Hematoma retrobulbar como característica de la neuropatía óptica obstructivaDescripción completa
F
Hematoma Subdural adalah penimbunan darah di dalam ruang subdural (ruang antara duramater dan arachnoid)
TINJAUAN TEORI 1.
DEFINISI CEPHAL HEMATOMA
Cephalhematoma
adalah
subperiosteal
akibat
kerusakan
jaringan
periosteum karena tarikan atau tekanan jalan lahir, dan tidak pernah melampaui batas sutura garis tengah. Pemeriksaan x-ray tengkorak dilakukan, bila dicurigai ada nya faktur (mendekati hampir 5% dari seluruh cephalhematoma). Kelainan ini agak lama menghilang (1-3 bulan). Pada gangguan yang luas dapat menimbulkan anemia dan hiperbilirubinemia. Perlu pemantauan hemoglobin, hematokrik, dan bilirubin. Aspirasi darah dengan jarum tidak perlu di lakukan. (Sarwono Prawirohardjo,2007). Cephal hematoma adalah perdarahan subperiosteal akibat kerusakan jaringan poriestum karena tarikan atau tekanan jalan lahir. Dan tidak pernah melampaui batas sutura garis tengah. Pemeriksaan x-ray tengkorak dilakukan, bila dicurigai ada nya faktur (mendekati hampir 5% dari seluruh cephalhematoma). Tulang tengkorak yang sering terkena adalah tulang temporal atau parietal ditemukan pada 0,5-2 % dari kelahiran hidup. (.Sarwono.2007) Cephalhematoma adalah pembengkakan pada daerah kepala yang disebabkan karena adanya penumpukan darah akibat pendarahan pada subperiostinum. ( Vivian nanny lia dewi, 2010 ). Cephal hematoma merupakan suatu perdarahan subperiostal tulang tengkorak berbatas tegas pada tulang yang bersangkutan dan tidak melewati sutura. Cephal hematoma timbul pada persalinan dengan tindakan seperti tarikan vakum atau cunam, bahkan dapat pula terjadi pada kelahiran sungsang yang mengalami kesukaran melahirkan kepala bayi (Puspita, 2013). Cephal hematoma adalah pembengkakan pada daerah kepala yang disebabkan karena adanya penumpukan darah akibat perdarahan pada subperiostinum (Dewi, 2012). Cephal hematoma merupakan pengumpulan darah di subperiosteal akibat rupture pembuluh darah yang berada di antara tulang tengkorak dengan periosteum. Kelainan ini berbatas tegas pada tulang yang bersangkutan dan tidak melampui sutura. Tulang
2.
ETIOLOGI
Menurut Dewi (2012), cephal hematoma disebabkan oleh 1. Tekanan jalan lahir yang terlalu lama pada kepala waktu persalinan. 2. Molase yang terlalu kuat sehingga selaput tengkorak robek. 3. Partus dengan tindakan seperti forsep dan vakum ekstraksi. Sedangkan menurut Maryunani (2009), penyebab dari cephal hematoma adalah : 1) Persalinan dengan tindakan ekstraksi vakum atau cunam. 2) Kelahiran sungsang yang mengalami kesukaran melahirkan kepala
bayi
3.
MANIFESTASI KLINIS
Menurut Puspita (2013), tanda-tanda dan gejala dari cephal hematoma adalah 1. Benjolan cephal hematoma tampak berbentuk benjolan difus, berbatas tegas, tidak melampaui sutura karena periosteal tulang berakhir di sutura. 2. Pada perabaan teraba adanya fluktuasi karena merupakan suatu timbunan darah yang letaknya di rongga subperiosteal yang sifat terjadinya perlahan-lahan. 3. Benjolan biasanya baru tampak jelas beberapa jam setelah bayi lahir (umur 6-8 jam) dan dapat membesar sampai hari kedua dan ketiga 4. Benjolan biasanya tampak di daerah tulang parietal, kadangkadang ditemukan di tulang frontal Benjolan dapat bersifat soliter atau multipel. Sedangkan menurut Dewi (2012), tanda dan gejala pada bayi dengan cephal hematoma adalah sebagai berikut: 1) Kepala tampak bengkak dan berwarna merah. 2) Tampak benjolan dengan batas yang tegas dan tidak
melampaui tulang tengkorak.
6) Benjolan akan menghilang dalam beberapa minggu 4.
PATOFISIOLOGI
Menurut
Prawirohardjo
(2010),
patofisiolog
terjadinya cephal hematoma adalah sebagai berikut : 1. Cephal hematoma terjadi akibat robeknya pembuluh darah yang melintasi tulang kepala ke jaringan periosteum. Robeknya pembuluh darah ini dapat terjadi pada persalinan lama. Akibat pembuluh darah ini timbul timbunan darah di daerah sub periosteal yang dari luar terlihat benjolan. 2. Bagian kepala yang hematoma biasanya berwarna merah akibat adanya penumpukan darah di daerah sub periosteum.
5.
PENATALAKSANAAN
Menurut Prawirohardjo (2010), penatalaksanaan bayi baru lahir dengan cephal hematoma adalah : 1.
Pada cephal hematoma tidak ada pemeriksaan laboratorium yang
2.
diperlukan.
3.
Melakukan pemeriksaan radiologik kepala atau CT-scan kepala bila terdapat kelainan neurologis atau jika terdapat fraktur tulang tengkorak.
4.
Melakukan pembatasan morbilitas dengan cara tidak terlalu sering mengangkat bayi. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi pembengkakan yang meluas pada kepala bayi.
periksa suhu tubuh, hitung nadi, hitung dan periksa pernafasan. 6.
Mengatasi peningkatan suhu tubuh bayi dengan cara :
Kompres air hangat
Pemberian obat antibiotika dan antipiretik
Pemberian cairan sesuai dengan kebutuhan.
1)
Transfusi
karena
anemia
atau
hipovolemia
hanya
diperlukan bila terdapat akumulasi darah yang cukup banyak. 2)
Aspirasi cephal hematoma tidak dianjurkan dan cenderung dapat meningkatkan risiko infeksi.
7.
KOMPLIKASI
1. Ikterus 2. Anemia 3. Infeksi 4. Klasifikasi mungkin bertahan selama > 1 tahun 5. Gejala lanjut yang mungkin terjadi yaitu anemia dan hiperbilirubinemia.Kadang kadang disertai dengan fraktur tulan g tengkorak di bawahnya atau perdarahan intra kranial