GIZI BURUK PADA BALITA
PROPOSAL
Disusun oleh: NAMA
: XXXXXX
NIM
: XXXXXX
AKADEMI KEBIDANAN YAYASAN LENTERA KASIH (YALEKA MARO MERAUKE !"#$
BAB I PENDAHULUAN
#%# L&'& Bel&)&n*
Tujuan pembangunan Kesehatan menuju Indonesia Sehat 2015 adalah meningkatkan kesadaran dan kemauan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajad kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa, dan negara yang di tandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan yang sehat !emiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang optimal di seluruh wilayah "epublik Indonesia termasuk di Kabupaten !erauke #ntuk mencapai tujuan tersebut maka di desa$desa oleh masyarakat telah dikembangkan pelayanan kesehatan di %osyandu meliputi KI&, K', imunisasi, perbaikan gi(i, dan penanggulangan diare )engan adanya perkembangan posyandu yang berkembang cepat maka cakupan pelayanan kesehatan bagi bayi dan anak balita meningkat dengan cepat pula Keadaan ini telah menyumbang penurunan angka kematian bayi dan anak balita dengan cukup bermakna *amun karena keterbatasan di %osyandu, maka pelanan kesehatan bagi ibu tidak dapat dilaksanakan dengan baik +leh karena itu, sebagai bagian dari pelayanan KI&, perlu di upayakan peningkatan pelayanan kesehatan ibu Salah satu upaya tersebut adalah pelayanan melalui pondok bersalin )epkes "I, 1--5. !enurut ## "I *oI/ Tahun 1-- tentang kesejahteraan anak menyatakan bahwa anak adalah seorang yang belum mencapai usia 2 tahun dan belum pernah menikah dan anak merupakan potensi dan penerus bangsa yang dasar$dasarnya telah diletakan oleh generasi sebelumnya 'egitu besarnya arti anak dalam kehidupan maka pada tahun 1-2 di ene3a, 4iga 'angsa$bangsa telah merumuskan deklarasi hak$hak anak dan kemudian pada 20 *o3ember 1--, %'' menyetujui hak$hak anak yang berbunyi antara lain6 hak untuk dicintai dan dilindungi, hak untuk mendapatkan kesempatan bermain, dan lain sebagainya Sedangkan pada kenyataannya hak$hak anak tersebut belum dapat dinikmati oleh setiap anak yang terlahir di bumi ini, terutama di negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia yang sebagian besar anak perempuan hidup di daerah pedesaan yang hampir sebagian besar telah mampu menikmati haknya sebagai seorang anak i(i buruk adalah keadaan kekurangan energi dan protein tingkat berat akibat kurang mengkonsumsi makanan yang bergi(i dan menderita sakit dalam waktu lama Itu ditandai
1
dengan status gi(i sangat kurang menurut '' terhadap T'. dan hasil pemeriksaan klinis menunjukkan gejala marasmus, kwashiorkor atau marasmik kwashiorkor )epartemen Kesehatan, 2001. #paya pembinaan kesehatan anak mencakup pemenuhan kebutuhan primer anak sejak di dalam kandungan sampai remaja dengan mengkaji pertumbuhan dan perkembangan anak %emberian makanan bergi(i pada anak, penyuluhan kesehatan diberikan mulai bayi sampai remaja )isamping itu bidan harus mampu mengkaji masalah kebidanan yang timbul, memprioritaskan kemudian membuat
alternati7
pemecahan
masalah dalam
tingkat
perorangan, keluarga dan masyarakat Sehingga penulis tertarik untuk mengangkat masalah$ masalah balita dalam satu keluarga untuk kami kupas secara lebih dalam %enulis ingin mengetahui 7aktor$7aktor penyebab8 pendorong munculnya masalah tersebut, kemudian berusaha8 mencoba mencari segi teknis maupun klinis #%! Ru+us&n M&s&l&h
'erdasarkan permasalahan pada latar belakang tersebut maka penulis merumuskan masalah yaitu bagaimana asuhan kebidanan komunitas pada keluarga Tn 9T9 dengan &n 9!: umur 15 bulan dengan gi(i buruk di %uskesmas !opah 'aru !erauke #%, Tu-u&n Peneli'i&n
11
Tujuan #mum !eningkatkan pengetahuan dan keterampilan dan pemberian asuhan kebidanan pada
keluarga resiko tinggi dengan bayi gi(i buruk menggunakan pendekatan manajemen kebidanan 12 1 2 ; 5 <
Tujuan Khusus !engidenti7ikasi data yang rele3an pada bayi gi(i buruk !enentukan diagnosa kebidanan berdasarkan data yang rele3an !enentukan diagnosa potensial pada bayi gi(i buruk !elaksanakan tindakan segera berdasarkan diagnosa potensial !enuliskan perencanaan yang akan dilakukan pada bayi gi(i buruk !elaksanakan asuhan kebidanan kepada bayi gi(i buruk !elaksanakan e3aluasi dan tindakan yang telah diberikan !endokumentasikan langkah$langkah berdasarkan metodologi
manajemen
kebidanan menurut tujuh langkah =ellen /arney!elakukan pengkajian data #%. M&n/&&' Peneli'i&n
1;1
!an7aat 'agi %enulis
2
!ampu mengembangkan pola pikir dan kreati7itas dalam ber7ikir serta menganalisa masalah dan mengembangkan wawasan, ilmu pengetahuan dan ketrampilan penulis dalam mengkaji serta memahami masalah yang dihadapi oleh bayi gi(i buruk 1;2
!an7aat 'agi Institusi %endidikan )apat
dipertimbangkan
sebagai
bahan
masukan
untuk
meningkatkan sistem
pembelajaran dan aplikasi dari pembelajaran teori tentang bayi gi(i buruk 1;
!an7aat 'agi Institusi Kesehatan )apat digunakan untuk menambah wawasan, kajian dan literatur petugas kesehatan
setempat dalam memberikan dan meningkatkan pelayanan yang bermutu bagi masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan kesehatan masyarakat dan untuk memberikan penyuluhan 1;;
!an7aat 'agi Keluarga dan !asyarakat Sebagai sumber in7ormasi untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan serta
memperluas pola pikir dan sudut pandang masyarakat khususnya tentang perawatan pada bayi gi(i buruk
BAB II TIN0AUAN PUSTAKA
!%# Pen*e'i&n Gi1i Buu)
i(i buruk adalah keadaan kekurangan energi dan protein tingkat berat akibat kurang mengkonsumsi makanan yang bergi(i dan menderita sakit dalam waktu lama atau bentuk terparah dari proses terjadinya kekurangan gi(i )epartemen Kesehatan, 200<. !%! Kl&si/i)&si
#ntuk tingkat puskesmas penentuan gi(i kurang atau gi(i buruk yang dilakukan dengan menimbang '' anak dibandingkan dengan umur dan menggunakan K!S dan tabel ''8# 'aku !edian >=+$*?=S Klasi7ikasi gi(i buruk adalah sebagai berikut 6 aKekurangan @nergi %rotein ringan bila hasil penimbangan berat badan pada K!S terletak pada pita warna kuning dan penimbangan ''8# A 5B baku median >=+$ *?=S sehingga 4I4&$nya kurang dari 15 cm b Kekurangan @nergi %rotein sedang bila hasil penimbangan berat badan pada K!S terletak di 'awah aris !erah '!. dan penimbangan ''8# A 0,1B baku median >=+$*?=S sehingga 4I4&$nya kurang dari 1;,5 cm cKekurangan @nergi %rotein berat atau gi(i buruk bila hasil penimbangan ''8# A <0B baku median >=+$*?=S sehingga 4I4&$nya kurang dari 12 cm %ada K!S tidak ada garis pemisah Kekurangan @nergi %rotein berat atau gi(i buruk dan Kekurangan @nergi %rotein sedang, sehingga untuk menentukan Kekurangan @nergi %rotein berat atau gi(i buruk digunakan tabel ''8# 'aku !edian >=+$*?=S )epartemen Kesehatan, 2001. !%, Ge-&l& Klinis Gi1i Buu)
#ntuk Kekurangan @nergi %rotein ringan dan sedang, gejala klinis yang ditemukan hanya anak tampak kurus Tanpa mengukur atau melihat '' bila disertai edema yang bukan karena penyakit lain adalah Kekurangan @nergi %rotein berat atau gi(i buruk ejala klinis Kekurangan @nergi %rotein berat atau gi(i buruk secara garis besar dapat dibedakan sebagai marasmus, kwashiorkor atau marasmik$ kwashiorkor aKwashiorkor Kwashiorkor merupakan suatu istilah untuk menyebutkan gangguan gi(i akibat kekurangan protein Tanda yang khas adalah adanya edema bengkak. pada seluruh
;
tubuh sehingga tampak gemuk, wajah anak membulat dan sembab moon 7ace. terutama pada bagian wajah, bengkak terutama pada punggung kaki dan bila ditekan akan meninggalkan bekas seperti lubang, otot mengecil dan menyebabkan lengan atas kurus sehingga ukuran 4ingkar 4engan &tas 4I4&$nya kurang dari 1; cm, tidak berna7su makan atau kurang, rambutnya menipis berwarna merah seperti rambut jagung dan mudah dicabut tanpa menimbulkan rasa sakit, sering disertai in7eksi, anemia dan diare, anak menjadi rewel dan apatis perut yang membesar juga sering ditemukan akibat dari timbunan cairan pada rongga perut salah salah gejala kemungkinan menderita Cbusung laparC &risman, 200;. b
!arasmus ?iri$ciri marasmus adalah tampak sangat kurus atau tinggal tulang terbungkus
kulit, wajah seperti orang tua, cengeng, rewel, kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada, perut cekung, sering disertai penyakit in7eksi, diare kronik atau susah buang air =usain, 2005. c!arasmus $ Kwashiorkor Tanda$tanda penderita marasmus $ kwashiorkor adalah bila terjadi gejala klinik campuran keduanya, dengan ''8# A <0B baku median >=+$*?=S disertai edema yang tidak mencolok http688medicine*et2005com. !%. 2&)'o Ti+3uln4& Ku&n* Gi1i
a%enyebab langsung 1. !akanan anak atau penyakit in7eksi yang mungkin diderita anak 2. %enyakit yang diderita anak &nak yang mendapatkan makanan yang cukup baik tetapi sering diserang diare atau demam, akhirnya dapat menderita kurang gi(i )alam kenyataan makanan dan penyakit secara bersama merupakan penyebab kurang gi(i 1.
b %enyebab tidak langsung Ketahanan pangan di keluarga Ketahanan pangan di keluarga household 7ood security. adalah kemampuan keluarga memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarganya dalam jumlah yang cukup, baik jumlah maupun nilai gi(inya
2.
%ola pengasuhan anak %ola pengasuhan adalah kemampuan keluarga dan masyarakat untuk menyediakan waktu, perhatian dan dukungan terhadap anak agar tumbuh kembang dengan sebaik$baiknya secara 7isik, mental dan sosial %ola pengasuhan anak
5
berupa sikap dan perilaku ibu atau pengasuh lain dalam hal kedekatannya dengan anak, memberikan makan, merawat kebersihan, memberi kasih sayang dan sebagainya Kesemuanya berhubungan dengan keadaan ibu dalam hal kesehatan 7isik dan mental., status gi(i, pendidikan umum pengetahuan dan ketrampilan tentang pengasuhan anak yang baik, peran dalam keluarga atau masyarakat, si7at pekerjaan sehari$hari, adat kebiasaan keluarga dan masyarakat, dan sebagainya .
%elayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan %elayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan &dalah tersedianya air bersih dan sarana pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau oleh setiap keluarga yang membutuhkan )epkes "I, 1--;.%elayanan kesehatan adalah akses atau keterjangkauan anak dan keluarga terhadap upaya pencegahan panyakit dan pemeliharaan keluarga seperti imunisasi, pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, penimbangan anak, penyuluhan kesehatan dan gi(i serta sarana kesehatan yang baik seperti %osyandu, %uskesmas, praktek bidan atau dokter, rumah sakit dan persediaan air bersih Ketidak terjangkauan pelayanan kesehatan karena jauh dan atau tidak mampu membayar., kurangnya pendidikan dan pengetahuan, merupakan kendala masyarakat dan keluarga meman7aatkan secara baik pelayanan kesehatan yang tersedia =al ini juga dapat berdampak pada gi(i anak
<
BAB III METODE PENELITIAN
,%# 0enis Peneli'i&n
Denis penelitian ini adalah laporan penelitian dengan metode deskripti7 yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara obyekti7 !etode penelitian deskripti7 digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang *otoatmodjo, 2005. ,%! Lo)&si Peneli'i&n
4okasi merupakan tempat pengambilan kasus dilaksanakan *otoatmodjo, 2005. %enelitian ini dilakukan di %uskesmas !opah 'aru !erauke ,%, Su34e) Peneli'i&n
Subyek penelitian adalah penderita yang memenuhi inklusi dan bersedia mengikuti protokol asuhan yang diberikan 'udiarto, 200;. %ada penelitian ini penulis mengambil subyek Tn 9T: dan &n 9!: dengan gi(i buruk di %uskesmas !opah 'aru !erauke ,%. 5&)'u Peneli'i&n
>aktu penelitian adalah waktu yang digunakan penulis untuk pelaksanaan laporan kasus *otoatmojo, 2005. %elaksanaan asuhan kebidanan ini dilakukan pada tanggal <$25 Duli 2015 ,%$ Ins'u+en' Peneli'i&n
Instrument penelitian adalah alat$alat yang digunakan untuk mengumpulkan data Instrumen penelitian ini dapat berupa kuesioner lembar pertanyaan, 7ormulir obser3asi, 7ormulir$7ormulir lain yang berkaitan dengan pencatatan data dan sebagainya. =idayat, 200. %ada kasus ini alat atau instrument yang digunakan untuk mendapatkan data adalah 7ormat asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan manajemen langkah /arney ,%6 Te)ni) An&lis& D&'&
)alam penyusunan penelitian ini yang digunakan sebagai metode untuk analisa data antara lain6 1 )ata %rimer
a %emeriksaan 7isik !enurut =andoko 200., pemeriksaan 7isik digunakan untuk mengetahui keadaan 7isik pasien secara sistematis dengan cara6 1. Inspeksi, 2. %alpasi, . %erkusi, dan ;. &uskultasi b >awancara >awancara adalah suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dimana peneliti mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seseorang sasaran penelitian "esponden. atau bercakap$cakap berhadapan muka dengan orang tersebut Eace to 7ace. *otoatmodjo, 2005. c %engamatan +bser3asi. +bser3asi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati subjek dan melakukan berbagai macam pemeriksaan yang berhubungan dengan kasus yang akan diambil +bser3asi dapat berupa pemeriksaan umum, pemeriksaan 7isik dan pemeriksaan penunjang *otoatmodjo, 2005. 2 )ata Sekunder )ata sekunder adalah data yang diperoleh selain dari terapi juga diperoleh dari keterangan keluarga, lingkungan, mempelajari kasus dan dokumentasi pasien, catatan dalam kebidanan dan studi *otoatmodjo, 2005. )ata se kunder diperoleh dari6 a Studi )okumentasi b Studi Kepustakaan