s a nutrition health beauty
home
posts rss
comments rss
Kamis, 14 Oktober 2010
CENGKEH BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Sebagaimana telah diketahui secara umum Indonesia adalah pemakai cengkeh utama di seluruh dunia. Sebagian besar cengkeh di Indonesia digunakan sebagai bumbu, rokok kretek, yang pada mulanya sebagai rokok klobot. Adapula digunakan sebagai bumbu-bumbuan lain. Namun demikian, tidak begitu banyak bila dibandingkan dengan pemakaian bumbu rokok kretek. Merokok merupakan kebiasaan bagi orang Indonesia, terutama orang jawa. Cengkeh merupakan salah satu tanaman perkebunan yang penting bila dibandingkan dengan tanaman perkebunan lain. Produksi cengkeh yang telah dewasa setaraf dengan karet, kelapa sawit, dan kopi. Tetapi tanaman cengkeh yang telah lanjut usia produksinya jauh meningkat, jadi lebih menguntungkan. Harga cengkeh sangat menarik bagi petani , maka tidak mengherankan tanaman ini berkembang dengan pesat. Cengkeh mula-mula merupakan salah satu komoditas pertanian yang tinggi nilai ekonominya. Mula-mula komoditas tersebut hanya digunakan sebagai obat-obatan tradisional dan upacara keagamaan teutama di India dan Tiongkok. Pada abad VII, pemanfatan cengkeh mulai beraneka ragam mulai dari rempahrempah berkembang sebagai bahan campuran dalam pembuatan rokok kretek dan makan sirih. Pada saat ini cengkeh digunakan di bidang industri sebagai bahan pembuatan rokok kretek dan di bidang farmasi sebagai bahan pembuatan minyak asiri. Berhubungan dengan banyaknya penggunanan cengkeh di Indonesia maka, sangat diperlukan penanganan penyimpanan agar cengkeh dapat bertahan lama.
B. Pola Produksi Tanaman cengkeh di Indonesia mempunyai pola produksi yang khas, yaitu mempunyai jumlah produksi yang berfluktuasi menurut siklus tertentu. Pada tahun- tahun tertentu tanaman akan menghasilkan produksi yang banyak, sedangkan produksi pada tahun- tahun yang lainnya menurun sampai 10-40 %. Pola produksi tanaman cengkeh dapat digolongkan pada siklus dua tahun dan siklus 2-4 tahun. Pola siklus dua tahun biasanya terdapat di daerah yang mendapat pengaruh nyata dari iklim laut. Pada siklus ini, tanaman akan berproduksi tinggi atau sedang pada tahun pertama kemudian pada tahun berikutnya menjadi rendah. Pada tahun berikutnya lagi, jumlah produksi akan kembali seperti tahun pertama. Siklus 3-4 tahun umumnya terdapat pada daerah yang tidak mendapat pengaruh iklim laut. Siklus produksi tinggi akan tetap terulang setiap 3-4 tahun dengan pola bervariasi. Misal tinggi-sedang, rendahsedang-tinggi ( 3 tahun ), rendah-sedang-sedang-tinggi ( 4 tahun ). Panen besar umunya terjadi setelah kemarau panjang. Tetapi jika sesudah panen tidak diikuti pemeliharaan yang intensif maka akan terjadi kegagalan panen pada masa panen berikutnya. Apabila pemeliharaan dilakukan secara intensif dengan pemupukan yang cukup, panen besar akan diikuti oleh produksi sedang.
C. Produksi Tanaman Cengkeh Pohon cengkeh mulai berbunga sekitar umur enam tahun. Walaupun ada juga tanaman yang kurang dari enam tahun sudah berbunga, tetapi sebaliknya ada pula yang berumur delapan tahun lebih baru pertama kali berbunga. Hal ini sangat bergantung pada banyaknya faktor antara lain : 1. Iklim dan tinggi rendahnya tempat pertanian, dan 2. Jenis serta pemeliharaannya Faktor iklim sangat berpengaruh yaitu banyaknya hujan menjelang musim berbunga, penyinaran, dan musim kemarau yang terjadi sebelumnya. Hal ini berhubungan pula dengan temperatur; mengenai temperatur berhubungan dengan tinggi rendahnya tempat dari permukaan laut. Semakin rendah semakin cepat berbunga, semakin tinggi semakin lambat berbunga. Keculi untuk tipe zanzibar yang memiliki daya adaptasi yang lebih luas dibandingkan dengan jenis-jenis yang lain. Tanaman cengkeh berbeda jenisnya akan membawa pengaruh terhadap kecepatan berbunga. Pada umumnya jenis zanzibar lebih cepat berbunga dibandingkan dengan jenis-jenis yang lainnya. Jenis ini pada umur 3,5-4,5 tahun ada yang sudah mulai berbunga, sedangkan jenis-jenis yang lain paling cepat umur 5,5-7,5 tahun. Umur tanaman yang dimaksud dalam pembibitan satu tahun. Sudah pasti tanaman yang cepat berbunga
tersebut tidak dapat dipisahkan dengan adanya pemeliharaan yang sempurna, termasuk pemupukan. Biasanya bunga cengkeh yang pertama hanya sedikit saja, karena pohonnya belum begitu besar dan cabang-cabang belum dewasa. Pada permulaan hanya 3-5 tandan saja. Pada awal berbunga tumbuhlah titik-titik kuncup bunga, kemudian berkembang dan membentuk tiga cabang. Kemudian dari ketiga cabang itu tumbuh tiga cabang lagi sehingga sehingga menjadi sembilan. Pembentuk dari tiga cabang tersebut adalah kuncup yang terdapat di tengah-tengah. Di atas cabang bunga yang pertama tumbuh sepasang daun. Hal ini sangat tergantung keadaan dan pertumbuhannya.sehingga di antara sembilan cabang tersebut tumbuh bagian bunga terakhir, masingmasing tiga bunga. Kadang-kadang pucuk yang paling tegeh bagian atas masih tumbuh cabang baru sebagai bunga terakhir. Maka satu tandan bunga normal, rata-rata terdapat 30 bunga. Pada umumnya pembungaan yang normal baru terjadi 8-10 tahun, dan menjadi maksimal sekitar umur 20 tahun. Bunga dihasilkan tepat sebelum munculnya daun-daun muda, dan pada permulaan pembunggan waktunya cukup lama. Dari titik tumbuh bunga sampai masa petik memakan waktu sekitar 6 bulan. Cengkeh termasuk tanaman tahunan yang mempunyai sifat musim bunga yang tidak merata lebatnya.kadang-kadang ada tahun dengan dengan masa bunga lebat, sebaliknya ada masa berbunga tidak lebat, dan bahkan ada tanaman yang sama sekali tidak berbunga. Pada awal pembungaan bunga hanya sedikit, tetapi semakin lama semakin sedikit., tetapi semakin lama semakin banyak sesuai sdengan tingkat pertumbuhan pohon. Jadi semakin lama semakin tinggi produksinya. Tabel umur dan produksi : Umur 0-5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Produksi 0 0,25 0,5 0,75 1 1,2 1,4 1,6 1,8 2,0 2,1 2,2 2,3 2,4 2,5 3 (Diambil dari Bulletin of Indonesia Economic Studies 1976)
Siklus produksi dari tahun ke tahun selalu menunjukkan angka yang tidak sama atau tetap. Kadangkadang dialami adanya tahun-tahun dengan produksi tinggi, tahun dengan produksi sedang, dan ada pula tahun dengan produksi rendah. Jadi produksi tahunan itu tidak stabil. Siklus produksi cengkeh ada yang empat tahun. Artinya satu tahun produksi bagus, dua tahun produksi sedang saja, dan satu tahun lagi produksi merosot. Ada pula yang produksinya tiga tahun sekali. Artinya satu tahun produksinya tinggi, satu tahun produksi sedang, dan satu tahun lagi sangat rendah. Ada juga yang dua tahun sekali, berarti satu tahun produksi tinggi da satu tahun lahi produksi rendah.
D. Perlunya Penyimpanan
Pada tahap-tahap pengolahan cengkeh diperlukan tahap penyimpanan. Penyimpanan cengkeh sangat diperlukan karena dengan penyimpanan kita bisa menghemat penggunaan cengkeh, menambah aroma cengkeh, mempertahankan keadaan cengkeh agar selalu dalam kualitas yang baik, dan selalu siap untuk dijual kapan saja sehingga dapat memperoleh keuntungan yang besar. Dalam penyimpanan cengkih diprlukan metode serta sistem yang tepat agar cengkeh bisa benar-benar awet selama proses penyimpanan dan mengurangi kerusakan yang terjadi selama penyimpanan. Selama proses penyimpanan sebetulnya dapat menambah aroma cengkeh sehingga aroma cengkeh lebih harum. Apabila dalam proses penyimpanan cengkih menggunakan metode dan sist em yang salah dapat membuat cengkeh menjadi rusak dan nilai jualnya menjadi turun. Selain itu penyimpanan cengkeh yang terlalu lama dapat mengurangi aroma pada cengkeh sehingga mutu cengkeh menjadi turun. BAB II KARAKTERISTIK BAHAN MAKANAN
A. Dareh Asal Cengkeh Hingga saat ini belum ada kesepakatan di antara para ahli botani mengenai daerah asal tanaman cengkeh secara pasti. Beberapa ahli menyatakan bahwa tanaman ini berasal dari Filifina, Pulau Makian di Maluku Utara, dan ada pula yang berasal dari Irian. Terlepas dari hal itu, yang jelas hingga abad ke-18, kepulauan Maluku merupakan satu-satunya produsen cengkeh terbesar di dunia. Di daerah itu pula tempat ditemukanya cengkeh tertua yang umurnya 350 tahun, tepatnya di pulau Ternate. Penyebaran tanaman cengkeh keluar dari Pulau Maluku dimulai sejak tahun 1876. Bibit tanaman ini mula-mula diselundupkan oleh seorang kapten dari Perancis ke Rumania, selanjutnya disebarkan di Zanzibar dan Madagaskar. Zanzibar dan Madagaskar menjadi negara penghasil cengkeh utama dunia, cengkeh zanzibar sangat dikenal di Indonesia disamping jenis cengkeh si putih dan si kotok. Masyarakat Sulawesi menyebut cengkih dengan sebutan cengke, di Ambon dengan nama Puala Wane dan orang Bali Age menyebutnya Wunga Lawang. Pendapat lain menyebutkan bahwa bibit tanaman cengkeh diselundupkan keluar Pulau maluku untuk dibididayakan di Malagasi dan Tanzania oleh pedagang Arab ketika VOC memonopoli perdagangan cengkeh di Maluku. Penyebaran di Wilayah Indonesia seperti Jawa, Kalimantan, dan Sumatra baru dimulai pada tahun 1870. Pada saat ini, tanaman cengkeh telah tersebar di seluruh dunia.
B. Morfologi Tanaman Cengkeh Cengkeh (Eugenia aromatica OK) dan Syziginium aromaticum (L) termasuk dalam famili Myrtaceae. Tanaman ini berbentuk pohon, tingginya dapat mencapai 20-30 m, dan dapat berumur lebih dari 100
tahun. Tajuk tanaman cengkeh biasanya berbentuk kerucut, piramida, dan piramida ganda, dengan batang utama menjulang ke atas. Cabang-cabangnya amat banyak dan rapat, pertumbuhan agak mendatar dan ukuran relatif kecil jika dibandingkan dengan batang utama. Daunnya kaku, berwarna hijau atau hijau kemerahan, dan berbentuk elip dengan kedua ujungnya runcing. Daun-daun ini biasanya keluar per periode. Dalam satu periode, ujung ranting akan mengeluarkan satu set daun yang terdiri dari lima pasang. masing-masing pasang terdiri atas dua daun yang terletak saling berhadapan.
Ranting dan daun secara keseluruhan akan membentuk tajuk yang sangat indah. Bagian terbawah dari mahkota, tajuknya ada yang menjuntai sampai ke permukaan tanah, walaupun ada pula yang mencapai tinggi 1-1,5 m dari permukaan tanah. Cengkeh mempunyai empat jenis akar, yaitu akar tunggang, akar lateral, akar serabut, dan akar rambut. Akar tunggang dan akar lateral m empunyai ukuran relatif besar. Bedan ya, akar tunggang tumbuh lurus ke bawah dan sedikit bercabang, sedangkan akar lateral tumbuh menyamping dan bercabang, akar serabut berukuran kecil, amat panjang, tumbuh menyamping dan kebawah dengan jumlah yang sangat banyak. Akar serabut ini memiliki banyak akar rambut berukuran sangat kecil yang berfungsi sebagai penyerap air dan unsur hara.
Ujung ranting yang telah menghasilkan bunga, biasanya tidak menghasilkan bunga pada musim berikutnya. Apabila ujung ranting telah berbunga, bisa dipastikan pada musim bunga berikutnya. Tanaman ini hanya bisa menghasilkan sedikit bunga. Pola pembungaan seperti ini menyebabkan adanya siklus panen besar dan panen kecil yang berulang 3-4 tahun sekali Tanaman cengkeh mulai berbunga pada umur 4,5-8,5 tahun, tergantung dari jenis dan lingkungannya. Bunga ini merupakan bunga tunggal, berukuran kecil (panjang 1-2 cm), dan tersusun dalam satu tandan yang keluar pada ujung-ujung ranting. Setiap tandan terdiri dari 2-3 cabang malai yang bisa bercabang
lagi atau langsung mendukung 2-3 tangkai bunga. Jumlah bunga pertandan malai bisa mencapai lebih dari lima belas kuntum. Bakal bunga biasanya keluar setelah pasangan daun kelima dari satu set daun termuda telah dewasa atau mencapai ukuran normal. Fase ini disebut fase mepet dua. Bakal bunga ini kadang-kadang sudah keluar setelah daun pertama, kedua, atau ketiga tidak lagi membentuk bakal daun, tetapi langsung membentuk bakal bunga. Fase ini disebut fase mepet muda. Bakal bunga dapat dibedakan dari bakal daun. Bakal bunga berwarna hijau, berujung tumpul, dan ruas di bawahnya sedikit membengkak, sedang bakal daun berwarna merah dan berujung lancip.
C. Tipe-Tipe Cengkeh Di Indonesia banyak sekali ditemukan tipe-tipe cengkeh dan diantara satu dengan yang lainnya sulit dibedakan. Misalnya cengkeh tipe ambon, tipe raja, tipe indari, tipe dokiri, tipe cengkih afo, dan tipe tauro. Perkawinan antara berbagai tipe itu membentuk tipe baru yang sulit digolongkan. Untuk mempermudah pengenalan, cengkeh di Indonesia dapat digolongkan menjadi empat jenis, yaitu si putih, si kotok, zanzibar, dan ambon.
1. Si Putih
Daun berwarna hijau muda (kekuningan) dengan daun relatif besar. Cabang-cabang yang utama mati
sehingga percabangan seolah baru dimulai pada ketinggian 1,5-2 m dari permukaan tanah. Cabang dan daun jarang sehingga kelihatan kurang rindang. Mahkota berbentuk bulat atau agak bulat, relatif besar dari si kotok dengan jumlah bunga pertandan kurang dari 15 kuntum. Bunga masak tetap berwarna hijau muda. Atau putih tidak berubah menjadi kemerahan. Tangkai bunganya relatif panjang, mulai berproduksi umur 6,5-8,5 tahun sejak disemaikan. Produksi kualitas bunganya rendah.
2. Si kotok
Daun pada awalnya berwarna hijau muda kekuningan kemudian berubah menjadi hijau tua dengan permukaan atas licin dan mengkilap. Helaian daunnya agak langsing dengan ujung agak membulat cabang yang utama tetap hidup sehingga percabangannya kelihatan rendah sampai permukaan tanah. Ruas daun dan cabang rapat serta rimbun. Mahkota bunga berbentuk piramid atau silindris. Bunganya relaitif kecil dibandingkan dengan si putih, bertangkai panjang, jumlah bunga 20-50 kuntum pertandan. Mulai berbunga pada umur 6,5-8,5 tahun. Bunganya berwarna hijau ketika masih muda dan menjadi kuning saat matang dengan pangkal bertwarna merah. Adaptasi dan produksinya lebih baik daripada si putih, tetapi lebih rendah daripada zanzibar. Cengkeh tipe sikotok ini termasuk tipe cengkeh dengan kualitas sedang.
3. Tipe Zanzibar
Tipe ini merupakan cengkeh terbaik karena mempunyai daya adaptasi yang luas, berproduksi tinggi, berkualitas baik, sehingga sangat dianjurkan untuk dibudidayakan. Daun pada mulanya berwarna merah
muda kemudian berubah menjadi hijau tua mengkilap pada permukaan atas dan hijau pucat memudar pada bagian bawah. Pangkal tangkai daun berwarna merah. Bentuk daunnya agak langsing dengan bagian terlebar tepat di tengah. Ruas daun dan percabangannya rapat merimbun. Cabang utama yang pertama hidup, sehingga tajuknya raqpat dengan permukaan tanah. Sudut-sudut cabangnya lancip (kurang dari 45o) sehingga mahkotanya berbentuk kerucut. Tipe ini mulai berbunga pada umur 4,5-6,5 tahun sejak disemaikan. Bunganya agak langsing, bertangkai pendek, ketika muda berwarna hijau dan berubah menjadi kemerahan setelah matang petik. Percabangan bunaga banyak dengan jumlah bisa lebih dari 50 kuntum per tandan.
4. Tipe Ambon
Tipe cengkeh ini tidak dianjurkan untuk ditanam karena produksi dan daya adaptasinya rendah, serta kualitas hasil yang kurang baik.daun muda berwarna hijau muda atau merah muda, lebih muda daripada daun tipe zanzibar. Permukaan atas daun berwarna hijau tua dan kasar,sedangkan bagian bawahnya berwarna hijau keabu-abuan. Daunnya agak lebarkira-kira 2/3 kali panjangnya. Cabang dan daunnya jarang sehingga kurang rimbun. Mahkota agak bulat atau bulat, bagian atas agak tum pul, sedangkan bagian bawahnya agak meruncing. Cabang-cabangnya mati sehingga seolah percabangannya mulai pada ketinggian 1,5-2 m. Tipe ini mulai berbunga pada umur 6,5-8,5 tahunsejak disemaikan. Bunganya gemuk dan bertangkai panjang, berwarna hijau saat muda, dan kuning pada saat matang petik.percabangan bunganya sedukit dengan jumlah bunga kurang dari 15 kuntum pertandan.
BAB III KERUSAKAN BAHAN MAKANAN
A. Jenis-Jenis Kerusakan Cengkeh 1. Kerusakan berdasarkan penyebabnya : a. Kerusakan mikrobiologis
Kerusakan mikrobiologis terjadi akibat aktivitas mikroorganisme yang biasnya bersifat pembusuk atau patogen. Sehingga cengkeh yang disimpan biasanya timbul jamur yang dapat menurunkan mutu cengkeh dan dapat pula membahayakan bagi kesehatan. b. Kerusakan kerusakan mekanis Kerusakan cengkeh bisa terjadi arena terjadi benturan, guncangan atau tertindih. Sehingga cengkeh kering dapat hancur karena perlakuan tersebut. c. Kerusakan fisik Kerusakan fisik terjadi apabila cengkeh telah disimpan melampaui batas simpan optimalnya. Selain itu cengkeh juga mengalami penyusutan bobot atau mutunya akibat penanganan pasca panen yang tidak memadahi. d. Kerusakan fisiologis dan biologis Kerusakan fisiologis terjadi karena terdapat reaksi metabolisme oleh enzim-enzim yang terdapat dalam cengkeh tersebut.sedangkan kerusakan biologis terjadi karena serangan serangga dan hama pengerat atau hewan lain. e. Kerusakan kimiawi Kerusakan kimiawi bisa terjadi akibat dari panas atau suhu tinggi. Misalnya dalam pengeringan cengkeh. Pada saat pengeringan kandungan bahan kimia yang terkandung di dalam cengkeh mengalami perubahan.
2. Kerusakan cengkeh berdasarkan waktunya : Jenis kerusakan cengkeh dapat dibagi menjadi empat : a. Kerusakan pada saat pemanenan. Kerusakan pada saat pemanenan dapat terjadi misalnya, pada saat pemanenan bunga cengkeh telah mekar sehingga pada saat cengkeh siap jual mutunya turun.
b. Kerusakan pada saat pengolahan Kerusakan pada saat pengolahan terjadi pada tahap-tahap pengolahan cengkeh. Kerusakan ini dapat berupa kerusakan karena batang patah, bunga terbuka karena proses pengeringan, kerusakan karena
pada saat proses pengeringan yang tertunda misalnya cengkeh terserang jamur dan bakteri. c. Kerusakan pada saat penyimpanan Pada saat penyimpanan tidak jarang terjadi kerusakan. Hal ini terjadi karena syarat penyimpanan tidak terpenuhi sehingga mutu cengkeh turun. Misalnya, cengkeh terserang jamur karena tempat penyimpanan lembab, cengkeh dimakan serangga, dan cengkeh patah karena tempat meletakkan karung cengkih kurang teratur. d. Kerusakan pada saat pendistribusian Kerusakan pada saat pendistribusian dapat terjadi karena selama proses pengangkutan terjadi benturan atau peletakan karung yang saling tumpang tindih dapat membuat cengkeh menjadi hancur.
BAB IV PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN
A. Syarat Penyimpanan Untuk syarat dalam penyimpanan cengkeh antara lain : 1. Bahan Dari segi bahan sendiri sebelum proses penyimpanan diperlukan penangan yang membuat bahan menjadi siap untuk disimpan agar bahan selama proses penyimpanan bahan tidak mengalami banyak kerusakan yang dapat menurunkan mutunya. Hal yang perlu diperhatikan dari segi bahan dalam penyimpanan cengkeh anatara lain : a. Kadar air Kadar bahan yang baik untuk penyimpanan cengkih yaitu berkisar antara 12%-14%. Dalam kadar air 12%-14% mikroorganisme sulit berkembang biak karena dalam perkembangannya mikroorganisme membutuhkan air. Selain itu apabila kedar kurang dari 12% maka cengkeh akan mudah patah selama penyimpanan sehingga dapat mengurangi mutu cengkeh. b. Mutu cengkeh Cengkeh yang mempunyai mutu yang baik selama penyimpanan tingkat mutunya tidak akan mengalami banyak penurunan dibandingkan dengan cengkeh yang sebelum penyimpanan sudah bermutu kurang baik. Karena selama proses penyimpanan mungkin terjadi perubahan-perubahan yang dapat menimbulkan pengurangan mutu pada cengkeh. c. Bentuk produk cengkeh Perlu diperhatikan dalam penyimpanan cengkeh yaitu bentuk produknya. Misal produk cengkeh kering biasa dengan cengkeh yang berupa bubuk. Perbedaan bentuk mempengaruhi penangan dalam
penyimpanan. Misalnya cengkeh dalam keadaan utuh atau batangan diasimpan dalam karung goni sedangkan cengkeh yang sudah dalam bentuk bubuk disimpan dalam kemasan yang kedap air dan udara.
2. Ruangan penyimpanan Dalam ruang penyimpnan perlu diperhatikan beberapa faktor : a. Lantai Lantai dalm penyimpanan cengkeh sebaiknya gerupa lantai semen atau lantai keramik. Karena dengan lantai keramik dapat mengurangi kelembaban ruangan penyimpanan tersebut. Di atas lantai dibuat parapara dari balok kayu yang kuat setinggi 25-30 cm kemudian karung beserta cengkehnya disusun diatasnya. Selain itu apabila lantai tempat penyimpanan terbuat dari tanah memungkinkan perkembangan mikroorganisme yang dapat berkembang dengan cepat dalam gudang penyimpanan. b. Dinding Sebiknya dinding dalm penyimpanan cengkeh terbuat dari beton. Karena dengan dinding yang terbuat dari beton dapat mengurangi binatang yang masuk dalam riangan penyimpanan. c. Ventilasi Ventilasi diperlukan dalam penyimpanan cengkeh karena dengan adanya ventilasi dapat mengontrol kelembaban ruangan penyimpanan. Sehingga keadaan cengkeh dalam gudang benar-benar terjaga dari kelembaban yang dapat menyebabkan kerusakan. d. Langit-langit Langit-langit dalam gudang penyimpanan sebaiknya dipergunakan karena jika tidak ada langit-langit mungkin serangga dan pengerat seperti tikus dapat masuk kegudan dan merusak semua bahan yang disimpan dalam gudang.
3. Kemasan Dalam penyimpanan diperlukan penyesuaian kemasan terhadap barang yang disimpan. Misalnya untuk cengkeh batangan kering disimpan dlam karung goni yang berpori. Sedangkan cengkih dalam bentuk bubuk disimpan dalam kemasan yang kedap air dan udara. Penangan yang tepat dalam penyimpanan dapat memperlama usia penyimpanan. 4. Sistem Dalam penyimpanan perlu diperhatikan sistem First In Frist Out (FIFO). Sitem ini adalah sistem yang berprinsip pada barang yang masuk ke gudang terlebih dahulu maka akan dikeluarkan juga lebih dulu.
Dengan sistem ini maka kedaan barang yang disimpan akan selalu berganti-ganti setiap ada permintaan dan stok barang yang masuk kegudang.. 5. Kebersihan Kebersihan gudang penyimpanan perlu dijaga agar keadaan barang yang disimpan tetap dalam kualitas yang baik tanpa terpengaruh oleh bakteri atau mikroorganisme yang tumbuh akibat kebersihan gudang penyimanan yang kurang dijaga.
B. Metode Penyimpanan Metode dalam penyimpanan cengkeh yaitu metode penyimpanan kering, disimpan dalam gudang dengan memperhatikan syarat penyimpanan. Penyimpanan kering ini dimaksudkan agar kadar air pada cengkeh tetap stabil antara 12-14% sehingga mikroorganisme sutit berkembang biak dan rusaknya cengkeh akibat kadar air rendah dapat dihindari. Penyimpanan cengkeh dilakukan dengan cara dimasukkan kedalam karung goni kecil berkapasitas 30-40 kg atau karung besar berkapasitas 50-60 kg kemudian dijahit zigzag. Cengkeh yang akan diekspor dibungkus dengan karung rangkap. Sementara untuk penyimpanan dan digunakan untuk dalam negeri menggunakan karung goni tunggal. Cengkeh yang mempunyai mutu yang baik apabila disimpan lebih dari enam bulan justru menjadi lebih baik, dan beratnya tidak menyusut. Tetapi jika terlalu lama menyimpan juga dapat menyebabkan berkurangnya aroma cengkeh.
C. Tujuan Penyimpanan Tujuan penyimpanan antara lain untuk : 1. Memberi waktu agar hasil panen cukup siap untuk dipergunakan, untuk menimbulkan aroma yang lebih harum . 2. Mempertahankan produk cengkeh agar tetap dalam kualitas yang baik sampai bahan tersebut dikonsumsi. Untuk mencapai tujuan ini sering cengkeh diperlakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan pengeringan, cara ini akan menaikan tekanan osmose cairan bahan, tetapi bila menggunakan sinar matahari akan membunuh bakteri patogen dengan adanya sinar ultra violet. 3. Menaikan nilai ekonomis hasil cengkeh, sebab dengan jalan menyimpan kita dapat menjual pada saat penawaran kecil permintaan besar, yaitu pada saat hasil tanaman itu langka dan konsumen banyak. Sesuai dangan hukum ekonomi penawaran kecil permintaan besar maka harga bahan akan naik, sedang bila penawaran besar permintaan kcil harga akan turun. Peristiwa yang terakir terjadi pada saat musim panen. 4. Menjaga warna, tekstur, aroma, dan rasa cengkeh agar tetap dan tidak berubah sebelum dijual. 5. Menghindari serangan jamur dan bakteri. Dengan penyimpanan diharapkan cengkeh dapat terhindar
dari jamur dan bakteri yang dapat merusak cengkeh sehingga mutu jualnya turun. 6. Menghindari serangga dan pengerat. Dengan dibuat gudang yang telah memenuhi persyaratan diharapkan serangga dan pengerat tidak dapat mauk ke gudang dan merusak hasil simpanan cengkeh. 7. Menjaga komposisi kimia seperti kadar air dan nilai gizi agar tetap konstan selama masa penyimpanan.
D. Tanda-Tanda Kerusakan Kerusakan cengkeh ditandai dengan : 1. Rapuhnya bunga cengkeh sehingga ketika cengkeh dipegang akan mudah hancur. 2. Pada permukaan cengkeh terdapat jamur yang membuat permukaannya tidak berwarna coklat utuh tetapi terdapat bercak-bercak hitam atau putih. Dan apabila dipegang meninggalkan serbuk di tangan. 3. Mahkota dan benang sarinya mulai terlepas dari batang. 4. Aroma dan kepedasan cengkeh mulai berkurang.
BAB V PENUTUP
A. Simpulan 1. Dalam penyimpanan cengkeh perlu diperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hasil dari penyimpanan. 2. Dalam penyimpanan cengkeh diperlukan syarat, dan metode penyimpanan agar cengkeh yang disimpan bisa tahan lama dan kualitasnya tidak turun selama penyimpanan. 3. Pasca panen dapat mempengaruhi kualitas cengkeh selama penyimpanan. 4. Penyimpanan sangat diperlukan untuk mempertahankan mutu dan untuk meningakatkan nilai ekonomis hasil tanaman.
B. Saran 1. Alam Indonesia yang sangat potensial untuk budidya cengkeh perlu dikembangkan untuk mendapatkan tambahan penghasilan bagi negara. 2. Pemberian bibit cengkeh yang berkualitas baik terhadap petani cengkeh agar dapat meningkatkan produksi cengkeh 3. Memberikan kredit pada petani untuk menmbah modal sebagai sarana pengembangan usahanya.
4. Penanganan pasca panen cengkeh sebaiknya memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi mutu cengkeh yang dihasilkan. 5. Pemberian penyuluhan terhadap petani mengenai cara, dan metode penyimpanan cengkeh sehingga para petani dapat mengetahui cara yang benar dalam penyimpanan cengkeh tanpa mengalami kerugian akibat dari penyimapanan cengkeh. 6. Cengkeh yang masuk penyimpanan terlebih dahulu maka harus didistribusikan terlebih dahulu. 7. Menghindari faktor-faktor yang dapat menyebabkan kerusakan selama penyimpanan. DAFTAR PUSTAKA
AAK. 1973. Bagaimana Menanam Cengkeh. Yog yakarta: Yayasan Kanisius ------. 1984. Petunjuk Bercocok Tanam Cengkeh. Yogyakarta: Yayasan Kanisius BRA, Mooryati Soedibyo. 1998. Alam Sumber Kesehatan Manfaat dan Kegunaan. Jakarta : Balai Pustaka Deptan. 2007. Cengkeh. Available From: Http://agribisnis.deptan.gi.id Martoredjo, T. 1984. Ilmu Penyakit Lepas Panen. Jakarta: Ghalia Indonesia Nasiyanti, Sri. Daniarti. 2004. Budidaya dan Penanganan Pasca Panen Cengkeh. Jakarta: Penebar Swadaya Staf Kebun Cengkeh Banaran. 1984. Cengkeh. Yogyakarta: Yayasan Kanisius Wikipedia. 2006. Cengkeh. Available From: Http://en.wikipedia.org/wiki/intelegence BI. 2007. Cengkeh. Available From: www.bi.go.id
Diposkan oleh toorest di 21.44 Label: Ilmu