Dasar Teori Spirometri Novi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Latar Belaka Belakang ng

Pesatny Pesatnyaa perkem perkemban bangan gan indust industri ri beserta beserta produk produknya nya memilik memilikii dampak dampak positif positif terhadap terhadap kehidu kehidupan pan manusi manusiaa berupa berupa makin makin luasnya luasnya lapanga lapangan n kerja, kerja, kemuda kemudahan han dalam dalam komuni komunikas kasii dan transpo transportas rtasii dan akhirny akhirnyaa juga juga berdam berdampak pak pada pada pening peningkat katan an sosial sosial ekonomi masyarakat. Disisi lain dampak negatif yang terjadi adalah timbulnya penyakit akibat pajanan bahan-bahan selama proses industri atau dari hasil produksi itu sendiri. Hal tersebu tersebutt mengha menghawat watirka irkan n karena karena menga mengancam ncam kesehat kesehatan an dan lingku lingkunga ngan, n, diantar diantarany anyaa pencemaran pencemaran udara ataupun ataupun proses proses pengolahan pengolahan bahan baku baku tertentu yang berpoten berpotensi si bahaya seperti debu debu batu bara, bara, semen, kapas, kapas, asbes, asbes, zat-zat kimia, kimia, gas-gas gas-gas beracun, dan lainnya. Tergantung Tergantung jenis paparan yg terhisap, berbagai berbagai penyakit penyakit paru dapat timbul pada seseorang/pekerja. Penyakit tersebut terjadi akibat rusaknya jaringan paru-paru yang dapat berpengaruh berpengaruh terhadap terhadap produktiv produktivitas itas dan kualitas kualitas kerja (Baharud (Baharudin, in, 2010) 2010) Menurut data ILO pada tahun 1999, penyakit saluran pernapasan menempati urutan ketiga sebagai penyebab kematian yang berhubungan dengan pekerjaan. Tujuh persen dari semu semuaa kema kematia tian n di selu seluru ruh h dunia dunia setia setiap p tahu tahun n dise diseba babk bkan an oleh oleh penya penyaki kitt paru paru dan dan pernafasan pernafasan yang sesunggu sesungguhnya hnya dapat dapat dicegah. dicegah. Jutaan Jutaan orang orang sedang sedang menjalani menjalani usia usia tua yang yang menyakitkan karena penyakit paru dan pernafasan yang seharusnya dapat diobati jika saja sudah terdeteksi secara dini melalui pemeriksaan yang tepat yaitu spirometri (Baharudin, 2010) Spir Spirom omet etri ri

adal adalah ah

tes tes

fisi fisiol olog ogis is

yang yang

meng menguk ukur ur

baga bagaim iman anaa

sese seseor oran anng ng

mengembuskan napas atau menghirup udara sebagai fungsi waktu. Sinyal utama diukur dalam dalam spirom spirometri etri mungki mungkin n volume volume atau aliran. aliran. Spirom Spirometri etri sangat sangat berharg berhargaa sebaga sebagaii tes skrining umum pernafasan kesehatan dengan cara yang sama dengan tekanan darah yang memberikan informasi penting tentang kardiovaskular kesehatan (Guyton, 2007).

1.2 1.2 Tu Tuju juan an 1. untuk mendemostrasikan dan menganalisa kapasitas pernafasan manusia

2. untu untuk k meng menguk ukur ur efek efektiv tivita itass dan dan kecep kecepat atan an paru paru dalam dalam meng mengisi isi dan dan meng mengos oson ongk gkan an udara 3. untuk mengetahui fungsi atau faal paru [1]

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.











4. untuk mengetahui mengetahui adanya gangguan gangguan di di paru dan saluran saluran pernapasan pernapasan

1.3 Manfa Manfaat at

Sarana untuk menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman sehingga menjadi bekal di kemudian hari yang kelak dapat diterapkan dalam praktek yang sesungguhnya sehingga tercapai keselarasan antara teori dan praktek di lapangan.











2.1 2.1

Anat Anatom omii Sist Sistem em Pern Pernap apas asan an

Sistem pernapasan merupakan saluran penghantar udara yang terdiri dari beberapa organ dasar seperti hidung, faring, laring, trakea, bronkus, dan paru-paru. Organ-organ ini bekerja sama dalam menerima udara bersih, pergantian udara dari darah, dan mengeluarkan udara yang telah dimodifikasi (Seeley, 2004). Sistem pernapasan dapat dibagi menjadi 2 bagian tergantung fungsinya, yaitu konduksi, sebagai sebagai bagian yang berfungsi dalam proses penghantaran penghantaran dan bagian bagian respiratorik respiratorik yang terdiri atas alveoli alveoli dan regio regio distal distal lainnya lainnya yang yang berfung berfungsi si dalam dalam pertuk pertukaran aran gas. gas. Organ-o Organ-orga rgan n respirasi dapat dibagi lagi menurut letaknya, yaitu upper respiratory tract yang terdiri dari daerah dari hidung hingga laring dan lower respiratory tract yang tract yang terdiri dari trakea, bronkus, bronkus, bronkiolus, bronkiolus, dan paru-paru paru-paru (Seeley, (Seeley, 2004). 2004).

Gambar 2.1 Sistem Pernapasan Salura Saluran n pernapa pernapasan san dari dari hidung hidung sampai sampai bronkio bronkiolus lus dilapis dilapisii oleh oleh membran membran mukosa mukosa











yang disekresi oleh sel goblet dan kelenjar mukosa. Partikel debu yang kasar disaring oleh rambut-rambut yang terdapat dalam lubang hidung, sedangkan partikel yang halus akan terjerat dalam lapisan mukus. Gerakan silia mendorong lapisan mukus ke bagian posterior di dalam rongga hidung dan ke bagian superior di dalam sistem pernapasan bagian bawah menuju ke faring faring.. Dari Dari sini sini parti partike kell halus halus akan akan tertel tertelan an atau atau dibatu dibatukk kkan an kelu keluar. ar. Lapis Lapisan an muku mukuss memberikan air untuk kelembaban, dan banyaknya jaringan pembuluh darah di bawahnya akan menyuplai panas ke udara inspirasi. Jadi udara inspirasi telah disesuaikan sehingga ketika mencapai faring hampir bebas debu, bersuhu mendekati temperatur tubuh, dan kelembabannya mencapai 100% (Price, 2006). Udara akan mengalir dari faring menuju laring. Laring terdiri dari rangkaian cincin tulang tulang rawan rawan yang dihubung dihubungkan kan oleh oleh otot-ot otot-otot ot dan mengan mengandun dung g pita suara. suara. Laring Laring juga juga mempunyai fungsi batuk untuk membantu menghalau benda-benda asing dan sekret keluar dari saluran saluran pernap pernapasa asan n bagian bagian bawah. bawah. Di antara antara pita suara suara terdapa terdapatt ruang ruang berben berbentuk tuk segitig segitigaa (glotis) yang bermuara ke dalam trakea, dan merupakan pemisah antara saluran napas bagian atas dan bawah. Trakea disokong oleh cincin tulang rawan yang berbentuk seperti sepatu kuda. Strukt Struktur ur trakea trakea dan bronku bronkuss dianalo dianalogik gikan an sebaga sebagaii pohon pohon trakeob trakeobron ronkial kial.. Tempat Tempat trakea trakea bercabang bercabang menjadi menjadi bronkus utama utama kiri dan kanan kanan disebut karina. karina. Karina memiliki memiliki banyak saraf saraf dan dapat menyebabkan bronkospasme serta batuk yang berat jika dirangsang (Price, 2006). Bronkus utama kiri dan kanan tidak simetris. Bronkus utama kanan lebih pendek dan lebar lebar serta serta merupa merupakan kan kelanjut kelanjutan an dari trakea trakea yang yang arahnya arahnya hampir hampir vertika vertikal. l. Sebalik Sebaliknya nya,, bronkus bronkus utama kiri lebih panjang dan sempit serta merupakan merupakan kelanjutan kelanjutan dari trakea dengan dengan sudut yang lebih tajam. Oleh sebab itu, benda asing yang terhirup lebih sering tersangkut pada percabangan percabangan bronkus bronkus kanan karena arahnya arahnya yang vertikal. Cabang utama bronkus bronkus kanan dan kiri akan membentuk bronkus lobaris dan kemudian bronkus segmentalis. Percabangan ini berjalan terus menjadi bronkus bronkus yang ukurannya ukurannya lebih kecil sampai sampai akhirnya akhirnya membentuk membentuk bronkiolus bronkiolus terminalis, terminalis, yaitu saluran udara terkecil yang tidak mengandung mengandung alveolus. alveolus. Setelah bronkiolus bronkiolus terminalis terdapat asinus yang merupakan merupakan unit fungsional fungsional paru sebagai sebagai temapat pertukaran pertukaran udara. Asinus Asinus terdiri dari bronkiolus bronkiolus respiratorius, respiratorius, duktus duktus alveolaris, alveolaris, dan sakus alveolaris terminalis yang merupakan struktur akhir paru. Alveolus merupakan bagian dari struktur paru-paru yang sangat fungsional. Alveolus merupakan kantong bundar berdiameter 0.2-0.5 mm (Price, 2006).











daripada yang kanan akibat kemiringan jantung ke sisi kiri. Paru-paru kiri memiliki dua lobus, yaitu yaitu lobus lobus superio superiorr dan lobus lobus inferio inferior. r. Kedua Kedua lobus lobus ini dipisah dipisahkan kan oleh oleh fisura fisura obliqua obliqua.. Sedangkan paru-paru kanan memiliki tiga lobus, yaitu lobus superior, lobus medius, dan lobus inferior. Ketiga lobus tersebut dipisahkan oleh fisura obliqua dan fisura horizontalis (Price, 2006). Pleura merupakan suatu lapisan membran serosa yang menutupi paru-paru. Pleura ada dua macam, yaitu pleura viseralis yang menjulur ke dalam fisura, serta pleura parietalis yang melekat di mediastinum dan permukaan superior dari diafragma. Di antara pleura parietalis dan pleura viseralis terdapat terdapat suatu ruangan ruangan yang disebut disebut pleural cavity, cavity, yang diisi oleh cairan pelumas pelumas dengan beberapa beberapa fungsi, fungsi, contohnya contohnya sebagai sebagai lubrikan. lubrikan. Cairan pleural pleural bersifat licin sehing sehingga ga dapat dapat mengur mengurang angii gesekan gesekan pada pada saat saat paru-par paru-paru u menge mengemba mbang. ng. Selain Selain itu, cairan cairan pleural juga juga akan akan menciptakan menciptakan suatu suatu gradien gradien tekanan tekanan di di dalam paru-par paru-paru u (Seeley, (Seeley, 2004). 2004).

2.2 2.2

Fisi Fisiol olog ogii Sis Siste tem m Pern Pernap apas asan an

Sistem Sistem pernap pernapasan asan mempun mempunyai yai fungsi fungsi utama utama untuk untuk menyed menyediaka iakan n oksige oksigen n (O 2) dan mengeluarkan karbondioksida (CO 2) dari tubuh. Fungsi ini merupakan fungsi yang vital bagi kehidupan. Oksigen dibutuhkan dalam metabolisme sel untuk menghasilkan energi bagi tubuh yang dipasok terus-menerus, sedangkan karbondioksida merupakan bahan toksik yang harus segera segera dikelua dikeluarkan rkan dari tubuh. tubuh. Bila CO2 menump menumpuk uk di dalam dalam darah darah akan akan menyeb menyebabk abkan an penurunan penurunan pH sehingga sehingga dapat menimbulkan menimbulkan keadaan asidosis yang menggangg mengganggu u fungsi fungsi tubuh tubuh dan bahkan dapat menyebabkan kematian (Seeley, 2004). Proses pernapasan berlangsung melalui beberapa tahapan, yaitu : 1)

Vent Ventil ilas asii par paru, u, yang yang bera berart rtii pert pertuk ukar aran an udar udaraa ant antar araa atm atmos osfe ferr dan dan alve alveol olus us paru paru

2)

Difu ifusi oksig ksigeen dan dan karbo arbond ndio ioks ksid idaa anta antara ra alve alveo oli dan dan dara darah h

3)

Pengangkutan oksigen dan karbondioksida dalam darah dan cairan tubuh ke dan

dari sel jaringan tubuh (Guyton, 2007).

Udara bergerak masuk dan keluar paru karena adanya selisih tekanan yang terdapat antara atmosfer dan alveolus akibat kerja mekanik otot-otot. Diantaranya itu perubahan tekanan intrapu intrapulmo lmonar, nar, tekanan tekanan intrapleu intrapleural, ral, dan perubah perubahan an volume volume paru paru (Guyto (Guyton, n, 2007). 2007). Keluar Keluar masuknya udara pernapasan terjadi melalui 2 proses mekanik, yaitu :











2)

Ekspirasi : proses pasif dimana elastisitas paru (elast ( elastic ic recoil recoil ) menarik menarik dada

kembali ke posisi ekspirasi, tekanan recoil paru-paru dan dinding dada seimbang, tekanan dalam saluran pernapasan menjadi sedikit positif sehingga udara mengalir keluar dari paru-paru, paru-paru, dalam dalam hal ini otot-otot otot-otot pernapasan pernapasan berperan berperan (Yulaekah, (Yulaekah, 2007). 2007).

2.2.1 Paramete Parameterr Fungsi Fungsi Paru 1)

Volume Paru

Ada empat jenis volume paru, yaitu : a)

Volume tidal, yaitu jumlah udara yang dihirup atau dihembuskan dalam

satu siklus pernapasan normal. Besarnya kira-kira 500 ml pada rata-rata orang dewasa. b)

Volume cadangan inspirasi, yaitu jumlah maksimal udara yang masih

dapat dihirup setelah akhir inspirasi kuat. Biasanya mencapai 3.000 ml. c)

Volume cadangan ekspirasi, yaitu jumlah maksimal udara yang masih

dapat dihembuskan sesudah akhir ekspirasi kuat. Jumlahnya sekitar 1.100 ml. d)

Volu Volume me residu residu,, yaitu yaitu juml jumlah ah udara udara yang yang masi masih h ada ada di dalam dalam paru paru

sesudah melakukan ekspirasi maksimal atau ekspirasi yang paling kuat. Volume tersebut ± 1.200 ml (Guyton, 2007). 2)

Kapasitas Paru

Peri Perist stiw iwaa dala dalam m siku sikuss paru paru menc mencak akup up dua dua atau atau lebi lebih h nila nilaii volu volume me paru paru.. Kombinasi ini disebut kapasitas paru, yang dijelaskan sebagai berikut : a)

Kapasitas inspirasi sama dengan volume tidal ditambah volume

cadang cadangan an inspira inspirasi. si. Ini adalah adalah jumlah jumlah udara udara (kira-k (kira-kira ira 3.500 3.500 ml) yang yang dapat dapat dihirup oleh seseorang, dimulai pada tingkat ekspirasi normal dan pengembangan paru sampai sampai jumlah jumlah maksima maksimal. l. b)

Kapasitas Kapasitas residu fungsional fungsional sama dengan dengan volume volume cadangan cadangan ekspirasi ekspirasi

ditambah volume residu. Ini adalah jumlah udara yang tersisa dalam paru pada akhir ekspirasi normal (kira-kira 2.300 ml). c)

Kapasitas vital sama dengan volume cadangan inspirasi ditambah

volume tidal dan volume cadangan ekspirasi. Ini adalah jumlah udara maksimum













d)

Kapasitas

paru

total

adalah

volume

maksimum

yang

dapat

mengembangkan paru sebesar mungkin dengan inspirasi sekuat mungkin (kirakira 5.800 ml). Jumlah ini sama dengan kapasitas vital ditambah volume residu (Guyton, 2007).

Gambar 2.2 Volume dan Kapasitas Paru

Semua volume dan kapasitas paru pada wanita 25% lebih kecil dibandingkan dengan pria. Kapasitas Kapasitas vital rata-rata pria dewasa kira-kira 4,8 liter sedangkan sedangkan wanita dewasa dewasa 3,1 liter. Pengukuran kapasitas vital paru seringkali digunakan secara klinis sebagai indeks fungsi paru. Nilai tersebut tersebut memberikan memberikan informasi informasi mengenai mengenai kekuatan kekuatan otot-otot otot-otot pernapasan pernapasan serta beberapa beberapa











pengukuranny pengukurannya, a, yaitu vital v ital capacity (VC) dengan subjek tidak perlu melakukan aktivitas pernapasan pernapasan dengan kekuatan kekuatan penuh dan f orced orced vital capacity (FVC), subjek melakukan aktivitas pernapasan dengan kekuatan maksimal. Pada orang normal tidak ada perbedaan antara FVC dan VC, sedangkan sedangkan pada kelainan obstruksi obstruksi terdapat perbedaan perbedaan antara VC dan dan FVC. FVC. VC meru merupa paka kan n refl reflek eksi si dari dari kema kemamp mpua uan n elas elasti tisi sita tass jari jaring ngan an paru paru atau atau kekakuan pergerakan dinding toraks. VC yang menurun menunjukkan kekakuan jaringan paru atau dinding dinding toraks, sehingga sehingga dapat dikatakan dikatakan pemenuhan pemenuhan ( compliance) compliance) paru paru atau atau dinding dinding toraks toraks mempun mempunyai yai korelas korelasii dengan dengan penuru penurunan nan VC. Pada Pada kelaina kelainan n obstru obstruksi ksi ringan, VC hanya mengalami penurunan sedikit atau mungkin normal. 2)

Forced Expiratory Expiratory Volume Volume in 1 Second (FEV1) Second (FEV1) merupakan besarnya volume

udara yang dikeluarkan dalam satu detik pertama. Lama ekspirasi pertama pada orang norm normal al berk berkis isar ar anta antara ra 4-5 4-5 deti detik k dan dan pada pada deti detik k pert pertam amaa oran orang g norm normal al dapa dapatt menge mengeluar luarkan kan udara udara pernapa pernapasan san sebesa sebesarr 80% 80% dari nilai nilai VC. Fase Fase detik detik pertama pertama ini dika dikata takan kan lebih lebih penti penting ng dari dari fase-f fase-fas asee sela selanju njutn tnya ya.. Adan Adanya ya obst obstruk ruksi si pern pernapa apasa san n dida didasa sark rkan an atas atas besa besarny rnyaa volum volumee pada pada detik detik perta pertama ma terse tersebu but. t. Interp Interpre retas tasii tidak tidak didasarkan pada nilai absolutnya tetapi pada perbandingan nilai FEV1 dengan FVC. Bila FEV1/FVC kurang dari 75 % berarti abnormal. Pada penyakit obstruktif seperti bronkitis kronik atau emfisema terjadi pengurangan FEV1 yang lebih besar dibandingkan kapasitas vital (kapasitas vital mungkin normal) sehingga rasio FEV1/FVC kurang dari 75%.











1)

Jeni Jeniss kel kelam amin in.. Kap Kapas asit itas as vita vitall rat rataa-ra rata ta pria pria dew dewas asaa mud mudaa leb lebih ih kura kurang ng 4,6 4,6 lit liter er

dan perempuan muda kurang lebih 3,1 liter. Volume paru pria dan wanita berbeda dimana kapasitas paru total pria 6,0 liter dan wanita 4,2 liter. 2)

Posis Posisii tubu tubuh. h. Nilai Nilai kapas kapasita itass fung fungsi si paru paru lebih lebih rend rendah ah pada pada posi posisi si tidur tidur

dibandingkan posisi berdiri. Pada posisi tegak, ventilasi persatuan volume paru di bagian basis paru lebih besar dibandingkan dibandingkan dengan dengan bagian apeks. apeks. Hal ini terjadi karena pada awal awal inspira inspirasi, si, tekana tekanan n intrapl intrapleur euraa di bagian bagian basis basis paru kurang kurang negatif negatif diband dibanding ingkan kan bagian apeks, apeks, sehingg sehinggaa perbedaan perbedaan tekanan intrapulm intrapulmonal-int onal-intrapleura rapleura di di bagian basis basis lebih kecil kecil dan jaringa jaringan n paru paru kurang kurang teregan teregang. g. Keadaa Keadaan n tersebu tersebutt menye menyebab babkan kan persen persentase tase volume paru maksimal posisi berdiri lebih besar nilainya. 3)

Keku ekuatan atan oto otot-ot t-otot ot pern pernaapasa pasan. n. Pen Peng gukur ukuran an kapa kapasi sita tass fung fungsi paru paru berm bermaanfaa nfaatt

dalam dalam member memberikan ikan informa informasi si mengen mengenai ai kekuat kekuatan an otot-ot otot-otot ot pernapa pernapasan san.. Apabila Apabila nilai nilai kapasit kapasitas as normal normal tetapi tetapi nilai nilai FEV1 FEV1 menuru menurun, n, maka maka dapat dapat mengak mengakibat ibatkan kan rasa nyeri, nyeri, contohnya pada penderita asma. 4)

Ukuran dan bentuk anatomi tubuh. Obesitas meningkatkan resiko penurunan

kapasit kapasitas as residu residu ekspira ekspirasi si dan volume volume cadang cadangan an ekspira ekspirasi si dengan dengan semaki semakin n beratny beratnyaa tubuh. tubuh. Pada pasien obesitas, volume cadangan ekspirasi ekspirasi lebih kecil daripada kapasitas kapasitas vital sehingga dapat mengakibatkan sumbatan saluran napas. 5)

Proses penuaan atau bertambahnya umur. Umur meningkatkan resiko mortalitas

dan morbiditas. Selain itu juga dapat terjadi penurunan volume paru statis, arus puncak ekspira ekspirasi si maksim maksimal, al, daya daya regang regang paru, paru, dan tekanan tekanan O2 paru. Aktivitas refleks saluran napas berkurang pada orang yang lanjut usia, akibatnya kemampuan daya pembersih saluran napas juga berkurang. Insiden tertinggi gangguan pernapasan biasanya pada usia dewa dewasa sa muda muda.. Pada Pada wanit wanitaa freku frekuen ensi si menca mencapa paii maks maksima imall pada pada usia usia 40-50 40-50 tahu tahun, n, sedangkan pada pria frekuensi terus meningkat sampai sekurang-kurangnya mencapai











7)

Masa kerj kerjaa dan riw riwayat pek pekerjaa jaan. Sem Semakin lam lama ten tenaga aga kerja rja beke bekerj rjaa pad pada

lingkungan yang menyebabkan gangguan kesehatan, maka penurunan fungsi paru pada orang tersebut akan bertambah dari waktu ke waktu. 8)

Riwa Riwaya yatt pen penya yaki kitt par paru. u. Bany Banyak ak para para peke pekerj rjaa yan yang g ter terke kena na gang gangg guan uan per perna napa pasa san n

bukan karena keturunan, keturunan, melainkan melainkan akibat tertular oleh kuman atau basilnya. basilnya. Biasanya Biasanya kuman tersebut berasal dari lingkungan rumah, pasar, terminal, stasiun, lingkungan kerja, ataupun tempat-tempat umum lainnya. 9)

Olah Olahra raga ga ruti rutin. n. Kebi Kebias asaa aan n ola olah h rag ragaa aka akan n men menin ingk gkat atka kan n den denyu yutt jan jantu tung ng,, fun fungs gsii

paru, dan dan metabolis metabolisme me saat istirahat. istirahat. 10) 10) Kebiasa Kebiasaan an meroko merokok. k. Tembak Tembakau au merupa merupakan kan penyebab penyebab penyak penyakit it gangg gangguan uan fungs fungsii paruparu paru yang bersifat kronis dan obstruktif, obstruktif, yang pada akhirnya akhirnya dapat menurunkan menurunkan daya tahan tubuh (Yulaekah, 2007).

2.3 2.3

Gang Ganggu guan an Fung Fungsi si Paru Paru

Pada individu normal terjadi perubahan (nilai) fungsi paru secara fisiologis sesuai dengan perkembanga perkembangan n umur dan pertumbuhan pertumbuhan parunya parunya ( lung growth). growth). Mulai dari fase anak sampai kira- kira umur 22-24 tahun terjadi pertumbuhan paru sehingga pada waktu itu nilai fungsi paru semakin semakin besar besar bersam bersamaan aan dengan dengan pertamb pertambaha ahan n umur. umur. Bebera Beberapa pa waktu waktu nilai nilai fungs fungsii paru paru meneta menetap p (stasio (stasioner) ner) kemudi kemudian an menuru menurun n secara secara gradua gradual, l, biasany biasanyaa pada pada usia usia 30 tahun tahun mulai mulai mengalami mengalami penurunan, penurunan, selanjutnya selanjutnya nilai fungsi paru mengalami penurunan penurunan rata-rata sekitar 20 ml tiap pertambahan satu tahun usia seseorang (Yulaekah, 2007). Gangguan fungsi ventilasi paru menyebabkan jumlah udara yang masuk ke dalam paru paru akan akan berkurang berkurang dari normal. normal. Ganggu Gangguan an fungsi fungsi ventilasi ventilasi paru yang utama adalah adalah : 1)

Restr estrik iksi si,, yait yaitu u peny penyem empi pita tan n salu salura ran n par paru-pa u-parru yang yang dia diaki kiba batk tkan an ole oleh h bah bahan

yang yang bersifa bersifatt alergen alergen sepert sepertii debu, debu, spora spora jamur, jamur, dan sebagai sebagainya nya yang yang mengg menggang anggu gu











2.4 Spirometri

Salah satu metode untuk melakukan pengukuran volume dan kapasitas dinamis paru adalah dengan dengan spirometri. spirometri. Tujuannya Tujuannya adalah untuk mengukur mengukur efektivitas efektivitas dan kecepatan paru dalam mengisi dan mengosongkan udara. Spirometri adalah suatu teknik pemeriksaan pemeriksaan untuk mengetahui mengetahui fungsi/faal paru, di mana pasien diminta untuk meniup sekuat-kuatnya melalui suatu alat yang dihubungkan dengan mesin spirometer yang seca secara ra otom otomat atis is akan akan meng menghit hitun ung g keku kekuata atan, n, kece kecepat patan an dan dan volu volume me udara udara yang yang dikelu dikeluarka arkan, n, sehingg sehinggaa dengan dengan demikia demikian n dapat dapat diketah diketahui ui kondis kondisii faal paru pasien. pasien. Pemeriksaan Pemeriksaan spirometri digunakan untuk mengetahui adanya gangguan di paru dan saluran pernapasan. Alat ini sekaligus digunakan untuk mengukur fungsi paru. Pasien yang dianjutkan untuk melakuakan pemeriksaan ini antara lain pasien yang mengeluh sesak napas, pemeriksaan berkala bagi pekerja pabrik, penderita PPOK, penyandang asma, dan perokok. (Baharudin, 2010)

BAB III METODE PRAKTIKUM

3.1 Judul Praktikum : Spirometri













4. Penj Penjeepit pit hid hidu ung 5. Alat tulis

3.5 Cara Kerja

:

1. Bersihkan mulut pipa (mouth piece) spirometer dengan kapas dan alkohol 70% 2. Naracoba Naracoba dalam posisi posisi berdiri, berlatih menghembus menghembuskan kan nafas melalui mulut pipa

beberapa beberapa kali dengan dengan hidung ditutup. Perhatikan Perhatikan penunjuk penunjuk dan skala dan tidak boleh boleh terlihat oleh naracoba 3. Mengu Mengukur kur volume volume tidal tidal (TV) (TV). Letaka Letakan n jarum jarum penunj penunjuk uk pada pada skala skala 0. Naraco Naracoba ba

melakukan inspirasi biasa (tanpa melalui pipa) kemudian ekspirasi biasa melalui mulut pipa spirometer spirometer dengan dengan hidung tertutup. tertutup. Catat Catat angka jarum penunjuk penunjuk pada skala, skala, ulangi percobaan percobaan sebanyak sebanyak 3 kali catat nilai nilai rata- rata rata TV 4. Mengukur expiratory reserve volume (ERV). Letakan penunjuk pada skala 0. Naracoba

melakukan inspirasi normal (tanpa pipa) kemudian melakukan ekspirasi semaksimal mungkin melalui pipa dengan hidung tertutup. Lakukan 3 kali, catat nilai rata- rata 5. Mengukur Mengukur vital capacity (VC). Letakan Letakan penunjuk penunjuk pada skala 0, naracoba naracoba melakukan melakukan

inspirasi semaksimal mungkin, kemudian ekspirasi semaksimal mungkin melalui mulut pipa dengan hidung tertutup. tertutup. Ekspirasi Ekspirasi dilakukan dengan pelan dan tenang. Lakukan 3 kali, catat nilai rata- rata.











BAB IV











Tabel 2. Posisi berdiri

Nama

Sex TB

Usia TV

VC

ERV

IRV

Deden Ilham Anggrian Ragil Fredy Abrar Tata Sigit Oc Sigit R Ian P Rahmad Maulana

Lk Lk Lk Lk Lk Lk Lk Lk Lk Lk Lk Lk

19 19 19 21 20 19 19 20 19 18 19 19

3. 3.800 3.900 2.700 2.300 3.500 3.500 3.000 2.900 2.400 2.900 3.200 3.800

2.900 2.600 1.400 1.500 1.500 2.500 1.600 2.000 1.500 2.000 1.900 2.000

100 800 700 200 1.500 600 1.000 200 600 100 300 1.100

176 176 174 172 174 170 178 171 174 172 176 179

800 500 600 600 500 400 400 700 300 800 1.000 700

Tabel 3. Posisi duduk

Vol 1 mnt 9.600 6.500 12.000 10.800 9.000 6.800 7.200 12.600 6.000 13.600 23.000 11.200

Vol 1 jam

Vol 1 hari

O2 1 hari

576.000 390.000 720.000 648.000 540.000 408.000 432.000 756.000 360.000 816.000 1.380.000 672.000

13.824.000 9.360.000 17.280.000 15.552.000 12.960.000 9.792.000 10.368.000 18.144.000 8.640.000 19.584.000 33.120.000 16.128.000

2.764.800 1.872.000 3.456.000 3.110.400 2.592.000 1.958.400 2.073.600 3.628.800 1.728.000 3.916.800 6.624.000 3.225.600











Nama

Sex TB

Usia TV

Deden Ilham Anggrian Ragil Fredy Abrar Tata Sigit Oc Sigit R Ian P Rahmad Maulana

Lk Lk Lk Lk Lk Lk Lk Lk Lk Lk Lk Lk Lk

19 19 19 21 20 19 19 20 19 18 19 19

176 176 174 172 174 170 178 171 174 172 176 179

500 500 900 400 700 700 1.000 800 700 600 1.100 1.000

VC

ERV

IRV

Vol 1 mnt 3.300 2.100 700 6.000 3.800 1.700 1.600 6.500 2.400 1.200 300 18.000 2.200 1.700 100 7.200 3.500 1.800 1000 12.600 2.900 2.100 100 11.900 3.000 1.500 500 18.000 2.800 900 1.100 14.400 2.000 1.000 300 14.000 2.800 2.100 200 10.200 2.500 1.100 300 25.300 3.700 1.300 1.400 16.000

Vol 1 jam

Vol 1 hari

O2 1 hari

360.000 390.000 1.080.000 432.000 756.000 714.000 1.080.000 864.000 840.000 612.000 1.518.000 960.000

8.640.000 9.360.000 25.920.000 10.368.000 18.144.000 17.136.000 25.920.000 20.736.000 20.160.000 14.688.000 36.432.000 23.040.000

1.728.000 1.872.000 5.184.000 2.073.600 3.628.800 3.427.200 5.184.000 4.147.200 4.032.000 2.937.600 7.286.400 4.608.000

*) satuan dalam milliliter (ml)

4.2

Pembahasan Tabel 1. Respiratory Rate

Tabel 1 merupakan hasil dari perhitungan respiratory rate yang dihitung dalam











1.

Inspiratory reserve volume (IRV) dengan menggunakan rumus : VC = VT + IRV + ERV jadi IRV = VC VC – TV – ERV.

2.

Untuk menentukan menentukan volume volume pernapasan pernapasan 1 menit menit menggu menggunakan nakan rumus: rumus: RR x TV. TV.

3.

Untu Untuk k mene menent ntuk ukan an volu volume me pern pernap apas asan an 1 jam jam meng menggu guna naka kan n rumu rumus: s: Volu Volume me pernapasan pernapasan 1 menit x 60.

4.

Untu Untuk k mene menent ntuk ukan an volu volume me pern pernap apas asan an 1 hari hari meng menggu guna naka kan n rumu rumus: s: volu volume me pernapasan pernapasan 1 jam x 24. 24.

5.

Untuk menentukan jumlah oksigen yang dipakai selama 1 hari: volume pernapasan 1 hari x 20%

Dari 12 data diatas didapatkan 7 naracoba memiliki nilai Tidal Volume (TV) diatas nilai rata-rata yaitu Deden, Anggrian, Ragil, Sigit Oc, Ian, Rahmat Az, dan Maulana Maulana kemungkina kemungkinan n disebabkan disebabkan karena kesalahan kesalahan dalam menghitung nilai Tidal Volume (TV), naracoba sedang memiliki gangguan gangguan pada sistem respirasi dan juga naracoba yang tidak koperatif. Dari 12 data diatas didapatkan semua naracoba memiliki Expiratory Reserve Volume (ERV) (ERV) diatas diatas rata-rat rata-rata, a, hal itu kemung kemungkin kinan an disebab disebabkan kan karena karena kesalah kesalahan an dalam menghitung nilai Expiratory nilai Expiratory Reserve Volume (ERV), naracoba sedang memiliki













1.


2.


3.


4.


5.

Untuk Untuk menent menentuka ukan n jumlah jumlah oksigen oksigen yang dipak dipakai ai selama selama 1 hari: hari: volume volume pernapa pernapasan san 1 hari x 20%

Dari Dari 12 data data diatas diatas didapat didapatkan kan 9 naracob naracobaa memilik memilikii nilai nilai Tidal Volume (TV) diatas nilai rata-rata yaitu Ilham, Anggrian, Fredy, Abrar, Tata, Sigit R, Sigit Oc, Ian,











1.


2.


3.


4.


5.

Untuk Untuk menent menentuka ukan n jumlah jumlah oksigen oksigen yang dipak dipakai ai selama selama 1 hari: hari: volume volume pernapa pernapasan san 1 hari x 20%

Dari 12 data diatas didapatkan 10 naracoba memiliki nilai Tidal Volume (TV) diatas nilai rata-rata yaitu Anggrian, Ragil, Fredy, Abrar, Tata, Sigit R, Sigit Oc, Ian,





















Pada saat melakukan melakukan pemeriksaan spirometri diharapkan diharapkan kepada naracoba naracoba bersikap bersikap koperatif sehingga tidak mempengaruhi hasil dari spirometrinya.

2.

Bagi Bagi petuga petugass yang yang melaku melakukan kan penghi penghitun tungan gan spirom spirometri etri

Pada saat melakukan melakukan penghitungan penghitungan hasil dari pemeriksaan pemeriksaan spirometri diharapkan kepada petugas harus teliti sehingga tidak terjadi kesalahan dalam penghitungannya. 3.

Bagi mahasisw iswa/i

Dihar Diharap apka kan n untu untuk k selal selalu u menja menjaga ga kese kesehat hatan an sist sistem em perna pernafas fasan an deng dengan an cara cara melakukan olahraga secara rutin baik itu dengan intensitas ringan, sedang dan berat.























oleh kontraksi maksimum diafragma, otot-otot antariga eksternal, dan otot inspirasi tambahan. Nilai rata-ratanya adalah 3.000 ml. •

Inspiratory Capacity Capacity (IC) atau Kapasitas inspirasi (KI). Volume maksimum udara yang dapat dihirup pada akhir ekspirasi normal tenang (KI = VCI+TV). Nilai normal ratarata laki- laki dewasa dewasa adalah adalah 3600 ml, sedang sedangkan kan pada wanita wanita sekitar sekitar 2400 2400 ml. (Price,2006)











(Sheerwood, 2001)











Sesudah melakukan percobaan jawablah pertanyaan berikut : 1.

Sebutkan Sebutkan dan dan jelaskan jelaskan faktor-faktor faktor-faktor yang yang mempengaruh mempengaruhii kapasitas kapasitas pernafasan pernafasan seseoran seseorang? g? 1. Jenis Jenis kelamin. kelamin. Kapas Kapasitas itas vital vital rata-rata rata-rata pria dewasa dewasa muda lebih lebih kurang kurang 4,6 liter dan perempuan perempuan muda kurang lebih 3,1 liter. Volume Volume paru pria dan wanita berbeda dimana kapasitas paru total pria 6,0 liter dan wanita 4,2 liter.











saluran udara menggambarkan compliance jaringan paru dan dinding dada. Compliance paru sedikit lebih besar apabila diukur selama pengempisan pengempisan paru dibandingka dibandingkan n diukur selama pengembangan paru. 7. Masa kerja kerja dan riwayat riwayat pekerjaan. pekerjaan. Semakin Semakin lama tenaga tenaga kerja bekerja bekerja pada pada lingkungan lingkungan yang yang menyeb menyebabk abkan an gangg gangguan uan keseha kesehatan, tan, maka maka penuru penurunan nan fungsi fungsi paru paru pada pada orang orang tersebut akan bertambah dari waktu ke waktu. 8. Riwayat Riwayat penyakit penyakit paru. Banyak Banyak para para pekerja pekerja yang terkena terkena ganggua gangguan n pernapasan pernapasan bukan bukan











4.

Pada literatur, ada ukuran yang disebut forced disebut forced expiratory expiratory volume volume secone secone one (FEV1). Coba terangkan apa yang maksudnya? Tujuannya apa? Apakah bisa diukur dengan percobaan ini? Mengapa demikian? Forced Expiratory volume in one second (FEV1 (FEV1)) adalah adalah jumlah jumlah udara udara yang yang dapat dapat dikeluarkan dalam waktu 1 detik, diukur diukur dalam liter. Bersama dengan dengan FVC merupakan indikator utama fungsi paru-paru.

Dasar Teori Spirometri Novi

Recommend Documents