MAKALAH FARMASI FISIKA II “HIGROSKOPISITAS”
OLEH KELOMPOK IV ANDI ANUGERAH AYU RAMADHANI (O1A116145) NABILA TASYA AZZA HERMANSYAH (O1A117112) WA ODE HASZRAM DANI ( O1A117130) ANDI MUAMAR ZAYED (O1A17137) CICI PULCERIMA ( O1A117139) HASRI AINUN HIKBAR ( O1A117148)
JURUSAN FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penyusunan makalah farmasi fisik II tentang Higroskopisitas dapat diselesaikan dengan baik. Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini banyak mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak dan berkah dari Allah SWT. Sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa hasil makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian. Akhir kata semoga makalah farmasi fisik II tentang Higroskopisitas ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca, dan masyarakat Indonesia umumnya.
Kendari, 19 November 2018
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... DAFTAR ISI...................................................................................................... BAB I : PENDAHULUAN................................................................................. 1.1 LATAR BELAKANG................................................................................... 1.2 RUMUSAN MASALAH................................................................................ 1.3 TUJUAN......................................................................................................... 1.4 MANFAAT................................................................................................... BAB II : PEMBAHASAN..................................................................................... 2.1 DEFENISI HIGROSKOPIS............................................................................ 2.2 SIFAT HIGROSKOPIS................................................................................. 2.4 FAKTOR HIGROSKOPIS............................................................................ 2.4 CONTOH ZAT YANG BERSIFAT HIGROS KOPIS... ........ ......... ..... 2.5PENGARUH HIGRSKPIS PADA PREFORMULASI SEDIAAN OBAT....... BAB III : PENUTUP........................................................................................... 3.1 KESIMPULAN........................................................................ DAFTAR PUSTAKA.........................................................................
BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Higroskopi adalah kemampuan suatu zat untuk menyerap molekul air dari lingkungannya baik melalui absorbsi atau adsorpsi. Suatu zat disebut higroskopis jika zat itu mempunyai kemampuan menyerap molekul air yang baik. Contoh zat-zat higroskopis adalah madu, gliserin, etanol, metanol, asam sulfat pekat, dan natrium hidrokida (soda kaustik) pekat. Setiap bahan memiliki sifat higroskopi yang berbeda-beda. Karena bahan-bahan higroskopis memiliki afinitas yang kuat terhadap kelembapan udara, biasanya mereka disimpan di wadah tertutup. Beberapa zat higroskopis juga ditambahkan pada makanan atau bahan-bahan tertentu untuk menjaga kelembapannya. Suatu sediaan dikatakan stabil secara fisik apabila tidak menunjukkan perubahan-perubahan sifat fisik selama masa penyimpanan. Salah satu sifat fisik
yang
perlu
diamati
adalah
sifat
higroskopisitas
sediaan.
Uji
higroskopisitas merupakan cara menguji kemampuan bahan obat untuk menyerap uap dari udara setelah dibiarkan dalam suatu kondisi dan satuan waktu yang diamati.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan higroskopis? b. Jeaskan sifat dari higroskopis? c. Sebutkan faktor-faktor yang terkait dengan higroskopis zat padat? d. Jelaskan contoh bahan obat yang bersifat higroskopis ! e. Jelaskan apa pengaruh higroskpis pada preformulasi sediaan obat ?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengertahui definisi higrskopis b. Untuk dapat menjelaskan sifat-sifat higroskpis c. Untuk dapat menyebutkan faktor-faktor yang terkait higroskopis zat padat d. Untuk dapat menjelaskan contoh bahan obat yang bersifat higrskopis e. Untuk dapat menjelaskan pengaruh higroskpis pada preformulasi sediaan obat
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Higroskopis
Higroskopis adalah kemampuan suatu zat untuk menyerap molekul air dari lingkungannya baik melalui absorbsi atau adsorpsi. Suatu zat disebut higroskopis jika zat itu mempunyai kemampuan menyerap molekul air yang baik. Karena bahan-bahan higrskpis memiliki afinitas yang kuat terhadap keembapan udara, biasanya mereka disimpan dalam wadah tertutup rapat.(Danar dan Dasir, 2017). Higroskopi adalah kemampuan suatu zat untuk menyerap molekul air dari lingkungannya baik melalui absorbsi atau adsorpsi. Proses adhesi yang terjadi pada permukaan sorbent yang berkontak dengan media minyak bumi tersebut menghasilkan akumulasi atau bertambahnya konsentrasi molekulmolekul (Asip dkk, 2018). 2.2 Sifat Higroskopis
Sifat higroskopis adalah kemudahan suatu zat dalam menyerap uap air. Beberapa zat dapat dikenali dari sifatnya yang mudah menyerap uap air, misalnya : CaCl2, FeCl3, MgCl2, NaCl. Adapun ciri-ciri zat padat higroskopis adalah apabila dibiarkan terbuka, padatan tersebut akan mudah basah bahkan bisa berubah menjadi cair (Sulistyarti, 2017). Adapun sifat higroskopis adalah kemampuan gel atau cairan untuk menarik molekul air dari lingkungannya, yang dicapai melalui absorpsi atau adsorpsi, sehingga sifat fisiknya akan berubah seperti peningkatan volume, sifat kaku, atau karakter fisik lainnya (Eriningsih dkk., 2011). Secara khusus, sifat higroskopisitas
dapat memiliki dampak yang
signifikan pada fisik dan stabilitas kimia senyawa dan juga pada proses pembuatan untuk produk farmasi padat (granulasi basah, pelapisan film berair, pengeringan semprot). Senyawa higroskopis dalam bentuk sediaan padat sering bersentuhan dengan air berasal dari proses pengolahan dan, dalam beberapa kasus, dapat menyerap kelembaban dari udara selama penyimpanan. Dengan demikian, senyawa tersebut dapat mengubah bentuk
kristal mereka, menghasilkan polimorf atau pseudo-polimorf yang berbeda. Transformasi semacam itu dapat menimbulkan masalah dalam proses pembuatan dan / atau sifat-sifat produk farmasi. Oleh karena itu penting untuk membandingkan dan mengevaluasi stabilitas fisikokimia dari kristal yang berbeda terbentuk pada berbagai kondisi kelembaban relatif. Secara khusus, itu berguna dan diinginkan, stabilitas fisikokimia zat obat harus dievaluasi pada tahap awal pengembangan obat, yaitu sebelum merencanakan bentuk sediaan padat, formulasi dan pengemasan (Uchida dkk., 2010). Senyawa higroskopis menyerap kelembaban dari atmosfer. Dalam kasus ekstrim, senyawa higroskopis sebenarnya dapat membentuk larutan cair kadang disebut 'genangan air. Higroskopisitas kadang-kadang menjadi prekursor ketidakstabilan karena transformasi fisik atau kimia sering lebih cepat dalam keadaan cair daripada di keadaan padat (Byrin dan Henck, 2012). Higroskopisitas dinamis dari suatu zat obat telah diklasifikasikan menjadi empat
kategori:
non-higroskopik,
higroskopis
sedikit-higroskopik,
moderaretly dan sangat-higroskopis. Higroskopisitas dapat diukur dengan DVS atau VTI, dengan memeriksa pertambahan berat badan / kerugian obat pada suhu kamar melalui setidaknya dua siklus gradien kelembaban relatif antara 0% dan 90%. Untuk obat-obatan higroskopis, dianjurkan untuk menyimpannya dalam wadah tertutup rapat, dengan desikator. Hal yang baik untuk obat-obatan terlarang adalah bahwa kebanyakan dari mereka relatif kurang higroskopik (Liu, 2018).
2.3 Faktor Higroskopis
Faktor-faktor higroskopis yaitu a. Ukuran partikel b. Pengukuran berat jenis c. Pengukuran kerapatan tumpukan d. Pengukuran kerapatan pemadatan tumpukan (Retnani dkk., 2009).
2.4 Contoh Bahan Obat Yang Bersifat Higroskopis
Stabilitas fisika adalah kemampuan mempertahankan sifat fisika awal dari suatu sediaan : penampilan, kesesuaian, keseragaman, disolusi, disintegrasi, dan kekerasan. Upaya-upaya yang dilakukan agar resep racikan tidak mengalami inkompatibilitas adalah: Bahan obat yang bersifat higroskopis ditambahkan terakhir, Peracikan dilakukan pada ruangan yang dilengkapi dengan pendingin ruangan, Resep racikan di simpan pada wadah tertutup baik. Menjadi basahnya serbuk kemungkinan disebabkan oleh adanya obat tertentu yang bersifat higroskopis atau lembab, misalnya bentuk garam (HCl, HBr,maleat dan sebagainya) dan dalam bentuk kapsul yang kemudian dikeluarkan isinya untuk dicampurkan dengan bahan obat lain sehingga membuat serbuk menjadi basah. Sebagai contoh, Mucohexin yang mengandung Bromheksin HCl, Tremenza yang mengandung bahan aktif Triprolidine HCl dan Pseudoefedrin HCl. Sehingga meskipun disimpan pada wadah tertutup rapat masih bisa mengalami penurunan stabilitas, hanya saja dengan disimpan pada wadah tertutup rapat dapat memperlambat terjadinya proses tersebut dalam hal ini menjadi basahnya serbuk (Kurniawan dkk., 2013). Bahan yang bersifat higroskopis,yaitu bahan yang menyerap lembab dari udara, sehingga campuran bahan obat menjadi cair. Contohnya : NH4Br, NH4Cl, NH4I, NaBr,NaI ,epedrin, dll.Cara mengatasi :- digerus dalam mortir kering & hangat.- ditambah absorben : MgO, MgCO3 dan kaolin- dibungkus yang baik & rapat. 2.5 Pengaruh Higroskpis Pada Preformulasi Sediaan Obat
Di bidang farmasi preformulasi dapat diartikan sebagai langkah awal yang akan dilakukan ketika membuat formula suatu obat. Preformulasi adalah tahap awal dalam rangkaian proses pembuatan sediaan farmasi yang berpusat pada sifat-sifat fisika kimia zat aktif dimana dapat mempengaruhi penampilan obat dan perkembangan suatu bentuk sediaan farmasi. Preformulasi meliputi pengkajian tentang karakteristik atau sifat-sifat dari bahan obat dan bahan tambahan obat yang akan diformulasi. Adapun tujuan prefrmuasi adalah
untuk menyiapkan dasar yang rasional untuk pendekatan formulasi, Untuk memaksimalkan kesempatan keberhasilan memformulasi produk yang dapat diterima oleh pasien dan akhirnya menyiapkan dasar untuk mengoptimalkan produksi obat dari segi kualitas dan penampilan. Pemilihan bentuk sediaan obat tergantung pada: Sifat-sifat fisikakimia zat aktif yang digunakan, yakni kelarutan, ukuran partikel, sifat higroskopis, reaksi-reaksi kimia dll. Tingkat higroskopis yang tinggi dapat mempengaruhi efek yang tidak dikehendaki dari sifat fisika dan kimia suatu bahan obat yang menyebabkan terjadinya perubahan sehingga secara farmasetik
sulit
atau
tidak
mungkin
memuaskan. (Anonim, 2013).
BAB III
dilakukan
penanganan
secara
KESIMPULAN
1. Higroskopi adalah kemampuan suatu zat untuk menyerap molekul air dari lingkungannya baik melalui absorbsi atau adsorpsi. 2. Sifat higroskopis adalah kemudahan suatu zat dalam menyerap uap air. Beberapa zat dapat dikenali dari sifatnya yang mudah menyerap uap air, misalnya : CaCl2, FeCl3, MgCl2, NaCl. 3. Faktor-faktor higroskopis yaitu ; ukuran partikel, pengukuran berat jenis pengukuran kerapatan tumpukan, pengukuran kerapatan pemadatan tumpukan. 4. Bahan yang bersifat higroskopis,yaitu bahan yang menyerap lembab dari udara, sehingga campuran bahan obat menjadi cair. Contohnya : NH4Br, NH4Cl, NH4I, NaBr,NaI ,epedrin, dll. 5. Preformulasi adalah tahap awal dalam rangkaian proses pembuatan sediaan farmasi yang berpusat pada sifat-sifat fisika kimia zat aktif dimana dapat mempengaruhi penampilan obat dan perkembangan suatu bentuk sediaan farmasi.
DAFTAR PUSTAKA
Asip, F., Roby A. Dan Sari S. R., 2008, Pembuatan Oil Adsorbant Dari Eceng Gondok, Jurnal Teknik Kimia, Vol. 13 (4). Byrn, S. R., dan Jan-Olav H., 2012, Optimizing the physical form – opportunities and limitations, Elsevier , Vol. 9(2). Danar, Rio, H.K, dan Dasir,2017, Studi Berbagai Jenis Bahan Pengembang Terhadap Reabrsorbsi Tekwan Kering Ikan Gabus, Jurnal Penelitian Ilmu Ilmu Teknologi Pangan, Vol 6(1).
Eriningsih, R., Rizka Y., dan Theresia M., 2011, Pembuatan Karboksimetil Selulosa Dari Limbah Tongkol Jagung Untuk Pengental Pada Proses Pencapan Tekstil, Arena Tekstil , Vol. 26(2). Kurniawan, B. R., 2013, Stabilitas Resep Racikan Yang Berpotensi Mengalami Inkompatibilitas Farmasetika Yang Disimpan Pada Wadah Tertutup Baik, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, Vol. 2 (2). Liu, R., 2018, Water-insoluable Drug Formulation, Finlandia : CRC Press. Retnani,Y, Yanti,H,Diah,A.P.F,Dan Lidy,H,2009,Pengaruh Penggunaan Perekat Sintesis Terhadap Ransum Ayam Broiler, Agripet, Vol.9(1). Sulistyarti, H., 2017, Kimia Analisa Dasar Untuk Analisis Kualitatif , Malang : UB Press. Uchida, H., Tokuji Y., Hirotoshi M. dan Makoto O., 2010, Application of a novel combination of near-infrared spectroscopy and a humidity-controlled 96well plate to the characterization of the polymorphism of imidafenacin, Journal of Pharmacy and Pharmacology, Vol. 62.