BAHAN PENYULUHAN
KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT)
OLEH : SAHRI BUNGA DG MANURUNG
Kader Kadarkum TP.PKK Kelurahan Baurung Kec. Banggae Timur Kab. Majene Provinsi Sulawesi Barat 2011
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu. Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena pada hari ini kita masih diberi nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga dapat bertemu kembali dalam suasana yang menyenangkan. Pada pertemuan kali ini, kita akan membahas tentang “ KDRT “ (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) dan cara pencegahannya. Bapak, Ibu yang saya banggakan.... Apa yang dimaksud KDRT ? Menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga, pada pasal 1 di jelaskan bahwa KDRT adalah “ Setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.” Bapak, Ibu.... Siapa sajakah yang termasuk dalam lingkup rumah tangga ? Yang termasuk dalam lingkup rumah tangga, adalah :
1. Suami, isteri, dan anak, termasuk anak angkat dan anak tiri. 2.
Orang-orang yang mempunyai hubungan keluarga dengan suami, isteri yang tinggal menetap dalam rumah tangga, seperti : mertua, menantu, ipar, dan besan keponakan.
3.
Orang yang bekerja membantu di rumah tangga dan menetap tinggal dalam rumah tangga tersebut, seperti PRT.
Adapun bentuk KDRT yang dapat dilakukan suami terhadap anggota keluarganya atau sebaliknya istri terhadap suami dan anggota keluarganya adalah : 1. Kekerasan Fisik : kekerasan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit atau luka berat. Contohnya menampar, memukul, menjablak rambut, menendang, menyundut dengan rokok, melukai dengan senjata, dan sebagainya. 2. Kekerasan
Psikologis/Psikis
:
kekerasan
yang mengakibatkan
rasa
ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya. Contohnya penghinaan, komentar-komentar yang merendahkan, melarang istri mengunjungi saudara maupun temantemannya, mengancam akan dikembalikan ke rumah orang tua, dan lain-lain. 3. Kekerasan Seksual : kekerasan yang berupa pemaksaan seksual dengan cara tidak wajar, baik untuk suami maupun untuk orang lain untuk tujuan komersial, atau tujuan tertentu. 4.
Kekerasan Ekonomi/Penelantaran Rumah Tangga : suatu tindakan setiap orang yang mengakibatkan ketergantungan ekonomi dengan cara membatasi dan/atau melarang untuk bekerja yang layak di dalam atau di luar rumah,
sehingga korban berada di bawah kendali orang tersebut.
Ibu-ibu ............. Ternyata KDRT bisa menimpa siapa saja tetapi korban yang paling dominan adalah istri/perempuan. Sesuai laporan tahunan yang dikeluarkan Komnas Perempuan mencatat bahwa sejak tahun 1998 hingga 2010 berjumlah 295.836 kasus (Kampanye 16 hari anti kekerasan terhadap perempuan, Oktober 2011). Penyebab Terjadinya KDRT di sebabkan oleh 4 (empat) Faktor Yaitu: 1.
Budaya yang mendudukkan laki-laki sebagai mahluk yang super bahwa anakanak laki-laki harus kuat, dan berani .
2. Pemahaman yang keliru terhadap ajaran agama sehingga mengganggap bahwa laki-laki boleh menguasai perempuan. 3. Peniruan anak laki-laki yang hidup bersama ayah yang suka memukul biasanya akan meniru prilaku ayahnya. 4. Pendapat mengenai kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga harus ditutup karena masalah keluarga. Apa yang harus dilakukan jika menjadi korban KDRT ? Jadi, yang harus dilakukan adalah meminta : 1. Perlindungan dari pihak keluarga, kepolisian, kejaksaan, pengadilan, advokat, lembaga sosial, atau pihak lainnya maupun atas penetapan perintah
perlindungan dari pengadilan. 2. Pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan medis. 3. Penanganan secara khusus berkaitan dengan kerahasiaan korban.
4.
Pendampingan oleh pekerja sosial dan bantuan hukum
5. Pelayanan bimbingan rohani. Selain itu korban KDRT juga berhak untuk mendapatkan pelayanan demi pemulihan korban dari, tenaga kesehatan, pekerja sosial, relawan pendamping dan/atau pembimbing rohani. Bapak-bapak ........ Semoga kita yang hadir di tempat tidak akan pernah menjadi salah satu pelaku ataupun korban dari KDRT, karena jika terbukti sebagai pelaku maka akan diberi sanksi pidana minimal 5 tahun penjara dan maksimal 15 tahun atau denda antara Rp. 12.000.000,00 s/d Rp. 300.000,00 atau antara Rp. 25.000.000,00 s/d Rp. 500.000.000,00 . Oleh karena itu mari kita terus sosialisasikan tentang Penghapusan KDRT. Setuju .............. !!! Cegah atau akhiri KDRT dengan memberikan PALU : P = Protection (Perlindungan) A = Attention (Perhatian) L = Love (Cinta) U = Understanding (Pengertian) Nah, Bapak-bapak, Ibu-ibu ........
Marilah kita menjaga rumah tangga/ keluarga, karena keluarga adalah pondasi sebuah negara. Dari keluargalah akan tercipta kader-kader bangsa. Manakala keluarga itu rusak maka berbahaya terhadap eksistensi negara. Demikian yang dapat saya sampaikan pada kesempatan ini, terima kasih atas perhatiannya dan mohon maaf bila terdapat kekurangan. Dan sebagai penutup,
saya kutip kata bijak dari irawati istadi bahwa “Rumahlah sebagai tempat berlindung, Keluargalah sebagai tempat kembali ! Jika disini ada telaga spiritual yang sejuk dan tenang, maka akan terjagalah kesehatan jiwa kita karena Rumahku adalah Istanaku.” Wabillahi Taufiq Walhidayah Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.