KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah, karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam tugas Critial Book Report ini kami mengkritik buku yang berjudul “Perbaikan sistem kelistrikan Otomotif ”, ”, salah satu mata kuliah dasar yang sangat penting bagi seseorang mahasiswa yang mengambil Teknik Otomotif Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman tentang bagaimana mengkritik suatu buku, dan menyelsaikan tugas yang diberika Dosen kepada Kelompok ini. , Kami menguapkan Terima Kasih karena kami selalu mendapatkan bimbingan,arahan, dari Dosem pengampu Bapak Drs. Suherman, M.Pd terima kasih yang dalam-dalamnya kami sampaikan kepada : Drs.Suherman Mpd, selaku dosen mata kul iah “Listrik dan Elektronika Dasar”. Kami sadar Tugas ini masih jauh dari Kata sempurna, Kiranya dapat dimaklumi, Sekian dan Terima kasih.
Medan,... Mei, 2017
Penyusun,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................ .................................................................. ............................................ ...................................... ................ DAFTAR ISI ........................................... ................................................................. ............................................ ............................................ ............................... ......... BAB I PENDAHULUAN ............................ .................................................. ............................................ ............................................ ........................... ..... 1.1 Rasionalisasi Pentingnya CBR ............................................................ ........................................................................ ............ 1.2 Tujuan Penulisan CBR ......................... ............................................... ............................................ ...................................... ................ 1.3 Manfaat CBR C BR ......................................... ............................................................... ............................................. ................................... ............ 1.4 Identitas Buku Yang Y ang Dikritik........................ Dikritik.............................................. ............................................ ............................. ....... BAB II ISI BUKU .......................................... ................................................................. ............................................. ............................................. ....................... 2.2 Ringkasan Buku Yang di Kritik ......................................... ............................................................... ............................... .........
BAB III PENILAIAN TERHADAP BUKU ........................ ............................................... .............................................. ....................... 3.1 KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BUKU ................................................... ...................................................
BAB I PENDAHULUAN A. Rasionalisasi pentingnya CBR Critical Book Review bertujuan mengkaji sebuah buku bacaan atau buku pelajaran yang telah selesai dibaca. Alasan mengapa harus dilakukan critical book review adalah untuk mengetahui sejau mana kita memahami isi buku tersebut, kemudian kita dapat membandingkan kelebihan dan kekurangan dari buku tersebut.
B. Tujuan penulisan CBR Alasan dibuatnya critical book review ini adalah untuk: 1. Penyelesaian tugas Mata kuliah Kelistrikan dan Elektronika Otomotif. 2. Untuk memperluas wawasan tentang Kelistrikan dan Elektronika Otomotif. 3. Mengetahui isi bacaan Buku yang dikritik. 4. Membandingkan kan Buku yang dikritik dengan teori teori yang ada maupun Buku yang sejenis.
C. Manfaat CBR Manfaat dari critical book review ini adalah: 1. Menambah pengetahuan Tentang Kelistrikan dan Elektronika Otomotif. 2. Meningkatkan kemampuan menemukan inti sari suatu buku, kemampuan membandingkan buku dengan buku lainnya dengan baik. 3. Melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh setiap bab dari buku pertama dan buku kedua.
D.Identitasbuku yang dilaporkan
Judul
PEMBELAJARAN Edisi : Pengarang/ (Editor, jikaada) : Ir. LB Pakpahan Drs. Sukir Penerbit : Kota terbit :Medan Tahunterbit : 1999 ISBN :
: PERBAIKAN SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIF
I. Komposisi Dari Benda Benda Suatu Benda bila kita bagi kita akan mendapatkan suatu partikel yang disebut Molekul, dan bila kita bagi lagi akan mendapatkan beberapa Atom. Semua atom terdiri dari inti yang dikelilingi oleh partikel partikel tipis yang biasa disebut dengan elektron elektron. Inti terdiri dari Proton dan Neutron dalam jumlah yang sam, Kecuali atom Hidrogen yang kekurangan Neutron. Tipe tipe Listrik dan Sifatnya Ada dua tipe Listrik yaitu: Listrik statis dan listrik dinamis dibagi menjadi arus Searah( DC/Direct Current) dan arus bolak balik (AC/Alternating Current) 1. Listrik Statis Bila sebatang kaca digosok dengan kain sutra menjadi bermuatan listrik. 2. Listrik Dinamis Listrik Dinamis adalah suatu keadaan dimana terjadinya pergerakan dan elektron elektron bebas melalui suatu konduktor. II.Arus Listrik Bila kita menghubungkan battery dan lmpu dengan kabel tembaga maka lampu akan menyala. Arus listrik mengalir dari positif ke negatif, tetapi elektron mengalir dari negatif ke positif. Kejadian kejadianyang disebabkan oleh arus listrik Pembangkitan Panas, Aksi kimia yang terjadi pada elektrolit Pembangkitan Magnet
Menggunakan Dan Merawat Peralatan Perbaikan Sistem Kelistrikan Otomotif A. Batere starter tester Batere stater tester berfungsi mngetes atau menguji baterai starter B. Coil Condensor Ohm Tester Berfungsi untuk mengukur tahanan coil dan condensor. C. Voltage Ampere Tester Voltage-Ampere tester berfungsi untuk mengukur beda potensial dan arus dalam suatu rangkaian kelistrikan Nama bagian bagiannya: Voltage selector switch Load resistance adjust knob Volatgee test lead clip Current test klip Push-button switch D. Distributor Test Bench Distributor test bench berfungsi untuk menguju kondisi distributor dalam sistem pengapian. Hal hal yang perlu diperhatikan sebelum pengoperasian AC power source switch dalam posisi OFF DC power source switch dalam posisi OFF Rotation direction switch dalam posisi OFF atau Switch berada ditengah Cam angle advancer and coil charging switch dalam posisi OFF atau switch berada ditengah. Knop for charging speed handle menunjuk ke DEC(Handle diputar ke arah kiri) Semua harus dalamkeadaan nrmal, sumber tenaga AC 50 V/60 HZ Masing masing Alat pada engine Tester berfungsi: a. Vacuum Gauge Berfungsi untuuk mengukur kevakuman intake manifold, mendeteksi kebocoran komprsi dari gasket kepala silinder atau gasket manifold b. Tachometer dan Dwell Meter
Digunakan untuk mengukur putaran(rpm) mesin bensin, sendangkan dwell angle untuk mengukur sudut menutup dari cam breaker point. c. Timing Light Berfungsi untuk mengukur saat pengapian(ignition timing) pada mesin bensin. Cara Mengoperasikan Dwell-Tach-Point Tester 1. Mengukur Putaran(rpm) Engine Langkanya: Hidupkan mesin Pasangkan dweel-tach-point Arahkan saklar keposisi tach Baca hasil pengukuran Stel rpm engine sesuai dengan spesifikasi 2. Mengukur Dweel Angle Langkahnya: Hidupkan engine Pasang Dweel –tach – Pont Arahkan saklar ke arah Dweel Baca hasil pengukuran Stel Dwell angle sesuai spesifikasi 3. Menyetel Point Langkahnya: Hidupkan Engine Pasangkan Dweel-Tach-Point Arahkan saklar ke posisi PT RES Bacalah hasil pengukuran BAB II Memperbaiki Kerusakan Pada sistem Motor Starter A. Fungsi Motor Starter Berfungsi sebagai alat yang mengubah tenaga listrik menjadi tenaka mekanik. Mesin tidak dapat begitu saja langsung hidup, untuk hal tersebut dibutuhkan tenaga luar yang memutarkan poros engkol agar mesin mulai bekerja
Komponen Komponen Utama Motor Starter Dan Fungsi Masing masing Komponen 1. Yoke Assy Yoke, yang berfungsi untuk menopang pole core Pole core berfungsi menopang field coil dan memperkuat medan magnet Brush positif, yang befungsi untuk menghubungkan arus dari field coil ke armature Field Coil berfungsi untuk membngkitkan medan magnet 2. Armature ASSY Armature berfungsi untuk merubah energi listri k menjadi energi mekanik Terdiri dari: > Armature coil >Armature core > Armature shaft >Commutator >Helical Spline 3. Brush Holder& Brush Negatif Brush holder berfungsi sebagai pemegang brush. Brush negatif berfungsi untuk meneruskan arus dari armature coil ke massa
4. Starter Cluch Berfungsi: Meneruskan putaran armature ke flywheel Mencegah terjadinya perpindahan putaran mesin ke armature. Starter Clucth terdiri dari: Outer barrel/clucthhousing Clutch roller Inner barrel/inner race Pinion gear Spring Spline tube Cara Kerja: Inner race berputar lebih cepat dari outer barrel, sehingga clutch roller terdorong kebidang yang sempit oleh spring, dan menyebabkan outer barrel(armature) memutarkan inner barrel(pinion gear) melalui clutch roller.>(Saat Start) Ring gear flywheel memutarkan pinion gear , sehingga inner barrel berputar lebih cepatdari outer barrel yang menyebabkan clutch roller terdorong kebidang yang lebih besarmelawan tegangan spring, akibatnya inner barrel tidak berhubungan dengan outer barrel untuk mencegah perpindahan putaran mesin ke armature. 5. Magnetic Switch Berfungsi: Mendorong pinion gear berhubungan dengan flywheel Memungkinkan arus yang besar dari battery mengalir k e motor starter(sebagai relay) Terdiri dari: Pull in coil Hold in coil Contact plate Main terminal(terminal 30) Connecting terminal(terminal C) Plunger Return Spring Stud Bold Karakteristik Motor Starter Makin besar arus yang digunakan oleh motor starter, makin besar momen puntir yang dibangkitkan morot. Makin cepat motor, makin besar gaya electromotive yang dibangkitkan armature coil dan makin kecil arus yang mengalir. Cara Kerja rangkaian Sistem Starter 1. Kunci kontak Start Terjadi kemagnetan pada Pull in Coil dan Hold in coil yang menarik plunger melawan tegangnan return spring. Saat ini motor berputar lambat agar perkaitan gigi lembut. Motor berputar lambat karena arus listrik yang ke motor starter harus melewati pull in coil 2. Pinion Gear Berhubungan dengan Ring Gear Flywheel Kemagnetan hanya terjadi pada hold in coil yang menahan plunger yang menghubungkan terminal 30 dan terminal C melalui contact plate, sehingga arus yang mengalir ke motor menjadi besar dan motor berputar dengan momen y ang besar. Pada pull in coil tidak terjadi kemagnetan karena tidak ada beda potensial.. 3. Saat Kunci kontak On
Kemagnetan pada pullin voil dan hold in coil hilang karena saling meniadakan sehingga plunger kembali keposisi semula terdorong oleh return spring. Arus yang kemotor terputus sehingga motor berhenti berputar. Mendiagnosa kerusakan motor tidak dapat atau sukar di starter Gejala Pada waktu kunci kontak starter diputar, motor starter tidak bekerja tetapi hanya terdengar bunyi tumbukan disekitar motor starter . Kerusakan Kerusakan pada komponen dinamo starter. Penyebab Gigi pinion terjepit diantara gigi-gigi pada roda gaya sehingga mengakibatkan kerusakan pada dynamo starter. Tuas ungkit atau kembali rusak sehingga gigi piniom dynamo starter tidak kembali pada posisi semula. Perbaikan Lepas dynamo starter dari dudukannya, lalu lakukan pembongkaran pada komponen dan lakukan perbaikan pada gigi pinion mungkin terjadi kerusakan pada poros gigi pinion jika kerusakan tersebut sudah parah segera lakukan penggantian agar tiada merembet pada komponen yang lainya. Lakukan pemeriksaan pada tuas pengembali apa bila tuas pengembali rusak atau aus maka lakukan penggantian. BAB III MEMPERBAIKI KERUSAKAN PADA SISTEM PENGISIAN BATERAI Nama Nama Komponen Kunci kontak Baterai Altenator Voltage regulator Sistem Pengisian Berfungsi Untuk Mengisi Arus listrik ke Baterai Mensuplai arus listrik keseluruh sistem kelistrikan setelah mesin hidup. Ada 2 tipe sistem pengisian: Generator yang berfungsi untuk menghsilkan arus searah> Digunakan mulai awal tahun 60an Altenator yang berfungsi untuk menghasilkan arus bolak balik . Alasan menggunakan altenator yang secara umum digunakan pada saat ini: Konstruksi lebih kecil dan tahan Lama o Mampu menghasilkan arus output saat kecepatan idle. o Komponen komponen Altenator: - Pulley - Colling fan - Drive and frame - Stator core - Stator coil - Brush(sikat) - Brush holder - Rectier - Rear and frame - Rotor coil - Rotor core
Rotor Berfungsi untuk membangkitkan medan magnet. Terdiri dari: o Rotor coil o Rotor core o Slip ring Rotor shaft o Stator Berfungsi untuk membangkitkan arus listrik bolak balik. Terdiri dari: o Stator coil o Stator core Pulley Berfungsi untuk menerima tenaga mekanis dari mesin untuk memutar rotor.Rasio pulley altenator tehadap pulley mesin adalah 1,8-2,2 : 1 END frame Berfungsi untuk pemegang bagianbagian altenator. Pada END frame terdapat lubang ventilasi untuk tempatmengalirnya udara pendingin. Rectifier Berfungsi untuk, merubah arus AC menjadi DC Rectifier terdiri dari 3dioda positif, 3 dioda negatif, dan dioda holder. Dioda holder berfungsi untuk meradiasikan panas dan mencegah diada panas. Prinsip Dasar: Hukum Faraday : Bila sebuah konduktor digerakkan didalam medan magnet, maka akan timbul arus induksi pada konduktor tersebut.
Hukum Tangan Kanan Fleming: Apabila sebuah penghantar bergerak keluar memotong garis gaya magnet, maka gaya gerak listrik akan mengalir dari kanan kekiri. Arah gaya g arak listrik dapat diketahui dengan menggunakan hukum tangan kanan Flemi ng, dimana jari telunjuk menunjukan arah fluksi magnet, ibu jari menunjukkan arah gerakan konduktor dan jari tengan menunjukkan arah arus induksi. Prinsip Kerja Altenator Altenator membangkitkan Arus listrik dengan cara memutarkan magnet listik(rotor coil) didalam kumparan(stator coil) REGULATOR Tegangan yang dihasilkanoleh Altenator bervariasi tergantung dari kecepatan Putatan dan banyaknya Beban. Untuk itulah digunakan regulator yang berfungsi untuk menjaga tegangan o utput altenator tetap konstan. 1. Touble Shooting Pada Sistem Pengisian Dan Cara Mengatasinya Pada sistem pengisian regulator alternator type konvensional sering terjadi permasalahan atau trouble shooting yang disebabkan kerusakan atau kurangnya perawatan komponen sistem pengisian akibat komponen pengisian bekerja secara terus menerus ataupun usia yang sudah tua sehingga kemagnetan pada regulator berkurang. 1. Tidak Ada Pengisian Faktor yang dapat menyebabkan tidak adanya pengisian adalah : 1. V belt putus Komponen V belt erat sekali hubunganya dengan kerja alternator. Karena alternator akan berputar apabila mesin berputar, dipindahkan melalui tali kipas ke alternator. Apabila tali kipas putus,
otomotis alternator tidak akan berputar. Akibatnya tenaga listrik tidak dapat dibangkitkan oleh altenator walaupun pada rotor cil terjadi kemagnetan yang cukup sesuai besarnya arus yang mengalir. Karena arus dari IG tetap mengalir ke rotor coil dan terus ke masa. Disamping itu putusnya tali kipas yang menyebabkan kerusakan atau t rouble pada sistem lainya seperti sistem pendingin mesin dan water pump tidak akan berputar tanpa adanya tali kipas ini, dengan mengganti v belt yang baru dan defleksi belt baru 5 – 7 mm dan belt yang lama 7 – 8 dengan gaya tarik 10 kg. 1. Voltage regulator rusak Bagian-bagian voltage regulator yang dapat menyebabkan sistem pengisian tidak akan bekeja adalah : Arus IG tidak ada Dalam hal arus IG tidak ada, maka masukan rotor coil melalui fuse engine. contack point terus ke rotor, juga tidak ada. Akibatnya pada rotor coil tidak akan timbul kemagnetan, sehingga alternator tidak dapat dmenghasilkan tenaga listrik, walaupun alternator tetap berputar. Ada beberapa penyebab yang dapat mengakibatkan arus IG t idak ada. Misalnya ignition switch joinya rusak atau ebonitnya pecah dan fuse IG putus. Apabila tejadi seperti tidak mungkin lampu CHG akan mati atau padam saat kunci kontak ON saat mesin mati. Untuk mengatasi masalah ini, jika ignition switch join rusak, ganti dengan yang baru. Dan jika ebonitnya pecah atau fuse IG putus, juga harus dilakukan dengan penggantian yang baru. Untuk pemeriksaan regulator dengan menggunakan ohmmeter, ukur antara tahanan teminI IG dan F.
Tahanan (voltage Regulator) Bebas
:0Ω
Tertarik : kira-kira 11Ω Resistor putus dan kontak point terbakar Jika resistor pada regulator dan contack point terbakar akan mengakibatkan arus yang mengalir ke rotor coil tidak ada. Karena pada putaran mesin rendah, arus seharusnya mengalir melalui contack point dan bila putaran mesin naik, maka point akan tebuka akibat gaya kemagnetan pada kumparan voltage regulator. Maka arus yang mengalir ke rotor coil pasti melewati resistor. Tetapi resistor putus, akhirnya arus tidak akan mengalir, akibatnya rotor coil tidak dapat menghasilkan kemagnetan untuk membangkitkan tenaga listrik setelah rotor berputar. Jadi jelas apabila tidak ada arus yang mengalir ke rotor, baik yang disebabkan oleh putusnya resistor maupun karena contack point terbakar, maka alternator tetap tidak dapat membangkitkan tenaga listrik.
1. Alternator rusak Bagian-bagian alternator yang dapat menyebabkan sistem pengisian tidak dapat bekerja atau tidak ada pengisian adalah : Rotor coil putus Tenaga listrik akan dihasilkan apabila terjadi pemotongan garis gaya magnet oleh konduktor atau sebaliknya. Apabila dalam hal ini rotor coil putus, akibat solderan pada slip ring leleh atau hal lain maka arus tidak akan mengalir, sirkuit listriknya tidak tertutup yang berarti di rotor coil tidak terjadi kemagnetan. Dengan demikian walaupun rotor berputar dan memotong stator coil, maka jelas alternator tidak akan membangkitkan tenaga listrik. Jadi kata lain tidak ada pengisian pada
sistem pangisian. Untuk mengatasi masalah ini, ganti rotor coil dengan yang baru, atau dapat juga mendapat sebuah lilitan yang sama ukuran dengan jumlahnya sesuai dengan yang aslinya. Brush habis Panjangnya brush akan menentukan persinggungan brush dengan slip ring. Selanjutnya persinggungan tersebut erat sekali hubungannya dengan arus yang mengalir ke rotor coil. Besar kecilnya arus yang mengalir pada kumparan tersebut. Apabila brush tersebut habis penekanan brush terhadap slip ring menjadi berkurang.
Jadi arus yang ke rotor coil tidak dapat mengalir sempurna, akibatnya kemagnetan di rotor tidak ada sama sekali. Sistem pengisian tidak dapat bekerja (tidak ada pengisian). Untuk mengatasi masalah ini, ganti brush dengan yang baru. Stator coil putus Bila gulungan stator coil ada yang putus tidak akan terjadi pengisian. Hal ini akan banyak tergantung pada beberapa banyak gulungan pada stator coil yang putus atau short. Jika dalam stator coil ada yang putus, berarti panjang konduktor tersebut akan berkurang dari panjang sebenarnya. Dengan demikian akan mempengaruhi besarnya tegangan yang dihasilkan alternator. Bila tegangan yang dihasilkan alternator sama dengan baterai, maka pengisian tidak terjadi, karena tidak ada perbedaan potensial listrik atau tegangan baterai dengan tegangan altennator.
Diode putus, bocor atau short Diode berfungsi untuk menyearahkan arus yang dihasilkan oleh alternator sehingga dapat dipergunakan sesuai kebutuhan kendaraan. Apabila diode putus, m aka tenaga listrik yang dihasilkan oleh alternator tidak dapat disearahkan oleh diode yang menyebabkan GGL yang dibangkitkan oleh masing-masing stator tidak dapat dialirkan ke sirkuit. Akibatnya sistem pengisian tidak dapat bekerja sehingga t idak ada pengisian. Kemungkunan putus pada sambungannya.
1. Wiring dan sirkuit Disamping faktor-faktor sebelumnya, wiring juga dapat menyebabkan pengisian tidak bekerja, walaupun alternator dan regulator dapat bekerja dengan baik, bagian wiring dan sirkuit yang mengakibatkan kerusakan adalah : Fuse IG putus Bila fuse IG putus, berarti arus tidak dapat mengalir ke IG regulator ke rotor coil terus ke massa. Akibatnya rotor tidak menimbulkan kemagnetan, walaupun rotor berputar, alternator tidak dapat membangkitkan tenaga listrik, hal ini akan menyebabkan lampu tanda pengisian akan mati saat kunci kontak ON mesin mati dan lampu akan menyala bila mesin hidup. Jadi kalau sekering IG putus sistem pengisian tidak akan menghasilkan listrik dengan kata lain sistem pengisian tidak akan bekerja.
Terminal B lepas atau putus Lepasnya terminal B dapat menyebabkan tidak adanya pengisian dan tidak dapat mengalirnya tenaga listrik yang dihasilkan alternator ke baterai maupun ke sistem yang membutuhkan tenaga listrik, dan juga merusak diode (reIctifier). Karena dengan lepasnya terminal B, aliran listriknya akan tertahan.
Tertahannya arus listrik yang relatif lama dapat mengakibatkan temperatur melampaui batas maksimum,sehingga menyebabkan diode rusak atau terbakar. Socket voltage regulator lepas atau kotor Jika socket voltage regulator yang lepas atau kotor mengakibatkan hubungan masing-masing terminal tidak ada. Ini berarti arus IG putus, yang ke rotor coil pun tidak ada yang mengalir. Hal ini mengakibatkan pada rotor tidak ada yang mengalir, pada rotor pun tidak dapat mengahasilkan kemagnetan. Dengan demikian, alternator tidak dapat membangkitkan tenaga listrik, ini dapat dilihat dari lampu tanda pangisian tidak dapat bekerja normal, yaitu lampu charge akan padam terus, baik pada kunci kontak ON mesin mati maupun mesin hidup.
Resistance sikuit bertambah atau naik Jika terminal kotor dapat mempengaruhi arus yang menuju rotor coil yang tidak sempurna, karena besarnya resistance pada sirkuit tersebut akan bertambah besar. Akibatnya arus yang ke rotor coil akan kecil atau tidak mengalir sama sekali, sehingga output alternator tidak ada, jadi tidak akan ada pengisian.
Hubunghan massa kurang Jika hubungan massa (ground) dalam sirkuit pengisian kurang baik, maka membuat aliran dari tenaga output tidak normal, sehingga mengakibatkan semacam hambatan pada pengantar sirkuit tersebut. Hal ini akan mempengaruhi arus yang ke rotor coil menjadi tidak sempurna.
2. Pengisian rendah (under change) Apabila output sistem pengisian tidak mencapai spesifikasi tegangan minimum yaitu 13,8 volt, berarti sistem pengisian tidak bekerja dengan normal. Karena spesifikasi normal setiap sistem pengisian untuk mobil bensin adalah 13,8 – 14,8 volt. Dalam hal ini pengisian ke baterai sebagai pengganti arus yang terpakai dapat terpengaruh dalam waktu relatif singkat. Faktor-faktor yang menyebabkan pengisian rendah adalah Tali Kipas Ketegangan tali kipas dapat mempengaruhi besar kecilnya daya listrik yang dihasilkan.
Apabila tegangan tali kipas dibawah tegangan normal, disebabkan tali kipas kendor sehingga putaran yang dihasilkan menjadi tidak konstan, walaupun tegangan di rotor coil tetap tergantung pada output alternator E = B.I > v dalam hal ini berubah karena putaran tidak stabil adalah (v) dalam satuan waktu menjadi rendah. Voltage Regulator Kesalahan pada voltage regulator yang dapat menyebabkan pengisian rendah :
Penyetelan armature gap terlalu rendah Penyetelan pada armature gap terlalu rendah pada voltIage regulator dapat mempengaruhi besar kecilnya tegangan yang masuk ke terminal F terus rotor coil. Jika setelan rapat, walaupun kemagnetan dikumpulkan voltage pada kecepatan mesin rendah ke kecepatan menengah spring sudah tertarik, akibatnya memutuskan point P1 dengan point Po. Dengan demikian arus ke rotor
coil tidak lagi mengalir melalui contack point tersebut, sehingga arus yang mengalir ke alternator akan rendah pada setiap putaran yang mengakibatkan pengisian berkurang atau rendah. Point regulator terbakar atau kotor Hal yang sama akan terjadi bila point P1 (low speed side), Po (point gap) dan P2 (high speed side) kotor atau terbakar, akan mempengaruhi arus yang ke rotor coil tidak sempurna. Akibatnya kemagnetan yang ditimbulkan oleh rotor coil juga kecil. Hubungan kekuatan kemagnetan yang dihasilkan dengan jumlah gaya gerak listrik yang dapat dibangkitkan pada stator coil adalah sangat erat, karena manurut rumus tersebut biasanya nilai masing-masing unsure adalah berbanding lurus dengan jumlah listrik yang dibangkitkan. Jadi kalau kemagnetan kecil output alternator akan kecil pula.
Alternator Komponen pada alternator yang membangkitkan pengisian rendah adalah :
Slip ring kotor Apabila slip ring kotor dapat menakibatkan bertambahnya nilai tahanan ke rotor coil menjadi berkurang. Dengan demikian walaupun rotor berputar normal tetapi output yang dihasilkan alternator akan tetap rendah, karena kemagnetan tersebut erat hubungannya dengan besarnya arus yang dibangkitkan.
Rotor coil bocor Bocornya rotor coil dapat mempengaruhi pengisian, karena pada saat arus IG mengalir ke rotor coil sebagian ada yang ke massa akibat bocor, dengan demikian kemagnetan yang ditimbulkan jadi kurang, sehingga kecepatan memotong dan panjang konduktor tetap konstan, tegangan outputnya akan berkurang.
Pengertian tegangan berkurang disini tidak berarti dibawah tegangan minimum yahitu 13,8 Volt. Walaupun terjadi pengisian tetapi sedikit atau rendah, dalam hal ini lampu charge tidak menyala. Rectifier rusak Rectifier terdiri dari sejumlah diode yang berfungsi sebagai penyerah output alternator. Diode pada rectifier ada dua macam yaitu dioda positif dan diode negatif, diode tersebut dibuat dari beberapa bahan yang bersifat semi konduktor dan dapat rusak akibat panas yang berlebihan. Diode akan mengalirkan arus satu arah, tetapi kalau arus dapat mengalir kedua arah maka diode tersebut dinyatakan rusak akibatnya tegangan yang dihasilkan oleh alternator sebagian dialirkan kembali ke ground sehingga output menjadi rendah, dengan demikian pangisian baterai menjadi rendah.
1. Sirkuit pengisian atau wiring rendah Dalam pengisian rendah yang disebabkan oleh komponen wiring adalah : Socket kotor Kemungkinan socket kotor dapat mempengaruhi sistem pengisian , karena kotoran terminal akan menaikkan nilai tahanan pada socket, akibatnya jumlah arus yang mengalir pada sirkuit tersebut akan berkurang sehingga kemagnetan juga berkurang.
Berkurangnya kemagnetan tersebut sangat berpengaruh terhadap output yang dibangkitkan alternator, dengan demikian pengisian menjadi rendah. Hubungan massa kurang sempurna Hubungan massa kurang sempurna dapat terjadi karena terminal battery kotor atau banyak oksidasi. Akibatnya hubungan massa yang kurang baik itu menyebabkan nilai tahanan sirkuit bertambah besar. Berkurangnya arus tersebut dapat mengurangi kemagnetan pada rotor yang menyebabkan penurunan pengisian battery sehingga pengisian menjadi rendah.
1. Baterai Besar kecilnya tenaga listrik yang dapat dibangkitkan alternator bergantung pada besar kecilnya kemagnetan yang dihasilkan oleh rotor coil, sedang besarnya kemagnetan yang dihasilkan oleh rotor coil bergantung pada besarnya tegangan baterai yang masuk ke rotor. Faktor-faktor yang meyebabkan pengisian rendah pada baterai adalah Tegangan baterai lemah Jika tegangan bateri lemah, maka besar sekali pengaruhnya pada output alternator, karena besrnya tegangan masuknya baterai menentukan kemagnetan pada roto coil, apabila tegangan baterai lemah maka kemagnetan yang dihasilkan rotor coil akan lemah juga, sehingga pengisian menjadi rendah pula.
Terminal baterai kotor Terminal baterai yang kotor akan mempengaruhi besarnya arus yang mengalir untuk memberi rangsangan awal pada rotor coil, jika arus yang mengalir kecil akibat terminal kotor maka besarnya kemagnetan yang dihasilkan oleh rotor coil juga akan kecil akibatnya alternator menjadi rendah.
3. Pengisian Tinggi (over charge) Apabila output alternator di terminal B mengalami gangguan sepesifikasinya maksimum 15,5 volt maka pengisian dikatakan over charge atau terlalu tinggi. Pengisian terlalu tinggi dapat dilihat dari pemakaian elektrolit baterai yang cepat habis. Hal ini disebabkan karena bertambah besar output alternator, sehingga temperature elektrolitpun akan bertambah tinggi. Dengan demikian elektrolit akan lebih cepat menguap, akibatnya akan lebih cepat kering atau habis. 4. Timbulnya Suara Berisik pada altenator. Suara berisik pada alternator biasanya disebabkan oleh bearing sudah aus, sehingga menimbulkan suara yang berisik. Atau suara dencitan pada drive yang disebabkan karena longgarnya drive belt tersebut. Untuk mengatasi ini dengan mengganti bearing pada alternator yang sudah aus dan melakukan penyetelan pada drive belt dengan defleksi 7-11 mm pada gaya tekan 10 kg. 5. Lampu Pengisian Mengalami Gangguan Dalam system pengisian terjadi gangguan bila lampu pengisian menyala. Sering ditemukan system pengisian tidak normal pada mesin saat mesin tidak dapat distart karena battery terlalu lemah atau bila cahaya lampu berubah redup. Dalam segala masalah bila dicurigai system pengisian
tidak normal. Kemungkinan gangguan y7ang terjadi adalah pada lampu pengisian mengalami gangguan pada mobil; antara lain. (a) Lampu tidak menyala pada saat kunci kontak ON. (b) Lampu CHG tidak mati pada saat mesin hidup. (c) Lampu CHG mnyala redup pada saat mesin berputar. (d) Saat mesin berputar kadang – kadang lampu CHG menyala. 1. Lampu tidak menyala pada saat kunci kontak ON Ketika lampu tidak menyala pemeriksaan yang harus dilakukan adalah periksa kemungkinan ada sekering yang terbakar atau sirkuit lampu charge kontaknya tidak baik, periksa kemungkinan konektor regulator kendor atau rusak, periksa kemungkinan ada hubungan singkat pada dioda positif alternator dan periksa kemungkinan bola lampu warning charge putus. BAB IV MEMPERBAIKI KERUSAKAN PADA SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL
Fungsi sistem pengapian
Pada motor bensin, campuran bahan bakar dan udara yang dikompresikan dalam silinder harus dibakar untuk menghasilkan tenaga. Jadi sistem pengapian berfungsi untuk membakar campuran udara dan bensin didalam ruang bakar pada akhir langkah kompressi. Adapun sistem pengapian yang digunakan adalah sistem pengapian listrik.
Komponen-komponen sistem pengapian A. Baterai Berfungsi sebagai tenaga untuk arus listrik yang mengalir pada lilitan primary coil pada waktu mesin dihidupkan atau pada mesin putaran idling. B. Sekring (fuse) Berfungsi sebagai pengaman arus listrik C. Kunci kontak (ignition switch) Berfumgsi untuk memutuskan dan menghubungkan arus listrik dari baterai ke coil. D. External resistor Berfungsi mengurangi penurunan tegangan pada kumparan sekunder saat mesin berputar tinggi. E. Ignition coil/coil pengapian Berfungsi untuk mempertinggi tegangan listrik dari 12 volt menjadi 20.000 sampai 30.000 volt. F. Distributor Terdiri dari beberapa bagian yaitu: 1. Bagian pemutus yang terdiri dari cam lobe dan break point. 2. Bagian pembagi arus yang terdiri dari rotor dan tutup distributor 3. Bagian pemaju pengapian yang terdiri dari vacuum advancer dan governor advancer. G. Platina Berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan arus yang mengalir kekumparan primer agar terjadi tegangan induksi pada kumparan sekunder. H. Condensor Berfungsi menghilangkan atau mencegah terjadinya loncatan bunga api listrik pada permukaan platina I. Busi Berfungsi meloncatkan bunga api listrik melalui elektrodanya keruang bakar.
Cara kerja sistem pengapian
I.
Kontak point (platina) sedang menutup Arus mengalir dari baterai → Ignition switch → (+) coil → Primary coil → platina → massa Kontak point (platina) membuka Arus primer terputus dengan cepat, maka: Medan magnet menghilang. Terjadi arus induksi tegangan tinggi pada kumparan sekunder. Terjadi lompatan api diantara elektroda busi.
II.
Sudut pengapian
1. Sudut putar cam distributor dan platina mulai membuka 2. sampai platina mulai membuka pada tonjolan cam berikutnya.
Sudut dwell
Adalah Sudut cam distributor pada saat platina mulai menutup sampai platina membuka kembali.
Pengaruh sudut Dwell
Besar 1. Celah platina kecil 2. Arus yang mengalir keprimer coil terlalu lama 3. Kemagnetan jenuh. 4. Platina panas. Kecil 1. Celah platina lebar 2. Arus yang mengalir ke primer coil terlalu singkat. 3. Kemagnetan tidak tercapai maksimum. 4. Tegangan induksi kumparan sekunder kurang. Governor advancer
Berfungsi memajukan saat pengapian sesuai dengan besarnya putaran mesin Cara kerja Governor advancer
Sebelum kerja Fly weight (pemberat) belum mengembang Cam plate belum ditekan Advance belum bekerja Salah satu pegas pembalik masih longgar Saat bekerja Fly weight centrifugal mulai mengembang sampai maksimum. Cam plate mulai ditekan. Advance centrifugal mulai bekerja sampai maksimum. Kedua pegas pengembali bekerja. Vacuum Advancer
Berfungsi memajukan saat pengapian sesuai dengan besarnya beban mesin Cara kerja Vacuum Advancer
Sebelum kerja Kevacuman pada intake manifold masih rendah, sehingga diafgrama belum bekerja. Saat bekerja Kevacuman pada intake manifold tinggi, sehingga diafghrama terhisap dan rod (tuas) tertarik akibatnya dudukan platina ikut bergerak, dan pembukaan platina dipercepat. Saat pengapian
Adalah saat busi meloncatkan bunga api untuk memulai pembakaran. Saat pengapian diukur dalam derajat poros engkol, sebelum atau sesudah TMA. Waktu rata- rata pembakaran ± 2 mili detik. Saat pengapian dan kemampuan mesin 1. Saat pengapian terlalu awal Mengakibatkan detonasi knocking, daya mesin berkurang, mesin menjadi panas dan menimbulkan kerusakan pada piston bearing busi. 2. Saat pengapian tepat Menghasilkan langkah kerja yang ekonomis. Daya mesin maksimum. 3. Saat pengapian terlalu lambat Menghasilkan langkah kerja kurang ekonomis/ tekanan pembakaran maksimum, jauh setelah TMA, daya maksimum kurang, boros bahan bakar.
Pemeriksaan pengapian
Test pengapian (buruk) → Periksa tahanan kabel busi dan kabel koil (buruk) → Ganti kabel busi Periksa supply ke ignition coil (buruk) → Periksa Kabel-kabel antara kontak dengan ignition coil Periksa permukaan platina periksa kerenggangan platina Gap : 0,45 mm (buruk) → Stel atau ganti platina. Ukur tahanan primary dan sekondary coil dan eksternal resistence 1,5-1,9 ohm (buruk) → Ganti ignition coil. Periksa kabel – kabel antara ignition coil dan distributor (buruk) → Perbaiki atau ganti. BAB IV MEMPERBAIKI KERUSAKAN PADA SISTEM PENERANGAN & TANDA BELOK
Jaringan kabel Berfungsi untuk menghubungkan komponen – komponen kelistrikan dan melindungi sirkuit kelistrikan. Wiring harness terdiri dari: 1. Kabel 2. Komponen-komponen penghubung 3. Komponen-komponen pelindung sirkuit Kabel Ukuran kabel pada sirkuit kelistrikan yang digunakan ditentukan oleh:
Besarnya arus
Panjang dari suatu sirkuit kelistrikan
Penurunan tegangan Komponen penghubung 1. Junction Block dan Relay Block Suatu kotak(block) tempat pengelompokan konektor untuk sirkuit kelistrikan. 2. Connector Berfungsi untuk menghubungkan dua jaringan kabel atau jaringan kabel dengan komponen.
3. Baut massa Berfungsi untuk menghubungkan jaringan kabel ke body kendaraan (massa). Komponen pelindung sirkuit Berfungsi mencegah rusaknya komponen-komponen kelistrikan akibat arus yang berlebihan. Saklar dan Relay Saklar (switch) berfungsi untuk menhubungkan dan memutuskan arus listrik pada sirkuit kelistrikan. Relay berfungsi untuk memperpanjang umur switch dan memperkecil voltage drop karena sirkuit dapat diperpendek. Sistem penerangan Berfungsi untuk keselamatan berkendaraan dimalam hari. Sistem ini terdiri dari: Lampu besar Berfungsi untuk menerangi jalan pada bagian depan kendaraan dan terdiri dari lampu dekat (low beam) dan lampu jauh (high beam). Pada sistem ini menggunakan 2 type lampu, yaitu: Sealed beam dan semi sealed beam. Lampu kecil Berfungsi memberikan isyarat jarak atau lebar kendaraan padakendaraan lain baik didepan maupun dibelakang pada malam hari. Lampu kecil pada bagian depn kendaraan disebut clereance light (lampu jarak) dan pada bagian belakang tail light (lampu belakang). Lampu rem dan lampu indikator rem tangan Berfungsi sebagai tanda bahwa kendaraan akan berhenti (mencegah terjadinya benturan dengan kendaraan dibelakang). Lampu mundur Berfungsi sebagai isyarat (tanda bahwa kendaraan akan mundur). Lampu Sen & hazard Lampu sen berfungsi Memberi tanda bahwa kendaraan akan membelok atau pindah jalur. Lampu Hazard berfungsi memberi tanda bahwa kendaraan dalam kondisi darurat. Klakson Berfungsi untuk memberikan isyarat dengan suara atau bunyi yang ditimbulkannya. Klakson dibedakan menjadi 3 macam yaitu: listrik, angin, hampa. Lampu meter (lampu instrumen panel) Berfungsi menerangi meter-meter pada intrumen panel pada malam hari dan memungkinkan pengemudi membaca meter-meter dan gauge(ukuran) dengan mudah dan cepat saat mengemudi. Lampu ruangan Berfungsi untuk menerangi interior ruang penumpang yang dirancang agar tidak menyilaukan pengemudi pada malam hari.
BAB VI MEMPERBAIKI KERUSAKAN PADA SITIM PEMBERSIH KACA
Fungsi pembersih kaca (wiper) Berfungsi untuk menjamin pandangan pengemudi agar tetap tidak t erhalang, karena dapat menyapu air hujan, lumpur, debu, oli, gemuk dan binatang-binatang kecil dari kaca. Biasanya menggunakan kombinasi dengan washer(air pembersih) untuk membersihkan kotoran dari kaca. Komponen-komponen sistem pembersih kaca dan fungsinya: Motor wiper Berfungsi sebagai penggrak yang berasal dari lilitan coil yang menimbulkan pembangkitan elektromagnet. Tuas wiper Berfungsi merubah gerak putar dari motor wiper menjadi gerak bolak-balik pada poros wiper. Lengan wiper (wiper arm) Lengan wiper terdiri dari arm head yang berfungsi untuk meningkat wiper shaft, Retainer yang berfungsi untuk menahan blade, Arm piece yang berfungsi untuk dudukan blade dan retainer. Wiper blade Berfungsi untuk menyapu permukaan kaca Washer Berfungsi untuk menyempurnakan fungsi wiperblade dan mengurangi beban pada motor dengan membersihkan debu dan binatang-binatang kecil dari kaca depan dan belakang dengan cairan pembersih Tangki washer Berfungsi sebagai tempat penampungan cairan pembersih. Motor washer (pompa) Berfungsi menggerakkan pompa agar mengeluarkan cairan pembersih dari tangki. Ada 2 jenis motor washer yaitu: wound-rotor dan ferrite magnet. Nozzle Dibuat dari pipa tembaga alumunium atau resin dengan satu atau dua lubang. Cairan washer Cairan ini terdiri dari cairan anti beku (anti-freze) isopropy alcohol, ethylene glcol atau methanol datambah ditergent dan zat anti karat (anti corrosive agent). Intermittent wiper Adalah penggunaan wiper yang terputus-putus jalanya (tidak kontinyu), dimana kerjanya diatur oleh relay magnet.
BAB III KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU
Buku ini sangat banyak menjelaskan Traubleshoting dengan penjelasan hal hal yang timbul dan apa penyebabnya, Ini sangat baik sehingga setipa Orang akan mudah mengetahui apa yang mengalami gangguan pada kerndaraannya. Buku ter lalu Banyak menjelaskan Troubleshoting namun kurang dalam menjelaskan Teori pendukunng dari setiap pokok bahasan yang ada di buku ini.namun Lingkup penggunaan alat pada saat perbaikan kurang dijelaskan pada buku ini, terlalu befokus kepada apa yang mengalami permasalahan, namun mengesampingkan proses pengerjaan yang akan dilakukan dengan teliti. Proses pengukuran sangat baik dijelaskan dibuku ini dan dijelaskan Alat ukur yang digunakan.
Critical Book Riview Perbaikan Sistem Kelistrikan Otomotif
Mata Kuliah Listrik dan Elektronika Otomotif Dosen Pembimbing:Drs. Suherman, M.Pd
Disusun Oleh:
SAMUEL RICHARDO LUMBANTORUAN YUSUF ARDI ANDEAS EKO JUFRI ALAM SIBARANI
(5161122016) (5162122009) (516 ) (516 )
Fakultas Teknik Prodi Pend. Teknik Otomotif Universitas Negeri Medan 2017