TUGAS REKAYASA SUNGAI KRIB
NAMA – NAMA KELOMPOK 2 1.JEMS ITALILPESSY 2.JODI POLOBU 3.YESAYAS HITIJAHUBESSY 4.JEMMI RADJABAYCOLLE 5.GERRY HUWAE
Bangunan Pelindung Tebing Sungai (KRIB)
A. Pengertian Krib Krib adalah salah satu bahan buatan guna penanganan sungai khususnya untuk pengamanan tebing sungai sebelah luar. Agar pemanfatan krib dilakukan secara optimal selain pengaman tebing tersebut maka diadakan percobaan atau eksperimen pengaruh krib terhadap aliran dan sedimen sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut. B. Fungsi Krib Krib adalah bangunan yang dibuat mulai dari tebing sungai kearah tengah guna mengatur arus sungai dan tujuan utamanya adalah :
a. Memperbesar jari-jari belokan alur sungai yang terlalu tajam agar alignment sungai menjadi lebih baik. b. Mengendalikan erosi tebing sungai dengan mengurangi kecepatan aliran sungai yang menyerang tebing sungai c. Menutup cabang alur sungai supaya arus sungai menuju ke alur yang diingini d. Mengkonsentrasikan aliran pada alur yang lebih sempit yang terjadi pada alur sungai yang terlalu lebar sehingga alur sungai bisa lebih stabil dan dalam. e. Mengarahkan aliran pada kondisi debit kecil agar menuju dan masuk ke bangunan pengambilan. f. Melindungi
bangunan-bangunan
sungai
lainnya
yang
terancam
kestabilannya akibat erosi misalnya tembok tepi jembatan, bendung dan sebagainya.
Krib adalah bangunan yang dibuat melintang terhadap arus aliran sungai yang berfungsi untuk melindungi yang tererosi dengan cara membelokan aliran sungai ( yang biasanya menyusur pada sisi luar belokan sungai ) agar menjauhi tebing sungai dan mengurangi kecepatan arus sungai.
C. Klasifikasi Krib Krib dapat diklasifikasikan menjadi 2 macam krib yaitu : 1. Krib yang lolos air 2. Krib yang rapat air Krib yang lolos air biasanya dipakai pada sungai yang mempunyai angkutan sedimen yang relatif tinggi. Sedangkan krib yang rapat air atau masif biasanya digunakan pada sungai dengan angkutan sedimen yang rendah ( pada kondisi jumlah pasir dan kerikil sebagai muatan dasar lebih banyak daripada lumpur sebagai muatan tersuspensi.
Krib yang lolos air dapat dibuat dari tiang pancang kayu atau tiang pancang beton bertulang. Bangunan ini dibuat dalam satu seri yang terdiri dari beberapa banjar krib. Rangkaian atau susunan bangunan krib tersebut dimaksudkan untuk mengurangi kecepatan arus dan mengubah arah aliran agar menjauh dari tebing sungai, dengan demikian erosi pada tebing sungai dapat dihindarkan dan diharapkan terjadi pengendapan sedimen diantara krib. Tiang – tiang pancang dihubungkan antara satu dengan yang lainnya dengan pelat penghubung sehingga membentuk suatu kesatuan. Banguna krib harus cukup stabil terhadap tekanan air banjir, kemungkinan terjadinya gerusan lokal dan degradasi serta tekanan akibat terkanan sampah yang terapung. Krib yang rapat air atau masif dapat dibangun dari konstruksi bronjong, timbunan batu kali atau timbunan tanah yang dilapis bronjong. Untuk stabilitas dan agar krib rapat air ini tidak telalu mengurangi penampang basah aliran maka ujung krib dibuat miring kearah lantai depan / apron. Jenis – jenis krib yang disarankan untuk berbagai kondisi adalah
:
a. Sederetan krib dibuat dari tiang pancang digunakan untuk melindungi tebing pada tikungan luar sungai dan menjaga alur sungai utama dengan angkutan sedimen yang tinggi. b. Sederetan krib yang dibuat dari pasangan batu digunakan untuk melindungi tebing sungai dan menjaga alur sungai dengan angkutan sungai rendah. c. Sederetan krib dibuat dari tiang pancang
kayu digunakan untuk
melindungi sementara atau pada keadaan darurat. d. Krib yang dibuat dari kumpulan tiang pancang digunakan untuk tebing sungai yang stabil, pondasi dasar sungai yang lunak, penggerusan pada dasar sungai yang berlebihan atau tebung sungai yang tinggi.
e. Krib yang terbuat dari pasangan batu atau bronjong digunakan untuk tebing sungai yang rendah dengan alur yang dangkal.
D. Dasar – dasar perencanaan Krib disungai 1. Fungsi Krib Krib dibangun untuk merubah arah arus sungai sehingga arah arus utama akan bergeser menjauhi tepi tikungan luar sungai, dengan demikian juga akan mengurangi kecepatan aliran pada tebing sungai dan kaki tanggul dan berguna untuk melindungi bahaya gerusan pada tebing sungai serta agar terjadi endapan pada tebing sungai tersebut.Disamping itu juga berfungsi untuk memperbaiki maupun mengatur lebat palung sungai dan kedalaman air yang dibutuhkan serta untuk melindungi bangunan pengambilan yang membutuhkan konsentrasi aliran air. 2. Keamanan bangunan Krib Krib disungai direncanakan harus aman terhadap gerusan lokal, degradasi dasar sungai dan penggerowongan tebing serta harus aman pula terhadap benturan dan abrasi oleh muatan benda padat lainnya. Disamping itu harus aman terhadap kestabilan krib serta kekuatan strukturnya yaitu kuat terhadap regangan, tegangan, aman terhadap deformasi yang diijinkan derta aman terhadap pengaruh bahan kimia dan air asin. 3. Perencanaan Krib secara umum Dalam merencanakan krib disungai maka perlu emperhatikan hal-hal sebagai berikut
:
- Karakteristik aliran berupa debit rencana, pola dan kecepatan aliran, terutama ditikungan sungai, degradasi dan dasar alur, agradasi, penggerusan lokal, penggerowongan tebing, gejala berlikunya sungai, kecepatan dan lainnya. - Penentuan debit rencana yag ditentukan berdasarkan perhitungan banjir rencana dan informasi historis dilokasi rencana krib. - Penentuan tata letak yang ditentukan berdasarkan pertimbangan terhadap perencanaan sungai terpadu, letak krib dipasang dengan jarak optimal dan dengan arah tegak untuk menciptakan medan krib secara efektif. Pangkal krib diletakan pada tebing yang mantap untuk menghindari terobosan arus dibelakang krib, berdasarkan panjang tebing yang perlu dilindungi dengan memperhitungkan kemungkinan perubahan arus pada keadaan krib terpasang. 4. Penyelidikan Hidraulik Model Kegunaan uji model hidraulik adalah sebagai berikut. - Menguji kesempurnaan pra perencanaan teknik bangunan krib yang direncanakan degan analisa teoritis. - Mencari secara tipikal bangunan krib yang secara hidraulik dianggap lebih baik dan sesuai dengan maksud dan tujuan pembangunan krib. - Mencari hubungan antara parameter aliran, sedimen, morfologi sungai, posisi, lokasi dan jumlah bangunan krib. - Mencari meoda perbaikan paa kerusakan krib.