DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL)
DOKUMEN UKL UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA Desa Sayung dan Desa Purwosari, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak Pabrik Pembuatan Pakan Ternak (FEEDMILL)
Pakan Ternak merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam usaha budidaya hewan ternak. Kebutuhan pakan ternak meliputi jenis, jumlah dan kualitas bahan pakan yang diberikan kepada ternak secara langsung. Hal tersebut dapat mempengaruhi
tingkat
produksi
dan
produktifitas
ternak
yang
dipelihara.
Ketergantungan peternak pada penggunaan pakan jadi yang diproduksi oleh perusahaan pakan masih tinggi, dimana masih banyak bahan pakan tersebut yang diimpor. Apabila terjadi fluktuasi kenaikan harga bahan pakan, akan mengakibatkan tingginya harga pakan jadi. PT. Charoen Pokphand Indonesia yang berada di Kabupaten Demak merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan pakan ternak. Tingginya permintaan pengusaha ternak akan kebutuhan pakan jadi membuat PT. Charoen Pokphand Indonesia meningkatkan hasil produksinya. PT. Charoen Pokphand Indonesia cabang Jl. Raya Semarang-Demak KM 8 merupakan awalan dari dibangunnya cabang baru di Jl. Raya Semarang-Demak KM 9. Pembangunan PT. Charoen Pokphand Indonesia di Jl. Raya Semarang-Demak KM 9 dilakukan untuk meningkatkan hasil produksi dari PT. Charoen Pokphand Indonesia cabang Semarang. Produksi yang akan dilakukan di cabang baru ini direncanakan mencapai dua kali lipat dari hasil produksi pabrik sebelumnya. Peningkatan produksi ini tentunya akan membawa dampak positif maupun negatif baik terhadap masyarakat sekitar rencana lokasi pembangunan, terhadap industri sekitar rencana lokasi pembangunan, serta terhadap lingkungan. Kebijaksanaan pembangunan yang saat ini dilaksanakan di Indonesia adalah pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan yaitu membangun dengan
1
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL)
tetap menjaga kelestarian fungsi lingkungan. Sehubungan dengan akan dilakukannya pembangunan tersebut, maka dilakukan penyusunan dokumen UKL - UPL sebagai pedoman
pelaksanaan kegiatan usaha usaha yang mengacu pada kepedulian terhadap
lingkungan hidup. PT. Charoen Pokphand Indonesia adalah perusahaan pembuatan pakan ternak ( feedmill) feedmill) yang memiliki hasil produksi berupa pakan ternak dalam bentuk concentrate (konsentrat), pellet (butiran) atau crumble (butiran halus). PT. Charoen Pokphand Indonesia Cabang baru di wilayah Kabupaten Demak ini memiliki wilayah seluas ± 14,8 ha. PT. Charoen Pokphand Indonesia dalam operasinya akan melaksanakan pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja serta pengelolaan lingkungan sebagai kepedulian perusahaan terhadap perlindungan keselamatan tenaga kerja dan orang lain; proses produksi dan aset perusahaan, juga kepedulian terhadap perlindungan lingkungan, serta kepatuhan perusahaan terhadap peraturan-peraturan yang berlaku baik secara lokal (pergub, Kepgub, Perwali/Perbup dan lain-lain), dan juga mendukung terciptanya
pembangunan
yang
berwawasan
lingkungan
dan
K3
secara
berkesinambungan ( continual improvement ). ). Pengelolaan lingkungan dan K3 tersebut antara lain meliputi penghijauan di areal pabrik, kebersihan areal pabrik dan pengadaan tempat sampah, pengumpulan dan pengangkutan sampah ke tempat penampungan sementara (TPS), pengolahan limbah cair sesuai dengan kapasitas, perawatan mesin produksi secara intensif, penggunaan alat perlindungan ( safety device), penggunaan alat pelindung diri ( personal protective equipment ) oleh semua
karyawan dan orang lain yang berada dalam area pabrik, pelaksanaan inspeksi rutin dan periodik, serta pemeriksaan kesehatan karyawan secara periodik. Bahan baku yang digunakan dalam industri pakan ternak di PT. Charoen Pokphand Indonesia (PT.CPI) Unit Sayung ini beraneka ragam dan disediakan dalam kapasitas yang besar. Bahan baku yang digunakan umumnya sebagian besar berasal dari dalam negeri. Kualitas bahan baku b aku yang baik akan sangat mempengaruhi hasil dari produk yang dihasilkan nantinya, karena itu PT. CPI sangat memperhatikan hal
2
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL)
tetap menjaga kelestarian fungsi lingkungan. Sehubungan dengan akan dilakukannya pembangunan tersebut, maka dilakukan penyusunan dokumen UKL - UPL sebagai pedoman
pelaksanaan kegiatan usaha usaha yang mengacu pada kepedulian terhadap
lingkungan hidup. PT. Charoen Pokphand Indonesia adalah perusahaan pembuatan pakan ternak ( feedmill) feedmill) yang memiliki hasil produksi berupa pakan ternak dalam bentuk concentrate (konsentrat), pellet (butiran) atau crumble (butiran halus). PT. Charoen Pokphand Indonesia Cabang baru di wilayah Kabupaten Demak ini memiliki wilayah seluas ± 14,8 ha. PT. Charoen Pokphand Indonesia dalam operasinya akan melaksanakan pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja serta pengelolaan lingkungan sebagai kepedulian perusahaan terhadap perlindungan keselamatan tenaga kerja dan orang lain; proses produksi dan aset perusahaan, juga kepedulian terhadap perlindungan lingkungan, serta kepatuhan perusahaan terhadap peraturan-peraturan yang berlaku baik secara lokal (pergub, Kepgub, Perwali/Perbup dan lain-lain), dan juga mendukung terciptanya
pembangunan
yang
berwawasan
lingkungan
dan
K3
secara
berkesinambungan ( continual improvement ). ). Pengelolaan lingkungan dan K3 tersebut antara lain meliputi penghijauan di areal pabrik, kebersihan areal pabrik dan pengadaan tempat sampah, pengumpulan dan pengangkutan sampah ke tempat penampungan sementara (TPS), pengolahan limbah cair sesuai dengan kapasitas, perawatan mesin produksi secara intensif, penggunaan alat perlindungan ( safety device), penggunaan alat pelindung diri ( personal protective equipment ) oleh semua
karyawan dan orang lain yang berada dalam area pabrik, pelaksanaan inspeksi rutin dan periodik, serta pemeriksaan kesehatan karyawan secara periodik. Bahan baku yang digunakan dalam industri pakan ternak di PT. Charoen Pokphand Indonesia (PT.CPI) Unit Sayung ini beraneka ragam dan disediakan dalam kapasitas yang besar. Bahan baku yang digunakan umumnya sebagian besar berasal dari dalam negeri. Kualitas bahan baku b aku yang baik akan sangat mempengaruhi hasil dari produk yang dihasilkan nantinya, karena itu PT. CPI sangat memperhatikan hal
2
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL)
tersebut baik dari bau, bentuk maupun gizi yang terkandung didalam bahan baku tersebut. Berdasarkan fungsi dan kegunaannya, secara umum bahan baku di PT. CPI unit Sayung dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu : A. Bahan Baku Utama Bahan baku yang tergolong utama adalah bahan baku yang mempunyai persentase unsur paling banyak dalam produk yang dihasilkan nantinya. Biasanya bahan baku utama ini dituang melalui mesin Intake atau Silo. Disini ada 2 jenis bahan baku utama yaitu berbentuk serbuk dan berbentuk biji. B. Bahan Baku Tambahan Bahan baku tambahan ini komposisinya jelas lebih kecil dibandingkan bahan baku utama namun sangat penting dimana biasanya bahan baku tambahan ini diberikan pada proses hand add. Umumnya bahan baku tambahan yang diberikan ini disebut bahan aditif ( feed additive) dimana berfungsi sebagai vitamin dan obat- obatan. C. Bahan Baku Cair ( Liquid ) Bahan baku liquid adalah adalah bahan baku yang berupa cairan baik berbentuk minyak atau larutan lainnya dimana disini diberikan pada saat proses wet mix pada sesuai dengan formula produk mixer . Bahan baku ini disemprotkan dari daily tank sesuai yang diinginkan.
Secara garis besar kegiatan operasional PT. Charoen Pokphand Indonesia cabang Desa Sayung dan Desa Purwosari Kecamatan Sayung Kabupaten Demak adalah intake, milling, mixing, peletting, dan packing.
3
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL)
A. IDENTITAS PEMRAKARSA Nama Perusahaan
: PT. Charoen Pokphand Indonesia
Alamat Perusahaan
: Jl. Raya Semarang-Demak km 8 Genuk Semarang
Tlp/Fax
: (024) 6580235
Lokasi Rencana Kegiatan Desa
: Sayung dan Purwosari
Kecamatan
: Sayung
Kabupaten
: Demak
Provinsi
: Jawa Tengah
Penanggung Jawab UKL - UPL : Nama
: Nur Ubaya BW, ST., MT.
Jabatan
: Plant General Manager
Tlp
: 08122862705
Fungsi dan peran manager dalam hal lingkungan hidup adalah : - Melaksanakan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup dengan mengacu pada dokumen UKL – UPL yang telah disetujui - Mengembangkan upaya-upaya pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan - Bekerjasama dengan instansi lingkungan hidup sehubungan dengan upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan
Struktur organisasi PT. Charoen Pokphand Indonesia dapat dilihat pada gambar A.1 berikut.
4
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABU PATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL) Regional Head
AVP Agro Feed Production
General Manager
Manager Feed Processing
Section Head
Project Improvement
Shift Supervisor
Manager Maintenance
Manager Warehouse
Automation Supervisor
Warehouse Section Head
Predictive & Preventive
Warehouse Admin
Manager PPIC
QCP
SHE Officer
Store Room Supervisor
Prod & Material (Planner & Controller) & Admin
Finish Good Supervisor Repair & Maintenance Mechanical
Intake Operator
Factory Administration
Kerani Bongkar (Bag Godown)
Mixer Operator Repair & Maintenance Electrical
Pellet Operator
Staff Finish Good Truck Scale Operator
Utility
Packing Operator
Silo Dryer Operator
Boiler Operator
Hammer mill Operator
Gambar A.1 Struktur Organisasi Perusahaan
Fulfat Extruder Operator
5
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL)
B. RENCANA KEGIATAN B. 1. Nama Rencana Kegiatan
Nama Kegiatan
: PT. Charoen Pokphand Indonesia
Jenis Kegiatan
: Pembangunan Pabrik Pembuatan Pakan ternak
B. 2. Lokasi Rencana Kegiatan
Lokasi PT. Charoen Pokphand Indonesia unit pembuatan pakan ternak terletak di Jalan Raya Semarang-Demak KM 9 Desa Sayung dan Desa Purwosari Kecamatan Sayung Kabupaten Demak. Batas-batas lokasi PT. CPI unit Sayung: Utara
: Jalan Raya Semarang-Demak
Timur
: Tanah milik Pabrik PT. Demak Putra Mandiri dan PT. Cipta Teknik Abadi
Selatan
: Perumahan Penduduk Desa Purwosari
Barat
: Tanah milik Pabrik Obat PT. Etercon dan PT. Polytron
Jalan Raya Semarang-Demak merupakan jalur pantura yang menghubungkan Kota
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL)
B. RENCANA KEGIATAN B. 1. Nama Rencana Kegiatan
Nama Kegiatan
: PT. Charoen Pokphand Indonesia
Jenis Kegiatan
: Pembangunan Pabrik Pembuatan Pakan ternak
B. 2. Lokasi Rencana Kegiatan
Lokasi PT. Charoen Pokphand Indonesia unit pembuatan pakan ternak terletak di Jalan Raya Semarang-Demak KM 9 Desa Sayung dan Desa Purwosari Kecamatan Sayung Kabupaten Demak. Batas-batas lokasi PT. CPI unit Sayung: Utara
: Jalan Raya Semarang-Demak
Timur
: Tanah milik Pabrik PT. Demak Putra Mandiri dan PT. Cipta Teknik Abadi
Selatan
: Perumahan Penduduk Desa Purwosari
Barat
: Tanah milik Pabrik Obat PT. Etercon dan PT. Polytron
Jalan Raya Semarang-Demak merupakan jalur pantura yang menghubungkan Kota Semarang dengan Kabupaten demak. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Demak
tahun
2011-2031,
wilayah
tersebut
merupakan
wilayah
peruntukkan industri. Posisi lokasi rencana kegiatan berdasarkan citra satelit ditunjukkan sebagaimana Gambar B.1 berikut.
Gambar B.1 Foto Citra Satelit Lokasi Rencana Kegiatan
6
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL)
Rencana kegiatan PT. CPI Unit Sayung merupakan bagian dari kegiatan pembangunan pabrik pembuatan pakan ternak. Tahap kegiatan konstruksi direncanakan dimulai sekitar awal tahun 2014. Rencana pembangunan PT. CPI-Sayung dibagi menjadi 2 tahap. Tahap I
: lahan parkir, bangunan unit produksi berupa loading area, finish goods, feedmill, open godown dan bag godown, flat storage, 8 unit silo, dan
lokasi penerimaan jagung, Truck scale, parkir motor dan loker, office, tanki air, ruang steam boiler, ruang genset, penerimaan bahan baku, workshop, TPS B3, IPLC serta IPAL domestik. Pada tahap ini juga akan dibangun saluran drainase dan lahan hijau ( green belt ) di sekeliling pabrik. Dengan kapasitas produksi sebesar 50.000 ton/bulan Tahap II
: Pembangunan tahap II direncanakan dilakukan mulai awal tahun 2018 dan dapat beroperasi maksimal (100.000 ton/bulan) mulai tahun 2020. Unit produksi yang dibangun pada tahap ini diantaranya : 4 unit silo ; lokasi penerimaan jagung ; loading area ; finish goods ; feedmil ; open godown dan bag godown ; flat storage.
B. 3. Skala Usaha
Luas Lahan
: ± 14,8 ha = 148.000 m2
Kapasitas Produksi
: 100.000 ton/bulan
Status Laham Usaha : Hak Guna Bangunan Status Perusahaan
: PMDN
Jenis Perusahaan
: Perseroan Terbatas
Sumber Permodalan : Sendiri dan Pinjaman
3.1. Rencana Pemanfaatan Lahan Lahan yang dimiliki oleh PT. CPI unit Sayung adalah sebesar 14,8 ha atau sekitar 148.000 m2. Rincian penggunaan lahan dapat dilihat pada Peta B.1 berikut, dengan tabel rincian penggunaan lahan dapat dilihat pada tabel B.1.
7
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL)
Keterangan gambar: Non Arsir: Tahap I Arsir: Tahap II
Gambar B.1. Peta Rencana Pembangunan Lokasi PT. Charoen Pokphand Indonesia unit Sayung, Demak
8
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL)
Sesuai dengan peta rencana pembangunan lokasi, berikut merupakan keterangan pemanfaatan lahan. Tabel B.1. Pemanfaatan Lahan Keterangan
Luas
PLN POS Truck Scale Ruang Tunggu Supir Kantin Kamar Mandi Mushola IPAL Boiler IPAL Domestik TPS B3 Area Parkir Truk Parkir Motor Loker Main Office Bulk Sampler Loading Area Finish Goods Workshop Trafo Receiving Cool room Bag Storage Tanks Steam Boiler Open Godown Bag Godown Flat Storage Silo Feedmill Lahan Hijau Lahan pengembangan (tahap II) Total
Persentase 2
24 m 96 m2 90 m2 60 m2 60 m2 60 m2 100 m2 60 m2 120 m2 180 m2 5880 m 2 300 m2 200 m2 720 m2 150 m2 1950 m 2 5200 m2 560 m2 240 m2 1536 m2 400 m2 496 m2 496 m2 1085 m 2 4500 m2 9600 m2 3840 m 2 2820 m 2 1314.7 m 2 60000 m 2 45862,3 m 2 148000 m 2
0,0% 0,1% 0,1% 0,0% 0,0% 0,0% 0,1% 0,0% 0,1% 0,1% 4,0% 0,2% 0,1% 0,5% 0,1% 1,3% 3,5% 0,4% 0,2% 1,0% 0,3% 0,3% 0,3% 0,7% 3,0% 6,5% 2,6% 1,9% 0,9% 40,5% 31,0% 100%
Sumber : PT. Charoen Pokphand Indonesia unit Sayung, Kabupaten Demak, 2013
3.2. Rencana penggunaan Tenaga Kerja Tenaga kerja merupakan salah satu sumber daya utama yang dibutuhkan oleh setiap perusahaan. Oleh karena itu tahapan perekrutan tenaga kerja merupakan salah satu tahapan yang cukup penting. Dalam hal ini, PT. CPI unit Sayung memprioritaskan merekrut tenaga kerja yang berasal dari warga setempat dan sebagian dari wilayah lain.
9
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL)
Berikut tabel rencana penggunaan tenaga kerja PT. CPI unit Sayung. Tabel B.2 Rencana Penggunaan Tenaga Kerja No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Departemen
Marketing Info system Sales office Sales feed co. Marketing Domestik purchase Finance Laboratory Reg. Central Lab Produksi-Manager Produksi Produksi-Feed proc. Produksi-intake Produksi-hammermill Produksi-mixer Produksi-pelletizing Produksi-extruder Produksi-packing Produksi-driver Produksi-warehouse Produksi-store room Produksi-truck scale Produksi-repair and maintenance Produksi-fact. Administration P&G.A Tenaga Kerja Harian Tenaga Kerja Borongan Total
Tenaga Kerja 5 3 4 13 8 8 13 5 6 8 3 3 4 4 1 3 4 17 3 5 15 6 5 100 180 426
Sumber : PT. Charoen Pokphand Indonesia unit Sayung, Kabupaten Demak, 2013
3.3. Rencana penggunaan Air Air bersih yang digunakan berasal dari sumur bor. Penggunaan air bersih untuk kegiatan operasional pabrik digunakan untuk operasional boiler, pencucian mesin-mesin, sanitasi kendaraan angkut, sanitasi karyawan, dan kegiatan taman dan kebun, serta kegiatan dapur. Untuk warga sekitar PT. CPI unit Sayung, perusahaan menyediakan air bersih. Berikut adalah perhitungan kebutuhan air bersih PT. CPI unit Sayung. Perhitungan Kebutuhan Air Bersih Kebutuhan air bersih/orang/hari untuk kawasan atau masyarakat pedesaan adalah 60-80 L/orang/hari berdasarkan Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996.
10
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL)
Kebutuhan air bersih pekerja pada tahap operasional Kebutuhan air/orang/hari
: 80 L/orang/hari
Jumlah tenaga kerja operasional
: 280 orang
Total kebutuhan air bersih
: jumlah tenaga kerja X kebutuhan air : 280 orang x 80 L/orang/hari : 22400 L/hari : 22,4 m3/hari
Kebutuhan air untuk kegiatan domestik karyawan : ± 10 m 3/hari.
Kebutuhan air bersih pekerja pada tahap konstruksi Jumlah tenaga kerja konstruksi
: 50 orang
Total kebutuhan air bersih
: jumlah tenaga kerja X kebutuhan air : 50 orang x 60 L/orang/hari : 3000 L/hari : 3 m3/hari
Kebutuhan air produksi : ± 7 m3/hari.
Kebutuhan Bio Security : ± 5 m 3/hari.
Kebutuhan air kegiatan laboratorium : ± 1 Liter/hari.
Kebutuhan air untuk Boiler : ± 35 m 3/hari
11
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL)
Penggunaan air sebagaimana diagram massa air yang ditunjukkan pada gambar berikut.
Lose blowdown (kehilangan) ± 7 m3
Menjadi Uap ± 18 m3
Kegiatan Boiler ± 35 m3/hari
Digunakan kembali ± 10 m3
Kegiatan Biosecurity ± 5 m3/hari ABT ±149,4 m 3/hari
IPAL ± 12 m3/hari
Proses produksi (Fungex) ± 7 m3/hari
Pakan Ternak
Kegiatan Laboratorium ± 0,001 m 3/hari
Pihak ketiga
Kegiatan Domestik ± 32,4 m3/hari
± 7 m3
± 0,001 m 3
IPAL Domestik 3
± 22,68 m /hari
Saluran umum ± 34,68 m 3/hari
Kebutuhan air untuk warga ±70 m3/hari
Gambar B.2 Neraca air
12
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL)
Tabel B.3 Prakiraan Penggunaan Air Bersih Penggunaan Air
Kebutuhan Boiler Kebutuhan Proses Produksi Kebutuhan Sanitasi Karyawan Kebutuhan Bio Security Kebutuhan lain-lain Total
Volume (m3/hari) 35 7 32,4 5 70 149,4
Sumber : PT. Charoen Pokphand Indonesia unit Sayung, Kabupaten Demak, 2013
Sumber daya air yang dibutuhkan berasal dari sumber air bawah tanah. Pengelolaan limbah cair oleh perusahaan dengan memanfaatkan IPAL dan dikirim ke Pihak ke tiga yang mempunyai izin, terutama untuk limbah cair yang mengandung bahan berbahaya yang harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke saluran umum. Jadi sebelum dilakukan pembuangan ke saluran umum, perusahaan harus memastikan bahwa limbah cair yang dibuang tidak mengandung bahan berbahaya yang dapat mengganggu lingkungan dan kesehatan masyarakat.
3.4. Rencana Penggunaan Energi Sumber energi listrik untuk menunjang kegiatan berasal dari PLN dan 2 (dua) unit genset yang disediakan sebagai cadangan. Tabel B.4 Prakiraan Penggunaan Energi Penggunaan Energi
Asal/Sumber
Penerangan kompleks
PLN
perusahaan dan
2 Unit Genset
operasional
(cadangan)
Kapasitas
10 MVA 4000 KVA
Sumber : PT. Charoen Pokphand Indonesia unit Sayung, Kabupaten Demak, 2013
3.5. Rencana Penggunaan Bahan Baku A. Bahan Baku Bahan baku utama pada proses pembuatan pakan adalah jagung sebanyak 60% dan 40% sisanya adalah bahan baku lain termasuk obat-obatan, vitamin, dan
13
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL)
liquid. Bahn baku berasal dari dalam negeri maupun impor, penggunaan bahan baku dalam negeri sebanyak 75% dan bahan baku impor sebanyak 25%. Bahan baku utama yang digunakan oleh PT. Charoen Pokphand Indonesia adalah jagung kuning sebanyak 52% yang didapat dari dalam negeri maupun impor. Untuk memenuhi kebutuhan disesuaikan dengan bahan baku dalam negeri, apabila bahan baku dalam negeri tidak mencukupi maka akan diimpor dari Argentina, India, maupun Thailand. Tabel B.5 Penggunaan dan Asal Bahan Baku Bahan Baku
Asal
Jumlah (%)
LOKAL Yellow Corn (jagung kuning)
Jawa Tengah
52
Wheat Bran (kulit gandum)
Semarang
3
Rice Bran (dedak)
Demak, Tegal
3
PKM ( palm karnel meal )
Kalimantan
1.5
Tepung/biji batu
Mojokerto
3
CPO (crude palm oil )
Lampung
2
Premix (vitamin dan obat)
Surabaya
0.3
RSM (rape seed meal )
Argentina, Brasil, India
2
DDG (distiller dryed grays)
Amerika
2
MBM (meet bone meal )
Autralia, New Zealand
2
SBM (soya bean meal )
Argentina, India
25
CGM (corn gluten meal )
Amerika
1
CFM (chicken feather meal )
Amerika
1
Kedelai ( fulfat )
Amerika
2
CC (choline chloride)
China
0.1
Alimet
Argentina, Australia
0.1
IMPOR
Sumber : PT. Charoen Pokphand Indonesia unit Sayung, Kabupaten Demak, 2013
14
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL)
1. Uraian Proses Pada Bahan Baku Jagung Bahan baku jagung standar perusahaan apabila jagung kering dengan kadar air 13-14% dan jagung basah dengan kadar air 17-18%. Proses pengeringan diawali dari intake silo masuk ke drumsieve untuk dipisahkan dari material asing, Kemudian jagung dipindahkan oleh elevator menuju dryer dengan suhu sekitar 150-200oC sesuai kadar air yang terkandung. Proses pengeringan dilakukan selama 1 jam dengan kapasitas 35 ton. Jagung yang sudah memenuhi standar kemudian dikeringkan dengan cooling fan hingga temperature maksimal 5 oC dari suhu kamar. Kemudian jagung dipindahkan oleh elevator menuju chromos untuk ditimbang dan disaring menuju silo untuk disimpan sementara. 2. Uraian Proses Bahan Baku Bulu Ayam Bahan baku bulu ayam yang digunakan merupakan bulu ayam kering. Bahan baku bulu ayam yang didapatkan oleh perusahaan sudah dalam kondisi kering, sehingga tidak ada proses pengeringan bulu ayam yang berdampak pada lingkungan. Proses pembuatan pellet bulu ayam ( chicken feather meal ) dilakukan secara manual dengan menggunakan mesin pellet bulu ayam. Bulu ayam dimasukkan dengan cara ditekan dalam mesin pellet yang bersuhu sekitar 200-300oC, pengaturan suhu dilakukan secara manual supaya bulu ayam tidak gosong dan nutrisi yang terdapat pada bulu ayam juga tidak ikut terbakar, hasil pemeletan di packing dalam karung sebelum digunakan untuk bahan. 3. Uraian Proses Bahan Baku Kedelai Bahan baku kacang kedelai disimpan terlebih dahulu dalam bin extruder dengan menggunakan elevator, kemudian kacang kedelai masuk ke hammer mill extruder untuk digiling menjadi ukuran yang lebih kecil. Kemudian mesh kacang kedelai masuk ke mesin extruder dengan suhu 100 oC dan ditekan dengan menggunakan steam sebanyak 1000 kg/jam dengan tekanan 1 bar, mesh kacang kedelai keluar dari mesin extruder dengan suhu 130 oC kemudian didinginkan dengan cooler sehingga suhu menjadi kurang dari 40 oC (5oC dari suhu lingkungan). Dari cooler kemudian dibawa ke bin packing extruder untuk dipacking dalam karung ukuran 50 kg sebelum digunakan.
15
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL)
B. Mesin dan Alat Produksi 1. Chain/rantai penyalur Chain/ rantai penyalur adalah alat yang berupa susunan rantai yang berisi sayap yang berfungsi untuk menyalurkan bahan baku. Chain digerakkan oleh motor listrik yang sebelumnya putaran motor akan direduksi oleh gear box. 2. Screw Conveyor Screw Conveyor berupa alat semacam ulir yang berfungsi sebagai penyalur
material yang berupa serbuk/tepung. Conveyor digerakkan oleh motor listrik yang direduksi oleh sebuah gear box. Selain untuk menyalurkan bahan baku, conveyor juga berfungsi untuk pengaduk/pencampur bahan baku sebelum bahan baku masuk ke mesin mixing atau mesin pelleting. 3. Elevator Elevator adalah suatu alat produksi yang digunakan untuk menaikkan bahan baku ke atas. Elevator ( lift ) terdiri dari mangkuk ( bucket ) yang dikaitkan pada rantai/belt, sehingga dengan putaran motor listrik yang telah direduksi. Susunan bucket yang di pasang pada rantai/belt membawa bahan baku naik ke atas sesuai dengan arah yang sudah ditentukan. 4. Dryer Dryer adalah tempat untuk menghasilkan panas yang digunakan untuk
mengeringkan jagung agar kadar air pada jagung dapat berkurang sesuai dengan standar di PT. Charoen Pokphand Indonesia. 5. Gear reduksi Digunakan untuk mereduksi/mengurangi kecepatan putaran dari motor listrik, agar sesuai dengan laju pada proses produksi yang diinginkan. Gear reduksi digunakan hampir di setiap alat yang menggunakan motor listrik. 6. Mesin ayakan Mesin ini digunakan untuk mengayak atau memisahkan antara bahan baku/pakan yang sudah jadi dengan kotoran yang tercampur didalamnya. Mesin ini memiliki beberapa tahap penyaringan. Tahap pertama, saringan dengan ukuran mesh 2 (1 inch 2 lubang), tahap kedua dengan ukuran mesh 10
16
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL)
(1 inch 10 lubang) dan tahap ketiga dengan ukuran mesh 12 (1 inch 12 lubang). Pakan ternak yang sudah tersaring akan masuk bin packing sebagai produk yang dihasilkan, sementara pakan ternak yang tidak dapat tersaring akan masuk ke bin pengembalian untuk selanjutnya diproses kembali. 7. Mesin timbangan Mesin yang digunakan adalah Chronos Richardson, dengan menggunakan system pneumatic dapat membuka dan menutup katup yang mengatur laju aliran bahan baku. Pada saat penimbangan berat bahan baku sudah diatur secara otomatis melalui system computer, sesuai dengan kode masing-masing bahan baku. Penggunaan timbangan juga digunakan untuk mengontrol stok agar tidak kelebihan beban ( overload ), selain itu juga dapat mengatur berapa banyak kebutuhan jagung yang akan dipakai dalam proses produksi. 8. Drumsieve Drumsieve adalah mesin yang digunakan untuk menyaring material yang sedang diproses dengan kotoran yang ikut serta. Didalamnya terdapat jaring jaring atau saringan, sehingga benda yang masuk kedalam drum penyaring (drumsieve), jika ukurannya lebih besar dari lubang saringan tersebut maka tidak dapat lolos dan akan keluar melalui saluran pembuangan. Sedangkan material yang lolos akan menuju proses selanjutnya. Drumsieve berada pada system produksi intake kasar, intake halus, dan silo. 9. Feed cleaner Prinsip kerjanya sama dengan drumsieve, feed cleaner (pembersih makanan) berada pada system produksi mixer. 10. Counter flow and cooling Counter flow & cooling adalah mesin yang digunakan untuk mengatur pakan ternak yang telah dicetak pada mesin pellet ke mesih crumble. Disini terdapat sensor untuk mengatur kapasitas pakan ternak yang masuk kedalam counter flow. Untuk pintu keluar menuju mesin crumble (peremuk), dibawahnya terdapat semacam katup yang bergerak maju mundur, digerakkan oleh motor listrik.
Selain
untuk
mengatur,
counter
flow
juga
berfungsi
untuk
17
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL)
mendinginkan pakan ternak agar tidak terlalu panas yaitu ±5 oC dari suhu udara luar dengan menggunakan blower. 11. Spout magnet Pada sput magnet, bahan baku akan dipisahkan dari kotoran khususnya dari benda logam. Di dalamnya terdapat semacam pipa besi yang dialiri arus listrik untuk membuat magnet sehingga dengan kekuatan magnet tersebut benda logam seperti besi akan dapat menempel pada spout magner. Spout magnet akan dibersihkan pada saat pergantian shift kerja dengan memutuskan aliran arus listrik. 12. Mesin hammer mill Hammer mill adalah mesin yang digunakan untuk menghancurkan, menggiling material kasar menjadi halus. Proses ini bertujuan untuk memperkecil ukuran material dari yang semula berbentuk butiran menjadi tepung (powder). Ada 3 mesin hammer mill yang digunakan, yaitu: a. Hammer mill 1 mempunyai kapasitas 16 ton/jam dengan jumlah pisau yang digunakan 96 buah mata pisau b. Hammer mill 2 mempunyai kapasitas 12 ton/jam, dengan jumlah pisau yang digunakan 96 buah mata pisau c. Hammer mill 3 mempunyai kapasitas 14 ton/jam dengan jumlah pisau yang digunakan 128 buah mata pisau Pada mesin hammer mill terdapat 8 as yang dapat digunakan untuk memasang pisau-pisau penghancur. 4 as dengan jarak dari sumbu standar sesuai dengan panjang semula pisau dan 4 as pisau dengan jarak as pisau dengan sumbu lebih panjang yang digunakan saat pisau sudah mengalami pengikisan/aus. Biasanya umur untuk satu pisau yang digunakan seluruhnya dapat bertahan selama 2 minggu, akan tetapi tergantung pada material yang dihancurkan. 13. Mesin mixing Mesin ini digunakan untuk mencampur adukan semacam bahan baku. Didalamnya terdapat 2 buah screw yang berputar secara berlawanan arah. Didalam mesin mixing mengalami 2 tahap, yaitu tahap dry mix dan tahap wet
18
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL)
mix. Tahap dry mix merupakan suatu proses pencampuran kering antara raw material dan hand add (obat, vitamin, dan material tambahan lainnya) dengan formula tertentu. Tahap ini berlangsung selama 30 detik. Tahap wetmix merupakan tahap proses pencampuran basah antara material hasil drymix dengan liquid (chlorine chloride (CC), alimet, fish oil , CPO, dan fungex) dengan formula tertentu. Tahap ini berlangsung selama 75 detik. 14. Mesin pelleting Mesin pelleting adalah mesin yang digunakan untuk mencetak bahan olahan yang telah diolah dari mesin mixing. Pertama bahan olahan yang baru dicampur melalui magnet yang terletak diatas mesin pellet. Hal tersebut dimaksudkan agar tidak ada kotoran atau logam yang masuk kedalam mesin pellet, karena bila terdapat logam maka akan menghambat proses pencetakan atau bahkan akan merusak mesin pellet. Proses pelletizing feed akan bercampur dengan uap air (steam) yang bertekanan dan didorong oleh pedal conditioner menuju ke mesin pellet. Ruang pellet memiliki die berdiameter 3,5 mm yang didalamnya dilengkapi dengan 2 roller die yang berputar. Roller die berfungsi untuk menekan bahan olahan pada die sehingga keluar dalam bentuk butiran. Pakan ternak yang berbentuk butiran ini selanjutnya akan dipotong oleh pisau yang terletak diluar die. Pada saat proses pemotongan, pakan ternak akan disemprot dengan menggunakan minyak kelapa sawit mentah atau Cruide Palm Oil (CPO). 15. Mesin crumbling Dalam mesin ini, pakan ternak yang berbentuk butiran diperkecil menjadi remukan (crumble) sesuai dengan pesanan konsumen. Di dalam mesin crumbling terdapat 2 buah roll yang berputar berlawanan serta dengan kecepatan yang berbeda. 16. Mesin packing dan mesin jahit Semua bentuk dan macam produk yang sudah jadi dipacking ke dalam karung sesuai dengan jenis dan kode pakan ternak tersebut.
19
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL)
17. Transportasi Merupakan mesin yang berfungsi untuk memindahkan bahan dari satu tempat menuju tempat yang lainnya sehingga mempermudah proses produksi. Mesin transportasi yang digunakan antara lain: a. Chain Conveyor Chain Conveyor merupakan alat transportasi yang akan mengalirkan bahan
baku ataupun barang jadi dengan arah pergerakan horizontal. Chain conveyor berbentuk rantai dengan sirip-sirip seperti tulang-tulang ikan
diantara mata rantainya. Alat transportasi ini digerakkan oleh sebuah motor penggerak dengan peratara reducer untuk mengurangi kecepatan putaran motornya. b. Bucket Elevator Bucket Elevator merupakan alat transportasi dengan arah pergerakkannya vertikal, yang membawa bahan baku kasar / halus maupun barang jadi dari chain conveyor bawah menuju chain-chain bagian atas dalam mangkuk-
mangkuk yang menempel pada belt conveyor dengan kecepatan yang tinggi. c. Forklift dan Loader Forklift Forklift adalah kendaraan yang digunakan untuk membawa bahan baku
ataupun barang jadi. Kendaraan ini dilengkapi dengan garpu pada bagian depannya dan dapat digerakkan naik-turun. Untuk pengangkutan bahan, forklift memerlukan pellet yang diletakkan pada bagian garpunya sehingga
dapat mengangkut bahan-bahan. Sedangkan
loader forklift
hanya
digunakan pada bahan yang berbentuk curah dan tidak membutuhkan pallet untuk menampung bahan. d. Turn Head Turn head adalah alat yang digunakan untuk menyalurkan bahan baku dan
menjadi bahan jadi menuju tong tempat penyimpanan di bangian produksi yang dapat diatur arah pergerakkannya melalui corong.
20
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL)
C. Kapasitas Produksi Kapasitas produksi yang diijinkan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal no. 18/1/IP/II/PMDN/2011 adalah 100.000 ton/bulan dengan rincian produk butiran sebanyak 85% dan produk konsentrat sebanyak 15%.
B. 4. Garis Besar Komponen Rencana Kegiatan
4.1. Kesesuaian lokasi rencana kegiatan dengan tata ruang Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Demak No. 6 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Demak tahun 2011-2031, lokasi kegiatan berada pada wilayah/daerah yang diperuntukkan sebagai kawasan peruntukkan industri dalam hal ini pembangunan pabrik pakan ternak. Hal ini diperkuat oleh ijin lokasi yang diberikan oleh pemerintah setempat. Dengan demikian tidak ada pertentangan dengan peruntukkan lahan.
Gambar B.3 Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Demak Sumber: BPS Kabupaten Demak, 2013
21
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL)
4.2. Persetujuan Prinsip Rencana Kegiatan Berdasarkan Keputusan Kepala Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu dan Penanaman Modal Kabupaten Demak No. 503.02/02326/V/2011 tentang Pemberian Ijin Lokasi pembangunan pabrik pakan ternak memutuskan memberikan ijin lokasi usaha pabrik pembuatan pakan ternak kepada PT. Charoen Pokphand Indonesia.
Rona Lingkungan Sekitar
Kabupaten Demak adalah salah satu Kabupaten di Jawa Tengah yang terletak pada 6º43'26" - 7º09'43" LS dan 110º48'47" BT dan terletak sekitar 25 km di sebelah timur Kota Semarang. Demak dilalui jalan negara (pantura) yang menghubungkan Jakarta-Semarang-Surabaya-Banyuwangi. Kabupaten Demak memiliki luas wilayah seluas ± 1.149,07 KM², yang terdiri dari daratan seluas ± 897,43 KM², dan lautan seluas ± 252,34 KM². Sedangkan kondisi tekstur tanahnya, wilayah Kabupaten Demak terdiri atas tekstur tanah halus (liat) dan tekstur tanah sedang (lempung). Dilihat dari sudut kemiringan tanah, rata-rata datar. Dengan ketinggian permukaan tanah dari permukaan air laut (sudut elevasi) wilayah Kabupaten Demak terletak mulai dari 0 M sampai dengan 100 M. Beberapa sungai yang mengalir di Demak antara lain: Kali Tuntang, Kali Buyaran, dan yang terbesar adalah Kali Serang yang membatasi Kabupaten Demak dengan Kabupaten Kudus dan Jepara. Kabupaten Demak mempunyai pantai sepanjang 34,1 Km, terbentang di 13 desa yaitu desa Sriwulan, Bedono, Timbulsloko dan Surodadi (Kecamatan Sayung), kemudian Desa Tambakbulusan Kecamatan Karangtengah, Desa Morodemak, Purworejo dan Desa Betahwalang (Kecamatan Bonang) selanjutnya Desa Wedung, Berahankulon, Berahanwetan, Wedung dan Babalan (Kecamatan Wedung). Sepanjang pantai Demak ditumbuhi vegetasi mangrove seluas sekitar 476 Ha.
22
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL)
A. Fisik Kimia Kualitas Udara Ambien Kualitas udara ambien di lokasi kegiatan cukup baik, hal ini diwakili dari hasil uji analisa laboratorium Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah bahwa semua parameter hasil pengujian kualitas udara masih dibawah baku mutu yang diperkenankan. Adapun parameter kualitas udara yang diukur meliputi Sulfur Dioksida (SO2), Nitrogen Dioksida (NO 2), Amonia (NH3), Oksidan (Ox), Hidrogen disulfida (H2S), Karbon Monoksida (CO), serta Debu. Hasil pengukuran berdasarkan analisa laboratorium termuat dalam tabel B.4. sebagai berikut: Tabel B.6. Hasil Pengujian Udara Ambien di Lokasi PT. Charoen Pokphand Indonesia unit Demak Oktober 2013 No.
Parameter
Satuan
1
Nitrogen Dioksida (NO2)
Ppm
2
Sulfur dioksida (SO2)
µg/Nm3
3
Oksidan (Ox)
4
Hasil Analisis
NAB
Keterangan
0,001
316
< NAB
<0,013
632
< NAB
Ppm
0,008
200
< NAB
Amoniak (NH3)
Ppm
0,01
2
< NAB
5
Karbon Monoksida (CO)
µg/Nm3
1,415
15.000
< NAB
6
Hidrogen Sulfida (H2S)
Ppm
0,001
0,02
< NAB
7
Debu
µg/Nm3
0,036
-
< NAB
Sumber: Hasil pemeriksaan Laboratorium Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah, Oktober 2013
Baku mutu yang digunakan ialah Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah No. 8 tahun 2001 tentang baku mutu udara ambien di Provinsi Jawa Tengah. Hasil pengujian udara ambien menunjukkan bahwa semua parameter udara ambien yang diuji masih memenuhi baku mutu lingkungan dengan nilai di bawah NAB yang ditentukan. Hasil tersebut menunjukkan kondisi udara rencana lokasi pembangunan pabrik aman untuk karyawan konstruksi maupun masyarakat sekitar lokasi.
Kebisingan Tingkat kebisingan di lokasi, berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan,
23
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL)
tingkat kebisingan di lokasi kegiatan berada di bawah baku mutu yang diperbolehkan. Tabel B.5 merupakan tabel pengukuran kebisingan yang telah dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah pada bulan Oktober 2013. Tabel B.7. Hasil Pengujian Kebisingan di Lokasi PT. Charoen Pokphand Indonesia unit Demak Oktober 2013 No.
1.
2.
Lokasi
Rona awal pembangunan pabrik pakan ternak PT. Charoen Pokphand Jln Raya Semarang-Demak Km. 9 Kab. Demak Pintu masuk pabrik pakan ternak PT. Charoen Pokphand Jln Raya Semarang-Demak Km. 9 Kab. Demak
Intensitas Kebisingan (dBA) Range Leq 49,8-68,3 61,73
63,5-84,8
77,64
Nilai Ambang Batas 85
-
Keterangan
-
Sumber: Hasil pemeriksaan Laboratorium Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah, Oktober 2013
Air bersih Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa kebutuhan air bersih di area lokasi indutri pembuatan pakan ternak bergantung pada sumber air dari sumur dangkal, untuk itu kualitas air yang sesuai persyaratan baku mutu air bersih mutlak diperlukan, dan pemrakarsa telah melakukan pengujian dan analisis laboratorium. Dalam melakukan pengujian dan analisis laboratorium, baku mutu yang digunakan ialah Peraturan Menteri Kesehatan No. 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air. Berikut merupakan hasil uji laboratorium terhadap air bersih yang diambil di sebelah kiri tapak proyek PT. Charoen Pokphand Indonesia Demak yakni sumber air yang ada di PT. Etercon Pharma.
24
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL)
Tabel B.8. Hasil Pengujian Kualitas Air Bersih di Lokasi PT. Charoen Pokphand Indonesia unit Demak Oktober 2013 No.
1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1
Parameter
I. FISIKA Bau Jumlah zat padat terlarut (TDS) Kekeruhan Rasa Suhu Warna II. KIMIA ANORGANIK Air raksa (Hg) Arsen (As) Besi (Fe) Fluorida Kadmium (Cd) Kesadahan (CaCO3) Khlorida Kromium valensi 6 Mangan (Mn) Nitrat sebagai N Nitrit sebagai N Ph Selenium (Se) Seng (Zn) Sianida Sulfat Timbal (Pb) III. KIMIA ORGANIK Detergen Zat Organik (KMnO4) IV. MIKROBIOLOGI Total Coliform
Satuan
Hasil Analisis
Kadar maksimum yang diperbolehkan
Keterangan
mg/l
Tidak berbau 423
Tidak berbau 1500
Memenuhi syarat Memenuhi syarat
Skala NTU o C Skala TCU
0,64 Tidak berasa 33,4 19
25 Tidak berasa Tudara ±3 oC 50
Memenuhi syarat Memenuhi syarat Memenuhi syarat Memenuhi syarat
mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l
<0,3 0,60 <0,0005 14,5 43,2 <0,01 <0,1 0,09 <0,001 8,69 <0,005 0,001 140 <0,005
0,001 0,05 1,0 1,5 0,005 500 600 0,05 0,5 10 1,0 6,5-9,0 0,01 15 0,1 400 0,05
Memenuhi syarat Memenuhi syarat Memenuhi syarat Memenuhi syarat Memenuhi syarat Memenuhi syarat Memenuhi syarat Memenuhi syarat Memenuhi syarat Memenuhi syarat Memenuhi syarat Memenuhi syarat Memenuhi syarat Memenuhi syarat Memenuhi syarat Memenuhi syarat Memenuhi syarat
mg/l mg/l
0,12 17,1
0,5 10
Memenuhi syarat Tidak memenuhi syarat
Jml/100 ml
1200
50
Tidak memenuhi syarat
Sumber: Hasil pemeriksaan Laboratorium Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah, Oktober 2013
Dari hasil pemeriksaan dan analisis laboratorium air bersih yang diambil secara umum cukup baik, namun bila dikonsumsi sebagai air minum perlu
25
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL)
adanya treatment terlebih dahulu mengingat adanya nilai pada parameter kesadahan dan sulfat. Tingginya kadar KMnO4 bisa disebabkan oleh karena adanya pembusukan kadar zat organis tinggi, maka umumnya kadar Fe dan Mn akan tinggi pula dan dalam keadaan kelarutan O 2 kurang sekali (anaerob), maka unsur-unsur Fe dan Mn akan larut. Pada permukaan air akan tumbuh alga (lumut) karena adanya sinar matahari dan O 2. Sedangkan tingginya kadar E-coli bisa disebabkan oleh dekatnya sumber air bersih dengan sumber pencemar dari selokan dan saluran pembuangan. B. Biologi Berdasarkan hasil pengamatan visual terhadap keberadaan flora dan fauna di dalam maupun diluar lokasi perusahaan, vegetasi darat yang tumbuh di lokasi diantaranya rumput, dan tanaman bambu. Sedangkan komponen fauna darat, dijumpai beberapa hewan ternak seperti kambing, sapi, ayam, insecta seperti capung, kupu-kupu, dan kumbang, serta burung. Dari hasil pengamatan tidak ditemukan adanya flora maupun fauna langka.
C. Sosial Budaya Data aspek kependudukan hanya dibatasi pada desa di lokasi tapak kegiatan, hal ini dikarenakan dampak yang mungkin timbul diperkirakkan tidak terlalu luas dan berpengaruh hingga desa lain. Berdasarkan data dari Kecamatan Sayung Dalam Angka tahun 2013, Kecamatan Sayung merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Demak. Sebelah utara wilayah ini berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Karangtengah, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Mranggen, serta sebelah barat berbatasan dengan Kota Semarang. Jarak terjauh dari barat ke timur adalah sepanjang 8 km dan dari utara ke selatan sepanjang 16 km. Jarak dari Kecamatan Sayung ke pusat kota Demak adalah 16 km. Secara administratif, luas wilayah Kecamatan Sayung adalah 78,80 km2, terdiri dari 20 desa. Sebagai daerah agraris yang sebagian
26
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL)
besar penduduknya hidup dari pertanian, wilayah Kecamatan Sayung terdiri atas lahan sawah yang mencapai luas 2.628,85 ha, dan selebihnya adalah lahan kering 5.251,15 ha. Menurut penggunaannya, sebagian besar lahan sawah yang digunakan berpengairan tadah hujan 2.628,85 ha. Dari luas wilayah tersebut, luas wilayah Desa Sayung adalah sebesar 4,56 km 2 dan luas wilayah Desa Purwosari adalah sebesar 3,93 km 2. Berikut Data jumlah penduduk dan jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan dan data jumlah sarana pendidikan serta tenaga pendidik di Desa Sayung-Purwosari. Tabel B.9. Jumlah Penduduk Desa Sayung dan Desa Purwosari Desa
Jumlah Penduduk (jiwa)
Sayung
6383
Purwosari
4739
Sumber : Kecamatan Sayung Dalam Angka, 2013
Tabel B.10. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Jumlah (jiwa) Desa Sayung
Desa Purwosari
Belum pernah sekolah
720
284
Belum tamat SD
856
360
Tidak tamat SD
776
348
Tamat SD
873
1170
Tamat SLTP
1105
1372
Tamat SMU
882
1049
54
103
Tamat akademi/Univ Sumber : Kecamatan Sayung Dalam Angka, 2013
Tabel B.11. Jumlah Sarana Pendidikan dan Tenaga Pendidik Sarana Pendidikan
Tenaga Pendidik
Kecamatan
Sayung
TK
SD/MI
SLTP/MTs
SMU/MA
TK
SD/MI
SLTP/MTs
SMU/MA
25
52
17
11
70
522
377
343
Sumber : Kecamatan Sayung Dalam Angka, 2013
27
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL)
D. Kesehatan Masyarakat Parameter Lingkungan Yang Berpotensi Terdampak Parameter lingkungan yang berpotensi besar terkena dampak dari rencana kegiatan dan berpengaruh pada kesehatan adalah :
Parameter udara akibat timbulnya debu yang berpengaruh pada kesehatan saluran pernapasan atas.
Parameter kebisingan akibat bunyi peralatan kerja yang berpengaruh pada kualitas kesehatan pendengaran.
Parameter air permukaan akibat limbah cair yang berpengaruh pada kesehatan kulit dan pencernaan.
Potensi Timbulnya Penyakit Potensi timbulnya penyakit dapat didekati dengan kesamaan potensi dampak yang akan muncul dengan jenis penyakit yang sering diderita oleh penduduk di sekitar. Daftar 10 jenis penyakit yang sering diderita disajikan pada tabel berikut ini Tabel B.12. Sepuluh Besar Penyakit Rawat Jalan di Kabupaten Demak No
Diagnosa
Jumlah Kasus
1
Infeksi akut lain pd sal.pernpsn bag.atas
89.546
2
Rheumatoid arthritis lain
61.402
3
Gastritis
50.526
4
Influenza, virus tak teridentifikasi
50.496
5
Nasopharingitis akuta (common cold)
34.239
6
Diare dan gastroenteritis non spesifik
31.604
7
Hipertensi primer
29.976
8
Pusing
29.402
9
Penyakit lain pd sal pernafasan bag. atas
28.548
10
Demam
27.607
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Demak, 2011
Jumlah kasus penyakit terbanyak adalah penyakit yang terkait dengan saluran pernafasan, hal ini berarti bahwa perusahaan wajib melakukan pengelolaan
28
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL)
agar tidak terjadi pencemaran udara sehingga tidak menambah jumlah kasus penyakit saluran pernafasan.
Sumberdaya Kesehatan Sumberdaya kesehatan yang dimaksud meliputi sarana dan prasarana kesehatan, serta tenaga medis. Sarana kesehatan berupa 2 unit puskesmas dan 5 puskesmas pembantu, 20 Polindes, dan 5 Rumah Bersalin dengan tenaga medis yaitu 21 dokter, 11 paramedis, 27 bidan, dan 42 dukun bayi.
Kondisi Sanitasi Lingkungan Berdasarkan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Demak Tahun 2011, Dalam tataran rumah tangga, gambaran diambil melalui Studi EHRA yang dilakukan oleh Dinkes.
Studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment ) atau
Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan adalah studi untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan perilaku-perilaku yang berisiko pada kesehatan warga. Fasilitas sanitasi yang diteliti mencakup, sumber air minum, layanan pembuangan sampah, jamban, dan saluran pembuangan air limbah rumah tangga. Untuk perilaku, yang dipelajari adalah cuci tangan pakai sabun, buang air besar, pembuangan kotoran anak, dan penanganan sampah. Ukuran sampel EHRA Kabupaten Demak adalah 800 rumah tangga. Dengan ukuran populasi kota sebesar 326.377 rumah tangga, CL ( Confidence Level ) sebesar 95%, maka CI ( Confidence Interval ) yang didapat dari ukuran sampel itu adalah sebesar 0,245%. Sampel ditarik secara acak (random) dengan teknik multistage dan random sistematis. Jumlah sampel per desa diambil secara proporsional berdasarkan ukuran populasi rumah tangga di desa. Yang menjadi primary sampling unit adalah RT (Rukun tetangga). Di setiap RT, diambil acak rumah tangga dengan tiga pilihan teknik, yakni
sistematis
(urutan rumah), random walk , atau metode EPI. Yang dicakup EHRA adalah lima kecamatan di Kabupaten Demak, yakni rumah tangga),
Sayung
Mranggen (populasi: 43.243
(populasi: 28.206 rumah tangga), dan
Bonang
29
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL)
(populasi:
29.113
rumah
tangga),
Wedung
(populasi
:22.019)
dan
Kebonagung (populasi : 12.101). Berdasarkan penilaian risiko kesehatan lingkungan Kabupaten Demak, responden yang memiliki sarana pengolahan air limbah adalah sebanyak 38,9%. Sebanyak 62,1% penduduk membuang air bekas pakai ke sungai. Menurut 80,3% responden, kejadian banjir terjadi beberapa kali. Perilaku buang air besar bagi anggota keluarga yang sudah dewasa di jamban pribadi sebanyak 66,4%. Ke MCK/WC umum (3,4%), ke WC apung (6,8%), ke sungai/pantai/laut (28,9%), ke kebun/pekarangan (7,1%), ke selokan/parit/got (0,5%), ke lubang galian (2,6%), lainnya (3,1%), jawaban tidak tahu (1,3%). Orang yang sering BAB di tempat terbuka dapat diketahui pada anak 5-12 tahun (47,4%) , remaja (29,4%), dewasa ( 31,4%), lanjut usia (46,3%) , dan perilaku BAB di tempat terbuka pada anak hingga dewasa
lebih banyak
dilakukan oleh laki-laki, sedangkan pada lanjut usia atau tua, lebih banyak perempuan yang BAB di tempat terbuka. Kloset yang banyak dipakai adalah kloset jongkok (51,4%) , sedangkan yang menggunakan duduk siram (1,5%), plengsengan (1,0%), cemplung (10,4%), dan yang tidak punya kloset (35,8%). Perilaku memakai sabun ketika mandi, cuci dan cebok sebanyak 89,1%, sedangkan yang tidak menggunakan sabun sebanyak 10,9%. Kondisi sampah di lingkungan adalah berserakan
sebanyak 44,6% dan pada pengelolaan
sampah kebanyakan dibakar (31,1%) dan dibuang ke sungai/kali/laut/danau (31,7%). Kejadian penyakit diare, lebih banyak diderita oleh anak balita (39,3%), sedangkan anak non balita (21,5%), remaja laki-laki (12,4%), remaja perempuan (8,8%), dewasa laki-laki (14,5%), dewasa perempuan (19,3%). Sedangkan, berdasarkan peninjauan yang telah dilakukan oleh pemrakarsa di Desa Sayung dan Desa Purwosari, sebagian penduduk menggunakan air dari PAM dan sebagian lain menggunakan sumur sebagai sumber air bersihnya.
30
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL)
Sebagian besar penduduk (98%) telah memiliki kamar mandi dan WC keluarga.
4.3.
Komponen Kegiatan Penyebab Dampak
4.3.1.Tahap Pra-Konstruksi A. Perijinan dan Sosialisasi Proyek Kegiatan ini merupakan bentuk pendekatan pemrakarsa kepada masyarakat sekitar rencana lokasi pembangunan pabrik. Kegiatan ini meliputi kegiatan sosialisasi, pengenalan, serta penjelasan dan pengertian mengenai rencana pembangunan pabrik pakan ternak. Pengenalan dilakukan meliputi penjelasan mengenai tujuan pembangunan serta keuntungan dan manfaat yang bisa diperoleh masyarakat jika pabrik terbangun di area mereka. 4.3.2. Tahap Konstruksi A. Mobilisasi Material dan Peralatan Mobilisasi
material/bahan
baku
dan
peralatan
merupakan
kegiatan
memasukkan material dan peralatan yang digunakan untuk konstruksi dan instalasi bangunan menuju lokasi rencana kegiatan. Pengiriman pada umumnya menggunakan kendaraan pengangkut berupa truk dengan beberapa variasi kapasitas. B. Pemenuhan Tenaga Kerja Tenaga kerja yang dimaksud dalam hal ini adalah tenaga kerja untuk kegiatan konstruksi. Bentuk bangunan didominasi struktur dari susunan batu bata, sehingga tenaga kerja yang dibutuhkan adalah tenaga terampil pada bidang tersebut. Jumlah tenaga kerja disesuaikan dengan tahapan dan lama pekerjaan yang dilakukan. Kebutuhan tenaga kerja selama kegiatan konstruksi sebagian besar berasal dari sekitar Desa Sayung dan Desa Purwosari (tenaga kerja lokal). C. Pekerjaan Konstruksi Kegiatan konstruksi yang dilakukan untuk pembangunan pabrik pembuatan pakan ternak meliputi kegiatan pembangunan gedung, pembangunan
31
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL)
prasarana sipil, dan pembangunan mekanikal dan elektrikal. Proses konstruksi dilakukan secara bertahap dan melmbutuhkan banyak tenaga kerja serta bahan material baik material ringan maupun berat. Proses konstruksi ini sangat mempengaruhi bentuk bangunan kedepannya, mulai dari pemilihan bahan baku sampai pada desain pabrik. Dalam kegiatan konstruksi, pemrakarsa harus lebih detail agar dampak lingkungan yang terjadi kedepannya tidak mengganggu stabilitas lingkungan maupun masyarakat sekitar. D. De-Mobilisasi Material dan Peralatan Kegiatan de-mobilisasi sisa material dan peralatan adalah kegiatan pembuangan material sisa konstruksi dan pengembalian peralatan keluar dari lokasi kegiatan. Pembuangan material sisa konstruksi menggunakan truk pengangkut. 4.3.3.Tahap Operasi A. Pemenuhan Tenaga Kerja Operasi Tenaga kerja untuk operasional PT. CPI unit Sayung menggunakan tenaga kerja dari dalam negeri. Tenaga kerja untuk proses operasional terdiri dari tenaga kerja harian dan tenaga kerja borongan yang dalam rencana akan dilakukan perekrutan sebanyak ± 280 orang dengan rincian ± 100 orang untuk tenaga harian dan ± 180 orang untuk tenaga borongan. Sebagian besar tenaga kerja yang akan dapat dipenuhi dari Kabupaten Demak atau kabupaten di wilayah sekitar. B. Kegiatan Operasional Perusahaan a. Mobilisasi Kendaraan Angkut Meliputi kegiatan pengangkutan bahan baku menggunakan truk pengangkut. kendaraan
Mobilisasi (biosecurity )
kendaraan dengan
termasuk
penyemprotan
kegiatan
desinfeksi
desinfektan
pada
kendaraan yang keluar/masuk area perusahaan. Hal ini adalah salah satu upaya untuk mencegah terjadinya penyebaran bibit penyakit. Mobilisasi kendaraan angkut biasanya dipandu oleh seorang pemandu truk untuk
32
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL)
mengatur lalu lintas truk agar tidak terjadi kemacetan di lokasi penurunan bahan baku. Selain itu, proses bongkar muat truk juga dilakukan penimbangan di area truck scale untuk menghitung volume beban truk. Mobilisasi keluar masuk dari dan menuju PT. CPI unit Sayung menggunakan truk tentunya akan mempengaruhi volume lalu lintas dan beban jalan sehingga mobilisasi kendaraan harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan dampak lingkungan yang merugikan semua pihak. b. Operasional Kantor Meliputi aktivitas kantor. Aktivitas kantor yang berlangsung sebagaimana umumnya sebuah kantor, dengan sebagian besar kegiatan yang bersifat administratif dan manajerial. c. Laboratorium Pengoperasian laboratorium dilakukan untuk menguji kualitas produk yang dihasilkan dengan menggunakan bahan kimia. Bahan kimia yang digunakan sangat sedikit karena sebagian mesin di laboratorium milik PT. CPI unit Sayung nantinya akan bekerja secara otomatis. d. Operasional Produksi Secara umum, kegiatan yang paling menimbulkan dampak ialah kegiatan produksi karena produk yang akan dihasilkan di PT. CPI unit Sayung akan jauh lebih besar dibandingkan dengan pabrik sebelumnya. Penjelasan di bawah ini merupakan gambaran proses produksi secara garis besar. 1.
Operasional Intake Intake merupakan proses pengisian material dari warehouse menuju ke bin milling dan bin mixing melalui proses penimbangan dan penyaringan yang terdiri dari drumsieve dan spoutmagnet. Proses intake dimulai dari pemasukan raw material dari gudang. Dalam memasukkan material ini, antara material kasar dan material halus harus dibedakan. Untuk material kasar dimasukkan pada tempat tersendiri yang mempunyai saringan kecil yang selanjutnya akan
33
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL)
menuju bin milling, sedangkan untuk material halus dimasukkan ke tempat lain yang mempunyai saringan lebih besar. Hal ini dimaksudkan agar material lebih cepat masuk. Material halus selanjutnya akan menuju bin mixing. Setelah material dimasukkan, material akan ditimbang secara otomatis oleh chronos. Hal ini dimaksudkan untuk pengontrolan stock agar tidak terjadi overload yang dapat menghambat laju conveyor dan elevator. Setelah melewati elevator material akan masuk spoutmagnet. Proses ini bertujuan untuk memisahkan logam yang bercampur dengan raw material. Setelah material bersih dari logam, material akan masuk kedalam drumsieve. Selanjutnya material akan disimpan di dalam bin milling dan bin mixing. 2.
Operasional Milling atau Grinding Proses milling merupakan proses penggilingan material kasar menjadi halus. Proses ini bertujuan untuk memperkecil ukuran material dari bentuk butiran menjadi bentuk tepung (powder). Pada proses milling terdiri dari proses pengancuran, pemotongan, dan penumbukan. Proses pengecilan ukuran material ini dimaksudkan untuk:
Membuat ukuran yang sama pada semua raw material
Memudahkan pencampuran bahan (mixing) secara cepat dan merata
Memudahkan dalam pembuatan pellet menjadi lebih kuat kerekatannya
Raw material yang akan di milling terlebih dahulu ditampung dalam bin mill. Penampungan ini bertujuan untuk mengatur kontinuitas proses milling. Pada bin milling terdapat turn head yang berfungsi untuk mengubah arah aliran material yang akan mengalami proses railing. Mesin yang digunakan adalah mesin Hammer Mill. Mesin ini memiliki kecepatan putar 1500 sampai 3000 rpm yang mampu
34
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL)
memotong raw material hingga menjadi tepung yang berukuran ±0,01 mm sampai 0,03 mm. Raw material yang masuk ke hammer mill tadi kemudian diarahkan ke sekat pengarah bahan baku (turn head). Arah curahan material searah dengan putaran as yang menggerakkan pisau-pisau pemotong karena gerakan putaran as yang cepat maka raw material yang telah digiling kemudian diangkut oleh screw conveyor dengan arah horizontal menuju bucket elevator kearah vertical. Material tersebut kemudian disimpan didalam bin mixing. 3.
Operasional Mixing Mixing merupakan suatu proses pencampuran material solid maupun liquid sehomogen mungkin sesuai dengan formulasi dan waktu tertentu pada mixer yang dikendalikan oleh WEM. Mixing dapat disebut juga sebagai heart of production processing karena proses mixing sebagai handling dari setiap kegiatan produksi lain, yaitu intake/silo, hammer mill (milling), pelleting dan packing. Proses mixing dibagi dalam dua tahap, yaitu tahap drymix dan tahap wetmix. Tahap drymix merupakan suatu tahap proses pencampuran bahan antara raw material dengan hand add (obat, vitamin, dan material pelengkap lainnya). Tahap ini berlangsung selama 30 detik. Tahap wetmix merupakan suatu tahap proses pencampuran basah anatara material hasil drymix dengan liquid (chlorine chloride/CC, alimet, fish oil, CPO, dan fungek) tahap ini berlangsung selama 75 detik. Mixing mempunyai bin mixing yang berjumlah 24 bin. Masing-masing bin berisi raw material yang berasal dari intake maupun dari milling. Proses mixing dimulai dari raw material yang berasal dari intake maupun hasil dari proses milling. Raw material yang berada dalam bin tadi kemudian ditimbang dengan formulasi tertentu. Beban maximum yang dapat ditampung oleh timbangan adalah 3,5 ton
35
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL)
namun pengisian timbangan sebesar 3,3 ton. Hal ini dimaksudkan agar tidak overload dan juga menjaga utilitas mesin. Pada saat yang bersamaan, hand add dimasukkan melalui saluran yang berbeda. Setelah kapasitas hand add sesuai dengan formula yang telah ditentukan kemudian raw material yang telah ditimbang tadi dimasukkan bersama-sama kedalam mixer. Mixer akan dikendalikan oleh WEM yang dijalankan oleh operator, mixer akan memasuki tahap drymix selama 30 detik. Selanjutnya akan dilanjutkan tahap wetmix selama 75 detik. Pada tahap wetmix, liquid akan disemprotkan dengan kadar tertentu sehingga bercampur dengan raw material dan hand add yang telah di mixer. Setelah proses wetmix selesai maka katup pada mixer akan terbuka dan mengalirkan material hasil mixing ke elevator. Selanjutnya elevator akan membawa material tersebut ke bin pelleting. 4.
Operasional Pelleting Proses pelleting merupakan proses pembentukan mash feed complet menjadi bentuk butiran pellet atau crumble. Pada pembuatan pellet dialirkan uap panas (steam) dengan tekanan tertentu sesuai dengan keadaan produk. Pengaliran uap ini bertujuan untuk:
Membantu proses perekatan (gelatinisasi) sehingga feed dapat dibentuk pellet
Membunuh bibit penyakit yang terkandung didalam pakan tersebut
Feed dapat dengan mudah dipadatkan atau dimampatkan sesuai dengan ukuran yang diinginkan.
Proses pelleting dimulai dengan pengeluaran raw material dari bin pellet menuju ke condisioner penghasil uap panas bertekanan 1,5-2,5 bar dan bersuhu 80 o C. Pada proses pelleting feed akan bercampur dengan steam yang bertekanan dan didorong oleh pedal conditioner menuju mesin
36
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL)
pellet. Ruang pellet memiliki die diameter 3,5 mm yang didalamnya memiliki 2 buah roller die yang berputar. Roller die berputar untuk menekan feed pada die sehingga keluar dalam bentuk pellet. Feed yang berbentuk pellet selanjutnya akan dipotong oleh pisau yang terletak diluar die. Pada saat proses pemotongan, feed akan dicalspray dengan menggunakan cruid oil (CPO). Proses calspray ini bertujuan untuk menambah kadar lemak (fat) yang efektif pada feed. Feed yang berbentuk pellet tadi kemudian masuk kedalam ruang pendingin (cooler) sampai suhu feed mencapai 5 oC dari suhu ruangan. Proses pendinginan ini dilakukan dengan menggunakan blower sebagai penyerap udara dan debu-debu yang ada di dalam cooler. Dari cooler feed akan dibagi menjadi 2, untuk feed dalam bentuk pellet maka akan langsung masuk kedalam bin packing. Sedangkan feed yang akan dibentuk crumble maka akan menuju mesin crumbling. Di dalam mesin crumbling feed yang berbentuk pellet akan dipecah lagi menjadi lebih kecil dengan ukuran 2 mesh (1 inch 2 lubang). Feed yang tidak tersaring akan dibuang menjadi sampah. Tahap kedua adalah dengan ukuran 10 mesh (1 inch 10 lubang). Feed yang tidak tersaring akan menuju bin packing dan yang tersaring akan menuju bin pengembalian yang pada akhirnya akan diproses kembali. 5.
Operasional Packing Proses packing merupakan proses pengemasan feed baik dalam bentuk butiran ( pellet dan crumble) maupun dalam bentuk konsentrat. Proses pengemasan ini bertujuan untuk:
Kemasan
memenuhi
sasaran:
keamanan
( safety )
dan
kemanfaatan (usibility ). Kemasan melindungi produk pada saat proses distribusi ke konsumen.
Kemasan dapat meningkatkan harga pasar. Melalui kemasan identifikasi produk menjadi lebih efisien dan mencegah
37
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL)
pertukaran dengan produk lain. Kemasan merupakan satusatunya cara perusahaan dalam membedakan produknya.
Manajemen dapat mengemas produknya untuk meningkatkan laba. Proses pengemasan pada PT. CPI unit Sayung berdasarkan pada bentuk dan feed. Untuk feed yang berbentuk pellet dan crumble, pengemasan dilakukan dengan menggunakan bag secara langsung. Sedangkan feed yang berbentuk konsentrat akan dikemas dengan menggunakan dua kemasan yaitu pada bagian dalam dengan menggunakan plastik innerbag bertujuan agar feed yang berbentuk konsentrat tidak berhamburan keluar dari bag.
Ukuran kemasan atau bag yang akan digunakan di PT. CPI unit Sayung adalah bag berukuran 50 Kg. Bag yang digunakan sebagai pengemasan produk diberi label dengan tujuan memberi informasi tentang:
Perusahaan yang memproduksi
Jenis produk yang berbentuk pallet, crumble, dan consentrat
Komposisi (ingredient ) produk
Aturan pemakaian produk
6. Operasional Genset Generator hanya digunakan sebagai cadangan listrik. Terdapat satu unit bangunan ruang generator yang dilengkapi dengan silencer dan terdapat 2 (dua) unit generator sebagai cadangan 7. Operasional Boiler Boiler digunakan untuk menghasilkan steam yang akan digunkaan dalam proses pellet. 8. Operasional Workshop Workshop merupakan lokasi yang digunakan untuk pengumpulan dan perbaikan peralatan perusahaan yang rusak.
38
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL)
e. Penyimpanan Bahan Baku 1. Penyimpanan bahan baku ( received and storaged ) Penyimpanan bahan baku dilakukan untuk mecegah kerusakan bahan baku sebelum dipakai dalam proses produksi. 2. Penyimpanan bahan jadi ( finished product storage) Penyimpanan bahan jadi merupakan proses penyimpanan pakan (produk jadi) di dalam gudang sebelum dipasarkan. Pakan yang disimpan sudah dalam kemasan karung yang siap angkut, sehingga ketika alat transport datang, bahan jadi sudah siap dibawa ke pasaran. 3. Pengangkutan produk jadi ( Loading to truck ) Pengangkutan produk jadi menggunakan truck setiap harinya. Truck yang dimanfaatkan sebagai alat transportasi mencapai 400 truck setiap harinya. f.
Pemeliharaan Mesin dan Gedung Pemeliharaan mesin dan peralatan adalah kegiatan yang kontinu dilakukan agar mesin dan peralatan dapat berfungsi secara baik dan optimal Pemeliharaan bangunan dan fasilitas dilakukan untuk merawat bangunan dan fasilitas agar tetap bersih dan dapat berfungsi secara optimal dalam proses produksi.
g. Peningkatan debit limpasan Menurut Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, Pertambangan dan Energi (DPUPPE) Kabupaten Demak, selama tahun 2012 di wilayah Demak telah terjadi 18 sampai dengan 129 hari hujan dengan curah hujan antara 434 mm sampai dengan 2671 mm. Perubahan tata guna lahan mempunyai pengaruh terhadap besarnya aliran air. Oleh karena itu, untuk memperkecil limpasan air hujan di masa yang akan datang perlu adanya upaya konservasi untuk pembuatan saluran drainase di sekitar area pabrik.
39
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL)
Gambaran Umum Proses Produksi GUDANG
INTAKE
CURAH
HALUS BIN MILLING
GUDANG BAGS
INTAKE KASAR
INTAKE SILO
SILO
BIN PELLETING
BIN MIXING
BIN PACKING
ROLLER STEAM
PELLETING
SHIFTER
PROSES PACKING
TRUCK MASUK TIMBANGAN 1
PAKAN
MILLING MIXING TRUCK MASUK
TRUCK
PAKAN
TIMBANGAN 2
DISIMPAN DI CRUMBLE
PARKIR DI
GUDANG
HAND ADD
AREA PARKIR
LIQUID KONSENTRAT TRUCK
ANTI JAMUR
MASUK PABRIK DRY LIQUID TRUCK MUAT PAKAN Alur Raw Material
TRUCK
Alur Pakan Ternak
KELUAR PABRIK
Gambar B.4 Proses Produksi Pembuatan Pakan ternak ( Feedmill )
40
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL)
4.4.
Prakiraan dampak yang terjadi
4.4.1. Pra-Konstruksi Dampak yang bisa timbul dari kegiatan perijinan dan sosialisasi ialah terjadinya konflik sosial di masyarakat berupa keresahan masyarakat. 4.4.2. Konstruksi Kegiatan konstruksi akan menimbulkan dampak sebagai berikut: A. Mobilisasi material dan peralatan Mobilisasi material dan mobil angkut akan menimbulkan dampak berupa penurunan kualitas udara, peningkatan debu, terjadinya ceceran bahan baku material di jalan, terjadinya dampak lalu lintas, yakni gangguan kinerja jalan berupa gangguan kenyamanan seperti kemacetan lalu lintas serta kerusakan jalan. B. Pemenuhan tenaga kerja Pemenuhan tenaga kerja menimbulkan dampak berupa terjadinya peningkatan kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan, serta
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL)
4.4.
Prakiraan dampak yang terjadi
4.4.1. Pra-Konstruksi Dampak yang bisa timbul dari kegiatan perijinan dan sosialisasi ialah terjadinya konflik sosial di masyarakat berupa keresahan masyarakat. 4.4.2. Konstruksi Kegiatan konstruksi akan menimbulkan dampak sebagai berikut: A. Mobilisasi material dan peralatan Mobilisasi material dan mobil angkut akan menimbulkan dampak berupa penurunan kualitas udara, peningkatan debu, terjadinya ceceran bahan baku material di jalan, terjadinya dampak lalu lintas, yakni gangguan kinerja jalan berupa gangguan kenyamanan seperti kemacetan lalu lintas serta kerusakan jalan. B. Pemenuhan tenaga kerja Pemenuhan tenaga kerja menimbulkan dampak berupa terjadinya peningkatan kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan, serta terjadinya konflik sosial berupa keresahan masyarakat. C. Pekerjaan konstruksi Pada saat kegiatan konstruksi, dampak yang sering terjadi adalah adanya peningkatan limbah padat domestik pekerja, limbah cair domestik domestik, terjadinya kecelakaan kerja, terjadinya peningkatan debu, peningkatan kebisingan, serta dampak peningkatan buangan material diperkirakan akan timbul buangan material yang merupakan bahan sisa dari kegiatan renovasi. D. De-mobilisasi material dan peralatan Kegiatan De-mobilisasi material dan mobil angkut akan menimbulkan dampak berupa penurunan kualitas udara dan debu, terjadi peningkatan kebisingan akibat kegiatan panduan truck dengan pengeras suara, terjadinya ceceran bahan baku material, terjadinya dampak lalu lintas, yakni gangguan kinerja jalan berupa gangguan kenyamanan seperti kemacetan lalu lintas serta kerusakan jalan. 41
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL)
4.4.3.Operasi Berikut merupakan komponen kegiatan operasi yang menimbulkan dampak A. Pemenuhan tenaga kerja operasi Pemenuhan tenaga kerja menimbulkan dampak berupa terjadinya peningkatan kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan, serta terjadinya konflik sosial berupa keresahan masyarakat. B. Kegiatan operasional perusahaan a. Mobilisasi kendaraan angkut Dampak yang ditimbulkan berupa penurunan kualitas udara dan debu, terjadi peningkatan kebisingan akibat kegiatan panduan truck dengan pengeras suara, terjadinya ceceran bahan baku yang jatuh ke jalan, terjadinya dampak lalu lintas, yakni gangguan kinerja jalan berupa gangguan kenyamanan seperti kemacetan lalu lintas serta kerusakan jalan. b. Operasional kantor Dampak operasional kantor yang terjadi adalah adanya peningkatan limbah padat domestik berupa plastik, kertas, dan sampah karyawan, peningkatan limbah cair domestik, serta terjadinya peningkatan limbah B3 berupa refrigant AC. c. Laboratorium Dampak operasional laboratorium berupa bahan kimia yang merupakan limbah B3. d. Operasional produksi
Pengoperasian Intake Pengoperasian Intake pada proses produksi adalah kegiatan penerimaan bahan baku. Dampak yang ditimbulkan dari kegiatan ini adalah adanya bahan baku yang tercecer. Ceceran bahan baku mengakibatkan timbulnya debu dan bau di ruang intake. Jumlah ceceran bahan baku tergantung pada banyak sedikitnya bahan baku yang diterima pada saat itu. 42
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL)
Pengoperasian Milling Pengoperasian miling adalah proses penggilingan material kasar menjadi halus. Dampak yang ditimbulkan dari kegiatan ini adalah adanya ceceran bahan baku. Selain itu, operasional mesin milling akan menghasilkan dampak berupa peningkatan kebisingan dan debu.
Pengoperasina Mixing Pengoperasian mixing adalah kegiatan mencampur berbagai macam jenis bahan baku termasuk bahan baku cair dan ditambahkan beberapa macam bahan additive (vitamin dan mineral) dalam jumlah takaran tertentu sesuai dengan kode pakan yang akan dibuat. Selain dapat mengakibatkan adanya ceceran bahan baku, kegiatan ini juga menghasilkan limbah padat berupa karung plastik/goni bekas yang sebelumnya menjadi wadah bahan baku. Operasional mixing mengakibatkan dampak debu, peningkatan kebisingan, timbulan bau, limbah plastik bekas dan peningkatan limbah cair.
Pengoperasian Pelleting Kegiatan ini adalah proses pembuatan pakan menjadi berbentuk butiran (pellet). Dalam kegiatan ini ada kemungkinan terjadinya ceceran bahan baku di lokasi kegiatan. Operasional mesin pellet menghasilkan dampak adanya ceceran bahan baku, peningkatan kebisingan, debu dan timbulan bau.
Pengoperasian Packing Packing atau pengemasan yang dilakukan ini menggunakan karung plastik, penimbangan dijalankan secara otomatis. Dalam kegiatan ini juga ada kemungkinan terjadinya ceceran bahan baku yang mengakibatkan gangguan estetika lingkungan. Selain itu bahan jadi hasil packing akan diangkut ke truck pengangkut menggunakan forklift. Dampak lingkungan yang timbul akibat operasional forklift
43
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL)
adalah adanya ceceran oli, filter oli, serta terjadinya kecelakaan kerja dan kebisingan akibat nyala mesin.
Pengoperasian Genset Pengoperasian genset yang dilakukan apabila listrik utama dari PLN padam ini dapat berdampak kebisingan dan debu di ruang genset. Operasional genset juga menghasilkan limbah B3 berupa ceceran oli.
Pengoperasian Boiler Pengoperasian boiler ini dilakukan untuk memperoleh steam yang akan digunakan untuk proses Pellet. Pengoperasian boiler ini akan mengakibatkan terjadinya peningkatan suhu ruangan. Operasional boiler juga menghasilkan limbah B3 berupa fly ash dan bottom ash serta sludge yang dihasilkan dari pembakaran batu bara. Selain itu, operasional boiler mengakibatkan dampak kebisingan, dan timbulan bau, dan peningkatan limbah cair.
Pengoperasian Workshop Operasional
workshop
mengakibatkan
dampak
peningkatan
kebisingan, penurunan kualitas udara di sekitar area workshop, peningkatan debu, serta timbulnya limbah B3 berupa oli bekas, filter oli, aki bekas, serta kain majun. e. Penyimpanan bahan baku Pada proses penyimpanan bahan baku, dampak yang timbul adalah peningkatan debu, timbulan bau. f.
Pemeliharaan mesin dan peralatan Operasional pemeliharaan mesin dan peralatan mengakibatkan dampak peningkatan debu, timbulan bau, peningkatan kebisingan, penurunan kualitas udara, limbah cair, dan limbah B3 berupa oli bekas.
g. Peningkatan debit limpasan Luasnya lokasi usaha tentunya mempengaruhi adanya peningkatan debit limpasan air. Dampak yang timbul berupa banjir.
44
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL)
4.5. Pengelolaan yang direncanakan 4.5.1. Tahap Pra-Konstruksi Dampak yang terjadi pada tahap pra-konstruksi ialah terjadinya konflik sosial berupa keresahan masyarakat. Pengelolaan yang dilakukan terhadap dampak tersebut adalah dengan melakukan pendekatan kepada masyarakat mengenai rencana kegiatan dan menjelaskan kepada masyarakat mengenai manfaat pembangunan pabrik di dekat lokasi mereka serta memberikan komitmen untuk menjaga lingkungan dengan baik. 4.5.2.Tahap Konstruksi A. Mobilisasi material dan peralatan Berikut merupakan upaya pengelolaan yang dilakukan terhadap dampak mobilisasi material dan peralatan: o
penurunan
kualitas
udara
ialah
dengan
melakukan
penanaman
penghijauan di dekat area keluar masuk kendaraan (membuat buffer zone) o
peningkatan debu ialah dengan melakukan penyiraman secara berkala di lokasi keluar masuk kendaraan serta penggunaan APD masker
o
adanya ceceran bahan baku di jalan ialah dengan berkoordinasi dengan kontraktor yang terlibat untuk segera melakukan pembersihan
o
dampak lalu lintas ialah dengan pengaturan area masuk kendaraan ke dalam pabrik, pengaturan waktu keluar masuk kendaraan
B. Pemenuhan tenaga kerja Dampak positif yang terjadi oleh karena pemenuhan tenaga kerja dilakukan pengelolaan dengan baik agar tidak timbul kecemburuan dan konflik sosial di masyarakat. Dampak keresahan masyarakat dilakukan dengan melakukan pendekatan ke masyarakat melalui tokoh masyarakat. C. Pekerjaan konstruksi Berikut merupakan upaya pengelolaan yang dilakukan terhadap dampak pekerjaan konstruksi:
45
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL) o
Peningkatan limbah padat domestik ialah dengan membuat TPS sampah di sekitar lokasi peristirahatan pekerja dan mewajibkan pekerja untuk membuang sampah pada tempatnya Limbah padat pekerja pada tahap konstruksi Jumlah tenaga kerja konstruksi : 50 orang Timbulan sampah padat
: 50 X 2,25 : 112,5 L/hari
o
Peningkatan limbah cair domestik ialah dengan mewajibkan pekerja membuang limbah cair pada selokan yang sudah tersedia sebelumnya dan melakukan mck di kamar mandi yang sudah tersedia Limbah cair pekerja pada tahap konstruksi Total kebutuhan air bersih
: 3 m3/hari
Limbah cair domestik
: 70% x 3 m3/hari : 2,1 m3/hari
o
Terjadinya kecelakaan kerja ialah dengan memberlakukan SMK3 salah satunya dengan mewajibkan pekerja menggunakan APD saat bekerja dan membatasi jam kerja sesuai ketentuan dari Kementerian Tenaga Kerja.
o
peningkatan debu ialah dengan melakukan penyiraman di lokasi konstruksi secara berkala terutama saat matahari terik, reduksi debu dengan dust collector di salah satu area sumber debu
o
peningkatan kebisingan ialah dengan menanam penghijauan disekitar lokasi sumber bising
o
buangan material ialah dengan melakukan pengumpulan di TPS sampah, bekerja sama dengan pihak lain untuk memanfaatkan sisa buangan material
D. De-mobilisasi material dan peralatan o
penurunan
kualitas
udara
ialah
dengan
melakukan
penanaman
penghijauan di dekat area keluar masuk kendaraan (membuat buffer zone) o
peningkatan debu ialah dengan melakukan penyiraman secara berkala di lokasi keluar masuk kendaraan serta penggunaan APD masker 46
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL) o
adanya ceceran bahan baku di jalan ialah berkoordinasi dengan kontraktor yang terlibat untuk segera melakukan pembersihan setiap kali ada ceceran bahan baku material ditemukan di jalan agar tidak mengganggu pengguna jalan
o
peningkatan kebisingan ialah dengan memanfaatkan barrier penghijauan (green belt ) di sekitar lokasi pemandu truck
o
dampak lalu lintas ialah dengan pengaturan area masuk kendaraan ke dalam pabrik, pengaturan waktu keluar masuk kendaraan
E. Tahap Operasi Berikut merupakan rencana pengelolaan dampak yang diakibatkan oleh kegiatan operasional perusahaan. 1. Pengelolaan Air Limbah Air limbah baik dari Blow Down Boiler, Cucian Belt Boiler maupun dari Bio Security akan ditampung pada unit pengolahan limbah cair sebelum dialirkan ke badan air. Pengelolaan air limbah dibagi menjadi 2 pengelola, yakni IPLC untuk mengelola limbah cair hasil operasional produksi, serta IPAL domestik untuk mengelola limbah cair hasil kegiatan domestik karyawan. Perhitungan Limbah Cair Limbah cair berasal dari kegiatan Boiler Steam ( Air Blow Down, Air Cucian Belt ) dan Air dari Bio Security), diprakirakkan besarnya limbah cair adalah 12 m 3/hari. Untuk Limbah Cair domestic akan diolah di IPAL domestik sebelum dibuang ke saluran air. Adapun perhitungan prakiraan jumlah limbah cair domestik yang dihasilkan sebagai berikut.
Limbah cair pekerja pada tahap operasional Total kebutuhan air bersih
: 32,4 m3/hari
Limbah cair domestik
: 70% x 32,4 m3/hari : 22,68 m3/hari
Limbah cair Blow Down Boiler Steam dan Bio Security
47
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL)
Limbah Cair dari proses produksi sebesar 7 m 3/hari dari proses Blow Down di Boiler dan 5 m 3 dari proses bio security. Limbah cair ini yang masuk ke dalam unit pengolah air limbah sebesar 12 m 3/hari.
Limbah cair kegiatan laboratorium : ± 1 Liter/hari atau sama dengan 0,001 m3/hari Kebutuhan air untuk laboratorium sebesar 0,001 m 3/hari, dan limbah cair ini akan diserahkan ke Vendor Pengolah Limbah B3.
Sludge IPAL mengandung Ash batubara dan Ash Cangkang Kelapa akan dikirimkan ke Vendor Pengolah Limbah B3.
2. Pengelolaan Persampahan Berdasarkan PP RI No. 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga, setiap orang dan produsen diwajibkan untuk membatasi timbunan sampah yang dihasilkan. Limbah Non-B3 Limbah non-B3 seperti limbah padat berupa kertas, sisa makanan, karet, daun, ranting, karung / plastik bekas dsb.
Perhitungan Limbah Padat Domestik Timbulan sampah untuk rumah semi permanen adalah 2,25L/orang/hari (SNI 3242:2008)
Limbah padat pekerja pada tahap operasional Jumlah tenaga kerja konstruksi : 426 orang Timbulan sampah padat
: 426 X 2,25 L/hari : 958,5 L/hari
Limbah padat domestik dari pekerja konstruksi dan operasi dikelola dengan sistem 3R. Dengan mewajibkan pekerja untuk mengurangi timbulan sampah, menggunakan kembali bahan-bahan yang masih layak, dan mendaur ulang sampah. Ceceran bahan baku biasanya akan dikumpulkan dan diolah kembali. Limbah B3 Limbah B3 yang dihasilkan dari kegiatan operasional PT. CPI unit Sayung berasal dari operasional genset dan tungku pemanas yang menggunakan bahan bakar 48
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL)
batu bara. Operasional genset menyebabkan timbulnya oli bekas, dan aki bekas, sedangkan tungku pemanas menyebabkan fly ash dan bottom ash dari pembakaran batu bara. Operasional forklift menghasilkan limbah berupa oli bekas dan filter oli. Operasional kantor menghasilkan limbah B3 berupa refrigerator AC, dan kemasan bahan kimia.
Oli bekas : Kebutuhan minyak pelumas untuk genset dan forklift sebesar ± 200L/tahun. Oli bekas di tampung dalam drum untuk selanjutnya diberikan kepada pihak ketiga yang memiliki izin pengolahan dan pengangkutan limbah B3.
Fly ash dan bottom ash dari pembakaran batu bara Ukuran batubara yang benar merupakan salah satu kunci yang menjamin pembakaran yang efisien. Ukuran batubara yang tepat, sesuai dengan sistim pembakaran yang digunakan, dapat membantu pembakaran, mengurangi kehilangan abu dan efisiensi pembakaran yang lebih baik. Batu bara yang digunakan sebagai bahan bakar untuk memanaskan air diprakirakan 450 Ton/bulan. Dari proses pembakaran, akan diprakirakkan menghasilkan abu sebesar ± 45 Ton/bulan. Hasil tersebut merupakan prakiraan yang diperoleh dari perhitungan perbandingan proses di pabrik sejenis.
Lampu Neon Bekas Kebutuhan penerangan kantor dan gudang menghasilkan limbah B3 dari lampu neon yang rusak sejumlah 48 unit setiap tahunnya. Lampu neon rusak / bekas ini akan diberikan kepada pihak ketiga yang memiliki izin pengolahan dan pengangkutan limbah B3.
Refrigerator AC Operasional kantor menghasilkan limbah B3 berupa AC bekas, karena hampir setiap ruangan kantor menggunakan AC sebagai pendingin ruangan. AC yang digunakan oleh pabrik adalah sebanyak 100 unit. Pengelolaan AC dilakukan langsung oleh supplier .
49
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL)
Aki bekas Aki bekas dari kegiatan operasional perusahaan merupakan salah satu limbah B3 yang harus dikelola dengan tepat. Jumlah AKI bekas ini rata-rata sebanyak 10 unit per tahun. Kegiatan pengelolaan limbah B3 yang dilakukan adalah dengan melakukan kerja sama dengan pihak ketiga yang memiliki izin pengangkutan dan pengolahan limbah B3.
Filter oli Filter oli merupakan salah satu komponen kendaraan yang digunakan untuk menghilangkan kandungan kontaminan dari oli mesin, oli transmisi, minyak pelumas, atau minyak hidrolik. Filter oli merupakan salah satu limbah B3 yang harus dikelola dengan tepat. Perkiraan dampak timbulan limbah B3 berupa filter oli adalah sebanyak 25 unit per tahun.
Kemasan bahan kimia Bahan kimia digunakan oleh perusahaan baik sebagai bahan baku utama maupun bahan baku penunjang. Bahan kimia jika dikelola dengan sembarangan dapat menyebabkan gangguan kesehatan serta pencemaran lingkungan. Oleh karena itu, kemasan bahan kimia harus dikelola dengan benar karena merupakan salah satu limbah B3. Jumlah kemasan bahan kimia yang dihasilkan oleh perusahaan adalah sebanyak 24 unit per tahun.
Bahan kimia laboratorium Bahan kimia laboratorium merupakan salah satu limbah B3 karena sangat toksik untuk manusia dan lingkungan. Namun bahan kimia yang dihasilkan sangat sedikit, yakni sekitar 1 liter/hari atau sebanyak 0,001 m 3/hari. Semua limbah B3 yang dihasilkan, dikumpulkan terlebih dahulu di dalam TPS limbah B3 yang dibuat sesuai dengan kapasitas limbah B3 yang dihasilkan serta memiliki izin pembuatan TPS limbah B3. Lama penyimpanan adalah 90 hari selanjutnya dijual/disalurkan kepada pihak ketiga yang memiliki izin sesuai dengan PP RI No. 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun, PP RI No. 85 Tahun 1999 tentang Pengelolaan
50
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL)
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, Permen LH No . 30 Tahun 2009 tentang Tata Laksana Perizinan dan Pengawasan Pengelolaan Limbah B3. Penyimpanan limbah B3 dikemas dalam kemasan yang sesuai dengan karakteristik limbah tersebut dan diberi label. Gudang penyimpanan limbah B3 dilengkapi dengan logbook yang digunakan untuk mencatat jenis dan jumlah limbah B3 yang disimpan dalam TPS B3. 3. Penurunan Kualitas Udara dan Kebisingan Penurunan kualitas udara disebabkan karena bau akibat pencampuran bahan baku dan bahan penolong, serta akibat penggunaan tungku pemanas dengan bahan bakar batu bara. Untuk menjaga kualitas udara sekitar tetap baik, pihak pengelola melakukan penanaman pepohonan yang selain meningkatkan estetika lingkungan juga dapat meningkatkan kualitas udara dan menurunkan bau serta meredam kebisingan yang disebabkan oleh operasional perusahaan. Penanaman pohon dengan kerapatan tinggi sebagai barier mutlak diperlukan pada area genset dan pada tungku pemanas serta pada tepi area perusahaan sehingga bau dan kebisingan yang ditimbulkan tidak mengganggu lingkungan sekitar. Tindakan pengelolaan yang bisa dilakukan oleh perusahaan antara lain; penggunaan bahan bakar ramah lingkungan; Debu merupakan salah satu partikel udara yang banyak menimbulkan dampak negatif terhadap manusia dan lingkungan. Sumber debu pada operasional perusahaan yakni dari proses keluar masuknya kendaraan pengangkut dan kendaraan karyawan, proses pengolahan bahan baku, proses operasional mesin serta lalu lalang mesin forklift. 4. Timbulan Bau Peningkatan timbulan bau disebabkan oleh timbunan bahan baku. Pengelolaan bau yang diakukan oleh pemrakarsa yakni dengan membuat gudang tertutup, mewajibkan pekerja menggunakan APD masker, dan membuat penghijauan sebagai barrier di sekitar lokasi penyimpanan bahan baku.
51
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL)
5. Dampak Lalu Lintas Dampak lalu lintas yang terjadi adalah penurunan kinerja jalan berupa gangguan kenyamanan, seperti kemacetan lalu lintas dan terjadinya kerusakan jalan akibat beban muatan kendaraan yang melintasi jalan. Kemacetan lalu lintas akan rawan terjadi terutama ketika pemasukan bahan baku serta pengangkutan bahan jadi. Kondisi lalu lintas di area sekitar lokasi pembangunan cukup ramai karena merupakan jalan arteri. Berdasarkan hasil perhitungan pada hari libur (31 Januari 2014) pukul 10.00-11.00 jumlah kendaraan sebanyak ..... kendaraan, pada pukul 15.00-16.00 jumlah kendaraan sebanyak ..... kendaraan. Kendaraan tersebut dikategorikan ke dalam beberapa jenis, yakni sepeda motor, mobil penumpang pribadi maupun umum, bus umum, taksi, bus kecil, mobil pick up, dan truck dengan berbagai kapasitas. Jumlah kendaraan terbanyak adalah sepeda motor. Jumlah truk rata-rata setiap 15 menit sebanyak 17-20 truck. Volume maksimal truck bervariasi mulai dari 12 ton sampai 43 ton. Volume dan beban muatan kendaraan sangat mempengaruhi terjadinya kerusakan jalan serta terjadinya kemacetan. Dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa kemungkinan kemacetan terjadi akibat terjadinya putar balik kendaraan dan peningkatan volume mobil besar. Putar balik kendaraan memakan waktu 540 detik. Sedangkan perhitungan volume lalu lintas pada hari sibuk, yakni hari Senin pukul 06.00-09.00 adalah .... kendaraan. Untuk tingkat kerusakan jalan yakni adanya jalan retak dan lubang jalan. Jumlah retakan dan lubang jalan yang ada sebelum terjadinya pembangunan pabrik PT. CPI unit Sayung adalah sebanyak ± 72 lubang dan retakan jalan di arah timur lokasi rencana kegiatan Jalan Demak-Semarang, sebanyak ± 40 lubang dan retakan jalan di Jalan Semarang-Demak. Sedangkan jalan dari arah barat lokasi pabrik sebanyak ± 60 lubang dan retakan jalan. Dari pengamatan terlihat ada jalan yang rusak di sekitar jembatan Jalan Raya Semarang Demak km. 10. Diperkirakan dampak lalu lintas yang akan signifikan adalah kemacetan lalu lintas dan kerusakan jalan.
52
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL)
Rencana pengelolaan yang dilakukan untuk meminimalisisr dampak lalu lintas diantaranya adalah memperlebar jembatan depan lokasi pembangunan dan menempatkan pintu masuk di tengah sehingga tersedia jalan yang cukup lebar untuk truk maupun truk gandeng yang akan masuk pabrik. Di depan jembatan dibangun area cor yang cukup lebar untuk truck yang akan merapat ke pabrik supaya ketika volume truck yang masuk pabrik meningkat tidak sampai membuat kemacetan lalu lintas. Selain itu bisa juga diberi signing untuk penanda kendaraan yang akan masuk pabrik terutama di sekitar lokasi putar balik dari arah Jalan Raya Semarang Demak menuju pabrik. 6. Sistem Drainase Perusahaan Sistem drainase atau saluran air yang ada di suatu industri harus dapat mengalirkan air dengan lancer agar tidak terjadi banjir di sekitar lokasi pabrik. Pabrik PT. CPI unit Sayung akan membuat drainase menggunakan beton dengan sistem terbuka. Hal ini direncanakan untuk menampung dan mengalirkan air hujan. Sistem drainase akan dibuat mengelilingi area pabrik dengan muara utama di selokan depan pabrik yang memiliki lebar sebesar ± 4 m. Selokan depan pabrik akan mengalir ke laut. Sebelum melakukan pembangunan drainase, pemrakarsa harus mempertimbangkan tata guna lahan, prasarana lain seperti jaringan jalan, listrik, air minum, jaringan telepon dan jaringan lain yang dapat menyebabkan terjadinya sumbatan, kondisi topografi, pola aliran alam, dan pola aliran pembuangan. Selain pembuatan saluran drainase, untuk mengelola debit air limpasan salah satunya dengan membuat sumur resapan dan biopori di sekitar lokasi pabrik. 7. Dampak Workshop Rencana pengelolaan dampak workshop yakni dengan memasang peredam di area workshop untuk mereduksi kebisingan dan tidak lupa memasang dust collector di dalamnya untuk mereduksi debu. Pengelolaan limbah B3 yakni
dengan bekerja sama dengan pihak ketiga yang memiliki izin pengangkutan, pengelolaan, dan pemusnahan limbah B3.
53
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL)
8. Penanggulangan Kebakaran Untuk penanggulangan terhadap bahaya kebakaran, direncanakan untuk memasang alat pemadam kebakaran berupa Hidrant Pilar dan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dengan jumlah yang disesuaikan luasan ruang dan jumlah bangunan masing-masing. 9. Sistem Manajemen K3 Sistem manajemen K3 merupakan bentuk pengelolaan perusahaan terhadap terjadinya kecelakaan kerja. Sistem Manajemen K3 yang dilakukan di PT. CPI – Sayung nantinya meliputi kewajiban penggunaan APD bagi pekerja dan karyawan untuk menghindari risiko terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Selain itu juga pemberlakuan jam kerja bagi karyawan dan lain-lainnya.
4.6. Pemantauan yang direncanakan 4.6.1. Tahap Pra-Konstruksi Pemantauan pada tahap konstruksi dilakukan dengan pengamatan di lapangan. Lokasi pemantauan adalah perumahan warga Desa Sayung dan Desa Purwosari. Periode pemantauan dilakukan sekali selama kegiatan sosialisasi berlangsung. Pelaksanaan pemantauan dilakukan oleh pemrakarsa, pengawasan dilakukan oleh Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Demak, dan pelaporan pemantauan dilakukan kepada Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Demak. 4.6.2.Tahap Konstruksi Pemantauan pada tahap konstruksi dilakukan dengan pengamatan dan pengukuran langsung di lapangan dengan bantuan laboratorium lingkungan yang terkakreditasi. Lokasi pemantauan adalah lokasi rencana kegiatan pembangunan pabrik PT. CPI-sayung. Periode pemantauan dilakukan 3 bulan sekali selama kegiatan berlangsung. Pelaksanaan pemantauan dilakukan oleh pemrakarsa, pengawasan dilakukan oleh Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Demak, dan pelaporan pemantauan dilakukan kepada Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Demak.
54
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL)
4.6.3.Tahap Operasi Pemantauan pada tahap operasi dilakukan berdasarkan pada masing-masing parameter dampak. Pemantauan dilakukan dengan pengamatan dan pengukuran langsung
di
lapangan
dengan
bantuan
laboratorium
lingkungan
yang
terkakreditasi. Lokasi pemantauan adalah lokasi pabrik PT. CPI-sayung. Pelaksanaan pemantauan dilakukan oleh pemrakarsa, pengawasan dilakukan oleh Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Demak dan instansi terkait, dan pelaporan pemantauan dilakukan kepada Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Demak. Kegiatan pelaporan dokumen pemantauan dilakukan 3 bulan sekali.
55
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG-PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL)
C. DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SERTA UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SUMBER DAMPAK
Perencanaan dan Sosialisasi proyek
JENIS DAMPAK
Keresahan Masyarakat
BESARAN DAMPAK
± 20% masyarakat resah
BENTUK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Memberikan penjelasan kepada masyarakat mengenai pembangunan Pabrik Pakan ternak Berkomitmen untuk menjaga lingkungan dengan baik
LOKASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Pemukiman warga Desa Sayung dan Desa Purwosari
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP BENTUK PERIODE LOKASI PERIODE UPAYA PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN HIDUP HIDUP HIDUP HIDUP Tahap Pra-Konstruksi Selama Sosialisasi Pemukiman Sekali selama kegiatan ini dengan warga Desa kegiatan berlangsung masyarakat Sayung dan berlangsung Desa Purwosari
INSTITUSI PENGELOLA DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
KETERANGAN
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
Parameter: Jumlah masyarakat Tolak ukur: Jumlah masyarakat yang mengalami keresahan akibat rencana pembangunan
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
Parameter: Volume kendaraan Tolak ukur: Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas :
Parameter: SO2, NO2, CO, Ox Tolak ukur:
Tahap Konstruksi Komponen Fisik-Kimia Mobilisasi Dampak dan lalu-lintas demobilisasi peralatan dan material
Penurunan kualitas udara
Penyedian area parkir yg memadai Penyediaan pengatur arus keluar-masuk kendaraan, baik pengatur manual maupun otomatis Pemberian tanda peringatan kegiatan konstruksi Penyediaan ruang terbuka hijau Penanaman
Jalan Raya SemarangDemak Km 9
Selama kegiatan berlangsung
Pengamatan di lapangan
Jalan Raya SemarangDemak Km 9
Pengamatan dilaksanakan setiap hari
Lokasi proyek
Selama kegiatan berlangsung
Pengamatan di lapangan
Lokasi proyek
Pengamatan dilaksanakan bulan sekali
3
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL) UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SUMBER DAMPAK
JENIS DAMPAK
BESARAN DAMPAK
akibat emisi gas buang kendaraan Peningkatan debu
Keresahan masyarakat
± 10% masyarakat resah
Pekerjaan konstruksi
Peningkatan limbah padat domestik
LOKASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
PERIODE PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
penghijauan
Ceceran bahan baku material di jalan
Pemenuhan tenaga kerja
BENTUK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP BENTUK LOKASI PERIODE UPAYA PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN HIDUP HIDUP HIDUP
± 112,5 L/hari
Penyiraman pada lokasi yang memiliki intensitas debu tinggi
Lokasi proyek
Selama kegiatan berlangsung
Pengamatan di lapangan
Lokasi proyek
Pengamatan dilakukan setiap hari
Melakukan pembersihan secara langsung Koordinasi dengan kontraktor
Jalan Raya SemarangDemak Km 9
Selama kegiatan berlangsung
Pengamatan di lapangan
Jalan Raya SemarangDemak Km 9
Pengamatan dilaksanakan setiap hari
Melakukan pendekatan kepada masyarakat Memilih tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan proyek Penyediaan TPS Sampah Pengelolaan sampah bekerja sama dengan pihak lain untuk pengelolaan dan pengangkutan
Lokasi proyek
Selama kegiatan berlangsung
Pengamatan di lapangan
Lokasi proyek
Sekali selama kegiatan berlangsung
Lokasi proyek
Selama kegiatan berlangsung
Pengamatan di lapangan
Lokasi proyek
Pengamatan dilakukan setiap hari
INSTITUSI PENGELOLA DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP KLH Demak Pelaporan : KLH Demak Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
KETERANGAN
SK Gub Jateng No.8 Tahun 2001 Parameter: Debu Tolak ukur: SK Gub Jateng No.8 Tahun 2001 Parameter: Banyaknya ceceran Tolak ukur: Jumlah ceceran bahan baku (kg) Parameter: Jumlah masyarakat Tolak ukur: Jumlah masyarakat yang mengalami keresahan akibat rencana pembangunan Parameter: Jumlah limbah padat domestik Tolak ukur: UU RI No. 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah
57
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL) UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SUMBER DAMPAK
JENIS DAMPAK
BESARAN DAMPAK
akibat emisi gas buang kendaraan Peningkatan debu
Keresahan masyarakat
± 10% masyarakat resah
Pekerjaan konstruksi
Peningkatan limbah padat domestik
LOKASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
PERIODE PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
penghijauan
Ceceran bahan baku material di jalan
Pemenuhan tenaga kerja
BENTUK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP BENTUK LOKASI PERIODE UPAYA PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN HIDUP HIDUP HIDUP
± 112,5 L/hari
Penyiraman pada lokasi yang memiliki intensitas debu tinggi
Lokasi proyek
Selama kegiatan berlangsung
Pengamatan di lapangan
Lokasi proyek
Pengamatan dilakukan setiap hari
Melakukan pembersihan secara langsung Koordinasi dengan kontraktor
Jalan Raya SemarangDemak Km 9
Selama kegiatan berlangsung
Pengamatan di lapangan
Jalan Raya SemarangDemak Km 9
Pengamatan dilaksanakan setiap hari
Melakukan pendekatan kepada masyarakat Memilih tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan proyek Penyediaan TPS Sampah Pengelolaan sampah bekerja sama dengan pihak lain untuk pengelolaan dan pengangkutan
Lokasi proyek
Selama kegiatan berlangsung
Pengamatan di lapangan
Lokasi proyek
Sekali selama kegiatan berlangsung
Lokasi proyek
Selama kegiatan berlangsung
Pengamatan di lapangan
Lokasi proyek
Pengamatan dilakukan setiap hari
INSTITUSI PENGELOLA DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP KLH Demak Pelaporan : KLH Demak Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
KETERANGAN
SK Gub Jateng No.8 Tahun 2001 Parameter: Debu Tolak ukur: SK Gub Jateng No.8 Tahun 2001 Parameter: Banyaknya ceceran Tolak ukur: Jumlah ceceran bahan baku (kg) Parameter: Jumlah masyarakat Tolak ukur: Jumlah masyarakat yang mengalami keresahan akibat rencana pembangunan Parameter: Jumlah limbah padat domestik Tolak ukur: UU RI No. 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah
57
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL) UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SUMBER DAMPAK
JENIS DAMPAK
BESARAN DAMPAK
Peningkatan limbah cair domestik
± 2,1 m3/hari
Peningkatan debu
Penurunan kualitas udara
Peningkatan kebisingan
INSTITUSI PENGELOLA DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
LOKASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
PERIODE PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Lokasi proyek
Selama kegiatan berlangsung
Pengamatan di lapangan
Lokasi proyek
Pengamatan dilakukan setiap hari
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
Penggunaan APD terutama masker, kacamata, dan helm oleh para pekerja Penyiraman pada lokasi yang memiliki intensitas debu tinggi Penanaman penghijauan di sekitar lokasi
Lokasi proyek
Selama kegiatan berlangsung
Pengukuran langsung
Lokasi proyek
6 bulan sekali selama kegiatan berlangsung
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
Lokasi proyek
Selama kegiatan berlangsung
Pengukuran langsung menggunakan laboratorium lingkungan ter
Lokasi proyek
6 bulan sekali selama kegiatan berlangsung
Penggunaan APD (ear plug) oleh pekerja dalam lokasi Penanaman penghijauan di sekitar lokasi sumber bising
Lokasi proyek
Selama kegiatan berlangsung
Pengukuran langsung dilapangan menggunakan laboratorium lingkungan terakreditasi
Lokasi proyek
6 bulan sekali selama kegiatan berlangsung
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
BENTUK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP BENTUK LOKASI PERIODE UPAYA PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN HIDUP HIDUP HIDUP
sampah Dialirkan ke saluran air depan pabrik
KETERANGAN
Parameter: Fisika, Kimia, Mikrobiologi Tolak ukur: Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/IX/ 1990 Parameter: Debu Tolak ukur: SK Gub Jateng No.8 Tahun 2001
Parameter: SO2, NO2, CO, Ox Tolak ukur: SK Gub Jateng No.8 Tahun 2001 Parameter: Kebisingan Tolak ukur: KepMenLH No. 48/MENLH/11/ 1998
58
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL) UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SUMBER DAMPAK
JENIS DAMPAK
BESARAN DAMPAK
Peningkatan limbah cair domestik
± 2,1 m3/hari
Peningkatan debu
Penurunan kualitas udara
Peningkatan kebisingan
INSTITUSI PENGELOLA DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
LOKASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
PERIODE PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Lokasi proyek
Selama kegiatan berlangsung
Pengamatan di lapangan
Lokasi proyek
Pengamatan dilakukan setiap hari
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
Penggunaan APD terutama masker, kacamata, dan helm oleh para pekerja Penyiraman pada lokasi yang memiliki intensitas debu tinggi Penanaman penghijauan di sekitar lokasi
Lokasi proyek
Selama kegiatan berlangsung
Pengukuran langsung
Lokasi proyek
6 bulan sekali selama kegiatan berlangsung
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
Lokasi proyek
Selama kegiatan berlangsung
Pengukuran langsung menggunakan laboratorium lingkungan ter
Lokasi proyek
6 bulan sekali selama kegiatan berlangsung
Penggunaan APD (ear plug) oleh pekerja dalam lokasi Penanaman penghijauan di sekitar lokasi sumber bising
Lokasi proyek
Selama kegiatan berlangsung
Pengukuran langsung dilapangan menggunakan laboratorium lingkungan terakreditasi
Lokasi proyek
6 bulan sekali selama kegiatan berlangsung
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
BENTUK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP BENTUK LOKASI PERIODE UPAYA PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN HIDUP HIDUP HIDUP
sampah Dialirkan ke saluran air depan pabrik
KETERANGAN
Parameter: Fisika, Kimia, Mikrobiologi Tolak ukur: Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/IX/ 1990 Parameter: Debu Tolak ukur: SK Gub Jateng No.8 Tahun 2001
Parameter: SO2, NO2, CO, Ox Tolak ukur: SK Gub Jateng No.8 Tahun 2001 Parameter: Kebisingan Tolak ukur: KepMenLH No. 48/MENLH/11/ 1998
58
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL) UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SUMBER DAMPAK
JENIS DAMPAK
BESARAN DAMPAK
BENTUK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Peningkatan buangan material
± 10-13% dari total penggunaan
Pemenuhan tenaga kerja operasi
Kecelakaan kerja
0 accident
Keresahan masyarakat
± 10% masyarakat resah
Minimalisir sumber bising Pemberian pagar keliling untuk reduksi bising Menyiapkan tempat sementara untuk pengumpulan buangan material melakukan pembuangan material ke lokasi TPA Melakukan kerja sama dengan pihak lain untuk pemanfaatan limbah buangan material Pelaksanaan SMK3 di Pabrik CPI Unit Sayung
Melakukan pendekatan kepada masyarakat
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP BENTUK LOKASI PERIODE UPAYA PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN HIDUP HIDUP HIDUP
INSTITUSI PENGELOLA DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
KETERANGAN
LOKASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
PERIODE PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Lokasi proyek
Selama kegiatan berlangsung
Pengamatan langsung di lapangan
Lokasi proyek
3 bulan sekali selama kegiatan berlangsung
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
Parameter: Jumlah buangan (%) Tolak ukur: Total berat penggunaan bahan material
Lokasi proyek
Selama kegiatan berlangsung
Pengamatan langsung di lapangan
Lokasi proyek
Setiap hari
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
Parameter: Jumlah terjadinya kecelakaan kerja Tolak ukur: UU no. 1 Tahun 1970
Area operasional PT. CPI unit Sayung
Selama kegiatan berlangsung
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak
Parameter: Jumlah masyarakat Tolak ukur: Jumlah masyarakat
Area operasional PT. CPI unit Sayung
Tahap Operasi Selama tahap Pengamatan operasional langsung di berlangsung lapangan
59
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL) UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SUMBER DAMPAK
JENIS DAMPAK
BESARAN DAMPAK
BENTUK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Peningkatan buangan material
± 10-13% dari total penggunaan
Pemenuhan tenaga kerja operasi
Kecelakaan kerja
0 accident
Keresahan masyarakat
± 10% masyarakat resah
Minimalisir sumber bising Pemberian pagar keliling untuk reduksi bising Menyiapkan tempat sementara untuk pengumpulan buangan material melakukan pembuangan material ke lokasi TPA Melakukan kerja sama dengan pihak lain untuk pemanfaatan limbah buangan material Pelaksanaan SMK3 di Pabrik CPI Unit Sayung
Melakukan pendekatan kepada masyarakat
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP BENTUK LOKASI PERIODE UPAYA PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN HIDUP HIDUP HIDUP
INSTITUSI PENGELOLA DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
KETERANGAN
LOKASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
PERIODE PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Lokasi proyek
Selama kegiatan berlangsung
Pengamatan langsung di lapangan
Lokasi proyek
3 bulan sekali selama kegiatan berlangsung
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
Parameter: Jumlah buangan (%) Tolak ukur: Total berat penggunaan bahan material
Lokasi proyek
Selama kegiatan berlangsung
Pengamatan langsung di lapangan
Lokasi proyek
Setiap hari
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
Parameter: Jumlah terjadinya kecelakaan kerja Tolak ukur: UU no. 1 Tahun 1970
Area operasional PT. CPI unit Sayung
Selama kegiatan berlangsung
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak
Parameter: Jumlah masyarakat Tolak ukur: Jumlah masyarakat
Area operasional PT. CPI unit Sayung
Tahap Operasi Selama tahap Pengamatan operasional langsung di berlangsung lapangan
59
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL) UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SUMBER DAMPAK
JENIS DAMPAK
BESARAN DAMPAK
BENTUK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Mobilisasi Kendaraan Angkut
Peningkatan debu
Penurunan kualitas udara
Peningkatan kebisingan
LOKASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
PERIODE PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP BENTUK LOKASI PERIODE UPAYA PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN HIDUP HIDUP HIDUP Kabupaten Demak
INSTITUSI PENGELOLA DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP Pelaporan : KLH Demak
KETERANGAN
Memilih tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan
Kabupaten Demak
yang mengalami keresahan akibat rencana pembangunan Parameter: Debu Tolak ukur: SK Gub Jateng No.8 Tahun 2001
Menanam tanaman berdaun lebar Melakukan penyemprotan pada kendaraan yang akan keluarmasuk pabrik Penyiraman pada lokasi yang memiliki intensitas debu tinggi Mewajibkan pekerja menggunakan masker Penanaman penghijauan di sekitar lokasi
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
Selama tahap operasional berlangsung
Pengambilan sampel oleh laboraturium terakreditasi pada dilokasi yang telah ditetapkan
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
6 bulan sekali
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
Selama tahap operasional berlangsung
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
6 bulan sekali
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
Parameter: SO2, NO2, CO, Ox Tolak ukur: SK Gub Jateng No.8 Tahun 2001
Penggunaan alat pengeras suara sesuai kebutuhan dan memenuhi
Area operasional PT. CPI unit Sayung
Selama tahap operasional berlangsung
Pengambilan sampel oleh laboraturium terakreditasi pada dilokasi yang telah ditetapkan Pengambilan sampel oleh laboraturium terakreditasi
Area operasional PT. CPI unit Sayung
6 bulan sekali
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak
Parameter: Kebisingan Tolak ukur: KepMenLH No.
60
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL) UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SUMBER DAMPAK
JENIS DAMPAK
BESARAN DAMPAK
BENTUK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Mobilisasi Kendaraan Angkut
Peningkatan debu
Penurunan kualitas udara
Peningkatan kebisingan
LOKASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
PERIODE PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP BENTUK LOKASI PERIODE UPAYA PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN HIDUP HIDUP HIDUP Kabupaten Demak
INSTITUSI PENGELOLA DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP Pelaporan : KLH Demak
KETERANGAN
Memilih tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan
Kabupaten Demak
yang mengalami keresahan akibat rencana pembangunan Parameter: Debu Tolak ukur: SK Gub Jateng No.8 Tahun 2001
Menanam tanaman berdaun lebar Melakukan penyemprotan pada kendaraan yang akan keluarmasuk pabrik Penyiraman pada lokasi yang memiliki intensitas debu tinggi Mewajibkan pekerja menggunakan masker Penanaman penghijauan di sekitar lokasi
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
Selama tahap operasional berlangsung
Pengambilan sampel oleh laboraturium terakreditasi pada dilokasi yang telah ditetapkan
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
6 bulan sekali
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
Selama tahap operasional berlangsung
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
6 bulan sekali
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
Parameter: SO2, NO2, CO, Ox Tolak ukur: SK Gub Jateng No.8 Tahun 2001
Penggunaan alat pengeras suara sesuai kebutuhan dan memenuhi
Area operasional PT. CPI unit Sayung
Selama tahap operasional berlangsung
Pengambilan sampel oleh laboraturium terakreditasi pada dilokasi yang telah ditetapkan Pengambilan sampel oleh laboraturium terakreditasi
Area operasional PT. CPI unit Sayung
6 bulan sekali
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak
Parameter: Kebisingan Tolak ukur: KepMenLH No.
60
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL) UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SUMBER DAMPAK
JENIS DAMPAK
BESARAN DAMPAK
BENTUK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Ceceran bahan baku
± 1000 kg/hari
Kemacetan Lalu Lintas
NAB Pemanfaatan barrier penghijauan di sekitar lokasi sumber bising Melakukan pembersihan secara rutin Menyediakan tenaga khusus pembersihan ceceran Pengumpulan ceceran bahan baku pada satu tempat Pemanfaatan kembali ceceran bahan baku Penyediaan area parkir yang memadai serta jalan akses masuk yang lebar Pengaturan arus lalu lintas di sekitar pabrik Pelebaran bangunan jembatan
LOKASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
PERIODE PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Kabupaten Demak
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP BENTUK LOKASI PERIODE UPAYA PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN HIDUP HIDUP HIDUP pada dilokasi Kabupaten yang telah Demak ditetapkan
INSTITUSI PENGELOLA DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP Pelaporan : KLH Demak
KETERANGAN
48/MENLH/11/ 1998
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
Selama tahap operasional berlangsung
Pengambilan sampel oleh laboraturium terakreditasi pada dilokasi yang telah ditetapkan
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
3 bulan sekali
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
Parameter: Banyaknya ceceran Tolak ukur: Jumlah ceceran bahan baku (kg)
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
Selama tahap operasional berlangsung
Pengamatan di lapangan
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
3 bulan sekali
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
Parameter: Volume kendaraan Tolak ukur: Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009
61
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL) UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SUMBER DAMPAK
JENIS DAMPAK
BESARAN DAMPAK
BENTUK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Ceceran bahan baku
± 1000 kg/hari
Kemacetan Lalu Lintas
NAB Pemanfaatan barrier penghijauan di sekitar lokasi sumber bising Melakukan pembersihan secara rutin Menyediakan tenaga khusus pembersihan ceceran Pengumpulan ceceran bahan baku pada satu tempat Pemanfaatan kembali ceceran bahan baku Penyediaan area parkir yang memadai serta jalan akses masuk yang lebar Pengaturan arus lalu lintas di sekitar pabrik Pelebaran bangunan jembatan
LOKASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
PERIODE PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Kabupaten Demak
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP BENTUK LOKASI PERIODE UPAYA PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN HIDUP HIDUP HIDUP pada dilokasi Kabupaten yang telah Demak ditetapkan
INSTITUSI PENGELOLA DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP Pelaporan : KLH Demak
KETERANGAN
48/MENLH/11/ 1998
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
Selama tahap operasional berlangsung
Pengambilan sampel oleh laboraturium terakreditasi pada dilokasi yang telah ditetapkan
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
3 bulan sekali
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
Parameter: Banyaknya ceceran Tolak ukur: Jumlah ceceran bahan baku (kg)
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
Selama tahap operasional berlangsung
Pengamatan di lapangan
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
3 bulan sekali
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
Parameter: Volume kendaraan Tolak ukur: Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009
61
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL) UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SUMBER DAMPAK
JENIS DAMPAK
BESARAN DAMPAK
BENTUK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Operasional Kantor
Limbah padat domestic
± 958,5 L/hari
Limbah cair domestik
± 22,68 m3/hari
Peningkatan limbah B3 berupa refrigrant AC
± 100 unit
Relokasi pintu masuk menjadi di tengah Penyedian area lambat depan pintu masuk Melakukan koordinasi dengan dinas perhubungan dan kepolisian Mengolah limbah padat dengan sistem 3R Membangun TPS sampah padat Koordinasi dengan pihak lain untuk pemanfaatan sampah Pembuatan IPAL Domestik
Pembangunan TPS B3 Pengumpulan limbah B3 di TPS B3
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP BENTUK LOKASI PERIODE UPAYA PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN HIDUP HIDUP HIDUP
INSTITUSI PENGELOLA DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
KETERANGAN
LOKASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
PERIODE PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
Selama tahap operasional berlangsung
Pengamatan di lapangan
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
3 bulan sekali
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
Parameter: Jumlah limbah padat domestik Tolak ukur: UU RI No. 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
Selama tahap operasional berlangsung
Pengamatan di lapangan
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
1 bulan sekali
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten
Selama tahap operasional berlangsung
Pengamatan di lapangan
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten
3 bulan sekali
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan :
Parameter: Fisika, Kimia, Mikrobiologi Tolak ukur: Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/IX/ 1990 Parameter: Limbah B3 Tolak ukur: PP No.18 tahun 1999
62
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL) UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SUMBER DAMPAK
JENIS DAMPAK
BESARAN DAMPAK
BENTUK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Operasional Kantor
Limbah padat domestic
± 958,5 L/hari
Limbah cair domestik
± 22,68 m3/hari
Peningkatan limbah B3 berupa refrigrant AC
± 100 unit
Relokasi pintu masuk menjadi di tengah Penyedian area lambat depan pintu masuk Melakukan koordinasi dengan dinas perhubungan dan kepolisian Mengolah limbah padat dengan sistem 3R Membangun TPS sampah padat Koordinasi dengan pihak lain untuk pemanfaatan sampah Pembuatan IPAL Domestik
Pembangunan TPS B3 Pengumpulan limbah B3 di TPS B3
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP BENTUK LOKASI PERIODE UPAYA PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN HIDUP HIDUP HIDUP
INSTITUSI PENGELOLA DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
KETERANGAN
LOKASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
PERIODE PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
Selama tahap operasional berlangsung
Pengamatan di lapangan
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
3 bulan sekali
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
Parameter: Jumlah limbah padat domestik Tolak ukur: UU RI No. 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
Selama tahap operasional berlangsung
Pengamatan di lapangan
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
1 bulan sekali
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten
Selama tahap operasional berlangsung
Pengamatan di lapangan
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten
3 bulan sekali
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan :
Parameter: Fisika, Kimia, Mikrobiologi Tolak ukur: Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/IX/ 1990 Parameter: Limbah B3 Tolak ukur: PP No.18 tahun 1999
62
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL) UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SUMBER DAMPAK
JENIS DAMPAK
BESARAN DAMPAK
BENTUK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Operasional laboratorium
Limbah Bahan Kimia (B3)
± 0,001 m3/hari
Operasional Intake
Ceceran bahan baku
± 1000 kg/hari
Labelling kemasan limbah B3 Bekerja sama dengan pihak ketiga berijin untuk pengangkutan dan pengelolaan limbah B3 Penggunaan refrigerant ramah lingkungan Limbah cair dialirkan ke IPAL Pengumpulan limbah B3 di TPS B3 Labelling kemasan limbah B3 Bekerja sama dengan pihak ketiga berijin untuk pengangkutan dan pengelolaan limbah B3 Membersihkan ceceran bahan baku secara rutin Mengawasi kegiatan produksi
LOKASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
PERIODE PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Demak
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP BENTUK LOKASI PERIODE UPAYA PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN HIDUP HIDUP HIDUP Demak
INSTITUSI PENGELOLA DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP KLH Demak
KETERANGAN
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
Selama tahap operasional berlangsung
Pengamatan di lapangan
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
1 bulan sekali
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
Parameter: Limbah B3 Tolak ukur: PP No.18 tahun 1999
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten
Selama tahap operasional berlangsung
Pengamatan di lapangan
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten
3 bulan sekali
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan :
Parameter: Banyaknya ceceran Tolak ukur: Jumlah ceceran bahan baku (kg)
63
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL) UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SUMBER DAMPAK
JENIS DAMPAK
BESARAN DAMPAK
BENTUK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Operasional laboratorium
Limbah Bahan Kimia (B3)
± 0,001 m3/hari
Operasional Intake
Ceceran bahan baku
± 1000 kg/hari
Labelling kemasan limbah B3 Bekerja sama dengan pihak ketiga berijin untuk pengangkutan dan pengelolaan limbah B3 Penggunaan refrigerant ramah lingkungan Limbah cair dialirkan ke IPAL Pengumpulan limbah B3 di TPS B3 Labelling kemasan limbah B3 Bekerja sama dengan pihak ketiga berijin untuk pengangkutan dan pengelolaan limbah B3 Membersihkan ceceran bahan baku secara rutin Mengawasi kegiatan produksi
LOKASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
PERIODE PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Demak
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP BENTUK LOKASI PERIODE UPAYA PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN HIDUP HIDUP HIDUP Demak
INSTITUSI PENGELOLA DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP KLH Demak
KETERANGAN
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
Selama tahap operasional berlangsung
Pengamatan di lapangan
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
1 bulan sekali
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
Parameter: Limbah B3 Tolak ukur: PP No.18 tahun 1999
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten
Selama tahap operasional berlangsung
Pengamatan di lapangan
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten
3 bulan sekali
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan :
Parameter: Banyaknya ceceran Tolak ukur: Jumlah ceceran bahan baku (kg)
63
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL) UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SUMBER DAMPAK
JENIS DAMPAK
BESARAN DAMPAK
BENTUK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Timbulan bau
Peningkatan Debu
agar tidak terjadi ceceran bahan baku Memberikan pengarahan kepada karyawan untuk melakukan kegiatan ini Melakukan koordinasi dengan pihak ketiga Pembuatan barrier penghijauan untuk mereduksi bau
Melokalisir sumber debu dengan pemasangan dust collector
Operasional milling atau grinding
Peningkatan Debu
Penggunaan APD Masker bagi pekerja Memaksimalkan fungsi alat pengelolaan debu Penggunaan APD Masker bagi pekerja
LOKASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
PERIODE PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Demak
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP BENTUK LOKASI PERIODE UPAYA PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN HIDUP HIDUP HIDUP Demak
INSTITUSI PENGELOLA DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP KLH Demak
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
Parameter: NH3, H2S Tolak ukur: PerMenNakerTrans No. 13/MEN/X/2011
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
Parameter: Debu Tolak ukur: SK Gub Jateng No.8 Tahun 2001
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
Selama tahap operasional berlangsung
Pengamatan di lapangan
Selama tahap operasional berlangsung
Pengamatan di lapangan
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
Selama tahap operasional berlangsung
Pengamatan di lapangan
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
3 bulan sekali
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
3 bulan sekali
3 bulan sekali
KETERANGAN
Parameter: Debu Tolak ukur: SK Gub Jateng No.8 Tahun 2001
64
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL) UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SUMBER DAMPAK
JENIS DAMPAK
BESARAN DAMPAK
BENTUK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Timbulan bau
Peningkatan Debu
agar tidak terjadi ceceran bahan baku Memberikan pengarahan kepada karyawan untuk melakukan kegiatan ini Melakukan koordinasi dengan pihak ketiga Pembuatan barrier penghijauan untuk mereduksi bau
Melokalisir sumber debu dengan pemasangan dust collector
Operasional milling atau grinding
Peningkatan Debu
Penggunaan APD Masker bagi pekerja Memaksimalkan fungsi alat pengelolaan debu Penggunaan APD Masker bagi pekerja
LOKASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
PERIODE PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Demak
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP BENTUK LOKASI PERIODE UPAYA PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN HIDUP HIDUP HIDUP Demak
INSTITUSI PENGELOLA DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP KLH Demak
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
Parameter: NH3, H2S Tolak ukur: PerMenNakerTrans No. 13/MEN/X/2011
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
Parameter: Debu Tolak ukur: SK Gub Jateng No.8 Tahun 2001
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
Selama tahap operasional berlangsung
Pengamatan di lapangan
Selama tahap operasional berlangsung
Pengamatan di lapangan
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
Selama tahap operasional berlangsung
Pengamatan di lapangan
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
3 bulan sekali
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
3 bulan sekali
3 bulan sekali
KETERANGAN
Parameter: Debu Tolak ukur: SK Gub Jateng No.8 Tahun 2001
64
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL) UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SUMBER DAMPAK
JENIS DAMPAK
Peningkatan kebisingan
BESARAN DAMPAK
BENTUK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Operasional mixing
Peningkatan Debu
Peningkatan Kebisingan
Pengaturan waktu pengoperasian mesin produksi Penggunaan APD ear plug bagi pekerja Pemasangan peredam bising di lokasi sumber bising Penanaman pohon pereduksi bising Memaksimalkan fungsi alat pengelolaan debu Penggunaan APD Masker bagi pekerja Pengaturan waktu pengoperasian mesin produksi Penggunaan APD ear plug bagi pekerja Pemasangan peredam bising di lokasi sumber bising
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP BENTUK LOKASI PERIODE UPAYA PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN HIDUP HIDUP HIDUP Pengamatan di Area 3 bulan sekali lapangan operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
INSTITUSI PENGELOLA DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
LOKASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
PERIODE PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
Selama tahap operasional berlangsung
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
Selama tahap operasional berlangsung
Pengamatan di lapangan
Selama tahap operasional berlangsung
Pengamatan di lapangan
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
3 bulan sekali
3 bulan sekali
KETERANGAN
Parameter: Kebisingan Tolak ukur: KepMenLH No. 48/MENLH/11/ 1998
Parameter: Debu Tolak ukur: SK Gub Jateng No.8 Tahun 2001 Parameter: Kebisingan Tolak ukur: KepMenLH No. 48/MENLH/11/ 1998
65
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL) UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SUMBER DAMPAK
JENIS DAMPAK
BESARAN DAMPAK
Peningkatan kebisingan
BENTUK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Operasional mixing
Peningkatan Debu
Peningkatan Kebisingan
Pengaturan waktu pengoperasian mesin produksi Penggunaan APD ear plug bagi pekerja Pemasangan peredam bising di lokasi sumber bising Penanaman pohon pereduksi bising Memaksimalkan fungsi alat pengelolaan debu Penggunaan APD Masker bagi pekerja Pengaturan waktu pengoperasian mesin produksi Penggunaan APD ear plug bagi pekerja Pemasangan peredam bising di lokasi sumber bising
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP BENTUK LOKASI PERIODE UPAYA PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN HIDUP HIDUP HIDUP Pengamatan di Area 3 bulan sekali lapangan operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
INSTITUSI PENGELOLA DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
LOKASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
PERIODE PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
Selama tahap operasional berlangsung
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
Selama tahap operasional berlangsung
Pengamatan di lapangan
Selama tahap operasional berlangsung
Pengamatan di lapangan
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
3 bulan sekali
3 bulan sekali
KETERANGAN
Parameter: Kebisingan Tolak ukur: KepMenLH No. 48/MENLH/11/ 1998
Parameter: Debu Tolak ukur: SK Gub Jateng No.8 Tahun 2001 Parameter: Kebisingan Tolak ukur: KepMenLH No. 48/MENLH/11/ 1998
65
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL) UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SUMBER DAMPAK
JENIS DAMPAK
BESARAN DAMPAK
Timbulan bau
Limbah Plastik Bekas (Limbah Padat Domestik)
BENTUK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
± 12000 (karung/hari)
Operasional Pelleting
Ceceran bahan baku
± 1250 kg/hari
Pembuatan barrier penghijauan untuk mereduksi bau
Menyediakan lokasi khusus untuk penimbunan sampah plastik tersebut Bekerja sama dengan pihak ketiga untuk melakukan pengelolaan sampah plastic Melakukan daur ulang sampah plastic Memberikan pengarahan kepada karyawan untuk melakukan kegiatan ini Membersihkan ceceran bahan baku secara rutin Mengawasi kegiatan produksi agar tidak terjadi
LOKASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
PERIODE PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
Selama tahap operasional berlangsung
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
Selama tahap operasional berlangsung
Selama tahap operasional berlangsung
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP BENTUK LOKASI PERIODE UPAYA PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN HIDUP HIDUP HIDUP Pengamatan di Area 3 bulan sekali lapangan operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak Pengamatan di Area 6 bulan sekali lapangan operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
INSTITUSI PENGELOLA DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
Pengamatan di lapangan
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
3 bulan sekali
KETERANGAN
Parameter: NH3, H2S Tolak ukur: PerMenNakerTrans No. 13/MEN/X/2011 Parameter: Jumlah limbah padat domestik Tolak ukur: UU RI No. 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah
Parameter: Banyaknya ceceran Tolak ukur: Jumlah ceceran bahan baku (kg)
66
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL) UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SUMBER DAMPAK
JENIS DAMPAK
BESARAN DAMPAK
Timbulan bau
Limbah Plastik Bekas (Limbah Padat Domestik)
BENTUK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
± 12000 (karung/hari)
Operasional Pelleting
Ceceran bahan baku
± 1250 kg/hari
Pembuatan barrier penghijauan untuk mereduksi bau
Menyediakan lokasi khusus untuk penimbunan sampah plastik tersebut Bekerja sama dengan pihak ketiga untuk melakukan pengelolaan sampah plastic Melakukan daur ulang sampah plastic Memberikan pengarahan kepada karyawan untuk melakukan kegiatan ini Membersihkan ceceran bahan baku secara rutin Mengawasi kegiatan produksi agar tidak terjadi
LOKASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
PERIODE PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
Selama tahap operasional berlangsung
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
Selama tahap operasional berlangsung
Selama tahap operasional berlangsung
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP BENTUK LOKASI PERIODE UPAYA PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN HIDUP HIDUP HIDUP Pengamatan di Area 3 bulan sekali lapangan operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak Pengamatan di Area 6 bulan sekali lapangan operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
INSTITUSI PENGELOLA DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
Pengamatan di lapangan
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
3 bulan sekali
KETERANGAN
Parameter: NH3, H2S Tolak ukur: PerMenNakerTrans No. 13/MEN/X/2011 Parameter: Jumlah limbah padat domestik Tolak ukur: UU RI No. 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah
Parameter: Banyaknya ceceran Tolak ukur: Jumlah ceceran bahan baku (kg)
66
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL) UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SUMBER DAMPAK
JENIS DAMPAK
BESARAN DAMPAK
BENTUK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Peningkatan kebisingan
Peningkatan debu
ceceran bahan baku Memberikan pengarahan kepada karyawan untuk melakukan kegiatan ini Melakukan koordinasi dengan pihak ketiga dalam rangka penanganan ceceran bahan baku Pengaturan waktu pengoperasian mesin produksi Penggunaan APD ear plug bagi pekerja Pemasangan peredam bising di lokasi sumber bising Melokalisir sumber debu dengan pemasangan dust collector
Penggunaan Masker pekerja
APD bagi
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP BENTUK LOKASI PERIODE UPAYA PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN HIDUP HIDUP HIDUP
INSTITUSI PENGELOLA DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
KETERANGAN
LOKASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
PERIODE PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
Selama tahap operasional berlangsung
Pengamatan di lapangan
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
3 bulan sekali
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
Parameter: Kebisingan Tolak ukur: KepMenLH No. 48/MENLH/11/ 1998
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
Selama tahap operasional berlangsung
Pengamatan di lapangan
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
3 bulan sekali
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
Parameter: Debu Tolak ukur: SK Gub Jateng No.8 Tahun 2001
67
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL) UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SUMBER DAMPAK
JENIS DAMPAK
BESARAN DAMPAK
BENTUK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Peningkatan kebisingan
Peningkatan debu
ceceran bahan baku Memberikan pengarahan kepada karyawan untuk melakukan kegiatan ini Melakukan koordinasi dengan pihak ketiga dalam rangka penanganan ceceran bahan baku Pengaturan waktu pengoperasian mesin produksi Penggunaan APD ear plug bagi pekerja Pemasangan peredam bising di lokasi sumber bising Melokalisir sumber debu dengan pemasangan dust collector
Penggunaan Masker pekerja
APD bagi
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP BENTUK LOKASI PERIODE UPAYA PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN HIDUP HIDUP HIDUP
INSTITUSI PENGELOLA DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
KETERANGAN
LOKASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
PERIODE PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
Selama tahap operasional berlangsung
Pengamatan di lapangan
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
3 bulan sekali
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
Parameter: Kebisingan Tolak ukur: KepMenLH No. 48/MENLH/11/ 1998
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
Selama tahap operasional berlangsung
Pengamatan di lapangan
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
3 bulan sekali
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
Parameter: Debu Tolak ukur: SK Gub Jateng No.8 Tahun 2001
67
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL) UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SUMBER DAMPAK
JENIS DAMPAK
BESARAN DAMPAK
Timbulan Bau
Operasional Packing
Ceceran bahan baku
BENTUK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
± 750 kg/hari
Operasional Biosecurity
Limbah cair biosecurity
± 5 m3/hari
Pembuatan barrier penghijauan untuk mereduksi bau
Membersihkan ceceran bahan baku secara rutin Mengawasi kegiatan produksi agar tidak terjadi ceceran bahan baku Memberikan pengarahan kepada karyawan untuk melakukan kegiatan ini Melakukan koordinasi dengan pihak ketiga dalam rangka penanganan ceceran bahan baku Menyiapkan IPAL yang sesuai, didahului tahap awal dengan desain dan
LOKASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
PERIODE PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
Selama tahap operasional berlangsung
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten
Selama tahap operasional berlangsung
Selama tahap operasional berlangsung
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP BENTUK LOKASI PERIODE UPAYA PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN HIDUP HIDUP HIDUP Pengamatan di Area 3 bulan sekali lapangan operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak Pengamatan di Area 6 bulan sekali lapangan operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
INSTITUSI PENGELOLA DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
pengambilan sampel oleh laboraturium terakreditasi pada dilokasi
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan :
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten
1 bulan sekali
KETERANGAN
Parameter: NH3, H2S Tolak ukur: PerMenNakerTrans No. 13/MEN/X/2011 Parameter: Banyaknya ceceran Tolak ukur: Jumlah ceceran bahan baku (kg)
Parameter: Fisika, Kimia, Mikrobiologi Tolak ukur: PP No. 82 Tahun
68
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL) UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SUMBER DAMPAK
JENIS DAMPAK
BESARAN DAMPAK
Timbulan Bau
Operasional Packing
Ceceran bahan baku
BENTUK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
± 750 kg/hari
Operasional Biosecurity
Limbah cair biosecurity
± 5 m3/hari
Pembuatan barrier penghijauan untuk mereduksi bau
Membersihkan ceceran bahan baku secara rutin Mengawasi kegiatan produksi agar tidak terjadi ceceran bahan baku Memberikan pengarahan kepada karyawan untuk melakukan kegiatan ini Melakukan koordinasi dengan pihak ketiga dalam rangka penanganan ceceran bahan baku Menyiapkan IPAL yang sesuai, didahului tahap awal dengan desain dan
LOKASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
PERIODE PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
Selama tahap operasional berlangsung
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten
Selama tahap operasional berlangsung
Selama tahap operasional berlangsung
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP BENTUK LOKASI PERIODE UPAYA PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN HIDUP HIDUP HIDUP Pengamatan di Area 3 bulan sekali lapangan operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak Pengamatan di Area 6 bulan sekali lapangan operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
INSTITUSI PENGELOLA DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
pengambilan sampel oleh laboraturium terakreditasi pada dilokasi
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan :
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten
1 bulan sekali
KETERANGAN
Parameter: NH3, H2S Tolak ukur: PerMenNakerTrans No. 13/MEN/X/2011 Parameter: Banyaknya ceceran Tolak ukur: Jumlah ceceran bahan baku (kg)
Parameter: Fisika, Kimia, Mikrobiologi Tolak ukur: PP No. 82 Tahun
68
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL) UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SUMBER DAMPAK
JENIS DAMPAK
BESARAN DAMPAK
BENTUK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Operasional genset
Kebisingan
< 85 dBA
Operasional Forklift
Oli bekas
± 200 L/tahun
menyediakan alat pengukur debit air limbah Memberikan pengarahan kepada karyawan untuk melakukan kegiatan ini Melakukan koordinasi dengan pihak ketiga dalam rangka penanganan limbah cair Penempatan generator dalam ruang kedap dan dilengkapi silencer Melakukan penghijauan untuk meredam kebisingan Mewajibkan pekerja menggunakan ear plug selama berada di area ruang genset Pembangunan TPS B3 Pengumpulan
LOKASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
PERIODE PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Demak
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP BENTUK LOKASI PERIODE UPAYA PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN HIDUP HIDUP HIDUP yang telah Demak ditetapkan
INSTITUSI PENGELOLA DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP KLH Demak
KETERANGAN
2001
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
Selama tahap operasional berlangsung
Pengamatan di lapangan
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
3 bulan sekali
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
Parameter: Kebisingan Tolak ukur: KepMenLH No. 48/MENLH/11/ 1998
Area operasional PT. CPI unit
Selama tahap operasional berlangsung
Pengamatan di lapangan
Area operasional PT. CPI unit
6 bulan sekali
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas :
Parameter: Limbah B3 Tolak ukur:
69
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL) UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SUMBER DAMPAK
JENIS DAMPAK
BESARAN DAMPAK
BENTUK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Operasional genset
Kebisingan
< 85 dBA
Operasional Forklift
Oli bekas
± 200 L/tahun
menyediakan alat pengukur debit air limbah Memberikan pengarahan kepada karyawan untuk melakukan kegiatan ini Melakukan koordinasi dengan pihak ketiga dalam rangka penanganan limbah cair Penempatan generator dalam ruang kedap dan dilengkapi silencer Melakukan penghijauan untuk meredam kebisingan Mewajibkan pekerja menggunakan ear plug selama berada di area ruang genset Pembangunan TPS B3 Pengumpulan
LOKASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
PERIODE PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Demak
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP BENTUK LOKASI PERIODE UPAYA PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN HIDUP HIDUP HIDUP yang telah Demak ditetapkan
INSTITUSI PENGELOLA DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP KLH Demak
KETERANGAN
2001
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
Selama tahap operasional berlangsung
Pengamatan di lapangan
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
3 bulan sekali
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
Parameter: Kebisingan Tolak ukur: KepMenLH No. 48/MENLH/11/ 1998
Area operasional PT. CPI unit
Selama tahap operasional berlangsung
Pengamatan di lapangan
Area operasional PT. CPI unit
6 bulan sekali
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas :
Parameter: Limbah B3 Tolak ukur:
69
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL) UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SUMBER DAMPAK
JENIS DAMPAK
BESARAN DAMPAK
BENTUK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Operasional Boiler
Fly ash dan bottom ash
± 45 T/bulan
Penurunan Kualitas Udara oleh gas buang cerobong
limbah B3 di TPS B3 Labelling kemasan limbah B3 Bekerja sama dengan pihak ketiga berijin untuk pengangkutan dan pengelolaan limbah B3 Pembangunan TPS B3 Pengumpulan limbah B3 di TPS B3 Labelling kemasan limbah B3 Bekerja sama dengan pihak ketiga berijin untuk pengangkutan dan pengelolaan limbah B3 Menggunakan cerobong yang memenuhi persyaratan teknis sebagaimana peraturan yang
LOKASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
PERIODE PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Sayung Kabupaten Demak
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP BENTUK LOKASI PERIODE UPAYA PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN HIDUP HIDUP HIDUP Sayung Kabupaten Demak
INSTITUSI PENGELOLA DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
KETERANGAN
PP No.18 tahun 1999
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
Selama tahap operasional berlangsung
pengambilan sampel oleh laboratorium terakreditasi pada dilokasi yang telah ditetapkan
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
6 bulan sekali
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
Parameter: Limbah B3 Tolak ukur: PP No.18 tahun 1999
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
Selama tahap operasional berlangsung
pengambilan sampel oleh laboraturium terakreditasi pada dilokasi yang telah
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
6 bulan sekali
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
Parameter: SO2, NO2, CO, Ox Tolak ukur: SK Gub Jateng No.8 Tahun 2001
70
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL) UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SUMBER DAMPAK
JENIS DAMPAK
BESARAN DAMPAK
BENTUK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Operasional Boiler
Fly ash dan bottom ash
± 45 T/bulan
Penurunan Kualitas Udara oleh gas buang cerobong
limbah B3 di TPS B3 Labelling kemasan limbah B3 Bekerja sama dengan pihak ketiga berijin untuk pengangkutan dan pengelolaan limbah B3 Pembangunan TPS B3 Pengumpulan limbah B3 di TPS B3 Labelling kemasan limbah B3 Bekerja sama dengan pihak ketiga berijin untuk pengangkutan dan pengelolaan limbah B3 Menggunakan cerobong yang memenuhi persyaratan teknis sebagaimana peraturan yang
LOKASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
PERIODE PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Sayung Kabupaten Demak
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP BENTUK LOKASI PERIODE UPAYA PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN HIDUP HIDUP HIDUP Sayung Kabupaten Demak
INSTITUSI PENGELOLA DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
KETERANGAN
PP No.18 tahun 1999
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
Selama tahap operasional berlangsung
pengambilan sampel oleh laboratorium terakreditasi pada dilokasi yang telah ditetapkan
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
6 bulan sekali
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
Parameter: Limbah B3 Tolak ukur: PP No.18 tahun 1999
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
Selama tahap operasional berlangsung
pengambilan sampel oleh laboraturium terakreditasi pada dilokasi yang telah
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
6 bulan sekali
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
Parameter: SO2, NO2, CO, Ox Tolak ukur: SK Gub Jateng No.8 Tahun 2001
70
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL) UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SUMBER DAMPAK
JENIS DAMPAK
BESARAN DAMPAK
BENTUK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Limbah Cair Blowdown & Cucian Belt
± 7 m3/hari
Peningkatan kebisingan
berlaku Memasang cyclon Pengaturan waktu pembakaran Menyiapkan IPAL yang sesuai, didahului tahap awal dengan desain dan menyediakan alat pengukur debit air limbah Memberikan pengarahan kepada karyawan untuk melakukan kegiatan ini Melakukan koordinasi dengan pihak ketiga dalam rangka penanganan limbah cair Pengaturan waktu pengoperasian mesin produksi Penggunaan APD ear plug bagi pekerja Pemasangan peredam bising di
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP BENTUK LOKASI PERIODE UPAYA PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN HIDUP HIDUP HIDUP ditetapkan
INSTITUSI PENGELOLA DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
KETERANGAN
LOKASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
PERIODE PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
Selama tahap operasional berlangsung
pengambilan sampel oleh laboraturium terakreditasi pada dilokasi yang telah ditetapkan
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
1 bulan sekali
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
Parameter: Fisika, Kimia, Mikrobiologi Tolak ukur: PP No. 82 Tahun 2001
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
Selama tahap operasional berlangsung
Pengamatan di lapangan
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
3 bulan sekali
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
Parameter: Kebisingan Tolak ukur: KepMenLH No. 48/MENLH/11/ 1998
71
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL) UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SUMBER DAMPAK
JENIS DAMPAK
BESARAN DAMPAK
BENTUK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Limbah Cair Blowdown & Cucian Belt
± 7 m3/hari
Peningkatan kebisingan
berlaku Memasang cyclon Pengaturan waktu pembakaran Menyiapkan IPAL yang sesuai, didahului tahap awal dengan desain dan menyediakan alat pengukur debit air limbah Memberikan pengarahan kepada karyawan untuk melakukan kegiatan ini Melakukan koordinasi dengan pihak ketiga dalam rangka penanganan limbah cair Pengaturan waktu pengoperasian mesin produksi Penggunaan APD ear plug bagi pekerja Pemasangan peredam bising di
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP BENTUK LOKASI PERIODE UPAYA PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN HIDUP HIDUP HIDUP ditetapkan
INSTITUSI PENGELOLA DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
KETERANGAN
LOKASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
PERIODE PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
Selama tahap operasional berlangsung
pengambilan sampel oleh laboraturium terakreditasi pada dilokasi yang telah ditetapkan
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
1 bulan sekali
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
Parameter: Fisika, Kimia, Mikrobiologi Tolak ukur: PP No. 82 Tahun 2001
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
Selama tahap operasional berlangsung
Pengamatan di lapangan
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
3 bulan sekali
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
Parameter: Kebisingan Tolak ukur: KepMenLH No. 48/MENLH/11/ 1998
71
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL) UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SUMBER DAMPAK
JENIS DAMPAK
BESARAN DAMPAK
Timbulan bau
Operasional workshop
BENTUK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Penurunan kualitas udara
Peningkatan debu
lokasi sumber bising Pembuatan barrier penghijauan untuk mereduksi bau
Minimalisir sumber emisi gas buang Penempatan workshop disekitar penghijauan/buffe r zone perusahaan Melokalisir sumber debu dengan pemasangan dust collector
Limbah B3
Filter oli: 25 buah/tahun Aki bekas: 10 buah/tahun
Penggunaan APD Masker bagi pekerja Pembangunan TPS B3 Pengumpulan limbah B3 di TPS B3 Labelling kemasan limbah B3 Bekerja sama dengan pihak
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP BENTUK LOKASI PERIODE UPAYA PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN HIDUP HIDUP HIDUP
INSTITUSI PENGELOLA DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
Parameter: NH3, H2S Tolak ukur: PerMenNakerTrans No. 13/MEN/X/2011
LOKASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
PERIODE PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
Selama tahap operasional berlangsung
Pengamatan di lapangan
Selama tahap operasional berlangsung
Pengamatan di lapangan
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
Selama tahap operasional berlangsung
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
Selama tahap operasional berlangsung
KETERANGAN
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
3 bulan sekali
Pengamatan di lapangan
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
3 bulan sekali
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
Parameter: Debu Tolak ukur: SK Gub Jateng No.8 Tahun 2001
Pengamatan di lapangan
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
3 bulan sekali
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
Parameter: Limbah B3 Tolak ukur: PP No.18 tahun 1999
3 bulan sekali
Parameter: SO2, NO2, CO, Ox Tolak ukur: SK Gub Jateng No.8 Tahun 2001
72
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL) UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SUMBER DAMPAK
JENIS DAMPAK
BESARAN DAMPAK
Timbulan bau
Operasional workshop
BENTUK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Penurunan kualitas udara
Peningkatan debu
lokasi sumber bising Pembuatan barrier penghijauan untuk mereduksi bau
Minimalisir sumber emisi gas buang Penempatan workshop disekitar penghijauan/buffe r zone perusahaan Melokalisir sumber debu dengan pemasangan dust collector
Limbah B3
Filter oli: 25 buah/tahun Aki bekas: 10 buah/tahun
Penggunaan APD Masker bagi pekerja Pembangunan TPS B3 Pengumpulan limbah B3 di TPS B3 Labelling kemasan limbah B3 Bekerja sama dengan pihak
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP BENTUK LOKASI PERIODE UPAYA PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN HIDUP HIDUP HIDUP
INSTITUSI PENGELOLA DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
Parameter: NH3, H2S Tolak ukur: PerMenNakerTrans No. 13/MEN/X/2011
LOKASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
PERIODE PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
Selama tahap operasional berlangsung
Pengamatan di lapangan
Selama tahap operasional berlangsung
Pengamatan di lapangan
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
Selama tahap operasional berlangsung
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
Selama tahap operasional berlangsung
KETERANGAN
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
3 bulan sekali
Pengamatan di lapangan
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
3 bulan sekali
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
Parameter: Debu Tolak ukur: SK Gub Jateng No.8 Tahun 2001
Pengamatan di lapangan
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
3 bulan sekali
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
Parameter: Limbah B3 Tolak ukur: PP No.18 tahun 1999
3 bulan sekali
Parameter: SO2, NO2, CO, Ox Tolak ukur: SK Gub Jateng No.8 Tahun 2001
72
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL) UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SUMBER DAMPAK
Penyimpanan Bahan Baku
JENIS DAMPAK
BESARAN DAMPAK
Bau
BENTUK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Peningkatan debu
ketiga berijin untuk pengangkutan dan pengelolaan limbah B3 Membuat gudang tertutup Mewajibkan pekerja menggunakan masker Membuat penghijauan sebagai barrier di sekitar lokasi bahan baku Membuat pintu yang dilengkapi tirai Memaksimalkan fungsi dust collector
Pemeliharaan mesin dan peralatan
Limbah padat lampu neon/TL
± 48 unit/tahun
Pembangunan TPS B3 Pengumpulan limbah B3 di TPS B3 Labelling kemasan
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP BENTUK LOKASI PERIODE UPAYA PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN HIDUP HIDUP HIDUP
INSTITUSI PENGELOLA DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
KETERANGAN
LOKASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
PERIODE PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
Selama tahap operasional berlangsung
Pengamatan di lapangan
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
6 bulan sekali
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
Parameter: NH3, H2S Tolak ukur: PerMenNakerTrans No. 13/MEN/X/2011
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
Selama tahap operasional berlangsung
Pengamatan di lapangan
6 bulan sekali
Pengamatan di lapangan
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
Parameter: Debu Tolak ukur: SK Gub Jateng No.8 Tahun 2001
Selama tahap operasional berlangsung
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
12
bulan sekali
Parameter: Limbah B3 Tolak ukur: PP No.18 tahun 1999
73
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL) UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SUMBER DAMPAK
Penyimpanan Bahan Baku
JENIS DAMPAK
BESARAN DAMPAK
Bau
BENTUK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Peningkatan debu
ketiga berijin untuk pengangkutan dan pengelolaan limbah B3 Membuat gudang tertutup Mewajibkan pekerja menggunakan masker Membuat penghijauan sebagai barrier di sekitar lokasi bahan baku Membuat pintu yang dilengkapi tirai Memaksimalkan fungsi dust collector
Pemeliharaan mesin dan peralatan
Limbah padat lampu neon/TL
± 48 unit/tahun
Pembangunan TPS B3 Pengumpulan limbah B3 di TPS B3 Labelling kemasan
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP BENTUK LOKASI PERIODE UPAYA PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN HIDUP HIDUP HIDUP
INSTITUSI PENGELOLA DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
KETERANGAN
LOKASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
PERIODE PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
Selama tahap operasional berlangsung
Pengamatan di lapangan
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
6 bulan sekali
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
Parameter: NH3, H2S Tolak ukur: PerMenNakerTrans No. 13/MEN/X/2011
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
Selama tahap operasional berlangsung
Pengamatan di lapangan
6 bulan sekali
Pengamatan di lapangan
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
Parameter: Debu Tolak ukur: SK Gub Jateng No.8 Tahun 2001
Selama tahap operasional berlangsung
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
12
bulan sekali
Parameter: Limbah B3 Tolak ukur: PP No.18 tahun 1999
73
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL) UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SUMBER DAMPAK
JENIS DAMPAK
BESARAN DAMPAK
BENTUK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Peningkatan debit limpasan
Genangan air dan banjir saat curah hujan tinggi
> 1 kali setahun
limbah B3 Bekerja sama dengan pihak ketiga berijin untuk pengangkutan dan pengelolaan limbah B3 Pembuatan saluran drainase disekeliling area pabrik Pembuatan lubang resapan (biopori) Pembuatan buffer zone dan green belt di dekat lokasi drainase Membuat sumur resapan di area parkir
LOKASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
PERIODE PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
Selama tahap operasional berlangsung
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP BENTUK LOKASI PERIODE UPAYA PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN HIDUP HIDUP HIDUP
INSTITUSI PENGELOLA DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
Pengamatan di lapangan
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
12
bulan sekali
KETERANGAN
Parameter: Frekuensi terjadinya banjir Tolak ukur: Terjadinya banjir
Sumber : Hasil Analisa, 2013
74
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL) UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SUMBER DAMPAK
JENIS DAMPAK
BESARAN DAMPAK
BENTUK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Peningkatan debit limpasan
Genangan air dan banjir saat curah hujan tinggi
> 1 kali setahun
limbah B3 Bekerja sama dengan pihak ketiga berijin untuk pengangkutan dan pengelolaan limbah B3 Pembuatan saluran drainase disekeliling area pabrik Pembuatan lubang resapan (biopori) Pembuatan buffer zone dan green belt di dekat lokasi drainase Membuat sumur resapan di area parkir
LOKASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
PERIODE PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
Selama tahap operasional berlangsung
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP BENTUK LOKASI PERIODE UPAYA PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN HIDUP HIDUP HIDUP
INSTITUSI PENGELOLA DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
Pengamatan di lapangan
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : KLH Demak Pelaporan : KLH Demak
Area operasional PT. CPI unit Sayung Kabupaten Demak
12
bulan sekali
KETERANGAN
Parameter: Frekuensi terjadinya banjir Tolak ukur: Terjadinya banjir
Sumber : Hasil Analisa, 2013
74
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL)
D. JUMLAH DAN JENIS PERIJINANTERKAIT UKL - UPL
Perijinan yang telah dimiliki untuk pengembangan dan perluasan kegiatan operasional PT. CPI unit Desa Sayung dan Desa Purwosaridiantaranya : No.
Jenis Perijinan
Keterangan
1
Akte Pendirian Perusahaan
No. 6 Tahun 1973
2
Akta Pemegang Saham
No. 22 Tahun 2010
3
Izin Prinsip Perluasan Penanaman
No. 18/1/IP/II/PMDN/2011
Modal 4
NPWP Perusahaan
No. 01.000.172.5-092.000
5
Izin Lokasi
No. 503.02/02326/V/2011
6
Surat Keterangan Domisili
No. 045.2/55/IX/2013
7
Izin Perubahan Penggunaan Tanah
No. 400/57/IPPT/V/2011
Pertanian ke Non Pertanian 8
Surat Pengukuhan Pengusaha Kena
No: PEM-75/WPJ.19/KP.0203/2002
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL)
D. JUMLAH DAN JENIS PERIJINANTERKAIT UKL - UPL
Perijinan yang telah dimiliki untuk pengembangan dan perluasan kegiatan operasional PT. CPI unit Desa Sayung dan Desa Purwosaridiantaranya : No.
Jenis Perijinan
Keterangan
1
Akte Pendirian Perusahaan
No. 6 Tahun 1973
2
Akta Pemegang Saham
No. 22 Tahun 2010
3
Izin Prinsip Perluasan Penanaman
No. 18/1/IP/II/PMDN/2011
Modal 4
NPWP Perusahaan
No. 01.000.172.5-092.000
5
Izin Lokasi
No. 503.02/02326/V/2011
6
Surat Keterangan Domisili
No. 045.2/55/IX/2013
7
Izin Perubahan Penggunaan Tanah
No. 400/57/IPPT/V/2011
Pertanian ke Non Pertanian 8
Surat Pengukuhan Pengusaha Kena
No: PEM-75/WPJ.19/KP.0203/2002
Pajak 9
Surat Keterangan Notaris
No. 165/NOT/DMK/X/2013
10
Surat Keterangan Notaris
No. 166/NOT/DMK/X/2013
11
Sertifikat tanah
Sumber : PT. Charoen Pokphand Indonesia, Demak, 2013
75
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL)
SURAT PERNYATAAN UKL - UPL Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
: Nur Ubaya, ST., MT.
Jabatan
: Plant General Manager
Selaku penanggung jawab atas upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan dari : Nama Perusahaan
: PT. Charoen Pokphand Indonesia
Lokasi Kegiatan
: Desa Sayung dan Desa Purwosari, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak
Jenis Kegiatan
: Pembuatan Pakan ternak ( Feedmill )
Dengan ini menyatakan bahwa : 1. Dalam pemantauan Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) atas kegiatan usaha tersebut diatas, kami telah mengacu kepada peraturan yang berlaku dengan tetap memperhatikan arahan dari instansi pembina teknis tekait 2. Kami berjanji untuk menaati dan melaksanakan kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup dimaksud dan sanggup melaksanakan ketertiban umum dan senantiasa membina hubungan baik dengan tetangga sekitar 3. Kami sanggup menjaga kesehatan, kebersihan, dan keindahan di lingkungan usaha 4. Kami bersedia bertanggung jawab terhadap kerusakan dan/atau pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh usaha dan/atau kegiatan kami, baik yang sudah tersebut di dalam dokumen maupun yang belum. 5. Kami bersedia untuk dipantau dampak lingkungan dari usaha dan/atau kegiatannya oleh instansi yang berwenang atas kegiatan dimaksud 6. Apabila kami lalai untuk melaksanakan pernyataan pada angka 1 sampai 5 diatas, kami bersedia bertanggung jawab sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku
76
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL)
7. Hasil pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pem antauan lingkungan Hidup (UPL) akan dilaporkan pada Kantor Lingkungan Hidup setiap 3 (tiga) bulan sekali. 8. Membuat lubang biopori dan melakukan penanaman pohon penghijauan disekitar sumber bising dan sumber bau dengan kerapatan yang tinggi 9. Apabila di kemudian hari terjadi perubahan/pengembangan kegiatan secara mendasar yang berpengaruh terhadap lingkungan, maka kami akan mempertanggungjawabkan hal
tersebut
sesuai
dengan
peraturan
perundangan
yang
berlaku
dan
menyempurnakan kembali dokumen UKL-UPL yang ada sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan saat itu
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan untuk dipergunakan seperti sebagaimana mestinya.
Demak,
Januari 2013
Yang menyatakan,
Nur Ubaya, ST., MT. Plant General Manager
77
DOKUMEN UKL – UPL PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA DESA SAYUNG DAN DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PABRIK PEMBUATAN PAKAN TERNAK (FEEDMILL)
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Demak -----, 2013. Kecamatan Sayung Dalam Angka -----, 2001. Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2001 tentang Baku Mutu Udara Ambien Provinsi Jawa Tengah -----, 1996. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48/MENLH/11/1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan -----, 1996. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 50/MENLH/11/1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebauan -----, 2011. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.13/Men/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di tempat Kerja -----, 2011. Peraturan Daerah Kabupaten Demak No. 6 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Demak tahun 2011-2031 -----, 2012. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2012 tentang Kendaraan -----, 2012. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup -----, 2011. Profil Kesehatan Kabupaten Demak
78