ANALISIS PENGARUH CITRA MEREK, FITUR, DAN PERSEPSI HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPHONE XIAOMI (STUDY KASUS PADA UNIVERSITAS SEMARANG)
SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Progam Sarjana (S1) Fakultas Ekonomi Universitas Semarang
Disusun oleh : Ardian Vicky Darmasaputra B.131.14.0493
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEMARANG SEMARANG 2018
i
PERSETUJUAN LAPORAN SKRIPSI
Nama Penyusun
: Ardian Vicky Darmasaputra
Nomor Induk Mahasiswa
: B.13.14.0493 B.13.14.0493
Fakultas/Jurusan
: Ekonomi/Manajemen
Judul Usulan Penelitian Skripsi
:ANALISIS PENGARUH CITRA MEREK, FITUR,
DAN
PERSEPSI
HARGA
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPHONE XIAOMI (STUDY KASUS PADA UNIVERSITAS SEMARANG) Dosen Pembimbing
: Dwi Widi Pratito S.N., SE. MM
Semarang, 5 Mei 2018 Dosen Pembimbing,
( Dwi Widi Pratito S.N., SE. MM ) NIS : 06557000504014 06557000504014
ii
PENGESAHAN LAPORAN SKRIPSI
Nama Penyusun
: Ardian Vicky Darmasaputra
Nomor Induk Mahasiswa
: B.13.14.0493 B.13.14.0493
Fakultas/Jurusan
: Ekonomi/Manajemen
Judul Usulan Penelitian Skripsi
: ANALISIS PENGARUH CITRA MEREK, FITUR,
DAN
PERSEPSI
HARGA
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPHONE XIAOMI (STUDY KASUS PADA UNIVERSITAS SEMARANG) Dosen Pembimbing
: Dwi Widi Pratito S.N., SE. MM
Semarang, 5 Mei 2018 Dosen Pembimbing,
(Dwi Widi Pratito S.N., SE. MM) NIS : 06557000504014 06557000504014
iii
PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN SKRIPSI
Nama Penyusun
: Ardian Vicky Darmasaputra
Nomor Induk Mahasiswa
: B.13.14.0493
Fakultas/Jurusan
: Ekonomi/Manajemen
Judul Usulan Penelitian Skripsi
: ANALISIS PENGARUH CITRA MEREK, FITUR,
DAN
PERSEPSI
HARGA
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPHONE XIAOMI (STUDY KASUS PADA UNIVERSITAS SEMARANG) Dosen Pembimbing
: Dwi Widi Pratito S.N., SE. MM
Telah dinyatakan lulus ujian pada Tanggal 2018 Tim Penguji 1. Edy Mulyantomo, SE, MM (...............................................) 2. Dra. Sri Yuni Widowati, MM (...............................................) 3. Dian Triyani, SE, MM (...............................................)
iv
PENGESAHAN REVISI UJIAN SKRIPSI
Nama Penyusun
: Ardian Vicky Darmasaputra
Nomor Induk Mahasiswa
: B.13.14.0493
Fakultas/Jurusan
: Ekonomi/Manajemen
Judul Usulan Penelitian Skripsi
: ANALISIS PENGARUH CITRA MEREK, FITUR,
DAN
PERSEPSI
HARGA
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPHONE XIAOMI (STUDY KASUS PADA UNIVERSITAS SEMARANG) Dosen Pembimbing
: Dwi Widi Pratito S.N., SE. MM Telah dinyatakan revisi ujian pada Tanggal 2018
Tim Penguji 1. Edy Mulyantomo, SE, MM (...............................................) 2. Dra. Sri Yuni Widowati, MM (...............................................) 3. Dian Triyani, SE, MM (...............................................)
v
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI Yang bertanda tangan dibawah ini saya Ardian Vicky Darmasaputra, menyatakan bahwa skripsi dengan judul (Analisis Pengaruh Citra Merek, Fitur, Dan Persepsi Harga Terhadap Keputusan Pembelian Handphone Xiaomi Study Kasus Universitas Semarang) adalah hasil tulisan saya sendiri. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain, yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan/atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari orang lain tanpa memberikan pengakuan penulis aslinya. Apabila saya melakukan tindakan yang bertentangan dengan hal tersebut di atas, baik disengaja maupun tidak. Dengan ini saya menyatakan akan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri. Bila kemudian terbukti bahwa saya melakukan tindak menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh Universitas batal saya terima. Semarang, 5 Mei 2018 Yang membuat pernyataan,
( Ardian Vicky D ) NIM : B.131.14.0493
vi
AB STRACT This study aims to determine: (1) the influence of brand image on Xiaomi smartphone purchasing decisions, (2) the influence of features on Xiaomi smartphone purchasing decisions, (3) the influence of price perceptions on the purchasing decisions of Xiaomi smartphones, This type of research is a survey research with a quantitative approach. The population in this study are Owners and users who are doing activities with gadged in Semarang University. The sampling technique uses purposive sampling, in order to obtain a total sample of 75 people. Data collection techniques using questionnaires that have been tested for validity and reliability. Data analysis technique used is multiple regression. The results of the study at a significance level of 5% showed that: (1) Brand image has a positive effect on purchasing decisions, as evidenced by the value of t count of 5.723 with a significance value of 0.000 smaller than 0.05 (0.000 <0.05), and regression coefficient has a positive value of 0.483; (2) Features have a positive effect on purchasing decisions, as evi denced by the value of t count of 3.579 with a significance value of 0.001 (0.001 <0.05) and the regression coefficient has a positive value of 0.278; (3) Price perception has a positive effect on purchasing decisions, as evidenced by the t value of 5.878 with a significance value of 0.000 (0.000 <0.05) and the regression coefficient has a positive value of 0.304.
Keywords: Brand I mage, F eatures, Price Perception, Purchase Decisi on
vii
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian smartphone Xiaomi, (2) pengaruh fitur terhadap keputusan pembelian smartphone Xiaomi, (3) pengaruh persepsi harga terhadap keputusan pembelian smartphone Xiaomi, Jenis penelitian ini merupakan penelitian survei dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah Pemilik dan pengguna yang sedang melakukan aktifitas dengan gadged yang berada di Universitas Semarang. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 75 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil penelitian pada taraf signifikansi 5% menunjukkan bahwa: (1) Citra merek berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian, dibuktikan dari nilai t hitung sebesar 5,723 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 (0,000<0,05), dan koefisien regresi mempunyai nilai positif sebesar 0,483; (2) Fitur berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian, dibuktikan dari nilai t hitung sebesar 3,579 dengan nilai signifikansi sebesar 0,001 (0,001<0,05) dan koefisien regresi mempunyai nilai positif sebesar 0,278; (3) Persepsi harga berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian, dibuktikan dari nilai t hitung sebesar 5,878 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (0,000<0,05) dan koefisien regresi mempunyai nilai positif sebesar 0,304. Kata kunci: Citra Merek, Fitur, Persepsi Harga, Keputusan Pembelian
.
viii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Barang siapa bersungguh-sungguh pasti ada jalan
“
”
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan., maka apabila kamu telah selesai dari sesuatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh sungguh urusan yang lain. Dan hanya kepada Tuhan-mulah hendaknya kamu berharap. (Surat Al Insyirah: 6-7)
PERSEMBAHAN
Kedua Orang Tua Tercinta. Saudara dan Sahabat Yang Selalu Membantuku. Semua Orang Yang Selalu Mendukungku.
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi robbil ‘alamin, puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Analisis Pengaruh Citra Merek, Fitur, dan Persepsi Harga Terhadap Keputusan Pemebelian Handphone Xiaomi”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan progam sarjana (S1) fakultas ekonomi Universitas Semarang. Selama proses penyusunan skripsi ini penulis mendapatkan bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Andy Kridasusila, SE, MM selaku Rektor Universitas Semarang. 2. Bapak Teguh Ariefiantoro,SE, MM selaku Ketua Progdi S1 Manajemen Universitas Semarang. 3. Bapak Dwi Widi Pratito S.N., SE. MM selaku dosen pembimbing. 4. Ibu Dra. Nurhidayati, MM selaku dosen wali. 5. Seluruh dosen dan segenap staff Universitas Semarang atas ilmu dan bantuan yang telah diberikan. 6. Kedua Orang Tua tercinta yang selalu memberikan doa dan semangat serta selalu memberikan yang terbaik bagi penulis. 7. Teman-teman mahasiswa Universitas Semarang yang telah bersedia menjadi responden pada penelitian ini.
x
8. Semua pihak yang telah memberikan bantuan, dan dukungannya. Semoga kebaikan kalian dibalas oleh Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih ada kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna sebagai tambahan informasi serta pengetahuan bagi semua pihak yang membutuhkan .
Semarang, 5 Mei 2018 Penulis,
Ardian Vicky .D NIM : B.131.14.0493
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN SKRIPSI .......................... iv HALAMAN PENGESAHAN REVISI UJIAN SKRIPSI ...................................... v HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ................................... vi ABSTRACT ............................................................................................................ vii ABSTRAK ........................................................................................................... viii MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... ix KATA PENGANTAR ............................................................................................ x DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 1.1.
Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
1.2.
Rumusan Masalah .................................................................................. 10
1.3.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................................ 11
1.3.1.
Tujuan Penelitian ............................................................................ 11
1.3.2.
Kegunaan Penelitian........................................................................ 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 13 2.1.
Landasan Teori ....................................................................................... 13
xii
2.1.1.
Citra Merek ..................................................................................... 13
2.1.2.
Fitur ................................................................................................. 18
2.1.3.
Persepsi Harga ................................................................................. 20
2.1.4.
Keputusan Pembelian ...................................................................... 26
2.2.
Penelitian Terdahulu............................................................................... 35
2.3.
Kerangka Berfikir ................................................................................... 37
2.4.
Paradigma Penelitian .............................................................................. 40
2.5.
Hipotesis Penelitian ................................................................................ 40
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 46 3.1.
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ........................................ 46
3.1.1.
Variabel Penelitian .......................................................................... 46
3.1.2.
Definisi Operasional Variabel ......................................................... 47
3.2.
Obyek Penelitian, Unit Sampel, Populasi, dan Penentuan Sampel ........ 48
3.2.1.
Obyek Penelitian dan Unit Sampel ................................................. 48
3.2.2.
Populasi dan Penentuan Sampel...................................................... 49
3.2.3.
Jenis dan Sumber Data .................................................................... 50
3.2.4.
Metode Pengumpulan Data ............................................................. 51
3.2.5.
Metode Analisis .............................................................................. 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 60 4.1.
Gambaran Umum Konsumen ................................................................. 60
xiii
4.1.1.
Gambaran Karakteristik Konsumen ................................................ 60
4.1.2.
Gambaran Tanggapan Konsumen ................................................... 64
4.2.
Analisa Hasil .......................................................................................... 69
4.2.1.
Pengujian Kualitas Data .................................................................. 69
4.2.2.
Pengujian Asumsi Klasik ................................................................ 71
4.2.3.
Analisis Regresi Berganda .............................................................. 74
4.2.4.
Pengujian Hipotesis ......................................................................... 75
4.3.
Pembahasan ............................................................................................ 77
4.3.1.
Hubungan Citra merek dengan Keputusan pembelian .................... 77
4.3.2.
Hubungan Fitur dengan Keputusan pembelian ............................... 78
4.3.3.
Hubungan Persepsi harga dengan Keputusan pembelian............... 78
BAB V KESIMPULAN ........................................................................................ 80 5.1.
Kesimpulan ............................................................................................. 80
5.2.
Saran ....................................................................................................... 81
5.3.
Keterbatasan penelitian .......................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 83 LAMPIRAN .......................................................................................................... 87
xiv
DAFTAR TABEL Tabel 1. 1 Data Market Share smartphone Merek Cina Tahun 2015-2016 ............ 7 Tabel 1. 2. Tabel Market Share Smartphone Android Tahun 2015 ........................ 7 Tabel 1. 3 Tabel Market Share Smartphone Android Tahun 2016 ......................... 7 Tabel 1. 4 Pra Survey ............................................................................................ 10 Tabel 3. 1 Definisi Operasional Variabel .............................................................. 47 Tabel 4. 1 Karakteristik Konsumen Menurut Jenis Kelamin ................................ 60 Tabel 4. 2 Karakteristik Konsumen Menurut Umur ............................................. 61 Tabel 4. 3 Karakteristik Konsumen Menurut Pekerjaan ....................................... 62 Tabel 4. 4 Karakteristik Konsumen Menurut Pendapatan .................................... 62 Tabel 4. 5 Karakteristik Konsumen Menurut Lama Pemakaian ........................... 63 Tabel 4. 6 Tanggapan Konsumen Terhadap Citra Merk ....................................... 65 Tabel 4. 7 Tanggapan Konsumen Terhadap Fitur ................................................. 66 Tabel 4. 8 Tanggapan Konsumen Terhadap Persepsi harga ................................ 67 Tabel 4. 9 Tanggapan Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian ..................... 68 Tabel 4. 10 Hasil Uji Validitas .............................................................................. 69 Tabel 4. 11 Hasil Uji Reliabilitas .......................................................................... 70 Tabel 4. 12 Hasil Uji Multikolinieritas ................................................................. 72 Tabel 4. 13 Analisis Regresi Linier Berganda ...................................................... 74 Tabel 4. 14 Hasil Uji Koefisien Determinasi ........................................................ 75
xv
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Penelitian .......................................................................... 87 Lampiran 2 Data Tanggapan Responden .............................................................. 94 Lampiran 3 Lampiran Validitas Dan Reliabilitas ............................................... 102 Lampiran 4 Lampiran hasil regresi ..................................................................... 110
xvi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi telekomunikasi di Indonesia saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat, hal ini ditunjukkan dari jumlah pengguna smartphone yang terus meningkat. Pilihan konsumen pada smartphone semakin beragam. Saat ini smartphone tidak lagi dianggap sebagai barang mewah, tetapi sudah menjadi kebutuhan dasar hampir semua individu. Masyarakat kita sangat haus akan browsing, chating , bermain game, memutar video dan juga untuk bekerja serta belajar dengan menggunakan tablet atau smartphone. Internet juga sudah menjadi kebutuhan pokok bagi setiap individu, karena dengan adanya internet, manusia memiliki banyak informasi. Internet juga bermanfaat untuk berbisnis, politik, ekonomi, dan bersosialisasi. Melalui internet banyak sarana yang menyediakan berbagai informasi, misalnya e-mail , e-learning , e-business, e-book , e-library, dan masih banyak lagi. Munculnya perilaku masyarakat tersebut membuat permintaan akan smartphone pun meningkat
pesat.
Meningkatnya
permintaan
dan
kebutuhan masyarakat terhadap smartphone menarik minat perusahaan perusahaan di Indonesia maupun perusahaan-perusahaan asing untuk berlomba memenuhi permintaan konsumen, karena tentunya banyak perusahaan yang tidak ingin melewatkan kesempatan emas untuk
1
2
mengambil keuntungan yang bisa dibilang tidak sedikit (koran jakarta.com). Oleh karena itu, setiap perusahaan akan bersaing secara kompetitif dalam hal menciptakan dan menawarkan berbagai jenis produk baru dengan inovasi yang berbeda (Kotler dan Keller, 2009). Produsen smartphone ini tentunya memiliki keunggulan masing-masing dan semuanya bersaing dalam merebutkan pasar konsumen melalui berbagai macam terobosan dan inovasi. Inovasi ini terlihat pula pada proses pemasaran, yaitu dalam hal pengembangan produk (Kotler, 2005). Indonesia merupakan salah satu calon pasar terbesar untuk penjualan smartphone, karena tingkat permintaan untuk kategori smartphone sangatlah tinggi (solopos.com). Terdapat beberapa merek smartphone yang bersaing dalam bisnis ini di Indonesia antara lain: Samsung, Apple, Huawei, Xiaomi, Lenovo dan masih banyak lagi. Keadaan seperti ini menyebabkan persaingan yang ketat diantara para kompetitor pada usaha di bidang telekomunikasi. Dalam melakukan keputusan pembelian smartphone ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan salah satunya adalah citra merek. Diantara strategi
pemasaran
untuk
memenangkan
persaingan,
perusahaan
dihadapkan pada keputusan pemberian merek. Untuk menciptakan merek yang kuat perusahaan harus membangun misi untuk image (citra) dan visi bagaimana image merek tersebut. Membangun brand image (citra merek) yang positif dapat dicapai dengan program pemasaran yang kuat dengan menonjolkan kelebihan produk dan yang membedakannya dengan produk
3
lain. Brand image yang positif dibenak konsumen akan memicu konsumen untuk mereferensikannya kepada orang lain. Brand (merek) yang kuat dapat menjadi salah satu keunggulan bersaing. Brand tidak hanya sekedar identitas suatu produk dan sebagai pembeda saja dengan produk pesaing, melainkan lebih dari hal itu. Brand memiliki ikatan emosional istimewa yang tercipta antara konsumen dengan perusahaan. Beberapa produk dengan kualitas, model, karakteristik tambahan, serta kualitas yang relatif sama dapat memiliki nilai yang berbeda di pasar karena adanya perbedaan persepsi mengenai merek dalam benak konsumen. Brand image (citra merek) adalah persepsi dan keyakinan yang dilakukan oleh konsumen, seperti tercermin dalam asosiasi yang terjadi dalam memori konsumen. Apabila perusahaan berhasil menciptakan image yang positif dan kuat maka hasilnya akan dirasakan dalam jangka panjang terlebih jika selalu mampu memeliharanya yaitu dengan selalu konsisten memberikan dan memenuhi janji yang melekat pada citra yang sengaja dibentuk tersebut. Merek yang memiliki image yang baik akan memicu konsumen melakukan word of mouth dikarenakan konsumen percaya terhadap merek (Ismail dan Spinelli, 2012). Pada akhirnya, citra merek tetap memegang peranan penting terhadap keputusan pembelian konsumen. Citra merek menurut Kotler (2000) adalah sejumlah keyakinan tentang merek. Pengembangan citra merek dalam keputusan pembelian sangatlah penting dan citra merek yang
4
dikelola dengan baik akan menghasilkan konsekuensi yang positif (Pratiwi, 2010). Kotler (2000) menyebutkan bahwa para pembeli mempunyai tanggapan berbeda terhadap citra perusahaan atau merek. Citra merek adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya. Citra dipengaruhi oleh beberapa faktor yang di luar kontrol perusahaan. Citra yang efektif akan berpengaruh terhadap tiga hal yaitu memantapkan karakter produk dan usulan nilai, lalu menyampaikan karakter itu dengan cara yang berbeda sehingga tidak dikacaukan dengan karakter pesaing, kemudian memberikan kekuatan emosional yang lebih dari sekedar citra mental. Agar dapat berfungsi, citra harus disampaikan melalui setiap sarana komunikasi yang tersedia dan kontak merek. Selain citra merek yang dapat menjadi pertimbangan dalam melakukan keputusan pembelian selanjutnya adalah fitur. Menurut Siti Hamidah (2013) fitur merupakan alat persaingan untuk membedakan produk perusahaan terhadap produk sejenis yang menjadi pesaingnya. Fitur yang ditawarkan kepada konsumen diawali dari penawaran fitur-fitur yang kompleks. Konsumen akan selalu menyesuaikan fitur yang dimiliki produk dengan harga yang ditawarkan (Kotler dan Armstrong, 2008). Salah satu fitur yang saat ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat adalah internet, yang dapat mengakses seluruh informasi secara cepat, murah, luas dan mampu menghubungkan semua orang. Semakin hari kebutuhan internet semakin meningkat. Terutama untuk kalangan anak muda dan masyarakat perkotaan. Seiring perkembangan teknologi internet saat ini
5
tidak hanya dapat diakses melalui komputer namun dapat diakses melalui gadget yang ukurannya lebih kecil seperti telepon pintar ( smartphone), smartphone), tablet, notebook, notebook, dan sebagainya, dan hal ini mempercepat distribusi informasi dari source dari source ke ke user (www.selular.id) user (www.selular.id).. Menurut (Simamora, 2002) persepsi dapat didefinisikan sebagai suatu proses
dengan
mana
menginterpretasikan
seorang
stimuli
dalam
menyeleksi, suatu
mengorganisasikan,
gambaran
yang
berarti
menyeluruh. Persepsi harga merupakan unsur bauran pemasaran yang fleksibel, artinya dapat diubah dengan cepat sesuai keadaan. Persepsi juga berpengaruh kuat pada konsumen. Secara umum, persepsi harga adalah salah satu pertimbangan penting dalam proses keputusan pembelian, dan kebanyakan konsumen mengevaluasi nilai (kombinasi antara harga dan kualitas) dalam keputusan pembelian. Penetapan harga oleh penjual akan berpengaruh terhadap perilaku pembelian konsumen, sebab harga yang dapat dijangkau oleh konsumen akan cenderung membuat konsumen melakukan pembelian terhadap produk tersebut. Merek Xiaomi sudah mulai dikenal masyarakat Tiongkok sejak tahun 2011, mulai dikenal masyarakat Indonesia pada tahun 2013 dan mulai meledak di pasaran pada tahun 2014 dengan produk unggulannya yaitu smartphone Xiaomi. Xiaomi. Smartphone Xiaomi menggunakan sistem operasi android dan sangat digemari oleh semua kalangan pada saat ini. Fitur-fitur yang ditawarkan produk tersebut sangatlah bervariasi dan mampu menandingi produk smartphone smartphone yang sudah lama beredar di pasaran
6
(inet.detik.com). Pada tahun 2013 sampai 2014 penjualan smartphone Xiaomi terus mengalami peningkatan. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat promosi smartphone promosi smartphone Xiaomi Xiaomi yang gencar dimedia sosial facebook sosial facebook melalui melalui forum MI ( Mobile Internet/Mission Impossible) Impossible) Indonesia, strategi pemasaran yang baik, penjualan produk hanya melalui sistem online, harga produk yang ditawarkan relatif terjangkau, tampilan yang cukup menarik dan memiliki performa yang cukup baik, adanya pembaharuan software software secara berkala, adanya dukungan komunitas yang kuat, serta dukungan layanan MIUI (MI = Mobile Internet dan Mission Impossible, UI = User Interface) Interface) yang lengkap (detik.com). Munculnya produk smartphone smartphone Xiaomi ini sangat menghantui perusahaan-perusahaan smartphone smartphone lain seperti Samsung dan Apple. Semenjak smartphone smartphone Xiaomi beredar di pasaran, masyarakat mulai penasaran dengan produk buatan Tiongkok ini dan sedikit demi sedikit beralih ke smartphone smartphone Xiaomi. Keunggulan dari smartphone smartphone Xiaomi adalah memiliki harga yang sangat terjangkau, fiturnya beraneka ragam dan didukung dengan desain produk yang cukup elegan, ber-OS MIUI, selalu mendapatkan update pembaharuan firmware firmware setiap minggunya, hasil camera yang cukup jernih (techno.okezone.com).
7
Tabel 1. 1 Data Market Share sma smar tphone hone Merek Cina Tahun 2015-2016 No
1 2 3 4 5 6
Vendor
OPPO Huawei Vivo Apple Xiaomi Others Total
2015 Shipment Volume 35,3 62,9 35,1 58,4 64,9 173,4 429,9
2015 Market share 8,2% 14,6% 8,2% 13,6% 15,1% 40,3% 100,0%
2016 Shipment Volume 78,4 76.6 69,2 44,9 41,5 156,7 467,3
2016 Market Share 16,8% 16,4% 14,8% 9,6% 8,9% 33,5% 100,0%
Year-OverYear Growth 122,2% 21,8% 96,9% -23,2% -36,0% -9,6% 8,7%
Sumber: IDC Sumber: IDC Quartefy Mobile Phone Tracker , Feb 6, 2017
Tabel 1. 2.
Market Share Share Sma Smar tphone hone A ndroid ndroid Tahun Tabel Market Tahun 2015 No Vendor Unit Market Share 1 OPPO 12.609 8,2% 2 Huawei 22.451 14,6% 3 Vivo 12.609 8,2% 4 Apple 20.913 13,6% 5 Xiaomi 23.220 15,1% 6 Others 61.970 40,3% Total 153.772 100,0% Sumber: IDC Sumber: IDC Quartefy Mobile Phone Tracker , Feb 6, 2017 Tabel 1. 3
Market Share Share Sma Smar tphone hone Android Android Tahun Tabel Market Tahun 2016 No Vendor Unit Market Share 1 OPPO 37.855 16,8% 2 Huawei 36.953 16,4% 3 Vivo 33.348 14,8% 4 Apple 21.631 9,6% 5 Xiaomi 20.054 8,9% 6 Others 75.484 33,5% Total 225.326 100,0% Sumber: IDC Sumber: IDC Quartefy Mobile Phone Tracker , Feb 6, 2017 Dari tabel 1.1 di atas menunjukkan bahwa volume penjualan smartphone smartphone Xiaomi mengalami penurunan pada market share share dari tahun 2015 ke tahun 2016 sebesar 6,2% (15,1%-8,9%). Berdasarkan tabel 1.2 dan 1.3 dapat diketahui bahwa penurunan market share dari tahun 2015 ke
8
tahun 2016 sebesar 3.166 unit. Penurunan smartphone Xiaomi tidak lepas dari meningkatnya persaingan dari para vendor asal Cina lainnya seperti OPPO, Huawei, Vivo yang mampu membuat smartphone murah dan mampu bersaing di pasaran dengan fitur yang sama seperti Xiaomi. Penurunan tersebut juga dilatar belakangi oleh perubahan mekanisme penjualan yang sebelumnya menerapkan sistem flash sale, kini Xiaomi lebih cenderung menerapkan mekanisme dengan membuka toko fisik di beberapa kota dan Negara. (tekno.kompas .com). Beberapa waktu yang lalu, terdengar kabar adanya keluhan dari pengguna Xiaomi yang mengeluhkan tentang service center Xiaomi, hal ini terungkap dari konsumen bernama Ariza Risky berasal dari Semarang yang membeli salah satu produk Xiaomi. Dirinya merasa kecewa karena dia membeli smartphone Xiaomi dengan garansi resmi TAM tetapi ketika smartphone tersebut mengalami kerusakan dibagian speaker, smartphone tidak bisa ditangani di tempat service center di kota domisili. Untuk klaim garansi hardware seperti speaker,camera,tombol dll, dari TAM tidak bisa menangani karena untuk produk Xiaomi TAM hanya menangani klaim software dan smartphone harus di kirim ke Service Center pusat di Jakarta. Dari kasus tersebut, jelas konsumen merasa kecewa dan kesal karena harus mengirimkan smartphone mereka ke service center pusat di Jakarta dan merelakan bertemu dengan smartphone mereka berbulan-bulan kemudian. Ada pula yang kesal karena service center pusat tidak dapat menangani klaim garansi hardware dengan alasan stiker garansi rusak atau
9
menemukan bekas repair padahal sebelumnya smartphone belum pernah dibuka. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Siti Hamidah (2013) yang berjudul “Analisis Persepsi Citra Merek, Desain, Fitur dan pengaruhnya terhadap Keputusan Pembelian Produk Handphone Samsung Berbasis Android (Studi Kasus STIE Pelita Indonesia)” menyimpulkan ba hwa variabel fitur memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Selanjutnya hasil penelitian yang dilakukan oleh Aditya Yessika Alana (2013) yang berjudul “Pengaruh Citra Merek, Desain dan Fitur terhadap Keputusan Pembelian Handphone Nokia (Studi Kasus pada Mahasiswa Universitas Diponegoro)” menyatakan bahwa variabel fitur memiliki pengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Archi C. Ruslim (2015) yang berjudul “Pengaruh Iklan, Persepsi Harga dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Telepon Genggam Asus” menyatakan bahwa variabel persepsi harga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian. Selanjutnya hasil penelitian yang dilakukan oleh Dimas Aditya Pradana yang berjudul “Pengaruh Iklan, Persepsi Harga, Citra Merek dan Kepercayaan Merek Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Android Sony Xperia (studi pada mahasiswa konsumen pengguna ponsel android merek Sony Xperia di Kota Malang)” menyatakan bahwa variabel persepsi harga berpengaruh negatif terhadap keputusan pembelian.
10
Tabel 1. 4 Pra Survey No
Faktor
Frekuensi Responden
1 Fitur 12 2 Persepsi Harga 10 3 Kelompok acuan 7 4 Promosi 4 5 Citra Merek 8 Sumber: Hasil Pra Survey diolah tahun 2018
Jumlah Responden
Presentase
20 20 20 20 20
60% 50% 35% 20% 40%
Berdasarkan hasil pra survey yang dilakukan terhadap 20 konsumen smartphone Xiaomi di kampus Universitas Semarang menunjukkan adanya 3 variabel tertinggi yaitu fitur, persepsi harga, dan citra merek. Maka diambil suatu penelitian yang menarik dengan judul: “ Analisis Pengaruh Citra Merek, Fitur, Dan Persepsi Harga Terhadap Keputusan Pembelian
Handphone Xiaomi (Studi Kasus Pada
Universitas Semarang)” 1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan data yang tersaji dalam tabel 1.1 maka masalah dalam penelitian ini adalah adanya penjualan smartphone Xiaomi yang mengalami penurunan pada market share dan juga karena masalah yang ada di lapangan. Untuk itu perumusan masalahnya adalah bagaimana upaya smartphone Xiaomi dalam meningkatkan penjualannya.
11
Berdasarkan uraian diatas maka pertanyaan dalam penelitian ini adalah: 1.
Apakah
variabel
fitur
berpengaruh
terhadap
keputusan
pembelian? 2.
Apakah variabel Citra Merek berpengaruh terhadap keputusan pembelian?
3.
Apakah variabel Persepsi Harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian?
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk menganalisis pengaruh variabel fitur terhadap keputusan pembelian. 2. Untuk menganalisis pengaruh variabel citra merek terhadap keputusan pembelian. 3. Untuk menganalisis pengaruh variabel persepsi harga terhadap keputusan pembelian. 1.3.2. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat baik: 1. Aspek Teoritis Sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang berkepentingan untuk memperdalam mengenai masalah pemasaran di masa yang akan datang
12
khususnya membahas mengenai fitur, citra merek, dan persepsi harga terhadap keputusan pembelian. 2. Aspek Praktis Dapat digunakan bahan pertimbangan bagi konsumen dalam mengevaluasi citra smatphone Xiaomi melalui fitur, citra merek, dan persepsi harga. Serta bagi perusahaan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan penjualan.
strategi
dan
kebijakan
dalam
meningkatkan
volume
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Citra Merek a. Pengertian Citra Merek
Merek
merupakan
janji
penjual
untuk
secara
konsisten
memberikan feature, manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli, bukan hanya sekedar simbol yang membedakan produk perusahaan tertentu dengan kompetitornya (Kotler, 2005). Kotler dan Amstrong (2008) mempunyai pendapat bahwa merek merupakan nama , istilah, tanda, simbol, desain atau kombinasi yang ditujukan untuk mengidentifikasi barang atau jasa yang ditawarkan perusahaan sekaligus sebagai diferensiasi produk. Dari uraian definisi diatas dapat disimpulkan bahwa merek adalah nama, istilah, tanda, simbol atau desain dari produk atau jasa atau kombinasi keseluruhan yang dimaksud untuk mengidentifikasi barang dan jasa dari seseorang atau kelompok penjual dan untuk membedakan dari produk pesaing. Merek juga dapat meninggalkan citra dan pengalaman dibenak konsumen mengenai keuntungan dari produk yang diproduksi dari perusahaan. Menurut Kotler dan Keller (2008), ada dua langkah utama dalam membangun brand yang kuat, pertama dimulai dengan membangun value position dan kedua adalah build the brand. Langkah pertama
13
14
lebih
kepada positioning atau
yang
lebih
tepat
lagi
adalah
differentiation. Langkah kedua melibatkan pemilihan nama brand , menumbuhkan asosiasi dengan nama brand, dan yang terakhir adalah mengelola semua kontak antara brand dengan pelanggan sehingga image dari brand tersebut diterima secara konsisten dan memenuhi customer expectations. Kotler (2005), mengatakan bahwa merek merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan feature, manfaat dan jasa tertentu kepada pembeli, bukan hanya sekedar simbol yang membedakan produk perusahaan tertentu dengan kompetitornya, merek bahkan dapat mencerminkan enam makna, yaitu: 1)
Atribut Setiap merek memiliki atribut, dimana atribut ini perlu dikelola
dan diciptakan agar konsumen dapat mengetahui dengan pasti atribut-atribut apa saja yang terkandung dalam suatu merek. 2)
Manfaat Merek juga memiliki serangkaian manfaat. Konsumen tidak
membeli atribut, mereka membeli manfaat. Produsen harus dapat menterjemahkan atribut menjadi manfaat fungsional maupun manfaat emosional. 3)
Nilai Merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai bagi konsumen.
merek memiliki nilai tinggi akan dihargai oleh konsumen sebagai
15
merek yang berkelas, sehingga dapat mencerminkan siapa pengguna merek tersebut. 4)
Budaya Merek juga mewakili budaya tertentu. Misalnya Mercedez
mewakili budaya Jerman yang terorganisasi dengan baik, memiliki cara kerja yang efisien dan selalu menghasilkan produk yang berkualitas tinggi. 5)
Kepribadian Merek juga memiliki kepribadian yaitu kepribadian bagi
penggunanya. Diharapkan dengan menggunakan merek, kepribadian si pengguna akan tercermin bersamaan dengan merek yang digunakan. 6)
Pemakai Merek juga menunjukan jenis konsumen pemakai merek
tersebut. Itulah sebabnya para pemasar selalu menggunakan analogi orang-orang terkenal untuk penggunaan mereknya. Citra sebagai seperangkat keyakinan, ide, dan kesan yang dimiliki seseorang terhadap suatu obyek (Kotler, 2005). Menurut Kotler dan Keller (2008) menyatakan bahwa setiap produk yang terjual di pasaran memiliki citra tersendiri di mata konsumennya yang sengaja diciptkan oleh pemasar untuk membedakannya dari para pesaing mereka.
16
Menurut Tjiptono (2000) brand image image adalah deskripsi tentang asosiasi
dan
keyakinan
konsumen
terhadap
merek
tertentu.
Selanjutnya, Shimp (2003) mengartikan citra merek adalah sejenis asosiasi yang muncul di benak konsumen ketika mengingat sebuah merek tertentu. Asosiasi tersebut bisa berupa ingatan mengenai merek tersebut.
Bisa
berupa
karakternya,
ciri-ciri,
kekuatan,
bahkan
kelemahan merek tersebut. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa brand image brand image merupakan serangkaian kepercayaan konsumen tentang merek tertentu sehingga asosiasi merek tersebut melekat di benak konsumen. Citra merek (brand (brand image) image ) merupakan representasi dari keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu. Citra terhadap merek berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan preferensi terhadap suatu merek. Konsumen yang memiliki citra yang positif terhadap suatu merek, akan lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian. Persepsi konsumen terhadap suatu produk akan menggerakan keinginan konsumen dalam membeli produk tersebut. Apabila citra merek suatu produk sudah jelek atau tercoreng,maka akan menjadi kecil persentase konsumen untuk membelinya, karena konsumen akan tergerak hatinya untuk mencari produk lain yang citra mereknya lebih baik ketimbang produk tersebut.
17
Menurut
Kotler
(2005)
brand image image yang
efektif
dapat
mencerminkan tiga hal, yaitu: 1) Membangun karakter produk dan memberikan value proposition. 2) Menyampaikan karakter produk secara unik sehingga berbeda dengan pesaingnya. 3) Memberi kekuatan emosional dari kekuatan rasional. Menurut Sutisna (2001) ada beberapa manfaat dari citra merek yang berguna untuk konsumen maupun perusahaan, yaitu: 1) Konsumen dengan citra yang positif terhadap suatu merek, lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian. 2) Perusahaan
dapat
mengembangkan
lini
produk
dengan
memanfaatkan citra positif yang telah terbentuk terhadap merek produk lama. 3) Kebijakan family Kebijakan family branding dan dan leverage branding dapat dapat dilakukan jika citra merek produk yang telah ada positif. b. Indikator Citra Merek
Menurut Davidson (1998) indikator citra merek terdiri dari: 1) Reputation (nama baik), tingkat atau status yang cukup tinggi dari sebuah merek produk tertentu. 2) Recognition (pengenalan), yaitu tingkat dikenalnya sebuah merek oleh konsumen. Jika sebuah merek tidak dikenal maka produk dengan merek tersebut harus dijual dengan mengandalkan harga yang murah.
18
3) Affinity (hubungan emosional), hubungan emosional yang terjadi antar brand dengan dengan pelanggan. Yaitu suatu emotional relationship yang timbul antara sebuah merek dengan konsumennya. Sebuah produk dengan merek yang disukai oleh konsumen akan lebih mudah dijual dan sebuah produk yang dipersepsikan memiliki kualitas yang tinggi akan memiliki reputasi yang baik. Affinity Affinity ini berparalel dengan positive association association yang membuat konsumen menyukai suatu produk. 4) Brand Loyalty
(kesetiaan
merek),
seberapa
jauh
kesetiaan
konsumen menggunakan produk dengan brand tertentu. tertentu. 2.1.2. Fitur a. Pengertian Fitur
Dalam teori pemasaran fitur merupakan salah satu elemen dari atribut produk. Fitur dapat dikatakan sebagai aspek sekunder dari suatu produk. Fitur identik dengan sesuatu yang unik, khas, dan istimewa yang tidak dimiliki oleh produk lainnya (Kotler dan Armstrong, 2008). Fitur sering diasosiasikan dengan kemanfaatan atau fungsionalitas dari suatu produk. Menurut Dewi dan Jatra (2013) fitur merupakan karakteristik tambahan yang dirancang untuk menambah ketertarikan konsumen terhadap produk atau menyempurnakan fungsi produk. Indikator yang digunakan untuk mengukur mengukur fitur adalah sebagai berikut: kelengkapan fitur, kebutuhan fitur, ketertarikan fitur, dan kemudahan dalam penggunaan.
19
Fitur adalah sarana kompetitif untuk mendiferensiasikan produk perusahaan dari produk pesaing. Menjadi produsen pertama yang memperkenalkan fitur baru yang bernilai adalah salah satu cara paling efektif untuk bersaing. (Kotler and Armstrong 2006). Fitur merupakan karakteristik atau fitur yang mungkin dimiliki atau tidak dimiliki oleh objek. Berbagai produk yang serupa dapat dilihat berbeda oleh konsumen dari perbandingan fitur di dalamnya, yaitu perbandingan kelengkapan
fitur,
kecanggihan
fitur
atau
keistimewaan
yang
ditonjolkan dari satu fitur di suatu produk dibandingkan dengan produk lain. Fandy Tjiptono (2002) mengatakan bahwa fitur adalah unsurunsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar
pengambilan
keputusan
pembelian.
Fitur
produk
dapat
mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli suatu produk, karena fitur produk melekat erat pada suatu produk dan seringkali digunakan oleh konsumen sebagai dasar dan pertimbangan untuk memutuskan membeli atau tidak suatu barang atau jasa yang ditawarkan. Sebuah produk dapat ditawarkan dengan berbagai fitur. Sebuah model awal tanpa tambahan yang menyertai produk tersebut menjadi titik awalnya. Perusahaan dapat menciptakan model tingkatan yang lebih tinggi dengan menambahkan berbagai fitur. Fitur merupakan alat persaingan untuk mengidentifikasikan produk perusahaan terhadap
20
produk sejenis yang menjadi pesaingnya. Menjadi produsen awal yang mengenalkan fitur baru yang dibutuhkan dan dianggap bernilai menjadi salah satu cara yang efektif untuk bersaing. Sebuah produk dapat ditawarkan dalam berbagai macam variasi. Mulai dari variasi warna, kemasan, aroma, rasa, dan sebagainya. Definisi fitur produk menurut Kotler dan Armstrong (2008) yaitu alat persaingan untuk membedakan produk perusahaan terhadap produk sejenis yang menjadi pesaingnya. Dengan berbagai fitur produk yang ditawarkan oleh produsen, konsumen pun akan semakin terpuaskan dengan produk-produk yang sesuai dengan kebutuhannya. 2.1.3. Persepsi Harga a. Pengertian Persepsi Harga
Dalam arti sempit, harga ( price) adalah jumlah yang ditagihkan atas suatu produk baik barang maupun jasa. Lebih luas lagi, harga adalah jumlah semua nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu produk baik barang maupun jasa (Kotler, 2008). Engel (2004) mendefinisikan harga sebagai sejumlah uang (ditambah beberapa produk) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya. Menurut Stanton (1994) harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya ditetapkan
21
oleh pembeli atau penjual (melalui tawar menawar) atau ditetapkan oleh penjual untuk suatu harga yang sama terhadap semua pembeli. Paul Peter dan Jerry Olson (2000) menyatakan: “Persepsi harga berkaitan dengan bagaimana informasi harga dipahami seluruhnya oleh konsumen dan memberikan makna yang dalam bagi mereka .” Pada saat konsumen melakukan evaluasi dan penelitian terhadap harga dari suatu produk sangat dipengaruhi oleh perilaku dari konsumen itu sendiri. Dengan demikian penilaian terhadap harga suatu produk dikatakan mahal, murah atau biasa saja dari setiap individu tidaklah harus sama, karena tergantung dari persepsi individu yang dilatarbelakangi oleh lingkungan kehidupan dan kondisi individu. Dalam pengambilan keputusan, harga memiliki dua peranan utama, yaitu (Fandy Tjiptono, 2008). Peranan alokasi, yaitu membantu para pembeli untuk memutuskan cara terbaik dalam memperoleh manfaat yang diharapkan sesuai dengan kemampuan daya belinya. Dengan demikian, adanya harga dapat membantu pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan daya belinya pada berbagai jenis barang atau jasa. Pembeli membandingkan harga dari berbagai alternatif yang tersedia, kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki. Peranan informasi, yaitu “mendidik” konsumen mengenai faktor produk yang dijual, misalnya kualitas. Hal ini terutama bermanfaat
22
dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produk atau manfaatnya secara objektif. Persepsi yang sering berlaku adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi. Simamora (2002) mendefinisikan persepsi adalah “bagaimana kita melihat dunia sekitar kita” atau secara formal, merupakan suatu proses dimana
seseorang
menyeleksi,
mengorganisasikan,
dan
menginterpretasi stimuli ke dalam suatu gambaran dunia yang berarti dan menyeluruh. Menurut Mowen dalam Ujang Sumarwan (2003) bahwa, “ perception is the process through which individuals are exposed to information, attend to that information, and comprehend to it ”. Selanjutnya menurut Monroe (1990) “ perception
basically
involves the process of categorization. That is,we tend to place new experiences into existing classifications of familiar experiences” yang berarti, persepsi pada dasarnya melibatkan proses kategorisasi, yaitu kita cenderung untuk untuk menempatkan pengalaman yang baru ke dalam klasifikasi yang ada dalam pengalaman yang sudah familiar. Menurut Solomon (2007) persepsi adalah proses dimana orang memilih, mengatur dan menafsirkan manfaat, kemudian, berfokus pada apa yang kita perbuat dalam menambahkan sesuatu yang mentah untuk memberi mereka makna. Adapun Neal, Quester, dan Hawkins (2004)
23
menyatakan“ perception the critical activity that links individual consumers to group, situation and marketer influences”. Dari penjelasan di atas persepsi yang dipikirkan oleh seseorang dapat menjadi nilai tentang apa yang dipikirkannya. Untuk itu di dalam pemasaran
persepsi
sangat
bernilai
untuk
ditanamkan
kepada
masyarakat bahwa produk atau pelayanan tersebut bernilai dan dibutuhkan. Menurut Schiffman dan Kanuk (2004), “how a consumer perceives a price (as high, as low, as fair) has a strong influence on both purchase intentions and purchase satisfaction”, yang berarti persepsi harga adalah pandangan atau persepsi mengenai harga bagaimana pelanggan memandang harga tertentu (tinggi, rendah, wajar) mempengaruhi pengaruh yang kuat terhadap maksud membeli dan kepuasan membeli. Menurut Peter dan Olson (2010) “ Price perception concern how price information is comprehended by consumers and made meaningful to them.”Artinya bahwa bagaimana informasi harga dapat dipahami oleh pelanggan dan membuat berarti bagi pelanggan. Menurut Malik dan Yaqoob (2012) persepsi harga adalah “ the process by which consumers interpret price and attribute value to a good or service proses”, yang berarti sebuah proses dimana pelanggan menafsirkan nilai harga dan atribut ke barang atau pelayanan yang diinginkan. Adapun definisi lain persepsi harga menurut Campbell dalam Cockril dan Goode (2010) bahwa persepsi harga merupakan
24
faktor psikologis dari berbagai segi yang mempunyai pengaruh yang penting dalam reaksi pelanggan kepada harga. Xia et al dalam Lee dan Lawson-Body (2011) mengemukakan bahwa persepsi harga merupakan penilaian pelanggan dan bentuk emosional yang terasosiasi mengenai apakah harga yang ditawarkan oleh penjual dan harga yang dibandingkan dengan pihak lain masuk diakal, dapat diterima atau dapat dijustifikasi. Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan persepsi harga adalah pandangan pelanggan dalam melihat harga dilihat dari tinggi dan rendahnya harga yang mempengaruhi keputusan pembelian. b. Indikator Persepsi Harga
Persepsi harga sering diidentikan dengan persepsi kualitas dan persepsi
biaya
yang
dikeluarkan
untuk
memperoleh
produk
(Monroe,1990) seperti terlihat pada gambar 2.1 di bawah ini: Quality Perception
Actual Price
Price Perception
Value Perception
Monetary Sacrifice Perception
Gambar 2. 1 Persepsi Harga Sumber: Monroe (1990)
Willingness to buy
25
Berdasarkan Gambar 2.1. di atas dapat dijelaskan bahwa informasi harga aktual yang diperoleh akan dibandingkan dengan persepsi harga yang ada di benak pelanggan. Hal ini mengindikasikan persepsi nilai terhadap produk atau pelayanan tersebut. Selanjutnya pelanggan akan memutuskan, apakah akan membeli produk/pelayanan tersebut atau tidak. Persepsi harga dibentuk oleh 2 (dua) dimensi utama yaitu: 1)
Quality Perception (Persepsi Kualitas); Pelanggan cenderung lebih menyukai produk yang harganya mahal ketika informasi yang didapat hanya harga produknya. Persepsi pelanggan terhadap kualitas suatu produk dipengaruhi oleh persepsi mereka terhadap nama merek, nama toko, garansi yang diberikan (after sale services) dan negara yang menghasilkan produk tersebut.
2) Monetary Sacrifice Perception (Persepsi Biaya yang Dikeluarkan); Secara umum pelanggan menganggap bahwa harga merupakan biaya yang dikeluarkan atau dikorbankan untuk mendapatkan produk. Akan tetapi pelanggan mempunyai persepsi yang berbeda beda terhadap biaya yang dikeluarkan meskipun untuk produk yang sama. Kotler dan Amstrong (2001) dalam Selang (2013) menyatakan indikator harga antara lain: (1) Keterjangkauan harga produk, (2)
26
Kesesuaian harga dengan kualitas produk, (3) Kesesuaian harga dengan manfaat. Berdasarkan bahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa persepsi akan kualitas dan biaya yang dikeluarkan pelanggan memiliki peranan yang penting dalam memilih suatu produk/pelayanan, disamping itu harga yang ditetapkan sebaiknya terjangkau, mengandung kesesuaian antara manfaat dengan kualitasnya, dan perbandingan harga dengan produk/pelayanan lain yang sejenis. 2.1.4. Keputusan Pembelian a) Pengertian Keputusan Pembelian
Keputusan
pembelian
adalah
proses
pengintegrasian
yang
mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya (Peter dan Olson, 2000). Hasil dan proses pengintegrasian ini adalah suatu pilihan (choice), yang disajikan secara kognitif sebagai keinginan berperilaku untuk mengambil suatu keputusan pembelian (Setiadi, 2003). Pada umumnya, keputusan pembelian konsumen adalah membeli merek yang paling disukai (Kotler dan Amstrsong, 2008). Menurut Kotler dan Keller (2009) seperti yang ditampilkan pada Gambar 2.2, bahwa ketika membeli produk secara umum konsumen mengikuti proses pembelian konsumen seperti (1) pengenalan masalah, (2) pencaharian informasi, (3) evaluasi alternatif, (4) keputusan pembelian dan (5) perilaku pasca pembelian.
27
Lima tahap proses pembelian konsumen. Sumber Kotler dan Keller (2009) 1) Pengenalan Masalah Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal.
Rangsangan
internal
misalnya
kebutuhan
umum
seseorang-lapar, haus, yang kemudian mencapai ambang batas tertentu dan mulai menjadi pendorong. Rangsangan eksternal misalnya seorang bisa mengagumi mobil baru tetangganya yang memicu pemikiran tentang suatu produk. 2) Pencarian Informasi
Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Dalam tahap ini, pencarian informasi yang dilakukan oleh konsumen dapat dibagi ke dalam dua level, yaitu situasi pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan dengan penguatan informasi. Pada level ini orang akan mencari serangkaian informasi tentang sebuah produk. Pada level kedua, konsumen mungkin akan mungkin masuk kedalam tahap pencarian informasi secara aktif. Mereka akan mencari informasi melalui bahan bacaan, pengalaman orang lain, dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk tertentu. Yang dapat menjadi perhatian pemasar dalam tahap ini adalah bagaimana caranya agar pemasar dapat mengidentifikasi sumber-sumber
28
utama atas informasi yang didapat konsumen dan bagaimana pengaruh
sumber
tersebut
terhadap
keputusan
pembelian
konsumen selanjutnya. Menurut Kotler (2003) sumber utama yang menjadi tempat konsumen untuk mendapatkan informasi dapat digolongkan kedalam empat kelompok, yaitu: a) Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga dan kenalan. b) Sumber komersial: iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan ditoko. c) Sumber publik: Media masa, organisasi penentu peringkat konsumen. d) Sumber pengalaman: penanganan, pengkajian, dan pemakaian produk. Secara umum, konsumen mendapatkan sebagian informasi tentang sebuah produk melalui sumber komersial, yaitu sumber yang didominasi oleh pemasar. Namun, informasi yang paling efektif berasal dari sumber pribadi. Tiap-tiap informasi komersial menjalankan perannya sebagai pemberi informasi, dan sumber pribadi menjalankan fungsi legitimasi atau evaluasi. Melalui sebuah
aktivitas
pengumpulan
informasi,
konsumen
dapat
mempelajari merek-merek yang bersaing beserta fitur-fitur yang dimiliki oleh setiap merek sebelum memutuskan untuk membeli merek yang mana.
29
3) Evaluasi alternatif Dalam tahapan selanjutnya, setelah mengumpulkan informasi sebuah merek, konsumen akan melakukan evaluasi alternatif terhadap beberapa merek yang menghasilkan produk yang sama. Pada tahap ini ada tiga buah konsep dasar yang dapat membantu pemasar dalam memahami proses evaluasi konsumen. Pertama, konsumen akan berusaha memenuhi kebutuhannya. Kedua, konsumen akan mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen akan memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang digunakan dan untuk memuaskan kebutuhan itu. Atribut yang diminati oleh pembeli dapat berbeda beda tergantung pada jenis produknya. Contohnya, konsumen akan mengamati perbedaan atribut seperti ketajaman gambar, kecepatan kamera, ukuran kamera, dan harga yang terdapat pada sebuah kamera. 4) Keputusan Pembelian
Dalam
melakukan
evaluasi
alternatif,
konsumen
akan
mengembangkan sebuah keyakinan atas merek dan tentang posisi tiap merek berdasarkan masing-masing atribut yang berujung pada pembentukan citra merek. Selain itu, pada tahap evaluasi alternatif konsumen juga membentuk sebuah preferensi atas merek-merek yang ada dalam kumpulan pribadi dan konsumen juga akan
30
membentuk niat untuk membeli merek yang paling di sukai dan berujung pada keputusan pembelian. 5) Perilaku Pascapembelian Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level kepuasan atau ketidapuasan tertentu. Tugas pemasar tidak berakhir begitu saja ketika produk dibeli. Para pemasar harus memantau kepuasan
pascapembelian,
tindakan
pascapembelian
dan
pemakaian produk pascapembelian. a) Kepuasan pascapambelian Kepuasan pembeli merupakan fungsi dari seberapa dekat harapan pembeli atas produk dengan kinerja yang dipikirkan pembeli atas produk tersebut. Jika kinerja produk lebih rendah daripada harapan, pembeli akan kecewa. Sebaliknya, jika kinerja produk lebih tinggi dibandingkan harapan konsumen maka pembeli akan
merasa
puas.
Perasaan-perasaan
itulah
yang
akan
memutuskan apakah konsumen akan membeli kembali merek yang telah dibelinya dan memutuskan untuk menjadi pelanggan merek tersebut atau mereferensikan merek tersebut kepada orang lain. Pentingnya kepuasan pascapembelian menunjukkan bahwa para penjual harus menyebutkan akan seperti apa kinerja produk yang sebenarnya. Beberapa penjual bahkan menyatakan kinerja yang lebih rendah sehingga konsumen akan mendapatkan kepuasan yang lebih tinggi daripada yang diharapkannya atas produk tersebut.
31
a) Tindakan pascapembelian Kepuasan dan ketidakpuasan terhadap produk akan mempengaruhi perilaku konsumen selanjutnya. Jika konsumen merasa puas ia akan menunjukkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli kembali produk tersebut. Sebaliknya jika konsumen merasa tidak puas, maka ia mungkin tidak akan membeli kembali merek tersebut. b) Pemakaian dan pembuangan pascapembelian Selain
perilaku
pascapembelian,
dan
tindakan
pascapembelian, pemasar juga harus memantau cara konsumen dalam memakai dan membuang produk tersebut. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi hal-hal yang dapat merugikan diri konsumen, dan lingkungan atas pemakaian yang salah, berlebihan atau kurang bertanggung jawab. Dalam keputusan pembelian, umumnya ada lima macam peranan yang dapat dilakukan seseorang. Kelima peran tersebut meliputi (Kotler, 2000; dalam Tjiptono, 2008). (1) Pemrakarsa ( Initiator ) Orang yang pertama kali menyadari adanya keinginan atau kebutuhan yang belum terpenuhi dan mengusulkan ide untuk membeli suatu barang atau jasa tertentu.
32
(2) Pemberi pengaruh ( Influencer ) Orang yang memberi pandangan, nasihat, atau pendapat sehingga dapat membantu keputusan pembelian. (3) Pengambil keputusan ( Decider ) Orang yang menentukan keputusan pembelian, apakah jadi membeli, apa yang dibeli, bagaimana cara membeli, atau dimana membelinya. (4) Pembeli ( Buyer ) Orang yang melakukan pembelian secara aktual. (5) Pemakai (User ) Orang yang mengkonsumsi atau menggunakan barang atau jasa yang telah dibeli. b. Cakupan Keputusan Pembelian
Keputusan untuk membeli yang diambil oleh konsumen, sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan. Menurut Simamora (2002) setiap keputusan membeli terkait 5 keputusan, yaitu: 1) Keputusan tentang jenis produk Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli bentuk
produk
yang ditawarkan
oleh
perusahaan
tertentu. Keputusan tersebut menyangkut pula ukuran, mutu, dan corak. Dalam hal ini perusahaan harus melakukan riset pemasaran untuk mengetahui kesukaaan
33
konsumen tentang produk yang bersangkutan agar dapat memaksimalkan daya tarik juga. 2) Keputusan tentang bentuk produk Konsumen harus mengambil keputusan pembelian berdasarkan bentuk produk yang akan dibeli, dalam hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana membuat visual produk semenarik mungkin. 3) Keputusan tentang merek Konsumen harus mengambil keputusan tentang merek mana yang akan dibeli, dalam hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana memilih sebuah merek. 4) Keputusan tentang penjualnya Konsumen harus mengambil keputusan dimana produk yang akan dibeli termasuk di dalamnya, yaitu tentang lokasi produk tersebut dijual. 5) Keputusan tentang jumlah produk Konsumen dapat mengambil keputusan seberapa banyak produk yang akan dibelinya pada suatu saat. Dalam hal ini perusahaan harus mempersiapkan produk sesuai dengan
keinginan
konsumen.
yang
berbeda-beda
dari
pada
34
c. Manfaat Keputusan Pembelian
Menurut Sutino (2013) dalam artikel “Proses Pengambilan
Keputusan
oleh
Konsumen”
disebutkan
manfaat dari adanya keputusan pembelian adalah sebagai berikut: 1)
Untuk merancang sebuah strategi pemasaran yang baik, misalnya menentukan kapan saat yang tepat perusahaan memberikan
diskon untuk menarik
pembeli. 2)
Dapat membantu pembuat keputusan membuat kebijakan publik. Misalnya dengan mengetahui bahwa
konsumen
akan
banyak
menggunakan
transportasi saat lebaran, pembuat keputusan dapat merencanakan harga tiket transportasi di hari raya tersebut. 3)
Pemasaran sosial, yaitu penyebaran ide di antara konsumen. Dengan memahami sikap konsumen dalam
menghadapi
sesuatu,
seseorang
dapat
menyebarkan ide dengan lebih cepat dan efektif.
35
2.2. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang relevan dari para peneliti sebelumnya mengenai pengaruh gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan yang menjadi rujukan penelitian ini dapat dijelaskan pada tabel berikut ini : Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No
1
Peneliti tahun
dan
Sampel dan periode penelitian Aditya Yessika 100 Alana, Wahyu mahasiswa Hidayat, S1 Handoyo Djoko Universitas W. Diponegoro (2013) Semarang yang menggunakan ponsel Nokia
Variabel dan metode analisis
Citra Merek, Desain Produk, Fitur Produk Keputusan Pembelian
Hasil
Citra merek berpengaruh positif signifikan terhadap terhadap keputusan pembelian Desain produk berpengaruh positif signifikan terhadap terhadap keputusan pembelian fitur produk secara signifikan berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian, iklan, persepsi harga, citra merek, dan kepercayaan merek secara simultan, parsial, dan dominan mempengaruhi keputusan pembelian.
2
Dimas Pradana
Aditya
180 konsumen Produk Smartphone Sony Xperia
Iklan, Persepsi Harga, Citra Merek, Kepercayaan Merek, Keputusan Pembelian
36
3
4
Yitzhak Armando Laheba Willem J.F. Alfa Tumbuan Djurwati Soepeno (2015)
Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi yang menggunakan Handphone Samsung
Gita Putri Lestari 100 (2015) konsumen pembeli mebel MS Furniture Vintage di Jepara
citra merek, fitur, harga, keputusan pembelian
kualitas produk, persepsi harga, fitur , desain keputusan pembelian.
Citra Merek, Fitur dan Harga memiliki pengaruh yang signifikan secara bersama terhadap Keputusan Pembelian handphone Samsung
Elis Setiawati dan Ari Anggarani Winadi Prasetyoning Tyas (2015
100 responden konsumen TV samsung
harga, citra merek, keputusan pembelian
Kualitas produk mempengaruhi keputusan pembelian Mebel pada MS Furniture Vintage di Jepara Desain menjadi mempengaruhi keputusan pembelian Mebel Pada MS Furniture Vintage di Jepara, Fitur mempengaruhi keputusan pembelian Mebel pada MS Furniture Vintage di Jepara, fitur Persepsi harga mempengaruhi keputusan pembelian Mebel pada MS Furniture Vintage di Jepara harga berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian citra berpositif dan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian
37
2.3. Kerangka Berfikir
Berdasarkan landasan teori dan hasil penelitian terdahulu, maka kerangka pikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Citra Merek terhadap keputusan pembelian Brand image menjadi hal yang sangat penting diperhatikan oleh perusahaan, melalui brand image yang baik, maka dapat menimbulkan nilai emotional pada diri konsumen, dimana akan timbulnya perasaan positif ( positive feeling ) pada saat membeli atau menggunakan suatu merek, demikian sebaliknya apabila suatu merek memiliki citra (image) yang buruk dimata konsumen, kecil kemungkinan konsumen untuk membeli produk tersebut (Keller dalam Ferrinadewi, 2003). Produk dengan brand image yang baik secara tidak langsung akan membantu kegiatan perusahaan dalam mempromosikan produk yang dipasarkan selanjutnya dan hal tersebut akan menjadi kekuatan bagi perusahaan dalam menghadapi persaingan. Adapun hubungan brand image terhadap keputusan pembelian konsumen menurut Engel, Backwell dan Miniard (2004) mengemukakan merek kerap muncul sebagai kriteria determinan, berfungsi sebagai indikator pengganti dari mutu produk dan kepentingannya tampak bervariasi dengan kemudahan dimana kualitas dapat dinilai secara obyektif. Jika sulit untuk menilai kualitas, konsumen kadang akan merasakan tingkat resiko yang tinggi dalam pembelian, jadi kepercayaan pada merek terkenal dengan
38
reputasi kualitas yang sudah lama dapat menjadi cara efektif mengurangi resiko. Dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa merek sebagai salah satu faktor pertimbangan oleh konsumen dalam hal memilih suatu produk, disamping itu persepsi positif yang diberikan oleh konsumen terhadap suatu merek akan menjadikan komitmen pada merek tersebut. 2.
Fitur terhadap keputusan pembelian Fitur adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Fitur produk dapat mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli suatu produk, karena fitur produk melekat erat pada suatu produk dan seringkali digunakan oleh konsumen sebagai dasar dan pertimbangan untuk memutuskan membeli atau tidak suatu barang atau jasa yang ditawarkan (Fandy Tjiptono, 2002). Jadi kesimpulannya, fitur produk sangat erat pada suatu produk sebagai pertimbangan untuk mengambil keputusan membeli atau tidak produk yang ditawarkan.
3.
Persepsi harga terhadap keputusan pembelian Banyak hal yang berkaitan dengan harga yang melatarbelakangi mengapa
konsumen
memilih
suatu
produk
untuk
dimilikinya.
Konsumen memilih suatu produk tersebut karena benar-benar ingin merasakan nilai dan manfaat dari produk tersebut, karena melihat
39
kesempatan memiliki produk tersebut dengan harga yang lebih murah dari biasanya, sehingga lebih ekonomis, kerena ada kesempatan untuk mendapatkan hadiah dari pembelian produk tersebut, atau karena ingin dianggap konsumen lain bahwa tahu banyak tentang produk tersebut dan ingin dianggap loyal. Menurut Ferdinand (2006), harga merupakan salah satu variabel penting dalam pemasaran, dimana harga dapat mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu produk. Jadi kesimpulannya jika tanggapan konsumen terhadap harga yang ditetapkan oleh produsen smartphone Xiaomi bernilai positif ini berarti penetapan harga produk sudah tepat, hal ini akan memengaruhi minat dan dorongan konsumen untuk melakukan proses pengambilan keputusan pembelian.
40
2.4. Paradigma Penelitian
Citra Merek (X₁) H1 Fitur (X₂)
H2
Keputusan Pembelian (Y)
H3 Persepsi Harga (X₃)
H4
Gambar 2. 2 Paradigma Penelitian
2.5. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan penelitian yang akan dilakukan, hipotesis yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. H₁ : Citra merek berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian H₂ : Fitur berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian H₃ : Persepsi
harga
berpengaruh
positif
terhadap
keputusan
pembelian H₄ : Citra merek, fitur, dan persepsi harga secara simultan berpengaruh positif terhadap keputusan pembeli.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan penelitian. Dari pengertian tersebut dijelaskan bahwa variabel penelitian adalah faktor-faktor yang berperan penting dalam peristiwa atau gejala yang diamati. Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel penelitian yang digunakan yaitu : a.
Variabel bebas (independent variable) Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor, antecedent . Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel
yang
mempengaruhi
atau
yang
menjadi
sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2010). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah variabel kualitas produk, harga, dan citra merek. b.
Variabel terikat (dependent variable) Variabel ini sering disebut variabel output, criteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dip engaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel
46
47
bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikatnya adalah keputusan pembelian. 3.1.2. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel yaitu mengubah konsep-konsep yang masih berupa abstrak dengan kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diuji dan ditentukan kebenarannya oleh orang lain berdasarkan variabel-variabel yang digunakan. Definisi operasional di dalam tabel bawah ini merupakan indikator dari masing-masing variabel yang digunakan untuk mengukur persepsi
pelanggan. Definisi
operasional dari
masing-masing
variabel adalah sebagai berikut : Tabel 3. 1 Definisi Operasional Variabel
No 1
2
Nama Variabel Citra Merek
Fitur
Definisi Variabel
Indikator
Sumber
reputation (nama baik), recognition (pengenalan), affinity (hubungan emosional), brand loyalty (kesetiaan merek)
1. Reputation (nama baik) 2. Recognition (pengenalan) 3. Affinity (hubungan emosional) 4. Brand Loyalty (kesetiaan merek) 1. Kelengkapan Fitur 2. Kebutuhan Fitur 3. Ketertarikan Fitur 4. Kemudahan dalam Penggunaan
(Davidson, 1998)
Dalam teori pemasaran fitur merupakan salah satu elemen dari atribut produk. Fitur dapat dikatakan sebagai aspek sekunder suatu produk
(Dewi dan Jatra, 2013)
48
3
4
Persepsi Harga
Sejumlah nilai 1.Keterjangkauan yang ditukarkan harga konsumen dengan 2. Kesesuaian manfaat dari harga dengan memiliki atau kualitas produk menggunakan 3. Daya saing harga produk atau jasa 4. Keseuaian harga yang nilainya dengan manfaat ditetapkan oleh produk penjual atau pembeli(tawar menawar ) atau ditetapkan oleh penjual untuk suatu harga yang sama terhadap semua pembeli Keputusan Bagaimana kita 1. Keputusan Pembelian melihat dunia tentang jenis sekitar kita atau produk secara formal, 2. Keputusan merupakan suatu tentang bentuk proses dimana produk seorang 3. Keputusan menyeleksi, tentang merek mengorganisasikan 4. Keputusan dan tentang penjual menginterpretasisti muli ke dalam suatu gambaran dunia yang berarti dan menyeluruh
(Stanton, 1998)
(Simamora,2002)
3.2. Obyek Penelitian, Unit Sampel, Populasi, dan Penentuan Sampel 3.2.1. Obyek Penelitian dan Unit Sampel
Obyek dalam penelitian ini adalah konsumen yang
menggunakan
Handphone Xiaomi di Universitas Semarang. Beralamat di Jl. Soekarno Hatta Kota Semarang.
49
3.2.2. Populasi dan Penentuan Sampel a. Populasi
Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2010). Adapun yang dijadikan sebagai populasi dalam penelitian ini adalah semua orang yang telah membeli dan menggunakan Handphone Xiaomi di Universitas Semarang. b. Sampel
Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan ketentuan menurut Roscoe (1975) dalam Sekaran, Hair, Tabachic & Fidell (2003) diperoleh pedoman umum yang dapat digunakan untuk menentukan besarnya sampel penelitian ukuran sampel yang lebih besar dari 30 sudah memadahi bagi kebanyakan peneliti. Dalam penelitian multivariate, besarnya sampel ditentukan sebanyak 25 kali variabel independen. Analisis regresi dengan 3 variabel independen membutuhkan kecukupan sampel sebanyak 75 sampel responden (Augusty Ferdinand, 2013). Berdasarkan ketentuan di atas maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 3 variabel independen dikali 25 sehingga menjadi 75 responden. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dimana pengambilan sampel dilakukan dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010).
50
Pertimbangan yang akan dipergunakan untuk menentukan r esponden adalah : 1.
Pemilik dan pengguna Handphone Xiaomi minimal pemakaian dalam 3 bulan terakhir.
2.
Pemilik dan pengguna yang sedang melakukan aktifitas dengan gadged yang berada di Universitas Semarang (melakukan browsing, memotret objek,dll).
3.2.3. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a.
Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden dengan menggunakan kuesioner yang disusun berdasarkan variabel-variabel yang diteliti. Data tersebut
berupa
persepsi
atau
tanggapan
konsumen
(Sugiyono, 2010). b.
Data Sekunder Data sekunder adalah sumber data yang diperoleh dari luar data primer yang mendukung dalam penelitian. Data sekunder
pada
penelitian
buku/literatur-literatur
atau
ini dari
diperoleh sumber
dari lain
bukuyang
mempunyai hubungan yang erat dengan masalah penelitian. Data yang diperoleh berupa data mengenai sejarah dan
51
struktur organisasi atau gambaran umum perusahaan, dan teori-teori yang ada hubungannya dengan penelitian (Sugiyono, 2010). 2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a.
Sumber Data Primer Sumber data diperoleh dari jawaban responden atas kuesioner yang dipergunakan dalam penelitian.
b.
Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder berasal dari lembaga IDC, pra survey objek penelitian.
3.2.4. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini yaitu : a. Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis
kepada
responden
untuk
dijawabnya.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas (Sugiyono, 2010).
52
3.2.5. Metode Analisis a. Analisis Data Kuantitatif
Merupakan analisis yang dilakukan dengan angka-angka dan perhitungan secara matematis yang diuraikan dalam angka-angka atau rumus-rumus (Suharsimi Arikunto, 2002). Adapun teknik pengolahan data sebelum analisis dilakukan adalah sebagai berikut a. Editing
yaitu proses yang dilakukan setelah semua data
terkumpul untuk melihat apakah jawaban pada kuesioner sudah terisi dengan lengkap atau belum. b.
Coding yaitu pemberian kode tertentu terhadap aneka ragam jawaban dari kuesioner untuk dikelompokan ke dalam kategori yang sama,
c.
Skoring yaitu proses pemberian nilai atau harga yang berupa angka-angka pada jawaban untuk memperoleh data kuantitatif yang diperlukan. Untuk keperluan analisis secara kuantitatif ini maka jawaban diberi skor/nilai dengan skala Linkert sebagai berikut : 1.
Skor 1 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS)
2.
Skor 2 untuk jawaban Tidak Setuju (TS)
3.
Skor 3 untuk jawaban Cukup Setuju (CS)
4.
Skor 4 untuk jawaban Setuju (S)
5.
Skor 5 untuk jawaban Sangat Setuju (SS)
53
d.
Tabulasi yaitu langkah untuk mengelompokkan jawaban dengan teliti dan teratur, kemudian dihitung dan dijumlahkan sampai terwujud bentuk tabel yang sama.
Dalam penelitian ini, analisis kuantitatif yang digunakan adalah : 1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur kuesioner tersebut (Imam Ghozali, 2016). Cara yang paling banyak dipakai untuk mengetahui validitas suatu alat pengukur adalah dengan cara mengkorelasikan skor yang diperoleh pada masing-masing item (pertanyaan atau pernyataan) dengan skor item dan skor total haruslah signifikan berdasarkan ukuran statistik tertentu. Setelah
perhitungan
dilakukan
(dalam
hal
ini
proses
perhitungan dibantu dengan program SPSS 23) kemudian nilai r yang diperoleh dibandingkan dengan nilai r tabel sesuai dengan baris n dan taraf signifikansi (α) = 0,05 dalam pengujian validitas kuesioner dikatakan valid apabila r hitung > r tabel. 2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas sebenarnya adalah alat ukur untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu
54
(Imam Ghozali, 2016). Kuesioner dikatakan reliabel apabila nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,70 (Nunnally, 1994 di dalam Imam ghozali, 2016) di mana pada pengujian reliabilitas ini menggunakan program SPSS. 3. Uji Asumsi Klasik 1) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya (Imam Ghozali 2016). Dasar pengambilan keputusan yaitu : a.
Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b.
Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
55
2) Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar
sesama
variabel
independen
sama
dengan
nol.
Multikolonieritas dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannnya (2) variance inflation factor (VIF). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance ≤ 0.10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10 (Imam Ghozali, 2016). Jika variabel bebas memiliki VIF < 10 atau nilai tolerance lebih besar dari 0.10 maka tidak ada multikolonieritas antar variabel bebas. 3) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas (Imam Ghozali, 2016). Dasar analisis adalah:
56
a.
Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
b.
Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.
4) Analisis Regresi Linier Berganda
Secara umum, analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan/atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui (Gujarati, 2003 dalam Imam Ghozali, 2016). Susunan modelnya adalah sebagai berikut : Y = a+b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Dimana : Y
= variabel dependen (keputusan pembelian)
a
= konstanta
X1, X2, X3
=
variabel independen (kualitas, harga, dan citra
merek b1, b2, b3
= koefisien variabel independen
e
= error (kesalahan pengganggu)
57
5) Pengujian Hipotesis a) Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji t)
Uji t digunakan untuk menguji signifikansi hubungan antara variabel X dan Y, apakah variabel independen (X) benar-benar berpengaruh terhadap variabel dependen (Y) secara terpisah atau parsial (Imam Ghozali, 2016). Hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini adalah : HO : b = 0
Variabel-variabel Produk,
Harga,
independen dan
Citra
X
(Kualitas
Merek)
tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen Y (Keputusan Pembelian). HA : b ≠ 0
Variabel-variabel
independen
X
(Kualitas
Produk, Harga, dan Citra Merek) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen Y (Keputusan Pembelian). Dasar pengambilan keputusan (Imam Ghozali, 2016) adalah dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi, yaitu: a.
Apabila angka probabilitas signifikansi > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
b.
Apabila angka probabilitas signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
58
Daerah penolakan Ho
Daerah penolakan Ho
c.
Daerah penerimaan Ho
Gambar 3.1 : Uji t
b) Analisis Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai adjusted R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen
dalam
menjelaskan
variasi
variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti
variabel-variabel
independen
memberikan
hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Imam Ghozali, 2016). Meskipun demikian penggunaan koefisien determinasi masih terdapat kelemahan yaitu bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukan didalam model. Karena setiap tambahan variabel independen sudah otomatis atau pasti bahwa R² meningkat atau naik tanpa memperdulikan apakah variabel independen tersebut berpengaruh secara signifikan atau tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen, sedangkan Adjusted R² dapat naik turun apabila terdapat penambahan
59
variabel independen (Imam Ghozali, 2016). Atas dasar penelitian tersebut dalam menghitung koefisien determinasi penelitian ini tidak menggunakan R² tetapi Adjusted R².
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Konsumen
Konsumen yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah konsumen yang Semarang.
menggunakan Handphone Xiaomi di Universitas
Metode
pengambilan
sampel
dalam
penelitian
ini
menggunakan metode purposive sampling dan diperoleh sampel sebanyak 75 konsumen. 4.1.1. Gambaran Karakteristik Konsumen Dalam penelitian akan diuraikan gambaran umum karakteristik konsumen dapat dilihat melalui data identitas konsumen yang meliputi jenis kelamin, umur, pekerjaan, pendapatan, lama pemakaian. Adapun gambaran karakteristik konsumen dapat diketahui pada tabel berikut :
1. Karakteristik Konsumen Menurut Jenis Kelamin Gambaran karakteristik konsumen menurut jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4. 1 Karakteristik Konsumen Menurut Jenis Kelamin
No 1 2
Jenis Kelamin
Frekuensi
%
Laki-laki
32
42,7
Perempuan
43
57,3
Jumlah
75
100
Sumber : Data primer yang diolah
60
61
Tabel 4.1. menunjukkan bahwa konsumen yang menjadi sampel dalam penelitian ini sebagian besar berjenis kelamin perempuan sebanyak 43 (57,3%) dan 32 konsemen dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 32 (42,7%) Hasil tersebut menggambarkan bahwa mayoritas konsumen perempuan hanya tidak terlalu signifikan dengan jumlah konsumen laki-laki. Hal tersebut didukung dengan pernyataan Schifman dan Kanuk (2004:57) dalam Acep (2013:68) di mana jenis kelamin (gender) seringkali dianggap sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang dalam perilaku konsumen. Hal ini disebabkan oleh terdapatnya suatu perbedaan kebutuhan dan selera akan sesuatu diantara laki-laki dan perempuan.
2. Karakteristik Konsumen Menurut Umur Gambaran karakteristik konsumen menurut umur dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini:
Tabel 4. 2 Karakteristik Konsumen Menurut Umur No 1 2 3 4
Umur 20 - 23 tahun 24 - 27 tahun 28 - 31 tahun > 31 tahun Jumlah
Frekuensi 15 10 27 23 75
% 20,0 13,3 36,0 30,7 100,0
Sumber : Data primer yang diolah
Tabel 4.2. menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen berumur antara 2831 tahun, yakni sebanyak 27 konsumen (36%), diikuti konsumen yang berumur > 31 tahun, yakni sebanyak 23 konsumen (30,7%), konsumen yang berumur 20-23 tahun sebanyak 15 konsumen (20%) dan 10 konsumen yang berusia 24-27 tahun (13,3%). Hasil tersebut dapat menggambarkan bahwa sebagian besar konsumen dalam penelitian ini berada pada usia dewasa muda dengan penghasilan tetap.
62
3. Karakteristik Konsumen Menurut Pekerjaan Gambaran karakteristik konsumen menurut pekerjaan dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini:
Tabel 4. 3 Karakteristik Konsumen Menurut Pekerjaan No 1 2 3
Usia
Frekuensi
%
36 26 13 75
48,0 34,7 17,3 100
Pelajar/Mahasiswa Wiraswasta Karyawan Jumlah
Sumber : Data primer yang diolah
Tabel 4.3. menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen yang bekerja sebagai pelajar/mahasiswa berjumlah 36 (48%) konsumen, konsumen dengan pekerjaan sebagai wiraswasta sebesar 26 (34,7%) dan konsumen dengan pekerjaan karyawan terdapat 13 (17,3%). Hal tersebut dikarenakan lokasi yang menjadi studi kasus adalah Universitas Semarang, sehingga sebagian besar responden adalah masih sebagai pelajar/mahasiswa.
4. Karakteristik Konsumen Menurut Pendapatan Gambaran karakteristik konsumen menurut besar pendapatan dapat dilihat pada tabel 4.4. berikut ini:
Tabel 4. 4 Karakteristik Konsumen Menurut Pendapatan No 1 2 3
Lama Kerja < Rp 2.000.000,00 Rp 2.000.000,00 - Rp 4.000.000,00 Rp 5.000.000,00 - Rp 7.000.000,00 Jumlah Sumber : Data primer yang diolah
Frekuensi 24 36 15 75
% 32,0 48,0 20,0 100,0
63
Tabel 4.4. menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen mempunyai penghasilan kisaran Rp. 2.000.000-Rp. 4.000.000 sejumlah 36 (48%), konsumen dengan pengahasilan < Rp. 2.000.000 terdapat 24 (32%), dan responden dengan penghasilan Rp. 5.000.000 – RP. 7.000.000 terdapat 15 (20%). Karena lokasi yang menjadi studi kasus di Universitas Semarang, sehingga responden sebagian besar pelajar/mahasiswa yang berpenghasilan/uang saku per bulan antara Rp. 2.000.000Rp. 4.000.000.
5. Karakteristik Konsumen Menurut Lama Pemakaian Gambaran karakteristik konsumen menurut lama kerja dapat dilihat pada tabel 4.5. berikut ini:
Tabel 4. 5 Karakteristik Konsumen Menurut Lama Pemakaian No 1 2 3
Lama Pemakaian < 1 tahun 1 – 2 tahun > 2 tahun Jumlah Sumber : Data primer yang diolah
Frekuensi 6 7 62 75
% 8% 9% 83% 100%
Tabel 4.5. menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen mempunyai lama pemakaian > 2 tahun tahun terdapat 62 (83%) responden, responden dengan lama pemakaian, responden dengan lama pemakaian 1-2 tahun terdapat 7 (9,3%) dan responden dengan lama pemakaian < 1 tahun terdapat 6 responden (8%).
64
4.1.2. Gambaran Tanggapan Konsumen Hasil analisis jawaban konsumen terhadap variabel-variabel yang diuji, digunakan analisis deskripif jawaban konsumen yang berasal dari kuesioner yang dibagikan ke 75 konsumen. Maka peneliti akan menguraikan secara rinci jawaban konsumen yang dikelompokkan dalam tabel sebagai berikut, menurut (Sugiono, 2004) :
=
=
5−1 5
=0,8
Keterangan
:
RS
: Rentan skala
m
: Skala likert tertinggi yang digunakan dalam penelitian
n
: Skala likert terendah yang digunakan dalam penelitian
k
: banyaknya kategori penilaian
Kategori jawaban konsumen dapat dijelaskan sebagai berikut 1,00 – 1,80
= Sangat rendah atau sangat tidak baik yang menunjukkan kondisi variabel yang masih sangat rendah atau sangat kecil
1,81 – 2,60
= Rendah atau tidak baik yang menunjukkan kondisi variabel yang masih rendah atau kecil
2,61 – 3,40
= Sedang atau cukup yang menunjukkan kondisi variabel yang sedang atau cukup
65
3,41 – 4,20
= Tinggi atau baik yang menunjukkan kondisi variabel yang tinggi atau baik
4,21 – 5,00
= Sangat tinggi atau sangat baik yang menunjukkan kondisi variabel yang sangat tinggi atau sangat baik
1. Gambaran Tanggapan Konsumen Mengenai Citra Merk
Deksripsi tanggapan yang tertuang dalam hasil pernyataan konsumen mengenai variabel citra merekdapat diketahui pada tabel berikut i ni : Tabel 4. 6 Tanggapan Konsumen Terhadap Citra Merk No 1 2 3 4
Pernyataan Reputation (nama baik) Recognition (pengenalan) Affinity (hubungan emosional) Brand Loyalty (kesetiaan merek)
F
STS S
F
TS S
F
CS S
F
S
F
S
0
0
0
0
31
93
42
168
2
0
0
0
0
40
120
30
120
0
0
0
0
25
75
49
0
0
0
0
40
120
30
Rata-rata
S
SS
Skor
Kriteria
10
3,61
baik
5
25
3,53
baik
196
1
5
3,68
baik
120
5
25
3,53
baik
3,59
baik
Sumber : Data primer yang diolah
Hasil jawaban pernyataan konsumen pada variabel citra merek diperoleh nilai rata-rata 3,59. Kondisi ini memberikan kesan bahwa citra merk Handphone Xiaomi dipersepsikan memiliki citra merek yang baik oleh responden di Universitas Semarang. Hasil tersebut didukung dengan perolehan rerata tertinggi pengujian deskripsi dapat diketahui bahwa indikator “ Affinity”
(hubungan emosional) memiliki nilai rata-rata jawaban yang
tertinggi dibanding dengan indikator lain. Hasil ini menunjukkan bahwa cara yang dilakukan produsen Xiaomi agar mempunyai Citra merek yang baik di
66
hati konsumen adalah dengan membangun hubungan emosional “ Affinity” dengan konsumen. 2. Gambaran Tanggapan Konsumen Mengenai Fitur
Deksripsi tanggapan yang tertuang dalam hasil pernyataan konsumen mengenai variabel fitur dapat diketahui pada tabel berikut ini : Tabel 4. 7 Tanggapan Konsumen Terhadap Fitur No
Pernyataan
Kelengkapan Fitur Kebutuhan 2 Fitur Ketertarikan 3 Fitur Kemudahan 4 dalam Penggunaan Rata-rata 1
STS F S
TS CS F S F
S
S F
S
SS F
0
0
0 0 22
66
0
0
0 0 31
0
0
0
0
Nilai
Kriteria
S
44
176
7
35
3,69
baik
93
42
168
2
10
3,61
baik
0 0 40
12 0
30
120
5
25
3,53
baik
0 0 31
93
42
168
2
10
3,61
baik
3,61
baik
Sumber : Data primer yang diolah
Hasil jawaban pernyataan konsumen pada variabel fitur diperoleh nilai rata-rata 3,61. Kondisi ini memberikan kesan bahwa Handphone Xiaomi dipersepsikan memiliki fitur yang dipersepsikan baik oleh responden di Universitas Semarang. Hasil tersebut didukung dengan perolehan rerata tertinggi pengujian deskripsi dapat diketahui bahwa indikator “kelengkapan fitur”
memiliki nilai rata-rata jawaban yang tertinggi dibanding dengan
indikator lain. Hasil ini menunjukkan bahwa produk Xiaomi sudah mempunyai fitur sesuai dengan harapan konsumen. 3. Gambaran Tanggapan Konsumen Mengenai Persepsi Harga
Deksripsi tanggapan yang tertuang dalam hasil pernyataan konsumen mengenai variabel Persepsi harga dapat diketahui pada tabel berikut ini :
67
Tabel 4. 8 Tanggapan Konsumen Terhadap Persepsi harga No
Pernyataan
Sts
Ts
Cs
S
Ss
F
S
F
S
F
S
F
S
F
S
Nilai
Kriteria
1
Keterjangkauan harga
0
0
0
0
33
99
30
120
12
60
3,75
baik
2
Kesesuaian harga dengan kualitas produk
0
0
0
0
25
75
49
196
1
5
3,68
baik
3
Daya saing harga
0
0
0
0
32
96
41
164
2
10
3,60
baik
4
Kesesuaian harga dengan manfaat produk
0
0
0
0
33
99
30
120
12
60
3,75
baik
3,68
Baik
Sumber : Data primer yang diolah
Hasil jawaban pernyataan konsumen pada variabel fitur diperoleh nilai rata-rata 3,68. Kondisi ini memberikan kesan bahwa Handphone Xiaomi dipersepsikan memiliki persepsi harga yang dipersepsikan baik oleh responden di Universitas Semarang. Hasil tersebut didukung dengan perolehan rerata tertinggi pengujian deskripsi dapat diketahui bahwa indikator “keterjangkauan harga” dan “kesesuaian harga dengan manfaat produk” memiliki nilai rata-rata jawaban yang tertinggi dibanding dengan indikator lain. Hasil ini menunjukkan bahwa produk Xiaomi sudah mempunyai fitur yang bermanfaat dengan harga yang terjangkau. .
68
4. Gambaran Tanggapan Konsumen Mengenai Keputusan Pembelian
Deksripsi tanggapan yang tertuang dalam hasil pernyataan konsumen mengenai variabel keputusan pembelian dapat diketahui pada tabel berikut ini: Tabel 4. 9 Tanggapan Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian No 1 2 3 4
Pernyataan Keputusan tentang jenis produk Keputusan tentang bentuk produk Keputusan tentang merek Keputusan tentang penjual
STS
TS
CS
S
SS
Nilai
Kriteria
F
S
F
S
F
S
F
S
F
S
0
0
0
0
25
75
49
196
1
5
3,68
baik
0
0
0
0
31
93
42
168
2
10
3,61
baik
0
0
0
0
40
120
30
120
4
20
3,47
baik
0
0
0
0
25
75
49
196
1
5
3,68
baik
3,61
baik
Rata-rata Sumber : Data primer yang diolah
Hasil jawaban pernyataan konsumen pada variabel fitur diperoleh nilai rata-rata 3,61. Kondisi ini memberikan kesan bahwa konsumen Handphone Xiaomi dipersepsikan memiliki keputusan pembelian yang baik (tinggi). Hasil tersebut didukung dengan perolehan rerata tertinggi pengujian deskripsi dapat diketahui bahwa indikator “ Keputusan tentang jenis produk” dan “keputusan tentang penjual” memiliki nilai rata-rata jawaban yang tertinggi dibanding dengan indikator lain. Hasil ini menunjukkan bahwa konsumen Xiaomi sudah mempunyai keputusan pembelian yang tinggi karena menurut konsumen Xiaomi merupakan smartphone yang mudah dicari di toko atau secara online dan menyediakan memiliki beberapa pilihan produk yang sesuai dengan kebutuhan.
69
4.2. Analisa Hasil 4.2.1. Pengujian Kualitas Data 4.2.1.1.Pengujian Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut. Jadi validitas ingin mengukur apakah pertanyaan dalam kuesioner yang sudah kita buat betul- betul dapat mengukur apa yang hendak kita ukur. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan perhitungan koefisien korelasi Product Moment Pearson dengan taraf signifikan (a) = 5 %. Kemudian r yang diperoleh dibandingkan dengan nilai r tabel sesuai dengan dan baris taraf signifikan ( a) = 5 % dalam pengujian validitas kuesioner dikatakan valid apabila r hitung > r tabel. Hasil pengujian validitas dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4. 10 Hasil Uji Validitas Variabel
Citra Merek
Fitur
Persepsi Harga
Keputusan Pembelian
r hitung 0,737 0,848 0,504 0,848 0,583 0,907 0,562 0,907 0,953 0,693 0,759 0,953 0,832 0,833 0,524 0,832
Sumber data primer yang diolah
r tabel 0,227 0,227 0,227 0,227 0,227 0,227 0,227 0,227 0,227 0,227 0,227 0,227 0,227 0,227 0,227 0,227
keterangan valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid
70
Tabel 4.11. menunjukkan bahwa dari hasil pengujian validitas diketahui bahwa semua indikator yang digunakan untuk mengukur variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai koefisien korelasi yang lebih besar dari r-tabel untuk degree of freedom (df) adaah n-2, yakni 75-2=73 adalah sebesar 0,227. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa semua butir pertanyaan yang digunakan untuk mengukur variabel citra merek, fitur, persepsi harga dan keputusan pembelian dinyatakan valid. 4.2.1.2.Pengujian Reliabilitas Uji reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Adapun rumus yang digunakan untuk mencari realibilitas instrumen yang berbentuk kuesioner adalah rumus alpha, dimana kuesioner dikatakan reliabel apabila memiliki nilai α > 0.6. Hasil pengujian reliabilitas adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 11 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Citra Merek Fitur Persepsi Harga Keputusan Pembelian
alpa hitung 0,796 0,79 0,827 0,795
alpha cronbach 0,6 0,6 0,6 0,6
Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Sumber : Data primer yang diolah
Pengujian reliabilitas dengan menggunakan rumus Cronbach’s Alpha yang tersaji tabel 4.12. menunjukkan bahwa variabel citra merek, fitur, persepsi harga dan keputusan pembelian memiliki nilai alpha lebih besar dari 0,6. Hasil ini menunjukkan semua pernyataan (indikator) dapat dinyatakan reliabel.
71
4.2.2. Pengujian Asumsi Klasik 4.2.2.1.Uji Normalitas Bertujuan menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai mempunyai distribusi normal ataukah tidak. model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal . caranya adalah dengan melihat normal probability normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal. Apabila distribusi data adalah normal maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonal.
Gambar 4. 1
N or mal Pr P r obabi lity li ty Plot
72
Hasil uji normalitas yang tersaji pada gambar 4.1. menunjukkan bahwa variasi data mendekat dari garis diagonalnya serta membentuk satu garis lurus diagonal. Hal ini berarti bahwa data telah terdist ribusi normal. 4.2.2.2.Uji Multikolinearitas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independent). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antara sesama variabel bebas sama dengan nol. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel bebas. Untuk mendeteksi multikolinieritas di dalam model regresi adalah dengan tolerance value value dan Varian Inflation Factor (VIF). Hasil pengujian multikolinieritas dapat diketahui pada tabel 4.14. berikut ini : Tabel 4. 12 Hasil Uji Multikolinieritas Model 1 (Constant)
Collinearity Statistics Tolerance VIF
X1 ,251 X2 ,296 x3 ,671 Sumber : Data primer yang diolah
3,976 3,380 1,490
Tabel 4.14., menunjukkan bahwa dari hasil perhitungan nilai tolerance antar variabel independen diketahui variabel independen memiliki nilai tolerance lebih besar dari 0,10 dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) lebih kecil dari 10. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak ada korelasi antar variabel independen. Sehingga pada model regresi tidak terjadi multikolinieritas sehingga model regresi
73
tersebut layak dipakai dan dapat dilanjutkan ke tahap pengujian selanjutnya karena telah memenuhi asumsi multikolinieritas. 4.2.2.3.Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. jika variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas atau yang terjadi Heteroskedatisitas kebanyakan data cross section mengandung situasi Heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran. Uji heterokedastisitas dalam penelitian ini menggunakan analisis grafik Scatter Plot.
Gambar 4. 2 Grafik Scatter Plot
74
Gambar 4.2. menunjukkan bahwa data sampel tersebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu. Data tersebar baik berada di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan tidak terdapat heterokodestisitas dalam model regresi yang digunakan. 4.2.3. Analisis Regresi Berganda Analisis regresi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan regresi linier untuk mengetahui pengaruh citra merek, fitur, persepsi harga terhadap keputusan pembelian. Adapun hasil analisis regresi dapat diketahui pada tabel berikut ini :
Tabel 4. 13 Analisis Regresi Linier Berganda
Model 1 (Constant)
Unstandardized Coefficients B Std. Error ,759
Standardized Coefficients Beta
,635
citra merk ,454 ,079 fitur ,265 ,074 persepsi ,229 ,039 harga a. Dependent Variable: keputusan pembelian
t
Sig.
Collinearity Statistics Tolerance VIF
1,196
,236
,483 ,278
5,723 3,579
,000 ,001
,251 ,296
3,976 3,380
,304
5,878
,000
,671
1,490
Sumber : Data primer yang diolah
Dari hasil output pengujian hipotesis dan model regresi statistik t diperoleh persamaan regresi sebagai berikut : Y=
0,483 X1 + 0,278 X2 + 0,304 X3
Dari persamaan di atas dapat diketahui bahwa variabel citra merek, fitur, persepsi harga terhadap keputusan pembelian memiliki nilai koefisien yang positif. Artinya bahwa semakin baik persepsi konsumen terhadap citra merek, fitur, dan persepsi harga maka keputusan pembelian akan semakin tinggi.
75
Dari persamaan regresi linier berganda tersebut diatas menunjukan bahwa:
a. Nilai koefisien regresi citra merekterhadap keputusan pembelian menunjukkan nilai positif yaitu sebesar 0,483 dengan signifikansi sebesar 0,000 dapat diartikan bahwa semakin tinggi persepsi citra merekmaka akan semakin meningkatkan keputusan pembelian. b. Nilai
koefisien
regresi
kualitas
fitur
terhadap
keputusan
pembelian
menunjukkan nilai positif yaitu sebesar 0,278 dengan signifikansi sebesar 0,001 dapat diartikan bahwa semakin tinggi persepsi fitur maka akan semakin meningkatkan keputusan pembelian. c. Nilai koefisien regresi persepsi harga terhadap keputusan pembelian menunjukkan nilai positif yaitu sebesar 0,304 dengan signifikansi sebesar 0,000 dapat diartikan bahwa semakin tinggi persepsi persepsi harga maka akan semakin meningkatkan keputusan pembelian. 4.2.4. Pengujian Hipotesis 4.2.4.1.Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi-variabel dependen. Hasil uji koefisien determinasi dapat diketahui pada tabel berikut : Tabel 4. 14 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb Adjusted R Std. Error of Model R R Square Square the Estimate a 1 ,934 ,873 ,868 ,584 a. Predictors: (Constant), persepsi harga, fitur, citra merk b. Dependent Variable: keputusan pembelian Sumber : Data primer yang diolah
76
Tabel 4.16. menunjukkan hasil uji koefisien determinasi diperoleh nilai Adjusted R² sebesar 0,868 yang berarti bahwa variabel keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh variabel kualitas citra merek, fitur dan persepsi harga sebesar 86,8%, sedangkan sisanya 13,2% dijelaskan oleh variabel lain di luar model yang diteliti. 4.2.4.2.Uji t
Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh citra merek, fitur dan persepsi harga terhadap keputusan pembelian konsumen. Hasil pengujian t statistik dapat diketahui pada uraian berikut ini : 1. Pengujian Hipotesis 1
Dari hasil pengujian parsial diperoleh nilai t-hitung pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian sebesar 5,723 dan nilai signifikansi sebesar 0,000. Oleh karena nilai signifikansi diketahui lebih kecil dari 0,05 (<5%), maka Ho ditolak dan H 1 diterima. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen yang menggunakan Handphone Xiaomi di Universitas Semarang. 2. Pengujian Hipotesis 2
Dari hasil pengujian parsial diperoleh nilai t-hitung pengaruh fitur terhadap keputusan pembelian sebesar 3,579 dan nilai signifikansi sebesar 0,001. Oleh karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (<5%), maka Ho ditolak dan H2 diterima. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa fitur berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen yang menggunakan Handphone Xiaomi di Universitas Semarang.
77
3. Pengujian Hipotesis 3
Dari hasil pengujian parsial diperoleh nilai t-hitung pengaruh persepsi harga terhadap keputusan pembelian karyawan sebesar 5,878 dan nilai signifikansi sebesar 0,000. Oleh karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (<5%), maka Ho ditolak dan H 3 diterima. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa persepsi harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen yang menggunakan Handphone Xiaomi di Universitas Semarang.
4.3. Pembahasan 4.3.1. Hubungan Citra merek dengan Keputusan pembelian
Hasil pengujian koefisien regresi variabel citra merek didapati hasil sebesar 0,483 dan pada hubungan simultan antara variabel citra merekterhadap keputusan pembelian didapati nilai t hitung 5,723, dengan nilai probability significance sebesar 0,000 lebih kecil daripada probability significance sebesar 0,05, sehingga variabel citra merek secara signifikan berpengaruh terhadap peningkatan keputusan pembelian karyawan
bagian
operasional Handphone Xiaomi
di
Universitas
Semarang. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan pada penelitian yang dilakukan Alana (2013) yang menemukan hasil dimana citra merek berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian Handphone Nokia pada Mahasiswa Universitas Diponegoro. Penelitian lain yang sejalan ditemukan juga oleh Setyawati dan Tyas (2015) yang menemukan
78
hasil dimana citra merek berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian perumahan Villa Grand Tomang Zona Riviera Tangerang. 4.3.2. Hubungan Fitur dengan Keputusan pembelian
Hasil pengujian koefisien regresi variabel fitur didapati hasil sebesar 0,278 dan pada hubungan simultan antara variabel fitur terhadap keputusan pembelian didapati nilai t hitung 3,579, dengan nilai probability significance sebesar 0,001 lebih kecil daripada probability significance sebesar 0,05, sehingga variabel fitur secara signifikan berpengaruh terhadap peningkatan keputusan pembelian Handphone Xiaomi di Universitas Semarang. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh mampu mempengaruhi Lestari (2015) dimana fitur berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian Mebel pada MS Furniture Vintage di Jepara. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Laheba et.al (2015) yang juga menemukan hasil dimana fitur berpengaruh positif
terhadap Keputusan pembelian Handphone Samsung pada
Mahasiswa FEB Unsrat Manado 4.3.3. Hubungan Persepsi harga dengan Keputusan pembelian
Hasil pengujian koefisien regresi variabel persepsi harga didapati hasil sebesar 0,304 dan pada hubungan simultan antara variabel persepsi harga terhadap keputusan pembelian didapati nilai t hitung 5,878, dengan nilai probability significance sebesar 0,000 lebih kecil daripada probability
79
significance sebesar 0,05, sehingga variabel persepsi harga secara signifikan berpengaruh terhadap peningkatan keputusan pembelian Handphone Xiaomi di Universitas Semarang. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan pada penelitian yang dilakukan Setyawati dan Tyas (2015) dimana harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan pembelian perumahan Villa Grand Tomang Zona Riviera Tangerang. Hasil yang sejalan juga dikemukakan oleh Samosir dan Prayoga (2015) dimana harga berpengaruh psotif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk Enervon C.
BAB V KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil peneltiian yang dilakukan pada konsumen Handphone Xiaomi di Universitas Semarang dapat disimpulkan bahwa : 1. Citra
merek
secara
signifikan
berpengaruh
terhadap
peningkatan
keputusan pembelian konsumen yang menggunakan Handphone Xiaomi di Universitas Semarang. Hasil tersebut menunjukan bila terjadi peningkatan citra merek maka akan meningkatkan keputusan pembelian konsumen yang
menggunakan Handphone Xiaomi di Universitas
Semarang. 2. Fitur secara signifikan berpengaruh terhadap peningkatan keputusan pembelian konsumen yang
menggunakan Handphone Xiaomi di
Universitas Semarang. Hasil tersebut menunjukan bila terjadi peningkatan fitur maka akan meningkatkan konsumen yang menggunakan Handphone Xiaomi di Universitas Semarang. 3. Persepsi harga secara signifikan berpengaruh terhadap peningkatan keputusan pembelian konsumen yang menggunakan Handphone Xiaomi di Universitas Semarang. Hasil tersebut menunjukan bila terjadi peningkatan kepercayaan dalam organisasi maka akan meningkatkan keputusan pembelian konsumen yang menggunakan Handphone Xiaomi di Universitas Semarang.
80
81
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada konsumen yang menggunakan Handphone Xiaomi di Universitas Semarang dapat disarankan beberapa hal yaitu : 1. Produsen Handphone Xiaomi perlu memperhatikan citra merk terutama pada point pengenalan dan kesetiaan merek. Sebaiknya perusahaan perlu melakukan cara marketing dengan strategi jitu agar masyarakat lebih mengenal dan lebih setia dalam menggunakan Handphone merek Xiaomi 2. Produsen Xiaomi hendaknya meningkatkan kualitas produk seperti menambah kelengkapan dan kecanggihan fitur-fitur Handphone dan meningkatkan kualitas perangkat keras lainnya untuk menarik minat konsumen dalam membeli . 3. Produsen Handphone Xiaomi perlu memperhatikan harga jual Handphone Xiaomi dan disesuaikan dengan kualitas produk. Namun untuk tipe tertentu tidak dijual dengan harga terlalu tinggi agar konsumen tidak mengurungkan niatnya membeli Xiaomi 4. Keputusan pembelian adalah keputusan tentang merek 5. Perusahaan sebaiknya dapat menjaga keputusan pembelian yang dilakukan konsumen pada pemilihan merek yang sudah dinilai baik, agar terjadi lagi pembelian-pembelian selanjutnya. Hal itu bisa dilakukan dengan cara pemotongan harga untuk setiap pembelian diatas 1 produk / barang oleh konsumen
82
5.3.
Keterbatasan penelitian
Penelitian ini masih terdapat beberapa keterbatasan antara lain: 1. Ukuran sampel relatif kecil dan teknik pengambilan sampel tidak acak sehingga generalisasinya harus dilakukan secara hati-hati. 2. Survey
dilakukan
dengan
kuesioner
self-report
sehingga
ada
kemungkinan terjadinya common method bias. 3. Penelitian ini hanya membahas mengenai keputusan pembelian banyak variabel lain yang dapat diteliti seperti tingkat kepuasan kerja, motivasi kerja dan upah serta kompensasi yang dapat dijadikan acuan bagi peningkatan keputusan pembelian dalam perusahaan
83
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Praktrek.Jakarta : Rineka Cipta.
Penelitian:
Suatu
pendekatan
Custer,Charlie. (2015). Bagaimana penjualan iPhone di China kalah dari Xiaomi, dan mengapa produk terbaru iPhone tidak akan membantu. https://id.techinasia.com/bagaimana-penjualan-iphone-di-china-kalah-darixiaomi-dan-mengapa-produk-terbaru-iphone-tidak-akan-membantu/ diakses pada tanggal 15 September 2015 pukul 20.45 WIB. Engel, J.F.R.D. Bbackwell dan P.W Miniard. (2004). Perilaku Konsumen. Jakarta: Bina Rupaksara Fakhri, Ulwan, Noviadhista. (2016). Brand 'HP Cina' apa yang paling laku sepanjang 2015? http://www.techno.id/tech-news/brand-hp-cina-apa-yang paling-laku-sepanjang-2015-160120z.html diakses pada tanggal 02 April 2016 pukul 20.18 WIB. Ferrinadewi, Erna. (2003). Market dan Psikologi Konsumen. Yogyakarta: Graha Ilmu. Ghozali, Imam. (2001). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Gujarati, Damodar (1999) Essentials of Econometrics. Boston: McGraw-Hill Hair Joseph, F. et al (2010). Multivariate Data Analysis, 7 th ed. Prentice HallHamidah, Siti. (2013). " Analisis Persepsi Citra Merek, Desain, Fitur Dan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Produk Handphone Samsung Berbasis Android (Studi Kasus Stie Pelita Indonesia )" , Jurnal Ekonomi, Volume 21 Nomor 4, Desember 2013 Ismail, Ahmed Rageh & Spinelli, G. (2012). Effects of brand love, personality and image on word of mouth. Journal of Fashion Marketing and Management . Vol. 16 No. 4, 2012 Jogiyanto. (2008). Pedoman Survey Kuesioner . Yogyakarta: BPFE Kotler, Kotler, Philip. (2000). Marketing Management , The Millennium Edition, Prentice Hall International, Inc., New Jersey. Kotler, Philip, dan Gary Amstrong. (2001). Prinsip-Prinsip Pemasaran, Edisi Kedelapan, Erlangga, Jakarta.
84
Kotler, Philip. (2005). Manajemen Pemasaran : Analisis Implementasi dan Pengendalian, Erlangga, Jakarta.
Perencanaan,
Kotler, Philip dan Gary Amstrong. (2006). Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga. Kotler, Philip. (2007). Dasar-Dasar Pemasaran. Jakarta: PT Indeks. Kotler, Philip, dan Kevin Lane Keller, (2008). Manajemen Pemasaran, Edisi Kedua belas. PT Indeks. Krisna, Ketut Wijaya. (2015). Kumpulan Fitur Baru MIUI 7 yang Perlu Kamu Ketahui. https://id.techinasia.com/kumpulan-fitur-baru-miui-7/ diakses pada tanggal 23 Agustus 2015 jam 18.35. Kristo, Fino Yurio. (2014). Mengenal Xiaomi, Bukan Ponsel China Biasa. http://inet.detik.com/read/2014/06/09/151504/2603083/317/3/mengenalxiaomi-bukan-ponsel-china-biasa diakses pada tanggal 20 Juni 2015 jam 11.00 WIB. Laheba Yitzhak Armando, dkk. Pengaruh Citra Merek, Fitur Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Handphone Samsung (Studi Pada Mahasiswa FEB Unsrat Manado). Jurnal EMBA. Vol.3 No.3 Sept. 2015, Hal. 99-108 Lee, Simon; Abdou Illia., Lawson-Body, Assion. Perceived Price of Dynamic Pricing . Lukman, Enricko. (2014). Ingin gadget murah dan gahar? 5 hal yang perlu Anda ketahui tentang Xiaomi. https://id.techinasia.com/ingin-gadget-murah-dangahar-5-hal-yang-perlu-anda-ketahui-tentang-xiaomi/ diakses pada tanggal 10 Agustus jam 08.00 WIB. Malik, F., Yaqob, S., dan Aslam, A.S. (2012). The impact of price perception, service quality, and brand image on customer loyalty (study of hospitally industry in Pakistan). Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in Business, 5, 487-505. Monroe K.B.. Pricing, Making Profitable Decision. Mc Graw-Hill. Irwin. 1990. Noviandari, Lina. (2015). 1,16 miliar smartphone dikirimkan di 2014, pangsa pasar Samsung dan Apple turun. Diakses dari : https://id.techinasia.com/jumlah-penjualan-smartphone-2014/ pada tanggal 25 Juni 2015, Jam 08.20 WIB.
85
Oktaviany, Restiana. 2009. Pengaruh Media Advertising, Brand Image, dan Customer Reference Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Membeli Laptop Merek Acer (Studi Kasus Pada Pengguna Acer di Kedai Kopi RKB Perumahan Sawojajar Malang), (Online), (http://karyailmiah.um.ac.id/index.php/manajemen/article/view/1611, diakses 18 Oktober 2012) Panji, Aditya. (2015). Indonesia akan Kebanjiran 29,7 Juta Unit Ponsel Pintar. http://www.cnnindonesia.com/teknologi/20150128142318-18527957/indonesia-akan-kebanjiran-297-juta-unit-ponsel-pintar/ diakses pada tanggal 20 Juni 2015 jam 08.08 WIB. _____. (2014). Pendatang Baru dengan Fitur Seru. Diakses dari http://www.koranjakarta.com/?pg=berita_detail&berita_id=21007&menu_ id=61 pada tanggal 20 Juni 2015, Jam 11.45 WIB. Peter, J. Paul dan Jerry C. Olson. (2000). Consumer Behavior. Perilaku konsumen dan Strategi Pemasaran. Jilid 2. Edisi 4. Diterjemahkan oleh: Damos Sihombing. Jakarta: Erlangga. Pradana, Dimas Aditya. “Pengaruh Iklan, Persepsi Harga, Citra Merek Dan Kepercayaan Merek Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Android Sony Xperia (studi pada mahasiswa konsumen pengguna ponsel android merek Sony Xperia di Kota Malang )”. Jurnal Tidak Dipublikasikan. Ratnasari, Maria Dewi. (2014). “Pengaruh Citra Merek dan Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian Blackberry (Studi Kasus pada Mahasiswa S1 FISIP Universitas Diponegoro Semarang )”. Jurnal Sosial dan Politik . Hal 1-6 Ruslim, Archi C. (2015). “Pengaruh Iklan, Persepsi Harga dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Telepon Genggam Asus”. Jurnal EMBA. Vol.3 No.3 Sept. 2015, Hal.393-401 Santoso, P.B, dan Ashari. (2005). Analisis statistic dengan Microsoft exel dan SPSS . Yogyakarta. Schiffman dan Kanuk. (2004). Consumer Behavior , Prentice Hall International, Inc, New York. Schiffman, LG and kanuk LL. (2006) Consumer Behavior . 7th Ed., Prentice Hall International. Sekaran. (2006). Research Methods for Business. Jakarta: Salemba Empat.
86
Shimp, Ternce A, (2003), Periklanan Promosi dan Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jilid 1 Edisi 5, Erlangga, Jakarta. Simamora, Bilson. (2004). Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Simamora, Bilson. (2002). Aura Merek (Tujuh Langkah Membangun Merek Yang Kuat). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta. Sutisna dan Prawita, Teddy. (2001). Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung: PT Remaja Rodakarya. Sutrisno, Hadi. (2004). Statistik . Yogyakarta: Andi Offset. Soeratno, Agus. (2015). Lima Kelebihan Hp Xiaomi Yang Perlu Di Ketahui. Diakses dari : https://www.detekno.com/kelebihan-hp-xiaomi/ pada tanggal 28 Juli 2015, Jam 8.30 WIB. Solomon, Michael R. (2007). Consumer Behaviour: Buying, Having, and Being, Sixth Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall. Thom W. A. Isliko & Mintarti Rahayu. (2008). Mediasi Keputusan Pembelian pada Pengaruh Faktor Situasional dan Faktor Produk terhadap Kepuasan Konsumen Supermarket di Kota Lampung. Jurnal Aplikasi Manajemen, 8(2): pp:11-15 Tjiptono, Fandy dan Gregorius Chandra. (2012). Pemasaran Strategik . Edisi 2. Penerbit Andi. Yogyakarta. Yessika, Aditya Alana. et al. Pengaruh Citra Merek, Desain, dan Fitur Produk terhadap Keputusan Pembelian Handphone Nokia (Studi Kasus pada Mahasiswa Universitas Diponegoro. Xian, Guo li et al. (2011). Corporate, Product, and User Image Dimensions and Purchas Intentions. Journal of Computers, 6(9):1875-1876
87
LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Penelitian
KUESIONER Kepada Responden yang Terhormat, Perkenalkan, saya Ardian Vicky Darmasaputra, Mahasiswa S1 Manajemen Universitas Semarang. Saya sedang mengerjakan penelitian mengenai “Analisis Pengaruh Citra Merek, Fitur, Dan Persepsi Harga Terhadap Keputusan Pembelian Handphone Xiaomi (Studi Kasus Pada Universitas Semarang).” Mohon bantuan Bapak/Ibu/Saudara/i sekalian untuk mengisi kuesioner dibawah ini dengan lengkap dan jujur. Adapun data yang Bapak/Ibu berikan hanya dipergunakan untuk kepentingan penelitian dalam skripsi ini saja. Atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i, saya ucapkan terima kasih dan mohon maaf telah menyita waktu Bapak/Ibu/Saudara/i. ** Selamat Mengisi **
I.
IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama Responden : .............................................................................................. 2.
3.
Jenis Kelamin : a.
Laki-laki
b.
Perempuan
Umur : a.
20 - 23 tahun
88
4.
b.
24 - 27 tahun
c.
28 - 31 tahun
d.
> 31 tahun
Pekerjaan : a.
Pelajar/Mahasiswa
b.
Wiraswasta
c.
Karyawan
d.
Lain-lain .................................................................................................
5.
6.
Pendapatan/uang saku per bulan : a.
< Rp 2.000.000,00
b.
Rp 2.000.000,00 - Rp 4.000.000,00
c.
Rp 5.000.000,00 - Rp 7.000.000,00
d.
> Rp 7.000.000,00
Berapa lama Bapak/Ibu/Saudara/i menggunakan Handphone Xiaomi : a.
< 1 tahun
b.
1 – 2 tahun
c.
3 – 4 tahun
d.
> 4 tahun
II. PETUNJUK PENGISIAN
Kuesioner berikut ini memuat beberapa pernyataan. Penilaian ini dilakukan dengan memberikan tanda ceklis ( ) pada kolom yang
89
menunjukkan seberapa besar tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan Bapak/Ibu/Saudara/i terhadap pernyataan tersebut dengan ketentuan sebagai berikut. 1. Skor 1 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) 2.
Skor 2 untuk jawaban Tidak Setuju (TS)
3.
Skor 3 untuk jawaban Cukup Setuju (CS)
4.
Skor 4 untuk jawaban Setuju (S)
5.
Skor 5 untuk jawaban Sangat Setuju (SS)
CONTOH: No
Pernyataan
1.
Reputation (Nama Baik) Merek smartphone Xiaomi adalah merek yang
berkelas dan berkualitas tinggi.
STS 1
TS 2
CS 3
S 4
SS 5
90
III. PERTANYAAN PENELITIAN CITRA MEREK SMARTPHONE XIAOMI No 1.
STS 1
Pernyataan
Reputation (Nama Baik) Merek smartphone Xiaomi adalah merek yang berkelas dan berkualitas tinggi.
2.
Recognition (Pengenalan) Merek smartphone Xiaomi sudah dikenal banyak orang.
3. Affinity (Hubungan Emosional) Merek smartphone Xiaomi meningkatkan
percaya diri terhadap penggunanya. 4.
Brand Loyalty (Kesetiaan Merek) Saat ini pengguna smartphone merek Xiaomi lebih
banyak
dibandingkan
smartphone merek lain.
pengguna
TS 2
CS 3
S 4
SS 5
91
FITUR SMARTPH ONE XIAOMI No 5.
Pernyataan Kelengkapan Fitur Saya membeli smartphone Xiaomi karena
memiliki fitur yang lengkap dan tidak ada di smartphone lain. 6.
Kebutuhan Fitur Menurut saya smartphone Xiaomi memiliki
fitur sesuai dengan yang diinginkan konsumen. 7.
Ketertarikan Fitur Fitur dalam smartphone Xiaomi yang saya
gunakan memberikan manfaat yang cukup besar dalam aktivitas saya sehari-hari sehingga saya tertarik untuk membeli. 8.
Kemudahan dalam Penggunaan Menurut saya tampilan smartphone Xiaomi
memudahkan mengakses fitur-fitur yang disediakan.
STS 1
TS 2
CS 3
S 4
SS 5
92
PERSEPSI HARGA SMARTPH ONE XIAOMI No 9.
Pernyataan Keterjangkauan Harga Menurut saya harga smartphone Xiaomi lebih
murah dari pada smartphone lain. 10. Kesesuaian Harga dengan Kualitas Produk Menurut saya harga yang ditawarkan
smartphone Xiaomi sesuai dengan kualitas produk dan fitur yang diberikan melebihi ekspektasi saya. 11. Daya Saing Harga Menurut saya dengan harganya yang murah
smartphone Xiaomi mampu bersaing dengan smartphone kelas atas yang harganya jauh lebih mahal. 12.
Keseuaian Harga dengan Manfaat Produk Menurut saya harga yang ditawarkan
smartphone Xiaomi sudah sesuai dengan manfaat dari masing-masing jenis/tipe smartphone dan dapat membantu menyelesaikan pekerjaan saya.
STS 1
TS 2
CS 3
S 4
SS 5
93
KEPUTUSAN PEMBELIAN SMAR TPH ONE XIAOMI No
STS 1
Pernyataan
TS 2
CS 3
S 4
SS 5
13. Keputusan tentang Jenis Produk Saya membeli smartphone Xiaomi karena
memiliki beberapa pilihan produk yang sesuai dengan kebutuhan. 14. Keputusan tentang Bentuk Produk Saya membeli smartphone Xiaomi karena desain
produk yang ditawarkan lebih baik dari smartphone lain. 15. Keputusan tentang Merek Saya membeli smartphone Xiaomi
karena
karakteristik merek. 16.
Keputusan tentang Penjual Saya membeli smartphone Xiaomi karena
mudah dicari di toko atau secara online dan terdapat service center resmi di Semarang.
Terima kasih atas kesediaannya meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner ini.
94
Lampiran 2 Data Tanggapan Responden
Frequencies
Statistics
lama_p
N
Valid
Missing
X1.1
X1.2
X1.3
x.1.4
X2.1
X2.2
X2.3
x2.4
x3.1
x3.2
x3.3
x3.4
y.1
y.2
y.3
y.4
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
jk
umur
pekerjaan
pendapatan
emakaian
75
75
75
75
75
0
0
0
0
0
Frequency Table
X1.1 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Cukup Setuju
31
41,3
41,3
41,3
Setuju
42
56,0
56,0
97,3
2
2,7
2,7
100,0
75
100,0
100,0
Sangat Setuju Total
X1.2 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Cukup Setuju
40
53,3
53,3
53,3
Setuju
30
40,0
40,0
93,3
5
6,7
6,7
100,0
75
100,0
100,0
Sangat Setuju Total
95
X1.3 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Cukup Setuju
25
33,3
33,3
33,3
Setuju
49
65,3
65,3
98,7
1
1,3
1,3
100,0
75
100,0
100,0
Sangat Setuju Total
x.1.4 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Cukup Setuju
40
53,3
53,3
53,3
Setuju
30
40,0
40,0
93,3
5
6,7
6,7
100,0
75
100,0
100,0
Sangat Setuju Total
X2.1 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Cukup Setuju
24
32,0
32,0
32,0
Setuju
44
58,7
58,7
90,7
7
9,3
9,3
100,0
75
100,0
100,0
Sangat Setuju Total
96
X2.2 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Cukup Setuju
31
41,3
41,3
41,3
Setuju
42
56,0
56,0
97,3
2
2,7
2,7
100,0
75
100,0
100,0
Sangat Setuju Total
X2.3 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Cukup Setuju
40
53,3
53,3
53,3
Setuju
30
40,0
40,0
93,3
5
6,7
6,7
100,0
75
100,0
100,0
Sangat Setuju Total
x2.4 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Cukup Setuju
31
41,3
41,3
41,3
Setuju
42
56,0
56,0
97,3
2
2,7
2,7
100,0
75
100,0
100,0
Sangat Setuju Total
97
x3.1 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Cukup Setuju
33
44,0
44,0
44,0
Setuju
30
40,0
40,0
84,0
Sangat Setuju
12
16,0
16,0
100,0
Total
75
100,0
100,0
x3.2 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Cukup Setuju
25
33,3
33,3
33,3
Setuju
49
65,3
65,3
98,7
1
1,3
1,3
100,0
75
100,0
100,0
Sangat Setuju Total
x3.3 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Cukup Setuju
32
42,7
42,7
42,7
Setuju
41
54,7
54,7
97,3
2
2,7
2,7
100,0
75
100,0
100,0
Sangat Setuju Total
98
x3.4 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Cukup Setuju
33
44,0
44,0
44,0
Setuju
30
40,0
40,0
84,0
Sangat Setuju
12
16,0
16,0
100,0
Total
75
100,0
100,0
y.1 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Cukup Setuju
25
33,3
33,3
33,3
Setuju
49
65,3
65,3
98,7
1
1,3
1,3
100,0
75
100,0
100,0
Sangat Setuju Total
y.2 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Cukup Setuju
31
41,3
41,3
41,3
Setuju
42
56,0
56,0
97,3
2
2,7
2,7
100,0
75
100,0
100,0
Sangat Setuju Total
99
y.3 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Cukup Setuju
40
53,3
53,3
53,3
Setuju
30
40,0
40,0
93,3
5
6,7
6,7
100,0
75
100,0
100,0
Sangat Setuju Total
y.4 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Cukup Setuju
25
33,3
33,3
33,3
Setuju
49
65,3
65,3
98,7
1
1,3
1,3
100,0
75
100,0
100,0
Sangat Setuju Total
jk Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
LAKI-LAKI
32
42,7
42,7
42,7
PEREMPUAN
43
57,3
57,3
100,0
Total
75
100,0
100,0
100
umur Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
20 - 23 tahun
15
20,0
20,0
20,0
24 - 27 tahun
10
13,3
13,3
33,3
28 - 31 tahun
27
36,0
36,0
69,3
> 31 tahun
23
30,7
30,7
100,0
Total
75
100,0
100,0
pekerjaan Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Pelajar/Mahasiswa
13
17,3
17,3
17,3
Wiraswasta
36
48,0
48,0
65,3
karyawan
26
34,7
34,7
100,0
Total
75
100,0
100,0
pendapatan Cumulative Frequency Valid
< Rp 2.000.000,00 Rp 2.000.000,00 - Rp 4.000.000,00 Rp 5.000.000,00 - Rp 7.000.000,00 Total
Percent
Valid Percent
Percent
24
32,0
32,0
32,0
36
48,0
48,0
80,0
15
20,0
20,0
100,0
75
100,0
100,0
101
lama_pemakaian Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
< 1 tahun
6
8,0
8,0
8,0
1 – 2 tahun
7
9,3
9,3
17,3
3 – 4 tahun
39
52,0
52,0
69,3
> 4 tahun
23
30,7
30,7
100,0
Total
75
100,0
100,0
102
Lampiran 3 Lampiran Validitas Dan Reliabilitas
Correlations Correlations X1.1 X1.1
Pearson Correlation
X1.2
X1.2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
X1.3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
x.1.4
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
X1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
x.1.4
X1
,339 **
,587**
,339**
,737**
,003
,000
,003
,000
75
75
75
75
75
,339 **
1
,035
1,000 **
,848**
1
Sig. (2-tailed) N
X1.3
,003
,766
,000
,000
75
75
75
75
75
,587 **
,035
1
,035
,504**
,000
,766
,766
,000
75
75
75
75
75
,339 **
1,000**
,035
1
,848**
,003
,000
,766
75
75
75
75
75
,737 **
,848**
,504**
,848**
1
,000
,000
,000
,000
75
75
75
75
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
,000
75
103
Correlations
Correlations X2.1 X2.1
Pearson Correlation
X2.2
X2.2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
X2.3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
x2.4
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
X2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
x2.4
X2
,388 **
-,069
,388 **
,583**
,001
,555
,001
,000
75
75
75
75
75
,388 **
1
,339**
1,000**
,907**
1
Sig. (2-tailed) N
X2.3
,001
,003
,000
,000
75
75
75
75
75
-,069
,339 **
1
,339**
,562**
,555
,003
,003
,000
75
75
75
75
75
,388 **
1,000**
,339**
1
,907**
,001
,000
,003
75
75
75
75
75
,583 **
,907**
,562**
,907**
1
,000
,000
,000
,000
75
75
75
75
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
,000
75
104
Correlations
Correlations x3.1 x3.1
Pearson Correlation
x3.2
x3.2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
x3.3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
x3.4
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
x3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
x3.4
x3
,533 **
,566**
,000
,000
,000
,000
75
75
75
75
75
,533 **
1
,369**
,533**
,693**
,001
,000
,000
1
Sig. (2-tailed) N
x3.3
,000
1,000**
,953**
75
75
75
75
75
,566 **
,369**
1
,566**
,729**
,000
,001
,000
,000
75
75
75
75
75
1,000 **
,533**
,566**
1
,953**
,000
,000
,000
75
75
75
75
75
,953 **
,693**
,729**
,953**
1
,000
,000
,000
,000
75
75
75
75
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
,000
75
105
Correlations
Correlations y.1 y.1
Pearson Correlation
y.2
y.2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
y.3
1,000 **
,832**
,035
,000
,766
,000
,000
75
75
75
75
75
,587 **
1
,339**
,587**
,833**
,003
,000
,000
,000 75
75
75
75
Pearson Correlation
,035
,339 **
1
,035
,524**
Sig. (2-tailed)
,766
,003
,766
,000
75
75
75
75
75
1,000 **
,587**
,035
1
,832**
,000
,000
,766
75
75
75
75
75
,832 **
,833**
,524**
,832**
1
,000
,000
,000
,000
75
75
75
75
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
y
y
75
N y.4
y.4
,587 **
1
Sig. (2-tailed) N
y.3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
,000
75
106
Reliability
Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
% 75
100,0
0
,0
75
100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha ,796
N of Items 5
107
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
% 75
100,0
0
,0
75
100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha ,790
N of Items 5
108
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
% 75
100,0
0
,0
75
100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha ,827
N of Items 5
109
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
% 75
100,0
0
,0
75
100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha ,795
N of Items 5
110
Lampiran 4 Lampiran hasil regresi
Regression Variables Entered/Removed a Variables Model
Variables Entered
1
persepsi harga,
Removed
Method
. Enter
fitur, citra merk b a. Dependent Variable: keputusan pembelian b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model
R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square ,934a
1
Adjusted R
,873
,868
,584
a. Predictors: (Constant), persepsi harga, fitur, citra merk b. Dependent Variable: keputusan pembelian
ANOVAa Model 1
Sum of Squares Regression Residual Total
df
Mean Square
166,501
3
55,500
24,246
71
,341
190,747
74
a. Dependent Variable: keputusan pembelian b. Predictors: (Constant), persepsi harga, fitur, citra merk
F 162,524
Sig. ,000 b
111
Coefficientsa
Model 1
Unstandardized
Standardized
Collinearity
Coefficients
Coefficients
Statistics
B
Std. Error
(Constant)
,759
,635
citra merk
,454
,079
fitur
,265
,229
persepsi harga
Beta
t
Sig.
Tolerance
VIF
1,196
,236
,483
5,723
,000
,251
3,976
,074
,278
3,579
,001
,296
3,380
,039
,304
5,878
,000
,671
1,490
a. Dependent Variable: keputusan pembelian
112
Charts