Aji Ayu Ayu Nurbianti N urbianti 1310015108 Dera Armedita 1310015101
1. Pentin Pentingny gnya a surat surat per perset setuju ujuan an tindak tindakan an medik medik ( informed consent ) pada praktek dokter gigi (The (The impo import rtan ance ce of informed consent in dental practice) Pendahuluan
Critical Review ini Review ini dibuat untuk Jurnal yang berjudul “Pentingnya surat persetujuan tindakan medik (informed (informed consent ) pada praktek dokter gigi” yang ditulis oleh Mita Juliawati. Penulis berasal dari Departe Departemen men Ilmu Ilmu eseha esehatan tan !igi !igi Masyarak Masyarakat at "akult "akultas as edokt edokteran eran !igi !igi #ni$er #ni$ersita sitass %risak %risakti ti Jakart Jakartaa & Indone Indonesia. sia. Jurnal Jurnal ini dipubl dipublika ikasik sikan an pada pada tahun tahun '* '* oleh oleh PDGI, pada PDGI, pada
Vol. 63 Agustus 2!" .
+e,ara umum- permasalahan yang dibahas pada jurnal adalah tentang betapa pentingnya surat persetujuan medis (inormed ,on,ent) begitu dalam layanan praktik kedokteran gigi yang diberi diberikan kan dokter dokter kepada kepada pasien pasien sebelum sebelum melaku melakukan kan tindak tindakan an medis. medis. /agi /agi dokter dokter-- surat surat persetujuan tindakan medis dapat membuat rasa aman dalam menjalankan tindakan medis pada pasien- sekaligus dapat digunakan sebagai pembelaan diri terhadap kemungkinan adanya adanya tuntutan tuntutan atau gugatan gugatan dari pasien pasien atau keluarganya keluarganya apabila timbul akibat yang yang tidak dikehe dikehenda ndaki. ki. /agi /agi pasien pasien inform informed ed consen consentt merupakan penghargaan terhadap hak0haknya oleh dokter gigi dan dapat digunakan sebagai alasan gugatan apabila terjadi penyimpangan praktik dokter gigi dari maksud diberikannya diberikannya persetujuan pelayanan kesehatan %opik %opik dalam jurnal ini lumayan lumayan menarik menarik untuk dibahas dibahas karena karena sebelumny sebelumnyaa terdapat terdapat kasus yang berhubungan dengan persetujuan tindakan medis antara lain yaitu laporan pengaduan masyarakat yang berujung penuntutan kepada tenaga medis dokter gigi tetapi tidak banyak
kasus0kasus lain dijelaskan. %ujuan dari jurnal ini adalah memberitahukan betapa pentingnya surat persetujuan tindakan medis (informed consent ) bagi dokter gigi sebelum melakukan tindakan dalam menjalankan tindakan medis pada pasien dan sebagai pembelaan diri terhadap kemungkinan adanya tuntutan atau gugatan dari pasien atau keluarganya apabila timbul akibat yang tidak dikehendaki- bagi pasien mampu memahami inormasi yang diberikan- sebagai pedoman membuat keputusan serta merupakan penghargaan terhadap hak pasien dan dapat digunakan sebagai alasan gugatan terhadap dokter apabila terjadi penyimpangan praktik dokter.
esume
Dari telaah jurnal tersebut tergambar pentingnya surat persetujuan tindakan medis (informed consent ) dalam layanan praktik kedokteran gigi- yang meliputi layanan edukasi (promoti) pen,egahan (pre$enti)- penyembuhan (kurati) dan pengembalian ungsi kunyah estetik (rehabilitati).
Dalam hal ini merupakan suatu perjanjian tertulis yang menentukan
kewajiban dokter gigi dalam berkomunikasi dengan pasien- yang berisi ketentuan dimana pasien harus memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan- pasien harus sukarela memberikan persetujuan tanpa adanya paksaan- serta memperoleh dan memahami inormasi yang lengkap mengenai tindakan medis yang akan dilakukan. %ujuan dari surat persetujuan tindakan medis (informed consent ) adalah agar pasien mampu memahami serta memper,ayai inormasi yang diberikan dengan jelas- mampu mempertahankan inormasi yang telah diberikan dalam waktu yang ,ukup lama- menggunakan bahasa yang sederhana- sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman membuat keputusan oleh pasien. Informed consent berungsi ganda. /agi dokter- surat persetujuan tindakan medis dapat membuat rasa aman dalam menjalankan tindakan medis pada pasien- sekaligus dapat digunakan sebagai pembelaan diri terhadap kemungkinan adanya tuntutan atau gugatan dari pasien atau keluarganya apabila timbul akibat yang tidak dikehendaki. /agi pasien informed consent merupakan penghargaan terhadap hak0haknya oleh dokter gigi dan dapat digunakan sebagai alasan gugatan apabila terjadi penyimpangan praktik dokter gigi dari maksud diberikannya persetujuan pelayanan kesehatan. 1alaupun ada persetujuan sema,am ituapabila perlakuan medis dilakukan se,ara salah sehingga menimbulkan akibat yang tidak dikehendaki- dokter gigi juga tetap terbebani tanggung jawab terhadap akibatnya. Informed
consent harus ditandatangani oleh dokter gigi yang melakukan tindakan medis- pasien sebagai yang dilakukan tindakan serta disetujui oleh setidaknya satu orang saksi dari pihak pelaksana medis atau pihak keluarga pasien. 2al ini perlu untuk menambah rasa aman pihak pasien dan keluarga serta bagi dokter gigi ada pihak yang menguatkan sebagai saksi dari persetujuan tindakan pada pasien. Diatur dalam #ndang0#ndang 3epublik Indonesia 4o.'5 tahun '* tentang Praktik edokteran pasal *6 yang menyampaikan bahwa setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan diberikan setelah pasien mendapat penjelasan se,ara lengkap- sekurang0 kurangnya men,akup diagnosa serta tata,ara tindakan medis yang dilakukan- tujuan tindakan medis yang dilakukan- alternati tindakan lain dan resikonya serta komplikasi yang mungkin terjadi- serta prognosis terhadap tindakan yang dilakukan. +elanjutnya persetujuan tersebut diatas dapat diberikan baik lisan maupun tulisan- tetapi khusus tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang berisiko tinggi harus diberikan dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak memberi persetujuan. elengkapan inormasi kepada pasien tersebut guna menunjang hak0hak pasien yang dilindungi oleh #ndang0#ndang antara lain #ndang0#ndang no. 78 tahun '5 tentang esehatan yang ada di bab III mengenai 2ak dan ewajiban pasien- antara lain pada pasal * perihal setiap orang berhak atas kesehatan- lalu pada pasal 9 yang menyatakan bahwa setiap orang berhak untuk mendapatkan inormasi dan edukasi tentang kesehatan yang seimbang dan bertanggung jawab serta pada pasal : dimana setiap orang berhak memperoleh inormasi tentang data kesehatan dirinya termasuk tindakan dan pengobatan yang telah maupun yang akan diterimanya dari tenaga kesehatan- dalam hal ini dokter gigi. onsekuensi hukum bila informed consent tidak dipenuhi oleh tenaga medis yaitu apabila tenaga medis melalaikan tiga syarat tindakan medis- tetapi tidak dianggap melawan hukum adalah- indikasi medis prosedur baku di dalam ilmu kedokteran dan adanya surat persetujuan tindakan medis (informed
,onsent).
+esuai
tertera
dalam
#2
Perdata
pasal
786-
mengenai
onrec#tmatigedaad - sanksi perdatanya dalam bentuk ganti rugi atas ,a,at atau luka karena adanya perbuatan yang salah misalnya karena lalai. #ntuk sanksi pidana yang dapat dikaitkan dengan surat persetujuan tindakan medis (informed consent ) adalah #2P Pasal 76 mengenai penganiayaan- misalnya dokter atau dokter gigi yang melakukan tindakan medis tanpa i;in- tetapi jika dalam prosedur tidak ditemukan suatu kesalahan atau kelalaian maka
sanksi perdata maupun pidana tidak dapat diberlakukan. 2al tersebut diatas menunjukan betapa pentingnya peran surat persetujuan tindakan medis (informed consent ) dalam praktek kedokteran termasuk kedokteran gigi. Perihal salah satu ,ontoh kasus di atas yang timbul karena ketidakhati0hatian dokter gigi yang tidak menyertakan surat persetujuan tindakan medis (informed consent ) pada pasien yang diduga mengakibatkan komplikasi berupa kelainan syara pas,a pen,abutan- walau kemudian dilakukan rujukan ke rumah sakit untuk terapi di bagian syara- tetapi intinya orang tua dari anak tersebut mempermasalahkan pen,abutan gigi yang dilakukan tanpa ijin mereka- pendapat ahli menyatakan bahwa pen,abutan itu termasuk tindakan in$asi- sehingga orangtua pasien perlu mendapat penjelasan tentang akibatnya- setelah menerima penjelasan- orangtuanya harus memberikan persetujuan dengan menandatangani surat persetujuan tindakan medis. Dalam hal ini pasien merasa dirugikan dimana seharusnya
pasien mempunyai hak untuk mendapatkan
inormasidari dokter gigi sebelum melakukan tindakan medis. /erdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa surat persetujuan tindakan medis (informed consent ) berperan penting bagi dokter gigi dalam menjalankan tindakan medisnya yaitu sebagai salah satu perangkat untuk melindungi rasa aman. +urat persetujuan medis (informed consent ) harus ditandatangani kedua belah pihak baik dokter gigi sebagai pihak pemberi jasa maupun pasien sebagai pihak penerima jasa sebelum tindakan medis dilakukan. Pasien sebagai penerima jasa harus mendapatkan penjelasan se,ara lengkap perihal tindakantujuan- resiko serta komplikasi terhadap tindakan yang dilakukan-sesuai dengan #ndang0 #ndang 3epublik Indonesia no. '5 tahun '* tentang praktik kedokteran pasal *6 yang intinya melindungi tenaga medis dari tuntutan malpraktik. Prosedur yang harus dilakukan dokter gigi kepada pasien dalam hubungannya dengan tindakan medis pada praktik kedokteran gigi adalah sebagai berikut- melakukan tindakan kepada pasien sesuai standar pelayanan medis dan standar prosedur operasional pelayanan praktik kedokteran dan kedokteran gigi- melakukan anamnesa dan pemeriksaan pasien sesuai aturan yang ada- mengisi surat persetujuan tindakan medis (informed consent ) dan menandatangani orm tersebut kepada pasien atau keluarganya- menjelaskan seluruh ren,ana perawatan atas tindakan yang akan dilakukan kepada pasien yang bersangkutan.
Critical Review
+e,ara umum- jurnal $Pentingn%a &urat Persetu'uan (inda)an *edi) +informed consent -ada Pra)te) Do)ter Gigi meneliti bahwa surat persetujuan tindakan medik sangat penting dalam pelaksanaan tindakan medik pelayanan kesehatan. /anyak ,ontoh kasus atau permasalahan0permasalahan yang terjadi dalam proesi dokter gigi. %etapi didalam jurnal ini pembahasannya tidak terlalu mendalam dan juga tidak menampilkan berbagai kasus0kasus yang telah terjadi. Jurnal ini juga hanya berupa ulasan0ulasan yang terus diulang mengenai tujuan dari tindakan medis- sehingga terlalu monoton dan bosan untuk diba,a.
2. Proteksi dokter gigi sebagai pemutus rantai ineksi silang Penulis < %eren,e 1ibowo - ristanti Parisihni - dan Dwi 2aryanto
=atar /elakang ita sebagai dokter gigi tidak terlepas dari kemungkinan untuk berkontak se,ara langsung ataupun tidak langsung dengan mikroorganisme dalam sali$a dan darah penderita. /ukti menunjukkan bahwa tingkat resiko dokter gigi berkaitan langsung dengan kontaknya terhadap darah dan sali$a penderita. 2al ini disebabkan tindakan dalam praktek dokter gigi menempatkan dokter gigi beresiko tinggi terutama terhadap penyakit menular berbahaya yaitu ineksi human immunodei,ien,y $irus (2I>) dan $irus hepatitis. %ingkat disiplin pada pengendalian ineksi telah meningkat selama tahun terakhir. 2al ini disebabkan oleh adanya peningkatan insidensi ?ID+ daripada peningkatan insidensi hepatitis / yang lebih beresiko mengenai tenaga medis kedokteran gigi. /anyak pasien dan tenaga medis di kedokteran gigi yang beresiko untuk tertular mi,roorganisme patogen termasuk ,ytomegalo$irus (@M>)- 2/>- 2epatitis @ $irus (2@>)- herpes simpleA $irus tipe dan '2I>- My,oba,terium tuber,ulosis- staphylo,o,,i- strepto,o,,i- serta berbagai ma,am $irus bakteri yang berkolonisasi serta mengineksi rongga mulut dan saluran pernaasan. Penyakit ineksi dapat menyebar di tempat praktek melalui kontak langsung antara manusia dengan manusia- kontak tidak langsung- inhalasi langsung maupun tidak langsung- autoinokulasidan ingesti. Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana dokter gigi memproteksi diri terhadap adanya ineksi silang antara dokter gigi dengan pasien.
+aya tertarik untuk memilih jurnal ini karena kita kelak sebagai dokter gigi berisiko besar untuk terkena penyakit menular berbahaya karena kurangnya proteksi diri. Maka dari jurnal ini akan diketehaui bagamana kebiasaan dokter gigi melindungi dirinya dari risiko0risiko penyakit menular ini. Dari jurnal ini saya akan mengetahui bagaimana kebiasaan dokter gigi melindungi dirinya saat melakukan tindakan terhadap pasien. Jadi dari jurnal ini kita sebagai dokter gigi jadi tahu kebiasaan yang menyebabkan bisanya menular penyakit tersebut akibat kurangnya proteksi diri saat melakukan tindakan.
+inopsis Proteksi dokter gigi untuk men,egah terjadinya ineksi silang merupakan salah satu aktor pemutus mata rantai penyebaran ineksi. ebersihan diri dokter gigi merupakan tanggung jawab setiap indi$idu- sehingga pasien akan selalu merasa aman setiap kali memeriksakan diri ke dokter gigi. Dalam setiap pekerjaan yang dilakukan dokter gigi- tidak lepas hubungannya dengan mikroorganisme yang ada pada penderita. /erbagai ma,am ,ara dilakukan untuk men,egah terjadinya ineksi silang antara lain dengan pemakaian proteksi diri yaitu masker- ka,amata pelindung- sarung tangan- baju praktek- maupun penutup rambut dan kebersihan lingkungan tempat kerja yang meliputi ,ara pembersihan alat dan lingkungan. /erbagai ma,am proteksi standard seperti masker dan sarung tangan merupakan alat0alat yang digunakan setiap hari di klinik uni$ersitas. Proteksi standard telah digunakan dengan baik walaupun beberapa dokter jarang mengganti alat0alat proteksi tersebut. etika masker basah- resistensi masker terhadap udara akan berkurang sehingga udara lebih banyak yang masuk lewat masker.: +edangkan alat0alat tambahan seperti ka,amata pelindung mata belum menjadi standard karena aktor harga dan kebiasaan. Dari hasil kuesioner didapatkan bahwa dokter gigi yang memakai ka,amata pelindung sangatlah sedikit karena mereka tidak terbiasa- dan pada setiap puskesmas tidak ada subsidi pemberian ka,amata pelindungsehingga dokter gigi harus membeli dengan dana pribadi. a,amata sering dilupakan kegunaannya padahal penularan melalui droplet yang telah terkontaminasi penyakit yang penyebarannya lewat darah dan mikroorganisme yang ineksius dapat masuk melalui mata. : Pekerjaan dokter gigi tidak akan pernah lepas berhubungan dengan penderita yang tidak diketahui se,ara lengkap sejarah kesehatan dan penyakit yang sedang dialami- oleh karena itu dokter gigi harus mempunyai proteksi terhadap ineksi silang. +ebaiknya ditetapkan suatu standard untuk proteksi diri dokter gigi sehingga kemungkinan ineksi silang sangatlah ke,il. Proteksi diri dokter gigi meliputi pemakaian baju praktek- masker- penutup rambut- sarung tangan- pelindung mata sehingga seluruh tubuh dokter gigi dapat terlindungi dari terpapar
,airan penderita. Prosedur pemakaian proteksi diri harus ditetapkan oleh badan yang berwenang yang meliputi antara lain ,ara pemakaian maupun lama pemakaian. +ehingga dengan adanya prosedur yang lengkap maka rantai ineksi akan terputus- karena kesalahan seke,il apapun pada prosedur proteksi diri dapat menyebabkan perpindahan penyakit dari penderita ke penderita baru. 3angkuman /erdasarkan hasil kuesioner didapatkan 96 B dari 7' responden sering men,u,i tangan sebelum memeriksa pasien dan :9.6 B men,u,i tangan setelah memeriksa pasien. 2al ini menunjukkan bahwa men,u,i tangan sebelum dan sesudah memeriksa pasien merupakan kebiasaan yang sering dilakukan oleh dokter gigi yang ada di puskesmas. +abun yang dipakai untuk men,u,i tangan yang digunakan oleh 86.8 B responden menggunakan sabun biasa untuk men,u,i tangan atau disebut juga sabun non antimikrobial. 2al ini sesuai dengan bahan yang dianjurkan untuk men,u,i tangan rutin yaitu dengan air dan sabun non antimikrobial. Pergantian sarung tangan dilakukan oleh 68-7 B responden setiap pergantian pasien- dan sarung tangan yang dipakai oleh 8'.6 B responden adalah sarung tangan disposable. 2al ini sesuai dengan pernyataan bahwa semua sarung tangan yang dipakai di bidang kedokteran di ,iptakan untuk sekali pemakaian- oleh karena itu harus di buang setelah pemakaian terhadap satu pasien. Dari hasil kuesioner didapatkan 8'.6 B responden memakai masker setiap kali memeriksa pasien. 2al ini menunjukkan bahwa dokter gigi telah men,egah terjadinya ineksi silang karena masker dapat melindungi pemakai dari mikroorganisme dengan eisiensi lebih dari 56 B penyaringan bakteri dan dapat melindungi dokter gigi dan petugas kesehatan dari droplet yang telah terkontaminasi penyakit yang penyebarannya lewat darah dan mikroorganisme yang ineksius. : a,amata pelindung tidak pernah dipakai oleh 8'.6 B responden ketika memeriksa pasien. 2al ini kemungkinan disebabkan karena mahalnya harga ka,amata pelindung dan kurangnya kenyamanan dalam pemakaiannya. Dan *7.:B responden memakai ka,amata pelindung dalam kasus penumpatan- hal ini kemungkinan disebabkan karena pada setiap kasus penumpatan pasti diperlukan bur yang pemakaiannya diperlukan air