MEMB A CA DA N
SEBAGAI BAHAN
I. B EBERA EBERA PA PENG PENGA A NDA NDA IAN a.
b.
c. d.
e.
Kita Ki tab b Suc Sucii ada adala lah h Wa Wahyu hyu All A lla ah : Kitab Suci merupakan perwahyuan Sabda Allah yang dengan ilham Roh Kudus disampaikan melalui tulisan penulis kitab, yang ditunjuk oleh Allah untuk menuliskan hanya yang . , sang penulis tersebut dalam hal gaya bahasa, cara penyusunan, latar belakang budayanya, dst. Maksud pe perwahyua rwahyuan n Sa Sabda Allah Allah dala dalam m Kitab Kitab Suci: Suci: “Segala tulisan an diilhamkan Al Allah me meman bermanfaat un untuk me men a ar untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran” (2 Tim 3:16) agar kita yang menjadi umat-Nya diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik. Menafsirka nafsirkan n Kita Kitab b Suci Suci da dalam lam konte konteks ks Ge Gereja reja:: Otoritas toritas Ge Gereja reja dala dalam m mena menafsirka fsirkan n Kitab Kitab Suci Suci : Dei Verbum 9 mengatakan: “….Oleh Tradisi Suci sabda Allah, yang oleh Kristus Tuhan dan Roh Kudus dipercayakan kepada para Rasul, disalurkan seutuhnya kepada para pengganti mereka, supaya mereka ini dalam terang Roh kebenaran dengan pewartaan mereka memelihara, menjelaskan dan menyebarkannya dengan setia.” Penent nentua uan n kano kanon n Kita Kitab b Suc Suci: i:
II. PRINSIP UMUM UNTUK a. Memperhatika mperhatikan n isi dan kesa kesatuan tuan seluruh seluruh Ki tab tab Suci: Suci: Kita harus mengartikan ayat tertentu dalam Kitab Suci dalam kaitannya dengan pesan Kitab Suci secara keseluruhan. b. Membaca mbaca Kitab Kitab Suci dalam dalam terang terang tra t radisi disi hidup h idup seluruh seluruh Gereja reja:: Suci sesuai dengan Tradisi hidup seluruh Gereja. Di dalam Tradisi Suci inilah Roh Kudus menyatakan kenangan yang hidup tentang Sabda Allah dan interpretasi spiritual dari Kitab Suci. . “ ” Analogi iman maksudnya adalah bahwa bahwa wahyu Allah berisi kebenaran-kebenaran yang konsisten dan tidak bertentangan satu sama lain. Gereja Katolik percaya bahwa Roh Kudus yang mengnsp ras an a uc a a a o u us yang sama, yang membimbing dan menjaga wewenang mengajar Gereja (Magisterium), yang juga bekerja dalam Tradisi Suci Gereja.
III. EMPAT PRINSIP TRADISIONAL UNTUK MENAFSIRKAN KITAB SUCI Secara umum, Kitab Suci mempunyai dua macam arti. Yang pertama disebut ‘literal/ harafiah’ sedangkan yang kedua disebut sebagai ‘spiritual/ rohaniah’. Kemudian arti rohaniah ini terbagi menjadi 3 macam, yaitu: alegoris, moral dan . Lama dan Perjanjian Baru. a. Arti litera literal/ l/ hara harafia fiah h Arti harafiah adalah arti yang berdasarkan atas penuturan teks teks yang ada secara . u . u , u w ,“ arti [Kitab [K itab Suci] b erakar rakar di dalam dalam arti h arafiah. arafiah.”” Jadi dalam membaca Kitab suci, kita harus mengerti akan arti kata-kata yang dimaksud secara harafiah yang ingin disampaikan oleh pengarangnya. . Arti alegoris adalah adalah arti yang lebih mendalam yang diperoleh diperoleh dari suatu kejadian dalam Alkitab, jika kita menghubungkan peristiwa tersebut dengan Kristus. c . A r t i mo m o r al r mora a a a ar yang mengacu epa a a - a yang a yang ng n disampaikan melalui kejadian-kejadian kejadian-kejadian di dalam KItab Suci sebagai pedoman untuk tingkah laku kita. Hal-hal itu ditulis sebagai “contoh bagi kita …sebagai peringatan” (1 Kor 10:11). . Arti anagogis adalah adalah arti yang menunjuk menunjuk kepada surga sebagai ‘tanah air air abadi’.
u ungan an ara ee-empa ar a Suci: Berikut ini adalah pepatah yang berasal dari Abad Pertengahan tentang arti ke ke-em at ar arti Ki Kitab Suci. “Huruf menga meng aj arka rk an kejad kejad i an (l i teral teral ); ap a apa yang yang harus haru s ka k au la l ak uka uk an (mo (moral) ral);; (anagogi).”
IV. IV. GAYA BA B A HA SA DAL DA L A M K ITA ITA B SUCI SUCI
. a.
b.
c. . e.
Kitab Suci sebagai Sabda Allah sekaligus adalah adalah sebuah karya sastra. Seperti halnya pada karya sastra pada umumnya, peran gaya bahasa adalah sangat penting. Demikian juga pada Kitab Suci. Allah berbicara kepada kita dengan menggunakan bahasa manusia: a as a g u r a : Simil e (Kiasan) (Kiasan):: adalah perbandingan langsung antara kedua hal yang serupa namun tidak sama. Misalnya: “Hal Kerajaan Sorga itu seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhn a.” Mat Mat 13 13:33 :33 . Metafor : adalah perbandingan tidak langsung dengan mengambil sumber sifat-sifat yang satu dan menerapkannya pada yang lain. Misalnya, “Jiwaku haus kepada Allah Yang hidup” (Mzm 42:3). Sesungguhnya, jiwa yang adalah rohani tidak mungkin bisa haus, seperti tubuh haus ingin minum. Jadi ungkapan ini merupakan metafor untuk . “ .... Kamu adalah terang dunia...” (Mat 5:13-14). Tek a-t ek i : “Apapun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya” (Mrk 7:15; bdk. ay. 17). :" u u - u: , sembuhkanlah diri-Mu sendiri. Perbuatlah di sini juga, di tempat asal-Mu ini, segala yang kami dengar yang telah terjadi di Kapernaum! ” (Luk 4:23). Per ib ib ah as a:“Barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.” (Luk 14:11).
. a as a p er r aan : a a a penggam aran per raan, seperti jika dikatakan pembulatan angka-angka angka-angka perkiraan. Misalnya,“Yesus memberi makan kepada lima ribu orang laki-laki” (Mat 14: 21; Mrk 6:44; Luk 9:14; Yoh 6:10) dapat berarti kurang lebih 5000 orang, dapat kurang atau lebih . 3. Bahasa Bahasa feno fenomenol menolog ogis is:: adalah penggambaran sesuatu seperti yang nampak, bukannya seperti apa adanya. Kita menga a an ‘ma a ar er e r ’ an ‘ma a ar er enam’, meskipun kita mengetahui bahwa kedua hal tersebut merupakan merupakan akibat dari perputaran bumi. Demikian juga dengan ucapan bahwa ‘matahari tidak bergerak’ (Yos 10: 13-14).
4. Personif rso nifikasi/ ikasi/ antr antropo opomor morfis fis : adalah pemberian sifat-sifat manusia kepada sesuatu yang bukan manusia, biasanya berkaitan dengan "Yang Ilahi". Contohnya adalah ungkapan ‘wajah Tuhan’ atau ‘tangan Tuhan’ (Kel 33: 20-23). . y p er o a: a a a pernya aan engan pene anan e e yang berlebihan, sehingga kekecualian tidak terucapkan. Contohnya, Mat 5: 29-30: "Jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan , binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka. Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan , binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka." 6. Gaya Gaya bahasa puit pu itis is:: Gaya bahasa ini lebih mnekankan keindahan un ka an. an. Dala Dalam m Kita Kitab b Suci Suci bah bahka kan n ada ada kaid kaidah ah-k -kai aida dah h tert terten entu tu untu untuk k jenis puisi ini, yang biasanya menekankan menekankan unsur-unsur keseimbangan (tekanan, huruf, baris kalimat, ungkapan, arti). Di dalam Alkitab gaya puisi ini kita temukan dalam penulisan nubuat para nabi, kitab Mazmur, sastera Kebijaksanaan, dan sejumlah doa berupa kidung.
V. AKTU AK TUAL ALIS ISASI: ASI: bangsa tertentu, budaya tertentu, kondisi sosial dan politik tertentu. Oleh karena itu, penafsiran Kitab Suci mem u u an upaya a ua sas . VI. INKUL INKULTU TURASI RASI Sementara aktualisasi memungkinkan memungkinkan Alkitab bisa tetap berbuah pada periode yang berbeda, inkulturasi dengan tempat. Inkulturasi menjamin bahwa pesan alkitabiah bisa berakar pada tempat yang berbeda-beda. Perbedaan ini a perna ers a mu a an menye uru . a a kenyataannya, setiap kebudayaan yang autentik dengan caranya sendiri merupakan pembawa nilai-nilai universal yang ditentukan oleh Allah.
VII. -
-
-
-
ANAL ANALIISA IS ISI ALKI AL KIT TAB
Baca Bacala lah h bagia bagian n Alkit Alkitab ab yang yang akan akan dita ditafs fsir ir den denga gan n seksa seksama ma,, kala kalau u perlu bacalah beberapa kali. Selalu mengajukan pertanyaan, seperti apa, kapan, siapa, mengapa, bagaimana (5 W 1 H: What, When, Who Wh How . Coba Coba cari cari kata kata atau atau okok okok entin entin dari dari eriko eriko dan ayat yang kita baca. Perhat Perhatika ikan n hal-ha hal-hall kecil kecil yang yang biasan biasanya ya lalai lalai diperh diperhati atikan kan.. Coba Coba menyelami perasaan dari tokoh-tokoh di dalam Alkitab atau . dalam pembacaan Alkitab. Biarlah Alkitab sendiri yang berbicara. Memp Memper erha hati tika kan n kesej kesejaj ajar aran an/p /par aral alel elis isme me kepa kepada da ayat ayat-a -aya yatt atau atau kisah-kisah yang berhubungan atau sejajar. er a an u ua uan penu san a erse u , a ar e a ang u aya, tempat dan penulisnya. Misalnya kita ingin menafsir kitab I Korintus, maka sangat dianjurkan untuk membaca buku-buku mengenai latar belakang kota-kota di Perjanjian Baru. Anal Analis isa a Sej Sejar arah ah dan dan Lat Latar ar Bela Belaka kang ng teks teks Analisa Sastra Analisa Konteks na sa r a a eman ex con
VIII VIII.. MEMBA MEMBANG NGUN UN SIKA SIKAP P BA B A TIN TIN DALA DAL A M
a. Tafsir fs ir Kita Kit ab Suci harus harus raxis raxis--orie ori ented terarah terarah ke k epada praks praksis is.. b.T b. Tafsir fs ir Kita Kit ab Suci ha h arus dila dil andasi ole ol eh s em an g at er en a an - at , t a s o m o n g . c. Erat rat te t erkait dengan dengan poin poi n ya y ang kedua kedua tadi, tadi, menyu menyubur burka kan n cinta cin ta kasi kasih. h. d . Se Se ar ah i l m u t af s i r m em u n ai s i k a r en d ah hati, yait yaitu u re r ela meng menga akui ku i bahwa tida tid ak ada tafsir tafsir tungga tungg al.
IX. SUMB SUMB ER-SUM ER-SUMB B ER YA YA NG DA DA PAT PA T
a. Alkitab (sokur jika memakai Alkitab yang disertai dengan catatan kaki). b. Kamus Alkitab dan kamus Teologi . menafsirkan kata-kata. d. Buku-buku tafsir e. Katekismus Gereja Katolik: Bermanfaat Bermanfaat untuk mengetahui ajaran-ajaran pokok Gereja katolik. f. Dokumen-dokumen Gere a dokumen Konsili Vatikan II dan dokumen Gereja lainnya). g. Buku-buku pendukung untuk mengenal latar belakang .
X. L A NGK NGK A H PRAK PRAKTI TIS S MEN MENA A FSIR FSIRK K A N KITAB Secara umum, penafsiran Kitab Suci mengikuti tahap: Observasi (membaca dengan teliti), Interpretasi , penerapannya di dalam kehidupan nyata kita): a. Membaca mbaca teks teks . menjadi menjadi pe p erhatian kita kit a c. Mencerma ncermati ti halhal-ha hall yang yang sulit suli t dimengerti dimengerti dala dalam m . d. Merujuk pada pada buku ta t afsir yang yang ada ada:: e. Mengamati latar latar belakang belakang sejarah sejarah dari dari te t eks da d an a am e s : f. Penafs nafsir ira an g. Mencari Aplikasi Apl ikasi teks dalam dalam kehid kehidupan upan sekara sekarang ng
XI. XI. BEBER BEB ERA A PA ASP A SPEK EK YANG DA DA PAT KIT K ITA A a. A s p ek kognitif : Ketika membaca teks, kita menjadi lebih tahu akan beberapa hal yang berkaitan dengan hidup beriman. Pendalaman secara te t pa pa a te s a an menam a pengeta uan ta tentang ajaran Yesus, latar belakang kehidupan di jaman-Nya. Setelah itu kitapun menjadi lebih tahu pula bagaimana cara melaksanakan ajaran itu dalam hidup kita. b . A s p ek afektif : Ketika membaca teks Kitab Suci, mungkin mendapatkan sentuhan perasaan tertentu. Misalnya, sentuhan rasa haru ketika membaca kisah sengsara Yesus, sentuhan rasa bahagia ketika membaca sabda-sabda Yesus an memberi en hiburan dan peneguhan kepada para murid. c . A s p ek motorik: motorik : Kedua aspek di atas mungkin masih dapat ditambah plagi dengan aspek motorik yang menunjuk pada untuk berbuat sesuatu. Misalnya, perhatian Yesus pada kaum lemah dan tersingkir, mampu menggerakkan kita untuk membuat gerakan sosial bagi mereka yang kekurangan atau menderita.
XII. XII. MACAMMACA M-MACA MACAM M SKEMA HOMIL HOMIL I a. Skema kema konsentris konsentris:: Kita memilih satu tema tertentu dan tema itu kita kembangkan, namun setiap kali kita kembali ke tema pokok tersebut. . em a p er s p e : a apa menga u an sua u ema epa a jemaat, kemudian kemudian kita mengajak mereka mereka untuk mengamatinya mengamatinya dari berbagai macam sudut pandang. . , memberikan pikiran-pikiran informatif yang kemudian diakhiri dengan memberi orientasi pada aspek penting dari tema itu. d. Skema Skema diale di alekt ktis is:: Menurut skema ini kita mulai homili kita dengan mengajukan sebuah tesis. Terhadap tesis ini dikemukakan suatu anti tesis, dan akhirnya kita membentuk suatu sintesis. . uraian yang menarik tetapi luas jangkauannya. Setelah itu kita mengajak jemaat untuk memperdalam dan mempersempit tema, menuju ke suatu kebenaran yang ingin diwartakan oleh Kitab uc .
XIII XIII.. KENAL KENA L ILA IL A H PEND PENDEN ENGAR GAR AND A NDA A 1. Kenalilah Kenalilah siapa siapa penden pendengar gar anda. anda. Pikirk Pikirkanlah anlah apakah apakah homili homili anda anda akan dapat bergaung dalam hidup iman pendengar anda.
3. . 5. 6. 7. 8.
diwartakan Kitab Suci dengan hidup konkrit umat. Hindarilah Hindarilah ungkapan-u ungkapan-ungkap ngkapan an atau pemikiran pemikiran abstrak abstrak yang yang kirany kiranya a tidak dapat dicerna oleh pendengar. e a ar a su- su apa yang se ang ere ar a angan pen engar homili anda. Apakah isu-isu tersebut dapat dimunculkan dan ditanggapi lewat homili? Unsur-unsu Unsur-unsurr mana mana dari teks Kitab Kitab Suci Suci yang kiranya kiranya dapat dapat anda anda terapkan pada jemaat anda? Perlu ditentukan ditentukan pula, homili homili anda akan menekankan menekankan aspek mana dari hidup menggereja (personal, kelompok, moral, sakramen, litur i sosial olitik . Tentukan Tentukan sudut sudut pandang pandang manakah manakah yang anda pakai untuk mendekati tema atau permasalahan yang anda pilih. Aspek manakah manakah dari dari pendenga pendengarr yang ingin anda ciptakan ciptakan (kognit (kognitif, if, a e , mo or or
XIV. MEMBAWAKAN HOMILI 1. Gunakanlah Gunakanlah bahasa bahasa sederhan sederhana, a, bahasa bahasa percakapan percakapan sehari-hari, sehari-hari, tanpa mengurangi terjaganya suasana liturgi. 2. Jangan Jangan ciptaka ciptakan n ketegan ketegangan gan yang yang tidak perlu pada diri para . 3. Amatilah Amatilah bagaimana bagaimana reaksi reaksi mereka mereka ketika ketika anda anda sedang sedang membawakan homili. 4. Bicaralah Bicaralah secara secara jelas dan runtut, runtut, sehingga sehingga pendenga pendengarr tidak sampai sampai e angan a ur pem ran atau og a yang an a sampa an. 5. Berilah Berilah tekanan tekanan pada pesan pokok yang ingin ingin anda anda sampai sampaikan, kan, entah dengan cara pengulangan, intonasi, gerak tangan, dsb. . . bahwa pada saat jeda tersebut anda sedang menantikan gaung suara anda. Jangan sampai pendengar menjadi lelah karena berondongan kata-kata anda yang beruntun, tanpa henti. . . dibuat-buat, yang bukan milik anda. 8. Gunakanlah Gunakanlah humor yang segar dan inspir inspiratif. atif. Kalau Kalau perlu perlu carilah carilah cerita-cerita atau ungkapan-ungkapan yang dapat anda pakai se aga umor a am om .
9. Hindarilah Hindaril ah kata-kata yang dapat membuat malu atau sakit hati pendengar (baik sebagai pribadi maupun kelompok). Mimbar homili bukanlah mimbar untuk memojokkan umat. 10. Berbicaralah den an enak an an terlalu lembut teta i juga jangan sampai sampai berteriak, yang wajar wajar saja. Jangan biarkan suara kita hilang di akhir kalimat. . berkotbah, jangan sampai mengusik perhatian pendengar atau menimbulkan kesan lucu. 12. Konsentrasikan perhatian pada pewartaan, bukan pada pewarta (diri anda sendiri). Pendengar akan dapat dengan ce at menan ka a akah astor sedan mewartakan sabda Tuhan atau mewartakan diri sendiri. 13. Seandainya anda sedang memberi kesaksian, jagalah .
14. Jangan memberi kesan bertele-tele dalam homili. Batasilah waktu, ungkapkanlah hal-hal yang sekiranya perlu saja. Pada umumnya, waktu cukup singkat. Oleh karena itu, usahakan agar homili anda dapat efektif, tanpa harus terburu-buru, t erburu-buru, meski diungkapkan pada waktu yang terbatas itu. 15. Gunakanlah ungkapan bahasa dan kalimat yang benar. Hatihati dengan ungkapan salah kaprah, misalnya penggunaan kata “dari ada” oleh ara e abat kita, en unaan kalimat an tidak utuh, dsb. 16. Ciptakanlah homili yang komunikatif. Kiranya sudah bukan amann a la i kalau homili han a berisi sederetan instru truksi tan a memperhitungkan memperhitungkan situasi dan kondisi pendengar. pendengar. 17. Jangan gunakan kesempatan homili untuk marah-marah, marah-marah, men eritik den an semena-mena dan memaksakan enda at pribadi. 18. Tampillah dengan penuh keyakinan diri. Anda tampil sebagai . perlu meyakini kebenaran Sabda Allah tersebut sebelum s ebelum mengajak orang lain untuk meyakininya.