BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSAT PENDIDIKAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PAJAK PAJ AK
BAB I
: Pendahuluan Pendahuluan A. Latar belakang belakang B. Pengertian C. Contoh kerjasama dan kolaborasi
BAB II
: Cara membangun kerjasama dan kol aborasi A. Unsur Kerjasama Kerjasama dan Kolaborasi Kolaborasi B. Kiat membangun membangun tim efektif C. Peran pimpinan dalam mengefektifkan mengefektif kan tim
BAB III
: Tantangan dan Cara Mengatasinya
A. Tantangan dalam dalam kerjasama kerjasama B. Resolusi konflik C. Studi kasus
1
KERJASAMA DAN KOLABORASI @DTS DASAR PAJAK I PAJAK I
Amin Subiyakto,Ak., M.Si
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSAT PENDIDIKAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PAJAK PAJ AK
Amin Subiyakto,Ak., M.Si
BAB I PENDAHULUAN
A. Lat ar b elakang elak ang Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan, yang berbeda antara manusia yang satu dengan manusia yang lain. Manusia tidak ada yang sempurna, karenanya manusia selalu membutuhkan kehadiran orang lain. Kumpulan orang yang pandai belum tentu membuahkan hasil yang cerdas (Adi Soenarno, 2006). Pernah ada suatu tim sepakbola yang semua pemainnya adalah pemain bintang, mereka adalah All Europe Selection. Selection. Penjaga gawang terbaik dari Belanda, back dari Perancis, gelandang orang Inggris dan penyerang dari Jerman dan Rusia. Ketika tim tersebut diadu dengan klub dari Chile, mereka kalah 1–3. Secara perorangan, tim All Europe Selection sangat Selection sangat hebat, diatas ratarata pemain lawan. Namun, secara tim, mereka belum padu. All Selection Selection perlu banyak waktu untuk saling menyesuaikan, baik strategi peyerangan maupun saling bantu di lini pertahanan. Sebaliknya, klub dari Chile adalah kumpulan pemain amatir, tetapi sangat kompak karena mereka sering latihan bersama. Mereka sudah padu. Hal ini dapat menjadi analogi atau gambaran kelompok kerja dalam suatu organisasi. Mereka perlu kompak. Seperti halnya sepakbola, jika perlu memberlakukan pertahanan berlapis, maka saat satu orang dilewati musuh, temam lainnya datang membantu. Kehidupan operasional dalam suatu organisasi sangat memerlukan adanya kekompakan dan upaya saling membantu diantara para anggota dalam organisasi. Sikap solidaritas yang dimaksud tidak hanya diperlukan dalam aktifitas sosial atau di luar kegiatan resmi organisasi, melainkan pula dalam mencapai target organisasi. Oleh karena itu, jika ada keberhasilan di suatu bidang, maka hal itu merupakan akibat kerja tim yang solid. Jika ada salah satu anggota tim mengatakan bahwa jika tanpa dirinya, organisasi tidak akan jalan, maka katakatanya adalah pernyataan yang konyol dan justru mematikan kekompakan tim. Konsep dari tim ini terbentuk dari kata yang sering kita dengar berulang kali, yaitu sinergi. Kata sinergi ini berasal dari bahasa Yunani sunergos, ”sun” 2
KERJASAMA DAN KOLABORASI @DTS DASAR PAJAK I PAJAK I
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSAT PENDIDIKAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PAJAK PAJ AK
Amin Subiyakto,Ak., M.Si
berarti bersama dan ”ergon” berarti bekerja. Sinergi berarti interaksi dari dua individu atau lebih atau kekuatan yang memungkinkan kombinasi tenaga mereka melebihi jumlah tenaga individu mereka. Kerja tim adalah kemampuan untuk bekerja sama menuju satu visi yang sama, kemampuan mengarahkan pencapaian individu ke arah sasaran organisasi. Itulah rangsangan yang memungkinkan orang biasa mencapai hasil yang luar biasa. Dalam kajian perilaku organisasi ( organizational behavior ), ), terdapat demonstrasi tentang bagaimana kerjasama dapat menghasilkan suatu hal yang luar biasa. Beberapa orang disuruh untuk membentuk beberapa tim yang beranggotakan lima orang, di mana setiap orang belum memiliki kemampuan untuk menganalisis bidang kerjasama tim dengan baik. Setiap orang dalam kelompok diminta untuk memberikan peringkat terhadap suatu hal berdasarkan urutan dari hal yang dianggap paling penting, sampai tidak penting. Setelah itu setiap pendapat dari setiap orang digabungkan untuk mendapatkan rata-rata peringkat untuk setiap kelompok. Apa yang terjadi? Kesimpulan rata-rata kelompok mendekati jawaban yang telah diberikan. Bahkan apabila hasil dari setiap kelompok disatukan dan diambil rata-ratanya, maka penilaian dari setiap kelompok hampir sama dengan penilaian para ahli di bidang tersebut. Jika tim yang tangguh berhasil dibangun dalam suatu organisasi, maka niscaya akan didapat hasil yang optimal pula dari kinerja suatu organisasi karena dalam suatu organisasi yang berbasis tim, pencapaian kinerja sangat ditentukan oleh kinerja tim yang terdiri dari sekelompok orang dengan latar belakang budaya berbeda dan kompetensinya yang variatif. Keberhasilan tim tersebut akan sangat ditentukan oleh kemampuan individu-individu di dalamnya untuk bekerja sama satu dengan yang lainnya Secara umum, keuntungan dari sebuah Tim adalah sebagai berikut: 1.
Memperingan tugas yang harus dipikul oleh masing-masing pihak;
2.
Menghemat tenaga, pikiran dan dana yang biasanya sangat terbatas dalam setiap kegiatan;
3.
Dengan dana, tenaga, pikiran yang tersedia, dapat menghasilkan lebih banyak;
3
KERJASAMA DAN KOLABORASI @DTS DASAR PAJAK I PAJAK I
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PAJAK
4.
Amin Subiyakto,Ak., M.Si
Lebih memberi kemungkinan pada seluruh pihak untuk mengembangkan kemampuan dalam rangka menuju terbangunnya kemanusiaan
Berdasarkan The Pfeiffer Book of Successful Team Building Tools (Elaine Biech) keuntungan berkerja dalam sebuah tim adalah sebagai berikut: 1.
Hasil Manfaat terbesar dari kerja tim adalah hasil akhir yang lebih baik. Organisasi menemukan bahwa tim dapat lebih responsif terhadap perubahan kebutuhan pasar. Tim dapat lebih dekat dengan kebutuhan pelanggan, lebih banyak informasi tentang teknologi maju. Sebuah tim bekerja bersama-sama memiliki masukan lebih banyak dan lebih baik daripada individu yang bekerja sendirian. Jika setiap orang yang bekerja dalam proses ikut terlibat, akan mengurangi
kemungkinan
langkah-langkah
yang
terlewati.
Hal
ini
menghasilkan ide-ide yang lebih baik dan keputusan dan kualitas output yang lebih tinggi. 2. Bagaimana pekerjaan dis elesaikan Pernah punya ide bagus yang tidak bisa berjalan? Seringkali alasannya adalah kurangnya dukungan dari orang lain dalam organisasi. Kerja tim membutuhkan keterlibatan semua orang, yang berarti meningkatkan rasa memiliki dan kemungkinan lebih tinggi/lebih banyak untuk pelaksanaan ideide baru . 3. Mengembangkan komuni kasi Dasar hampir semua permasalahan di organisasi biasanya terletak pada komunikasi. Kerja sama tim yang baik dapat meningkatkan komunikasi. Teamwork akan membantu orang memahami pekerjaan masing-masing dan peran dalam organisasi. Hal ini akan membuat pekerjaan mereka lebih mudah. 4. Banyak belajar Fakta sederhana bahwa orang-orang berbicara satu sama lain dalam tim adalah untuk berbagi informasi dalam rangka peningkatan pengetahuan. Proses sharing /berbagi ini juga meningkatkan pemahaman perspektif orang lain dan memberikan kesempatan tim untuk menggambarkan kekuatan
4
KERJASAMA DAN KOLABORASI @DTS DASAR PAJAK I
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PAJAK
Amin Subiyakto,Ak., M.Si
individu dan untuk mengkompensasi kelemahan individu dengan cara yang positif. Anggota tim bisa saling belajar. 5. Kepuasan pri badi Anggota tim biasanya melaporkan rasa kepuasan pribadi. Sebuah tim bisa memberikan rasa aman yang memungkinkan individu untuk mengambil risiko dan membuat keputusan yang tidak bisa mereka lakukan jika mereka bekerja sendirian. Ini biasanya mengarah ke pertumbuhan untuk organisasi maupun individu. Karena kebanyakan dari kita menghabiskan sekitar 25 persen dari hidup kita di tempat kerja, ia harus merupakan sebuah pengalaman yang menyenangkan. Teamwork dapat memimpin untuk membuat pekerjaan menyenangkan
dengan
membantu
untuk
mengembangkan
hubungan
pribadi. Bahkan, anda seharusnya tidak merasa seolah-olah anda bangun untuk pergi bekerja, tapi bahwa anda bangun untuk pergi bermain setiap hari.
B. Pengertian Kolaborasi
merupakan
istilah
umum
yang
sering
digunakan
untuk
menggambarkan suatu hubungan kerja sama yang dilakukan pihak tertentu. Sekian banyak pengertian dikemukakan dengan sudut pandang beragam namun didasari prinsip yang sama yaitu mengenai kebersamaan, kerja sama, berbagi tugas, kesetaraan, tanggung jawab dan tanggung gugat. Namun demikian kolaborasi sulit didefinisikan untuk menggambarkan apa yang sebenarnya yang menjadi esensi dari kegiatan ini. Terdapat banyak pengertian dan definisi terkait dengan kerjasama dan kolaborasi, diantaranya dapat disampaikan berikut ini; 1. Berdasarkan kamus Heritage Amerika (2000), kolaborasi adalah bekerja bersama khususnya dalam usaha penggambungkan pemikiran. 2. Gray (1989) menggambarkan bahwa kolaborasi sebagai suatu proses berfikir dimana pihak yang terklibat memandang aspek-aspek perbedaan dari suatu masalah serta menemukan solusi dari perbedaan tersebut dan keterbatasan padangan mereka terhadap apa yang dapat dilakukan. 3. Kerjasama adalah upaya dua orang atau sekelompok orang utk memenuhi kepentingan bersama, dgn menekan pertentangan-pertentangan kecil yg ada 5
KERJASAMA DAN KOLABORASI @DTS DASAR PAJAK I
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PAJAK
Amin Subiyakto,Ak., M.Si
didalamnya (Summer dalam Theodorson & Theodorson, 1969 : 78). Dilihat dari bentuk dan sifatnya, kerjasama dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: kerjasama secara langsung & kerjasama secara tidak langsung. Kerjasama secara langsung diartikan sebagai pelibatan kinerja dari aktivitas yang
sama
yang
diberikan
oleh
masing
masing
pihak
karena
menginginkannya mengerjakannya bersama, meskipun sebenarnya merek dapat mengerjakannya sendiri. Kerjasama secara tidak langsung berbasis pada kinerja aktivitas yang berbeda, yang diperlukan untuk melengkapi satu dengan lainnya untuk mencapai tujuan bersama. Kerjasama tidak langsung melibatkan bagian-bagian yang mempunyai tugas tertentu. (Theodorson & Theodorson, 1969 : 78-79). 4. Kamus Kompetensi SDM : Kerjasama (Team Work) adalah keinginan untuk bekerja sama dengan orang lain secara kooperatif dan menjadi bagian dari kelompok.
Bukan
bekerja
secara
terpisah
atau
saling
berkompetisi.
Kompetensi kerjasama menekankan peran sebagai anggota kelompok, bukan sebagai pemimpin. Kelompok disini dalam arti yang luas, yaitu sekelompok individu yang menyelesaikan suatu tugas atau proses (kamus kompetensi SDM) Indikator Perilaku:
Tidak mau bekerjasama (uncooperative)
-1.
Menolak bekerja sama, menimbulkan masalah. Netral
0.
Tidak berpartisipasi. Tidak menjadi anggota tim manapun. Bekerjasama
1.
Berpartisipasi, anggota kelompok yang baik – melakukan tugas/bagiannya.
Mendukung keputusan kelompok.
Sebagai anggota kelompok, mengupayakan agar anggota lain mendapat informasi yang relevan dan bermanfaat, misalnya informasi tentang proses kelompok, tindakan individual, atau hal-hal yang penting.
2. 6
Mengungk apkan harapan yang posi tif KERJASAMA DAN KOLABORASI @DTS DASAR PAJAK I
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PAJAK
Amin Subiyakto,Ak., M.Si
Menyatakan harapan yang positif tentang orang lain dalam hal kemampuan, peran yang diharapkan, dsb.
Membicarakan anggota kelompok secara positif.
Menghargai hasil yang dicapai oleh kelompok. Menghargai masukan
3.
Menghargai masukan dan keahlian orang lain.
Mau belajar dari orang lain (termasuk dari bawahan dan teman sejawat).
Meminta ide dan pendapat kepada semua anggota kelompok untuk membantu membuat keputusan.
Mendorong kerjasama kelompok. Memberikan d orongan
4.
Secara terbuka memberi pujian kepada orang yang berkinerja baik.
Mendorong dan memberdayakan orang lain.
Membuat orang lain merasa kuat dan penting. Membangun semangat kelompok
5.
Bertindak untuk menciptakan suasana kerjasama yang akrab dan moral kerja yang baik dalam kelompok (misalnya menciptakan simbol identitas kelompok).
Menyelesaikan perselisihan yang terjadi dalam kelompok.
Melindungi/mempromosikan reputasi kelompok.
5. Menurut Kamus Kompetensi Kementerian Keuangan, definisi kompetensi
Team Work And Collaboration (Kerja Sama Tim Dan Kolaborasi ) adalah;
-
Secara
efektif bekerja dan berkolaborasi dengan orang lain ke arah
sasaran bersama, dikaitkan dengan tingkat partisipasi dan kontribusi terhadap kinerja tim.
-
Orang-orang yang kompeten, membina dan mempertahankan hubungan kerja yang kooperatif dengan orang lain. Mereka menyelesaikan tugasnya dalam sebuah tim secara tepat waktu dan bertanggung jawab, serta berkontribusi terhadap pencapaian sasaran tim. 7
KERJASAMA DAN KOLABORASI @DTS DASAR PAJAK I
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PAJAK
Tingkat Kemahiran Level Deskripsi 1 Berpartisipasi dalam ti m
Indikator Perilaku
2
Menumbuhkan suasana partisipatif bagi orang lain.
3
Berperan dalam peningkatan efektivitas tim
4
Membangun komitmen tim
Amin Subiyakto,Ak., M.Si
Berpartisipasi sebagai anggota tim yang baik, melakukan tugas/bagiannya, mendukung keputusan tim. Memberikan usulan-usulan bagi kepentingan tim. Mendengarkan dan menghargai masukan dari orang lain. Bekerja sama secara efektif dalam interaksi formal dan informal. Membantu orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas mereka untuk mendukung sasaran tim. Berbagi informasi yang relevan atau bermanfaat pada anggota tim. Mendorong dan memberdayakan orang lain, yang membuat mereka merasa dibutuhkan. Memberikan prioritas yang lebih tinggi kepada tujuan tim dibanding tujuan pribadi. Melihat kelemahan tim dan mengantisipasi kemungkinan hambatan, serta mencari solusi yang tepat. Melakukan kolaborasi dengan tim lain sehingga tercipta sinergi. Memfasilitasi kepentingan yang berbeda dari anggota tim sehingga tercipta sinergi.
C. Contoh kerjasama dan kolaborasi 1. Kerjasma dan kolaborasi dalam dunia bisnis Seorang wirausaha dalam kegiatan usaha memerlukan kerjasama usaha dengan pihak lain, dan dalam memilih mitra kerjasama tentu memilih mitra yang 8
KERJASAMA DAN KOLABORASI @DTS DASAR PAJAK I
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PAJAK
Amin Subiyakto,Ak., M.Si
memiliki kelebihan atas kekurangan yang dimiliki diri sendiri, serta memberi manfaat baik bagi diri sendiri maupun mitra kerja sama. Dengan demikian, kerja sama tidak didorong oleh kepentingan sepihak saja, melainkan harus dilandasi oleh kesepakatan yang membawa kemaslahatan kedua pihak. Dari pengertian kerjasama dan dari uraian di atas, maka dapat dipahami apa sebenarnya maksud dari diadakannya kerja sama. Moh. Jafar Hafsah (2000) mengatakan bahwa “pada dasarnya maksud dan tujuan dari kemitraan (kerja sama) adalah win win solution.
Maksudnya adalah bahwa dalam kerja sama
harus menimbulkan kesadaran dan saling menguntungkan kedua pihak. Tentu saja, saling menguntungkan bukan berarti bahwa kedua pihak yang bekerja sama tersebut harus memiliki kekuatan dan kemampuan yang sama serta memperoleh keuntungan yang sama besar. Akan tetapi, kedua pihak memberi kontribusi atau peran yang sesuai dengan kekuatan dan potensi masing-masing pihak, sehingga keuntungan atau kerugian yang dicapai atau diderita kedua pihak bersifat proporsional, artinya sesuai dengan peran dan kekuatan masing-masing. Sebagai contoh, Si A dan si B melakukan kesepakatan kerjasama. A memiliki sejumlah uang yang dapat dipakai untuk modal suatu usaha, namun A kurang menguasai manajemen usaha. Sementara B tidak memiliki uang, namun memiliki keahlian dalam pengelolaan usaha. Dalam hal ini, kekuatan dan peran dari A dan B tidak sama, namun mereka sepakat untuk melakukan kerja sama usaha dan menyepakati pula pembagian keuntungan yang bakal diperoleh, misalnya dengan pembagian 60 % untuk A dan 40 % untuk B, serta kesepakatankesepakatan lain. Dari ilustrasi contoh di atas, jelas bahwa dalam kerja sama, antara pihak yang bekerja sama tidak harus memiliki kekuatan yang sama besar, namun yang lebih utama adalah motivasi yang jelas dari kerja sama tersebut. Kesuksesan kerja sama tidak akan dicapai kalau hanya satu pihak saja yang berperan, sedangkan pihak lain hanya menuntut hasil. Oleh karena itu, sebelum kesepakatan kerja sama ditandatangani, harus jelas dulu apa saja yang disepakati beserta aturan mainnya dan sanksi-sanksi, bila salah satu pihak ingkar janji dari kerja sama. Jadi dalam kerja sama usaha harus dimunculkan rasa kesadaran “memiliki” (sense of belonging), sehingga melahirkan rasa bertanggung jawab (sense of reponsibility) atas apa yang telah disepakati dalam kerja sama. 9
KERJASAMA DAN KOLABORASI @DTS DASAR PAJAK I
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PAJAK
Amin Subiyakto,Ak., M.Si
2. Kerjasma dan kolaborasi antara dokter dan perawat Hubungan perawat-dokter adalah satu bentuk hubungan interaksi yang telah cukup lama dikenal ketika memberikan bantuan kepada pasien. Perspektif yang berbeda dalam memandang pasien, dalam
prakteknya menyebabkan
munculnya hambatan-hambatan teknik dalam melakukan proses kolaborasi. Kendala
psikologis
keilmuan
dan
individual,
factor
sosial,
serta
budaya
menempatkan kedua profesi ini memunculkan kebutuhan akan upaya kolaborasi yang dapat menjadikan keduanya lebih solid dengan semangat kepentingan pasien. Berbagai penelitian menunjukan bahwa banyak aspek positif yang dapat timbul jika hubungan kolaborasi dokter-perawat berlangsung baik. American Nurses Credentialing Center (ANCC) melakukan risetnya pada 14 rumah sakit melaporkan bahwa hubungan dokter-perawat bukan hanya mungkin dilakukan, tetapi juga berdampak langsung pada hasil yang dialami pasien (Kramer dan Schamalenberg, 2003). Terdapat hubungan korelasi positif antara kualitas hubungan dokter-perawat dengan kualitas hasil yang didapatkan pasien. Hambatan kolaborasi dokter dan perawat sering dijumpai pada tingkat profesional dan institusional. Perbedaan status dan kekuasaan tetap menjadi sumber utama ketidaksesuaian yang membatasi pendirian profesional dalam aplikasi kolaborasi. Dokter cenderung pria, dari tingkat ekonomi lebih tinggi dan biasanya fisik lebih besar dibanding perawat, sehingga iklim dan kondisi sosial masih medukung dominasi dokter. Inti sesungguhnya dari konflik perawat dan dokter terletak pada perbedaan sikap profesional mereka terhadap pasien dan cara berkomunikasi diantara keduanya. Dari hasil observasi penulis di rumah sakit nampaknya perawat dalam memberikan asuhan keperawatan belum dapat melaksanakan fungsi kolaborasi khususnya dengan dokter. Perawat bekerja memberikan pelayanan kepada pasien hanya berdasarkan intruksi medis yang juga didokumentasikan secara baik,
sementara dokumentasi asuhan keperawatan yang meliputi proses
keperawatan tidak ada. Disamping itu hasil wawancara penulis dengan beberapa perawat rumah sakit pemerintah dan swasta, mereka menyatakan bahwa banyak 10
KERJASAMA DAN KOLABORASI @DTS DASAR PAJAK I
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PAJAK
Amin Subiyakto,Ak., M.Si
kendala yang dihadapi dalam melaksanakan kolaborasi, diantaranya pandangan dokter yang selalu menganggap bahwa perawat merupakan tenaga vokasional, perawat
sebagai asistennya, serta kebijakan rumah sakit yang kurang
mendukung. Pemahaman mengenai prinsip kolaborasi dapat menjadi kurang berdasar jika hanya dipandang dari hasilnya saja. Pembahasan bagaimana proses kolaborasi itu terjadi justru menjadi point penting yang harus disikapi. Bagaimana masing-masing profesi memandang arti kolaborasi harus dipahami oleh kedua belah pihak sehingga dapat diperoleh persepsi yang sama. Seorang dokter saat menghadapi pasien pada umumnya berfikir, ” apa diagnosa pasien ini dan perawatan apa yang dibutuhkannya” pola pemikiran seperti ini sudah terbentuk sejak awal proses pendidikannya. Sulit dijelaskan secara tepat bagaimana pembentukan pola berfikir seperti itu apalagi kurikulum kedokteran terus berkembang. Mereka juga diperkenalkan dengan lingkungan klinis dibina dalam masalah etika, pencatatan riwayat medis, pemeriksaan fisik serta hubungan dokter dan pasien. mahasiswa kedokteran pra-klinis sering terlibat langsung dalam aspek psikososial perawatan pasien melalui kegiatan tertentu seperti gabungan bimbingan – pasien. Selama periode tersebut hampir tidak ada kontak formal dengan para perawat, pekerja sosial atau profesional kesehatan lain. Sebagai praktisi memang mereka berbagi lingkungan kerja dengan para perawat
tetapi
mereka
tidak
dididik
untuk
menanggapinya
sebagai
rekanan/sejawat/kolega. (Siegler dan Whitney, 2000) Dilain pihak seorang perawat akan berfikir; apa masalah pasien ini? Bagaimana pasien menanganinya?, bantuan apa yang dibutuhkannya? Dan apa yang dapat diberikan kepada pasien?. Perawat dididik untuk mampu menilai status kesehatan pasien, merencanakan intervensi, melaksanakan rencana, mengevaluasi hasil dan menilai kembali sesuai kebutuhan. Para pendidik menyebutnya
sebagai
proses
keperawatan.
Inilah
yang
dijadikan
dasar
argumentasi bahwa profesi keperawatan didasari oleh disiplin ilmu yang membantu
individu
sakit
atau
sehat
dalam
menjalankan
kegiatan
mendukung kesehatan atau pemulihan sehingga pasien bisa mandiri. 11
KERJASAMA DAN KOLABORASI @DTS DASAR PAJAK I
yang
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PAJAK
Amin Subiyakto,Ak., M.Si
Sejak awal perawat dididik mengenal perannya dan berinteraksi dengan pasien. Praktek keperawatan menggabungkan teori dan penelitian perawatan dalam praktek rumah sakat dan praktek pelayanan kesehatan masyarakat. Para pelajar bekerja diunit perawatan pasien bersama staf perawatan untuk belajar merawat, menjalankan prosedur dan menginternalisasi peran. Kolaborasi merupakan proses komplek yang membutuhkan sharing pengetahuan yang direncanakan yang disengaja, dan menjadi tanggung jawab bersama untuk merawat pasien. Kadangkala itu terjadi dalam hubungan yang lama antara tenaga profesional kesehatan. (Lindeke dan Sieckert, 2005). Kolaborasi adalah suatu proses dimana praktisi keperawatan atau perawat klinik bekerja dengan dokter untuk memberikan pelayanan kesehatan dalam lingkup praktek profesional keperawatan, dengan pengawasan dan supervisi sebagai pemberi petunjuk pengembangan kerjasama atau mekanisme yang ditentukan oleh peraturan suatu negara dimana pelayanan diberikan. Perawat dan dokter merencanakan dan mempraktekan bersama sebagai kolega, bekerja saling ketergantungan dalam batas-batas lingkup praktek dengan berbagi nilai-nilai dan pengetahuan serta respek terhadap orang lain yang berkontribusi terhadap perawatan individu, keluarga dan masyarakat. Tim pelayanan kesehatan interdisiplin merupakan sekelompok profesional yang mempunyai aturan yang jelas, tujuan umum dan berbeda keahlian. Tim akan berfungsi baik jika terjadi adanya konstribusi dari anggota tim dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaik. Anggota tim kesehatan meliputi : pasien, perawat, dokter, fisioterapi, pekerja sosial, ahli gizi, manager, dan apoteker. Oleh karena itu tim kolaborasi hendaknya memiliki komunikasi yang efektif, bertanggung jawab dan saling menghargai antar sesama anggota tim. Pasien secara integral adalah anggota tim yang penting. Partisipasi pasien dalam pengambilan keputusan akan menambah kemungkinan suatu rencana menjadi efektif. Tercapainya tujuan kesehatan pasien yang optimal hanya dapat dicapai jika pasien sebagai pusat anggota tim.
12
KERJASAMA DAN KOLABORASI @DTS DASAR PAJAK I
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PAJAK
Amin Subiyakto,Ak., M.Si
Perawat sebagai anggota membawa persfektif yang unik dalam interdisiplin tim. Perawat memfasilitasi dan membantu pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dari praktek profesi kesehatan lain. Perawat berperan sebagai penghubung penting antara pasien dan pemberi pelayanan kesehatan. Dokter memiliki peran utama dalam mendiagnosis, mengobati dan mencegah penyakit. Pada situasi ini dokter menggunakan modalitas pengobatan seperti pemberian obat dan pembedahan. Mereka sering berkonsultasi dengan anggota tim lainnya sebagaimana membuat referal pemberian pengobatan. Kolaborasi menyatakan bahwa anggota tim kesehatan harus bekerja dengan kompak dalam mencapai tujuan.
13
KERJASAMA DAN KOLABORASI @DTS DASAR PAJAK I
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PAJAK
Amin Subiyakto,Ak., M.Si
BAB II MEMBANGUN KERJASAMA DAN KOLABORASI
A. Unsur Kerjasama dan Kolaborasi Secara umum teamwork dapat diartikan sebagai kumpulan individu yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan. Kumpulan individu-individu tersebut memiliki aturan dan mekanisme kerja yang jelas serta saling tergantung antara satu dengan yang lain. Oleh karena itu sekumpulan orang yang bekerja dalam satu ruangan, bahkan didalam satu proyek, belum tentu merupakan sebuah teamwork. Terlebih lagi jika kelompok tersebut dikelola secara otoriter, timbul faksi-faksi di dalamnya, dan minimnya interaksi antar anggota kelompok. Ketika seseorang bekerja didalam kelompok ( tim), akan ada dua isu yang muncul : 1. Adanya "tugas-tugas (task)" dan masalah-masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan. Hal ini seringkali merupakan topik utama yang menjadi perhatian tim. 2. “Proses" yang terjadi di dalam teamwork itu sendiri, misalnya bagaimana mekanisme kerja atau aturan main sebuah tim sebagai suatu unit kerja dari organisasi, proses interaksi di dalam tim, dan lain-lain. Dengan kata lain proses menunjuk pada semangat kerjasama, koordinasi, prosedur yang harus dilakukan dan disepakati seluruh anggota, dan hal-hal lain yang berguna untuk menjaga keharmonisan hubungan antar individu dalam kelompok itu. Tanpa memperhatikan " proses" maka sebuah teamwork tidak akan memiliki nilai apa-apa bagi suatu organisasi (organisasi, lembaga, perserikatan) dan hanya akan menjadi sumber masalah dalam pembentukan sebuah teamwork. Sebaliknya jika "proses" tersebut ada dan berjalan
di
dalam
sekumpulan
orang
yang
bekerjasama,
maka
potensi/kinerja/ performance setiap individu akan terus meningkat, karena akan mendapat dukungan dari proses interaksi, baik secara teknis maupun moral. Teamwork merupakan sarana yang sangat baik dalam menampung serta menggabungkan berbagai bakat, kecerdasan, talenta dari setiap individu, 14
KERJASAMA DAN KOLABORASI @DTS DASAR PAJAK I
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PAJAK
Amin Subiyakto,Ak., M.Si
sehingga dapat memberikan solusi inovatif setiap saat diperlukan. Selain itu perpaduan dari ketrampilan dan pengetahuan yang beranekaragam dari suatu teamwork, diyakini memiliki potensi yang lebih besar bila dibandingkan dengan seorang individu yang brilian sekalipun. Sebuah tim bila sudah berjalan, secara otomatis akan menjadi suatu unit yang mengatur dirinya sendiri. Rentangan ketrampilan dan pengetahuan yang dimiliki setiap anggota tim dan " self monitoring" yang ditunjukkan oleh masingmasing anggota tim memungkinkannya untuk diberikan suatu tugas dan tanggungjawab yang lebih besar. Bahkan ketika suatu masalah bila diputuskan secara bersama dengan melibatkan teamwork, akan memberikan beberapa keuntungan. Keuntungan tersebut antara lain: 1. Keputusan yang dibuat secara bersama-sama akan meningkatkan motivasi tim dalam pelaksanaanya. 2. Keputusan bersama akan lebih mudah dipahami oleh tim dibandingkan jika hanya mengandalkan keputusan dari satu orang saja. 3. Keputusan bersama akan mengikat setiap individu yang terlibat untuk merasa ikut memiliki (sense of belonging) serta merasa ikut bertanggung jawab (sense of responsibility). Pandangan lain dari perspektif individu, dapat dimaknai bahwa dengan masuknya seseorang ke dalam suatu kelompok (tim) maka hal tersebut akan menambah semangat juang/motivasinya untuk berprestasi, yang mungkin justru tidak akan pernah dapat dicapai bila dikerjakan seorang diri . Kepercayaan dan kesediaan untuk bekerjasama dalam suatu temwork selain akan meningkatkan harga diri dan rasa percaya diri (self confident), juga akan mendorong setiap anggota tim untuk menghormati wewenang dan tanggungjawab masing-masing individu, sesuai dengan kesepakatan dan kesepahaman bersama. Team building bertujuan untuk memperkuat anggota organisasi dalam memperjelas bagaimana mereka bekerja sama, mengidentifikasi kelemahan dan mengembangkan cara yang lebih efektif dalam bekerjasama. Tujuan dari kesemua itu adalah agar tim dapat bekerja lebih efektif. Ap a yang d im aks ud dengan ti m? Terdapat beberapa definisi tentang Tim antara lain sebagai berikut: 15
KERJASAMA DAN KOLABORASI @DTS DASAR PAJAK I
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PAJAK
Amin Subiyakto,Ak., M.Si
Sejumlah kecil orang yang memiliki keahlian yang saling melengkapi, yang punya komitmen pada tujuan yang sama, dan melakukan pekerjaan dengan saling bergantung satu dengan yang lain dan bertanggungjawab (Katzenbach and Smith 1999).
Sebuah tim merupakan sekelompok orang yang bekerja bersama-sama untuk sebuah tujuan yang sama (Ralph Lewis).
Sebuah tim merupakan sekumpulan individu-individu yang saling berbagi, berkolaborasi, dan membantu satu sama lain. Kelompok tersebut biasanya terdiri dari 20 individu. Anggota-anggota kelompok mencari teman sebayanya untuk dukungan. Jenis tim seperti ini mengarahkan pada iklim kerja yang sukses.
Sebuah tim merupakan sekelompok orang yang saling tergantung satu sama lain untuk mencapai sebuah tujuan bersama.
Tim adalah:
‐ Kelompok yang terdiri dari 2 orang atau lebih. ‐ Muncul untuk mencapai tujuan. ‐ Saling tergantung, berinteraksi dan saling mempengaruhi satu sama lain. ‐ Masing-masing bertanggungjawab demi tercapainya tujuan bersama. ‐ Merasa bahwa mereka merupakan kesatuan sosial.
Orang-orang bekerja bersama-sama dalam melakukan berbagai cara untuk mencapai tujuan bersama atau misi. Pekerjaannya adalah ketergantungan satu sama lain dan anggota kelompok saling berbagi tanggungjawab dan memegang tanggungjawab mereka sendiri untuk mencapai hasil.
Dengan kata lain, ketika satu orang tidak dapat mengerjakan pekerjaannya sendirian dan beberapa individu lainnya harus bekerjasama untuk mencapai misi, maka Anda memerlukan tim. Semakin baik kerjasama, komunikasi dan koordinasi diantara anggota-anggota tim maka semakin efisien.
Group
Group adalah kumpulan dua orang atau lebih, yang memiliki ketertarikan yang sama terhadap sesuatu hal dan memiliki pola hubungan yang tetap/tidak berubah yang berbagi tujuan bersama dan memposisikan diri mereka sendiri sebagai sebuah kelompok. 16
KERJASAMA DAN KOLABORASI @DTS DASAR PAJAK I
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PAJAK
Amin Subiyakto,Ak., M.Si
Team vs Group
Istilah team dan group seringkali saling dipertukarkan dalam penggunaannya. Sebenarnya tim dan group bukanlah hal yang sama (Katzenbach dan Smith 1999; Greenberg 1996; Robbins 1997). Atasan seringkali memberikan tugas-tugas kepada bawahannya dengan cara membentuk group dengan tujuan untuk menanamkan dan memelihara kompetensi bawahannya dalam membangun tim guna membekali mereka untuk menyelesaikan penugasan yang menjadi tanggung jawabnya. Pada praktiknya, tugas kelompok yang diberikan atasan ternyata tidak serta merta akan menciptakan team building dalam diri bawahannya, atau tidak otomatis membuat bawahannya bekerja sebagai sebuah tim. Mengapa bisa demikian? Jawabannya adalah ada kekeliruan dalam memahami pengertian antara tim dan group, serta kekeliruan dalam menerapkan satu rangkaian pekerjaan yang dibentuk dalam group. Oleh karena itu, penting membedakan tim dan groups. Untuk memperjelas perbedaan antara tim dengan groups, Katzenbach dan Smith, 1999 mengidentifikasi 3 karakteristik utama sebuah tim, yaitu: Komitmen, Akuntabilitas/ dapat dipertanggungjawabkan, dan Keahlian. 1.
Komitmen Katzenbach (1999) menjelaskan bahwa tim bukan hanya sebuah kelompok yang bekerja bersama, akan tetapi suatu tim bergantung pada sinergi anggotanya yang secara kolektif menghasilkan sebuah hasil akhir yang bukan hanya sekedar penggabungan sederhana dari bagian-bagian pekerjaan individual. Oleh karena itu, tim memiliki komitmen untuk mencapai suatu tujuan yang spesifik yang bergantung pada usaha kolektif para anggota tim untuk mencapai sukses. Untuk mencapai tujuan ini, anggota tim harus belajar untuk saling percaya. Sedangkan group tidak membutuhkan sinergi untuk mencapai tujuan bersama, anggota group seringkali bekerja secara individu lalu kemudian menggabungkan pekerjaan mereka untuk membentuk hasil akhir. Dalam group, unsur kepercayaan bukanlah hal yang penting.
17
KERJASAMA DAN KOLABORASI @DTS DASAR PAJAK I
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PAJAK
2.
Amin Subiyakto,Ak., M.Si
Akuntabilitas Anggota tim saling bertanggungjawab untuk mencapai hasil akhir yang berkualitas. Semua anggota tim memiliki komitmen pada hasil yang dicapai dan memberikan rasa tanggungjawab pribadi kepada hasil akhir. Disini, unsur kepercayaan sangat penting diantara anggota tim, mereka percaya bahwa anggota yang lain akan bekerja secara bersungguh-sungguh dan berkerjasama
mencapai
tujuan.
Sebaliknya,
anggota
group
hanya
bertanggungjawab pada sebagian tugas yang menjadi bagian mereka, sepanjang mereka percaya bahwa mereka telah melakukan bagian mereka dengan baik, maka mereka tidak merasa perlu bertanggungjawab jika hasil akhir mereka kurang baik. 3.
Keahlian Sebuah tim terdiri dari individu-individu yang memiliki keahlian dan kompetensi yang saling melengkapi dan menjadikannya sebagai sebuah tim yang berbakat, sedangkan anggota group memiliki tingkat keahlian yang relatif sama pada tugas yang akan dikerjakan. Istilah group mengacu pada orang-orang yang punya kepentingan yang sama dalam satu area fungsional. Contoh: Sebuah
tim audit berdasarkan hirarkinya, terdiri dari: staf auditor,
senior, manager dan partner audit, tiap bagian memiliki level keahlian dan kompetensi yang berbeda. Tugas yang diberikan dosen kepada mahasiswa yang melibatkan beberapa orang, apakah dapat disebut sebagai tim atau group, tergantung pada seberapa luas dosen tersebut mendesain penyelesaian tugas, yang nantinya akan mempengaruhi baik/tidaknya proses yang dilakukan mahasiswa dalam menyelesaikan tugas.
Seorang kepala kantor menugaskan para kasi dan AR secara berkelompok untuk menggali potensi pajak. Penugasan yang diberikan tanpa diikuti instruksi/pengarahan tambahan dari kepala kantor.
Para
Kasi
dan
AR
diberikan
kebebasan
mengatur
kelompoknya dan melaksanakan tugasnya. Akhirnya, hasil akhir 18
KERJASAMA DAN KOLABORASI @DTS DASAR PAJAK I
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PAJAK
Amin Subiyakto,Ak., M.Si
tugas tersebut merupakan hasil kerja tiap individu yang kemudian digabungkan menjadi potensi kantor. Penugasan seperti ini tidak membentuk sebuah tim, tapi hanya sekedar sebuah group. Para anggota hanya sedikit berinteraksi diantara mereka sebab mereka memberikan kontribusi terpisah untuk satu tugas akhir. Mereka juga tidak
merasa
memerlukan
kepercayaan,
sinergi,
dan
rasa
tanggungjawab, rasa saling bergantung untuk menyelesaikan hasil akhir. Untuk mengembangkan team building skill bagi Kasi dan AR, kepala kantor harus fokus pada dua tujuan penting, yaitu: 1.
Membantu Kasi dan AR membentuk kepercayaan dan komitmen
dan
menuangkannya
ke
dalam
tim
untuk
mencapai tujuan bersama, 2.
Membantu mengembangkan rasa tanggungjawab dan rasa saling bergantung diantara anggota tim.
B. Kiat membangun tim efektif Tim yang efektif akan menjamin berjalannya kerjsama dan kolaborasi anggotanya. Kerjasama dalam tim dengan saling membatu banyak sekali manfaatnya. Manfaat pertama adalah kinerja organisasi dapat meningkat. Kegunaan lainnya adalah moral staf akan naik, semangat kerja meningkat dan organisasi menjadi lebih tangguh dan kompak. Bagaimana membangun tim yang efektif, tim yang mampu memberikan kontribusi
besar
terhadap
organisasi?
Jawabannya
adalah
apa
manfaat
membangun tim yang efektif? Robert B. Maddux dalam bukunya Team Building mengatakan bahwa manfaat membangun tim yang efektif adalah sebagai berikut: 1.
Dengan adanya tim maka sasaran yang realistis ditentukan dan dapat dicapai secara optimal.
2.
Anggota tim dan pemimpin tim memiliki komitmen untuk saling mendukung satu sama lain agar tim berhasil.
3.
Anggota tim memahami prioritas anggota lainnya dan dapat saling membantu satu sama lain
19
KERJASAMA DAN KOLABORASI @DTS DASAR PAJAK I
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PAJAK
4.
Amin Subiyakto,Ak., M.Si
Komunikasi bersifat terbuka, diskusi cara kerja baru atau memperbaiki kinerja lebih berjalan secara baik, karena anggota tim terdorong untuk lebih memikirkan permasalahannya.
5.
Pemecahan masalah lebih efektif karena kemampuan tim lebih memadai.
6.
Umpan balik kinerja lebih memadai karena anggota tim mengetahui apa yang diharapkan dan dapat membandingkan kinerja mereka terhadap sasaran tim.
7.
Konflik diterima sebagai hal yang wajar, dan dianggap sebagai kesempatan untuk menyelesaikan masalah. Melalui diskusi tersebut konflik bisa diselesaikan secara maksimal.
8.
Keseimbangan
tercapainya
produktivitas
tim
dengan
pemenuhan
kebutuhan pribadi. 9.
Tim dihargai atas hasil yang sangat baik, dan setiap anggota dipuji atas kontribusi pribadinya.
10. Anggota kelompok
termotivasi untuk mengeluarkan ide-idenya dan
mengujinya serta menularkan dan mengembangkan potensi dirinya secara maksimal. 11. Anggota kelompok menyadari pentingnya disiplin sebagai kebiasaan kerja dan menyesuaikan perilakunya untuk mencapai standar kelompok. 12. Anggota kelompok lebih berprestasi dalam bekerjasama dengan tim dan tim lainnya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa banyak keuntungan bekerja dalam tim dibandingkan dengan kerja individu, oleh karena itu sangat disarankan untuk bekerja dalam tim agar hasilnya lebih maksimal. Selanjutnya apakah sebenarnya ciri-ciri tim yang efektif, Wandi. S. Barata dan Pius M. Sumaktoyo dalam bukunya Mencapai Sasaran melalui Kerjasam Tim, adalah: 1.
Tim merupakan kumpulan orang-orang yang bekerja sama dengan tujuan tertentu, demi mencapai sasaran-sasaran yang jelas dengan diketahui oleh semua angta tim dalam suasana saling mempercayai dan penuh percaya diri serta mengutamakan untuk kerja.
20
KERJASAMA DAN KOLABORASI @DTS DASAR PAJAK I
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PAJAK
2.
Amin Subiyakto,Ak., M.Si
Dalam suatu tim yang efektif anggota kelompok bersedia menerima berbagai perbedaan dan sumbangan pemikiran serta masing-masing individu memiliki peran yang berbeda-beda.
3.
Pemecahan
masalah
dilaksanakan
secara
positif
tanpa
melibatkan
kebencian individu. 4.
Para anggota dan pemimpin tim bersedia berbagi ilmu, pengetahuan, informasi dan ketrampilan agar seluruh tim memiliki kemampuan yang sama. Dalam hal ini tidak terjadi penonjolan pribadi.
5.
Apabila terjadi perbedaan pendapat mereka akan duduk bersama dan memecahkan permasalahan dengan kepala dingin dan memecahkan masalah secara terbuka.
6.
Pembagian dan pendelegasian tanggungjawab dengan orang-orang yang bekerja secara mandiri tetapi tetap dalam kerangka kerjasama.
7.
Berbagai saran untuk memperbaiki kinerja organisasi diterima dengan baik, walaupun berasal dari anggota tim yang lain.
8.
Seluruh anggota tim tidak ragu-ragu mengambil inisiatif dan tindakan yang diperlukan, tanpa merasa cemas akan suara menentang.
Tips membangun tim yang sukses; Orang-orang di tempat kerja sering berbicara tentang membangun tim, bekerja sebagai tim, tetapi hanya sedikit dari mereka yang mengerti bagaimana menciptakan dan mengembangkan sebuah tim yang efektif. Bekerja sebagai sebuah tim akan berhasil apabila memiliki pemahaman yang sama tentang misi atau tujuan organisasi. Dalam sebuah organisasi yang memiliki tujuan tertentu, maka setiap anggota tim memiliki kontribusi bagi keberhasilan organisasi. Setiap anggota didalam tim akan bekerja dengan sesama anggota organisasi lainnya untuk mencapai tujuan organisasi. Meskipun setiap anggota tim memiliki fungsi pekerjaan yang spesifik dan kadang bekerja pada departemen lainnya, namun setiap anggota tim dipersatukan dengan anggota tim lainnya untuk mencapai tujuan secara keseluruhan. Terdapat beberapa tip yang dapat digunakan dalam membangun tim yaitu:
21
KERJASAMA DAN KOLABORASI @DTS DASAR PAJAK I
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PAJAK
1.
Amin Subiyakto,Ak., M.Si
Harapan Apakah pimpinan telah menjelaskan tujuan yang ingin dicapai oleh tim? Apakah anggota tim mengerti mengapa tim itu diciptakan? Apakah organisasi memberikan dukungan kepada tim melalui sumber daya manusia, waktu dan uang?
2.
Konteks Apakah anggota tim mengerti mengapa mereka berpartisipasi dalam tim? Apakah
strategi
dalam
tim
dikomunikasikan
dan
apakah
mereka
memahami strategi tersebut? Apakah anggota tim memahami pentingnya untuk mencapai tujuan organisasi? Apakah tim memahami bahwa mereka bekerja dalam konteks untuk mencapai tujuan organisasi, prinsip, visi dan nilai-nilai? 3. Komitmen Apakah anggota tim ingin berpartisipasi dalam tim? Apakah anggota tim merasa misi tim adalah penting? Apakah anggota berkomitmen untuk mencapai misi tim dan hasil yang diharapkan? Apakah anggota tim menganggap pelayanan mereka sebagai berharga bagi organisasi dan karier mereka sendiri? Apakah anggota tim mengantisipasi pengakuan atas kontribusi mereka? Apakah anggota tim berharap kemampuannya untuk tumbuh dan berkembang dalam tim 4. Kompetensi Apakah tim
merasa
bahwa ia
memiliki orang
yang
tepat
yang
berpartisipasi? (Sebagai contoh, dalam proses perbaikan, adalah setiap langkah dari proses diwakili dalam tim) Apakah tim merasa bahwa anggotanya memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan untuk mengatasi masalah dalam tim yang dibentuk? Jika tidak, apakah tim yang memiliki akses untuk mendukungnya? Apakah tim merasa telah memiliki sumber daya, strategi dan dukungan yang diperlukan untuk mencapai misinya? 5. Kontrol Apakah tim memiliki kebebasan yang cukup dan pemberdayaan untuk merasakan kepemilikan diperlukan untuk mencapai tujuan? Pada saat 22
KERJASAMA DAN KOLABORASI @DTS DASAR PAJAK I
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PAJAK
Amin Subiyakto,Ak., M.Si
yang sama, anggota tim mengerti dengan jelas batas-batas mereka? Seberapa jauh mungkin anggota pergi dalam mengejar solusi? Apakah keterbatasan (yaitu sumber daya moneter dan waktu) yang ditetapkan pada awal proyek sebelum tim pengalaman hambatan dan ulang? Apakah hubungan pelaporan tim dan akuntabilitas dipahami oleh semua anggota organisasi? Apakah organisasi ditetapkan otoritas tim? Untuk membuat rekomendasi? Untuk melaksanakan rencananya? Apakah ada proses review didefinisikan sehingga kedua tim dan organisasi secara konsisten selaras dalam arah dan tujuan? Apakah anggota tim saling bertanggung jawab untuk jadwal proyek, komitmen dan hasil? Apakah organisasi memiliki rencana untuk meningkatkan peluang bagi pengelolaan diri di antara anggota organisasi? 6. Kolaborasi Apakah tim memahami tim dan proses kelompok? Apakah anggota memahami tahap-tahap perkembangan kelompok? Apakah anggota tim bekerja sama satu sama lainnya secara efektif? Apakah semua anggota tim memahami peran dan tanggung jawab anggota tim? pemimpin tim? Dapatkah
pendekatan
tim
pemecahan
masalah,
perbaikan
proses,
menetapkan tujuan dan pengukuran bersama? Apakah anggota tim bekerja sama untuk mencapai tujuan tim? Apakah tim telah dibentuk norma-norma kelompok atau aturan perilaku di berbagai bidang seperti resolusi konflik, membuat keputusan konsensus dan rapat manajemen? Apakah tim menggunakan strategi yang tepat untuk mencapai rencana aksinya? 7.
Komunikasi Apakah anggota tim mengetahui dengan jelas prioritas tugas mereka? Apakah terdapat metode untuk memberikan feedback dan menerima umpan balik? Apakah organisasi menyediakan informasi bisnis penting secara teratur? Apakah tim memahami konteks lengkap untuk eksistensi mereka? Apakah anggota tim berkomunikasi dengan jelas dan jujur satu sama lain? Apakah anggota tim membawa beragam pendapat dalam diskusi? 23
KERJASAMA DAN KOLABORASI @DTS DASAR PAJAK I
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PAJAK
8.
Amin Subiyakto,Ak., M.Si
Inovasi Kreatif Apakah organisasi benar-benar tertarik pada perubahan? Apakah terdapat nilai berpikir kreatif, solusi yang unik, dan ide-ide baru dalam organisasi dan tim? Apakah terdapat penghagaan bagi anggota tim yang telah mengambil risiko untuk melakukan perbaikan? Apakah terdapat pelatihan, pendidikan, akses ke buku dan film, dan kunjungan lapangan yang diperlukan untuk merangsang proses kreatif tim?
9.
Konsekuensi Apakah anggota tim merasa bertanggung jawab atas prestasi tim? Apakah penghargaan dan pengakuan diberikan ketika tim sukses? Apakah reward dan
punishment
terdapat
dalam
organisasi?
Apakah
anggota
tim
menghabiskan waktu mereka untuk memecahkan masalah yang terjadi? Apakah organisasi merancang sistem penghargaan yang mengakui kinerja tim dan kinerja individu? 10. Koordinasi Apakah tim dikoordinasikan oleh tim kepemimpinan pusat yang membantu kelompok untuk mendapatkan apa yang mereka butuhkan untuk sukses? Memiliki prioritas dan alokasi sumber daya telah direncanakan di seluruh departemen?
Apakah
tim-tim
memahami
konsep
proses-pelanggan
internal? Apakah organisasi mengembangkan proses yang berfokus pada orientasi pada pelanggan? 11. Perubahan Budaya Apakah
organisasi
mengakui
bahwa
tim
berbasis,
kolaboratif,
memberdayakan, sehingga budaya organisasi di masa depan berbeda dengan organisasi, tradisional hirarkis itu mungkin saat ini? Apakah rencana organisasi untuk menggunakan kegagalan untuk belajar dan dukungan risiko yang wajar? Apakah organisasi mengakui bahwa semakin dapat perubahan iklim untuk mendukung tim, semakin ia akan menerima dalam membayar kembali dari hasil kerja tim?
24
KERJASAMA DAN KOLABORASI @DTS DASAR PAJAK I
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PAJAK
Amin Subiyakto,Ak., M.Si
C. Peran pemimpin dalam mengefektifkan tim Kepemimpinan berdampak sangat besar terhadap keberhasilan sebuah tim. Ketika anggota tim ditanya apa yang mereka inginkan dari seorang pemimpin, maka mereka sering menginginkan sesorang pemimpin yang memiliki kriteria sebagai berikut : 1.
Pendelegasian yang sesuai Seorang pemimpin tim yang efektif harus mampu mendelegasikan pekerjaannya dengan baik dan efisien. Agar hal ini dapat terjadi, seorang pemimpin tim harus mengetahui semua anggota tim dengan baik. Dia harus tahu kekuatan dan kelemahan dan harus menggunakan pengetahuan ini untuk mendelegasikan tugasnya dengan benar. Jika, sebagai pemimpin tim, Anda gagal untuk mendistribusikan beban kerja secara merata dan sesuai dengan spesialisasi dari semua anggota tim, ketidakpuasan pasti timbul. Anggota tim mungkin merasa bahwa mereka telah diberikan beban kerja yang tidak semestinya.
2.
Berkomunikan Komunikasi
adalah
aspek
yang
paling
penting
dalam
lingkungan
profesional. Sebagai pemimpin tim, Anda harus terbuka dan komunikatif dengan anggota tim, sehingga mereka dapat datang kepada Anda jika mereka memiliki masalah apapun. Pastikan bahwa pasangan tim Anda dapat berkomunikasi dengan Anda ketika mereka mengalami masalah. Cobalah untuk mencari solusi dan memperbaiki masalah secepat mungkin agar anggota tim merasa dihargai. 3.
Membuat keput usan dengan cepat Menjadi pemimpin tim, Anda harus siap untuk membuat keputusan yang cepat dan praktis sehingga anggota tim tidak kehilangan fokus mereka. Jika Anda membuat alasan ketika anggota tim bergantung pada Anda untuk mengambil keputusan, anggota tim akan merasa bahwa Anda bukan orang yang tepat untuk membimbing mereka dan karenanya terikat gagal mereka.Jadi, setiap saat, tetap fokus, tajam dan tenang sehingga Anda dapat membuat keputusan cepat bila dibutuhkan.
25
KERJASAMA DAN KOLABORASI @DTS DASAR PAJAK I
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PAJAK
4.
Amin Subiyakto,Ak., M.Si
Memot ivasi orang lain Menjaga anggota tim yang termotivasi adalah salah satu tugas yang paling penting bagi seorang pemimpin tim. Anggota tim perlu terus-menerus dimotivasi agar mereka tidak kehilangan antusiasme dan motivasi.
5.
Tegas Seorang pemimpin tim harus tegas. Bekerja secara Teamwork merupakan bidang yang sulit dan anggota tim sering kehilangan fokus dalam pekerjaan. Sebagai manajer tim, itu adalah tugas Anda untuk memastikan bahwa tim terus bekerja sesuai pada tujuan dan menyelesaikannya sesuai waktu yang telah ditentukan.
6.
Mengambi l tanggu ng jawab Seorang pemimpin tim yang efektif harus menyadari bahwa tugasnya bukan hanya untuk membimbing orang-orang dalam tim, tapi juga untuk bertanggung jawab jika sesuatu tidak berjalan sesuai dengan rencana. Pemimpin tim harus bertindak seperti kapten kapal, yang tidak pernah meninggalkan kapal meskipun tenggelam.
7.
Menjadi seorang pemain tim Seorang pemimpin tim yang baik juga harus menjadi pemain tim yang tidak memusuhi anggota timnya dengan bertindak selayaknya boss. Pastikan bahwa ketika seorang anggota tim berkinerja baik, dia mendapatkan haknya sehingga orang lain juga mendapatkan motivasi untuk melakukan pada tingkat terbaik mereka.
8.
Kesimpulan Seorang pemimpin tim yang efektif adalah orang yang bisa mengarahkan seluruh tim untuk kesuksesan sekaligus menjaga motivasi mereka. Menjadi pemimpin tim akan memiliki banyak tanggung jawab dan banyak yang gagal dalam melakukan tugas-tugas kepemimpinan mereka. Walaupun sebagian orang berpendapat bahwa seorang pemimpin dilahirkan, namun kualitas kepemimpinan yang kuat dapat dibentuk dengan kerja keras dan dedikasi yang tinggi.
26
KERJASAMA DAN KOLABORASI @DTS DASAR PAJAK I
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PAJAK
Amin Subiyakto,Ak., M.Si
Pengembangan tim Pengembangan tim didasarkan pada asumsi bahwa setiap kelompok dapat bekerja lebih efektif jika anggota siap untuk menghadapi pertanyaan-pertanyaan seperti: 1. Bagaimana individu-individu dapat bekerja bersama secara lebih efektif sebagai sebuah tim? 2. Bagaimana kita dapat menggunakan sumber daya yang dimiliki secara lebih baiki? 3. Bagaimana kita bisa berkomunikasi satu sama lainnya secara lebih efektif untuk membuat keputusan yang lebih baik? 4. Apa yang menghambat kinerja kami? Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan diatas dapat ditemukan dengan meneliti faktor yang menyebabkan tim pengembangan dan efektifitas. Faktor-faktor ini dapat diukur, atau diinventarisasi, oleh anggota tim dengan penggunaan Efektivitas Tim Kritik. Sebelum bentuk kritik yang diberikan, semua anggota tim harus memahami terminologi yang digunakan untuk menjelaskan sembilan faktor. Uraian berikut dapat disajikan dalam format lecturette kepada anggota tim sebelum penyelesaian kritik. 1.
Shared Goals and Objectives Agar tim beroperasi secara efektif, maka tim harus memiliki tujuan. Tujuan ini bukan merupakan pemahaman sederhana dari tugas, tetapi pemahaman keseluruhan tentang peran kelompok dalam organisasi, tanggung jawabnya, dan hal-hal yang ingin dicapai tim. Selain itu, anggota tim harus memiliki komitmen untuk mencapai tujuan. Komitmen tersebut berasal dari seluruh anggota tim dalam mendefinisikan tujuan dan sasaran yang relevan.
2. Utilization of Resources Tujuan akhir dari sebuah tim adalah untuk melakukan hal-hal secara efektif. Untuk mencapai ini, tim harus menggunakan secara efektif semua sumber daya yang dimilikinya. Ini berarti membangun suatu lingkungan yang memungkinkan digunakannya seluruh sumber daya individu yang tersedia. Efektivitas tim meningkat bila setiap anggota memiliki kesempatan untuk berkontribusi dan ketika semua opini didengar dan dipertimbangkan. Ini 27
KERJASAMA DAN KOLABORASI @DTS DASAR PAJAK I
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PAJAK
Amin Subiyakto,Ak., M.Si
adalah tanggung jawab tim untuk menciptakan suasana dimana individuindividu dapat menyatakan pendapat mereka. Untuk memaksimumkan pemanfaatan anggota tim, dibutuhkan partisipasi penuh dari seluruh anggota.
3. Trust and Conflict Resolution Dalam setiap situasi tim, perbedaan pendapat mungkin terjadi. Kemampuan untuk mengenali konflik dan berusaha menyelesaikannya melalui dalogi sangat penting untuk kesuksesan tim. Orang tidak secara otomatis bekerja sama dengan baik hanya karena mereka kebetulan termasuk dalam kelompok kerja yang sama atau berbagi fungsi pekerjaan yang sama. Agar tim menjadi efektif, maka harus ada saling keterbukaan dan kepercayaan. Terciptanya rasa saling percaya, penghargaan, dan pemahaman merupakan kunci sukses dalam pengembangantim.
4. Shared Leadership Individu tidak akan berfungsi sebagai tim jika mereka disatukan hanya untuk mendukung keputusan yang dibuat oleh pemimpin mereka atau orang lain yang bukan kelompok mereka. Pengembangan tim akan berhasil jika terdapat Shared Leadership keseluruh anggota tim. Ini berarti bahwa semua anggota menerima tanggung jawab dan berinteraksi secara efektif.Tugas fungsi meliputi: memulai diskusi atau tindakan, mengklarifikasi isu-isu dan tujuan, meringkas poin, konsensus atau kesepakatan, dan mencari atau memberikan informasi. Tugas pemimpinan adalah membantu kelompok untuk membuat dan membantu kelompok dalam bergerak menuju tujuan 5. Control and Procedures Kelompok
perlu
menetapkan
prosedur
yang
dapat
digunakan
untuk
memandu atau mengatur aktivitas. Sebagai contoh, agenda rapat yang berfungsi
untuk
membimbing
kelompok
selama
pertemuan.
Dalam
pertemuan kontrol dicapai melalui penunjukan seorang ketua yang bertugas untuk memfasilitasi prosedur yang ditetapkan oleh tim. Beberapa tim menemukan bahwa mereka tidak perlu pemimpin formal, setiap anggota mengatur kontribusinya sendiri. 28
KERJASAMA DAN KOLABORASI @DTS DASAR PAJAK I
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PAJAK
Amin Subiyakto,Ak., M.Si
6. Effective Interpersonal Communications Pembangunan tim yang efektif tergantung pada kemampuan anggota tim untuk berkomunikasi satu sama lain secara terbuka dan jujur. Komunikasi interpersonal yang efektif ketika anggota tim mendengarkan satu sama lain dan berusaha untuk membangun kontribusi komunikasi interpersonal yang efektif dapat dicapai melalui selfregulation oleh anggota tim, sehingga semua orang dalam kelompok memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam diskusi. 7. Approach to Problem Solving and Decision Making Menyelesaikan masalah dan membuat keputusan merupaka dua fungsi tim yang kritis. Jika suatu kelompok akan meningkatkan kemampuannya agar dapat berfungsi sebagai tim, maka metode untuk memecahkan masalah dan membuat keputusan harus dipelajari dan diadopsi. Kurangnya pendekatan dalam
pemecahan
masalah
dan
pengambilan
keputusan
dapat
menyebabkan waktu yang terbuang, kesalah pahaman, frustrasi, dan yang lebih penting adalah buruknya keputusan. Secara umum, langkah-langkah dan prosedur untuk pemecahan masalah dan pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: 1. Identifikasi masalah . 2. Mengembangkan kriteria (atau tujuan). 3. Kumpulkan data yang relevan. 4. Mengidentifikasi alternatif solusi yang layak serta arah tindakan. 5. Evaluasi alternatif . 6. Mencapai keputusan. 7. Melaksanakan keputusan. Apa pun metode yang digunakan, sebuah tim yang efektif akan memiliki pendekatan untuk pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang bisa diakses dan didukung oleh semua anggota. 8. Experimentation / Creativity Penting bagi tim untuk memiliki prosedur tertentu, namun juga penting bahwa tim kadang-kadang siap untuk bergerak melampaui batas-batas prosedur yang ditetapkan dalam rangka menemukan cara-cara baru untuk melakukan 29
KERJASAMA DAN KOLABORASI @DTS DASAR PAJAK I
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PAJAK
Amin Subiyakto,Ak., M.Si
sesuatu. Teknik seperti "brainstorming" sebagai sarana untuk meningkatkan kreativitas harus dicoba secara periodik untuk menghasilkan cara-cara baru dalam meningkatkan efektivitas tim. Sikap eksperimental harus diadopsi untuk memungkinkan fleksibilitas tim yang lebih besar dalam menangani masalah dan pengambilan keputusan. 9. Evaluation Tim
harus
memerlukan dilakukannya
secara tim dan
berkala
untuk
mengevaluasi
berhenti
melihat
dan
kelompoknya.
melihat
seberapa
kemungkinan-kemungkinan
Evaluasi
baik yang
yang akan
menghalangi kegiatannya. Masalah mugkin dapat berasal dari prosedur atau metode atau mungkin disebabkan oleh anggota tim masing-masing. Efektifas dalam melakukan evaluasi diri merupakan salah satu faktor yang paling penting menuju pengembangan tim. Pada akhirnya, kekuatan dan tingkatan perkembangan tim akan diukur dalam dua cara: pertama, pada kemampuannya untuk menyelesaikan sesuatu dan kedua, dalam hal kekompakan individu dan komitmen mereka satu sama lain pada tujuan.
30
KERJASAMA DAN KOLABORASI @DTS DASAR PAJAK I
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PAJAK
Amin Subiyakto,Ak., M.Si
BAB III TANTANGAN DAN CARA MENGATASINYA
A. Tantangan dalam kerjasama Tantangan terbesar dalam membangun kerjasama adalah adanya konflik. Dalam aktivitas organisasi, dijumpai bermacam-macam konflik yang melibatkan individuindividu maupun kelompok-kelompok. Pada hakekatnya konflik terdiri atas lima bentuk, yaitu: 1. Konfli k dalam diri individu Konflik ini merupakan konflik internal yang terjadi pada diri seseorang. (intrapersonal conflict). Konflik ini akan terjadi ketika individu harus memilih dua atau lebih tujuan yang saling bertentangan, dan bimbang mana yang harus dipilih untuk dilakukan. Handoko (1995:349) mengemukakan konflik dalam diri individu, terjadi bila seorang individu menghadapi ketidakpastian tentang pekerjaan yang dia harapkan untuk melaksanakannya, bila berbagai permintaan pekerjaan saling bertentangan, atau bila individu diharapkan untuk melakukan lebih dari kemampuannya. Menurut Winardi (2004:169), terdapat tiga tipe konflik pada tingkat individu, yaitu: a.
Konflik mendekat-mendekat Konflik demikian meliputi suatu situasi di mana seseorang harus memilih antara dua macam alternatif positif dan yang sama-sama memiliki daya tarik yang sama. Contoh: apabila individu harus memilih antara tindakan menerima sebuah promosi yang sangat dihargai di dalam organisasi yang bersangkutan dan menerima pekerjaan baru yang menarik yang ditawarkan oleh organisasi lain.
b.
Konflik Menghindari-menghindari Sebuah situasi yang mengharuskan seseorang memilih antara dua macam alternatif negatif yang sama tidak memiliki daya tarik sama sekali. Contoh: apabila kita menghadapi pilihan transfer pekerjaan ke
31
KERJASAMA DAN KOLABORASI @DTS DASAR PAJAK I
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PAJAK
Amin Subiyakto,Ak., M.Si
kota lain yang berada pada lokasi yang tidak menyenangkan atau di PHK oleh organisasi di mana kita bekerja. c.
Konflik Pendekatan-menghindari Konflik ini meliputi sebuah situasi di mana seseorang harus mengambil keputusan
sehubungan
dengan
sebuah
alternatif
yang
memiliki
konsekuensi positif maupun negatif yang berkaitan dengannya. Contoh: apabila seseorang diberi tawaran promosi yang menjanjikan gaji lebih besar, tetapi yang juga sekaligus mengandung tanggung jawab yang makin meningkat dan yang tidak disukai. 2. Konfl ik antar indivi du Konflik antar individu (interpersonal conflict) bersifat substantif, emosional atau kedua-duanya. Konflik ini terjadi ketika adanya perbedaan tentang isu tertentu, tindakan dan tujuan di mana hasil bersama sangat menentukan. 3. Konfl ik antar anggota dalam satu kelompok Setiap kelompok dapat mengalami konflik substantif atau efektif. Konflik subtantif terjadi karena adanya latar belakang keahlian yang berbeda, ketika anggota dari suatu komite menghasilkan kesimpulan yang berbeda atas data yang sama. Sedangkan konflik efektif terjadi karena tanggapan emosional terhadap suatu situasi tertentu. 4. Konfl ik antar kelompok Konflik intergroup terjadi karena adanya saling ketergantungan, perbedaan persepsi, perbedaan tujuan, dan meningkatnya tuntutan akan keahlian. 5. Konfl ik antar bagian dalam organisasi Tentu saja yang mengalami konflik adalah orang, tetapi dalam hal ini orang tersebut "mewakili" unit kerja tertentu. Menurut Mulyasa (2004:244) konflik ini terdiri atas a.
Konflik vertikal. Terjadi antara pimpinan dengan bawahan yang tidak sependapat
tentang
cara
terbaik
untuk
menyelesaikan
sesuatu.
Misalnya konflik antara kepala sekolah dengan guru. b.
Konflik horizontal. Terjadi antar pegawai atau departemen yang memiliki hierarki yang sama dalam organisasi. Misalnya konflik antar tenaga kependidikan.
32
KERJASAMA DAN KOLABORASI @DTS DASAR PAJAK I
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PAJAK
c.
Amin Subiyakto,Ak., M.Si
Konflik lini-staf. Sering terjadi karena adanya perbedaan persepsi tentang keterlibatan staf dalam proses pengambilan keputusan oleh manajer lini. Misalnya konflik antara kepala sekolah dengan tenaga administrasi.
d.
Konflik peran. Terjadi karena seseorang memiliki lebih dari satu peran. Misalnya kepala sekolah merangkap jabatan sebagai ketua dewan pendidikan.
6. Konfl ik antar organisasi Konflik antar organisasi terjadi karena mereka memiliki saling ketergantungan pada tindakan suatu organisasi yang menyebabkan dampak negatif terhadap organisasi lain. Misalnya konflik yang terjadi antara sekolah dengan salah satu organisasi masyarakat. Konflik dapat terjadi antar anggota organisasi, antara individu atau kelompok dan antar organisasi jika mereka berkompetisi. Terdapat beberapa jenis tingkatan konflik yaitu: a.
Interpersonal Conflict Interpersonal conflict atau konflik yang terjadi antar individu, merupakan masalah yang serius karena menimbulkan efek yang dalam pada emosi setiap manusia. Hal tersebut terjadi karena setiap manusia memiliki kebutuhan untuk melindungi image pribadinya dan harga diri dari serangan orang lain. Ketika konsep pribadi mereka terancam, maka kesedihan yang dalam akan terjadi dan hubungan antar mereka akan memburuk. Konflik antar individu ini juga disebabkan dari kesalahan dalam berkomunikasi atau perbedaan persepsi Interpersonal conflict atau konflik yang terjadi antar individu muncul dari berbagai sumber : 1) Adanya perubahan organisasi (Organizational Change) 2) Perbedaan nilai-nilai organisasi ( Different sets of Values) 3) Tantangan terhadap status/jabatan (Threats to Status) 4) Pertentangan persepsi (Contrasting perceptions) 5) Berkurangnya kepercayaan (Lack of trust) 6) Ketidakcocokan kepribadian (Personality clashes) 7) Inclivity
33
KERJASAMA DAN KOLABORASI @DTS DASAR PAJAK I
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PAJAK
b.
Amin Subiyakto,Ak., M.Si
Intergroup Conflict Merupakan konflik yang terjadi antara bagian atau seksi dalam suatu bagian atau departemen. Intergroup Conflict muncul karena adanya perbedaan sudut pandang dan loyalitas antar bagian serta persaingan dalam memperoleh sumber daya
B. Resolusi konflik Penyelesaian konfl ik yang terjadi di antara orang lain. Ketika sebuah konflik terjadi dia antara dua orang lain di luar kita, maka kita dapat memilih beberapa sikap dalam menghadapi konflik tersebut. Beberapa pilihan itu adalah: 1.
Mengabaikan. Kadang-kadang, konflik akan terselesaikan sendiri dengan cara dibiarkan. Namun demikian, bukan mustahil pembiaran justru menyebabkan konflik menjadi lebih buruk. Oleh karena itu mengabaikan konflik selesai dengan sendirinya hanya dapat dilakukan untuk konflik yang tidak memiliki resiko tinggi.
2.
Mengancam Suatu konflik yang terjadi dia antara pihak lain dapat diselesaikan dengan cara memberikan ancaman kepada pihak-pihak yang terlibat. Namun demikian cara ini bukan cara terbaik yang dapat dilakukan.
3.
Memisahkan Memisahkan orang yang terlibat konflik secara fisik dapat mengakhiri konflik yang terjadi antar pihak yang terlibat.
4.
Menghentikan/memecat Cara paling mudah untuk memastikan selesainya konflik antara pihak-pihak dalam sebuah organisasi adalah dengan cara melakukan pemecatan. Walaupun cara ini sangat mudah, tetapi cara ini sering kali memerlukan biaya yang cukup besar. Biaya besar itu muncul untuk memberikan pesangon kepada pegawai yang dipecat. Biaya besar juga harus dikeluarkan bila pegawai yang bersangkutan melakukan tuntutan secara hukum di pengadilan. Dengan demikian meskipun cara ini sangat mudah, tetapi cara ini belum tentu dapat diambil oleh semua organisasi. 34
KERJASAMA DAN KOLABORASI @DTS DASAR PAJAK I
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PAJAK
5.
Amin Subiyakto,Ak., M.Si
Memberikan nasihat secara pri badi Memberikan nasihat secara pribadi seringkali dapat menyebabkan pihakpihak yang bermusuhan dapat di damaikan. Akan tetapi pemberian nasihat secara parsial kepada masing-masing pribadi ini sering kali manajer yang memberikan nasihat justru ditarik untuk memihak kepada salah satu pihak yang menghadapi konflik. Akibatnya dia akan menjadi lawan dari satu pihak dan di sisi lain menjadi kawan bagi pihak yang lain. Bila kondisinya demikian, tentu saja cara ini tidak lagi efektif untuk digunakan. Dari kelima pilihan tersebut di atas, belum ditemukan sebuah cara yang terbaik yang tidak menyebabkan kedua belah pihak merasa dirugikan, juga tidak dapat menjamin bahwa suasana pekerjaan di waktu akan datang menjadi lebih baik.
6.
Mediasi Manajer Setelah menguraikan problem pilihan penyelesaian konflik seperti tersebut di atas, dalam buku Resolution Conflict (2001), Daniel Dana menawarkan penyelesaian yang lebih baik yaitu dengan melakukan mediasi. Dalam buku tersebut Daniel Dana menguraikan langkah-langkah yang dilakukan oleh manajer untuk memecahkan konflik antara orang-orang yang dipimpinnya. Langkah-langkah itu adalah: a. Memutuskan untuk melakukan mediasi Salah satu hal yang harus diperhitungkan dalam melakukan pemecahan sebuah
konflik
antara
anggota
dalam
tim
adalah
dengan
cara
pendekatan secara informal. Oleh karena perlu dilakukan mediasi oleh manajemen terhadap pihak yang terlibat. Namun demikian ada saatnya mediasi oleh manajemen tidak diperlukan. Kondisi-kondisi berikut menyebabkan mediasi oleh manajemen seharusnya tidak dilakukan. 1)
Pelanggaran atas aturan hukum dan etika
2)
Performance individu di bawah standard
3)
Konflik muncul karena permasalahan pribadi
b. Melakukan pertemuan pendahuluan Dalam pertemuan pendahuluan ini, perlu dipastikan empat hal yaitu: 35
KERJASAMA DAN KOLABORASI @DTS DASAR PAJAK I
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PAJAK
Amin Subiyakto,Ak., M.Si
1) Untuk mendengarkan sudut pandang masing-masing pihak 2) Untuk mendefinisikan masalah utama yang harus dipecahkan 3) Untuk menerangkan informasi kunci tentang pertemuan tiga arah 4) Untuk meyakinkan bahwa mereka sepakat untuk hadir
c. Membuat rencana materi pembicaraan dalam pertemuan dengan pihak yang terlibat konflik. Beberapa aspek materi yang harus diperhatikan adalah 1) Lokasi pertemuan Lokasi harus diusahakan bersifat netral dan terlindung dari orang lain (private) 2) Tempat duduk dan posisi fisik. Posisi tempat duduk dari pihak-pihak yang terlibat konflik dirancang agar mereka dapat saling berhadapan dengan dipisahkan oleh meja. Sementara mediataor duduk di antara keduanya. 3) Waktu pertemuan 4) Siapa yang harus memulai pembicaraan dan jalannya pembicaraan. 5) Lama pertemuan
d. Melakukan pertemuan tiga pihak Dalam pertemuan tiga pihak ini, mediator tidak bertugas untuk memberikan kunci pemecahan masalah, mediator hanya bertindak seolah-olah seorang polisi lalu lintas yang mengatur lalu lintas pembicaraan.
Selama
pembicaraan
dan
pertemuan,
menyampaikan
setelah maksud
mediator
membuka
pertemuannya
dia
mempersilahkan pihak-pihak yang terlibat untuk berbicara. Sementara itu mediator diam mendengarkan dengan terus menjaga kemungkinan munculnya beberapa hal : 1.
Penyimpangan dari pembicaraan utama. Bila
terdapat
penyimpangan
pembicaraan
dari
materi
sebenarnya, mediator mengingatkan agar kedua belah pihak kembali 36
ke
topik
sebenarnya.
KERJASAMA DAN KOLABORASI @DTS DASAR PAJAK I
Apabila
tidak
terdapat
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PAJAK
Amin Subiyakto,Ak., M.Si
penyimpangan topik pembicaraan, maka mediator diam saja menunggu proses berlangsung. 2.
Tindakan untuk menenangkan Dalam
pembicaraan
dua
pihak
dimungkinkan
munculnya
kembali masalah di luar pekerjaan yang menjadikan mereka terlibat konflik. Bila hal ini muncul bisa jadi masing-masing pihak akan kembali terlibat kemarahan. Bila hal ini terjadi, mediator
harus
berusaha
melakukan
tindakan
guna
menenangkan kedua belah pihak. Ketika pembicaraan berjalan sesuai dengan kesepakatan, maka sambil menunggu, mediator mencari celah untuk membuat terobosan yang dapat menjadi
kesepakatan
mereka
berdua
sehingga
dapat
memperbaiki
hubungan kerja di antara mereka. Bila kesempatan tersebut muncul maka mediator membantu kedua belah pihak untuk membuat kesepakatan. Sebuah kesepakatan yang baik setidak-tidaknyamemenuhi tiga unsur yaitu 1.
Seimbang Masing-masing mendapatkan
pihak
yang
keuntungan
dari
terlibat
masalah
kesepakatan
ini
yang
harus dicapai,
walaupun mungkin dia harus memberikan konsesi kepada pihak lain. 2. Spesifik Spesifik memiliki arti kesepakatan yang dibuat memuat detail yang jelas mendefinisikan siapa yang harus melakukan apa, kapan, untuk berapa lama, dalam kondisi apa, dengan apa bantuan dan lain-lain. Menjadi tidak efektif bila kesepakatan bersifat normatif seperti “saya akan berbuat lebih baik” 3. Dituliskan Akhirnya, harus dicatat. Artinya, catatan diambil tentang rincian kesepakatan. Biasanya, ini catatan yang ditulis oleh para mediator, yang kemudian menegaskan dengan peserta yang berhubungan secara akurat menangkap apa yang mereka telah setuju untuk itu. 37
KERJASAMA DAN KOLABORASI @DTS DASAR PAJAK I
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PAJAK
Amin Subiyakto,Ak., M.Si
e. Melakukan tindak lanjut Sebelum menutup pertemuan dalam proses mediasi, mediator perlu mengusulkan waktu untuk pihak yang terlibat konflik bertemu satu atau dua minggu kemudian di kantor. Mediator menjelaskan bahwa tujuan dari pertemuan lanjutan ini tidak akan bergeser dari pertemuan yang baru saja selesai dilakukan. Sebaliknya, pertemuan itu adalah untuk meninjau kesepakatan dan memeriksa bagaimana kesepakatan itu dilaksanakan. Manajer sebagai mediator akan mengawasi kinerja yang terkait dengan hubungan di antara mereka berdua. Penyelesaian Konfli k An tara Diri s endiri dengan pihak lain Bila pada uraian di atas kita belajar bagaimana menyelesaikan konflik antara dua orang dengan menggunakan mediasi sederhana. Namun demikian masih dimungkinkan munculnya konflik antara diri sendiri dengan pihak lain. Jika manajer Anda tidak melihat apa yang terjadi antara anda dengan rekan kerja anda, atau tidak peduli atau tidak tahu apa yang harus lakukan? Dalam keadaan seperti ini anda lebih suka mungkin menangani sendiri tanpa manajer Anda terlibat. Pada bagian ini dijelaskan cara melakukan " self -mediasi" dengan memakai dua topi. Bila seseorang ingin menyelesaikan konflik dengan pihak lain tanpa mediasi pihak ketiga, Daniel dana menguraikan empat langkah yang dilakukan yaitu: 1. Mencari waktu untuk bicara Untuk dapat menemukan waktu guna melakukan pembicaraan dengan pihak lain tentu saja harus dilakukan pembicaraan pendahuluan. Dalam pembicaraan pendahuluan tersebut dapat mengikuti pola sebagai berikut: a)
Pendekatan
b)
Pernyataan masalah/alasan kita harus bicara
c)
Permohonan/meminta yang lain untuk memenuhi
d)
Penjualan (optional bagi konflik yang terkait dengan penjualan organisasi)
38
e)
Peraturan Kardinal (aturan umum dalam organisasi)
f)
Waktu dan Tempat
KERJASAMA DAN KOLABORASI @DTS DASAR PAJAK I
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PAJAK
Amin Subiyakto,Ak., M.Si
Dalam pembicaraan awal untuk melakukan pertemuan, seringkali pihak lain menyampaikan berbagai alasan keberatan. Bila ditemukan masalah seperti ini, maka rumus untuk menghadapinya adalah: a)
Mengakui keberatan tersebut (empathy) Jangan
memperlakukan
alasan
prospek
untuk
menurunkan
penawaran Anda sebagai imate penting atau illegit. Mengakui bahwa dalam bingkai persepsi dari prospek, keberatannya adalah alasan bagus untuk tidak menerima tawaran tersebut. b)
Tampilkan manfaat. Gunakan
keberatan
prospek
untuk
menunjukkan
bagaimana
kepentingan sendiri sebenarnya akan dilayani dengan menerima tawaran tersebut. Jika keberatan adalah "Saya tidak punya waktu," menunjukkan keuntungan menghemat waktu dari penawaran Anda. Jika keberatan adalah "Ini tidak begitu penting," menunjukkan bagaimana risiko tidak menerima tawaran itu bisa serius. Jika SI objektifikasi adalah "Kami sudah berbicara tentang hal ini dan tidak berhasil," menunjukkan bahwa Anda telah belajar dari pendekatan baru yang dapat menghasilkan sukses jika kalian berdua mencoba lagi untuk bicara itu. c)
Tanyakan lagi. Ulangi menawarkan. Penjualan profesional memberitahu kami bahwa alasan penjualan terbesar tunggal yang hilang adalah kegagalan tenaga penjual untuk bertanya lagi.
2. Merencanakan waktu , tempat serta kon teks pembicaraan Selain memilih tempat diskusi maupun waktu dengan memperhatikan masukan dari pihak lain, diupayakan agar pemilihan waktu dan tempat akan membawa kedua belah pihak memiliki banyak kesamaan. Ketika hendak mengidentifikasikan masalah yang ingin diselesaikan, agar berhatihati untuk mendapatkan sikap yang netral dan obyektif. Jangan mengkritik atau menyiratkan bahwa orang lain adalah pada posisi salah. Yang harus
39
KERJASAMA DAN KOLABORASI @DTS DASAR PAJAK I
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PAJAK
Amin Subiyakto,Ak., M.Si
terus tertanam dalam benak kita adalah "sesuatu yang kita butuhkan dipecahkan." 3. Membawa pembic araan keluar Setelah diperoleh kesepakatan waktu dan tempat pembicaraan, maka dalam melakukan pembicaraan ini kita memerankan dua fungsi. Fungsi negosiator, di mana kita memerankan diri kita yang sebenarnya dengan kepentingan-kepentingan kita, tanpa harus menurunkan target negosiasi yang harus dicapai. Fungsi kedua adalah fungsi mediator. Harus difahami, bahwa pada saat melakukan pembicaraan, kita juga memiliki fungsi sebagai mediator. Sebagai mediator kita harus memerankan fungsi sebagaimana dalam mediator konflik bagi orang lain. Dalam proses ini kita memiliki tugas: a.
Pastikan proses pembicaraan masalah penting terus berjalan.
b.
Penawaran dan dukungan Perlambangan mendamaikan tures.
c.
Dengan sabar menunggu terobosan.
Mediator harus jeli melihat kapan dia dapat membuat terobosan dari pembicaraan yang dilakukan. Bila langkah terobosan dapat diperoleh, maka proses akan menuju pada langkah berikutny yaitu membuat kesepakatan. 4. Membuat kesepakatan Ketika ditemukan terobosan dari pembicaraan yang ada, maka langkah menuju kesepakatan sudah hampir tercapai. Terdapat tiga jenis keputusan pembicaraan bila ditinjau dari sisi untung rugi pihak-pihak yang terkait. a) Keputusan menang kalah Jika saya menang, maka anda kalah /kehilangan (dan sebaliknya). Keputusan model ini akan berakibat bahwa pemenang "mengambil semua hasil". b) Keputusan Kalah-kalah "Kalau aku kalah, aku akan memastikan bahwa Anda akan kehilangan juga“ adalah asumsi keputusan “kalah-kalah”. Keputusan ini tidak cocok dalam menyelesaikan konflik, karena jika suatu fihak kalah, maka dia akan mencegah orang lain untuk menang. 40
KERJASAMA DAN KOLABORASI @DTS DASAR PAJAK I
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PAJAK
Amin Subiyakto,Ak., M.Si
c) Keputusan menang-menang. "Saya
percaya
masing-masing
dari
kita
dapat
memperoleh
keuntungan " merupakan sebuah asumsi yang baik. Keputusan ini dapat menjadi alat untuk mencari keputusan “non-permusuhan” sebagai landasan bersama untuk melakukan kepentingan bersama. Tentu saja sebagaimana diuraikan dalam pemecahan konflik antara orang lain, dalam membuat kesepakatan untuk konflik dengan orang lain juga memperhatikan tiga hal yaitu: seimbang, spesifik dan dicatat. Penyelesaian Kon flik Tim Sejauh ini kita telah belajar cara menggunakan alat mediasi untuk memecahkan konflik yang memiliki struktur sederhana satu-dua individu yang saling bergantung yang tidak mewakili konstituen dan yang mampu berkomunikasi pada waktu yang sama di tempat yang sama. Kadang-kadang konflik yang terjadi melibatkan lebih dari dua pihak untuk diselesaikan. Dalam kondisi seperti ini, proses mediasi yang harus dilakukan tentu lebih rumit. Untuk menangani masalah seperti ini Daniel Dana menunjukkan beberapa langkah sebagai panduan dengan rincian sebagai berikut. Langk ah 1, Tentukan masalah. Ketika konflik terjadi dalam sebuah tim dengan banyak pihak yang terlibat, di mana beberapa pihak merasa benar dan menyalahkan pihak yang lain, maka definisi masalah yang tepat adalah bukan menentukan terlebih dahulu siapa yang bersalah. Mediator harus menentukan prinsip bahwa tim dapat bekerjasama untuk mencapai target yang ditentukan. Langkah 2. Tentukan pihak yang akan dilibatkan Dalam hal jumlah orang yang terlibat hanya sedikit, bisa saja semua pihak dilibatkan dalam melakukan mediasi. Apabila jumlah yang terlibat sangat besar, maka dapat dibuat kluster alam atau sub-tim. Kluster terdiri dari orang dengan minat yang sama. Setiap kelompok harus memilih seorang juru bicara yang melapor kepada tim penuh. Pemisahan ruangan dapat digunakan untuk memungkinkan kelompok untuk mencapai konsensus secara pribadi sebelum melaporkan
41
kepada
tim
penuh.
Co-fasilitator atau
KERJASAMA DAN KOLABORASI @DTS DASAR PAJAK I
mediator
mungkin
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PAJAK
Amin Subiyakto,Ak., M.Si
diperlukan untuk membantu melakukan tugas diskusi kelompok dan mencapai konsensus selama masa tunggu. Membuat lingkungan aman ketika beberapa level hirarki masuk dalam tim mediasi, mediator mungkin perlu pelatih anggota senior di muka tentang perlunya untuk memastikan anggota junior bahwa mereka tidak akan dirugikan dengan menjadi jujur dalam mengungkapkan pikiran mereka dan merasa lukisan selama mediasi. Anggota junior mungkin perlu mendengar bahwa mendapat jaminan langsung dari anggota senior. Mudah-mudahan jaminan yang akan diberikan tulus dan ketulusannya akan dipercaya. Takut akan balas dendam, apakah didirikan atau tidak berdasar, merusak keberhasilan mediasi dan, bahkan lebih penting, masing-masing harus membeli solusi dan committed untuk mengimplementasikannya. Langkah 3. Dapatkan kepastian kehadiran pihak yang terlibat. Pada tahap ini, mediator harus mengundang seluruh pihak yang akan disertakan dalam pertemuan. Terkadang ada pihak-pihak yang tidak mau hadir dalam pertemuan itu dengan berbagai alasan. Menghadapi hal seperti ini mediator harus mampu meyakinkan kepada mereka untuk hadir. Perlu ditekankan bahwa pertemuan tersebut tidak untuk mencari kesalahan yang telah dilakukan. Pertemuan dilakukan untuk mencari jalan keluar bagi permasalahan yang dihadapi. Pada langkah ini mediator harus menjaga agar semuanya tetap terbuka dan tidak ditutup tutupi. Hal ini untuk menghilangkan kecurigaan dari pihak-pihak yang diundang bahwa pertemuan yang diadakan mengandung agenda tersebunyi. Langk ah 4. Membantu para pih ak mendefi nis ikan kepentingan mereka. Dalam pertemuan yang diadakan, hal pertama yang dilakukan mediator adalah menekankan kembali kepada para pihak yang hadir bahwa pertemuan tersebut
dilakukan
bekerjasama
dalam
mencapai
rangka
target
mencari
yang
kesepakatan
ditentukan.
agar
Selanjutnya
dapat
mediator
menggali keinginan dan kepentingan dari pihak-pihak yang terlibat dalam konflik. Mereka diminta untuk menuliskan keinginan-keinginan mereka yang berbeda-beda pada saat bekerja dalam kelompok. Langkah ini perlu dilakukan untuk meyakinkan bahwa kedatangan mereka dalam pertemuan juga untuk 42
KERJASAMA DAN KOLABORASI @DTS DASAR PAJAK I
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PAJAK
Amin Subiyakto,Ak., M.Si
mempertaruhkan kepentingan mereka. Bila kepentingan-kepentingan tersebut sudah dapat ditentukan, mereka juga diminta untuk memberikan alasan mengapa hal tersebut menjadi penting dan harus diperjuangkan oleh mereka. Mari kita luangkan waktu untuk berpikir tentang mengapa mediator perlu menarik keluar hal yang mendasari kepentingan masing-masing tim. Ini memiliki dua tujuan: 1.
Pada tingkat yang dangkal, kepentingan individu ditunjukkan apakah dimunculkan pada lembaran kertas di sekitar ruangan atau di layar berfungsi sebagai kriteria terhadap solusi yang mungkin yang akan diuji nanti dalam rapat.
2.
Pada tingkat yang lebih dalam, memungkinkan dan mendorong setiap orang untuk mengekspresikan ide-ide sendiri, pendapat, pandangan, dan kebutuhan mencapai persyaratan diferensiasi, yang harus mendahului integrasi.
Artinya, selama proses mediasi, apakah konflik yang sedang ditengahi adalah interpersonal atau kelompok atau antar kelompok atau internasional orang harus diperbolehkan ruang untuk mengekspresikan perbedaan mereka, untuk membangun identitas diri mereka sebagai yang berbeda dari orang lain, berbicara tentang aku, untuk menyatakan kebutuhan saya, untuk menyatakan nilai-nilai saya dan pendapat. Hanya setelah mereka memiliki waktu yang cukup untuk menyatakan perbedaan mereka bisa marah, mencari kesalahan bersengketa menjadi sekutu siap untuk mempertimbangkan kesamaan mereka dan untuk mengintegrasikan kepentingan mereka ke dalam solusi umum. Itu sifat manusia. Dengan
demikian,
memungkinkan
dalam
fihak
yang
setiap
mediasi,
bersengketa
tahap
untuk
pertama
adalah
mengekspresikan
dan
mengartikulasikan perbedaan mereka. Perbedaan yang cukup akan membuka jalan bagi tercapainya integrasi. Tahap kedua setiap mediasi, di mana pihak yang bersengketa dapat mengintegrasikan kepentingan berbeda mereka menjadi
sebuah
solusi
umum.
integrasi
diferensiasi yang cukup.
43
KERJASAMA DAN KOLABORASI @DTS DASAR PAJAK I
yang
sukses
membutuhkan
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PAJAK
Amin Subiyakto,Ak., M.Si
Pada tahap ini , untuk menghindari masalah, mediator konflik tim harus menghindari tiga perilaku berikut: 1.
Personalisasi Jangan biarkan orang-orang untuk menggunakan penghinaan pribadi inflamasi dan bahasa merendahkan lainnya. Tunjukkan penolakan Anda dengan segera bila terjadi.
2.
Penarikan Jangan biarkan orang-orang untuk tetap pasif untuk periode waktu panjang. Setiap orang butuh mengekspresikan dirinya sendiri selama proses mediasi. Ajukan pertanyaan khusus dengan ditarik individu untuk memperoleh respon mereka.
3.
Pengkambinghitaman Jangan biarkan subkelompok untuk "mengeroyok" pada individu atau lebih kecil subkelompok. Dorong ekspresi individu; mencegah koalisi subkelompok yang mengarah ke "kita terhadap mereka" sehingga lebih mengarah pada pemanfaatan kekuatan dan hukum.
Langkah 5. Brainstormin g pilih an. Setelah
masing-masing
berikutnya
adalah
menuliskan
meminta
keinginan-keinginan
kepada
para
pihak
mereka,
untuk
tahap
merumuskan
pemecahan masalah yaitu bagaimana agar mereka dapat bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Dalam rangka melakukan brainstorming ini terdapat sebuah teknik yang dikenal dengan nama NGT ( Nominal Group Technique) yang dikenalkan pertam kali oleh Andre L Delbecg, Andrew H Van de Ven dan David H Gustafon pada tahun 1975. Dalam teknik ini brainstorming dilakukan dalam empat tahap yaitu: 1.
Silent generattion of ideas (hening /diam sesaat untuk menghasilkan ide-ide). Pertama mediator dapat meminta agar masing-masing berdiam diri sejenak untuk berfikir dan selanjutnya menuliskan sedikitnya tiga ide pemecahan masalah tentang “bagaimana agar kita dapat bekerja sama
44
KERJASAMA DAN KOLABORASI @DTS DASAR PAJAK I
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PAJAK
Amin Subiyakto,Ak., M.Si
mencapai target bersama”. Pada tahap ini masing-masing pihak diharapkan akan memiliki usulan pemecahan masalah.
2.
Round robin reporting (pelaporan dengan model round robin). Kedua, mediator meminta para pihak mengungkapkan apa yang menjadi
idenya
secara
bergilir
satu
persatu.
Ide-ide
tersebut
diungkapkan dan ditulis mediator di papan depan. Bila sampai pada gilirannya seseorang tidak dapat mengungkapkan idenya dia dilewati, karena dianggap tidak memiliki ide. Setelah semua mendapatkan bagiannya, diperoleh banyak alternatif yang bersumber dari keterlibatan para pihak. Bisa jadi pada tahap ini sudah mulai muncul kritik atas ide dari para pihak yang lain. Bila hal seperti ini muncul, mediator harus mengungkapkan bahwa pencatatan ide-ide yang dilontarkan hanya merupakan brainstorming dan bukan merupakan keputusan.
3.
Group clarification (Klarifikasi kelompok). Ketiga klarifikasi kelompok. Pada tahap ini mediator meninjau seluruh daftar ide-ide yang terkumpul yang jumlahnya bisa lebih dari tiga kali jumlah peserta rapat. Setiap mediator membaca satu pernyataan dengan suara keras, dia bertanya, "Apakah ada yang punya pertanyaan tentang apa yang dimaksud dengan gagasan ini?" Ketika pertanyaan muncul dari salah satu peseerta, mediator meminta orang yang menyumbangkan ide untuk menjelaskannya lebih terinci. Dia kemudian menambahkan beberapa kata ke item yang di papan tulis untuk menangkap pemahaman yang lebih lengkap. Sesekali, dua atau tiga ide yang tampak sangat mirip digabungkan menjadi satu dengan memastikan terlebih dahulu bahwa tim setuju bila ide-ide
tersebut
dapat
digabungkan
tanpa
kehilangan
beberapa
perbedaan yang signifikan antara mereka. Dengan memiliki sejumlah ide yang ada, mediator harus memastikan bahwa semua anggota tim memiliki pemahaman umum tentang gagasan-gagasan yang telah diperoleh bersama. Setelah melalui proses penggabungan beberapa ide 45
KERJASAMA DAN KOLABORASI @DTS DASAR PAJAK I
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PAJAK
Amin Subiyakto,Ak., M.Si
yang sama, maka pada saat akhir akan diperoleh jumlah ide yang lebih sedikit dari jumlah semula. 4. Voting and ranking (pengambilan suara dan pemeringkatan) Mediator meminta anggota tim agar masing-masing menentukan beberapa pilihan favoritnya dari daftar yang telah ada (Daniel dana menyebutkan jumlah yang praktis adalah sepertiga dari jumlah ide. Jika daftar berisi 10 gagasan, meminta tiga favorit. Jika daftar memiliki 23 ide, meminta delapan favorit.) Berdasarkan pilihan favorit yang diperoleh dari peserta, mediator membuat pemeringkatan secara urut berdasarkan jumlah dukungan peserta atas sebuah ide. Urutan teratas adalah ide yang mendapat dukungan terbanyak, sedangkan ide yang dukungannya lebih sedikit mengikuti di bawahnya. Pada tahap ini, mungkin ada juga ide-ide yang sudah tidak mendapat dukungan. Dari daftar urutan yang sudah diperoleh itu mediator dapat memastikan bahwa ide-ide yang paling menjanjikan dipilih untuk dianalisis lebih dalam. Voting dan peringkat juga memastikan bahwa semua anggota memiliki pengaruh yang sama dalam pemilihan akhir.
Langkah 6. Menguji pilihan terhadap minat dan memodifikasi sesuai keperluan. Dari proses tahap kelima diperoleh beberapa ide dengan suara terbanyak (misalnya empat buah ide). Selanjutnya mediator akan mulai memeriksa setiap gagasan untuk dicocokkan dengan kepentingan masing-masing pribadi, apakah ide tersebut merugikan kepentingan pribadi yang dipertaruhkan. Namun demikian, mediator dapat memberi kesempatan terlebih dahulu kepada para peserta bila ingin menambah atau mengurangi kepentingan yang dipertaruhkan dan telah dituliskannya dalam lembar masing-masing peserta. Selama proses pengujian, mediator dan peserta dapat melakukan modifikasi atas ide yang ada agar keputusan yang diambil tersebut mendapatkan dukungan dari semua fihak tanpa merugikan kepentingan masing-masing. Ide-ide yang dihasilkan ini menjadi draft awal rencana aksi ( action plan) yang selanjutnya akan difinalisasi dengan tahapan langkah berikutnya.
46
KERJASAMA DAN KOLABORASI @DTS DASAR PAJAK I
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PAJAK
Amin Subiyakto,Ak., M.Si
Langkah 7. Finalisasi rencana aksi. Daniel dana mendefinisikan rencana aksi dengan ungkapan “Satu set instruksi spesifik yang mengandung siapa mengerjakan apa, kapan, untuk berapa lama, dengan dukungan apa/siapa, dengan cara apa, dan sebagainya”. Sebuah rencana aksi dapat diverifikasi, sehingga orang lain akan dapat menentukan apakah seseorang telah melaksanakan tugas-tugas khusus mereka sebagaimana tercantum dalam rencana aksi atau tidak. Kembali ke ide-peringkat teratas, yang seluruh anggota tim kini secara eksplisit menerima, mediator dapat bertanya dengan ungkapan misalnya "OK, bagaimana kita akan melakukannya? Siapa yang perlu melakukan apa? Untuk berapa lama? Dengan apa batas waktu? Dengan dukungan apa dari siapa lagi?“ Mediator memimpin kelompok melalui diskusi untuk memutuskan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dan keputusan mereka menulis pada selembar kertas flipchart di bawah judul "Rencana Aksi" Harap diingat dan selalu diingat bahwa rencana aksi harus sangat detil dan spesifik. Rencana aksi adalah kontrak antara tim, yang menentukan masing-masing individu, dan masing-masing anggota bertanggung jawab atas tindakannya. Setiap ambiguitas harus dihilangkan. Langkah 8. Meminta komitmen. Satu langkah lagi tersisi untuk menyelesaikan mediasi konflik tim. Semua anggota harus tulus mengkonfirmasi bahwa mereka mendukung rencana tindakan dan berkomitmen untuk melaksanakan itu. Kadang-kadang cukup mudah untuk mengambil keputusan ketika semua diam dan dianggap setuju, dengan asumsi bahwa keputusan telah sesuai dengan suara mereka. Tapi menafsirkan diam sebagai persetujuan tetap mengandung resiko. Mediator harus memastikan bahwa rencana aksi tim adalah keputusan konsensus kolektif di mana Ia mendapatkan persetujuan setiap individu untuk rencana tersebut. Jadi, dia dapat pergi ke sekeliling ruangan, mengundang setiap individu untuk mengekspresikan perasaan kuatir tentang rencana dan bagian-nya di dalamnya. Sebelum dia bertanya, dia meyakinkan mereka bahwa ia terbuka untuk mendengarkan keprihatinan mereka.
47
KERJASAMA DAN KOLABORASI @DTS DASAR PAJAK I