kesehatan Masyarakat 4niversitas 1ndonesia, Daa, 1.M., Maniksulistya, D., 69,F Cambaran Pengelolaan Limbah air Di Rumah Sakit H
Iainggolan, R., 0lsa, Musadad %., 6>, EKaian Pengelolaan Limbah Padat Medis Rumah SakitF, :B, Semarang Shofyan, M., 6+, E:H,
Jikantadhi, D. %., 69, EGaktor$Gaktor Lingkungan ang Mempengaruhi Pengelolaan Sampah Di Rumah Sakit 4mum Daerah Panembahan Senopati Kabupaten &antulF, Tesis, 4niversitas Cadah Mada, ogyakarta Julandari, L. I. 1., Sulastini, I. P. 0., Siskayanti, I. K., Mirah, T. 1. %., Julandari, I. M. P., 6=, EPengolahan Limbah Padat Rumah SakitF,
aman, &., Sutrisno, 0., 69, EKemampuan Penyerapan 0!eng Condok Terhadap %moniak Dalam Limbah Rumah Sakit &erdasarkan 4mur Dan Lama Kontak (Studi Kasus' RS Panti Jilasa, Semarang)F, :H, Semarang