BUKU PANDUAN SKILL’S LAB PENYAKIT PULPA DAN PERIAPIKAL 2
BLOK 6
BUKU PANDUAN SKILL’S LAB BLOK 6
PENYAKIT PULPA DAN PERIAPIKAL 2
SEMESTER III TAHUN AKADEMIK 2017-2018
PENYUSUN : 1. Drg. Purbo Seputro
BAB 1
1.1. TATA TERTIB PRAKTIKUM/SKILL’S LAB
Sesuai tata tertib praktikum/skill’s lab FKG UB
1.2. TATA TERTIB UJIAN PRAKTIKUM/SKILL’S LAB
Sesuai tata tertib ujian praktikum/skill’s lab FKG UB
BAB 2 MODUL KEGIATAN SKILL’S LAB RKG 3 Blok 6 2.1. NAMA MODUL SKILL’S LAB RKG 3 Blok 6 2.1.1. KOMPETENSI YANG HARUS DICAPAI
Mahasiswa mampu melakukan dengan benar Processing di kamar gelap dan juga mampu melakukan Interpretasi radiografik lesi periapikal. Sebagai ketrampilan untuk mendukung diagnosa dan menerapkan penata laksanaan serta evaluasi kasus - kasus klinik. 2.1.2. SASARAN PEMBELAJARAN PENUNJANG
Pada akhir kegiatan skill lab mahasiswa mampu : 1. Melakukan dengan benar Processing di kamar gelap 2. Melakukan dengan benar Interpretasi radiografik lesi periapikal
BAB 3 POKOK BAHASAN 3.1
MODUL 1: Processing di kamar gelap
3.2
TOPIK
3.3
SASARAN PEMBELAJARAN
: Processing di kamar gelap
Pada akhir kegiatan pembelajaran SL diharapkan mahasiswa dapat: Melakukan dengan benar Processing film di kamar gelap .
3.4
ALAT
Pesawat dental X ray & ruang foto 2. viewer 3. Kamar gelap beserta peralatan ( untuk processing ) 1.
Pada saat dilakukan pemeriksaan radiografis, sinar-X akan mengenai objek (misalnya: gigi, tulang rahang, daerah kepala dll), maka sinar-X tersebut akan mengenai : Jaringan keras, seperti: tulang,email, dentin dsb. Jaringan lunak , seperti: kulit, otot, mukosa gusi dsb. Rongga-rongga tubuh /gigi, seperti: sinus- sinus, foramen-fommen, ruang pulpa dan sebagainya.
Bila sinar – X mengenai jaringan keras maka sebagian besar akan diserap jaringan tersebut, sehingga tidak seluruhnya mencapai film. Akibatnya: Emulsi Kimia pelapis film (AgBR) tidak kena S-X tidak mengalami perubahan kimiawi. Gambaran yang terlihat adalah Radiopak. Bila sinar-X mengenai jaringan lunak maka sebagian diserap, tetapi sebagian besar akan diteruskan ke film. Gambaran yang terlihat adalah lebih Radiolusen
Bila sinar-X mengenai rongga maka, seluruhnya akan langsung mengenai film. Gambaran yang terlihat : Radiolusen seluruhnya.
Dalam developer terjadi reaksi perubahan kimia emulsi AgBr yang tetah terionisasi (yang terkena sinar – X pada waktu permotretan radiografis sehingga terurai menjadi Ag+ + Br¯ ), sehingga menghasilkan endapan Ag yang bewarna hitam. Pencucian didalam developer harus di awas i secara cermat, sebab di dalam developerlah yang paling menentukan hasil dari suatu radiograf. Film radiografik yang telah mengalami ionisasi dalam developer akan pelepaskan ion Br dan (mengendapkan ion Ag; yang melekat pada -film, dan memberi warna hitam atau radiolusen. Lamanya waktu pencucian di dalam developer ini, ditentukan secara: 1. Metode visuil atau inspection. 2. Metode timer Larutan developer harus dilindungi dari oksidasi dengan udara dan di jaga pada temperatur sekitar 18-220 C. Pada waktu film di masukkan kedalam developer film harus di gerakkan perlahan-lahan untuk membebaskan gelembung udara dan harus di jaga supaya film terpisahkan satu dengan, yang lainnya, sehingga kerja zat kimia dapat merata keseluruh permukaan film.
Keuntungan metode timer 1. Tidak perlu mengangkat film radiografik berkali-kali, tapi cukup dengan mengatur waktunya saja dan film radiografik boleh diangkat dari developer bila waktu telah menandakan selesai. 2. Dapat melakukan prosesing film radiografik sekaligus dalam jumlah banyak. BAK II : AIR.
Film harus dibilas dengan air bersih beberapa menit untuk menghilangkan larutan developer. Hal ini untuk mencegah efek netralisasi yang ditimbulkan oleh (alkali developer terhadap asam dari larutan fixer. Lebih balk lagi, jika air pembilasannya adalah air yang mengalir. Bila tidak ada air mengalir maka air harus sering diganti. BAK III : LARUTAN FIXER
terdiri dari : 1. Natrium tiosulfat. 2. Natrium sulfat. Asam asetat. 3.
dasar "cellulose acerat" atau dapat menimbulkan noda-noda butiran air kecil pada permukaan film radiografik yang mengering. Mesin pengering harus dibersihkan secara teratur ag ar bers ih d ari ko to ran kotoran dan debu di dalamnya yang dapat mengkontaminasi film radiografik. - Mengeringkan film di udara bebas d ebu, hasilnya sangat memuaskan hanya memerlukan waktu yang lama
4.1
MODUL 2 : Interpretasi Radiografik
4.2
TOPIK
4.3
SASARAN PEMBELAJARAN
: Interpretasi radiografik lesi periapikal
Pada akhir kegiatan pembelajaran SL diharapkan mahasiswa : Mampu melakukan Interpretasi radiografik berbagai kelainan penyakit pulpoperiapikal. Sebagai ketrampilan untuk mendukung diagnosa dan menerapkan penata laksanaan serta evaluasi kasus - kasus klinik. 4.4
ALAT 1. 2. 3.
Notebook / PC Computer
Proyektor LCD viewer box
3. mengevaluasi kondisi karies terhadap kamar pulpa dan konfirmasinya ke arah jaringan periapikal. 4. mengidentifikasi dan menginterpretasi gambaran radiografik perubahan jaringan periapikal ( mahasiswa harus mengidentifikasi perbedaan perubahan jaringan periapikal dengan jaringan periapikal normal) 5. menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi interpretasi radiografik perubahan jaringan periapikal. 6. mengidentifikasi secara spesifik perbedaan gambaran radiografik beberapa kelainan periapikal., dan mampu membedakan. Prior knowledge
1. Teknik radiografi intrra oral dan extra oral yang digunakan umuk pemeriksaan kelainan jaringan periapikal 2. Prinsip pemeriksaan radiografik Risk vs B e n e f i t A L A R A .
Perubahan radiografis pada berbagai kelainan jaringan periapikal : Radiolusen Periapical lesions of pulpal origin :
* Periapical Granuloma * Radicular cyst * Surgical defect * Apical abscess * Osteomyelitis Radiopak Periapical radiopacities
* Cementoma (periapical cemento-osseous dysplasia) * Hypercementosis * Tori and exostoses * Condensing osteitis * Foreign bodies (periapical)
1st stage * Apical abscess * Surgical defect * Radicular cyst 2. Radicular cyst Features
Adalah suatu ruang / kantung berdinding epitel yang berisi cairan. Timbul pada tempat yang sebelumnya periapical granuloma. Memiliki gambaran radiografik seperti periapical granuloma: Batas / pinggir radiopak berhubungan langsung dengan lamina dura gigi yang bersangkutan dan seringkali apex nya tampak berada didalam lesi Gigi yang bersangkutan bisa bergeser tapi jarang teresobsi
* Radicular cyst * Apical abscess
4. Apical abscess Features
Tampak pelebaran periodontal space . Bila abses berlanjut suatu radiolusensi diffuse didaerah periapikal akan tampak setelah satu minggu Pada fase kronik tampak suatu diffuse periapical radiolucency dan disertai hilangnya lamina dura pada apex.
Differential Diagnosis * Periapical Granuloma * Radicular cyst * Osteomyelitis, periapical
Radiopak
Periapical radiopacities 1. Cementoma (periapical cemento-osseous dysplasia) 3rd stage Features
Pada apex beberapa incisive bawah Middle aged adults Round, monolocular, bisa multiple. Gigi yang terlibat: typically vital, tidak bergeser , tidak teresorbsi. Small, up to 1 cm in diameter.
Radiodensity
Early stage: Radiolucent, Intermediate stage: Radiopacity dikelilingi apical radiolucencies Late stage: radiopaque padat tetapi dikelilingi oleh garis radiolucent tipis
3. Tori and exostoses Features
Torus palatinus: Pada midle line dari hard palate. Torus mandibularis: Pada permukaan lingual premolar bawah dan bilateral ( 80% of the cases ).
Differential Diagnosis * Osteoma and exostoses * Idiopathic osteosclerosis (dense bone island)
4. Condensing osteitis Features
Merupakan reaksi yang tidak biasa dari tulang terhadap infeksi bakteri ringan yang masuk tulang
Differential Diagnosis
Bentuk dan radiopacity dari foreign bodies adalah pathognomonic.
I.A.Identifikasi regio yang diperiksa (terlihat utuh di radiograf) I.B.Evaluasi mutu Radiograf mhs menyatakan apakah obyek tercakup & terletak di tengah radiograf
Objek tercakup artinya dalam foto mencakup batas yang jelas antara daerah yang normal dan daerah patologis ( ada reference sites) tengah radiograf artinya objek menjadi fokus dari sinar x -ray sehingga gambaran objek terlihat paling jelas.
mhs menentukan apakah kontras, detil dan ketajaman radiograf baik
Kontras : terdapat perbedaan antara daerah radiopak dan radiolusen dengan gambaran patokan radiolusen adalah daerah yg tidak terdapat/bebas obyek harus tampak sangat hitam, dan daerah yang radiopak (email) harus tampak sangat putih. Detail : struktur anatomis objek terlihat jelas. Ketajaman : outlione / batas tepi dari setiap struktur anatomis terlihat jelas.
mhs menentukan apakah daerah interdental terlihat jelas
Tujuan dari melihat daerah interdental ialah melihat ada tidaknya distorsi horizontal. Jika distorsi horizontal minimal maka daerah interdental terlihat jelas.
mhs menentukan apakah cusp bukal dan palatal/ lingual terletak sebidang
Tujuannya untuk melihat ada/ tidaknya distorsi vertikal. Untuk gigi anterior yang menjadi indikator ialah singulum. Jika sudu t pemotretan besar maka gigi tampak memendek sehingga singulum berhimpit dengan 1/3 servikal mahkota dan tampak gambaran radiopak tegas. Sedangkan jika sudut pemotretan terlalu kecil maka gigi tampak elongasi sehingga jarak s ingulum menjauhi servikal line sehingga tampak gambaran radiopak difus.
mhs menentukan apakah distorsi yang terjadi minimal
Amati distorsi vertikal dan distorsi horizontal yang terjadi kemudian tentukan besarnya. Jika distorsi tidak minimal maka radiograf tidak dapat diinterpretasi terutama untuk tujuan menilai keadaan jaringan periodontal.
mahasiswa menyimpulkan apakah radiograf dapat diinterpretasi
Radiograf dapat diinterpretasi jika kelima evaluasi mutu radiograf baik atau distorsi minimal.
II.PELAKSANAAN INTERPRETASI II.A.Evaluasi secara umum (general view) : Dalam general view tidak ditulis elemen gigi dan diagnosis lesi / kelainan. kondisi gigi geligi
Amati apakah terdapat gigi malposisi, anomali gigi (bentuk, ukuran, jumlah, struktur)
perubahan pada gigi geligi
Amati gambaran gigi yang mengalami perubahan misalnya terdapat gambaran radiolusensi luas pada mahkota hingga mencapai kamar pulpa, dan lain sebagainya
hubungan gigi geligi
Titik kontak : baik/ buruk; Garis oklusi : baik/ buruk.
kondisi jaringan periodonsium
Normal atau terjadi perubahan. Jika ada perubahan tuliskan dimana lokasinya ( misalnya : terdapat radiolusensi di apikal dan marginal salah satu gigi).
perubahan pada jar. periodonsium
Jika kondisi jaringan periodonsium normal maka bagian ini dikosongkan saja. Jiika terjadi perubahan dituliskan perubahannya secara mendetail,yaitu seluruh perubahan yg terjadi pada jar.periodosium (lamina dura, ruang periodontal dan tlg alveolar)
hubungan gigi dengan jar.periodonsium
Misalnya : Titik kontak antar gigi yang buruk menyebabkan kerusakan tulang kortikal.
kondisi tulang rahang
Normal atau terjadi perubahan. Perubahan dilihat dari pola dan densitas tulang rahang. Jika ada perubahan tuliskan dimana lokasinya
perubahan tulang rahang
Jika kondisi tulang rahang normal maka bagian ini dikosongkan saja. Jiika terjadi perubahan dituliskan perubahannya secara mendetail, misalnya perluasan radiolusensi yg meluas di tulang rahang atau adanya pemadatan akibat adanya kelainan periapikal kronis.
hubungan gigi,jaringan periodonsium dan tulang rahang
Misalnya : radiolusensi yang meluas hingga mencapai kamar pulpa menyebabkan terputusnya lamina dura di apikal dan peningkat densitas tulang rahang di sekitar lesi.
kesimpulan kelainan secara umum
Kesimpulan kelainan ialah sumber atau etiologi lesi. Hanya ada 4 pilihan untuk kesimpulan yakni kelainan berasal dari pulpoperiapikal, periodontal, sistemik, atau kombinasi.
II.B.Evaluasi secara spesifik (spesific view) Mahasiswa menuliskan satu elemen gigi dan regio yang diperiksa Mhs menjelaskan kondisi dan perubahan :
a. Gigi : mahkota
Normal atau terdapat perubahan. Jika terdapat perubahan uraikan secara mendetail lokasi, perluasan lesi di mahkota. misalnya : terdapat radiolusensi yang meluas mulai dari oklusal distal meluas hingga mencapai kamar pulpa
akar
Normal atau terdapat perubahan. Jika terdapat perubahan uraikan secara mendetail lokasi, perluasan lesi di akar.
kamar pulpa
Normal atau terjadi perubahan. Jika terjadi perubahan uraikan secara detail keterlibatann kamar pulpa akibat lesi. Misalnya terjadi penyempitan kamar pulpa akibat terbentuknya dentin sekunder.
saluran akar
Normal atau terjadi perubahan. Jika terjadi perubahan uraikan secara detail akibatnya terhadap saluran akar. Misalnya terdapat penyempitan saluran akar mulai dari 1/3 tengah akar hingga 1/3 apikal akar.
d. Evaluasi lesi periapikal >
radiodensitas lesi
Radiopak/ Radiolusen
>
lokasi dan perluasan lesi
misalnya lokasi di 1/3 apikal akar gigi …dan meluas hingga ke…
>
bentuk dan ukuran diameter lesi
misalnya : Bentuk membulat dengan diameter +/- (kurang lebih) …mm
>
batas tepi
Jelas/ tidak, terdapat garis radiopak tipis yg membatasi lesi atau tidak
>
struktur interna lesi
radiolusen / radiopak dengan kabut tipis radiopak/ radiopak tegas.
>
efek lesi terhadap jaringan sekitar
Sesuaikan dengan kasus. Misalnya lesi menyebabkan peningkatan densitas tulang di sekitar lesi atau hubungannya dengan struktur anatomis (misalnya lesi menyebabkan terdesaknya kanalis mandibularis pada kasus ameloblastoma), atau lesi menyebabkan resorpsi eksterna gigi geligi di sekitarnya atau tidak dll.
Daftar Pustaka
Eric Whaites : Essentials of Dental Radiography and Radiology, 3th edition, Edinburg London Newyork Oxfort Philadelphia St.Louis Sydney Toronto, Churchill Livingstone, 2003. McCall and Wald : Clinical Dental Roentgenology Technic & Inter pretation, 4 th edition, Philadelphia and London, W.B. Saunders Company, 1962. Myron J. Kasle, D.D.S.,M.S.D. : An Atlas of Dental Radiographic Anatomy, Philadelphia London Toronto, W.B. Saunders Company, 1977.
Stuart C White, D.D.S, PhD; Michael J. Pharoah, D.D.S, MSc, FRCD(C) : Oral Radiology Principles and Interpretation, 5th edition, St. Louis Missouri, Mosby, 2000