BIOLOGI SEL
( STRUKTUR SEL, FUNGSI ORGANEL SEL DAN KOMUNIKASI ANTARSEL )
MAKALAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk
Menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Biologi Perikanan
Program Studi Budidaya Perairan Jurusan Manajemen Agribisnis
Disusun Oleh :
Budiyanto Dwi Tanu
Wastanto
Deni Ramdani Dody Syaman
Dian Ariska Emy Edoward
Dian Asriyani Fujianah Nur
Syamsiah
Dwi Damayanti Geri Barnas Saputra
Gina Purnamasari
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2009
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat hidayah dan
rahmat-Nya yang diberikan kepada penulis berupa kesehatan rohani dan
jasmani sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul "BIOLOGI
SEL" dapat diselesaikan dengan baik.
Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, penulis banyak menemukan
hambatan, tetapi berkat dukungan pihak-pihak yang telah membantu, penulis
dapat menyelesaikannya dengan baik. Untuk itu tidak lupa penulis
mengucapkan terimakasih kepada orang-orang yang telah membantu penulis
dalam penulisan makalah ini dengan baik, diantaranya :
1. Ibu Ida, selaku dosen biologi perikanan
2. Orang tua, yang telah memberikan semangat dan doa
3. Teman-teman, yang telah membantu dan memberikan masukan kepada penulis
hingga dapat meyelesaikan penulisan makalah ini dengan baik.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih belum sempurna,
oleh karena itu untuk memperbaikan makalah ini penulis mengharapkan kritik-
kritik dan saran-saran yang membangun. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya. Atas perhatiannya penulis
mengucapkan terima kasih.
Jember, September 2009
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
PRAKATA i
DAFTAR ISI ii
BAB 1. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan Dan Manfaat 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 3
2.1 Pengertian Sel 3
2.2 Sejarah Penemuan Sel 4
2.3 Pertumbuhan dan Perkembangan Sel 4
2.4 Regenerasi dan Diferensiasi Sel 5
2.5 Empat Proses Esesnsial Pengkonstruksian Embrio 5
2.6 Perbedaan Sel Tumbuhan, Sel Hewan dan Sel Bakteri 6
BAB 3. PEMBAHASAN 7
3.1 Sel Sebagai unit hidup tubuh 7
3.2 Bagian – Bagian sel 9
3.3 Struktur sel 16
3.4 Fungsi sel 16
3.5 Komunikasi antarsel 20
BAB 4. PENUTUP 27
Kesimpulan 27
DAFTAR PUSTAKA 28
LAMPIRAN 29
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perikanan merupakan suatu bidang ilmu yang terus berubah dan
berkembang. Sebagian ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berhubungan
dengan penangkapan, pemiaraan, dan pembudidayaan ikan, ilmu perikanan
sangat membantu pencapaian sasaran pembangunan nasional, yakni masyarakat
maritim. Sebagaimana ilmu – ilmu terapan yang lain, pengembangan ilmu dan
teknologi perikanan sangat ditentukan oleh pengetahuan dasar yang memadai,
antara lain fisiologi. Fisiologi sebagai salah satu cabang biologi
perikanan yang berkaitan dengan fungsi dan kegiatan kehidupan dapat lebih
mudah dipahami, jika organisasi dan fungsi sel diketahui.
Fisologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari fungsi,
mekanisme dan cara kerja dari organ, jaringan dan sel – sel organisme.
Fisiologi mencoba menerangkan faktor – faktor fisika dan kimia yang
mempengaruhi seluruh proses kehidupan. Tiap – tiap jenis kehidupan, mulai
dari mahluk hidup sederhana seperti virus yang bersel satu sampai manusia
yang mempunyai susunan sel yang lebih rumit, mempunyai sifat – sifat
fungsional tersendiri. Salah satu ilmu yang dipelajari dalam fisiologi
adalah ilmu mengenai sel.
Unit dasar tubuh, mulai virus sampai manusia adalah sel, dan tiap –
tiap organ sebenarnya merupakan kumpulan banyak sel yang tidak sama, yang
bersama – sama digabungkan oleh struktur penyokong interasel. Tiap – tiap
jenis sel secara khusus beradaptasi untuk melakukan suatu fungsi tertentu,
misalnya sel – sel yang menyusun lamela insang di satu pihak, bertugas
dalam pertukran gas dan di pihak lain bertugas pula sebagai tempat
pertukaran ion – ion dan air. Sel darah merah berfungsi mengangkut oksigen
dari insang ke jaringan, sel hati berperan sebagai mesin pembaru bagi bahan
– bahan yang sudah rusak sehingga dapat dipergunakan kembali bagi tubuh dan
lain – lain.
Sel mampu untuk hidup, tumbuh, dan melakukan fungsi – fungsi khususnya
selama tersedia oksigen, glukosa, berbagai ion, asam amino, dan asam lemak
yang sesuai dalam lingkungan internal sel. Selanjutnya semua kehidupan sel
pada hakikatnya mempunyai lingkungan yang sama, yaitu cairan ekstrasel
mengandung ion natrium, klorida dan bikarbonat dalam jumlah besar, serta
nutrien untuk sel, seperti oksigen, glukosa, asam lemak, asam amino, juga
karbondioksida yang selanjutnya diangkut ke insang untuk dieksresi.
Dalam tulisan ini akan dikaji lebih lanjut lagi mengenai pengertian,
fungsi dan komunikasi antarsel.
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa (i) mengetahui struktur sel
2. Mahasiswa (i) memahami fungsi organel sel
3. Mahasiswa (i) memahami komunikasi antar sel
BAB 2. TINJAUN PUSTAKA
2.1 Pengertian Sel
Sel merupakan unit terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti
biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel.
Karena itulah, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan
hidupnya terpenuhi. Makhluk hidup (organisme) tersusun dari satu sel
tunggal (uniselular), misalnya bakteri, Archaea, serta sejumlah fungi dan
protozoa) atau dari banyak sel (multiselular). Pada organisme multiselular
terjadi pembagian tugas terhadap sel-sel penyusunnya, yang menjadi dasar
bagi hirarki hidup.
Struktur sel dan fungsi-fungsinya secara menakjubkan hampir serupa
untuk semua organisme, namun jalur evolusi yang ditempuh oleh masing-masing
golongan besar organisme (Regnum) juga memiliki kekhususan sendiri-sendiri.
Sel-sel prokariota beradaptasi dengan kehidupan uniselular sedangkan sel-
sel eukariota beradaptasi untuk hidup saling bekerja sama dalam organisasi
yang sangat rapi.
2.2 Sejarah Penemuan Sel
Pada awalnya sel digambarkan pada tahun 1665 oleh seorang ilmuwan
Inggris Robert Hooke yang telah meneliti irisan tipis gabus melalui
mikroskop yang dirancangnya sendiri. Kata sel berasal dari kata bahasa
Latin cellula yang berarti rongga/ruangan.
Gambar 1. Sel Gabus Berdasarkan Penelitian Robert Hooke
2.3 Pertumbuhan Dan Perkembangan Sel
Pertumbuhan dan perkembangan umumnya terjadi pada organisme
multiseluler yang hidup.
2.3.1 Siklus sel
Siklus sel adalah proses duplikasi secara akurat untuk
menghasilkan jumlah DNA kromosom yang cukup banyak dan mendukung segregasi
untuk menghasilkan dua sel anakan yang identik secara genetik. Proses ini
berlangsung terus-menerus dan berulang (siklik).
Pertumbuhan dan perkembangan sel tidak lepas dari siklus kehidupan
yang dialami sel untuk tetap bertahan hidup. Siklus ini mengatur
pertumbuhan sel dengan meregulasi waktu pembelahan dan mengatur
perkembangan sel dengan mengatur jumlah ekspresi atau translasi gen pada
masing-masing sel yang menentukan diferensiasinya.
2.3.2 Fase pada siklus sel
1. Fase S (sintesis): Tahap terjadinya replikasi DNA
2. Fase M (mitosis): Tahap terjadinya pembelahan sel (baik pembelahan
biner atau pembentukan tunas)
3. Fase G (gap): Tahap pertumbuhan bagi sel.
a. Fase G0, sel yang baru saja mengalami pembelahan berada dalam keadaan
diam atau sel tidak melakukan pertumbuhan maupun perkembangan.
Kondisi ini sangat bergantung pada sinyal atau rangsangan baik dari
luar atau dalam sel. Umum terjadi dan beberapa tidak melanjutkan
pertumbuhan (dorman) dan mati.
b. Fase G1, sel eukariot mendapatkan sinyal untuk tumbuh, antara
sitokinesis dan sintesis.
c. Fase G2, pertumbuhan sel eukariot antara sintesis dan mitosis.
Fase tersebut berlangsung dengan urutan S > G2 > M > G0 > G1 > kembali
ke S. Dalam konteks Mitosis, fase G dan S disebut sebagai Interfase.
2.4 Regenerasi dan Diferensiasi Sel
Regenerasi sel adalah proses pertumbuhan dan perkembangan sel yang
bertujuan untuk mengisi ruang tertentu pada jaringan atau memperbaiki
bagian yang rusak. Diferensiasi sel adalah proses pematangan suatu sel
menjadi sel yang spesifik dan fungsional, terletak pada posisi tertentu di
dalam jaringan, dan mendukung fisiologis hewan. Misalnya, sebuah stem cell
mampu berdiferensiasi menjadi sel kulit.
Saat sebuah sel tunggal, yaitu sel yang telah dibuahi, mengalami
pembelahan berulang kali dan menghasilkan pola akhir dengan keakuratan dan
kompleksitas yang spektakuler, sel itu telah mengalami regenerasi dan
diferensiasi.
2.5 Empat Proses Esensial Pengkonstruksian Embrio
Regenerasi dan diferensiasi sel hewan ditentukan oleh genom. Genom
yang identik terdapat pada setiap sel, namun mengekspresikan set gen yang
berbeda, bergantung pada jumlah gen yang diekspresikan. Misalnya, pada sel
retina mata, tentu gen penyandi karakteristik penangkap cahaya terdapat
dalam jumlah yang jauh lebih banyak daripada ekspresi gen indera lainnya.
Pengekspresian gen itu sendiri mempengaruhi jumlah sel, jenis sel,
interaksi sel, bahkan lokasi sel. Oleh karena itu, sel hewan memiliki 4
proses esensial pengkonstruksian embrio yang diatur oleh ekspresi gen,
sebagai berikut:
1. Proliferasi sel = menghasilkan banyak sel dari satu sel
2. Spesialisasi sel = menciptakan sel dengan karakteristik berbeda pada
posisi yang berbeda
3. Interaksi sel = mengkoordinasi perilaku sebuah sel dengan sel
tetangganya
4. Pergerakan sel = menyusun sel untuk membentuk struktur jaringan dan
organ
Pada embrio yang berkembang, keempat proses ini berlangsung
bersamaan. Tidak ada badan pengatur khusus untuk proses ini. Setiap sel
dari jutaan sel embrio harus membuat keputusannya masing-masing, menurut
jumlah kopi instruksi genetik dan kondisi khusus masing-masing sel. Sel
tubuh, seperti otot, saraf, dsb. tetap mempertahankan karakteristik karena
masih mengingat sinyal yang diberikan oleh nenek moyangnya saat awal
perkembangan embrio.
2.6 Perbedaan Sel Tumbuhan, Sel Hewan, dan Sel Bakteri
Sel tumbuhan, sel hewan, dan sel bakteri mempunyai beberapa perbedaan
seperti berikut:
Tabel 1. Perbedaan Sel Tumbuhan, Sel Hewan dan Sel Bakteri
"Sel Tumbuhan "Sel Hewan "Sel Bakteri "
"Sel tumbuhan lebih besar "Sel hewan lebih kecil "Sel bakteri sangat "
"daripada sel hewan. "daripada sel tumbuhan "kecil "
"Mempunyai bentuk yang tetap."Tidak mempunyai bentuk "Mempunyai bentuk yang "
" "yang tetap. "tetap. "
"Mempunyai dinding sel (cell " " "
"wall) dari selulosa. "Tidak mempunyai dinding"Mempunyai dinding sel "
" "sel (cell wall). "(cell wal)l dari "
"Mempunyai plastida. " "lipoprotein. "
" "Tidak mempunyai " "
"Mempunyai vakuola (vacuole) "plastida. "Tidak mempunyai "
"atau rongga sel yang besar. " "plastida. "
" "Tidak mempunyai vakuola" "
"Menyimpan tenaga dalam "(vacuole)], walaupun "Tidak mempunyai "
"bentuk butiran (granul) "terkadang sel beberapa "vakuola. "
"pati. "hewan uniseluler " "
" "memiliki vakuola (tapi " "
"Tidak Mempunyai sentrosom "tidak sebesar yang " "
"(centrosome). "dimiliki tumbuhan). "Tidak Mempunyai "
" "Yang biasa dimiliki "sentrosom "
"Tidak memiliki lisosom "hewan adalah vesikel "(centrosome). "
"(lysosome). "atau (vesicle). " "
" " " "
"Nukleus lebih kecil daripada"Menyimpan tenaga dalam " "
"vakuola. "bentuk butiran (granul)"Tidak memiliki nukleus"
" "glikogen. "dalam arti sebenarnya."
" " " "
" "Mempunyai sentrosom " "
" "(centrosome). " "
" " " "
" "Memiliki lisosom " "
" "(lysosome). " "
" " " "
" "Nukleus lebih besar " "
" "daripada vesikel. " "
" " " "
BAB 3. PEMBAHASAN
3.1 Sel Sebagai Unit Hidup Tubuh
Setiap sel meiliki perbedaan, tetapi juga memliki persamaan.
Misalnya, tiap – tiap sel memerlukan nutrisi untuk mempertahankan
kehidupan, dan semua sel hampir seluruhnya mempunyai nutrein yang sama
jenisnya. Semua sel menggunakan oksigen sebagai salah satu zat utama untuk
membentuk energy pada semua sel dasarnya adalah sama dan semua sel juga
mengirimkan hasil – hasil akhir reaksi – reaksi kimianya ke dalam cairan
sekitarnya. Hampir semua sel juga mempunyai kemampuan untuk berbiak atau
memperbanyak diri. Bila ada sel yang rusak maka sel – sel yang tersisa dari
jenisnya akan memperbanyak diri sampai jumlahnya kembali lengkap. Sel
mengadung dua bagian utama, inti dan sitoplasma. Inti dipisahkan dari
sitoplasma oleh mebran inti dan sitoplasma dipisahkan dari cairan
sekitarnya oleh membrane sel. Substansi yang menyusun sel bersama – sama
disebut protoplasma. Protoplasma terdiri atas lima zat dasar yaitu air,
elektroit, protein, lipid dan karbohidrat.
1. Air
Medium cair semua protoplasma adalah air dengan konsentrasi antara 70 –
85 %. Bayank zat – zat kimia sel terlarut dalam air, sedangkan lainnya
tersuspensi dalam bentuk partikel – partikel kecil. Sifat air yang cair
memungkinkan zat terlarut dan tersuspensi berdifusi atau mengalir
keberbagai bagian sel.
2. Elektrolit
Elektrolit yang paling penting dalam sel adalah aklium, magnesium,
fosfat, sulfat, bikarbonat dan jumlah kecil yaitu natrium, klorida dan
kalsium. Elektrolit – elektrolit terlarut dalam air merupakan zat kimia
anorganik bagi reaksi seluler. Entitas juga penting untuk kerja beberapa
mekanisme pengawasan sel. Misalnya, elektrolit Na+ dan K- berperanan pada
membran sel memungkinkan transmisi implus elektrokimia dalam saraf dan
serabut otot. Elektrolit intrasel menentukan aktivitas berbagai reaksi –
reaksi yang dikatalisis secara enzimatik untuk metabolisme sel.
3. Protein
Selain air, zat yang paling banyak dalam kebanyakan sel adalah protein,
yang dalam keadaan normal merupakan 10 – 20 % massa sel. Protein dapat
dibagi dalam dua jenis, protein structural dan enzim. Protein struktural
bersama – sama membentuk struktur sel, misalnya terdapat dalam membran sel,
membran inti, membrane sekitar struktur intra sel seperti relitikum
endoplasma dan mitokondria. Sebagian besar protein structural adalah
fibrosa, yaitu masing-masing molekul protein berpolimerasi membentuk benang-
benang fibrosa yang panjang. Benang-benang ini selanjutnya memberikan daya
regangan pada struktur sel.
Sebaliknya enzim, merupakan protein yang bentuk keseluruhannya berbeda,
yaitu terdiri atas molekul protein tunggal atau kumpulan beberapa molekul
dalam bentuk globular. Berbeda dengan protein fibrosa, protein ini sering
kali larut dalam cairan sel. Enzim-enzim berhubungan langsung dengan
berbagai zat di dalam sel dan mengkatalisis reaksi-reaksi kimia. Misalnya
pemecahan glukosa menjadi bagian-bagian komponennya dan menggabungkannya
dengan oksigen untuk membentuk karbon dioksida dalam air. Pada saat yang
sama enzim menghasilkan energy untuk fungsi sel. Selain kedua jenis protein
tersebut, terdapat pula protein khusus dalam inti dan sitoplasma yaitu
nucleoprotein.
4. Lipid
Lipid merupakan berbagai zat yang larut dalam pelarut lemak. Lipid yang
paling banyak terdapat dalam jaringan binatang adalah trigliserida atau
lemak netral. Selain itu juga terdapat fosfolipid dan kolesterol.
Sel biasanya mengandung 2-3% lipid yang terbesar di seluruh sel.
Konsentrasi lipid tertinggi terdapat pada membrane sel, membrane sel, dan
membrane yang membatasi organel-organel intrasitoplasma, seperti reticulum
endoplasma dan mitokondria. Sifat lipid yang tidak larut atau hanya
sebagian yang larut dalam air membuat membrane kedap terhadap banyak zat
yang larut.
5. Karbohidrat
Pada umunya, karbohidrat mempunyai fungsi structural yang kecil dalam
sel, tetapi fungsinya memegang peranan penting dalam nutrisi sel. Sebagian
besar sel hewan tidak dapat menyimpan karbohidrat dalam jumlah besar,
biasanya hanya berkisar % dari massa total. Tetapi, karbohidrat dalam
bentuk glukosa, selalu terdapat disekitar cairan ekstra sel sehingga ia
dengan mudah tersedia bagi sel. Dalam jumlah kecil karbohidrat yang
disimpan dalam sel hampir seluruhnya terdapat dalam bentuk glikogen, yang
merupakan polimer glukosa yang tidak larut.
2. Bagian-bagian Sel
3.2.1 Inti
Inti sel adalah pusat pengawasan sel. Ia mengawasi reaksi-reaksi
kimia yang terjadi dalam sel dan reproduksi sel. Inti mengandung asam
dioksiribonukleat (ADN) yang umum disebut gen atau kromosom. Gen ini
menentukan sifat-sifat protein enzim sitoplasma, dan dengan jalan ini
mengawasi aktivitas sitoplasma.
ADN ini mengawasi aktivitas sitoplasma dengan cara mensintesis
asam ribonukleat (ARN ) dari salah satu utas molekul AND kemudian
ditranspor kedalam sitoplasma tempat sintesis protein. Ada tiga jenis ARN
yang penting dalam sintesis protein yakni ARN kurir (mRNA), ARN pemindah
(tRNA), dan ARN ribosom (rRNA). ARN kurir memindahkan molekul asam amino
kemollekul protein waktu protein disentesis, dan ARN ribosom membawa asam
amino yang dibituhkan untuk sintesis protein tertentu.
Sintesis protein, baik protein structural maupun enzim sangat
berpengaruh terhadap inti sel, antara lain mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangbiakan organisme. Pertumbuhan organisme disebabkan oleh bertambah
besar atau bertambah banyaknya sel. Selain akibat sintesis protein,
pertumbuhan sel somatik, juga dipengaruhi oleh pembelahan mitosis, yakni
satu sel membelah menjadi dua sel anak yang mengandung jumlah kromosom yang
sama dengan sel induknya. Sedangkan pada sel-sel kelamin, pembelahan mitosi
akan diikuti dengan pembeelahan mitosis, yakni pembelahan sel yang diikuti
dengan reduksi jumlah kromosom. Jenis pembelah ini menyebabkan sela anak
hanya mewarisi setengah dari kromosom sel induk.
3.2.2 Sitoplasma
Sitoplasma terisi oleh partikel-partikel dan organel kecil dan
besar. Bagian cairan yang jernih dimana pertikel-partikel tersebar,
dinamakan hialoplasma; hialoplasma terutama mengandung protein yang
terlarut, elektolit, glukosa, dan dalam jumlah sedikit fospolipid,
kolesterol dan asam lemak teresterifikasi.
Bagian sitoplasma yang tepat dibawah membrane sel sering mengalami
gelatinasi menjadi setengah padat yang dinamakan korteks atau ektoplasma.
Sedangkan sitoplasma yang terdapat antara korteks dan membrane inti
berbentuk encer dan dinamakan endoplasma. Partikel-partikel besar yang
terbesar dalam sitoplasma adalah butir-butir lemak netral, granula
glikogen, ribosom, granula sekresi dan dua organel yang penting,
mitokondria dan lisosom. Sedangkan organel penting lainnya yang melekat
pada membrane inti sel adalah reticulum endoplasma dan kompleks golgi.
1. Ribosom
Ribosom berbentuk granular dan mengandung ARN, berfungsi dalam sintesis
protein dalam sel. ARN disintesis gen dari kromosom kemudian disimpan dalam
anak inti sebelum dikeluarkan ke sitoplasma dalam bentuk ribosom granula.
Bila ribosom melekat pada bagian luar retikulum endoplasma, maka disebut
reticulum endoplasma granular.
2. Mitokondria
Mitokondria menyaring energy dari nutrian dan oksigen yang selanjutnya
digunakan untuk melakukan fungsi sel. Jumlah mitokondria pada setiap sel
berbeda-beda, tergantung pada jumlah energi yang diperlukan oleh setiap
sel. Ukuran dan bentuknyapun berbeda-beda, ada yang berbentuk globular dan
ada pula yang berbentuk filament.
Mitokondria terdiri atas dari dua lapisan unit membrane yaitu:
membrane luar dan membrane dalam. Membran dalam banyak membentuk lapisan
yang didalamnya melekat enim-enzim oksidatif sel. Rongga dalam mitokondria
juga banyak mengandung enzim-enzim terlarut yang penting untuk menyaring
energy dari nutrian. Enzim-enzim ini bekerja bersama-sama dengan enzim
oksidatif untuk oksidasi nutrient membentuk karbondioksida dan air. Energy
yang dilepas digunakan untuk sintesis zat-zat berenergi tinggi yang
dinamakan adenosine trifosfat (ATP). ATP kemudian kemdian ditransfor keluar
mitokondria, dan berdifusi keseluruh sel untuk melepaskan energinya bila
mana diperlukan untuk melakukan fungsi sel.
Mitokondria dapat mengadakan repliksi sendiri , berarti satu
mitokondria mungkin dapat membentuk mitokondria ke dua. , ketiga dan
seterusnya, bilamana dibutuhkan dalam sel untuk menambah jumlah ATP.
Sebagaimana pada inti mitokondria juga mengandung asam dioksiribonukleat
tetapi berbeda dengan yang terdapat pada inti.
3. Lisosom
Lisosom menghasilkan sistem pencernaan intrasel yang memungkinkan sel
mencerna, dan membuang zat-zat atau struktur yang tidak diinginkan,
khususnya struktur yang rusak atau asing, seperti bakteri. Lisosom berisi
enzim-enzim hidrolik, yang berfungsi memecahkan senyawa organik menjadi dua
bagian atau lebih dengan mengikatkan hydrogen (H) dari molekul air dengan
bagian senyawa organic tersebut dan dengan mengikatkan bagian hidroxil (OH)
molekul air dengan bagian lain dri senyawa tersebut. Misalnya, protein
dihidrolisis menjadi asam-asam amino, dan glikogen dihidrolisis membentuk
glukosa. Proses ini disebut hidrolisis adalah sebagai berikut :
R" – R' + H2O R" OH + R'H
Lisosom bekerja dengan cara melekat pada vesikel vinositik atau
fagositik, kemudian melepaskan hidrolasenya kedalam vesikel sehingga
terbentuk esikel vigestis, yang bertugas menghidrolisis protein, glikogen,
asam nukleat, mukopolisakarida, dan zat-zat lain dalam vesikel. Hasil-hasil
pencernaan ini berupa molekul-molekul kecil asam amino, glukosa, fosfat,
dan sebagainya yang kemudian dapat berdifusi melalui membrane vesikel
kedalam sitoplasma. Badan residual yang tersisa dalam vesikel digestif
dieksresi atau mengalami pelarutan dalam sitoplasma. Jadi lisosom dapat
dianamakan organ digestif sel.
Retikulum indoplasma tampak seperti jala-jala yang disusun oleh
struktur tubular dan vesicular. Ruang di dalam tubulus dan vesicular terisi
oleh matrix endoplasmic, suatu medium cair yang berbeda dengan cairan
diluar reticulum endoplasma. Ruang reticulum endoplasma dihubungkan dengan
antara membran inti.ruang ini juga berhubungan dengan ruang dalam kompleks
golgi. Dalam beberapa hal reticulum endoplasma langsung berhubungan dengan
bagian luar sel melalui celah yang sempit. Zat-zat yang dibentuk pada
berbagai bagian sel masuk ke dalam ruang system vesicular ini dan kemudia
diteruskan ke bagian-bagian sel lainnya. Dari struktur tersebut, jelaslah
bahwa reticulum endoplasma terutama berfungsi dalam sintesis zat dan
teransfor zat-zat tersebut ke luar selatau untuk ke bagian dalam sel.
Kompleks golgi mungikn merupakan bagian khusus reticulum endoplasma
karena mempunyai membrane yang sama seperti membrane reticulum endoplasma
agranular dan biasanya terdiri atas emapat atau lebih lapisan vesikula yang
tipis. Fungsi kompleks golgi diduga merupakan gudang sementara dan
kondensasi zat-zat sekresi serta menyiapkan zat-zat ini untuk akhirnya
disekresi. Kompleks golgi jug mensintesis karbohidrat dan menggabungkannya
dengan protein membentuk gikoprotein. Salah satu hasil sintesinya yang
terpenting adalah mukoplosakarida karena merupakan unur utama dari (1)
mucus, (2) Zat dasar ruang interstitial, (3) zat dasar tulang rawan dan
tulang. Selain itu, kompleks golgi juga berperan dalam pembentukan lisosom.
3.2.3 Membran Sel
Pada dasarnya semua struktur fisika sel dibatasi oleh membrane
yang terutama terdiri atas lipid dan protein. Semua membrane, baik membrane
sel, inti, reticulum endoplasma, mitokondria, lisosom, maupun kompeks golgi
mempunyai struktur yang sama, yakni terdiri atas lipid, lapisan protein dan
lapisan tipis mukplolisakarida,. Protein dan mukopolisakarida yang terdapat
pada permukaan membrane membuatnya hidrofilix, yakni air dengan mudah
melekat pada membrane. Adanya lapisan mukoplolisakarida pada permukaan luar
membrane menyebabkan tegangan permukaan luar berbeda dengan permukaan
dalam, sehingga reaktivitas kimia permukaan dalam sel berbeda dengan
permukaan luarnya. Sedangkan lipid yang terletak ditengah membrane
menyebabkan membrane tidak dapat ditembus oleh zat-zat yang tidak larut
dalam lipid.
Membran sel dilengkapi pori-pori agar zat yang tidak larut dalam
lipid seperti air dan urea dapat melewati membran sel. Pori-pori pada
membrane disebabkan oleh adanya molekul protein besar yang merusak struktur
lipid membrane dan membentuk jalan dari satu sisi membrane ke sisi lainnya.
Karenanya, membrane sel tidak hanya semi perrmiabel terhadap substansi yang
mengelilinginya, tetapi juga kadang bersifat permeabel atau impermeabel.
Transpor Melalui Membran Sel
1. Difusi
Difusi adalah proses lewatnya partikel larutan, air, atau gas melalui
membrane akibat perbedaan konsentrasi medium.pergerakan molekul biasanya
terjadi dari wilayah yang konsentrasinya tinggi ke wilayah yang
konsentrasinya rendah. Difusi juga dapat terjadi dengan bantuan pengemban.
Mediator trasnpor tersebut berperan dalam pengangkutan gula, asam amino,
vitamin dan bahan lain dari luar sel kedalam sel (sitoplasma).
Difusi dengan media transport, dilakukan dengan cara mengikat zat
terlarut pada media sebelum transport ke dalam sel, kadang-kadang bergabung
dengan transport aktif. Misalnya, pada tranpor molekul gula melewati
epithelium usus, Na+ bertindak sebagai pengemban. Ion Na+ mengikatkan
afinitas pengemban terhadap glukosa. Glukosa dan ion Na+ dilepaskan oleh
pengmban ketika sudah berada pada permukaan membrane bagian dalam.
Selanjutnya ion Na+ akan dikeluarkan dari dalam sel melalui proses traspor
aktif.
Contoh lain difusi difusi gabungan adalah alanin dan ion Na+. alanin
diserap dari rongga usus melalui difusi. Jika lingkungan luar sel (rongga
usus) tidak mengandung Na+, difusi alanin ke dalam sel berjalan secara
lambat dan konsentrasi alanin di dalam sel tidak melebihi konsentrasi
alanin dilingkungan luarnya. Tetapi ketika konsentarasi ion Na+
dilingkungan luar cukup tinggi, maka konsentrasi alanin di dalam sel dapat
mencapai 6 – 7 kali konsentrasi di luar sel.
2. Osmose
Osmose adalah proses pergerakan air dari media yang konsentrasinya
rendah ke media yang konsentrasinya tinggi melalui membrane semi permiabel.
Osmose dapat dianggap sebagai suatu kasus special dari difusi, yang mana
air adalah pelarut dan difusi dari zat pelarut dibatasi oleh membrane
permiabel.
3. Transpor Aktif
Transport aktif adalah transport ion melalui membran sel dengan cara
yang bertentangan dengan prisip difusi, sehingga membutuhkan energy
metabolism untuk melakukan aktivitasnya, transpor aktif dilakukan sebagai
upaya untuk mempertahankan konsentrai ion jauh dari keadaan
keseimbanagannya.
Transpor aktif suatu ion selalu melibatkan pengemban. Ion-ion yang
ditrasportasikan secara aktif antara lain ion Na+, H+, Ca+ dan
sebagainya.transpor aktif yang sangat dikenal dengan baik adalah
trasportasi Na+ dari dalam sel keluar sel, melawan perbedaan konsentrasi
dan melawan perbedaan potensial listrik.kedua perbedaan tersebut cenderung
menyebabkan ion Na+ masuk ke dalam sel. Transport jenis ini terjadi melalui
epitel usus, epitel tubulus ginjal, epitel kelenjar-kelenjar eksokrin, dan
banyak membrane lainnya.
4. Endosiosis dan Eksosiosis
U bahan partikel padat aau cairan) ke dalam sel melalui membaran.
Proses endosiosis dicirikan dengan terbentuknya lekukan pada permukaan sel
kemudian diikuti dengan pembentukan semacam kantung (vesikel) yang
didalamnya terdapat bahan yang akan diangkut /ditransprtasikan. Selanjunya
vesikel tersebut akan terlepas dari dinding sel menuju bagian dalam sel
(sioplasma). Biasanya vesikel tersebut berfungsi dengan lisosom yang
mengandung ezim hidroliik untuk mencegah senyawa protein sel. Sebaliknya
eksosiosisa adalah proses mengeluarkan substansi seluler yang terdapa
dalam vesikel melalui fusi membrane plasma dan membran vesikel.
Edosiosis ini disebut fagosiosis bilamana bahan yang diambil oleh sel
tersebut berupa partikel padat dengan ukran cukup besar. Endositosis
disebut pinositosis bilamana bahan yang diambil oleh sel berupa cairan
apakah didalamnya mengandung partikel berukuran kecil atau tidak. Kasus
fagosiosis dijumpai misalnya pada amuba, granulosis, dan makrofage. Pada
proses fagositosis, sel membenuk psedopoda yakni pemanjangan sitoplasma
yang mengarah/mendekati partikel yang dituju. Mekanisme menggunakan alat
gerak sel dan bergantung pada kalsium (ion Ca++). Sedangkan pinosiosis
terjadi hanya bila ada respon terhadap jenis zat tertentu yang bersentuhan
dengan menbran sel, yang paling sering adalah terhadap protein, karena
pinosiosis adalah salah satu – satunya cara protein dapat melewati membran
sel.
3.3 Struktur Sel
3.4 Fungsi Organel Sel
Bentuk, ukuran, komposisi organel sel hewan bervariasi. Untuk
memahami struktur sel hewan perhatikan gambar di bawah ini. Struktur sel
hewan pada bagian luar dibatasi dengan selaput yang tipis sekali dan
dinamakan membran plasma atau plasmalemma. Pada beberapa sel jaringan
tubuh, membrane plasma ini membentuk lipatan-lipatan disebut mikrovilli
berguna untuk memperlua permukaan. Membran plasma dari sel yang satu
berhubungan dengan membran plasma sel tetangganya dengan desmosom atau
dengan menggunakan bentuk-bentuk hubungan lainnya. Pada sitoplasma sel
terdapat komponen-komponen lainnya misalnya RE, ribosom, mitokondria, badan
golgi vakoula dan sebagainya.
Adapun struktur dan fungsi komponen-komponen atau organel-organel sel
hewan sebagai berikut :
1. Membran plasma
Bersifat semipermiabel (zat-zat tertentu saja yang dapat melewati
membrane plasma), hidup, dan sangat tipis. Komposisi kimia membran plasma
yaitu lapisan luar dan dalam berupa molekul protein sedangkan bagian tengah
molekul lemak.
Berfungsi untuk:
a. Mengontrol pertukaran zat antara isi sel dengan lingkungan sekitar
b. Melindungi isi sel
c. Mengatur keluar masuknya molekul-molekul
d. Sebagai reseptor (penerima) rangsangan dari luar sel.
2. Retikulum Endoplasma
Merupakan membrane lipoprotein dan sitoplasma yang terletak antara
membrane inti dengan membrane sitoplasma. Dengan adanya system endomembran
ini, maka terbentuklah lumen yang menyerupai "terowongan" yang
menghubungkan nucleus dengan bagian luar sel.
Ada 2 macam RE, yaitu :
a. RE kasar/granuler ; bila pada permukaan membrane RE ini ditempeli
ribosom sehingga tampak berbintil-bintil. RE kasar merupakan penampung
protein yang dihasilkan ribosom. Protein yang dihasilkan masuk kedalam
rongga RE
b. RE halus ; bila pada membrane RE ini tidak ditempeli ribosom sehingga
tampak halus. Sel-sel kelenjar mengandung lebih banyak RE dibandingkan
sel-sel bukan kelenjar
Fungsi dari RE diantaranya sebagai alat transportasi zat-zat yang
diperlukan inti sel dari luar inti sel.
3. Badan Golgi
Berbentuk tumpukan kantong-kantong pipih yang sangat komplek dan pada
bagian dalam kantong-kantong tersebut terdapat ruang-ruang kecil atau
vakuola. Membrane badan golgi terbentuk dari lipoprotein. Badan golgi
banyak terdapat pada sel-sel kelenjar seperti kelenjar ludah, hati,
pancreas, dan hormone.
Fungsi badan golgi :
a. sebagai organ sekresi, karena mengeluarkan zat yang masih dibutuhkan
yaitu berupa sekret dalam bentuk butiran getah
b. membentuk enzim yang belum aktif (zimogent/proenzym)
c. membentuk glikoprotein (musin/mucus/lendir)
4. Lisosom
Lisosom hanya terdapat pada sel hewan. Lisosom merupakan membrane
berbentuk kantong kecil yang berisi hidrolitik yang disebut lisozim. Enzim
ini berfungsi dalam pencernaan intrasel, yaitu mencernakan zat-zat yang
masuk kedalam sel. Lisosom berfungsi sebagai tempat pembuatan enzim-enzim
pencernaan.
5. Mitokondria
Mitokondria bentuknnya bulat lonjong atau bercabang, ukurannya 500
sampai 2000 nm. Mitokondria banyak terdapat pada sel yang sedang aktif.
Struktur mitokondria dikelilingi dua lapisan membrane yaitu membrane dalam
dan terbentuk Krista. Ruang dalam mitokondria berisi matrix mitokondria.
Fungsi mitokondria adalah tempat respirasi atau oksidasi karbohidrat yang
menghasilkan energi (ATP).
6. Ribosom
Ribosom sangat kecil (diameternya 20 – 25 nm), terdapat pada
sitoplasma secara bebas atau menempel pada RE. fungsi dari ribosom adalah
tempat berlangsungnya sintesa protein.
7. Flagel dan Silia
Pada MH bersel satu misalnya pada protozoa ada yang memiliki alat
gerak flagel dan silia. Struktur flagel terdiri dari 2 fibril yang
dikelilingi oleh 9 fibril yang terletak disebelah luar. Sedangkan fibril
keluarnya dari granula basal dan secara kimia terdiri dari tubulin dan
protein dinein dan ATP.
8. Sentrosom
Umumnya sel hewan mengendung sentrosom yang letaknya pada sitoplasma
dekat membrane inti. Pada saat pembelahan mengandung 2 sentriol. Sebuah
sentrosom terbentuk dari 9 set tabung masing-masing set terdiri dari 3 buah
microtubule yang berfungsi menggerakan kromosom pada saat pembelahan sel.
Sentriol sendiri merupakan organel sel yang dapat dilihat ketika sel
mengadakan pembelahan.
9. Nukleus
Letak inti pada sitoplasma biasanya ditengah. Umumnya sel MH
mengandung 1 inti, tetapi ada juga yang berinti lebih dari 1 misalnya pada
sel otot lurik.
Bagian-bagian inti sel :
a. membrane inti ; membrane inti memisahkan inti sel dari sitoplasma.
Membrane inti terdiri dari 2 lapisan membrane dan pada daerah-daerah
tertentu terdapat pori-pori yang berfungsi tempat keluar masuknya bahan
kimia. Lapisan membrane yang sebelah luar berhubungan dengan membrane
b. Nukleoplasma dan kromosom ; inti sel mengandung nukleoplasma. Bahan
kimia pada nukleoplasma yaitu larutan fosfat, gula ribose protein,
nukleotida dan asam nukleat. Pada nukleoplasma terdapat benang-benang
kromathin yang tampak jelas pada saat terjadi pembelahan sel membentuk
kromosom. Fungsi kromosom adalah mengandung material genetic yang berguna
untuk mengontrol aktivitas hidup sel dan pewarisan sifat-sifat yang
diturunkan.
c. Nukleolus ; setiap nucleolus mengandung nucleoli yang berbentuk bulat.
Secara kimia nucleolus mengandung RNA dan protein. Nucleolus berfungsi
untuk sintesa RNA ribosom.
10. Badan mikro:
a. Perioksisom, terdapat pada sel hewan dan tumbuhan, berisi enzim katalase
dan oksidase
b. Glioksisom, hanya terdapat pada sel tumbuhan, berisi semua atau sebagian
enzim dari daur glioksiat disamping katalase dan oksidase.
11. Mikrofilamen
berfungsi sebagai:
a. Sebagai sitoskleton dalam sel
b. Berperan dalam pembelahan sel, pada Amoeba berfungsi dalam pembentukan
Pseudopoda, gerakan sel dan gerakan sitoplasma.
c. Membentuk alat gerak seperti silia dan flagella
12. Mikrotubule
Berfungsi sebagai
a. Mengendalikan gerakan kromosom dari daerah equator ke kutub masing-
masing pada anaphase
b. Penyusun sentriol, flagel dan silia sehingga berperan dalam pergerakan
sel
3.5 Komunikasi Antar Sel
Jaringan komunikasi antara satu sel dengan yang lain menghasilkan
suatu koordinasi untuk mengatur pertumbuhan, reproduksi, osmoregulasi, dan
lain-lain pada berbagai jaringan maupun organ. Sistem komunikasi ini selain
dilakukan oleh sistem saraf, juga dilakukan oleh sistem endokrin, atau
bahkan sistem saraf bersama-sama dengan sistem endokrin mengontrol
aktivitas organ atau jaringan tubuh.kedua sistem ini saling mengisi secara
fungsional yang demikian luar biasa,sehingga unsur-unsur saraf dan endokrin
sering dianggap menyusun sistem neuroendokrin.
Sistem saraf mengatur kegiatan tubuh dengan cepat, seperti kontraksi otot,
peristiwa visceral yang berubah dengan cepat, dan bahkan kecepatan sekresi
beberapa kelenjar endokrin. Sedangkan,sistem endokrin mengatur fungsi
metabolik tubuh pada jalur lambat. Sistemsaraf menerima ribuan informasi
kecil dari berbagai organ indra seperti salinitas, suhu,periode panjang
hari menuju alat-alat gerak dan kemudian mengintegrasin dengan sistem
endokrinuntuk mengontrol osmoregulasi, metabolisme, pertumbuhan,
reproduksis dan lain-lain. Ada tiga kelompok komunikasi ekstraseluller,
yaitu :
1) endocrine hormon yang merupakan substansi isysrat yang dilepaskan organ
endokrin dengan sasaran organ target tertentu.
2) isyarat parakrin, sel target bedekatan dengan sel sekretori,isyarat
kimiawi parakrin disebut neurotransmitter atau neurohormon.
3) isyarat autokrin biasanya terjadi pada kondisi patologik, misalya pada
sel tumor.
Komunikasi antar sel biasnya melewati enam tahap:
1) Sintesis
2) Pelepasan hormone
3) Transpor ke organ target
4) Pengenalan petunjuk (seiring oleh reseptor protein yang spesifik)
5) Penerjemahan
6) Respons.
A. Sistem Saraf
Pada tubuh makhluk hidup terdapa dua kelompok kerja sistem saraf,
yakni sistem saraf pusat dan sistem saraf otonom. Kedua sistem tersebut
pada dasarnya tidak bekerja secara terpisah,tetapi saling melengkapi.
a) Sistem saraf pusat Jaringan saraf yang menjalin seluruh tubuh berpusat
dalam otak maupun sumsum tulang belakang. Otak memiliki tiga fungsi utama
yaitu,1) menerima input dan menginterpretasikan informasi dari semua organ-
organ sensor baik internal maujpun eksternal, 2) menghasilkan output berupa
parintah untuk koordinasi semua bagian badan sebagai impuls saraf atau
hormon, 3) integrasi antara kedua aspek fungsi otak
Dari otak, serabut saraf berpencar menjadi 12 pasang saraf yang dinamakan
saraf tengkorak, melayani kepala, mata, dan beberapa organ dalam. Dari
sumsum tulang belakang beberapa saraf bercabang dan bercabang membentuk
batang-batang sarafmenuju alat-alat gerak. Masing-masing saraf membawa
impuls isyarat elektokimiawi yang dicetuskan oleh suatu rangsang.
b). Sistem saraf otonom
Susunan saraf otonom terdiri atas saraf simpatis dan para simpatis.
Saraf otonom mengontrol fungsi vegetatif badan, antara lain: 1) mengatur
kegiatan jantung dan pembuluh darah, 2) mengatur kerja urat daging licin,
dan, 3) mengatur kerja kelenjar-kelenjar.
c) Bentuk umum sistem kerja saraf
Satuan dasar sistem saraf adalah neuron. Neuron mempunyai satu ciri
struktur yang menyebabkan kelihatan lain dari semua tipe sel tubuh lainnya.
Bila digolongkan menurut fungsinya,neuron dapat dibagi menjadi tiga
kelompok, 1) neuron sensoris yang membawa isyarat dari organ sensoris ke
otak dan sumsum tulang belakang, 2) neuron motorik membawa petunjuk dari
otak dan sumsum tulang belakang ke alat gerak, jantung, usus dan organ
tubuh yang lain, 3) interneuron yang menggerakkan isyarat bolak balik lewat
lintasan antara otak, sumsum tumlang belakang dan lain-lain.
d). Mekanisme kerja saraf
1) fungsi sinap neuron : hubungan antara satu neuron dengan neuron
berikutnya disebut sinaps, dalam sinaps terdapat bongkol yang mempunyai dua
struktur internal yang penting untuk fungsi perangsangan atau penghambatan
vesikel sinaptik dan mitokondria.
2) pengiriman dan pengolahan sinyal : pada hakikatnya, sekali dimulai
impuls saraf pada ujung serabut saraf maka impuls ini akan diteruskan oleh
serangkaian sentuhan elektrik, apabila satu impuls terjadi, misalnya oleh
reseptor cahaya pada mata, selaput sel berubah sebentar untuk membiarkan
mengalirnya ion kalium bermuatan keluar dari sel dan masuknya ion natrium
bermuatan ke dalam sel. Gerak bolak balik ini menimbulkan potensial
elektrik yang kecil membentuk impuls saraf. Bila jumlah potensial yang
terkumpul pada ujung saraf sudah cukup banyak, sel berikutnya menembak .
setelah itu impuls ini lewat, selaput sel kembali berfungsi sebagai
pembatas sampai impuls lain timbul. Karena sistem saraf yang rumit dan
sibuk dapat menyerap energi dengan laju yang sangat besar sehingga
memerlukan bahan bakar (oksigen dan glukosa) yang lebih banyak
3) Neurotransmitter
Neuron-neuron otonom pada mamalia biasanya mengandung lebih dari satu
neurotransmitter,seringkali,satu atau lebih neuropeptida bergabung satu
sama lain atau bergabung dengan transmitter acetylcholine yang klasik
ataupun transmitter adrenaline. Pada ikan hanya sedikit kasus-kasus
gabungan seperti itu. Transmitter
perangsangpadaberbagaisinapsneuronsarafpusatadalahasetilkolin,norepinerin,do
pamn,serotonim, L-glutamat,dan L-asparat sedangkan transmitter penghambat
yangpenting adalah asam gamma aminobutirat (GABA), glisin, taurin,dan
alanin.
B. Sistem Endokrin
Sistem endokrin pada ikan tidak jauh berbeda dengan sistem endokrin
vertebrata pada umumnya. Organ endokrin melepaskan suatu zat kimia yang
disebut hormon dengan organ target tertentu dibawa oleh darah,dan berperan
mempengaruhi fungsi tubuh .karena itu hormon bisa juga disebut pesuruh
kimia. Hubungan di antara sistem endokrin banyak dan kompleks, tetapi
biasanya mengikuti dua prinsip,yakni : 1) berdasarkan responnya dibagi
menjadi dua kelenjar yang dihasilkan oleh kelanjar kedua seringkali
menghambat produksi hormon pituitari proses ini disebut penghambat
feedback. Yang menyebabkan terjadinya keseimbangan respon.
C. Hormon dan Kelenjar Penghasilnya.
Hormon adalah zat kimia organik yang dibentuk dalam sel atau kelenjar
yang sehat dan normal,disekresi langsung ke dalam darah dan dibawa ke
sel/organ target.hormon tidak akan bekerja pada sel yang tidak memiliki
reseptornya, tetapi apabila hormon tersebut tiba pada sel/organ target maka
reseptornya akan mengikat hormon tersebut.pada ikan, hormon dihasilkan dari
kelenjar endokrin antara lain :
1) Pituitari
Kelenjar pituitari atau hipofisa terletak pada lekukan tulang di dasar
otak(sela tursika),terdiri atas dua bagian utama,yakni adenohipofisa dan
neurohipofisa.hormon-hormon yang terdapat pada kelenjar pituitari yaitu :
Prolaktin yang merupakan hormon yang berhubungan dengan reproduksi dan
perawatan anak serta osmoregulasi.
Hormon adrenocorticotropic (ACTH) dan hormon pelepas melanosit(MSH),kedua
hormon ini fungsinya serupa yaitu menggiatkan output steroid korteks
adrenal,juga merangsang sintesis melanin. Hormon gonadotropin, adalah
hormon pituitari( yang berfungsi sebagai produksi telur dan sperma. Hormon
tirotrofin (TSH),( berfungsi merangsang kelenjar tiroid untuk membentuk dan
melepasakan hormon-hormon tiroid.
2) Tiroid
Kelenjar tirod memiliki dua karekteristik utama, yakni 1) unit dasar
histologisnya adalah sel tunggal yang dikelilingi oleh folikel, 2) jaringan
yang dibentuknya memiliki kemampuan mengubah iodine dan inkorporasinya
menjadi hormon tiroid.hormon yang dihasilkan adalah hormon tiroxin yang
terdiri dari tetraiodotironin (T4) dan triiodotironin (T3) yang berfungsi
dalam pertumbuhan, metamorfosis dan reproduksi.
3) Pankreas
Pankreas adalah suatu kelenjar majemuk yang terdiri atas jaringan
eksokrin dan endokrin.hormon yang terdapat pada pankreas yakni insulin yang
berperan besar terhadap metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Dan
glukagon yang berfungsi merangsang pelepasan insulin dan menyebabkan
peningkatan output jantung.
4) Gonad
Gonad merupakan kelenjar endokrin yang dipengaruhi oleh gonadotropin
hormon (GtH) yang disekresi oleh kelenjar pituitari.
5) Ginjal
Ginjal merupakan salah satu organ yang memiliki sel-sel endokrin antara
lain jaringan internal ,sel-sel kromaffin,juxtaglomerulus,dan korpuskel
stanius. Kelenjar ini dikontrol oleh pituitari melalui ACTH.
6) Kelenjar Uultimobranchial
Kelenjar ultimobranchial terletak pada septum pemisah antara rongga
abdomen dan sinus venosus, tampak sebagai pita berwarna putih pada septum.
Hormon yang terdapat pada kelenjar ini adalah kalsitonin yang berfungsi
menurunkan kadar kalsium darah dan membuat ikan mampu menyusaikan diri
terhadap lingkungan hidromineral yang berubah-ubah.
7) Urofisis
Urofisis merupakan neurosekretori yang terletak pada bagian belakang
spinal cord.fungsi hormon yang terdapat pada kelenjar ini masih menimbulkan
kontraversi walaupun secara umum berhubungan dengan fungsi osmoregulasi,
dimana pengaruh terbesarnya adalah pada ginjal.ada empat jenis hormon yang
diidentifikasikan dari urofis yakni urotensis I belum diketahui efeknya, II
berperan dalam kontraksi otot licin, urotensis III menstimulasi peningkatan
penyerapan Na atau ginjal, dan urotensi IV diduga adalah arginine vasotocin
tetapi hanyanteridentifikasi pada rainbow trout jepang.
BAB 4. PENUTUP
Kesimpulan
Sel merupakan unit terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti
biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel.
Karena itulah, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan
hidupnya terpenuhi. Struktur sel dan fungsi-fungsinya secara menakjubkan
hampir serupa untuk semua organisme, namun jalur evolusi yang ditempuh oleh
masing-masing golongan besar organisme (Regnum) juga memiliki kekhususan
sendiri-sendiri. Sel-sel prokariota beradaptasi dengan kehidupan uniselular
sedangkan sel-sel eukariota beradaptasi untuk hidup saling bekerja sama
dalam organisasi yang sangat rapi.
Jaringan komunikasi antara satu sel dengan yang lain menghasilkan
suatu koordinasi untuk mengatur pertumbuhan, reproduksi, osmoregulasi, dan
lain-lain pada berbagai jaringan maupun organ.sistem komunikasi ini selain
dilakukan oleh sistem saraf, juga dilakukan oleh sistem endokrin,atau
bahkan sistem saraf bersama-sama dengan sistem endokrin mengontrol
aktivitas organ atau jaringan tubuh.kedua sistem ini saling mengisi secara
fungsional yang demikian luar biasa, sehingga unsur-unsur saraf dan
endokrin sering dianggap menyusun sistem neuroendokrin.
DAFTAR PUSTAKA
Yunus, A. 2009. Komunikasi Antar Sel. http://askar.perikanan.umi.com/.
[18 Desember 2009]
Kirei. 2008. Fisiologi Hewan. http://wikimedia.commons [18 Desember 2009]
Lampiran
1. Jelaskan pengertian fungsi sel dan lisosom ?
2. Sebutkan dan jelaskan kelompok intrselluler ?
3. Sebutkan dan jelaskan bagian – bagian dari sel ?
-----------------------
1
2
3
4
5
6
8
9
10
11
1 2
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
7
i
ii