BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sesuai dengan amanat konstitusi (UUD 1945), bahwa setiap warga negara Indo Indone nesia sia haru haruss memp mempero erole leh h pend pendid idik ikan an yang ang baik baik,, dalam dalam rangk rangkaa untu untuk k mewuudkan ke!erdasan kehidupan berbangsa dan bernegara" Dilihat dari asal katanya yang bersumber dari UU #$"14%&''5 pasal 1, ayat 1 dan 4, yaitu guru ialah pendidik proesional dengan tugas utama mendidik, mengaar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengealuasi peserta didik pada pendidikan anak anak usia usia dini dini alu alurr pend pendid idik ikan an orm ormal al,, pend pendid idik ikan an dasar dasar,, dan dan pend pendid idik ikan an menengah" *alu, *alu, proesi proesiona onall adalah adalah pekera pekeraan an dan kegiat kegiatan an yang yang dilaku dilakukan kan oleh oleh seseorang dan menadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau ke!akapan yang memenuhi strandart mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan proesi" *embaga +endidikan enaga enaga -ependidikan (*+-) (*+-) merupakan merupakan lembaga yang bertanggung bertanggung awab mengembang mengembang tugas untuk meny menyiap iapka kan n !alo !alon n tena tenaga ga pend pendid idik ik"" *+*+- di Indo Indone nesi siaa ditu dituga gaska skan n untu untuk k meningkatka meningkatkan n kualiikasi kualiikasi guru menadi menadi minimal minimal sarana sarana (S1), setelah melalui melalui perdebatan panang seak &''5 yang yang lalu" 1.2 Rumusan Masalah
Dari Dari lata latarr bela belaka kang ng di atas atas maka maka dapa dapatt diru dirumu musk skan an masal masalah ah sebag sebagai ai berikut" 1" .pa .pa pen penge gert rtia ian n dari dari *+ *+-/ &" 0aga 0agaim iman an tuga tugas, s, peran peranan an dan dan tang tanggu gung ng awa awab b *+*+- dan lemba lembaga ga lain lain yang relean dalam pengembangan proesi guru/ 1.3 Tujuan Dari rumusan masalah di atas maka dituliskan tuuan sebagai berikut" 1" Untuk Untuk meng mengetah etahui ui penge pengerti rtian an dari dari *+-" *+-" &" Untuk Untuk mengeta mengetahui hui tugas, tugas, peran peran dan tanggung tanggung awab awab *+*+- dan lembaga lembaga lain yang relean dalam pengembangan proesi guru"
1
BAB II II
2.1 Pengert!an LPT"
Selama ini (sebelum diberlakukannya UU tentang uru dan Dosen), se!ara eksplisit lembaga yang menghasilkan tenaga kependidikan (guru) di enang pendidikan tinggi adalah *embaga +endidikan enaga -ependidikan (*+-)" 0entuk pendidikannya dapat berupa Sekolah inggi (S-I+), Institut (I-I+) atau 2-I+ (di bawah uniersitas), dan lain3lain" .dapun penyelenggaraan pendidikannya bersiat pendidikan akademik maupun proesional" Sebagaimana disebutkan oleh Ibrahim (199) bahwa 6 7Dari kedua karakteristik yang dimiliki oleh masing3masing pendidikan ini (akademik dan proesional), maka *+- mempunyai kedua !iri tersebut di atas, artinya *+- merupakan pendidikan yang akademik proessional8" Se!ara umum ada dua ungsi *+- yaitu 6 pertama, *+- yang ungsinya hanya menyelenggarakan pendidikan praabatan, dan kedua adalah *+- yang hanya menyelenggarakan pendidikan dalam abatan (#atawidaya, 199&) 2.2 Tugas# Peranan $an Tanggung ja%a& LPT" $an lem&aga la!n 'ang rele(an
*embaga +endidikan enaga -ependidikan (*+-) merupakan lembaga yang kegiatannya berkaitan dengan upaya pengadaan atau penyiapan tenaga kependidikan" -husus bagi *+- dalam kedudukannya sebagai lembaga pendidikan tinggi se!ara elas selain mengemban tugas dharma pendidikan, uga harus mengemban dharma penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sebagaimana yang berlaku bagi lembaga pendidikan lainnya" Dengan demikian se!ara akademis *+- harus setara dengan lembaga pendidikan tinggi (institut atau uniersitas) lainnya, sama halnya sebagai pusat pembaharuan dan pembangunan masyarakat" *+- merupakan akronim dari *embaga +endidikan enaga -eguruan sebagai generik dari semua lembaga atau satuan pendidikan yang bidang garapan kegiatannya bertalian dengan upaya pengadaan atau penyiapan dan%atau pengembangan tenaga kependidikan" +enggunaannya se!ara resmi di lingkungan 2
Depdiknas, khususnya Diten Dikti, dimulai dengan terbitnya dokumen ++S+- (19:)" Sedangkan dokumen ormal lebih lanut (++ #o" : tahun 199&) untuk maksud yang serupa menggunakan ungkapan *embaga +endidikan enaga -eguruan, tanpa akronim" ;ang terakhir itu dipandang serupa dengan terdahulu berdasarkan asumsi bahwa perkataan U
$%I*$ men!akup semua personel yang terlibat dalam tugas pekeraan kependidikan (Dokumen resmi Internasional ?asil -onerensi .ntar +emerintah, termasuk Indonesia terwakili di dalamnya, yang diselenggarakan oleh U#=S>$%I*$ tanggal &1 September s"d" 5 oktober 19@@ di +aris)" 0entuk kelembagaan dari *+- memang !ukup berariasi sesuai dengan diersiikasi (enis kategori bidang keahlian%pekeraan) dan stratiikasi (tingkat dan%atau enang kualiikasi keahlian%kemampuan) tenaga guru yang harus disiapkan atau dibina dan dikembangkan baik persekolahan maupun lembaga lain" Selain bentuk kelembagaan *+- yang bersiat persekolahan (I-I+ yang sekarang berubah menadi uniersitas dengan wider mandate3nya, S-I+, dan 2-I+), sesungguhnya masih terdapat berbagai ormat lainnya yang titik berat garapannya pada segi pengembangan (keproesian) guru" Di antaranya, terdapat 0+ A 0alai +endidikan uru (sekarang berganti ungsi menadi *+B+) yang selanutnya diasosiasikan dengan gagasan +++3+usat +engembangan +endidikan uru (sekarang berganti ungsi menadi +4-) dengan bidang garapannya yang se!ara spesiik diokuskan kepada pengembangan kemampuan guru3guru bidang studi, sebagai program sertiikasi" 0erdasarkan
asumsi
bahwa
proses
penyiapan
( pre-service)
dan
pengembangan (in-service) tenaga guru dengan segala kategorinya seyogianya digariskan sebagi suatu kesatuan yang integral" Seperti direkomendasikan oleh -onerensi +endidikan Internasonal yang diselenggarakan di Cenewa mulai & .gustus s"d" 4 Sepetember 194 oleh U#=S>$ (oble, 196 &'@)" +endidikan lanutan hendaknya merupakan bagian integral dari proses pendidikan guru sehingga perlu ditata se!ara teratur bagi semua kategori tenaga kependidikan" +rosedur hendaknya seluwes mungkin dan dapat disesuaikan terhadap kebutuhan guru indiidual maupun terhadap !iri3!iri khas setiap daerah,
3
dengan memperhitungkan perkembangan kekhususan yang berbeda dan perluasan perkembangan ilmu pengetahuan" Se!ara konseptual, kedua tahapan proses pendidikan guru tersebut pada dasarnya tidak terlepas dari tugas dan tanggung awab *+-" Dengan demikian, *+- itu seyogianya mampu menalankan peranannya baik dalam pelaksanaan ungsi pendidikan praabatan maupun ungsi pendidikan dalam abatan" Sebagaimana halnya direkomendasikan pula oleh U#=S>$ (oble, 196&'@)" 2ungsi lembaga pendidikan guru hendaknya tidak saa diperluas untuk memberikan
pendidikan
praabatan
kepada
para
guru,
melainkan
uga
memberikan banyak sumbangan bagi pendidikan lanutan mereka dengan demikian,
lembaga3lembaga
tersebut
hendaknya
memberikan
pendidikan
praabatan dan pendidikan lanutan" Di Indonesia, sesungguhnya gagasan U#=S>$ itu telah di!oba untuk diimplementasikan dalam rangka pengembangan pola pembaharuan sistem pendidikan tenaga kependidikan" +engadaan (penyiapan) tenaga kependidikan yang termasuk kategori tenaga guru -, SD, S*, dan uga sebagian +*S pada dasarnya merupakan tugas dan tanggungawab *+-" erdapat kemungkinan uga pendidikan praabatan saat itu dikonsepsikan dapat ditempuh melalui pendidikan dalam abatan, dengan asumsi bahwa hingga saat itu masih terdapat seumlah guru yang telah bertugas" Sedangkan aturan lain menunukkan bahwa pada dasarnya semua enis kategori tenaga kependidikan dari semua enang dan%atau tingkat kelembagaan satuan dan program pendidikan dapat menempuh program pendidikan lanutan baik di *+B+ maupun di *+-" Dengan !atatan bahwa kepada enis dan enang satuan pendidikan - itu termasuk
4
pendidikan lainnya (non *+-)" Dengan demikian, se!ara akademis *+-3pun harus setara dengan lembaga pendidikan tinggi (uniersitas%institut) lainnya, sama halnya uga sebagai pusat pembaharuan dan pembangunan masyarakat" Dari *+- itulah diharapkan lahirnya I+=- dan humaniora yang relean dengan bidang kependidikan sebagai sumber dan pendukung serta penunang proesi kependidikan •
Peran LPT"
a" Benghasilkan guru SD, SB+ dan SB. yang bermutu dan meliputi berbagai bidang studi sesuai dengan kebutuhan" b" Benghasilkan tenaga kependidikan lain yang menunang berungsinya sistem pendidikan, seperti petugas administrasi pendidikan , petugas bimbingan
dan
konseling,
pengembang
kurikulum
dan
teknologi
pendidikan, petugas pendidikan luar sekolah, dan lain3lain sesuai dengan ketentuan sistem" !" Benghasilkan tenaga ahli pendidik dalam berbagai bidang studi, yang mampu memenuhi kebutuhan tenaga pendidik%instruktur bagi lembaga pendidikan pemerintah maupun swasta" d" Benghasilkan ilmuan%peneliti dalam ilmu pendidikan baik bidang studi maupun bidang pendidikan lainnya" e" Bengembangkan ilmu, teknologi dan seni kependidikan untuk menunang praktek proesional kependidikan" " Bempersiapkan dan membina tenaga akademik untuk *+-, sesuai dengan kebutuhan" g" Bengembangkan dan melaksanakan program pendidikan dalam abatan (in3seri!e) untuk tenaga kependidikan" h" Belayani
usaha
perbaikan
dan
pengembangan
aparat
pengelola
pendidikan sesuai dengan pengembangan ilmu, metodologi dan teknologi serta seni kependidikan" i"
Belaksanakan penelitian dalam bidang kependidikan, baik pendidikan ormal maupun pendidikan nonormal dan inormal"
"
Belaksanakan program pengabdian pada masyarakat, yang berhubungan dengan masalah3masalah kependidikan (#atawidaya, 199) 5
2.3 M)$el Pen'elenggaraan Pen$!$!kan *uru
Benurut #urulpaik (&'':) bahwa selama ini dikenal ada dua model penyelenggaraan pendidikan guru yaitu !on!urrent model dan !onse!utie modelE" 1" >on!urrent model (model seiring)" >on!urrent model yaitu suatu model penyelenggaraan pendidikan guru yang menyiapkan !alon guru yang dilakukan dalam satu napas, satu ase, antara penguasaan bidang studinya (sube!t matter) dengan kompetensi pedagogi(ilmu pendidikan)" Bodel inilah yang dipakai selama lebih dari 5' tahun dalam penyelenggaraan pendidikan guru di Indonesia" ++, 2-I+, I-I+, S0, S., S+, S$, +., sebagai bentuk *+- yang pernah ada di Indonesia menggunakan model ini" Bodel ini mengasumsikan bahwa seorang !alon guru seak awal sudah
mulai memasuki iklim, meniwai, menyadari akan dunia
proesinya" Seorang guru tidak hanya dituntut menguasai bidang studi yang akan diaarkannya, melainkan uga kompetensi pedagogi, sosial, akademik, dan kepribadian sebagai pendidik" -ompetensi tersebut bukan sesuatu yang terpisah, melainkan adi ramuan komposisi yang khas yang diiwainya" -alau guru diasumsikan sebagai petugas proesional, harus disiapkan se!ara proesional, se!ara sengaa untuk adi guru, uga di lembaga yang sengaa dibuat dan dipersiapkan untuk mendidik !alon guru" -ritik terhadap model ini, penguasan sube!t matter (bidang ilmu) dianggap lemah karena perolehan kemampuan bidang ilmu yang diaarkannya dianggap kurang dari sarana bidang ilmu (murni)" Ini dianggap kelemahan dan dinisbahkan sebagai salah satu aktor yang menyebabkan rendahnya kompentensi guru yang selama ini dipersipkan di *+-" &" >onse!utie model (pendekatan berlapis)" .sumsi yang dipakai dalam model ini menghendaki penyiapan guru dilakukan dalam napas atau rangkaian yang berbeda" .rtinya, !alon guru sebelumnya tidak dididik dalam setting *+-" Bereka adalah para sarana bidang ilmu, kemudian setelah itu menempuh pendidikan lanutan di *+- untuk memperoleh akta kependidikan yang selama ini diposisikan sebagai lisensi proesi
6
guru" Bodel ini menghendaki sarana dulu di bidangnya kemudian mengikuti pendidikan
akta
kependidikan
sebagai
sertiikasi
proesi
kependidikan"
-eunggulan model ini dianggap memiliki penguasaan bidang studi lebih baik unggul, tetapi lemah dari aspek kompetensi ilmu pendidikan (pedagogis), sosial, dan kepribadian sebagai !alon guru" Dalam pola ini penyiapan sube!t matter dengan kompetensi pedagogi, sosial, dan kepribadian adalah hal yang berbeda, bukan desain pendidikan proesional yang terpadu" Seak diberlakukannya UU uru dan Dosen, nampaknya penyelenggaraan pendidikan guru saat ini !enderung dilakukan dengan menggunakan !on!e!utie model, ini dapat dilihat pada 1& yang berbunyi 6 ESetiap orang yang telah memperoleh sertiikat pendidik memiliki kesempatan yang sama untuk diangkat menadi guru pada satuan pendidikan tertentu8" Salah satu dampak nya adalah meningkatnya minat dan apresiasi masyarakat terhadap proesi guru" Disamping itu, UU tersebut uga menggariskan bahwa proesi guru minimal berpendidikan S31 atau D34, baik kependidikan maupun nonkependidikan" ?al ini mengisyaratkan bahwa proesi guru merupakan proesi yang bersiat terbuka, bukan hanya bagi lulusan dari lembaga pendidikan tenaga kependidikan (*+-), melainkan pula dari non3*+-" *alu apa urgensi eksistensi *+- kalau proesi guru itu pun se!ara yuridis dan akademik berhak dimasuki oleh mereka yang tidak dipersiapkan di *+-" Bereka yang berlatar pendidikan dari non3*+-%nonkependidikan untuk menadi guru !ukup mengikuti pendidikan sertiikasi proesi guru" +ertanyaannya sekarang adalah manakah yang lebih baik dari kedua model penyelenggaraan pendidikan tersebut (!on!urrent atau !onsesutie)" Cawabannya masing3masing mempunyai kelebihan dan kelemahan, disamping itu tergantung kepada penasiran apakah sebaiknya proesi guru merupakan proesi yang tertutup atau terbuka" .rtinya 6 •
Cika proesi guru adalah Eproesi tertutupF, maka !on!urrent model yang diadikan a!uannya dengan memberikan penguatan lebih dalam pada penguasaan bidang ilmu (sube!t matter)" .rtinya, perguruan tinggi yang berperan sebagai *+- harus semakin diperkuat dan didorong untuk lebih bagus lagi" +emerintah pun waib memberikan perhatian yang tinggi terhadap penyelenggaraan pendidikan guru di *+-" Sealan dengan semakin
7
bergengsinya proesi guru maka *+- akan semakin menadi perhatian publik dan minat menadi guru akan semakin kompetiti" •
Cika
proesi
guru
adalah
Eproesi
terbuka8,
maka
berarti
model
!on!e!utieyang diadikan a!uan" .kibatnya akan teradi ke!enderungan tereduksinya keberadaan *+- hanya sebagai lembaga sertiikasi proesi guru semakin mendekati kenyataan, sebab untuk menadi guru, tidak perlu studi di *+-" 0erlatar belakang perguruan tinggi apapun (sepanang bidang studinya relean) bila akan adi guru !ukup mengikuti pendidikan sertiikasi proesi guru yang diselenggarakan oleh pemerintah di *+-" *ebih lanut #urulpaik (&'':) mengatakan bahwa 6 Edisinilah keharusan redeinisi dan reungsi kelembagaan *+-" ;ang diperlukan adalah keputusan yang elas dan tegas dari pemerintah dalam menetapkan model mana yang akan dipilih dalam penyelenggaraan pendidikan guru8" Dari kedua model di atas dan ika melihat semangat UU #o" 14 ahun &''5, nampaknya yang diadikan ruukan dewasa ini tampaknya !onse!utie modelakan menadi arah baru model pendidikan guru di Indonesia" Dengan demikian, menurut #urulpaik (&'':) implikasinya bahwa *+- hanya akan diungsikan sebagai lembaga sertiikasi dan uniersitas eks I-I+ harus se!ara total berubah menadi uniersitas biasa, tidak lagi menadi uniersitas yang diperluas ungsinya (wider mandate)dengan basis ke3*+-3an" 2.+ Lem&aga 'ang Berka!tan $engan LPT"
.da beberapa lembaga yang berkaitan dengan *+-, yaitu6 A. I"IP
Institut
keguruan
dan
ilmu
pendidikan,
disingkat I-I+,
adalah perguruan tinggi di Indonesia yang menyelenggarakan pendidikan akademik, khususnya dalam disiplin ilmu pendidikan" Sebagian besar akultas dan urusan I-I+ men!etak mahasiswanya untuk menadi guru atau tenaga kependidikan lainnya" I-I+ dapat berbentuk perguruan tinggi negeri maupun swasta" Seak akhir tahun 199'3an, seumlah I-I+ negeri diubah statusnya menadi uniersitas" Curusannya pun tidak terbatas hanya dalam bidang
8
pendidikan, tetapi merambah ilmu murni, teknik, dan program proesi lainnya" B. T"IP
Sekolah tinggi keguruan dan ilmu pendidikan, disingkat S-I+, adalah sekolah yang termasuk enang pendidikan tinggi" Sebagai sekolah tinggi, setiap S-I+ mempunyai beberapa program studi yang berasal dari rumpun yang sama, yaitu rumpun kependidikan" Sekolah ini merupakan salah satu enis perguruan tinggi yang mempunyai misi untuk menghasilkan tenaga kependidikan terutama tenaga guru, atau sering disebut sebagai lembaga pendidikan tenaga kependidikan (*+-)" +ada masa lalu, S-I+ bisa dianggap sebagai miniatur institut keguruan dan
ilmu
pendidikan (I-I+)"
Seiring
perubahan
beberapa
I-I+
menadi uniersitas, S-I+ sekarang menadi sebagai satu3satunya enis perguruan tinggi yang merupakan *+- murni, karena uniersitas3 uniersitas elmaan I-I+ kini uga memperluas mandatnya dengan membuka urusan3urusan non3kependidikan" Umumnya S-I+ diselenggarakan oleh masyarakat sebagai perguruan tinggi swasta" Saat ini di Indonesia ada 9: S-I+ antara lain6 1" S-I+ .bdi +endidikan di +ayakumbuh &" S-I+ .bdi Ga!ana Gamena di Gamena " S-I+ .gama ?indu .mlapura di .mlapura 4" S-I+ .gama ?indu Singaraa di Singaraa 5" S-I+ .hlussunnah di 0ukittinggi @" S-I+ .isyiyah
9
BAB III "EIMPULAN 3.1 "es!m,ulan
1" Dilihat dari perspekti pendidikan, dianggap sebagai suatu bentuk inestasi modal, dan oleh sebab itu ia harus di kelola se!ara eisien, ka3rena pendidikan dilaksanakan berdasarkan prinsip eisiensi" +endidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang dilaksanakan se!ara eisien" &" Sebagai pendidik, guru merupakan salah satu aktor penentu ke3berhasilan pendidikan" urun atau meningkatnya mutu pendidikan yang diperoleh anak didik tidak hanya ditentukan oleh kurikulum yang bagus dan sarana 3.
yang lengkap saa, namun peranan guru sangat menentukan +eningkatan kualitas guru merupakan tanggung awab *+-, baik melalui koncurrent model atau pun konsecutive model , di sam3ping itu tugas *+- lainnya adalah melaksanakan disertiikasi, sehingga guru menadi guru
yang proesional" "1 Saran .dapun saran dalam penulisan makalah ini yaitu6 1" Sebaiknya reerensi yang digunakan dalam pembuatan makalah ini lebih diperbanyak lagi"
DA-TAR RUU"AN
Ibrahim, (199)" Kurikulum Pendidikan Tinggi" (Bakalah)" 0andung" #atawidaya,
Pemantapan
Lembaga
+endidikan #o"1 ahun HI .pril 199&" #urulpaik, *ik" &'':" LPTK " Cakarta +ress" 10
Kependidikanna"
Curnal
11