BAB V
Analisis Mutually Exclusive
Pengertian Mutually Exclusive Project
Ibrahim (2003:170) mendefinisikan "Mutually exclusive alternative project adalah memilih salah satu alternatif dari beberapa alternative yang lebih baik, karena tidak mungkin melakukan beberapa proyek dalam waktu yang bersamaan, baik yang disebabkan oleh terbatasnya waktu, dana, maupun tenaga yang diperlukan". Kadariah (1986 : 64) menyebutkan bahwa mutually exclusive dapat terjadi jika harus dipilih antara proyek yang berlainan, atau antara bentuk atau ukuran yang berbeda dan proyek yang sama.
Tujuan yang ingin dicapai dalam metode ini adalah mencari salah satu alternatif yang memberikan benefit yang terbesar sesuai dengan kemampuan para investor. Apabila hasil kriteria investasi tidak konsisten di antara kegiatan usaha/proyek, maka perlu dipertimbangkan beberapa faktor, antara lain jumlah investasi yang diperlukan, waktu pengembalian investasi, serta jangka waktu pembangunan proyek, maka digunakan metode Mutually Exclusive Alternative Project.
Konsep Mutually Exclusive Project
5.2.1 Penyebab Bisnis Bersifat Mutually Exclusive
Terdapat beberapa penyebab suatu bisnis bersifat mutually exclusive (Gittinger, 1986):
Terbatasnya sumber-sumber dana untuk kebutuhan investasI
Bisnis secara fisik memang tidak dapat dilaksanakan secara bersama sama.
Bisnis secara hukum, adat atau menurut pertimbangan lainnya mempunyai sifat bertentangan
Pilihan bisnis berbeda skalanya
Adanya pilihan alternatif teknologi
5.2.1 Tahapan Pemilihan Bisnis bersifat Mutually Exclusive
Dalam memilih bisnis yang bersifat mutually exclusive kriteria investasi yang digunakan sebagai patokan adalah IRR (Internal Rate of Return),namun dengan adanya sedikit modifikasi dengan cara mencari selisih IRR ( Internal Rate of Returnadalah tingkat bunga yang akan menghasilkan nilai Net Present Value sama dengan nol) dari bisnis yang tersedia sebagai alternatif. Dengan kata lain untuk mendapatkan bisnis yang akan dipilih, maka kita harus mencari nilai MIRR (Marginal Internal Rate of Return). Adapun tahapannya adalah sebagai berikut:
Berikan urutan terhadap pilihan bisnis yang ada, misal : bisnis 1, bisnis 2 atau bisnis A, bisnis B.
Hitung besarnya IRR untuk semua pilihan bisnis yang ada.
Bisnis yang mempunyai nilai IRR lebih tinggi, maka bisnis itulah yang akan dijalankan. Apabila bisnis yang terpilih merupakan bisnis yang mempunyai kebutuhan dana investasi yang kecil, maka lakukan tahapan berikutnya.
Hitung selisih net benefitdiantara pilihan bisnis tersebut, kemudian hitung IRR dari hasil selisih net benefitpilihan bisnis yang ada (MIRR).
Nilai MIRR yang didapat, merupakan standar untuk melakukan investasi dengan sisa dana yang ada terhadap pilihan bisnis atau proyek lain dengan syarat IRR bisnis tersebut harus lebih besar dari MIRR (IRR > MIRR).
Apabila ketentuan pada tahap ke-5 tidak dapat dipenuhi, maka sebaiknya pilih saja bisnis dengan dana investasi yang terbesar, walaupun nilai IRRnya lebih kecil.
Net Present Value (NPV)
NPV merupakan selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang telah didiskon dengan menggunakan social opportunity cost of capital sebagai diskon faktor, atau dengan kata lain merupakan arus kas yang diperkirakan pada masa yang akan datang yang didiskontokan pada saat ini. Untuk menghitung NPV diperlukan data tentang perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan manfaat/benefit dari proyek yang direncanakan. Jadi perhitungan NPV mengandalkan pada teknik arus kas yang didiskontokan.
Menurut Kasmir (2003:157) Net Present Value (NPV) atau nilai bersih sekarang merupakan perbandingan antara PV kas bersih dengan PV Investasi selama umur investasi. Sedangkan menurut Ibrahim (2003:142) Net Present Value (NPV) merupakan net benefit yang telah di diskon dengan menggunakan social opportunity cost of capital (SOCC) sebagai discount factor.
Langkah menghitung NPV:
(1) Tentukan nilai sekarang dari setiap arus kas, termasuk arus masuk dan arus keluar, yang didiskontokan pada biaya modal proyek,
(2) Jumlahkan arus kas yang didiskontokan ini, hasil ini didefinisikan sebagai NPV proyek,
(3) Jika NPV adalah positif, maka proyek harus diterima, sementara jika NPV adalah negatif, maka proyek itu harus ditolak. Jika dua proyek dengan NPV positif adalah mutually exclusive, maka salah satu dengan nilai NPV terbesar harus dipilih .
Keterangan
I : Investasi
Ab : Annual benefit
Ac : Annual Cost
S : Nilai Sisa
Oh : Overhoul
n : Umur investasi
i : Suku Bunga
NPV sebesar nol menyiratkan bahwa arus kas proyek sudah mencukupi untuk membayar kembali modal yang diinvestasikan dan memberikan tingkat pengembalian yang diperlukan atas modal tersebut. Jika proyek memiliki NPV positif, maka proyek tersebut menghasilkan lebih banyak kas dari yang dibutuhkan untuk menutup utang dan memberikan pengembalian yang diperlukan kepada pemegang saham perusahaan.
Keunggulan NPV = menggunakan konsep nilai waktu uang (time value of money).–> Maka sebelum penghitungan/penentuan NPV hal yang paling utama adalah mengetahui atau menaksir aliran kas masuk di masa yang akan datang dan aliran kas keluar. Di dalam aliran kas ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
Taksiran kas haruslah didasarkan atas dasar setelah pajak,
Informasi terebut haruslah didasarkan atas "incremental" (kenaikan atau selisih) suatu proyek. Jadi harus diperbandingkan adanya bagaimana aliran kas seandainya dengan dan tanpa proyek. Hal ini penting sebab pada proyek pengenalan produk baru, bisa terjadi bahwa produk lama akan "termakan" sebagian karena kedua produk itu bersaing dalam pemasaran,
Aliran kas ke luar haruslah tidak memasukkan unsur bunga, apabila proyek itu direncanakan akan dibelanjai/didanai dengan pinjaman. Biaya bunga tersebut termasuk sebagai tingkat bunga yang disyaratkan (required rate of return) untuk penilaian proyek tersebut. Kalau kita ikut memasukkan unsur bunga di dalam perhitungan aliran kas ke luar, maka akan terjadi penghitungan ganda.
5.3.1 Contoh Soal menghitung Net Present Value (NPV)
Internal Rate of Return
Metode yang mencari suatu tingkat bunga yang membuat PV dari cash inflow/proceeds akan sama dengan nilai outflow/nilai investasi. IRR didefinisikan sebagai tingkat diskonto yang menyamai NPV arus kas bersih masa depan proyek dengan pengeluaran kas awal proyek.
Kriteria
Jika hanya ada 1 usulan,pilih yang IRR > cost of capital
Jika ada lebih dari 1 usulan, apabila mutually exclusive,yang diterima adalah yang IRR > COC dan tertinggi,dan apabila independent, yang diterima adalah yang IRR > COC
SecaraMatematis
Secara Trial dan Error:
Pilih tingkat discount rate tertentu untuk menghitung NPV.
Bila tingkat discount rate yang dipilih masih menghasilkan NPV positif,coba dengan discount rate yang lebih tinggi.
Bila discount rate yang terpilih masih menghasilkan NPV negative,coba dengan discount rate yang lebih tinggi.
Kebaikan metode IRR:
Memerhatikan nilai waktu dari uang.
Memerhatikan semua cash inflow.proceeds yang akan diperoleh dari investasi tersebut.
Kelemahan metode IRR:
Membutuhkan banyak waktu
Bisa menghasilan IRR ganda
5.4.1 Contoh Soal
Menghitung Dengan Rumus Mutually Exclusive Project
Misalkan terdapat dua buah bisnis, yaitu bisnis A (bisnis kecil) dan bisnis B (bisnis besar) keduanya merupakan bisnis yang bersifat mutually exclusive. Kedua bisnis tersebut mempunyai cost, benefit, NPV yg telah dihitung dan IRR sebagai berikut : (perhitungan berdasarkan Opportunity Cost of Capital(OCC) 10%.
a. Bisnis Kecil (Rp. juta)
Tahun
Cost (Rp)
Benafit (Rp)
Cash flows
Disc. Factor 10 %
NPV 10 %
Disc. Factor 19 %
NPV 19 %
Disc. Factor 20 %
NPV 20 %
1
300
-
-300
0,909
-272,7
0,840
-252
0,833
-249,9
2
-
100
100
0,826
82,6
0,706
70,6
0,694
69,4
3
-
100
100
0,751
75,1
0,593
59,3
0,578
57,9
4
-
100
100
0,683
68,3
0,498
49,9
0,482
48,2
5
-
100
100
0,620
62,0
0,419
41,9
0,401
40,2
6
-
100
100
0,564
56,4
0,352
35,2
0,334
33,4
Total
71,8
+4,9
-0,7
Besarnya NPV = Rp 71,8
IRR = 19% + 1% (4,9/5,6) = 19,875 atau 20 % dibulatkan
b. Bisnis Besar (Rp. juta)
Tahun
Cost (Rp)
Benafit (Rp)
Cash flows
Disc. Factor 10 %
NPV 10 %
Disc. Factor 14 %
NPV 14 %
Disc. Factor 15 %
NPV 15 %
1
-
-
-500
0,909
-454,5
0,877
-438,5
0,869
-434,5
2
500
-
-400
0,826
-330,4
0,769
307,6
0,756
-302,4
3
400
200
200
0,751
150,2
0,675
135
0,657
131,4
4
-
300
300
0,683
204,9
0,592
177,6
0,572
171,6
5
-
400
400
0,620
248,4
0,519
207,6
0,497
198,8
6
-
500
500
0,564
282,0
0,455
227,5
0,432
216
Total
100,6
+1,6
-19,1
Besarnya NPV pada DR 10% = Rp 100,6 juta
IRR = 14% + 1% (1,6/20,7) = 14,08%, Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa bisnis besar layak.
Untuk menginvestasikan sisa dana yang ada, maka kita harus menghitung MIRR atau IRR selisih dari net benefitkedua bisnis tersebut.
c. Selisih antara Bisnis Kecil (bisnis A) dengan Bisnis Besar (bisnis B)
Tahun
Cash flows proyek (B)
Cash flows proyek(A)
Selisih kedua cash flows
Disc. Factor 10 %
NPV 10 %
Disc. Factor 12 %
NPV 12 %
1
-500
-300
-200
0,909
-181,8
0,893
-178,6
2
-400
100
500
0,826
-413,0
0,797
-398,5
3
200
100
100
0,751
75,1
0,712
71,2
4
300
100
200
0,683
136,6
0,635
127,0
5
400
100
300
0,620
186,3
0,567
170,1
6
500
100
400
0,564
225,6
0,507
202,8
Total
28,8
-6,0
IRR = 10% + 2% (28,8/34,8) = 11,66% atau 12 % dibulatkan.
Dengan demikian berarti,jika selisih modal antara proyek A dan B dapat diinvestasikan pada bisnis lain yang mempunyai internal rate of return lebih besar dari 12%, maka bisnis kecil (A) dipilih, dengan syarat selisih dana tersebut dapat diinvestasikan. Tetapi apabila hal tersebut tidak dapat dipenuhi, maka sebaiknya dipilih bisnis yang besar (B) saja.
Misal terdapat dua alternatif pilihan bisnis lainnya yang sesuai dengan sisa dana yang ada.
d. Bisnis Kecil Lainya (Rp. juta)
Tahun
Cost (Rp)
Benafit (Rp)
Cash flows
Disc. Factor 10 %
NPV 10 %
Disc. Factor 12 %
NPV 12 %
Disc. Factor 14 %
NPV 14 %
1
600
-
-600
0,909
-545,4
0,892
-535,2
0,877
-526,2
2
-
300
300
0,826
247,8
0,797
239,1
0,769
230,7
3
-
300
300
0,751
225,3
0,711
213,3
0,674
202,2
4
-
150
150
0,682
102,3
0,635
95,25
0,592
88,8
Total
30
12,45
-4,5
Besarnya NPV pada DF 10% = Rp 30 juta
IRR = 12% + 2% (12,45/16,95) = 13,47 % atau 14% dibulatkan
e. Bisnis Kecil Lainya (Rp. juta)
Tahun
Cost (Rp)
Benafit (Rp)
Cash flows
Disc. Factor 10 %
NPV 10 %
Disc. Factor 11 %
NPV 11 %
Disc. Factor 12 %
NPV 12 %
1
300
-
-300
0,909
-272,7
0,900
-270
2
300
-
300
0,826
247,8
0,812
-243,6
3
-
375
375
0,751
283,88
0,731
274,13
4
-
350
350
0,682
239,05
0,653
228,55
Total
2,43
-10,92
NPV pada DF 10% = Rp 2.43 juta
IRR = 10% + 1% (2,43/13,35) = 10,18% atau 10 % dibulatkan
Hasil perhitungan IRR terlihat bahwa bisnis A + C akan lebih menguntungkan (karena mempunyai IRR lebih besar dari 12 %) jika dibandingkan dengan melaksanakan bisnis A + D (karena bisnis D mempunyai IRR kurang dari 12%). Dengan demikian, akan dipilih untuk melaksanakan bisnis A ditambah dengan bisnis C.
Dari perhitungan NPV pun sebetulnya dapat dibuktikan bahwa bisnis A dan bisnis C akan dianggap lebih menguntungkan. Pembuktiannya sebagai berikut :
N.P.V
I = 10%
Bisnis B saja = RP. 100,6 juta
Bisnis A + C = Rp. 71,8 juta + Rp.30 juta = Rp 101,8 juta
Bisnis A + D = Rp. 71,8 juta + Rp. 2,43 juta = Rp 74,23 juta
Bisnis A saja = Rp. 71,8 juta
Dengan demikian, telah terbukti, baik melalui perhitunganIRR maupun NPV, kombinasi antara bisnis A dan C memberikan manfaat yang lebih besar, dan secara ekonomis akan lebih menguntungkan untuk dipilih.
Daftar Pustaka
Giatman,M.2006.Ekonomi Teknik.Jakarta.PT RAJAGRAFINDO PERSADA.
J.Kodoatie,Robert.2005.Analisis Ekonomi Teknik.Yogyakarta.Andi Offset
Pujawan,I Nyoman.2008.Ekonomi Teknik.Surabaya.Guna Widya
Setiawan.2014
http://setiawan311.blogspot.co.id/2014/04/mutually-exclusive-project_28.html.
(diakses 7 september 2017)