BAB I PENDAHULUAN Mata Kuliah Civic Education memiliki sasaran pembelajaran berupa hal-hal yang menyangkut tentang peranan masyarakat, bangsa dan negara di dalam suatu negara Indonesia. Disini saya membahas tentang ‘DAMPAK DARI ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI TERHADAP PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP BANGSA INDONESIA. Globalisasi tampaknya telah menjadi bagian dari kehidupan kita. Kita tidak dapat melepaskan diri dari globalisasi. Ibaratnya, siap atau tidak siap, kita mesti berhadapan dengan globalisasi. Namun demikian, arus globalisasi ternyata tidak selamanya berdampak positif. Ada pula dampak negatifnya. Oleh karena itu, kita harus mempunyai penyaring (filter) untuk menghadapinya agar kita tidak terlindas oleh jaman. Justru sebaliknya, kita harus tetap menjadi manusia yang berjiwa manusiawi. Untuk kesuksesan dan kesejahteraan umat manusia di seluruh dunia. Pancasila dalam kedudukannya sebagai Ideologi negara, diharapkan mampu menjadi filter dalam menyerap pengaruh perubahan jaman di era globalisasi ini. Keterbukaan ideologi Pancasila terutama ditujukan dalam penerapannya yang berbentuk pola pikir yang dinamis dan konseptual. Suatu ideologi negara, merupakan hasil refleksi manusia berkat kemampuanya mengadakan distansi (menjaga jarak) terhadap dunia kehidupannya. Antara keduanya, yaitu ideologi dan kenyataan hidup masyarakat terjadi hubungan dialektis, sehingga berlangsung pengaruh timbal balik yang terwujud dalam interaksi yang disatu pihak memacu ideologi makin realistis dan dilain pihak mendorong masyarakat makin mendekati bentuk yang ideal. Ideologi mencerminkan cara berfikir masyarakat, namun juga membentuk masyarakat menuju cita-cita.
1
BAB II RUMUSAN MASALAH Di era globalisasi, pergaulan antarbangsa semakin kental. Batas antarnegara hampir tidak ada artinya, batas wilayah tidak lagi menjadi penghalang. Di dalam pergaulan antarbangsa yang semakin kental itu, akan terjadi proses akulturasi, saling meniru, dan saling mempengaruhi di antara budaya masing-masing. Adapun yang perlu dicermati dari proses akulturasi tersebut adalah proses lunturnya nilai budaya suatu bangsa itu sendiri, sebagai contoh yaitu : munculnya sikap individualistis, konsumerisme, semakin menonjolnya sikap materialistis, dan lunturnya budaya leluhur dari semulanya Dalam Makalah Ini Akan Dibahas Selanjutnya Mengenai Permasalahan : 1
Apa dampak dari ilmu pengetahuan terhadap pemahaman pancasila ?
2
Sejauh mana pengaruh teknologi terhadap pemahaman nilai-nilai pancasila dalam masyarakat Indonesia ?
3
Bagaiman cara mengatasi dari dampak perkembagan ilmu pengetahuan ,teknologi terhadap nilai - nilai pancasila?
2
BAB III PEMBAHASAN DAMPAK ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI TERHADAP PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP BANGSA INDONESIA 1. Dampak ilmu pengatahuan terhadap pemahaman pancasila .
Pengamalan pancasila dalam rangka menghargai perbedaan pancasila dirumuskan
dalam semangat kebersamaan. Salah satunya terwujud dalam sikap menghargai perbedaan. Perbedaan pendapat tidak menjadi hambatan untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik. Hal itu merupakan sikap yang harus kita tiru. Pada waktu itu bangsa Indonesia belum memiliki dasar negara. Tetapi, sikap para tokoh telah mencerminkan semangat kebersamaan dan jiwa ksatria. Mereka bersedia menerima perbedaaan apa pun ketika proses perumusan dasar negara berlangsung. Nah, sekarang kita telah memiliki Pancasila sebagai dasar negara yang kuat. Kekuatan Pancasila telah terbukti selama berdirinya negara Indonesia. Pancasila mampu menyatukan seluruh bangsa Indonesia. Pancasila juga mampu bertahan menghadapi rongrongan pemberontak. Oleh karena itu, kita harus bangga memiliki dasar negara yang kuat. Kita harus dapat mengamalkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya adalah menghargai perbedaan. Kita harus memiliki sikap menghargai perbedaan seperti dalam perumusan Pancasila. Dengan zaman globalisasi saat ini , perkembangan ilmu pengatahuan memberi dampak terhadap pemahaman pancasila: a) Dampak positif Menanamkan nilai-nilai Pancasila, jiwa sebangsa dan setanah air dan rasa persaudaraan, agar tercipta kekuatan dan kebersamaan di kalangan rakyat Indonesia. Menghilangkan kesempatan untuk berkembangnya primodialisme sempit pada setiap kebijaksanaan dan kegiatan, agar tidak terjadi KKN. Meningkatkan ketahanan rakyat dalam menghadapi usaha-usaha pemecahbelahan dari anasir luar dan kaki tangannya.
Penyebaran dan pemasyarakatan wawasan kebangsaan dan implementasi butirbutir Pancasila, dalam rangka melestarikan dan menanamkan kesetiaan kepada ideologi bangsa. 3
Menumpas setiap gerakan separatis secara tegas dan tidak kenal kompromi. Membentuk satuan sukarela yang terdiri dari unsur masyarakat, TNI dan Polri dalam memerangi separatis. Membiri Ajaran demokrasi pancasila dan wawasan nasional Indonesia (wawasan Nusantara) pada hakikatnya tercipta tercipta kesatuan dan persatuan tampa meninggalkan citra, sifat, karakter, dan kebinekaan unsure-unsur bangsa. bangaimana tanggapan anda terhadap beberapa peristiwa demontrasi, bentrok antar kelompok/golongan mengurus tindakan-tindakan anarkise Melarang, dengan melengkapi dasar dan aturan hukum setiap usaha untuk menggunakan kekuatan massa. Nilai-nilai Pancasila dijabarkan dalam berbagai peraturan perundangan yang ada. Perundang-undangan, ketetapan, keputusan, kebijakan pemerintah, program-program pembangunan, dan peraturan-peraturan lain pada hakikatnya merupakan nilai instrumental sebagai penjabaran dari nilai-nilai dasar Pancasila. Perundang-undangan yang dibuat isinya tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai dasar yang tercermin dalam Pancasila tersebut. Hukum yang dibuat isinya juga tidak boleh hanya mendasarkan pada satu nilai dasar tetapi bertentangan dengan nilai dasar yang lain. Hal ini dikarenakan nilai-nilai dasar dari Pancasila merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan dan menjiwai satu sama lain. Oleh karena itu, semua nilai dasar dalam sila-sila pada Pancasila tersebut harus menjadi acuan dalam penyelenggaraanbernegara. sebagai contoh kristalisasi nilai-nilai luhur Pancasila, yaitu nilai-nilai luhur yang menonjol dan sudah mengakar dalam kehidupan bangsa Indonesia sejak zaman nenek moyang adalah sikap yang religius. toleransi, tepo sliro/tenggang rasa, demokratis, musyawarah, ramah tamah, kekeluargaan, gotong royong. kerja keras, sederhana, dan sebagainya. Pancasila sebagai ideologi terbuka mengandung nilai-nilai sebagai berikut. Nilai dasar, merupakan esensi dari si!a-sila Pancasila yang bersifat universal, sehingga dalam nilai dasar ini terkandung cita-cita, tujuan serta nilai-nilai yang ba!k dan benar. Nilai dasar tersebut tertuang dalam Pembukaan UUD 1945. KarenaPembukaan memuat nilai-nilai dasar ideologi Pacasilamaka Pembukaan UUD 1945 merupakan suatu norma dasar yang merupakan tertib hukum tertinggi, sebagai sumber hukum positif, sehingga dalam negara memiliki kedudukan sebagai “Staatsfundamentalnorrrf atau pokok kaidah negara yang fundamental. Sebagai ideologi terbuka nilai dasar ini bersifat tetap dan tetap melekat pada kelangsungan hidup negara, sehingga mengubah Pembukaan UUD 1S45
4
yang memuat nilai dasar ideologi Pancasila tersebut sama halnya dengan pembubaran negara. Nilai instrumental, merupakan eksploitasi penjabaran lebih lanjut dari nilai-nilai dasar ideologi Pancasila. Misalnya, Garis-Garis Besar Haluan Negara yang lima tahun senantiasa disesuaikan dengan perkembangan zaman serta aspirasi masyarakat, undangundang, departemen-departemen sebagai lembaga pelaksanaan dan lain sebagainya. Pada aspek ini senantiasa dapat dilakukan perubahan (reformatif). Nilai praktis, merupakan nilai-nilai instrumental dalam suatu realisasi pengamalan yang bersifat nyata dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dalam realisasi nilai praktis inilah maka penjabaran nilai-nilai Pacasila senantiasa berkembang dan selalu dapat dilakukan perubahan dan perbaikan (reformasi) sesuai dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan, dan teknologi serta aspirasi masyarakat. Nilai-nilai dasar dari Pancasila sebagai pandangan hidup dan sebagai dasar negara merupakan nilai dasar yang abadi dan tidak boleh diubah lagi, Nilai dasar Pancasila yang abadi itu kita temukan daiam empat alinea Pembukaan UUD 1945, yaitu alinea pertama, kedua,ketiga, dan keempat. Makna nilai-nilai yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 itu dapat kita cari dalam berbagai sumber. Rumusan-rumusan dalam UUD 1945 tidaklah timbul mendadak begitu saja, melainkan ada akar sejarah, akar sosiologis, serta kulturalnya. Sumber pertama jelas Penjelasan UUD 1945. Lebih lanjut dapat dibaca dalam risalah sidang-sidang BPUPKI dan PPKI. Secara lebih lengkap lagi dapat kita ikuti melalui keseluruhan dari gerakan kemerdekaan nasional sejak awal abad ke-20. Itulah nilai-nilai dasar dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang kita anut, yang tidak ingin dan tidak boleh kita ubah lagi. Seperti terminologi dari para ahli hukum kita yang mengatakan bahwa mengubah nilai-nilai dasar itu berarti membubarkan negara. Betapa pentingnya nilai-nilai dasar tersebut, namun sifatnya belum operasional, artinya kita belum dapat menjabarkan secara langsung dalam kehidupan sehari-hari. Penjelasan UUD 1945 sendiri menunjuk kepada adanya undang-undang sebagai pelaksanaan hukum dasar tertulis tersebut. Nilai instrumental harus tetap mengacu kepada nilai-nilai dasar yang dijabarkannya. Penjabaran itu bisa dilakukan secara kreatif dan dinamis dalam batas-batas yang 5
dimungkinkan oleh nilai dasar itu, yang jelas tidak boleh bertentangan. Dokumen konstitusional yang disediakan untuk penjabaran secara kreatif dari nilai-nilai dasar itu adalah GBHN( namun setelah pemerintahan Susilo Bambang Yudoyonc kebijakan pemerintah tidak lagi dituangkan dalam GBHN, tapi secara garis besar dituangkan dalarr Undang-Undang No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang ditindak-lanjuti dengan Peraturan Presiden No. 7 Tahun 2005 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004- 2009), peraturan perundang-undangan, dan kebijakankebijakan pemerintah lainnya Cepatnya perkembangan nilai-nilai instrumental ini dapat berdampak negatif, yaitu menimbulkan ketidakpastian b) Dampak negatif. Dalam arus globalisasi saat ini tidak ada lagi batasan-batasan yang jelas dalam rakyat dan bangsa Indonesia untuk membuka diri terhadap dunia. Hal ini tidak lepas dari pengaruh sikap bangsa Indonesia yang dengan terbuka menerima masuknya pengaruh budaya hindu, islam, serta masuknya kaum barat yang akhirnya melahirkan kolonialisme pada jaman dahulu. Sehingga bukan tidak mungkin apabila wujud kolonialisme saat ini dapat berupa penguasaan politik dan ekonomi. Meski tidak berwujud fisik, tetapi penguasaan politik dan ekonomi nasional oleh pihak asing akan berdampak sama seperti penjajahan pada masa lalu, bahkan akan terasa semakin luas Ada pun dampak negatif lain dari ilmu pengetahuan terhadap pemahaman pancasila Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidak pedulian terhadap idiologi bangsa dan kehidupan masyarakat. Mengakibatkan adanya kesenjangan nilai-nilai dasar pancasila dai sudut pandang yang berbeda dalam kehidupan ermasyarakat 2. DAMPAK TEKNOLOGI TERHADAP PEMAHAMAN PANCASILA Sesuatu hal yang dimaksud disini dapat berupa masalah, kejadian, kegiatan, atau bahkan sikap yang sangat berpengaruh dalam kehidupan yang lebih luas. Menurut John Huckle, globalisasi adalah suatu proses dengan mana kejadian, keputusan, dan kegiatan di salah satu bagian dunia menjadi suatu konsekuensi yang signifikan bagi individu dan masyarakat di daerah yang jauh. Sementara itu, Albrow mengemukakan bahwa teknologi adalah keseluruhan proses di mana manusia di bumi ini diinkorporasikan (dimasukkan) ke dalam masyarakat dunia tunggal, masyarakat global. Karena proses ini bersifat majemuk, kita pun memandang
6
globalisasi di dalam kemajemukan, ada pun dampak dari teknologi terhadap pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa indonesia a) Dampak positif Menurut Prijono Tjjiptoherijanto, konsep teknologi pada dasarnya mengacu pada pengertian ketiadaan batas antar negara (stateless). Konsep ini merujuk pada pengertian bahwa suatu negara (state) tidak dapat membendung “sesuatu” yang terjadi di negara lain. Pengertian “sesuatu” tersebut dikaitkan dengan banyak hal seperti pola perilaku, tatanan kehidupan, dan sistem perdagangan Nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia memberikan pemahaman dan penyadaran kepada bangsa Indonesia atas hak dan kewajibannya yang sama dalam menciptakan keadilan dan kemakmuran dapat di tingkatkan . Oleh karena itu, kita harus dapat mengembangkan nilai dan sikap kekeluargaan dan kegotongroyongan dalam kehidupan masyarakat Terbuka untuk ditafsirkan oleh siapa saja, bias terjadi Pancasila semata-mata ditafsirkan sesuai dengan kepentingan si penafsir. kesediaan segenap komponen masyarakat untuk
aktif
mengungkapkan
pemahamannya mengenai Pancasila. Segenap komponen bangsa menjadikan nilai-nilai Pancasila makin tampak nyata dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sehari-hari. Pancasila sangat mungkin mampu menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Namun demikian faktor manusia baik penguasa maupun rakyatnya, sangat menentukan dalam mengukur kemampuan sebuah ideologi dalam menyekesaikan berbagai masalah. Sebaik apapun sebuah ideologi tanpa didukung oleh sumber daya manusia yang baik, hanyalah angan-angan belaka. Pancasila sekarang dan dimasa-masa yang akan datang penting bagi paradigma kearah pembangunan yang baik di segala bidang kehidupan. Jati diri atau kepribadian bangsa Indonesia yang religius, ramah tamah, kekeluargaan dan musyawarah, serta solidaritas yang tinggi,
akan
mewarnai
jiwa
pembangunan
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasannya.
b) Dampak negatif 7
nasional
baik
dalam
perencanaan,
Perkembangan zaman era globalisasi, dunia dipengaruhi oleh dua paradigma besar yaitu liberalisme dan komunisme. Liberalisme adalah paham yang menitik beratkan pada individu yang berarti memberikan kebebasan seluas-luasnya bagi individu dan tidak boleh ada yang membatasi kebebasan tersebut. Sedangkan komunisme adalah paham yang menitikberatkan pada negara yang berarti negara diberikan kekuasaan untuk mengatur kehidupan negara (saiful munjani: 2011). Dalam perkembangannya pancasila mengalami beberapa tantangan serius dari kedua ideologi besar ini, dalam bukunya Drs. Moh Hatta yang berjudul mengayuh diantara dua karang, paradigma pancasila merupakan jawaban terbaik atas perseteruan kedua ideologi tersebut dimana tujuan utamanya adalah welfare state yang bertujuan untuk terciptanya welfare society. Seperti yang telah kita ketahui saat ini, Pancasila telah berkurang kesakralannya. Berbagai pengaruh budaya asing telah menggeser nilai-nilai dari Pancasila. Saat ini Pancasila semakin terlihat sebagai simbol saja. Seharusnya pada era baru dan globalisasi ini Pancasila menjadi pegangan hidup masyarakat Indonesia. Apabila Pancasila semakin luntur, maka hilanglah pula jati diri bangsa kita ini. Dunia yang era globalisasi atau dunia serba teknologi berkaitan erat dengan perkembangan IPTEK. Dalam pancasila mengandug hal-hal yang penting dalam perkembangan teknologi. Berkaitan dengan sila ketuhanan yang maha esa mengingatkan manusia bahwa ia hanyalah makhluk yang mempunyai keterbatasan seperti makhlukmakhluk lain, baik yang hidup maupun yang tidak hidup tantangan yang muncul adalah kekerasan agama yang akhir-akhir ini terjadi (kompas : 2012), sekularisme yang muncul di kalangan masyarakat (McClooy : 2008) . tantangan terhadap Sila kemanusiaan yang adil dan beradab adalah mulai maraknya kekerasan yang muncul di kalangan masyarakat seperti geng motor di banyak daerah (kompas : 2012). Sila Persatuan Indonesia mengingatkan kita untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa namun dengan munculnya hedonisme, individualisme mengakibatkan persatuan kita terancam. konflik Aceh, Papua yang sering terjadi mengancam disintergrasi bangsa dan harus segera diseleseikan. Sila Keadilan Sosial memperkuat keadilan yang lengkap dalam alokasi dan perlakuan, dalam pemutusan, pelaksanaan, perolehan hasil dan pemikulan risiko dengan memaximalkan kelompokkelompok minimum. (Rukiyati, 2008), ada pun dampak negatif lain dari teknologi tehadap pemahaman pancasila : Pudarnya pemahaman idiologi bangsa dan nilai- nilai dasar dari pancasila Secara keseluruhan dapat menimbulkan rasa nasionalisme terhadap bangsa menjadi berkurang atau hilang. Sebab globalisasi mampu membuka cakrawala masyarakat 8
secara global. Apa yang di luar negeri dianggap baik memberi aspirasi kepada masyarakat kita untuk diterapkan di negara kita. Jika terjadi maka akan menimbulkan dilematis. Bila dipenuhi belum tentu sesuai di Indonesia. Bila tidak dipenuhi akan dianggap tidak aspiratif dan dapat bertindak anarkis sehingga mengganggu stabilitas nasional, ketahanan nasional bahkan persatuan dan kesatuan bangsa. 3. Cara Mengatasi Dari Nampak Perrkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Tehadap Pemahaman Pencasila Sebagai Pandangan Hidup Pengaruh- pengaruh di atas memang tidak secara langsung berpengaruh terhadap pemahaman pancasila dan nasionalisme, akan tetapi secara keseluruhan dapat menimbulkan rasa nasionalisme terhadap bangsa menjadi berkurang atau hilang. Sebab globalisasi mampu membuka cakrawala masyarakat secara global. Apa yang di luar negeri dianggap baik memberi aspirasi kepada masyarakat kita untuk diterapkan di negara kita. Jika terjadi maka akan menimbulkan dilematis. Bila dipenuhi belum tentu sesuai di Indonesia. Bila tidak dipenuhi akan dianggap tidak aspiratif dan dapat bertindak anarkis sehingga mengganggu stabilitas nasional, ketahanan nasional bahkan persatuan dan kesatuan bangsa. Nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia memberikan pemahaman dan penyadaran kepada bangsa Indonesia atas hak dan kewajibannya yang sama dalam menciptakan keadilan dan kemakmuran. Oleh karena itu, kita harus dapat mengembangkan nilai idiologi bangsa.ada pun cara mengatasi dai dampak perkembangan ilmu pengetahuan dan teknogi antara lain : Menanamkan nilai-nilai Pancasila, jiwa sebangsa dan setanah air dan rasa persaudaraan, agar tercipta kekuatan dan kebersamaan di kalangan rakyat Indonesia. Menghilangkan kesempatan untuk berkembangnya primodialisme sempit pada setiap kebijaksanaan dan kegiatan, agar tidak terjadi KKN. Meningkatkan ketahanan rakyat dalam menghadapi usaha-usaha pemecahbelahan dari anasir luar dan kaki tangannya. Penyebaran dan pemasyarakatan wawasan kebangsaan dan implementasi butir-butir Pancasila, dalam rangka melestarikan dan menanamkan kesetiaan kepada ideologi bangsa. 9
Menumpas setiap gerakan separatis secara tegas dan tidak kenal kompromi. Membentuk satuan sukarela yang terdiri dari unsur masyarakat, TNI dan Polri dalam memerangi separatis. Melarang, dengan melengkapi dasar dan aturan hukum setiap usaha untuk menggunakan kekuatan massa. Dari hasil analisis diperlukan suatu upaya pembinaan yang efektif dan berhasil, diperlukan pula tatanan, perangkat dan kebijakan yang tepat guna memperkukuh integrasi nasional antara lain : Membangun dan menghidupkan terus komitmen, kesadaran dan kehendak untuk bersatu. Menciptakan kondisi dan membiasakan diri untuk selalu membangun consensus. Membangun kelembagaan (pranata) yang berakarkan nilai dan norma yang menyuburkan persatuan dan kesatuan bangsa. Merumuskan kebijakan dan regulasi yang konkret, tegas dan tepat dalam aspek kehidupan dan pembangunan bangsa yang mencerminkan keadilan bagi semua pihak, semua wilayah. Upaya bersama dan pembinaan integrasi nasional memerlukan kepemimpinan yang arif dan bijaksana, serta efektif. Pancasila sebagai Pembangunan Pendidikan Pendidikan nasional harus dipersatukan atas dasar Pancasila. Tak seyogyanya bagi penyelesaian-penyelesaian masalah-masalah pendidikan nasional dipergunakan secara langsung system-sistem aliran-aliran ajaran, teori, filsafat dan praktek pendidikan berasal dari luar. Pancasila sebagai Pembangunan Ideologi Pengembangan Pancasila sebagai ideologi yang memiliki dimensi realitas, idealitas dan fleksibilitas menghendaki adanya dialog yang tiada henti dengan tantangan-tantangan masa kini dan masa depan dengan tetap mengacu kepada pencapaian tujuan nasional dan cita-cita nasional Indonesia. Pancasila sebagai Pembangunan Politik Ada perkembangan baru yang menarik berhubung dengan dasar Negara kita. Dengan kelima prinsipnya Pancasila memang menjadi dasar yang cukup integrative bagi kelompok-kelompok politik yang cukup heterogen dalam sejarah Indonesia modern. BAB IV PENUTUP 10
1. Kesimpulan Globalisasi merupakan suatu gejala wajar yang pasti akan dialami oleh setiap bangsa di dunia, baik pada masyarakat yang maju, masyarakat berkembang, masyarakat transisi, maupun masyarakat yang masih rendah taraf hidupnya. Dalam era global, suatu masyarakat/negara tidak mungkin dapat mengisolasi diri terhadap proses globalisasi. Jika suatu masyarakat/negara mengisolasi diri dari globalisasi, mereka dapat dipastikan akan terlindas oleh jaman serta terpuruk pada era keterbelakangan dan kebodohan. Dampak positif dan negatif pada pengaruh globalisasi terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara pun ada. Salah satunya era globalisasi pada pemahaman pancasila. Bangsa Indonesia telah menerapkan kehidupan berdemokrasi yang telah membawa perubahan-perubahan yang besar, diantaranya pelaksanaan pemilu legislatif dengan sistem multipartai dan pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung. Itu dampak positifnya. Kurangnya komitmen dan tanggung jawab para pemimpin bangsa melaksanakan nilai-nilai Pancasila tersebut, telah mendorong munculnya kekuatan baru yang tidak melihat Pancasila sebagai falsafah dan pegangan hidup bangsa Indonesia. Akibatnya, terjadilah kekacauan dalam tatanan kehidupan berbangsa, di mana kelompok tertentu menganggap nilai-nilainya yang paling bagus. Lunturnya nilai-nilai Pancasila pada sebagian masyarakat dapat berarti awal sebuah malapetaka bagi bangsa dan negara kita. Fenomena itu sudah bisa kita saksikan dengan mulai terjadinya kemerosotan moral, mental dan etika dalam bermasyarakat dan berbangsa terutama pada generasi muda. Timbulnya persepsi yang dangkal, wawasan yang sempit, perbedaan pendapat yang berujung bermusuhan dan bukan mencari solusi untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa, anti terhadap kritik serta sulit menerima perubahan yang pada akhirnya cenderung mengundang tindak anarkhis. Ada pun cara mengatasi dari dampak tersebut adalah: Menanamkan nilai-nilai Pancasila, jiwa sebangsa dan setanah air dan rasa persaudaraan, agar tercipta kekuatan dan kebersamaan di kalangan rakyat Indonesia. Menghilangkan kesempatan untuk berkembangnya primodialisme sempit pada setiap kebijaksanaan dan kegiatan, agar tidak terjadi KKN. Meningkatkan ketahanan rakyat dalam menghadapi usaha-usaha pemecahbelahan dari anasir luar dan kaki tangannya. 11
Penyebaran dan pemasyarakatan wawasan kebangsaan dan implementasi butir-butir Pancasila, dalam rangka melestarikan dan menanamkan kesetiaan kepada ideologi 2. Saran Terlalu banyak kekurangan dari makalah kami di karnakan kekurangan rujukan dan referensi, kritikan dan saran yang nkami harapkan demi kesempurnaan makalah kami
12
BAB V DAFTAR PUSTAKA
Ghazali, Adeng. 2004. Civic Education. Bandung : Benang Merah Press. Muhlisin dan Sujiyanto. 2005. Praktik Belajar Kewarganegaraan. Jakarta : Ganeca Exact. Rukiyati. 2008. Pendidikan Pancasila. UNY Press : Yogyakarta Kaelan. 2008. Pendidikan Pancasila. Paradigma Offset : Yogyakarta Kaelan. 2010. Pendidikan Pancasila. Paradigma Offset : Yogyakarta Munjani, saiful. 2011. Demokrasi Indonesia,islam dan liberal. Freedom institute : Jakarta
13