SALAM EKSPEDISI !!! Program 1000 JALUR PANJAT TEBING UNTUK INDONESIA INDONESIA sebagai pemecahan REKOR DUNIA saat DUNIA saat ini telah tercapai. Sebuah proses yang cukup panjang demi mempersembahkan yang terbaik untuk bangsa dan negara ini terutama dalam dunia panjat tebing. Pemecahan rekor tersebut juga diikuti dengan program 1000 PEMANJAT TEBING UNTUK INDONESIA INDONESIA sebagai bentuk pemasalan kegiatan panjat tebing dan penyebaran semangat diseluruh penjuru nusantara pada 2013 lalu, program ini berhasil di realisikan bahkan melebihi target yang dicanangkan yaitu mencapai angka 2000 pemanjat 2000 pemanjat tebing. Menindaklanjuti pencapaian tersebut maka digagaslah gerakan SATU JUTA PEMANJAT TEBING UNTUK INDONESIA INDONESIA yang menggambarkan harapan penyebaran aktivitas keilmuan panjat tebing yang seluas luasnya di beragam kalangan masyarakat sesuai kecabangan panjat tebing yang sesuai. Dalam perjalanan ekspedisi dan tugas operasi di beberapa medan khusus, pada tahun 2017 telah mencanangkan program 1000 JEMBATAN GANTUNG UNTUK INDONESIA INDONESIA .Program ini di gagas sebagai wujud aplikasi keilmuan panjat tebing yang memberikan manfaat lebih luas kepada masyarakat. Mengadopsi perkataan TEDI IXDIANA IXDIANA selaku Kepala Sekolah Panjat Tebing Merah Putih yang juga sebagai pelaku realisasi program 1000 1000 JAL UR PANJAT TEBING UNTUK INDONESIA, INDONESIA, “Panjat tebing ibarat kue besar dengan banyak irisan yang beragam, mulai dari irisan sport climbing, rock climbing, ekspedisi, wisata, industri, sampai dengan vertical rescue”. rescue ”. maka semakin nyata bahwa panjat tebing memiliki cakupan luas, bukan sebatas kompetisi dan petualangan belaka.
INDONESIA CLIMBING EXPEDITION Jl. Antapani No 40 Bandung – Jawa Barat merahputih.panjattebing.org
2
DAFTAR ISI
Salam Ekspedisi !!! ........................................................................................... 2 Daftar Isi .................................. .................................................. ................................. ................................. .................................. ........................ ...... 3 Indonesia Climbing Expedition ........................................................................... 4 Sambutan Kepala Sekolah ................................................................................ 5 Tonggak Sejarah Panjat Tebing ........................................................................ 6 Definisi Panjat Tebing ........................................................................................ 9 Peralatan dan Perlengkapan ............................................................................. 9 Prosedur Keselamatan ...................................................................................... 13 Vertical Rescue ................................................................................................. 32 Kamus Istilah Dalam Panjat Tebing ................................................................... 44 Peta Lokasi Tebing Alam Indonesia................................................................... 46 Tingkat Kesulitan Panjat Tebing Tebing (Grading System)................... .......... .................. .................. ................ ....... 46 Etika Panjat Tebing ........................................................................................... 47 Tata Tertib Instruktur ......................................................................................... 48 Tata Tertib Peserta ............................................................................................ 49 Daftar Nama Alamat dan Nomor Telepon Instruktur dan Pendukung................. ......... ........ 50
INDONESIA CLIMBING EXPEDITION Jl. Antapani No 40 Bandung – Jawa Barat merahputih.panjattebing.org
3
INDONESIA CLIMBING EXPEDITION Indonesia Climbing Expedition adalah komunitas para penggiat panjat tebing di Indonesia yang lebih berorientasi pada penjelajahan dan eksplorasi jalur-jalur panjat tebing alam baik yang ada di dalam maupun di luar negeri . Gagasan untuk membentuk wadah ini didasari oleh aktivitas yang dilakukan oleh para pemanjat tebing Indonesia sejak tahun 1987 yang mulai marak melakukan ekspedisi dan eksplorasi tebing alam di Indonesia dengan membuka dan membuat jalur panjat tebing baik di dalam maupun di luar negeri. Seiring dinamika panjat tebing di tanah air, pada medio 1997 kebutuhan untuk membentuk wadah yang menghimpun para pengiat panjat tebing di tanah air semakin terasa. Perlahan tapi pasti, Indonesia Climbing Expedition mulai melakukan peningkatan mulai dari keorganisasian sampai dengan aktivitas di lapangan dengan tujuan agar panjat tebing di Indonesia semakin berkembang baik secara kualitas maupun kuantitas. Selain kegiatan panjat tebing, beberapa personil sering kali dilibatkan dalam operasi vertical rescue dalam bencana alam dan musibah kecelakaan, sehingga mendorong Indonesia Climbing Expedition melakukan pengembangan keilmuan di bidang vertical rescue. Sebagai bentuk realisasi, Indonesia Climbing Expedition melakukan pembinaan-pembinaan dengan membentuk Komunitas Panjat Tebing Merah Putih dan Vertical Rescue Indonesia melalui Sekolah Panjat Tebing Merah Putih dan Sekolah Vertical Rescue membuka pelatihan, kursus dan sekolah mulai dari Panjat Tebing, Vertical Photography Photography dan Cameraman, Cameraman, sampai dengan Vertical Rescue yang dilakukan diberagam institusi, organisasi sampai dengan instansi baik sipil maupun militer. Situs resmi kami : Social Network : www.facebook.com/INDONESIA.CLIMBING.EXPEDITION www.facebook.com/groups/indonesiaclimbingexpedition News Progress : www.merahputih.panjattebing.org Email : semangathargamati@g
[email protected] mail.com
INDONESIA CLIMBING EXPEDITION Jl. Antapani No 40 Bandung – Jawa Barat merahputih.panjattebing.org
4
SAMBUTAN SAMBU TAN KEPALA SE SEKOLAH KOLAH Salam Ekspedisi !!! Pertama-tama, saya atas nama Indonesia Climbing Expedition memberikan penghargaan yang sebesar-besarnya bagi para peserta yang telah berpartisipasi dalam dalam pelaksanaan pelaksanaan Sekolah Panjat Tebing Merah Putih yang diselenggarakan di seluruh wilayah Nusantara ini. Sebuah harapan besar terpampang di hadapan kita, harapan untuk menjadikan panjat tebing bukan lagi milik komunitas tertentu, tetapi milik seluruh bangsa dan negara Indonesia, hingga nantinya semua orang di negeri ini dapat dan pernah merasakan seperti apa beraktivitas melawan gravitasi di keterjalan tebing yang berjajar dari Sabang hingga Merauke. Sekolah Panjat Panjat Tebing Merah Putih diselenggarakan bukan hanya hanya sebagai sebagai sarana untuk berbagi ilmu dan pengetahuan seputar panjat tebing. Kegiatan ini diselenggarakan sebagai bentuk eksistensi anak bangsa sebagai pelaku panjat tebing, dan diharapkan juga menjadi ajang untuk memperkuat jaringan baik antar komunitas maupun individu yang terlibat dan berpartisipasi di dalamnya sehingga segala informasi mengenai perkembangan dunia panjat tebing dapat tersebar secara merata hingga pelosok negeri ini. Pada kesempatan ini pula saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil, sehingga kegiatan ini dapat terlaksana. Akhir kata saya mengucapkan selamat berlatih kepada para peserta Sekolah Panjat Tebing Merah Putih, dan kepada para instruktur agar tetap meletakkan keamanan dan keselamatan sebagai landasan utama dalam melakukan setiap aktivitas. Tetap Semangat !!! Jadilah satu diantara satu juta pemanjat terbaik Indonesia !!! SEKOLAH PANJAT TEBING MERAH PUTIH INDONESIA CLIMBING EXPEDITION
TEDI IXDIANA Kepala Sekolah
INDONESIA CLIMBING EXPEDITION Jl. Antapani No 40 Bandung – Jawa Barat merahputih.panjattebing.org
5
TONGGAK SEJARAH PANJAT TEBING •
•
•
•
•
•
•
•
1492 Sekelompok orang Perancis di bawah pimpinan Anthoine de Ville mencoba untuk memanjat tebing Mont Aiguille (2.097 mdpl), di kawasan Vercors Massif. Beberapa dekade kemudian, orang-orang yang naik turun tebing-tebing batu di Pegunungan Alpen adalah para pemburu chamois, sejenis kambing gunung. 1959, Tebing 48 Citatah mulai digunakan oleh TNI-AD sebagai medan latihan.Patok pertama panjat tebing modern di Indonesia ditancapkan saat Harry Suliztiarto untuk pertamakalinya memanjat tebing Citatah pada tahun 1976 yang kemudian pada tahun 1977 bersama Heri Hermanu, Deddy Hikmat dan Agus R mendirikan Skygers Amateur Rock Climbing Group. 1979 Panjat tebing di Indonesia mulai terpublikasikan pertamakali saat Harry Suliztiarto memanjat atap Planetarium TIM. 1980 Sekolah Panjat Tebing oleh Skygers untuk pertamakalinya diadakan. Berbagai ekspedisi pemanjatan tebing mulai dilakukan oleh anak-anak bangsa. 1988 Dinding panjat buat pertama kali diperkenalkan di Indonesia, dibawa oleh 4 pemanjat Perancis yang diundang ke Indonesia atas kerjasama Kantor Menpora dengan Kedubes Perancis di Jakarta. Mereka juga sempat memberikan kursus singkat. Menjelang akhir acara, terbentuk Federasi Panjat Gunung dan Tebing Indonesia (FPGTI), diketuai Harry Suliztiarto.Pada tahun ini pula Sandy Febiyanto dan Djati Pranoto melakukan pemanjatan speed di Tower I Gn. Parang, dalam waktu 4 jam.Ini merupakan pemanjatan tebing besar pertama tanpa menggunakan alat pengaman sama sekali, keduanya hanya saling dihubungkan dengan tali.Sandy Febiyanto dan Djati Pranoto memanjat Half Dome Di Yosemite, AS (gagal memecahkan rekor waktu John Bachar dan Peter Croft, 4,5 jam) dan El Capitan (gagal memecahkan rekor waktu 10,5 jam). Tahun 1989 Sandy Febiyanto, Salah satu pemanjat terbaik Indonesia tewas terjatuh di tebing Pawon, Citatah. Dunia Panjat Tebing Indonesia kehilangan salah satu pemanjat terbaik. 1990 FPGTI berubah nama menjadi FPTI (Federasi Panjat Tebing Indonesia), diketuai tetap oleh Harry Suliztiarto sebagai Ketua Harian dan Setiawan Djody sebagai Ketua Umum. Pada tahun berikutnya (1991) Indonesia untuk pertama kalinya mengirimkan pemanjatnya pada kejuaraan di luar negeri, yaitu Oceania Cup di Autralia. Dari 4 pemanjat yang dikirim, hanya Andreas SM dan Deden Sutisna yang mendapat peringkat, yaitu 4 dan 5. Keikutsertaan ini membuka mata dunia panjat tebing internasional, bahwa ternyata Indonesia sudah mempunyai atlit panjat tebing. Di tahun ini pula FPTI untuk pertama kali mengeluarkan Peraturan Lomba Panjat Tebing Buatan. 1992 FPTI diterima secara resmi menjadi anggota UIAA, disusul dengan pengiriman utusan ke rapat CICE Asia di Hongkong dan pada tahun 1994 barulah FPTI secara resmi menjadi anggota KONI yang ke-50. 2000 Tedi Ixdiana melakukan pembuatan jalur panjat tebing di beberapa negara: China, Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, Singapura dan Switzerland secara berkala hingga tahun 2012 INDONESIA CLIMBING EXPEDITION Jl. Antapani No 40 Bandung – Jawa Barat merahputih.panjattebing.org
6
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
2008 Area Tebing baru ditemukan di Daerah Latihan Kopassus, Situ Lembang Jabar oleh Tim Indonesia Climbing Expedition bersama Tim Pendaki Serbu Kopassus yang kemudian diberi nama GOLDEN WALL. 2008 Sosialisasi dan pelatihan Vertical Rescue terbesar pertama dilaksanakan di Tebing Golden Wall Situ Lembang, diprakarsai oleh Kopassus pada Gladian Panji Geografi, diikuti lebih dari 1000 peserta. 2009 Tim Indonesia Climbing Expedition melakukan ekspedisi pemanjatan dan pembuatan jalur baru :Pemanjatan Tebing Kawah Putih Gn. Patuha-Jabar, Pemanjatan Tebing Gunung Guntur dan Pembuatan Jalur Baru 2010 Tim Indonesia Climbing Expedition kembali melakukan ekspedisi Pembuatan Jalur di Tebing Cikidang Kab. Bandung Barat, Pemanjatan Tebing Green Canyon di Citumang Jawa Barat. 2011 Tim Indonesia Climbing Expedition melakukan “JAWA-BALI CLIMBING EXPEDITION III” meliputi Pemanjatan Tebing Pecatu/Padang-Padang, Pembuatan Jalur di Tebing Songan Bali. Pembuatan Jalur di Tebing Lembah Kera, Pacitan Jatim. Pembuatan Jalur di Tebing Cerme dan Pantai Siung DIY. Survei Tebing Gunung Lawang Wonosobo Jateng. Pembuatan Jalur di Gunung Hawu Kab. Bandung Barat. Ekspedisi Cincin Api Gn.Kelud bersama Kompas TV di Tebing Sumbing Gn. Kelud Kab.Kediri, Jawa Timur. Pembuatan Jalur Panjat Tebing di Tebing Tawang Kulon Kab.Pacitan, Jawa T imur. 2012 Berdirinya Komunitas Panjat Tebing Merah Putih, komunitas yang mengkhususkan diri pada kegiatan panjat tebing dengan gebrakan Program 1 Juta Pemanjat Tebing Untuk Indonesia 2012 Pembuatan Jalur-jalur pemanjatan baru di Tebing Golden Wall dan tebingtebing yang ada di Indonesia dibuat oleh tim Indonesia Climbing Expedition. 2013 Indonesia Climbing Expedition mencanangkan program 1000 Pemanjat Tebing untuk Indonesia melalui SEKOLAH PANJAT TEBING MERAH PUTIH 2013 yang diselenggarakan di 20 lokasi di seluruh Indonesia, dimulai dari Tebing Batu Dinding, Amurang, Minahasa Selatan-Sulut, Tebing Batu Hayam Pasting, Hulu Sungai Tengah-Kalsel, Batu Tumpang Garut, Citatah Jawa Barat, Lembah Harau, Sumbar, dll. 2013 merupakan tahun tercapainya program “1000 Jalur Panjat Tebing untuk Indonesia” oleh Tedi Ixdiana yang akan dipaparkan secara estafet ke kota -kota yang ada di Indonesia. 2015 Pembuatan Jembatan Kabel Baja di Summit Ridge Carstensz Pyramid oleh Tim Indonesia Climbing Expedition bersama Kodam Cendrawasih dan Jejak Petualang Trans 7, sekaligus persembahan jembatan tertinggi dari Indonesia untuk Dunia. 2016 musibah banjir bandang di Garut menggerakkan personil Vertical Rescue Indonesia untuk membangun jembatan gantung darurat pertama yang diperuntukkan bagi pejalan kaki dimana teknik pembangunannya diadopsi dari keilmuan vertical rescue. Peristiwa ini membuka mata akan kebutuhan jembatan sebagai akses masyarakat terutama di derah terpencil dan memicu komunitas Indonesia Climbing Expedition melalui Vertical Rescue Indonesia mencanangkan Ekspedisi 1000 Jembatan Gantung Untuk Indonesia. INDONESIA CLIMBING EXPEDITION Jl. Antapani No 40 Bandung – Jawa Barat merahputih.panjattebing.org
7
•
2017 hingga bulan Oktober telah terbentang 37 jembatan darurat yang dibangun oleh tim Ekspedisi 1000 Jembatan Gantung Untuk Indonesia bahu membahu bersama masyarakat dan TNI yang tersebar di Propinsi Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan dan Papua.
INDONESIA CLIMBING EXPEDITION Jl. Antapani No 40 Bandung – Jawa Barat merahputih.panjattebing.org
8
DEFINISI PANJAT TEBING Panjat Tebing adalah menaiki atau memanjat tebing yang memanfaatkan celah atau tonjolan yang dapat digunakan sebagai pijakan atau pegangan dalam suatu pemanjatan untuk menambah ketinggian
TEKNIK PEMANJATAN 1. Free Climbi ng Pemanjatan yang menggunakan peralatan hanya untuk menahan jatuh dan saat berhenti menambat. Pemasangan pengamanan tidak digunakan untuk pegangan atau pijakan untuk menambah ketinggian. 2. Aid Climbing Pemanjatan yang menggunakan peralatan selain untuk menahan saat jatuh, juga digunakan untuk menambah ketinggian dengan cara dijadikan pegangan atau pijakan.
TAKTIK PEMANJATAN 1. Alpin e Tactic Pemanjatan tanpa lagi berhubungan dengan base camp (dasar tebing), semua perlengkapan, dan perbekalan dibawa terus. 2. Himalayan Tactic Pemanjatan dengan cara menghubungkan antar pitch melalui tali, perlengkapan dan perbekalan dikirim secara estafet dari pitch ke pitch.
PERALATAN DAN PERLENGKAPAN •
TALI (ROPE) Tali yang digunakan dalam panjat tebing adalah Kernmantle yang terbuat dari serat nylon. Tali jenis ini memiliki 2 bagian yaitu bagian dalam tali (Kern) yang merupakan anyaman dari serat nylon, kemudian dibungkus lagi pada bagian luarnya (Mantle) utuk melindungi dan memperkuat tali. Ada 2 jenis tali yang digunakan yaitu : Static Rope (Tali Statis ) Tali jenis ini cenderung kaku dan kurang memiliki daya lentur (meregang) saat terbebani (bersifat statis). Dirancang untuk dijadikan sebagai Fix Rope (Lintasan Tetap) pada saat melakukan ascending dan descending Dynamic Rope (Tali Din amis) Bersifat lentur saat terbebani dan digunakan sebagai tali utama dalam pemanjatan. Sifat dinamis dari tali ini adalah untuk mengurangi beban kejut bagi pemanjat saat terjatuh sehingga dapat meminimalisir cedera pada tubuh pemanjat.
INDONESIA CLIMBING EXPEDITION Jl. Antapani No 40 Bandung – Jawa Barat merahputih.panjattebing.org
9
INDONESIA CLIMBING EXPEDITION Jl. Antapani No 40 Bandung – Jawa Barat merahputih.panjattebing.org
10
INDONESIA CLIMBING EXPEDITION Jl. Antapani No 40 Bandung – Jawa Barat merahputih.panjattebing.org
11
INDONESIA CLIMBING EXPEDITION Jl. Antapani No 40 Bandung – Jawa Barat merahputih.panjattebing.org
12
PROSEDUR KESELAMATAN Sebelum pemanjatan (di dasar tebing /jalur) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
8.
9.
Pastikan simpul-simpul yang digunakan sudah benar. Periksa kembali semua perlengkapan yang menggunakan jahitan. Jika menggunakan sabuk pengaman/ harness, perhatikan pengunci pada buckle. Buka ikatan tali yang akan digunakan, urai dan urut dengan setengah menekan dari ujung yang satu hingga ujung yang lain. Climber /pemanjat memasang simpul delapan ujung tali pada harness. Belayer memasang alat belay. Belayer/penambat melakukan pengecekan pada climber/pemanjat : posisi harness diatas tulang panggul dan dipangkal paha, kekencangannya cukup, buckle terpasang dengan benar, simpul delapan ujung tali terpasang dengan benar, helm terpasang dengan benar. Climber /pemanjat melakukan pengecekan pada belayer /penambat : posisi harness diatas tulang panggul dan dipangkal paha, kekencangannya cukup, buckle terpasang dengan benar, alat belay terpasang dengan benar, carabiner terkunci, helm terpasang dengan benar. Pemanjatan dilakukan bila sudah tercapai kesepakatan.
Pemanjatan Tali Terpasang / Top Rope 1. Tali terpasang di minimal 2 (dua) pengaman berkualitas baik. 2. Usahakan penambat/belayer selalu dapat melihat proses pemanjatan. 3. Dalam upaya mencari/meraih pijakan atau pegangan, usahakan posisi tubuh dalam keadaan seimbang, gunakan teknik 3 point contact. 4. Jangan melepas simpul tali utama (tali pemanjatan) selama pemanjatan masih berlangsung atau selama masih berada diketinggian. 5. Belayer selalu menggunakan teknik five step for belay.
Climbing Calls Komunikasi dalam pemanjatan antara climber dengan belayer .
Aw al s aat ak an m elak uk an Pemanj atan Climber Belayer Climber Belayer
: : : :
On Belay ? (belayer siap? ) Belay On (Belay siap) Climbing (pemanjat akan mulai melakukan pemanjatan) Climb On (Belayer mempersilahkan climber melakukan pemanjatan)
Saat pemanjatan Climber Belayer Climber Belayer Climber Belayer Climber
: Take In (belayer diminta MENEGANGKAN tali utama) : - (belayer menarik tali utama) : Slack (belayer diminta MENGULUR tali utama) : - (belayer mengulur tali utama) : Watch Me ! (belayer diminta lebih waspada) : - (lebih memperhatikan pemanjat) : Falling (jika pemanjat terjatuh) INDONESIA CLIMBING EXPEDITION Jl. Antapani No 40 Bandung – Jawa Barat merahputih.panjattebing.org
13
Belayer
: tidak memberi jawaban melainkan melakukan langkah pengamanan
Selesai m elakukan pemanjatan Climber Belayer Climber Belayer
: Lower Me ( pemanjat mencapai top dan atau meminta turun) : Lowering ( menurunkan) : Off Belay ( lepaskan alat belay) : Belay Off ( alat belay dilepas)
Climbing Call Lainnya : Rock !!! : Peringatan pemanjat kepada semua yang di bawahnya jika ada benda (batu, alat dll) yang jatuh
Pemanjatan Perinti san / Leading 1. Sebelum climber/pemanjat memasang pengaman pertama, belayer bersiap menahan bila climber jatuh. 2. Pasang pengaman sesegera mungkin setelah terjangkau dan posisi tubuh dalam keadaan seimbang. 3. Bila climber berada di sebelah kiri poros jalur maka belayer memposisikan diri berada di kanan jalur, begitu pula sebaliknya. 4. Tali yang diulur belayer tidak terlalu longgar atau terlalu kencang. 5. Belayer dapat bergerak maju bila telat mengulur tali, begitu pula sebaliknya. 6. Belayer tetap menggunakan teknik five step for belay.
CLIMBING CALL S Aw al s aat ak an m elak uk an Pemanj atan Climber Belayer
Climber Belayer
: Climb er Ready (pemanjat siap memulai pemanjatan) : Belayer Ready (belayer siap mengamankan, belum memegang tali Belay melainkan bersiap menjaga pemanjat sebelum memasang pengaman pertama. : Climbing (pemanjat akan mulai melakukan pemanjatan) : Climb On (Belayer mempersilakan pemanjat melakukan pemanjatan dan bersiap menahan pemanjat sebelum memasang pengaman pertama.
Saat pemanjatan Climber
: On Belay ! (aktifkan belay ! setelah pemanjat memasang pengaman pertama). Belayer : Belay On (Belay siap) Seterusnya sama dengan komunikasi pada Tope Rope.
Sesudah Pemanjatan 1. Atur/susun kembali perlengkapan yang dibawa selama pemanjatan. 2. Jika terdapat “cacat” pada peralatan, segera beri tanda dan pisahkan atau ganti dengan yang baru. INDONESIA CLIMBING EXPEDITION Jl. Antapani No 40 Bandung – Jawa Barat merahputih.panjattebing.org
14
3. Jangan menyimpan perlengkapan pemanjatan bersama dengan bahan kimia keras (air accu, bensin. HCI,dsb).
Pemasangan simpul 8 ujung tali pada harness
INDONESIA CLIMBING EXPEDITION Jl. Antapani No 40 Bandung – Jawa Barat merahputih.panjattebing.org
15
INDONESIA CLIMBING EXPEDITION Jl. Antapani No 40 Bandung – Jawa Barat merahputih.panjattebing.org
16
INDONESIA CLIMBING EXPEDITION Jl. Antapani No 40 Bandung – Jawa Barat merahputih.panjattebing.org
17
INDONESIA CLIMBING EXPEDITION Jl. Antapani No 40 Bandung – Jawa Barat merahputih.panjattebing.org
18
INDONESIA CLIMBING EXPEDITION Jl. Antapani No 40 Bandung – Jawa Barat merahputih.panjattebing.org
19
TOPING OUT AT THE ANCHOR 1. Selalu turun pada minimal dua pengaman berkualitas baik 2. Pastikan tubuh terkait pada dua pengaman sebelum melepas simpul utama 3. Tidak memasukan tali utama langsung pada media tajam, contohnya hanger berbentuk plat. Bila pengaman yang tersedia adalah hanger plat maka digunakan sling webbing sebagai tumpuan tali. 4. Tidak menggunakan teknik lowering/diulur turun bila menggunakan sling webbing. Teknik yang digunakan adalah dengan rapeling. 5. Teknik lowering dapat digunakan bila menggunakan media bulat, contohnya hanger bulat, hanger dengan cincin, rapid maillon/quick link atau carabiner.
INDONESIA CLIMBING EXPEDITION Jl. Antapani No 40 Bandung – Jawa Barat merahputih.panjattebing.org
20
ASCENDING & DESCENDING 1. Pastikan tali yang akan digunakan telah terpasang di minimal dua pengaman yang berkualitas baik 2. Kedua Ascender terhubung dengan badan/ harness. 3. Menggunakan carabiner berkunci. 4. Bila turun pada posisi menggantung maka perhatikan perpindahan dari alat naik ke alat turun. 5. Turun perlahan dan tidak melompat. Bila kaki dapat berpijak maka tangan kiri dapat di posisikan diatas alat turun bila kaki tidak berpijak/menggantung maka kedua tangan berada diposisi rem/bagian bawah alat turun.
INDONESIA CLIMBING EXPEDITION Jl. Antapani No 40 Bandung – Jawa Barat merahputih.panjattebing.org
21
INDONESIA CLIMBING EXPEDITION Jl. Antapani No 40 Bandung – Jawa Barat merahputih.panjattebing.org
22
INDONESIA CLIMBING EXPEDITION Jl. Antapani No 40 Bandung – Jawa Barat merahputih.panjattebing.org
23
INDONESIA CLIMBING EXPEDITION Jl. Antapani No 40 Bandung – Jawa Barat merahputih.panjattebing.org
24
SIMPUL DAN JERAT
INDONESIA CLIMBING EXPEDITION Jl. Antapani No 40 Bandung – Jawa Barat merahputih.panjattebing.org
25
INDONESIA CLIMBING EXPEDITION Jl. Antapani No 40 Bandung – Jawa Barat merahputih.panjattebing.org
26
INDONESIA CLIMBING EXPEDITION Jl. Antapani No 40 Bandung – Jawa Barat merahputih.panjattebing.org
27
INDONESIA CLIMBING EXPEDITION Jl. Antapani No 40 Bandung – Jawa Barat merahputih.panjattebing.org
28
INDONESIA CLIMBING EXPEDITION Jl. Antapani No 40 Bandung – Jawa Barat merahputih.panjattebing.org
29
INDONESIA CLIMBING EXPEDITION Jl. Antapani No 40 Bandung – Jawa Barat merahputih.panjattebing.org
30
INDONESIA CLIMBING EXPEDITION Jl. Antapani No 40 Bandung – Jawa Barat merahputih.panjattebing.org
31
INDONESIA CLIMBING EXPEDITION Jl. Antapani No 40 Bandung – Jawa Barat merahputih.panjattebing.org
32
DEFINISI Vertical Rescue adalah teknik memindahkan (evakuasi) korban atau obyek pada medan terjal (High Angle / Vertical) dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah, atau sebaliknya Vertical Rescue dalam sebuah opersi SAR adalah satuan dengan kemampuan khusus yang diterjunkan jika korban/obyek berada pada medan curam atau bahkan vertical (Hi-Angle Surface). Jadi dapat disimpulkan secara ideal, team Vertical Rescue akan diterjunkan jika sudah ada kepastian datum korban/obyek (sudah bukan Most Probable Possition/MPP). Namun tidak menutup kemungkinan jika menurut SMC, datum MPP sudah mendekati kepastian, maka tim Vertical Rescue dapat diterjunkan untuk melakukan pendekatan ke datum. Jadi cukup jelas bahwa team Vertical Rescue adalah SRU dengan keterampilan khusus, dan dalam operasi SAR tetap berada di bawah komando SMC dan OSC.
PERALATAN SPESIFIK Secara Umum peralatan yang digunakan sama persis dengan peralatan yang digunakan dalam Panjat Tebing . Namun ada peralatan khusus yang lebih spesifik dalam Vertical Rescue.
TRIPOD Tiang logam berkaki tiga yang digunakan untuk menghindari gesekan tali. Tripod terutama sekali digunakan untuk proses evakuasi korban atau obyek dari dalam lubang
INDONESIA CLIMBING EXPEDITION Jl. Antapani No 40 Bandung – Jawa Barat merahputih.panjattebing.org
33
STRETCHER / BASKET RESCUE Stretcher atau beberapa orang menyebutnya dengan nama Basket Rescue, adalah tandu yang digunakan untuk melakukan evakuasi. Pada sisi luar tandu terdapat pelindung sehingga korban/obyek yang berada di dalamnya terhindar dari benturan secara langsung.
STRETCHER / BASKET RESCUE
INDONESIA CLIMBING EXPEDITION Jl. Antapani No 40 Bandung – Jawa Barat merahputih.panjattebing.org
34
QUICK RELEASE digunakan untuk memudahkan dalam proses melepaskan tandu atau beban dari lintasan dalam keadaan masih terbebani oleh korban/obyek
INDONESIA CLIMBING EXPEDITION Jl. Antapani No 40 Bandung – Jawa Barat merahputih.panjattebing.org
35
SWIVEL digunakan untuk mengurangi putaran terutama jika evakuasi dilakukan dengan Helikopter.
Harness Harness yang digunakan dalam Vertical Rescue meliputi Full Body Harness dan Seat Harness FULLBODY HARNESS
SEAT HARNESS
INDONESIA CLIMBING EXPEDITION Jl. Antapani No 40 Bandung – Jawa Barat merahputih.panjattebing.org
36
PULLEY
HELMET
ICE SCREW Pasak berulir yang khusus digunakan di es keras
INDONESIA CLIMBING EXPEDITION Jl. Antapani No 40 Bandung – Jawa Barat merahputih.panjattebing.org
37
ICE PICKETS
Sama seperti Ice Screw, Ice picket digunakan pada medan es/salju. Aplikasi pemasangan Ice Picket adalah dengan ditancapkan seperti patok.
ICE AXE
INDONESIA CLIMBING EXPEDITION Jl. Antapani No 40 Bandung – Jawa Barat merahputih.panjattebing.org
38
JENIS MEDIA PENGAMAN Media keras Contohnya tembok atau beton, dapat dipasangi pengaman bolt dan batu atau tebing alam yang dapat dipasangi pengaman tebing atau dapat dipasangi pengaman bolt pula
Media lunak Contohnya tanah, pasir, lumpur atau salju dimana pada lokasi tidak ditemukan media keras dapat kita gunakan Deadman/Deadboy Anchor atau dapat juga menggunakan Bollard
(Deadman/Deadboy Anchor)
Bollard Anchor
INDONESIA CLIMBING EXPEDITION Jl. Antapani No 40 Bandung – Jawa Barat merahputih.panjattebing.org
39
TEKNIK EVAKUASI PADA VERTICAL RESCUE Terdapat 3 cara melakukan evakuasi pada Vertical Rescue (Vertical Rescue Evacuation) yaitu : 1. HAULING : Teknik Vertical Rescue Evacuation yang dilakukan dengan cara menaikkan korban . Evakuasi dengan teknik ini diharuskan mengurangi friksi (gesekan).
INDONESIA CLIMBING EXPEDITION Jl. Antapani No 40 Bandung – Jawa Barat merahputih.panjattebing.org
40
Untuk mengurangi friksi tersebut, dapat digunakan 3 macam system yaitu A-System, Z-System dan M-system:
INDONESIA CLIMBING EXPEDITION Jl. Antapani No 40 Bandung – Jawa Barat merahputih.panjattebing.org
41
2.
LOWERING :Teknik Vertical Rescue Evacuation yang dilakukan dengan cara menurunkan korban. Evakuasi dengan teknik ini harus memperbesar friksi. Dalam aplikasinya, cara ini menggunakan descender (alat bantu untuk menuruni medan curam) seperti figure of eight dll atau dapat juga menggunakan Jerat Tambat (Italian hitch)
3. SUSPENSION : Teknik Vertical Rescue Evacuation yang dilakukan dengan cara menyeberangkan korban
INDONESIA CLIMBING EXPEDITION Jl. Antapani No 40 Bandung – Jawa Barat merahputih.panjattebing.org
42
PENJANGKAUAN KORBAN Dalam Vertical Rescue Evacuation, terdapat tiga cara untuk menjangkau korban yaitu :
A. Leadin g Menjangkau korban dengan cara melakukan pemanjatan perintisan dari bawah ke atas dengan pengaman lintasan dan jarak tertentu
B. Traversing Menjangkau korban dengan cara melakukan perintisan gerakan menyamping dengan pengaman lintasan dan jarak tertentu
C. Abseiling Menjangkau korban dengan cara melakukan turun dari titik yang lebih tinggi dengan tali
EVAKUASI DIAGRAM
Hoisting / Rising / Hauling / Lowering / Suspension
Anc ho r system
Rope system
A Syst em Media Keras 1. Bangunan 2. Tebing 3. Pohon
Z System
M System
Media Lunak 1. Es / salju 2. Tanah 3. Pasir 4. Lumpur
Fricion To Minimized To Maximized
Fungsi Anchor Rescuer safety Tambatan Tali utama
INDONESIA CLIMBING EXPEDITION Jl. Antapani No 40 Bandung – Jawa Barat merahputih.panjattebing.org
43
KAMUS ISTILAH DALAM PANJAT TEBING Alpine style
:
pemanjatan tanpa terhubung dengan base camp
Aid climbing
:
pemanjatan dengan menambah ketinggian
Ascender
:
alat naik meniti tali
Belayer
:
penambat
Big wall climbing
:
pemanjatan tebing besar
Bouldering
:
latihan memanjat dengan ketinggian tidak melebihi 5 meter
Bowline
:
simpul kambing
Brake bar
:
rem palang untuk turun tebing
Carabiner
:
cincin kait
Chalk bag
:
kantong kapur yang berisi magnesium carbonat
Chimney
:
celah lebar (seperti cerobong)
Clean climbing
:
pemanjatan yang menggunakan pengaman yang tidak merusak tebing
Cleaning up
:
penyapuan pengaman yang terpasang pada lintasan
Clove hitch
: jerat pangkal
Crack line
: jalur celah
Crux
:
bagian kesulitan pada satu jalur
Descender
:
alat untuk turun tebing berbentuk angka delapan
Doube figure eight knot
:
simpul delapan ganda
Double knot
:
simpul nelayan ganda
Finger hold
:
pegangan jari
Flexible soles
:
sepatu panjat dengan sol lentur
Foot jamming
:
menjepitkan kaki
Free climbing
:
pemanjatan yang pengaman saja
Friends
:
pengaman sisip pegas
Full body hearness
:
sabuk pengaman yang mengikat di pinggang, paha, dada dan pundak
Grade
:
tingkat kesulitan dalam suatu pemanjatan.
Hand hold
:
pegangan besar
Hand jamming
:
menjepitkan tangan dari siku sampai dengan jari
Hanging belay
:
penambatan gantung
Hard soles
:
sepatu panjat dengan sol keras
Harness
:
sabuk pengaman
Heroloop
:
pita nilon lingkar kecil
Hexentric
:
pengaman sisip bersudut enam
Hitch
: jerat
Hold
:
fisherman
menggunakan
menggunakan
pengaman
pengaman
untuk
sebagai
pegangan INDONESIA CLIMBING EXPEDITION Jl. Antapani No 40 Bandung – Jawa Barat merahputih.panjattebing.org
44
Italian hitch
: jerat tambat
Kernmantel
:
tali dengan kontruksi beberapa jalur lurus dengan dibungkus (ber mantel)
Knot
:
simpul
Leader
:
orang pertama / pembuka jalur dalam pemanjatan
Multi rappel
:
turun tebing melalui beberapa tahap
Natural ancor
:
pengaman alam
On sight
:
pemanjatan satu kali berhasil pada satu jalur
Overhang
:
lintasan gantung
Pendulum
:
gerakan bandul
Pitch
:
etape / tahap pemanjatan
Piton angle
:
pasak tebing berbentuk siku
Piton king pin
:
pasak tebing berbentuk pahat
Prusik
: jerat geser
Rappelling/Abseiling :
turun tebing melalui tali
Roof
:
lintasan atap
Screw gate
:
cincin kait berulir/kunci
Himalayan taktik
:
pemanjatan yang selalu terhubung dengan base camp / dasar
Sling
:
pita nilon berlingkar besar
Snap gate
:
cincin kait tak berulir
Solo climbing
:
pemanjatan tunggal
Stitch plate
:
bilah jepit untuk pemanjatan
Stoppers
:
alat pengaman sisip
Striup/etrier
:
tali/pita tangga
Tape knot
:
simpul sambung pita
FPTI
:
Federasi Panjat Tebing Indonesia
SEACF
:
South East Asia Climbing Federation
ICE
:
Indonesia Climbing Expedition
Three point contact
:
teknik memanjat dengan bertumpu pada tiga titik gerakan
Traversing
:
lintasan pemanjatan menyamping
UIAA
:
Union Internasional des Asscociat ions d’Alpinism
INDONESIA CLIMBING EXPEDITION Jl. Antapani No 40 Bandung – Jawa Barat merahputih.panjattebing.org
45
INDONESIA CLIMBING EXPEDITION Jl. Antapani No 40 Bandung – Jawa Barat merahputih.panjattebing.org
46
ETIKA PANJAT TEBING 1
Menghormati Adat Istiadat Masyarakat Setempat.
2
Tidak Mencemari Sumber Air Penduduk Setempat.
3
Tidak Melakukan Tindakan Yang Menyebabkan Erosi
4
Tidak Mengganggu Tanaman Dan Satwa Penduduk
5
Membatasi Sedikit Magnesium
6
Membatasi Pemakaian Pengaman Bor, Dan Harus Dipertanggung jawabkan
7
Tidak Diperbolehkan Menambah Pengaman Pada Jalur Yang Sudah Ada, Dengan Tujuan Untuk Mengurangi Tingkat Kesulitan
8
Diperbolehkan Mengabaikan Pengaman Yang Ada Pada Jalur Pemanjatan Dengan Tujuan Untuk Meningkatkan Tingkat Kesulitan
9
Tidak Melepas Pengaman Yang Terpasang Pada Jalur Pemanjatan
Mungkin
Penggunaan
Kapur
10 Jika Jalur Baru Belum Selesai Dibuat, Harus Diberi Tanda Yang Jelas 11 Jika Jalur Baru Akan Diselesaikan Oleh Orang Lain Harus Seijin Pembuat Jalur Pertama 12 Apabila Ada Pemanjatan Pada Satu Jalur maka Sebaiknya Tidak Ada Pemanjat Lain Pada Jalur Tersebut
INDONESIA CLIMBING EXPEDITION Jl. Antapani No 40 Bandung – Jawa Barat merahputih.panjattebing.org
47
TATA TERTIB INSTRUKTUR SEKOLAH PANJAT TEBING MERAH PUTIH INDONESIA CLIMBING EXPEDITION 1. Instruktur adalah mereka yang ditunjuk dan diserahi tanggungjawab oleh Kepala Sekolah Indonesia Climbing Expedition untuk memberikan pengajaran baik dalam bentuk teori maupun praktek di lapangan 2. Memberikan pengajaran baik dalam bentuk teori maupun praktek di lapangan dengan seksama dan sungguh-sungguh serta penuh rasa tanggung jawab 3. Menggunakan peralatan dan perlengkapan yang sesuai dengan prosedur keamanan dalam panjat tebing 4. Selalu mengutamakan dan memperhatikan prosedur keamanan sebelum dan sesudah melakukan segala aktivitas baik untuk kepentingan pribadi maupun kepentingan kelompok dan peserta Sekolah Panjat Tebing Merah Putih 5. Dilarang membawa dan mengkonsumsi minuman keras (beralkohol), Narkoba, serta apapun yang mengandung narkotika dan psychotropic selama kegiatan berlangsung, termasuk pada saat istirahat. 6. Tidak diperkenankan merokok pada saat kegiatan berlangsung (baik teori di kelas maupun saat praktek di lapangan) 7. Bersikap sopan baik kepada sesama instruktur maupun kepada peserta. 8. Mengenakan pakaian yang rapih dan sesuai dengan yang ditentukan pada saat pelaksanaan kegiatan 9. Tidak melakukan hal-hal yang dianggap melanggar aturan, norma dan tata krama baik secara hukum Negara dan/atau secara hukum adat dalam masyarakat setempat. 10. Menjaga nama baik Indonesia Climbing Expedition baik selama maupun setelah mengikuti sekolah. Pelanggaran terhadap tata tertib tersebut di atas akan dikenakan sanksi sesuai dengan bobot pelanggarannya berupa : 1. Peringatan dari Kepala Sekolah, 2. Skorsing 3. Pencoretan nama yang bersangkutan dari daftar Instrutur SEKOLAH PANJAT TEBING MERAH PUTIH INDONESIA CLIMBING EXPEDITION
INDONESIA CLIMBING EXPEDITION Jl. Antapani No 40 Bandung – Jawa Barat merahputih.panjattebing.org
48
TATA TERTIB PESERTA SEKOLAH PANJAT TEBING MERAH PUTIH INDONESIA CLIMBING EXPEDITION 1. Peserta adalah mereka yang telah memenuhi persyaratan administrasi Sekolah Panjat Tebing, Indonesia Climbing Expedition 2. Mengikuti setiap pengajaran baik dalam bentuk teori maupun praktek di lapangan dengan seksama dan sungguh-sungguh 3. Memperhatikan dan mentaati semua instruksi dari instruktur baik saat materi kelas maupun materi praktek 4. Menggunakan peralatan dan perlengkapan yang sesuai dengan prosedur keamanan dalam Panjat Tebing 5. Selalu mengutamakan dan memperhatikan prosedur keamanan sebelum dan sesudah melakukan segala aktivitas baik untuk kepentingan pribadi maupun kepentingan kelompok 6. Dilarang membawa dan/atau mengkonsumsi minuman keras (beralkohol), Narkoba, serta apapun yang mengandung narkotika dan psychotropic selama kegiatan berlangsung, termasuk pada saat istirahat. 7. Peserta tidak diperkenankan merokok pada saat kegiatan berlangsung (baik teori di kelas maupun saat praktek di lapangan) 8. Bersikap sopan baik kepada instruktur maupun kepada sesama peserta. 9. Mengenakan pakaian yang rapih dan sesuai dengan yang ditentukan pada saat pelaksanaan kegiatan 10. Tidak melakukan hal-hal yang dianggap melanggar aturan, norma dan tata krama baik secara hukum Negara dan secara hukum adat dalam masyarakat setempat. 11. Menjaga nama baik Indonesia Climbing Expedition baik selama maupun setelah mengikuti sekolah.
Pelanggaran terhadap tata tertib tersebut di atas akan dikenakan sanksi pencoretan nama yang bersangkutan dari daftar Peserta SEKOLAH PANJAT TEBING MERAH PUTIH - INDONESIA CLIMBING EXPEDITION
INDONESIA CLIMBING EXPEDITION Jl. Antapani No 40 Bandung – Jawa Barat merahputih.panjattebing.org
49