HAZANAH BHINNEKA TUNGGAL IKA SEBAGAI PEREKAT DAN K HAZANAH *) EKAYAAN BANGSA K EKAYAAN
Oleh: Dr. Bambang Noorsena, S.H., .A.
*) Disajikan Disajikan dalam Kegiatan Kegiatan “Penyegar “Penyegaran an Materi Pancasila, Pancasila, UUD 194, !K"# dan $hinneka $hinneka %&nggal %&nggal #ka', yang diselenggarakan $adan (sialisasi MP" "#, di tel ++- Marrit, +akarta, 1./10 e2r&ari 31-
!. Pen"a#$%$an
#stilah “$hinneka %&nggal #ka' yang tercant&m dalam lam2ang !egara kita 2era 2erasa sall dari dari Kekawin adikarya rya M5& %ant&la ant&larr yang yang dit&l dit&lis is di 5&ncak 5&ncak ekawin Sotasoma Sotasoma,, adika kejayaan Maja5ahit antara tah&n 1.0/1.69 M- $&nyi teks asli dalam 2ahasa +a7a k&n P&5&h 1.9- keka7in yang mem&at sesanti it& 2er2&nyi:
Rwāneka dhātu winuwus wara Buddha wiśma Bhînneki ring apan kêna parwanosên Mangākng Jinatwa kelawan Śitatatwa tunggal Bhînneka tunggal ika Tan hana dharmma mangrwa. 8rtinya: Knn dikatakan dikatakan 2ah7a 7&j&d $&ddha dan (i7a it& 2er2eda, Ked&anya memang 2er2eda, nam&n 2agaimana sekilas mengenalinya Padahal hakikat hakikat (i7a dan hakikat +ina $&ddha) adalah t&nggal $er2eda/2eda teta5i sat& j&a, %idak ada ada ke2enaran yang mend&amend&a- 1 Pada saat M5& %ant&lar mengarang adikarya di atas, di 7ilayah !egara Kesat&an Maja Maja5a 5ahi hitt terd terda5 a5at at 2er2 2er2ag agai ai maca macam m agam agama, a, deng dengan an dmi dmina nasi si 5eng 5engan an&t &t ter2esarnya ind& aliran (i7a, dan ked&a adalah $&ddisme- $er2eda dengan yang 2any 2anyak ak dit& dit&d d&hka &hkan, n, ;en ;enme mena na keaga eagama maan an ini ini tida tidak k 2isa 2isa dise dise2& 2&tt se2a se2aga gaii 3 , se2a se 2a2 2 se5e se 5ert rti i yang ya ng dite di tek k anka an kan n +-+-<
"esn Mast&ti dan asth $ramanty +akarta: Km&nitas $am2&, 39), hlm- 4/2$am2ang !rsena,
eligi dan eligiusitas Bung Karno Den5asar: $ali +agadhita, 3.), hlm- 30-
3 +--<- Kern Kern dan --- "assers,
!iwa dan Buddha" #ua Karangan tentang !iwaisme dan Buddhisme di
Indonesia +akarta: Pener2it Djam2atan, 1993), hlm- .14Pada >aman Maja5ahit, dalam 2atas/2atas tertent& negara t&r &t mengat&r kehid&5an 2eragama,
di2&ktikan dengan eksistensi “#harmadyaksa ring Ka$aiwan% Kementerian yang meng&r&s agama Ka$aiwan% Kementerian ind&) dan “#harmadyaksa ring Kasogatan% Kementerian yang meng&r&s agama $&ddha), dan sat& 5eja2at yang mengat&r kehid&5an 2iara langs&ng di 2a7ah raja- M&hammad ?amin, ?amin, Tata &egara Pra5anca, 1903), hlm- 346/349Madjapahit' Sapta Parwa' +ilid #@ +akarta: Pener2it Pra5anca, 1
atas sem&a 5er2edaan agama/agama it&, serentak dikem2angkan sat& kesadaran tertinggi 2ah7a %&han yang Asa mengatasi 5er2edaan/5er2edaan knse5t&al telgis masing/masing agama- Knse5 inilah yang se2enarnya dilanj&tkan leh The Founding Fathers, dan dijadikan sila 5ertama Pancasila “Ket&hanan ?ang Maha Asa'- Knse5 ini tidak sama dengan agama tertent&, se5erti yang ditekankan leh 5&jangga Maja5ahit se>aman, M5& Pra5anca 1.0 M): “nathaning anatha sira ta patining !agadpati sang h"ang ning h"ang inisti# Dialah (ang Pelind&ng yang m&tlak, Peng&asa segala 5eng&asa alam, dan %&han di atas segala knse5 ket&hanan masing/masing agama)- "&5anya, a5a yang dilak&kan leh 5emerintah Maja5ahit 5ada a2ad B#@ dalam 2ina negara, telah mem2erikan nilai/nilai ins5irati; ke5ada 5ara 5endiri 2angsa 2ah7a dengan men&m2&hkan rasa 5ersat&an, kesat&an dan ke2ersamaan dalam ke5el2agaian dan 5er2edaan, maka eksistensi 2angsa yang sangat mejem&k ini da5at di5ertahankan- +adi, sesanti yang m&la/m&la hanya mer&j&k ke5ada “5er2edaan dalam kesat&an' telgis, kini di5erl&as cak&5annya 2&kan hanya 5er2edaan agama teta5i j&ga 5er2edaan s&k&, 2ahasa, adat istiadat, 2&daya, serta ke2eragamaan 2angsa yang ja&h le2ih km5leks- +adi, 2er2eda dengan sejarah kelahiran m<ik<&ralisme di negara/negara k&lit 5&tih, sejak sem&la 7arisan kemajem&kan masyarakat #ndnesia dikella dengan 5endekatan yang ja&h le2ih hlistik- $ahkan le2ih dalam dari &P%$r'b$s Un$m(nya 8merika (erikat , &B#'nnea T$ngga% Ia( mendasarkan kesat&an dalam keanekaragaman dilihat dalam 5er5ekti; telgis yang le2ih hlistik(e2agai 5er2andingan, dalam masyarakat k&lit 5&tih se2enarnya yang terjadi 2&kan ke2ijakan antirasisme 5ada imigran k&lit 2er7arna yang 2er2ndng/ 2ndng memadati negeri/negeri maj&, teta5i sekadar C5enjinakanC a la teri ka5italis li2eral &nt&k harmnisasi relasi antaretnis se2atas 5ada eks5resi k<&ralPadahal, eksistensi 2&daya it& memerl&kan akar k&at &nt&k 2isa setara dengan etnis/etnis mayritas lainnya- Mdel “5enjinakan' yang se2enarnya “5enakl&kan' terjadi 5ada sejarah #ndia k&n, yait& 5eminggiran ras DraEida k&lit hitam leh ras 8rya- Kisah Rama"ana, adikarya Maharsi @almiki 1 M), 0 mengenai 5ara (anara an&man, (&griEa, (&2ali, dan se2againya) yang menga2di ke5ada (ri "ama, da5at di5andang se2agai 5la 5enjinakan ka&m 8rya atas ka&m DraEida dan sekalig&s men/“subordinasi% / kannya di 2a7ah ras 8rya- Antah 2agaimana sejarahnya, kata $anara harFah “man&sia 5hn'),= yang entah 2agaimana akhirnya 2isa 2er&2ah maknanya menjadi “kera', 5adahal 2arangkali aslinya menggam2arkan kehid&5an s&k&/s&k& DraEida yang ter5inggirkan5(- (e5m, Arjunawijaya"
A Kakawin o) Mpu Tantular' $i2letheca #ndnesica, !- 14 G Kninklijk
#nstit&&t Er %aal/, Hand/ en @lkenk&nde %he ag&e: Martin&s !ijh;, 19==), hlm- 6/61-
amayana- 8lih $ahasa: Djk Heln +akarta: P&staka +aya, 199), hlm- 41=/416- Dan men&r&t P- Hal, terjemahan “kera' se5erti akhirnya dilestarikankan dalam ceritera 5e7ayangan, jelas/jelas mer&5akan 2ent&k diskri/minasi rasial- Km&nitas se5erti &ayar, *allalas dan +ha(as me7akili elemen s&k& DraEida ini- Demikian j&ga kelas/kelas rendahan, yang 2ahkan tidak terglng Sudra (arnaIkelm5k terendah setelah $rahmana, Ksatria dan @aisya) sekali5&n, se5erti *etas, Parayas, pulayas, $herumar dan $hura(as, j&ga mas&k dalam glngan #ra(ida ini- Kelm5k ini, 2arangkali sekarang dikenal se2agai #ndia keling, “#ndia hitam')6P- Hal,
7Srimad
*almiki-amayana' ith (anskrit teJt and Anglish %ranslatin- Part/## rakh5&r, #ndia:
Eind $haEan Karyalaya ita Press, 1993), hlm- 119- Hihat j&ga: M&k&nda MadhaEa (harman, nsurunsur Bahasa Sansekerta dalam Bahasa Indonesia Den5asar: @yasa (anggraha, 196), hlm- /02
+. enge%o%a P%$ra%'me "a%am Penga%aman Bangsabangsa %a'n
Pengalaman sejarah 2angsa/2angsa mem2&ktikan, 2ah7a 2angsa yang mem5&nyai 7arisan sejarah kemajem&kan dalam 5erjalanan 5anjang sejaranya, ternyata le2ih ari; dalam mengella 5er2edaan- Kita 2isa 2elajar dari 5engalaman Mesir- $erangkat dari 5endekatan k<&ral yang dise2&tnya &%a&'l al()khar# menerima yang lain), Dr- Milad anna, mencnthkan 5raktek 2&daya ini di “!egeri Piramid' it&- Dikem&kakannya, 2ah7a #slam Mesir sangat ja&h 2er2eda dengan #slam di (a&di 8ra2ia, Pakistan ata& 8;ghanistan- Mesir 2isa mengem2angkan 2&daya “menerima yang lain' *%a&'l al()khar+, karena karakter &nik ke2&dayaan Mesir yang 2erasal dari ak&m&lasi ser5ihan/ser5ihan aneka 5erada2an m<i k<&ral era se2el&mnya- $erakar 5ada 5erada2an k&n irLa&n dari tah&n . sM, lal& 5erada2an "ma7i/$y>anti&m, Kristen K5tik dan 8ra2 #slam- arisan aneka 5erada2an it&, telah melahirkan #slam Mesir yang khas: 2er7ajah (&ni, 2erdarah (yiLah, 2erhati Kristen K5tik, dan 2ert&lang 5erada2an irLa&n- #t&lah &al(,-midah al(a&-ah li al("akhs"iah al(Mishri""ah# %&j&h Pilar Ke5ri2adian Mesir)- Ungka5an ini dikem&kakan Milad anna, ketika 8n7ar (adat, demi mengam2il hati ka&m ;&nda/mentalis, mengatakan 2ah7a ia adalah Presiden M&slim di se2&ah negara #slam- Mesir 2&kanlah Mesir tan5a &ns&r Kristen K5tik di dalamnya, karena memang negeri ini 2er5ijak 5ada Mesir Kristen dan Mesir #slam-6 ar&s ditekankan 5&la, mengella Mesir yang didminasi 3 agama 2esar, #slam dan Kristen K5tik, 5ada 7akt& reEl&si nasinal tah&n 1919, aFliasi ke2angsaan telah 2erhasil dideFnisikan leh 5artai a;d- Kesadaran histris 2ah7a agama tertent& tidak 2isa dijadikan dasar 5emersat& Mesir, j&ga dis&rakan lantang leh 5ara 5emim5in reEl&si se5erti (aLad aghl&l, M&stha;a al/!&has, dan isha ashi;, 2er2areng dengan dikenalkannya cred ka&m nasinalis “,l(/înu lil 0ah wa al(1athan li al(Jami- 8gama &nt&k 8llah, dan %anah air &nt&k sem&a)- Pat&t ditam2ahkan, se2&ah &ngka5an indah yang sering di&ca5kan $a2a (hen&da ###, Patriarkh ereja Ortdks K5tik, mengenai !egeri (eri2& Menara it&: “Mesir 2&kanlah negeri dimana kita hid&5 didalamnya, teta5i negeri yang hid&5 dalam diri kita' -&Mishr la"sa &aladan nais"u 2îhi &al &aladun "ais"u 2în)# ). !am&n 5ada dekade selanj&tnya, yang meng&at 5ada masa sekarang ini, ka&m ;&ndamentalis 2er&saha menlak “kred ke2angsaan' ini, dan menegaskan 2ah7a aliFasi 2erdasarkan atas agama yang har&s di&tamakan di atas aFliasi ke2angsaan<nth ked&a adalah He2ann- !egeri kecil ini memiliki 1= aliran keagamaan, sat&/sat&nya negara 8ra2 dengan dminasi Kristen Marnit, mereka di5ersat&kan leh nasinalisme 8ra2 yang men&nt&t kemerdekaan dari Perancis 5asca/5erang D&nia ##, dengan kred yang senada: & ,n) al(3,ra&î %a&la al(4sl)m# (aya adalah rang 8ra2 se2el&m #slam), nam&n sejak ;enmena ke2angkitan ;&ndamentalisme agama, aFliasi keagamaan kem2ali men&nt&t s&5remasinya atas aFliasi ke2ang/ saaan- Ka7asan yang dikenal se2agai &Neger' e"ar S$/'( ini, akhirnya menjadi lahan s&2&r tragedi keman&siaan dan 5erang sa&dara selama 1= tah&n 19=6/ 1993), yang nyaris memecah 2elah He2ann menjadi 2e2era5a negara 2agian.ab/l al-0khar" Min ajli Taw0shul 1iw0r al-1adh0rat
3
%eta5i &nt&nglah, kesadaran ke2angsaan yang memanggil kem2ali 5&tra/5&tri negeri ini dan menyadarkan mereka, sehingga He2ann tidak jadi ter2agi/2agi menjadi kaEling/kaEling negeri kecil telah melemahkan mereka- Masalah yang tim2&l di He2ann j&ga masalah lama, yait& 5r2lem sektarianisme agama, nam&n 2erhasil diatasi dengan kesadaran ke2angsaan yang menghrmati dan merayakan 5er2edaan(e2aliknya, se5erti telah disingg&ng di de5an, $elanda dan $elgia tidak 2erhasil mengella 7arisan kemajem&kannya- $egit& j&ga, se2el&m menajamnya knQik agama 5ada era sekarang, Pakistan telah memisahkan diri dari #ndia karena alasan aliFasi keagamaan, ind& dan #slam- Masih 2anyak cnth lain yang 2isa dikem&kakan, 2ah7a knQik/knQik yang dilatar2elakangi leh aFliasi kegamaan ja&h le2ih km5leks di2andingkan ranah/ranah lain, se5erti masalah ras, ssial dan 2&daya- KnQik/knQik nn/agama 2isa m&dah mencair dengan meningkatnya kemakm&ran, kecanggihan teknlgi dan kesejahteraan &m&m, teta5i knQik agama 2el&m tent& da5at dilerai dengan sem&a it&- Unt&nglah kita mem5&nyai 5ijakan histris mengella kemajem&kan yang le2ih hlistik- +a&h se2el&m 2angsa/ 2angsa $arat menyadari hal yang sama, &0esan as%'( M5& %ant&lar meny&arakan dengan lantang 2ah7a sem&a 5er2edaan se2enarnya hanya eks5resi dari &Pr'ns'0 Ter1'ngg' 2ang abs$%o1(- Dengan 5rinsi5 it&, ke2hinnekaan dalam segala as5ek kehid&5an menjadi kharakter khas ke2&dayaan #ndnesia, 2&kan hanya 5ada masa sekarang, teta5i telah menjadi 7arisan sejarahnya selama 2era2ad/a2ad3. B#'nnea T$ngga% Ia sebaga' K#a4ana# Kea2aan Bangsa
#ndnesia se2agai se2&ah kesat&an territrial, 5litik dan 2&daya mer&5akan tem5at 2ertem&nya *5on6uen5e+ 2&daya/2&daya 2esar d&nia: aman k&n, 7ilayah #ndnesia 2&kan 7ilayah yang terislasi, melainkan ter2&ka dengan ke2&dayaan/ke2&daan l&ar- &N$san1ara( dengan demikian tidak hanya 2erartri “ham5aran' *antara+ ri2&an 5&la& *nusa+ di se5anjang garis khat&listi7a, teta5i j&ga am0aran n'%a'n'%a' berbaga' b$"a2a( yang datang dari 2er2agai 5enj&r& d&nia- am5aran aneka 2&daya it& saling 2ertem& dan melak&kan dialg ke2&/dayaan yang dinamis- 9 aman dah&l& 5ara ra22i ?ah&di 5ada >aman k&n mena;sirkan “tanah/ tanah 5esisir la&t' se2agai negeri 8sy&r, teta5i hanya 2e2era5a a2ad setelah 2&k& 9#-$- P&t& (&am2a,
Ibid, hlm- 39/.-
10 %eks #2rani k&n “(e;er ?esayah&' $k ; #saiah) 34:1/10, dik&ti5 dari
Torah &e(im Khetu(im
+er&salem: e2re7 UniEersity ; +er&salem, 34), hlm- .94
ini dit&lis, dari catatan Hero"o1$s 464/43 (M), S1rabo 0./34 (M), dan P1o%ema$s 13=/11 M) telah diidentiFkasi 2ah7a “negeri/negeri di 5esisir la&t' it& tidak lain adalah negeri ke5&la&an di sam&dra india, yang 5ada >aman it& dikenal se2agai &Ta0robrane(, &#r2se #ersonesos(, ata& &Semenan5$ng Emas(. Ke2eradaan Pa5&a yang dikenal se2agai &$5$ng b$m'(, ternyata ditem&kan j&ga dalam catatan sejarah #ndia, Sr'ma" 6a%m''Rama2ana 1 M) yang sangat terkenal: “7a$ad$ipa matikram"a isro nama par$atah di$am sprasati
srngena de$adana$ase$itah etesam giridurgesa prapatesa $anesa 5ha margadh$am sahitah rampatnim "asas$inim '- 8rtinya: “Di l&ar 5&la& +a7a ada
g&n&ng tinggi menj&lang namanya (isira +aya7ijaya), 5&ncak g&n&ng it& tinggi menci&m langit, dit&ngg& leh de7a dan 5ara raksasa, g&n&ng it& 5&ncaknya 2ersalj&'-11 Di2agian yang sama, rimad 8amiki(Rama"ana j&ga mencatat “Jela!ahilah
pulau Jawa "ang dikelilingi tu!uh kera!aan se&agai hiasan# *"atna$anto!a$ad$ipam saptara!"o paso&itam+. “%&j&h kerajaan' terse2&t kem&dian dijelaskan dalam kita2/kita2 s&ci P&rana, yang dit&lis 5ada masa dinasti &5ta kira/kira a2ad ## M), mer&j&k ke5ada t&j&h 5&la& !&santara, yait& Ja$ad$ipa 5&la& +a7a), $arnad$ipa P&la& (&matra), ,ngad$ipa !&sa %enggara), Balid$ipa 5&la& $ali), hankad$ipa P&la& (&la7esi), Barhinad$ipa P&la& $rne ata& Kalimantan), 9: dan sat& lagi Pa5&a yang dise2&t “&j&ng 5aling l&ar dari 5&la& +a7a' *Ja$ad$ipamatikram"a+. Men&r&t lters, 5&la&/5&la& !&santara ini dalam 2ahasa (ankerta j&ga dise2&t “/wipantara#, 9; maks&dnya tidak lain ham5aran 5&la&/5&la& yang 2erada diantara d&a sam&dra- (edangkan s&m2er sejarah
3r4mad *5lm4ki-5m5yana- Part ##
6Aranya-Kanda, Kiskindha-Kanda and Sundara-Kanda)- rakh5&r, #ndia: ita Press, 1993), hlm- 119 / 13-
7p' !it', hlm- 41- Mr- M&hammad ?amin memas&kkan “ Malayad(ipa' P&la& Malaya) sehingga menye2&t 7ilayah !&santara se2agai 8astad(ipa% P&la& Dela5an)12P&t& (&am2a,
13# &sti P&t& Phalg&nadi,
+(olution o) 1indu !ulture in Bali' !e7 Delhi: (&ndee5 Prakashan, 1991,
hlm- Eii14rank DikRtter,
The #is$ourse o) a$e in Modern !hina Hndn: <- &rst S <- P&2lishers, 1993),
hlm- 13. 15Denys Hm2ard,
&usa 9awa Silang Budaya' +ilid ### +akarta: ramedia, 3), hlm- 5
dirahmati keari;an &nt&k mengella 5er2edaan secara harmni- Keari;an nasinal yang secara te5at dikalimatkan se2agai &B#'nnea T$ngga% Ia( $er2eda/2eda teta5i sat&) ini, tidak salah lagi mem5&nyai &#a4ana#( 6treasure2 2angsa #ndnesia yang tiddak ternilai- Di2andingkan dengan 2angsa/2angsa $arat, kita tidak hanya menghada5i 5r2lema ras dan 2&daya, teta5i j&ga 7arisan m<i agama- Meski5&n demikian, dalam rentangan sejarah !&santara, dicatat 3 negara nasinal *=ationale taat+ yang 5ernah 2erhasil mengella kemajem&kannya: Maja5ahit dan (ri7ijaya, yang leh $&ng Karn dijadikan mdel &men"'r'an sa1$ negara ebangsaan In"ones'a(. Dalam mengella kemajem&kan di 2idang agama, misalnya, kesadaran 2ah7a ;aktr agama tidak m&ngkin lagi dijadikan ;aktr 5enyat& 2erdirinya se2&ah 2angsa, 2ar& disadari di $arat tah&n 1663, ketika Arnest "enan meng&ca5kan 5idatnya di UniEersitas (r2ne, “ >u-est 5e %u-une =ation?# 85akah s&at& $angsa it&)':; Pidat "enan it&, 5ada salah sat& as5eknya, dilatar2elakangi leh 5engalaman 5ecahnya negara $elanda dan $elgia karena ;aktr 5er2edaan agama +adi, meski5&n $&ng Karn menim2a knse5 nasinalisme "enan, se5erti tam5ak dalam 5idatnya tanggal 1 +&ni 194, nam&n nasinalisme #ndnesia menda5at 5ijakan histris yang le2ih kkh- $&kan hanya 2ar& 5ada a2ad ke/19 M, melainkan sejak >aman Maja5ahit, M5& %ant&lar, tidak hanya telah meletakkan landasan 5litis 2agaimana mengatasi 5l&ralisme agama/agama, teta5i malah s&dah dikem2angkan landasan telgi ker&k&nan yang ja&h le2ih ;&ndamental karena 2ers&m2er dan 2ertitik tlak dari nilai/nilai Ket&hanan ?ang Maha Asa yang diak&i leh sem&a agama, terle5as dari 5er2edaan ajaran masing/masing7. B#'nnea T$ngga% Ia sebaga' Perea1 Kema5em$an Bangsa
$ertitik tlak dari &B#'nnea T$ngga% Ia( se2agai #a4ana# ea2aan *treasure+ 2angsa di atas, maka kita 2isa mengim5likasikan 5rinsi5 ini dalam mengella 7arisan kemajem&kan kita secara kritis, kreati; dan knse5t&al dalam &saha 2ina negara dalam segala 2idang, se5erti yang le2ih lanj&t di&raikan di 2a7ah ini: 7.!. Im0%'as'n2a "a%am Re%as' Negara "an Agama
Karena &B#'nnea T$ngga% Ia( mengak&i 5rinsi5 5er2edaan dalam kesat&an, maka im5likasinya dalam relasi agama dan negara adalah 5engak&an atas agama/agama dan ke5ercayaan terhada5 %&han ?ang Maha Asa, dan 2&kan atas dasar agama tertent& maka #ndnesia 2&kan negara agama *theo5ra5"+. (e2aliknya, karena 2angsa #ndnesia dari a2ad ke a2ad mem5ercayai %&han dan menjadikan keyakinan ke5ada %&han terse2&t se2agai dasar 5erilak& hid&5nya, maka #ndnesia j&ga 2&kan !egara sek&ler *se5ular state+. Dengan kata lain, sistem tekrasi sangat 2ertentangan ;akta kemejem&kan 2angsa #ndnesia, kh&s&snya di 2idang agama dan ke5ercayaan terhada5 %&han ?ang Maha Asa, se2aliknya sistem sek&ler j&ga 2ertentangan dengan deg&2 jant&ng 2angsa #ndnesia yang sangat religi&s-
"enan, 8
6
Karena it& sejak a7al kemerdekaan, 5ara 5endiri 2angsa ini dihada5kanke5ada 3 5ilihan 5aradigma relasi agama dan negara, yait& 5aradigma tekrasi ata& 5aradigma sek&ler- $anyak diantara anggta $PUPK#, dalam sidangnya yang 5ertama antara tanggal 39 Mei sam5ai 1 +&ni 194, yang memilih #slam se2agai dasar negara, teta5i se2aliknya ada j&ga yang memilih sek&larisasi$&ng atta menghendaki negara sek&ler yang memisahkan agama dan negara *5heiding $an
8tetapi masing-masing orang Indonesia hendaknya ber-Tuhan, Tuhannya sendiri' >ang Kristen menyembah Tuhan menurut petunjuk Isa Al-Masih, yang Islam berTuhan menurut petunjuk &abi Muhammad s'a'w', orang Buddha menjalankan ibadat menurut kitab-kitab yang ada padanya' Tetapi marilah kita semuanya ber-Tuhan' 1endaknya &egara Indonesia ialah negara yang tiap-tiap orangnya dapat menyembah Tuhannya dengan $ara yang leluasa' Setiap rakyat hendaknya bertuhan dengan kebudayaan, yakni dengan tiada 8egoisme agama%' :? Men&r&t $&ng Karn, 2aik !a2i M&hammad s-a-7- ma&5&n #sa 8l/Masih telah mem2eri 2&kti yang c&k&5 tentang $erdraagAaamheid , tentang hrmat menghrmati agama/agama lain- 19 $egit& j&ga (&5m, se5erti $&ng Karn menghendaki 5emisahan agama dan negara, teta5i tidak 2erarti 2ah7a negara 2ersi;at “a(religious#. 8#t& 2&kan', &s&l (&5m- “!egara nasinal yang 2ersat& it& akan memelihara 2&di 5ekerti keman&siaan yang l&h&r, akan memegang cita/ cita mral rakyat yang l&h&r- Maka negara yang demikian it& dan hendaknya negara #ndnesia j&ga memakai dasar mral yang l&h&r, dasar mral yang j&ga dianj&rkan leh agama #slam'- 3 Di isini, (&5m mem2edakan antara &Negara Is%am( dengan &Negara ber"asar a1as /'1a/'1a %$#$r "ar' agama Is%am(. Meski5&n (e5m tidak memilih !egara #slam, karena “akan tim2&l sal/sal minderheden, sal glngan agama yang kecil/kecil', 31 nam&n d&a hari setelah kemerdekaan #ndnesia 5ada 7akt& 5em2ent&kan mem2ent&k ka2inet, (e5m menghendaki agar melal&i Kementrian Kehakiman, negara tidak hanya mengat&r sal 5eradilan, sal 5enjara, teta5i j&ga t&r&t mengat&r masalah yang terkait dengan masalah/ masalah keagamaan- agasan inilah yang di kem&dian hari ditam5&ng dengan 5em2ent&kan Kementerian 8gama, yang dalam 2atas/2atas tertent& mengat&r &r&san teknis yang 2erkaitan dengan kehid&5an keagamaan-
@ahirnya ndang-undang dasar :C' Adisi "eEisi +akarta: $adan 5ener2it ak<as &k&m UniEersitas #ndnesia, 39), hlm- 116, 13617"M- 8-$- K&s&ma,
18M&hammad ?amin,
&askah Persiapan ndang-undang #asar :C' +ilid # Djakarta: +ajasan
Pra5antja, 199), hlm- ==19Ibid, hlm- =6208-$- K&s&ma,
7p' !it', 139/1.-
21Ibid'
7
7.+. Im0%'as'n2a "a%am Re%as' An1ar S$$, B$"a2a, A"a1 Is1'a"a1, Ba#asa Daera# "an Kema5em$an La'nn2a.
(elanj&tnya, 2agaimana im5likasi &B#'nnea T$ngga% Ia( yang mengak&i 5er2edaan dan keragaman s&k&, 2&daya, adat istiadat dan 2ahasa dalam kesat&an ke2angsaan dan kenegaraan yang dise2&t #ndnesia Pertama har&s ditekankan, 2ah7a negara adalah 2angsa yang mem5&nyai rganisasi territrial dan mendiami s&at& tanah air- Kesadaran ke2angsaan ini melandasi kesadaran 2ernegara kita %an5a ji7a tia5 7arganya yang ter&s menyala/nyala 5erasaan dan kesadaran 2er2angsa ini, maka entitas yang 2ernama !K"# ini tidak akan 5ernah 2isa 2ertahan- Men&m2&hkan kesadaran 2ersama di tengah/tengah masyarakat yang amat heregren tent&nya ja&h le2ih s&lit di2andingkan dengan masyarakat yang le2ih hmgen85likasi “$hinneka %&nggal #ka' dalam hal ini, 2agaimana 5el2agai s&k&/s&k& 2angsa yang mendiami 7ilayah #ndnesia ini: dari (a2ang sam5ai Mera&ke, menjadi sat& 2angsa (etia5 s&k& 2angsa tent& saja mem5&nyai s&at& tingkat ke2&dayaan yang tidak sama, teta5i mem5&nyai crak dan kekhasannya- Ketika ada tendensi/ tendensi yang le2ih menekankan &b#'nnea( 2er2eda/2eda it&), maka tim2&llah ;enmena “s&k&isme', “daerahisme', “5rEisialisme', yang mengancam kesa/t&an kita- (e2aliknya, ada tendensi 'sentralisme', yang menekankan ke5ada &1$ngga% 'a( sat& it&), maka tim2&llah sentralisasi yang mengancam ke/ “&hinneka#(an kita- ar&s diak&i, se2agai negara ke5&la&an !K"# m&tlak memerl&kan s&at& kek&asaan sentral yang k&at, meski5&n kek&asaan it& har&s mem2erikan ke5ada daerah/daerah s&at& tnmi yang c&k&5 dan yang da5at mengella kekhasan mereka masing/masing- +adi, dengan menjaga keseim2angan antara &b#'nnea( 2er2eda/2eda it&) dan &1$ngga% 'a( t&nggal it&), s&5aya 5ada sat& 5ihak keragaman kita ter5elihara, nam&n se2aliknya keragaman it& teta5 di2ang&n di atas dasar kmitmen &nt&k ter&s 2ersat&- Kehid&5an masyarakat har&s 5&la 2ert&m2&h di atas dasar h&k&m dan mral &nt&k menca5ai ke2ahagiaan dan kesejahteraan 2ersama- Karena it&, kmitmen &nt&k 2ersat& har&s 5&la dit&j&kan &nt&k menca5ai ke2ahagian dan keejahteraan sem&a rangDalam &Kongres Pemoe"a II( yang diselenggarakan di +akarta, tanggal 36 Okt2er 1936, dikem&kakan ;aktr yang mem5erk&at 5ersat&an #ndnesia, yait& se5ara#, ba#asa, #$$m a"a1, 0en"'"'an dan e0an"$an-33 $er2eda dengan 2e2era5a negara yang di2ang&n di atas dasar kesamaan agama dan ras, nasinalisme #ndnesia j&ga 2erakar 5ada kenyataan sejarah 2era2ad/a2ad, 2ah7a 5end&d&k yang mendiami 7ilayah !&santara ini adalah sat& kesat&an- Menarik &nt&k dicatat, 2ah7a $&ng atta mem5ertanyakan a5akah Pa5&a termas&k 7ilayah #ndnesia, karena secara etnik Pa5&a termas&k r&m5&n Melanesia, sedangkan 5end&d&k #ndnesia lainnya yang termas&k r&m5&n Plenisia- +adi, men&r&t atta, le2ih rasinal dan ses&ai dengan h&k&m interna/sinal, yang menjadi 7ilayah #ndnesia adalah 2ekas jajahan $elanda- Diingatkan atta, jangan sam5ai dengan knse5 &1$m0a# "ara#( +erman: kultur und &oden) menjadi na;s& im5eralis se5erti +erman- Meski5&n demikian, $&ng atta j&ga sadar 2ah7a 5end&d&k #ndnesia di 7ilayah $arat dan %engah adalah asimilasi dari rang/rang Melanesia dengan 2angsa/2angsa 8ra2,
8
antara 5end&d&k Melanisia dengan Plenisia lal& menjadi Pa5&a, menjadi dasar dimas&kkannya Pa5&a menjadi 7ilayah #ndnesia- 3. (e2el&mnya, Pak ?amin menekankan 2ah7a 7ilayah kita jangan hanya menjadi en$la(es dari5ada “sel&r&h tanah #ndnesia atas 2e2era5a kek&asaan im5erialisme ./4 tah&n yang 2elakangan ini'- Men&r&t ?amin, 5erkataan “#ndnesia' sendiri di2&at dengan 5emahaman yang mengatakan #ndnesia melingk&5i daerah Malaya dan Plinesia- +adi, dengan sendirinya 5ada 7akt& 5erkataan #ndnesia lahir, dimaks&dkan tanah Pa5&a mas&k ke dalam daerah #ndnesia- (ecara ge5litik, Pa5&a adalah lm5atan yang 5aling akhir dari 2en&a #ndnesia men&j& la&tan PasiFk, dan lm5atan yang 5ertama dari la&tan 5asiFk men&j& tanah air kita- 85alagi men&r&t ;aham #ndnesia, se2agian 2esar 5&la& Pa5&a adalah mas&k hak adat lingk&ngan adat kerajaan %idre, sehingga dengan sendirinya daerah it& mas&k 2agian daerah #ndnesia- Men&r&t ?amin, Pa5&a termas&k 7ilayah #ndnesia se2enarnya it& 2&kan keinginannya, teta5i sejak 2eri2&/ri2& tah&n t&m5ah darah #ndnesia it& ter2ent&k, yang dise2&tnya &Tes1amen1 Ga5a#ma"a( -34 Menariknya, 2er2eda dengan atta yang masih agak rag&/rag& memas&kkan Pa5&a, $&ng Karn se5akat 1T dengan ?amin, dan mem5erk&at arg&mentasi ?amin 2ah7a 7ilayah kita 2&kan 7arisan $elanda, se2aliknya “----2ersandar ke5ada kek&atan sejarah kita d&l&, 2ersandar 5ada 2atas sejarah kita yang d&l&- $&kalah, t&an/t&an- =egarakertagama yang dit&lis Pra5anca, maka t&an/t&an akan mem2aca di dalamnya 2e2era5a nama tem5at dan daerah yang men&nj&kkan, ba#9a era5aan a5a0a#'1 0$n "aera#n2a me%ebar sam0a' e0a"a Pa0$a(.+: $&ng Karn 5ercaya, kala& kita melihat 5eta d&nia maka kita akan melihat 2ah7a %&han telah menent&kan 2e2era5a daerah se2agai s&at& kesat&an8llah telah menent&kan ke5&la&an #nggris se2agai sat& kesat&an, ata& menent&kan ke5&la&an ellenia ?&nani) se2agai sat& kesat&an, demikian j&ga 8llah telah menent&kan 7ilayah #ndnesia se2agai sat& kesat&an- Oleh karena it&, 5entingnya ;aktr 7ilayah ini ditekankan $&ng Karn dalam 5idatnya tanggal 1 +&ni 194, &nt&k melengka5i deFnisi Arnest "enan dan Ott $a&er- Arnest "enan mensyaratkan 2angsa hanyalah “kehendak akan 2ersat&' *le desir d-etre ensem&le+, sedangkan $a&er mendeFnisikan: “$angsa adalah sat& 5erasaan 5erangai yang tim2&l karena 5ersa/t&an nasi2' -ine nations ist aus 5hiksals gemenis5haCt erwa5hsene 5harakter gemenis5ha2t+.:D “Orang dan tem5at tidak da5at di5isahkan- %idak da5at di5isahkan rakyat dari 2&mi yang ada di 2a7ah kakinya', tegas $&ng Karn-
238-$- K&s&ma,
7p' !it' , hlm- 31/3.-
24Ibid, hlm- 340/34=25Ibid, hlm- 3- Dise2&tkan dalam
Kakawin &egarakrtagama
7p' !it' hlm- 1=9
(elanj&tnya, Kngres Pem&da ## terse2&t j&ga menekankan 2ah7a 5ersat&an #ndnesai j&ga didasarkan karena ;aktr h&k&m adat- akta sejarah j&ga meng&ngka5kan, sejak >aman !egara !asinal *nationale staat+ 5ertama dan ked&a, yait& (ri7ijaya dan Maja5ahit, meski5&n masyarakat kita sangat diresa5i leh 5engar&h h&k&m/h&k&m agama ind& dan $&ddha, teta5i ternyata 5engar&h l&ar it& ternyata tidak 2isa menenggelamkan sama sekali tradisi masyarakat yang le2ih t&a lagi, yait& h&k&m adat- Pada masa/masa selanj&tnya, 5engar&h h&k&m #slam, h&k&m $arat yang diresa5i leh etika Kristiani, j&ga mas&k ke #ndnesia %eta5i h&k&m adat se2agai cerminan ke2hinekaan masyarakat kita teta5 menent&kan “deny&t nadi' 5erkem2angan h&k&m #ndnesia dari masa ke masa- al it& antara lain dise2a2kan karena h&k&m adat dengan si;atnya yang l&7es, dan ja&h dari si;at dgmatis dan kak&, le2ih mer&5akan cerminan dari masyarakat kita yang mejem&k- =geli nanging ora keli menyes&aikan >aman, tan5a terhany&t leh 5erkem2angan >aman)- Pada >aman klnial, 5ara akademisi 5enganj&r h&k&m adat yang le2ih dikenal dengan &ma"4ab Le'"en(, telah mem2&ktikan 2ah7a tidak 2isa di5aksakan h&k&m Ar5a ke5ada masyarakat #ndnesia, se5erti di5erj&angkan leh mad>a2 la7annya, &ma"4ab U1re/#(-3= akta sejarah meng&ngka5kan, ja&h se2el&m era klnialisme $elanda menera5kan sistem h&k&mnya di 7ilayah india $elanda, 7ilayah !&santara s&dah memiliki sistem 5emerintahan dan h&k&m tersendiri- al ini diak&i leh H$go Gro1'$s dalam 2&k&nya /e 4ure @raedae, yang dit&lis dalam 2ahasa Hatin 5ada tah&n 103, yang mencatat: “P&la&/5&la& yang kita se2&tkan it& telah mem5&nyai dan senantiasa selal& telah mem5&nyai raja/rajanya sendiri, 5emerintahannya sendiri, dan 5erat&ran h&k&mnya sendiri, 2aik tert&lis ma&5&n tak tert&lis, dan hak/ haknya sendiri -Ea&ent insulae nee iptae %uas disimus et simper ha&uerunt suos reges suam rempu&li5an suas leges sua "ura+.(+; Knteks &ca5an rti&s dalam 2&k&nya adalah 5eringatan ke5ada 2angsa Prt&gis yang 7akt& it& 2erdagang di “5&la& +a7a, (&matra dan ke5&la&an Mal&k&' - puta Ja$ae Tapro&anae parties maimae Molu55arum+:G s&5aya mereka le2ih 2erhati/hati, karena mereka tidak sedang 2erada di s&at& “negeri tan5a t&an', melainkan negeri 2erda&lat yang telah memiliki 5emerintahan dan sistem h&k&mnya sendiri, ja&h se2el&m kedatangan 2angsa k&lit 5&tih di 7ilayah it&Pengak&an serang ahli h&k&m kali2er d&nia terse2&t sangat 5enting kita simak dalam kaitan dengan eksistensi h&k&m adat se2agai h&k&m yang hid&5 -li$ing law) sejak rat&san tah&n silam- (elanj&tnya, meski5&n h&k&m rakyat ini &"'1em$an emba%'( leh 5ara ahli $arat yang kem&dian dikem2angkan leh &ma"4ab Le'"en(, nam&n 5&tra/5&tra #ndnesia sendirilah yang telah mengem2angkannya, se5erti M&hammad ?amin dan (e5m- Pat&t dicatat, M&hammad ?amin dan (egnd Djj5&s5it, se2agai Ket&a dan (ekretaris Kngres Pemeda ##, adalah m&rid/m&rid %er aar di Re5htshoogens5hool , $ataEia, yang c&k&5 2er5eran dalam 5er&m&san teks &Soem0a# Pemoe"a(, yang 5ada 2agian 5en&t&5 mencant&mkan h&k&m adat se2agai salah sat& ;aktr yang 27Per2edaan ked&a mad>a2 h&k&m ini 5ada masa klnial, da5at disimak dalam 2&k& Peter +- $&rns,
The @eiden @ega$y !on$epts o) @aw in Indonesia +akarta: Pradnya Paramita, 1999)Pra5antja, 1903), hlm- 61/63M&hammad ?amin, Tatanegara Madjapahit' Sapta Parwa' 28
+ilid ### Djakarta: Pener2it +ajasan
29Ibid, hlm- 63-
10
menjadi dasar 5engikat Persat&an #ndnesia- Ungka5an ini dengan jelas mem2&ktikan 2ah7a 5litik h&k&m adat 5ernah memainkan 5eranan 5enting dalam 5erg&latan nasinalisme #ndnesia- (&dah saatnya, dalam rangka 5em2ang&nan h&k&m nasinal yang 2erdasarkan Pancasila se2agai s&m2er dari segala s&m2er h&k&m, s&dah saatnya h&k&m adat kita kaji kem2ali- Kh&s&snya sit&asi akhir/akhir ini, ketika sektarianisme agama m&lai meng&at dan mengancam 5ersat&an kita se2agai 2angsa, releEansi h&k&m adat tidak dirag&kan lagi- Karena sekali5&n h&k&m adat mengand&ng &ns&r/&ns&r religi&s, teta5i tidak identik dengan agama tertent&, melainkan s&at& cerminan dari h&k&m rakyat yang 2ercrak &B#'nnea T$ngga% Ia(. :. a1a1an Pen$1$0
"ealitas kemajem&kan 2angsa adalah 7arisan sejarah 5anjang 5erjalanan #ndnesia selama 2era2ad/a2ad se2agai kar&nia %&han ?ang Maha Asa- Dengan l&as 7ilayah !&santara yang ham5ir 3 j&ta kilmeter 5ersegi, terdiri dari sekitar 1.-= 5&la& 2esar dan kecil, le2ih dari . ragam etnis, dengan adat istiadat, 2&daya dan keyakinan agama yang 2er2eda/2eda, menyim5an 5tensi keretakan yang ka5an saja 2isa mengem&ka a5a2ila tidak ada alasan ata& raison de-etre se2agai 2angsa &nt&k 2ersat&- $ah7a raison de-etre &nt&k menjadi sat& 2angsa, 2&kan sekedar 5erasaan s&2jekti; 5ara 5endiri 2angsa menjelang Prklamasi 1= 8g&st&s 194, melainkan menda5atkan 5ijakan sejarah selama 2era2ad/a2ad se5erti telah di2&ktikan di atas- Dan kesadaran se2agai 5&tra/5&tri dari se2&ah 2angsa yang 2esar yang telah melahirkan (&m5ah Pem&da, kiranya menjadi t&gas sejarah &nt&k ter&s mem5erj&angkan dan me7&j&dkan kesat&an 2angsa, dan menjadi 2r 5eny&l&h, ketika se2agian anak/anak 2angsa ini m&lai dijangkiti 5enyakit sektarian sem5it, ;anatisme agama, dan egisme kelm5k yang mengr2ankan 5ersat&an dan kesat&an 2angsa- Dalam sit&asi se5erti ini 5esan M5& %ant&lar menjadi releEan &nt&k kita ssialisasikan kem2ali, 2ah7a selain di “r&ang 5riEat' *2orum internum+ kita masing/masing tentang ke2enaran agama a5a5&n yang kita yakini, teta5i di “r&ang 5&2lik' *2orum eternum+ kita har&s menghela t&gas sejarah 2ersama, yang dengannya eksistensi NKRI &r$ma# '1a bersama( ini, kita 5ertar&hkan" Bhinneka Tunggal 4kaE“$er2eda/2eda teta5i (at& +&a'- *** SEKILAS PENULIS
Dr- $am2ang !rsena, (--, M-8- lahir di Pnrg, .1 Maret 1904 adalah 5endiri #nstit&te ;r (yriac <<&ral (t&dies #(<()- 8l&mn&s kajian %im&r %engah MaFhad #0r !omboni li al-#ir0s0t al-GArabiyah ,
1ukum Adat dalam Politik 1ukum &asional Majapahit segera ter2it), dan artikel/ artikel se5&tar masalah ke2angsaan, sejarah h&k&m, dan h&2&ngan lintas iman yang dim&at se2agai 2&nga ram5ai ter2itan #<"P, KOMP8(, $#!8 D8"M8, dan masih 2anyak lagi(ehari/hari menjadi dsen ak<as &k&m UniEersitas Kristen
12