TUGAS MAKALAH MK : PENDIDIKAN KARAKTER
BEBERAPA KOMPONEN KARAKTER YANG BAIK
Di Susun oleh : KELOMPOK VII
DEWI AYU ASTUTI
NIM : PO0220216007
SYAHRIZAL FAHMI
NIM : PO0220216049
MOH. RIFALDI
NIM : PO0220216034
KEVIN BINDIAB
NIM : PO02202160 PO0220216021 21
POLTEKKES POLTEKK ES KEMENKES PALU JURUSAN KEPERAWTAN PRODI DIII KEPERAWA KEPERAWATAN TAN POSO T/A 2016/2017
1
BAB 7 BEBERAPA KOMPONEN KARAKTER YANG BAIK 7.1. TUJUAN Setelah membaca bab ini, pembaca mampu :
1. Menjelaskan berbagai komponen karakter yang baik. 2. Menjelaskan 20 Karakter Dasar dalam menunjang kesuksesan di masa depan. 3. Menjelaskan manusia profetik. 7.2.
PENDAHULUAN
Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adatistiadat. Sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan
bangsa..
Pendidikan
nasional
bertujuan
untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab Hal tersebut berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat. Berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat (Ali Ibrahim Akbar, 2000), ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill). Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 persen oleh hard skill dan sisanya 80 persen oleh soft skill . Hal ini mengisyaratkan bahwa mutu pendidikan karakter peserta didik sangat penting untuk ditingkatkan. Melihat masyarakat Indonesia sendiri juga lemah sekali dalam penguasaan soft skill . Untuk itu penulis menulis makalah ini, agar pembaca tahu betapa pentingnya pendidikan karakter bagi semua orang, khususnya bangsa Indonesia sendiri.
2
7.3. KOMPONEN KARAKTER YANG BAIK
Menurut Lickona, komponen-komponen karakter yang baik adalah :
moral knowing
moral acting
moral feeling
7.3.1. Moral knowing ( pengetahuan moral )
Moral knowing akan lebih mengisi pada ranah kognitif individu, yang memiliki aspek yaitu: A. Kesadaran Moral (moral awareness) Aspek dalam kesadaran moral ini adalah pertama, menggunakan pemikirannya untuk melihat suatu situasi yang memerlukan penilaian moral. Sehingga kemudian dapat memikirkan dengan cermat tentang apa yang dimaksud dengan arah tindakan yang benar. Kedua, memahami informasi dari permasalahan yang bersangkutan. Jadi, dalam pengetahuan moral ini, harus mebngetahui fakta yang sebenarnya mengenai suat hal yang bersangkutan sebelum mengambil suatu penilaian moral. B. Pengetahuan Nilai Moral (knowing moral values) Nilai-nilai moral diantaranya yaitu menghargai kehidupan dan kemerdekaan, tanggung jawab terhadap orang lain, kejujuran, keadilan, toleransi, penghormatan, disiplin diri, integritas, kebaikan, belas kasihan, dan dorongan atau dukungan. Jika seluruh nilai digabung, maka akan menjadi warisan moral yang diturunkan dari satu generasi, ke generasi yang berikutnya. Mengetahui sebuah nilai berarti memahami bagaimana caranya menerapkan nilai yang bersangkutan dalam berbagai macam situasi. Pengetahuan moral ini membutuhkan
“penerjemahan”,
yang
mana
membantu
setiap
individu
menerjemahkan nilai-nilai abstrak dari seluruh nilai yang ada ke dalam hubungan personal mereka. C. Penentuan Perspektif/ sudut pandang ( perspective taking ) Penentuan perspektif atau penentuan sudut pandang ini merupakan kemampuan untuk mengambil sudut pandang orang lain, melihat situasi sebagaimana adanya, 3
membayangkan bagaimana mereka akan berfikir, bereaksi, dan merasakan masalah yang ada. a. Pemikiran/logika Moral (moral reasoning ) Pemikiran moral mengikutsertakan pemahaman atas prinsip moral klasik yaitu, “hormatilah hak hakiki intrinsik setiap individu”, bertindaklah untuk mencapai kebaikan yang terbaik demi jumlah yang paling besar”, dan “bertindaklah seolah-olah Anda akan membuat semua orang lain akan melakukan hal yang sama di bawah situasi yang serupa”. b. Pengambilan Keputusan/ Keberanian mengambil sikap (decision making ) Aspek komponen moral knowing ini lebih kepada individu itu mampu memikirkan cara bertindak melalui permasalahan moral pada situasi tertentu. c. Pengetahuan Pribadi/ Pengenalan diri ( self knowledge) Pengetahuan tentang diri masing-masing sangat diperlukan dalam pendidikan karakter. Menjadi orang yang bermoral memerlukan keahlian untuk mengulas kelakuan dirinya sendiri dan mengevaluasi perilakunya masing-masing secara kritis. 7.3.2 Moral F eeling (Perasaan Moral)
Komponen karakter ini merupakan komponen yang akan mengisi dan menguatkan aspek afeksi individu agar menjadi manusia yang berkarakter baik. Beberapa aspek komponen ini adalah: a. Hati Nurani/ kesadaran akan jati diri (conscience) Hati nurani memiliki empat sisi yaitu sisi kognitif, mengetahui apa yang benar, dan sisi emosional, serta merasa berkewajiban untuk melakukan apa yang benar. Banyak orang tahu apa yang benar, namun merasakan sedikit kewajiban untuk berbuat sesuai dengan hal tersebut. b. Harga Diri ( self esteem) Berdasarkan penelitian, anak-anak dengan harga diri yang tinggi lebih tahan terhadap tekanan teman sebayanya dan lebih mampu untuk mengikuti penilaian mereka sendiri daripada anak-anak yang memiliki harga diri yang rendah (Lickona, 2013:93). Harga diri yang tinggi tidak menjamin karakter yang baik karena lebih kepada kepemkilikan, popularitas, atau kekuasaan. Seharusnya, mampu mengembangkan 4
harga diri berdasarkan nilai seperti tanggung jawab, kejujuran, dan kebaikan serta berdasarkan pada keyakinan kemampuan diri sendiri demi kebaikan. c. Empati (empathy) Perlunya empati yaitu merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain sehingga kita mampu keluar dari zona kita. Sebagai aspek dari komponen karakter, empati harus dikembangkan secara generalisasi. Mempu melihat di luar perbedaan dan menanggapi kemanusiaan bersama. d. Mencintai Hal yang Baik/ Mencintai kebenaran (loving the good ) Ketika setiap individu mencintai hal-hal yang baik atau mencintai kebenaran, maka setiap individu akan melakukan hal-hal yang bermoral baik dan benar atas dasar keinginan, bukan hanya karena tugas. e. Kendali Diri/ Pengendalian Diri ( self control ) Kendali diri atau pengendalian diri sangat diperlukan dalam pendidikan karakter. Emosi tinggi mampu membuat karakter baik menjadi buruk ketika tidak ada pengendali diri. Dengan pengendalian diri, juga dapat menahan segala hasrat dan keinginan negatif dalam diri. f. Kerendahan Hati (humility) Kerendahan hati merupakan keterbukaan yang sejati terhadap kebenaran dan keinginan untuk bertindak guna memperbaiki kegagalan kita. Kerendahan hati adalah sisi afektif pengetahuan pribadi. 7.3.3 Moral Acting (Tindakan Moral)
Komponen tindakan ini merupakan hasil dari kedua komponen karakter lainnya yaitu moral knowing dan moral feeling. Aspek dari komponen tindakan moral atau moral acting ini yaitu: a. Kompetensi (competence) Aspek ini mampu mengubah penilaian dan perasaan moral ke dalam tindakan moral yang efektif. Untuk hal ini, kita harus mampu merasakan dan melaksanakan rencana tindakan. b. Keinginan (will ) Keinginan berada pada inti dorongan moral. Menjadi orang yang baik memerlukan tindakan keinginan yang baik, suatu penggerakkan energy moral untuk melakukan apa yang kita pikir harus dilakukan.
5
c. Kebiasaan (habit ) Kebiasaan yang baik melalui pengalaman yang diulangi dalam apa yang dilakukan itu membantu, ramah, dan adil dapat menjadi kebiasaan baik yang akan bermanfaat bagi dirinya ketika menghadapi situasi yang berat. Melalui ketiga komponen di atas dengan aspek komponennya masing-masing yang saling bekerjasama untuk saling mendukung dapat menciptakan karakter yang baik. Menurut Mochtar Buchori (2007), pengembangan karakter seharusnya membawa anak ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, akhirnya ke pengamalan nilai secara nyata. Untuk sampai ke praksis, ada satu peristiwa batin yang amat penting yang harus terjadi dalam diri anak, yaitu munculnya keinginan yang sangat kuat (tekad) untuk mengamalkan nilai. Peristiwa ini disebut Conatio, dan langkah untuk membimbing anak membulatkan tekad ini disebut langkah konatif. Pendidikan karakter mestinya mengikuti langkah-langkah yang sistematis,
dimulai dari pengenalan nilai secara kognitif, langkah memahami dan menghayati nilai secara afektif, dan langkah pembentukan tekad secara konatif. Ki Hajar Dewantoro menterjemahkannya dengan kata-kata cipta, rasa, karsa. 7.4. 20 KARAKTER DASAR MANUSIA
Para ahli telah menjabarkan setidaknya ada 20 karakter dasar yang sangat dibutuhkan oleh anak demi kesuksesannya di masa depan :
Empati
Peduli
Suka menolong
Hormat
Setia
Sopan
Bijak
Percaya diri
Berani
Semangat
Inspiratif
Humoris
Tanggung jawab
Adil
Sabar
Jujur
Disiplin
Kerjasama
Mandiri
Toleran
6
7.5. MANUSIA PROFETIK
Profetik berasal dari bahasa inggris prophetical yang mempunyai makna Kenabian atau sifat yang ada dalam diri seorang nabi. Yaitu sifat nabi yang mempunyai ciri sebagai manusia yang ideal secara spiritual-individual, tetapi juga menjadi pelopor perubahan, membimbing masyarakat ke arah perbaikan dan melakukan perjuangan tanpa henti melawan penindasan. Seorang intelektual profetik tidak memikirkan dirinya sendiri, tetapi berpikir bagaimana dapat memberikan sebanyak-banyaknya bagi lingkungan. Sadar sebagai makhluq ciptaan Tuhan. Sadar sebagai makhluk muncul ketika ia mampu memahami keberadaan dirinya, alam sekitar, dan Tuhan YME. Terdapat tiga pilar utama dalam ilmu sosial profetik yaitu; a. amar ma’ruf (humanisasi) Mengandung pengertian memanusiakan manusia. b. nahi munkar (liberasi) mengandung pengertian pembebasan. c. tu’minuna bilah (transendensi), dimensi keimanan manusia. Konsepsi ini dibangun dari nilai-nilai transendensi yaitu : 1. Cinta Tuhan. Orang yang sadar akan keberadaan Tuhan meyakini bahwa ia tidak dapat melakukan apapun tanpa kehendak Tuhan. Oleh karenanya memunculkan rasa cinta kepada Tuhan. Orang yang cinta Tuhan akan menjalankan apapun perintah dan menjauhi larangan-Nya. 2. Bermoral. Dalam hal ini mengikat berbagai macam karakter yaitu Jujur, saling menghormati, tidak sombong, suka membantu, dll merupakan turunan dari manusia yang bermoral. 3. Bijaksana. Karakter ini muncul karena keluasan wawasan seseorang. Dengan keluasan wawasan, ia akan melihat banyaknya perbedaan yang mampu diambil sebagai kekuatan. Karakter bijaksana ini dapat terbentuk dari adanya penanaman nilainilai kebinekaan. Pembelajar sejati. Untuk dapat memiliki wawasan yang luas, seseorang harus senantiasa belajar. Seorang pembelajar sejati pada dasarnya dimotivasi oleh adanya pemahaman akan luasnya ilmu Tuhan (nilai transendensi). Selain itu, dengan penanaman
7
nilai-nilai kebinekaan ia akan semakin bersemangat untuk mengambil kekuatan dari sekian banyak perbedaan. 4. Mandiri. Karakter ini muncul dari penanaman nilai-nilai humanisasi dan liberasi. Dengan pemahaman bahwa tiap manusia dan bangsa memiliki potensi dan samasama subjek kehidupan maka ia tidak akan membenarkan adanya penindasan sesama manusia. Darinya, memunculkan sikap mandiri sebagai bangsa. Kontributif. Kontributif nerupakan cermin seorang pemimpin. Secara definitif, pendidikan profetik dapat dipahami sebagai seperangkat teori yang tidak hanya mendeskripsikan dan mentransformasikan gejala sosial, dan tidak pula hanya mengubah suatu hal demi perubahan, namun lebih dari itu, diharapkan dapat mengarahkan perubahan atas dasar cita-cita etik dan profetik.
7.6. KESIMPULAN
Dari makalah tersebut tentang komponen karakter yang baik maka kesimpulan yang dapat diambil adalah : 1. Menurut Thomas lichona komponen karakter yang baik terbagi menjadi 3 komponen yaitu moral knowing, moral filling dan moral acting. 2. Moral knowing
merupakan ranah kognitif individu yang memiliki beberapa
aspek di antaranya kesadaran moral, pengetahuan nilai moral, pengetahuan presfektiv/ sudut pandang, pemikiran logika/moral, pengambilan keputusan, dan pengetahuan pribadi. 3. Moral filling merupakan aspek afeksi individu yang terdiri dari beberapa aspek di antaranya hati nurani, harga diri, empati, mencintai kebenaran, pengendalian diri dan kerendahan hati. 4. Moral acting merupakan hasil dari kedua komponen moral knowing dan moral acting yang memiliki 3 aspek utama yaitu kompetensi, keinginan dan kebiasaan. 5. Konsepsi pendidikan karakter dalam komponen karakter yang baik yaitu cinta tuhan, bermoral, bijaksana dan mandiri. 6. Para ahli menjelaskan bahwa ada 20 karakter dasar yang dibutuhkan anak demi kesuksesannya yaitu Empati, Peduli, Suka menolong, Hormat, Setia, Sopan,
8
Bijak, Percaya diri, Berani, Semangat, Inspiratif, Humoris, Tanggung jawab, Adil, Sabar, Jujur, Disiplin, Kerjasama, Mandiri, dan Toleransi. 7. Seorang intelektual profetik tidak memikirkan dirinya sendiri, tetapi berpikir bagaimana dapat memberikan sebanyak-banyaknya bagi lingkungan. 8. Sadar sebagai makhluq ciptaan Tuhan. Sadar sebagai makhluk muncul ketika ia mampu memahami keberadaan dirinya, alam sekitar, dan Tuhan YME 9. Terdapat tiga pilar utama dalam ilmu sosial profetik yaitu
amar ma’ruf
(humanisasi), nahi munkar (liberasi), tu’minuna bilah (transendensi).
9
DAFTAR PUSTAKA
Dwi,wia.2014.komponen-karakter.www.prezi.com/komponen-karakter/Akses : 30 November 2016 ; 20.30 AM
Ferida,eunike.2014.Pengembangan-Karakter,www.sihombingeunike.com/komonenkarakter/ Akses : 30 November 2016 ; 20.15 AM
Kuntowijoyo,2008.PendidikanProfetik,www.km3community.wordpress.com/pendidik an profetik versi kuntowijoyo/ Akses : Jum’at 2 Desember 2016 ; 14.30 AM
Syafrianamaula,2014.Komponen-Karakter,www.syafrinamaula.com/komponenkarakter/ Akses : Rabu 30 November 2016 ; 20.15 AM
10