Strategic Management Teaching Assistant
PENDAHULUAN Praktikum Manajemen Stratejik dilaksanakan dengan adanya pelatihan untuk menggali kreativitas dan keterampilan mahasiswa dalam mata kuliah Manajemen Stratejik. Beberapa kasus bisnis dalam perusahaan yang menarik dan actual akan diamati dan dianalisis oleh mahasiswa sebagai alat pembelajaran untuk melatih agar mahasiswa terampil dalam menganalisis lingkungan serta perumusan, pengimplementasian, dan pengendalian strategi perusahaan.
Praktikum Manajemen Stratejik dibina oleh seorang dosen dan asisten praktikum yang akan menjelaskan, mengarahkan mahasiswa dalam mengerjakan kasus ini. Mahasiswa akan melaksanakan praktikum ini sesuai arahan dari dosen atau asisten praktikum.
Penggunaan kasus yang nantinya akan diberikan pada praktikum ini merupakan kasus bisnis aktual yang saat ini sedang dihadapi oleh perusahaan. Praktikan diharapkan mampu memformulasikan, memingiplementasikan, serta membuat sistem pengendalian sebagai solusi dari kasus bisnis ini.
Akhir kata, penulis ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan modul ini. Tidak lupa penulis juga memohon maaf apabila masih terdapat kesalahan dalam penulisan modul ini. Semoga modul Praktikum Manajemen Stratejik ini dapat memberikan manfaat baik bagi mahasiswa, dosen, asisten praktikum, dan pihak-pihak lain yang terkait. Bandung, Januari 2015
Tim SMTA 2014-2015
ii
DAFTAR ISI KASUS 1 ............................................................................................................................................. 4 PT YANAPRIMA HASTAPERSADA TBK. .................................................................................... 4 KASUS 2 ........................................................................................................................................... 19 PT.WIJAYA KARYA, TBK. (WIKA) ............................................................................................. 19 KASUS 3 ........................................................................................................................................... 27 PT ULTRAJAYA MILK INDUSTRY TBK. ................................................................................... 27 KASUS 4 ........................................................................................................................................... 41 PT. RAMAYANA LESTARI SENTOSA TBK ............................................................................... 41 KASUS 5 ........................................................................................................................................... 53 PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, TBK .................................................................. 53 KASUS 6 ........................................................................................................................................... 60 PT MATAHARI DEPARTMENT STORE, TBK ............................................................................ 60 KASUS 7 ........................................................................................................................................... 79 PT. EXPRESS TRANSINDO UTAMA, TBK. (TAXI) ................................................................... 79 KASUS 8 ........................................................................................................................................... 91 PT BIOFARMA, TBK ...................................................................................................................... 91 CASE 9.............................................................................................................................................. 99 PT BETON JAYA MANUNGGAL, TBK ....................................................................................... 99 CASE 10.......................................................................................................................................... 113 PT SUPARMA, TBK ...................................................................................................................... 113
iii
KASUS 1 PT YANAPRIMA HASTAPERSADA TBK. KONDISI INDONESIA SERTA IMBASNYA TERHADAP INDUSTRI TENUN PLASTIK Iklim positif perekonomian Indonesia sepanjang 2013, berdasarkan hasil Survei Manulife Investor Sentimen (SMIS) dimanfaatkan oleh semua perusahaan di Indonesia. HSBC Economist ASEAN Su Sian Lim menjelaskan selama tahun 2013 laju perekonomian Indonesia masih bisa tumbuh positif meskipun banyak tantangan baik itu eksternal dan internal, ketidakpastian ekonomi global serta adanya isu the tapering merupakan tantangan eksternal yang terus menghantam perekonomian Indonesia sehingga membuat kinerja ekspor melemah sedangkan tantangan internalnya adalah masalah tingginya defisit transaksi berjalan besaran defisit mengawali tahun 2013 mencapai USD24,4 miliar atau sekitar 2,8 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Ekonomi Indonesia telah melalui perkembangan pesat beberapa tahun terakhir ini. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia secara kumulatif tumbuh 5,78 persen pada 2013. Lebih dari itu, sebagai populasi keempat terbesar di dunia yang masih terus tumbuh, Indonesia diharapkan untuk dapat menjadi negara ketiga tercepat dalam perkembangan ekonominya, dari sisi pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP), antara 2011 dan 2016 (Euromonitor). Pertumbuhan yang konsisten telah memicu peningkatan kemapanan di segmen menengah. Menurut data dari Biro Pusat Statistik di 2010, 124,5 juta konsumen, atau 52,4% dari total populasi Indonesia, memiliki pengeluaran bulanan dari Rp 0,7 juta hingga Rp 4,5 juta per kapita. Segmen konsumen ini telah diidentifikasikan oleh Manajemen sebagai penduduk kelas menengah. Namun di tengah kondisi positif ini, perlu diperhatikan pula Nilai tukar Rupiah mengalami depresiasi hingga 25% dan komponen produksi utama, biji plastik polypropylene, mengalami kenaikan 15%, di samping upah minimum, tarif dasar listrik dan bahan bakar minyak yang naik 18% - 26%. Selain itu, kenaikan suku bunga BI menjadi 7.00% - 7.50% menyebabkan turunnya konsumsi karung plastik secara nasional. Peraturan Menteri Perdagangan No.29/2012, pada pertengahan hingga akhir tahun 2012 perusahaan mengalami penghentian ekspor blok dan slab karena menunggu proses perizinan ekspor. Aturan itu mewajibkan perusahaan memperoleh izin Eksportir Terdaftar dan Persetujuan Ekspor. Kenaikan harga minyak dunia juga ikut menaikkan harga polypropylene, karena polypropylene adalah produk hasil penyulingan minyak dan perusahaan menggunakan polypropylene sebagai bahan baku utama proses produksinya. Seiring dengan meningkatnya perekonomian Indonesai di tahun 2010, konsumsi semen di Indonesia juga ikut mengalami peningkatan, terutama didukung oleh pesatnya
4
pembangunan perumahan dan infrastruktur beberapa tahun terakhir ini. Kenaikan produksi semen pada tahun 2010 telah mencapai 12% yaitu mencapai angka 52.62 juta ton, sedangkan peningkatan konsumsi semen diperkirakan akan mencapai 65 – 68 juta ton di tahun 2015 Di luar kondisi politik dan ekonomi yang berimbas pada industri tenuhn plastik di Indonesia, perlu juga diperhatikan, dewasa ini semakin marak organisasi-organisasi pecinta lingkungan, yang kurang menyetujui penggunaan plastik hal ini menjadi tantangan bagi perusahaan tenun plastik. PT YANAPRIMA HASTAPERSADA TBK. PT Yanaprima Hastapersada Tbk didirikan pada tanggal 14 Desember 1995 di Jakarta dengan fokus pada bidang industri aneka tenun plastik dan memulai kegiatan produksi karung plastiknya pada tahun 1997 di Sidoarjo, Jawa Timur. Pada tahun 2000, sebagai upaya untuk menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan, Perseroan memproduksi karung laminasi yang merupakan bahan baku kantong semen jika ditambah dengan kertas kraft. Industri semen yang semakin berkembang mendorong Perseroan untuk mulai memproduksi kantong semen yang merupakan kombinasi antara sandwich sheet dan kertas kraft di tahun 2005. Produk ini menjadi andalan hampir seluruh pabrik semen di Indonesia. Melalui Penawaran Umum Saham Perdana (IPO) pada tanggal 5 Maret 2008, Saham Perseroan mulai tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. 68.000.000 lembar saham Perseroan dengan kode perdagangan “YPAS” diluncurkan dengan harga perdana Rp545 per lembar. Perseroan pun mengadakan perluasan pabrik untuk menambah kapasitas produksi dengan membeli tanah dan bangunan yang terletak di Jalan Raya Tandes 208, Surabaya, Jawa Timur pada akhir tahun. Perseroan kembali meluncurkan produk baru pada tahun 2009, yaitu PP Woven Block Bottom Bag, produk kantong semen dengan 1 ply karung plastik yang lebih kuat dan lebih ekonomis untuk memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat. Pada tahun 2010, Perseroan membuka kantor cabang di Makassar, Ujung Pandang untuk memperluas pangsa pasar dan memenuhi kebutuhan karung plastik yang cukup tinggi di daerah Sulawesi Selatan. Kerja keras tidak pernah berhenti. Perseroan terus berusaha meningkatkan kinerja melalui penambahan dan / atau upgrade mesin-mesin produksinya. Dengan kinerja prima dan sumber daya manusia yang unggul, PT Yanaprima Hastapersada Tbk akan terus bertumbuh seiring dengan pengembangan bisnisnya di tahun-tahun mendatang. Kondisi ideal Perseroan yang diinginkan stakeholder di masa mendatang, yaitu menjadi Perseroan terbaik dalam industry aneka tenun plastik. Sedangkan alasan mengapa perusahaan ada, yaitu:
Menyediakan produk aneka tenun plastik sesuai dengan persyaratan pelanggan
5
Perseroan mengantisipasi kebutuhan pelanggan yang variatif dengan memberikan pelayanan yang terbaik dan tetap menjaga kualitas produk untuk kepuasan dan loyalitas pelanggan Mengembangkan kegiatan usaha Perseroan berusaha mengembangkan inovasi produk sebagai suatu strategi mempertahankan dan memperluas pangsa pasar Mengembangkan kemampuan dan kesejahteraan karyawan Perseroan mengembangkan program-program yang dapat memberikan hasil dan nilai tambah terbaik bagi setiap karyawan. Dengan skill yang dimiliki karyawan, kerjasama yang baik dan saling menghargai sebagai anggota tim merupakan factor penting dalam mencapai tujuan di semua aspek dan supaya kinerja berjalan dengan baik sehingga dapat mengembangkan ide-ide dan metod baru serta mengikuti perkembangan teknologi sesuai kebutuhan. Perseroan berupaya untuk mempertahankan prospek usaha di tahun-tahun selanjutnya dengan berfokus pada 4 pasar utama: Beras, Semen, Pupuk dan Terigu yang masih tumbuh di tahun 2013 dan diharapkan akan terus berkembang hingga tahun 2015. Perseroan memiliki pedoman bahwa seluruh transaksi dan saldo yang signifikan dengan pihak-pihak berelasi, telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Persediaan dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih. Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata bergerak. Penyisihan penurunan nilai persediaan dibentuk berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan persediaan pada akhir tahun, untuk menyesuaikan nilai tercatat persediaan menjadi nilai realisasi bersih. Penentuan liabilitas imbalan kerja Perseroan bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. Perseroan berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai. Nilai tercatat estimasi liabilitas atas imbalan kerja karyawan Perseroan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012. Sejalan dengan visi Perseroan untuk menjadi perusahaan terbaik dalam industri aneka tenun plastik, Perseroan tetap menjaga komitmen untuk menerapkan tata kelola perusahaan yang baik sebagai langkah berkelanjutan untuk mencapai visi tersebut. Pelaksanaannya melalui praktik-praktik bisnis dan kebijakan strategis dipandang sebagai wujud upaya peningkatan kinerja dan peningkatan nilai Perseroan bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya. Adapun cara-cara yang dilakukan Perseroan dalam mewujudkan tata kelola yang baik, yaitu: penyediaan informasi yang tepat waktu, relevan, akurat, dan mudah diakses bagi semua stakeholder ; kejelasan dan keselaran dengan visi, misi, nilai-nilai, dan strategi perusahaan dari kerangka kerja serta peran dan tanggung jawab Dewan Komisaris, Direksi, karyawan, dan komite-komite lainnya; kepatuhan pada hukum dan penerapan
6
prinsip kehati-hatian dalam setiap kegiatan operasi bisnis sesuai dengan komitmen terhada p tanggung jawab organisasi; pengupayaan Perseroan untuk mendorong setiap unit kerja agar bersikap mandiri dan tidak terpengaruh secara berlebihan oleh kepentingan tertentu mencakup minimalisasi konflik kepentingan dalam kegiatan manajemen dan operasional; serta memperlakukan seluruh pemangku kepentingan secara adil dan memastikan bahwa seluruh pemegang saham telah memperoleh akses yang sama terhadap informasi Perseroan. Dalam rangka melindungi kepentingan para pemegang saham, Peseroan memastikan bahwa Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) diselenggarakan tepat waktu dan dipersiapkan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan dan Peraturan IX.I.1. Perseroan menyelenggarakan RUPST dan RUPSLB pada tanggal 07 Juni 2013. RUPST memutuskan: 1. Menyetujui dan mengesahkan Laporan Tahunan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 termasuk didalamnya Laporan Kegiatan, Laporan Pengawasan Dewan Komisaris dan Laporan Keuangan Perseroan, sekaligus memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (acquit et decharge) kepada anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan atas semua tindakan pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan sejauh tindakan-tindakan tersebut tercermin dalam Laporan Tahunan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012. 2. Menyetujui penggunaan laba bersih Perseroan tahun buku 2012, sebagai berikut: a. Dana cadangan untuk memenuhi Pasal 70 Undang-Undang nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas diambil sebesar 12,14% dari laba bersih atau sebesar Rp. 2.000.000.000 (Dua Milyar Rupiah) b. Sisal aba bersih sebesar Rp. 14.472.534.252 dicatat dan dibukukan sebagai laba ditahan Memberikan wewenang dan kuasa kepada Direksi Perseroan untuk melakukan semua dan setiap tindakan yang diperlukan sehubungan dengan keputusan tersebut diatas, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3. Memberikan wewenang dan kuasa kepada Direksi Perseroan dengan persetujuan Dewan Komisaris, untuk menunjuk Akuntan Publik yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan untuk mengaudit laporan keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan menentukan honorarium. Adapun penyelenggaraan RUPSLB yang menghasilkan keputusan: 1. Menyetujui untuk membatalkan pelaksanaan rencana pembelian tanah dan bangunan 2. Memberikan wewenang dan kuasa kepada Direksi untuk diperlukan sehubungan dengan keputusan tersebut di atas, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selain RUPS, Perseroan juga memiliki perangkat lain dalam struktur organisasinya, salah satunya Dewan Komisaris. Dewan Komisaris adalah badan non-eksekutif yang
7
mewakili kepentingan seluruh pemegang saham. Dewan Komisaris bertugas dan berkewajiban melakukan pengawasan, memberikan saran dan arahan yang diperlukan kepada Direksi untuk menjaga kegiatan Perseroan sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar. Wilayah pengawasan meliputi rencana perluasan usaha, pelaksanaan anggaran dan rencana kerja tahunan, ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan dan keputusan-keputusan RUPS, pelaksanaan peran dan tanggung jawab Direksi sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan, keputusan RUPS, dan peraturan perundang-undangan.. Anggota Dewan Komisaris diangkat untuk masa jabatan lima tahun dan disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham. Rapat internal dilaksanakan untuk membahas hal-hal sebagai berikut: a. Penetapan strategi dasar Perseroan b. Menelaah dan menyetujui Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Perseroan tahun 2013 yang diusulkan oleh Direksi c. Pengawasan pelaksanaan kinerja Perseroan d. Menelaah dan menyetujui rencana pembiayaan utang Perseroan Selain itu, Dewan Komisaris juga melakukan rapat bersama Direksi untuk membahas: a. Pelaksanaan tata kelola Perseroan b. Pemenuhan tanggung jawab social Perusahaan c. Pemenuhan kewajiban Perseroan sebagai badan hokum Perusahaan Terbatas, termasuk sebagai perusahaan terbuka d. Memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi Perseroan, maupun hal-hal lain yang dinilai penting Ada pula Anggota Direksi yang diangkat untuk masa jabatan yang dimulai pada tanggal pelaksanaan RUPST yang memutuskan pengangkatan tersebut, dan berakhir pada akhir RUPST ke-5 setelah penunjukkan. Pada akhir masa jabatannya, anggota Direksi dapat ditunjuk kembali. Sesuai Anggaran Dasar Perseroan, Direksi bertugas menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan kepentingan Perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan yang hendak dicapai oleh Perseroan, serta mewakili Perseroan baik di dalam maupun di luar Pengadilan tentang segala hal dan kejadian dengan pembatasan-pembatasan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar dan / atau keputusan RUPS. Kewajiban Direksi meliputi: 1. Mengusahakan dan menjamin terlaksananya usaha dan kegiatan Perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan serta kegiatan usahanya. 2. Menyiapkan Rencana Jangka Panjang Perseroan, Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan, dan perubahannya serta menyampaikannya kepada Dewan Komisaris dan Pemegang Saham untuk mendapat pengesahan RUPS. 3. Memberikan penjelasan kepada RUPS mengenai RJPP dan RJAP 4. Memberikan penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan atau diminta anggota Dewan Komisaris dan para Pemegang Saham.
8
5. Menjalankan kewajiban-kewajiban lainnya sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Berdasarkan Akta No. 15 tanggal 6 Juni 2008, dibentuk Komite Audit. Komite Audit bertugas dan bertanggung jawab untuk memberikan pendapat profesional dan independen kepada Dewan Komisaris terhadap laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris, dan melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan tugas Komisaris. Seluruh anggota Komite Audit adalah independen sehingga tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan Dewan Komisaris, Direksi dan / atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan Perseroan yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen. Komposisi, kualifikasi dan independensi Komite Audit telah sesuai dengan peraturan. Dalam melaksanakan tanggung jawabnya tersebut, Komite Audit mempunyai tugas: 1. Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan Perseroan, seperti laporan keuangan, proyeksi keuangan dan informasi keuangan lainnya. 2. Melakukan penelaahan atas ketaatan Perseroan terhadap peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan kegiatan Perseroan. 3. Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor internal. 4. Menjaga kerahasian dokumen, data dan informasi Perseroan. 5. Melakukan evaluasi pelaksanaan audit oleh auditor eksternal, termasuk menelaah independensi dan objektivitas auditor eksternal serta kecukupan pemeriksaan yang dilakukan audit eksternal. 6. Melakukan komunikasi dengan manajemen tentang permasalahan yang diperoleh sebagai hasil komunikasi dengan auditor eksternal. 7. Memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris terhadap laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris. Direksi juga memiliki Corporate Secretary untuk mendukung tugasnya, baik dibidang kepatuhan, kehumasan, hukum, kesekretariatan, maupun organisasi RUPS, Rapat Direksi, Rapat Direksi dengan Komisaris, dan kegiatan lainnya dengan stakeholders. Fungsi dari Corporate Secretary adalah : a. Memastikan kelancaran komunikasi antara manajemen dengan stakeholder, baik pemegang saham, karyawan, mitra bisnis, maupun pihak-pihak yang berkepentingan dengan keberadaan Perseroan b. Sebagai penghubung dalam penyelenggaraan RUPS, laporan tahunan, public expose c. Memastikan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku d. Menyelenggarakan terlaksananya rapat manajemen (Direksi, Komisaris dan Komite Audit) serta bertanggung jawab kepada Direksi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas untuk disampaikan kepada Komisaris e. Membuat arsip dokumen Perseroan, seperti risalah RUPS dan dokumen rapat-rapat manajemen dan Komisaris
9
Dalam melakasanakan aktivitas bisnisnya, Perseroan memiliki kode etik, yaitu jujur dan dapat dipercaya. Kedua hal ini merupakan dasar dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Perusahaan senantiasa menaati ketentuan hukum yang berlaku dalam menjalankan kegiatannya. Dari sisi ketenagakerjaan, Perseroan telah melakukan kerjasama di bidang pendidikan dengan berbagai lembaga pendidikan di sekitar Perseroan. Kegiatan yang dilaksanakan adalah praktek kerja lapangan, study tour, studi banding. Selain itu, pelatihan secara umum mengarah pada personal effectiveness dengan menitikberatkan pengembangan motivasi, kerjasama tim dan kemampuan teknik penjualan yang efektif. Pelatihan teknikal atau fungsional difokuskan pada level manajemen dan staf bidang keuangan dan akuntansi. Adapula pelaksanaan K3 yang merupakan bentuk kegiatan untuk melindungi karyawan dari kecelakaan kerja. Perusahaan senantiasa berusaha mengambil tindakan yang tepat untuk menghindari terjadinya kecelakaan dan gangguan kesehatan ditempat kerja. Perusahaan akan selalu mengusahakan agar karyawan memperoleh tempat kerja yang aman dan sehat dengan memastikan bahwa asset dan lokasi usaha serta fasilitas perusahaan, memenuhi peraturan kesehatan dan keselamtan kerja serta pelestarian lingkungan. Perseroan juga memperhatikan dampak aktivitas bisnisnya terhadap lingkungan, karena itu Perseroan selalu mengontrol dampak limbah, pembuangan sisa produksi serta pengujian seluruh peralatan sesuai dengan prosedur serta pengadaan kerja bakti untuk membersihkan saluran-saluran air oleh karyawan Perseroan pada musim penghujan. Perseroan selalu terbuka dan menjunjung tinggi nilai-nilai jujur, adil dan bertanggung jawab terhadap kualitas produknya. Untuk mempertahankan tingkat kepuasan dan loyalitas pelanggan, Perseroan menghasilkan produk sesuai dengan persyaratan pelanggan, menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan pelanggan, memegang komitmen terhadap kepuasan dan menjaga kualitas produk secara terus-menerus. Penerapan manajemen risiko Perseroan sejalan dengan penerapan tata kelola perusahaan yang baik dan diaplikasikan pada setiap risiko yang mengancam tercapainya tujuan Perseroan. Risiko Usaha yang dihadapi Perseroan dikelola oleh Manajemen Risiko. Risiko yang dikelola meliputi risiko operasional, risiko strategi dan risiko residual, baik internal maupun eksternal. Tujuan utama manajemen risiko adalah untuk lebih meminimalkan potensi kerugian dan yang terpenting adalah untuk lebih memaksimalkan pencapaian tujuan di masing-masing fungsi dan struktur Perseroan. Perseroan berdiri di atas tiga fondasi, yaitu profit (keuntungan), people (manusia), dan planet (bumi). Perseroan berkomitmen untuk senantiasa bertindak pantas dan berkontribusi pada pengembangan ekonomi melalui peningkatan kualitas hidup karyawan dan keluarga, komunitas lokal, masyarakat luas dan alam. Perseroan menggunakan dana yang sebagian diambil dari laba Perseroan sebagaimana ditetapkan dalam aturan terkait untuk mendukung terlaksananya kegiatan sosial, di kisaran Rp. 73 juta selama periode tahun 2013. Kegiatan yang dilaksanakan, yaitu:
10
• Kegiatan Sosial Donor Darah bekerjasama dengan PMI kabupaten Sidoarjo. • Program Magang Tenaga Hubinsyaker bekerjasama dengan Dinas Tenaga Kerja kabupaten Sidoarjo. • Program Pemagangan bekerjasama dengan Balai Latihan Kerja Jawa Timur. • Pemberian bantuan hewan Qurban pada masjid-masjid di sekitar Perseroan. • Pemberian bingkisan Hari Raya Idul Fitri pada pengurus masjid dan masyarakat di sekitar lokasi Perseroan. • Pemberian sumbangan untuk korban bencana alam. • Perbaikan sarana dan prasarana sosial. • Berpartisipasi aktif dalam kegiatan di tingkat RT, RW, Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten, Polres, dan Disnaker. • Pemberian sumbangan rutin bulanan untuk operasional RT/RW di sekitar Perseroan. AKTIVITAS BISNIS PERSEROAN Perseroan selalu berusaha untuk memperbanyak dan memperluan jaringan distribusinya sehingga hal tersebut dapat meningkatkan penjualan dikarenakan distribution channel -nya luas. PT Yanaprima Hastapersada juga menjadi pemasok kemasan di industri semen Indonesia, tercatat perusahaan-perusahaan semen terkemuka di Indonesia, seperti Tiga Roda, Holcim, dan Semen Gresik menjadi konsumen PT Yanaprima Hastapersada. Hal inilah yang menyebabkan PT Yanaprima Hastapersada merupakan market leader dalam kemasan plastik semen dan beras. Selain itu PT Yanaprima Hastapersada juga mengekspansi dan memperluas kegiatan bisnisnya ke dalam wilayah geografis tertentu dan menambah jangkauan produknya ke dalam pasar yang dituju saat ini. Dapat dilihat bahwa PT Yanaprima memiliki 2 pabrik dan 3 kantor di tempat yang berbeda. Sehingga seluruh kemungkinan atau peluang pasar dapat terjaring oleh perusahaan. Secara general, PT Yanaprima Hastapersada menjual finished materials dan semifinished materials. Finished materials terdiri atas: Block Bottom Bagg, PP Woven Bag, Resin Bag, dan Cement Bag. Sedangkan Semi-finished Materials berupa: Kraft Paper Sandwiched with PP Woven Fabric dan Laminated Woven Sheet and Tarpaulin. Harga yang ditawarkan dari produk-produk PT Yanaprima Hastapersada tidak dapat ditentukan secara spesifik, dikarenakan harga disesuaikan dengan kontrak perjanjian dengan pelanggan masing-masing. Perseroan memiliki kantor pusat di Rukan Golden Palace A21-A23 Jalan HR. Muhammad 373 – 383 Surabaya 60271 Indonesia juga kantot cabang di Gedung Graha Irama Suite 15G Jalan. HR. Rasuna Said Blok X-1 Kav 1-2 Kuningan Timur, Jakarta 12950 Indonesia. Sedangkan pabriknya sendiri terdapat di Jalan Pahlawan, Desa Cemengkalang Sidoarjo 61251. Dalam usahanya untuk menjaring konsumen Perseroan melakukan beberapa aktivitas, yaitu: mengikuti pameran-pameran dagang untuk meningkatkan brand awareness terhadap
11
karung plastik dan kantong semen serta melakukan kontrak jangka menengah (3-6 bulan) dengan pelanggan-pelanggan hampir di semua sektor guna mengikat pelanggan. Komposisi kepemilikan saham dalam PT Yanaprima Hastapersada meliputi 89,469% dimiliki oleh PT Hastagraha Bumipersada, 0,352% dimiliki oleh Ishadi selaku Direktur Utama, serta pihak lainnya (yang masing-masing kepemilikannya tidak sampai 5%) sebesar 10,179%. Perseroan mengelola struktur permodalan dan melakukan penyesuaian berdasarkan perubahan kondisi ekonomi. Untuk memelihara dan menyesuaikan struktur permodalan, Perusahaan dapat menyesuaikan usulan pembayaran dividen kepada pemegang saham, menerbitkan saham baru atau mengusahakan tambahan pendanaan melalui pinjaman.Tidak ada perubahan atas tujuan, kebijakan maupun proses dalam manajemen modal untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diadakan pada tanggal 7 Juni 2013, para pemegang saham menyetujui untuk tidak membagikan dividen kepada para pemegang saham. Dalam RUPST tersebut, para pemegang saham juga menyetujui untuk mencadangkan sejumlah Rp 2.000.000.000 dari laba bersih Perusahaan tahun 2012, sebagai dana cadangan umum Perusahaan sesuai ketentuan yang berlaku. Pada tanggal 10 Oktober 2012, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit investasi ekspor 1 (Trance A) dan fasilitas kredit investasi ekspor 2 (Trance B) dari Bank Exim dengan jumlah fasilitas maksimum, masing-masing sebesar Rp. 56.000.000 dan Rp. 14.000.000, yang ditujukan untuk pengembangan usaha industry karung plastic. Fasilitas kredit ini memiliki jangka waktu selama 60 (enam puluh) bulan dan dikenakan bunga pertahun sebesar 9.5%, masing-masing pada tahun 2013 dan 2012. Pada tanggal 30 Mei 2013, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit investasi ekspor 3 (Trance C) dari Bank Exim dengan jumlah fasilitas maksimum sebesar Rp. 40.000.000, yang ditujukan untuk pengembangan usaha industry karung plastic. Fasilitas kredit ini memiliki jangka waktu selama 60 (enam puluh) bulan dan dikenakan bunga per tahun sebesar 9.5% pada tahun 2013. Pada tanggal 27 Februari 2012, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit investasi dari Bank UOB dengan jumlah fasilitas maksimum sebesar Rp 12.900.000.000, yang ditujukan untuk pembiayaan pembelian mesin dan peralatan pabrik. Fasilitas kredit ini memiliki jangka waktu selama 60 (enam puluh) bulan, tidak termasuk availaibility period dan grace period, maksimal 7 bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian kredit dan dikenakan bunga per tahun sebesar 10,5% pada tahun 2013. Untuk kemajuan Perseroan, Perseroan memilik Tim RnD yang bertgas untuk mencari formulasi terbaik dalam kegiatan produksi plastik dan pengelolan plastik yang lebih difokuskan pada plastik semen dan beras guna menghasilkan produk berkualitas yang siap dipasarkan ke pasar domestik dan internasional. Hal-hal yang telah dilakukan, yaitu: 1. Menganalisa dan mengukur keefektifan mesin-mesin produksi yang dipakai, layak atau tidaknya mesin-mesin tersebut dipakai
12
2. Meneliti biji-biji plastik yang memiliki kualitas terbaik 3. Menganalisa dan menemukan bahan-bahan baku untuk membuat plastic yang sesuai dengan pesanan. Dari sisi desain produk yang di produksi oleh PT Yanaprima Hastapersada merupakan desain umum yang banyak diminati oleh konsumen. Lokasi penjualan dan pemasaran berada di tiga kota besar yaitu Surabaya, Jakarta dan Makassar serta berada di lokasi strategis di tiga kota tersebut karena berada di pusat kota dan akses menuju lokasi kantor mereka pun sangat mudah di akses. Lokasi pabrik pengolahan dan produksi produk PT Yanaprima Hastapersada terletak di Sidoarjo dan Surabaya yang berada di kawasan industri. Dimana untuk urusan logistik, pengiriman barang, dan pemasaran barang sangat mudah karena dapat melalui akses TOL Surabaya-Gempol yang dapat terhubung dengan stasiun, bandara, dan pelabuhan. PT Yanaprima Hastapersada juga menggunakan mesin ESL dari Inggris dan Phyliss dari Taiwan yang merupakan mesin berkualitas dalam pengolahan hasil tenun plastik. Dalam menjaga mutu produk, PT Yanaprima Hastapersada mengacu pada standar internasional untuk sistem manajemen mutu yaitu ISO 9001:2000 komitmen manajemen, manajemen sumber daya, proses realisasi produk, dan pengukuran, analisa, perbaikan di sistem sehingga produk PT Yanaprima Hastapersada selalu dijaga kualitasnya dan terus menerus ditingkatkan untuk kepuasan pelanggan. Proses maintenance mesin-mesin pabrik dilakukan dengan pihak profesional dan terkadang mengundang ahli dari kerjasama dengan Inggris dan Taiwan, untuk menjaga mesin-mesin produksi tetap bagus, biaya maintenace dengan pembelian mesin baru bila rusak sangat jauh, sehingga perawatan berkala benar-benar hal yang dibutuhkan industri ini. Per 31 Desember 2013, Karyawan PT Yanaprima Hastapersada mencapai 883 orang yang merupakan karyawan tetap 442 orang dan harian 441 orang, meningkat dibandingkan tahun 2012 yang total tercatat 684 orang. Jumlah karyawan didominasi pendidikan SLTA terutama untuk memenuhi kebutuhan operator di unit produksi dan pemeliharaan. Karyawan yang dibutuhkan oleh PT. Yanaprima Hastapersada harus melakukan perekrutan dan seleksi terlebih dahulu dengan cara membuka lowongan kerja melalui eksternal (offline dan online), diantaranya dengan membuat acara job-fair, headhunter, brosur iklan, online melalui website PT. Yanaprima Hastapersada, dan melalui pos dikirim langsung ke alamat kantor PT. Yanaprima Hastapersada Jakarta. Selain itu, untuk posisi tertentu, pemilihan dilakukan dari sumber internal dengan cara melakukan rotasi dan promosi jabatan. Untuk mengasah kemampuan dan keterampilan para karyawan PT. Yanaprima Hastapersada, dilakukan pelatihan sesuai dengan divisi masing-masing (Keuangan, Pemasaran, Operasi dan Sumber Daya Manusia). Karyawan tetap yang memiliki kemampuan yang sudah baik dan posisi yang baik perlu dilakukan pengembangan yang lebih lagi untuk mencapai tujuan perusahaan sehingga efektif dan efisien. PT. Yanaprima Hastapersada juga memerlukan karyawan yang setia untuk bekerja di perusahaanya tersebut maka perlu dilakukan program yang dapat meningkatkan motivasi
13
dan kesetiaan pada Perseroan. Oleh karena itu Perseroan memberikan gaji sesuai UMR dan posisi jabatan masing-masing, lalu memberikan insentif, bonus, tunjangan dan liburan yang dapat membuat karyawan setia bekerja di PT Yanaprima Hastapersada. Untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan yang telah berkontribusi terhadap perkembangan Perseroan, maka Perseroan memberikan gaji tetap, tunjangan dan fasilitas serta pelayanan lainnya, seperti jaminan kesehatan, kecelakaan kerja, kematian dan pensiun.Gaji tetap diberikan berdasarkan pendidikan, golongan dan jabatan, sedangkan pendapatan tidak tetap meliputi jasa operasi, dan bantuan lain yang disesuaikan dengan kinerja. Perseroan juga memberikan penghargaan bagi karyawan, baik secara berkelompok / gugus maupun individu. Penghargaan gugus diberikan atas keberhasilan dalam menghasilkan berbagai inovasi dalam produktivitas kelompok/group. Sedangkan penghargaan kepada individu diberikan untuk karyawan yang mampu bekerja secara efisien dengan produktivitas tertinggi di setiap bagian. Contoh penghargaan yang diberikan adalah penghargaan untuk karyawan Zero Absen dan penghargaan untuk karyawan yang berprestasi. PT. Yanaprima Hastapersada memiliki sistem internal yang terintegrasi pada pabrik di Sidoarjo, sistem itu memudahkan dan memberi informasi mengenai proses input bahan plastic masuk, penjadwalan, penggajian, dan informasi internal lainnya. Information System PT. Yanaprima Tbk. Dengan pihak luar terhenti karena website perusahaan yang sebelumnya telah ada kurang menarik dan kurang interaktif tengah diperbaiki, oleh karena itu PT. Yanaprima membuat kontrak dalam pembuatan web dan layanan customer service dengan PT. Qwords Company International untuk melancarkan informasi dalam pencarian informasi yang relevan dan terkini mengenai perusahaan dan membuat web perusahaan menajdi lebih menarik lagi. Untuk menyimpan olahan bahan baku tenun plastik yang akan diproduksi, PT Yanaprima Hastapersada tbk dalam infrastrukturnya memiliki gudang penyimpanan persediaan bahan baku agar hasil olahan bahan baku tetap aman dan berkualitas yang berada di Desa Cemengkalang, Sidoarjo dan di Surabaya. PT Yanaprima Hastapersada tbk memerlukan tenaga kerja yang harus menjaga, melihat dan mengkontrol ulang ketersediaan bahan baku yang berada di gudang persediaan agar pada saat di proses produksi akan dilaksanakan ketersediaan bahan baku tetap sesuai dengan prosedur. Agar kualitas bahan baku tetap sesuai dengan kriteria yang diinginkan maka PT Yanaprima Hastapersada tbk memerlukan alat atau mesin yang canggih dan berkualitas untuk menjaga kualitas dari bahan baku yang telah dihasilkan. PT Yanaprima Hastapersada tbk mendapatkan bahan baku hanya menggunakan dua supplier yaitu PT Chandra Asri Petrochemical dan PT Pura Nusa Persada. Untuk mengolah bahan baku menjadi produk plastik, PT Yanaprima Hastapersada tbk memiliki pabrik untuk melakukan seluruh aktivitas produksi pengolahan bahan baku yang berada di Desa Cemengkalang, Sidoarjo dan di Surabaya. PT Yanaprima Hastapersada tbk memerlukan tenaga kerja untuk melakukan seluruh kegiatan produksi agar berjalan dengan
14
lancar. PT Yanaprima Hastapersana tbk menggunakan jasa outsourcing untuk mendapatkan tenaga kerja produksi yang bekerja sama dengan PT Prismas Jamintara. PT Yanaprima Hastapersada tbk pada awal mula berdiri mendapatkan 3 baris mesin pembuat ekstrusidatar benang yang berasal dari Inggris Raya dan 108 unit mesin tenun melingkar dari Phyliss Taiwan untuk megolah bahan baku yang dapat menghasilkan 72000 ton pertahun hasil olahan anyaman plastik. PT Yanaprima Hastapersada tbk ini bekerja sama dengan perusahaan ESL dari Inggris Raya dan Phyliss dari Taiwan untuk pembelian mesin agar produksi yang dilakukan sesuai dengan kriteria produksi. PT Yanaprima Hastapersada tbk memiliki gudang persediaan dan pabrik produksi yang berada di dalam satu area pabrik di Desa Cemengkalang, Sidoarjo, dan di surabaya sehingga proses pengambilan bahan baku untuk menjadi barang hasil produksi tidak memakan waktu yang lama. PT Yanaprima Hastapersada tbk memiliki tenaga kerja yang bekerja untuk memantau segala aspek yang ada di gudang persediaan hasil produk agar tidak ada produk cacat atau tidak sesuai dengan kriteria yang perusahaan miliki. PT Yanaprima Hastapersada tbk telah melakukan kerjasama dengan perusahaan asing tersebut tidak hanya mesin produksi melaikan mesin untuk menyimpan dan mendistribusikan produk-produk yang telah dihasilkan. PT Yanaprima Hastapersada tbk melakukan pendistribusian hasil produknya kepada konsumen untuk nantinya akan diproduksi kembali menjadi hasil produksi oleh perusahaan konsumen PT Yanaprima Hastapersada tbk. PT Yanaprima Hastapersada tbk memiliki kantor di tiga kota yang berada di Surabaya,Jakarta, dan Makassar. Mulai tahun 2010, untuk memasarkan produknya lebih luas, PT Yanaprima Hastapersada tbk membuka kantor pemasaran dan penjualannya di Kota Makassar. PT Yanaprima Hastapersada tbk memiliki manajer dan staff pemasaran yang handal untuk meningkatkan penjualan melalui promosi yang dilakukan. PT Yanaprima Hastapersada tbk memiliki jaringan komunikasi jaringan yang tinggi dan canggih. karena selain memiliki kantor di dua kota besar, PT Yanaprima Hastapersada tbk pun memiliki akses pada website perusahaan yang menjadi media promosi perusahaan. PT Yanaprima Hastapersada tbk memiliki akses E-mail khusus sales bagi konsumen yang ingin langsung berkomunikasi dengan bagian penjualan dari PT Yanaprima Hastapersada tbk. Dengan menggunakan konsep pemasaran yang Business to business, PT Yanaprima Hastapersada tbk memasarkan produknya kepada konsumen yang memiliki bisnis juga. PT Yanaprima Hastapersada tbk juga memasarkan produknya melaui pameran supplier dagang. PT Yanaprima Hastapersada tbk memiliki layanan customer service yang berada di dua kota yaitu di Surabaya,Jakarta dan Makassar. Hal ini diharapkan agar PT Yanaprima Hastapersada tbk dapat mendekati konsumennya yang berasal dari perusahaan. PT Yanaprima Hastapersada tbk memiliki tenaga kerja yang menerima, melayani dan mengerti tentang produk dari perusahaan karena pada awal perekrutan, PT Yanaprima Hastapersada tbk melakukan pelatihan dalam pengenalan produknya agar tenaga kerja mereka dapat
15
mengerti apa yang konsumen inginkan. PT Yanaprima Hastapersada tbk memiliki kolom pengaduan pada website meraka yang ebrisi tentang keluhan, kritik dan saran yang langsung terhubung dengan customer service perusahaan dan operator perusahaan sehingga keluhan yang konsumen hadapi dapat diperbaiki dengan segera. PT Yanaprima Hastapersada tbk telah bekerja sama dengan PT Qwords Company International untuk membuat jaringan informasi yang terhubung kedalam sebuah sistem agar dapat menciptakan suatu alur informasi pelayanan terhadap keluhan pelanggan. PERSAINGAN DALAM INDUSTRI TENUN PLASTIK DI INDONESIA Dalam hal ini skala ekonomi, brand awareness, dan kebutuhan permodalan menentukan seberapa mudah pesaing baru dapat masuk dalam industri tersebut. Dalam industri ini, dibutuhkan modal yang cukup besar untuk memulai usahanya, mulai dari kebutuhan akan pabrik, mesin-mesin yang digunakan untuk memproses raw material sampai menjadi finished goods, kebutuhan akan pekerja, dan kebutuhan lainnya. Hal ini memakan biaya yang tidak sedikit. Banyak perusahaan lain yang bergerak dalam bidang industri ini yang dapat menjadi pesaing dari PT Yanaprima Hastapersada Tbk. Banyaknya pesaing ini dikarenakan plastik merupakan bahan yang paling banyak dipakai oleh masyarakat sekarang ini dan permintaan akan produk berbahan plastik sangatlah tinggi. Hal ini dikarenakan harganya yang relatif lebih terjangkau, ringan dan lebih praktis dalam penggunaannya.\ Ancaman barang substitusi juga menjadi hal yang perlu diwaspadai oleh perusahaan. Faktor-faktor seperti customer loyality, manfaat barang substitusi yang ditawarkan, harga yang lebih terjangkau, ketersediaan produk, dan pelayanan yang jauh lebih baik juga menentukan seberapa besar keinginan pembeli untuk menggunakan produk substitusi. Dalam hal ini, produk substitusinya adalah kantung kain, dan kantung kertas. Dalam hal ini, PT. Yanaprima Hastapersada telah berusaha meminimalisasikan ancaman produk pengganti ini. Sejauh ini perusahaan telah berusaha untuk menumbuhkan loyalitas konsumen terhadap produknya dengan menawarkan harga yang kompetitif. Dewasa ini plastik sangat mendominasi produk-produk di pasaran karena sifatnya yang praktis, ringan, dan harganya yang relatif lebih murah sehingga masyarakat lebih memilih produk plastik ini. PT Yanaprima Hastapersada Tbk. memiliki beberapa pemasok yang telah lama berkerja sama dengan perusahaan dalam penyediaan kebutuhan bahan baku. Pemasok utama bahan baku pada PT Yanaprima Hastapersada Tbk., yaitu PT Tripolyta Indonesia Tbk. dan PT Pura Nusapersada. Perusahaan masih bergantung kepada pemasok utama dalam pembelian bahan baku dan pemasok sebagai penentu harga bahan baku, namun bukan tidak mungkin perusahaan berpaling ke pemasok yang lain jika kondisi tidak memungkinkan untuk mendapatkan bahan baku dari pemasok utama. PT. Yanaprima Hastapersada Tbk memiliki pembeli tetap, seperti PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk., PT Semen Tonasa, PT Holcim Indonesia Tbk. Adanya beragam
16
produk di pasaran dengan harga yang kompetitif membuat pembeli memegang peranan dalam bargaining ini. Pemerintah jelas memiliki peran yang besar terhadap perusahaan. Regulasi dan kebijakan yang dikeluarkan pemerintah tentu saja akan mempengaruhi aktivitas perusahaan. Sepert pada halnya, kenaikan harga BBM dan tariff dasar listrik. Dalam kasus ini, pemerintah secara tidak langsung memiliki andil dalam meningkatkan biaya operasional perusahaan. Supplier PT Yanaprima Hastapersada dari segi bahan kimia dan bahan kayu adalah PT Chandra Asri Petrochemical dan PT. Pura Nusapersada. Sementara konsumen untuk woven bag biasanya adalah perusahaan beras seperti beras naga mas, beras bulir mas, beras primatan, beras kebun mas. Cement bag adalah holcim, tiga roda, semen gresik, semen tonasa dan semen baturaja. Sedangkan resin bag, block bottom bag , dan semi finished material biasanya digunakan oleh pengusaha industry kecil baik untuk beras,semen ataupun cargo. Pesaing terdekat yang dianggap menyaingi PT Yanaprima Hastapersada tbk adalah PT Asiaplast Industri dan PT Titan Kimia Nusantara, kedua perusahaan tersebut memiliki pemasok bahan kimia yang berbeda, memiliki perusahaan distributor berbeda pula, dan memiliki pengecer yang berbeda pula tergantung wilayah pemasaran dan target pasar. PT Asiaplast Industri memiliki pemasok PT Adimitra Prima Lestari dengan aktivitas distribusi dilakukan perusahaan itu sendiri, PT Asiaplast Industri memiliki konsumen tetap, yaitu Semen Bosowa. Sementara PT Titan Kimia Nusantara yang menjuga melakukan aktivitas distribusinya sendiri memiliki konsumen tetap Semen Indonesia dengan pemasok PT Merck Indonesia Tbk.
17
Sumber: Annual Report PT Yanaprima Hastapersada Tbk. http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&id_subyek=03¬ab=7 http://www.macroeconomicdashboard.com/index.php/id/ekonomi-makro/119 perkembangan-ekonomi-terkini-2013-ii http://www.pln.co.id/blog/tarif-tenaga-listrik/ http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/02/05/1221161/Tahun.2013.Ekonomi.Indone sia.Hanya.5.78.Persen www.idx.co.id www.yanaprima.com
18
KASUS 2 PT.WIJAYA KARYA, TBK. (WIKA) PENDAHULUAN Seperti halnya pada industri lain, pasar jasa konstruksi di Indonesia sangat dipengaruhi oleh daya beli dari masyarakat dan pemerintah, dimana daya beli ini berkaitan erat dengan perkembangan ekonomi makro Indonesia yang mengalami gangguan akibat krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997/1998 tersebut. Sebelum krisis ekonomi pada tahun 1997, Biro Pusat Statistik (BPS, 2006a) mencatat adanya pertumbuhan di sektor konstruksi yang mencapai 13,71% per tahun. Tingkat pertumbuhan ini lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 7,85%. Akan tetapi setelah krisis ekonomi menyerang Indonesia, konstruksi merupakan sektor yang paling merasakan imbas dari krisis ekonomi tersebut dimana sektor konstruksi pada tahun 1998 terpuruk hingga minus 36,4% dan mengalami pertumbuhan yang paling parah dibandingkan sektor ekonomi yang lainnya seperti manufaktur dan pertanian. Dalam kurun waktu tersebut perusahaan-perusahaan jasa konstruksi sangat terpukul pada saat terjadinya krisis ekonomi karena volume pekerjaan konstruksi berkurang drastis, proyek ditangguhkan atau dihentikan sementara oleh pemiliknya dan juga pemilik proyek banyak yang kesulitan melakukan pembayaran kepada kontraktor. Sementara dalam waktu yang bersamaan, kontraktor memiliki kewajiban membayar kepada pihak ketiga, terutama pengusaha golongan ekonomi lemah, disamping harus membayar bunga pinjaman kepada pihak perbankan yang mana pada saat itu suku bunga perbankan melonjak drastis sampai mencapai sekitar 25-26% per tahunnya. Menurunnya tingkat suku bunga deposito perbankan saat ini (berkisaran antara 8-10% per tahun) dapat mendorong masyarakat untuk bergerak ke sektor riil untuk berinvestasi, terutama ke sektor properti. Demikian juga halnya dengan adanya peningkatan nilai Produk Domestik Bruto (PDB) rakyat Indonesia yang berarti suatu refleksi mulai pulihnya daya beli masyarakat yang pada akhirnya dapat meningkatkan permintaan terhadap produk-produk konstruksi seperti misalnya perumahan, perkantoran dan sebagainya. Perbaikan beberapa indikator ekonomi makro seperti yang diuraikan di atas membuka peluang bagi pasar swasta untuk berkembang pada tahun-tahun berikutnya. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi nasional, pada saat ini pangsa pasar di sektor konstruksi nasional terus tumbuh hingga kisaran 8,6 % dari PDB nasional, atau setara dengan Rp. 52,3 triliun pada triwulan II 2006 (BPS, 2006b). Namun jumlah tersebut relatif belum dapat dikatakan cukup besar jika dibandingkan dengan jumlah usaha di sektor konstruksi yang mencapai lebih dari 80.000 perusahaan, sehingga dapat diartikan sebagai masih terbatasnya pangsa pasar dan ketatnya persaingan di sektor jasa konstruksi nasional. 19
Di sisi lain perkembangan pasar industri konstruksi tidak saja hanya dipengaruhi oleh sektor ekonomi, akan tetapi juga dipengaruhi oleh perkembangan politik baik di dalam negeri maupun di luar negeri terutama tingkat regional. Kebijakan penerapan otonomi daerah pada tahun 2000 menyebabkan beralihnya pengelolaan proyek-proyek dari pusat ke daerah-daerah. Konsumen yang tadinya terkonsentrasi di Jakarta akan terbagi bagi ke daerah-daerah potensial. Hal ini akan berpengaruh pada penerapan strategi meraih pangsa pasar dari masing-masing pelaku jasa konstruksi. Selain otonomi daerah, saat ini kontraktor nasional juga dihadapkan dengan era globalisasi yang ditandai dengan diberlakukannya Asean Free Trade Area (AFTA) pada tahun 2003 yang menyebabkan kontraktor-kontraktor asing dapat dengan bebas ikut bersaing memperebutkan proyek- proyek pada pasar konstruksi di Indonesia. Dengan masuknya kontraktor-kontraktor asing tersebut di tengah belum pulihnya kondisi pasar industri konstruksi saat ini, tentunya akan menyebabkan semakin ketatnya persaingan di antara pelaku bisnis konstruksi di Indonesia. Pada tahun 2015 ini persaingan kontraktor juga akan semakin ketat. Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) sebentar lagi akan berlangsung. Dengan berlakunya MEA ini maka perusahaan akan bebas keluar masuk ke negara lain dalam ruang lingkup negara ASEAN. Dalam hal konstruksi, ini menjadi kekhawatiran khusus bagi pemerintah. Alasannya, walaupun banyak kontraktor besar di Indonesia, namun tidak ada satu pun kontraktor yang terfokus dan ahli di satu bidang pekerjaan. Kepala Badan Pembina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum, Hediyanto W. Husaini, mengatakan kontraktor Indonesia saat ini hanya kuat di sisi general contractor seperti pembangunan jalan dan konstruksi lainnya. Jika dihadapkan pada pengerjaan proyek seperti pembangunan proyek Mass Rapid Transit (MRT), tidak ada satu kontraktor lokal pun yang mampu menanganinya sendiri. Hedi mencontohkan, misalnya untuk melakukan reklamasi, belum ada kontraktor Indonesia yang mampu. Ia melanjutkan, untuk reklamasi yang dilakukan di pantai Indah Kapuk pun dilakukan oleh kontraktor Tiongkok. Dilanjutkannya, untuk reklamasi, memang hanya sedikit negara yang mampu melakukannya. Di Asia hanya ada Malaysia dan Tiongkok yang mampu. Sebab, mereka mempunyai peralatan untuk melakukan itu seperti kapal-kapal besar untuk mengangkut material yang digunakan dari sumber ke lokasi reklamasi. Contoh selanjutnya, menurut Hediyanto, ada di pembangunan monorail. Ia mengambil contoh Malaysia. Malaysia, menurutnya, telah mulai mempersiapkan satu kontraktor untuk melakukan spesialisasi ke pengeboran tunnel. Pemerintah juga mendukung dengan memberikan sokongan pembelian tunnel boring machine.
20
Dengan demikian, jika ada proyek yang memerlukan pembuatan tunnel, pemerintah sudah mempunyai kontraktor khusus untuk melakukannya. Dan, alatnya pun disimpan, sehingga bisa digunakan kembali maupun disewakan ke negara lain. Berbeda dengan Indonesia. Hediyanto mengungkapkan, adanya dukungan kepada satu kontraktor malahan akan memicu reaksi dari kontraktor lainnya. Jika ada penunjukan khusus untuk suatu proyek selalu dianggap sebagai dugaan korupsi. Kontraktor asing, menurut Hediyanto, jumlahnya tidak naik signifikan. Menurutnya, pada tahun lalu jumlahnya adalah 298 kontraktor, sedangkan data terakhir menunjukkan jumlah kontraktor asing di Indonesia mencapai 302 perusahaan. Pemerintah, memasuki MEA akan mengetatkan aturan agar kontraktor yang masuk ke Indonesia juga bisa menularkan ilmunya kepada kontraktor lokal. Salah satunya adalah dengan mewajibkan mereka bisa berbahasa Indonesia. Di tengah ketatnya kondisi persaingan bisnis jasa konstruksi ini, para pelaku bisnis jasa konstruksi di Indonesia, dalam hal ini adalah kontraktor jasa konstruksi, berupaya keras untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaannya. PEREKONOMIAN MAKRO INDONESIA Iklim positif perekonomian Indonesia sepanjang 2013, berdasarkan hasil Survei Manulife Investor Sentimen(SMIS) dimanfaatkan oleh semua perusahaan di Indonesia. HSBC Economist ASEAN Su Sian Lim menjelaskan selama tahun 2013 laju perekonomian Indonesia masih bisa tumbuh positif meskipun banyak tantangan baik itu eksternal dan internal, ketidakpastian ekonomi global serta adanya isu the tapering merupakan tantangan eksternal yang terus menghantam perekonomian Indonesia sehingga membuat kinerja ekspor melemah sedangkan tantangan internalnya adalah masalah tingginya defisit transaksi berjalan besaran defisit mengawali tahun 2013 mencapai USD24,4 miliar atau sekitar 2,8 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Ekonomi Indonesia telah melalui perkembangan pesat beberapa tahun terakhir ini. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia secara kumulatif tumbuh 5,78 persen pada 2013. Lebih dari itu, sebagai populasi keempat terbesar di dunia yang masih terus tumbuh, Indonesia diharapkan untuk dapat menjadi negara ketiga tercepat dalam perkembangan ekonominya, dari sisi pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP), antara 2011 dan 2016 (Euromonitor). Pertumbuhan yang konsisten telah memicu peningkatan kemapanan di segmen menengah. Menurut data dari Biro Pusat Statistik di 2010, 124,5 juta konsumen, atau 52,4% dari total populasi Indonesia, memiliki pengeluaran bulanan dari Rp 0,7 juta hingga Rp 4,5 juta per kapita. Segmen konsumen ini telah diidentifikasikan oleh Manajemen sebagai penduduk kelas menengah.
21
KEBUTUHAN PASAR " Indonesia is a very strong place to do business in 2015," ujar Country Head DTZ Indonesia, Kan Kum Wah. Bukan tanpa alasan Kan berseru demikian. Dia menuturkan, tahun ini saja arus dana asing yang masuk ke Indonesia mengalir deras. "Uang datang tidak hanya dari Jepang, dan Korea, melainkan juga dari Tiongkok. Investor dari ketiga negara tersebut membenamkan investasinya dalam bentuk kerjasama usaha dengan pengembang lokal," tandas Kan. Kendati pertumbuhan sedang melambat, menurut Kan, negeri ini punya potensi besar yang menawarkan keuntungan investasi menjanjikan. Dia kemudian mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), khusus untuk kawasan Jakarta, Depok, Bogor, Bekasi, dan Tangerang (Jadebotabek) dengan populasi 22,6 juta jiwa, merupakan pasar dan peluang besar yang bisa dimanfaatkan investor. "Selain itu, pembangunan infrastruktur juga sedang digenjot terutama untuk menciptakan konektivitas antarkawasan yang dapat membuka peluang pengembangan secara intensif di kawasan-kawasan yang minim pembangunan properti," tandasnya. Dia kemudian menyebut pembangunan – pembangungan yang akan dilakukan pemerintah seperti pembangunan MasterPlan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia di banyak provinsi di Indonesia yang akan ditenderkan kepada investor – investor. Dia menambahkan, selain itu, perubahan minat dan gaya hidup untuk mempertimbangkan tinggal di apartemen pada daerah perkotaan semakin intensif terjadi. JAWABAN INDUSTRI Kendati diakui komposisi tenaga kerja konstruksi Indonesia masih belum seimbang, Asosiasi Kontraktor Indonesia (AKI) mengaku tidak gentar menghadapi pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015. “Pemberlakuan pasar tunggal ASEAN 2015 akan membuat persaingan yang semakin terbuka di antara tenaga kerja konstruksi asing dengan domestik,” kata Ketua Umum AKI Bintang Perbowo di sela-sela Seminar Dalam Rangka HUT ke-41 AKI dengan tema “Persiapan Menghadapi MEA 2015, kemarin. Menurut Bintang, pihaknya telah menyiapkan berbagai strategi dalam menghadapi ketatnya di era MEA nanti. Salah satunya dengan merangkul perusahaan multinasional untuk bekerjasama guna menutupi kendala yang dihadapi kontraktor local seperti tingginya suku bunga bank di dalam negeri. Tenaga kerja konstruksi nasional diakui memang belum ideal. Dari 6,34 juta jumlah tenaga kerja konstruksi yang ada 60 persen merupakan “unskilled labour”, 30 persen “skilled labour”, dan hanya 10 persen yang merupakan tenaga ahli. Dia mengajak penyedia jasa konstruksi dan pemangku kepentingan jasa konstruksi untuk saling bahu-membahu dalam menyikapi peluang dan tantangan terkait
22
pasar tunggal ASEAN 2015. Apalagi, pelaksanaan pembangunan infrastruktur terkait dengan kegiatan jasa konstruksi merupakan peluang sekaligus tantangan. Jasa konstruksi di Indonesia sendiri memberikan peluang yang besar bagi penyerapan tenaga kerja yang memiliki keahlian dan keterampilan di bidang konstruksi sehingga dapat menciptakan pendapatan dan mengurangi tingkat pengangguran. AKI bersama pemerintah sudah bertekad untuk meningkatkan kompetensi tenaga konstruksi terampil untuk mendukung proyek masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia (MP3EI). Peningkatan kompetensi tenaga konstruksi tersebut dilakukan melalui pembinaan kompetensi dan pelatihan konstruksi secara menerus yang dilanjutkan dengan sertifikasi, penghargaan, dan perlindungan SEKILAS WIKA Berbicara tentang PT Wijaya Karya (Persero) (WIKA) tak bisa lepas dari sejarah pembangunan Indonesia setelah kemerdekaan. Perusahaan ini adalah hasil nasionalisasi perusahaan Belanda, Naamloze Vennotschap Technische Handel Maatschappij enBouwbedijf Vis en Co atau NV Vis en Co, pada 11 Maret 1960. WIKA lahir dengan nama Perusahaan Negara Bangunan Widjaja Karja.Kegiatan usahanya instalasi listrik dan pipa air. WIKA punya andil dalam pembangunan infrastruktur yang menjadi ikon nasional hingga saat ini. Salah satunya adalah berperan dalam pembangunan Gelanggang Olah Raga Bung Karno. WIKA lalu berkembang menjadi pemborong pemasangan jaringan listrik tegangan rendah, menengah, dan tinggi. Pada awal 1970-an, WIKA memperluas usahanya menjadi perusahaan kontraktor sipil dan bangunan perumahan. Perkembangannya kian positif ketika pada 20 Desember 1972, perusahaan berubah status menjadi Perseroan terbatas (Persero). WIKA pun melaju menjadi menjadi kontraktor konstruksi dengan menangani berbagai proyek penting seperti pemasangan jaringan listrik di PLTA Asahan, dan proyek irigasi Jatiluhur. WIKA terus berinovasi. Secara pelan tapi pasti WIKA berubah menjadi perusahaan infrastruktur yang terintegrasi. Pertumbuhan WIKA tersebut semakin mendapat pengakuan berbagai pihak. Hal ini tercermin dari keberhasilan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) WIKA pada 27 Oktober 2007 di Bursa Efek Indonesia. Ketika itu WIKA melepas 28,46 persen sahamnya ke publik, sisanya masih dipegang pemerintah Republik Indonesia. Sejak 31 Desember 2012, saham yang dilepas ke publik meningkat menjadi 35 persen. Dari saham yang dijual tersebut, karyawan WIKA juga bisa memilikinya melalui Employee/Management Stock Option Program (E/MSOP), dan Employee Stock Allocation (ESA). Dana segar hasil IPO tersebut membuat WIKA lebih leluasa berinovasi untuk lebih tumbuh dan berkembang. Posisi WIKA menjadi lebih kuat menghadapi guncangan, bahkan ketika krisis global mulai memperlihatkan dampaknya di dalam negeri. WIKA pun mampu
23
memperluas operasinya ke luar negeri. WIKA juga terus mengembangkan kemampuan Engineering, Procurement and Construction (EPC). WIKA tak pernah melepas kesempatan berinvestasi dan mengembangkan sejumlah proyek infrastruktur, termasuk proyek pemerintah yang mendapat pendanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), maupun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Salah satu proyek infrastruktur penting yang turut dikerjakan WIKA adalah Jembatan Suramadu. Jembatan yang menghubungkan Jawa dan Madura, ini kian dirarasakan manfaatnya oleh masyarakat. Pada 2010, WIKA menyiapkan VISI 2020 guna menghadapi perubahan dunia yang lebih mengglobal. WIKA ingin menjadi salah satu perusahaan EPC dan investasi terintegrasi terbaik di Asia Tenggara. Visi ini diyakini dapat membawa WIKA mencapai pertumbuhanyang lebih optimal, sehat, dan berkelanjutan. Sepanjang tahun 2012, WIKA berhasil menuntaskan proyek power plant yang terdiri dari: Pembangkit Listrik Tenaga Gas Borang, 60MW, Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas Rengat, 21MW, Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Ambon, 34MW Perseroan saat ini memiliki 5 segmen bisnis meliputi KMekanikal Elektrikal, Industri, Real Estate, Pertambangan dan yang terakhit merupakan bisnis utama Wika yaitu Konstruksi. Segmen usaha konstruksi meliputi 2 Strategic Business Unit (SBU) yakni SBU Konstruksi Sipil dan SBU Konstruksi Bangunan. SBU Konstruksi Sipil dikelola di bawah Departemen Sipil Umum dan Departemen Wilayah dan Luar Negeri. SBU ini terdiri dari sejumlah subbidang usaha yakni jalan dan jembatan, pengairan, prasarana perhubungan, dan ketenagaan. Kegiatan usaha SBU Konstruksi Sipil telah berkembang, dan tak hanya menjadi kontraktor. Didukung oleh tim enjinering yang mumpuni, SBU ini berkemampuan mengerjakan rancang bangun (design and build) dari mulai proses perencanaan sampai proses konstruksi. Beberapa proyek yang telah dikerjakan diantaranya adalah East West Motorway di Aljazair and Double Track Railway Cirebon - Kroya. SBU Bangunan Gedung dikelola Departemen Bangunan Gedung untuk pasar pemerintah dan BUMN. Sedangkan untuk pasar swasta dikelola oleh Entitas Anak tersendiri, WIKA Gedung. SBU konstruksi bangunan gedung meliputi subbidang usaha bangunan hunian dan bangunan fasilitas. Dengan dukungan kemampuan di bidang enjinering, SBU ini telah mengerjakan rancang bangun atau design and build, yaitu melakukan pekerjaan sejak proses perencanaan sampai proses konstruksi. Subbidang usaha jasa konstruksi bangunan hunian meliputi pembangunan apartemen, kondominium, hotel, rumah susun, dan kompleks perumahan. Sejumlah proyek yang dikerjakan di antaranya: pembangunan Bandara Sepinggan Balikpapan dan Bandara Ngurah Rai - Bali. PETA PERSAINGAN INDUSTRI Sektor konstruksi harus menjadi salah satu sektor prioritas pemerintah baru demi mendorong pertumbuhan ekonomi di dalam negeri.
24
Hal ini sejalan dengan Masterplan Percepatan Perluasan dan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) khususnya dalam rangka peningkatan konektivitas antar pulau dan koridor ekonomi serta menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU), Hermanto Dardak mengatakan, untuk melakukan jasa konstruksi di Indonesia, Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing (BUJKA) harus bekerjasama dengan Badan Usaha Jasa Konstruksi Nasional (BUJKN) yang berkualifikasi besar dalam bentuk joint operation (JO) atau joint venture (JV) dengan penyertaan modal asing atau foreign equality participation. Saat ini kepemilikan asing di proyek konstruksi dibatasi maksimal sebesar 55% untuk kontraktor dan 51% untuk konsultan. "Batasan tersebut akan menjadi 70% setelah terbentuknya MEA 2015, dengan demikian maka jelas bahwa masuk atau tidaknya BUJKA ke Indonesia tergantung pada kesiapan atau daya saing BUJKN," ujarnya di Kantor Kementerian PU, Jakarta, Kamis (5/6/2014). Sementara itu, Ketua Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK), Tri Widjajanto menyatakan, saat ini terdaftar 16 BUJKA yang telah membentuk kantor perwakilan di Indonesia. Sementara BUJKN kualifikasi besar yang akan menjadi pesaing atau mitra BUJKA tersebut yang terdaftar di LPJK) saat ini berjumlah kurang lebih 1.300 badan usaha. "Saat ini jumlah badan usaha kita mencapai 107 ribu. Yang skala besar sebanyak 1.300, 982 kontraktor dan sisanya konsultan. Jadi yang badan usaha besar itu 1%, menengah 12%, dan yang kecil 88%," kata Tri. Dia pun yakin, dengan pengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi di Indonesia dan negara ASEAN lain, maka badan usaha dan tenaga kerja konstruksi Indonesia akan mampu memenangkan persaingan dengan badan usaha dan tenaga kerja dari negara ASEAN lain. "Untuk memaksimalkan daya saing pelaku konstruksi nasional dalam menghadapi MEA 2015, maka kita harus mewujudkan Indonesia incorporated yang sudah sejak lama kita harapkan," tandas dia. PENUTUP Berdasarkan tulisan – tulisan diatas maka buatlah analisis manajemen stratejik PT Wijaya Karya dari awal hingga akhir sesuai dengan silabus agar mampu menghadapai persaingan yang semakin ketat di industri kontraktor terutama untuk mempersiapkan diri menghadapi Masyaralat Ekonomi Asean (MEA) 2015 di Indonesia.
25
Sumber: Laporan tahunan PT.Wijaya Karya Tahun 2013 Laporan tahunan PT.Wijaya Karya Realty Tahun 2013 Laporan Keuangan tahun 2013 Wika Beton http://www.wika.co.id/id http://wikarealty.com/ http://www.wikabeton.co.id/ http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/11/13/0740572/Ini.Dampak.Kenaikan.BI.Rat e http://www.merdeka.com/foto/jakarta/laju-pertumbuhan-penduduk-indonesia-terusmeningkat.html http://bem.feb.ugm.ac.id/analisis-kebijakan-penaikan-suku-bunga-bank-indonesia/ http://www.antaranews.com/berita/417529/ekonomi-indonesia-tumbuh-578-persen-pada2013 http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5003e488e2307/fitra--telkom-berpotensi-jadi bumn-terkorup http://www.merdeka.com/uang/proyek-mandek-wijaya-karya-pangkas-belanja-modal-rp-1triliun.html http://bisnis.liputan6.com/read/2059118/kontraktor-ri-harus-mampu-bersaing-hadapi-pasar bebas-asean http://properti.kompas.com/read/2014/11/27/070115521/2015.Indonesia.Sasaran.Tepat.Ber bisnis.Properti http://poskotanews.com/2014/10/13/kontraktor-indonesia-tidak-gentar-hadapi-mea-2015/ http://www.ftsl.itb.ac.id/kk/manajemen_dan_rekayasa_konstruksi/wpcontent/uploads/2007/05/makalah-biemo-w-soemardi.pdf http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-9732-Chapter1.pdf
26
KASUS 3 PT ULTRAJAYA MILK INDUSTRY TBK. INDUSTRI PENGOLAHAN SUSU Sebagai negara agraris dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia, Indonesia harus mampu mewujudkan kemandirian dan ketahanan pangan. Revolusi peternakan 2020 seperti diprediksikan Delgado, et al ., (1998) yang akan terjadi di negara-negara berkembang, ternyata dapat berubah menjadi ancaman karena Indonesia sudah masuk dalam food trap negara-negara maju. Pertambahan penduduk, perkembangan ekonomi, serta perubahan gaya hidup masyarakat Indonesia telah mendorong peningkatan konsumsi protein hewani, ironisnya hal ini justru mendorong peningkatan impor beberapa komoditas pangan yang terkait dengan peternakan, antara lain susu dalam jumlah yang sangat besar (lebih dari 70%). Industri pengolahan susu mempunyai peranan penting dan strategis dalam upaya penyediaan dan pencukupan gizi masyarakat. Industri ini mempunyai peluang besar dalam upaya penyediaan produk susu bagi 250 juta penduduk Indonesia yang saat ini konsumsi rata-rata baru mencapai 10,47 kg/kapita/tahun, masih jauh dibawah negara ASEAN yaitu Philipina 20 kg/kapita/tahun, Malaysia 20 kg/kapita/tahun, Thailand 20-25 kg/kapita/tahun, dan Singapura 32 kg/kapita/tahun. bahkan bila dibandingkan dengan angka konsumsi susu segar di negara maju, seperti di Eropa Barat, USA dan Jepang yang mencapai sekitar 200 KG per kapita per tahun maka prospek adanya peningkatan konsumsi susu segar di Indonesia masih sangat optimistik. Namun industry pengolahan susu di Indonesia juga menemui masalah, salah satunya yaitu kurangnya kesadaran peternak untuk penerapan Good Farming Practices (GFP), utamanya kandungan bakteri (TPC) dan kadar protein dalam total soluble solid, hal ini tentu saja berpengaruh terhadap kualitas Susu Segar Dalam Negeri (SSDN). Selain itu, produktivitas ternak sapi di Indonesia sangat rendah 8 – 12 liter/ekor/hari dibandingkan dengan luar negeri yang rata-rata menghasilkan 20 liter/hari, dikarenakan rendahnya ransum pakan ternak dan cara berternak yang kurang baik, kepemilikan sapi perah 2 – 3 ekor/peternak. Saat ini, pasar dunia sedang sangat menggairahkan karena harga dan permintaan akan berbagai produk susu dunia sedang meningkat. New Zealand dan Australia adalah dua negara produsen susu dunia yang akan melakukan restrukturisasi industri terutama pengembangan investasi untuk menanggapi kenaikan permintaan susu tersebut khususnya Asia. Sementara itu, kedua negara itu secara terus menerus memperjuangkan supaya seluruh negara-negara meniadakan segala hambatan perdagangan produk susu dunia seperti subsidi dan kuota karena mereka memiliki kepentingan besar bagi pemasaran susu ke seluruh dunia. Khususnya New Zealand yang 95 persen produk susunya tergantung pada pasar ekspor dan perdagangan susu menyumbang 20 persen dari total perdagangan.
27
Informasi di atas memperlihatkan bahwa negara-negara maju sedang sibuk memperjuangkan pasar dunia yang bebas sehingga mendapat akses pasar ekspor yang luas. Sementara, Indonesia mempunyai tingkat perjuangan yang masih jauh karena Indonesia masih bergelut dengan masalah-masalah teknologi dan budidaya. Posisi industri susu Indonesia di mata dunia adalah sebagai negara konsumen produk susu. Industri persusuan nasional belum berkembang secara optimal karena selama ini belum merupakan industri prioritas, dan belum ada pengembangan secara holistic. Tampaknya Indonesia harus menghadapi kenyataan ini untuk bersiap-siap menjadi negara importir hasil ternak seperti Jepang, khususnya jika Indonesia tidak segera membenahi sistem agribisnis peternakan. Hal ini memberikan isyarat bahwa Indonesia pada saat ini tidak perlu terlalu memikirkan tentang daya saing untuk tujuan ekspor atau substitusi impor karena belum memiliki kemampuan untuk merealisasikannya. Dalam menghadapi pasar bebas, upaya yang perlu dilakukan antara lain menghasilkan diversifikasi produk susu olahan, dan membangun industri susu terpadu yang dapat menampung hasil susu rakyat (seperti Sekar Tanjung di Jawa Timur), serta mengembangkan aliansi strategis dengan negara-negara lain dalam bidang pemasaran dan produksi melalui pengembangan sistem budidaya sapi perah dengan pola cluster development partnership. Dari sudut pandang domestik, peluang industri pengolahan susu di Indonesia dinilai semakin prospektif dalam beberapa tahun ke depan mengingat kian pesatnya pertumbuhan kaum menengah di tanah air yang mulai menyadari pentingnya pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi anak dan keluarga. Namun ke depan harus ada alternatif lain agar perkembangan industri pengolahan susu mampu menghadapi dinamika dan perubahan harga susu di tingkat global yang sulit diprediksi. KONDISI PEREKONOMIAN INDONESIA Iklim positif perekonomian Indonesia sepanjang 2013, berdasarkan hasil Survei Manulife Investor Sentimen (SMIS) dimanfaatkan oleh semua perusahaan di Indonesia. HSBC Economist ASEAN Su Sian Lim menjelaskan selama tahun 2013 laju perekonomian Indonesia masih bisa tumbuh positif meskipun banyak tantangan baik itu eksternal dan internal, ketidakpastian ekonomi global serta adanya isu the tapering merupakan tantangan eksternal yang terus menghantam perekonomian Indonesia sehingga membuat kinerja ekspor melemah sedangkan tantangan internalnya adalah masalah tingginya defisit transaksi berjalan besaran defisit mengawali tahun 2013 mencapai USD24,4 miliar atau sekitar 2,8 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Ekonomi Indonesia telah melalui perkembangan pesat beberapa tahun terakhir ini. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia secara kumulatif tumbuh 5,78 persen pada 2013. Lebih dari itu, sebagai populasi keempat terbesar di dunia yang masih terus tumbuh, Indonesia diharapkan untuk dapat menjadi negara ketiga tercepat
28
dalam perkembangan ekonominya, dari sisi pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP), antara 2011 dan 2016 (Euromonitor). Pertumbuhan yang konsisten telah memicu peningkatan kemapanan di segmen menengah. Menurut data dari Biro Pusat Statistik di 2010, 124,5 juta konsumen, atau 52,4% dari total populasi Indonesia, memiliki pengeluaran bulanan dari Rp 0,7 juta hingga Rp 4,5 juta per kapita. Segmen konsumen ini telah diidentifikasikan oleh Manajemen sebagai penduduk kelas menengah. Namun di tengah kondisi positif ini, perlu diperhatikan pula tingkat inflasi di Indonesia yang cenderung meningkat. Pada akhir Desember 2013 tingkat inflasi Indonesia menyentuh angka 8,38%. Selain itu kebijakan kenaikan Tarif Dasar Listrik yang dicanangkan oleh Pemerintah serta kenaikan Upah Minimum di beberapa daerah tentu saja akan berimbas pada perekonomian Indonesia. PT ULTRAJAYA MILK INDUSTRY TBK. Bermula dari usaha keluarga yang dirintis sejak tahun 1960an oleh Bapak Achmad Prawirawidjaja (alm), PT Ultrajaya Milk Industry dari tahun ke tahun terus berkembang, dan saat ini telah menjadi salah satu perusahaan yang terkemuka di bidang industri makanan dan minuman di Indonesia. Saat ini Perseroan merupakan produsen terbesar di bidang produk susu cair dan terbesar keempat di bidang produk teh siap minum (ready to drink ). Perseroan didirikan berdasarkan Akta No. 8 tanggal 2 Nopember 1971, juncto Akta Perubahan No. 71 tanggal 29 Desember 1971, yang dibuat oleh Komar Andasasmita SH, Notaris di Bandung. Kedua akta tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Keputusan No. Y.A.5/34/21 tanggal 20 Januari 1973 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 34 tanggal 27 April 1973, Tambahan No. 313. Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan terakhir dilakukan dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) No. 43 tanggal 18 Juli 2008 dibuat oleh Fathiah Helmi.SH untuk disesuaikan dengan UU No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Di dalam Anggaran Dasar Perseroan diatur segala hal mengenai maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan. Anggaran Dasar juga mengatur hal-hal yang berkaitan dengan Rapat Umum Pemegang Saham, tugas dan wewenang direksi, komisaris, ketentuan tentang rencana kerja, tahun buku dan laporan tahunan, serta ketentuan mengenai penggunaan laba dan pembagian dividen. Visi Perseroan adalah “Menjadi perusahaan industri makanan dan minuman yang terbaik dan terbesar di Indonesia, dengan senantiasa mengutamakan kepuasan konsumen, serta menjunjung tinggi kepercayaan para pemegang saham dan mitra kerja perusahaan.” Sedangkan misi Perseroan adalah “Menjalankan usaha dengan dilandasi kepekaan yang tinggi untuk senantiasa berorientasi kepada pasar/konsumen, dan kepekaan serta kepedulian
29
untuk senantiasa memperhatikan lingkungan, yang dilakukan secara optimal agar dapat memberikan nilai tambah sebagai wujud pertanggung-jawaban kepada para pemegang saham.” Dalam pengambilan keputusan, Perseroan melakukannya melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Di dalam UU No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas disebutkan bahwa Rapat Umum Pemegang Saham merupakan organ Perseroan yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada direksi dan komisaris dalam batas yang ditentukan dalam undang-undang dan Anggran Dasar Perseroan. Dalam RUPS disebutkan hal hal yang terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). RUPST diadakan untuk menyetujui laporan tahunan, diselenggarakan paling lambat dalam bulan Juni setelah penutupan tahun buku yang bersangkutan, dengan agenda: 1. Menyetujui laporan tahunan, termasuk pengesahan laporan keuangan tahunan serta laporan tugas dan pengawasan dewan komisaris 2. Memutuskan penggunaan laba 3. Menunjuk akuntan publik yang akan memeriksa pembukuan Perseroan 4. Membahas agenda lainnya yang di usulkan sepanjang agenda tersebut dimungkinkan berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan dan peraturan perudangan-undangan lain yang terkait dengan status atau kegiatan usaha Perseroan. Sedangkan RUPSLB dapat diselenggarakan setiap waktu berdasarkan kebutuhan dengan agenda: Untuk memutuskan hal hal seperti perubahan anggaran dasar yang memerlukan persetujuan dari Menteri Hukum dan HAM. Di bawah RUPS terdapat Direksi. Direksi adalah organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan, serta mewakili Perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan. Direksi juga berkewajiban untuk menjamin bahwa semua aset Perseroan telah digunakan sesuai peruntukannya guna kepentingan Perseroan dan para pemegang saham Perseroan. Keanggotaan Direksi terdiri atas paling sedikit 3 (tiga) orang anggota Direksi dengan sususan seorang Presiden Direktur dan paling sedikit 2 (dua) orang Direktur. Anggota Direksi diangkat dan dberhentikan oleh RUPS untuk masa jabatan selama 5 tahun sejak tanggal yang ditentukan pada RUPS yang mengangkat mereka, sampai penutupan RUPST yang ke 5 (lima) setelah tanggal pengangkatan mereka. Di dalam tubuh direksi juga terdapat divisi-divisi yang menjadi penggerak roda organisasi, di antaranya: Manufacturing, HRD and General Affair, Marketing, Engineering, Sales and Distribution, Information and Technology, dan Finance and Accounting. Dalam Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas juga disebutkan bahwa dewan komisaris adalah organ Perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan / khusus sesuai dengan Anggaran Dasar serta memberi
30
nasihat kepada Direksi. Di dalam Anggaran Dasar Perseroan ditegaskan bahwa Dewan Komisaris bertugas untuk melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan, serta memberikan nasihat kepada Direksi. Dewas komisaris terdiri dari paling sedikit 3 (tiga) orang anggota, dengan susunan Presiden Komisaris dan 2 (dua) orang anggota Dewan Komisaris. Sesuai dengan peraturan yang berlaku di bidang pasar modal maka 30% dari anggota Dewan Komisaris merupakan Komisaris Independen. Rapat Dewan Komisaris hanya sah dan dapat mengambil keputusan yang mengikat apabila dihadiri oleh lebih dari 0,5 bagian anggota Dewan Komisaris dan keputusannya disetujui oeh lebih 0,5 bagian jumlah suara yang dikeluarkan, Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan setiap waktu bila dianggap perlu. Selain RUPS, Direksi, dan Dewan Komisaris, Perseroan juga memiliki Komite Audit, Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris dengan tujuan untuk membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugas pengawasannya. Pada saat ini Komite Audit merupakan satu-satunya komite yang berada dibawah Dewan Komisaris. Komite Audit melakukan tugasnya berdasarkan permintaan atau instruksi dari Dewan Komisaris, sesuai dengan keperluan Dewan Komisaris. Adapun tugas dan tanggung jawab Komite Audit, yaitu: 1. Membantu Dewan Komisaris dalam mengevaluasi laporan-laporan yang di sampaikan oleh direksi Perseroan, baik berupa Laporan Keuangan maupun laporan kegiatan operasional lainnya. 2. Memastikan bahwa Laporan Keuangan Perseroan telah dibuat dan disusun sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku, termasuk telah diterapkannya Standar Akuntasi Keuangan Indonesia 3. Memastikan bahwa sistem pengendalian internal telah dilaksanakan secara memadai. Sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku di bidang pasar modal, Perseroan telah mengangkat seorang sekretaris perusahaan yang berfungsi sebagai penghubung antara Perseroan dengan pihak-pihak lain di luar Perseroan dan bertugas untuk mendapatkan kepastian bahwa Perseroan telah mematuhi ketentuan perudangan-undangan yang berlaku. Sekretaris perusahaan bertanggung jawab kepada Direksi Perseroan. Secara rinci tugas dan tanggung jawab sekretaris perusahaan adalah: 1. Sebagai penguhubung antara PT.UltraJaya dengan para pemegang saham, otoritas pasar modal seperti OJK serta Bursa Efek, komunitas pasar modal, biro admistrasi efek, media massa, serta masyrakat umum lainnya. 2. Mengikuti perkembangan pasar modan dan bursa efek, khususnya dalam masaah ketentuan perudang-undangan dan peraturan lainnya yang beraku di pasar modal 3. Menjalankan dan mematuhi aturan-aturan dan ketentuan yang telah ditentukan di dalam anggaran dasar PT.UltraJaya, undang undang pasar modal, undang undang PT.UltraJaya terbatas dan undang undang dari pemerintah.
31
Pada tahun buku 2013, Sekretaris Perseroan telah memfasilitasi penyelanggaran Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan, penyelenggaraan Publik Ekspose, mengkoordinasikan penerbitam Laporan Tahunan dan melaksanakan seluruh kewajiban Perseroan kepada Otoritas Jasa Keuangan dan bursa efek. Salah satu fungsi yang tidak bisa dilupakan adalah Internal Audit. Internal Audit adalah suatu fungsi penilaian yang independen yang ada di dalam suatu organisasi, dengan tujuan untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan organisasi tersebut. Dalam melaksanakan kegiatannya, Interna Audit dituntut untuk bertindak dan bersikap secara independen dan diharapkan bertindak secara objektif sehingga dapat memberikan nilai tambah dalam penyempurnaan organisasi secara keseluruhan. Internal Audit secara berkala melakukan audit terutama sekali atas kegiatan operasional di Divisi Sales and Distribution dan mulai diperluas ke Divisi Marketing . Tidak hanya memberikan manfaat bagi para pemegang saham, dalam menjalankan kegiatan usahanya Perseroan juga berusaha berperan serta dalam pemenuhan kesejahteraan bagi masyarakat dan berpartisipasi aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan. Perseroan berusaha agar keberadaannya tidak membebani dan merugikan masyarakat tapi juga harus dapat membantu dan menguntungkan masyarakat, terutama bagi masyarakat yang berada di sekitar lokasi kantor dan pabrik Perseroan. Perseroan melengkapai fasilitas produksi dengan peralatan pengolahan limbah yang dibutuhkan dan memperkerjakan personal limbah yang dibutuhkan dan memperkerjakan personal untuk memantau kepatuhan terhadap standar lingkungan hidup yang ditetapkan seperti limbah padat dan cair serta kemasan produk yang ramah lingkungan dan dapat didaur ulang. Selain itu, segala produk yang dikeluarkan oleh Perseroan sudah mempunyai sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) serta dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) sebagaimana diwajibkan untuk melakukan perdagangan minuman dan makanan. Terhadap masyarakat yang berlokasi di sekitar lokasi kantor dan pabrik yang berada di Desa Cimareme dan Desa Gadobangkong, Perseroan berperan secara aktif di bidang kesehatan masyarakat antara lain dengan memberikan bantuan berupa alat-alat kesehatan yang diperlukan oleh Puskesmas dan Posyandu setempat. Beberapa tahun lalu Perseroan telah memberikan bantuan masingmasing 1 (satu) buah mobil Ambulance, serta menyediakan peralatan 2 (dua) set komputer lengkap bagi Kantor Desa Cimareme dan Kantor Desa Gadobangkong. Perseroan juga memberikan bantuan dana untuk penyuluhan tentang kecukupan gizi dan kesehatan masyarakat bagi petugas-petugas Posyandu, yang pada gilirannya akan memberikan penyuluhan kepada masyarakat. Sampai saat ini Perseroan masih menyediakan dan menyalurkan air bersih kepada masyarakat yang berdomisili di sekitar Perseroan dengan membuat bak-bak penampungan air bersih lengkap dengan instalasinya di beberapa lokasi di sekitar Perseroan. Dalam hal, seni dan budaya, Perseroan sangat peduli dalam mengembangkan dan mempertahankan seni dan budaya khususna di Jawa Barat. Perseroan aktif dalam
32
memberikan sponsor kepada berbagai acara kesenian dan budaya serta Perseroan juga mementaskan pagelaran Wayang Golek untuk menghibur para karyawan dan masyarakat di sekitar pabrik. Dalam aspek keagamaan dan kemanusiaan, Perseroan selalu mendukung dengan cara renovasi serta pembuatan mesjid disekitar pabrik dan juga diluar lokasi pabrik, lalu memberikan donasi kepada beberapa panti asuhan. Sedangkan dalam bidang pendidikan, sebagai upaya pemberdayaan SDM di Indonesia, Perseroan berperan akif dalam penyediaan beasiswa, program bantuan pembangunan dan renovasi bangunan sekolah serta sponsor seminar dan kegiatan yang bertemakan pendidikan.
AKTIVITAS BISNIS PERSEROAN Pada periode awal pendirian, Perseroan hanya memproduksi produk susu yang pengolahannya dilakukan secara sederhana. Pada pertengahan tahun 1970an Perseroan mulai memperkenalkan teknologi pengolahan secara UHT (Ultra High Temperature) dan teknologi pengemasan dengan kemasan karton aseptik ( Aseptic Packaging Material ). Pada tahun 1975 Perseroan mulai memproduksi secara komersial produk minuman susu cair UHT dengan merk dagang “Ultra Milk”, tahun 1978 memproduksi minuman sari buah UHT dengan merk dagang “Buavita”, dan tahun 1981 memproduksi minuman the UHT dengan merk dagang “Teh Kotak”. Sampai saat ini Perseroan telah memproduksi lebih dari 60 macam jenis produk minuman UHT dan terus berusaha untuk senantiasa memenuhi kebutuhan dan selera konsumennya. Pada tahun 1981 Perseroan menandatangani perjanjian lisensi dengan Kraft General Food Ltd, USA, untuk memproduksi dan memasarkan serta menjual produk-produk keju dengan merk dagang “Kraft”. Pada bulan Juli 1990 Perseroan melakukan penawaran perdana saham-sahamnya kepada masyarakat ( Initial Public Offering = IPO). Pada tahun 1994 Perseroan melakukan ekspansi usaha dengan memasuki bidang industri Susu Kental Manis (Sweetened Condensed Milk ), dan di tahun 1995 mulai memproduksi susu bubuk ( Powder Milk ). Sejak tahun 2000 Perseroan melakukan kerjasama produksi dengan PT Sanghiang Perkasa yang menerima lisensi dari Morinaga Milk Industry Co. Ltd., untuk memproduksi dan mengemas produk-produk susu bubuk untuk bayi. Pada tahun 2008 Perseroan telah menjual merk dagang “Buavita” dan “Go-Go” kepada PT Unilever Indonesia, dan mengadakan Perjanjian Produksi ( Manufacturing Agreement ) untuk memproduksi dan mengemas minuman UHT dengan merk dagang Buavita dan Go-Go. Kantor pusat dan pabrik Perseroan berdiri di atas tanah milik Perseroan seluas lebih dari 20 ha yang terletak di jalan Raya Cimareme no. 131, Padalarang, Kabupaten Bandung
33
Barat. Lokasi ini sangat strategis karena terletak di daerah lintasan hasil peternakan dan pertanian sehingga memudahkan Perseroan untuk memperoleh pasokan bahan baku. Kegiatan usaha utama Perseroan, berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan yang terakhir, adalah bidang industri makanan dan minuman, dan bidang perdagangan. Di kelompok minuman, Perseroan memproduksi rupa-rupa jenis minuman seperti minuman susu cair, minuman teh, minuman untuk kesehatan dan minuman tradisional. Perseroan memiliki mesin-mesin pengolahan untuk masing-masing jenis produk minuman tersebut. Pengolahan dilakukan dengan menggunakan teknologi UHT (Ultra High Temperature), yaitu proses pemanasan dengan suhu 140º C dalam waktu 3-4 detik. Dengan teknologi pengolahan UHT ini maka produk-produk minuman itu menjadi steril karena seluruh bakteri-bakteri yang ada, baik bakteri yang menimbulkan penyakit maupun bakteri yang merusak minuman, menjadi terbunuh. Di sisi lain, proses UHT ini tidak akan merusak atau mengurangi secara berlebihan nutrisi dan vitamin yang terkandung didalam minuman. Selanjutnya produk minuman yang sudah steril ini dikemas dalam kemasan karton aseptik yang steril ( Aseptic Packaging Material ), sehingga produk minuman tersebut bisa tahan lama tanpa harus menambahkan bahan pengawet. Perseroan memiliki mesin kemasan dengan volume 125 ml, 200 ml, 250 ml, 300 ml, 500 ml, dan 1000 ml. Di bidang makanan Perseroan memproduksi susu bubuk ( powder milk ), dan susu kental manis ( sweetened condensed milk ). Perseroan juga memproduksi konsentrat buah buahan tropis (tropical fruit juice concentrate). Susu murni dipasok oleh para peternak sapi yang tergabung dalam Koperasi Peternak Bandung Selatan (KPBS) – Pangalengan dan Koperasi Unit Desa lainnya, sedangkan daun teh dipasok oleh pihak ketiga. Untuk menjaga kelangsungan pasokan bahan baku ini, serta untuk menjaga agar bahan baku yang dipasok tetap berkualitas prima Perseroan senantiasa membina dan memelihara hubungan kemitraan yang sangat baik dengan para pemasok. Kepada para peternak antara lain dengan memberikan bimbingan dan penyuluhan baik dari segi teknik, manajemen, dan permodalan. Bahan kemasan aseptik (aseptic packaging materials) untuk produk minuman UHT masih diperoleh secara impor. Salah satu dari faktor-faktor yang mendorong pertumbuhan Perseroan adalah kemampuan yang kuat dalam mengembangkan jenis-jenis produk baru yang dapat memenuhi selera para konsumen, seperti misalnya Ultra Mimi dan Teh Kotak Less Sugar . Perseroan memiliki suatu tim penelitian dan pengembangan yang berdedikasi, dengan tujuan untuk memperluas penawaran, dan meningkatkan efisiensi proses produksi. Perseroan menjual hasil produksinya ke seluruh peloksok di dalam negeri melalui berbagai jalur, termasuk melalui pengecer modern (yang terutama sekali terdiri atas supermarket, hypermarket, minimart, dan toko-toko P&D), pengecer tradisional (yang terutama terdiri atas pengecer independen kecil), dan pedagang grosir. Di Pulau Jawa, Perseroan menjual secara langsung ke pengecer modern, sedangkan penjualan kepada para pengecer
34
tradisional dan para pedagang grosir dilakukan dengan menggunakan jaringan distribusi dari PT Nikos Distribution Indonesia (NDI). Di Luar Pulau Jawa, Perseroan menjual produk-produknya melalui kurang lebih 50 distributor yang tersebar di seluruh Indonesia. Jalur distribusi di pulau Jawa saat ini terdiri dari lebih dari 300 sales professional, dengan lebih dari 100 armada, dan 20 kantor cabang. Di Luar Pulau Jawa, PT. Ultrajaya menjual produk-produknya melalui 50 distributor dan 125.000 toko ritl yang tersebar di seluruh Indonesia. Di samping penjualan di dalam negeri, (10%) penjualan produk dilakukan dengan cara ekspor ke beberapa negara seperti Australia, Kamboja, Nigeria, Arab Saudi, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Dalam memproduksi produk-produk makanan dan minuman yang berkualitas tinggi, Perseroan menerapkan sistem yang modern dan mutakhir untuk pemrosesan pengemasan, logistik, dan IT yang ada. Perseroan telah secara konsisten untuk menerapkan teknologi yang modern. Teknologi pengolahan, pengemasan, logistik, dan IT secara rutin dimutakhirkan agar terus sejalan dengan perubahan dan peningkatan teknologi. Sedangkan pengelolaan persediaan barang jadi dilakukan dengan suatu sistem yang terotomatisasi dan terkomputerisasi secara penuh. Pada tahun 2012 Perseroan telah mengganti sistem ERP SAP dengan ERP Oracle, sehingga diharapkan dapat lebih meningkatkan kemampuan operasional dan analisis dengan meningkatnya efisiensi operasional Perseroan. Sistem ERP Oracle ini telah dikonfigurasikan dengan sistem koneksivitas penjualan sehingga memungkinkan Perseroan untuk dapat memantau penjualan harian di seluruh jaringan distribusi Perseroan di Pulau Jawa. Perseroan juga sedang dalam proses menerapkan sistem manajemen kinerja usaha Hyperion untuk meningkatkan kemampuan perencanaan usaha dan sistem pelaporan keuangan. Pada tanggal 31 Desember 2013 Perseroan memiliki ±1.275 orang karyawan sedangkan pada tanggal 31 Desember 2012 memiliki ±1.437 orang. Dari aspek sumber daya manusia yang notabene merupakan faktor penentu dari keberhasilan Perseroan dalam mencapai tujuannya, Perseroan membuka lowongan pekerjaan melaui website miliknya dan juga melalui beberapa agen lowongan kerja. Sehingga setiap orang mampu bergabung dengan Ultrajaya. Selain itu, peningkatan kemampuan dan profesionalisme SDM, serta pendayagunaannya secara optimal senantiasa menjadi perhatian Perseroan. Pengembangan dan peningkatan kemampuan dan profesionalisme SDM ini dilakukan melalui suatu program pendidikan dan pelatihan secara reguler, baik yang dilakukan secara internal (inhouse training ) maupun yang dilakukan diluar lingkungan Perseroan. Perseroan belum menentukan anggaran tahunan untuk pendidikan dan pelatihan karyawan, tapi biaya pendidikan dan pelatihan karyawan dikeluarkan sesuai dengan keperluan. Dalam rangka meningkatkan produktivitas kerja, Perseroan menerapkan program penghargaan bagi karyawan yang disesuaikan dengan hasil penilaian kinerja dalam bentuk pemberian bonus, ibadah umroh, peningkatan gaji sekitar 5-15%, dan juga terdapat pemberian sanksi yang
35
lebih tegas atas pelanggaran yang dilakukan yaitu PHK. Adapun program-program lain yang menunjang produktivitas karyawan berupa promosi, pemberian insentif, tunjangan untuk karyawan dalam jabatan tertentu, serta program kepemilikan kendaraan untuk karyawan dengan tingkatan tertentu. Dalam menjual produk-produknya, Perseroan menawarkan harga di pasaran dengan sangat variatif. Hal ini dikarenakan, selain Perseroan menyesuaikan harga dengan produk dan ukuran, letak wilayah geografis konsumen serta latar belakang sosial ekonomi masyarakat yang berbeda pun menjadi pertimbangan. Harga rata-rata produk tergolong kompetitif dan bisa dijangkau oleh seluruh masayarakat Indonesia mulai dari masyarakat kelas bawah, menengah, hingga atas. Selain bertahan dengan kualitasnya, Perseroan juga aktif melakukan kegiatan promosi guna mempertahankan eksistensinya di pasar susu UHT. Salah satu kegiatan usaha promosi yang dilakukan yaitu menyertakan artikel-artikel tentang keunggulan produknya di media sosial. Contohnya artikel tentang alasan mengapa susu UHT Ultrajaya lebih baik pada produk lain yang sejenis sehingga customer tertarik membeli produk tersebut. Perseroan juga tidak jarang memberikan promo sales discount pada toko-toko ritelnya serta hadiah untuk menarik pelanggan. Selain itu Perseroan juga rutin menayangkan iklan, diantaranya di televisi dan billboard . Juga menjadi sponsor pada sebuah event. Tidak hanya itu, Perseroan juga seringkali menyelenggarakan event yang bertemakan sesuai dengan target marketnya sebagai suatu kegiatan untuk meningkatkan ekuitas dari mereknya. Perseroan melakukan kampanye “Thanks to nature” yang mengajak masayarakat untuk lebih perduli dan bertanggung jawab terhadap lingkunannya. Berikut adalah event-event promosi dan kampanye serta aktivasi merek yang diselenggarakan Perseroan atau event yang bekerja sama dengan Perseroan dalam penyeleggaraannya pada tahun 2013 hingga 2014, yaitu; 1. Jurnalis Camp & Launching kemasan FSC 2. Sponsor pada DBL Indonesia 3. Mimi Talent Show 4. Ultra Milk deteksi paper craft competition 2013 5. Ultra mimi at Bobo fair 6. Splash bar Palembang – sejuta kebaikan untuk teman 7. Shave for hope 8. Berbagi susu – suka minum susu cair segar Keputusan sumber pendanaan Perseroandidasarkan pada pertimbangan struktur modal. Ekuitas atau modal sendiri adalah sebesar Rp 2.015.146.534.086, sementara itu hutang yang digunakan perusahaan sejumlah Rp 796.474.448.056. Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi adalah Rp 68.894.854.034 untuk pengembangan usaha. Investasi yang dilakukan Perseroan adalah dengan membuat pangalengan sendiri dan pembelian hewan ternak untuk produksi susu serta pembuatan gudang untuk penyimpanan produk
36
serta aset tetap lainnya yang dapat menunjang kegiatan produksi. Sedangkan dari sisi dividen, dividen dibagikan pada akhir kuartal kedua tahun 2012 dimana sebelumnya belum dibagikan sejak penerbitan saham di pasar saham. Dividen yang dibagikan sebesar Rp 10 per lembar saham tiap kuartalnya. Di kelompok minuman, Ultrajaya memproduksi rupa-rupa jenis minuman seperti: susu cair, minuman teh, minuman untuk kesehatan dan minuman tradisional. Selanjutnya produk minuman yang sudah steril dikemas dalam kemasan karton aseptik yang steril (Aseptic Packaging Material), sehingga produk minuman tersebut bisa tahan lama tanpa harus menambahkan bahan pengawet. Perseroan memiliki mesin kemasan dengan volume 125 ml, 200 ml, 250 ml, 300 ml, 500 ml, dan 1000 ml. Kemasan susu ultra dikemas dengan kemasan Tentra Pak yang terdiri dari 6 lapisan yaitu: 1. Lapisan pertama : Plastik poliethilent 2. Lapisan kedua : Kertas 3. Lapisan ketiga : Plastik poliethlient 4. Lapisan keempat : alumunium foil 5. Lapisan kelima : Plastik poliethlient 6. Lapisan keenam : Plastik poliethlient Di bidang produksi, kualitas dan keamanan produk adalah prioritas yang terpenting bagi para konsumen produk-produk Ultrajaya. Oleh karenanya, Perseroan secara konsisten selalu fokus untuk menyediakan produk-produk berkualitas tinggi. Hal ini dilakukan dengan cara melakukan proses produksi secara otomatisasi yang meminimalisasi campur tangan manusia. Perseroan juga menerapkan pengendalian mutu yang sangat ketat di seluruh tahap produksi, mulai dari penerimaan bahan baku, proses pengolahan, sampai ke gudang penyimpanan barang jadi. Sebagai pengakuan atas tingginya standar pengendalian kualitas produk-produk Ultrajaya, Perseroan telah menerima sertifikat FSSC 22000:2010 dari SGS United Kingdom Limited untuk keunggulan dalam sistem keamanan makanan, dan sertifikat ISO 14001:2004 dari Bureau Veritas Certification untuk kepatuhan terhadap standar sistem pengolahan dan pengelolaan produkproduk susu serta menerima akreditasi dan sertifikasi ISO 22000:2005 (food safety management system). Disamping itu, mengingat sebagian besar konsumen Indonesia beragama Islam, Perseroan bertekad untuk memenuhi persyaratan kualitas produk halal. Semua produk Ultrajaya sudah mendapat sertifikat Halal yang resmi dikeluarkan oleh MUI. Tata letak perusahaan Ultrajaya berada ditempat yang dekat dengan pemerasan susu atau sumber dari produk-produk lainnya. Karena tata letak yang efisien akan menghemat biaya dan waktu, agar produk tetap segar maka tata letak yang ditentukan dekat dengan proses pembuatan produk tersebut. Selain lokasi pabrik, penempatan atau peletakan mesinmesin diatur sedemikian rupa untuk mengefisiensikan waktu proses produksi mulai dari pengiriman susu murni dari Pangalengan hingga penyimpanan di gudang. Mesin penyaring
37
diletakan di dekat tempat parkir tanki pengangkut susu agar memudahkan proses pemindahan susuyang serba otomatis, tertutup dan didalam ruangan yang steril. Setiap kemasan kemudian melewati alat sensor otomatis pencetak kode produksi dan tanggal kadaluarsa. Baru kemudian dipasang sedotan ataupun tutup plastik. Dan Dikemas ke dalam karton box dengan menggunakan mesin otomatis dan disusun diatas papan-papan palet secara robotik dengan robot paletizer.Susu dimasukan kedalam mesin UHT untuk mematikan semua mikroorganisme (bakteri) penyebab kerusakan. Mesin UHT terletak berdekatan dengan mesin pengemasan yang yang serba otomatis, tertutup dan didalam ruangan yg steril. Setiap kemasan kemudian melewati alat sensor otomatis pencetak kode produksi dan tanggal kadaluarsa. Baru kemudian dipasang sedotan ataupun tutup plastik. dan dikemas ke dalam karton box dengan menggunakan mesin otomatis dan disusun diatas papan-papan palet secara robotik dengan robot paletizer. Terakhir forklift akan membawa karton box tersebut kedalam gudang untuk disimpan selama 8 hari sambil menunggu hasil uji mutu lengkap terhadap sampel diambil secara acak pada saat produksi yaitu 10 pack setiap 10 menit. Apabila telah dinyatakan lolos uji mutu lengkap maka produk baru boleh dipasarkan. Tipe aliran produksi dari Ultrajaya, yaitu kontinyu flow shop untuk seluruh item dalam satu famili poduk, dimana proses pengurutan pekerjaan mempunyai lintasan produksi yang beraturan dan berproduksi berdasarkan order yang diterima dan beroperasi dengan kebijakan order diurutkan sesuai dengan duedate dalam merespon pesanan pelanggan. Prioritas pengerjaan diberikan kepada order dengan duedate terdekat lebih dahulu hal ini dikarenakan perusahan menekankan pada ketepatan penyampaian order pelanggan. Pada saat ini Perseroan menggunakan mesin-mesin dan peralatan yang dioperasikan dengan teknologi aseptic processing dan packaging yang tergolong sangat mutakhir. Sedangkan Gudang Penyimpanan dioperasikan dengan teknologi Automatic Storage & Retrieval System (AS/RS) yang sepenuhnya dioperasikan dengan komputer yang juga tergolong cukup mutakhir. Namun demikian, perkembangan teknologi di sektor pangan dan kemasan yang sangat pesat menjadi ancaman apabila tidak diimbangi dengan teknologi yang kini digunakan Perseroan. Hal ini dapat melemahkan daya saing Perseroan. Oleh karena itu, setiap perkembangan teknologi yang bertujuan untuk meningkatkan teknik produksi selalu menjadi perhatian Perseroan. Untuk maksud tersebut Perseroan berusaha untuk memilih dan mengarahkan penggunaan teknologi yang lebih modern, automasi, dan tepat guna, dengan biaya yang kompetitif. PERSAINGAN DALAM INDUSTRI PENGOLAHAN SUSU DI INDONESIA Ultrajaya adalah perusahaan yang bergerak di industri minuman, seperti yang kita ketahui, industri ini adalah industri yang sangat ketat, karena produk yang mudah dibuat dan mudah untuk masuk ke industri makanan dan minuman ini. Sejauh ini, Ultrajaya
38
berada pada posisi pertama dengan jumlah market share sebesar 54,38% yang di ikuti oleh PT.Nestle Indonesia, PT.Frisian Flag, PT.Indomilk dan PT.Greenfields Indonesia. Secara analisis dari pesaing-pesaing tersebut PT.UltraJaya unggul lebih dari 50% market share industri susu di Indonesia pada tahun 2012 (SUMBER: INDOCOMERCIAL). Namun perusahaan lain semain gencar melakukan inovasi dan promosi, oleh karena itu PT. Ultrajaya harus waspada dan tetap konsisten dengan kualitas produk dan pelayanan terhadap konsumen nya, serta selalu merespon pengembangan produk agar dapat mencegah pertumbuhan market pada pesaing. Berdasarkan lini produknya Frisian Flag merupakan perusahaan dengan peringkat tertinggi dibandingkan dengan Ultrajaya dan Realgood karena lini produk Frisian Flag lebih luas karena melakukan diferensiasi dengan memiliki produk susu bubuk. Sedangkan berdasarkan jangkauan pasar, Ultrajaya memiliki peringkat tertinggi dibanding dengan Realgood dan Frisian Flag karena menguasai lebih dari 50% pangsa pasar dan memiliki saluran distribusi yang lebih luas. Ultrajaya juga harus selalu sigap dengan munculnya produk produk baru dari pesaing, karena masyarakat sudah mulai melek akan gaya hidup sehat dan mengutamakan mengonsumsi produk kesehatan bahkan sekarang bahan baku yang memakai bahan organik telah berkembang. Selain itu, pada saat ini perusahaan pesaing semakin kreatif dalam menciptakan minuman substitusi seperti minuman sehat, organic, isotonic juga minuman berasa seperti soda, jelly milk, dan minuman segar. Konsumen pada industri minuman mempunyai kekuatan untuk memilih produk yang akan dibelinya, meskipun susu UHT Ultra merupakan top of mind pada benak pelanggan, namun ketika susu Ultra yang dicari tidak ada, makan pelanggan akan memilih produk susu merek lain, selain manfaat yang diberikan untuk konsumen menilai bahwa susu memiliki manfaat yang sama antara satu merk dengan merk lainnya, jadi Perseroan harus merespon dengan cepat akan kekosongan persediaan produk pada retail-retail yang menjual produk dari Ultrajaya tersebut. Supplier susu Ultrajaya yaitu KPBS, sangatlah bergantung pada penjualan produk Ultrajaya karena Ultrajaya mengambil susu dari KPBS dan dapat menjual produknya sebesar setengah (50%) dari industri susu di Jawa Barat. Kebijakan pemerintah juga memiliki pengaruh yang signifikan. Selain itu, RUPS, komisaris, serta serikat buruh mempunyai pengaruh juga terhadap keberlangsungan Perseroan. Karena Ultrajaya telah memiliki market yang luas, maka pengaruh dari seluruh stakeholder perlu dijaga, agar visi, misi dan kebijakan dapat diikuti oleh semua pihak dalam kelangsungan Perseroan.
39
Sumber: Annual Report PT Ultrajaya Milk Industry Tbk. Direktorat Jenderal Peternakan Departemen Pertanian and Dairy Australia 2005 Industri Peternakan Sapi Perah Indonesia. Analisa SWOT. Stanton, Emms & Sia. http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&id_subyek=03¬ab=7 http://www.macroeconomicdashboard.com/index.php/id/ekonomi-makro/119 perkembangan-ekonomi-terkini-2013-ii http://www.pln.co.id/blog/tarif-tenaga-listrik/ http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/02/05/1221161/Tahun.2013.Ekonomi.Indone sia.Hanya.5.78.Persen republika.online.com www.idx.co.id www.ultrajaya.co.id
40
KASUS 4 PT. RAMAYANA LESTARI SENTOSA TBK PENDAHULUAN Perkembangan industri retail sangat menarik untuk di amati, salah satu yang mengalami perkembangan pesat adalah modern market. MARKETING.co.id - Dalam periode enam tahun terakhir, dari tahun 2007 – 2013, jumlah gerai ritel modern di Indonesia mengalami pertumbuhan rata-rata 17,57% per tahun. Pada tahun 2007, jumlah usaha ritel di Indonesia masih sebanyak 10.365 gerai, kemudian pada tahun 2011 mencapai 18.152 gerai tersebar di hampir seluruh kota di Indonesia. Pertumbuhan jumlah gerai tersebut tentu saja diikuti dengan pertumbuhan penjualan. Menurut Asosiasi Perusahaan Ritel Indonesia (Aprindo), pertumbuhan bisnis ritel di Indonesia antara 10% – 15% per tahun. Penjualan ritel pada tahun 2006 masih sebesar Rp49 triliun, dan melesat hingga mencapai Rp120 triliun pada tahun 2012. Sedangkan pada tahun 2013, pertumbuhan ritel diperkirakan masih sama, yaitu 10% – 15%, atau mencapai Rp138 triliun. Jumlah pendapatan terbesar merupakan kontribusi dari hipermarket, kemudian disusul oleh minimarket dan supermarket. Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 237 juta jiwa dengan total konsumsi sekitar Rp3.600-an triliun merupakan pasar potensial bagi bisnis ritel modern. Ini didukung oleh perilaku berbelanja penduduk Indonesia yang sudah mulai bergeser, dari berbelanja di pasar tradisional menuju ritel modern. Dan paradigma prestise seseorang berbelanja di department store lebih bergengsi di banding pasar tradisional. Dengan dibukanya pintu masuk bagi para peritel asing sebagaimana Keputusan Presiden No. 118/2000 yang telah mengeluarkan bisnis ritel dari negative list bagi penanaman modal asing (PMA), sejak itu ritel asing mulai marak masuk ke Indonesia. Masuknya ritel asing dalam bisnis ini menunjukkan bisnis ini sangat menguntungkan. Namun di sisi lain, masuknya hipermarket asing yang semakin ekspansif memperluas jaringan gerainya, dapat menjadi ancaman bagi peritel lokal. Semakin maraknya ritel modern tentu saja menimbulkan persaingan sesama ritel modern tersebut. Selain itu, maraknya ritel modern memudahkan konsumen untuk memilih ritel yang disukai dan cocok dengan keinginan konsumen. Sehingga konsumen dengan mudah bisa berganti ritel modern yang dikunjungi, atau tetap loyal dengan satu ritel karena sudah merasa cocok. IKLIM POSITIF PEREKONOMIAN INDONESIA Iklim positif perekonomian Indonesia sepanjang 2013, berdasarkan hasil Survei Manulife Investor Sentimen(SMIS) dimanfaatkan oleh semua perusahaan di Indonesia. HSBC Economist ASEAN Su Sian Lim menjelaskan selama tahun 2013 laju perekonomian Indonesia masih bisa tumbuh positif meskipun banyak tantangan baik itu eksternal dan internal, ketidakpastian ekonomi global serta adanya isu the tapering merupakan tantangan 41
eksternal yang terus menghantam perekonomian Indonesia sehingga membuat kinerja ekspor melemah sedangkan tantangan internalnya adalah masalah tingginya defisit transaksi berjalan besaran defisit mengawali tahun 2013 mencapai USD24,4 miliar atau sekitar 2,8 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) dan regulasi yang masih rumit. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) triwulan IV-2013 dibandingkan triwulan III2013 turun 1,42 persen namun bila dibandingkan dengan triwulan IV-2012 tumbuh 5,72 persen. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia secara kumulatif tumbuh 5,78 persen pada 2013. Pertumbuhan terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 10,19 %, Sektor lain mengalami peningkatan sepanjang tahun 2013, adalah sektor keuangan, real estate dan jasa keuangan yang tumbuh 7,56%; sektor konstruksi yang tumbuh 6,57%; serta sektor perdagangan, hotel dan restoran 5,93%. Ekonomi Indonesia telah melalui perkembangan pesat beberapa tahun terakhir ini, mencatat laju pertumbuhan sebesar 5,8% di 2013. Lebih dari itu, sebagai populasi keempat terbesar di dunia yang masih terus tumbuh, Indonesia diharapkan untuk dapat menjadi negara ketiga tercepat dalam perkembangan ekonominya, dari sisi pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP), antara 2011 dan 2016 (Euromonitor). Pertumbuhan yang konsisten telah memicu peningkatan kemapanan di segmen menengah. Menurut data dari Biro Pusat Statistik di 2010, 124,5 juta konsumen, atau 52,4% dari total populasi Indonesia, memiliki pengeluaran bulanan dari Rp 0,7 juta hingga Rp 4,5 juta per kapita. Segmen konsumen ini telah diidentifikasikan oleh Manajemen sebagai penduduk kelas menengah. PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA TBK. PT. Ramayana Lestari Sentosa Tbk didirikan di Indonesia pada tanggal 14 Desember 1983. Kegiatan utama perusahaan adalah perdagangan umum yang menjual berbagai macam barang seperti pakaian, aksesoris, tas, sepatu, kosmetik dan produk-produk kebutuhan sehari-hari melalui gerai serba ada ( Department Store) milik perusahaan. Ramayana mengunggulkan prinsip tritunggal yaitu “Kualitas-Layanan- Nilai” yang telah menyokong kesuksesan dan kegiatan ekspansi Perusahaan yang stabil selama empat dasawarsa terakhir ini. Pelanggan menuntut Kualitas , oleh karena itu, Ramayana menyajikan pilihan barang-barang yang berkualitas, dengan gaya rancangan yang sesuai dengan tren-tren masa kini. Ramayana menyajikan barang barang ini dengan Layanan yang unggul. Pelanggan harus senantiasa merasa seperti tamu kehormatan dan merasa nyaman setiap kali berbelanja. Persaingan yang ketat menuntut adanya tatanan Nilai salah satu dari nilai-nilai inti Perusahaan. Dengan inflasi mengintai dan daya beli yang menyusut, pelanggan kini semakin sensitif pada harga. Mereka semakin mengetahui harga dan tahu apakah mereka mampu membelinya. Keberhasilkan Ramayana dalam kesinambungan
42
usaha, sebagian besar berasal dari tingginya nilai yang Ramayana tawarkan untuk produk pakaian dan barang-barang lainnya dengan harga ekonomis. Berikut adalah Visi dan Misi PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk, Visi: Sebagai jaringan Perusahaan retail Ramayana berkomitmen untuk melayani kebutuhan bersegmen menengah bawah, Ramayana menyediakan beragam produk terjangkau dan berkualitas, menawarkan pelayanan pelanggan yang penuh perhatian. Misi: Ramayana tetap menjaga posisi Ramayana di sektor Ramayana sebagai peritel terbesar di Indonesia, melalui ekspansi pasar, pengendalian biaya yang cerdas, meningkatkan layanan pelanggan, pengembangan sumber daya manusia, dan membangun hubungan yang saling menguntungkan dengan rekan bisnis Ramayana: semuanya untuk memaksimalkan nilai pemegang saham. Perusahaan terus mengusahakan strategi ekspansi yang bijak dan pengendalian biaya yang ketat, yang dibutuhkan untuk dapat mempertahankan margin laba. Produk baru terus dimunculkan, dan strategi promosi,iklan, dan display yang dirancang dengan gaya terkini untuk tetap menarik konsumen dari berbagai kalangan dan segala usia. Setiap beberapa tahun sekali, bagian pembelian Perusahaan mengunjungi sejumlah kota terkemuka di Asia guna mempelajari tren-tren mode terkini. Dalam upaya menyajikan barang yang “berkualitas dan ekonomis”, Ramayana melaksanakan strategi berkesinambungan dengan melakukan perhitungan harga jual yang kompetitif. Selain itu perusahaan terus memantau sektor industri retail secara keseluruhan dan bertekad untuk terus bersaing dengan menggunakan pendekatan yang baru sehingga mampu meningkatkan pendapatan dengan laba. Perusahaan melakukan strategi Konsinyasi dimana Fleksibilitas, kreativitas, dan hal baru merupakan nilai yang akan menarik pelanggan ke Ramayana. Ketika pelanggan melihat tersedianya barang-barang baru yang trendi, hal ini akan menjadi dorongan kuat bagi pelanggan untuk mengunjungi Ramayana. Ini adalah alasan utama mengapa ramayana mengedepankan Konsinyasi sebagai strategi perusahaan yang mampu memberikan kontribusi sekitar 32,1% dari total penjualan. Dalam hal menjaga display dan barang barang tetap baru dan berbeda, manajemen telah mengembangkan dan mengelola departemen konsinyasi. Walaupun margin dari konsinyasi lebih rendah dari yang biasa diperoleh perusahaan melalui penjualan beli putus, tapi memiliki keuntungan yang cukup baik dengan biaya lebih rendah (khususnya staf penjualan), biaya pengadaan barang, dan sebagainya. Ramayana selalu berkomitmen untuk memastikan ketersediaan informasi yang sifatnya penting, sehingga mudah diakses oleh pihak yang berwenang ketika dibutuhkan. Informasi ini dapat berbentuk laporan keuangan, laporan manajemen perusahaan atau laporan kepemilikan perusahaan. ( Menurut PP No. 24 tahun 1993 pasal 2 bahwa perusahaan harus melaporkan laporan keuangannya kepada pemerintah dan laporan tersebut bersifat umum yang dapat diketahui oleh masyarakat ). Semua informasi tersebut
43
haruslah akurat, jelas, dan tepat waktu serta yang relevan kepada semua pemangku kepentingan. Kepatuhan terhadap transparansi juga diperlihatkan oleh Ramayana melalui Laporan Triwulanan dan Laporan Keuangan Tahunan, Laporan Tahunan, Keterbukaan Informasi dan Paparan Publik yang semuanya dilakukan secara rutin, untuk menginformasikan perkembangan yang sedang berlangsung di Ramayana serta proyeksi masa depannya Guna mendukung kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan, Dewan Komisaris yang dibantu oleh Komite Audit mendorong kinerja perusahaan dengan meningkatkan fungsi pengawasan internal, mengevaluasi perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang resiko, serta mengevaluasi dan memberikan masukan atas kebijakan remunerasi dan nominasi kepada Direksi. ( Keputusan menteri keuangan RI No. KEP 216/KM.6/2002 hal ini perusahaan harus mangaudit laporan posisi keuangannya yang diaudit oleh kantor akuntan publik) Ramayana berpegang teguh pada peran dan tanggung jawab manajemen yang profesional, yang mengatur setiap keputusan atau kebijakan yang mungkin berdampak secara nyata terhadap usaha perusahaan. Ramayana memprioritaskan hak, kewajiban, wewenang, dan tanggung jawab Direksi, Dewan Komisaris, dan Pemegang Saham. Rapatrapat untuk mengambil keputusan strategis berlangsung secara teratur, dengan melibatkan anggota Direksi, Dewan Komisaris, dan Manajemen. Sebagai perusahaan publik, dan yang mengutamakan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik, kepatuhan terhadap hukum, peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI), peraturan pemerintah dan perpajakan haruslah dipenuhi, demi mewujudkan keuntungan jangka panjang bagi pemegang saham. Semua keputusan dan kebijakan yang dibuat oleh Perusahaan haruslah selaras dengan kepentingan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pelanggan, pemasok, pemegang saham, investor dan masyarakat. Manajemen Ramayana terdiri dari para profesional yang bertanggung jawab memastikan bahwa pekerjaan mereka telah dilaksanakan dengan mendahulukan kebutuhan dan harapan pasar, serta dengan memperhatikan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik. Setiap keputusan dibuat secara independen dan objektif, demi terwujudnya kepentingan Ramayana dan para pemegang saham. Dalam menjalankan tugasnya, seluruh karyawan dan manajemen perlu turut mewujudkan profesionalisme dan memiliki integritas. Setiap tindakan haruslah dilaksanakan sesuai dengan sistem dan prosedur yang berlaku di Grup Ramayana. Pada tahun 2011 Perusahaan membagikan 2.000 paket sembako (beras, mie instant, pakaian). Di wilayah Tanggerang dan melakukan program pengobatan gratis yang merupakan tahun ke-7 kepada keluarga prasejahtera dengan menjaring 2.650 pasien. Program kesehatan Ramayana telah berkembang menjadi jauh lebih besar dari sebelumnya. Pada tanggal 22 April 2012 Ramayana menyelenggarakan acara bakti sosial di Sekolah Tunas Dharma, program ini memberikan pelayanan medis gratis untuk 2.512
44
pasien, meliputi diagnosis, pengobatan, bahkan operasi besar, oleh 60 dokter dan jumlah perawat yang sama. Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, Ramayana mendukung dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan sepenuh hati, khususnya bagi warga yang tinggal di sekitar gerai, gudang dan fasilitas Ramayana lainnya. Dalam hal ini, Perusahaan mewujudkan tanggung jawabnya terhadap seluruh pemangku kepentingan dan lingkungan sekitarnya di Indonesia. TINJAUAN OPERASIONAL Di tahun 2013 Ramayana sudah membuka 8 gerai baru. Total pertumbuhan penjualan dari gerai yang dimiliki Ramayana mencapai 7% untuk tahun 2013. Hampir sepertiga kontribusi penjualan Ramayana diperoleh dari divisi supermarket, tapi usaha ini terus mengalami persaingan yang ketat dengan menjamurnya ‘minimarket’ di daerah. Divisi Supermarket mencakup makanan & toiletries sebesar 77,1% dengan sekitar 22,9% untuk penjualan barang dan perabotan rumah tangga serta alat tulis. Dengan margin kotor yang rendah dan perputaran yang tidak sesuai dengan harapan, divisi ini perlu dioptimalkan lebih lanjut. PT Ramayana Lestari Sentosa merupakan perusahaan retail atau eceran barang-barang kebutuhan rumah tangga seperti pakaian (meliputi berbagai jenis pakaian pria dan wanita dewasa serta pakaian anak-anak), aksesori, sepatu dan sandal, tas berupa tas wanita, pria maupun tas sekolah, kosmetik, peralatan rumah tangga, alat tulis, mainan, bahan makanan, dan consumer goods yang terdapat di Ramayana Supermarket. Pada tanggal 31 Desember 2013, jumlah gerai yang dioperasikan oleh Perusahaan terdiri dari gerai dengan nama “Ramayana” (108 gerai), “Robinson” (7 gerai) dan “Cahaya” (3 gerai), yang berlokasi di Jakarta, Jawa (Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah), Sumatera, Bali, Kalimantan, Nusa Tenggara, Sulawesi dan Papua dengan total luas lahan mencapai 1.006.781 m2 di 54 kota di seluruh Indonesia. PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk berkantor pusat di Jl. K.H. Wahid Hasyim No. 220 A-B, Jakarta 10250. Lokasi kantor pusat merupakan daerah industri serta lokasi gerai sasaran penjualan yang menjadi wilayah primer adalah di daerah Jabodetabek di mana terdapat berbagai industri, konsentrasi pekerja, dan populasi yang cukup besar dan pulau Jawa. Wilayah sekunder lainnya, terutama membidik daerah dimana sumber alam (pertambangan, energi), atau komoditas (perkebunan kelapa sawit, hutan, karet) sehingga perusahaan mendirika gerai di sejumlah kota kecil yang mulai berkembang di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku hingga Papua. Berikut ini adalah wilayah pemasaran gerai Ramayana saat ini : Jakarta (18 Gerai), Jawa Barat (28 Gerai), Jawa Tengah (3 gerai), Jawa Timur (11 Gerai), Banten (8 Gerai), Bali (3 Gerai), Bangka Belitung (1 Gerai), Jambi (2 Gerai), Kalimantan Timur (7 Gerai), Kepulauan Riau (3 Gerai), Lampung (2 Gerai), NTT (1 Gerai), Papua (2 Gerai), Riau (7 Gerai), Sulawesi Selatan (2 Gerai), Sulawesi Tengah (1
45
Gerai), Sumatera Barat (4 Gerai), Sumatera Selatan (2 Gerai), Sumatera Utara (7 gerai), Yogyakarta (2 Gerai) Dalam meningkatkan pelanggannya, Ramayana melakukan kegiatan promosi di tahun 2013, Ramayana menggunakan strategi seperti menghadirkan penyanyi dan selebriti nasional ke daerah untuk memikat para pelanggan. Hal ini terbukti efektif sehingga penjualan meningkat pada hari-hari kunjungan tersebut. Selain itu, diselenggarakan juga berbagai tema acara pameran khusus seperti Tahun Baru China, Anniversary, Back To School dan berbagai macam pameran produk murah sudah menjadi agenda promosi tahunan. Selain itu program discount yang sudah terbentuk dalam benak masyarakat dengan suksesnya menjalanakan program discount time yakni pada hari Jumat, sabtu minggu dengan discount hingga 70%. Ramayana mampu memenuhi peran sebagai “Toko Rakyat”, Ramayana berupaya mempertahankan kebijakan-kebijakan yang ada saat ini, termasuk penyediaan berbagai produk berkualitas dengan harga terjangkau. Selain itu ramayana juga menyediakan Kartu Anggota Ramayana digunakan untuk meningkatkan loyalitas pelanggan. Dalam proses penyampaian roses marketing, saat ini memanfaatkan media sosial sebagai sarana promosi perusahaan, tetapi sarana ini belum dimanfaatkan secara optimal. Hal ini tercermin dari kurangnya penyampaian informasi di media social, khususnya twitter dan facebook. Saat ini media marketing yang paling afektif dilakukan dengan spanduk yang dipasang di pinggir jalan raya, menggunakan katalog, iklan di Koran dan majalah, serta iklan di televisi dan radio menjelang peak season. Perusahaan beranggapan bahwa meskipun teknologi komunikasi sudah maju tapi tidak ada salahnya menggunakan media cetak seperti yang telah disebutkan diatas. Karena terbukti dengan menggunakan media tersebut perusahaan lebih mudah memperoleh pelanggan segmen low dan middle to low-nya tersebut. Untuk memelihara dan menyesuaikan struktur permodalan, Perusahaan dapat menyesuaikan pembayaran dividen kepada pemegang saham, menerbitkan saham baru atau mengusahakan pendanaan melalui pinjaman. Tidak ada perubahan atas tujuan, kebijakan maupun proses pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013. Pendanaan perusahaan berasal dari laba ditaham dan penerbitan ekuitas, dengan nilai laba ditahan sebesar Perusahaan memiliki proporsi utang jangka panjang 0% , proporsi laba ditahan 40,8 % dari laba bersih. Saat ini meskipun keuangan perusahaan menunjukan peningkatan tapi jika ditinjau dari profitabilitasnya ramayana mengalami penurunan. Ramayana juga melakukan investasi melalui pembelian tanah serta pembangunan maupun sewa bangunan untuk kepentingan gerai baru dan renovasi beberapa gerai juga pembelian alat-alat pendukung kegiatan operasional selama tahun 2013. Didirikan sebanyak 8 gerai baru di Luar Pulau Jawa pada 2013. Sehingga, pada akhir tahun 2013, Ramayana memiliki total ruang usaha sebesar 1.006.781 m2, dengan total ruang usaha bersih sebesar 732.012 m2.
46
Pada tahun 2013,sebagaimana pada tahun setelah IPO di tahun 1996, Perusahaan telah mengeluarkan dividen tunai tahunan kepada pemegang sahamnya, berkisar antara 40,0% hingga 67,4% dari laba bersih tahun sebelumnya, seperti yang ditetapkan di dalam kebijakan dividen perusahaan. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan terbaru, Perusahaan mengerluarkan dividen tunai sebesar Rp. 30 per saham, setara dengan 50,2% laba bersih tahun 2012. Produk yang dijual oleh PT. Ramayana Lestari Sentosa Tbk adalah pakaian, aksesoris, tas, sepatu, kosmetik dan produk kebutuhan sehari-hari melalui gerai serba ada ( Department Store) dengan berbagai macam merek. Produk-produk yang dijual disesuaikan dengan tren di masyarakat dengan kualitas yang baik dan harga yang terjangkau sesuai sasaran konsumen perusahaan. Tapi kebanyakan model yang dipasarkan di Ramayana kurang up to date jika dibandingkan dengan perusahaan retail lain di indonesia. Selain itu Ramayana melibatkan berbagai perusahaan dalam menjalankan bisnisnya melalui perusahaan-perusahaan yang bekerja sama sebagai tenant di department store. Perusahaan-perusahaan tersebut menyediakan berbagai produk yang berbeda. Tujuan dari kerjasama antara Ramayana dengan perusahaan-perusahaan tersebut adalah untuk mencapai keuntungan dan manfaat satu sama lain. Dikarenakan perusahaan merupakan retailer, perusahaan tidak memerlukan bagian untuk membuat secara keseluruhan produk tersebut, Karena itu hasil penjualan perusahan juga pada akhirnya tidak dinikmati sendiri oleh perusahaan namun juga di bagi kepada para penyetok barang di perusahaan. Proses operasional Ramayana Lestari Sentosa meliputi dua tempat, Gerai dan gudang. Setelah produk masuk ke gudang, maka proses pengelolaannya diserahkan kepada bagian operasi untuk diproses. Barang yang masuk ke gudang langsung didistribusikan ke gerai-gerai. Sedangkan supervisor dan pramuniaga berada di gerai. Desain dari gerai Ramayana sebagaimana umumnya bentuk gerai retail modern, dibagian depan dipajang beberapa produk unggulan dengan dilengkapi manekin, pada bagian dalam gerai, produk sebagian dipajang dan sebagian lagi tersusun rapi dalam rak-rak pakaian yang disediakan. Produk dipisahkan berdasarkan tenant/ merek dan jenis produk. Biasanya terdiri dari 2 lantai. Di lantai dasar sebagai pusat fashion pria dan wanita dan bagian atas adalah produk pakaian anak, bayi, aksesoris, kosmetik, dan sepatu ataupun sandal.Terdapat banyak pramuniaga dapat membantu konsumen dalam berbelanja dan mendapatkan produk, juga terdapat 5 sampai 8 kasir di tiap gerainya untuk mempermudah dan mempercepat proses dalam pembayaran.Dilengkapi juga dengan 4 sampai 8 buah ruangan ganti untuk mencoba produk.Di setiap gerai juga terdapat kantor management Ramayana dengan dipimpin supervisor. Luas rata-rata setiap gerai adalah 8.532m2 dengan desain yang didominasi warna merah dan putih. Namun terdapat kelemahan pada beberapa lokasi department store Ramayana, yaitu di beberapa gerai terdapat kesulitan dalam infrastruktur yang kurang
47
mendukung untuk menuju ke gerai Ramayana, seperti kemacetan disekitaran gerai, infrastruktur jalan yang rusak atau lokasi dekat pasar yang padat, dan lain-lain. Pengadaan karyawan Ramayana berasal dari eksternal dan internal. Perusahaan menerima karyawan mulai dari lulusan SMP sampai lulusan sarjana. Perusahaan mendapatkan tenaga kerja tersebut melalui iklan di web, iklan lowongan kerja di internet, radio, dan media cetak. Seleksi dan rekruitmen karyawan dilaksanakan apabila perusahaan PT. Ramayana Lestari membutuhkan karyawan untuk memenuhi kebutuhan di bidang SDM. Seleksi yang dilakukan sama saja seperti rekrutment pada umumnya yang meliputi dokumen, test yang terdiri dari test umum dan khusus, dan interview. (Test umum: Intelegensi umum dan Matematika sedangkan Test khusus menurut bidang: test yang disesuaikan dengan bagian yang dilamar) HRD memberi pertanyaan singkat yang mengacu pada kemampuan berhitung cepat dan tepat. Setelah kesemua tahapan telah dilaksanakan, maka tahapan terakhir tentunya adalah memberikan keputusan terhadap hasi seleksi rekrutmen karyawan. Kursus pelatihan diberikan kepada semua karyawan baru yang dipekerjakan oleh perusahaan, termasuk pelatihan singkat bagi peserta magang atau Praktik Kerja Lapangan (PKL), khususnya selama Lebaran, ketika terjadi peningkatan pengunjung, juga hari Natal / Tahun Baru. Sesi pelatihan usaha dan teknis khusus selama tiga bulan dilakukan pada kelompok karyawan tertentu selama tahun ini, sebagai cara peningkatan kualitas mereka yang paling efisien. Untuk liburan sekolah (pertengahan Juni sampai pertengahan Juli) dan musim perayaan kecil lainnya, tambahan 5.000 karyawan sementara biasanya dipekerjakan oleh perusahaan; angka tersebut menjadi dua kali lipat untuk musim Lebaran / Idul Fitri. Pada tahun 2013, sistem pelatihan baru diterapkan di semua toko di seluruh nusantara. Pelatihan kepemimpinan berbasis proyek ditekankan dan evaluasi kinerja secara cermat terhadap manajemen kelas menengah dilakukan oleh manajemen senior untuk menilai kualitas kerja mereka. Dalam rangka mempertahankan rasa percaya diri dan loyalitas di antara pekerja, berbagai upaya Ramayana lakukan untuk mempertahankan karyawan bahkan selama periode penurunan atau gangguan lainnya. Jumlah pekerja yang berlebihan tidak dirumahkan tapi, Perusahaan tidak mempekerjakan penggantinya setelah mereka memasuki masa pensiun. Dengan demikian, jumlah karyawan secara alamiah akan berkurang, dari 20.856 pada tahun 2010 menjadi 15.632 pada tahun 2013, tanpa kehilangan produktivitas. Selain itu Ramayana memberikan kompensasi pada karyawannya berupa: Gaji pokok, Insentif, Tunjangan transportasi, Tunjangan pejalanan tugas ke luar kota, Asuransi jiwa, Tunjangan hari raya dan Sebuah Program kepemilikan saham bagi karyawan diterapkan melalui ESOP, dimulai pada tahun 2003. Sebagai catatan, Ramayana membayar upah yang lebih tinggi kepada tenaga kerja Indonesia tapi, menurut undang-undang, begitu pula dengan pengusaha lain. Peningkatan UMR yang dramatis sebesar 25%-40% untuk
48
Jabodetabek, Jawa Barat, dan wilayah lain serta inflasi menjadi hal yang selalu dipertimbangkan manajemen dalam memberikan kompensasi. Hampir setiap bisnis besar di dunia saat ini telah menjadi sangat intensif dengan teknologi informasi (TI), dan Ramayana telah lama melakukan investasi dalam sistem komputerisasi untuk semua aspek di front office dan back office. Dengan jaringan lebih dari seratus toko di hampir setiap wilayah Indonesia, komunikasi berbasis internet telah menjadi sebuah kebutuhan dasar. Jaringan jarak jauh secara real-time memiliki keuntungan besar untuk pemesanan, persediaan, penagihan, hubungan pelanggan, operasional manajemen harian dan banyak aspek lain sebagai bisnis yang besar dan menyebar. Ini termasuk data merchandise pergudangan, dan operasi berbasis toko. Mengingat bahwa Indonesia, sebagai negara kepulauan yang tersebar di beberapa zona waktu, secara tradisional diperlukan untuk berinvestasi dalam teknologi satelit, telekomunikasi dan komputer, untuk mengkoordinasikan usaha dan cabang di seluruh bangsa. Sebuah Department Informasi Teknologi yang pro-aktif terus mempelajari caracara baru untuk menerapkan teknologi komputer yang hemat biaya dan waktu didalam bisnis Ramayana, dan melatih staf Ramayana untuk menggunakannya dengan benar. Berbagai macam penghargaan yang telah diperoleh oleh PT. Ramayana Lestari Sentosa: Best Investor Relation Ist Place Indonesia Buy-side view dalam Asia Equities Investor Relations 2005 Asia's Best Companies 2012 oleh Finance Asia The Best of Medan Service Excellence Champion kategori Supermarket dalam MSEA 2011 (Medan Service Excellence Award ) Superbrands 2010-2011
PERSAINGAN DALAM INDUSTRI RITEL DI INDONESIA Industri ritel Indonesia sangat kompetitif, khususnya yang berkaitan dengan kombinasi produk dan kualitas, lokasi gerai, desain dan suasana, persediaan, harga, layanan pelanggan, ketersediaan kredit dan iklan. Saat ini, Matahari adalah peritel department store terbesar di Indonesia yang berfokus pada segmen menengah. Perseroan menghadapi peningkatan persaingan dari department store sejenis dan peritel spesialis serta pendatang baru ke segmen pasar yang sama, termasuk peritel internasional yang saat ini hanya beroperasi di pasar luar negeri tapi yang menargetkan basis pelanggan Perseroan. Meskipun ada hambatan yang cukup tinggi bagi kompetitor untuk masuk di pasar yang dipilih Perseroan, tindakan yang diambil oleh pesaing dan tindakan yang diambil oleh Perseroan baik secara proaktif maupun reaktif dalam menanggapi tekanan kompetitif dapat mempengaruhi hasil usaha. Jika dilihat dari skala ekonomis tidak mudah dicapai dalam industry department store mengingat dibutuhkannya modal yang sangat besar serta biaya operasi yang tinggi. Untuk 49
membangun 1 gerai saja akan membutuhkan modal sekitar Rp 7-12 Miliar dengan data biaya operasional dapat diperkirakan rata-rata operasional per gerai adalah Rp 10-15 miliar per tahun. Pemerintah saat ini mendukung terciptanya persaingan yang sehat baik semua peritel modern dengan peritel tradisional. Ini terlihat dari aturan sistem zoning yang mengatur jarak ritel modern dengan pasar tradisional. ( Peraturan Presiden No.112 tahun 2007 yang mengatur tentang penataan dan pembinaan pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern. termasuk mengenai lokasi dan syarat-syarat pendirian, luas bangunan, jam operasi, ketentuan pemasokan barang, perizinan, serta pembinaan dan pengawasan) Bahkan peraturan ini cenderung merupakan upaya memelihara pasar-pasar tradisional dari gempuran ritel-ritel modern, baik local maupun asing. Namun demikian, perkembangan bisnis ritel modern yang semakin kompleks sekarang ini cenderung sudah tidak terakomodasi oleh peraturan yang ada. Ini bisa terlihat dari kasus benturan yang terjadi antara minimarket dengan ritel-ritel kecil di berbagai pelosok kota dan daerah. Salah satu bisnis minimarket diperingati Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) untuk tidak membuka gerai di wilayah Jabodetabek yang berhadapan dengan warung-warung kecil. Begitupun peraturan yang sama diterapkan untuk department store. ( Adanya Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) yang mengatur mengenai lokasi pembukaan gerai dan hal lain untuk mencegah praktek monopoli dan praktek usaha tidak sehat dan SK Meneg Investasi/ Kepala BKPM No. 29/SK/1998 yang mengatur mengenai investasi bisnis ritel di Indonesia ) Seperti yang tertulis di Jurnal Nasional tahun 2008, pengaturan untuk trading term dalam draft Perpres Pasar Modern antara lain peritel pasar modern dilarang mengembalikan barang yang sudah dibeli. Selain itu, pembayaran barang dilakukan dalam waktu yang disepakati oleh kedua belah pihak. Peritel Modern juga dilarang menjual produk dibawah harga beli yang tertulis di faktur, kecuali produk spesifik yang memiliki karakteristik tertentu. Sedangkan peritel besar dilarang melakukan praktek diskriminasi terhadap pemasok dan praktik lain yang mengakibatkan terjadinya monopoli dan persaingan usaha tidak sehat. Terkait dengan kemitraan UMKM, bentuk pengaturan di dalam rancangan Pepres tersebut adalah larangan memungut biaya pendaftaran dan pembayaran pada pemasok UMKM. Distribusi tingkat populasi yang tidak merata di beberapa wilayah menyebabkan perusahaan tidak mendapatkan tingkat keuntungan yang sama antara satu wilayah dengan wilayah yang lainnya baik dalam jumlah pengunjung mau pun nilai transaksi yang dilakukan Tumbuhnya minat masyarakat terhadap produk fashion yang branded . Ramayana sukses memimpin pasar dalam pelanggan Low dan middle to low-nya. Disisi lain ada beberapa perusahaan retail yang bergerak pada industri yang sama dengan segmen pelanggan yang sedikit berbeda. Dua diantaranya adalah Yogya Group dan PT Matahari Departement Store tbk .
50
Yogya group Saat ini beroprasi di wilayah Jawa Barat, Jakarta & Sebagian Jawa Tengah dengan memiliki 52 outlet dengan brand name Toserba YOGYA dan Toserba GRIYA. Dengan total bangunan seluas 4.800m2, kantor pusat YOGYA Group berfungsi sebagai pusat kendali dan pengambilan keputusan strategis manajemen sekaligus infrastruktur pendukungnya bagi setiap outletnya, khususnya dalam pembelian produk, promosi, teknologi dan lain-lain. Yogya Group ini hampir memiliki target pelanggan yang sama yaitu pelanggan middle dan middle to high hanya yang membedakannya adalah jaringan gerai yogya group belum seluas matahari. Sehingga yogya group hanya menyerap sedikit pangsa pasar. Toserba YOGYA dengan taglinenya “Pilihan Keluarga Bijak” mampu mengambil hati pelanggan indonesia karena perusahaan ini telah menunjukan kualitasnya di industri ini dengan brand fashion andalannya Ellips, Aaron gale, Ellips shoes, Happy duck dan Ann design. Strategi yang telah dilakukan Grup Yogya yaitu : Biaya kepemimpinan (cost leadership). Yogya Group telah diklaim telah berjuang untuk biaya kepemimpinan untuk mencapai tujuan strategis. Dari proses hulu ke hilir proses, kerja kelompok yogya segala cara untuk mengurangi biaya, sementara di sisi lain, tingkat pelayanan masih tunduk pada perhatian utama mereka. Ini meningkatkan rantai suplai tradisional untuk mendapatkan keuntungan. Untuk membuka satu gerai yogya dibutuhkan biaya sebesar 2-7.5 Milyar sesuai dengan kapasitas tempatnya. Yang kedua adalah PT Matahari Departement Store, Matahari adalah operator department store terbesar di Indonesia dengan pangsa pasar 32,8% dari sektor ritel department store di 2012 (Sumber: Euromonitor, April 2013). Matahari mampu memelopori konsep department store di Indonesia. Kemampuan Perseroan untuk berkembang ke target daerah baru tergantung atas pengembangan infrastruktur dan konstruksi dari mall perbelanjaan baru di daerah tersebut. Setelah penyewaan gerai baru disetujui, gerai baru dapat disiapkan sekitar empat bulan. Perseroan mengeluarkan antara Rp 5,3 miliar dan Rp 14,7 miliar untuk membuka setiap gerai, tergantung dari lokasi, luas dan tata ruang. Di 2013, Matahari melakukan program ekspansi gerai, dan membuka 9 gerai Matahari baru, 5 diantaranya berada di luar Jawa. Semuanya berkinerja baik dibandingkan dengan rata-rata tren untuk gerai baru. Jaringan gerai Matahari kini terdiri dari 125 gerai di 61 kota di seluruh kepulauan nusantara. Jangkauan geografis ini tak tertandingi oleh jaringan department store lainnya di Indonesia. Tidak hanya yogya, matahari juga memiliki fashion item yang menjadi andalan yaitu Cole, Nevada, Detail dan Super T.
51
Sumber: www.ramayana.co.id www.idx.co.id http://www.marketing.co.id/brand-switching-analysis-dalam-industri-ritel-modern/ http://www.macroeconomicdashboard.com/index.php/id/ekonomi-makro/119 perkembangan-ekonomi-terkini-2013-ii https://www.academia.edu/3716831/Analisis_Strategi_PT_Matahari_Department_Store_T bk http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/02/05/1221161/Tahun.2013.Ekonomi.Indone sia.Hanya.5.78.Persen www.matahari.co.id www.toserbayogya.com
52
KASUS 5 PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE TBK. PENDAHULUAN Industri fashion di indonesia sedang dalam kondisi prima, kebutuhan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sandang mereka sudah merupakan dinamika sosial untuk mengikuti tren fashion yang sedang berkembang di masyarakat. Oleh karena itu, industri manufakur yang memproduksi kebutuhan pakaian membutuhkan produk Dalam hal perkembangan teknologi, sudah merupakan hal yang diperhatikan oleh pasar dimana kemampuan perusahaan untuk menciptakan produk yang unik dan inovasi untuk penambahan nilai produk yang akan di jual ke pasar. Dan teknologi dibutuhkan untuk memastikan bahwa kualitas barang agar dapat menciptakan nilai tambah di mata konsumen yang dapat diterima dan dibutuhkan oleh pasar. Persaingan dalam industri fashion pun semakin sengit, dulu ketika konsumen pergi ke toko hanya dihadapkan oleh beberapa alternatif produk, namun saat ini karena kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat, pasar pun dipenuhi oleh berbagai macam alternatif produk yang sejernis dengan merk yang berbeda-beda. Dalam industri sepatu indonesia, ketergantugnan terhadap bahan baku impor masih sangat besar, terutama dalam pasokan bahan baku utamanya. Oleh karena itu, melemahnya nilai tukar rupiah dapat meningkatkan biaya produksi. Banyak tersedianya sepatu impor merupakan salah satu hal yang cukup menjadi dilema bagi industri dalam negri. Selain itu juga banyaknya produk imitasi dengan harga murah merupakan salah satu permasalahan yang belum dapat dipecahkan baik oleh industri maupun oleh pemerintah itu sendiri Hal ini merupakan sebuah catatan penting bagi industri dalam negri untuk dapat menangkap peluang dan mengatasi ancaman yang ada, dengan peningkatan beban yang ada seperti UMR yang meningkat tiap tahun agar dapat memaksimalkan pendapatan perusahaan. SEKILAS TENTANG PEREKONOMIAN INDONESIA Iklim positif perekonomian Indonesia sepanjang 2013, berdasarkan hasil Survei Manulife Investor Sentimen(SMIS) dimanfaatkan oleh semua perusahaan di Indonesia. HSBC Economist ASEAN Su Sian Lim menjelaskan selama tahun 2013 laju perekonomian Indonesia masih bisa tumbuh positif meskipun banyak tantangan baik itu eksternal dan internal, ketidakpastian ekonomi global serta adanya isu the tapering merupakan tantangan eksternal yang terus menghantam perekonomian Indonesia sehingga membuat kinerja ekspor melemah sedangkan tantangan internalnya adalah masalah tingginya defisit transaksi berjalan besaran defisit mengawali tahun 2013 mencapai USD24,4 miliar atau sekitar 2,8 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
53
Ekonomi Indonesia telah melalui perkembangan pesat beberapa tahun terakhir ini. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia secara kumulatif tumbuh 5,78 persen pada 2013. Lebih dari itu, sebagai populasi keempat terbesar di dunia yang masih terus tumbuh, Indonesia diharapkan untuk dapat menjadi negara ketiga tercepat dalam perkembangan ekonominya, dari sisi pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP), antara 2011 dan 2016 (Euromonitor). Pertumbuhan yang konsisten telah memicu peningkatan kemapanan di segmen menengah. Menurut data dari Biro Pusat Statistik di 2010, 124,5 juta konsumen, atau 52,4% dari total populasi Indonesia, memiliki pengeluaran bulanan dari Rp 0,7 juta hingga Rp 4,5 juta per kapita. Segmen konsumen ini telah diidentifikasikan oleh Manajemen sebagai penduduk kelas menengah. TENTANG PT PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE TBK. PT Primarindo Asia Infrastructure didirikan pada tahun 1988 dengan nama PT Bintang Kharisma, dengan status Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Pada tahun 1994, perseroan telah mencatatkan dan menjual sahamnya di Bursa Efek Jakarta, dan menjadi PT Bintang Kharisma. Pada tahun 1997, mengganti nama dari PT Bintang Kharisma menjadi PT Primarindo Asia Infrastructure . Perusahaan mulai berproduksi secara komersial pada tanggal 1 Oktober 1989. Perseroan bergerak di industri alas kaki, meliputi produksi dan pemasaran sepatu jenis sports/casual ke pasar lokal dan internasional. Jenis produk yang dimiliki perusahaan adalah sepatu sekolah, sepatu bola, sepatu voli, sepatu motor dan sepatu casual . PT. Primarindo Asia Infrastructure telah dipercaya memproduksi merk terkenal seperti OsKhos B’Gosh, Cheasepeaks, Body Glove, US Atheletic, PUMA, Avia, dan Adidas. Tahun 1996, dari dua buyer besar yaitu Reebok dan Fila. Pada tahun 2000 dalam pengembangan pasar domestik telah memproduksi merk Tomkins. PT Primarindo Asia Infrastructure juga menerima pesanan dan memproduksi sepatu untuk perusahaan FOS International Ltd (produk sepatu merk Umbro, Diadora, Londsdale, Karimor, Kangol dan Everlast), Sam Ji Ltd (produk sepatu merk John Smith/Stadium), dan lain-lain. Perseroan berkantor pusat di Jakarta, dengan pabrik berlokasi di Bandung, Jawa Barat. Perusahaan membagi divisi berdasarkan fungsi-fungsi sebagai berikut: a. Sekretaris Perusahaan Pada dasarnya seseorang sekretaris Perusahaan memiliki 4 tugas utama, yaitu: 1. Off ice of T he Board Memastikan ketersediaan informasi dalam pengambilan keputusan oleh dewan komisaris dan dewan direksi.Memastikan kehadiran peserta rapat. 2. Compliance Menyampaikan semua kebijakan dan peraturan perusahaan terhadap seluruh staf perusahaan.
54
3. I nvestor Relati ons Memastikan informasi diterima oleh Dewan Direksi dan Dewan Komisaris tepat waktu. Menjalin komunikasi yang baik dengan seluruh pemegang saham 4. Corporate Commun ication s Membantu pelaksanaan program perusahaan. Membangun citra positif perusahaan. b. Internal Audit Tugas dari Internal Audit adalah sebagai berikut :
1. Membahas
dan
menilai
kebaikan
dan
ketepatan
pelaksanaan
pengendalian akuntansi, keuangan serta operasi. 2. Meyakinkan
apakah pelaksanaan sesuai
dengan kebijaksanaan, rencana
dan prosedur yang ditetapkan. 3. Menyakinkan
apakah
kekayaan
perusahaan/organisasi
dipertanggungjawabkan dengan baik dan dijaga dengan aman terhadap segala kemungkinan resiko kerugian. 4. Menyakinkan tingkat kepercayaan akuntansi dan cara lainnya yang dikembangkan dalam organisasi. 5. Menilai kualitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang telah dibebankan. Dari penjelasan diatas, bahwasanya tujuan dan luas pemeriksaan intern tersebut dalam membantu semua anggota manajemen dalam pelaksanaan tugasnya secara efektif dengan menyediakan data yang objektif mengenai hasil analisa, penilaian, rekomendasi, dan komentar atas aktivitas yang diperiksanya. Sebab itu internal auditing haruslah memperhatikan semua tahap-tahap dari kegiatan perusahaan dimana dia dapat memberikan jasa-jasanya dalam rangka usaha pencapaian tujauan perusahaan. c. Divisi PPIC Production Planning & Inventory Control (PPIC) merupakan bagian dari organisasi perusahaan yang menjembatani 2 departement yaitu marketing dan produksi. PPIC begitu penting dalam operasi perusahaan karena berkaitan erat dengan cash flow/aliran dana dan kinerja produksi pada umumnya. 1. Membuat rencana produksi berbasis penjualan dan pemasaran. 2. Pengadaan bahan/material berdasarkan rencana produksi dan melihat stok standar ideal. 3. Memantau semua persediaan untuk proses produksi ,stok digudang. sehingga pelaksanaan proses produksi berjalan dengan lancar. 4. Pengolahan dan analisis data mengenai rencana dan realisasi produksi dan penjualan dan data persediaan. 5. Menghitung hasil berdasarkan realisasi standar produksi setiap tahun.
55
d. Divisi Produksi Divisi ini melaksanakan perencanaan produksi, kegiatan pabrikasi, evaluasi kinerja kerja produksi, pemeliharaan dan perawatan mesin-mesin yang menunjang proses produksi. e. Divisi SDM dan Umum Divisi ini melaksanakan pencarian dan penyediaan sumber daya manusia, administrasi data karyawan, pengembangan kualitas sumber daya manusia, memelihara gedung dan peralatan, menjaga keamanan, memelihara kendaraan, melayani kerumahtanggaan dan mengurus izin-izin perusahaan. f. Fungsi Keuangan dan Akuntansi Divisi ini melaksanakan perencanaan keuangan, mengawasi realisasi, pengumpulan dan pengolahan data sehingga menghasilkan laporan yang berguna bagi menejemen dalam mengendalikan kegiatan perusahaan dan pengambilan keputusan. Perusahaan melakukan tata kelola perusahaan yang baik dan bersih dalam hal menjalankan tugas dan fungsinya dalam mengambil keputusan bisnis. Hal ini diakui pentingnya oleh direksi perusahaan karena untuk menciptakan nilai tambah produk dan jasa bagi para stakeholders. Perusahaan mendapat dukungan positif dari pemegang saham mayoritas yang sangat menekankan pentingnya menetapkan tata kelola perusahaan yang baik di seluruh jajaran perusahaan. Nilai-nilai etika yang di pegang oleh perusahaan dalam menjalankan tata kelola yang baik, yaitu: a. Dapat Dipercaya Dapat dipercaya merupakan dasar dalam setiap kegiatan usaha yang dilakukan oleh perusahaan. Perusahaan senantiasa menaati ketentuan hukum yang berlaku dalam menjalankan kegiatannya. b. Hubungan dengan Karyawan Perusahaan selalu berupaya memperlakukan seluruh karyawannya secara adil dan bebas dari perbedaan, dengan tidak mengabaikan asas profesionalisme. Karyawan memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk memperoleh perlindungan dan keselamatan kerja, memperoleh pendidikan dan jenjang karier serta sistem pendapatan yang menguntungkan perusahaan dan karyawan. c. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) K3 merupakan bentuk kegiatan untuk melindungi karyawan dari kecelakaan kerja. Perusahaan senantiasa berusaha mengambil tindakan yang tepat untuk menghindari terjadiya kecelakaan pada saat operasional aktivitas perusahaan serta menyediakan tempat kerja yang aman bagi karyawannya. Perusahaan juga melakukan tanggung jawab sosial sebagai bentuk apresiasi dan tanggung jawab perusahaan kepada masyarakat. Seperti sumbangan ke panti asuhan dan juga menerima kunjungan siswa yang ingin mengetahui proses pembuatan sepatu
56
Perusahaan melakukan pinjaman untuk membiayai kegiatan operasional , selain itu juga perusahaan sudah menerbitkan saham sebagai salah satu bentuk permodalan perusahaan. Modal yang didapat digunakan untuk pengembangan teknologi. Oleh karena itu, kepentingan pemegang saham sangat diperhatikan oleh perusahaan Jumlah lembar saham yang berada di pasar saham adaah 86.000.000 lembar saham dengan nominal Rp 43.000.000.000. Pemegang saham mayoritas adalah PT. Golden Lestari dengan jumlah saham 52.5 persen dan PT. Woori Korindo Securities Indonesia dengan jumlah saham 21.69%. Dalam hal produk, perusahaan sangat variatif dalam jenis produk yang dibuat, namun diperuntukkan untuk kalangan menengah keatas karena harga yang diberikan dari kisaran diatas Rp 150.000. perusahaan pun memiliki website yang menyediakan informasi tentang produk perusahaan. Dalam hal menggapai target pasarnya, perusahaan selalu melakukan riset dan pengembangan untuk menciptakan produk yang berkualitas dan juga memiliki harga terjangkau untuk semua kalangan. Promosi pun dilakukan contohnya dengan melakukan advertising di media sesuai targetting perusahaan. Terutama dalam musim dimana kecenderungan pasar untuk membeli produk fashion meningkat. Distribusi produk perusahaan dilakukan dengan membuat counter atau gerai penjualan yang ada di seluruh indonesia. Perusahaan pun bekerja sama dengan toko retail dan department store terkemuka. Untuk hal distribusi bahan baku, 70% bahan baku perusahaan merupakan barang impor sedangkan sisanya adalah dari produk lokal. Dari hal produksi, perusahaan memiliki teknologi yang sangat baik untuk memastikan kualitas produksi. Perusahaan juga memiliki sistem pendistribusian BITSCAN untuk meningkatkan keefektifan proses produksi. Perusahaan membagi proses produksi kedalam dua kelompok pekerjaan yaitu pengerjaan bagian upper dan pengerjaan bagian bottom. Dimana bahan baku utama dalam pengerjaan upper adalah leather, shyntetic leather dan accessories, sedangkan bahan baku untuk bagian bottom adalah karet alam, bahan-bahan kimia, Ethinil Vinil Acetate, serta untuk lapisan bagian dalam menggunakan bahan berupa nylex, visapille dan foam halus. Dalam layouting proses produksi di pabrik perusahaan membagi dalam bagian bagian yaitu unit cutting, laminating, preparation, rubber, sewing, assembling, gudang bahan baku, gudang jadi, dan bangunan penunjang seperti kantor, kantin pujasera, poliklinik dan mini market yang dikelola oleh koperasi karyawan. Di sisi kepegawaian, perusahaan melakukan perekrutan dan penempatan tenaga kerja sesuai dengan hasil job analysis yang dibutuhkan. Dan untuk menciptakan sumberdaya berkualitas, perusahaan melakukan pengembangan SDM untuk mengoptimalkan kinerja karyawan.
57
Perusahaan juga membuat peraturan yang mengatur tentang kepegawaian dari hal insentif, penilaian, disiplin kerja dan juga untuk mengatur hak-hak dan tanggung jawab antara perusahaan dan karyawannya. Jumlah karyawan adalah 2763 dengan komposisi General Manager 0.18%, Manager 0.58%, supervisor 0.9%, foreman 1.41%, leader 6.9%, dan operator sebanyak 90.12%. dengan komposisi pendidikan karyawan sarjana 1.41%, sarjana muda 1.3%, SLTA 44,84%, dan SLTP 52.44%. Dalam hal penentuan strategi, perusahaan bukan merupakan yang pertama dalam hal inovasi dan variasi jenis produk. Dan dalam hal penentuan strategi, perusahaan cenderung mengamati kondisi perekonomian indonesia dan juga tingkat permintaan di pasar. Perusahaan melakukan penguatan pasar dengan perluasan jaringan, pengembangan produk dan juga pengembangan kemampuan produksii. Perluasan jaringan pemasaran dilakukan melalui peningkatan jumlah independent store dan jumlah kerja sama dengan department store serta retail terkemuka. Beberapa retail dan department store yang bekerjasama adalah sebagai berikut: Matahari Department Store (80 counter ) Ramayana Department Store (79 counter ) Yogya Department Strore (12 counter ) Department Store Lokal untuk daerah dibawah ini: yang berada di kota Tegal, o Sri Ratu Department Store dengan lima counter Purwokerto, Semarang, Kediri, dan Madiun. o Tiga counter yang ada di kota Semarang dan Bogor. o Moro Department Store yang ada di Pekan Baru. yang berada di kota Tegal, Wonosobo, o RITA Department Store dengan lima counter Purwokerto, Cilacap, dan kebumen. Hyper Market dengan dua counter permanen dan empat counter yang o Giant sifatnyanon permanent. Department Store Independent /Counter Swakelola: o Rimo ada tiga counter yang tersebar di kota Jakarta, Surabaya, dan Manado. o Keris Galery Puri Mall Jakarta hanya satu counter. o Enam Independent store yang berada di Blok M Plaza, Mall Citraland, Daan Mogot Mall, Mall Cibubur Junction, Mall Kalibata, dan Supermall Karawaci. Sedangkan untuk independent store sampai saat ini terdapat 67 toko sepatu yang tersebar hampir diseluruh Indonesia. Produk substitusi untuk sepatu dapat dibilang tidak banyak, oleh karena itu persaingan sangat ketat dalam industri sepatu sehingga dibutuhkan brand image yang baik dimata masyarakat serta kualitas produk yang terjamin dengan baik.
58
Konnsumen dalam industri ini sangat banyak karena merupakan salah satu barang yang dibutuhkan untuk keperluan sehari hari, sehingga, untuk segementing dan targetting sangat luas sekali cakupannya. Bila dilihat dari persiangan industri, terdapat beberapa kompetitor dari contohnya adalah PT. Dwi Tunggal Megah Perkasa, dan juga PT. Trade Midas Indonesia. Persaingan dalam industri ini sangat besar karena di legalkannya produk impor oleh pemerintah dan juga untuk membuat suatu bisnis sepatu bukan merupakan hal yang sangat sulit untuk memasuki pasar. Namun untuk memproduksi barang yang berkualitas dibutuhkan pasokan bahan baku yang baik, dan cenderung merupakan bahan baku impor. Dalam hal harga, PT. Dwi Tunggal Megah Perkasa mempunyai harga yang terendah sedangkan PT. Trade Midas Indonesia mempunyai harga tertinggi. Dalam hal variasi produk, PT. Primarindo memiliki varian terbanyak, sedangkan PT. Trade Midas memiliki variasi terkecil. PT Primarindo Asia Infrastructure menggunakan contract manufacturing strategy dengan beberapa perusahaan lain. Perusahaan menerima pesanan dan memproduksi sepatu untuk berbagai merk Internasional, contohnya FOS International Ltd (produk sepatu merk Umbro, Diadora, Londsdale, Karimor, Kangol dan Everlast), Sam Ji Ltd (produk sepatu merk John Smith/Stadium), dan lain-lain. PENUTUP Berdasarkan tulisan-tulisan diatas maka buatlah analisis manajemen stratejik taksi express dari awal hingga akhir sesuai dengan silabus agar mampu menghadapai persaingan yang semakin ketat di industri taksi terutama untuk mengalahkan pesaing terberatnya yaitu Blue Bird khususnya di Jabodetabek
59
KASUS 6 PT MATAHARI DEPARTMENT STORE TBK. PENDAHULUAN Perkembangan industri retail sangat menarik untuk di amati, salah satu yang mengalami perkembangan pesat adalah modern market. MARKETING.co.id - Dalam periode enam tahun terakhir, dari tahun 2007 – 2013, jumlah gerai ritel modern di Indonesia mengalami pertumbuhan rata-rata 17,57% per tahun. Pada tahun 2007, jumlah usaha ritel di Indonesia masih sebanyak 10.365 gerai, kemudian pada tahun 2011 mencapai 18.152 gerai tersebar di hampir seluruh kota di Indonesia. Pertumbuhan jumlah gerai tersebut tentu saja diikuti dengan pertumbuhan penjualan. Menurut Asosiasi Perusahaan Ritel Indonesia (Aprindo), pertumbuhan bisnis ritel di Indonesia antara 10% – 15% per tahun. Penjualan ritel pada tahun 2006 masih sebesar Rp49 triliun, dan melesat hingga mencapai Rp120 triliun pada tahun 2012. Sedangkan pada tahun 2013, pertumbuhan ritel diperkirakan masih sama, yaitu 10% – 15%, atau mencapai Rp138 triliun. Jumlah pendapatan terbesar merupakan kontribusi dari hipermarket, kemudian disusul oleh minimarket dan supermarket. Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 237 juta jiwa dengan total konsumsi sekitar Rp3.600-an triliun merupakan pasar potensial bagi bisnis ritel modern. Ini didukung oleh perilaku berbelanja penduduk Indonesia yang sudah mulai bergeser, dari berbelanja di pasar tradisional menuju ritel modern. Dan paradigma prestise seseorang berbelanja di department store lebih bergengsi di banding pasar tradisional. Dengan dibukanya pintu masuk bagi para peritel asing sebagaimana Keputusan Presiden No. 118/2000 yang telah mengeluarkan bisnis ritel dari negative list bagi penanaman modal asing (PMA), sejak itu ritel asing mulai marak masuk ke Indonesia. Masuknya ritel asing dalam bisnis ini menunjukkan bisnis ini sangat menguntungkan. Namun di sisi lain, masuknya hipermarket asing yang semakin ekspansif memperluas jaringan gerainya, dapat menjadi ancaman bagi peritel lokal. Semakin maraknya ritel modern tentu saja menimbulkan persaingan sesama ritel modern tersebut. Selain itu, maraknya ritel modern memudahkan konsumen untuk memilih ritel yang disukai dan cocok dengan keinginan konsumen. Sehingga konsumen dengan mudah bisa berganti ritel modern yang dikunjungi, atau tetap loyal dengan satu ritel karena sudah merasa cocok. IKLIM POSITIF PEREKONOMIAN INDONESIA Iklim positif perekonomian Indonesia sepanjang 2013, berdasarkan hasil Survei Manulife Investor Sentimen(SMIS) dimanfaatkan oleh semua perusahaan di Indonesia. HSBC Economist ASEAN Su Sian Lim menjelaskan selama tahun 2013 laju perekonomian Indonesia masih bisa tumbuh positif meskipun banyak tantangan baik itu eksternal dan
60
internal, ketidakpastian ekonomi global serta adanya isu the tapering merupakan tantangan eksternal yang terus menghantam perekonomian Indonesia sehingga membuat kinerja ekspor melemah sedangkan tantangan internalnya adalah masalah tingginya defisit transaksi berjalan besaran defisit mengawali tahun 2013 mencapai USD24,4 miliar atau sekitar 2,8 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Ekonomi Indonesia telah melalui perkembangan pesat beberapa tahun terakhir ini. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia secara kumulatif tumbuh 5,78 persen pada 2013. Lebih dari itu, sebagai populasi keempat terbesar di dunia yang masih terus tumbuh, Indonesia diharapkan untuk dapat menjadi negara ketiga tercepat dalam perkembangan ekonominya, dari sisi pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP), antara 2011 dan 2016 (Euromonitor). Pertumbuhan yang konsisten telah memicu peningkatan kemapanan di segmen menengah. Menurut data dari Biro Pusat Statistik di 2010, 124,5 juta konsumen, atau 52,4% dari total populasi Indonesia, memiliki pengeluaran bulanan dari Rp 0,7 juta hingga Rp 4,5 juta per kapita. Segmen konsumen ini telah diidentifikasikan oleh Manajemen sebagai penduduk kelas menengah. PT MATAHARI DEPARTMENT STORE TBK. PT Matahari Department Store Tbk (Matahari) adalah perusahaan ritel yang menyediakan pakaian, aksesoris, perlengkapan kecantikan, dan perlengkapan rumah untuk konsumen yang menghargai mode dan nilai tambah. Didukung oleh jaringan pemasok lokal dan internasional terpercaya, gabungan antara mode yang terjangkau, gerai dengan visual menarik, berkualitas dan modern, memberikan pengalaman berbelanja yang dinamis dan menyenangkan, dan menjadikan Matahari sebagai department store pilihan utama bagi kelas menengah Indonesia yang tengah tumbuh pesat. Matahari membuka gerai pertamanya sebagai gerai pakaian anak-anak pada 24 Oktober 1958, di kawasan Pasar Baru, Jakarta. Sejak diluncurkan sebagai pusat perbelanjaan modern yang pertama di Indonesia pada tahun 1972, Matahari telah memperluas jaringannya ke seluruh kepulauan Indonesia. Kini hadir di 61 kota. Pada tahun 2009, Matahari menjadi entitas terpisah dari PT Matahari Putra Prima Tbk (MPP), dan diberi nama PT Matahari Department Store Tbk (Matahari). Asia Color Company Limited menjadi pemegang saham utama Matahari pada April 2010. Berikut ini adalah visi dan misi yang dimiliki oleh Matahari: Visi : Menjadi Peritel Pilihan Utama Indonesia. Matahari tidak hanya ingin menjadi jaringan department store yang terbesar dan terpercaya tetapi juga menjadi pilihan utama konsumen Indonesia dalam mendapatkan semua kebutuhan fashion mereka. Matahari akan terus berusaha untuk memenuhi setiap ekspektasi pelanggan yang luas, memberikan pengalaman berbelanja yang berkualitas sesuai dengan cita rasa khas masyarakat Indonesia. Misi : Secara konsisten menyediakan beragam produk fashion yang tepat serta layanan terbaik untuk meningkatkan kualitas hidup konsumen. Pertumbuhan
61
konsumen Matahari tidak hanya berdampak pada meluasnya lokasi gerai Matahari, tetapi juga meningkatnya ragam pilihan busana fashion, perlengkapan rumah tangga dan produk kecantikan yang ditawarkan, yang selalu menarik minat pelanggan dan memenuhi kebutuhan mereka dengan tepat. Dengan memelihara hubungan yang erat dengan pelanggan, Matahari ingin senantiasa menyesuaikan diri dengan setiap perubahan gaya hidup pelanggan, mengantisipasi kebutuhan masa depan, dan memastikan gerai Matahari tetap menjadi tempat yang menarik untuk berbelanja denga staf yang cekatan dan berwawasan. Di 2013, perusahaan melanjutkan program ekspansi gerai, dan membuka 9 gerai Matahari baru, 5 diantaranya berada di luar Jawa. Semuanya berkinerja baik dibandingkan dengan rata-rata tren untuk gerai baru. Jaringan gerai Matahari kini terdiri dari 125 gerai di 61 kota di seluruh kepulauan nusantara. Jangkauan geografis ini tak tertandingi oleh jaringan department store lainnya di Indonesia. Matahari terus melihat perbaikan dalam SSSG (Same Store Sale Growth) sepanjang tahun ini. Selain meningkatkan produktivitas gerai melalui kontrol biaya operasional yang ketat, salah satu kunci keuntungan operasional adalah kemampuan perusahaan untuk menyesuaikan campuran barang terhadap pilihan konsumen. Secara seksama perusahaan mengikuti tren tentang cara konsumen berbelanja dan menyesuaikan campuran barang berdasarkan merek dan ruangan seperlunya, berdasarkan masing-masing gerai. Sebagai hasil, perusahaan dapat memastikan bahwa apa yang konsumen inginkan di lokasi manapun akan ditampilkan secara jelas dan menarik di gerai terdekat mereka. Total penjualan tumbuh sebesar 17,2% menjadi Rp 12.735 miliar di 2013, didorong oleh peningkatan produktifitas di gerai-gerai yang ada dan melalui penambahan gerai baru di lokasi strategis di seluruh negeri. Melebihi harapan manajemen, pertumbuhan SSSG (Same Store Sale Growth) naik dari 11,1% di 2012 menjadi 12,1% di 2013. Untuk memperkuat tata kelola perusahaan tetap menjadi agenda terpenting tahun ini. Perusahaan memperkuat sistem kontrol internal perusahaan melalui perbaikan koordinasi antara tim Internal Audit dan Risk Management perusahaan. Hal ini membuat pendekatan yang lebih efisien untuk memastikan bahwa kontrol internal diterapkan di setiap gerai dan di sepanjang operasional perusahaan, dan mendukung pencapaian obyektif perusahaan secara efektif. Matahari selalu berkomitmen untuk memastikan ketersediaan informasi yang sifatnya penting, sehingga mudah diakses oleh pihak yang berwenang ketika dibutuhkan. Informasi ini dapat berbentuk laporan keuangan, laporan manajemen perusahaan atau laporan kepemilikan perusahaan. ( Menurut PP No. 24 tahun 1993 pasal 2 bahwa perusahaan harus melaporkan laporan keuangannya kepada pemerintah dan laporan tersebut bersifat umum yang dapat diketahui oleh masyarakat ). Semua informasi tersebut haruslah akurat, jelas, dan tepat waktu serta yang relevan kepada semua pemangku kepentingan. Kepatuhan terhadap transparansi juga diperlihatkan oleh Ramayana melalui Laporan Triwulanan dan
62
Laporan Keuangan Tahunan, Laporan Tahunan, Keterbukaan Informasi dan Paparan Publik yang semuanya dilakukan secara rutin, untuk menginformasikan perkembangan yang sedang berlangsung di Matahari serta proyeksi masa depannya Guna mendukung kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan, Dewan Komisaris yang dibantu oleh Komite Audit mendorong kinerja perusahaan dengan meningkatkan fungsi pengawasan internal, mengevaluasi perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang resiko, serta mengevaluasi dan memberikan masukan atas kebijakan remunerasi dan nominasi kepada Direksi. ( Keputusan menteri keuangan RI No. KEP 216/KM.6/2002 hal ini perusahaan harus mangaudit laporan posisi keuangannya yang diaudit oleh kantor akuntan publik) Matahari dalam menjalankan kegiatan operasionalnya selalu berpegang teguh pada peran dan tanggung jawab manajemen yang profesional, yang mengatur setiap keputusan atau kebijakan yang mungkin berdampak secara nyata terhadap usaha perusahaan. Ramayana memprioritaskan hak, kewajiban, wewenang, dan tanggung jawab Direksi, Dewan Komisaris, dan Pemegang Saham. Rapat-rapat untuk mengambil keputusan strategis berlangsung secara teratur, dengan melibatkan anggota Direksi, Dewan Komisaris, dan Manajemen. Sebagai perusahaan publik, dan yang mengutamakan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik, kepatuhan terhadap hukum, peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI), peraturan pemerintah dan perpajakan haruslah dipenuhi, demi mewujudkan keuntungan jangka panjang bagi pemegang saham. Selain itu Semua keputusan dan kebijakan yang dibuat oleh Perusahaan haruslah selaras dengan kepentingan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pelanggan, pemasok, pemegang saham, investor dan masyarakat. Manajemen Matahari terdiri dari para profesional yang bertanggung jawab memastikan bahwa pekerjaan mereka telah dilaksanakan dengan mendahulukan kebutuhan dan harapan pasar, serta dengan memperhatikan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik. Setiap keputusan dibuat secara independen dan objektif, demi terwujudnya kepentingan Ramayana dan para pemegang saham. Dalam menjalankan tugasnya, seluruh karyawan dan manajemen perlu turut mewujudkan profesionalisme dan memiliki integritas. Setiap tindakan haruslah dilaksanakan sesuai dengan sistem dan prosedur yang berlaku di Grup Ramayana. Dengan dilepasnya saham Matahari pada Maret 2013 dan awal Maret 2014 kepemilikan publik di Matahari meningkat dari hanya di bawah 2% menjadi 53,86%. Hal ini membuat transparansi dan pengungkapan tepat waktu menjadi lebih penting lagi. Selama tahun ini perusahaan merevitalisasi website dan melakukan quarterly earnings calls dengan para pemegang saham untuk memastikan bahwa mereka memiliki akses penuh terhadap informasi yang relevan dan terbaru mengenai kondisi Perseroan. Strategi perusahaan akan tetap fokus pada peningkatan produktivitas penjualan dengan menyediakan barang yang tepat di gerai yang tepat, menggunakan pengetahuan perusahaan
63
tentang konsumen untuk memastikan bahwa campuran produk di setiap gerai cocok dengan profil konsumen di daerah tersebut. Pada saat yang bersamaan, perusahaan menargetkan beberapa klasifikasi barang inti untuk pertumbuhan, terutama centre core areas perusahaan, termasuk sepatu, tas tangan, kosmetik dan pakaian wanita. Platform merek perusahaan, tak tertandingi di Indonesia, akan terus diperkuat dengan memastikan bahwa tren terbaru tiba di gerai perusahaan dengan keterlambatan yang minimal. Di 2014, perusahaan akan terus mengimplementasikan strategi ekspansi gerai yang agresif, fokus pada pasar tak terjamah terutama membidik mall daerah di mana perusahaan belum memiliki jejak yang signifikan. Segmen pasar yang dibidik, merek yang diakui dan dominasi yang lama di sektor ritel menjadikan Matahari sebagai penyewa andalan terpilih bagi mall baru, terutama di kota-kota menengah di Indonesia. Perseroan akan menjaga tekanan pada biaya operasional dengan mencari efisiensi di seluruh gerai perusahaan dan pos-pos biayanya. Selain memberikan target perbaikan pada efisiensi tenaga kerja, perusahaan menjajaki inisiatif penggunaan LED di dalam gerai untuk menurunkan biaya listrik sekaligus meningkatkan suasana gerai. Matahari telah menunjukkan konsistensi yang amat sangat dalam mencetak hasil yang kuat bahkan di kondisi paling menantang. Kini, dengan peluang yang lebih besar di depan, perusahaan punya segala alasan untuk tetap optimis di masa depan. Untuk memberikan pengalaman belanja yang menyenangkan bagi konsumen, Perseroan perlu memastikan bahwa orang yang dimiliki oleh Perseroan telah dibina. Oleh karena itu Perseroan berkomitmen untuk menciptakan suasana kerja yang adil, baik dan memotivasi bagi karyawan perusahaan. Kode Etik menjelaskan standar etik yang dipatuhi oleh setiap anggota organisasi. Pada saat yang sama, Perseroan memotivasi dan menghargai karyawan dengan memberikan kesempatan untuk pengembangan dan promosi profesional. Kebutuhan dan aspirasi karyawan lainnya dipenuhi dengan dukungan sistem Tiga Pilar. Tiga Pilar tersebut adalah IKM, Forum Bipartit, dan Koperasi Karyawan di setiap gerai. Dengan dukungan dan kerjasama dari ketiga badan ini, Perseroan dapat menyediakan layanan masyarakat yang premium, memenuhi kebutuhan konsumen, dan menjaga kontrol operasional yang kuat, sehingga tetap merasa percaya diri dan percaya pada konsumen, pemegang saham dan pemangku kepentingan. Etika Korporasi Perseroan telah menerapkan kerangka kontrol internal yang komprehensif agar dapat melindungi kepentingan seluruh pemangku kepentingan. Sementara Direksi bertanggung jawab penuh untuk memastikan efektivitas sistem kontrol internal perusahaan, seluruh anggota internal control departemen dan tim, dan pastinya karyawan, mengacu ke Kode Etik Perseroan dalam memformulasikan kebijakan dan mengadopsi perilaku yang sesuai. Sebagai bentuk kepedulian department store ritel, Matahari tentunya harus menyediakan tas belanja selama bisnisnya berjalan. Namun, penggunaan plastik yang berlebihan diketahui memberikan kontribusi ke berbagai polusi lingkungan yang
64
mempengaruhi pemanasan global. Karena itu, Matahari menggunakan tas plastik biodegradable, yang dapat terurai secara biologis dalam waktu dua hingga empat tahun. Ketentuan ini telah diterapkan di seluruh gerai Matahari di Indonesia sejak 2011. Dalam rangka keikutsertaan perusahaan dalam Program Pengembangan Masyarakat Matahari telah memiliki kemitraan jangka panjang dengan beberapa organisasi yang bekerja secara efektif, di tingkat nasional maupun lokal. Matahari memberikan kontribusi terutama di bidang pendidikan, kesehatan dan pengembangan sosial dan bantuan bencana alam. Beberapa donasi untuk program ini digalang melalui proses sukarela dan transparan di mana konsumen diajak saat di bagian kasir jika mereka mau memberikan koin kembalian untuk menjadi sumbangan. Penerima donasi dari program ini akan berubah setiap 2 bulan. Program ini terbukti sangat populer di kalangan konsumen dan telah membantu beberapa ribu orang yang layak selama bertahun-tahun. Berikut diantaranya : Pendidikan - Mendonasikan kembalian konsumen sebesar Rp 240.410.168 ke Yayasan Pendidikan Lentera Harapan - Sponsor acara tahunan Asosiasi Orang Tua Anak Down Syndrome di Februari 2013, Rp 15 juta - Menyediakan dukungan sebesar Rp 25 juta untuk Karawaci Community Music Center Bantuan Bencana - Rp 100 juta untuk membantu korban banjir di Jakarta pada Januari 2013, dan korban Typhon Haiyan di Filipina pada Desember 2013, bekerjasama dengan UNICEF - Rp 100 juta untuk membantu korban banjir di Jakarta pada Februari 2013, berupa Lippo Group Humanitarian Funds - Rp 45 juta untuk korban banjir di seputar gerai Metropolitan Mall Bekasi, korban longsor di Manado, dan korban banjir di Kampung Baru, Pekanbaru. Kesehatan - Menyalurkan donasi sebesar Rp 233.421.935 yang dikumpulkan dari uang kembalian konsumen pada Februari dan Maret 2013 ke Yayasan Otak Indonesia - Dengan Yayasan Obor Berkat Indonesia, Matahari mendonasikan sejumlah Rp 281.943.746 untuk membayar biaya operasi hernia gratis bagi masyarakat yang membutuhkannya di September – Oktober 2013 - Untuk memperingati Hari Pelanggan Nasional di September, perusahaan menyelenggarakan program outreach pada diabetes dengan tes gula gratis di 48 gerai di seluruh Indonesia Matahari juga memberikan kontribusi terhadap pengembangan masyarakat yang berkelanjutan melalui IKM. Matahari mensponsori kegiatan yang dikelola oleh IKM untuk membantu masyarakat setempat. Investasi langsung kepada masyarakat oleh karyawan Matahari ini membantu memastikan efektivitas program yang dijangkau dan memperkuat ikatan serta niat baik antara karyawan gerai Matahari dan masyarakat yang mereka layani. 65
Hal ini memberikan hal yang positif kepada Perseroan secara menyeluruh. Manajemen yakin bahwa kontribusi Matahari terhadap pengembangan dan pemberdayaan masyarakat di seluruh Indonesia telah, dan akan terus memberikan, manfaat positif dan berkelanjutan bagi penerimanya. TINJAUAN OPERASIONAL Matahari adalah operator department store terbesar di Indonesia dengan pangsa pasar 32,8% dari sektor ritel department store di 2012 (Sumber: Euromonitor, April 2013). Setelah dibukanya gerai pertama pada Oktober 1958, Matahari memelopori konsep department store di Indonesia dengan membuka department store pertamanya di 1972. Manajemen yakin bahwa kehadiran Matahari selama 5 dekade di pasar telah membentuk Matahari sebagai salah satu merek department store yang diakui dan dipercaya di Indonesia. Menurut survei oleh MarkPlus Insight pada Desember 2012, Matahari adalah salah satu department store yang paling sering dikunjungi selama lima tahun terakhir. Dalam survei yang sama, salah satu merek eksklusif dari Matahari masuk ke peringkat satu untuk brand awareness, lebih tinggi dari merek internasional besar. Strategi utama Perseroan adalah untuk memberikan nilai lebih ke konsumen melalui rangkaian pilihan barang modis berkualitas, yang tampil menarik secara visual dalam suasana department store yang modern dan sesuai dengan fokus yang kuat pada pelayanan konsumen. Tapi harga yang ditawarkan di matahari cenderung lebih mahal dibandingkan dengan pesaingnya. Meskipun begitu manajemen yakin bahwa Matahari adalah satusatunya operator department store yang kini memenuhi segmen besar konsumen menengah Indonesia melalui merchandise mix yang dirancang untuk menarik selera seluruh anggota keluarga menengah Indonesia. Matahari menawarkan berbagai pilihan produk DP dan CV dalam gerainya, termasuk pakaian pria, wanita dan anak-anak, sepatu, perlengkapan rumah, kosmetik dan aksesories, tetapi tidak menjual makanan atau produk perishable lainnya. Pendapatan Matahari berasal dari penjualan barang di gerainya. Pendapatan ini berhubungan dengan (i) pendapatan bersih dari Consignment (CV) Sales dan (ii) Direct Purchase (DP) Sales. Porsi CV menurun dari 70,8% di 2012 ke 68,0% di 2013, dari penjualan barang dagangan Perusahaan sedangkan DP Sales meningkat menjadi 32%, menggambarkan pertumbuhan permintaan untuk produk DP. Sementara vendor konsinyasi mengelola persediaan mereka sendiri (barang milik mereka hingga terjual) dan menanggung seluruh pembelian, gaji, modal kerja, distribusi, pergudangan dan biaya lainnya, Effective Contribution Margins (AR 2012 Marjin Kontribusi Efektif) untuk produk konsinyasi dan produk DP untuk Perseroan tersebut menjadi sama. Produk CV yang dijual di gerai Matahari termasuk sejumlah merek premium termasuk Polo, Clinique, Revlon, Fladeo, Levi’s, Cardinal, Logo dan Executive, yang berperan penting dalam menarik konsumen ke gerai.
66
Di 2013, 79,4% dari penjualan DP datang dari merek eksklusif Matahari, seperti Nevada, Cole, Little M dan Connexion. Merekmerek ini termasuk dalam 10 “merek pakaian modis dan terjangkau” terpopuler di Indonesia, dengan Nevada menduduki posisi nomor satu (di depan merek internasional), menurut survei konsumen berdasarkan unaided brand awareness yang dilaksanakan oleh MarkPlus Insight di 2012. Karena merek eksklusif ini hanya dijual di gerai Matahari, Manajemen percaya bahwa ini adalah faktor penting bagi Perseroan agar dapat memisahkan diri dari kompetitor sekaligus meningkatkan citra Matahari Department Store sebagai tujuan belanja yang aspirasional. Kekuatan Perusahaan terus diakui oleh pengamat industri. Matahari terus menerima penghargaan dari Carre-CCSL di 2012 dan 2013, karena keunggulan kualitas pelayanannya. Pada Juli 2013, Matahari meraih peringkat 2 dari seluruh perusahaan di Indonesia, beranjak dari posisi nomor 8 di 2012, dalam Carre’s National Customer Service Championships. Di tahun 2013 Matahari juga meraih penghargaan “Top Brand” untuk kategori department store untuk yang ketiga kalinya oleh Frontier Consulting Group dan Marketing Magazine, dan beberapa penghargaan untuk merek eksklusifnya. Matahari membuka 13 gerai baru di tahun 2012 dan 9 gerai baru di tahun 2013. Manajemen meyakini bahwa pasar department store Indonesia masih belum terlayani dengan baik, terutama mengingat ukuran dan laju pertumbuhan segmen berpenghasilan menengah, sehingga Manajemen melihat adanya peluang yang besar untuk memperluas jaringan gerai Matahari. Matahari terus membangun jaringan gerainya dan saat ini berencana untuk membuka sekitar 15 gerai per tahun pada periode tahun 2014 sampai dengan tahun 2016. Termasuk 15 gerai yang diharapkan akan dibuka pada tahun 2014, Matahari telah mengidentifikasi 73 lokasi yang berpotensi untuk pembukaan gerai baru dan terus secara konsisten mengevaluasi lokasi strategis lainnya yang berpeluang untuk meningkatkan jumlah gerai sesuai dengan rencana pengembangan usaha. Matahari berencana untuk terus mengembangkan jaringannya baik di kota-kota di mana Matahari telah hadir maupun memperluas ke lokasi-lokasi baru di seluruh Indonesia. Dengan 125 gerai di 61 kota seluruh Indonesia sampai 31 Desember 2013 yaitu Jabodetabek (36 Gerai), Jawa Barat (12 Gerai), Jawa Tengah (18 gerai), Jawa Timur (17 Gerai),Bali (3 Gerai), Indonesia Timur (5 Gerai), Sumatera (22 Gerai), Sulawesi (11 Gerai) dan Kalimantan (10 Gerai) menjadikan atahari memiliki jaringan department store terluas di negeri ini. Matahari adalah satu dari dua operator department store dengan lebih dari 100 gerai di Indonesia, ritel department store terbesar berikutnya memiliki kurang dari setengah jumlah gerai Matahari. Hingga 31 Desember 2013, gerai ritel Perusahaan mencakup luas area sekitar 807.663 meter persegi. Kebanyakan gerai Matahari berada di Jawa, di mana 60% penduduk Indonesia hidup, dan Jawa terus mencetak penjualan barang dagangan bagi Perusahaan (61,9% di 2012 dan 62,1% di 2013). Sebaliknya, sekitar 16% dari penjualan barang dagangan didatangkan dari Sumatera; 16,9% di Kalimantan, Sulawesi dan Maluku; dan 5% dari lokasi lain di 2013.
67
Namun, Manajemen percaya bahwa peluang pertumbuhan yang paling signifikan di masa yang kian datang berada di luar Jawa, terutama di kota menengah di seluruh nusantara. Oleh karena itu, lebih dari setengah gerai baru Matahari di 2013 berada di luar Jawa. Dampak visual dari sebuah gerai dan produknya dapat mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli, dan Manajemen percaya bahwa tata ruang, dekorasi dan tampilan dalam gerai Matahari memainkan peran penting dalam suksesnya merek tersebut. Meski Manajemen percaya bahwa presentasi dan tampilan barang secara visual dalam gerai menyampaikan kesan harga, tren dan nilai, Perseroan terus berupaya untuk memperbaiki kinerjanya dalam indikator ini dengan menggunakan tata ruang yang efektif, pencahayaan atau tanda-tanda, misalnya, untuk menarik perhatian konsumen ke produk tertentu, mendorong belanja secara impulsif, dan mengundang konsumen ke bagian lain dari gerai. Manajemen selalu berupaya memastikan kenyamanan konsumen melalui berbagai fasilitas seperti kamar kecil, ruang shalat, ruang duduk, parkir mobil dan layanan bungkus kado juga memperhatikan visual gerai seperti pencahayaan yang baik, keterbukaan, tata ruang yang rapi, presentasi barang yang menarik perhatian, pengelompokan produk secara logis, penempatan kaca yang pas dan bersih, kamar pas yang rapi merupakan sebagian prinsip dasar dari desain gerai yang baik. Perusahaan juga terus memonitor perubahan tren perilaku konsumen untuk memastikan bahwa suasana gerai tetap sesuai. Misalnya, dengan meningkatnya jumlah pria yang membeli pakaiannya sendiri, pajangan dan tanda-tanda di gerai diubah secara halus untuk membuatnya menarik bagi pria. Kemajuan teknologi seperti pencahayaan LED, dievaluasi dan dipasang jika memang menambah nilai lebih. Matahari dikenal dengan etalasenya yang cerah dan berwarna, yang ditata dari pusat oleh tim terlatih dan disebarkan ke gerai-gerai di seluruh Indonesia. Meski gerai Matahari memiliki ciri melalui tampilan dan suasana berbeda di setiap tempat, untuk memelihara citra merek Matahari, mungkin ada beberapa variasi lokal sesuai selera konsumen lokal, budaya, acara lokal dan sebagainya, yang mempengaruhi dekorasi barang dan musim di gerai tersebut. Gerai Matahari di Bali, misalnya, memiliki tema Bali dan menyediakan cinderamata untuk menarik wisatawan. Melalui sistem merchandising Matahari yang canggih, tren penjualan dapat dipantau per daerah dan per gerai, memungkinan Perseroan untuk merespon dengan cepat terhadap perubahan selera konsumen dengan menyesuaikan alokasi dan ragam produk di setiap gerai. Matahari membeli barang direct purchase (DP) dalam jumlah yang banyak, terutama merek eksklusifnya, melalui sistem pembelian terpusat yang dioperasikan dari kantor pusat di Jakarta. Pembeli yang bertanggung jawab untuk mengelola level persediaan dan distribusi barang ke setiap gerai sesuai permintaan, bekerja mengikuti rencana produk dan anggaran tahunan, yang disesuaikan setiap bulan melalui sistem kontrol otomatis yang mengidentifikasi tipe produk yang memerlukan restocking . Hal ini didukung lebih lanjut menggunakan data dari sistem informasi manajemen Matahari yang canggih, yang
68
memudahkan pembeli untuk memantau permintaan konsumen dengan mengidentifikasikan produk yang laris dan bergerak cepat, dan yang bergerak lebih lamban, memungkinkan mereka untuk menyesuaikan pembelian terhadap tren yang berlangsung saat itu juga. Efisiensi operasi logistik Matahari telah diakui secara luas, dengan adanya 180 vendor konsinyasi yang menggunakan jasa perusahaan untuk memindahkan produk mereka, dengan membayar biaya jasa. Biaya bersih dari operasi logistik Perusahaan (setelah mengurangi biaya jasa pihak ketiga) adalah Rp 1,2 miliar dan Rp 1,8 miliar di 2011 dan 2012, secara berurutan. Manajemen percaya bahwa ini tergolong rendah jika dibandingkan dengan skala operasi Perusahaan, terutama karena biaya jasa yang diterima dari vendor konsinyasi. Di 2013, biaya jasa pihak ketiga yang diterima melebihi biaya operasi logistik, menghasilkan keuntungan Rp 4,9 miliar bagi Perusahaan. Perusahaan percaya bahwa efisiensi dari operasi logistik, terutama dengan geografis Indonesia yang luas dan menantang, sulit untuk direplikasi oleh kompetitor atau pendatang baru yang kecil dalam jangka waktu menengah. Oleh karena itu ini menjadi kunci keunggulan kompetitif Matahari. Supply chain Matahari laksanakan berdasark an sistem ‘just in time’. Barang tidak disimpan di pusat distribusi; karena pusat distribusi melayani fasilitas flow-through, di mana pemasok mengantar barang secara rutin ke pusat, kemudian mendistribusikan secepatnya ke gerai-gerai. Hal ini dapat menekan biaya dan risiko persediaan serta memaksimalkan efisiensi dan fleksibilitas. Sekitar 80% volume dari pusat distribusi diangkut melalui jalan darat ke Jawa, Sumatera dan Bali. Armada dari 27 truk dan minivan mengantarkan barang ke daerah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi), melayani total 38 gerai MDS per 31 Desember 2013. Pengantaran dilakukan selama enam hari dalam seminggu, setiap kendaraan melakukan satu hingga dua perjalanan per hari. Di masa ramai, pusat distribusi juga dapat menggunakan jasa transporter lainnya. Matahari memiliki daftar pipeline pembukaan gerai yang kuat, dan telah mengidentifikasikan 73 lokasi per 31 Desember 2013, dan daftar ini terus ditinjau dan diperbaharui sejalan dengan rencana Perseroan untuk mengembangkan jaringannya baik di kota di mana telah hadir dan di lokasi baru di seluruh Indonesia. Lokasi potensial diidentifikasikan oleh tim khusus real estate, yang juga bertanggung jawab untuk membangun hubungan dengan developer dan penengah di lokasi terpilih. Lokasi potensial dinilai berdasarkan beberapa kriteria, termasuk perkiraan biaya sewa, ukuran catchment area, kepadatan penduduk, disposable income per kapita dari total pasar, perkiraan keuntungan laba dan pengembalian modal serta kompetisi dari ritel lain di daerah sekitar. Kemampuan Perseroan untuk berkembang ke target daerah baru tergantung atas pengembangan infrastruktur dan konstruksi dari mall perbelanjaan baru di daerah tersebut. Setelah penyewaan gerai baru disetujui, gerai baru dapat disiapkan sekitar empat bulan. Perseroan mengeluarkan antara Rp 5,3 miliar dan Rp 14,7 miliar untuk membuka setiap gerai, tergantung dari lokasi, luas dan tata ruang.
69
Target demografis Perusahaan adalah segmen konsumen berpendapatan menengah yang populasinya cukup besar dan terus bertumbuh di Indonesia (didefinisikan oleh Manajemen sebagai segmen dengan pengeluaran konsumtif antara Rp0,7 juta sampai Rp4,5 juta per kapita, per bulan). Manajemen percaya bahwa pilihan produk Perseroan yang sangat beragam memungkinkan Perseroan untuk menarik selera semua anggota keluarga Indonesia berpenghasilan menengah untuk berbelanja dalam satu gerai. Matahari mempromosikan gerai dan produknya melalui media online dan offline, termasuk televisi, radio, media cetak dan website Matahari. Matahari beriklan sepanjang tahun melalui direct mail , surat kabar, majalah, banner dan surat edaran. Selain website, Matahari juga hadir melalui akun Facebook dan Twitter , yang kini menjadi bagian yang penting dalam kegiatan promosi dan pemasaran perusahaan. Kampanye pemasaran melalui SMS untuk menargetkan anggota kartu loyalti juga digunakan. Kampanye iklan Perseroan yang terus berubah dirancang tak hanya untuk menarik konsumen tapi juga untuk menekankan citra Matahari sebagai merek yang berasosiasi dengan mode, keragaman dan nilai. Penekanan pada nilai tambah disampaikan melalui iklan Perseroan yang berfokus pada promosi. Penawaran promosi harian dikombinasikan dengan diskon harian melalui produk marked-down dan bonus buys yang mana vendor konsinyasi sering berpartisipasi, selain juga kampanye iklan yang berkaitan dengan acara sale khusus. Kampanye iklan disesuaikan dengan musim. Mendekati perayaan besar seperti Lebaran, Natal dan Imlek, Matahari meningkatkan kegiatan pemasarannya melalui surat kabar dan katalog, flyer dan banner . Matahari juga mengambil peluang perubahan musim untuk menghabiskan inventori dari musim sebelumnya. Acara-acara sale rutin seperti hari ‘office fair’ dan ‘back to school’, juga pembukaan gerai baru dan ulang tahunan, juga menyediakan peluang untuk kegiatan pemasaran dan iklan yang lebih aktif. Tapi tidak sedikit sale yang ditawarkan tidak sebesar yang pesaing lakukan. Hal ini kadang kali menyebabkan beberapa pelanggan tidak terlalu tertarik dalam sale. Untuk menekankan merek Matahari sebagai ritel mode terdepan, Perseroan secara rutin mensponsori dan berpartisipasi dalam acara-acara fashion, termasuk Gadis Sampul, Jakarta Fashion Week 2014, Jakarta Kids Festival, dan Wajah Femina. Total dana pemasaran Perseroan adalah Rp 130,9 miliar di 2013, mewakili 1,03% dari total penjualan barang dagangan selama tahun tersebut. Perseroan berupaya untuk terus memperbaiki standar pelayanan konsumen agar dapat melampaui harapan konsumen, sehingga pengalaman belanja mereka menjadi sesuatu yang ingin mereka ulang. Sejumlah inisiatif telah diterapkan, termasuk call centre khusus untuk layanan konsumen, peningkatan waktu pelayanan di kasir, dan pelatihan tambahan bagi karyawan yang mencakup tak hanya pelayanan konsumen tapi juga kemampuan umum seperti bahasa Inggris dan rasa percaya diri.
70
Loyalty Program Matahari Club Card (MCC) merupakan program yang sangat sukses bagi Perseroan. Pertama dikenalkan di 2000, untuk memelihara hubungan jangka panjang dengan konsumen. Selain kartu reguler (dimiliki oleh kebanyakan pemegang kartu MCC), MCC juga menawarkan kartu premium dan kartu beauty. Anggota MCC yang aktif telah mencapai lebih dari 2,6 juta per 31 Desember 2013, menjadikannya loyalty program department store yang terbesar di Indonesia dan masih terus tumbuh, menambahkan 550.000 anggota baru di 2013, lebih dari dua kali lipat dari 2012. Loyalty program MCC memberikan Perseroan akses ke pengetahuan berharga tentang kebiasaan belanja lebih dari 2,6 juta konsumennya yang paling setia. Dengan menggunakan data yang dikumpulkan melalui penggunaan kartu loyalti MCC, Perseroan dapat memantau pilihan produk dan kebiasaan berbelanja konsumen berdasarkan waktu maupun masingmasing gerai. Hal ini memudahkan untuk menargetkan program pemasaran Perseroan secara lebih akurat dan mengkomunikasikannya secara langsung dengan konsumen melalui SMS. Masih banyak lagi kesempatan untuk menggali informasi secara lebih strategis dengan program yang dapat membantu membuat keputusan lebih tajam tentang merchandise mix di setiap gerai, harga, peluang untuk gerai baru, tampilan gerai, dan strategi etalase dan program iklan dan promosi. Matahari menetapkan komposisi antara produk ritel dengan produk konsinyasi di setiap gerai yang disesuaikan dengan target pasar lokal gerai tersebut dan penilaian untuk harga yang sesuai untuk pasar tersebut. Pendapatan Matahari didapat dari (i) marjin konsinyasi dari penjualan produk konsinyasi (CV sales) dan (ii) penjualan ritel ( DP sales ). Pada tahun 2013, sebesar 68% dari nilai Penjualan Barang Dagangan Perseroan merupakan hasil dari penjualan produk konsinyasi dan 32% adalah hasil penjualan ritel. Karena vendor konsinyasi mengelola sendiri persediaan mereka (memiliki persediaan produk sampai saat penjualan) dan menanggung biaya-biaya pembelian, penggajian, modal kerja, distribusi, pergudangan dan biaya lainnya, kontribusi marjin efektif bagi Matahari untuk produk konsinyasi dan produk ritel relatif sama. Pada bulan April 2010, Perseroan mendapatkan utang sebesar Rp3.250,0 miliar melalui pinjaman sindikasi, yang digunakan untuk dipinjamkan kepada MI dan untuk keperluan lainnya. Pada saat yang sama, MI, induk Perseroan sebelum merger , memperoleh pinjaman pihak ketiga, yang sebagian digunakan MI untuk mendanai proses akuisisi saham Perseroan. Pinjaman pihak ketiga dikenakan tingkat suku bunga 13%. Pada bulan Agustus 2012, Perseroan menarik Rp1.225,0 miliar dari fasilitas pinjaman sindikasi dan menggunakannya untuk melunasi pinjaman pihak ketiga secara penuh. Langkah ini menyebabkan penurunan biaya bunga secara keseluruhan untuk ke depan. Pada bulan Maret 2013, Perseroan melakukan negosiasi kembali atas fasilitas pinjaman sindikasi. Pada tanggal 8 Maret 2012, 4 Maret 2013, 31 Juli 2013, dan 27 Desember 2013,Perusahaan telah melakukan pembayaran pokok pinjaman dipercepat masing-masing sebesar Rp 350.000, Rp 700.000, Rp 400.000, dan Rp 300.000. Manajemen
71
menargetkan untuk mengurangi pinjaman melalui pembayaran secara sukarela dan pembayaran terjadwal di kisaran Rp1.000 miliar hingga Rp1.300 miliar pada tahun 2014. Perseroan membelanjakan antara Rp5,3 miliar hingga Rp14,7 miliar untuk belanja modal pada pembukaan setiap gerai baru. Perseroan membelanjakan antara Rp0,6 miliar hingga Rp11,8 miliar untuk belanja modal untuk renovasi gerai. Pada tanggal 31 Desember 2013, Perseroan mempunyai komitmen untuk membeli aset tetap, termasuk perlengkapan untuk gerai baru dan gerai yang diperbaharui dan peralatan teknologi informasi, sebesar Rp544,0 miliar. Pada tahun 2012, Perseroan memiliki komitmen modal sebesar Rp437,4 miliar. Setelah terjadi penggabungan perusahaan antara Matahari dan MI pada tahun 2011, Perseroan mengalami situasi ekuitas negatif (yaitu kewajiban melebihi asetnya), yang berpengaruh pada kemampuan Perseroan dalam membayar dividen, terutama dividen interim. Pada tanggal 31 Desember 2013, jumlah ekuitas negatif Perseroan mencapai Rp781,4 miliar. Namun, Perseroan membukukan saldo laba positif dalam laporan keuangan 2012 dan 2013 yang telah diaudit. Perusahaan telah mendapat saran dari konsultan bahwa kondisi ekuitas negatif tidak melarang Perseroan untuk mendistribusikan dividen final kepada pemegang saham selama Perseroan membukukan saldo laba positif di akhir tahun buku berjalan dan telah menyisihkan sebagian saldo laba positifPerseroan bermaksud untuk menetapkan dividen final sebesar 40% dari laba bersih pada tahun buku 2013, dengan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham berdasarkan rekomendasi dari Direksi. Jika disetujui, dividen ini akan dibayarkan pada tahun 2014. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan diharapkan terselenggara paling lambat pada bulan Juni setiap tahunnya. Perseroan berharap dividen tahun buku 2014 dan tahun-tahun berikutnya berada di kisaran yang sama. Sebagai perusahaan jasa, Matahari menyadari pentingnya sumber daya manusia terhadap kesuksesan bisnis. Dengan pesatnya perkembangan jaringan gerai, sangat penting bagi Perseroan untuk dapat menarik dan mempertahankan karyawan yang memadai di setiap daerah dan bagian bisnis. Untuk memenuhi tantangan ini, Perusahaan secara konsisten berupaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusianya, serta memastikan bahwa Matahari memberikan bsuasana kerja yang menarik dan kompetitif. Hingga 31 Desember 2013, Matahari memperkerjakan 13.654 karyawan, dimana 12.890 diantaranya adalah karyawan gerai dan 764 adalah eksekutif, manajer senior dan staf kantor pusat. Jumlah karyawan meningkat dari 12.702 orang di 2012, mencerminkan penambahan karyawan yang dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan jumlah gerai. Tingkat turnover terus turun, dari rata-rata 6,16% di 2012 ke 5,32% di 2013. Manajemen percaya bahwa ini merupakan indikator positif dari kepuasan dan motivasi kerja. Pelatihan dan pengembangan di Matahari ditujukan untuk membangun kompetensi yang relevan bagi karyawan, membekali mereka untuk dapat memenuhi potensi mereka dan memenuhi tanggung jawab mereka secara efektif. Program pelatihan di Matahari juga
72
dirancang untuk membangun budaya yang berorientasi kepada konsumen Matahari. Kebanyakan dari pelatihan tersebut dilakukan secara internal, walaupun terdapat pula vendor dari luar, terutama program untuk staf manajerial, keuangan dan IT. Beberapa pelatihan yang bersifat general yang harus diikuti oleh seluruh lapisan karyawan adalah Induction Training, Positive Thinking & Motivation Building, Retail Challenge, dan Business & Communication Effectiveness. Untuk pramuniaga gerai yang memainkan peran penting dalam menciptakan pengalaman berbelanja yang positif bagi konsumen, pelatihan berfokus pada pengembangan kemampuan pelayanan konsumen dan pembangunan rasa percaya diri dan motivasi diri. Pelatihan untuk pengawas termasuk menganalisa kebutuhan gerai dan kompetisi kerja spesifik lainnya, sedangkan pelatihan untuk Manajer mencakup kualitas profesional seperti kemampuan berinteraksi, mengelola diri dan berpikir secara kreatif seperti Business Performance Analysis, Develop Others for Assistant Store Manager dan Emotional Intelligence for Managers Relationship Management. Perseroan juga menyediakan berbagai program pelatihan umum termasuk induksi tentang ketentuan dan prosedur Perseroan bagi karyawan, program “train the trainers”, dan kursus Bahasa Inggris. Total pengeluaran Matahari untuk pelatihan dan pengembangan karyawan di 2012 dan 2013, bernilai Rp 2,2 miliar dan Rp 2,4 miliar, secara berurutan. Untuk mendukung strategi pertumbuhannya, Perseroan berupaya untuk mempertahankan talenta terbaiknya melalui jalur pengembangan karir yang menjanjikan bagi mereka yang berbakat di manajemen, pelatihan ini di sebut dengan Career Development Program. Secara berkala, karyawan menjalani program testing dan pelatihan untuk mengidentifikasikan pemimpin masa depan. Kandidat terbaik akan ditempatkan di program pengembangan yang mempersiapkan mereka untuk di posisi manajemen menengah dan senior. Kebanyakan dari mereka yang berada di posisi manajemen telah dipromosikan secara internal. Program ini juga telah diterapkan di jaringan gerai, di mana hampir seluruh manajer di gerai baru adalah mereka yang memiliki pengalaman mengelola gerai Matahari yang telah ada. Manajemen percaya bahwa karyawan yang merasa terpenuhi dan puas dengan pekerjaan dan kondisi kerja mereka akan lebih merasa berdaya dan termotivasi untuk melakukan yang terbaik sebatas kemampuan mereka untuk memberikan kualitas pelayanan yang lebih baik. Secara rutin Perseroan meninjau gaji dan benefit, membandingkannya dengan perusahaan lainnya untuk memastikan bahwa paket yang Perseroan tawarkan kompetitif. Manajemen percaya bahwa hal ini telah menyumbangkan ke tingkat turnover karyawan yang rendah bagi Perusahaan, selain faktor lainnya, termasuk prospek pengembangan karir yang menarik dan suasana kebersamaan dibina baik di dalam maupun di luar suasana gerai oleh Asosiasi Karyawan Matahari dan koperasi. Selain itu perusahaan
73
juga melakukan evaluasi terhadap karyawan untuk menentukan kenaikan gaji dan bonus karyawan juga dikaitkan dengan kinerja. Secara hukum, seluruh karyawan Perseroan berhak untuk mendapatkan manfaat yang dibayarkan melalui Jamsostek (Jaminan Sosial Tenaga Kerja), program keamanan sosial bagi pekerja di sector formal. Karyawan berkontribusi sebesar 5,7% dari pendapatan kotornya ke program tersebut, yang mana 2% dibayarkan oleh karyawan dan 3,7% langsung dari Perseroan. Selain kontribusi ini, Perseroan juga harus memberikan pembayaran jasa dan pemutusan kerja kepada karyawan saat mencapai usia pensiun pada 55 tahun. Matahari menawarkan bonus dan serangkaian insentif yang dirancang untuk meningkatkan kepuasan karyawan dan meningkatkan loyalitas karyawan. Insentif ini termasuk program kepemilikan kendaraan (sesuai dengan tingkatan mereka), jaminan kesehatan, asuransi jiwa dan cuti hamil. Matahari terus berinvestasi dalam sistem IT untuk meningkatkan efisiensi dan keamanan operasi bisnisnya. Di 2010 dan 2011, Perseroan memindahkan sistem software intinya ke hardware khusus, dirumahkan di suatu pusat data yang dikelola oleh VisioNet. Sistem inti Perseroan terintegrasi sepenuhnya, membentuk backbone IT untuk menghindari kesalahan duplikasi dan meningkatkan kecepatan dan efektifitas operasional Perseroan secara keseluruhan. Retek Merchandising System memantau inti dari proses ritel Perseroan, dari perencanaan produk hingga ke penyesuaian tagihan untuk pembayaran kepada pemasok. Retek System dintegrasikan dengan sistem pengelolaan keuangan Perseroan dan warehouse management system untuk memberikan data yang akurat dan konsisten di seluruh platform ini. Matahari juga menggunakan Sistem Akuntansi yaitu Oracle Financial Accounting. Software pengelolaan akun ini memudahkan Perseroan untuk menghasilkan akun mendetil, dapat di-audit, dan disesuaikan dari berbagai macam sistem berbeda. Sistem ini menggabungkan mesin transformasi akuntansi dengan validasi yang luas ditambah gudang penyimpanan peraturan dan akuntansi, yang memungkinkan kontrol terpusat dan audit terperinci, untuk mendukung berbagai kebutuhan laporan manajemen dan korporasi. Teknologi juga tidak membatasi matahari dalam mengatur Sistem Distribusi Pusat nya. Dengan menggunakan Manhattan Warehouse Management System memungkinkan Perseroan untuk mengelola proses manajemen persediaan dan pemesanan ulang di pusat distribusi, secara akurat dan efisien. PERSAINGAN DALAM INDUSTRI RITEL DI INDONESIA Industri ritel Indonesia sangat kompetitif, khususnya yang berkaitan dengan kombinasi produk dan kualitas, lokasi gerai, desain dan suasana, persediaan, harga, layanan pelanggan, ketersediaan kredit dan iklan. Saat ini, Matahari adalah peritel department store terbesar di Indonesia yang berfokus pada segmen menengah. Perseroan menghadapi
74
peningkatan persaingan dari department store sejenis dan peritel spesialis serta pendatang baru ke segmen pasar yang sama, termasuk peritel internasional yang saat ini hanya beroperasi di pasar luar negeri tapi yang menargetkan basis pelanggan Perseroan. Meskipun ada hambatan yang cukup tinggi bagi kompetitor untuk masuk di pasar yang dipilih Perseroan, tindakan yang diambil oleh pesaing dan tindakan yang diambil oleh Perseroan baik secara proaktif maupun reaktif dalam menanggapi tekanan kompetitif dapat mempengaruhi hasil usaha. Harapan untuk 2014 tetap optimis walaupun berhati-hati mengingat kemungkinan tekanan makroekonomi. Tekanan inflasi akibat kenaikan harga bahan bakar dan biaya utilitas bersamaan dengan tingkat suku bunga yang tinggi dapat mempengaruhi permintaan konsumen di 2014. Sebaliknya, sektor ritel di negeri ini sedang mengalami transformasi besar. Pangsa department store mewakili sekitar 25% dari total pasar pakaian dan sepatu di Indonesia pada 2011, dan diharapkan akan menjadi dua kali lipat di 2016.3 Perusahaan yakin posisi perusahaan di pasar saat ini memberikan peluang untuk meraih porsi yang lebih besar lagi dari bisnis tersebut. Pemerintah saat ini mendukung terciptanya persaingan yang sehat baik semua peritel modern dengan peritel tradisional. Ini terlihat dari aturan sistem zoning yang mengatur jarak ritel modern dengan pasar tradisional. ( Peraturan Presiden No.112 tahun 2007 yang mengatur tentang penataan dan pembinaan pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern. termasuk mengenai lokasi dan syarat-syarat pendirian, luas bangunan, jam operasi, ketentuan pemasokan barang, perizinan, serta pembinaan dan pengawasan) Bahkan peraturan ini cenderung merupakan upaya memelihara pasar-pasar tradisional dari gempuran ritel-ritel modern, baik local maupun asing. Namun demikian, perkembangan bisnis ritel modern yang semakin kompleks sekarang ini cenderung sudah tidak terakomodasi oleh peraturan yang ada. Ini bisa terlihat dari kasus benturan yang terjadi antara minimarket dengan ritel-ritel kecil di berbagai pelosok kota dan daerah. Salah satu bisnis minimarket diperingati Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) untuk tidak membuka gerai di wilayah Jabodetabek yang berhadapan dengan warung-warung kecil. Begitupun peraturan yang sama diterapkan untuk department store. ( Adanya Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) yang mengatur mengenai lokasi pembukaan gerai dan hal lain untuk mencegah praktek monopoli dan praktek usaha tidak sehat dan SK Meneg Investasi/ Kepala BKPM No. 29/SK/1998 yang mengatur mengenai investasi bisnis ritel di Indonesia ) Seperti yang tertulis di Jurnal Nasional tahun 2008, pengaturan untuk trading term dalam draft Perpres Pasar Modern antara lain peritel pasar modern dilarang mengembalikan barang yang sudah dibeli. Selain itu, pembayaran barang dilakukan dalam waktu yang disepakati oleh kedua belah pihak. Peritel Modern juga dilarang menjual produk dibawah harga beli yang tertulis di faktur, kecuali produk spesifik yang memiliki karakteristik tertentu. Sedangkan peritel besar dilarang melakukan praktek diskriminasi terhadap
75
pemasok dan praktik lain yang mengakibatkan terjadinya monopoli dan persaingan usaha tidak sehat. Terkait dengan kemitraan UMKM, bentuk pengaturan di dalam rancangan Pepres tersebut adalah larangan memungut biaya pendaftaran dan pembayaran pada pemasok UMKM. Dengan meningkatnya industri retail Prospek kota-kota menengah yang tumbuh melampaui Jakarta dalam hal populasi dan GDP, memicu permintaan untuk pengembangan real estate komersil besar di kota-kota ini. Pengembang properti terkemuka seperti Sinar Mas, Ciputra dan Lippo Karawaci berusaha memenuhi permintaan kelas menengah untuk pusat perbelanjaan berkualitas di kota-kota seperti Makassar di Sulawesi, Pekanbaru di Sumatera, dan Balikpapan di Kalimantan. Tren ini menguntungkan department store yang kebanyakan berlokasi di pusat perbelanjaan. Manajemen berharap pengembangan proyek real estate komersil besar di kota-kota ini terus berlanjut dengan membaiknya infrastruktur di kota-kota menengah di seluruh Indonesia, dan ritel department store yang membidik segmen konsumen kelas menengah akan paling diuntungkan dengan adanya pengembangan ini. Melihat Matahari sukses memimpin pasar dalam pelanggan middlenya. Disisi lain ada beberapa perusahaan retail yang bergerak pada industri yang sama dengan segmen pelanggan yang sedikit berbeda. dua diantaranya adalah PT Ramayana Lestari Sentosa tbk dan Yogya Group. Yogya group Saat ini beroprasi di wilayah Jawa Barat, Jakarta & Sebagian Jawa Tengah dengan memiliki 52 outlet dengan brand name Toserba YOGYA dan Toserba GRIYA. Dengan total bangunan seluas 4.800m2, kantor pusat YOGYA Group berfungsi sebagai pusat kendali dan pengambilan keputusan strategis manajemen sekaligus infrastruktur pendukungnya bagi setiap outletnya, khususnya dalam pembelian produk, promosi, teknologi dan lain-lain. Yogya Group ini hampir memiliki target pelanggan yang sama yaitu pelanggan middle dan middle to high hanya yang membedakannya adalah jaringan gerai yogya group belum seluas matahari. Sehingga yogya group hanya menyerap sedikit pangsa pasar. Toserba YOGYA dengan taglinenya “Pilihan Keluarga Bijak” mampu mengambil hati pelanggan indonesia karena perusahaan ini telah menunjukan kualitasnya di industri ini dengan brand fashion andalannya Ellips, Aaron gale, Ellips shoes, Happy duck dan Ann design. Strategi yang telah dilakukan Grup Yogya yaitu : Biaya kepemimpinan (cost leadership). Yogya Group telah diklaim telah berjuang untuk biaya kepemimpinan untuk mencapai tujuan strategis. Dari proses hulu ke hilir proses, kerja kelompok yogya segala cara untuk mengurangi biaya, sementara di sisi lain, tingkat pelayanan masih tunduk pada perhatian utama mereka. Ini meningkatkan rantai suplai tradisional untuk mendapatkan keuntungan. Untuk membuka satu gerai yogya dibutuhkan biaya sebesar 2-7.5 Milyar sesuai dengan kapasitas tempatnya.
76
Yang kedua adalah Ramayana. Perusahaan ini adalah salah satu perusahaan yang memiliki pangsa pasar yang luas. Berbeda dengan matahari, ramayana mampu meraih kesuksesan dengan memilih target pelanggan low dan middle to low dengan total gerai yang menyebar sampai ke kota kecil di Indonesia. Pada tanggal 31 Desember 2013, jumlah gerai yang dioperasikan oleh Perusahaan terdiri dari gerai dengan nama “Ramayana” (108 gerai), “Robinson” (7 gerai) dan “Cahaya” (3 gerai), yang berlokasi di Jakarta, Jawa (Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah), Sumatera, Bali, Kalimantan, Nusa Tenggara, Sulawesi dan Papua dengan total luas lahan mencapai 1.006.781 m2 di 54 kota di seluruh Indonesia. Tidak hanya departement store biasa Ramayana juga memiliki fashion item andalan yang mampu menempatkan ramayana berada pada pilihan pelanggan beberapa diantaranya adalah Aerosmith, Jj jeans, imaroon, Jj kiss, Jj kids dan Raf 21. Ramayana memiliki kelebihan, dengan strategy cost focus untuk mengambil peluang pelanggan yang tidak diambil sebelumnya oleh perusahaan-perasahan retail besar lainnya. Namun beberapa menganggap bahwa ramayana kurang update dalam setiap tend fashion ayng ada di masyarakat. Untuk membangun 1 gerai Ramayana membutuhkan modal sekitar Rp 7-12 Miliar. Kemudian berdasarkan data biaya operasional dapat diperkirakan rata-rata operasional per gerai adalah Rp 10 miliar per tahun.
77
Sumber: www. Matahari.co.id www.idx.co.id http://www.marketing.co.id/brand-switching-analysis-dalam-industri-ritel-modern/ http://www.macroeconomicdashboard.com/index.php/id/ekonomi-makro/119 perkembangan-ekonomi-terkini-2013-ii https://www.academia.edu/3716831/Analisis_Strategi_PT_Matahari_Department_Store_T bk http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/02/05/1221161/Tahun.2013.Ekonomi.Indone sia.Hanya.5.78.Persen www.ramayana.co.id www.toserbayogya.com
78
KASUS 7 PT. EXPRESS TRANSINDO UTAMA, TBK. (TAXI) PENDAHULUAN Kepadatan arus lalu lintas di kota Metropolitan seperti Jakarta kini tak terelakkan lagi. Selang dua tahun terakhir kepadatan di jam-jam sibuk telah meningkat hingga 35% dengan pertumbuhan kendaraan bermotor di atas 11% per tahun. Angka ini diprediksi akan terus meningkat seiring dengan kenaikan arus urbanisasi ke wilayah Jabodetabek. Harus diakui bahwa Ibu Kota telah menjelma menjadi sebuah magnet pencipta „kemakmuran‟. Sebagai pusat ekonomi berskala nasional dan regional, 82% lebih sirkulasi uang terpusat di lima wilayah Jakarta. Tak ayal setiap hari sedikitnya terdapat 0,2% pertumbuhan masyarakat yang melakukan aktivitas ekonominya di sini. Tuntutan mobilitas para commuter-pun semakin tinggi. Beberapa dimensi seperti ketepatan waktu serta keselamatan dalam perjalanan telah menjadi prioritas pertama bagi kaum commuter. Tak jarang mereka mengesampingkan faktor kenyamanan. „Yang penting bisa sampai di tempat tujuan dengan selamat‟, ungkap Ditto salah seorang commuter yang sehari-hari tinggal di Depok. Meski terkesan pelik, namun sebenarnya terdapat berjuta peluang bisnis dari kebuntuan itu. Satu di antaranya adalah bisnis taksi. Dengan kemacetan yang hampir setiap jam terjadi, sebagian konsumen enggan untuk mengendarai mobil pribadinya. Mereka lebih memilih kereta api jenis commuter line, taksi atau ,ojek sebagai moda solusi. Akan tetapi taksi merupakan moda transportasi umum yang paling nyaman. Kelebihan itu pulalah yang menghantarkan taksi Express sebagai salah satu moda pilihan para professional dalam menjalani rutinitasnya. Data statistik nasional mencatat bahwa hingga akhir 2013 sedikitnya terdapat peningkatan jumlah armada hingga 13%, di mana angka itu jauh di atas kenaikan tahun sebelumnya yang sebesar 8%. Ini berarti kekuatan dalam melayani pasar akan sangat tergantung pada daya inovasi perusahaan. PEREKONOMIAN MAKRO INDONESIA Iklim positif perekonomian Indonesia sepanjang 2013, berdasarkan hasil Survei Manulife Investor Sentimen(SMIS) dimanfaatkan oleh semua perusahaan di Indonesia. HSBC Economist ASEAN Su Sian Lim menjelaskan selama tahun 2013 laju perekonomian Indonesia masih bisa tumbuh positif meskipun banyak tantangan baik itu eksternal dan internal, ketidakpastian ekonomi global serta adanya isu the tapering merupakan tantangan eksternal yang terus menghantam perekonomian Indonesia sehingga membuat kinerja ekspor melemah sedangkan tantangan internalnya adalah masalah tingginya defisit transaksi berjalan besaran defisit mengawali tahun 2013 mencapai USD24,4 miliar atau sekitar 2,8 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
79
Ekonomi Indonesia telah melalui perkembangan pesat beberapa tahun terakhir ini. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia secara kumulatif tumbuh 5,78 persen pada 2013. Lebih dari itu, sebagai populasi keempat terbesar di dunia yang masih terus tumbuh, Indonesia diharapkan untuk dapat menjadi negara ketiga tercepat dalam perkembangan ekonominya, dari sisi pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP), antara 2011 dan 2016 (Euromonitor). Pertumbuhan yang konsisten telah memicu peningkatan kemapanan di segmen menengah. Menurut data dari Biro Pusat Statistik di 2010, 124,5 juta konsumen, atau 52,4% dari total populasi Indonesia, memiliki pengeluaran bulanan dari Rp 0,7 juta hingga Rp 4,5 juta per kapita. Segmen konsumen ini telah diidentifikasikan oleh Manajemen sebagai penduduk kelas menengah. REVIEW MODA TRANSPORTASI JAKARTA Jakarta merupakan kota terpadat di Indonesia dan juga sebagai pusat bisnis dan pemerintahan sehingga sehing ga mobilitas masyarakatnya sangat tinggi. Oleh karena itu dibutuhkan dibutuh kan komponen pendukung yang penting berupa moda transportasi dalam hal perpindahan barang dan manusia dari satu tempat ke tempat lain. Secara umum, ada 2 kelompok besar moda transportasi, yaitu kendaraan pribadi ( private private transportation) dan kendaraan umum ( public public transportation). Dengan masalah kemacetan dan buruknya layanan moda transportasi umum di kota-kota besar seperti Jakarta dan sekitarnya, memicu peningkatan penggunaan kendaraan pribadi. Saat ini angka pertumbuhan kendaraan mobil per hari sekitar 300 unit dan sepeda motor per hari sekitar 1.500 unit. Dengan melihat angka pertumbuhan tersebut, motor merupakan salah satu alternatif bagi komuter di Jabodetabek untuk menjalankan rutinitas kesehariannya. Peningkatan penggunaan kendaraan pribadi ini juga dipicu oleh akibat rendahnya biaya penggunaan kendaraan pribadi khususnya sepeda motor yang berakibat pada angkutan umum yang semakin tidak diminati. Moda transportasi untuk Public Transportation yang tersedia di Jabodetabek sangat beragam yaitu KA Commuter Jabodetabek, Bus Transjakarta, Bus umum ukuran besar, sedang dan kecil (Patas, Metromini, , Bianglala, Kopaja, Mikrolet, dan sejenisnya), taksi, bajaj, ojeg dan sebagainya. Moda transportasi tersebut merupakan jenis angkutan darat yang perannya sangat melekat erat dalam keseharian masyarakat perkotaan. Berikut adalah penjelasan beberapa moda transportasi umum di Jabodetabek: - Bus Transjakarta Transjakarta adalah lembaga pengelola Bus Rapid Transit (BRT) atau lebih dikenal dengan Busway, yang beroperasi sejak tahun 2004 di Jakarta. Transjakarta dirancang sebagai moda transportasi massal pendukung aktivitas ibukota yang sangat padat. Transjakarta merupakan sistem BRT dengan jalur lintasan terpanjang di dunia (208 km), serta memiliki 228 halte yang tersebar dalam 12 koridor (jalur), yang beroperasi dari pukul 05.00 - 22.00 WIB. Saat ini ada 416 unit bus Transjakarta yang diperasikan dengan
80
jumlah rata-rata harian pengguna Transjakarta diprediksikan sekitar 350.000 orang. Pada tahun 2012, jumlah pengguna Transjakarta mencapai 109.983.609 orang. Transjakarta memiliki sistem terintegrasi melalui Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway Transjakarta (APTB) yaitu layanan dari kota-kota di sekitar Jakarta (Jabodetabek) menuju koridor busway. - KA Commuter Jabodetabek KA Commuter Jabodetabk (KRL Commuter Line) adalah jalur kereta rel listrik yang dioperasikan oleh PT KAI Commuter Jabodetabek, anak perusahaan dari PT Kereta Api Indonesia. KRL telah beroperasi di wilayah Jakarta sejak tahun 1976, hingga kini melayani rute komuter di wilayah DKI Jakarta, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Bekasi, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan. Sistem pengoperasian Commuter terpadu di wilayah Jabotabek dimulai pada tahun 2000, saat itu pemerintah Indonesia menerima hibah 72 unit KRL. Dari jumlah tersebut, sebanyak 50 unit gerbong bisa langsung digunakan dan dioperasikan sebagai rangkaian-rangkaian KRL Pakuan yang melayani rute Jakarta – Bogor, PP. Tahun 2012, KRL Commuter Line mampu mengangkut 140 juta penumpang dengan jumlah penumpang perhari 400 ribu, Di tahun 2014 jumlah penumpang per hari yang dilayani adalah sekitar 600-620 ribu penumpang - Bus Umum Bus umum yang beroperasi di Jabodetabek adalah bus Patas, Kopaja, Metromini, Bianglala dan sejenisnya. Tahun 2013 tercatat ada 4.000 bus yang beroperasi di Jakarta, seperti kopaja, metromini, bianglala,dan sejenisnya. Sedangkan jumlah bus umum yang terdapat di Jabodetabek, berdasarkan data dari Dishub DKI dan Organda DKI, terdapat sedikitnya 22.776 angkutan. - Taksi Taksi adalah angkutan umum yang menggunakan mobil ukuran kecil (sejenis sedan) untuk mengangkut penumpangnya. Jumlah penumpang yang dapat diangkut adalah 4 orang. Jumlah armada taksi yang beroperasi di Jakarta sekitar 37 ribu unit. Dibandingkan moda transportasi umum yang lain, biaya taksi yang paling mahal dikarenakan taksi menawarkan rasa nyaman dan aman kepada penumpangnya. Angkutan umum massal seperti bus, KA Commuter Jabodetabek dan bus Transjakarta saat ini tidak mampu memberikan kenyamanan yang diharapkan dari sebagian masyarakat. Oleh karena itu moda transportasi taksi merupakan moda transportasi pilihan masyarakat yang menginginkan kenyamanan yang tidak didapatkan dari moda transportasi umum yang lain. - Bajaj Bajaj merupakan salah satu moda transportasi warga Jakarta. Bajaj yang kehadirannya 31 tahun lalu ditujukan untuk menggantikan becak sempat menjadi favorit warga karena sangat lincah. Berdasarkan data dari Dinas Perhubungan DKI Jakarta jumlah bajaj yang
81
lalu lalang di jalanan tahun 2013 sebesar 14.600 unit bajaj. Belum termasuk 6000 bajaj ilegal hasil modifikasi bengkel-bengkel di Jakarta. - Ojeg Ojeg adalah transportasi umum informal di Indonesia yang berupa sepeda motor atau sepeda, namun lebih lazim berupa sepeda motor. Disebut informal karena keberadaannya tidak diakui pemerintah dan tidak ada izin untuk pengoperasiannya sehingga jumlah ojeg yang ada tidak dapat terdata. Penumpang biasanya satu orang namun kadang bisa berdua. Ojeg banyak digunakan oleh penduduk kota-kota besar seperti di Jabodetabek. Ojeg menjadi pilihan sebagian masyarakat karena kelebihannya dengan angkutan lain yaitu lebih cepat dan dapat melewati sela-sela kemacetan di kota. Selain itu dapat menjangkau daerah-daerah dengan gang-gang yang sempit dan sulit dilalui oleh mobil. Biasanya mereka mangkal di persimpangan jalan yang ramai, atau di jalan masuk kawasan permukiman. KEBUTUHAN KONSUMEN Berdasarkan data dari Bappeda Jakarta, jumlah penduduk Jakarta tahun 2012 sebesar 9.991.788 jiwa dengan luas 664,01 Km2. Dengan gabungan kota lain sekitar Jakarta yaitu Tangerang, Bekasi, depok dan Bogor (Jabodetabek) jumlah penduduknya mencapai 28 juta jiwa atau sekitar 12 persen dari penduduk Indonesia. Dengan jumlah penduduk yang sedemikian besar, kebutuhan masyarakat Jabodetabek akan moda transportasi menjadi sangat tinggi. Saat ini jumlah kendaraan bermotor di Jakarta sekitar 5,5 juta unit. Dari jumlah itu, sebanyak 98% (5,4 Juta unit) merupakan kendaraan pribadi dan hanya 2% (84.891 unit) merupakan angkutan umum. Dari 98% kendaraan pribadi hanya melayani 44% perjalanan. Sedangkan angkutan umum yang 2% melayani 56% perjalanan. Maka dari segi pelayanan ini dapat diartikan, perjalanan masyarakat Jakarta sangat tergantung oleh angkutan umum. Sekarang ini kebutuhan perjalanan di Jakarta mencapai 17,1 juta perjalanan per hari. Jika angkutan umum melayani 56% maka jumlah perjalanan per hari yang dilayani mencapai 9,576 juta perjalanan per hari (17,1 juta perjalanan x 56% ). Angka ini jelas menunjukkan bahwa warga Jakarta benar-benar menggantungkan kebutuhan perjalanannya dengan angkutan umum bukan kendaraan pribadi. Jumlah kendaraan umum yang terdapat di Jabodetabek, berdasarkan data dari Dishub DKI dan Organda DKI, terdapat sedikitnya 22.776 angkutan umum jenis bus besar, sedang dan kecil. KA Commuter Jabodetabek memiliki sekitar 700-800 gerbong yang melayani berbagai lintas di Jabodetabek. Jumlah armada taksi di Jabodetabek sekitar 37.399 unit dengan komposisi taksi di Jakarta sebanyak 20.642 unit, Tangerang 7.037 unit, Depok dan Bekasi sebanyak 9.720 unit. Dengan jumlah moda transportasi umum yang ada saat ini dan proporsi hanya 2% 2 % dari total jumlah kendaraan bermotor, tidak bisa menampung penduduk
82
Jabodetabek di saat jam keberangkatan dan pulang kerja. Ini mengindikasikan bahwa kebutuhan moda transportasi umum di Jabodetabek masih sangat tinggi. Daerah yang menjadi wilayah operasi kami, juga dilayani berbagai perusahaan taksi, namun hanya lima perusahaan terkemuka yang sering digunakan, salah satunya adalah Express Grup. Express Grup mudah dikenali dengan warna kendaraannya yang putih, taksi premium, mobil limosin serta armada bus yang dikenal dengan keistimewaan pelayanannya. Layanan transportasi yang kami tawarkan layak menjadi pilihan ba gi mereka yang tidak ingin menggunakan kendaraan sendiri. Menggunakan taksi Express memberikan kenyamanan bagi pelanggan dikarenakan unit taksi kami mudah diperoleh serta memiliki biaya yang terjangkau oleh pelanggan, mengingat transportasi umum yang bersih dan andal masih terbatas. Setoran harian mitra pengemudi hanya dinaikkan 2% lebih pada tahun 2013, memanfaatkan peluang dikarenakan adanya kenaikan tarif taksi yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah. Peluang untuk memperbesar skala usaha masih terbuka luas karena Perusahaan memiliki lebih dari 2.000 ijin operasi yang masih dapat digunakan. Pusat perbelanjaan besar, apartemen baru dan kawasan perniagaan sekaligus perumahan terus bertambah, dan perkembangan ini tentunya berimbas pula pada pertambahan jumlah warga yang mendatangi tempattempat tersebut untuk berbelanja, bersantap dan bersantai, bukan hanya di Jakarta tapi juga di sejumlah kota lain yang menjadi wilayah operasi Express. Perkembangan tersebut diatas akan mendukung pertumbuhan Express. JAWABAN INDUSTRI Moda transportasi umum massal yang terdapat di Jabodetabek terdiri dari bus Transjakarta, bus dan KA Commuter Jabodetabek relatif belum mampu memberikan kenyamanan bagi masyarakat, dimana hal ini dipengaruhi oleh berbagai masalah, antara lain seperti jumlah penumpang yang terlalu terlalu padat, jadwal kedatangan yang tidak dapat diprediksi, kondisi transportasi yang buruk, serta masalah keamanan. Dengan demikian, sebagian besar komuter cenderung memilih untuk menggunakan mobil pribadi, motor, ojeg atau taksi. Akan tetapi, tingkat kemacetan lalu lintas di kota-kota besar termasuk Jaodetabek telah menyebabkan para pekerja enggan untuk mengemudikan kendaraan pribadi, sehingga taksi menjadi pilihan transportasi utama bagi komuter. Selain itu, pertumbuhan ekonomi kelas menengah di Indonesia mencapai 20 persen tiap tahunnya dan dari hasil survei Litbang Kompas yang dilakukan Maret-April tahun 2014 di enam kota besar salah satunya kota Jakarta mayoritas adalah kelas menengah (sekitar 50,3%). Hal ini juga mendorong semakin besarnya kebutuhan masyarakat Jabodetabek akan pelayanan taksi karena sebagian pengguna pelayanan taksi berasal dari kalangan menengah dan menengah atas. Selain itu, dengan hanya sekitar 37 ribu unit taksi yang beroperasi di Jakarta yang penduduknya sebesar sekitar 14 juta di siang hari dan sekitar 10 juta di pagi hari, jika dibandingkan dengan di Singapura yang penduduknya hanya sekitar 5,4 juta dan memiliki
83
45 ribu unit taksi, maka industri taksi di Jabodetabek menjadi industri yang sangat menjanjikan dan mendorong munculnya banyak perusahaan taksi dalam beberapa dasawarsa terakhir. Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, saat ini pasar taksi didominasi oleh lima pemain besar yakni Blue Bird, Express, Prestasi, Kosti Jaya, dan Dian Taksi. Pada tahun 2011, kelima pemain besar ini memiliki pangsa pasar berdasarkan jumlah armada sebesar 47,1% Tahun 2012, pangsa pasar Express Group masih berada di angka 10,2%, sedangkan Blue Bird mencapai pangsa pasar sekitar 30 %. Di tahun 2013, Direktur Blue Bird Sigit P. Djokosoetono menyatakan bahwa pangsa pasar Blue Bird meningkat menjadi 33%, sedangkan Express Group pangsa pasarnya berkisar 11 %. Pasar taksi di Indonesia terkonsentrasi di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) dengan total pangsa pasar sebesar 69,0% dari total unit armada. Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Perhubungan Darat tahun 2011, di wilayah DKI Jakarta terdapat 45 perusahaan taksi dengan jumlah armada operasi sebanyak 23.778 unit taksi. Dari tahun ke tahun perusahaan taksi yang ada di Indonesia terutama pemain besar selalu menambah armada taksi di Jabodetabek. PT Express Transindo Utama Tbk., akan menambah 2.000 unit armada sehingga total armada yang dimilikinya di akhir tahun 2014 dapat mencapai 12.000 unit . Berdasarkan informasi dari economy.okezone.com, Presiden Director Blue Bird Group Holdings, Noni Purnomo, menyatakan setiap tahun penambahan armada di Blue Bird Group mencapai 9.000 unit dimana 3.000 unit untuk armada taksi. Penambahan armada taksi ini karena kebutuhan taksi masih sangat tinggi permintaannya. Berdasarkan data dari Blue Bird Group, secara permintaan masih banyak konsumen yang belum bisa dilayani. SEKILAS TAKSI EXPRESS Taksi Express merupakan salah satu taksi yang beroperasi di Jadetabek dan di bawah naungan PT Express Transindo Utama Tbk (dahulu bernama PT Kasih Bhakti Utama). PT Express Trasindo Utama (TAXI) didirikan 11 Juni 1981 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1989. Kantor pusat TAXI berlokasi di Gedung Express, Jl. Sukarjo Wiryopranoto No.11, Jakarta 11160. TAXI adalah operator taksi terbesar kedua di Indonesia dengan penguasaan pangsa pasar di Jadetabek pada tahun 2013 sekitar 30%. Layanan TAXI terdiri dari Taksi Regular (Express Taksi); Taksi Premium (Tiara Express); Bisnis Transportasi Bernilai Tambah (Layanan Limosin). Model Bisnis: Taksi Reguler Model bisnis yang diterapkan oleh Express untuk taksi regular adalah skema kemitraan yang inovatif, dimana skema ini memberikan opsi bagi mitra pengemudi untuk membeli kendaraan yang dioperasikannya di akhir periode kerja sama dengan harga yang
84
menarik dan kemudian mengkonversikan armada tersebut menjadi milik pribadi. Perusahaan menyediakan kendaraan, sementara mitra pengemudi menyetorkan uang jaminan sebagai syarat untuk berpartisipasi dalam skema kemitraan. Biasanya kerja sama akan berakhir pada tahun ke enam atau ke tujuh. Selama masa kontrak, setiap mitra pengemudi wajib membayar setoran harian ke perusahaan. Per tanggal 31 Desember 2013, setoran harian bagi pengemudi yang beroperasi di wilayah Jadetabek ditetapkan sebesar Rp 240.000 per hari, naik 2% dari sebelumnya Rp 235.000 per hari. Besarnya setoran harian berbeda di setiap wilayah operasi, disesuaikan dengan kondisi masyarakat dan biaya hidup setempat. Pengemudi yang berhasil memenuhi kewajiban pembayaran harian mereka secara penuh dari awal bulan hingga hari ketiga sebelum akhir bulan, maka pengemudi tersebut dibebaskan dari kewajiban membayar setoran harian selama dua hari. Selain itu, setiap pengemudi wajib membayar cadangan biaya pemeliharaan kendaraan yang akan digunakan untuk pemeliharaan taxi berupa setoran tetap harian. Biaya suku cadang dan biaya pemeliharaan lainnya akan dipotong dari akun cadangan biaya pemeliharaan pengemudi. Setiap kendaraan harus dilakukan pemeriksaan secara berkala sesuai dengan buku petunjuk, termasuk pemeriksaan menyeluruh pada pemakaian 1.000 dan 5.000 kilometer pertama, dan selanjutnya setiap kelipatan 10.000 kilometer. Jika ada suku cadang yang perlu diganti sebelum waktu servis berkala, mitra pengemudi dapat membeli suku cadang yang dibutuhkan di pool taksi. Pada akhir kontrak kerja sama, mitra pengemudi dengan kinerja yang memuaskan dapat menggunakan hak opsinya untuk membeli unit taxinya sebesar uang jaminan yang disetorkannya pada awal kontrak kerja sama, dan status kendaraan akan dikonversikan menjadi milik pribadi. Setiap mitra pengemudi dapat mendaftarkan diri kembali dalam skema kemitraan dengan menandatangani kontrak kerja sama yang baru dan menyetorkan uang jaminan kembali untuk mendapatkan kendaraan baru. Taksi Premium Tidak seperti ketentuan dalam skema kemitraan, bisnis taksi premium dioperasikan berdasarkan skema komisi. Setiap pengemudi wajib menyetorkan seluruh pendapatan yang dibayarkan penumpang. Komisi akan dibayarkan kepada pengemudi jika target pendapatan bulanan terpenuhi. Value Added Transportation Business (VATB) Bisnis VATB dioperasikan berdasarkan skema gaji. Para pengemudi unit VATB mendapat uang lembur jika bekerja lebih dari 12 jam per hari, namun mereka tidak memperoleh komisi. Yang termasuk dalam VATB adalah layanan bus, layanan limosin dan layanan lainnya yang tersedia di Jakarta. Di samping itu, layanan VATB juga mencakup penyediaan armada kendaraan sewaan dengan wilayah operasi Jadetabek, yang saat ini dikhususkan terutama untuk melayani perusahaan – perusahaan yang merupakan bagian dari Rajawali Corpora.
85
Penyewaan Limosin Express Grup dan perusahaan asosiasi menyediakan berbagai tipe dan model kendaraan, termasuk Mercedes ML, BMW X5, Camry dan Toyota Commuter Hiace, untuk kebutuhan pelanggan di Jakarta. Tipe kendaraan Tiara merupakan taksi premium Express Grup yang menyediakan MPV yang nyaman dengan merek Toyota Alphard dan Mercedes Viano, yang dioperasikan oleh perusahaan asosiasi. Semua unit Alphard dilengkapi alat konversi bahan bakar sehingga dapat menggunakan bahan bakar gas jenis LPG yang ramah lingkungan selain bahan bakar minyak. Armada taksi premium yang beroperasi di Jadetabek mencapai 108 kendaraan. Untuk layanan limosin, kami mengoperasikan MPV dan sedan dengan berbagai merek dan model, seperti Mercedes Benz ML, Mercedes Benz E class, BMW X5, BMW 5 series dan Mini Cooper. Selain itu, terdapat juga merek dan model lain seperti Toyota Kijang, Toyota Alphard, Toyota Camry dan Toyota Commuter Hiace. Semua kendaraan limosin yang kami miliki berusia kurang dari empat tahun. Pool Taksi Taksi reguler maupun taksi premium setelah selesai dioperasikan wajib dikembalikan ke salah satu pool dari 29 pool taksi yang tersebar di Jadetabek, Medan, Semarang dan Surabaya setiap hari. Setiap pool berfungsi sebagai pangkalan bagi 300 hingga 500 kendaraan. Pool taksi juga berfungsi sebagai tempat pengumpulan setoran dimana para mitra pengemudi membayar setoran harian dan biaya pemeliharaan (termasuk suku cadang). Karyawan Express Grup ditempatkan di semua pool untuk menangani berbagai tugas lapangan, diantaranya pengumpulan setoran, penerimaan pengemudi baru, mengelola gudang dan suku cadang serta membantu para pengemudi dalam pemeliharaan dan perawatan kendaraan. Manajemen dan karyawan membentuk koperasi karyawan diluar perusahaan yang menyediakan makanan, minuman, jasa cuci kendaraan dan layanan penunjang lainnya di masing-masing pool. Pool taksi juga menyediakan layanan derek dan bantuan perbaikan kendaraan di jalan raya. Selain itu, pool taksi juga menyediakan tempat istirahat bagi para mitra pengemudi. Pemeliharaan Setiap mitra pengemudi peserta skema kemitraan bertanggung jawab atas perbaikan dan pemeliharaan kendaraan masingmasing. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, setiap pengemudi diwajibkan untuk menyetorkan dana cadangan biaya pemeliharaan secara harian kepada Perusahaan. Perusahaan mengumpulkan dan menyimpan dana cadangan tersebut atas nama pengemudi. Biaya pembelian suku cadang dan biaya pemeliharaan lainnya yang diperlukan akan dipotong setiap pengambilan barang oleh pengemudi. Dana yang tersisa dalam akun pengemudi saat kontrak kemitraan berakhir akan dikembalikan kepada pengemudi. Pool taksi menyediakan lokasi agar mitra pengemudi dapat merawat dan mencuci taksi, mengganti oli dan ban dan mengisi aki serta layanan pemeliharaan
86
lainnya seperti perbaikan kecil bodi dan penggantian suku cadang. Perusahaan menyediakan suku cadang yang dapat dibeli oleh mitra pengemudi pada harga eceran dengan memotong akun dana cadangan biaya pemeliharaannya. Perbaikan Bengkel perbaikan bodi kendaraan yang dikelola Express Grup dapat dimanfaatkan oleh semua mitra pengemudi, dan biaya perbaikan dipotong dari dana cadangan biaya pemeliharaan masing-masing pengemudi. Perawatan dan perbaikan taksi premium dan kendaraan VATB dilakukan oleh Perusahaan ataupun perusahaan asosiasi, begitu juga dengan biayanya. Penerimaan dan Pelatihan Pengemudi Sampai dengan 31 Desember 2013, jumlah mitra pengemudi utama dan cadangan yang dipekerjakan Express Grup mencapai lebih dari 20.000 orang. Express Grup merekrut pengemudi baru yang direkomendasikan oleh mitra pengemudi perusahaan. Selain itu, Perusahaan juga membuka iklan lowongan kerja di media cetak dan radio. Sebagian besar pengemudi baru telah memiliki pengalaman kerja, termasuk di antaranya mitra pengemudi cadangan yang ingin bergabung di armada taksi premium maupun unit VATB. Perusahaan juga merekrut tenaga dari luar wilayah Jabodetabek. Semua calon pengemudi harus memenuhi persyaratan minimum perusahaan, memiliki SIM dan tidak pernah melakukan tindak kejahatan. Manajemen perusahaan memeriksa dengan teliti latar belakang semua calon. Pelamar wajib mengikuti dan lulus tes masuk. Semua pengemudi taksi premium dan kendaraan VATB (termasuk yang bekerja untuk perusahaan asosiasi Express) diharapkan memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang memadai. Pengemudi limosin yang bertugas di hotel diharuskan mengikuti wawancara dengan klien Express Grup. Taksi Express Grup dapat dioperasikan hingga maksimum 18 jam per hari. Para mitra pengemudi utama pada umumnya mendaftarkan satu atau lebih pengemudi cadangan. Data mitra pengemudi cadangan harus dimasukkan dalam system perusahaan. Mereka pun wajib mengikuti pelatihan agar mereka mampu melayani pelanggan dengan kualitas standar yang ditetapkan. Setiap pool taksi juga menyediakan sejumlah mitra pengemudi cadangan bilamana dibutuhkan, namun mitra pengemudi utama bertanggung jawab mengawasi pengemudi cadangan agar yang bersangkutan bekerja mengikuti ketentuan, termasuk mematuhi jadwal kerja. Sumber Daya Manusia Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan dan kesinambungan usaha Express Grup sebagai penyelenggara layanan yang andal dan mampu menjaga loyalitas pelanggan dan mempertahankan keunggulan merek di pasar yang penuh persaingan. Express Grup senantiasa menjunjung tinggi filosofinya, yakni melayani dengan lebih baik melampaui ekspektasi pelanggan. Seluruh front liner Express Grup seperti, mitra pengemudi, dispatcher dan staf Call Center dituntut untuk bersikap profesional, senantiasa
87
memperhatikan kebutuhan pelanggan dan menunjukkan kemampuan dan ketrampilan yang prima dalam menjalankan tugasnya. Peningkatan dan penambahan fasilitas layanan Untuk meningkatkan kenyamanan pelanggan Express, pada tahun 2013 kami mengeluarkan aplikasi pemesanan untuk pengguna smartphone. DDS atau Digital Dispatch System disempurnakan dengan menambahkan sistem manajemen pesanan untuk membantu pengemudi memenuhi pesanan dengan lebih efisien melalui call center . DDS yang diaplikasikan Express Grup mencakup fasilitas untuk menjawab telepon masuk, menerima dan mengirim sms, menginformasikan pemesanan ke armada taksi terdekat, berikut sms ke telepon selular pelanggan mengenai nomor pintu armada yang akan menjemputnya. Kami terus menjalin kerja sama dengan mitra bisnis, khususnya BCA, untuk menambah layanan pembayaran otomatis non-tunai Flazz yang hingga saat ini telah terpasang di sekitar 70% armada. Pengadaan fasilitas tersebut mendapat sambutan sangat positif dari pelanggan di media sosial seperti Twitter. Pada tahun 2014 kami akan meluncurkan solusi pembayaran lain dengan kartu isi ulang jenis baru yang dilengkapi fitur yang dapat memeriksa saldo akhir pada kartu tersebut. Layanan kartu ini disebut “ExpressCard”. Komunikasi dalam perjalanan kini lebih mudah bagi penumpang Express di Jadetabek dengan terpasangnya fasilitas akses wireless internet secara cuma-cuma di 400 armada taksi. Proyek tersebut, merupakan nilai tambah untuk para pelanggan taksi yang merupakan kerja sama antara Perusahaan dengan Huawei, Intertec dan Telkomsel. Proyek peningkatan kapasitas kerja sistem manajemen operasi terpadu dimulai sepanjang tahun dan hingga kini masih terus berjalan. Selain itu, kami tengah melakukan uji-coba sistem manajemen informasi baru untuk mendata dan mengawasi kegiatan operasi. PETA PERSAINGAN INDUSTRI Sebagai operator taksi kedua terbesar di Indonesia, Taksi Express bersaing dengan pemimpin pasar yaitu Blue Bird. Blue Bird adalah operator taksi yang menjadi pelopor penggunaan tarif pembayaran dengan sistem argometer dan Taxi Mobile Reservation. Blue bird senantiasa melakukan inovasi-inovasi dan perbaikan yang berkelanjutan demi kepuasan para pelanggan. Tarif taksi Blue Bird Rp.7.000 saat buka pintu, tarif per kilometer Rp.3.600 dan tarif tunggu perjam adalah Rp.42.000. Target pasar Blue Bird adalah masyarakat umum yang menginginkan keamanan dan kenyamanan dalam menggunakan transportasi umum. Sama seperti Taksi Express, Blue Bird juga memiliki beberapa lini bisnis dalam industri . Blue Bird memiliki layanan taksi reguler ( Blue Bird dan Pusaka), taksi premium (Sliver Bird) , Value Added Transportation Business (VATB)(Big Bird) dan Layanan Limosin (Golden Bird).
88
Salah satu inovasi yang dilakukan oleh Blue Bird adalah diluncurkannya Blue Bird Taxi Mobile Reservation pada tahun 2011. Blue Bird Taxi Mobile Reservation merupakan aplikasi untuk memberikan pelayanan dan kemudahan kepada pelanggan yang ingin segera mendapatkan taksi. Dengan menggunakan aplikasi tersebut, para pelanggan dapat mengetahui nomor dan posisi taksi yang akan menjemputnya melalui peta digital yang sudah tertanam di smartphone. Layanan aplikasi Blue Bird Taksi Mobile Reservation dapat dengan mudah didownload di berbagai jenis smartphone (Blackberry, iPhone, dan Android). Selain itu kini Blue Bird juga memiliki taksi lifecare untuk mengakomodir difabel dan orang sakit. PENUTUP Berdasarkan tulisan – tulisan diatas maka buatlah analisis manajemen stratejik taksi express dari awal hingga akhir sesuai dengan silabus agar mampu menghadapai persaingan yang semakin ketat di industri taksi terutama untuk mengalahkan pesaing terberatnya yaitu Blue Bird khususnya di Jabodetabek.
89
Sumber: www.expressgroup.co.id www.bluebirdgroup.com Laporan Tahunan Taksi Express tahun 2013 jakarta.bps.go.id/ hubdat.dephub.go.id/ http://en.wikipedia.org/wiki/Category:Transport_in_Jakarta
90
KASUS 8 PT BIOFARMA TBK. SEKILAS TENTANG PEREKONOMIAN INDONESIA Iklim positif perekonomian Indonesia sepanjang 2013, berdasarkan hasil Survei Manulife Investor Sentimen(SMIS) dimanfaatkan oleh semua perusahaan di Indonesia. HSBC Economist ASEAN Su Sian Lim menjelaskan selama tahun 2013 laju perekonomian Indonesia masih bisa tumbuh positif meskipun banyak tantangan baik itu eksternal dan internal, ketidakpastian ekonomi global serta adanya isu the tapering merupakan tantangan eksternal yang terus menghantam perekonomian Indonesia sehingga membuat kinerja ekspor melemah sedangkan tantangan internalnya adalah masalah tingginya defisit transaksi berjalan besaran defisit mengawali tahun 2013 mencapai USD24,4 miliar atau sekitar 2,8 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Ekonomi Indonesia telah melalui perkembangan pesat beberapa tahun terakhir ini. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia secara kumulatif tumbuh 5,78 persen pada 2013. Lebih dari itu, sebagai populasi keempat terbesar di dunia yang masih terus tumbuh, Indonesia diharapkan untuk dapat menjadi negara ketiga tercepat dalam perkembangan ekonominya, dari sisi pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP), antara 2011 dan 2016 (Euromonitor). Pertumbuhan yang konsisten telah memicu peningkatan kemapanan di segmen menengah. Menurut data dari Biro Pusat Statistik di 2010, 124,5 juta konsumen, atau 52,4% dari total populasi Indonesia, memiliki pengeluaran bulanan dari Rp 0,7 juta hingga Rp 4,5 juta per kapita. Segmen konsumen ini telah diidentifikasikan oleh Manajemen sebagai penduduk kelas menengah. TENTANG PT BIOFARMA Bio Farma menjadi salah satu andalan pemerintah dalam upaya menyiapkan generasi yang sehat, bebas dari penyakit menular dan mematikan sehingga menjadi generasi yang produktif dan siap bersaing secara global di masa mendatang.Melalui berbagai inovasi riset dan pengembangan produk yang didukung kompetensi, pengalaman dan proses pembelajaran terus menerus selama lebih dari 123 tahun, Bio Farma tak pernah berhenti berusaha menemukan vaksin vaksin baru untuk mengeradikasi berbagai penyakit infeksi menular yang terus berkembang dan mengancam kesehatan manusia Misi Bio Farma untuk mewujudkan visi, disusun dengan mempertimbangkan kompetensi utama Perusahaan dan tantangan strategis yang akan dihadapi, Bio Farma terus menerus melakukan inovasi dengan memproduksi, memasarkan dan mendistribusikan vaksin dan antisera yangberkualitas internasional, untuk menjaga kualitas Bio Farmamenerapkan berbagai sistem secara terintegrasi seperti memenuhi persyaratan ISO 9001:2008, ISO 14001:2004, OHSAS 18001:2007, CPOB, ASEAN GMP, WHO GMP dan
91
mengikuti perkembangan persyaratan cGMP secara global. Dalam menjalankan misinya, Bio Farma senantiasa berpegang teguh pada prinsip-prinsip good corporate governance, keberadaan Bio Farma lebih dari 123 tahun, diharapkan mampu memberikan kontribusi optimal bagi seluruh stakeholder Perusahaan. PT. Biofarma memiliki tujuan untuk menciptakan nilai yang berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan perusahaan, dengan menjadi perusahaan Life Science yang berdaya saing global. Untuk mencapai tujuan tersebut, kami memerlukan percepatan agar langkah perubahan di Bio Farma menuju perusahaan kelas dunia dapat tercapai melalui integrasi strategi yang akan diterapkan pada tahun 2014. Saat ini perusahaan memfokuskan pada perluasan pasar untung meningkatkan pangsa pasar hingga tingkat internasional melalui agen-agen penjualan internasional yang juga bermanfaat sebagai agen marketing intelijen. Oleh karena itu perusahaan menetapkan beberapa policy untuk diterapkan diperusahaan, yaitu: 1. Produk bermutu tinggi 2. Produk ramah lingkungan 3. Berdaya saing global 4. Kepuasan pelanggan 5. Perbaikan berkesinambungan 6. Pengendalian pencemaran 7. Pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja 8. Penghematan energi dan sumber daya alam 9. Patuh peraturan perundangan dan persyaratan lainnya PT Biofarma telah melakukan kebijakan penerapan tata kelola perusahaan yang baik didasarkan pada surat keputusan direksi nomor: 05345/DIR/VIII/2006, yang diberlakukan pada tanggal 7 Agustus 2006. yang kemudian diperbaharui dengan surat keputusan bersama dewan komisaris dan direksi pada tanggal 22 Februari 2013 tentang penerapan tata kelola perusahaan yang baik. Beberapa contoh penerapan Good Corporate Governance dalam Rapat Umum Pemegang Saham: - Rapat Umum Pemegang Saham/pemilik modal dapat dilakukan untuk mengangkat dan memberhentikan Direksi. - Pengangkatan dan pemberhentian telah dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Menteri BUMN melalui proses uji kelayakan dan kepatutan oleh pihak independen - Memberikan keputusan yang diperlukan untuk menjaga kepentingan usaha perusahaan dalam jangka panjang dan jangka pendek sesuai dengan dengan peraturan perundangundangan dan/atau anggaran dasar. - Pemegang saham telah melakukan pembahasan terhadap Rancangan RJPP yang didahului dengan pemaparan mengenai RJP Bio Farma tahun 2012-2016 oleh Direksi, dan
92
dilanjutkan dengan penyampaian tanggapan oleh Dewan Komisaris, dan selanjutnya Pemegang Saham/ RUPS memberikan pengesahan terhadap RJPP tahun 2012-2016 - Memberikan persetujuan laporan tahunan termasuk pengesahan laporan keuangan serta tugas pengawasan Dewan Komisaris sesuai peraturan perundang-undangan dan/atau anggaran dasar. - Kontrak manajemen yang ditandatangani Direksi dan Dewan Komisaris telah memuat target kinerja kolegial Direksi dan telah diberikan pengesahan oleh Pemegang Saham yang dinyatakan dalam Risalah RUPS Nomor: RIS-01/D.2/ MBU/2013 tanggal 8 Januari 2013 tentang Pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan Tahun 2013. - Mengambil keputusan melalui proses yang terbuka dan adil serta dapat dipertanggungjawabkan, serta - RUPS mengambil keputusan melalui proses yang terbuka dan adil sesuai ketentuan perundang-undangan di bidang Perseroan Terbatas dan/atau Anggaran Dasar perusahaan sehingga menghasilkan keputusan yang sah. - Pemegang saham/pemilik modal melaksanakan GCG sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya. - Pemegang Saham telah memberikan persetujuan transaksi penting sesuai anggaran dasar perusahaan yaitu persetujuan penghapusbukuan aset tidak produktif, rusak dan persetujuan penghapusbukuan aset tidak produktif yang lahannya akan dibangun kembali. Beberapa contoh penerapan Good Corporate Governance dalam Rapat Umum Pemegang Saham - Dewan Komisaris melaksanakan program pelatihan/pembelajaran secara berkelanjutan. - Dewan Komisaris melakukan pembagian tugas dan menetapkan faktor-faktor yang dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan tugas Dewan Komisaris. - Dewan Komisaris memberikan persetujuan atas rancangan RJPP dan RKAP yang disampaikan oleh Direksi. - Dewan Komisaris memberikan arahan kepada Direksi mengenai implementasi rencana dan kebijakan perusahaan. - Dewan Komisaris melaksanakan pengawasan terhadap Direksi atas implementasi rencana dan kebijakan Perusahaan. - Dewan Komisaris/Dewan Pengawas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan pengelolaan anak perusahaan/ perusahaan patungan. - Dewan Komisaris berperan dalam pencalonan anggota Direksi, menilai kinerja Direksi (individu dan kolegial) dan mengusulkan tantiem/insentif kinerja sesuai ketentuan yang berlaku dan mempertimbangkan kinerja Direksi. Selain itu perusahaan menetapkan beberapa etika yang harus dipegang teguh oleh semua jajaran di perusahaan. Etika usaha yang dijaga oleh Biofarma: - Etika terhadap pelanggan
93
- Etika terhadap pemasok / mitra bisnis - Etika terhadap kreditur - Etika terhadap pesaing - Etika terhadap media masa - Etika terhadap penegak hukum - Etika terhadap pemerintah / negara - Etika terhadap masyarakat dan lingkungan hidup - Etika terhadap karyawan - Etika terhadap pemegang saham Etika kerja, tata perilaku manajemen dan karyawan: - Kepatuhan terhadap hukum - Benturan kepentingan - Pemberian dan penerimaan hadiah, cindera mata, jamuan, hiburan, pemberian donasi dan fasilitas lainnya - Kesempatan yang sama untuk mendapatkan pekerjaan dan promosi - Kepedulian terhadap kesehatan dan keselamatan kerja serta pelestarian lingkungan - Pencatatan dan penyusunan data Perusahaan serta integritas laporan keuangan - Perlindungan informasi Perusahaan - Perlindungan aset Perusahaan - Aktivitas politik - Perilaku asusila, narkotika, obat terlarang dan perjudian - Perilaku etis jajaran manajemen dan karyawan Sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan, PT. Biofarma pun selalu aktif dalam pemberian bantuan dan sumbangan di berbagai bidang, contoh bentuk tanggung jawabnya adalah konservasi penyu dengan mencegah perdagangan telur penyu. Langkah awal yang dilakukan untuk mencegah perdagangan telur penyu adalah melakukan pendekatan dan sosialisasi kepada masyarakat dan mencari solusi alternatif bagi masyarakat yang sebelumnya mencari nafkah dari menjual telur penyu. Bersama KKPS, Bio Farma meluncurkan program “Mari Adopsi Penyu” dengan mengajak masyarakat untuk meningkatkan kepedulian dalam upaya penyelamatan dan konservasi penyu melalui program Adopsi Penyu. Informasi diperoleh menyatakan, diperlukan dana hanya Rp.l juta untuk menjadi bapak angkat penyu perlubang peteluran. Agar program ini lebih menarik, KKPS dan Bio Farmamengajak Wali Band untuk menjadi Duta Adopsi Penyu. Wali Band bersama KKPS akan memberikan informasi mengenai pentingnya konservasi dan adopsi penyu dan ikut serta untuk membantu upaya pelestarian, adopsi penyu hijau dan untuk meningkatkan kualitas perekonomian dan pendidikan masyarakat setempat Melalui kegiatan CSR pula, Bio Farma bisa mengedukasikan vaksin kepada masyarakat luas sehingga masyarakat lebih mengerti betapa pentingnya vaksin bagi kehidupannya.
94
Bio Farma merupakan pemimpin dalam industri vaksin di Indonesia. Sampai saat ini Bio Farma telah memainkan peranan penting dalam pemberantasan penyakit menular di Indonesia dan dunia. Ada 23 daftar vaksin dan anti sera yang telah di produksi Bio Farma, namun sekarang Bio Farma hanya memproduksi 19 jenis produk vaksin (pencegahan penyakit) dan anti sera (pengobatan penyakit), Untuk harga vaksin dan anti sera berbeda-beda harganya, sesuai dengan tingkat kesulitan riset dalam membuat suatu vaksin dan anti sera. Namun untuk harga serum lebih mahal dibandingkan harga vaksin, berikut datar harga untuk vaksin dan serum Dalam rangka meningkatkan brand awareness Bio Farma melakukan strategi tanggung jawab social perusahaan, interactive marketing serta event & experience.Selain itu Bio Farma berfokus mempromosikan produknya kepada beberapa Negara dengan mengandalkan agen pemasaran internasional Bio Farma memasok vaksin melalui distributor yang ada di dalam negeri dan agen pemasaran internasional dari kantornya yang berada di Jl. Pasteur No. 28 Bandung – 40161 Indonesia . Bio Farma mengutamakan pasokan vaksin di dalam negeri yang masih sangat besar kebutuhannya. Dan bio farma juga mengimpor vaksin ke beberapa negara di luar negri. Sumber pendanaan dari Bio Farma menggunakan 100% modal dari pemerintah.Sistem ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan antara lain dari kelebihannya adalah resiko finansial di tanggung pemerintah namun semua kendali operasional berada di tangan pemerintah. Selama tahun 2013 Bio Farma melakukan investasi barang modal untuk penyusun Basic of Design (BOD) dan Detail Engineering Design (DED) Fasilitas Produksi Vaksin dan Pengemasan yang akan berkelanjutan ke pengembangan fisik di tahun-tahun berikutnya. Investasi Berdasarkan Penggunaannya meliputi: a. Rutin: • Penilaian Assesment WHO & GMP • Penggantian • IPAL /K3/Lingkungan b. Pengembangan: • Peningkatan Kapasitas • Litbang • Produk Baru Investasi Berdasarkan Per Kelompok meliputi: a. Inventaris Kantor b. Inventaris Pabrik c. Inventaris mesin
95
d. e. f. g. h.
Inventaris utility Inventaris Bangunan Inventaris Kendaraan Aset tak berwujud Beban Tangguhan Realisasi investasi tahun 2013 sebesar Rp248,28 miliar atau 52,48% dari anggarannya, meningkat sebesar 40,97% jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2012. Rinciannya sebagai berikut: a. Inventaris Kantor. Realisasi pengadaan inventaris kantor mencapai 34,78% dari anggarannya karena terdapat beberapa inventaris yang bergeser ke tahun 2014 sebesar Rp20 miliar antara lain berupa Furniture untuk Gedung Administrasi 2 (Eks Aula). b. Inventaris Pabrik. Realisasi pengadaan inventaris pabrik mencapai 96,85% dari anggarannya karena terdapat beberapa peralatan yang realisasinya bergeser ke tahun 2014 sebesar Rp2,7 miliar antara lain Mixing Tank. c. Inventaris Mesin. Realisasi pengadaan inventaris mesin mencapai 22,25% dari anggarannya karena terdapat peralatan yang realisasinya bergeser ke tahun 2014 sebesar Rp57,3 miliar antara lain Packaging Line dan Integrated Filling Line. d. Inventaris Utiliti Realisasi pengadaan inventaris utiliti mencapai 101,64% dari anggarannya. e. Bangunan Realisasi pengadaan inventaris bangunan mencapai 47,63% dari anggarannya karena terdapat investasi bangunan yang penyelesainnya bergeser ke tahun 2014 sebesar Rp127,4 miliar antara lain Gedung Administrasi II (Eks Aula) dan Gedung Fasilitas Produksi. f. Aset Tak berwujud. Realisasi aset takberwujud mencapai 29,19% dari anggarannya karena terdapat aset tak berwujud yang penyelesaiannya bergeser ke tahun 2014 sebesar Rp17,6 miliar antara lain Paperless Document BPR Online. Bio farma melakukan desain produk dan pelayanan yang sudah terstandardisasi internasional. Biofarma mengedepankan perilaku good corporate citizen serta prinsip prinsip operasi green technology karena sebagai produsen vaksin, Biofarma telah berkomitmen untuk menjadi green company. Konsep green industry yang berkelanjutan di semua proses bisnis mencakup pemilihan produk sesuai persyaratan criteria aktivitas operasi ramah lingkungan yang meliputi pemilihan bahan baku, proses produksi, perumusan inovasi berkelanjutan sesuai dengan standar ISO 14001, guna menghasilkan berbagai produk yang berbasis bioteknologi menuju green industry yang berkelanjutan.
96
Komitmen untuk mempersembahkan produk yang berkualitas dan inovatif ditunjukkan dengan kinerja yang senantiasa mengacu pada standar internasional dan sistem manajemen mutu terkini. Bio Farma telah menerapkan berbagai sistem terintegrasi, antara lain CPOB ( Cara Pembuatan Obat yang Baik) dari Badan POM dan current Good Manufacturing Practices (cGMP) dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), Good Laboratory Practices (GLP), Good Clinical Practices (GCP), Good Distribution Practices (GDP), sistem manajemen terpadu ISO 9001:2008, ISO 14000:2004 dan OHSAS 18001:2007. Serta panduan world class standard antara lain ISO 26000 guidance for CSR, Enterprise Risk Management ISO 31000, International Financial Reporting Standart (IFRS. Proses desain kapasitas yang dilakukan Biofarma dalam memproduksi vaksin masih terbilang sedikit yaitu dua juta dosis per minggu untuk kapasitas di Indonesia. Untuk memproduksi vaksin sebanyak 100 juta dosis maka diperlukan waktu selama 50 minggu. Untuk mendukung peningkatan hasil produksi vaksin, biofarma harus sudah siap dengan kapasitas dan kemampuan paling tidak untuk melayani kebutuhan seluruh rakyat Indonesia. Selain kemampuan yang masih terbatas, pengembangan vaksin juga memakan waktu yang cukup lama yaitu 8-15 tahun. Setelah produksi, vaksin harus melewati tahapan Clinical Trial. Terkait pengembangan vaksin baru, Biofarma mendorong para peneliti muda untuk terus bekerja sehingga dalam menemukan vaksin dan antisera, Indonesia bisa menciptakan temuan baru dan tidak hanya menjadi follower dari negara lain Hingga 31 Desember 2013, karyawan Bio Farma tercatat sebanyak 953 orang, meningkat 3,5% dibandingkan tahun 2012 yang berjumlah 921 orang. Sumberdaya manusia yang ada pada perusahaaan telah disesuaikan dengan jobdesk dan jobspecs yang telah dibuat. Setidakanya perusahaan memperkerjakaan pekerja baik dari level bawah sampai dengan atas. Demi menjaga operasional yang sehat perusahaan menempatkan para pekerja sesuai dengan bidang yang dikuasai oleh pekerja. Perusahaan juga menetapkan standar kerja untuk setiap level pekerjaan yang ada. Proses rekrutmen bersifat terbuka tanpa diskriminasi bagi setiap orang selama memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Untuk menjaring dan memberikan kesempatan kerja yang seluas-luasnya, proses rekrutmen diumumkan secara terbuka melalui media cetak (Harian Pikiran Rakyat, Kompas, Media Indonesia), media elektronik (website Perusahaan, media sosial facebook dan twitter, portal BUMN, radio) dan melalui acara job fair serta roadshow ke beberapa perguruan tinggi. Tahapan seleksi diawali dengan menjaring calon pelamar secara online melalui situs www.biofarma.co.id pada menu career. Selanjutnya pelamar akan melalui mekanisme seleksi yang meliputi: verifikasi dan interview oleh tim SDM, psikotes, tes kemampuan teknis dan wawancara oleh user, serta tes kesehatan oleh tim dokter perusahaan. Pelamar yang berhasil diterima merupakan kandidat terbaik yang diperoleh melalui tahapan seleksi yang sangat ketat dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Pada tahun 2013, jumlah karyawan yang diterima sesuai target kebutuhan sebanyak 33 orang.
97
Perusahaan memberi penghargaan terhadap karyawan yang memiliki prestasi, dedikasi dan profesionalisme yang tinggi. Setiap tahun perusahaan memberikan beberapa penghargaan (reward) yaitu penghargaan ibadah haji dan penghargaan ibadah umrah untuk karyawan teladan, penghargaan atas karya dan pengabdian 20 tahun bekerja serta penghargaan donor darah. Bio Farma memberikan berbagai komponen tunjangan kepada karyawan sebagai bagian dari remunerasi. Tunjangan tersebut berupa Tunjangan Hari Raya, Tunjangan Kesejahteraan, uang cuti tahunan, uang cuti panjang, uang pakaian dinas dan bonus (jasa produksi). Selain tunjangan tersebut, karyawan mendapatkan fasilitas seperti pengobatan (rawat jalan dan rawat inap), kantin, sarana olah raga, sarana ibadah dan rekreasi. Bio Farma mengembangkan sistem aplikasi bisnis yang terintegrasi untuk mendukung operasional antar unit kerja yang ada di dalam organisasi. Dengan merancang aplikasi TI efektif dan efisien, sistem teknologi informasi yang dimiliki dapat menjadi salah satu penunjang keunggulan perusahaan dalam menghadapi persaingan pe rsaingan dan pengembangan bisnis ke depan. Beberapa pesaing pada industri vaksin adalah Chengdu dan Panacea Biotech. Dari segi saluran distribusi dan jangkauan Bio farma menempati posisi pertama diikuti oleh Panacea kemudian Chengdu. Itu dapat dilihat dari PQ WHO yang telah dimiliki sejak tahun 1997 oleh Bio Farma membuat saluran distribusi dan jangkauan distribusi diluar negri bertambah dan lebih luas PT. Bio Farma merupakan salah satu pionir dalam pengembangan vaksin di indonesia karena mengalokasikan dana penelitian dan pengembangan, selain itu PT. Bio Farma satu satunya perusahaan vaksin di Indonesia maka kekuatan brand awareness di masyarakat pun besar. Oleh karena itu perusahaan selalu berusaha meningkatkan diferensiasi produknya. Persaingan yang dialami biofarma yaitu monopoli apabila didalam negeri. Sebagai produsen vaksin satu-satunya di Indonesia sehingga harus bisa melayani mela yani jumlah permintaan distributor, bila dibandingkan dengan pesaing luar negeri, persaingan yang dihadapi oleh biofarma oligopoly, karena terdapat perusahaan yang keberadaannya mengancam Bio Farma.
98
CASE 9 PT BETON JAYA MANUNGGAL TBK. MACROECONOMIC CONDITIONS The slow recovery of the world economy during 2013 is affecting Indonesian economy. Indonesia’s economic growth in 2013 was only about 5.7% or lower than the previous prediction of 6.3%. However, this growth generally tends to be stable compared to other countries equivalent to Indonesia. Asian Development Bank expects inflation of Indonesia will reach 6.9 percent, higher than predicted by 5.8 percent. The prediction is determined by assuming the fuel price hike was really taken by the government. The rupiah continued to weaken against the US dollar as the global influence and it is also common in other countries in Asia such as Japan, Hong Kong, Thailand and Singapore (Voa Indonesia, 2013). General Director of Manufacturing Industry Base (BIM) Harjanto said, as one of the industries that support the production of capital goods with metal as raw material, the metal industry has a significant role in the development of national industry. "In 2013 the growth of the industrial sector base metals, iron and steel reached 6.93 percent increase when compared to 2012, which grew by 5.8 percent," said Harhantoh (Okezone, 2014). The last three months of 2013 properties continued to show uphill curve growth, even though slightly slowing acceleration. Slowing the rate of growth is due to rising interest rates, the application of the ratio of credit to the value of the loan asset (loan to value / LTV), the depreciation of the rupiah, and the rate of inflation (Kompas, 2013). The growth of the property market in 2015 is predicted to reach 10 percent to 15 percent. Although still positive growth, but lower than the achievement of 2012 and 2013 were in the range of 20 percent to 30 percent (Kompas, 2014). The competition is quiet high with the Chinese steel industry. Chinese steel company invest in Indonesia was carried out in cooperation with local partners. Permissions obtained from the local government, instead of the Investment Coordinating Board, so that the central government is difficult to supervise. Steel products produced do not meet the national standards for the pursuit of cheap selling price. As a result, the national steel market price distracted and make local steel producers cannot compete (Gunungsteel, 2013). In addition, the end user awareness to use products with SNI SN I still low. Then Minister of Industry give a regulation of No. 06 / M-IND / PER / 2/2008 on the application of SNI concrete reinforcing steel products for every steel industry in Indonesia. The government itself helps the local industry by the law No.3 / 2014 on Industry mandates the increased use of domestic products article 86 explicitly states the central government projects / areas are sourced from the state budget / region must use domestic products. The provision applies to state institutions, ministries, government agencies and local work unit.
99
PT BETONJAYA MANUNGGAL TBK. PT Betonjaya Manunggal Tbk (BTON) is an Indonesia-based iron and steel manufacturing company. The Company produces round bar products ranging from six millimeters (mm) to 12 mm with total installed capacity of 30,000 tons per year. It was established on February 27, 1995. Committed, above anything else, to provide the best quality service and product, BTON focuses on domestic market with networking distributors and end user in several cities in Indonesia as BTON main targets. The Company’s products are marketed domestically with main focus in East Java, Indonesia (about 70% of total sales), followed by Jakarta market by 15%, while the rest are scattered in the area of West Java, Bali, Kalimantan and Sulawesi In conducting marketing activity, the Company utilizes network distributors and direct service for potential customers within Indonesia. Its head office and plant are located at Jl. Raya Krikilan No.434 Km.28 Kecamatan Driyorejo, Gresik 61177 Jawa Timur, Indonesia. Shares in public amounted to 10.56% of the total 180 million shares. Shareholders of the company are the Positive Mind Limited 45.56%, 34.31% Profit Add Limited, Jenny Tanujaya 9.58%, and the public 10.56%. The ideal condition that the stakeholders want in future is to be Indonesia’s leading round bar producer in small-medium round bar industry. That is why the reason the company existed are to be a trusted company, providing high quality products and best services to meet total customer satisfaction; Committed to be the best company in its industry by delivering values to the Shareholders and providing opportunities for the employees to grow; Rely on human resource development, advanced technology and synergy to accomplish the Company’s objectives. The company strives to improve performance and drive sustainable growth by implementing business strategy by expanding the existing market share, ensuring product quality and timely distribution, and maintaining a good relation with customers. The development in infrastructure and property business makes BTON remains optimistic that the market for round steel bar is still growing. The Company therefore increases its production capacity by adding 1 (one) line machine. However, the production capacity of 17,036 tons in 2013 was down compared to 21,868 tons in 2012 meanwhile their total installed capacity of 30,000 tons of round bar per year. This is mainly due to decrease in supply of raw materials and market demand. BTON posted a revenue increase of 7.1% to USD 42.9 billion in January-April 2011 compared to the same period in 2010. The Company's written statement to the Indonesia Stock Exchange said, the increase in revenues driven by the higher selling price. The average selling price of the period from January to April 2011 rose 12.86% to Rp 6,000 per kg. However, the price increase is not followed by an increase in sales volume. Sales in January-April 2011 amounted to 6.51 million kg fell by 7.4% then in 2012 the average price is Rp6,848/Kg or increase about 10.8% (Ipotnews, 2012).
100
BTON has a strong commitment to the code of conduct that regulates the corporation and individual behavior. Adhering to the Labor Law No.13 in 2003 and Law No.40 in 2007 regarding Limited Liabilities and GCG implementation. The Company’s Code of Conduct aims to develop good behavior in accordance with high ethical standards for the Company, the Board of Commissioners, the Board of Directors and all employees. In line with the Company’s vision to be the leading round bar producer in Indonesia, BTON is highly committed to implement good corporate governance (GCG) as a continuous action to reach the vision. The GCG implementation through business practices and strategic policy is considered as the best effort to improve Company’s value for both shareholder and stakeholder. By adhering to Act Law PT No. 40/2007, the Company has implemented GCG properly and responsibly. In addition, the Company also complies with corporate law, Capital Market laws and regulations, Labor, Taxation, and other laws. GCG principles implemented by the Company serve as a standard device in order to be committed, above anything else, to provide the best quality service and product. GCG principles which are implemented in the system of governance in the Company are being transparent related to the decision-making and in establishment that is material and relevant related to Company, clarity of duties and responsibilities of each organ in the Company along with the implementation of the functions and responsibilities effectively, prudence in managing the Company, the Company’s compliance with the applicable laws and legislation in Indonesia, as well as the implementation of corporate social responsibility, Company’s managing professionally without domination, conflict of interest, or pressure from certain parties, The existence of the same opportunities and rights as well as the fulfillment of the Company’s interest to stakeholders based on the principle of the equality and fairness. The GCG implementation through business practices and strategic policy is considered as the best effort t o improve Company’s value for both shareholder and stakeholder. By adhering to Act Law PT No. 40/2007, the Company has implemented GCG properly and responsibly. THE BOARD OF COMMISSIONERS The Board of Commissioners of BTON has a duty to conduct monitoring and provide advice to Board of Directors as the Compan y’s manager. To support the program effectiveness in monitoring the Company, The Board of Commissioners has formed Audit Committee chaired by Independent Commissioner and 2 Audit Committee members. BOARD OF COMMISSIONERS’ MEETING The Board of Commissioners’ meeting could be convened at anytime when deemed necessary by President Commissioner or upon written request of one or more members of
101
the Board of Commissioners or upon written request of one or more shareholders who represent at least 1/10 of all shares with legal votes. Board of Commissioners’ meeting is held to discuss a report delivered by Board of Directors, giving response/ agreement/recommendation on a plan provided by Board of Directors as well as difficulties faced by the Company. BOARD OF COMMISSIONERS AND THE BOARD OF DIRECTORS’ MEETING The Board of Commissioners and the Board of Directors’ meeting is held as a coordination in discussing periodic reports of Board of Directors and evaluating the Company’s performance achievement and other matters deemed necessary. This meeting is not stipulated in the Company’s Articles of Association and conducted when deemed necessary by the Board of Commissioners and Board of Directors. THE BOARD OF DIRECTORS The Board of Directors has a duty to take an action related to the Company management for the Company’s interest and in line with the Company’s goals and objectives as well as with certain restrictions in accordance with the Articles of Association of the Company. Besides, the Board of Directors is responsible to represent the Company in or out of the court in all matters and events, as stipulated in the prevailing laws and regulations. The Duties and Responsibilities of The Board of Directors is divided into: PRESIDENT DIRECTOR President Director’s duty is to represent the Company and is directly responsible for managing all activities of the Company. He has the authority to lead overall the Company’s operation as well as to coordinate those whose functions are below his. DIRECTOR OF FINANCE The Director of Finance has a duty to manage the Company’s activities related to planning and controlling of fund sources and its usage, as well as to coordinate those whose functions are below his. DIRECTOR OF OPERATIONS Director of Operations manages the units of business, marketing, trading and operational production activities as well as to coordinate those whose functions are below his. THE BOARD OF DIRECTORS’ MEETING The Board of Directors’ Meeting is convened to discuss an agenda related to work plan, operations, business opportunity, and other strategic matters related to Company’s improvement. AUDIT COMMITTEE To support the efficiency of monitoring activity, the Board of Commissioners has formed an Audit Committee. The Audit Committee is responsible in controlling the
102
Company’s financial reporting process, monitoring, and evaluate the process of audit implementation by external auditor. Besides, Audit Committee is responsible to analyze the Company’s financial information to be reported, the Company’s compliance with the prevailing regulations, to report the Company’s risk and its anticipation method to the Board of Commissioners, and maintaining the confidentiality of information documents and corporate data. In carrying out its duty and responsibility, there was neither a violation of system and procedures nor a violation of prevailing regulations and laws related to the Company’s business by carrying out below activities: • Evaluating the Company’s operational performance and the Company’s financial information, the Company’s compliance with the prevailing regulations related to the Com pany’s activity. • Evaluating the independence and objectivity of External Auditor, as well as ensuring that the financial reports provided by the Company meet prevailing standards in Indonesia. • Evaluating and reviewing the implementation of the internal audit plans and programs and providing advice for more effective programs. Giving input to the Board of Directors on the effectiveness of the Company’s operations. INDEPENDENCE OF THE AUDIT COMMITTEE The Audit Committee including the Chairman and the member is independent to the Company, the Board of Directors, President Commissioner and key shareholders. The Audit Committee has no share in the Company either directly or indirectly in accordance with the prevailing regulations. THE COMPANY’S AUDIT COMMITTEE
Drs. Bambang hariadi, M.Ec., Ak. Chairman of The Committee | Independent Commissioner Appointed as the Chairman of Audit Committee pursuant to a decree of the Board of Commissioners No.032/BTON/XII/2001 on December 11, 2001 to date. The information regarding career, educational background and so forth is included in the Profile of the Board of Commissioners. Rahmat Zuhdi, S.E., MSA., Ak Member of the Audit Committee Born in Bojonegoro, August 31, 1976. Appointed as member of the Audit Committee pursuant to a decree of the Board of Commissioners No.03/ BTON/II/2007 on February 7, 2007 to date, the second position period. He also serves as a lecturer of the Faculty of Economics, University of Trunojoyo (since 2005) and Staff Auditor in Public Accountant Doli, Bambang, Sudarmadji, and Dada. Earned his Bachelor degree in Economics majoring in Accounting and Master degree from University of Brawijaya, Malang. Isomuddin, S.E. Member of the Audit Committee Born in Pemalang, May 9, 1966. Appointed as member of the Audit Committee pursuant to a decree of the Board of Commissioners No.62/ BTON/XII/2012 on December 21, 2012 to date, the first position
103
period. He also serves as Senior auditor kaP Doli, Bambang Sudarmadji & Dadang in Malang. Previously he served as assistant of audit Manager of kaP Drs. Made Sudarma in Malang (1991-1992), Internal Audit of PT Cahaya buana kemala (1992-1998), Finance & Accounting of PT Bella Agung Citra Mandiri (1998- 2000), Chief Accounting of Regent Park Hotel in Malang (2001-2007), and auditor of kaP S. Mannan, Sofwan & Adnan in Surabaya branch (2008-2009). Earned his Bachelor degree in Economics from University of Gajayana, Malang (1991). CORPORATE SECRETARY The Corporate Secretary has carried out his duty and fulfilled his responsibilities during 2013 such as giving information required by investors, capital market community regarding the condition of the Company. In addition, Corporate secretary also represents the Board of Directors in communicating to several external parties, particularly shareholders, stakeholders, and other regulatory authorities. The Corporate Secretary also has a responsibility in Company’s compliance with the prevailing regulations in Indonesia, and follow the development of the Indonesian capital market regulations. PROFILE OF ThE CORPORATE SECRETARy Saiful Fuad, S.E. Born in Sidoarjo, August 11, 1964. Appointed as Corporate Secretary of PT Betonjaya Manunggal Tbk based on a Decree of the Board of Directors No.031/BTON/XII/2001 dated December 11, 2001. He previously served as Deputy Manager of Finance and Accounting at PT Seafer General Foods (1993-1995) and Assistant Supervisor of Public Accountants Hans Tuanakotta & Mustafa (1987-1993). Obtained his Diploma in Accounting from University of Brawijaya and Bachelor degree in Economics from STIE kertanegara, Malang. INTERNAL AUDIT In accordance with the organizational structure, internal audit works directly under President Director and maintains intensive communication with the Audit committee. Several duties and responsibilities of the internal audit includes: • Performing test and evaluation on internal monitoring and control, as well as supervising in the fields of finance, accounting and operations. • Reporting the audit findings and submitting recommendations to President Director and the Board of Commissioners. • Coordinating and delivering financial review to the Audit Committee. • Providing advices for improvement and objective information of the activities on all levels of management. • Supervising, analyzing and monitoring the follow-up of advices for improvement presented to management. In carrying out their duties including analyzing, reviewing and supervising the Company’s internal control, financial control and operations, during 2013 the internal audit 104
units did not find any material deviation so the explanation and disclosure in our annual report were not necessary. PROFILE OF THE INTERNAL AUDIT Agung Nuryanto, SE Born in Ponorogo, January 21, 1963. Appointed as Internal Audit pursuant to a Decree of the Board of Directors No.45/BTON/XII/2009 dated December 28, 2009 to date. Previously he held position as counterpart of system implementation, Senior Auditor of kaP Hans Tuanakotta & Mustofa (1998-2000), management staff and Accounting - Finance Manager of PT Diana Surya Plastik Industri (1992-1998). Earned his Bachelor degree majoring in Accounting from University of Putra Bangsa, Surabaya. INTERNAL CONTROL SYSTEM In the business activity, the Company has implemented internal control system in accordance with adequate rules of supervision either in the fields of finance, operations and prevailing laws in Indonesia which related to the Company’s business. The Internal audit In 2013 has reviewed the effectiveness of the internal control implemented by the Company. It is manifestated in the certification of ISO 9001:2008, regarding quality management system and unqualified opinion to the Financial Statements of the Com pany’s Independent Auditor. In order to create the harmony between the Company and customers, community, and employees, the Company is committed to promoting social and environmental concern for Company’s operational sustainability. Consumer protection is Company’s top priority. Therefore, information, best service and quality product shall be prioritized by the Company as proven by certification of SNI and ISO 9001:2008 owned by the Company. Since 2003, the Company has implemented useful programs for all employees by adhering to Labor Law No.13/2003. The Company carries out the role of public company in the field of iron and steel industry as well as being a member of the iron and steel industry associations through the submission of information relating to the Company’s business by utilizing the media published by the association. In conducting its business the Company is aware of the surrounding environmental effect. The special Euro barometer shows that despite the economic crisis, 95% of the 28,000 interviewed citizens said that protecting the environment is important to them personally and that more should be done (The Ecologist, 2014). Therefore, the Company is committed to maintain safety, health and environment for all employees and community in any business activity as well as provide jobs for the surrounding communities of the Company. The Company understands the significant role of human resources in Company‘s business development and sustainability. To maintain human resources quality, the Company therefore has sent its employees to various programs such as seminar, regulation dissemination and training, such as: Latest dissemination of taxation regulation, FSA
105
regulation and Indonesia Stock Exchange, Implementation of Law No.1/1970 on Occupational Safety, provision of personal protective equipment at work and light fire extinguisher, Provision of adequate facilities for employee benefits, Establishing safety and welfare standards. The company is always trying to get qualified personnel because the company believes that the superior Human Resources will affect production. The selection processes for recruitment differ by level of job section. Higher job positions would use higher qualifications as well. There are 31 employees who work at the office with bachelor degree, diploma and high school, as their educational background and the rest are 164 employees who are work at production with elementary school until high school as their educational background. The minimum wage rate in Gresik is among the highest minimum rate wage regions in Indonesia. Consequently, as minimum wage rate rising, the wage expense is also getting higher which results to higher operating cost. Union labor is one thing that a company should be careful. That will be one of biggest problem of company if the labors do striking. It will affect the production process. The government regulate the law regarding the employment, which must applicate by company located in Indonesia such as, under Article 6 (2) of Law No. 3 of 1992 on Social Security Labor possible the development of social security programs through government regulation in addition to the guarantee program set out in Act No. 3 of 1992. Therefore, for further ensure the availability of funds to pay the employer's obligation to workers / laborers in the event of Termination of employment, employers must include labor in Compensation Insurance Program Termination of Employment, overtime payment (Article 72 of Law No. 13 Year 2003 on Employment), maternity leave (Article 82 of Law No. 13 Year 2003 on Employment), social security (Jamsostek ) (Article 99 of Law No. 13 Year 2003 on Employment) On June 29, 2001, the Company attained the Notice of Effectiveness from the Chairman of the Capital Market Supervisory Agency (Bapepam) in his letter No.S1600/PM/2001, for its initial public offering of 65,000,000 shares. On July 18, 2001, the Company listed 180,000,000 shares of public offering and founders’ shares at Indonesian Stock Exchange. In accordance with the prospectus issued by the Company that the Company plans to distribute dividend at least 1 (one) time in a year with consideration to the Company’s financial condition, capital sufficiency level, the Company’s financial needs and whether it is in line with the provisions in the Comp any’s Articles of Association. The company is attaining “BJ” brand certificate to protect the Company’s production trademark on January 2, 2006, attaining Product Certificate on Indonesian National Standard Marking (SPPT SNI) No. 127/19.03.03/12/LSPro-Surabaya/III/2013 from product
106
certification agency (LS-Pro) which is valid up to March 8, 2017, attaining ISO 9001:2008 certificate from Bureau Veritas No. IDN1111217 which is valid up to April 1, 2015. The marketing strategy of BTON is still to focus on domestic market with distributors/steel shop and project owner/ end user as its main targets. This is due to the fact that the Company is still able to see great opportunities in the domestic market. So the company already has strong partnership with the distributor and end customer. Their only distributor is PT Elang Perkasa Jayatama who will distribute the product to the local steel shop. The Company produces only 1 (one) roll bar product which has no different characteristics in production process, customer classification and product distribution. Management Information System (MIS) is a vital part of management in BTON. Information System is an application that provides integrated information reports for management. MIS is generated from a database that stores data from many sources, including the Transaction Processing System. MIS presents detailed information, summary information and selected information. Integrated systems that associated with production problems, all departments that are in charge for business practices are required to make daily reports to determine labor productivity between materials with the results, this is done because it has to linked with achieving the export target. In order to make sure the supply of the raw materials is not late as well as the export target in terms of production. Every day, managers are required to make a report, to determine the number of employees in accordance with the existing engine capacity, if there are employees who not attend may affect the production, because the number of employees has been set already at capacity availability. The company already has Research and Development Team (Division of Research and Development) that emphasizes on creating the latest products and technology to give more contribution to increase product quality. 1
OPERATION FLOW BTON has no upstream of raw material production facility so the raw material is purchased from PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk. Based on the Contract Agreement No. Cutting Iron. 009/W-BTR/X/2012 dated November 29, 2013, between PT Baja Tehnik Rekatama (First Party) and The Company (Second Party), it was agreed that the first party is the contractor for the job cuts iron who purchased by the Company from PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk. Cutting services are charged at Rp95 per kg (including VAT and without withholding 2% of Income Tax Article 23), the term of the agreement is one year contract and until effective date of January 7, 2013 and will be updated every year.
1
adapted and modified from Improving Business Synergy Between Pt. Krakatau Steel (Persero), Tbk And Pt.
Krakatau Wajatama Using By Product Of Billet Steel Plant To Increase Consolidated Profit The Indonesian , Journal of Business Administration vol. 2, no. 15, 2013:1888-1896 by wedo gupito
107
The Company’s sales in 2013 decreased by 33% from the planned target because the supply of raw material from the affiliated company, which has been the only supplier, decreased by ±18%. On the other hand, the Company faces difficulty to procure alternative raw material due to the specific characteristic of the raw material and its compatibility to the Company production machineries. There is dependent demand system that calculates materials requirements and production plans to satisfy known and forecast sales orders. It helps to make volume and timing calculations based on an idea of what will be necessary to supply demand in the future. To eliminate the risk due to fluctuations in commodity prices of steel, the Company is conducting business in a conservative; both in conditions when the prices increase or decrease by consistently maintain a minimum stock of raw material. The operation activities start by discharge the billet from wagon into reheating furnace. In the reheating furnace the billet was burn in temperature 1,150 degree celsius, which then being pushed out from the reheating furnace and forged in rolling stands becoming steel reinforcing rebars. At the finishing process of operation, steel reinforcing rebars being cut into standard length, conducted quality check and being strapped bend with wire for packaging. To produce products with good quality in era of globalization, an industry is required to provide a product that is not defective and in accordance with the specifications. In the production process, A company usually performs quality control by setting damage tolerance maximum limit. The maximum limit is 2%. The main factors that cause products defects are machine factor with rolling mill troubles, followed by human factor and method factor as the other cause that forms the final product. Each product follows a pre- arranged route in which the sequence of activities that are required matches the sequence in which the processes have been located. The transformed resources ‘flow’ along a ‘line’ of processes. The goal is to reduce the material removal process and facilitate the supervision of the production activities. Then the finishing product picked up into wagon and transferred it into warehouse. In the warehouse, the finish product then discharge into finish goods stockyard by the cranes, which placed separately in order of the particular size. When the sales orders are gained from the customer, sales department will release shipment order document to the warehouse. The warehouse officers upload the finish goods using cranes into the truck for shipment to the customer. BTON delivers its product to the customer using two main distribution channels which are through distributor and direct sales to contractor customer. Distributor submit their sales inquiry to the sales forces, and for contractor’s customer the sales inquiry usually gained after the sales forces win the bidding process. By received the sales inquiry from the customer, and making negotiation for the pricing. Once the transaction is deal, the sales forces than prepare the sales contract for
108
signing by authorised personnel. After sales contract completing, sales forces release delivery order and invoice to the customer. BTON has contract with the property developer company ( PT Nusasembada Bangunindo) to provide the round bar as their fundamental material to build house. The company is promoting its product through the company website, yellow pages and product catalogue. The company also put the sign board at the project that using company product as advertising. BTON also provides sales service to its customer. This activity usually related to technical assistance giving by the company to the customer. Proper end used of product application is the most likely required by the customer. COMPETITORS Steel industry is strategic industry and become backbone for growth of industry in a nation, this matter because of steel industry is producer of steel product which accomplishment for requirement of manufacture industry base on metal and especial supporter development of construction and infrastructure sector. BTON is one of the member of the Alliance Association Producer of Steel Entire in Indonesia : The Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA). In bar mill category, there are 39 companies, however they have different specification one to another. And below are the competitors that has close product specification with BTON;
PT. Krakatau Wajatama PT. Krakatau Wajatama was established in 1992. PT.Krakatau Wajatama is subsidiary 100% owned by PT.Krakatau Steel (Persero) Tbk. PT.Krakatau Wajatama getting supply of its raw material steel billet partly from PT.Krakatau Steel (Persero) Tbk. Nowadays, it has been foremost steel producer in Indonesia. The company produces high quality products such as Deformed Bar, Plain Bar, Equal Angle,Channel, Wide Flange, H Beam and I Beam. As a subsidiary company of PT. Krakatau Steel (the first and biggest steel manufacturer in south east asia), the company has always committed to deliver the highest product quality and the ultimate customer satisfaction through its own distributor (Mitra Logam Pratama) or by direct sales to the customer. The company commited to bring with high quality products. This commitment proved by various certification including SNI Marking, The Quality Management System ISO 9001:200, KS Marking Approval, IQA's Assessment based on Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence. Capacity : "Bar Mill 150.000 MT/Year, Section Mill 150.000 MT/ Year, Wire Rod 12.000 MT/Year" PT Krakatau Wajatama preparing to build a new concrete steel plant, with a target production capacity of 250,000 tons per year. Finance Director Krakatau Wajatama, estimate, value under Rp 1 trillion. "Probably around Rp 800 billion,"
109
http://kabarbisnis.com/read/2838336 FACTORY Jl. Industri No.5 Cilegon Phone : (62-254) 391485, 393515, 385224, 385225, 372080. Fax : (62-254) 392183. Email :
[email protected] MARKETING Krakatau Steel Building 7th floor, Jl.Jend.Gatot Subroto Kav.54, Jakarta 12950 Phone : (62-21) 5221248, 5221267, 5200676. Fax : (62-21) 5221268. Email :
[email protected] http://www.krakatauwajatama.co.id/ PT. Ispat Panca Putera PT. Ispat Panca Putera is one of the largest Bar Mill in Indonesia producing Round Bars and Deformed Bars. PT. Ispat Panca Putera, located in Gresik Industrial Estate of East Java, was established in June 2006. The plant is situated on 6,4 hectares of land. The annual installed capacity is around 300.000 Mt. PT. Ispat Panca Putera with state of the art equipment has Billet Reheating Furnace from Okura Japan, Mill Stand from IHI Japan, Automation & Drive System from SIEMENS Germany. Besides these world class facilities, PT. Ispat Panca Putera is supported by the strong Technical, Research & development supports from accross the globe by virtue of being subsidiary of PT. Ispat Indo. PT. Ispat Panca Putera is commited to complete Customer Delight by providing the best products and services in its Marketing Segment. The company commited to bring with high quality products. This commitment proved by various certification including iso9001, UKAS Quality Management , SNI Approval Certificate :, Certificate SNI 07-2052-2002, iso14001, UKAS Environmental Management, iso14001, Cooperation with BARISTAND (Industrial Research and standarization) for testing concrete reinforcing steel, Renewal certification SMK3 PT Ispat Indo, Zero Accident award for PT Ispat Indo and PT Ispat wire Products, Certification SMK3 PT Ispat Wire Products, Certification of inspection Ariana horizontal lifeline system, Climate Survey 2013, Successful install tranformer 100MVA. CV Indah Mandiri Baru distribute their product to the local steel shop. The company purchase their raw material from PT Krakatau National Resources. The company will manufacture High Tensile Deformed Bar and Plain Bar. The main product type is 10 mm - 32 mm diameter round bar and deformed bar. The raw materials are billet with 130/130 mm and 160-160 mm x 8 m length. Combined with excellent quality of services, the company will offer the following products :
110
Round Bar 10 mm - 32 mm Deformed Bar 10 mm - 32 mm Shafting Bar 10 mm - 32 mm PT. Ispat Panca Putera Office & Plant : Jl. Tridharma No. 3 Kawasan Industri Gresik Kav. D1-9/14-22, Gresik 61121, Indonesia Telp. : (62) 31-3970609, 3974191 Fax : (62) 31-3972762 E-mail :
[email protected] For the lower class society with limited budget, Bamboo can be used as the substitute product for the round bar, and it has cheaper price compared to the round bar. however it is not easy to applicate the bamboo (Pkt Tanjungkerta, 2013)
111
REFERENCES: Annual Report PT Betonjaya Manunggal Tbk. 2012 Annual Report PT Betonjaya Manunggal.Tbk 2013 Slack, Nigel. 2013. Operations Management. Harlow : Pearson Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan http://ejournal.undip.ac.id/index.php/jgti/article/view/7365 http://www.voaindonesia.com/content/presiden-nilai-tukar-rupiah-melemah-karena pengaruh-global/1680833.html http://economy.okezone.com/read/2014/06/10/320/996554/industri-logam-berperankembangkan-ekonomi-nasional http://properti.kompas.com/read/2013/09/04/1112172/Tahun.2014.Puncak.Sektor.Properti http://properti.kompas.com/index.php/read/2014/11/29/133827421/Tahun.Depan.Pertumbu han.Properti.Mencapai.10.-.15.Persen http://www.iisia.or.id/index.php https://www.ipotnews.com/m/article.php?jdl=Pendapatan_Beton_Jaya_Naik_7_1%25&lev el2=newsandopinion&level3=markets&level4=stocks&id=455910 http://kabarbisnis.com/read/2838336 http://pkt-tanjungkerta.blogspot.com/2013/08/bambu-pengganti-besi-beton.html http://www.gunungsteel.com/index.php?option=com_content&view=article&id=414:pemer intahtertibkanindustribaja&catid=44:news&Itemid=83&lang=zh
112
CASE 10 PT SUPARMA, TBK MACROECONOMIC CONDITIONS The condition of the world economy has yet to recover from the debt crisis and Indonesia's current account deficit that swelled to 4% of the Gross Domestic Product, caused the worst economic performance in Indonesia since 2008. Rupiah currency against US Dollar was depreciated by 26% during 2013 to Rp 12,189 per US Dollar in the end of 2013 was the worst in Asia. The inflation rate reached 8.4% in 2013, which was the highest record since the financial crisis of 2008. The government's effort to reduce domestic consumption in order to suppress imported transaction made the Indonesian economy slows. Economic growth in 2013 of 5.78% was the lowest growth in the last four years. Throughout the year 2013, household consumption still was the backbone of the Indonesian economy with a contribution of 2.91%, equivalent to 51% of the rate of economic growth in Indonesia. While export and investment gave contribution by 2.52% and 1.15%, respectively. Although industrial growth was slightly above the national growth, but its contribution to GDP reached 23.7%, which was the largest among other economic activities. To curb inflation and maintain the Rupiah exchange rate to not depreciate, during 2013 Bank Indonesia has raised the benchmark interest rate (BI rate) to 7.5% by the end of 2013, or increased of 1.75% from the beginning of 2013, and spent reserves of foreign exchange about 13.6 billion US Dollars into 99.4 billion US Dollars by the end of 2013. The increase in interest rates in 2013 caused the economic decreased and tight of financing for the real sector to do expansion and investment. Paper industry seems to be grinning up the year 2014. Because, until April 2014, the selling price of paper rose 5% - 7% compared to 2013. Chairman of Indonesian Pulp and Paper Asosiai (APKI), Mishabul Huda said, there are two factors that become positive catalysts higher selling prices of paper. First, new school year or curriculum. According to Huda, the government budget for printing books of the year rose to Rp 5 trillion. "Because of the new curriculum, certainly all new printed books," said Huda, Monday (9/6). Second,, elections (elections). However, this second catalyst does not have a major impact when compared to the new school year. Huda had predicted, the trend of increasing the selling price of this paper will last until the end of the year (Infovesta, 2014). PT SUPARMA TBK. PT Suparma Tbk is one company that is engaged in the production of paper in Indonesia. The company was first established since August 25th 1976 with a factory built on a plot of five acres in the heart of Surabaya, East Java. At first the company only
113
employs 100 employees. The company's first production was launched since 1978 with the help of a machine capable of producing 7,000 tons of paper per year. The company is experiencing significant growth. Starting from the domestic paper demand is increasing, then the company has plans to expand since 1984. In that year the company continues to add at least three units of paper machines with a total production capacity of 51,000 tons of paper per year. In 1992, the company re-added production facilities. In this year, the company began to invest two units of the paper machine capable of producing 99,000 tons of paper per year. The addition of two units of this machine is expected to accommodate increased demand in paper demand in the domestic market. In addition, in line with the era of globalization, the company also began to have a plan to "go public". This plan can then be realized with a great step taken by the company with shares listed on the Jakarta Stock Exchange (JSX) since 1994. Until now PT Suparma Tbk continued to operate with the help of the factory, which stands on a land area of 21 hectares. The plant has been equipped with six units of production machines with a total production capacity of up to 150,000 tons of paper annually. Not only that, the company also assisted by more than 1,500 employees who have been dedicated to the company. With the motto 'Continues Improvement', PT Suparma Tbk will continue to serve requests coming from the domestic and international markets by providing high quality products and best service for customer satisfaction. In addition, PT Suparma Tbk also one of the companies that implement environmental friendly technologies that will continue to be done in an effort to preserve the environment. There are five important things that become work ethics upheld by all SPMA employees. The first one is loyalty, capability and hard work. Hard work and loyalty to the company that is supported by capability of each employee will generate a lot of positive things for the company. Maintaining Product and Service Quality is the company current strategy. PT Suparma will ensure that every products supplied to the market achieves the supreme quality with the ultimate goal of becoming the preferred supplier of high quality products and services, not only meeting but exceeding customers expectation. Second, leading market by providing competitive advantage, especially to all consumers, this is what consumers need. Third, it is unity and togetherness. With sense of togetherness, company will become stronger and more robust. The fourth one is sustainable growth. The fifth one is pay attention to costumer satisfaction. Board of Commissioners’ Job Description The main job of Board of Commissioners is to ensure the execution of Company’s strategies, to control the management in running the Company and to supervise the implementation of accountability. The main jobs are follows:
114
1. To assess and guide the Company’s strategies, outlines of working plan, policy of risk controlling, annual budget and business plan; to determine the working objectives; to control the Company’s implementation and performance; also monitoring the use of capital, investment and asset management. 2. To assess the payroll system of key management and members of Board of Directors, also ensuring the transparancy and fairness of nomination process for members of Board of Directors. 3. To monitor and to overcome conflict of interest that takes place on management level, members of Board of Directors and Board of Commissioners, included mis-use of the Company’s asset and manipulating the Company transactions. 4. To monitor the implementation of governance and implementing necessary changes. 5. To monitor the transparancy process and effectiveness of communication in he Company. Board of Directors’ Job Description Company’s Board of Directors consists of one President Director and three Directors, whereas they all together have full responsibilities on the efectivity of all Company’s business activities. Job scope and responsibility of President Director is performing coordination between members of Board of Directors and providing direction on Company’s management activities in order to be in line with the Company’s policy and strategy and providing the final decision for policy and strategy of the Company. While other members of Board of Directors have job scope and responsibility as follows: Finance Director who has responsibility in financial and administration fields with main job scope as follows: 6. To have responsibility to ensure the Company control and manage cash flow well, and that strategic planning and decision making are supported by sound and precise analysis. 7. To have responsibility for leading and directing financial strategy and operations, occupies a pivotal role, both for external stakeholders and within the leadership team and senior management. 8. To have responsibilty to determine process of Company’s policy in finance and accounting. 9. To have responsibility in effective implementation of Company’s internal control. 10. To have responsibility in repot finalisation process of financial statement and Company’s obligations in taxation, according to the regulations and laws. 11. To have responsibility in efective implementation of Company’s cashflow management. 12. To provide the decision to overcome financial operation problems.
115
Commercial Director has main job scope as follows: 1. To have responsibility in policy determining in commercial division, which are marketing and purchasing, in line with the determined strategy. 2. To have responsibility on targets achievement of Quality Objectives in marketing and purchasing fields. 3. To develope a good and mutual relationship with customers and suppliers. 4. To monitor the market situation of paper products, raw materials and indirect materials in order to support the implementation of appropriate strategy in commercial field. Production and Human Resources Director has main job scope as follows : 1. To have responsibility in policy determining and strategy implementation in production and human resources fields. 2. To have responsibility in effective running of all production activities. 3. To have responsibility in targets achievement of Quality Objectives in production and human resources fields. 4. To have responsibility in creating the harmonious and condusive working environment. 5. To have responsibility in complying in the laws and regulations related to labor and employee matters. The remuneration for Board of Directors in year 2013 was determined by Board of Commissioners based on evaluation of Board of Directors’ performances. The Board of Directors’ performance was measured by the achievement reflected in the Company’s Business Plan and 2013 Budget. Total remuneration amount of all members of the Company’s Board of Commissioners and Board of Directors in year 2013 was Rp 3,874,988,425 or increased of 7.7% compared to the amount of remuneration in the year 2012, in line with the increase in net sales for the year in 2013 amounted to 9.5%. In year 2013, Board of Directors hold eighteen times Board of Directors Meetings, which were twelve times monthly meeting of Board of Directors, while six times meetings to discuss special agenda, among others, planning new investment to increase the Company’s installed production capacity in year 2014 and the alternative funding, discussing the Business Plan 2014 - 2018 and Company Budget in year 2014, also discussing plan of refinancing part of Company’s long-term loan in 2014. Attendance rate of members of Board of Directors in its meeting reached 75% averagely. Regarding with the efforts to increase their competence, in year 2013, Board of Directors has joined the various seminars and trainings in Indonesia as well as abroad, in order to have capabilities to anticipate the unexpected changes. The said seminars and trainings included managerial as well as technical skills, especially for paper industrial sector, such as information technology, technology of paper machine, changes in domestic as well as international paper industry and regulations change
116
Independence of Audit Committee All members of the Audit Committee are professionals in their field and selected based among others, on integrity, competence, experience and knowledge in law, financial, and information technology. Committee members are also required to meet the independency requirements namely, the member must be free from any financial, managerial, shareholding and/or familial relationship with the Board of Commissioners, Board of Directors and/or controlling shareholders and/or with the Company. Tasks and Responsibilities of Audit Committee The Company describes task and responsibility of Audit Committee in Annual Activity Plan 2012 – 2016 as follows: 1. To review financial informations that is going to be published by the Company, such as Annual Financial Statement, Quarterly Financial Statement, Financial Projection and other financial informations. 2. To review on independency and objectivity of Company’s public accountant. 3. To review sufficiency of audit procedures which were conducted by Company’s public accountant to confirm all important audit risks have been addressed. 4. To review the effectiveness of Company’s internal control. 5. To review the compliance level against regulations in Capital Market and Corporate Law, also other regulations which is related to the Company’s activities. 6. To investigate discrepancy and or mistake in implementation of decisions as results of Board of Directors Meeting, Board of Commissioners Meeting and Shareholders General Meeting. Suhartojo Tjandra Chairman of Audit Committee Indonesian citizen, born in 1953, graduated from Private International Law, Faculty of Law, University of Indonesia with long working experience starting as English Correspondent to the position as Director at some companies. He joined the Company in June 1994 as a Commissioner and since 2005 hold the position as a Chairman of Audit Committee. Based on 41 decision of the Board of Commissioners on December 10th, 2012, the position as a Chairman of Audit Committee was extended until 2017. Wenny Member of Audit Committee Indonesian citizen, born in 1975, graduated from Magister Management Programs of Surabaya University. She started her career by working at a Business Consultant Company in Jakarta. She has worked in several retail industries since 2001 untill now. She has been
117
appointed as a member of Audit Committee since 2009 and based on decision of the Board of Commissioners on December 10th, 2012, this position was extended until 2017. Treeyanie Member of Audit Committee Indonesian citizen, born in 1978, graduated from Information Technology, Stikubank University. She has worked in several of manufacturing industries since 2002. She has been appointed as a member of Audit Committee since 2013 based on decision of the Board of Commissioners on September 24th, 201 Internal Audit As a public company, the Company has established the Internal Audit Department which serves as the controller and supervisor of the Company’s internal control. Internal Audit is led by a Head of Internal Audit, who is appointed and dismissed by the President Director with the approval of the Board of Commissioners. The Head of Internal Audit is directly responsible to the President Director. Head of Internal Audit Untung Rimba Raya, Indonesian citizen, serves as the head of Internal Audit of the Company in accordance with the Director’s Decree No. 003/SK.Dir/XII/08 dated December 10th, 2008, earned a Master of Accounting from Airlangga University Surabaya. Since 1997 to 2008, he had career in some manufacturing companies as Financial Controller. He has been appointed as a Head of Internal Audit of the Company since 2009. Duties and Responsibilities Based on the Internal Audit Charter enacted and approved by Board of Commisionners on December 5th, 2008, Internal Audit has the following duties and responsibilities: • Periodically provide information on the status and implementation of annual audit plan and the adequacy of resources. • Testing and evaluating the implementation of internal control and risk management systems in accordance with the Company’s policy. • Conduct inspection and assessment of the efficiency and efficacy in finance, accounting, operations, human resources, marketing, information technology and other activities. • Provide suggestions for improvement and objective information on the activities audited by the Internal Audit at all management levels. • Reporting on the results of audit and submit the report to the President Director. • Monitor, analyze and report follow up actions on audit recommendation. • Cooperates with the Audit Committee. 118
• Perform special audit if neccesary.
PT Suparma Tbk is an environmental friendly paper mill, which will strive to continuously meet stakeholders’ and customers' needs as the stakeholders’ ideal condition of future. The mission is Quality, Reability and Service will be PT Suparma Tbk culture, compete in the liberalized world market by providing the Right Product Range, to the Right Customer Base, in chosen Geographic Markets. Serving requests coming from the domestic and international markets by providing high quality products and best service for customer satisfaction are they current company’s objectives. PT Suparma state that the policy is Having Quality, Reliability and Service as its culture and continuously improve inline with its customer and stakeholders' expectation. Some of the products made by this company include Duplex Board, Sandwich Kraft, Samson Kraft dan Base Paper as the industrial products and their consumer products are Tissue Paper dan Towel Paper, Laminated Wrapping Kraft, Writing & Printing Paper. Director of PT Suparma Tbk, MB Lanniwati say "The price we offer is also cheaper with high quality," she said (Koran Sindo, 2014)."We were not affected by worst conditions of foreign exchange and commodity and the bad condition of the European economy because our sales can be sustained by the sale of products that already have a strong brand, such as wrapping paper, tissue and therefore we will strengthen tisue products," said Hendro Luhur, Independent Director of PT Suparma . Some brands, like tisue See U and Plenty sales value can survive when paper commodity prices declined (Surabaya Tribunnews, 2013). The paper products quantity sold in 2012 are 133986 MT increase 3.7 % to 138961 MT in 2013. The average product price is also increase 3.8% from 6980 in 2012 to 7242 in 2013 (Idx, 2014). The huge market potential of tissue paper in the country encourage paper manufacturer PT Suparma Tbk continue to strengthen this segment. To accomplish this, the company is willing to allocate all net income earned during the year 2012 for this expansion. Director of PT Suparma Tbk, Hendro Luhur said, in the middle of declining the global paper market due to the crisis in Europe and a decline in selling prices, the company's performance is still positive, with sales growth of 7.2% even net profit increasing to 20.8% in 2012. "Growing sales and net income because the company has value added products, ie tissue paper and laminating paper which is not affected by the global market, even the potential market is still very open, "said Hendro after the General Meeting of Shareholders (AGM) of the company in Surabaya. Added Hendro, the company noticed that the current capacity utilization has reached 96%, which automatically forces the company to increase production machines. If you see the potential that exists, the company ultimately chose to add tissue paper machine, which is currently the composition of production is still in ththe year. Related investment fund new paper machine, Hendro mention, in addition to be allocated from the entire company's net profit in 2012, also taken from bank loans. "In this
119
AGM also agreed that the company does not distribute dividends to shareholders, since all profits are allocated to the addition of a new machine," he said. Just to note, Suparma a tissue paper manufacturers with brands See-U and Plenty are in addition to targeting the retail sector as well as to the needs of the hotel, restaurant, and industry. As for the paper wrap (laminating), Elephant brand products have become one of the market leader (Kemenperin, 2013). During 2013, approximately 55% of the Company’s products represented industrial products, while 45% of it was the consumer products while the trend of this product’s composition will move to consumer products due to the promising better profit margin. Similar to previous years, Duplex Board still dominated the Company’s product composition, which is approximately 48%. In the period 2013-2014, PT Suparma Tbk allocated capital expenditure (Capital Expenditure) of about US $ 36 million. Where, US $ 28 million were used for the new paper machine investment will increase production capacity reached 214,000 tons (Whatindonews, 2014). The process of licensing and inspection by Customs accelerated. With this perspective, the government believes that more entrepreneurs in the country interested in exporting goods. "We will provide good facilities so that the company can run the export, not disturbed by unnecessary administrative facilities, one of the facilities is customs automation, which is checking process without thick documents," said Director General of Customs General Kuswandono (Sukma Inspirasi). In 2013, the Company marketed its product approximately 3% of production output to export markets with 11 export destination countries, while the rest was marketed to domestic market. The Company’s export destination countries are mainly Asia countries, whereas China and Singapore dominated the Company’s export portion which was approximately 30.8% and 30.1%, respectively, of the Company’s total export quantities. In year 2013, the Company still also kept sustaining the marketing strategy, which focused on the efforts in domestic market since it provided better margin. The strategy focused in this domestic market was still in line with recovery process of global economic crisis and the increment of domestic consumers’ purchasing power, therefore the Company’s net sales performance in 2013 was able to be increased of 9.5% by reaching Rp 1.39 trillion. For the year ended December 31st, 2013, the Company’s export portion to net sales was 3.2%. Meanwhile, the net sales realization for domestic market during 2013 reached Rp 1.35 trillion or grew 11.8% compared with net sales in domestic market in year 2012. In order to perform efficiency in selling expenses, especially for transportation costs, the Company still kept applying the strategy by focusing on the domestic sales to Java Island, which 38.8% of the Company's sales quantity its was marketed in East Java and 23.2% of its was marketed in Jakarta. East Java market was still egion the major marketing destination for the Company’s products since East Java was r egion 120
with the economy growth was above average of national. In 2013, East Java succeeded to book economy growth by 6.55% whereas the trading, hotel and restaurant sectors grew by 7.72%. These sectors are the potential target market for the Company's paper products, especially consumer products. East Java also reprensted a province that had the second biggest Regional Gross Domestic Product (RGDP) after Jakarta. Due to more than 50% of the Company’s production output was industrial product, so the Company still kept sustaining Bussiness to Bussiness (B2B) for this product. p roduct. The Company more focused targeting modern market, supermarket specialist with Korean and Japanese visitors, hotels and restaurants, as well as the hospital because of this market seems not much targeted by a large paper manufacturer (Koran Sindo, 2014). The company is still concentrated in Java market for tissue products, especially in the hotel industry, retail via supermarket and restaurants in East Java and absorb up to 65% of the total production of 18 thousand tons or 10% of the company's total paper production reached 190 thousand tons per year. While the manufacturing and retail industries in East Java absorb only 35% (Berita satu, 2013). Success in the marketing department Suparma Tbk PT, through the perspective of "customer focus" companies treat all customers as business partners, where companies work together to develop the market and provide services that excellence to all end users and distributors. If the strategy for the market are made equal, then there will be the result of effective and some are not. Except if the company does tend to focus on one market and other markets allowed to complement it. We see that the SPMA seems more focused on the B2B market, so its B2C product branding is done with a low profile. In addition to managing two markets, SPMA also face the challenge of making itself known as an environmentally friendly company. Although already tried treating wastewater and solid waste recycling in part to the production of duplex board, but SPMA still could not break away from the public spotlight in connection with environmental pollution, such as the case with WALHI that took place since 1995 and also with the Environment Agency new East Java Province. Such environmental issues should be considered SPMA as a factor that can make its brand equity becomes faded (Kompas, 2009). Suparma also having a problem with integrated water patrol team, because the liquid waste disposed to Surabaya small river. Suparma was sentenced to a fine of USD 90 million by Surabaya District Court for violations of environmental pollution, as proven negligent in causing leakage WWTP (wastewater treatment plant) (Koran Nu santara, 2011). The company had implemented social responsibility in educational field, such as providing scholarship for outstanding high school and university students, job apprentices and providing entrepreneurial skills training to extraordinary school. The company plant tree seeds as an act of environmental conservation and reducing green house effect, they
121
also participated in clean up activities on beaches and ocean, coral reef rehabilitation and turtle conservation. The company did community development in the neighborhood, which the program includes some activities such as participating in routine and religious activities as well as helping to build house of worship in neighboring community, organizing blood donation event for the Company’s employees twice a year, participating in giving donation for social community. The company is no longer oriented to CSR which are charity but rather strategic program for the welfare of the community such as giving opportunity to do business in partnership program for people who lives around the Company’s plant. For the CSR activities, every year the Company retains a budget up to 5% of net profit the previous fiscal year. The company keeps its effort in creating healthy and safety environment from pollution, also keeps its efforts in developing friendly environmental production process. The company applied the environmental management system as an integral part of an overall corporate management system. By realizing a 'Cleaner Production' - Eco Efficiency, the company set up Waste Water Treatment Plant in 1987 as part of the commitment. The special Eurobarometer 416 from 8 September 2014 shows that despite the economic crisis, 95% of the 28,000 interviewed citizens said that protecting the environment is important to them personally and that more should be done. The awareness of environment is really high in Europe even all over the world (The Ecologist, 2014). The treated clean water from the waste water treatment plant is recycled for production process. Excess of treated clean water, after being ensure meet legislated requirement, is discharged into Surabaya River. Meanwhile the solid waste that has been produced is recycled as part of raw material for production process of duplex boards, egg tray and acoustic muffler. During 2013, total emission of COD and BOD in Company’s waste water amounted to 38 ppm and 14 ppm whereas this achievement did not exceed the waste water parameters set by government. The company has allocated part of their capital expenditures for new investment in waste treatment systems and improving the working environment. On October 14th, 1994, the Company obtained the Decision Letter No. S1739/PM/1994 of the Chairman of the Capital Market Supervisory Agency (BAPEPAM) regarding initial public offering in the Indonesian Stock Exchanges. The Company listed its shares totaled 86,500,000 shares at the Jakarta and Surabaya Stock Exchanges on November 15th, 1994. In September 1997, the Company changed the nominal value of its share from Rp 1,000 to Rp 500 per share, which increased the number of shares issued and fully paid to become 311,400,000 shares. To fulfill the rights of the shareholders, the Company plans to distribute cash dividends once a year by considering its financial condition and the approval of Shareholders' General Meeting based on proposal from the Board of Directors. The
122
Company's planned to division cash dividends to a maximum of 40% of comprehensive income of the year in the year concerned. On December 11, 2013, the Entity obtained credit facility from PT Bank ICBC Indonesia, Surabaya with credit limit amounted to US$ 10,000,000 to purchasing of raw material, machinery and sparepart. Director of PT Suparma Tbk, Hendro Luhur said, in 2013 the company has allocated capital expenditure (capex) of US $ 6.68 million or equivalent to Rp 70 billion from internal cash. Of that amount, about 39% are prepared to increase the production of valueadded products, and approximately 31% is used to drive the cost-efficiency of production, and the rest to support the company's efforts in improving the quality of the product. Currently PT Suparma Tbk produces three types of paper, the duplex, paper food wrappers (laminating), as well as tissue paper with brand See-U and Plenty (Kabar Bisnis, 2013). The company is always trying to get qualified personnel because the company believes that the superior Human Resources will affect production. The selection process for recruitment or do differ by level of job section. There are two methods in recruiting a new employee. Most job vacancies filled by people from other positions within the company and so may be filled from outside sources. The method includes the recruitment of the job placement, skills inventory, employee job offers and Recommendations. Methods of recruitment from outside is by using printed media Reviews such as newspaper, online recruitment, and by using an internal recommendation. In 2013, total employees at their productive ages (31 – 40 years old) reached 616 persons or represented 44.2% of all total Company’s employees. This total was increased by 37.5% compared with total employees at their productive age in 2012. Whereas education level of Company’s employees also increased, whereas in year 2012, Junior High School level and below was 32% and Senior High School level and above was 68%, while in year 2013 Junior High School level and below was 28.7% and Senior High School level above reached 71.3%. To increase the employees’ competence, in year 2013, the Company hold 35 managerial and technical trainings internally, therefore as a result of that, the Company’s training implementation achieved 11.7 hours/year/employee, 46% higher than 2013’s target which was 8 hours/year/employee. While in year 2014, the Company has a plan to hold 9 managerial trainings and 15 technical trainings with the target of 8 hours/year/employee. To maintain a productive working environment and a harmonious working relationship based on respecting each other between management and employees, the Company implemented an approach of Human Capital Management, whereas one of its strategy was applying an employee retention program since year 2012. SPMA is operating in East Java, which means SPMA has to follow government regulation regarding minimum rate. The minimum wage rate in Surabaya now is Rp2.200.000. In Surabaya, it is among the highest minimum rate wage regions in
123
Indonesia. Consequently, as minimum wage rate rising, the wage expense is also getting higher which results to higher operating cost (Detik News, 2014). The government regulate the law regarding the employment, which must be applied by company located in Indonesia such as under Article 6 (2) of Law No. 3 of 1992 on Social Security Labor possible the development of social security programs through government regulation in addition to the guarantee program set out in Act No. 3 of 1992. Therefore, for further ensure the availability of funds to pay the employer's obligation to workers / laborers in the event of Termination of employment, employers must include labor in Compensation Insurance Program Termination of Employment, overtime payment (Article 72 of Law No. 13 Year 2003 on Employment), maternity leave (Article 82 of Law No. 13 Year 2003 on Employment), social security (Jamsostek ) (Article 99 of Law No. 13 Year 2003 on Employment) Pulp and paper industry increasingly depressed. At the current price of paper that never rises, wood as the raw material endangered to be rare because there are restrictions on land expansion as a consequence of the implementation of Government Regulation Plan (RPP) Peat. As a result, the margin for the pulp and paper industry increasingly thin. The supply of raw materials is reduced drastically. Shortages of raw materials cause the cost of production of pulp and paper Indonesia inefficient. Rusli Tan, Vice Chairman of Indonesian Pulp and Paper Association (APKI) said, pulp and paper production costs reached US $ 400 per ton. Whereas the cost of production should be reduced to US $ 330 ton, especially if employers purchase of raw materials, which are located not far away (Kontan, 2014). IPPA’s data showed that Indonesia has 133 million hectares forest whereas about 70 million hectares are forest of industrial plants. From that area, the use in pulp and paper sector is just around 3.5 - 5 million hectares, therefore providing immense room for Indonesian paper industry to grow in the future. Meanwhile, Indonesia’s tropical climate allows harvest of pulp feedstock crops 3 - 4 times faster than in the cold-climate countries. IPPA’s data also showed that approximately 60% to 70% of total national paper production is allocated to fulfill domestic market demands, therefore waste paper left is available much enough and can be re-used by paper industry. In year 2013, waste paper recovery rate in Indonesia has exceeded 60%. Supporting by three De-inking Pulp machines with full operation, the Company continuously effectuate development on the portion of waste paper consumption in order to constantly increase usage as to minimize the risk of raw materials shortage, especially pulp material. In line with the Go Green program and the Global Environmental Issues in order to produce "eco products" and green products "company increase the use of recycled raw materials, especially for tissue products. There is dependent demand system that calculates materials requirements and production plans to satisfy known and forecast sales orders. It helps to make volume and timing calculations based on an idea of what will be necessary to supply demand in the future. To anticipate the risks due to fluctuations in commodity prices of paper, the Entity is
124
conducting business in a conservative, both in conditions when the prices go up or down is to consistently maintain a optimum stock of raw material that is an average for the three months of production, because this is a period of three months average average time it takes from order until the raw materials arrive. KITE is one of the facilities provided by DJBC (Direktorat Jenderal Bea Cukai) for entrepreneurs / manufacturing company that has NIPER (Company Registration Number, it is the identification number given to the Company to be able to use the facility of KITE) with import and export activities conducted in touch and sustainable. The company is a company, which is importing raw materials or auxiliary materials to be processed, and the results are to be exported. The Entity bought raw material and supplies to PT Siantar Madju with an average price of Rp 1,082/kg and Rp 967/kg in 2013 and 2012, respectively. BOM is made by productiont department. It consists of what material needed to produce the product. This De-Inking Plant is built for recycling waste paper into De-Inking Pulp, which is the part of raw material in the production process. The process of De-Inking is aimed to increase production efficiency as well as to help conserve the forest environment. Prior to the De-Inking process, wastepaper is sorted and classified according to its grade and quality. Chronologically, the process of De-Inking is done in several stages: 1. Re-pulping / De-fibering 2. Cleaning and Screening 3. Kneading with chemical addition and Soaking 4. Flotating 5. Bleaching and Washing The product of the De-Inking process is called De-Inked Pulp. The de-inked pulp is then transferred to the stock preparation to be refined to a certain degree of freeness and blended with virgin pulp, and other materials including chemicals to restructure as well as to improve the quality of the fiber properties. Finally, the pulp is ready to be processed on the paper machine. In order to satisfy our customer needs in various forms and sizes of product, the finished paper product after being processed is send to the finishing department to be converted into designated sheet or reel dimensions. All finished goods are then sorted and graded accordingly before been transferred to the final work process station where they are packaged as per customer requirement. Soon after this process, the goods are bar-coded for ease of traceability and ready to be stored in the warehouse for later shipment. All the above processes including transporting, delivering and handling are carefully monitored and controlled in order to continuously maintain the highest quality of our product.
125
Each product follows a pre- arranged route in which the sequence of activities that are required matches the sequence in which the processes have been located. The transformed resources ‘flow’ along a ‘line’ of processes. The layout and manufacturing facilities based on the flow of the product. The goal is to reduce the material removal process and facilitate the supervision of the production activities. PT Suparma Tbk is an ISO 9001:2000 certified company, which continuously improve our quality to meet the challenging customer's expectations. We believe that to succeed involves the highest standards of corporate responsibility towards our employees, consumers, the suppliers, the societies and to the world at large in which we live. This is PT Suparma tbk's path to sustainable, profitable growth for our business and long-term value creation for our stakeholders. SPMA sales and marketing activities cover both domestic and international market, which is performed by marketing professionals at our Head Office. To further enhance our customer service, we also have appointed agents at respective location designated to take charge and support our specific customer's needs. Sales that exceed 10% of total net sales are to PT Langgeng Karya Makmur amounting to Rp 148,785,701,733 and Rp 143,834,289,322 in 2013 and 2012, respectively. SPMA product brand is very well known and well accepted domestically. Currently our product is also being distributed to more than 15 countries worldwide, directly to the end users as well as through distributors. The company distributes its product ( tissue ) to hotel, restaurant and hospital through distributor; one of their distributors is PT Angin Jaya Sentosa. PT Makmur Jaya Usaha will distribute the duplex board to the company who needs the dupex board for packaging such as Nutrifood Indonesia. The company is promoting its product through the company website, yellow pages and product catalogue. The increase in the price of fuel oil (BBM) made the paper industry afraid. They tried to do the operational cost efficiency of production to survive. This fact experienced by PT Suparma Tbk as the industry was devastated by the rise in fuel prices, which reached 23%. This increase greatly affects the cost of transportation. For this paper companies rely on fuel to transport tissue in the marketing and sales areas. Induced increase in fuel to transport products (referring to the rise in fuel prices in 2013) the impact is large enough or can be increased by about 15-20% (Koran Sindo, 2014). Factory & Administration Office : Jl. Mastrip No.856 Kec. Karang Pilang Surabaya 60221 Indonesia Telp. (62-31) - 766 6666, 766 2490, 766 2492, 766 2493 Fax. (62-31) 766 3287 Branch Office Jalan Sulung Tengah No.3 Surabaya 60174 Telp / Phone : (031) 3576668 Jalan Teluk Gong Raya No.14 Jakarta Utara 14450 Telp / Phone : (021) 6601711 Jalan Sukarno-Hatta No.701 Bandung Telp / Phone : (022) 7332335
126
COMPETITOR FajarPaper FajarPaper is a leading packaging paper manufacturer in Indonesia with an installed capacity of 1,200,000 metric tons per year and a range of products which include Kraft Liner Board and Corrugated Medium Paper for carton-box packaging and Coated Duplex Board for display packaging. FajarPaper was established as a limited liability company under the laws of Indonesia on February 29, 1988. FajarPaper has been listed on the Jakarta Stock Exchange since December 19, 1994. (FASW.JK). FajarPaper is a company of the future in terms of its forward-thinking approach to business, energy conservation and the environment. Not only does every FajarPaper product begin its life from recycled paper but also the company's five paper machines are powered by self-sufficient power plants, fueled by clean natural gas. PT. Fajar Surya Wisesa Tbk, (also known as FajarPaper or the Company) was established by notarial deed in June 1981 with approval from the Minister of Justice in February 1982. The Company listed its shares on the Indonesia Stock Exchange (IDX), in 19943 and completed a stock split which changed the nominal per share value from Rp 1,000 to Rp 500 per share in 19994. FajarPaper is a leading packaging paper producer in Indonesia with a complement of 2,625 employees as of 31st December 2013, engaged in the production and sale of packaging paper to domestic and export markets. Domestic sales accounted for 86% and exports 14% of total revenues in 2013. FajarPaper holds a market share of approximately 30% in the Indonesian containerboard industry. FajarPaper focuses only on the manufacturing of quality packaging paper at reasonably low costs, with no intention to diversify into other activities such as the development of downstream box packaging converting facilities. More than 99% of fibre used for primary raw materials is recycled paper. Local waste collectors currently account for close to 70% of raw materials, the remainder is imported from Singapore, USA, Europe, Middle East, Australia and New Zealand. The Company has appointed PT Wira Mustika Agung as a distributor of the Company's products then the board will be distributed to PT Aqua Golden Mississippi Tbk. FajarPaper integrated mill facilities, consists of 5 paper machines with an annual capacity of 1.2 million tonnes of packaging paper. Plans for a further paper machine with additional capacity of 350,000 tonnes per annum are still in progress. The financing for this additional capacity was obtained in September 2013 through a syndicated loan. PT Fajar Surya Wisesa Tbk is ISO 9001:2008 certified and has full accreditation under ISO 9000 SISIR certificate No. 95-2-052. Achieved ISO 14001:2004 Certification for Environmental Management in July 2010 and OHSAS 18001:2011 Certification for Operational Health and Safety from OHSAS Project Group in September 2011. Acquired
127
Ecolabelling certificate from the Indonesian Ministry of Environment with certificate number 013/ PaPICS/2013. Rated “Blue” by the Ministry of Environment under the PROPER classification. Received Carbon Emission Reduction (CER) certification under the United Nations Framework for Climate Change Convention (UNFCCC) Clean Development Mechanism (CDM) from August 2012 until July 2022. Received the Forest Stewardship Council accreditation. Received Best Structured Trade Deal for Receivables purchased/invoice financing without recourse facility from The Asset Triple A Awards 2012. Fajar Paper Products Corrugated medium paper is a high performance fluting paper used in the construction of carton boxes. It is made from 100% recycled fibres. The superb strength characteristics of FajarMedium provide functional protection for goods in carton boxes during transportation and are highly effective when used in display stacks. The combination of corrugated medium paper and linerboard ensures excellent runnability on corrugator machines. Linerboard, also made from 100% recycled paper, is a high-quality brown packaging paper used for the inner and outer layers of corrugated sheets. It provides effective protection for contents and a smooth surface that facilitates high quality printing. Coated duplex board is a paper with a white, glossy-coated, top layer finish and a grey bottom layer. Coated duplex board is ideal for light-weight packaging materials that require high quality printing, particularly effective for pharmaceutical products, shoes, household goods, processed foods and consumer electronics. Coated duplex board uses around 98% recycled paper and 2% pulp. Indah Kiat Serang Indah Kiat Serang is one of the biggest paper packaging companies located in Serang, Banten Province, Indonesia. The 550 hectare facility is strategically located close to reliable distribution hub, the seaport. Indah Kiat Serang was established in 1991, to provide solution for all paper and board packaging needs. We operate two groups of paper machines; four machine produce brown/industrial paperboard and the other two white grade machines carry out coated white paperboard. In addition to paper manufacturing, Indah Kiat Serang also have our own Converting Plant producing Converted product and Folding Boxes which are used as packaging for wide variety of products. Our products are distributed all over the world, including to Asia, North and South America, Australia, Africa, and also Europe. The Mill aggregate annual production capacity is approximately 1.700.000 metric tons of paperboard and 480.000 metric tons for converted product and folding boxes.
128
PT Indah Kiat Pulp & Paper tbk (the “Company”) was established in the Republic of Indonesia under the framework of the Foreign Capital Investment Law no. 1 of 1967, based on the notarial Deed of Ridwan suselo no. 68 dated December 7, 1976. Indah Kiat Serang applies in advanced waste-water treatment technology, which reduce both emissions and energy consumption. Currently applying for recognition as a Clean Development Mechanism. Commited to preserving the environment and to contribute to the fight against global warming, Indah Kiat Serang's environmentally friendly operations are complemented with an extensive tree planting program for the mill and it's vicinity. Exellent quality, on time delivery and after sales service are the key factors for the Serang Mill to become a leader in Industrial Paper & Packaging board markets. By lifting LIVING AROUND THE BOX theme, IK Serang would like to inform that boxes are part of our daily lives, to make life easier, richer, and better. The Serang mill has a significant positive environmental impact through its annual purchase of more than 1 million tons of post-consumer recycled fiber. By using waste as the main raw material, IK Serang helps to significantly reduce the amount of waste thant end up in landfills. IK Serang is the first Asian company to be awarded by BIR for dramatically increasing its use of recycles paper. Based on the company Article 3 of the Company’s Articles of Association, the company is engaged in manufacturing, trading, mining & forestry. Currently, the Companys is engaged in manufacturing of paper, pulp & packaging paper. The Company now has production facilities in three locations: Perawang-Riau, tangerang and serangBanten. the Company’s main business activities are the production of pulp, various types of culture papers consisting of printing and writing paper (coated and uncoated freesheet) and photocopy paper. the Company also produces industrial paper, i.e packaging paper which comprises: containerboard (linerboard and corrugated medium), corrugated shipping containers (converted from containerboard), boxboard, food packaging and specialty colored papers. The significant portion of the Company’s wood requirements for pulp production was purchased from PT Arara Abadi (Arara Abadi). Based on the renewed appointment agreements of PT Cakrawala Mega Indah (CMI), under which CMI agreed to distribute the Company’s products within Indonesia. The existing agreements with the distributor has an indefinite validity period and the distributor will distribute the photocopy paper to local book store or photocopy store.
129
References: Annual Report PT Suparma Tbk 2012 Annual Report PT Suparma Tbk 2013 Slack, Nigel. 2013. Operations Management. Harlow : Pearson Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan http://www.infovesta.com/infovesta/news/readnews.jsp?id=7122b1a7-f03a-11e3-83c5e41f13c31ba2 http://www.koran-sindo.com/read/929768/151/bbm-naik-industri-kertas-menjerit1417068690 http://surabaya.tribunnews.com/2013/06/12/pt-suparma-tingkatkan-produksi-tisue (www.idx.co.id/Portals/0/StaticData/.../1b9b76fa08_1a108038da.pdf) http://agro.kemenperin.go.id/1767-Potensi-Besar-Pasar-Kertas-Tisu-di-Tanah-Air http://whatindonews.com/id/post/4230/pt_suparma_tak_bagikan_deviden_meski_penjualan _naik_7_2_ http://www.beacukai.go.id/index.html?page=fasilitas/kite.html http://m.sukmainspirasi.com/recent-update/item/2858-aturan-peningkatan-ekspor-dan pengendalian-impor-diluncurkan http://www.koran-sindo.com/read/929768/151/bbm-naik-industri-kertas-menjerit1417068690 http://www.beritasatu.com/pasar-modal/119249-pt-suparma-investasi-us-28-juta-tambahkapasitas.html http://tekno.kompas.com/read/2009/04/01/07434347/Suparma.An.Aspiring.Respected.Dou ble.Markets.Player. http://korannusantara.com/blh-jatim-temukan-indikasi-pt-suparma-buang-limbah-b3-di belakang-pabrik/ http://www.theecologist.org/blogs_and_comments/commentators/2574658/eu_parliament_ must_reject_junckers_antienvironment_commission.html http://www.kabarbisnis.com/read/2843014 http://news.detik.com/read/2014/11/20/191901/2754753/475/ini-daftar-umk-di-38kabupaten-kota-di-jatim http://industri.kontan.co.id/news/industri-kertas-masuk-masa-suram
130