DIKTAT PANJAT TEBING (ROCK CLIMBING)
ASTACALA Perhimpunan Perhimpunan Mahasiswa Pecinta Alam ITTelkom 1
Judul Buku :
Diktat Rock Climbing (Panjat Tebing) Edisi Beta Release, 2009 Bahasa Indonesia
Penulis : Laili Aidi (A – 062 – Kabut Fajar)
Dokumen ini dikeluarkan Oleh : BADAN PENDIDIKAN DAN LATIHAN ASTACALA Perhimpunan Mahasiswa Pecinta Alam ITTelkom Gd. Student Center, Lantai 1 Ruang 103 Kampus ITTelkom Jl. Telekomunikasi 1 Dayeuh Kolot 40257 Bandung, Jawa Barat Telp (022) 7564108 ext 2021 Website http://www.astacala.org
2
Lucy Creamer on Flying Buttress Direct, (HVS 5b), Stanage Edge, Peak District, UK. Photo: Simon Carter, wild country cam book
3
Ketentuan Penggunaan Seluruh atau sebagian isi tulisan yang ada di dalam dokumen ini dapat digunakan, disebarluaskan, dijadikan sebagai sumber acuan (referensi) secara bebas bagi yang membutuhkan isi tulisan ini bukan untuk tujuan komersial (non profit), dengan syarat tidak menghapus, merubah atau menghilangkan atribut atau pernyataan penulis.
Seluruh materi dari tulisan dibuat untuk kalangan sendiri dengan skenario latihan yang sesuai dengan kebutuhan. ASTACALA tidak bertanggung jawab apabila terjadi kecelakaan pada kegiatan di lapangan yang mempergunakan tulisan ini sebagai referensi dan atau tidak dikonsultasikan dahulu dengan Badan Pendidikan dan Latihan ASTACALA.
Hak cipta dan intelektual terdapat pada penulis dan tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali melakukan konfirmasi dan mendapatkan izin tertulis dari Penulis dan / atau Badan Pendidikan dan Latihan ASTACALA. Apabila akan menggunakan dan / atau melakukan penulisan ulang ataupun memberikan saran atas dokumen ini, dapat menghubungi ASTACALA dengan alamat : A S TA CA L A P M P A I T Te l k o m
Gd. Student Center, Lantai 1 Ruang 103 Kampus ITTelkom Jl. Telekomunikasi 1 Dayeuh Kolot 40257 Bandung, Jawa Barat Telp (022) 7564108 ext 2021 Website www.astacala.org
Bandung, Agustus 200 Badan Pendidikan dan Latihan ASTACALA
xxxx A – 0xx – xxxxx
4
Daftar Isi KETENTUAN PENGGUNAAN ........................................................................................ 4 DAFTAR ISI ....................................................................................................................... 5 1. PENDAHULUAN.......................................................................................................... 6 2. KLASIFIKASI PANJAT TEBING ......................................................................... 17 2.1 KLASIFIKASI................................................................................................................ 17 2.2 GRADING..................................................................................................................... 20 3. ALAT ............................................................................................................................. 24 3.1 ALAT ............................................................................................................................ 24 3.2 PENGGUNAAN DAN PERAWATAN................................................................................. 37 4. ETIKA........................................................................................................................... 40 5. PENGENALAN TEBING DAN TEKNIK DASAR ............................................... 42 5.1 KOMPONEN DASAR ..................................................................................................... 42 5.2 KARAKTERISTIK TEBING ............................................................................................. 43 5.3 TEKNIK PEMANJATAN .................................................................................................. 45 5.4 BOULDERING ............................................................................................................... 47 5.5 BUILDERING ................................................................................................................ 47 6. SIMPUL......................................................................................................................... 48 6.1 JENIS SIMPUL ............................................................................................................. 48 6.2 PENGURANGAN KEKUATAN TALI ................................................................................ 52 7. TEKNIK LANJUT ........................................................................................................ 54 7.1 MANAJEMEN PEMANJATAN .......................................................................................... 54 7.2 ABA – ABA PEMANJATAN............................................................................................ 54 7.3 PROSEDUR PEMANJATAN ............................................................................................ 55 7.4 LEADING ...................................................................................................................... 57 7.5 BELAYING .................................................................................................................... 61 7.6 RAPELLING / ABSEILING ............................................................................................ 62 8.LINTASAN..................................................................................................................... 65 8.1 PEMBUATAN LINTASAN ............................................................................................... 65 8.2 TOPO MAP ................................................................................................................... 66 9. VERTICAL RESCUE ................................................................................................. 67 DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 70 TENTANG PENULIS ....................................................................................................... 71
5
1. Pendahuluan The mountains tell you, quite ruthlessly, who you are, and what you are. Mountaineering is a game where you can’t cheat ..., more than that, what’s important is your determination cool nerves, and knowing how to make the right choice. George L. Mallory
Pada dasarnya Rock Climbing adalah bagian dari Mountaineering (kegiatan mendaki gunung, suatu perjalanan petualangan ke tempat-tempat yang tinggi), hanya di sini kita menghadapi medan yang khusus. Dengan membedakan daerah atau medan yang dilalui, Mountaineering dapat dibagi menjadi : •
Hill Walking, merupakan perjalanan biasa melewati serangkaian hutan dan perbukitan dengan berbekal pengetahuan peta/kompas dan survival. Kekuatan kaki menjadi faktor utama suksesnya suatu perjalanan.
•
Rock Climbing, disini medan yang dihadapi berupa bentukan vertikal (perbukitan atau tebing) di mana sudah diperlukan bantuan tangan untuk menjaga keseimbangan tubuh atau atau menambah ketinggian.
•
Ice / Snow Climbing, hampir sama seperti halnya dengan Rock Climbing, namun medan yang dihadapi adalah perbukitan atau tebing es/salju .
Beberapa catatan sejarah Panjat Tebing : 1865 Dinding selatan Mont Blanc dipanjat untuk pertama kali lewat lintasan Old Brenva, menandai lahirnya panjat es (ice climbing). Sementara itu di Alpen bagian tengah, Edward Whymper dan enam rekannya berhasil menggapai Puncak Matterhorn (4474 m) di Swiss. Tetapi 4 anggota tim, yang saling terikat dalam satu tali, tewas dalam perjalanan turun, ketika salah seorang terpeleset jatuh dan menyeret yang lain. Musibah ini mengakhiri 11 tahun Zaman Keemasan. Tak urung lebih dari 180 puncak besar telah didaki dalam masa itu, sedikitnya satu kali dan lebih dari setengahnya oleh orang-orang Inggris. 1874 WA Coolidge mendaki Puncak Jungfrau dan Wetterhorn di musim dingin, sehingga digelari Bapak Winter Climbing. Pada tahun 1870-an ini muncul tren baru,
6
Pemanjatan tanpa pemandu, yang segera menjadi ukuran kebanggaan di antara Climber . 1878 Regu yang dipimpin Clinton Dent berhasil memanjat Aiguille du Dru di Perancis, memicu tren baru lagi, yaitu pemanjatan tebing-tebing yang tak begitu tinggi namun dengan tingkat kecuraman dan dan kesulitan besar. 1883 WW Graham menjadi orang Eropa pertama yang mengunjungi Pegunungan Himalaya dengan tujuan mendaki gunung sebagai olahraga dan petualangan. Ia mendaki beberapa puncak rendah di kawasan Nanda Devi dan Sikkim India, bahkan konon berhasil mencapai Puncak Changabang (6864 m). 1910 Carabiner buat pertama kali dipakai dalam Pemanjatan gunung, diperkenalkan oleh Climber -Climber dari Munich, Jerman Barat, diilhami oleh penggunaannya dalam pasukan pemadam kebakaran. 1931 Schmid bersaudara mencapai Puncak Matterhorn lewat dinding utara, sekaligus melahirkan demam North Wall Climbing. Peningkatan taraf hidup di Inggris dan Eropa daratan pada umumnya, menimbulkan perubahan pola penduduk kota melewatkan waktu luangnya, menyebabkan populernya panjat tebing. 1932 Grivel memperkenalkan cakar es (crampoon) model 12 gigi, yang karena efektifnya tetap disukai hingga kini. 1933 Comici dari Italia memanjat overhang dinding utara Cima Grande Lavredo di kawasan Dolomite, Alpen Timur, menandai aid climbing yang pertama. Sekitar tahun ini pula sol sepatu Vibram ditermukan oleh Vitale Bramini. 1937 Bill Murray mengubah tongkat Climber yang panjang menjadi kapak es, menandai lahirnya panjat es modern. 1938 Dinding utara Eiger di Swiss akhirnya berhasil dipanjat, oleh tim gabungan Jerman Barat dan Austria, yang oleh Hitler diiming-imingi dengan medali emas olympiade. Dinding maut ini sebelumnya telah menelan cukup banyak korban, dan berlanjut hingga kini. 1949 Nepal membuka perbatasannya bagi orang luar.
7
1950 Tibet dicaplok Cina dan pemanjatan Himalaya dari sisi ini tak diperkenankan lagi. Maurice Herzog memimpin ekspedisi Perancis mendaki Annapurna (8091m), puncak 8000-an yang pertama, menandai awal 20 tahun Zaman Keemasan Pemanjatan di Himalaya. Di Alpen, tali nilon mulai dipergunakan. Sebelumnya, tali serat tumbuhan hampir tak memiliki kelenturan, sehingga ada 'hukum' bahwa seorang Leader tak boleh jatuh, sebab hampir pasti pinggangnya patah tersentak. Pakaian bulu angsa mulai membuat malam-malam di bivouac lebih nyaman. 1951 Don Whillan menemukan pasangannya, Joe Brown, duet Climber terkuat yang pemah dimiliki Inggris. Panjat bebas (free climbing) gaya Inggris menjadi tolok ukur dunia panjat tebing. Walter Bonatti dkk menyelesaikan dinding timur Grand Capucin, awal aid climbing pada tebing yang masuk kategori big wall . Bermula di Inggris, terjadi Revolusi Padas. Tebing batu gamping ternyata tak serapuh yang selama itu disangka. Tebing-tebing granit dan batuan beku lainnya mendapat saingan. 1952 Herman Buhl solo di dinding timur laut Piz Badile di Swiss, dalam waktu 4 1/2 jam. Inilah nenek moyang speed climbing. Rekor waktu pada rute tersebut, yang dibuat tahun 1937 adalah 52 jam. 1955 Walter Bonatti solo pilar barat daya du Dru 6 hari. 1957 Herman Buhl dan tim Austria mencapai Puncak Broad Peak (8047 m), sekaligus mematok Pemanjatan pertama gunung 8000-an dengan alpine tactic . 1960 Claudio Barbier dari Belgia solo ketiga dinding utara di Tre Cima Laverdo dalam 1 hari. Pertama kali speed climbing menggunakan teknik gabungan free dan aid climbing.
Helm mulai sering digunakan para Climber tebing. Harness menjadi
wajib, menyusul kematian seorang Climber Inggris di Dolomite. Harness pertama yang diproduksi massal dan dijual untuk umum terbuat dari webbing, merek Tankey. Tebing 48 Citatah mulai digunakan sebagai ajang latihan bagi pasukan Angkatan Darat Indonesia. 1961 Ekspedisi dari Selandia Baru coba mendaki Carstensz Pyramide tapi mengalami kegagalan sebab keterlambatan dukungan logistik lewat jembatan udara. 1962 Puncak Cerstensz Pyramide akhirnya berhasil digapai oteh tim Heinrich Heiner. Juga 8
Puncak Eidenburg didekatnya, oleh ekspedisi yang dipimpin oleh Phillip Temple. Awal pemakaian baut tebing di Alpen; Tebing pantai mulai diminati. Climber Amerika Serikat mulai bicara di Alpen, diawali Hemmings dan Robbins yang menciptakan lintasan super sulit di dinding barat du Dru. 1963 Tim gabungan Inggris-AS memanjat dinding selatan Aiguille du Fou, the hardest technical climbing di Alpen waktu ilu, dengan teknik-teknik aid climbing gaya AS. Kode etik dalam panjat tebing mulai banyak diperdebatkan di rumah-rumah minum. Pemanjatan solo pertama Eiger Nordwand, oleh Michel Darbellay, dalam satu hari.
Bonatti dan Zapelli menyantap mix climbing (ice dan rock ) tersulit di
Alpen, dinding utara Grand Pilier d'Angle di Mont Blanc. Seorang ahli gletser yang baru kembali dari Antartika berusaha mendaratkan pesawat terbangnya di di Puncak Jaya, dekat Carstensz. Untung angin kencang mengurungkan niatnya, sebab salju tebal di sana terlalu lunak sebagai landas pacu. Tapi buntutnya, dua pesawat DC 3 kandas di lereng utara dan selatannya, pada ketinggian sekitar 4300 meter. 1965 Seratus tahun Pemanjatan pertama Matterhorn diperingati dengan peliputan Pemanjatan Hornli dkk oleh BBC TV sampai ke puncak. Untuk pertama kalinya Pemanjatan gunung maupun panjat tebing menjadi olahraga yang juga dapat 'ditonton' orang banyak.
Robbins dan John Harlin dri AS bikin lintasan lurus di
dinding
mendemonstrasikan
barat
du
Dru,
keunggulan
Climber
AS
dalam
Pemanjatan panjang dan berat. Pemerintah Nepal menutup Pemanjatan Himalaya di wilayahnya. 1967 Revolusi bagi para Climber es. Chouinnard memperkenalkan kapak es berujung lengkung, dan McInnes menawarkan jenis Terodactyl. Lahirnya sekrup es berbentuk pipa meningkatkan standar Pemanjatan ice climbing. Penggunaan tali kernmantel dipelopori oleh Inggris. 1968 Nafas segar bagi para Climber , sejumlah lapangan terbang milik misi Katolik dibuka di Irian. Tapi hampir bersamaan dengan itu Pemerintah Rl tidak lagi mengeluarkan izin Pemanjatan di kawasan Carstensz. 1969 Reinhold Messner keluar dari pertapaannya di tebing-tebing Alpen Timur, menuju ke barat, menyikat dinding es raksasa tes Drotes dalam waktu 8 1/2 jam solo, membuyarkan rekor sebelumnya, 3 hari. Climber -Climber Jepang mulai membanjiri pasaran di Alpen, antara lain membuat lintasan baru di Eiger. Sensus yang 9
dilakukan British Mountaineering Club (BMC) mengatakan, ada 45.000 Climber dan 500.000 walkers, di Inggris saja.
Nomer perdana majalah 'Mountain' beredar,
menjadi media Climber gunung dan Climber tebing pertama yang beredar luas dalam bahasa Inggris, sehingga banyak mempengaruhi perkembangan lewat perdebatan dan opini. 1970 Dinding Selatan Annapurna dirambah tim Inggris, menggunting pita pembukaan era Pemanjatan jalur-jalur sulit di gunung-gunung besar. Tingkat kesulitan lintasan menjadi lebih penting dari pada sekedar mencapai puncak. Ini tak lepas dari kian canggihnya perlengkapan panjat es, kecepatan Pemanjatan meningkat drastis. Di Alpen, artificial climbing tambah populer dan kaya teknik. Kurang lebih tahun ini pula lahir cabang panjat dinding. Tebing buatan yang pertama dikenal orang kemungkinan besar didirikan di Universitas Leeds, Inggris. Perancangnya Don Robinson, yang kemudian juga merancang dinding panjat di Acker's Trust, Birmingham, dinding panjat pertama yang diklaim mampu menampung segala pegangan, pijakan dan gerakan panjat tebing, sekaligus menawarkan bentuk sculpture yang artistik. Sejalan dengan itu, bentuk-bentuk latihan terpisah dalam panjat tebing mulai menggema. Salah seorang pelopornya ialah Pete Livesey, Climber yang juga pecinta speleologi dan olahraga kano, serta punya dasar di atletik sebagai pelari. Pete tahu benar pentingnya latihan spesifik bagi jenis-jenis olahraga tersebut. Dan dia mencoba menerapkan prinsip yang sama pada panjat tebing. Pelan tapi pasti, panjat tebing mulai dipandang lebih sebagai kegiatan atletis, ketimbang sekedar 'hura-hura di tebing'. Tak lagi memadai semboyan 'best training for climber is climbing' , apalagi hanya dengan memupuk kejantanan lewat gelas-gelas bir, seperti yang selama & dianut. 1971 Kawasan Carstensz kembali dibuka untuk Pemanjatan, segera diserbu oleh ekspedisi-ekspedisi dari Australia, Jerman, AS, bahkan Hongkong. Tahun ini pula Mapala UI berhasil mencapai Puncak Jaya, antara lain oleh Herman O. Lantang dan Rudy Badil, orang-orang sipil Indonesia pertama. 1972 Untuk pertama kalinya panjat dinding masuk dalam jadwal olimpiade, yaitu didemonstrasikan dalam Olympiade Munich. 1974 Pasangan Reinhold Messner dan Peter Habeler mendaki Hidden Peak (8068 m) di Karakoram, 3 hari dengan Alpine push, kemudian memecahkan rekor kecepatan Eiger, 10 jam.
10
1975 Ekspedisi dari Jepang menjadi tim wanita pertama yang menjejakkan Puncak Everest. Sementara itu Cina mengirimkan tim pertamanya, dari punggungan timur laut. Perlengkapan panjat es kian lengkap, lalu ramalan cuaca kian akurat dengan intervensi komputer. Akibatnya, seolah tak ada lagi pelosok Alpen yang terpencil. Namun, bercak-bercak kapur magnesium mulai terasa merisihkan tebing-tebing di Inggris dan Eropa daratan, kebanyakan dituduhkan sebagai ulah Climber -Climber 'hijau', yang mengobral magnesium pada lintasan-lintasan yang seharusnya bisa dilampaui tanpa bubuk itu. 1976 Harry Suliztiarto tak sanggup lagi menahan obsesinya, dengan tali nilon dia mulai latihan panjat memanjat di Citatah, dan di-belay oleh pembantu rumahnya. Patok pertama panjat tebing modern di Indonesia. 1977 Skygers Amateur Rock Climbing Group didirikan di Bandung oleh Harry Suliztiaito, Agus Resmonohadi, Heri Hermanu, Deddy Hikmat. Inilah awal tersebarnya kegiatan panjat tebing di Indonesia. Ekspedisi Selandia Baru coba mendaki Everest tanpa bantuan sherpa. Mereka cuma sampai South Col, tapi mereka mereka seolah memukul gong yang gaungnya merantak ke mana-mana, 'ekspedisi berdikari'. Yang
pro
mengganggapnya
sebagai
kejujuran
yang
wajib,
yang
kontra
melecehkannya sebagai kesia-siaan yang konyol. Perdebatan tak selesai hingga kini. 1979 Harry Suliztiarto memanjat atap Planetarium, Taman Ismail Marzuki. 1980 Tebing Parang untuk pertama kalinya oleh tim ITB, di bawah pimpinan Harry Sulisztiarto. Skygers menyelenggarakan sekolah panjat tebing untuk pertama kalinya. Sampai kini belum ada lagi kelompok yang membuat pendidikan panjat tebing untuk umum seperti ini. 1981 Dua ekspedisi Indonesia sekaligus di dinding Selatan Carstensz, Mapala Ul dan ITB. Salah seorang anggota tim Mapala Ul, Hartono Basuki, gugur di sini. Jayagiri dari Bandung mengirimkan Danardana mengikuti sekolah Climber gunung di Glenmore Lodge, Skotlandia, dilanjutkan Pemanjatan Matterhorn di Swiss. 1982 Jayagiri kembali mengirimkan orang, Irwanto, ke sekolah Pemanjatan di ISM, Swiss, dilanjulkan ekspedisi 4 orang ke Mont Blanc di Perancis, dan Matterhorn
11
serta Monte Rosa di Swiss. Ahmad dari kelompok Gideon Bandung tewas terjatuh di Tebing 48 Citatah, korban pertama panjat tebing di Indonesia. 1984 UGM (Mapagama) mengirimkan Tim Ekspedisi Gajah Mada ke Irian Jaya. Tim panjatnya, Gendon Bandono, bersama Ahmad Rizali dari Mapala UI berhasil mencapai puncak Carstensz Pyramide melalui jalur normal. Tebing Lingga di Trenggalek, Jawa Timur, serta tebing pantai Uluwatu di Bali, berhasil dipanjat oleh kelompok Skygers bersama GAP (Gabungan Anak Petualang) dari Surabaya. 1985 Tebing Serelo di Lahat, Sumatra Selatan, berhasil dipanjat oleh tim yang menamakan dirinya Ekspedisi Anak Nakal. Ekspedisi Mapala Ul gagal mencapai Puncak Chulu West (6584 m) di Himalaya, Nepal. Ekspedisi Jayagiri gagal memanjat Eiger Nordwand. 1986 Kelompok gabungan Exclusive berhasil memanjat Tebing Bambapuang di selatan Toraja, Sulawesi Selatan. Ketompok UKL (Unit Kenal Lingkungan) Univeritas Pajajaran Bandung memanjat tebing Gunung Lanang di Jawa Timur. Climber Climber Jayagiri Bandung merampungkan Dinding Ponot di air terjun Sigura-gura, Sumatera Utara. Ekspedisi Jayagiri mengulang Pemanjatan Eiger, berhasil, menciptakan
lintasan
baru.
Kompetisi
panjat
tebing
pertama
di
dunia
diselenggarakan di Uni Soviet, di tebing alam, dan sempat ditayangkan juga oleh TVRI. Patrick Morrow, Climber dan fotografer Kanada yang kelak mempopulerkan ide mendaki Seven Summits, mendaki Carstensz Pyramid bersama Adiseno dari Mapala UI. Ini puncak terakhir dari rangkaian Seven Summits yang didaki Pat Morrow. Tahun ini pula, bersamaan dengan EXPO di Vancouver, Kanada, Pat Morrow menemani Norman Edwin, Adiseno, dan Tituz Pramono dari Mapala UI untuk memanjat puncak granit Bugaboo Spire (3186 m), salah satu puncak terpopuler Kanada yang terletak di kawasan British Columbia. Mapala UI berlatih di Carstensz dengan ketuanya Adiseno. Kelak, Mapala UI meneruskan tradisi latihan di Carstensz ini nyaris secara reguler. Beberapa tim yang datang ke sana antara lain dipimpin Handiman Rico (Koko), lalu oleh tim yang dipimpin Aloysius Febrian (Dedi). 1987 Empat
Anggota
Ekspedisi
Aranyacala
Universitas
Trisakti
tewas
Gerombolan Pengacau Irian dalam perjalanan menuju Jayawaijaya.
diserang Ekspedisi
Wanadri menyelesaikan Pemanjatan Tebing Batu Unta di Kalimantan Barat. Kelompok Trupala memanjat tebing Bukit Gajah di Jawa Tengah. Sepikul di Jawa
12
Timur disantap Skygers. Lomba panjat tebing pertama di Indonesia dilaksanakan di tebing pantai Jimbaran di Bali. 1988 Dinding panjat buat pertama kali diperkenalkan di Indonesia, dibawa oleh 4 atlet Climber Prancis yang diundang atas kerjasama Kantor Menpora dengan Kedubes Perancis di Jakarta. Mereka juga sempat memberikan ilmu lewat kursus singkat kepada Climber -Climber kita. Bersamaan, lahir Federasi Panjat Gunung & Tebing Indonesia, diketuai Harry Suliztiarto.
Untuk pertama kalinya disusun rangkaian
kejuaraan untuk memperebutkan Piala Dunia Panjat Dinding yang direstui dan diawasi langsung oleh UIAA (badan Internasional yang membawahi federasifederasi panjat tebing dan Climber gunung), diawali dengan kejuaraan di Snowbird, Utah, AS.
Ekspedisi panjat tebing pertama yang dilakukan sepenuhnya oleh
wanita, Ekspedisi Putri Parang Aranyacala, Tower III. Sedangkan kelompok putranya memanjat Tebing Gunung Kembar di Citeureup, Bogor.
Ekspedisi UKL
Unpad Bandung di Batu Unta, Kalbar, kehilangan satu anggotanya, Yanto Martogi Sitanggang jatuh bebas. Speed climbing pertama di Indonesia dilakukan oleh Sandy & Jati, di dinding utara Parang, 3 jam. Sekaligus merupakan Pemanjatan big wall pertama tanpa menggunakan alat pengaman sama sekali, keduanya hanya dihubungkan dengan tali. Lomba panjat 'tebing buatan' pertama dilakukan di Bandung, mengambil dinding gardu listrik. Lalu di Alpen, Ekspedisi Jayagiri Speed Climbing gagal memenuhi target waktu 2 hari Pemanjatan dinding utara Eiger, mulur
menjadi
5
hari.
Sedangkan
ekspedisi
dari
Pataga
Jakarta
berhasil
menciptakan lintasan baru di dinding yang sama. Di Yosemite, AS, Sandy Febyanto dan Jati Pranoto dari Jayagiri memanjat Tebing Half Dome (gagal memecahkan retor John Bachar & Peter Croft 4,5 jam) dan Tebing El Capitan (gagal memecahkan rekor 10,5 jam). 1989 Awal tahun dunia panjat tebing Indonesia merunduk dilanda musibah, gugurnya salah satu Climber terbaik Indonesia, Sandy Febyanto, jatuh di Tebing Pawon, Citatah. Tapi tak lama, semangat almarhum seolah justru menyebar ke segala penjuru, memacu pencetakan prestasi panjat tebing di Bumi Pertiwi ini. Tim Panjat Tebing Yogyakrta / TPTY melakukan ekspedisi ke Dinding Utara Carstensz tetapi gagal mencapai puncak secara direct, namun jalur normal Carstensz berhasil dipanjat sebelumnya. Kembali kawasan Citeureup dirambah anak Aranyacala, kali ini Tebing Rungking. Arek-arek Young Pioneer dari Malang memanjat tebing Gajah Mungkur di seputaran dalam kawah Gunung Kelud. Kemudian tim Jayagiri dalam persiapannya ke Lhotse Shar di Nepal, mematok target memanjati semua pucukpucuk tebing sekeliling kawah Kelud tadi, tapi tak berhasil. Ekspedisi Lhotse Shar 13
itu sendiri batal berangkat. Tebing Uluwatu dipanjat ekspedisi putri yang kedua, dari Mahitala Unpar. Kelompok MEGA Universitas Terumanegara melakukan Ekspedisi Marathon Panjat Tebing, beruntun di tebing-tebing Citatah, Parang, Gajah Mungkur, dan berakhir di Uluwatu, dalam waktu hampir sebulan, marathon panjat tebing pertama di Indonesia. Ekspedisi Putri Lipstick Aranyacala dia Bambapuang, tapi musibah menimpa sebelum puncak tergapai. Ali Irfan Batubara, fotografer tim, tewas tergelincir dari ketinggian. Tahun ini tercatat tak kurang dari sepuluh kejuaraan panjat dinding diselenggarakan di Indonesia. Beberapa yang besar antara lain di Universitas Parahyangan Bandung, Universitas Trisakti Jakarta, ISTN Jakarta, di Markas Kopassus Grup I Serang, dua kali oleh Trupala SMA-6 (di Balai Sidang dan Ancol), lalu SMA 70 Bulungan Jakarta, kelompok KAPA FT Ul, Geologi ITB. Akhir tahun ini ditutup dengan gebrakan Budi Cahyono melakukan Pemanjatan solo di Tower III Tebing Parang. Artificial solo climbing pada big wall yang pertama di Indonesia. 1990 Di Carstensz, Didiek Samsu dari Mapala UI mencetak rekor tercepat sampai saat itu. Base Camp di Lembah Danau-Danau ke puncak ditempuhnya dalam 10 jam. Didiek mendaki Carstensz menemani Climber Belanda yang mengejar Seven Summits, Ronald Naar. 1991 Aryati menjadi wanita Asia pertama yang berhasil menjejakkan kakinya di Puncak Annapurna IV, Himalaya, pada Ekspedisi Annapurna Putri Patria Indonesia.
Tim
Srikandi Tim Panjat Tebing Yogyakarta (6 orang) membuat jalur di Bukit Tanggul, Tulung Agung, Jawa Timur. 1992 Dunia petualangan Indonesia kembali berduka karena kehilangan dua orang terbaiknya, Norman Edwin dan Didiek Syamsu, anggota Mapala UI tewas diterjang badai di Gunung Aconcagua, Argentina. Tiga anggota tim lainnya adalah Rudi Nurcahyo, Fayez, dan Dian Hapsari. Beberapa waktu kemudian, dua anggota Mapala UI menyelesaikan Pemanjatan Aconcagua yaitu Ripto Mulyono dan Tantyo Bangun. Seven Summits ke-5 untuk Mapala UI. Tinggal dua yang belum: Everest dan Vinson Massif.
Ekspedisi Climber Putri Indonesia menjejakkan kakinya di
Puncak Tebing Cima Ovest, Tre Cime, Italia. Ekspedisi Putri Khatulistiwa Tim Panjat Tebing Yogyakarta memanjat dinding utara Bukit Kelam, Sintang, Kalimantan Barat. Adi Seno dan Budi Cahyono ke Carstensz tahun 1992 bulan Mei. Bertemu dua Climber dari Eropa Timur. Adi Seno: “Saat turun Budi memungut helm mereka, karena helm mereka Petzl, mahal banget. Saya jatuhkan di puncak Carstensz ketika dipakai untuk menggali snow hole. Kita bermalam di puncak. Saya punya 14
foto Budi di puncak ketika tiba malam, dia yang simpan. Teman-teman dari Wanadri, Jojo teman saya ke Vasuki Parbat tahun 1987 (Juni) tidak percaya saya sampai di atas sana. Kami manjat dua hari. Hari pertama kemah di teras besar. Hari kedua sampai di puncak pukul 18.00 waktu setempat. Bermalam karena jalan turun lewat rute normal yang saya pernah lewati dua kali sebelumnya (1984 dan 1986) tidak terlihat. Besoknya kita turun rapelling dan meninggalkan anchor di puncak tali. Sebuah webbing kuning, (mustinya Agung, Zainal, Rully dkk lihat karena selanjutnya mereka yang ke puncak). Rute tersebut di pesawat pulang ke Jakarta disepakati oleh Budi Cahyono, atas usul saya, untuk dinamai rute Norman Edwin yang tahun itu meninggal di Aconcagua. Ini mencontoh rute sulit di Eiger yang diberi nama Climber Amerika terkemuka, yang tewas saat mencoba membuat rute. Cerita ini ada di TRAS edisi tahun 1993.” 1993 Mapala UI berekspedisi dan berlatih untuk kesekian kali ke Carstensz. Satu tim (Zainal, Agung, Rully) membuat jalur direct, memanjat Carstensz Pyramid dan kelak jalur ini diberi nama Didiek Samsu. Satu tim lagi (Sapto, Hariyono, Cholik, dll) mendaki lewat rute normal. Tim pimpinan M. Fayez ini juga mendaki puncakpuncak lain di kawasan itu, sekaligus melakukan penelitian terhadap fungsi faal manusia di ketinggian, melibatkan unsur medis dari Jakarta. Bulan Desember, Adi Seno dan Diah Bisono berusaha ke Mount Cook lewat jalur Pemanjatan pertama. Tapi lantas memustuskan kembali setibanya di gletser. 1994 Ekspedisi Mapala UI memanjat tebing-tebing di Trenggalek dan Pacitan. 1995 Adi Seno bersama Patrick dan Baiba Morrow mendaki 21 gunung di atas ketinggian 3000 meter di Jepang. Mereka menyeberangi Pulau Honsyu dari Laut Jepang sampai Laut Pasifik sambil mendaki marathon. 1996 Mapala UI sekali lagi menyatroni Trenggalek, Jawa Timur. Kali ini giliran Watu Lingga yang batuan andhesit-nya rapuh. Para Climber di acara Temu Wicara dan Kenal Medan Mahasiswa Pencinta Alam Indonesia (TWKM) membuat beberapa jalur sport climbing di Tebing Lazila, Buton (Sulawesi Tenggara). 1997 Ekspedisi Putri Mapala UI merampungkan Pemanjatan Bambapuang di Sulawesi Selatan. Anggotanya adalah Andi Purnomowati, Maya, Nadira, Dian, dan Ita. 1999 Tebing Lawe di Banjarnegara (Jawa Tengah) dipanjat oleh Mapala UI.
15
2002 Tebing Dolok Simarsolpa di Sumatera Utara dipanjat oleh beberapa anggota Mapala UI bersama Climber setempat. Simarsolpa berbatu andhesit setinggi 250 meter. Anatoly Boukreev, seorang mountaineer berkebangsaan Rusia yang terkemuka di Himalaya, konsultan pada Ekspedisi Indonesia ke Everest pada tahun 1997, tewas tertimpa avalanche di Annapurna. 2003 Ekspedisi Mapala UI memanjat tebing Gunung Krakatau di Selat Sunda. Sekitar tahun ini pula Mapala UI merintis jalur baru untuk mendaki puncak Gunung Raung (Jawa Timur) yang sesungguhnya. Di Jawa Barat, tebing Sela-Rumpang di Taman Nasional Gede Pangrango dijajal oleh beberapa Climber Mapala UI dengan izin khusus. Ekspedisi Aranyacala Trisakti ke Mount Cook di Selandia Baru gagal pada percobaan pertama. Sembilan Climber diselamatkan oleh SAR setempat.
16
Daftar Pustaka . New South Wales : Oberon Attaway, Stephen W. - . “R o p e Sy s t e m A n a l y s i s ”
State Emergency Service ASC. 2004. ” D i k t a t P e la t i h a n D a s a r S u s u r G o a ” . Jogjakarta : Acintyacunyata Speleological Club (Tidak diterbitkan) ASTACALA. 2002. “ D i k t a t
Pendidikan
Dasar
Bandung : Badan
Astacala”.
Pendidikan dan Latihan ASTACALA (Tidak Diterbitkan) CDEM. 2001. “G en e r a l R e s c u e M a n u a l ” . New Zeland : New Zealand Civil Defence Emergency Management GEGAMA. 2004. ” M a t e r i D a s a r K e p e c i n t a a l a m a n ” . Yogyakarta : mahasiswa Pecinta Alam Fakultas Geografi (Tidak diterbitkan) Laidlaw, Kenneth N. 2002. “C o n s i d e r a t i o n s
For
Rope
Rescue
in
2 0 0 2 ”.
http://basarc.org/papers/roperescue/RopeRescue2002.pdf PACI.
2005.
”M e c h a n i c a l
( h a u l i n g ) ”. Profesional
Advant age
Association
Climbing Instructur Sheehan
B.E,
Alan.
“Vector
Analysis
for
Vertical
Rescue”.
URL
T e b i n g ”.
URL
http://recycle.subterra.or.id ( Arikel Terjemahan) Rizaldi,
Ahmad
dan
Setyo
Ramadi.
”P a n j a t
http://www.mapalaui.com Rescue 3 International. “I n s t r u c t i o n P h y l o s o p h y ”. URL http://www.rescue3.com WANADRI. 1996. “ D i k t a t
Pendidikan
Dasar
Wanadri”.
Bandung : Badan
Pendidikan dan Latihan WANADRI (Tidak Diterbitkan) Warild, Allan. “V e r t i c a l ” . URL http://www.caves.com -. “5 K o m p o n e n D a s a r P a n j a t T e b i n g ”. URL http://www.tebingcadas.com -. “A l a t B e l a y d a n R a p e l ”. URL http://www.tebingcadas.com -. “A n e k a P a n j a t T e b i n g ”. URL http://www.tebingcadas.com -. “G e r a k , Ga y a d a n T e h n i k m e m a n j a t ”. URL http://www.tebingcadas.com -. ”Perawatan Sepatu Panjat Tebing”. URL http://www.tebingcadas.com -. ”P e t z l Ca t a l o g 2 0 0 6 ”. URL http://www.petzl.com -. “ S ej a r a h D a n P e r j a l a n a n Cl i m b i n g ”. http://www.majestic-55.or.id -. “S im p u l d a n T a li - t e m a l i ” . URL http://www.tebingcadas.com -. “S ep a t u P a n j a t T e b i n g ”. URL http://www.tebingcadas.com -. “T a li K e r n m a n t e l ( K e r n m a n t l e )”. URL http://www.tebingcadas.com -. ”T h e Ca m B o o k ”. URL http://www.wildcountry.com -.
“Y a n g
harus
diperhatikan
oleh
para
P em a n j a t
T e b i n g “.
URL
http://www.tebingcadas.com -. -. URL http://www.rockclimbing.com 70
Tentang Penulis
Lahir sebagai anak kembar dari 6 bersaudara di Padang, 19 Mei 1984 dengan nama lengkap Laili Aidi. Adek menyelesaikan pendidikan di banyak tempat : Dilli – Timor Leste, Padang, Bukittinggi, Solok dan Bandung.
Menjadi Anggota ASTACALA melalui Pendidikan Dasar ASTACALA XII tahun 2003 dengan nomor anggota AM – 018 – Kabut Fajar dan selanjutnya mengikuti seluruh rangkaian Pendidikan Lanjut yang dilaksanakan Badan Pendidikan dan Latihan ASTACALA tahun 2003 hingga 2004, Adek bersama 2 rekan lain menempuh perjalanan wajib Anggota Muda dengan pendakian dan pendataan jalur gunung diatas 3000 mdpl di Gunung Slamet – Jawa Tengah, Agustus 2004.
Sejak 2005, turut serta merintis cabang kegiatan dan Divisi penelusuran gua (caving) ASTACALA. Resmi menjadi Anggota Penuh ASTACALA dengan nomor anggota A - 062 – Kabut Fajar pada tahun 2006, dan bergabung dengan Dewan Pengurus ASTACALA periode 2005 – 2007 sebagai Badan Pendidikan dan Latihan, selanjutnya memegang amanah sebagai Ketua ASTACALA periode kepengurusan 2007 - 2009. Saat ini bekerja sebagai Software Developer, mengisi waktu dengan menulis artikel sambil mencoba menyelesaikan buku ke - 3. Untuk kepentingan korespondensi bagi perbaikan dokumen ini, Adek dapat dihubungi pada alamat
[email protected]
71