PEDOMAN KTI pada Kegiatan Pengembangan Profesi Pengawas
3
PEDOMAN KTI pada Kegiatan Pengembangan Profesi Pengawas
Pengawas yang tugas utamanya melaksanakan penilaian dan pembinaan terhadap guru, kepala sekolah, dan tenaga kependidikan lainnya, akan dapat memanfatkan pengalamannya sebagai bahan dasar menulis jenis KTI yang tepat sesuai dengan tugas dan masalah yang dihadapi.
Menulis karya tulis ilmiah seharusnya dilakukan tidak hanya karena akan naik pangkat/jabatan, tetapi merupakan suatu kegiatan yang wajib dilakukan agar orang lain atau pemerhati masalah kependidikan lainnya dapat memahami apa yang telah terjadi di dunia kepengawasan sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.
Tanggung jawab pengawas sekolah adalah melaksanakan pengawasan penyelenggaraan pendidikan dan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa. Wewenang pengawas sekolah adalah
Jenis karya tulis ilmiah non penelitian itu adalah sebagai berikut.:
a) memilih dan menentukan metode kerja untuk mencapai hasil yang optimal, b) menetapkan tingkat kinerja guru dan tenaga lain yang diaasi serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, dan c) menentukan dan mengusulkan program serta melaksanakan pembinaan. Keberhasilan bagi seorang pengawas dalam kinerjanya akan tampak pada meningkatnya perbaikan penyelenggaraan pembelajaran di sekolah binaan. Strategi dan upaya yang telah dilakukan para pengawas sekolah tersebut sebenarnya telah merupakan suatu kegiatan ilmiah, untuk itu diperlukan pengetahuan cara menulis karya tulis ilmiahnya. Pedoman ini memberikan kejelasan bagaimana pengawas sekolah memahami untuk memperoleh besaran angka kredit yang diperlukan untuk kenaikan pangkat pangkat melalui pengembangan profesi.
(a) Artikel (a) Artikel ilmiah (b) Tinjauan ilmiah (c) Prasaran (d) Tulisan imiah popular (e) Buku pelajaran (f) Modul Untuk memahami secara mendalam selain hasil penelitian dan angka diuraikan secara rinci tentang Isi/sistematika penulisan tiap jenis bukti fisik serta persyaratan yang dinilai angka kreditnya
Perlu untuk dipahami bahwa bidang yang ditulis sebagai KTI untuk pengembangan profesi pengawas sekolah harus berkaitan dengan bidang pendidikan khususnya kepengawasan sekolah sesuai tugasnya.
Buku 2 KTI Non-Penelitian
Buku 2 KTI Non-Penelitian
jenis karya tulis ilmiah kreditnya berikut ini pengertian, kerangka karya ilmiah, criteria, diwajibkan diwajibkan agar dapat
4
PEDOMAN KTI pada Kegiatan Pengembangan Profesi Pengawas
dihasilkan laporan hasil penelitiannya. Berdasarkan hasil penelitian yang telah mengikuti sistematika penulisan laporan secara baik sesuai dengan pedoman yang telah ditentukan Direktorat Tenaga Kependidikan Ditjen PMPTK, penulis ingin agar hasilnya dapat dipakai bahan masukan bagi pengawas lain, maka disusun menjadi artikel penelitian. Agar artikel ilmiahnya dapat dimuat di jurnal ilmiah yang berbobot, maka dicarilah jurnal yang memungkinkan dapat menerima. Pelajarilah ketentuan yang harus dilakukan termasuk sistematikapenulisan artikel dan cara pengirimannya, agar lebih memungkinkan artikel tersebut dimuat dalam jurnal tersebut.
9
PEDOMAN KTI pada Kegiatan Pengembangan Profesi Pengawas
dilaksanakan beberapa dosen di perguruan tinggi, antara dosen matematika FMIPA UNNES, dan dosen Matematika FMIPA UNESA, disimpulkan bahwa cukup besar siswa SD takut pelajaran matematika. Untuk mencoba mengatasi masalah itu mereka menulis suatu kajian hasil gagasan penulis sendiri, atas dasar hasil pengalaman waktu mengajar, dan membaca beberapa kajian yang relevan, akhirnya ditulislah tinjauan ilmiah, yang dapat dimuat di suatu jurnal ilmiah. Tinjauan ilmiah judul: Mengatasi ketakutan terhadap pelajaran matematika pada siswa sekolah dasar..
Dari artikel hasil penelitian penelitian tersebut tersebut setelah dikirim ke redaksi jurnal tertentu dan kemudian dapat dimuat, maka karya ilmiah itu siap sebagai bahan kenaikan pangkat pengembangan profesi. Bila diterima oleh tim penilai, angka kreditnya jauh lebih besar dibandingkan hasil penelitiannya. penelitiannya. Artikel hasil hasil penelitian itu topiknya dapat seperti berikut: Meningkatkan kedisiplinan menghargai waktu PBM bagi guru melalui pengisian klas kosong oleh kepala sekolah dan guru piket di beberapa Sekolah Dasar wilayah Kecamatan Masaran Sragen. Contoh lain: Seorang pengawas sekolah TK/SD memperhatikan pembicaraan para siswa di beberapa sekolah dasar pada waktu selesai ulangan matematika atau akan pelajaran matematika, diperoleh kesimpulan bahwa para siswa sekolah dasar cukup banyak yang takut pelajaran matematika. Hasil penelitian yang
Buku 2 KTI Non-Penelitian
10
Buku 2 KTI Non-Penelitian
PEDOMAN KTI pada Kegiatan Pengembangan Profesi Pengawas
11
3 Tinjauan/ Kajian Ilmiah a. Pengertian: Karya Tulis Ilmiah berupa tinjauan adalah sebuah tulisan berisi uraian tentang hasil dari tinjauan terhadap permasalahan kepengawasan dan memberikan alternatif pemikiran/gagasan/ide untuk mengatasi permasalahan tersebut yang didasarkan pada teori dan pengalamanya. Karya Tulis Ilmiah berupa tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri dapat ditulis dalam bentuk buku, dimuat/diterbitkan secara nasional, atau regional, dalam bentuk artikel yang dimuat majalah/jurnal ilmiah, dan dalam bentuk makalah.
PEDOMAN KTI pada Kegiatan Pengembangan Profesi Pengawas
(c) Permasalahan tersebut harus didukung teori yang relevan, dan digunakan untuk bahan pembahasan. Pembahasan diperlukan data pendukung yang relevan. (d) Cara atau strategi pembahasan masalah yang dikemukakan harus runtut sehingga mudah dipahami pembaca. Kerangka/sistematika tinjauan ilmiah setidaknya memuat bagian- bagian sebagai berikut:
Judul dibuat singkat, jelas dan menggambarkan isi. (2) Halaman pengesahan (minimal disyahkan oleh koordinator kelompok pengawas sekolah) (3) Kata Pengantar (4) Ucapan terima kasih kepada membantu, dan disebutkan
Seperti halnya dengan karya tulis ilmiah laporan hasil penelitian, tinjauan ilmiah juga harus mengikuti penalaran ilmiah, maka perlu mengikuti alur berpikir imiah yang berlaku secara umum. Untuk itu dalam menulis karya ilmiah berupa tinjauan tinjauan setidaknya setidaknya memperhatikan memperhatikan kriteria sebagai berikut:
(b) Permasalahan yang diangkat penting untuk diatasi, dan ide atau gagasan yang dikemukakan diperkirakan dapat dilaksanakan.
Buku 2 KTI Non-Penelitian
Bagian Awal, memuat: memuat : (1) Halaman judul.
b . Kerangka Isi/Sistematika Tinjauan Ilmiah:
(a) Bertitik tolak dari permasalahan yang dihadapi pengawas sekolah, berkenaan dengan pendidikan, khususnya terkait dengan tugas pengembangan profesi penulis.
12
yang
telah
(5) tanggal penyusunan karya tulisnya. (6) Daftar isi
b) Bagian Isi terdiri dari 4 bab: bab :
BAB I. Pendahuluan; (a) Latar belakang masalah, mengemukakan permasalahan atau kelemahan yang terjadi di lingkungan tugas kepengawasan. Pada bagian ini perlu dikemukakan data pendukung dari permasalahan yang akan dibahas. d ibahas.
Buku 2 KTI Non-Penelitian
PEDOMAN KTI pada Kegiatan Pengembangan Profesi Pengawas
19
seminar adalah para siswa SMA, dan SMK, se Kota Surakarta. Pengawas tersebut berhasil menyampaikan makalahnya dengan topik: Manfaat lingkungan sebagai sumber belajar. Dari ketiga hasil prasaran ilmiah yang telah memenuhi persyaratan fisik (ada surat keterangan dari panitia seminar bahwa telah menyajikan makalahnya pada tanggal, dan tempat tertentu, ada copy daftar hadir peserta, dan pengesahan dari coordinator pengawas sekolah), namun tidak semuanya dapat dinilai angka kreditnya. Mengapa? Karena prasaran yang ketiga tidak mengikuti kriteria yang telah ditentukan, yaitu pesertanya dari kelompok yang tingkatanya lebih rendah/berbeda.
PEDOMAN KTI pada Kegiatan Pengembangan Profesi Pengawas
20
5 Tulisan Ilm iah popular a. Pengertian: Karya ilmiah populer juga termasuk artikel, adalah sebuah tulisan yang dapat dipahami dan dikenal dengan mudah oleh banyak orang. Umumnya karya ilmiah populer ini ditulis dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Karya ilmiah populer dalam kaitan dengan upaya pengembangan profesi ini merupakan kelompok tulisan yang lebih banyak mengandung isi pengetahuan, berupa ide, gagasan pengalaman penulis yang menyangkut masalah kependidikan yang dituangkan dalam bahasa yang populer dan sederhana Karya tulis ilmiah populer merupakan karya karya ilmiah yang dimuat di media masa, atau disiarkan lewat TV, Radio (media cetak atau elektronik).. Karena dimuat di media massa, dengan pembaca yang beraneka ragam tingkat pendidikan maupun status social dan pemahamnannya, maka format penulisan dan bahasanya disusun sedemikian rupa sehingga menarik dan mudah dipahami. Materi tulisannya tetap dituntut agar mengacu ke proses berpikir berpikir ilmiah (ada hal yang dipermasalahkan, dipermasalahkan, ada ada kajian teori yang relevan, ada pembahasan/analisis data dan simpulan). Materi tulisannya harus dalam lingkup kependidikan yang tidak terlalu luas, akan lebih baik kalau permasalahan yang ditulis di lingungan wilayah kerjanya. Agar KTI yang berupa karya ilmiah populer dapat dinilai, sekurang-kurangnya memenuhi persyaratan: a. isi sajiannya berupa pengetahuan populer yang ditandai oleh tema/topik yang sedang aktual, dan berkenaan dengan masalah pendidikan sekolah.
Buku 2 KTI Non-Penelitian
Buku 2 KTI Non-Penelitian
PEDOMAN KTI pada Kegiatan Pengembangan Profesi Pengawas
31
Penulis pembantu adalah penulis yang ada pada urutan kedua dan seterusnya atau dinyatakan secara jelas sebagai penulis pembantu atau anggota dengan ketentuan: penulis pembantu sebanyak-banyaknya 5 orang, dan bagian angka kreditnya sama. Laporan penelitian yang berbentuk makalah didokumentasi di perpustakan tingkat kabupaten memenuhi kriteria, bukti fisiknya telah memenuhi kriteria, maka mendapat nilai angka kredit 4 (empat).
PEDOMAN KTI pada Kegiatan Pengembangan Profesi Pengawas
karya tulis ilmiah sebagai salah satu syarat untuk dapat mengajukan kenaikan jabatan/pangkat ke Pembina Tingkat I/golongan IVb ke atas. Selamat berkarya dan semoga dapat menyusun KTI dengan baik dan benar sehingga melancarkan pengawas sekolah untuk menduduki jabatan/pangkat tertinggi.
Pembagiannya :
Penulis utama atau yang nomor nomor satu (drs. (drs. Sunarto) mendapat nilai kredit 60% X 4 (nilai disesuaikan jenis KTInya) = 2,4, sedang anggota no 2 (Sumarmo S.Pd) dan no 3 (Drs. Sumardi) masingmasing mendapat nilai ½ X 40% X 4 = 0,8.(delapan persepuluh). Dari penjelasan tentang kerangka penulisan tersebut di atas dapat dikembangkan dikembangkan agar lebih lengkap, tetapi tidak boleh menyimpang dari peraturan yang telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan republik Indonesia no.: 020/U/1998 dan keputusan bersama Mendikbud dan Kepala BAKN no. 0322/0/1996 dan no. 38 tahun 1996. Dengan memahami apa yang disampaikan diatas pengawas dapat melengkapi dengan membaca Pedoman petunjuk praktis Penulisan Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan bagi jabatan fungsional Guru sebagai pembanding. p embanding. Diharapkan dengan demikian pengawas akan dapat memahami dan mengerti bagaimana kegiatan pengembangan profesi khususnya mengenai cara menyusun Karya Tulis Ilmiah (KTI) secara menyeluruh. Harapan selanjutnya para pengawas termotivasi untuk membuat
Buku 2 KTI Non-Penelitian
32
Buku 2 KTI Non-Penelitian
PEDOMAN KTI pada Kegiatan Pengembangan Profesi Pengawas
33
Daftar kepustakaan ------, Keputusan Menteri Negera Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 84/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka kreditnya ------, Keputusan bersama Menteri Pendidikan dan kebudayaan dan Kepala BAKN Nomor 0433/P/1993, nomor 25 tahun 1993 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. ------, Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 025/0/1995 Direktorat Tenaga Kependidikan Ditjen Dikdasmen; 2002, Petunjuk Praktis Penulisan Karya Tulis Ilmiah bidang Pendidikan, bagi jabatan Guru, Jakarta Direktorat Pendidikan Guru/ Tenaga Teknis, Ditjen Dikdasmen, 1997; Pedoman Penulisan Karya tulis Ilmiah bidang Pendidikan, Jakarta. Depdiknas, 2000. 2000. Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah bidang Pendidikan; Sebagai Pengembangan Profesi Guru, Jakarta Suhardjono dan Supardi 2004, 2004, Penulisan Karya Tulis Ilmiah, Direktorat Tenaga Kendidikan Ditjen Dikdasmen, Jakarta. Supardi,
Pengembangan Progesi Guru dan Ruang lingkup Karya Tulis Ilmiah, 2005, Direktorat Profesi Pendidik, Ditjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Buku 2 KTI Non-Penelitian