BAB I KONSEP DASAR A. Peng Penger erti tian an Collic Collic abdome abdomen n adalah adalah ganggu gangguan an pada pada aliran aliran normal normal isi usus sepanjang traktus intestinal (Nettina, 2001). Obstruksi terjadi
ketika
ada
gangguan
yang
menyebabkan
terhambatnya aliran isi usus ke depan tetapi peristaltiknya normal (ee!es, 2001). Nyer yeri kolik olik abdo abdome men n ter terlok lokalis alisas asii
dan
mer merupak pakan
diras irasak akan an
nyer nyerii
seper eperti ti
yang yang
per perasaa asaan n
dap dapat taj tajam. am.
"ekanisme terjadinya nyeri ini adalah karena sumbatan baik parsial ataupun total dari organ tubuh berongga atau organ yang terlibat tersebut dipengaruhi peristaltik. #eberapa yang menjad menjadii penyeb penyebab ab kolik kolik abdome abdomen n adalah adalah kolik olik bilier bilier,, kolik kolik renal dan kolik karena sumbatan usus halus ($ilroy, 200%). #any #anyak ak juga juga ahli ahli yang yang mend mende& e&ni nisi sika kan n kolik olik abdo abdome men n sebagai sebuah kondisi yang ditandai dengan kram atau nyeri kolik hebat, yang mungkin disertai dengan mual dan muntah. B. Anatomi Anatomi Sistem Sistem pencernaan pencernaan $aster $aster terlet terletak ak melint melintang ang dari dari kiri kiri ke kanan kanan melint melintasi asi abdo abdome men n bagi bagian an atas atas anta antara ra hati hati dan dan dia' dia'ra ragm gma. a. ala alam m kead eadaan aan koson osong g gast gaster er berb berben entu tuk k huru huru'' , gast gaster er akan akan ber berakhi akhirr sphi sp hinc ncte terr
pada ada
pylo pylorrus
yang ang
memp mempun uny yai
yang yang ber' ber'un ungs gsii menu menutu tup p
sebua ebuah h
oto otot
dan dan memb membuk uka a
saat saat
pengisian dan pengosongan lambung. $aster berlanjut kedalam duodenum yang berjalan secara anatomis dan !isuil sulit dibedakan dari jejenum dan ileum, hanya saja panjang duodenum, kira*kira 2+ cm dan berakhir pada pada ligm ligmen en*l *lig igme men n trel trelt t beru berupa pa sebu sebuah ah liga ligame men n yang yang berjalan berjalan dari sisi kanan kanan dia'ragma dia'ragma dekat hia'us hia'us esophagus esophagus dan melekat pada perbatasan duodenum dan jejenum.
-isa -isa dari dari us usus us halu halus s adal adalah ah jeje jejenu num m bagi bagian an akhi akhirr disebut disebut ileum. ileum. -ecara -ecara anatomis anatomis letak jejenum jejenum adalah adalah diperut diperut bagian kiri, sedangkan ileum dibagian kanan. "akanan masuk melalui sphincter pylorium keduodenum, maka sisa makanan akan
melalui
katub
ileoc eoccal
!al!e,
yang
mencegah
berbalikny berbaliknya a makanan makanan dari usus besar kedalam kedalam usus halus. halus. /ada ujung caecum terdapat appendi !ermicularis. Colon usus besar 3ni lebih besar dari usus halus yang terdiri dari a. b. c. d. e.
Caecum Colon Colon pars pars desend desendens ens Colo Colon n/ /ar ars s asee aseend nden en ectum Colo Colon n tran trans! s!er ersu sum m
4apisan usus besar ini terdiri dari a. b. c. d.
5unika unika serosa serosa 5unika unika submuk submukos osa a 5unika unika musk muskula ularis ris 5unika unika mukosa mukosa
C. ETIO ETIOL LOGI OGI 6tio 6tiolo logi gi atau atau peny penyeb ebab ab kolik olik abdo abdome men n ter terdiri diri dari dari dua dua bagian yaitu karena mekanik dan 'ungsional (non mekanik). 1. "ekanis a. 7d 7dhes hesip iperl erleng engk ketan etan pascab pascabeda edah h (%08 (%08 dari dari obstru obstruksi ksi mekanik) b. 9arsi arsino noma ma c. :ol! ol!ulu ulus d. 3ntu 3ntusu suse seps psii e. Obs bsttipas ipasii '. /olip g. -tri -trikt ktu ur 2. ;ungsio ungsional nal (non (non mekani mekanik) k) a. 3leu 3leus s para parali litik tik b. 4esi 4esi medula medula spinal spinalis is c. 6nte 6nteri riti tis s reg regio iona nall d. 9etidakseim etidakseimbang bangan an elektrol elektrolit it e.
Selain
beberapa
penebab
!iatas"
ter!apat
penebab lainna !iantarana ait#$ 1. 3n=amasi peritoneum parietal per'orasi
p#la
peritonitis,
opendisitis, di!erti kulitis, pankreanitis, kolesistitis. 2. 9elainan mukosa !iseral tukak peptik, in=amatory bo>el disease, kulitis in'eksi, eso'agitis. ?. Obstrukti !iseral ileus obstruksi, kolik bilier atau renal karena batu. @. egangan kopsula
organ
hepatitis
kista
o!arium,
pilelone'ritis. +. $angguan !askuler iskemia atau in'ark intestinal. A. $angguan motilitas irritable bo>el syndrome, dispepsia 'ungsional. B. 6kstra abdominal hespes trauma muskuloskeletal, in'ark miokard dan paru dan lainnya. D. PATO%ISIOLOGI Colic abdomen adalah gangguan pada aliran normal usus seoanjang traktus intestinal. asa nyeri pada perut yang si'atnya hilang timbul dan bersumber dari organ yang terdapat dalam abdomen. al yang mendasari adalah in'eksi dalam organ perut (diare, radang kandung empedu, radang kandung kemih). -umbatan dari organ perut (batu empedu, batu ginjal). 7kut abdomen yaitu suatu kega>atan abdomen yang dapat terjadi karena masalah nyeri abdomen yang terjadi tiba*tiba dan berlangsung kurang daari 2@ jam. Colic abdomen terkait pada nyeri perut serta gejala seperti muntah, konstipasi, diare, dan gejala gastrointestinal yang spesi&k. /ada kolik abdomen nyeri dapat berasal dari organ dalam abdomen, termasuk nyeri !iseral. ari otot lapisan dinding
perut.
4okasi
nyeri
perut
abdomen
biasanya
mengarah pada lokasi organ yang menjadi penyebab nyeri tersebut. Dalupun sebagian nyeri yang dirasakan merupakan
perjalanan dari tempat lain. Oleh karena itu, nyeri yang dirasakan bisa merupakan lokasi dari nyeri tersebut atau sekunder dari tempat lain. E. &ANI%ESTASI KLINIS 1. "ekanika sederhana E usus halus atas 9olik (kram) pada abdomen pertengahan sampai ke atas, distensi, muntah empedu a>al, peningkatan bising usus (bunyi gemerincing bernada tinggi terdengar pada inter!al singkat), nyeri tekan di'us minimal. 2. "ekanika sederhana E usus halus ba>ah 9olik (kram) signi&kan midabdomen, distensi berat,muntah E sedikit atau tidak ada E kemudian mempunyai ampas, bising usus dan bunyi FhushG meningkat, nyeri tekan di'us minimal. ?. "ekanika sederhana E kolon 9ram (abdomen tengah sampai ba>ah), distensi yang muncul
terakhir,
kemudian
terjadi
muntah
('ekulen),
peningkatan bising usus, nyeri tekan di'us minimal. @. Obstruksi mekanik parsial apat terjadi bersama granulomatosa usus pada penyakit Crohn. $ejalanya kram nyeri abdomen, distensi ringan dan diare. +. -trangulasi $ejala berkembang dengan cepatH nyeri parah, terus menerus
dan
terlokalisir,
distensi
sedang,
muntah
persisten, biasanya bising usus menurun dan nyeri tekan terlokalisir hebat. ;eses atau !omitus menjadi ber>arna gelap atau berdarah atau mengandung darah samar. 9lien akan merasakan nyeri perut yang hebat nyeri tekan, mual, muntah,dan bisa juga kenaikan suhu disertai dengan gejala yang sesuai penyakitnya. %. Pemeri'saan Pen#n(ang /emeriksaan penunjang
kadang
perlu
untuk
mempermudah mengambil keputusan, misalnya pemeriksaan
darah, urin, 'eses. 9adang perlu juga dilakukan pemeriksaan radiologi dan endoskopi. #eberapa uji laboratorium tertentu dilakukan antara lain nilai hemoglobin dan hematokrit, untuk melihat kemungkinan adanya perdarahan atau dehidrasi. itung leukosit dapat menunjukkan adanya proses peradangan. itung trombosit dan 'aktor koagulasi, disamping diperlukan untuk persiapan bedah, juga dapat membantu menegakkan diagnosis yang lainnya. -elain pemeriksaan laboratorium darah terdapat pemeriksaan penunjang lainnya, yakni 1. -inar abdomen menunjukkan gas atau cairan di dalam usus 2. #arium enema menunjukkan kolon yang terdistensi, berisi udara atau lipatan sigmoid yang tertutup. ?. /enurunan kadar serum natrium, kalium dan klorida akibat muntahH peningkatan hitung @. -/ dengan nekrosis, strangulasi atau peritonitis dan peningkatan kadar serum amilase karena iritasi pankreas oleh lipatan usus. +. $as darah arteri dapat mengindikasikan asidosis atau alkalosis metabolik. G. Penatala'sanaan /enatalaksanaan yang dapat diberikan pada klien dengan kolik abdomen ialah 1. 9oreksi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit 2. ekompresi selang nasoenteral yang panjang
dari
proksimal usus ke area penyumbatan, selang dapat dimasukkan dengan lebih e'ekti' dengan pasien berbaring miring ke kanan. ?. 3mplementasikan untuk syok dan peritonitis @. iperalimentasi untuk mengoreksi de&siensi
protein
karena obstruksi kronik, ileus paralitik, atau in'eksi. +. eseksi usus dengan anastomosis dari ujung ke ujung
A. ika terjadi asites (penimbunan cairan dirongga abdomen) maka perlu dilakukan pengeluaran cairan dengan metode bedah 'ungsi asites. B. Ostomi barrel*ganda jika anastomosis dari ujung ke ujung terlalu beresiko I. 9olostomi lingkaran untuk mengalihkan aliran 'eses dan mendekompresi usus dengan reseksi usus yang dilakukan sebagai prosedur kedua %. /emberian terapi obat*obatan a. Obat prokinetik, untuk mempercepat peristaltik saluran gastrointestinal. "isalnya #etanekol, metoklopramid, domperiden dan cisaride b. Obat anti sekretorik, untuk menurunkan keasaman dan menurunkan jumlah sekresi lambung. /ada umumnya tergolong antagonis reseptor 2 (72). "isalnya -imetidine, rantidine dan 'amatidin c. 7ntasida d. Obat pelindung mukosa. "isalnya -ukral'at. ). KO&PLIKASI *. Asites 7sites adalah penimbunan cairan secara abnormal di rongga peritonium. /ada dasarnya penimbunan cairan di peritonium dapat terjadi melalui 2 mekanisme dasar yakni transudasi (contoh sirosis hati, hipertensi) dan eksudasi. (-udoyo 7ru, dkk. 200%). /enyebab asites menurut teori under&lling yakni hipertensi porta, hipoalbuminemia yang mengakibatkan !olume cairan plasma menurun. -edangkan menurut teori o!er&lling,
penyebab
asites
dapat
terjadi
karena
peningkatan akti!itas hormon anti*diuretik (7) dan penurunan
akti!itas
hormon
natriutik
sehingga
mengakibarkan ekspansi cairan plasma dan reabsorbsi air di ginjal. 9arakteristik cairan asites pada berbagai 'ase penyakit.
Kea!aan
Gambaran
Protein
GS,
'asar
gr+L
Ascite s AL
-irosis
#er>arna
J2+
kuning
(%+8)
gr+!l K1,1
)it#ng sel Eritrosit Sel !ara0 -*. /L
p#ti0" per /L
18
J2+0 (%08) sebagian besar
Neoplasma
#er>arna
K2+
kuning,
(B+8)
J1,1
208
mesotellal K1000 (+08)
perdarahan,
berbagai
musinosa,
tipe sel
/eritonitis
chylous ernih,
K2+
tuberkulosis
keruh,
(+08)
J1,1
B8
K1000 (B08)
perdarahan,
biasanya
chylous
KB08lim'o
/eritonitis
9eruh atau
7pabila
5idak
sit -ebagian
piogenik
purulen
purulen
biasa
besar
J1,1
K2+
leukosit poli mor'onukle
$agal
#er>arna
#er!arias
jantung
kuning
i 1+*?+
K1,1
108
ar J1000 (%08)
kongesti'
biasanya mesotellal mononukle
Ne'rosis
#er>arna
J2+
kuning atau
(1008)
J1,1
5idak
ar J2+0,
biasa
mesotellal,
chylous
mononukle
/angkreatiti
9eruh,
ar #er!ariasi
s
perdarahan
, bercak
pseudokista
atau chylous
darah (L)
K2+
J1,1
#er!ariasi
Sumber : Harrison Manual kedokteran jilid 1 hal 135
"ani'estasi klinis yang dapat terlihat pada pasien dengan asites diantaranya, yaitu a. /erut membuncit seperti perut katak b.
9ehilangan selera na'su makan (anoreksia) "erasa mudah kenyang (early satiety ) "ual (nausea) "a'as pendeksesak (shortness of breath) Nyeri perut (abdominal pain) Nyeri ulu hati atau sensasi terbakar nyeri dada, pyrosis
(heartburn) B) /embengkakan kaki (leg swelling) I) /eningkatan berat badan (weight gain) %) -esak na'as saat berbaring (orthopnea) 10)
Shifting dullness atau ank dullness "luid thrill "luid wa#e (sedikit bermakna klinis) $uddle sign (sedikit bermakna klinis)
/enemuan ;isik (/hysical ;indings) al*hal yang seringkali ditemukan pada penderita asites 1. 2. ?. @. +. A. B.
emam ('e!er) istensi perut (abdominal distention) istensi !ena jugularis (jugular !enous distention) 6nse'alopati (encephalopathy) ernia umbilikalis (umbilical hernia) 9ulit kekuningan, ikterus (joundice) /embengkakan penis dan skrotum (penile and scrotal
edema) I. /embesaran hatihepar (hepatomegaly) %. /embesaran limpalien (splenomegaly) 10. /erdarahan sistem pencernaan (gastrointestinal bleeding) 11. /erut membesar (bulging =anks)
/emeriksaan 4aboratorium a. b. c. d.
-erum*ascites albumin gradient (-77$) ika K 1,1 mgd4 sangat mungkin sirosis hepatis ika J 1 mgd4 cari penyebabkausa lain Neutro&l K 2+0mm? cairan asites menunjukkan adanya in'eksi atau keganasan
/enatalaksanaan 1. Nutrisi "embatasi
pemasukan
sodium
(garam)
makanan
kurang dari 2 gram per hari. 9onsultasi dengan ahli nutrisi dalam rangka pembatasan garam harian dapat sangat berman'aat untuk pasien dengan asites. 2. iuretik /emberian diuretik dapatmeningkatkan ekskresi air dan garam
dari
ginjal.
direkomendasikan
egimen
kombinasi
dari
diuretik
yang
spironolactone
(7ldactone) dan 'urosemid (4asi). osis tunggal harian dari 100 miligram spironolactone dan @0 miligram 'urosemide
adalah
direkomendasikan.
dosis 3ni
a>al
dapat
yang
ditingkatkan
biasanya secara
berangsur*angsur untuk memperoleh respon yang tepat pada dosis maksimum @00 miligram spironolactone dan 1A0 miligram 'urosemide, sepanjang pasien dapat mentolerir peningkatan dosis tanpa e'ek samping. ?. 5herapeutic paracentesis aktu.
@. Operati'
yang
lebih
berat,
prosedur
operasi
mungkin perlu untuk mengontrol ascites, transjugular intrahepatic
portosyntemic
shunts
(53/-)
sdalah
prosedur yang dilakukan melalui internal jugular !ein diba>ah
pembiusan
lokal
oleh
inter!entional
radiologist. -hunt ditempatkan diantara portal !enous system
dan
systemic
!enous
system
sehingga
mengurangi tekanan portal. /rosedur ini dicadangkan untuk pasien yang mempunyai respon yang minimal pada pera>atan medis yang agresi'. +. 5ransplantasi hati 5ransplantasi hati melibatkan proses yang sangat sulit dan berkepanjangan dan memerlukan pengamatan dan manajemen
yang
sangat
ketat
oleh
spesialis
transplantasi I. Disc0arge planning /ada kondisi kolik abdomen, pendidikan kesehatan perlu di berikan pada klien dan keluarganya terkait, makanan yang dapat
dikonsumsi
dan
yang
menjadi
pantangan,
diantaranya yaitu 1. "engurangi mengkonsumsi makanan yang pedas 2. 5idak mengkonsumsi makanan yang asam ?. 5idak mengkonsumsi mie instant @. "enghindari mengkonsumsi sayuran tertentu misalnya mengkonsumsi kol, sa>i yang tinggi akan kandungan gas. +. "enghindari melakukan akti!itas berat. -elain untuk perencanaan pendidikan kesehatan untuk pasien dengan kolik abdomen, pemberian edukasi juga dapat diberikan pada pasien dengan asites diantaranya yaitu 1. 5irah baring
2. iet membatasi asupan natrium (garam), diet untuk J ?. @. +. A. B.
2 gram per hari dan penggunaan diuretik (pil air) 5erapi diuretik 9enali gejala dan penyebab yang ditimbulkan penyakit 5ransplantasi hatipato&siologi "enghindari minum alkohol Obat*obat anti peradangan non steroid (ibupro'en, 7d!il, motrin dll). uga harus dibatasi pada pasien* pasien
dengan
cirrhosis
karena
mereka
mungkin
mengurangi aliran darah ke ginjal jadi membatasi ekskresi (pengeluaran) garam dan air.
BAB II KONSEP AS1)AN KEPERA2ATAN
A. Penga'a(ian /engkajian pada klien dengan kolik abdomen yang disertai dengan asites, diantaranya yaitu 1. 3dentitas klien a. Nama b. ayat kesehatan a. i>ayat kesehatan sekarang #agaimana serangan itu timbul, lokasi, kualitas, dan 'aktor yang mempengaruhi dan memperberat keluhan sehingga diba>a ke umah -akit. b. i>ayat kesehatan dahulu "egkaji apakah klien pernah dirasakan
sekarang dan
sakit
seperti
yang
apakah pernah menderita
hipertensi atau penyakit keturunan lainnya yang dapat mempengaruhi proses penyembuhan klien. c. i>ayat kesehatan keluarga $ambaran mengenai kesehatan keluarga dan adakah penyakit keturunan atau menular. @. /ola* pola 'ungsi kesehatan a. /ola pesepsi dan tata laksana hidup sehat /erubahan penatalaksanaan dan pemeliharaan kesehatan sehingga dapat menimbulkan pera>atan diri. b. /ola nutrisi dan metabolism
5erjadi gangguan nutris karena klien merasakan nyeri sehingga tidak toleran terhadap makanan dan klien selalu ingin muntah. c. /ola eliminasi 5erjadi gangguan karena klien tidak toleran terhadap makanan sehingga terjadi konstipasi. d. /ola akti!itas dan latihan 7kan terjadi kelemahan dan kelelahan. e. /ola persepsi dan konsep diri 5idak terjadi gangguan perubahan dalam diri klien. '. /ola sensori dan kogniti' 9urangnya pengetahuan akan menyebabkan collic abdomen yang berulang. g. /ola reproduksi dan seksual 5idak terjadi dalam gangguan dalam pola reproduksi dan seksual. h. /ola hubungan peran 9emungkinan akan terjadi perubahan peran selama klien sakit sehubungan dengan proses penyakitnya. i. /ola penanggulangan stress #agaimana cara klien mengatasi masalahnya. j. /ola tata nilai dan kepercayaan 5idak terjadi gangguan pada pola tata nilai dan kepercayaan. +. /emeriksaan &sik a. -tatus kesehatan umum 7kan terjadi nyeri perut yang hebat, akibat proses penyakitnya. b. -istem respirasi -esuai dengan derajat nyerinya, jika nyerinya ringan kemungkinan tidak
terjadi
sesak
tapi jika
derajat
nyerinya hebat meninggi akan terjadi sesak. c. -istem kardio!askuler #isa terjadi takikardi, bradikardi dan disritmia atau penyakit jantung lainnya. d. -istem persyara'an Nyeri abdomen, pusingsakit kepala karena sinar. e. -istem gastrointestinal.
/ada
sistem
gastrointestinal
didapatkan
intoleran
terhadap makanan na'su makan berkurang, muntah. '. -istem genitourinariaeliminasi 5erjadi konstipasi akibat intoleransi terhadap makanan atau ditemukan adanya berak darah. B. DIAGNOSA KEPERA2ATAN 1. 9etidake'ekti'an pola napas
berhubungan
dengan
penumpukan cairan dirongga abdomen dan paru, ekspansi paru menurun 2. 9elebihan !olume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi, gangguan absorbsi dan metabolisme (penurunan per'usi ginjal) ?. Nyeri 7kut berhubungan
dengan
cedera
biologis
(peningkatan kontraksi organ) dan penimbunan gas atau cairan dalam tubuh @. esiko in'eksi berhubungan dengan proses in=amasi +. 7nsietas (cemas) berhubungan dengan status kesehatan (ancaman kematian) C. INTER3ENSI KEPERA2ATAN D4. * Keti!a'e5e'ti5an pola
napas
ber0#b#ngan
!engan pen#mp#'an cairan !irongga ab!omen !an par#" e'spansi par# men#r#n e&nisi kondisi dimana
pasien
tidak
mampu
mempertahankan pola inhalasi dan ekhalasi karena adanya gangguan 'ungsi paru. 3nspirasi danatau ekspirasi yang tidak memberi !entilasi yang adekuat. 9emungkinan berhubungan dengan a) Obstruksi trakeal b) /erdarahan akti' c) "enurunnya ekspansi paru d) 3n'eksi paru e) epresi pusat pernapasan ') 9elemahan otot pernapasan 9emungkinan data yang ditemukan yaitu a) /erubahan irama pernapasan dan jumlah pernapasan
b) c) d) e) ') g) h) i) j)
ipsnea, perubahan pola napas /enggunaan otot tambahan pernapasan -uara pernapasan tidak normal #atuk disertai dahak "enurunnya kapasitas !ital 9ecemasan /emasangan !entilator -ianosis /erubahan nilai 7$
9ondisi klinis kemungkinan terjadi pada a) b) c) d)
/enyakit kanker, in'eksi pada dadaH /enggunaan obat dan keracunan alcohol 5rauma dada $uilian #are -yndrome
5ujuan yang diharapkan adalah sebagai berikut. a) /asien dapat mendemostrasikan pola pernapasan yang e'ekti' b) ata objekti' menunjukkan pola pernapasan yang e'ekti' c) /asien merasa lebih nyaman dalam bernapas 1. 9aji
Inter6ensi Rasional pola dan 'rekuensi 1. "ani'estasi pola napas yang tidak
pernapasan pasien
e'ekti' adalah perubahan pola dari
2. "onitor bunyi paru
'rekuensi pernapasan 2. "enentukan adanya sekret atau
?. "onitor
hasil
analisis
kelainan paru gas ?. 7bnormalitas
darah
menunjukkan
@. "onitor kadar hemoglobin
oksigenasi @. emoglobin
gas tidak
darah adekuatnya
berperan
dalam
transpor oksigen sehingga sengat menentukkan oksigenasi +. /eningkatan suhu
+. "onitor tanda !ital
tubuh
berpengaruh dalam peningkatana metabolisme
dan
berkonstribusi
terhadap perubahan pola napas, nadi akan meningkat pada kondisi A. 7tur
posisi
pasien
dengan
semifowler atau duduk
takipnea A. "elonggarkan rongga dada dan mengurangi
B. /astikan jalan napas pasien
tekanan
dig'ragma
karena tekanan abdomen
paten
B. alan
napas
pintumasuk I. Obser!asi
adanya
pernapasan cupping hidung, sianosis
oksigen
terlambatnya aliran
ke
paru,
udara
akan
menghambat di'usi oksigen. I. 9adar oksigen yang kurang menimbulkan
%. 9olaborasi dengan tim medis
merupakan
peri'er
yang
hipoksia
jaringan
dimani'estasikan
adanya sianosis dalam pemberian oksigen %. "eningkatkan suplai oksigen 10. indari kondisi yang dapat meningkatkan oksigen
konsumsi 10. "eminimalkan kebutuhan oksigen
tubuh
akti!itas
yang
lingkungan
seperti berlebihan,
yang
panas,
demam, kejang. 11. 9olaborasi dengan tim medis dalam
tubuh
pemberian
inhalasi
atau nebulier 12. "onitor hasil radiologi paru
11. "eningkatkan cara
!entilasi
!asodilatasi
dengan saluran
perna'asan. 12. "enentukan adanya kelainan paru* paru sebagai penyebab gangguan pola napas. 1?. "engatasi penyebab
1?. 4aksanakan
program
gangguan
pola napas
pengobatan medis
*. Neri A'#t ber0#b#ngan !engan ce!era biologis 7pening'atan 'ontra'si organ8 !an penimb#nan gas ata# cairan !alam t#b#0. 5ujuan /ain le!el, pain control, con'ort le!el 9riteria asil (NOC) a. "ampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan
tehnik
non
'armakologi
mengurangi nyeri, mencari bantuan) b. "elaporkan bah>a nyeri berkurang
untuk dengan
menggunakan manajemen nyeri c. "ampu mengenali nyeri (skala, intensitas, 'rekuensi dan tanda nyeri) d. "enyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang encana tindakan (N3C) /ain "anagement
a. 4akukan
pengkajian
termasuk
lokasi,
nyeri
secara
karakteristik,
komprehensi'
durasi,
'rekuensi,
kualitas, dan 'aktor presipitasi asional kaji nyeri yang dirasakan dapat membantu dalam menentukan pemberian terapi yang dilakukan b. Obser!asi reaksi non!erbal dari ketidaknyamanan asional reaksi non !erbal seperti meringis dapat memberikan data penunjang mengenai tingkatan nyeri yag dirasakan c. $unakan teknik
komunikasi
terapeutik
untuk
mengetahui pengalaman nyeri pasien d. 9aji kultur yang mempengaruhi respon nyeri e. 6!aluasi pengalaman nyeri masa lampau '. 6!aluasi bersama pasien dan tim kesehatan
lain
tentang ketidake'ekti'an kontrol nyeri masa lampau g. #antu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan h. 9ontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan. i. 9urangi 'aktor presipitasi nyeri j. /ilih dan lakukan penanganan nyeri ('armakologi, non 'armakologi, dan interpersonal) k. 9aji tipe dan sumber nyeri
untuk
menentukkan
inter!ensi l. 7jarkan tentang teknik non 'armakologi seperti teknik relaksasi na'as dalam dan teknik distraksi m. 5ingkatkan istirahat n. 9olaborasikan dengaan dokter mengenai analgetik yang akan diberikan serta klien ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil o. "onitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri yang diajarkan asional ledge, in'ection control dan risk control
9riteria hasil (NOC) a. 9lien bebas dari tanda dan gejala in'eksi b. "endeskripsikan proses penularan penyakit 'aktor yang mempengaruhi penularan serta penatalaksanaanya c. "enunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya in'eksi d. umlah leukosit dalam batas normal. e. "enunjukkan perilaku hidup sehat encana tindakan (N3C) a. b.
3ndikator derajat takut yang dialami pasien,misal pasien akan merasa tak terkontrol terhaap situasi atau mencapai status panik.
c.
"embantu pasien menerima perasaan dan memberikan kesempatan untuk memperjelas kesalahan konsep.
d.
"embantu
menurunkan
takut
melalui
pengalaman
menakutkan menjadi seorang diri. e.
M iagnosa ? esiko
gangguan
pemenuhan
nutrisi
berhubungan
dengan
anoreksia (proses penyakitnya) ditandai dengan muntah, mual, nyeri perut, intoleran terhadap makanan. 5ujuan
9lien tidak merasa nyeri perut
9riteria hasil
9lien tidak merasa mual dan muntah.
9lien toleran terhadap makanannya.
encana tindakan
a.
9aji dan obser!asi 55: klien.
b.
orong klien untuk makan makanannya sedikit demi sedikit.
c.
#erikan makan sedikit tapi sering sesuai indikasi pasien.
d.
9olaborasi dengan tim gii dalam pemberian diit.
asional
a.
b.
7gar isi dalam lambung tidak kosong atau memperbaiki keadaan sistem pencernaan klien.
c.
"akanan
mempunyai
e'ek
penetralisir
asam,
juga
menghancurkan kandungan gaster. "akan sedikit mencegah distensi dan haluaran gastrin. d. 9.;
"elakukan 'ungsi independen pera>at. Pela'sanaan + implementasi /ada tahap ini ada pengolahan dan per>ujudan dari rencana pera>atan yang telah disusun pada tahap perencanaan kepera>atan
yang
telah
ditentukan
dengan
tujuan
untuk
memenuhi kebutuhan secara optimal. 9.<
E6al#asi 6!aluasi adalah perbandingan yang sistemik dan terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan dan
dilakukan
dengan
cara
berkesinambungan
dengan
melibatkan pasien dan tenaga kesehatan lain.
DA%TAR P1STAKA . -lamet -uyono. /ro'. r. -p/. 96., %uku &jar 'lmu $enyakit (alam )ilid '', ;9<3 akarta, 2001. . -yai'uddin rs. #.7c, &natomi "isiologi, 6$C akarta, 1%%B. "arllyn 6. oenges dkk, *encana &suhan +eperawatan, 6disi ?, akarta, 2000. "udjiastuti, (iktat
&suhan
+eperawatan
$asien
(engan
Masalah
$encernaan Makanan, -urabaya, 5idak dipublikasikan. . -jamsuhidajat, Dim dc ong, %uku &jar 'lmu %edah, 6$C, akarta, 1%%B.
=.
PE&ERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. -inar abdomen menunjukkan gas atau cairan di dalam usus 2. #arium enema menunjukkan kolon yang terdistensi, berisi udara
atau
lipatan
sigmoid
yang
tertutup.
?. /enurunan kadar serum natrium, kalium dan klorida akibat muntahH @. -/
peningkatan dengan nekrosis,
peningkatan karena
strangulasi
kadar iritasi
hitung atau peritonitis
serum
pankreas
oleh
dan
amilase lipatan
usus.
+. 7rteri gas darah dapat mengindikasikan asidosis atau alkalosis metabolik.
>.
KO&PLIKASI
Gangren $angren
adalah
borok
yang
seljaringan.
disebabkan
$angren
karena
kematian kandung
empedu, saluran empedu dan pankreas dia>ali oleh in'eksi pada organ*organ tersebut. Sepsis -epsis adalah menyebarnya agen in'eksi (misalnya bakteri) ke seluruh
tubuh
melalui
peredaran darah. -epsis berat dapat menimbulkan syok, dimana tekanan darah turun. %ist#la ;istula adalah saluran abnormal yang terbentuk antara dua organ.
#atu
empedu mengerosi
dinding kandung empedu atau salurang empedu, menimbulkan
saluran
baru
ke
lambung,
usus dan rongga perut. Peritonitis /eritonitis adalah radang rongga perut, disebabkan karena rongga perut yang steril terkontaminasi oleh cairan empedu melalui suatu &stula ke rongga perut. Ile#s 3lues dapat terjadi karena batu menyumbat isi usus. apat terjadi bila batu berukuran cukup besar.
?.
PENATALAKSANAAN &EDIS 1. 9oreksi
ketidakseimbangan
2. 5erapi ?. inger
NaL, laktat
cairan
9L,
untuk
dan
elektrolit
komponen
darah
mengoreksi
kekurangan
cairan
interstisial @. ekstrosa dan air untuk memperbaiki kekurangan cairan intraseluler +. ekompresi proksimal
selang
usus
nasoenteral ke
yang
area
panjang
dari
penyumbatan
selang dapat dimasukkan dengan lebih e'ekti' dengan pasien
berbaring
miring
ke
kanan.
A. 3mplementasikan pengobatan unutk syok dan peritonitis. B. iperalimentasi karena
untuk
obstruksi
paralitik atau
mengoreksi
de&siensi
kronik,
protein ileus in'eksi.
I. eseksi usus dengan anastomosis dari ujung ke ujung. %. Ostomi barrel*ganda jika anastomosis dari ujung ke ujung terlalu
beresiko.
10. 9olostomi lingkaran untuk mengalihkan aliran 'eses dan
mendekompresi
usus
dengan
reseksi usus yang dilakukan sebagai prosedur kedua.
*.
DIAGNOSA KEPERA2ATAN
1.
37$NO-7 96/67D757N 7N 3N56:6N-3
1)
$angguan rasa nyaman nyeri bd proses penyakit ditandai dengan nyeri perut , ekspresi >ajah penderita berhati E hati dengan abdomen 5ujuan setlah dilakukan tindakan kepera>atan 22@ jam , diharapkan nyeri berkurang 9riteria hasil
1. 2.
9lien mengatakan nyeri berkurang 6kspresi >ajah klien tidak menyeringai
3ner!ensi 1.
Catat keluhan nyeri termasuk lokasi danlamanya nyeri tidak selalu ada tetapi bila ada harus dibandingkan dengan gejala nyeri sebelumnya untuk membantu diagnosa
2.
Obser!asi 55: klien untuk mengetahui perkembanganklien
?.
9aji ulang 'aktor yang meningkatan dan mengrangi nyeri membant dalam membuat diagnosa dan membuat terapi
@.
#antu laukan tekni relaksasi membantu menurunkan persepsi respon nyeri
+.
9olaorasi dengan tim medis dalam pemberian teraipi membantu proses penyembuhan
2)
7nsietas bd kesehatan ditandai dengan klien erlihat gelisah 5ujuan setlah dilakukan tindakan kepera>atan 22@ jam ,diharapkan klien tidak cemas lagi 9riteria hasil
1.
9lien rileks
2.
9lien tidak gelisah
?.
"enunjukan pemecahan masalah
3nter!ensi 1.
7>asi respon &siologis seperti takipnue dapat menjadi indikasi derajat akut yang di alami pasien tetepai juga dapat berhubungan dengan kondisi &sikpasien
2.
Catat petunjuk perilaku seperti gelisah kurang kontak mata indikator derajat angkut
?.
#erikan pernyataan takut dan ansietas , berikan umpan balik
membantu
pasienmenerimapeasaaan
dan
memberikan
kesempatan untuk memperjelas kesalahan konsep @.
#erikan pengetahuan pda keluarga klien
membantu
menunjukan
takut
melalui
pengalaman
menakutkan menjadi seorang diri +.
9olaborasi tim medis pemberian terapi untuk mempecepatt penyembuhan dan memberikan rasa tenang pada klien
?)
esiko gangguan pemenuhan nutrisi bd anoreksia di tandai dengan mual , muntah, dan nyeri perut 5ujuan setelah dilakukan tindakan kepera>atan 22@ jam ,diharapkan klien tidak nyeri perut dan nutrisi klien terpnuhi 9riteria hasil
1.
9lien tidak merasa mual dan tidak ingin muntah
2.
9ien toleran terhadap makanannya 3nter!ensi
1.
9aji dan obser!asi 55: klien
mengetahui perkembangan kien 2.
7njurkan klien makan seikit tapi sering agar isi lambung tidak kosong atau memperbaiki kondisi pencernaan klien
?.
9olaboorasi dengan ti gii dalampemberian diit melakukan 'ungsi independen pera>at
DA%TAR P1STAKA •
"arllyn 6. oenges dkk, encana 7suhan 9epera>atan, 6disi ?, akarta, 2000
•
Nettina, -andra ". /edoman /raktik 9epera>atan. 7lih bahasa -etia>an dkk. 6d. 1. akarta 6$CH 2001
•
-melter -uanne C. #uku 7jar 9epera>atan "edikal #edah #runner P -uddarth. 7lih bahasa 7gung Daluyo, dkk. 6ditor "onica 6ster, dkk. 6d. I. akarta 6$CH 2001.