Laporan Kasus
DIARE
Oleh:
Pembimbing:
Dr. Achirul Bakri, Sp.A
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN KESEHATAN ANAK FAKULT FAKULTAS KEDOKTERAN KE DOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA SRIWIJAYA RSUP DrMOHAMMAD HOESIN PALEM!AN" #$%&
HALAMAN PEN"ESAHAN
Laporan Kasus
i
DIARE Oleh:
Telah Telah diterima sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di Departemen Departemen Ilmu Kesehatan Kesehatan Anak Fakultas Fakultas Kedoktera Kedokterann ni!ersit ni!ersitas as Sri"i#ay Sri"i#ayaa $S% Dr.&ohammad Dr.&ohammad 'oesin %alembang periode %alembang, &aret ()*+ %embimbing
ii
DIARE Oleh:
Telah Telah diterima sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di Departemen Departemen Ilmu Kesehatan Kesehatan Anak Fakultas Fakultas Kedoktera Kedokterann ni!ersit ni!ersitas as Sri"i#ay Sri"i#ayaa $S% Dr.&ohammad Dr.&ohammad 'oesin %alembang periode %alembang, &aret ()*+ %embimbing
ii
KATA PEN"ANTAR
%u#i dan syukur penulis pan#atkan ke hadirat Allah ST karena atas segala rahmat dan karunia-ya karunia-ya yang telah memberikan memberikan kemudahan kemudahan di setiap setiap langkah langkah kita, sehingga sehingga atas i/in-ya laporan kasus yang ber#udul 0 Di're” dapat terselesaikan. Laporan kasus ini dibuat dengan maksud sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran ni!ersitas Sri"i#aya $umah Sakit dr. &ohammad 'oesin %alembang. Dalam menyelesaikan telaah ilmiah ini, penulis memperoleh banyak dukungan dari berbagai pihak, dan pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada dr. selaku selaku pembimbing pembimbing yang telah memberikan memberikan bimbingan bimbingan dan arahan selama penulisan penulisan laporan kasus ini. Terimakasih pula penulis sampaikan kepada para residen, teman-teman dokter muda dan semua pihak yang telah membantu dalam laporan kasus ini. Laporan kasus ini masih #auh dari sempurna baik isi maupun penya#iaannya sehingga diharapkan saran dan kritik yang memban membangun gun dari dari berba berbagai gai pihak pihak guna guna penye penyempu mpurna rnaan an lapran lapran kasus kasus ini. ini. Semoga Semoga dapat dapat berman1aat bagi kita semua. semua.
%alembang, &aret ()*+
%enulis
iii
!A! I PENDAHULUAN
2
!A! II STATUS PEDIATRIK I
I(en)i*i+',i
a. ama
3 AA
b. mur c. 4enis kelamin d. ama Ayah e. ama Ibu 1. Bangsa g. Agama h. Alamat i. Dikirim oleh #. &$S tanggal II
An'mne,i,
Tanggal Diberikan oleh
3 2 Bulan 3 %erempuan 3 Tn.5I 3 y. B 3 Indonesia 6Suku #a"a7 3 Islam 3 Komp. %ondok Bunga blok K-8 Kebun Bunga, %alembang 3 Datang sendiri 3 *2-)9-()*+ 3 *:-)9-()*+ 3 ;rang tua penderita
Ri-'.') Pen.'+i) Se+'r'ng
*. Keluhan tama (. Keluhan Tambahan 9. $i"ayat %er#alanan %enyakit 3
3 BAB cair 3 &untah
( hari S&$S penderita mengalami BAB cair, 1rekuensi :<=hari, "arna kuning, air lebih banyak dari ampas, darah 6-7, lendir 6-7, banyaknya >* gelas setiap BAB, bau asam 6?7, nyeri saat BAB sulit dinilai. %asien mengalami muntah setiap selesai makan dan minum susu, muntah tidak menyemprot, 1rekuensi 2<=hari, banyaknya sekali muntah >*=( sampai * gelas setiap muntah, isi apa yang diminum. Demam 6-7, batuk 6-7, pilek 6-7, kembung 6-7, ke#ang 6-7. BAK biasa, anak masih mau makan
dan minum. Anak hanya diberikan ASI dan bubur susu. Anak belum diba"a berobat, anak hanya dikompres dan diberikan makan dan minum seperti biasa. Se#ak >9 #am S&$S, anak masih BAB cair, 1rekuensi lebih sering yaitu sekitar +-@ kali, sebanyak kurang lebih seperempat gelas belimbing tiap BAB, air lebih banyak daripada ampas, "arna kuning kehi#auan, berbau asam 6?7, darah 6-7, lendir 6-7, muntah 6?7 tiap diberikan makan dan minum, muntah tidak menyemprot, 1rekuensi :<, sebanyak kurang lebih seperempat gelas belimbing, isi apa yang diminum, darah 6-7, demam 6?7, mual 6?7, batuk 6-7, pilek 6-7, nyeri tenggorokan 6-7, sesak 6-7, ke#ang 6-7, BAK lebih #arang dari biasanya. Ibu penderita #uga mengeluhkan anak :
semakin re"el dan lemas. Anak #uga mulai malas menyusu dan makan. %enderita lalu diba"a ke ID $S% &ohammad. Ri-'.') Pen.'+i) Ter('h/l/ :
- Diare sebelumnya disangkal - Tidak ada ri"ayat alergi makanan, obat, dingin Ri-'.') +el/'rg' :
- $i"ayat diare dalam keluarga disangkal - $i"ayat batuk dan pilek dalam keluarga disangkal Ri-'.') 0eng1b')'n :
%enderita belum perrnah diba"a berobat sebelum ke $S% &ohammad
'osein Ri-'.') S1,i1 E+1n1mi :
Ayah beker#a sebagai buruh dan ibu sebagai ibu rumah tangga. %enghasilan
perbulan > (.:)).))) rupiah. &enanggung ( orang anak. Kesan 3 Sosioekonomi menengah keba"ah. ! Ri-'.') Sebel/m M',/+ R/m'h S'+i)
Ri-'.') Keh'mil'n ('n Kel'hir'n
Lahir dari ibu %(A) Sakit saat hamil 6-7, perdarahan 6-7, demam saat hamil dan men#elang hamil 6-7, minum #amu atau obat-obat diluar yang diberikan bidan 6-7 $i"ayat K%D 6-7, ketuban kental hi#au 6-7, bau 6-7 . &asa Kehamilan3 8 bulan %artus 3 ormal, spontan, ditolong bidang, lahir langsung menangis Tempat 3 $umah Bidan Ditolong oleh 3 Bidan Tanggal 3 *+ o!ember ()* BBL 3 (8)) gram %BL 3 2 cm Lingkar kepala 3 Ayah lupa Ri-'.') M'+'n'n
ASI
3 ASI eksklusi1 sampai usia sekarang, diberikan on demand
Susu Formula
3 belum pernah mendapatkan susu 1ormula
Kesan
3 Kualitas dan kuantitas cukup untuk anak seusia
Ri-'.') Im/ni,',i
I&ISASI DASA$
Caksin 'B) BE D%T '%ATITIS B 'ib %olio Eampak
I 6) bulan7 6* bulan7 6( bulan7 6( bulan7 6( bulan7 6* bulan7 -
II
III
IC
69 bulan7 69 bulan7 69 bulan7 6( bulan7
62 bulan7 62 bulan7 62 bulan7 69 bulan7
62 bulan7
Kesan 3 Imunisasi dasar
3 belum lengkap, sesuai dengan usia
Imunisasi selan#utnya 3 imunisasi campak usia 8 bulan Imunisasi non-%%I
3 tidak diberikan
Ri-'.') Kel/'rg'
%erka"inan 3 * kali mur 3 Ibu 98 tahunG Ayah 29 tahun %endidikan 3 Ibu S&%G Ayah S&% %enyakit yang pernah diderita 3 -
Ri-'.') Per+emb'ng'n Fi,i+
igi %ertama
3 belum tumbuh
Berbalik
3 sia bulan
Tengkurap
3 sia bulan
&erangkak
3 Belum bisa
Kesan
3 perkembangan sesuai usia
III Pemeri+,''n Fi,i+ 2& De,ember #$%34 Pemeri+,''n Fi,i+ Um/m
Keadaan mum Keadaan mum
3 Tampak sakit sedang
Kesadaran
3 compos mentis
adi
3 *9( <=menit, reguler, isi dan tegangan3 cukup
%ernapasan
3 92 <=menit
Suhu
3 9+,:Hc
Sp;(
3 88 +
Data Antropometri Berat Badan
3 9,+ kg
Tinggi Badan
3 : cm
Lingkar Kepala
3 2( cm 6) s=d -( SD pada kur!a nellhaus7
Status i/i BB=
3 ) s=d -( SD
TB=
3 ) s=d -( SD
BB=TB
3 ) s=d - ( SD
BB ideal sesuai tinggi J kg Status nutrisi J 6+,:=@,(7 < *)) J 8*,2 Kesan
3 i/i baik
Keadaan Spesi1ik •
Kepala Bentuk
3 ormocephali
$ambut
3 'itam, tidak mudah dicabut, B sedikit cekung
&ata
3 %upil bulat, isokor, re1lek cahaya ?=?, kon#ungti!a anemis 6-7, sklera ikterik 6-7, mata cekung, air mata sedikit.
'idung
3 Sekret 6-7, napas cuping hidung 6-7
Telinga
3 Sekret 6-7, keluar cairan dari liang telinga 6-7
&ulut
3 Sianosis 6-7, edema 6-7, mukosa mulut kering
Tenggorokan 3 Faring hiperemis 6-7, T*=T( Leher •
3 %embesaran KB 6-7
Thorak %aru-paru - Inspeksi
3 statis, dinamis simetris, retraksi 6-=-7
- %alpasi
3 stem 1remitus tidak dilakukan
- %erkusi
3 tidak dilakukan
- Auskultasi 3 !esikuler 6?7 normal, ronkhi 6-7, "hee/ing 6-7 4antung @
- Inspeksi
3 iktus kordis tidak terlihat
- %alpasi
3 iktus kordis teraba di IES IC linea midkla!ikula sinistra
- %erkusi
3 tidak dilakukan
- Auskultasi 3 '$3 *92 <=menit, irama reguler, B4 I-II normal, murmur 6-7, gallop 6-7 •
Abdomen - Inspeksi
3 datar dan simetris
- Auskultasi 3 bising usus 6?7 meningkat, +<=menit - %alpasi
3 lemas, hepar dan lien tidak teraba, cubitan kulit perut kembali lambat 6( detik7
- %erkusi
3 timpani
•
Lipat paha
3 pembesaran KB 6-7
•
enitalia
3 tidak ada kelainan
•
kstremitas
3
A+r'l Dingin A+r'l Si'n1,i, A+r'l 0/5') 6RT E(em' Pemeri+,''n Ne/r1l1gi,
Fungsi &otorik
%emeriksaan erakan Kekuatan Tonus Klonus $e1leks 1isiologis $e1leks patologis
Fungsi sensorik
S/0eri1r
In*eri1r
-=-=-=( detik -=-
-=-=-=( detik 787
3 Tungkai Kanan Kiri Eukup cukup ?: ?: utoni utoni ? ? -
Lengan Kanan cukup ?: utoni
Kiri Eukup ?: utoni
? -
? -
3 belum dapat dinilai 8
Fungsi ner!i kraniales
3 belum dapat dinilai
e#ala rangsang meningeal
3 kaku kuduk 6-7, Brud/insky I, II 6-7, Kernig sign 6-7
E. %emeriksaan %enun#ang Pemeri+,''n L'b1r')1ri/m H',il
Jeni, Pemeri+,''n
R/9/+'n
2$%7%#7#$%34
HEMATOLOGI
'emoglobin 6'b7 ritrosit 6$BE7 Leukosit 6BE7
**, gr=dL 2.@().)))=uL 3 *).@)=uL
'ematokrit
(+
Trombosit 6%lt
(2:.))) *)9=L
'itung 4enis Leukosit
).*=).)=(9.)=:@.=* @.)
*(.)-*2.2 g=dL 2.+:-2.@: < *)=mm9 2.:-*9.: < *)9=mm9 9-2( (*+ - 28+ *)9=L )-*=*-=:)-+)=()-2)=(-@
KIMIA DARAH
a
*9( mmol=L
K
III.
9.:-2.: mmol=L
2.* mmol=L
El
*9:-*2: mmol=L
*)@ mmol=L
Da1tar &asalah
*. BAB cair (. &untah 9. &alas makan dan minum 2. BAK berkurang A DIA"NOSIS !ANDIN"
*. Diare akut ec. rota!irus ? dehidrasi ringan-sedang (. Diare akut ec. salmonella ? dehidrasi ringan-sedang 9. Diare akut ec. .coli ? dehidrasi ringan-sedang
*)
! DIA"NOSIS KERJA
Diare akut ec. rota!irus ? dehidrasi ringan-sedang 6 TATALAKSANA '4 PEMERIKSAAN ANJURAN
*7 Eek darah rutin (7 Eek gula darah 97 Eek 1eses 27 Eek elektrolit
b4 TERAPI
%ada diare dengan dehidrasi ringan-sedang dilakukan rencana terapi B •
$ehidrasi %arenteral -
Beri oralit 6+:ml=kgBB=2#am7 J (@) ml. 4ika gagal upaya rehidrasi oral 6$;7 maka berikan ICFD cairan ringer laktat 6$L7 dosis +: ml=kgBB=2 #am. In1us yang dipakai yaitu in1us set makro, dengan perhitungan 2) tetes=menit sampai 2 #am.
-
Berikan oralit sedikit demi sedikit, #ika anak dalam keadaan muntah, hentikan pemberian oralit sementara, #ika muntah sudah reda, oralit dapat diberikan kembali.
•
&onitoring dilakukan setiap #am, #ika tanda-tanda dehidrasi hilang, maka rehidrasi dihentikan.
•
4ika kelopak mata anak bengkak, hentikan pemberian oralit dan berikan air atau ASI. Beri oralit sesuai dengan $encana Terapi A bila pembengkakan telah hilang.
•
Suplementasi -
Minc
**
sia bulan J berikan * < *) mg 6selama *) hari berturut-turut7 •
Dukungan nutrisi Teruskan pemberian ASI
•
;bat atas indikasi Sirup %arasetamol 9<8) mg 69<*=( cth7 #ika suhu di atas 9@.: E
•
dukasi orang tua -
&emberitahukan orang tua mengenai penyakit anaknya
-
&emberitahukan untuk memberi anak makan dan minum lebih sering
-
&emberikan ASI sesuai kebutuhan
-
%enyediaan makanan yang bersih
-
%enggunaan air bersih
- &encuci tangan, terutama setelah membersihkan 1eses anak D PRO"NOSIS
Nuo ad !itam
3 bonam
Nuo ad 1unctionam
3 bonam
Nuo ad sanationam
3 bonam
FOLLOW UP 2S/b9e+)i*8Ob9e+)i*8A,,e,)men)8Pl'nning4
TanggalEATATA K&A4A 6S=;=A7 4am * &aret S= 3 BAB cair 6?7, muntah 6?7, demam 6?7, anak ()*+ re"el 6?7 ;= 3 Kesadaran E&, nadi *()<=m, $$ (2<=m, Temp 9+.oE, BB 9,: kg Kepala 3 E' 6-7, mata cekung 6?7, B cekung 6O7 Thoraks3 simetris, retraksi 6-7 Eor3 Bunyi #antung I dan II normal, murmur 6-7, gallop 6-7, %ulmo3 Ces 6?7 normal, "h 6-7, rh 6-7 Abdomen datar, hepar lien tak teraba, Bising usus 6?7 normal, cubitan pada kulit perut lambat Akral hangat, A= 3 Diare akut dehidrasi ringan-sedang ? muntah pro1use
*(
$EAA TATALAKSAA %= 3
-
ICFD KA 9A gtt *:<=menit Mink *) mg ;ralit : sachet 9) cc tiap BAB cair %arasetamol #ika T P9@.: E
(( &aret S= 3 BAB cair 6?7, muntah 6-7, demam 6-7 ()*+ ;= 3 Kesadaran E&, nadi **@<=m, $$ <=m, Temp 9.@oE, BB 9,: kg Kepala 3 E' 6-7, mata cekung 6-7, B cekung 6-7 Thoraks3 simetris, retraksi 6-7 Eor3 Bunyi #antung I dan II normal, murmur 6-7, gallop 6-7, %ulmo3 Ces 6?7 normal, "h 6-7, rh 6-7 Abdomen datar, hepar lien tak teraba, Bising usus 6?7 normal, cubitan pada kulit perut kembali lambat Akral hangat, A= 3 Diare akut dehidrasi ringan-sedang
*9
%= 3
-
ICFD KA 9A gtt *:<=menit Mink *) mg ;ralit : sachet 9) cc tiap BAB cair %arasetamol #ika T P9@.: E
!A! III TINJAUAN PUSKTAKA
% De*ini,i
Diare adalah buang air besar 6de1ekasi7 dengan tin#a berbentuk cair atau setengah cair 6setengah padat7, kandungan air tin#a lebih banyak dari biasanya lebih dari ()) g atau ()) ml=(2 #am. De1inisi lain memakai kriteria 1rekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari 9 kali per hari. Buang air besar encer tersebut dapat=tanpa disertai lendir dan darah. *,( Diare akut adalah diare yang onset ge#alanya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari *2 hari, sedang diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari *2 hari. Diare dapat disebabkan in1eksi maupun non in1eksi. Dari penyebab diare yang terbanyak adalah diare in1eksi. Diare in1eksi dapat disebabkan Cirus, Bakteri, dan %arasit.9 # E0i(emi1l1gi
Diare akut merupakan masalah umum ditemukan diseluruh dunia. Di Amerika Serikat keluhan diare menempati peringkat ketiga dari da1tar keluhan pasien pada ruang praktek dokter, sementara di beberapa rumah sakit di Indonesia data menun#ukkan diare akut karena in1eksi terdapat peringkat pertama s=d ke empat pasien de"asa yang datang berobat ke rumah sakit.dikutip dari @ Di negara ma#u diperkirakan insiden sekitar ),:-( episode=orang=tahun sedangkan di negara berkembang lebih dari itu. Di SA dengan penduduk sekitar ()) #uta diperkirakan 88 #uta episode diare akut pada de"asa ter#adi setiap tahunnya. : '; memperkirakan ada sekitar 2 miliar kasus diare akut setiap tahun dengan mortalitas 9-2 #uta pertahun.8 Bila angka itu diterapkan di Indonesia, setiap tahun sekitar *)) #uta episode diare pada orang de"asa per tahun.*) Dari laporan sur!eilan terpadu tahun *8@8 #umlah kasus diare didapatkan *9,9 di %uskesmas, di rumah sakit didapat ),2: pada penderita ra"at inap dan ),): pasien ra"at #alan. %enyebab utama disentri di Indonesia adalah Shigella, Salmonela, Campylobacter jejuni, Escherichia coli, dan Entamoeba histolytica .
*2
Disentri berat umumnya disebabkan oleh Shigella dysentery, kadang-kadang dapat #uga disebabkan oleh Shigella 1le
tiologi diare dapat dibagi dalam beberapa 1aktor, yaitu 3 a. Faktor In1eksi *. In1eksi enteral In1eksi enteral yaitu in1eksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada anak. In1eksi parenteral ini meliputi3 6a7 In1eksi bakteri3 Vibrio, E.coli,
Salmonella,
sebagainya.6b7
Shigella,
In1eksi
!irus3
Campylobacter,
nteroo!irus
Yersinia, Virus
%oliomyelitis&, Adeno'irus, (ota'irus, Astro'irus
Aeromonas
EC!",
dan
Co#sac$ie,
dan lain-lain. 6c7 In1estasi
parasite 3 Eacing 6 Ascaris, )richiuris, "#yuris, Strongyloides&, proto*oa Entamoeba histolytica, +iardia lamblia, )richomonas hominis&, jamur candida albicans&.
(. In1eksi parenteral In1eksi parenteral yaitu in1eksi dibagian tubuh lain diluar alat pencernaan, seperti ;titis &edia akut 6;&A7, Tonsilo1aringitis, Bronkopneumonia, nse1alitis dan sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur diba"ah ( tahun. b. Faktor &alabsorbsi *. &alabsorbsi karbohidrat3 disakarida 6intoleransi laktosa, maltose dan sukrosa7, monosakarida 6intoleransi glukosa, 1ruktosa dan galaktosa7. %ada bayi dan anak yang terpenting dan tersering ialah intoleransi laktrosa. (. &alabsorbsi lemak 9. &alabsorbsi protein *:
c. Faktor makanan3 makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan. d. Faktor psikologis3 rasa takut dan cemas. alaupun #arang dapat menimbulkan diare terutama pada anak yang lebih besar. e. Faktor %endidikan &enurut penelitian, ditemukan bah"a kelompok ibu dengan status pendidikan SLT% ke atas mempunyai kemungkinan *,(: kali memberikan cairan rehidrasi oral dengan baik pada balita dibanding dengan kelompok ibu dengan status pendidikan SD ke ba"ah. Diketahui #uga bah"a pendidikan merupakan 1aktor yang berpengaruh terhadap morbiditas anak balita. Semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua, semakin baik tingkat kesehatan yang diperoleh si anak. 1. Faktor peker#aan Ayah dan ibu yang beker#a %ega"ai negeri atau S"asta rata-rata mempunyai pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan ayah dan ibu yang beker#a sebagai buruh atau petani. 4enis peker#aan umumnya berkaitan dengan tingkat pendidikan dan pendapatan. Tetapi ibu yang beker#a harus membiarkan anaknya diasuh oleh orang lain, sehingga mempunyai risiko lebih besar untuk terpapar dengan penyakit. g. Faktor umur balita Sebagian besar diare ter#adi pada anak diba"ah usia ( tahun. Balita yang berumur *(-(2 bulan mempunyai resiko ter#adi diare (,(9 kali dibanding anak umur (:-:8 bulan. h. Faktor lingkungan %enyakit diare merupakan merupakan salah satu penyakit yang berbasisi lingkungan. Dua 1aktor yang dominan yaitu sarana air bersih dan pembuangan tin#a. Kedua 1aktor ini akan berinteraksi bersama dengan perilaku manusia. *
Apabila 1aktor lingkungan tidak sehat karena tercemar kuman diare serta berakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak sehat pula, yaitu melalui makanan dan minuman, maka dapat menimbulkan ke#adian penyakit diare. i. Faktor i/i Diare menyebabkan gi/i kurang dan memperberat diarenya. ;leh karena itu, pengobatan dengan makanan baik merupakan komponen utama penyembuhan diare tersebut. Bayi dan balita yang gi/inya kurang sebagian besar meninggal karena diare. 'al ini disebabkan karena dehidrasi dan malnutrisi. Faktor gi/i dilihat berdasarkan status gi/i yaitu baik J *))-8), kurang J keluarga besar dengan daya beli yang rendah, kondisi rumah yang buruk, tidak mempunyai penyediaan air bersih yang memenuhi persyaratan kesehatan. k. Faktor makanan dan minuman yang dikonsumsi Kontak antara sumber dan host dapat ter#adi melalui air, terutama air minum yang tidak dimasak dapat #uga ter#adi secara se"aktu mandi dan berkumur. Kontak kuman pada kotoran dapat berlangsung ditularkan pada orang lain apabila melekat pada tangan dan kemudian dimasukkan kemulut dipakai untuk memegang makanan. Kontaminasi alat-alat makan dan dapur. Bakteri yang terdapat pada saluran pencernaan adalah bakteri Etamoeba colli, salmonella, sigella.
Dan !irusnya yaitu ntero!irus, rota !irus, serta parasite yaitu cacing
6 Ascaris, )richuris7, dan #amur 6Candida albi$an 7. Faktor terhadap Laktosa 6susu kalemg7 Tidak memberikan ASI secara penuh 2- bulan pada pertama kehidupan. %ada bayi yang tidak diberi ASI resiko untuk menderita diare lebih besar daripada bayi yang diberi ASI penuh dan kemungkinan menderita dehidrasi berat #uga lebih besar. &enggunakan botol susu ini memudahkan pencemaran oleh kuman sehingga menyebabkan diare. Dalam ASI mengandung antibody yang dapat melindungi kita terhadap berbagai kuman penyebab diare seperti Sigella dan V. Cholerae.
; 6'r' Pen/l'r'n ('n F'+)1r Ri,i+1
*+
Eara penularan diare pada umumnya melalui cara 1ekal Q oral yaitu melalui makanan atau minuman yang tercemar oleh enteropatogen, atau kontak langsung tangan dengan penderita atau barang-barang yang telah tercemar tin#a penderita atau tidak langsung melalui lalat.(,9,+ %enderita diare rota!irus dapat mengekskresi !irus dalam #umlah besar, yang dapat menyebar melalui tangan yang terkontaminasi. $ota!irus merupakan !irus yang tahan terhadap berbagai lingkungan, sehingga dapat ditularkan melalui berbagai benda yang terkontaminasi, air, maupun makanan. %ada iklim tropis, rota!irus pada tin#a dapat bertahan hidup sampai ( bulan. *) Faktor resiko yang dapat meningkatkan penularan enteropatogen antara lain 3 tidak memberikan ASI secara penuh 2 Q bulan pertama kehidupan bayi, tidak memadainya penyediaan air bersih, pencemaran air oleh tin#a, kurangnya sarana kebersihan, kebersihan lingkungan dan pribadi yang buruk, penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak higienis dan cara penyapihan yang tidak baik. Selain hal tersebut beberapa 1aktor pada penderita dapat meningkatkan kecenderungan untuk di#angkiti diare antara lain 3 gi/i buruk, imunode1isiensi, berkurangnya keasaman lambung, menurunnya motilitas usus dan 1aktor genetik.+,@
< P')1*i,i1l1gi
Diare akut in1eksi diklasi1ikasikan secara klinis dan pato1isiologis men#adi diare non in1lamasi dan Diare in1lamasi. Diare In1lamasi disebabkan in!asi bakteri dan sitotoksin di kolon dengan mani1estasi sindroma disentri dengan diare yang disertai lendir dan darah. e#ala klinis yang menyertai keluhan abdomen seperti mulas sampai nyeri seperti kolik, mual, muntah, demam, tenesmus, serta ge#ala dan tanda dehidrasi. %ada pemeriksaan tin#a rutin secara makroskopis ditemukan lendir dan=atau darah, serta mikroskopis didapati sel leukosit polimor1onuklear. %ada diare non in1lamasi, diare disebabkan oleh enterotoksin yang mengakibatkan diare cair dengan !olume yang besar tanpa lendir dan darah. Keluhan abdomen biasanya minimal atau tidak ada sama sekali, namun ge#ala dan
*@
tanda dehidrasi cepat timbul, terutama pada kasus yang tidak mendapat cairan pengganti. %ada pemeriksaan tin#a secara rutin tidak ditemukan leukosit. &ekanisme ter#adinya diare yang akut maupun yang kronik dapat dibagi men#adi kelompok osmotik, sekretorik, eksudati1 dan gangguan motilitas. Diare osmotik ter#adi bila ada bahan yang tidak dapat diserap meningkatkan osmolaritas dalam lumen yang menarik air dari plasma sehingga ter#adi diare. Eontohnya adalah malabsorbsi karbohidrat akibat de1isiensi laktase atau akibat garam magnesium. Diare sekretorik bila ter#adi gangguan transport elektrolit baik absorbsi yang berkurang ataupun sekresi yang meningkat. 'al ini dapat ter#adi akibat toksin yang dikeluarkan bakteri misalnya toksin kolera atau pengaruh garam empedu, asam lemak rantai pendek, atau laksanti1 non osmotik. Beberapa hormon intestinal seperti gastrin !asoacti!e intestinal polypeptide 6CI%7 #uga dapat menyebabkan diare sekretorik. Diare eksudati1, in1lamasi akan mengakibatkan kerusakan mukosa baik usus halus maupun usus besar. In1lamasi dan eksudasi dapat ter#adi akibat in1eksi bakteri atau bersi1at non in1eksi seperti gluten sensiti!e enteropathy, in1lamatory bo"el disease 6IBD7 atau akibat radiasi. Kelompok lain adalah akibat gangguan motilitas yang mengakibatkan "aktu tansit usus men#adi lebih cepat. 'al ini ter#adi pada keadaan tirotoksikosis, sindroma usus iritabel atau diabetes melitus. Diare dapat ter#adi akibat lebih dari satu mekanisme. %ada in1eksi bakteri paling tidak ada dua mekanisme yang beker#a peningkatan sekresi usus dan penurunan absorbsi di usus. In1eksi bakteri menyebabkan in1lamasi dan mengeluarkan toksin yang menyebabkan ter#adinya diare. In1eksi bakteri yang in!asi1 mengakibatkan perdarahan atau adanya leukosit dalam 1eses. %ada dasarnya mekanisme ter#adinya diare akibat kuman enteropatogen meliputi penempelan bakteri pada sel epitel dengan atau tanpa kerusakan mukosa, in!asi mukosa, dan produksi enterotoksin atau sitotoksin. Satu bakteri dapat menggunakan satu atau lebih mekanisme tersebut untuk dapat mengatasi pertahanan mukosa usus. A(he,i
*8
&ekanisme adhesi yang pertama ter#adi dengan ikatan antara struktur polimer 1imbria atau pili dengan reseptor atau ligan spesi1ik pada permukaan sel epitel. Fimbria terdiri atas lebih dari + #enis, disebut #uga sebagai coloni/ation 1actor antigen 6EFA7 yang lebih sering ditemukan pada enteropatogen seperti nteroto
En)er1)1+,in
()
%rototipe klasik enterotoksin adalah toksin kolera atau Eholera to
Berbagai penelitian menun#ukkan peranan re1leks neural yang melibatkan reseptor neural :-'T pada sara1 sensorik a1eren, interneuron kolinergik di pleksus mienterikus, neuron nitrergik serta neuron sekretori CI%ergik. 1ek sekretorik toksin enterik ET, LT, ST paling tidak sebagian melibatkan re1leks neural S. %enelitian menun#ukkan keterlibatan neuron sensorik a1eren kolinergik, interneuron pleksus mienterikus, dan neuron sekretorik tipe * CI%ergik. ET #uga menyebabkan pelepasan berbagai sekretagok seperti :-'T, neurotensin, dan prostaglandin. 'al ini membuka kemungkinan penggunaan obat antidiare yang beker#a pada S selain yang bersi1at antisekretorik pada enterosit. 3 Di'gn1,i, An'mne,i,
-
Lama diare berlangsung, 1rekuensi diare sehari, "arna dan konsentasi tin#a,
-
lender=darah dalam tin#a &untah, merasa haus, re"el, anak lemah, kesadaran menurun, buang air kecil
-
terakhir, demam, sesak, ke#ang, kembung 4umlah cairan yang masuk selam diare 4enis makanan dan minuman yang selama diare, mengonsumsi makanan yang
-
tidak biasa %enderita diare di sekitar dan sumber minum
(*
Pemeri+,''n Fi,i+
-
Keadaan umum, kesadaran, dan tanda !ital Tanda utama3 keadaan umum gelisah=cengeng atau lemah=letargi=koma, rasa
-
haus, turgor kulit abdomen menurun Tanda tambahan3 ubun-ubun membesar, kelopak mata, mukosa bibir, mulut
-
dan lidah Berat badan Tanda gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit, seperti napas cepat dan dalam 6asidosis metabolik7 kembung 6hipokalemmia7 ke#ang 6hipo atau
-
hipernatremia7 %enilaian dera#at dehidrasi dilakukan sesuai kriteria berikut 3 - Tanpa dehidrasi 6kehilangan cairan : berat badan7 Tidak ditemukan tnda utama dan tanda tambahan Keadaan umum baik, sadar bun-ubun besar tidak cekung, mata tidak cekung, air mata ada, • • •
mukasa mulut dan bibir basah Turgor abdomen baik, bising usus normal Akral hangat Dehidrasi ringan sedang=tidak berat 6kehilangan cairan :-*) berat badan7 Apabila didapatkan ( tanda utama ditambah ( atau lebih tanda
• •
-
•
• •
tambahan Keadaan umum gelisah atau cengeng bun-ubun besar sedikit cekung, mata sedikit cekung, air mata tidak
ada, mukosa mulut dan bibir sedikit kering Turgor kurang, akral hangat Dehidrasi berat 6kehilangan cairan P *) berat badan7 Apabila didapatkan ( tanda utama atau ditambah ( atau lebih tanda
•
-
•
• •
• •
tambahan Keadaan umum lemah, letargi atau koma bun-ubun besar sangat cekung, air mata tidak ada, mukosa mulut dan bibir sangat kering Turgor sangat kurang dan akral dingin %asien harus ra"at inap
Pemeri+,''n Pen/n9'ng
-
%emeriksan tin#a tidak rutin dilakukan pada diare akut, kecuali apabila ada
-
tanda intoleransilaktosa dan kecurigaan amubiasis 'al yang dinilai pada pemeriksaan tin#a3 ((
-
- &akroskopis3 konsistensi, "arna, lender, darah, bau - &ikroskopis3 leukosit, eritrosit, parasite, bakteri - Kimia3 p', clinitest, elektrolit 6a, K, 'E;97 - Biakakan dan u#i sensiti!itas tidak dilakukan pada diare akut Analisa gas darah dan elektrolit bila klinis dicurigai adanya gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit
3 M'ni*e,)',i Klini,
Diare akut karena in1eksi dapat disertai keadaan muntah-muntah dan=atau demam, tenesmus, hematoche/ia, nyeri perut atau ke#ang perut. Diare yang berlangsung beberapa "aktu tanpa penanggulangan medis yang adekuat dapat menyebabkan kematian karena kekurangan cairan di badan yang mengakibatkan ren#atan hipo!olemik atau karena gangguan biokimia"i berupa asidosis metabolik yang lan#ut. Karena kehilangan cairan seseorang merasa haus, berat badan berkurang, mata men#adi cekung, lidah kering, tulang pipi menon#ol, turgor kulit menurun serta suara men#adi serak. Keluhan dan ge#ala ini disebabkan deplesi air yang isotonik. Karena kehilangan bikarbonas, perbandingan bikarbonas berkurang, yang mengakibatkan penurunan p' darah. %enurunan ini akan merangsang pusat pernapasan sehingga 1rek"ensi na1as lebih cepat dan lebih dalam 6kussmaul7.
(9
$eaksi ini adalah usaha tubuh untuk mengeluarkan asam karbonas agar p' dapat naik kembali normal. %ada keadaan asidosis metabolik yang tidak dikompensasi, bikarbonat standard #uga rendah, pE;( normal dan base e
R1)'=ir/,
Shigell'
S'lm1nell'
ETE6
EIE6
K1ler'
+lini+
&asa tunas
*+-+( #am
(2-2@ #am
-+( #am
-+( #am
-+( #am
2@-+( #am
%anas
?
??
??
-
??
-
&ual
Sering
4arang
Sering
?
-
Sering
muntah yeri perut
Tenesmus
Tenesmus
Tenesmus
-
Tenesmus
Kramp
kramp
kolik
?
?
-
-
-
*. P+ hari
9-+ hari
(-9 hari
Cariasi
9 hari
Sedikit
Sedikit
Banyak
Sedikit
Banyak
yeri kepala Lamanya
kramp
sakit Si*') )in9'
Colume
Sedang
(2
Frekuensi
:-*)
P*)
Sering
Sering
Sering
Terus
Konsistensi
kali=hari Eair
kali=hari Lembek
Eair
Lembek
menerus Eair
Lembek
Darah
-
Sering
Kadang
-
?
-
Bau
Langu
>
Busuk
?
Tidak
Amis khas
arna
Kuning
&erah-
Kehi#auan
Tidak
&erah-hi#au
Seperti air
hi#au
hi#au
ber"arna
cucian beras
& T')'l'+,'n'
Lintas diare 3 *. Eairan, (. Seng, 9. utrisi, 2. Antibiotik yang tepat, :. dukasi
-
Tanpa dehidrasi - Eairanrehidrasi
elektrolit dengan
menggunakan
;$ALIT
diberikana :-*) &l=Kbb setiap diare cair atau berdasarkan usia, yaitu umur * tahun sebanyak :-*) ml, umur *-: tahun sebanyak *))-(Rml, dan umur di atas *) tahun semuanya atau ()) ml. dapat diberikan cairan -
rumah tangga sesuai kemauan anak, ASI harus terus diberikan. %asien dapat dira"at di rumah, kecuali apabila terdapat komplikasi lain
6tidak mau minum, muntah terus menerus, diare 1rekuen dan pro1us7 Dehidrasi ringan sedang
(:
-
Eairan rehidrasi oral 6E$;7 hipoosmolar diberikan sebanyak +: kl=kgB dalam 9 #am untuk mengganti kehilangan cairan yang telah ter#adi
-
sebanyak :-*) ml=kgBB setiap diare cair. $ehidrasi parenteral 6intra!ena7 diberikan bila anak muntah setiap diberi minum "alaupun telah diberikan dengan cara sedikit demi sedikit atau melalui pipanasogastrik. Eairan intra!ena yang diberikan adalah ringer laktat atau Ka 9B atau aEl dengan #umlah cairan dihitung
-
berdasarkan berat badan. Status hidrasi die!aluasi secara berkala. Berat badan 9-*) kg3 ()) ml=kgBB=hari Berat badan *)-*: kg3 *+:=kgBB=hari Berat badan P *: kg3 *9: ml=kgBB=hari %asien dipantau di %uskesmas=$umah Sakit selama proses rehidrasi sambal memberi edukasi tentang melakukan rehidrasi kepada orangtua
-
Dehidrasi berat - Diberikan cairan rehidrasi parenteral dengan ringerlaktat atau ringer asetat -
*)) ml=kgBB dengan cara pemberian3 mur kurang dari *( bulan3 9)ml=kgBB dalam * #am pertama, dilan#utkan
-
+) ml=kgBB : #am berikitnya mur di atas *( bulan3 9) ml=kgBB dalam setengah #am pertama,
-
dilan#utkan +) ml=kgBB dalam (,: #am berikutnya &asukan cairan peroral diberikan bila pasien sudah mau dan dapat minum, dimulali : nl=kgBB selama proses rehidrasi
-
Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit 6lihat %%& %D7 - 'ipernatremia 6a P*:: m=L7 Koreksi penurunan a dilakukan secara bertahap dengan pemberian cairan dekstrose : salin. %enurunan kadar A tidak boleh lebih dari *) m perhari karena bisa menyebabkan edema otak - 'iponatremia 6a *9) m=L7 Kadar natrium diperiksa ulang setelah rehidrasi selesai, apabila masih di#umpai hiponatremi dilakukan koreksi sbbP Kadar a koeksi 6m=L7 J *(: Q kadar kadar a serum < ). < BB3 diberikan dalam (2 #am -
'iperkalemia 6K P: m=L7 Koreksi diberikan dengan pemberian kalsium glukonas *) sebanyak ).:* ml=kgbb i.! secara perlahan-lahan dalam :-*) menit3 sambal dimmonitor (
irama #antung dengan K. ntuk pemberian medikamentosa dapat -
dilihat %%& ne1rologi. 'ipokalemia 6K 9,: m=L7 Koreksi dilakukan menurut kadar kalium Kadar K (,:-9,:, berikan KEL +: m=kgBB per oral per hari dibagi 9 dosis Kadar K (,: m=L, berikan KEl melalui drip intra!ena dengan dosis3 - 9,: ) kadar terukur < BB 6kg7 < ),2 ? ( m=kgBB=(2 #am dalam 2 #am pertama - 9,: ) kadar terukur < BB 6kg7 < ),2 ? *= < ( m=kgBB=(2 #am dalam () #am berikutnya
-
Seng Seng terbukti secara ilmiah menurunkan 1rekuensi buang air besar dan !olume tin#a sehingga dapat menurunkan risiko ter#adinya dehidrasi pada anak. Mink elemental diberikan selama *)-*2 hari meskipun anak telah mengalami diare dengan dosis3 - mur di ba"ah bulan 3 *) mg per hari - mur di atas bulan 3 () mg per hari
-
utrisi ASI dan makanan dengan menu yang sama saat anak sehat sesuai umur tetap diberika untuk mencegah kehilangan berat badan dan sebagai pengganti nutrisi yang hilang. Adanya perbaikan na1su makan menandakan 1ase kesembuhan. Anak tidak boleh dipuasakan, makanan diberiakan sedikitsedikit tapi seirng 6lebih kurang < sehari7, rendah serat, buah buahan diberikan terutama pisang.
-
&edikamentosa - Tidak boleh diberikan obat antidiare - Antimikroba Antibiotic diberikan bila ada indikasi, misalnya disentri 6diare berdarah7 atau kolera. %emberian antibiotic yang tidak rasional akan mengganggu keseimbang 1lora normal usus sehingga dapat memperpan#ang lama diare dan Clostridium diicile akan tumbuh yang menyebbkan disre sulit disembuhkan. Selain itu, pemberian antibiotic yang tidak rasional akan mempercepat resistensi terhadap antibiotik. ntuk disentri basiler, (+
antibiotic diberikan sesuai data sensiti!itas setempat, bila tidak memungkinkan dapat mengacu kepada data publikasi yang dipakai saat ini, yaitu kotrimoksa/ol sebagai lini pertama, kemudian ce1triakson atau a/itromisin sebagi lini kedua. Bila kedua antibiotic tersebut telah resisten maka lini ketiganya adalah se1iksim. Beberapa antimikroba yang sering dipakai antara lain3
-
Kolera 3 Tetrasiklin *(,:mg=kgBB= dibagi 9 dosis 69 hari7 atau
rytromycin *(,: mg=kgBB 2< sehari selama 9 hari Shigella 3 Eipro1lo
Ee1tria
obatpilihan untuk amuba !egetati1 iardiasis 3 &etronida/ole :mg=kgBB 9< sehari selama : hari.
dukasi ;rangtua diminta untuk memba"a kembali anaknya ke %usat %elayanan Kesehatan bila ditemukan hal sebagai berikut3 demam, tin#a berdarah, makan dan minum sedikit, sangat haus, diare makin sering, atau belum membaik selama 9 hari.
> K1m0li+',i
Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi utama, terutama pada usia lan#ut dan anak-anak. %ada diare akut karena kolera kehilangan cairan secara mendadak sehingga ter#adi shock hipo!olemik yang cepat. Kehilangan elektrolit melalui 1eses potensial mengarah ke hipokalemia dan asidosis metabolik.*, @ %ada kasus-kasus yang terlambat meminta pertolongan medis, sehingga syok hipo!olemik yang ter#adi sudah tidak dapat diatasi lagi maka dapat timbul Tubular ekrosis Akut pada gin#al yang selan#utnya ter#adi gagal multi organ. Komplikasi ini dapat #uga ter#adi bila penanganan pemberian cairan tidak adekuat sehingga tidak tecapai rehidrasi yang optimal. 8,*(,*2 !aemolityc uremic Syndrome 6'S7
adalah komplikasi yang disebabkan
terbanyak oleh 'E. %asien dengan 'S menderita gagal gin#al, anemia hemolisis, dan trombositopeni *(-*2 hari setelah diare. $isiko 'S akan (@
meningkat setelah in1eksi 'E dengan penggunaan obat anti diare, tetapi penggunaan antibiotik untuk ter#adinya 'S masih kontro!ersi. Sindrom uillain Q Barre, suatu demielinasi polineuropati akut, adalah merupakan komplikasi potensial lainnya dari in1eksi enterik, khususnya setelah in1eksi C. jejuni. Dari pasien dengan uillain Q Barre, () Q 2) nya menderita in1eksi C. jejuni
beberapa minggu sebelumnya. Biasanya pasien menderita kelemahan
motorik dan memerlukan !entilasi mekanis untuk mengakti1kan otot perna1asan. &ekanisme dimana in1eksi menyebabkan Sindrom uillain Q Barre tetap belum diketahui. Artritis pasca in1eksi dapat ter#adi beberapa minggu setelah penyakit diare karena Campyloba$ter, Shigella, Salmonella, atau Yersinia spp. * ? Pr1gn1,i,
Dengan penggantian Eairan yang adekuat, pera"atan yang mendukung, dan terapi antimikrobial #ika diindikasikan, prognosis diare in1eksius hasilnya sangat baik dengan morbiditas dan mortalitas yang minimal. Seperti kebanyakan penyakit, morbiditas dan mortalitas ditu#ukan pada anak-anak dan pada lan#ut usia. Di Amerika Serikat, mortalits berhubungan dengan diare in1eksius *,) . %engecualiannya pada in1eksi 'E dengan mortalitas *,( yang berhubungan dengan sindrom uremik hemolitik. * %$ Pen5eg'h'n %@@%@%3
Karena penularan diare menyebar melalui #alur 1ekal-oral, penularannya dapat dicegah dengan men#aga higiene pribadi yang baik. Ini termasuk sering mencuci tangan setelah keluar dari toilet dan khususnya selama mengolah makanan. Kotoran manusia harus diasingkan dari daerah pemukiman, dan he"an ternak harus ter#aga dari kotoran manusia. Karena makanan dan air merupakan penularan yang utama, ini harus diberikan perhatian khusus. &inum air, air yang digunakan untuk membersihkan makanan, atau air yang digunakan untuk memasak harus disaring dan diklorinasi. 4ika ada kecurigaan tentang keamanan air atau air yang tidak dimurnikan yang diambil dari danau atau air, harus direbus dahulu beberapa menit sebelum dikonsumsi. Ketika berenang di (8
danau atau sungai, harus diperingatkan untuk tidak menelan air. Semua buah dan sayuran harus dibersihkan menyeluruh dengan air yang bersih 6air rebusan, saringan, atau olahan7 sebelum dikonsumsi. Limbah manusia atau he"an yang tidak diolah tidak dapat digunakan sebagai pupuk pada buah-buahan dan sayuran. Semua daging dan makanan laut harus dimasak. 'anya produk susu yang dipasteurisasi dan #us yang boleh dikonsumsi. abah 'E terakhir berhubungan dengan meminum #us apel yang tidak dipasteurisasi yang dibuat dari apel terkontaminasi, setelah #atuh dan terkena kotoran ternak. Caksinasi cukup men#an#ikan dalam mencegah diare in1eksius, tetapi e1ekti!itas dan ketersediaan !aksin sangat terbatas. %ada saat ini, !aksin yang tersedia adalah untuk V. colera, dan demam tipoid. Caksin kolera parenteral kini tidak begitu e1ekti1 dan tidak direkomendasikan untuk digunakan. Caksin oral kolera terbaru lebih e1ekti1, dan durasi imunitasnya lebih pan#ang. Caksin tipoid parenteral yang lama hanya +) e1ekti1 dan sering memberikan e1ek samping. Caksin parenteral terbaru #uga melindungi +) , tetapi hanya memerlukan * dosis dan memberikan e1ek samping yang lebih sedikit. Caksin tipoid oral telah tersedia, hanya diperlukan * kapsul setiap dua hari selama 2 kali dan memberikan e1ikasi yang mirip dengan dua !aksin lainnya.
9)
!A! IV An'li,i, K',/,
Seorang anak bernama AA, berusia 2 bulan, datang dengan keluhan ( hari S&$S penderita mengalami BAB cair, 1rekuensi <=hari, "arna kuning, air lebih banyak daripada ampas, darah 6-7, lendir 6-7, banyaknya >* gelas setiap BAB, nyeri saat BAB sulit dinilai. Dengan ge#ala BAB cair lebih dari 9< dalam sehari, BAB cair berlangsung selama ( hari dipikirkan bah"a anak mengalami diare akut. Dari anamnesis dapat
ditentukan penyebab diare dengan cara menyingkirkan diagnosis banding lainnya. %enyebab diare dapat disebabkan oleh !irus, bakteri, intoleransi laktosa, dan keracunan. %ada kasus ini, penyebab diare akibat intoleransi laktosa dan keracunan dapat disingkirkan karena dari anamnesis anak hanya diberikan ASI dan bubur susu, tidak diberikan susu 1ormula dan anak tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung racun sehingga diare akibat intoleransi laktosa dan keracunan dapat disingkirkan. Berdasarkan anamnesis didapatkan konsistensi BAB lebih banyak air daripada ampas, "arna kuning kehi#auan, berbau asam, tidak ada darah dan lendir sehingga kemungkinan penyebab diare yang mungkin adalah rota!irus 62)-)7, salmonella, dan .coli. Konsistensi BAB yang lebih banyak air darpada ampas, mengarah pada diare karena rota!irus. Bau asam pada BAB kasus ini khas pada rota!irus. arna kuning-kehi#auan pada BAB khas pada diare karena rota!irus. Ke#adian diare karena rota!irus #uga lebih cepat dan disertai dengan demam. Dari anamnesis, anak diketahui mengalami muntah terlebih dahulu lalu kemudian BAB cair, hal ini #uga memberikan in1ormasi bah"a diare kemungkinan besar disebabkan oleh rota!irus. Diare karena salmonella dapat disingkirkan karena pada kasus tidak ditemukan BAB dengan darah dan lendir, konsistensi BAB lembek, dan berbau busuk. Diare karena .coli #uga dapat disingkirkan karena pada kasus tidak ditemukan BAB tidak ber"arna, BAB berbau busuk, dan nyeri perut. &aka dari itu diagnosis pada kasus ini adalah diare akut akibat rota!irus. %ada kasus ini didapatkan 1aktor risiko yang mempengaruhi ter#adinya diare. %asien berusia 2 bulan. pisode diare banyak ter#adi pada ( tahun pertama 9*
kehidupan. Sistem pertahanan saluran cerna anak masih belum matang 6sekresi asam lambung belum sempurna, barrier mukosa belum berkembang, #umlah 1lora normal masih sedikit, kurangnya kekebalan akti17. Keadaan malnutrisi #uga dapat meningkatkan kerentanan terhadap diare, karena malnutrisi menyebabkan penurunan imunitas, de1isiensi mikronutrien seperti /inc, perubahan struktur mukosa, gangguan absorpsi monosakarida, motilitas usus abnormal, dan perubahan 1lora usus. amun, pada kasus ini anak dalam kondisi gi/i baik. %asien mengalami muntah setiap selesai makan dan minum susu, 1rekuensi 2<=hari, banyaknya sekali muntah >*=( samapa * gelas setiap muntah, isi adalah makanan yang dimakan dan diminum, muntah menyemprot 6-7. Demam 6-7, batuk 6-7, pilek 6-7,kembung 6-7, ke#ang 6-7. %ada diare akut selai keluhan BAB cairdan 1rekuensi
lebih sering dapat #uga ter#adi keluhan abdomen lain seperti mulas sampai nyeri seperti kolik, mual, muntah, demam, tenesmus, serta ge#ala dan tanda dehidrasi. Keluhan demam dapat mengindikasikan diare yang dialami karena proses in1eksi atau selain diare penderita memiliki in1eksi lain. &untah setiap kali makan dan minum dapat mengarahkan kita berpikir bah"a dehidrasi yang dilami pasien cukup berat karena rehidrasi oral sulit dilakukan dan dapat men#adi indikasi ra"at inap pada penderita. %asien men#adi lebih re"el dan gelisah, saat menangis air mata pasien tidak begitu banyak. %asien masih mau minum ASI, pasien belum diba"a berobat. Dari
pemeriksaan 1isik didapatkan mata sedikit cekung, mukosa bibir dan lidah sedikit kering, turgor kembali agak lambat. Saat ini BB anak 9,+ kg menurut alloanamnesis dengan Ibu pasien berat badan sebelum sakit adalah 2 kg. dari anamnesis dan pemeriksaan 1isik serta penurunan berat badan @ 6*)7 maka dapat diklasi1ikasi bah"a penderita mengalami diare akut dengan dehidrasi ringan sedang. Tatalaksana pada diare mengacu pada tatalaksana dari '; berupa lima langkah untuk menuntaskan diare yaitu *7 &emberikan oralit , (7 &emberikan tablet /inc selama *) hari berturut-turut, 97 Tetap meneruskan ASI dan makanan seperti biasa, 27 &emberikan antibiotik secara selekti1, dan :7 &emberikan nasihat kepada ibu=keluarga.
9(
Tatalaksana diare #uga disesuaikan dengan dera#at dehidrasi yang ter#adi. Ada 9 rencana terapi diare berdasarkan dera#at dehidrasinya yaitu $encana Terapi A untuk diare tanpa dehidrasi, $encana Terapi B untuk diare dengan dehidrasi ringan-sedang, dan $encana Terapi E untuk diare dengan dehidrasi berat. %ada kasus ini terlihat anak mulai lemas namun kesadaran masih compos mentis, matanya cekung, malas minum, dan cubitan kulit perut kembali lambat. Telah terdapat dua atau lebih ge#ala dehidrasi ringan-sedang. &aka dari itu tatalaksana yang dilakukan adalah $encana Terapi B. %ada $encana Terapi B, penderita segera diberikan oralit dengan dosis 6+:ml=kgBB=2#am7 J +,: < +: ml J (++,: ml (@) ml. 4ika gagal upaya rehidrasi ≈
oral 6$;7 maka berikan ICFD cairan ringer laktat 6$L7 dosis +: ml=kgBB=2 #am. Berikan oralit sedikit demi sedikit, #ika anak dalam keadaan muntah, hentikan pemberian oralit sementara, #ika muntah sudah reda, oralit dapat diberikan kembali. &onitoring cairan dan tanda-tanda dehidrasi dilakukan setiap #am, #ika tanda-tanda dehidrasi hilang, maka rehidrasi dihentikan. 4ika kelopak mata anak bengkak, hentikan pemberian oralit dan berikan air atau ASI. Beri oralit sesuai dengan $encana Terapi A bila pembengkakan telah hilang. Anak #uga diberikan suplementasi /inc *<*) mg 6karena anak bulan7 selama *) hari berturut-turut. Suplemen /inc diberikan untuk mempercepat reepitelisasi usus, mempercepat proses penyembuhan, meningkatkan na1su makan, mempercepat pembersihan patogen usus, dan mengurangi resiko pengulangan diare dalam (-9 bulan kedepan. Diberikan #uga obat tambahan berupa probiotik yaitu L-bio *<* tablet per hari. ASI dan makanan pendamping ASI yaitu bubur susu tetap diberikan seperti biasa. Antibiotik tidak diberikan karena tidak ada indikasi, berdasarkan anamnesis dipikirkan bah"a diare yang ter#adi bukan disebabkan oleh bakteri ataupun proto/oa misalnya disentri 6diare berdarah7 atau kolera. %emberian antibiotic yang tidak rasional akan mengganggu keseimbang 1lora normal usus sehingga dapat memperpan#ang lama diare dan Clostridium diicile akan tumbuh yang menyebbkan disre sulit disembuhkan. Selain itu, pemberian antibiotic yang tidak rasional akan mempercepat resistensi terhadap antibiotik. ntuk disentri 99