Divisive
adalah h Culture adala
buday budayaa dalam dalam meman memanda dang ng sesu sesuatu atu deng dengan an meng mengelo elomp mpok okka kan n
kedalam kubu kubu. Sedangkan Blame Culture adal adalah ah buda buday ya yang ang sali saling ng meny menyal alah ahka kan. n.Me Memb mbic icar arak akan an tentang Blame culture ,kita ,kita harus harus melihat melihat kembal kembalii tentan tentang g The ten values values of excele excelent nt team dari Martin Edwards.Yang menyatakan bahwa nilai dalam team merupakan keyakinan yang spesifik tentang apa yang benar dan apa yang salah yang kita temui.Adapun kesepuluh nilai tersebut adalah 1.Mendengarkan satu sama lain dengan pikiran yang terbuka 2.Berbagi pengetahuan,pengalaman dan informasi yang saling menguntungkan. .Mengambil keputusan penting berdasarkan prioritas. !.Mengungkapkan keprihatinan untuk yang bertanggung "awab. Mengambil tanggungjawab tanggungjawab bukan bukan saling menyalahkan menyalahkan (blame culture). culture). #. Mengambil
$.%elanggan adalah utama. &.Ber"uang untuk kebaikan. '.Berintegritas. (.Berpikiran positif. 1).*idak 1).*idak ada ego pribadi.
+stilah "ust culture terdiri dari dua kata "ust dan culture. -ulture dalam bahasa +ndonesia berarti budaya. ata culture lebih familiar dengan dunia seni dan sastra, dimana culture itu sendiri mengandung pola pengetahuan manusia, kepercayaan dan perilakunya untuk berpikir secara seca ra sim simbol bolis is dan sos sosial. ial. -ul -ultur turee "ug "ugaa mem memilik ilikii kum kumpul pulan an atu aturan ran ten tentan tang g sik sikap, ap, nil nilai, ai, tu"uan, dan praktik keseharian. /leh karena itu, culture seharusnya bukan dominasi dunia senii dan sas sen sastra tra sa"a sa"a.. 0am 0amun, un, "uga mer merupa upakan kan pri prinsi nsip p dar darii seb sebuah uah sis sistem tem yan yang g ber ber"ala "alan n termasuk di dunia ker"a. ika berbicara tentang "ust culture, maka dalam konteksnya tidak terlepas dari Safety -ulture. Budaya eselamatan Safety -ulture3 adalah istilah yang sering diguna dig unakan kan unt untuk uk men men"ela "elaskan skan bag bagaim aimana ana safe safety ty dik dikelol elolaa di tem tempat pat ker ker"a "a dan kad kadang ang mencerminkan perilaku, kepercayaan, persepsi dan nilai4nilai dimana pegawai memiliki andil dalam menciptakan safety. s afety. Jamess Reas Reason on (199 (1997) 7), ada lim Menurut Jame limaa kom kompon ponen en pem pemben bentuk tuk safe safety ty cul cultur ture, e, ya yakni kni55
Informed Culture, dimana orang4orang yang mengelola dan mengoperasikan sebuah sistem mana"emen memiliki pengetahuan tentang faktor psikologis, teknis, organisasi dan lingkungan yang menentukan dan mempengaruhi safety sebagai sistem secara keseluruhan. Reporting Culture, merupakan iklim di suatu perusahaan dimana pegawai bersedia 1. untuk melaporkan kesalahan errors3 dan6atau ha7ard potensi bahaya yang kemungkinan dapat menimbulkan insident3. Flexile Culture, merupakan budaya dalam perusahaan dimana setiap indi8idu 2. peker"anya dapat mengatur ulang dirinya dalam menghadapi tempo operasional yang tinggi atau "enis bahaya tertentu yang tidak selalu sama dan terkadang sering bergeser dari bentuk hierarki kon8ensional sehingga menu"u bentuk yang lebih efisien tanpa birokrasi yang rumit. . !earning Culture, dimana suatu perusahaan harus memiliki kemauan dan kompetensi untuk memahami dan menarik kesimpulan dari informasi safety dan mau menerima sebuah perubahan yang besar. !. Just culture, merupakan suasana saling menghargai dan mempercayai dimana setiap orang dian"urkan bahkan diberi penghargaan "ika dapat menyediakan informasi penting yang berkaitan dengan safety, serta mengerti secara "elas batas4batas perilaku yang dapat diterima dan yang tidak dapat diterima. "agaimana Just Culture menilai seuah #$RR%R&' 9rror merupakan sebuah kondisi dimana ke"adian tidak sesuai dengan standar perusahaan. ika kondisi tersebut ter"adi akibat gerak4gerik dan6atau tindakan seseorang maka hal tersebut dinamakan human error. etidak4senga"aan merupakan faktor pembatas antara error dengan 8iolition pelanggaran3. :iolition ter"adi "ika seseorang mengetahui tentang standar yang berlaku namun tidak melaksanakannya sebagaimana mestinnya. Sebuah pelanggaran tentu sa"a memerlukan tindakan penanganan secara hukum. Munculnya error bisa ter"adi bila orang dan6atau organisasi yang bersangkutan kurang dalam memperoleh pelatihan, training, maupun pengalaman. aard ;alam lingkungan keseharian, sering ditemui istilah ha7ard. ;alam konteks safety, ha7ard merupakan sebuah tindakan atau kondisi yang berpotensi menimbulkan resiko baik insiden maupun kecelakaan yang lebih serius. Sebagai contoh, sebuah kecelakaan ter"adi di "alan raya akibat sebuah sepeda motor mengalami pecah ban dan pengendaranya luka parah. ;iketahui ban pecah akibat tertusuk paku. %aku yang berserakan di tengah "alan disebut ha7ard, dan ke"adian si pengendara motor mengalami luka parah disebut kecelakaan fatal accident3. 0amun, apabila sepeda motor hanya mengalami pecah ban dan tidak ter"adi apa4apa terhadap si pengendara motor maka ke"adian ini disebut dengan incident. *emahas Just culture leih dalam Berdasarkan definisi yang diberikan oleh
mempercayai satu sama lainnya sehingga masih4masing indi8idu didorong untuk memberikan informasi tentang segala sesuatu yang bermanfaat bagi safety. *erkadang diberikan penghargaan atas pemberian informasi tersebut sehingga dapat memoti8asi orang yang bersangkutan dan secara tidak langsung orang lain untuk dapat memberikan informasi yang lebih akurat dan lebih banyak. ;alam hal ini, semua pihak baik perorangan maupun organisasi harus mengetahui batas manakah error yang masih bisa diterima maupun yang sudah tidak dapat ditolerir. -ontoh nyata di lingkungan =aruda +ndonesia, bagi setiap orang yang memberikan laporan mengenai ha7ard akan diberikan surat balasan dan "uga perkembangan atas penanganan ha7ard yang dilaporkannya. Bahkan apabila orang tersebut aktif memberi laporan yang berkualitas, maka akan diberikan sebentuk penghargaan. ;alam sudut pandang ust culture, setiap indi8idu berkewa"iban untuk melaporkan ha7ard yang ada di sekitarnya.
. ust -ulture tidak membahas tentang ?siapa@ yang salah, namun ?apa dan mengapa@ ter"adinya sebuah kesalahan. +enapa Just culture *esti ,iterap-an' +mplementasi ust culture dalam akti8itas organisasi akan memberikan kebaikan5 1. Meningkatkan pelaporan ke"adian yang dapat mengarah pada kecelakaan serius. aporan terhadap peristiwa atau ke"adian yang dapat mengarah pada kecelakaan serius ha7ard and e8ents report3 dapat meningkatkan kesadaran akan kecenderungan bahaya yang lebih besar yang mungkin akan ter"adi, terlebih ketika ke"adian yang sama ter"adi berulang kali Sehingga tindakan pre8entif untuk kecelakaan yang lebih besar yang dapat ter"adi itu dapat segera dilakukan. Meskipun "umlah pelaporan yang sedikit tidak mencerminkan keadaan yang aman safe operation3, dan sebaliknya peningkatan "umlah pelaporan tidak mencerminkan penurunan tingkat keselamatan decrease in safety3, namun sebuah laporan setidaknya dapat memberikan informasi tentang penyimpangan yang ter"adi untuk segera ditangani. +ni akan meminimalisir kemungkinan ter"adinya ke"adian yang sama terulang kembali. Bayangkan ketika tidak ada "ust culture, setiap orang akan mengutamakan kepentingannya sendiri seperti
menger"akan tugas yang men"adi tanggung"awab pribadi, berlomba untuk promosi dan men"adi yang terbaik, menge"ar nilai nilai diri dengan menyembunyikan kesalahan dan pelanggaran pribadi yang sepertinya tidak berbahaya dan tidak perlu dilaporkan padahal menyimpan potensi resiko yang sangat besar dan kerugian bagi perusahaan. %elaporan yang tidak ditangani dengan baik akan men"adi sia4sia, sehingga "ust culture akan menuntut tiap4 tiap orang dalam organisasi untuk beker"asama menangani setiap kesalahan dan mengatasi setiap masalah alih4alih menyembunyikan kesalahan dan masalah4masalah tersebut. 1. Membangun epercayaan. Budaya pelaporan melalui "ust culture akan mengubah pemikiran kon8ensional dengan melihat error atau penyimpangan yang ter"adi secara positif, bukan semata sebagai kesalahan indi8idu, tetapi ada keterlibatan pihak4pihak lain secara tidak langsung secara sistemik, misalnya prosedur dan standardisasi yang tidak "elas, sosialisasi program ker"a dari mana"emen yang tidak tersampaikan dengan baik kepada para karyawan sehingga karyawan tidak mengerti dengan baik apa yang diharapkan darinya, dll. ;alam "ust culture, indi8idu yang memberikan informasi yang terkait dengan keamanan dan keselamatan tidak akan dihukum tetapi akan dihargai dan didorong untuk secara proaktif memberikan informasi4informasi yang berguna bagi perusahaan. al ini akan menambah kepercayaan karyawan dalam beker"a karena karyawan tidak akan merasa terancam bahkan terlindungi dan dihargai dengan melaporkan peristiwa atau ke"adian yang memiliki potensi resiko yang besar baik yang melibatkan dirinya maupun yang melibatkan orang karyawan lain atau bahkan mana"emen. 2. Meningkatkan 9fekti8as Safety and /perational Management. ust culture akan meningkatkan pencapaian safety performance sebagai pencapaian perusahaan dan safety 8alue sebagai nilai dasar yang dianut dalam akti8itas organisasi karena "ust culture akan menciptakan pemahaman yang "elas bagi karyawan dalam beker"a dengan menentukan prosedur dan standardisasi yang baku, target dan program ker"a yang tersampaikan dengan baik kepada seluruh karyawan, sekaligus akibat4akibat yang timbul apabila karyawan melakukan penyimpangan dan kesalahan. ika penelusuran penyimpangan atau kesalahan beru"ung pada penemuan kesalahan prosedur atau mana"emen, maka re8isi dan penyusunan ulang prosedur atau program ker"a men"adi fokus perhatian oleh mana"emen. 0amun, "ika penyimpangan ter"adi karena kesalahan indi8idu, maka dapat dilakukan penanganan segera seperti5
•
Menciptakan alternatif komunikasi efektif antara atasan dan staff
•
%erbaikan tata cara ker"a, seperti perubahan metode ker"a sehingga lebih efisien, perbaikan stasiun ker"a dan lingkungan yang supportif, perbaikan alat4alat ker"a, dll. %eningkatan
•
kompetensi
dan
ketrampilan
karyawan
seperti
kemampuan
berkomunikasi hingga kemampuan memecahkan masalah. %embaharuan yang terus menerus ter"adi sekecil apapun akan mengarah pada pencapaian kiner"a yang lebih baik dan lebih baik lagi. "lame
Culture
adalah
#!agu
lama&
Blame culture merupakan kebalikan dari peranan "ust culture dalam sebuah perusahaan. Blame culture culture saling menyalahkan3 sering sekali ter"adi dalam dinamika perusahaan. -ulture seperti ini sering mengakibatkan pertentangan antar berbagai pihak baik pada intra mana"erial, inter department, atasan dengan bawahan, sehingga terkadang sangat sulit dipertemukan dan mencapai kesepakatan dalam menyelesaikan permasalan yang berlarut4 larut. Blame culture adalah ?lagu lama@. Sebagai insan =aruda +ndonesia, sungguh tidak diharapkan lagi untuk tetap membudidayakan dan menyanyikan lagu lama tersebut. +-A/ +nternational -i8il A8iation /rgani7ation3 mensyaratkan agar "ust culture diterapkan di seluruh aspek penyelenggaraan perusahaan anggotanya, sebagaimana yang termuat dalam +-A/ ;oc.('#( Safety Management Manual 2nd edition 2))' poin 2.( Safety +n8estigation. /leh karea itu, +ndonesia sebagai anggota +-A/ dan =aruda +ndonesia sebagai Clight -arrier dituntut untuk dapat menerapkan "ust culture di seluruh lini perusahaannya. Budaya eselamatan secara singkat dapat diartikan sebagai ? melakukan hal yang benar tanpa harus diawasi oleh orang lain@. *elah banyak symposium dan seminar diadakan terkait dengan budaya keselamatan tetapi mengapa "umlah insiden dan kecelakaan masih sa"a bertambah banyak, akhirnya muncul pertanyaan bahwa sebenarnya ada atau tidak Budaya eselamatan di tempat ker"a kita> +nsiden dan ecelakaan seringkali ter"adi "ustru disaat kita merasa bahwa peker"aan yang kita lakukann gampang, sepele, bahkan ketika anda merasa sudah sangat ahli sehingga beker"a seenak hati tanpa prosedur yang seharusnya, saat itulah tanpa disadari bahaya mengancamD ebih "auh ;r
budaya keselamatan yang diinginkan tidak akan tercapai. adi, apakah benar4benar ada budaya keselamatan di tempat ker"a anda>
Adapun pen"elasan dari tiap4tiap bagian yaitu5 A.
%enerapan %roses eperawat ;iruang Anggrek proses keperawatan sudah ber"alan dengan baik dan dilakukan secara sistematis dari pengka"ian, analisa masalah, perumusan6 penegakan masalah, penutupan tu"uan, perumusan rencana tindakan, pelaksanaan tindakan keperawatan dan e8aluasi. %engka"ian yang dilakukan dimulai dari proses pendekatan keperawatam kemudian dilan"utkan dengan pengumpulan identitas, keluhan pasien dan data biopsikososial spriritual. ;ari pengka"ian tersebut dapat dianalisis masalah yang ada. *ahap berikutnya adalah penetapan tu"uan berdasarkan masalah yang muncul3 dan untuk mencapai tu"uan yang diharapkan maka disusunlah rencana keperawatan.
B.
%enerapan %rosedur4prosedur *indakan eperawatan Setiap ruangan di
-.
edisiplinan aryawan kehadiran, seragam dan atributnya3 ;isiplin merupakan hal penting dalam beker"a dan tidak bisa dipisahkan dari seorang perawat6%egawai. ;iruang Anggrek dalam hal kedisplinan masuk dan pulang ker"a , karyawan sudah cukup baik dilihat dari kehadiran. Mengenai seragam ataupun atribut yang
dikenakan oleh seluruh karyawan yang beker"a di ruang Anggrek, sudah sesuai dengan tata tertib dari
%eralatan dan +n8entarisnya %eralatan merupakan bagian penting dalam beker"a apalagi bagi seorang perawat, karena sebagian besar tindakan yang dilakukan membutuhkan suatu peralatan. ;i ruang Anggrek peralatan yang ada sudah cukup memadai dan pelaksanaan in8entarisasi alat sudah dilaksanakan dengan baik. Begitu "uga mengenai perawatan dan pemiliharan peralatan medis di ruang Anggrek sudah cukup baik. ;alam segi administrasi, semua barang dan alat yang ada dirung Anggrek dicatat dalam buku in8entars, sehingga lebih memudahkan dan mendukung kiner"a seluruh staf dan karyawan di ruang Anggek
9.
%elimpahan *ugas Antar Shif operan keliling 6meeteng morning %elaksanana proses keperawatan tentu harus dilaksankan secara menyeluruh dan berkesinambungan sehingga tu"uan yang diinginkan dapat tercapai.
;i
=oeteng *arunadibrata %urbalingga pelaksanaan "am ker"a karyawan dibagi dalam sif yaitu shift pagi "am )&.)) 41!.)) G+B, sif sore "am 1!.)) H 21.)) G+B dan sif malam "am 21.)) H )&.)) G+B. ;alam setiap pergantian shift tersebut dilakukan pelimpahan tugas atau sering disebut dengan operan "aga, hal ini bertu"uan agar tindakan keperawatan dapat dilakukan secara berkesinambungan dan perkembangan keadaan pasien dapat terpantau sedini mungkin. ;i ruang Anggrek pelimpahan tugas dilaksanakan di ruang perawat serta di ruang perawatan atau kamar pasien. ;i ruang perawat dilakukan pelimpahan tugas dari perawat yang telah melaksanakan shif kepada perawat yang akan melaksanankan shift meeting morning3. %erawat yang telah melaksankan shift men"elaskan mengenai "umlah pasien
diruang perawat dan perkembangan dari masing4masing pasien mulai dari keadaan umum , keluhan, tindakan yang telah dilakukan, tindakan yang belum dilakukan dan rencana tindakan selan"utnya serta hal4hal lain yang menyangkut pasien tersebut. %elimpahantugas shif tersebut didokumentasikan pada buku laporan perawat
sesuai dengan resep dokter yang
bertanggung"awab. Seteleh itu perawat akan berkeliling ke ruang4ruang kamar pasien dan diruang kamar pasien perawat yang telah melaksankan tugas shifnya akan memperkenalkan perawat yang bertugas pada shift berikutnya sehingga diharapakan pasien dapat mengenal perawat yang akan merawatnya selama satu shif berikutnya C.
ubungan Antar %erawat ;i ruang Anggrek dengan 1! karyawan telah memiliki hubungan dan suasana keharmonisan telah tercipta dengan baik. al tersebut terlihat dari komunikasi antar karyawan dan kekompakan dalam melaksanakan peker"aan. esen"angan antar senior dan "unior hampir tidak tampak, antara yang tua dan yang muda tetap saling menghormati dan saling berbagi informasi bila ada hal4hal yang baru.
=.
er"asama *im Seorang perawat yang beker"a dirumah sakit dalam beker"a tidak bisa beker"a sendirian, akan tetapi memerlukan ker"asama dengan perawat yang lain ataupun dengan unit yang lain. ;i ruang Anggrek semua perawat merasa bahwa mereka adalah bagian dari suatu tim yang harus selalu beker"a sama. ;ari keharmonisan antar karyawan yang telah terbentuk akan tercipta ker"asama tim yang solid dan tim yang solid akan berpengaruh baik bagi pelayanaan kesehatan kepada masyarakat pasien3.
.
ubungan %erawat dengan %asien eramahan3 ;i ruang Anggrek hubungan perawat dengan pasien sudah baik,ini dapat dilihat dari cara perawat dalam melayani pasien. Sebagai contoh saat pasien secara terbuka akan mengungkapkan
tentang
keluhan
atau
masalah
yang
dirasakannya
dan
perawat
mendengarnya kemudian berusaha membantu dengan melakukan tindakan yang dapat mengurangi keluhan pasien tersebut. Setelah itu bila ada masalah yang memerlukan
kolaborasi dengan dokter maka perawat akan segera melaporkan kepada dokter yang bertugas. +.
oordinasi dengan Fnit ain Carmasi, abortorium, omite Medis , Cisioterapi, +nstalasi =i7i, dll3 *erciptanya tindakan 6proses keperawatan yang menyeluruh tidak teerlepas dari ker"asama dengan unit4unit lain. er"asama dengan unit4unit yang lain diperlukan untuk membantu tercapainya tu"uan dari tindakan keperawatan yaitu mengatasi masalah yang dihadapi pasien. er"asama dengan unit4unit yang lain telah dilakukan oleh perawat4perawat diruang Anggrek terbilang cukup memuaskan.
+++.
esimpulan dan aran
a3 esimpulan ;ari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa semua kegiatan di ruang Anggrek telah ber"alan sesuai dengan prosedur asuhan keperawatan. ;an dapat dikatan sudah cukup baik. Mulai dari hubungan intern perawat dalam tim di dalam ruang Anggrek. ubungan perawat selaku pemberi pelayanan dengan pasien . uga ker"asama atau koordinasi dengan unit4unit lain dalam rumah sakit sudah ber"alan dengan baik, tanpa ada kendala yang mengurangi pelayanan terhadap pasien. b3 Saran 1. %ertahankan kekompakan dan ker"asama tim yang telah terbentuk demi memberikan pelayanaan yang lebih baik untuk kepuasan pelayanan kesehatan kepada pasien 2. angan berpuas diri dari keadaan yang sudah baik. 0amun terus menerus meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terhadap masyarakat tanpa memandang latar belakang, status sosial, ekonomi maupun politik.