DAUR HIDUP PERKEMBANGAN SISTEM INTEGUMEN 2.1 Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan Integumen Selama Embrio dan Janin
Masa Embrionik Cikal bakal kulit sudah terbentuk sejak bayi masih berada di dalam rahim, berbentuk embrio. Sel-sel pada embrio dapat dibedakan menjadi 3 kelompok lapisan sel, yaitu ektoderm, mesoderm, dan endoderm. Mulanya sel lapisan mesoderm membentuk lembaran tipis jaringan longgar pada kanan kiri garis tengah embrio. Seiring pembentukannya, pada awal minggu keempat sel dinding ventral somit yang terbentuk akan kehilangan organisasinya dan menjadi sklerotom, sedangkan sel dinding dorsalnya (dermomiotom) akan membentuk lapisan sel baru yaitu miotom. Sklerotom merupakan komponen tulang rawan dan tulang, dermomiotom merupakan pembentuk dermis, sedangkan miotom merupakan komponen pembentuk otot.
Masa Janin Masa janin berlangsung mulai dari awal bulan ketiga hingga lahir. Masa ini ditandai dengan penyempurnaan organ yang sudah terbentuk pada masa embrio serta pertumbuhan tubuh yang cepat. Pada bulan keempat dan kelima, Janin dibungkus oleh rambut halus yang disebut lanugo. Pada bulan keenam, kulit janin nampak kemerahan dan keriput, disebabkan oleh tidak adanya jaringan ikat di bawah kulit. Selama dua bulan terakhir, janin memperoleh kontur yang membulat karena adanya endapan lemak di bawah kulit. Menjelang akhir kehidupan dalam rahim, kulit dibungkus oleh zat lemak keputih-putihan (verniks kaseosa) yang terbentuk dari produk sekresi kelenjar sebum.
Seca Secara ra r i ngkas ngkas dapat di susu susun n seb sebagai beri kut: kut: Masa embriogenik Minggu ke-7 Puting susu dan folikel rambut mulai terbentuk
Masa janin Minggu ke-13 sampai ke-17
Kulit transparan,terlihat merah karena pembuluh darah masih terlihat jelas.
Lanugo terbentuk di daerah kepala.
Minggu ke-20 Lanugo menutupi seluruh tubuh
Bulu mata dan alis terlihat
Kuku terlihat di jari-jari
Kulit yang menutupi tubuh janin mulai bisa dibedakan menjadi dua lapisan, yakni lapisan
epidermis yang terletak di permukaan dan lapisan dermis yang merupakan lapisan dalam. Epidermis selanjutnya akan membentuk pola-pola tertentu pada ujung jari, telapak tangan maupun telapak kaki. Sedangkan lapisan dermis mengandung pembuluh-pembuluh darah kecil, saraf dan sejumlah besar lemak.
Minggu ke-21 sampai ke-23 Lemak disimpan di jaringan
Minggu ke-24 Bulu dan alis mata terbentuk sempurna
Sidik jari terbentuk
kulit khas berkerut-kerut, dan lemak tertumpuk di bagian
bawahnya.
Minggu ke-28 Kulit tipis merah ditutupi lemak yang disebut verniks.
Minggu ke-32 Kulit janin merah dan keriput.
Minggu ke-36 Lanugo mulai menghilang
Jumlah lemak meningkat
Kuku mencapai ujung jari
Minggu ke-37 sampai ke-40 Lanugo tidak terlihat lagi kecuali di lengan atas dan siku,
tetapi pelindung verniks masih ada sampai bayi lahir Kuku tumbuh melebihi ujung jari dan rambut di kepala
terasa lebih kasar dan tebal dibandingkan sebelumnya
2.2 Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan Integumen Selama Bayi dan Anak-Anak
Di awal kelahirannya, anatomi kulit bayi :
o Permukaannya berselaput vernix caseosa - berfungsi sebagai pelindung kulit di dalam rahim. Lapisan itu bertahan pada minggu pertama, setelah itu mengelupas, seolah-olah bayi berganti kulit. Setelah lapisan itu luruh, barulah muncul kulit bayi yang sebenarnya.
o Terkadang ditumbuhi bulu-bulu halus yang disebut lanugo, yang dibawa sejak di dalam rahim.
o Kulit tampak keriput, permukaannya lebih tipis sehingga pembuluh darah dapat membayang.
o Berwarna kemerahan, kemudian berubah menjadi kuning akibat produksi bilirubin di dalam darah - warna kuning akan hilang dalam 2X 24 jam. Pada beberapa bayi, kulit baru lahir berwarna sangat merah, biru atau pucat, yang menandakan adan ya gangguan kesehatan, misalnya kurang pasokan oksigen.
o Struktur kulit bayi lebih renggang, lebih tipis, ikatan antar sel lebih longgar, produksi kelenjar keringat dan kelenjar minyak lebih sedikit
o Lapisan tanduk pada permukaan kulit juga masih sangat tipis, sehingga kulit bayi cenderung rentan, mudah robek, serta belum mampu berfungsi sebagai pelindung tubuh yang optimal terhadap serangan berbagai kuman penyakit.
Di awal kelahirannya, fisiologi kulit bayi :
o Produksi kelenjar keringat lebih sedikit, sehingga bayi jarang berkeringat. Itu sebabnya, kita harus mengupayakan suhu tubuhnya stabil dengan memastikan bayi tidak kedinginan atau kepanasan.
o Kulitnya masih rentan terhadap iritasi, infeksi dan alergi, karena zat imunitas pada kulit belum kuat dan struktur kulit lebih renggang serta tipis.
o Kulit masih sedikit memroduksi melanin (pigmen yang berfungsi melindungi kulit dari sinar matahari) sehingga kandungan air pada kulit lebih cepat menguap dan lebih mudah terbakar sinar ultraviolet.
Kulit bayi dan anak-anak relatif tipis, tebalnya ± 1 mm. Lapisan epidermis terutama stratum comeum dan lapisan edermis lebih tipis, papila dermis lebih mendatar, lapisan lemak subkutan relatif lebih sedikit.Warna kulit lebih merah karena kurangnya keratohialin. Kulit lebih edema karena banyak mengandung air dan natrium. pH kulit lebih ke arah asam, bervariasi rata-rata antara 3,4 — 6,5. Diferensiasi apendik kulit belum sempurna, kelenjar sebasea tidak aktif sampai masa remaja sehingga produksi sebum sangat berkurang, karena hal-hal tersebut di atas kulit bayi dan anak lebih mudah mengalami iritasi oleh bahan-bahan kimia yang ditempelkan pada kulit
dan
mudah
mendapat
infeksi.
Seiring
pertumbuhannya,
kulit
bayi
mengalami
perkembangan, yaitu lapisan pelindung vernix casiosa sedikit demi sedikit terlepas, lapisan kulit menebal meski tetap halus dan lembut, kulit berwarna kemerahan, kelenjar keringat mulai berproduksi normal dan zat imunitas pada kulit semakin kuat.
2.3 Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan Integumen Selama Remaja dan Dewasa Muda
Pada usia remaja aktivitas pembentukan hormon meningkat, kelenjar sebasea menjadi besar dan aktif, kelenjar apokrin mengadakan sekresi di tempat tertentu. Lapisan lemak kulit bertambah, kulit muka dan rambut jadi berminyak, dan produksi keringat meningkat, kondisi kulit juga terpengaruh oleh siklus menstrual, sering timbul akne 4-7 hari sebelum menstruasi Ciri-ciri integumen remaja menurut Hurlock (1980)
Laki-laki
Perempuan
o Rambut
o Rambut
Rambut diwajah dan ketiak akan muncul
Rambut mulai timbul setelah perubahan
setelah rambut kemaluan hampir selesai.
pinggul dan payudara. Semua rambut mulamula lurus dan terang warnanya, kemudian lebih subur, lebih kasar, lebih gelap dan agak keriting
o Kelenjar
o Kelenjar
Kelenjar lemak mulai diproduksi lebih
Kelenjar lemak mulai diproduksi lebih aktif
aktif sehingga mudah timbul jerawat dan
sehingga mudah timbul jerawat dan kelenjar
kelenjar keringat lebih banyak
kelenjar keringat lebih banyak
dikeluarkan.
dikeluarkan. dikeluarkan.
keringat Kusus
lebih
perempuan
banyak keringat
menjadi agak bau ketika sedang haid.
o Kulit
o Kulit
Kulit menjadi lebih kasar, tidak jernih,
Kulit menjadi lebih kasar, tidak jernih, pori-
pori-pori membesar
pori membesar
2.4 Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan Integumen Selama Lansia
Perubahan sistem kulit & jaringan ikat :
a. Kulit o Sistem penurunan produksi sel dengan penuaan, menyebabkan sel-sel epidermis untuk memperlambat dalam reproduksi mereka dan, sebagai hasilnya, menjadi lebih besar dan lebih teratur. Hal ini menyebabkan tipis, kulit lebih transparan, yang berarti luka kulit lebih sering, robek, dan infeksi. Kemampuan untuk menurunkan panas berkurang karena pasokan darah ke dermis berkurang, serta penurunan aktivitas kelenjar keringat. Kombinasi ini membuat orang tua kurang mampu kehilangan panas tubuh internal. Kelelahan atau pencahayaan untuk suhu hangat dapat menyebabkan suhu tubuh sangat tinggi. Jumlah makrofag dan sel-sel lain dari sistem kekebalan tubuh menurun menjadi sekitar 50% dari tingkat dilihat pada saat jatuh tempo. Kehilangan ini menyebabkan kerusakan kulit lebih lanjut dan risiko infeksi.
o Sebagai melanosit (pigmen penghasil sel) menurun aktivitas, ada penurunan perlindungan dari sinar ultraviolet dan kerentanan lebih besar terhadap kulit terbakar dan kanker kulit. Hal ini juga menyebabkan kulit menjadi pucat. Selain itu, dipilih melanosit meningkatkan produksi di daerah yang terkena sinar matahari, sehingga bintik-bintik cokelat pada kulit. Penurunan aktivitas kelenjar sebaceous seperti halnya produksi sebum. Hal ini menyebabkan keringat untuk menurunkan, meninggalkan kulit kering, bersisik, dan gatal.
o Hilangnya lemak dan kolagen dalam jaringan di bawahnya menyebabkan integumen untuk melemahkan, menghasilkan kulit kendur dan keriput. Dermis menjadi tipis dan kurang elastis sebagai jaringan serat menurun dalam ukuran, menyebabkan kulit menjadi melemah dan kurang ulet. Hal ini menjadi lebih dirasakan di daerah terkena sinar matahari, yang juga memberikan kontribusi pada penurunan kemampuan untuk menjaga suhu tubuh menyebabkan orang merasa dingin. Persperation produksi juga menurun. Keduanya menyebabkan kulit menjadi kering dan bersisik. Vaskularitas dan sirkulasi juga penurunan dalam jaringan subkutan, menyebabkan obat yang diberikan dengan cara ini untuk diserap lebih lambat.
b. Rambut o Sebagai melanosit (pigmen penghasil sel) menurun aktivitas, ada penurunan perlindungan dari sinar ultraviolet dan kerentanan lebih besar terhadap kulit terbakar dan kanker kulit. Hal ini juga menyebabkan rambut untuk berubah abu- abu atau putih. Seperti penurunan aktivitas kelenjar, ada penurunan sekresi sebum (sekresi lilin yang melapisi permukaan rambut). Perubahan yang menonjol lainnya ialah pertumbuhan rambut berhenti, rambut menipis dan botak serta warna rambut kelabu. Pada wanita > 60 tahun rambut wajah meningkat kadang kadang menurun.
c. Kuku o Suplai vaskuler ke nailbed menurun, sehingga kusam, kuku rapuh, keras, dan tebal, dengan tingkat pertumbuhan melambat. Kuku bisa mengelupas dan menjadi rapuh atau mengembangkan pegunungan. Kuku kaki bisa menjadi berubah warna atau abnormal meneb al.