TUGAS IRIGASI Macam-macam Bangunan Irigasi
Oleh : Gilang Jabarizki Putra (22-2010-069)
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL BANDUNG 2012
1.Bangunan Utama Bangunan utama adalah semua bangunan yang dibuat sebagai sarana pembagian air irigasi. Macam bangunan utama, yaitu:
a. Waduk Yaitu bangunan yang berfungsi mengatur debit aliran sungai serta menyimpan kelebihan air.
Waduk
b. Bendung Yaitu bangunan yang berfungsi menaikkan air sungai hingga ke areal yang memerlukan pengairan.
Bendung
c. Mesin pompa Yaitu bangunan pengganti bendung di mana pada lokasi tersebut tidak mungkin didirikan sebuah bendung.
d. Bangunan pembilas bebas Yaitu bangunan yang berfungsi mengalihkan air ke tempat yang membutuhkan air tanpa menaikkan muka air. e. Bendungan Bendungan adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air menjadi waduk,danau ,atau tempat rekreasi.Seringkali bendungan juga digunakan untuk mengalirkan air kesebuah pembangkit listrik tenaga air. Kebanyakan dam juga memiliki bagian yang disebut pintu air untuk membuang air yang tidak diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan. Fungsi Bendungan : 1. Sebagai pembangkit listrik Listrik tenaga air adalah sumber utama listrik di dunia.banyak Negara memiliki sungai dengan aliran air yang memadai, yang dapat dibendung. 2. Untuk menstabilkan aliran air /irigasi Bendungan sering digunakan untuk mengontrol dan menstabilkan aliran air,untuk pertanian dan irigasi. Bendungan dapat membantu menstabilkan atau mengembalikan tingkat air danau dan laut pedalaman.mereka menyimpan air untuk minum dan digunakan untuk kebutuhan manusia secara langsung 3. Untuk mencegah banjir Bendungan diciptakan untuk pengendalian banjir. Contoh: Bendungan Scrivener, Canberra Australia, dibangun untuk mengatasi banjir 5000tahunan. 4. Untuk bangunan pengalihan a.Bendungan juga sering digunakan untuk tujuan hiburan atau sebagai tempat rekreasi. Contoh: taman rekreasi bendungan karangkates(malang), bendungan solorejo(malang),bendungan palasari di (kota Negara/bali).
Bendungan
2. Bangunan Pembawa a. Saluran Pembawa Berfungsi membawa air dari saluran utama ke tempat yang memerlukan air tersebut.
Jenis-jenis saluran pembawa: Saluran primer: membawa air dari bangunan utama sampai bangunan terakhir.
Saluran sekunder: membawa air dari bangunan bagi pada saluran primer sampai bangunan sadap terakhir.
Saluran tersier: mengaliri suatu petak tersier yang menyadap saluran sekunder.
Saluran kuarter: saluran yang airnya langsung digunakan di tanah. b. Saluran Pengendap Lumpur
Dibangun di daerah irigasi yang airnya banyak mengandung lumpur. Saluran ini biasanya terletak di daerah hilir bangunan pengambil, memperluas pengendapan lumpur yang kasar. c. Gorong–Gorong
Bangunan perlintasan yang dilewati air sungai, yang melintas di bawah bangunan lain dengan aliran bebas.
d. Talang
Bangunan yang mengalirkan air dengan dasar tidak pada permukaan tanah, sifat alirannya bebas.
e. Syphon Merupakan salah satu bangunan persilanganyang dibangun untuk mengalirkan debit yang dibawa oleh saluran yang jalurnya terpotong oleh lembah dengan bentang panjang atauterpotong oleh sungai.
3. Bangunan Sadap Terletak pada saluran primer/sekunder yang mengalirkan air ke saluran tersier.
1. Bangunan sadap sekunder Bangunan sadap sekunder akan memberikan air ke saluran sekunder dan akan melayani lebih dari satu petak tersier. Kapasitas bangunan-bangunan sadap ini lebih dari 0,25 m3/detik. Pemilihan tipe bangunan pengukur debit pada bangunan sadap sekunder tergantung pada ukuran saluran sekunder yang akan diberi air serta besarnya kehilangan energi yang diijinkan. Untuk kehilangan tinggi energi kecil, alat ukur Romijn dipakai hingga debit sebesar 2 m3/detik. Dalam hal ini dipaki dua atau tiga pintu Romijn yang dipasang bersebelahan. Untuk debit yang lebih besar, harus dipilih pintu sorong yang dilengkapi dengan alat ukur yangh terpisah yaitu alat ukur ambang lebar.
Bila tersedia kehilangan tinggi energi yang memadai, maka dapat dipakai alat ukur Crump de Gruyter. Bangunan ini dapat direncanakan dengan pintu tunggal atau banyak pintu dengan debit sampai sebesar 0,9 m3/detik.
2. Bangunan sadap tersier Bangunan sadap tersier akan memberikan air pada petak-petak tersier. Kapasitas bangunan sadap ini adalah alat ukur Romijn, jika mulai air hulu diatur dengan bangunan pengatur dan jika kehilangan tinggi energi menjadi masalah. Bila kehilangan tinggi energi tidak begitu menjadi masalah dan muka air banyak mngalami fluktuasi, maka dipilih alat ukur Crump de Gruyter. Harga debit Q maks / Q min untuk alat ukur ini lebih kecil daripada harga alat ukur debit Romijn. Pada saluran irigasi yang harus tetap memberikan air selama debit sangat rendah, alat ukur Crump de Gruyter lebih cocok, karena elevasi pengambilannya lebih rendah daripada elevasi pengambilan pintu Romijn. Pemakaian beberapa tipe bangunan sadar tersier sekaligus di satu daerah irigasi tidak disarankan karena menyulitkan transportasi.
4.Bangunan Bagi Bangunan bagi dibuat apabila air irigasi dibagi dari saluran primer ke saluran sekunder. Bangunan bagi terdiri dari pintu-pintu yang dengan teliti mengukur dan mengatur air yang mengalir ke berbagai saluran. Salah satu dari pintu bangunan bagi berfungsi sebagai pintu pengatur muka air, sedangkan pintu sadap lainnya mengatur debit. Biasanya pintu pengatur dipasang pada saluran terbesar, sedangkan alat-alat pengukur dan pengatur dipasang pada bangunan-bangunan sadap yang lebih kecil.
Bangunan Bagi
5. Bangunan Bagi Sadap Dibangun pada kondisi dimana memungkinkan suatau bangunan bagi yang berfungsi juga sebagai bangunan sadap, jadi merupakan kombinasi dari kedua bangunan tersebut.
6. Bangunan Terjun Bangunan terjunan adalah bangunan yang dibuat di tempat tertentu memotong saluran, dimana aliran air setelah melewati bangunan tersebut akan merupa terjunan. Bangunan terjunan perlu dibangun pada daerah berbukit dimana kemiringan saluran dibatasi, agar tidak terjadi suatu gerusan. Selain itu pada saluran terbuka bangunan tersebut berfungsi untuk mengubah kemiringan saluran yang pada awalnya cukup curam agar menjadi landai, dimana pada keadaan tersebut kecepatan aliran akan berubah menjadi kecepatan aliran tidak kritis. Secara keseluruhan bangunan terjun juga dapat berfungsi untuk : 1. 2. 3. 4.
Mengendalikan erosi pada selokan dan sungai. Mengendalikan tinggi muka air pada saluran. Mengendalikan kecuraman saluran alam maupun buatan. Mengendalikan air yang keluar, pada spillway atau pipa.
Menurut jenisnya bangunan terjun dapat dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Bangunan terjun tegak. Bangunan ini digunakan bila beda tinggi energi tidak lebih dari 1,5 meter. 2. Bangunan terjun miring. Bangunan ini digunakan bila beda tinggi energi lebih dari 1,5 meter. Kemiringan bangunan ini dibuat securam mungkin dengan perbandingan maksimum 1 : 1, agar didapat bangunan yang efisien dari segi biaya.
Bangunan Terjun
7. Alat Ukur Debit Untuk mengukur besr air yang mengalir pada saluran perlu dilengkapi dengan alat ukur debit air.
8. Bangunan Penangkap Untuk menampung/semi bendung air dan membelokkannya kearah yang akan direncanakan.
9. Bangunan Got Miring Dibuat apabila trase saluran melewati ruas medan daerah kemiringan yang tajam dan jumlah perbedaaan tinggi energi yang besar. Bangunan got miring berupa potongan saluran yang diberi pasangan (lining) dan aliran superkritis serta mengikuti kemiringan medan.
10. Bangunan Jembatan
11. Bangunan Pembilas Bangunan pembilas / penguras Bangunan pembilas adalah bangunan yang berfungsi untuk mencegah bahan sedimen kasar kedalam saluran irigasi. Bangunan pembilas ini terletak tepat disebelah hilir pintu pengambilan. Jika pada kedua sisi bendung dibuat dua bangunan pengambilan maka bangunan pembilas juga dibuat pada kedua sisinya. Bangunan pembilas dapat direncanakan sebagai : 1. 2. 3. 4.
Pembilas pada tubuh bendung Pembilas bawah (undersluice) Shunt undersluice Pembilasan bawah tipe boks
12. Bangunan Pelimpah (Spill Way)
Artikel ini adalah bagian dari Kuliah Berseri "Irigasi" - Macam-Macam Bangunan Irigasi, di Jurusan Teknik Sipil Universitas Diponegoro (Undip). http://google.com