BAHAN AJAR : Teknologi Ototronik : OTO 116/4 Sks : Teknik Otomotif : Fakultas Teknik : 1 dan 2 : Toto Sugiarto, S.Pd, M.Si
Nama Bahan Kajian Kode/Sks Program Studi Fakultas Pertemuan Ke Dosen
Learning Outcomes (Capaian Pembelajaran) terkait KKNI
Mahasiswa Mahasiswa dapat dapat mengetahui mengetahui prinsip prinsip kerja, kerja, nama dan fungsi fungsi komponen, komponen, cara kerja, kerja, dan jenis serta analisa gangguan gangguan pada sistem sistem pengapian elektronik. Mahasiswa dapat menjelaskan perbedaan sistem pengapian elektronik dengan sistem pengapian konvensional, konvensional, serta mampu mendiagnosa kerusakan dan melakukan perawatan dan perbaikan pada sistem pengapian elektronik. Soft skills/Karakter skills/Karakter : Bekerja Bekerja secara secara sistematis
Materi : Sistem Pengapian Elektronik 1. Uraian Uraian umum umum sistem sistem penga pengapia pian n elektro elektronik nik 2. Komponen Komponen dan konst konstruksi ruksi sistem sistem pengap pengapian ian elektro elektronik nik 3. Rangkaian Rangkaian dan cara cara kerja kerja sistem sistem penga pengapian pian elektr elektronik. onik. 4. Jenis-jeni Jenis-jeniss sistem sistem pengapia pengapian n elektronik elektronik 5. Diagnosa Diagnosa kerusaka kerusakan n sistem sistem penga pengapian pian elektronik elektronik 6. Pemelihar Pemeliharaan aan dan dan perawata perawatan n sistem sistem pengap pengapaian aian elektro elektronik nik
Materi Materi Pertem Pertemuan uan 1 dan 2
Fungsi utama dari sistem pengapian adalah sebagai penyalur awal pembakaran sesuai dengan waktu pembakaran pembakaran dan besar besar api yang di butuhkan. butuhkan. Pada sistem pengapian
konvensional
terdapat
beberapa
Bahan Ajar Sistem Pengapian Elektronik. By. TS. 2012
kelemahan
yang
selanjutnya
akan 1
menurunkan performance dari sistem pengapian tersebut apabila telah dipakai dalam kurun waktu tertentu, disamping disamping itu juga bila putaran mesin mesin bertambah, tegangan tinggi yang dihasilakan oleh ignition coil akan menurun sebanding dengan kenaikan putaran mesin. Untuk memperbaiki hal-hal tersebut pada sistem pengapian digunakan sistem pengapian transistor. Sebelum mengikuti modul ini, peserta pelatihan harus sudah melengkapi kompetensi berikut ini : 1. Sistem Sistem Peng Pengapi apian an Konv Konvens ension ional al 2. Dasar Dasar kelist kelistrik rikan an otomot otomotif if 3. Kem Kemagn agnetan tan. 4. Elek Elektr tron onik ikaa dasa dasarr 5. Dasar Dasar das dasar ar kese keselam lamata atan n kerja kerja.. Breaker point pada sistem pengapian biasanya memerlukan pemeliharaan berkala karena beroksidasi selama adanya loncatan bunga api. Sistem solid-state transistorized ignition (yang selanjutnya disebut dengan sistem pengapian transistor) yang dikembangkan untuk menghapuskan perlunya pemeliharaan, yang pada akhirnya mengurangi biaya pemeliharaan bagi pemakai. Kelengkapan dari sistem pengapian transistor adalah sebagai berikut : 1. Dist Distri ribu buto torr deng dengan an sig signa nall roto rotorr 2. Igniter 3. Ignition coil 4. Busi (Spark plug) Pada sistem pengapian transistor, signal generator dipasang di dalam distributor untuk menggantikan breaker breaker point dan cam. Signal Signal generator membangkitkan membangkitkan tegangan tegangan untuk mengaktifkan transistor pada pada igniter untuk memutus memutus arus primer pada pada ignition coil. Transistor yang dipergunakan untuk memutus aliran arus primer tidak mengadakan kontak logam dengan logam, sehingga tidak tejadi keausan dan penurunan tegangan sekunder.
Bahan Ajar Sistem Pengapian Elektronik. By. TS. 2012
2
A. DISTRIBUTOR D N SIGNAL GENERATOR
Bagian Bagian yang paling pen pentin ting pada distr istrib ibut uto or untuk tuk siste istem m pen pengapaian full transistor adalah lah sign ignal genera tor, signal generator terdiri dari : •
Signa Signall rotor rotor
•
Pick-up coil
•
Bracket
•
Permanent Permanent magnet
Bahan Ajar Sistem Pengapian Elektr Elektroni onik. k. By. TS. 2012 2012
3
Signal generator ad lah semacam generator AC (arus bolak bal ik) berfun berfungs gsii untuk untuk meng menghi hidu dupk pkan an pow pow er tr transistor di didalam ig igniter un untuk me memu uskan arus primer igni ignitio tion n coi coill pad padaa saat pengapian yang tepat. 1. Konstruksi Signa Signall gener generato atorr terdi terdiri ri dari dari magnet magnet perma permanen nen yang yang memb memberi magnet kepada pick-up coil unt k memba membang ngkit kitkan kan arus arus bola bolak k balik balik (AC) d n signa signall rotor rotor yang yang menginduksi teganga angan n AC dida didala lam m pick pick-u -up p coil coil sesu sesuai ai den den an saat pengapian. Signal rotor mempuny mpunyai ai gigi gigi-g -gig igii seb seban anya yak k jumla jumlah h sil silin ind d r (4 gigi untuk 4 silin ilind der da dan 6 gi gi untu untuk k 6 silin ilinde der) r).. Sig Signal roto rotorr dipa ipasang p da distributor shaft seperti pemasan an camlobe pada sistem pengapaian konven ional. Pick-up coil dip sang pad pada brac racket yang berfun rfung gsi untu untuk k me ubah fluksi magnet menjad jadi tegang n induksi. Bracket sebagai inti besi dari pick-up coil yang nantinya akan
enjadi magnet induksi pada saat terjadi p nghantaran medan
magnet dari ma net perma permane nen n melalui melalui sign signal al rotor. rotor.per perman manee t magnet berfungsi sebagai sumber ari induksi induksi untuk untuk pick-up pick-up coil yang yang dipas dipasan an pada bracket.
2. Prinsip Pemban kitan EMF Garis gaya magnet (magnetic flux) dari magnet permanen mengalir dari sigal rotor melalui pick-up coil. Celah udara antara rotor dan pick-up coil yang berubah-ubah,
aka kepad padatan ga garis gaya magnet pa pada pi k-up coil berubah.
Perubahan kep datan garis gaya (flux density) ini me bangkitkan EMF (te (tegang gangaan) da dala
pick-up coil.
Bahan Ajar Sistem Pengapian Elektr Elektroni onik. k. By. TS. 2012 2012
4
Gamb Gambar ar diba dibawa wah ini menunjukkan posisi signal rotor, pe ubahan garis gaya yang terjadi dan EMF yang dibangkitkan pada pick-up coil. Bila gigi rotor berada pada posisi A, celah dengan pick-up adala adalah h celah celah yang yang terbesar, ja jadi fl fl x den densi sity ty amat amat lema lemah. h. Juga Juga kare karena na tingk tingkat perubahan pada (magnetic flux) garis gaya gaya magnetny magnetnyaa nol, maka maka tida tida
ada EMF yang
dibangkitkan. Signa Signall rotor rotor teru terus berp berput utar ar lebi lebih h jau jauh h dari dari posi posisi si ini, ini, maka maka celah udara mengecil dan fluk fluk density density menjadi menjadi besa besar. r. Pada Pada posisi posisi B peru perubah bahan an flux (garis gayanya) yang terbesar dibangkitkan EMF maksimum. Pada posisi antara B dan C, perubahan flux (garis (garis gayanya gayanya)) berkurang berkurang dan EMF EMF yan
dibangkitkan pun
berkurang. Karena EMF dalam pick-up coil di induksikan dengan arah
elawan elawan perubahan perubahan
garis gaya, arah EMF terbalik pada saat gigi signal rotor me dekati pick-up coil seperti terlihat ada ada B (pad (padaa saat saat cela celah h uda udara ra berk berkur uran ang g d n menambah garis gaya) dan pada saat signal rotor bergerak menjauhi pick-up coil seperti terlihat pada D (pada w ktu celah udara bertambah dari garis gaya b rkurang), sehingga keluar output A . Karena tegangan yang yang di bangk bangkitk itkan an bertam bertamba bah h bila varias variasii flux persatuan waktu naik, maka tegangan yang dibangkitkan akan naik bila kecepatan mesin meningkat.
Bahan Ajar Sistem Pengapian Elektr Elektroni onik. k. By. TS. 2012 2012
5
Jadi kita dapat mengambil kesimpulan bahwa apabila gerakan gigi rotor mendek mendekati ati inti inti pick-u pick-up p coil. coil. pada pada pick-u pick-up p coil akan akan tegang tegangan an positi positiff dan sebaliknya apabila gigi rotor bergerak menjauhi inti pick-up coil akan tercipta tegangan negatif. Disamping itu tegangan paling maksimum tercipta tercipta saat gigi gigi rotor akan mendekati atau mulai menjauhi posisi sejajar dengan inti pick-up coil. Sesuai dengan prinsip generator dimana tegangan yang dihasilkan akan dipengaruhi oleh beberapa beberapa faktor faktor yaitu :
E=N
dO dt
Volt
Dimana, E
; Tegangan yang dihasilkan pick-up coil
N
; Jumlah lilitan pada pick-up coil
dO dt
; Kecepata Kecepatan n pemutusa pemutusan n fluksi magnet magnet pada inti pick-up pick-up coil
Dengan jumlah lilitan pada pada pick up coil yang yang harganya tetap dan kecepatan pemutusan fluksi magnet pada inti pick-up coil yang harganya tergantung dari kecepatan putar dari signal rotor, maka tegangan yang dihasilkan oleh pick-up coil sangat bergantung pada kecepatan putar dari signal rotor dimana bila kecepatannya lambat (putarannya rendah), tegangan yang dihasilkan pick-up coil juga rendah sebaliknya jika putaran tinggi tegangan yang dihasilkan juga tinggi.
B. IGNITER
Igniter terdiri dari sebuah detekor yang mendeteksi EMF yang dibangkitkan oleh signal signal generator generator dan berfungsi berfungsi untuk untuk mendeteks mendeteksii signal dari dari tegangan tegangan pick-up coil yang seterusnya akan mengontrol kerja dari igniter; signal amplifier dan power transistor, yang melakukan pemutusan arus primer ignition coil pada saat yang tepat sesuai dengan signal yang diperkuat. Pengaturan dwell angle untuk mengoreksi primary signal sesuai dengan bertambahnya bertambahnya putaran mesin disatukan didalam igniter. Bahan Ajar Sistem Pengapian Elektronik. By. TS. 2012
6
Bebe Bebera rapa pa type type igni ignitter delengka delengkapi pi dengan dengan sirkuit sirkuit pambatas pambatas arus (current limiting circuit) untuk meng tur arus primer primer maksimum. maksimum.
1.Prinsip Kerja Pen apian Transistor
Mengingat Rumitnya sirkuit sirkuit igniter igniter karena karena pengguna penggunaan an IC (integrated cicuit), maka cara kerja igniter disini dijelaskan dengan mengguna an sirkui sirkuitt diagra diagram m yang disederhan kan. a. Mesin mati Pada saat ku ci kontak kontak ON maka maka tegang tegangan an dialirk dialirkan an ketit ketitik P. tegangan pada titik titik P ber berad ada dibawah tegangan basis yang diperlukan
ntuk mengaktifkan
transistor m lalu laluii pen penga gatur tur tega tegang ngan an R1 dan dan R2. R2. akib akibat atnya transistor akan tetap OFF selama lama mesi mesin n mati mati,, seh sehin ingg ggaa tid tidak ak ada ada aru aruss primer yang mengalir pada ignition coil.
b. Mesin hidup (tegangan positif dihasilkan pada pick-up co il) Bila Bila mesi mesin n
ihid ihidup upka kan, n, maka maka sign signal al roto rotorr pada pada dist distri rib b tor akan berputar,
meghasilkan tega tegang ngan an AC dala dalam m pic pick-u k-up p coi coil. l. Bila Bila tega tegan n an yang dihasilkan dihasil kan adal adalah ah posi positi tif, tegangan tegangan ini ini ditambahka ditambahkan n dengan dengan teganga teganga dari baterai (yang dialirkan ketitik P), untuk menaikan tegangan pada titik Q diatas tegangan kerjanya transistor, dan transistor ON. Akubatnya, arus
rimer ignition coil
mengalir ke trans ransis isto torr dari dari cole colect ctor or ( P ) ke ke emi emite terr ( E ).
Bahan Ajar Sistem Pengapian Elektr Elektroni onik. k. By. TS. 2012 2012
7
c. Mesin berpu ar (teganga (tegangan n negatif negatif dihasilka dihasilkan n dalam pick-u pick-up coil) Bila tegang n AC AC yan yang g dih dihas asilk ilkan an dala dalam m pick pick-u -up p coil adalah negatif, tegangan ini ditambahkan pada tegangan titik P sehingga tegang tegangan an pada pada titk Q turun dib wah tegang tegangan an kerj kerjaa transi transisto storr dan transi transist st r OFF. Akibatnya arus primer (pri (prime mery ry curr curren ent) t) terp terput utus us dan dan teg tegan anga gan n ti tinggi di induksikan pada kumpar an sekunder.
2. Pengaturan Dwell Angle
Lamanya arus meng mengal alir ir mela melalu luii kump kumpar aran an prim primer er bias biasaanya menurun bila kecepatan mesin bertam bertambah bah,, denga dengan n demik demikian ian tegang tegangan an indu indu ksi pada kumparan sekunder berkur ng
Bahan Ajar Sistem Pengapian Elektr Elektroni onik. k. By. TS. 2012 2012
8
Yang dimaksud dengan dengan pengatura pengaturan n dwell angle angle disini disini adala pengaturan secara elektronika lamanya pengaliran arus ke ignition coil (disebut dwell angle) sesuai deng dengan an kec kecep epata atan putaran poros distributor. Pada kecepatan rend rendah ah,, dwel dwelll angl anglee dikur dikuran angi gi untu untuk k menc mencee ah pengaliran arus primer yang berlebihan ebihan,, dan dan dweel dweel angle angle ditam ditambah bah bila putar putar n bertambah untuk mencegah arus p rimer menuru menurun, n, pengatu pengaturan ran ini ini dilakukan dilakukan ole oleh dwell control.
3. Current Limiti g Control
Current limitin cont control rol adalah adalah suatu suatu sistem sistem yang yang mengo mengont nt ol aliran arus pada kumaparan pr prim r, sehi sehingg nggaa arus arus prime primerr dipert dipertaha ahanka nkan n kons konstt an pada setiap saat, mulai dari kece atan rendah rendah sampai sampai pada kecepatan kecepatan tinggi tinggi an memungkinkan untuk menghasilkan tegangan sekunder yang konstan. Dengan mengur ngi tahanan tahanan kumparan kumparan dan mengontro mengontroll alira arus, maka sistem ini akan meningkat kat penga pengalir liran an arus arus.. Namun Namun demiki demikian an,, deng dengan sistem ini dapat berakibat coil
tau power power transisto transistorr terbakar. terbakar. Oleh Oleh seba seba
itu, setelah arus
kumpa kumparan ran prime primer menc mencap apai ai tin tingk gkat at tert terten entu tu,, akan akan dia diatu turr sec secara kelistrikan oleh igniter agar tidak terjadi pegaliran arus yang berlebihan
Karena current lim limitin ting control membatas tasi alira liran n arus p imer, maka untuk ignition coil tipe ini tidak diperlukan external resistor.
Bahan Ajar Sistem Pengapian Elektr Elektroni onik. k. By. TS. 2012 2012
9
C. I I A
IIA adala adalah h sing singkat kataan dari “Integrated Ignition Assembly “, IIA meng mengga gabu bung ngka kan n kan pada “ on IIA“ di pasang igniter dan ignition coil dengan distri distributor, sedangkan secara terpisah IIA dapat dijelaskan seperti berikut : •
Kecil dan ringan
•
Tidak mengalami lami masa masala lah h putu putuss samb sambun unga gan, n, jadi jadi kend kendal alaa nya tinggi
•
Memiliki da a tahan yang tinggi terhadap air
•
Tidak mudah terpengaruh oleh kondisi sekitarnya.
D. E S A
ESA adal adalah ah sing singka katt n “Ele “Elect ctro roni nica ca Spar Spark k Adva Advanc ncer er “. Dalam alam sistem ini harga saat pengapian optimum disi disimp mpan an dala dalam m eng engin inee cont contro roll com compu pute terr untuk setiap kondisi mesin. Sistem ini bekerja ekerja mendetek mendeteksi si kondisi kondisi mesin (putara (putaran n masuk, temperatur
esin, aliran udara
esin esin dan dan lai lainn-la lain in)) ber berda dasa sark rkan an siny sinyal al dari dari s tiap engine sensor,
selanjutnya me menentukan kan saat saat peng pengap apia ian n yang ang opti optimu mum m sesu sesuai ai dengan kondisi mesin
Bahan Ajar Sistem Pengapian Elektr Elektroni onik. k. By. TS. 2012 2012
10
dengan mengirim sinyal inyal pemutu pemutuss arus arus primer primer ke ignite igniterr yan yang mengontrol saat pengapian. Kecepatan Mesin
Beban Mesin
Komputer
Saat engapian Optimum
Temperatur mesin dll
Dengan sistem ini dapat dapat diwujud diwujudkan kan pengaturan pengaturan yang yang lebih lebih teliti berdasarkan berdasarkan kondisi kerja mesin dan ini ti tidak dapat diperoleh pada sistem N n-ESA yang hanya dapat mengatur put ran mesin dan manifold vaccum dengan me nggunakan vaccum advencer ya yang terda at pada distributor.
Dengan penggunaan elec electr tron onik ik spar spark k adva advanc ncee sist sistem em,, maka maka pic pic k-up coil disatukan dalam lam dis distr trib ibu utor tor ya yang memb memban ang gkitk kitkan an siny sinyal al puta putara ran n mes mesin in (si (si yal Ne) dan sinyal posisi sudut poros engkol sebagai pedoman (G sinyal).
ekanisme vaccum
controller dan go governor tidak digunakan.
Bahan Ajar Sistem Pengapian Elektr Elektroni onik. k. By. TS. 2012 2012
11
E. D L I ( DIST IBUTOR LESS IGNITION) / PEN APIAN TANPA DISTRI DISTRIBUT BUTOR OR )
Pada sistem pengapian transistor yang
lama
tegangan
tinggi
diba ibangkitkan oleh leh satu ignition coil yang didistribusikan ketiap busi oleh distributor.
DLI DLI adala dalah h suatu uatu siste iste
pengapian motor bensin yang tidak meng unakan distributor.
Pada Pada Toyo Toyota ta,, sis siste tem m in in i memp memper ergu guna naka kan n sebu sebuah ah igni ignitio tion n coil coil unt unt k setiap dua buah busi. ECU (electric Controll Unit) mendistribusikan arus primer
etiap ignition coil
secara langsung dan me yebabkan busi melompatkan bunga api.
Bahan Ajar Sistem Pengapian Elektr Elektroni onik. k. By. TS. 2012 2012
12
Sistem ini mempunyai keuntungan seperti berikut : a) Ignition coil dapat ditempatkan didekat busi, kabel tegangan dapat diperpendek, jadi dapat meng rangi suara berisik. b) Dengan ditiada anny annyaa dist distrib ribut utor or,, maka maka keru kerugi gian an inte intern rn l discharge dapat dihilangkan dan kebisinganpun da dapat di ditia tiadakan. De Dengan a anya pengurangan komp kompon onen en yan yan
bergerak, maka kemungkinan gangguan pada komponen-
komponen akan menjadi sedikit. c) Karena ti tidak ad ad penga pengatura turan n secara secara fisik fisik terhad terhadap ap peng pengapi apiaa , seperti jarak side electrode, maka saat pengap pengapian ian dapat dapat diatur diatur pada skala skala yan yan g lebih besar. Pada saat pengapian deng dengan an dist distri ribu buto tor, r, bila bila peng pengap apia ian n dim dimaj aju u an terlalu banyak, maka arus akan
engalir pada sebuah kedua sisi elektroda.
TROUBLE SHOOTIN G SISTEM SISTEM PENGAPIAN PENGAPIAN ELEKTRONI ELEKTRONI Bila mencari enyebab gangguan, pertama yang harus dilakukan adalah
mengkonsentrasikan perhatia rhatian n pada pada gejala gejala gang ganggu guan. an. Bila Bila geja gejala gangguan gangguan tidak difahami dengan jelas,
aka dibutuhkan dibutuhkan waktu yang yang lama untuk me perbaikinya.
Untuk mempersingkat waktu yang dibutuhkan dalam mendapat
enyebab gangguan
perlu dilakukan pemeriksaan ksaan pada pada sistem sistem dengan dengan urutan urutan mulai mulai da i yang yang paling paling kuat kuat kemu kemung ngki kina nanny nnyaa seba sebag g i penyebab gangguan. Demikian dilakukan satu satu persa persatu tu secar secaraa berurutan. Bila tidak ditemukan penyebab gangguan pada sistem pen gapian, maka perlu juga diperiksa sistem sistem yang lain (sistem (sistem bahan bahan bakar bakar dan dan bagian bagian utam utam a mesin) PROSEDUR TROUB E SH SHOO OOTI TING NG
Bila Bila ada ada gangg ganggua uan n pad sistem sistem penga pengapia pian, n, proble problem m dapat dapat diseba disebabk bk n oleh oleh mesin mesin yang yang tidak tepat tepat peyetelanny peyetelannyaa , diantaranya : •
Misfiring (camp ran udara-bahan bakar tidak terbakar)
•
Saat pengapian t idak tepat
Bahan Ajar Sistem Pengapian Elektr Elektroni onik. k. By. TS. 2012 2012
13
Kemungkinan ada penyebab-penyebab lainnya, tetapi inilah yang paling umum. Untuk menentukan mana yang mungkin sebagai penyebab, maka perlu dilakukan pemeriksaan. Table dan flow chart berikut menunjukkan cara-cara mencari mencari gangguan. Gejala gangguan
Penyebab gangguan
•
Mesin tidak dapat hidup/susah hidup
Kemungkinan
•
Idle kasar atau mati-mati
penyebab adalah misfiring. Selanjutnya
•
Mesin lemah/akselerasi lemah
•
Bensin boros
•
•
Terjadi ledakan terus menerus pada muffler
pertama
sebagai
yang perlu di pertimbangkan adalah saat pengapian Bagia agiann-b bagia agian n
yang
menu menunj nju ukka kkan
adanya adalah saat pengapian.
Terjadi ledakan balik pada mesin (backfire)
Mesin terlalu panas (over heat) 1. Bila Bila Diperkir Diperkirakan akan Peny Penyebab ebabnya nya Adalah Adalah Misfir Misfiring ing •
Tes Bunga Api I Tidak Baik Tahanan terlalalu tinggi
Periksa kabel tegangan tinggi Baik Baik
Ganti Perbaiki Perbaiki atau Ganti Ganti Atau isolasi rusak Keausan elektroda terlalu banyak atau isolator retak
Periksa tegangan baterai Periksa tutup distributor dan rotor Baik Baik
Kurang dari 8 V Tidak Tidak tepat tepat
Charger / ganti baterai Perbaiki Perbaiki atau Ganti Ganti
Putus atau short circuit Perbaiki Periksa wiring harnes Lanjutkan pada item 2 bila saat pengapian dianggap sebagai penyebab (bila pemeriksaan ini telah selesai, periksalah sistem lainnya.
Baik Ganti
Periksa ignition coil Kontak atau Putus longgar atau short rusak Baik Tahanan kontak terlalu tinggi Perika contac point pada distributor
Perbaiki / ganti Dwell angle tidak tepat (celah rubbing block
Baik
Ganti
Periksa celah celah udara pada distributor distributor Tidak tepat Baik Periksa pick-up coil
Ganti Putus atau short
Baik Periksa condensor
Ganti Putus atau short circuit
Baik Coba igniter yang lain
Bahan Ajar Sistem Pengapian Elektronik. By. TS. 2012
Tes Bunga Api II
Ganti igniter Baik
14
2. Bila Bila Timing Timing Pengap Pengapian ian Diangg Dianggap ap Sebagai Sebagai Peny Penyeba ebab b Periksa saat pengapian pendahuluan
Setel
Tidak tepat
Baik
Periksa posisi octan selector
Setel
Tidak tepat Baik
Periksa governor dan vaccum advencer
Perbaiki atau ganti
Tidak bekerja
Baik
Periksa kembali saat pengapian pendahuluan Baik
setel
Tidak tepat
Coba igniter yang lain
setel
Baik Tidak Baik Kembali ke item 1 bila diperkirakan penyebabnya adalagh misfiring (bila pemeriksaan telah selesai preriksa sistem yang lain
a) lepas lepas kabel kabel tegan tegangan gan tinggi tinggi yang yang menghu menghubungk bungkan an ignition ignition coil dengan dengan tutup distributor. Sambil memegang ujung kabel tegangan tinggi dan mengambil jarak ujungnya 10 mm sampai 15 mm pada massa yang baik, putarkan mesin dan lihat bahwa ujung logamnya memercikkan bunga api. Bila tidak, berarti sirkuit primer, ignition coil, kabel tegangan tinggi atau bagian lainnya yang berkaitan rusak. Tes ini melihat apakah tegangan sekunder cukup untuk pengapian. Yang harus di perhatikan bahwa pengetesan bunga api boleh dilakukan dengan memutar mesin satu atau dua detik. detik. Pada model EFI putuskan putuskan konektor konektor masingmasing injektor untuk menghindari silinder terisi bensin. b) Ukur Ukur tahana tahanan n kabel kabel tega teganga ngan n tinggi tinggi kemun kemungki gkina nan n ada yang yang putus putus.. Bila tahanannya lebih dari 25 kilo ohm ganti kabel. kabel. Bila ujung logam kabel tegangan tegangan tinggi terkena karat, tahanan kontaknya akan naik, dan menurunkan tegangan sekunder. Ganti kabel yang rusak. c) Perikasa Perikasa tegangan tegangan baterai baterai pada pada saat mesin mesin distart, distart, bila tegangan tegangannya nya kurang kurang dari dari 8 V, maka tegangan tersebut terlalu rendah untuk mengalirkan arus pada kumparan primer sesuai sfesifikasi. Bila terjadi seperti itu charger baterai.
Bahan Ajar Sistem Pengapian Elektronik. By. TS. 2012
15
d) Bila terminal terminal sirkuit sirkuit primer primer terlalu longgar longgar atau atau bila sambunga sambungan n konektornya konektornya kurang baik, tegangannya akan menurun. Keraskan atau perbaiki sambungansambunga sambungan n seperluny seperlunya. a. e) Ukur tahanan tahanan ignition ignition coil dan dan external external resistor resistor untuk memasti memastikan kan bahwa bahwa tidak terjadi short circuit atau putus. f) Periksa Periksa permuka permukaan an kontak kontak point untuk untuk meyakinka meyakinkan n bahwa bahwa keadaanny keadaannyaa bebas dari kikisan yang berlebihan. Periksa bahwa dwell angle (celah rubbing block) sesuai dengan dengan ketentuan, bila celah celah terlalu rapat atau terlalu terlalu lebar maka tegangan tegangan sekunder menjadi rendah. g) Lepaskan kabel tegangan tinggi pada pada semua busi untuk mencegah mesin hidup. Lakukan tes loncatan bunga api pada kabel tegangan tinggi setiap silinder dengan menggunakan prosedur yang di jelaskan pada test bungan api. Bila kabel tidak mengeluarkan bunga api berarti keadaannya keadaannya rusak. h) Bila tutup tutup distributor, distributor, center center contact contact place, place, rotor atau atau peralatan peralatan lainnya lainnya keadaannya retak, rusak, hangus atau karat, maka pada sirkuit sekunder akan terjadi kebocoran kebocoran arus atau tahanan terlalu terlalu tinggi dan tidak dapat memberikan tegangan yang cukup tinggi (tegangan sekunder). Kelembaman pada tutup distributor juga mengakibatkan mengakibatkan gangguan diatas. i) Busi yang yang isolator isolatornya nya retak, retak, elektroda elektrodanya nya kotor kotor atau aus aus atau atau celah elektro elektrodany danyaa berlebihan tidak dapat memberikan bunga api. Celah elektroda yang terlalu kecil dapat
mengakibatkan
pemadaman
api
oleh
elektroda
sehingga
tidak
menimbulkan pembakaran pembakaran meskipun meskipun busi memercikkan bunga bunga api. j) Bila dwell angle (celah rubbing block) terlalu kecil atau terlalu besar, akan dihasilkan tegangan sekunder yang tidak cukup dan mengakibatkan tidak terjadinya pembakaran. k) Saat Saat pengap pengapian ian pen pendah dahulu uluan an yang yang tidak tidak tepat tepat dapa dapatt mempen mempenga garuh ruhii saat saat pengapian pada segala kondisi kerja mesin. Timming yang terlalu maju akan menyebabkan knocking dan timming yang terlalu mundur akan mengakibatkan penurunan output serta menyebabkan panas yang berlebihan (over heating) l) Bila adven advencer cer tidak tidak beker bekerja ja dengan dengan baik, baik, busi akan akan meny menyala ala tidak tidak pada pada saat yang yang tepat sesuai dengan kecepatan dan beban mesin. Kondisi ini menyebabkan akselerasi yang tidak baik, menurunkan output mesin atau menyebabkan terjadinya gangguan yang lain. Bahan Ajar Sistem Pengapian Elektronik. By. TS. 2012
16
m) Penyetela Penyetelan n dwell dwell angle angle celah celah rubbing rubbing block block), ), octan selector selector atau atau peralat peralatan an lain lain yang berkaitan, akan merubah saat pengapian pendahuluan (intial timming). Bila dilakukan penyetelan-penyetelan tersebut, setel kembali saat pengapian pendahuluan pendahuluan (intial timing.
Bahan Ajar Sistem Pengapian Elektronik. By. TS. 2012
17