BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi Kista
Kista adalah rongga patologik yang dibatasi oleh epitelium. 1,6 Kista berisi cairan cairan atau setengah setengah cairan cairan yang yang bukan bukan berasal berasal dari dari akumul akumulasi asi pus maupun maupun darah.7,10 Lapisan epitelium itu sendiri dikelilingi oleh jaringan ikat fibrokolagen 11 2.1.2 Gambaran Secara Umum
Kista rahang merupakan kista yang paling sering ditemukan dibandingkan kista tulang lainnya, karena banyaknya sisa epitel yang tertinggal pada jaringan setelah pembentukan gigi. Menurut !" #1$$%& kista rahang terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu kista odontogenik dan kista non'odontogenik 17 Mayoritas kista berukuran kecil dan tidak menyebabkan pembengkakan di permukaan
jaringan.6
(pabi abila
tidak
ada
inf infeksi, si,
maka aka
seca ecara
klinis
pembesarannya minimal dan berbatas jelas. )embesaran kista dapat menyebabkan asimetri asimetri *ajah, *ajah, perges pergesera eran n gigi gigi dan peruba perubahan han oklusi oklusi,, hilang hilangny nyaa gigi gigi yang yang berhubungan atau gigi tetangga, serta pergeseran gigi tiruan. Kista yang terletak di dekat dekat permuk permukaan aan dan telah telah meluas meluas ke dalam dalam jaringa jaringan n lunak, lunak, sering sering terlih terlihat at ber*arna biru terang dan membran mukosa yang yang menutupi sangat tipis. 1+ Kista dilihat dari gambaran radiografik menunjukkan lapisan tipis radioopak 1, yang mengeliling mengelilingii bulatan bulatan radiolusensi. radiolusensi.1,
16
-amun dapat terjadi kalsifikasi
distro distrofik fik pada pada kista kista yang yang sudah sudah lama lama berkem berkemban bang, g, sehing sehingga ga menyeba menyebabka bkan n gambaran kista tidak sepenuhnya radiolusensi pada struktur internalnya. 16 Kista dapat berbentuk unilokular dan multilokular.1,16 Kista dapat terletak seluruhnya di dalam jaringan lunak atau di antara tulang atau juga di atas permukaan tulang. Kista yang terletak pada tulang rahang kemungkinan epitelnya berasal dari epitel odontogenik, misalnya dari sisa dental lamina atau organ email.
ambar 1 )roses )erkembangan Kista ambar 1 menunjukkan bah*a perkembangan kista dimulai dan dilanjutkan oleh stimulasi sitokin terhadap sisa'sisa epitel dan ditambah dengan produk' produk central cellular breakdown yang menghasilkan solusi hiperaluminal sehingga menyebabkan fluid transudate dan kista yang semakin membesar./
Kista "dontogenik #$04& Kista adikuler 60'74
Kista -on "dontogenik #104& Kista -asopalatinus '104
abel 1. )ersentase
Kista 2entrigerous 10'14
Kista -onodontogenik lainnya 14
Kejadian Kista ahang
Keratosis "dontogenik '104
)rimary cyst bone
Kista )aradental 5'4
Meskipun patogenesis
Kista ingia 14
dari
)eriodontal Lateral
kista
kista' ini
masih belum banyak dimengerti, namun kista'kista tersebut dibagi ke dalam dua kelompok besar berdasarkan dugaan asal dinding epitelnya. a.
Kista "dontogenik 2inding epitelnya berasal dari sisa'sisa epitel organ pembentuk gigi.1 (danya proliferasi dan degenerasi kistik dari epitel odontogenik dapat menimbulkan kista odontogenik. 3erdasarkan etiologinya, kista ini dapat
dibagi lagi menjadi tipe developmental dan inflammatory.1 b. Kista -onodontogenik 2inding kista berasal dari sumber'sumber selain organ pembentuk gigi. Kelompok ini meliputi lesi'lesi yang sebelumnya diklasifikasikan sebagai kista fisural yang dianggap berasal dari epitel yang membatasi proses embrionik pembentukan *ajah. 1 2.2 KISTA ODONTOGENIK 2.2.1 Definisi
Kista odontogenik adalah kista yang berasal dari sisa'sisa epitelium pembentuk gigi #epitelium odontogenik&. 8eperti kista lainnya, kista odontogenik dapat mengandung cairan, gas atau material semisolid. 15 Kista odontogenik disubklasifikasikan menjadi kista yang berasal dari developmental atau inflammatory. Kista developmental yakni kista yang tidak diketahui penyebabnya, namun tidak terlihat sebagai hasil reaksi inflamasi. 8edangkan kista inflammatory merupakan kista yang terjadi karena inflamasi. 1 2.2.2 Etioo!i
(da tiga macam sisa jaringan yang masing'masing berperan sebagai asal' muasal kista odontogenik 15 9 1. The epithelial rests or glands of Serres yang tersisa setelah terputusnya dental lamina. :ni merupakan penyebab odontogenik keratosis. 8elain itu, juga dapat menjadi penyebab beberapa kista gingial dan periodontal %.
lateral developmental . ;mail epitelium tereduksi yang berasal dari organ email dan selubung gigi yang belum erupsi namun telah terbentuk sempurna. Kista dentigerous
3.
#folikular& dan kista erupsi berasal dari jaringan ini. The rests of Malassez yang terbentuk melalui fragmentasi dari epithelial root selubung Hertwig .
2.2." Kasifi#asi
Klasifikasi kista odontogenik menurut !" tahun 1$$%1,7 Developmental
Kista dentigerous • Kista erupsi • Kista odontogenik keratosis • Kista orthokeratinisasi odontogenik • Kista gingival alveolar! pada "ayi • Kista gingival pada dewasa • Kista lateral periodontal #al$ifying odontogeni$ $yst • Kista glandular odontogenik •
%nflammatory Kista periapikal #radikular& • Kista residual periapi$al #radikular& • &u$$al "ifur$ation $yst •
2.2.$ Gambaran Secara Umum
Menurut
niersity !ospital, )aris, )rancis yaitu $ 9 1.
Kista periodontal 5,4
%.
Kista dentigerous %%,54
5.
Keratosis odontogenik 1$,14
'.
(esidual $yst +,64
.
Kista lateral periodontal 0,54
6.
Kista glandular odontogenik 0,%4 Kista tumbuh secara ekspansi hidrolik dan dilihat dari gambar
radiografik biasanya menunjukkan lapisan tipis radioopak yang mengelilingi radiolusensi. (danya proses kortikasi yang terlihat secara radiografik adalah merupakan hasil dari kemampuan tulang disekitarnya untuk membentuk tulang
baru lebih cepat dibandingkan proses resorpsinya, hal inilah yang terjadi selama perluasan lesi.% 2." KISTA %ADIKU&E% 2.".1 Definisi
Kista radikular adalah kista odontogenik yang paling sering ditemukan pada rahang. Kista tersebut sering ditemukan secara kebetulan dalam pemeriksaan radiologis rutin karena biasanya kecil dan tanpa gejala, kecuali bila besar atau terjadi infeksi sekunder. Kista radikular, yang disebut juga dengan kista periapikal biasanya terbentuk pada apeks gigi non ital. Kista radikular lebih sering terjadi di maksila dengan gigi insisif lateral sebagai gigi yang paling sering terkena, sedangkan di mandibula kista ini banyak terjadi pada gigi posterior. :nsidensi pada pria lebih tinggi dibandingkan perempuan dan umumnya terjadi pada dekade ketiga dan keempat. )ada beberapa indiidu dapat ditemukan lebih dari satu kista radikular. Kista radikular yang tidak diterapi dapat mendestruksi tulang akibat pembesarannya. 2eteksi dini melalui pemeriksaan radiologis rutin menjadi hal yang penting, karena semakin cepat diketahui semakin mudah penatalaksanaannya.
2.".2 E'i(emioo!i
Kista radikular merupakan jenis kista yang paling sering ditemukan pada rahang, sekitar %4'6/4 dari seluruh kista yang ditemkan dirahang. Lokasi tersering terjadi 604 pada maksila dengan frekuensi tersering di maksila terutama region anterior dan mandibula pada region posterior, namun kista ini dapat terjadi di region mana saja di rahang. :nsiden tertinggi terjadi pada usia dekade ke'5 dan
ke'+ dan jarang terjadi pada anak. Kista radikular lebih banyak ditemukan pada laki'laki sekitar /4 dibandingkan dengan *anita +%4. 2.".". Etioo!i (an Pato!enesis
Kista radikuler dapat terjadi akibat faktor trauma fisik, kimia, atau bakteri sehingga terjadi kematian pulpa yang diikuti oleh stimulasi sel sisa epitel Malassaez yang normalnya terdapat pada ligamentum periodontal. Kista ini dipercaya berhubungan dengan proliferasi dari rest #sisa& dental lamina. Kista periapikal
berkembang
dari
perluasan periapikalgranuloma)yang
mana
merupakan pusat dari inflamasi kronis jaringan granulasi yang berlokasi pada tulang di bagian apeks dari gigi non'ital. ranuloma periapikal terjadi dan terbentuk oleh degradasi produksi dari jaringan pulpa yang nekrose. 8timulasi dari epitelial rest malasse? terjadi akibat respon pembentukan inflamasi. )embentukan kista terjadi akibat adanya poliferasi epithelial, yang akan membantu untuk pemisahan stimulus inflamasi #nekrotik pulpa& dari tulang di sekitarnya. Kista radikuler berasal dari sisa epitel Mallasse? #rest of Mallassez & pada apeks
granuloma
atau periapikal gigi non ital
yang
terstimulasi untuk
berproliferasi oleh proses inflamasi. Kista radikuler secara umum terjadi karena infeksi pulpa yang terjadi pada gigi yang karies. 3akteri yang berasal dari sulkus ginggia atau kantong periodontal mencapai kanal sisa akar gigi melalui pembuluh darah periodontal. Mikroba juga dinyatakan berasal dari nekrosis pulpa melalui sirkulasi darah
# ana$horesis&. Lingkungan endodontik merupakan
habitat untuk tumbuhnya flora khususnya bateri anaerob. !abitat tersebut memiliki sifat'sifat biologis dan patologis seperti 9 antigenisitas,
aktiitas
mitogenik, kemotaksis, en?im hitiolitik, dan aktiasi sel pejamu. Mikroba dan produknya menginasi saluran akar dan kemudian ke periapeks. 8ebagai respon,
tubuh memiliki pertahanan tubuh berupa sel'sel tertentu, antibodi, dan molekul efektor. Mikroba dan perla*anan pertahanan tubuh yang terjadi menyebabkan merusakan dari jaringan periapikal dan terentuk berbagai kategori lesi periodontitis
apikal.
Kista
periapikal
merupakan se*uel langsung
dari
periodontitis apikal kronis, tetapi tidak setiap lesi kronis tersebut berkembang menjadi kista. (da dua jenis kista periapikal yaitu kista yang mengandung rongga yang secara utuh dilapisi oleh lapisan epitel # true $yst & dan kista yang mengandung rongga yang dilapisi lapisan epitel yang terbuka ke saluran akar # "ay $yst+po$ket $yst &. )atogenesis kista asli # true $yst & terjadi dalam 5 fase yaitu 9 1. fase pertama # inisiasi& 8ecara umum telah diketahui bah*a lapisan epitel kista radikuler berasal dari sel sisa epitel Mallasse? # rest of Malassez & dalam ligamentum periodontal. 8el sisa Malasse? yang tertidur # dormant & menga*ali proliferasi sebagai akibat langsung
dari
inflamasi,
kemungkinan
diba*ah
kendali antigen
bakteri, epidermal growth fa$tors, sel'sel mediator, dan metabolit yang dilepaskan oleh berbagai sel yang berdiam pada lesi periodontal.
%. fase kedua # pembentukan kista& (da dua teori tentang pembentukan kista 9 1.
eori defisiensi nutrisi
eori defisiensi nutrisi didasarkan pada asumsi bah*a epitel massa dari sel@sel pada bagian sentral menjadi terpisah semakin jauh akibat perbandingan nutrisi yang berbeda pada lapisan basal, yang terjadi oleh karena gagalnya pemenuhan nutrisi yang adekuat sehingga terjadi
degenerasi
berbentuk
cairan
#li*uofa$tion&
dan
nekrosis,
hal
ini
menyebabkan terbentuknya suatu rongga berlapis epitel berisi cairan. (lternatif lain berupa sel'sel dapat membentuk lembaran yang mencakup bagian dari granuloma dengan akibat yang sama berupa pecahnya isi dari granuloma yang terbuka sehingga terbentuk pusat berupa cairan dari kista. %.
eori abses
2asar dari teori abses bah*a proliferasi lapisan epitel rongga abses dibentuk oleh jaringan nekrosis dan jaringan yang lisis oleh karena sifat alami dari sel'sel epitel akan menutupi permukaan yang terpapar oleh jaringan ikat. 5. 2ari
Aase ketiga pembesaran kista. penelitian
terbukti
bah*a
osmosis
memiliki
peranan
dalam
peningkatan ukuran kista. (danya jaringan nekrotik, eksudat plasma protein, dan asam hialuronat dalam rongga kista mengakibatkan tekanan osmosis cairan kista lebih tinggi dari cairan jaringan sekitarnya sehingga akan menarik cairan masuk kedalam rongga kista menyebabkan ukuran kista membesar. Mekanisme
pembentukan
kista
periapikal
bentuk
kantong
# periapi$alpo$ket $yst & dia*ali dengan sebuah perluasan yang menyerupai gelembung kecil dari ruang saluran akar gigi yang terinfeksi ke periapikal. uang lumen kecil ini #mi$rolumen& ditutup oleh epitel skuamosa bertingkat kemudian bertumbuh dan membentuk leher #$ollar & yang tersusun dari epitel sekitar ujung akar gigi. ;pitel berbentuk leher tersebut mengadakan perlengketan ke permukaan akar gigi yang terinfeksi dan di bagian lain lumen kecil berbentuk kistik disekitar periapikal. !adirnya mikroorganisme pada saluran akar apikal menarik granulosit netrofil melalui proses kemotaksis kedalam mikrolumen. Lumen yang menyerupai
kantong membesar untuk menampung debris untuk membentuk diertikulum dari ruang saluran akar ke daerah apikal. )roses resorbsi tulang melibatkan regulasi mediator. 3eberapa faktor resorbsi tulang #"one,resor"ing fa$tors& telah di isolasi dari kista radikuler seperti prostaglandin #);%, ):%&, leukotrin, and kolagenase. :L'1 merupakan sitokin yang paling aktif dalam perluasan kista melalui efek terhadap proliferasi fibroblast, produksi prostaglandin oleh kasul fibrosis dan psteolisis. Mediator yang terlibat dalam proses inflamasi dan resobsi tulang sangat kompleks. )enelitian pada manusia dan binatang menunjukkan proliferasi aktif dari sitokin yang lain seperti :L'6, :L'5, -ranulo$yte,ma$rophage $olony stimulating fa$tor #-M,#S & :L'11,:L'17 dan :L'1/, memiliki peranan pada patogenesis dan penyakit ostelitik. 2.".$. Dia!nosis 1.
Anamnesis (an Pemeri#saan fisis
1& (namnesis (namnesis pasien tidak memperlihatkan gejala apapun karena pada umumnya bersifat asimptomatik, terutama kista radikuler yang kecil. Kista radikuler tidak nyeri jika tidak mengalami infeksi. 3eberapa pasien dengan kista radikuler mengeluh rasa sakit *alaupun tidak ada bukti adanya infeksi dan tidak ada bukti klinis adanya peradangan akut yang terlihat secara histologis. 8ama halnya beberapa pasien secara klinis adanya infeksi akut dan secara histologis adanya inflamasi tetapi mereka tidak mengeluh rasa sakit. 2ari pemeriksaan fisis dapat ditemukan adanya nyeri saat palpasi dan perkusi daerah gigi yang memiliki kista radikuler yang terinfeksi. )ada
mandibula, penekanan pada nerus dentalis inferior hampir tidak pernah memberikan reaksi anestesia atau parestesi pada daerah mental, hal ini penting untuk membedakan kista radikuler dengan tumor. %& )emeriksaan radiologi ambaran radiologi kista radikuler tampak sebagai lesi osteolitik atau radiolusen #berbentuk lingkaran atau oal& dengan batas radiopak yang tegas dengan ukuran yang berariasi yang mengelilingi apeks radiks dentis, kecuali jika kistanya terinfeksi maka gambaran radiopak di tepi akan menghilang.
ambaran radiologi kista radikuler 9 1.
3entuk melingkar atau bulat radiolusen dengan tepi yang radiopak %.
ambaran radiolusen pada apeks dentin
5.
igi dan struktur lain yang berdekatan mengalami perubahan tempat
ambaran radiologi kista radikuler yang terinfeksi 1.
ongga kista tampak dengan batas yang tidak jelas
%.
8truktur dibelakangnya menjadi tidak terlihat dan defek tampak seperti tero*ongan
5.
uang ligamentun periontal yang mengelilingi gigi menjadi lebar.
)emeriksaan <'scan memperlihatkan densitas kista radikuler '%0 sampai B %0 !>, gambaran bera*an daerah lesi periapikal, massa jaringan lunak yang homogen, pada dinding superior kadang ditemukan dinding ganda. )ada pemeriksaan ultrasonografi menunjukkan daerah yang anehoik dengan kontour
dan pinggir yang halus dan tidak adanya askularisasi internal pada pemeriksaan dopler flo*metri, menunjukkan rongga terisi dengan cairan #kista&. 5& )emeriksaan patologi ambaran utuh, kista berupa massa dengan bentuk sferis # bulat& atau oal tetapi sering bentuk yang tidak teratur dan kolaps. 2inding kista memiliki dinding dengan ketebalan berariasi mulai dari yang sangat tipis sampai ketebalan mm. )ermukaan bagian dalam sangat halus dan bergelombang. :si dari kista berupa cairan *arna coklat yang dihasilkan dari pecahnya pembuluh darah dan jika ada kristal kolesterol *arnanya berupa kuning keemasan atau *arna seperti jerami.
Kista radikuler hampir seluruhnya dilapisi oleh epitel skuamosa bertingkat tidak berkeratin dengan ketebalan yang berariasi. Lapisan epitel ini dapat berproliferasi dan mengalami inflamasi atau dalam keadaan tenang dengan berbagai diferensiasi. 2inding kista yang berupa jaringan ikat kolagen dapat diinfiltrasi oleh sel'sel lekosit polimorfonuklear seperti limposit dan netrofil. )ada lapisan epitel kista radikuler dapat ditemukan dalam jumlah kecil C 10 4hyaline "odies # (usthon/s hyaline "odies& yang berbentuk bulan sabit yang diperkirakan berasal dari perdarahan dalam dinding kista yang mengalami infeksi. ambar Kiri. )anah no.1 menunjukkan daerah hemoragik di dalam kaitas kista, dan panah no.% menunjukkan kapiler pada dinding jaringan ikat. Kanan. )embesaran lebih tinggi menunjukkan lapisan epitel skuamosa bertingkat pada kista. +.
(spirasi kista
(spirasi isi kantong kista dapat bernilai diagnostik. )ada kista dengan ukuran lebih dari 1,'% cm, cairan encer atau kental yang dapat diaspirasi menyingkirkan adanya massa padat lainnya. 2.".). Dia!nosis Ban(in!
8ecara radiographi, 22 dari kista periapikal harus mencantumkan periapikal granuloma di dalamnya. )ada daerah yang telah dialkukan pera*atan apikal, kerusakan akibat operasi atau periapikal scar mungkin dapat digunakan. )ada regio anterior rahang ba*ah radiolusen pada peiapikal harus dapat dibedakan dengan fase a*al perkembangan dari $ementooseous dysplasia.pada regio posterior harus, gambaran radiolusen apikal harus dapat dibedakan dengan kista traumatik tulang. Kadang kala tumor odontogenik, lesi sel giant, penyakit metatase dan tumor osseous primary dapat menunjukan gambarab radiographi yang menyerupai kista periapikal. -amun pada semua keadaan di atas gigi alam keadaan ital. 2.".*. Penataa#sanaan
Lesi perifer termasuk kista radikuler sendiri dapat menghilang apabila agen penyebabnya telah dihilangkan. 8ebagian besar kista radikuler dapat disembuhkan dengan D root $anal treatment E, khususnya kista radikuler dengan ukuran kurang dari mm dan tidak membutuhkan interensi bedah. )engobatan kista radikuler, sebagai penyakit saluran agar terdiri dari pemberantasan mikroba atau secara subtansial mengurangi jumlah mikroba dari saluran akar dan mencegah infeksi berulang kembali. )era*atan akar gigi memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi *alaupun demikian angka kegagalan masih tetap terjadi hal ini disebabkan karena ada saluran akar gigi yang tidak dapat dibersihkan.
1& )embedahan (da dua metode pembedahan kista 9 enukleasi # pengeluaran kantong kista secara keseluruahan& dan marsupialisasi #membuat permukaan rongga kista tetap terbuka&. & 1.
;nukleasi
)embedahan dengan metode ini meliputi pengeluaran kantong kista secara keseluruhan dan penyembuhan luka menjadi tujuan utama. Metode ini merupakan pengangkatan kista yang paling memuaskan dan diindikasikan pada semua kasus tanpa merusak gigi dan struktur anatomi lainnya yang berdekatan. %.
Marsupialisasi
Metode ini biasanya dilakukan untuk mengeluarkan kista yang besar dan mengeluarkan
kista
yang
besar
dan
window pada tempat yang sesuai diatas lesi.
memerlukan
pembukaan surgi$al
DA+TA% PUSTAKA
1. Larsen, )eter ;. "dontogenesis and "dontogenic 8(. ;lseier Mosby :nc F %00 %. Kahairi (, Khan 8(, (miro?i (. ;ndoscopic'assisted ;nucleation of adicular
eport. GonlineH %010. aailable from 9 >L 9
http9II***.nbci.nml.nih.goIpubmedI 5. 8eno 8, "ga*a , 8hibayama M, "ga*a A, Aukui =, "*aki 8, 8u?uki M, 8himi?u . ;ndoscopic 8inus 8urgery for the "dontogenic MaJillary L 9 http9II***.nbci.nml.nih.goIpubmedI +.
angidjaja !:. (natomi igi. =akarta 9 )enerbit 3uku Kedokteran ;
%00%. !al. %$'51 . Latoo 8, 8hah ((, =an 8M, adir 8, (hmad :, )urra (, Malik (!. adicular L 9 http9II radicularcyst. tripod.comI.
7. -air ).-. amachandran. -on'microbial ;tiology 9 )eriapical
(pical
)eriodontitis.
Gonline
H
%00.
http9II
onlinelibrary.*iley.comIdoi /. ray 2, 8tenhouse 2, Lee 2, L 9 http9II***.nbci.nml.nih.goIpubmedI 10.
Kiss
<.
onlinelibrary.*iley.comIdoi
:nteractions.
Gonline
H
%00.
http9II