B.
Dampak yang Ditimbulkan dari Adanya Kegiatan Penambangan Pasir Kerusakan lingkungan adalah perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia atau hayati lingkungan hidup yang melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan hidup. Kegiatan penambangan khususnya pasir dan lain-lain dikenal sebagai kegiatan yang dapat merubah permukaan bumi. Karena itu, penambangan sering dikaitkan dengan kerusakan lingkungan. Walaupun pernyataan ini tidak selamanya benar, patut diakui bahwa banyak sekali kegiatan penambangan yang yan g dapat menimbulkan kerusakan di tempat penambangannya. Akan tetapi, perlu diingat pula bahwa dilain pihak kualitas lingkungan di tempat penambangan meningkat dengan tajam. Bukan saja menyangkut kualitas hidup manusia yang berada di lingkungan tempat penambangan itu, namun juga alam sekitar menjadi tertata lebih baik, dengan kelengkapan infrastrukturnya. Karena itu kegiatan penambangan dapat menjadi daya tarik, sehingga penduduk banyak yang berpindah mendekati lokasi penambangan tersebut. Dampak penambangan pasir ini, mengakibatkan dampak positif dan dampak negatif terhadap kondisi lingkungan, dampak positif diantaranya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat setempat dan membuka lapangan pekerjaan, sedangkan dampak negatifnya terdiri dari meningkatnya polusi udara, dan kerusakan pada tanggul sungai. 1. Dampak Positif a. Meningkatkan pendapatan masyarakat Kegiatan penambangan pasir memberikan dampak terhadap tingkat pendapatan masyarakat, hal ini terlihat pada masyarakat pengangguran mengakui bahwa adanya kegiatan penambang
pasir memberikan keuntungan yang sangat besar sehingga bisa mencukupi kebutuhan hidupnya. b. Membuka lapangan pekerjaan Pada dasarnya tingkat kehidupan ekonomi seseorang atau masyarakat ditentukan oleh kesempatannya memperoleh sumber pendapatan, kesempatan kerja, dan kesempatan berusaha. Namun pada kenyataannya masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah yang menimbulkan tingkat ekonominya rendah diantaranya seperti sulitnya mendapatkan pekerjaan. Kesempatan kerja di Desa Cikeusik semakin terbuka setelah adanya kegiatan penambangan pasir yang memberikan dampak positif bagi warga sekitar sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. c. Meningkatkan daya kreativitas masyarakat Penambangan pasir sangatlah menguntungkan bagi masyarakat yang tinggal di dekat tempat penambagan tersebut. Salah satu nya meningkatkat daya kreativitas masyarakat, masyarakat dapat memanfaatkan pasir hasil galian untuk di buat kerajinan tangan, bahan bangunan, dan masih banyak lagi. 2. Dampak Negatif a. Meningkatnya polusi udara Terjadinya peningkatan debu yang menyebabkan kualitas udara disekitar kawasan penambangan menurun, sebagai akibat dari kendaraan truk yang mengangkut pasir serta tiupan angin jika di lokasi tambang tersebut tidak ada vegetasi yang cukup. Kara vegetasi yang berada di sekitar penambangan telah mati baik itu yang di tebang ataupun mati karena polusi yang ditimbulkan oleh kendaraan berat yang digunakan di penambangan pasir b. Peningkatan kebisingan
Peningkatan kebisingan diakibatkan oleh aktivitas kendaraan truk, padahal sebelum adanya penambangan pasir suasana dilokasi tersebut jauh dari kebisingan, dan masyarakat masih dapat menghirup udara segar karena arus lalau lintas yang tidak begitu ramai. Sama halnya dengan hewan - hewan yang sebelumnya berada di sekitar tempat penambanagn, hewan tersebut mati karena kehabisan bahan makan yang. Sebagian hewan ada yang melarikan diri mencari tempat baru untuk mencari makanan demi mempertahankan keturunan dan juga kelangsungan hidupnya c. Penurunan kualitas air Terjadinya penurunan kualitas air akibat dari pencucian pasir-pasir maupun karena akibat dari lahan yang telah menjadi terbuka karena tidak ada vegetasi penutup, sehingga air dapat mengalir dengan bebas ke badan-badan air. Debit air tanah juga akan menurun karena vegetasi/pepohonan yang dapat menampung air telah ikut di tebang dalam system penamabangan pasir. d. Rusaknya Jalan Para penambang yang telah mendapatkan pasir biasanya meggunakan alat atau mesin mesin berat seperti mobil pengangkut. Mobil yang mengangkut pasir tersebut tentu menggunakan alternatif jalan raya yang tentunya akan membuat jalan raya semakin rusak di karenakan berat beban pada kendaraan angkut tersebut melebihi kapasitas yang di tentukan. Selain itu juga pengankutan bobot beban yang berlebihan dapat menimbulkan kecelakaan lalu lintas terutama di jalur utama. Kendaraan yang melintas di jalur utama biasa menggunakan kecepatan diatas 60 km/jam untuk menempuh waktu yang di targetkan. Itulah kenapa di jalan utama kendaraan tidak di
izinkan untuk membawa beban yang melebihi kapasitas seperti truk pembawa pasir. Selain itu juga kendaraan yang membawa beban berat bisa menimbulkan kemacetan yang cukup parah. BAB II PEMBAHASAN 1. Penyebab penambangan pasir yang berpengaruh terhadap ekosistem disekitar Bengawan Solo. Penambangan pasir adalah rangkaian kegiatan dalam rangka upaya pencarian, penambangan (penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian (mineral, batubara, panas bumi, migas). Pasir adalah contoh bahan material butiran. Butiran pasir umumnya berukuran antara 0,0625 sampai 2 milimeter . Materi pembentuk pasir adalah silikon dioksida, tetapi di beberapa pantai tropis dan subtropisumumnya dibentuk dari batu kapur . Hanya beberapa tanaman yang dapat tumbuh di atas pasir, karena rongga-rongganya yang besar. Pasir memiliki warna sesuai dengan asal pembentukannya. Pasir juga penting untuk bahan bangunan bila dicampur Semen. Penambangan pasir bisa diartikan sebagai mengambil dari dangkal untuk dinaikkan keatas dengan menggunakan alat atau mesin. Untuk penambangan pasir yang ada ini menggunakan alat atau mesin yang sering disebut blower. Secara garis besar mesin ini menggunakan bahan bakar solar, untuk pelumasnya menggunakan oli. Sebenarnya banyak yang menjadi sebab penambangan pasir berpengaruh pada ekosistem sekitar bengawan solo. Namun ada dua penyabab utamanya. Pertama, dari pelumas mesin blower.Ini dikarenakan ketika pelumas sudah kotor dan sudah keruh pelumas sudah tidak bisa digunakan lagi, pelumas itu akan dibuang kedalam bengawan, pembuangan pelumas itu akan mencemari air dibengawan. Jika air sudah tercemar maka makhluk hidup air didalamnya akan mati, dengan matinya makhluk hidup air komponen ekosistem berkurang, pastinya ekosistem diBengawan akan berkurang. Kedua, tempat yang digunakan pasir setelah dinaikkan keatas membutuhkan tempat yang cukup luas untuk menampung pasir yang telah ditambang. Yang seharusnya tempat itu ditumbuhi rumput, namun karena digunakan sebagai tempat pasir, tempat itu menjadi tidak bisa ditumbuhi rumput. Karena itu ekosistem sekitar penambangan pasir tidak bisa seimbang, bahkan bisa merusak ekosistem sekitar penambangan pasir tersebut.
2. Dampak dari penambangan pasir Bengawan Solo Kegiatan penambangan khususnya pasir dan lain-lain dikenal sebagai kegiatan yang dapat merubah permukaan bumi. Karena itu, penambangan sering dikaitkan dengan kerusakan lingkungan walaupun pernyataan ini tidak selamanya benar, patut diakui bahwa banyak sekali kegiatan penambangan yang dapat menimbulkan kerusakan ekosistem disekitar penambangannya. Dampak penambangan pasir ini, mengakibatkan dampak positif dan dampak negatif terhadap kondisi lingkungan, dampak positif diantaranya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat setempat dan membuka lapangan pekerjaan, sedangkan dampak negatifnya terdiri dari meningkatnya polusi udara, polusi air dan kerusakan ekosistem disekitar penambangan. Dampak positif a.
Meningkatkan pendapatan masyarakat Hal ini terlihat pada masyarakat pengangguran mengakui bahwa adanya kegiatan penambangan pasir memberikan keuntungan yang sangat besar sehingga bisa mencukupi kebutuhan hidupnya.
b.
Membuka lapangan pekerjaan Kesempatan kerja di Desa Kradenan semakin terbuka setelah adanya kegiatan penambangan pasir yang dapat memberikan dampak positif bagi warga sekitar hingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Dampak negative
a.
Polusi udara Terjadinya peningkatan debu yang menyebabkan kualitas udara disekitar kawasan penambangan menurun, sebagai akibat dari kendaraan truk yang mengangkut pasir serta tiupan angin jika dilokasi tambang tersebut tidak ada vegetasi yang cukup.
b.
Terkikisnya tepi Bengawan Longsornya tebing-tebing sungai mengakibatkan kondisi sungai menjadi keruh dengan tingkat 1 padatan terlarut cukup tinggi. Hal ini sangat berpengaruh pada kualitas air bengawan, sehingga perlu diwaspadai. Kekeruhan air bengawan juga dapat menyebabkan ekosistem air menjadi berkurang.
c.
Rusaknya ekosistem Kerusakan pada ekosistem sekitar penambangan pasir ini tidak pada setiap tempat. Namun pada jarak tertentu dengan penambangan pasir. Untuk kerusakan ekosistem
terbesar terjadi pada radius 50 m mulai dari tempat penambangan pasir. Pada wilayah ini hampir tidak ada ekosistem yang terjadi, diwilayah ini hanya terdapat hamparan pasir yang tandus dan tidak bisa digunakan sebagai bahan material. Pada radius 50-100 m dari tempat penambangan pasir mengalami kerusakan ekosistem yang cukup. Pada radius ini sudah mulai ada ekosistem yang berlangsung namun, masih sangat sedikit. Kemudian, pada radius lebih dari 100 m sudah terjadi ekosistem yang cukup baik,bahkan sudah seimbang. Gambar : pada radius 100 m
3.
gambar : pada radius 50 m
Cara penanggulangan penambangan pasir 1. Pemerintah harus segera menertibkan kegiatan penambangan pasir liar sesuai Peraturan
Daerah yang berlaku. 2. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai kegiatan penambangan pasir yang baik dan benar sehingga tidak merusak lingkungan alam dan agar tetap tersedianya Sumber Daya Tanah. Selain itu penyuluhan untuk bersama-sama menjaga lingkungan sekitar agar SDA tetap stabil keberadaannya. 3. Pemerintah harus berupaya membuka lapangan pekerjaan agar penambang pasir ini jika telah ditertibkan, mereka tidak menganggur. 4. Pembatasan pemberian izin penambangan pasir. 5. Pembatasan jumlah penduduk. 6. Warga harus mengambil pasir secara bertahap, tidak secara langsung besar-besaran. Kegiatan penambangan pasir dilakukan di desa Sokawera, Kecamatan Somagede. Daerah ini memang dikelilingi oleh sungai yang menghasilkan pasir berlimpah. Dengan berlimpahnya pasir mendorong para pelaku usaha untuk mendapatkan pasir tersebut. Mengingat pasir sangat dibutuhkan untuk membangun rumah maupun gedung-gedung yang lain. Penambang adalah warga
lokal yang memang sudah sejak lama bekerja menambang pasir di daerah tersebut dan mereka bertempat tinggal tidak jauh dari sungai. Sedangkan pengepul pasir sendiri berasal dari daerah lain yang datang menggunakan truk-truk besar untuk megangkut. Setiap pagi para penambang pasir mulai mengambil pasir yang ada di sungai. Dahulu masih menggunakan cara yang sederhana, yaitu dengan cangkul dan serok. Kegiatan ini menjadi mata pencaharian warga di sekitar sungai. Kebanyakan dari mereka adalah penambang yang sudah melakukan pekerjaan tersebut sejak lama. Sejak mereka muda , kemudian menikah, dan sekarang menjadi sumber penghidupan keluarga. Seiring dengan kemajuan teknologi dan peningkatan kepentingan muncul cara penambangan pasir yang lebih modern, yaitu menggunakan alat mekanik. Alat-alat yang lebih modern tentu akan meningkatkan hasil dari penambangan, dan secara otomatis meningkatkan penghasilan dalam rupiah. Hal ini berdampak negatif pula terhadap sungai dan daratan di sekitarnya. Karena hasil yang didapat banyak tanpa mengeluarkan tenaga yang cukup besar, mereka cenderung ingin memperoleh lebih dan lebih banyak lagi. Akibatnya terjadi eksploitasi yang tidak terkendali dan merusak lingkungan. Bahkan mereka sempat menggunakan alat pengeruk pasir yang lebih modern, yaitu semacam alat berat. Namun penggunaan alat tersebut memungkinkan terjadinya kesenjangan antar penambang pasir, sehingga tidak digunakan lagi. Pasir-pasir yang mereka kumpulkan akan diangkut oleh kendaraan, umumnya bak terbuka atau truk. Kendaraan-kendaraan tersebut adalah milik pengepul atau pelaku usaha daerah lain. Kemungkinan kerja sama mereka sudah terjalin sejak lama, antara penambang, sopir kendaraan, serta pelaku usaha. Namun tidak jelas perjanjian seperti apa yang mereka buat dan sepakati bersama. Hal ini terlihat ketika terjadi dampak dari akibat penambangan pasir yang tidak kunjung diatasi dan diselesaikan. Masalah yang muncul terus saja terjadi dan belum ada pemecahannya. Masyarakat lain yang bukan penambang hanya menjadi pengamat dan ikut merasakan dampak dari kegiatan yang mereka lakukan. Kegiatan penambangan yang dilakukan di Desa Sokawera ini pada awalnya tidak menimbulkan dampak terlalu besar, tetapi karena terlalu lama hal ini dilakukan terus menerus, lama kelamaan menimbulkan dampak yang besar. Hal ini terjadi karena kegiatan itu sendiri dilakukan tersu menerus dengan skala yang bertambah setiap harinya. Penambangan yang dilakukan juga menggunakan alat yang sudah modern, sehingga dapat meningkatkan jumlah eksploitasi pasir. Dampak-dampak dari kegiatan pasir ini antara lain: a. Air sungai yang semakin dalam karena pasirnya terus-terusan diambil bahkan sebelum sungai kembali memproduksi pasir tersebut. Hal ini terjadi sebagai akibat dari eksploitasi pasir di dasar sungai dalam jumlah besar. b. Dataran di pinggiran sungai yang semakin sedikit. Hal ini terjadi karena pasir-pasir di pinggiran sungai tidak luput dari kegiatan penambangan. Pasirpasir tersebut diambil dan menimbulkan lubang yang besar dan dalam. Sehingga ketika musim hujan, lubang-lubang tersebut digenangi air sungai. Akibatnya daratan yang tersedia menjadi berkurang dan semakin sedikit. c. Jalan di desa menjadi rusak. Rusaknya jalan disebabkan oleh kendaraan pengangkut pasir yang setiap hari melewati jalan yang umumnya adalah jalan sempit dekat pemukiman warga. Bahan pembuatan jalannya juga tidak sekokoh dengan jalan utama (jalan raya). Sedangkan kendaraan pengangkut pasir umumnya adalah kendaraan berat, yang akan semakin berat ketika berisi muatan yaitu pasir. d. Polusi udara, jalan yang berdebu Dengan hilir mudiknya kendaraan pengangkut pasir yang dating setiap hari, bahkan saat hari
sedang panas menimbulkan polusi udara yang tidak dapat terhindarkan. Setiap hari jalanan di pemukiman warga yang dilewati kendaraan udaranya bercampur dengan debu. Hal ini tentu saja mencemari udara yang seharusnya di desa masih asri. e. Rusaknya tanaman di pinggir jalan yang dilalui oleh kendaraan pengangkut Karena udaranya bercampur dengan debu, ketika kendaraan lewat debu-debu tersebut akan menempel di tanaman yang ada di pinggir jalan. Ini menyebabkan tanaman rusak, ditambah lagi dengan udara yang panas. Sehingga tidak ada tanaman yang tumbuh dengan baik, bahkan kebanyakan akan kering dan mati. Akibatnya produksi oksigen di desa tersebut berkurang. f. Kebisingan Kendaraan pengangkut pasir yang melewati jalan pemukiman penduduk adalah kendaraan besar dan berat yang suaranya juga keras. Hal ini menimbulkan polusi suara yaitu kebisingan. Ditambah lagi mereka datang setiap hari. Ketika siang hari warga ingin beristirahat sejenak dari aktivitas bertani menjadi terganggu dengan suara kendaraan yang hilir mudik tanpa jeda. Dampak-dampak diatas tidak memberikan kompensasi terhadap warga lokal, jal ini menjadi tidak adil melihat dampak yang harus diterima oleh warga sebagai akibat dari kegiatan penambangan di lingkungan rumah mereka. Dalam hal ini, sebaiknya kita sebagai masyarakat sebenarnya mempunyai hak untuk melakukan penambangan tersebut, tetapi kita juga sebagai masyarakat harus sadar bahwa apa yang kita lakukan selama ini akan berdampak baik pada lingkungan, dan keadaan tersebut malah sebaliknya, lingkungan menjadi rusak dan tidak menjaga lingkungan sekitar. Sebaiknya, kita tidak perlu terlalu takut dan merasa bahwa kehidupan kita hanya sampai pada hari ini saja. Sebaiknya, pemanfaatan ini harus dikurangi, sebab semakin sering dilakukan maka semakin berdampak buruk bagi lingkungan. Kita harus menyadari bahwa lingkungan ini adalah milik bersama, kita harus bisa menjaga kelestarian lingkungan dan menjaga lingkungan ini jadikan sebagai tanggung jawab bersama. Semua warga desa harus memiliki kesadaran tinggi akan bahayanya atau dampak yang akan ditimbulkan bagi lingkungan, bukan hanya kerusakan saja tetapi sampai sungai pun bisa tercemar karena adanya kegiatan penambangan pasir yang tidak ada habisnya. Kita juga berkewajiban untuk menjaga kelestarian agar di masa yang akan datang sumber daya alam tersebut tetap ada dan generasi selanjutnya dapat merasakan manfaat dari apa yang kita rasakan sekarang. Intinya adalah bahwa penambangan pasir ini sebaiknya tidak terlalu sering dilakukan jika tidak ingin lingkungannya tercemar dan berdampak buruk bagi lingkungan.