Banyak larutan yang masih bersifat higroskopis (larutan yang konsentrasinya masih belum tepat). Higroskopis adalah kemampuan suatu zat untuk menyerap molekul air dari lingkungannya baik melalui absorbsi atau adsorpsi. Suatu zat disebut higroskopis jika zat itu mempunyai kemampuan menyerap molekul air yang baik. Contoh zat-zat higroskopis adalah madu,gliserin,etanol,methanol,asam sulfat pekat,dan natrium hidroksida. alsium klorida merupakan zat yang sangat higroskopis,sehingga kalsium klorida akan larut dalam molekul-molekul air yang diserapnya. !aka dari itu kita harus melakukan standarisasi karena dengan kita melakukan standarisasi kita akan mendapatkan larutan yang konsentrasinya telah diketahui se"ara pasti. #arutan yang harus distandarisasi pada saat kita praktikum adalah $a%H karena $a%H adalah larutan yang konsentrasinya tidak pasti atau labil. Strandarisasi dilakukan dengan titrasi asam basa. Standarisasi larutan $a%H dilakukan dengan "ara pen"ampuran larutan $a%H dengan larutan H &C&%' yang telah diketahui diketahui konsentrasinya. Sebelum $a%H distandarisasi, distandarisasi , ristal $a%H dilarutkan menggunakan auadest dan juga H &C&%' ditetesi indikator fenolphtalein &- tetes untuk mengetahui titik akhir titrasi. *enolftalein adalah salah satu indikator asam + basa sintetik yang memiliki rentang pH antara , + ,. /ada larutan asam dan netral, fenolftalein tidak ber0arna. Sedangkan bila dimasukkan ke dalam larutan basa, 0arnanya akan berubah menjadi merah. 1ndi"ator juga akan berubah jika terionisasi. 2itrasi 2itrasi asam basa melibatkan melibatkan asam asam maupun basa sebagai titer ataupun ataupun titrant. titrant. adar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa atau sebaliknya. 2itrant 2itrant ditambahkan ditambahkan titer tetes demi demi tetes sampai men"apai men"apai keadaan keadaan ekui3alen ekui3alen ( artinya se"ara stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi) yang biasanya ditandai dengan berubahnya 0arna indikator. eadaan ini disebut sebagai 4titik ekui3alen5, yaitu titik dimana konsentrasi asam sama dengan konsentrasi basa atau titik dimana jumlah basa yang ditambahkan sama dengan jumlah asam yang dinetralkan 6 7H 89 : 7%H-9. Sedangkan keadaan dimana titrasi dihentikan dengan "ara melihat perubahan 0arna indikator disebut sebagai 4titik akhir titrasi5. 2itik akhir titrasi ini mendekati titik ekui3alen, tapi biasanya titik akhir titrasi mele0ati titik ekui3alen. 2itik ekui3alen terjadi ketika semua asam terikat oleh basa, sehingga pH larutan titrant menjadi netral. %leh karena itu, titik akhir titrasi sering disebut juga sebagai sebagai titik ekui3alen. ekui3alen. /ada /ada saat titik titik ekui3alen ini maka proses proses titrasi dihentikan, kemudian 3olume titer yang terpakai di"atat untuk men"apai keadaan tersebut. ;engan menggunakan menggunakan data 3olume titran, 3olume dan konsentrasi konsentrasi titer maka bisa dihitung konsentrasi titran tersebut. Hasil perhitungan saat praktikum 6 Buret $a%H ! =olum =olum 3olum e e e a0al akhir , &, &,> &, <,< &,> ,<
!
Buret & $a%H ,
Buret ,,< ',@ >,< &,& ',> &,& >,< <,
!
/erbedaan konsentrasi $a%H ! dengan ,
$ormalitas diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas (!) dengan jumlah ion H8 pada asam atau jumlah ion %H- pada basa, sehingga rumus diatas menjadi6 (n D ! asam) D = asam : (n D ! basa) D = basa
eterangan 6 $ : $ormalitas = : =olume ! : !olaritas n : Eumlah ion H 8(pada asam) atau %H- (pada basa)
Kesimpulan •
Dengan mengencerkan kristal NaOH yang dicampur aquades kita dapat membuat larutan NaOH.
•
Untuk NaOH 1M dibuat dengan cara menimbang Kristal NaOH secara langsung sebanyak 40g. Sedangkan untuk NaOH 0!M dilakukan pengenceran dari NaOH 1M. Untuk melakukan standarisasi NaOH kami menggunakan met"de titrasi asam basa. Dengan begitu kami mendapatkan k"nsentrasi NaOH yang pasti.
https6FFbisakimia."omF&FF@Findikator-asam-basaF https6FFesdikimia.0ordpress."omF&F?F>Ftitrasi-asam-basaF"omment-page-F