Tugas 4. Beta-Bloker dilarang untuk penderita ASMA
Golo Go long ngan an
obat ob at
inii in
meng me ngha hamb mbat at
adre ad reno nose sept ptor or
beta be ta
(bet (b etaa-bl blok oker er))
men engh gham amba batt
adrenoreseptor beta di jantung, pembuluh darah perifer, bronkus, pankreas, dan hati. Penggunaan beta-bloker pada anak masih terbatas. Saat ini tersedia banyak beta-bloker yang pada umumnya menunjukkan efektivitas yang sama. sam a. Nam Namun, un, ter terdapa dapatt per perbeda bedaaan aan-- per perbeda bedaan an di ant antara ara ber berbag bagai ai bet beta-b a-blok loker er,, yang aka akan n mempengaruhi pilihan dalam mengobati penyakit atau pasien tertentu. ktivitas simpatomimetik intrin int rinsik sik men menunj unjukka ukkan n kapa kapasit sitas as bet beta-b a-blok loker er unt untuk uk mer merangs angsang ang mau maupun pun mem memblo blok k res resept eptor or adrenergik. !eberapaa beta-b !eberap beta-bloker loker (oksirenolol , pindolol , asebutolol ) mempuny mempunyai ai aktivi aktivitas tas simpa simpatotomimetik mimet ik intri intrinsik. nsik. "bat-obat ini #ender #enderung ung kurang menimbulkan menimbulkan bradi bradikardi kardi dibanding beta bloker lainnya, dan mungkin juga kurang menimbulkan rasa dingin pada kaki dan tangan. !eberapa beta-bloker larut dalam lemak dan eberapa yang lain larut dalam air. $ang paling larut dalam air adalah atenolol , nadolol , dan sotalol . %arenanya, beta-bloker tersebut sukar masuk ke dalam otak, sehingga kurang menim menimbulkan bulkan gangguan tidur dan mimpi buruk. !eta-bloker !eta-bloker larut air tersebut diekskresi oleh ginjal dan seringkali diperlukan pengurangan dosis pada gangguan ginjal. !eta-bloker yang masa kerjanya relatif singkat harus diberikan & atau ' kali sehari. Namun, banyak di antaranya yang tersedia sebagai sediaan lepas lambat, sehingga pemberiannya untuk hipertensi #ukup sekali sehari. ntuk angina, meskipun dengan sediaan lepas lambat, kadangkadang
masih
perlu
diberikan
&
kali
sehari.
!eberapa
beta-bloker
seperti atenolol, bisoprolol , karvedilol , dannadolol memiliki masa kerja yang panjang sehingga dapat diberikan hanya sekali sehari. !eta-bloker memperlambat denyut jantung dan dapat menyebabkan depresi miokard beta-bloker dikontra indikasikan pada pasien termasuk anak-anak dengan blok * derajat dua atau tiga. !eta-b !et a-blok loker er har harus us jug jugaa dih dihind indari ari pad padaa pas pasien ien gaga gagall jan jantun tung g tid tidak ak sta stabil bil yan yang g mem membur buruk. uk. +iperlukan kehati-hatian dalam memulai pemberian beta-bloker pada pasien gagal jantung stabil. Sotalol Sotal ol dapat memperpanjang memperpanjang inter interval val ,, dan kadang- kadang menyeb menyebabkan abkan aritmia ventrikel yang mengan#am jia (penting/ perhatian khusus untuk menghindari hipokalemia pada pasien yang menggunakan sotalol).
Labetalol , dan karvedilol merupakan beta- bloker yang memiliki tambahan mekanisme
kerja vasodilatasi arteriol dengan mekanisme yang berbeda, sehingga dapat menurunkan resistensi perifer. idak ada bukti baha beta-bloker seperti labetalol dan karvedilol tersebut memiliki manfaat yang berarti dibanding dengan beta-bloker lainnya dalam pengobatan hipertensi. Beta-bloker
dapat
mencetuskan
asma .
Karena
itu,
harus
dihindarkan
pemberianna pada pasien dengan ri!aat asma atau bronkospasme. 0ika tidak ada
alternatif lainnya, beta-bloker kardioselektif dapat digunakan dengan sangat hati-hati di baah pengaasan dokter spesialis. Atenolol ,bisoprolol , metoprolol , dan asebutolol efeknya kurang pada reseptor beta& (bronkial), karena itu relatif kardioselektif, tetapi tidak kardiospesifik. !eta bloker tersebut lebih sedikit menimbulkan resistensi saluran nafas, tetapi tidak bebas dari efek samping ini. !eta-bloker dapat menyebabkan efek lelah, rasa dingin di kaki dan tangan (lebih jarang terjadi pada beta-bloker yang memiliki aktivitas simpatomimetik intrinsik), dan gangguan tidur dengan mimpi buruk (jarang terjadi pada beta-bloker yang larut dalam air). !eta-bloker tidak dikontraindikasikan pada pasien diabetes tetapi dapat sedikit memperburuk toleransi glukosa, juga mengganggu respons metabolik dan autonomik terhadap hipoglikemia. !eta-bloker yang kardioselektif mungkin lebih baik, tetapi semua beta-bloker sebaiknya dihindarkan pada pasien dengan episode hipoglikemia yang sering. ntuk pengobatan rutin hipertensi tanpa komplikasi, pemberian beta-bloker sebaiknya dihindarkan pada pasien dengan diabetes atau pada pasien dengan risiko tinggi diabetes, terutama jika dikombinasi dengan diuretika tia1id. 23P454NS3. 6ekanisme kerja beta-bloker sebagai antihipertensi belum diketahui dengan pasti, obat-obat ini mengurangi #urah jantung, mempengaruhi sensitivitas refleks baroreseptor, dan memblok adrenoseptor perifer. !eberapa beta-bloker menekan sekresi renin plasma. 4fek sentral dari beta- bloker mungkin juga dapat menjelaskan mekanisme kerjanya. !eta-bloker efektif untuk menurunkan tekanan darah namun antihipertensi lain biasanya lebih efektif untuk menurunkan kejadian stroke, infark miokard, dan kematian akibat penyakit kardiovaskuler, terutama pada lansia. "leh karena itu antihipertensi lain lebih dipilih untuk pengobatan aal pada hipertensi tanpa komplikasi. Pada umumnya, dosis beta-bloker tidak perlu tinggi misalnya, dosis atenolol &7-78 mg sehari dan jarang diperlukan peningkatan dosis sampai 988 mg.
!eta-bloker dapat digunakan untuk mengurangi frekuensi denyut nadi pada pasien dengan feokromositoma. Namun pada kondisi ini, beta-bloker harus digunakan bersama alfa bloker karena dapat menimbulkan krisis hipertensi. %arena itu, "enoksiben#amin harus selalu digunakan bersama dengan beta-bloker.