BENEFIT COST RATIO Dibuat Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ekonomi Teknik
Disusun oleh : Nama : Vachri Muhammad NPM
: 1141177003040 1141177003040
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG 2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah yang berjudul " B e n e f i t
" C o s t R a t io
atas perkenannya penulis
dapat menyusun makalah ini sebagai salah satu tugas dari mata kuliah ekonomi teknik. Didalam makalah ini penulis berusaha memberikan materi sederhana namun komprehensif sehingga diharapkan pembaca dapat memahami dengan mudah dan benar.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu segala masukan dan kritik yang membangun sangat diharapkan. Selain itu, kedepan pasti ada upaya revisi dan perbaikan terhadap isi materi yang disampaikan demi perbaikan terus menerus.
Terakhir, selamat membaca dan mempelajarinya. Semoga ilmu yang diperoleh bermanfaat, Amien.
Karawang, Juni 2014 Penulis,
Vachri Muhammad
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Pengertian Pengertian benefit cost ratio menurut pendapat para ahli antara lain: a)
Menurut Mare J. Schniederjans, Jamie L. Hamaker, Ashlyn M. Schiederjans (2004), Benefit Cost Ratio adalah suatu teknik untuk menganalisis biaya dan manfaat yang melibatkan estimasi dan mengevaluasi dari manfaat yang terkait dengan alternative tindakan yang akan dilakukan. Teknik ini membandingkan nilai manfaat kini dengan investasi dari biaya investasi yang sama sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan.
b) Menurut Keen (2003), mendefinisikan Benefit Cost Ratio sebagai analisis yang menjabarkan alasan bisnis, kenapa atau kenapa tidak pilih spesifik suatu investasi harus dipilih. c)
Menurut Siegel dan Shimp (1994), Benefit Cost Ratio adalah cara untuk menentukan apakah hasil yang menguntungkan dari sebuah alternatif, akan cukup untuk dijadikan alasan dalam menentukan biaya pengambilan alternatif. Analisa ini telah dipakai secara luas dalam hubungannya dengan proyek pengeluaran modal. Berdasarkan pengertian Benefit Cost Ratio yang disampaikan para ahli di
atas, kelompok kami menyimpulkan, bahwa Benefit Cost Ratio memiliki pengertian suatu analisis sistematis yang berupa perbandingan antara manfaat dan biaya yang dikeluarkan dalam menyelenggarakan kegiatan atau proyek.
1.2 Tujuan Tujuan Benefit Cost Ratio yaitu menetukan atau mengukur apakah kemanfaatan suatu proyek, program atau kegiatan merupakan suatu investasi ( biaya ) yang baik atau tidak. BCR juga betujuan untuk memberikan dasar untuk membandingkan suatu proyek. Termasuk membandingkan biaya total yang diharapkan dari setiap pilihan dengan total keuntungan yang diharapkan, untuk mengetahui apakah keuntungan melampaui biaya serta berapa banyaknya.
1.3 Manfaat Manfaat Benefit Cost Ratio yaitu memasukkan keuntungan dan biaya sosial. Juga sebagai dasar yang kuat guna mempengaruhi keputusan legislatif atau sumber dana dan meyakinkan untuk menginvestasikan dana dalam berbagai proyek
BAB II ISI MATERI
2.1 Prinsip Dasar Benefit Cost Ratio digunakan untuk mengevaluasi penggunaan sumber ekonomi agar sumber yang langka tersebut dapat digunakan secara efisien. Penyedia pelayanan kesehatan (Health Provider) mempunyai banyak program atau proyek yang harus dilaksanakan sedangkan biaya yang tersedia sangat terbatas. Dengan analisis ini Health Provider menjamin penggunaan sumbersumber ekonomi yang efisien dengan memilih program-program yang memenuhi kriteria efisiensi. Benefit Cost Ratio merupakan alat bantu untuk membuat keputusan
publik
dengan
mempertimbangkan
kesejahteraan
pasien
atau
konsumen. Ada dua pihak yang menaruh perhatian pada analisis ini, yaitu pertama, para praktisi teknis dan ekonom yang berperan dalam mengembangkan metode analisis, pengumpulan data, dan membuat analisis serta rekomendasi. Kedua, pemegang kebijakan yang berwenang untuk membuat peraturan dan prosedur untuk melaksanakan keputusan tersebut. Benefit Cost Ratio ini hanya menitikberatkan pada efisiensi penggunaan faktor produksi tanpa mempertimbangkan masalah lain seperti distribusi, stabilisasi ekonomi dan sebagainya. Analisis ini hanya menentukan program dari segi efisiensi sedangkan pemilihan pelaksanaan program berada di tangan pemegang kebijakan yang dalam memilih juga mempertimbangkan faktor lain. Saat ini, Benefit Cost Ratio merupakan alat utama dalam membuat evaluasi program atau proyek untuk kepentingan konsumen, seperti penambahan fasilitas penunjang pelayanan dan pengembangan program. Keterbatasan anggaran merupakan hal yang umum ditemui. Di sisi lain, Health Provider dihadapkan pada berbagai alternatif program yang akan dilaksanakan. Hal tersebut menyebabkan Health Provider harus jeli dalam menentukan program yang diprioritaskan. Pemilihan suatu proyek tidak mudah. Dalam memutuskan kelayakan suatu proyek yang berhubungan dengan sektor
publik,
Health
Provider
dihadapkan
pada
banyak
pertimbangan
dan
permasalahan. Dalam hal ini, prioritas yang dipilih harus mempertimbangkan kepentingan pasien atau konsumen. Terkait dengan proses pengambilan keputusan mengenai kelayakan suatu proyek atau program, Health Provider memerlukan suatu alat analisis yang mampu digunakan dalam meminimalkan kesalahan dalam pemilihan keputusan. Salah satu analisis yang dapat digunakan sebagai alat untuk memilih program yang layak diprioritaskan adalah dengan menggunakan Benefit Cost Ratio atau disebut juga analisis manfaat dan biaya. Berikut adalah prinsip dasar dalam melakukan Benefit Cost Ratio antara lain: 1. Mencapai
keuntungan yang maksimal ( termasuk kesejahteraan sosial ) dan
biaya yang minimal. 2.
Meningkatkan
keuntungan
dari
serangkaian
tindakan
dan
mengurangi
biaya yang terkait dengan serangkaian tindakan tersebut dalam suatu periode tertentu ( membutuhkan ukuran khusus, biasanya adalah uang ). 3.
Pareto improvement . Sebuah
proyek
dikatakan pareto
improvement jika
proyek
tersebut
meningkatkan kualitas hidup dari beberapa orang, tapi tidak membuat orang lain rugi. Jelasnya masyarakat harus dapat mencapai Pareto improvement , sebab mereka menolong orang lain, tapi juga tidak menyakiti yang lainnya. Namun demikian, dalam masyarakat yang kompleks, setiap proyek atau kebijakan pasti akan membuat orang lain merugi. Sebuah proyek atau kebijakan dikatakan menciptakan Pareto improvement yang potensial jika yang untung lebih banyak daripada yang rugi.
2.2 Kelebihan Dan Kekurangan Kelebihan B e n e f i t
antara C o s t R a t io
lain :
1. Dapat mengkur efisiensi ekonomi (ketika satu pilihan dapat meningkatkan efisiensi, pilihan tsb hrs diambil) 2. Tidak hanya membantu mengambil kebijakan untuk memilih alternatif terbaik dari pilihan yang ada, yang dalam hal ini pemilihan alternatif terbaik dilakukan berdasarkan alasan perbandingan antara life cycle’s benefit dengan biaya yang dikeluarkan, melainkan juga dapat membandingkan alternatif-alternatif tersebut.
3. Dapat mengontrol perkembangan dari proyek yang bersangkutan pada tahuntahun ke depan. 4. Dapat mengkuantifikasikan biaya dan manfaat yang bersifat kualitatif maupun intangible 5. Merupakan alat yang berharga dalam pengambilan keputusan. Hal ini berguna karena memberikan titik awal dari mana untuk memulai evaluasi proyek. Kekurangan
antara B e n e f i t C o s t R a t io
lain :
1. Penghitungan ekonomi untuk Public Good dengan menggunakan BCR sulit untuk dilakukan. 2. Tidak dapat mengukur aspek multidimensional seperti keberlangsungan, etika, partisipasi publik dalam pembuatan keputusan dan nilai-nilai sosial yg lain. 3. BCR
juga
lebih
berfungsi
memberikan
informasi
kepada
pengambil
keputusan, tapi tidak dengan sendirinya membuat keputusan. 4. Potensi Ketidakakuratan dalam Mengidentifikasi dan Mengukur Biaya dan Manfaat Sebuah analisis biaya manfaat mensyaratkan bahwa semua biaya dan manfaat diidentifikasi dan diukur tepat. Sayangnya, kesalahan manusia sering menyebabkan kesalahan umum biaya analisis manfaat seperti sengaja menghilangkan biaya tertentu dan manfaat karena ketidakmampuan untuk meramalkan
hubungan
kausal
langsung.
Selain
itu,
ambiguitas,
dan
ketidakpastian yang terlibat dalam mengukur dan menetapkan nilai moneter untuk item berwujud mengarah ke analisis biaya manfaat akurat. Kedua kecenderungan mengarah pada analisis akurat, yang dapat menyebabkan peningkatan risiko dan efisien pengambilan keputusan. 5. Peningkatan Subjektivitas untuk Biaya tidak berwujud dan Manfaat. Kelemahan lain dari analisis biaya manfaat adalah jumlah subjektivitas yang terlibat ketika mengidentifikasi, mengukur, dan memperkirakan biaya dan manfaat yang berbeda. Sejak beberapa biaya dan manfaat non-moneter di alam, seperti peningkatan pelanggan dan kepuasan karyawan , mereka sering memerlukan satu untuk subyektif menetapkan nilai moneter untuk tujuan menimbang total biaya dibandingkan dengan manfaat keuangan secara keseluruhan dari suatu usaha tertentu. Ini estimasi dan peramalan
sering didasarkan pada pengalaman masa lalu dan harapan, yang sering dapat menjadi bias. Langkah-langkah subjektif lanjut menghasilkan analisis biaya manfaat tidak akurat dan menyesatkan. 6. Perhitungan akurat Present Value Menghasilkan Analisi s Menyesatkan. Karena metode ini evaluasi memperkirakan biaya dan manfaat untuk proyek selama periode waktu, maka perlu untuk menghitung nilai sekarang. Ini menyetarakan semua biaya sekarang dan masa depan dan manfaat dengan mengevaluasi
semua
item
dalam
hal
masa
kini
nilai-nilai,
yang
menghilangkan kebutuhan untuk memperhitungkan inflasi atau keuntungan finansial spekulatif. Sayangnya, hal ini menimbulkan kerugian yang signifikan karena, bahkan jika salah satu akurat dapat menghitung nilai sekarang, tidak ada jaminan bahwa tingkat diskonto yang digunakan dalam perhitungan tersebut
realistis.
Sebuah
analisis
biaya
manfaat
Template
telah
dikembangkan untuk membantu mengurangi kemungkinan salah menghitung nilai sekarang dari biaya dan manfaat, dan tersedia untuk di-download di Galeri Proyek Manajemen Media. 7. Sebuah Analisis Manfaat Biaya Mungkin Serahkan ke Anggaran Proyek . Kelemahan lain terlihat ketika memanfaatkan analisis biaya manfaat adalah kemungkinan bahwa mekanisme evaluatif berubah ke anggaran yang diusulkan. Ketika seorang manajer proyek menempatkan bersama-sama analisis manfaat biaya dan menyajikan kepada tim kepemimpinan, tim kepemimpinan mungkin melihat biaya yang diharapkan sebagai sebenarnya daripada estimasi, yang dapat menyebabkan menggelapkan biaya dan menetapkan tujuan realistis ketika menyetujui dan melaksanakan anggaran proyek. Hal ini dapat menempatkan seorang manajer proyek dalam situasi yang tidak menguntungkan ketika ia mencoba untuk mengendalikan biaya untuk mempertahankan margin keuntungan yang diharapkan.
2.3
Langkah-langkah Pengukuran Untuk dapat melakukan Benefit Cost Ratio ada beberapa langkah yang harus dilakukan, sebagai berikut: 1. Identifikasi Program atau Proyek yang Akan Dianalisis Program atau proyek yang dipilih untuk dilakukan analisis dapat lebih dari dua. Semakin banyak program atau proyek yang akan dianalisis
semakin baik hasilnya karena akan memberikan pilihan yang bervariasi dan analisis yang lebih lengkap. Definisi operasional dari masing- masing program atau proyek harus dijabarkan agar tampak perbedaan dari masing-masing intervensi yang akan dianalisis. 2. Identifikasi Biaya dari Tiap Program atau Proyek Dalam
melakukan
identifikasi
biaya
terlebih
dahulu
dilakukan
pengklasifikasian seluruh komponen biaya keseluruhan dari masingmasing program. Semua komponen biaya harus diidentifikasi baik yang bersumber dari anggaran internal program atau proyek maupun dari anggaran lainnya. Klasifikasi biaya bisa dilakukan menurut kategori lain seperti biaya investasi, biaya operasional dan biaya pemeliharaan, biaya risiko kehilangan dan kerusakan. 3. Menghitung Total Biaya dari Masing-Masing Program atau Proyek Setelah seluruh komponen biaya bisa teridentifikasi dan sudah diklasifikasikan kemudian dilakukan penghitungan total seluruh biaya setiap program. 4. Identifikasi dan Mentransformasi Benefit dalam Bentuk Uang Dalam mengidentifikasi manfaat dari masing-masing biaya program terdapat dua komponen, yaitu manfaat langsung dan manfaat tidak langsung. Manfaat langsung adalah nilai kepuasan yang dirasakan oleh penerima manfaat terkait baik dalam bentuk nyata ( barang ) atau tidak nyata ( jasa ). Sedangkan manfaat tidak langsung adalah manfaat yang dirasakan oleh pihak lain yang bukan penerima manfaat utama dari aktivitas atau produk atau program tersebut. 5. Menghitung Total Benefit Mengubah manfaat dalam bentuk uang, untuk manfaat langsung kita dapat
menghitung
dengan
menguangkan
biaya
keuntungannya.
Sedangkan manfaat tidak langsung dapat menguangkan biaya akibat kerugian yang ditimbulkan. Hasil dari tahap ini adalah jumlah dari benefit langsung dan tidak langsung yang berupa Total Benefit. 6. Menghitung Discounting Cara penyesuain nilai atau uang dengan menghitung berapa nilai uang saat ini dikemudian hari dengan memperhitungkan bunga pada akhir setiap tahun . Untuk ini digunakan discount rate,yg disesuaikan dg interest (suku
bunga dlm peminjaman Bank). Dalam menghitung manfaat tentunya harus mempertimbangkan discount rate bila manfaatnya akan diperoleh untuk periode waktu kedepan. Discount rate (DR) adalah suatu angka yang menggambarkan nilai uang pada tahun tertentu dengan nilai uang yang sama pada tahun berikutnya atau tahun sebelumnya Discount rate disesuaikan dengan interest rate (suku bunga) yang berlaku dlm peminjaman uang. Menghitung Discount factor yaitu: Discount factor : Ket
( )
: i = Inflasi t = tahun
7. Melakukan Analisis Pilihan dari program yang Paling Menguntungkan. Untuk menentukan kriteria investasi apakah layak atau tidak layak, maka dapat dilakukan dengan pendekatan atau menghitung Benefit Cost Ratio untuk tiap program atau proyek. Apabila program atau proyek yang akan dianalisis lebih dari
dari dua maka lebih mudah penghitungannya
diletakkan dalam bentuk table. Hal ini akan memudahkan proses analisis. Cara menghitung rasio biaya manfaat adalah sebagai berikut: () Rasio B/C = ∑ ()
∑
Prinsip benefit-cost ratio yaitu benefit –cost mempunyai penekanan dalam perhitungan tingkat keuntungan / kerugian suatu progam atau suatu rencana dengan mempertimbangkan biaya yang kana dikeluakan serta manfaat yang akan dicapai. Penerapan analisis ini banyak digunakan oleh para
health
provider
atau
investor
dalam
upaya
mengembangkan
bisnisnya. Berdasarkan hal diatas, makan penekanan yang digunakan pada analisis ini adalah pada rasio finansial atau keuangan. Benefit-Cost Ratio didefinisikan sebagai B/C. Sebuah proyek akan menghasilkan net benefit jika B/C>1. B/C > 1 maka dikatakan program atau investasi tersebut layak, sedangkan B/C < 1 maka dikatakan program atau investasi tidak layak.
Beberapa jenis analisis lainnya juga dapat digunakan dalam analisis pilihan
program
discounted
yang
yang
paling
diperlukan
menguntungkan
dalam
menghitung
melalui
pendekatan
investasi
dengan
menghitung beberapa indikator yaitu : a.
Net Present Value ( NPV ) yaitu menghitung nilai netto saat ini
b.
Internal rate of return ( IRR ) yaitu menghitung tingkat bunga saat NPV = 0
c.
Profitability ratio yaitu membandingkan present value dari net benefit dengan present value dari investasi
d.
Least Cost yaitu digunakan untuk memilih proyek bila keuntungan tidak dapat dikuantifikasi, sehingga yang menjadi acuan hanyalah proyek mana yang biayanya paling kecil.
CONTOH IMPLEMENTASI B E N E F I T
COST RATIO
Rumah Sakit “BUNDA SEJATI” mempunyai keinginan untuk berinvestasi di bidang pelayanan spesialis jantung atau pengembangan ruang rawat inap VIP. Data yang ada untuk kedua program tersebut adalah sebagai berikut: (Asumsi tingkat inflasi = 14% ; jangka waktu analisis 10 tahun) 1. Pendirian Poli Spesialis Jantung a.
Bangunan, tanah dan seluruh fasilitasnya Rp. 1.000.000.000, membutuhkan waktu pembangunan 1 tahun.
b.
Biaya operasional tetapnya adalah Rp. 25.000.000 per tahun.
c.
Biaya operasional variabelnya adalah Rp. 15.000 per pasien
d.
Tarif per pasien Rp. 100.000 dan selalu meningkat sebesar Rp. 10.000 setiap dua tahunnya.
e.
Jumlah pasien rata-rata per hari 15 pasien untuk tahun pertama operasional dan terus meningkat 10% setiap tahunnya.
f.
Pendapatan lain-lain adalah 25% dari total pendapatan.
Perhitungan Benefit Cost Rasio Pendirian Poli Spesialis Jantung Tabel 2.1 Total Benefit Untuk Pendirian Poli Spesialis Jantung Peningkatan Tahun
Jumlah Pasien
Jumlah
Jumlah
Tarif /
hari
Pasien
pasien
Nominal Pendapatan
Pendapatan
Total Benefit
df
Benefit
lain
2014
0
300
4500
100.000
450.000.000
112.500.000
562.500.000
1,14
493.421.053
2015
10%
300
4950
100.000
495.000.000
123.750.000
618.750.000
1,30
476.108.033
2016
10%
300
5445
110.000
598.950.000
149.737.500
748.687.500
1,48
505.342.737
2017
10%
300
5990
110.000
658.900.000
164.725.000
823.625.000
1,69
487.652.118
2018
10%
300
6589
120.000
790.680.000
197.670.000
988.350.000
1,93
513.318.019
2019
10%
300
7248
120.000
869.760.000
217.440.000
1.087.200.000
2,19
495.313.694
2020
10%
300
7973
130.000
1.036.490.000
259.122.500
1.295.612.500
2,50
517.775.110
2021
10%
300
8770
130.000
1.140.100.000
285.025.000
1.425.125.000
2,85
499.590.473
2022
10%
300
9647
140.000
1.350.580.000
337.645.000
1.688.225.000
3,25
519.142.596
2023
10%
300
1061 2
140.000
1.485.680.000
371.420.000
1.857.100.000
3,71
500.941.228
TOTAL
5.008.605.064
Tabel 2.2 Total Cost Untuk Pendirian Poli Spesialis Jantung Peningkatan
Jumlah
Jumlah
Jumlah Pasien
hari
Pasien
2013
0
0
0
2014
0
300
2015
10%
2016
Tahun
Biaya
Total Biaya
Operasional
operasional
Tetap
variabel
Total Cos t (Rp)
df
(Rp)
1.000.000.000
0
1.000.000.000
4500
25 .000.000
67.500.000
92.500.000
1,14
81.140.351
300
4 950
25.000.000
74.250.000
99.250.000
1,30
76.369.652
10%
300
5445
25.000.000
81.675.000
106.675.000
1,48
72.002.586
2017
10%
300
5990
25.000.000
89.850.000
114.850.000
1,69
68.000.420
2018
10%
300
6589
25.000.000
98.835.000
123.835.000
1,93
64.316.019
2019
10%
300
7248
25.000.000
108.720.000
133.720.000
2,19
60.921.033
2020
10%
300
7973
25.000.000
119.595.000
144.595.000
2,50
57.785.559
2021
10%
300
8770
25.000.000
131.550.000
156.550.000
2,85
54.880.020
2022
10%
300
9647
25.000.000
144.705.000
169.705.000
3,25
52.185.635
2023
10%
300
10612
25.000.000
159.180.000
184.180.000
TOTAL
Rasio benefit :
cost
= 5.008.605.064 : 1.637.282.690 = 3,05 : 1
1
Total Cos t
3,71
1.000.000.000
49.681.415 1.637.282.690
Pada rasio 3,05 : 1 , menunjukkan bahwa penambahan keuntungan lebih besar dari penambahan biaya. Jadi rekomendasi yang kami berikan adalah pendirian poli spesialis jantung memiliki prospek yang baik karena karena keuntungannya lebih besar dari biaya. 2. Pengembangan Ruang VIP a.
Bangunan, tanah dan seluruh fasilitasnya Rp. 500.000.000 per kamar dan direncanakan membangun 5 kamar. Membutuhkan waktu 1 tahun untuk membangunannya.
b.
Biaya operasional tetap adalah Rp. 3.000.000 per tahun per kamar
c.
Biaya operasional variabel adalah Rp 10.000 per pasien per hari
d.
Tarif ruang VIP Rp. 650.000 per pasien per hari.
e.
BOR pada tahun pertama operasional: 20% Pada tahun ke-2 : 25% Pada tahun ke-3 : 30% Pada tahun ke-4 : 35% Pada tahun ke-5 : 40% Pada tahun ke-6 : 45% Pada tahun ke-7 : 50% Pada tahun ke-8 : 55% Pada tahun ke-9 : 60% Pada tahun ke-10 : 65%
f.
Fee institusi dari dokter spesialis adalah 10% dari tarif visite (Rp. 100.000) per pasien per hari.
g.
Pendapatan lain-lain adalah 45% dari total pendapatan tarif saja.
Perhitungan Benefit Cost Ratio Pengembangan Ruang VIP Tabel 2.3 Total Benefit Untuk Pengembangan Ruang VIP Jumlah Tahun
BOR
Jumlah TT
hari
Tarif Ruang
Fee Dokter
Pendapatan
VIP
Spesialis
lain-lain
perawatan
Total Benefit
df
Benefit
2014
20
5
365
237.250.000
3.650.000
106.762.500
347.662.500
1,14
304.967.105
2015
25
5
457
297.050.000
4.570.000
133.672.500
435.292.500
1,30
334.943.444
2016
30
5
548
356.200.000
5.480.000
160.290.000
521.970.000
1,48
352.314.882
2017
35
5
639
415.350.000
6.390.000
186.907.500
608.647.500
1,69
360.368.181
2018
40
5
730
474.500.000
7.300.000
213.525.000
695.325.000
1,93
361.130.017
2019
45
5
822
534.300.000
8.220.000
240.435.000
782.955.000
2,19
356.703.765
2020
50
5
913
593.450.000
9.130.000
267.052.500
869.632.500
2,50
347.537.604
2021
55
5
1004
652.600.000
10.040.000
293.670.000
956.310.000
2,85
335.243.130
2022
60
5
1095
711.750.000
10.950.000
320.287.500
1.042.987.500
3,25
320.726.941
2023
65
5
1187
771.550.000
11.870.000
347.197.500
1.130.617.500
3,71
304.977.072
TOTAL
3.378.912.140
Tabel 2.4 Total Cost Untuk Pengembangan Ruang VIP
Tahun
BOR
Jumlah TT
Jumlah Hari
Biaya Tetap
Perawatan
Biaya Variabel
2.500.000.000
Total Cost
df
2.500.000.000
1
Cost
2013
0
0
0
2014
20
5
365
15.000.000
3.650.000
18.650.000
1,14
16.359.649
2015
25
5
457
15.000.000
4.570.000
19.570.000
1,30
15.058.480
2016
30
5
548
15.000.000
5.480.000
20.480.000
1,48
13.823.417
2017
35
5
639
15.000.000
6.390.000
21.390.000
1,69
12.664.597
2018
40
5
730
15.000.000
7.300.000
22.300.000
1,93
11.581.921
2019
45
5
822
15.000.000
8.220.000
23.220.000
2,19
10.578.720
2020
50
5
913
15.000.000
9.130.000
24.130.000
2,50
9.643.249
2021
55
5
1004
15.000.000
10.040.000
25.040.000
2,85
8.777.999
2022
60
5
1095
15.000.000
10.950.000
25.950.000
3,25
7.979.831
2023
65
5
1187
15.000.000
11.870.000
26.870.000
3,71
7.248.016
TOTAL
2.500.000.000
2.613.715.878
Rasio benefit : cost = 3.378.912.140 : 2.613.715.878 = 1,3 : 1 Pada rasio 1,3 ; 1 masih masuk criteria 1 : 1, menunjukkan bahwa penambahan keuntungan masih sama dengan penambahan biaya. Rekomendasi untuk pihak Rumah Sakit : tidak perlu melakukan pengembangan ruang VIP karena rasio keuntungan dan biaya masih dalam kategori sama.
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan Benefit Cost Ratio merupakan suatu analisis sistematis yang berupa perbandingan
antara
manfaat
dan
biaya
yang
dikeluarkan
dalam
menyelenggarakan kegiatan atau proyek. Benefit Cost Ratio digunakan untuk mengevaluasi penggunaan sumber ekonomi agar sumber yang langka tersebut dapat digunakan secara efisien. Selain itu, Benefit Cost Ratio digunakan untuk membuat keputusan publik dengan mempertimbangkan kesejahteraan pasien atau konsumen. Ada dua pihak yang menaruh perhatian pada analisis ini, yaitu pertama, para praktisi teknis dan ekonom yang berperan dalam mengembangkan metode analisis, pengumpulan
data,
dan
membuat
analisis
serta
rekomendasi.
Kedua,
pemegang kebijakan yang berwenang untuk membuat peraturan dan prosedur untuk melaksanakan keputusan tersebut. Dalam banyak hal, BCR lebih luas ruang lingkupnya jika dibandingkan dengan CEA/CUA. Dalam BCR, tidak hanya mengkonversi biaya dan manfaat ke
dalam
bentuk
uang
dan
membandingkan
program-program
dalam
pelayanan kesehatan sehingga dapat diambil keputusan, namun BCR juga dapat digunakan memberikan informasi sumber daya yang dibutuhkan.
DAFTAR PUSTAKA
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Aula%20Ahmad%20Hafidh%20Saif ul%20Fikri,%20SE.,M.Si./Cost%20Benefit%20Analysis.pdf http://www.scribd.com/doc/218577595/Benefit-Cost-Ratio http://www.scribd.com/doc/2903436/Modul-9-Benefit-Cost-Ratio-Analysis http://www.slideshare.net/derisetiana/savedfiles?s_title=benefit-cost-ratiopersentasi&user_login=Fachturrizki http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND.TEKNIK_SIPIL/198008022008012DEWI_YUSTIARINI/pertemuan_13-TC_326.pdf http://id.scribd.com/doc/127739460/Cost-Benefit-analysis