2
Bimo Walgito, Psikologi Sosial Suatu Pengantar, Yogyakarta: Andi, 2003, halaman 31.
Elizabet Hurlock, Psikologi Perkembangan, halaman 108.
بسم الله الرحمن الرحيم
LAPORAN BUKU PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
KARANGAN ROSLENY MARLIANI, M.Si
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Semester
Mata Kuliah Psikologi Pendidikan Islam
MUHLISIN, S.H.I.
NPM : 162107171458
DOSEN PENGAMPU:
DR. Hj. IMAS KANIA RAHMAN, M.Pd.I
SEMESTER 1 TAHUN AKADEMIK 2016-2017
MAGISTER PENDIDIKAN ISLAM
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR
JAWA BARAT INDONESIA
LAPORAN BUKU / BOOK REPORT
Judul Buku : Psikologi Perkembangan
Pengarang : Rosleny Marliani, M.Si
Pengantar : Prof. Dr. H. Adang Hambali, M.Pd.
Penerbit : CV Pustaka Setia Bandung
Cetakan : Pertama, September 2015
Tebal Buku : 264 halaman
A. PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim. Manusia merupakan mahluk Allah yang mulia dan sempurna. Manusia akan senantiasa menjadi mahluk mulia manakala selalu sesuai dengan fitrah dan tugas utamanya dalam menjalani kehidupan ini; sebagai hamba Allah SWT (Abdullah) dengan melakukan Ibadah Mahdhah maupun Ibadah Ghairu Mahdhah dan Perwakilan Allah untuk memakmurkan bumi dengan kebajikan individu mapun sosial (Khalifah Fil Ardhi). Di sisi lain, manusia juga sempurna dibandingkan dengan Malaikat yang hanya dikarunia potensi ketaatan minus hawa nafsu atau dibandingkan dengan binatang yang dikarunia hawa nafsu minus potensi akal fikiran.
Proses kehidupan manusia melalui tahapan dan fase yang unik dan saling terkait. Dikatakan unik karena manusia dapat mempelajarinya. Adapun yang dimaksud terkait adalah bahwa fase berikutnya merupakan tindaklanjut dari fase sebelumnya. Secara praktis, hasil pengamatan menunjukkan bahwa pertumbuhan dan perkembangan anak (didik) memiliki perbedaan antara yang satu dengan yang lain. Pertumbuhan fisik mereka secara kasat mata mungkin sebagian dapat diamati oleh indra dan kitapun dapat membuat interpretasi-interpretasi terhadapnya. Kita terkadang memberikan pendapat bahwa si fulan secara jasmani sehat, cukup gizi dan pertumbuhannya baik dengan hanya mendasarkan pada pengamatan indra sesaat, walaupun tidak seratus persen interpretasi tersebut benar. Akan tetapi tidak semua perkembangan jasmasi yang baik juga diikuti dengan kematangan perkembangan psikologinya. Banyak kasus-kasus yang terjadi dalam kehidupan masyarakat orang-orang yang tampak sehat secara lahiriah ternyata secara psikologis dia sakit. Untuk menginterpretasi bahwa seseorang atau siswa sedang mengalami masalah secara psikologis, tidak cukup hanya dengan pegamatan sesaat. Dibutuhkan penanganan yang khusus dan cermat agar seorang guru dan orang tua memperoleh informasi yang lengkap mengenai anak didiknya sehingga akan memudahkannya untuk memberikan treatment.
Dalam menghadapi siswa yang secara psikologis memiliki masalah, guru dan orang tua harus hati-hati dan secara bijaksana merangkul mereka untuk dibimbing dan di arahkan agar dapat mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya. Banyak factor yang melatarbelakangi seorang siswa berprilaku menyimpang dari kebiasaan-kebiasaan yang normatif. Penelusuran terhadap faktor-faktor penyebab ini akan membantu guru dan orang tua dalam mendiagnosa masalah yang dihadapi serta langkah apa yang harus dilakukan dalam membantu anak dan atau siswa keluar dari masalahnya. Untuk dapat melakukan semua rangkaian kegiatan tersebut, guru dan orang harus memiliki pengetahuan mengenai psikologi perkembangan anak pada khususnya dan psikologi pendidikan pada umumnya.
Dalam buku Psikologi Perkembagan karangan Rosleny Marliani, M.Pd. yang terdiri dari 10 bab ini membahas: pendahuluan, mengenal psikologi perkembangan, periodisasi perkembangan manusia, perkembangan pra natal, masa bayi, masa perkembangan dan masa kanak-kanak, masa perkembangan dan puberitas remaja, perkembangan masa dewasa dini, masa dewasa madya: penyesuaian pribadi dan sosial, dan masa lanjut usia.
B. ISI BUKU
Bab. 1. Pendahuluan
Dalam bab ini penulis mengawali dengan menjelaskan Konsep Manusia sebagai Mahluk Hidup. Manusia berkembang dan dapat mengalami berbagai perubahan sebagai akibat adanya perkembangan pada diri manusia yang di dalamnya terdapat faktor pembawaan dan faktor lingkungan, yang secara bersama-sama mempunyai peranan.
Dalam menjelaskan manusia sebagai mahluk individu, penulis mengutip pandangan A. Lysen yang menyatakan manusia lahir sebagai mahluk individual yang bermakna tidak terbagi atau tidak terpisahkan antara jiwa dan raga. Seperti halnya hewan, secara biologis manusia lahir dengan kelengkapan fisik, sedangkan secara rohani, manusia berbeda dengan mahluk hewani. Jiwa manusia merupakan satu kesatuan dengan raganya untuk selanjutnya melakukan aktifitas atau kegiatan. Selain itu, kegiatan manusia tidak semat-mata digerakkan oleh jasmanianya, tetapi juga aspek rohaninya.
Penulis juga menjelaskan bahwa pertumbuhan dan perkembangan individu dipengaruhi beberpa faktor. Dalam hal ini, penulis juga memaparkan tiga pandangan yang masyhur yaitu; 1). Pandangan Natisvik, 2).Pandangan Empiristik, dan 3). Pandangan Konvergensi.
Selanjutnya penulis mengulas Manusia Sebagai Mahluk Sosial. Antara lain dinukil di pembahasan ini pandangan bahkan 'ajaran' Aristoteles (384-322 SM) yang menyatakan bahwa manusia adalah zoon politicon artinya manusia sebagai mahluk yang selalu ingin bergaul dalam masyarakat.
Dijelaskan juga hal-hal yang menyebabkan manusia selalu hidup bermasyarakat karena adanya dorongan kesatuan biologis yang terdapat dalam naluri manusia , seperi: memenuhi keperluan makan dan minum, membela diri dan mengadakan keturunan.
Sejak manusia dilahirkan, ia memiliki dua keinginan pokok, yaitu: a). Menjadi satu dengan manusia di sekelilingnya dan b). Menjadi satu dengan alam sekelilingnya.
Hubungan Manusia Dengan Lingkungan: Lingkungan sosial primer dan Lingkungan sosial sekunder
Fakta-Fakta Dalam Perkembagan
Dasar-dasar permulaan adalah sifat kritis.
Peran kematangan dan belajar dalam perkembangan
Perkembangan mengikuti pola tertentu dan dapat diramalkan
Faktor Pendukung Dalam Pertumbuhan Dan Perkembangan manusia
A. Pertumbuhan fisik
B. Kecerdasan (intelek)
C. Temperamen (emosi)
D. Sosial
E. Bahasa
F. Bakat Khusus
G. Sikap, Nilai dan Moral
H. Interaksi keturunan dan lingkungan dalam perkembangan
Fase-Fase Perkembangan
A. Fase Pranatal (saat dalam kandungan).
B. Fase Bayi (sejak lahir samapai 18 atau 24 bulan).
C. Fase Kanak-Kanak Awal (sejak akhir masa bayi hingga usia 5 atau 6 tahun. Disebut juga fase pra sekolah).
D. Fase Kanak-Kanak Tengah dan Akhir ( 6 tahun sampai 11 tahun. Masa usia Sekolah Dasar).
E. Fase Remaja (berawal pada usia 10 samapai 12 tahun, berakhir pada 18 tahun sampai 20 tahun.
Bab. 2. Mengenal Psikologi Perkembangan
Kata "psikologi" mengandung kata psyche yang dalam bahasa Yunani berarti "jiwa" dan kata logos yang daat diterjemahkan dengan "ilmu".
Ilmu jiwa merupakan istilah dalam bahasa Indonesia sehari-hari yang dapat dipaha,i setiap orang sehingga digunakan dalam arti yang luas. Adapun kata psikologi merupakan istilah ilmu pengetahuan yang bersifat ilmiah sehingga penggunaannya dirujuk pada pengetahuan ilmu jiwa yang bercorak ilmiah tertentu.
Ilmu jiwa meliputi segala pemikiran, pengetahuan,tanggapan, khayalan, dan spekulasi mengenai jiwa. Adapun psikologi meliputi ilmu pengetahuan mengenai jiwa yang diperoleh secara sistematis dengan metode-metode ilmiah yang memenuhi syarat-syarat sebgaimana disepakati oleh para sarjana psikologi masa kini. Istilah ilmu jiwa merujuk pada ilmu jiwa pada umumnya, sedangkan psikologi merujuk pada ilmu jiwa yang ilmiah menurut norma-norma ilmiah modern.
Adapun psikologi perkembangan merupakan salah-satu lapangan dalam ilmu psikologi yang membahas perubahan dan faktor-faktor umum yang mempengaruhi perubahan pada manusia, baik yang bersifat fisik maupun psikis akibat adanya proses kematangan dan interaksi lingkungan. Perkembangan ini bersifat sistematis, progresif dan berkesinambungan.
Objek Psikologi Perkembangan
Psikologi Anak ( termasuk masa bayi).
Psikologi Puber dan adolensi (psikologi pemuda).
Psikologi Orang Dewasa.
Psikologi Orang Tua.
Prinsip Psikologi Perkembangan
A. Prinsip Psikologi Perkembangan Secara Umum
1. Poses yang tidak pernah berhenti.
2. Berlangsung secara terus-menerus yang dipengaruhi oleh pengalaman atau belajar sepanjang hidup sampai mencapi kematangan atau masa tua.
3. Setiap aspekperkembangan individu, baik fisik, emosi, inteligensi maupun sosial, satu sama lainnya saling mempengaruhi.
4. mengikuti pola atau arah tertentu. Setiap tahap perkembangan merupakan hasil perkembangan dari tahap sebelumnya yang merupakan prasyarat bagi perkembangn berikutnya.
5. Terjadi pada tempo yang berlainan. Perkembangan fisik dan mental mencapai kematangannya terjadi pada waktu dan tempo yang berbeda (ada yang cepat dan ada yang lambat).
6. Setiap fase perkembangan mempunyai ciri yang khas. Para ahli telah banyak mengadakan penelitian dan menetapkan fase perkembangan sesuai dengan umur masing-masing untuk dijadikan pedoman dalam memepelajari perkembangan individu.
7. Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan/fase perkembangan.
Prinsip Dasar Psikologi Perkembangan Dari Prespektif Islam
1. Pertumbuhan dan Perkembangan merupakan proses yang bertahap dan berangsur-angsur. (Q.S. Al Furqan: 2 , Q.S. Nuh; 13-14 dan Q.S. Az Zumar: 6).
2. Pertumbuhan dan Perkembangan manusia memiliki pola tertentu. (Q.S. Ar Rum: 54).
3. Perkembangan manusia adalah proses Kumulattif dan Simultan. (Q.S. An Nisa: 6, Q.S. Al Baqarah: 282 dan Q.S. An Nahl: 16).
Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia: Melampui 4. Keberadaan Fenomena Dunia. (Q.S. Al Mu'minun; 12-16.
5. Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia Melewati Periode Kritis Dan Sensitif Tertentu.
Teori-Teori Perkembangan
A. Teori yang berorientasi Biologis.
B. Teori Lingkungan.
C. Teori Psikodinamika.
D. Teori Ilmu Kerohanian.
E. Teori Interaksionisme.
F. Teori Perkembangan dan Pendidikan.
G. Teori Emansipasi.
Metodologi Psikologi Perkembangan
A. Pendekatan Umum:
1. Metode Longitudinal vs Transveral.
2. Pendekatan Lintas Budaya.
B. Pendekatan Spesifik:
1. Metode Eksperimental.
2. Metode Noneksperimental.
Bab. 3. Periodisasi Perkembangan Manusia
Prinsip Merkembangan Manusia
Never ending process.
Perkembangan mengikuti pola/arah tertentu.
Periodisasi berdasarkan Biologis:
Menurut Aristoteles
Anak kecil: 0-7 tahun (masa bermain)
Anak sekolah: 7-14 tahun (masa belajar atau masa sekolah rendah)
Remaja: 14-21 tahun (masa peralihan dari anak menjadi orang dewasa)
Menurut Kretscmer
Fullungs (pengisian) periode I: 0-3 tahun, anak tampak pendek gemuk.
Streckungs (rentangan) periode I: 3-7 tahun, anak tampak langsing.
Fullungs periode II: 7-13 tahun, anak tampak pendek gemuk kembali.
Streckungs periode II: 13-20 tahun, anak kembali tampak langsing.
Menurut Elizabeth Hurlock
Pranatal (sebelumlahir), mulai masa konsepsi sampai proses kelahiran sekitar 9 bulan atau 280 hari
Infancy (orok), mulai lahir sampai usia 10 atau 14 hari
Babyhood (bayi), mulai 2 pekan sampai 2 tahun
Chilhood (kanak-kanak), mulai 2 tahun sampai remaja
Adolescence/puberity, mulai usia 11 atau 13 tahun sampai 21 tahun, dikelompokkan pada;
1). Pre-adolescence, wanita usia 11-13 tahun, pria lebih lambat dari itu
2). Early adolescence, usia 16-17 tahun
3). Late adolescence, masa perkembangan terakhir sampaimasa usia kuliah di perguruan tinggi
Periodisasi berdasarkan Psikologi
Pandangan Oswald Kroch
Trotz I, usia 0-3 tahun (masa anak-anak awal)
Trotz II, usia 3-13 tahun (masa keserasian sekolah)
Trotz III, usia 13-akhir remaja biasa (masa kematangan)
Pandangan Robert J. Havinghurst
Infancy and early childhood (masa pra sekolah), 0-6 tahun
Middle childhood (masa sekolah), 6-12 tahun
Adolescence (masa remaja), 12-18 tahun
Early adulthood (masa dewasa awal0, 18-30 tahun
Midlle age (masa dewasa lanjut0, 30-50 tahun
Old age (masa tua sampai meninggal), 50 tahun ke atas
Pandangan Kohstamm
Vital, 0-1 tahun, masa menyusu
Estetis, 1-6 tahun,masa bermain
Intelektual, 6-12 tahun, masa sekolah
Soaial, 12-21 tahun, masa pemuda dan masa adolescence
Manusia matang, 21 ke atas, disebut juga masa dewasa
Pandangan Charlotte Bubler
Masa pertama perkembangan anak pada usia 0-1 tahun
Masa kedua perkembangan anak pada usia 2-4 tahun
Masa ketiga perkembangan anak pada usia 5-8 tahun
Masa keempat perkembangan anak pada usia 9-13 tahun
Masa kelima perkembangan anak pada usia 14-19 tahun
Periodisasi berdasarkan Didaktis
John Amos Comenius
Tahap enam tahun pertama (0-6 tahun) disebut periode sekolah ibu (scola maternal)
Tahap enam tahun kedua (6-12 tahun) disebut sekolah eriode bahasa ibu (scola vermacula)
Tahap enam tahun ketiga (12-18 tahun) disebut periode sekolah latin (scola latina)
Tahap enam tahun keempat (18-24) disebut periode masuk akademik/perguruan tinggi (academia)
Tahap perkembangan pribadi (24 tahun ke atas) yaitu tahap pada saat intelek memimpin perkembangan semua aspek kepribadian menuju kematangan pribadi ketika manusia memiliki kemampuan mengasihi Allah dan sesama manusia.
Jean Jacques Rousseau
0-2 tahun tahap asuhan
2-12 tahun tahap pendidikan
12-15 tahun tahap pendidikan akal
15-20 tahun tahap pendidikan watak dan agama
Harvey A. Tilker dan Elizabeth Hurlock
Masa sebelum lahir (prenata) selama 9 bulan atau 280 hari
Masa bayi baru lahir (new born) 0,0-2 pekan
Masa bayi (babyhood0 dari 2 pekan – 2 tahun
Masa kanak-kanak:
1). Masa kanak-kanak awal (early childhood) dari 2-6 tahun
2). Masa kanak-kanak akhir (late childhood0 dari 6-12 tahun
e. Masa puber (puberity) 11/12 tahun – 15/16 tahun
f. Masa remaja (adolescence0 dari 15/16 tahun-21 tahun
g. Masa Dewas
1). Masa dewasa awal (early adulthood) dari 21-40 tahun
2). Masa dewasa madya (middle adulthood) dari 40-60 tahun
h. Masa usia lanjut (later adulthood) dari 60 tahun ke atas
Bab. 4. Perkembangan Masa Prenatal
Konsep Periode Prenatal
Masa prenatal merupakan titik awal dari proses pertumbuhan dan perkembangan manusia, yaitu saat manusia masih berada di dalam rahim.
Ciri-ciri Masa Prenatal
Terjadinya pembauran sifat-siafat yang diturunkan oleh kedua orang tua janin.
Pengaruh kondisi-kondisi dalam tubuh ibu.
Kepastian jenis kelamin.
Pertumbuhan cepat.
Mengandung banyak bahaya fisik dan psikis.
Membentuk sikap-sikap yang baru diciptakan.
Tahapan Perkembangan Janin dalam Kandungan
Periode Germinal
Periode Embriosis
Periode Fetal
Dalam pandangan Islam, fase prenatal dimulai sejak masa konsepsi sampai kelahiran (sekitar 9 bulan sampai 280 hari), kajian Al Qur'an surat Al Mu'minun ayat 12-16:
Fase nuthfah (tetesan sperma, spermatozoa),
Fase 'Alaqah (gumpalan darah),
Fase Mudhghah (gumpalan daging),
Fase terbentuknya 'idzam (tulang0 yang terbalut oleh daging,jaringan dan otot,
Fase janin dalam bentuk sempuran
Bab. 5. Masa Bayi
Menurut hurlock,periode ini dibagi menjadi dua:
Partunate, berlangsung sejak bayi keluardari rahim ibu hingga tali pusar dipotong dan diikat.
Meonate, berlangsung sampai putusnya tali pusar, sekitar dua pekan setalah lahir.
Karateristik Bayi Baru Lahir (neonatal):
Periode tersingkat dari semua periode perkembangan.
Masa terjadinya penyesuaian yang radikal.
Masa terhentinya perkembangan.
Periode yang berbahaya.
Perkembagan masa Bayi:
Masa dasar yang sesungguhnya.
Masa pertumbuhan dan perkembangan berjalan pesat.
Permulaan sosialisasi.
Permulaan berkembnagnbya penggologan peran seks.
Tugas dalam Perkembagan Masa Bayi:
Belajar berjalan pada usia 9,0-15,0 bulan.
Belajar memakan makanan padat.
Belajar berbicara.
Belajar buang air kecil dan buang air besar.
Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin.
Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis.
Membentuk konsep-konsep sederhana kenyataan sosial dan alam.
Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang tua, saudara dan orang lain.
Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk serta pengembangan kata hati.
Bab. 6. Masa Perkembangan Dan Masa kanak-Kanak
Masa kanak-kanak, menurut Hurlock, dimulai setelah melewati masa bayi yang penuh ketergantungan, sampai saat matang secara seksual, kira-kira tiga belas tahun untuk perempuan dan empat belas tahun untuk laki-laki.
Tahapan Perkembangan masa kanak-Kanak:
Masa pertama (1-1,6 tahun); anak mulai mampu berkata-kata meskipun hanya berupa potongan kata seperti bi, mi, ma,pa.
Mas kedua (1,6-2 tahun); anak ingin mulai memperbaharui pembendaharaan katanya dengan menanyakan, "apa itu?".
Masa ketiga (2-2,6 tahun); naka tampak sempurna dalam merangkai kata-kata.
Masa keempat (2-6 tahun hingga masa akhir kanak-kanak); keinginan anak untuk mengetahui segala sesuatunya semakin bertambah. Setiap jawaban akan menimbulkan pertanyaan baru.
Ciri-ciri Masa Kanak-Kanak menurut para Ahli Psikologi:
Usia kelompok karena masa ini anak-anak mempelajari dasar-dasar perilaku sosial sebagai persiapan bagi kehidupan sosial yang lebih tinggi.
Usia menjelajah karena anak-anak ingin mengetahui keadaan lingkungannya, mekanisme, perasaan, dan dapat menjadi bagian dari lingkungan.
Usia bertanya karena salah-satu cara anak-anak pada umumnya dalam menjelajahi lingkungan adalah dengan bertanya.
Usia meniru karena anak-anak mudah meniru pembicaraan dan tindakan orang lain.
Usia kretaif karena anak-anak lebih menunjukkan kreatifitas dalam bermain.
Bab. 7. Masa perkembangan Dan Pubertas Remaja
Masa Perkembangan Dan Pubertas Remaja
A. Masa Pubertas
1. Pengertian Masa Pubertas
Pubertas adalah periode dalam masa perkembangan ketika anak-anak berubah dari mahluk aseksual menjadi mahluk seksual. Pada masa ini terjadinya kematangan alat-alat seksual dan tercapainya kemampuan, yaitu reproduksi.
Pada masa pubertas, anak mengalami perubahan fisik,psikis dan pematangan fungsi seksual. Dimulai ketika berumur 8-10 tahun dan berakhir lebih kurang pada usia 15-16 tahun.
2. Ciri-ciri masa Pubertas:
A. Periode Tumpang Tindih ( akhir tahun masa kanak-kanak dan awal masa remaja.
B. Periode yang singkat (2-4 tahun); tahap prapuber, tahap puber, tahap pascapuber.
C. Masa pertumbuhan dan perubahan yang cepat.
D. Masa Negatif
Karakteristik Anak Puber
1. Merasa diri sudah dewasa sehingga anak sering membantah atau menentang.
2. Emosi tidak stabil sehingga anak puber cenderung merasa sedih, marah, gelisah, dan khawatir.
3. Mengatur dirinya sendiri sehingga terkesan egois dan sangat mengutamakan kepentingan kelompok atau geng sehingga mudah terpengaruh oleh teman sekelompoknya.
4. Anak mudah terpengaruh oleh lingkungan dan budaya baru yang sering bertentangan dengan norma masyarakat.
5. memiliki rasa keingintahuan yang besar pada hal-hal baru yang mengakibatkan perilaku coba-coba tanpa didasari dengan iformasi yang benar dan jelas.
Pubertas Dalam Prespektif Islam
Rasulullah Muhammad SAW memerintahkan agar menyuruh anak sholat pada usia 7 tahun dan memukulnya jika tidak sholat pada usia 10 tahun.
Rasulullah Muhammad SAW juga mengingatkan agar memisahkan tempat tidur ketika anak mulai masuk pada usia 7 tahun.
Q.S. Ar Rum: 54 membagi tiga fase kehidupan: a). Fase kanak-kanak (al-thifl), 2). Fase baligh dan 3). Fase usia lanjut.
Masa Remaja
Istilah adolescence artinya tumbuh menjadi dewasa. Istilah ini memiliki arti yang lebih luas mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik.
Batasan Usia Masa Remaja:
A). Masa praremaja: 10-12 tahun.
B). Masa remaja awal: 12-15 tahun.
C). Masa remaja pertengahan: 15-18 tahun.
D). Masa remaja akhir: 18-21 tahun.
Ciri-Ciri Masa Remaja
Ciri-ciri umum masa remaja
Periode yang penting.
Periode peralihan.
Periode perubahan.
Usia bermasalah.
Masa remaja sebagai masa pencarian identitas.
Usia yang menimbulkan ketakutan.
Masa yang tidak realistis.
Ambang masa dewasa.
Ciri-ciri khusus masa remaja.
1. Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang sering dikenal dengan masa storm and stress.
2. Perubahan yang cepat secara fisik juga disertasi dengan kematangan seksual.
3. Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hunungan dengan orang lain. Termasuk tentang hubungan dengan lawan jenis dan orang dewasa.
4. Perubahan nilai, yang semula mereka anggap penting pada masa kanak-kanak menjadi kurang penting karena sudah mendekati dewasa.
5. Pada umumnya remaja bersikapambivalen dalam menghadapi perubahan yang terjadi. Di satu sisi mereka menginginkan kebebasan, tetapi pada sisi lain mereka takut akan tanggung jawab yang menyertai kebebasan tersebut, serta meragukan kemampuannya untuk memikul tanggung jawa tersebut.
Tanda Masuknya Masa Remaja
Masa remaja ditandai dengan
(1) berkembangnya sikap dependen kepada orangtua ke arah independen,
(2) minat seksualitas; dan
(3) kecenderungan untuk merenung atau memperhatikan diri sendiri, nilai-nilai etika, dan isu-isu moral (Salzman dan Pikunas, 1976).
Perkembangan Perilaku Remaja Pada Masa Pubertas
1. Perkembangan Perilaku Kognitif Remaja
Menurut jean Piaget: periode terakhir dan tertinggi dalam tahap pertumbuhan operasi formal.
2. Perkembangan Perilaku Sosioemosional Remaja
Pada masa ini mood (suasana hati) bisa berubah dengan sangat cepat.
3. Perkembangan Perilaku Seksual Remaja.
a. Berpacaran
b. Mengenal Media Pornografi
c. Mengalami Masalah Mastrubasi dan Hubungan Seksual.
Menghadapi Anak Yang Memasuki Masa Puber
1. Masalah Individu
Umumnya remaja mulai "menarik diri"dari banyak nilai (values) yang selama ini didapatkannya. Pada tahun-tahun "rawan" ini para remaja mengambil nilai-nilai dari peer grup-nya (kelompok) dan budaya pop yang melingkar sekitar hidupnya. Ia enggan untuk bergabung dengan acara-acara keluarga dan lebih sering bergabung dengan teman-temannya.
2. Masalah seksualitas
Remaja sering menerima pesan-pesan yang beragam; pesan baik dari orang tua dan guru dan pesan buruk dari media dan lingkungan.
Tugas Perkembangan Dan Perubahan Kepribadian Pada Masa Remaja
A. Tugas Perkembangan Remaja
1. memeperluas hubungan antara pribadi dan berkomunikasi secara lebih dewasa dengan kawan sebaya, baik laiki-laki maupun perempuan.
2. memeperoleh peranan sosial.
3. Menerima kebutuhannya dan menggunakannya dengan efektif.
4. Memperoleh kebebasan emosioan dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
5. Mencapai kepastian kebebasan dan kemampuan diri sendiri.
6. Memilih dan mempersiapkan lapangan pekerjaan.
7. Mempersiapkan diri dalam pembentukan remaja.
8. Membentuk sistem nilai, moralitas,dan falsafah hidup.
B. Perubahan Kepribadian
1. Usia Kematangan
2. Penampilan Diri
3. Kepatutan Seks
4. Nama dan Julukan
5. Hubungan Keluarga
6. Teman-Teman Sebaya
7. Kreatifitas
8. Cita-cita
Tugas Perkembangan Remaja Menurut Hurlock (1991)
1. Berusaha mampu menerima keadaan fisiknya.
2. Berusaha mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa.
3. Berusaha mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis.
4. Berusaha mencapai kemandirian emosional
5. Berusaha mencapai kemandirian ekonomi.
6. Berusaha mengembangkan konsep dan keterampilan-keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melukukan peran sebagai anggota masyarakat.
7. Berusaha memahami dan mengintemalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua.
8. Berusaha mengembangkan perilaku tanggungjawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa.
9. Berusaha mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan.
10. Berusaha memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga.
Sumber Tugas Perkembangan
Munculnya tugas-tugas perkembangan, bersumber pada faktor-faktor berikut :
1. Kematangan fisik, misalnya (a) belajar berjalan karena kematangan otot-otot kaki; (b) belajar bertingkah laku, bergaul dengan jenis kelamin yang berbeda pada masa remaja karena kematangan organ-organ seksual.
2. Tuntutan masyarakat secara kultural, misalnya (a) belajar membaca; (b) belajar menulis; (c) belajar berhitung; (d) belajar berorganisasi.
3. Tuntutan dari dorongan dan cita-cita individu sendiri, misalnya (a) memilih pekerjaan; (b) memilih teman hidup.
4. Tuntutan norma agama, misalnya (a) taat beribadah kepada Alloh; (b) berbuat baik kepada sesame manusia.
Tujuan Tugas Perkembangan
Tugas-tugas perkembangan mempunyai tiga macam tujuan yang sangat bermanfaat bagi individu dalam menyelesaikan tugas perkembangan, yaitu sebagai berikut:
1. Sebagai petunjuk bagi individu untuk mengetahui apa yang diharapkan masyarakat dari mereka pada usia-usia tertentu.
2. Memberikan motivasi kepada setiap individu untuk melakukan apa yang diharapkan oleh kelompok sosial pada usia tertentu sepanjang kehidupannya.
3. Menunjukkan kepada setiap individu tentang apa yang akan mereka hadapi dan tindakan apa yang diharapkan dari mereka jika nantinya akan memasuki tingkat perkembangan berikutnya.
Hambatan Tugas Perkembanagan
Tugas-tugas perkembangan ada yang dapat diselesaikan dengan baik, ada juga yang mengalami hambatan. tidak dapat diselesaikannya dengan baik suatu tugas perkembangan dapat menjadi suatu bahaya potensial yang menjadi penghambat penyelesaian tugas perkembangan, yaitu sebagai berikut :
1. Harapan-harapan yang kurang tepat, baik individu maupun lingkungan sosial mengharapkan perilaku di luar kemampuan fisik maupun psikologis.
2. Melangkahi tahap-tahap tertentu dalam perkembangan sebagai akibat kegagalan menguasai tugas-tugas tertentu.
3. Adanya krisis yang dialami individu karena melewati satu tingkatan ke tingkatan yang lain.
Tingkat Pencapaian Tugas Perkembangan.
Tinggi
Indikatornya:
Memiliki sahabat dekat dua orang atau lebih.
Sebagai anggota "klik" dari jenis kelamin yang sama secara mantap.
Dipercaya oleh teman sekelompok dalam posisi tanggung jawab tertentu.
Memiliki penyesuaian sosial yang baik.
Banyak meluangkan waktu untuk berinteraksi dengan teman sebaya.
Berpartisipasi dalam acara teman sebaya.
Memahami dan dapat melakukan keterampilan sosial dalam bergaul dengan teman sebaya.
Mau bekerja sama dengan orang lain.
Berusaha memahami pandangan orang lain dalam diskusi kelompok.
Kadang-kadang memberikan tepuk tangan kepada lawan dalam suatu permainan
Sedang
Indikatornya:
Memiliki seorang teman dekat.
Menjadi anggota "klik" atau "gank" namun kurang mendapat perhatian.
Memiliki kemampuan sosial yang sedang.
Kadang-kadang mau menghadiri acara dengan teman lawan jenis.
Merasa tidak percaya diri, apabila berada dalam kelompok yang beragam.
Mempunyai peran yang netral dalam kegiatan kelompok.
Rendah
Indikatornya:
Tidak memiliki teman akrab.
Tidak pernah diundang untuk menghadiri acara kelompok.
Sering dikambing hitamkan oleh kelompok sebaya.
Sering balas dendam dengan sikap bermusuhan.
Berperilaku penyimpangan penyesuaian sosial.
Sangat malu bergaul dengan lawan jenis.
Tanda Bahaya Dari Ketidakmampuan Penyesuaian Diri Remaja
A. Tidak bertanggungjawab, tampak dalam perilaku mengabaikan pelajaran, misalnya untuk bersenang-senang dan mendapatkan dukungan sosial.
B. Sikap yang sangat agresif dan sangat yakin pada diri sendiri.
C. Perasaan tidak nyaman, yang menyebabkan remaja patuh mengikuti standar-standar kelompok.
D. Merasa ingin pulang jika berada jauh dari lingkungan yang dikenal.
E. Perasaan menyerah.
F. Terlalu banyak berkhayal untuk mengimbangi ketidapuasan yang diperoleh dari kehidupan sehari-hari.
G. Mundur ke tingkat perilaku yang sebelumnya agar disenangi dan diperhatikan.
H. Menggunakan mekanisme pertahanan, seperti nasionalisasi proyeksi, berkhayal, dan memidahkan.
Nilai-Nilai Agama, Profil Sikap Dan Perilaku Remaja
Akidah (keyakinan)
1. Meyakini Allloh sebagai Pencipta.
2. Meyakini bahwa agama sebagai pedoman hidup.
3. Meyakini bahwa Alloh Maha Melihat.
4. Meyakini hari akhirat sebagai hari pembalasan amal manusia.
5. Meyakini bahwa Alloh Maha Penyayang dan Pengampun.
Ibadah dan ahlakul karimah
1. Melaksanakan ibadah (mahdoh) seperti salat, shaum, berdoa, dll.
2. Membaca kitab suci dan mendalaminya.
3. Mengendalikan hawa nafsu dari sikap dan perbuatan yang diharamkan Alloh.
4. Bersikap hormat kepada orang tua dan orang lain.
5. Menjalin silaturahim dengan orang lain.
6. Bersyukur.
7. Bersabar.
8. Memelihara kebersihan.
9. Memiliki etos belajar yang tinggi.
Implikasi Tugas-Tugas Perkembangan Remaja Bagi Pendidikan
1. Sekolah dan perguruan tinggi perlu memberikan kesempatan melaksanakan kegiatan-kegiatan nonakademik melalui berbagai perkumpulan, misalnya perkumpulan penggemar olahraga sejenis, kesenian, dan lain-lain
2. Apabila ada remaja putra atau putri bertingkah laku tidak sesuai dengan jenis kelaminnya, mereka perlu dibantu melalui bimbingan dan konseling. Demikian juga, apabila seorang wanita lebih mementingkan studi dan kariernya daripada menaruh perhatiannya menjadi seorang ibu, hendaknya sekolah turut membantunya agar mereka mampu menerima peranannya sebagai wanita.
3. Siswa yang lambat perkembangan jasmaninya diberi kesempatan berlomba dalam kegiatan kelompoknya sendiri. Perlu diberikan penjelasan melalui bidang studi biologi dan ilmu kesehatan bahwa pada diri remaja sedang terjadi perubahan jasmani yang bervariasi. Kepada siswa juga diberikan kesempatan untuk bertanya jawab tentang perkembangan jasmani itu.
4. Pemberian bantuan kepada siswa untuk memilih lapangan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan keinginannya, sesuai dengan sistem kemasyarakatan yang dianutnya, dan membantu siswa mendapatkan pendidikan yang bermanfaat untuk memepersiapkan diri memasuki pekerjaan. Semua ini hendaknya dilakukan oleh semua personil sekolah, terutama perugas bimbingan dan konseling, yaitu guru pembimbing atau konselor sekolah.
Bab. 8. Perkembangan Masa Dewasa Dini
Hurlock membagi masa dewasa dalam tiga kelompok:
Masa dewa awal
Masa dewasa madya
Masa dewasa lanjut (usia lanjut).
Masa dewasa adalah masa pencarian kemantapan dan masa reproduktif, yaitu masa yang penuh dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi, periode komitmen dan masa kebergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas dan penyesuaian diri pada pola hidup yang baru.
Sifat dan sikap Adolencence (masa dewasa):
Menemukan pribadinya.
Menentukan cita-cita.
Menggariskan jalan hidup.
Bertanggung jawab.
Menghimpun norma-norma sendiri.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Perkembangan orang dewasa:
Kekuatan fisik.
Kemampuan mental.
Motivasi untuk berkembang.
Model peran.
Karakteristik Perkembangan Orang Dewasa
Perkembangan Psikologi masa Dewasa Dini:
Berorientasi pada tugas.
Tujuan yang jelas dan kebiasaan kerja yang efisien.
Mengendalikan perasaan pribadi.
Keobjektifan.
Menerima kritik dan saran
Pertanggungjawaban terhadap usaha-usaha pribadi.
Perkembangan fisik masa dewasa dini
Usia reproduktif (reproductive age).
Usia memantapkan letak kedudukan 9setting down age).
Usia banyak masalah (problem age).
Usia tegang dalam hal emosi (emotional tension).
Masa keterasingan sosial.
Masa komitmen.
Masa kebergantungan.
Masa perubahan nilai.
Masa kreatif.
Perkembangan intelektual
Menurut Pieget, kapasitas kognitif dewasa muda tergolong masa operational formal, bahkan terkadang mencapai masa post-operasi formal.
Tugas Perkembangan Masa Dewasa Dini:
Memilih teman bergaul ( sebagai calon suami atau istri).
Belajar hidup bersama dengan suami istri.
Mulai hidup dalam keluarga atau hidup berkeluarga.
Mengelola rumah tangga.
Kondisi Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja:
Kepuasaan yang sesuai dengan kebutuhan dan minat.
Stres karena kerja.
Pekerjaan yang menarik dan tidak menarik.
Perilakuorang penting terhadap kinerjanya.
Penyesuaian Diri Yang harus Dilakukan Dalam Perkawinan:
Penyesuaian diri dengan pasanagan
Keseuain antara konsep mengenai pasangan yang ideal dan kenyataan.
Pemenuhan kebutuhan keluarga.
Kesamaan latar belakang kehidupan di antara pasangan suami istri.
Adanya minat dan kepentingan bersama.
Keserupaan nilai dan konsep peran serta perubahan-perubahan dalam pola hidup.
Penyesuain seksual
Perilaku terhadap seks: drongan seksual, pengalaman seks marital awal, sikap terhadap penggunaan alat kontrasepsi, efek vasektomi.
Penyesuaian dalam keuangan.
Penyesuaian dengan pihak keluarga pasangan.
Stereotif
Keinginan untuk mandiri
Intensitas keluargaisme
Tingginya mobilitas sosial
Kemungkinan adanya anggota keluarga berusia lanjut
Bantuan keuangan untuk keluarga pasangan
Penyesuaian dalam perubahan peran
Mulai bekerja dalam suatu jabatan
Memperoleh kelompok sosial yang seirama dengan nilai-nilai pahamnya.
Bab. 9. Masa Dewasa Madya: Penyesuaian Pribadi Dan Sosial
Makna usia madya
Dewasa madya atau yang populer dengan istilah setengah baya, dari sudut posisi usia danterjadinya perubahan fisik atau psikologis, memilikibanyak kesamaan dengan masa remaja. Jika masa remaja merupakan masa peralihan, dalam arti bukan lagi masa kanak-kanak, tetapi belum bisa disebut dewasa, pada setengah baya tidak dapat lagi disebut muda, namun juga belum bisa dikatakan tua. Menurut Hurlock, masa ini berlangsung panjang sekira sejak usia 40-60 tahun.
Menurut Shafi'i dan Subandi (1996) beberapa perubahan yang terjadi pada masa dewasa madya adalah perubahan fisik, seperti:
Tumbuhnya uban
Kulit mulai keriput
Gigi yang menguning
Tulang-tulang bergeser lebih dekat antara yang satu dan yang lainnya,sulit melihat objek-objek yang dekat
Penurunan pada sensitivitas pendengaran
Menopause (reproduksi haid akan mulai berhenati)
Pandangan Islam tentang usia madya:
Al Qur'an, surat Ar Rum ayat 54
Al Qur'an, surat At Tahrim ayat 6
Karakteristik usia madya:
Masa transisi dan stres
Usia berbahaya dan menakutkan
Masa berprestasi
Masa evaluasi diri
Masa jenuh
Masa sepi
Aspek Perkembagan pada usia dewasa madya
Aspek-aspek perkembangan fisik
Rusaknya fungsi organ seksual
Nafsu seksual menurun
Penampilan kelelakian menurun
Gelisan akan keperiaannya
Ketidaknyamanan fisik
Menurunnya kekuatan dan daya tahan tubuh
Aspek perkembangan kognitif
Aspek perkembangan soial-emosional
Tugas Perkembangan pada Masa Dewasa Madya
Penyesuaian terhadap perubahan fisik
Perubahan dalam penampilan
Perubahan dalam kemampuan indra
Perubahan pada fungsi fisiologis
Penyesuaian diri terhadap perubahan mental
Penampilan dan pakaian
Uang dan kekayaan
Simbol status
Agama dan kepercayaan
Penyesuaian sosial
Sejauh mana seseoramg dapat memainkan peran sosial secara tepat sesuai dengan persepsi orang lain terhadap dirinya dan aspirasi dirinya
Seberapa banyak kepuasan yang diperoleh seseorang dalam kegiatan sosial kemasyarakatn
Kemahiran dan ketrampilan sosial yang diperileh sebelumnya dapat memperkuat kepercayaan diri dari mempermudah penyesuaian sosial
Penyesuaian dalam pekerjaan
Prestasi dan kepuasan kerja
Harapan pekerjaan
Sikap teman sekerja
Sikap keluarga
Rasa aman
Penyesuaian dalam keluarga
Perubahan peran, sarang kosong atau populer disebut 'empty nest'.
Penyesuaian diri dengan pasangan
Penyesuaian terhadap keluarga pasangan
Penyesuaian diri dengan masa kakek/nenek
Penyesuaian untuk hidup sendiri
Penyesuaian diri dengan persiapan memasuki pensiun dan usia lanjut.
Kondisi Yang Menghambat Penyesuaian Sosial Usia Madya:
Falsafah kursi belakang (terkurung dan tidak aktif).
Penampilan yang tidak menarik
Kurang memiliki ketrampilan sosial
Kecenderungan uttuk lebih suka kontak dengan keluarga
Masalah keuangan
Tekanan karena keluarga
Popularitas yang diinginkan
Mobilitas sosial
Bahaya Selama Perkembangan masa usia Madya:
Bahaya personal
Diterimanya kepercayaan tradisional
Idealisasi anak muda
Perubahan peran
Perubahan keinginan dan minat
Simbol status
Aspirasi yang tidak realistis
Bahaya sosial
Bahaya pekerjaan
Pertama kegagalan dalam mencapai cita-cita awal
Mandirinay kreativitas
Kebosanan
Keagungan
Perasaan terperangkap
Pengangguran
Sikap tidak menyenangkan terhadap pekerjaan
Mobilitas geografis
Bahaya perkawinan
Kebosanan
Oposisi terhadap perkawinan anak
Ketidakmampuan membangun hubungan
Penyesuaian seksual
Merawat orang tua usia lanjut
Hilangnya pasanagan
Bab. 10. Masa Lanjut Usia
Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup sesorang. Masa ini dimulai dari umur 60 tahun sampai meninggal,yang ditandai dengan adanya perubahan fisik dan psikologis yang semakin menurun.
Usia enam puluhan biasanya dipandang sebagai garis pemisah antara usia madya dan usia lanjut. Tahapan ini oleh Rasulullah Muhammad dinamakan masa pergulatan maut, yaitu masa antara 68-70 tahun.
World Health Organization (WHO) membagi masa lanjut usia menjadi empat:
Middle age 9usia pertengahan): 45-59 tahun
Eldery (lanjut usia): 60-74
Old (lanut usia tua): 75-90 tahun
Vey old (usia sangat tua): di atas 90 tahun
Departemen Kesehatan (Aziz, 1994) mengelompokkannya menjadi tiga:
Kelompok lansia dini: 55-64
Kelompok lansia: 65 tahun ke atas
Kelompok lansia resiko tinggi: 70 tahun ke atas.
Karakteristik Usia Lanjut:
Periode kemunduran
Memilik status kelompok minoritas
Membutuhkan perubahan peran
Penyesuaian yang buruk pada lansia
Menurut Butler dan Lewis (1983) serta Aiken (1989),beberapa karakteristik lansia yang bersiafat positif:
Keinginan untuk meninggalkan warisan
Fungsi sebagai seseorang yang dituakan
Kelekatan dengan objek-objek yang dikenal
Perasaan tentang siklus kehidupan
Kreatifitas
Rasa ingin tahu dan kejutan (suprise)
Perasaan tentang penyempurnaan atau pemenuhan kehidupan
Konsep diri dan penerimaan diri
Kontrol terhadap takdir
0rientasi ke dalam diri
Kelakuan dan kelenturan
Tugas Perkembangan Lansia:
Mempersiapkan diri untuk kondisi yang menurun
Mempersiapkan diri untuk pensiun
Membentuk hubungan baik dengan orang seusiaya
Mempersiapkan kehidupan baru
Melakukan penyesuaian terhadap kehidupan sosial/masyarakat secara santai
Mempersiapkan diri untuk kematiannya dan kematian pasangan dengan:
Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik
Menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi karena pensiun dan berkurangnya penghasilan
Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup
Menerima fakta bahwa dirinya termasuk golongan lanjut usia dan mencari kelompok seusia
Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara fleksibel
Bahaya Penyesuaian Pribadi dan Sosial Usia lanjut
Bahaya fisik
Penyakit dan hambatan fisik
Kurang gizi
Gangguan gigi
Mengendurnya kemampuan seksual
Kecelakaan
Bahaya psikologis
Orang lanjut usia menerima pandangan klise tentang kebudayaan
Pengaruh perubahan fisik pada usia lanjut
Perubahan dalam pola kehidupan
Kecenderunagan untuk 'tidur' secara mental
Merasa bersalah karena menganggur
Berkurangnya pendapatan
Pelepasan kegiatan sosial
Bahaya yang menenati pada masa usia lanjut
a. Post power syndrome
b. Penilaian kehidupan yang suram
c. kesepian
C. KELEBIHAN / KEUNGGULAN BUKU
Buku karangan Rosleny Marliani, M.Si ini memiliki kelebihan antara lain:
Materi dijelaskan secara runut sehingga nampak keterkaitan yang jelas antara materi pada bab berikut dengan bab sebelumnya.
Aspek-aspek pengetahuan psikologi perkembangan dijelaskan secara detail, mulai dari pengertian psikologi perkembangan itu sendiri, teori-teori psikologi perkembangan dan pertumbuhan, tugas-tugas perkembangan, karakteristik setiap perkembangan hingga bahaya-bahaya atau kesulitan-kesulitan yang dihadapi pada setiap fase perkembangan.
Bahasa yang digunakan dalam buku ini, secara umum, mudah dimengerti sehingga bagi siapa saja yag membacanya akan mudah memahami maksudnya.
Disertakan tabel informasi ketika menjelaskan perbandingan.
Dalam banyak bahasan, penulis juga mengungkapkan dari sudut pandang Islam yang dilandasi dalil Al Qur'an.
D. KELEMAHAN BUKU
Setelah sekira hampir dua pekan membaca dan berupaya memahami, sangat sulit sekali bagi saya untuk menguraikan kelemahan buku psikologi karangan penulis kelahiran Bandung, 8 Maret 1972 ini., karena memang jika ditinjau dari segi konten dan cara penyajiannya menurut saya sudah detail, runut dan baik.
Namun secara praktis saya menilai dari sudut pandang saya bahwa 'kekurangan' (jika ungkapan ini dinilai tepat) buku karya dosen tetap di Fakultas Psikologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung ini, antara lain:
Pada bab I Pendahuluan ada kekurangan dalam penjelasan penulis bahwa pertumbuhan dan perkembangan individu dipengaruhi beberpa faktor. Dalam hal ini, penulis juga memaparkan tiga pandangan yang masyhur yaitu; 1). Pandangan Natisvik, 2).Pandangan Empiristik, dan 3). Pandangan Konvergensi. Menurut hemat saya, pada tahap ini mestinya dilengkapi faktor dominan lain yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan manusia yaitu qolbu yang mencerminkan campur-tangan/kehendak Allah . Pandangan ini sebagaimana yang dijelaskan oleh dosen mata kuliah Psikologi Islam Sekolah Pascasarjana Universitas Ibnu Khaldun Bogor, Dr. Hj. Imas Kania Rahman, M.Pd.I. pada perkuliahan 28 Oktober 2016.
Kurang diberikan contoh instrument untuk menyelidiki siswa/anak/pasien yang mengalami masalah puberitas remaja, misalnya instrument untuk observasi, interview dan lain-lain.
Dari sisi Islamic Worldview, menurut saya, pada bahasan usia lanjut sebaiknya didetailkan persiapan-persiapan menjelang kematian karena justru kehidupan setelah kematian di alam dunia ini merupakan fase kehidupan hakiki nan abadi: alam barzah sebagai fase penantian dan alam akhirat sebagai fase kehidupan abadi.
PENDAPAT / KOMENTAR
Buku Psikologi Perkembangan karangan Ketua Unit Kajian, Penelitian dan Publikasi Ilmiah UIN SGD Bandung periode 2014-2018 ini sangat baik dan higly recomended dimiliki oleh mahasiswa, calon guru, guru, dosen, psikiater, praktisi ilmu jiwa, rohaniawan serta orang tua untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman yang jelas mengenai pentingnya psikologi perkembangan dalam upaya membantu siswa/anak/pasien untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dari seluruh aspek psikologi. Dengan mempelajari buku ini kita akan dapat memiliki pengetahuan tentang dasar-dasar psikologi perkembangan. Dengan demikian segala upaya yang dilakukan terhadap siswa/anak/pasien merupakan tindakan yang didasari dengan penuh cinta.
والله المستعان
سبحانك اللهمّ وبحمدك أشهد أن لا إله أنت أستغفرك و أتوب إليه
Bogor Barat, 13 Jumadal Ula 1438 H/ 10 Februari 2017 M
MUHLISIN, S.H.I
081513882267
[email protected]