Makalah Manajemen Risiko “ Pemindahan Risiko Kepada Perusahaan Asuransi “
Disusun oleh : Kelompok 1 Manajemen 2-B 1. Rila Izatun Hanifa
(17.1.02.02.0001)
2. Gogot Dwi Prasetyo
(17.1.02.02.0025)
3. Ribut Yuni Lestari
(17.1.02.02.0080)
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2019
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang masih memberikan kita kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini dengan judul “Pemindahan risiko kepada perusahaan asuransi”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Risiko. Dalam makalah ini mengulas tentang identifikasi Pemindahan risiko kepada perusahaan asuransi. Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini. Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan dari para pembaca guna untuk meningkatkan dan memperbaiki pembuatan makalah selanjutnya.
Kediri, 09 Maret 2019
Penyusun
2
DAFTAR ISI
COVER ...........................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR ................................................ ........................................................... ii DAFTAR ISI ........................................................................................................................ iii BAB I PENDAHULUAN ................................................... ..............................................................
1.1 Latar belakang ..................................................................................................................4 1.2 Rumusan masalah ................................................. ............................................................4 1.3 Tujuan pembuatan makalah ................................................... ...........................................5 BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian pemindahan risiko kepada perusahaan asuransi ........................................... 6 2.2 Pengertian asuransi ...........................................................................................................6 2.2.1 Pengertian premi asuransi ................................................ ...........................................7 2.3 Manfaat asuransi ................................................... ............................................................8 2.4 Biaya dalam asuransi ........................................................................................................9 2.5 Pengurangan biaya dalam asuransi ................................................. ................................10 2.6 Jenis-jenis risiko asuransi ...............................................................................................11 2.7 Karakteristik risiko yang dapat diansurasikan ................................................... .............11 2.8 Risiko yang tidak dapat ditanggung asuransi swasta .............................................. ......14 2.8.1 Risiko yang bisa ditanggung asuransi pemerintah .............................................. ..... 14 2.9 Penggunaan asuransi bersama metode penanganan risiko ........................................... 15 BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................................17 DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Risiko merupakan hal yang tidak mungkin dihindari dalam kehidupan ini, mengatur risiko dengan tujuan mengurangi atau memindahkan risiko kepada pihak lain adalah hal yang dapat dilakukan pelaku bisnis. Usaha asuransi merupakan suatu mekanisme yang memberikan perlindungan pada tertanggung apabila terjadi risiko di masa mendatang. Asuransi merupakan suatu metode untuk mengurangi risiko dengan jalan memindahkan dan mengombinasikan ketidakpastian akan adanya kerugian keuangan (finansial). Asuransi akan membantu untuk mengganti biaya kerugian yang diderita sehingga kerugian yang diderita oleh pelaku bisnis bisa diperkecil. Apabila risiko tersebut benar benar terjadi, pihak tertanggung akan mendapatkan ganti rugi sebesar nilai yang diperjanjikan antara penanggung dan tertanggung. Mekanisme perlindungan ini sangat dibutuhkan dalam dunia bisnis yang penuh dengan risiko. Secara rasional, para pelaku bisnis akan mempertimbangkan untuk mengurangi risiko yang dihadapi. Pada tingkat kehidupan keluarga atau rumah tangga, asuransi juga dibutuhkan untuk mengurangi permasalahan ekonomi yang akan dihadapai apabila ada salah satu anggota keluarga yang menghadapi risiko cacat atau meninggal dunia. Dalam hal ini akan dibahas lebih lanjut mengenai pemindahan risiko kepada perusahaan asuransi
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pemindahan Risiko kepada Perusahaan Asuransi ? 2. Apa Pengertian Asuransi ? 3. Apa Manfaat Asuransi ? 4. Apa Biaya dalam Asuransi ? 5. Apa Pengurangan Biaya dalam Asuransi ? 6. Apa Jenis Risiko dalam Asuransi ? 7. Apa Karakteristik Risiko yang dapat Diansurasikan ?
4
1.3 Tujuan Pembuatan Makalah
1. Untuk mengetahui Pemindahan Risiko kepada Perusahaan Asuransi. 2. Untuk mengetahui Pengertian Asuransi. 3. Untuk mengetahui Apa Manfaat Asuransi. 4. Untuk mengetahui pa Biaya dalam Asuransi. 5. Untuk mengetahui Pengurangan Biaya dalam Asuransi. 6. Untuk mengetahui Jenis Risiko dalam Asuransi. 7. Untuk mengetahui Karakteristik Risiko yang dapat Diansurasikan.
5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pemindahan Risiko kepada Perusahaan Asuransi
Pemindahan risiko ( risk transfer ) adalah perusahaan memindahkan/ mentransfer resiko ke pihak lain yang biasanya mempunyai kemampuan lebih baik dalam hal mengendalikan resiko, baik karena skala ekonomi yang lebih bagus, atau karena mempunyai keahlian untuk melakukan manajemen resiko yang lebih baik. Alat/cara yang dapat digunakan untuk pendekatan ini yaitu berupa Asuransi. Dalam pemindahan risiko kepada p erusahaan asuransi yaitu risiko dipidahkan dengan usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai. Kemudian premi dalam asuransi merupakan sejumlah dana yang dibayarkan oleh peserta yang terdiri dari dana tabungan dan tabarru’ . Dana tabungan adalah dana titipan dari peserta asuransi
dan akan mendapat alokasi bagi hasil dari pendapatan investasi bersih yang
diperoleh setiap tahun. Dana tabungan beserta alokasi bagi hasil akan dikembalikan kepada peserta apabila peserta yang bersangkutan mengajukan klaim, baik berupa klaim nilai tunai maupun klaim manfaat asuransi.
2.2 Pengertian Asuransi
Asuransi bukanlah satu-satunya peralatan dasar manajemen risiko. Meskipun begitu ia merupakan sarana yang paling penting dan merupakan dasar dari kebanyakan program manajemen risiko, membandingkan asuransi dengan perjudian dan dengan bonding, menguji manfaat dan ganti kerugiannya, menggambarkan batasan- batasannya mencari pertumbuhannya dan menjalankan bagaimana kemungkinannn ya digunakan bersama dengan metode lainnya. Menurut KUHP pasal 246 disebutkan bahwa "asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk penggantian kepadanya karena suatu kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tidak tentu". 6
Pengertian asuransi yang lain adalah merupakan suatu pelimpahan risiko dari pihak pertama kepada pihak lain. Dalam pelimpahan dikuasai oleh aturan- aturan hukum dan berlakunya prinsip-prinsip serta ajaran yang secara universal yang dianut oleh pihak pertama maupun pihak lain. Dari segi ekonomi, asuransi berarti suatu pengumpulan dana yang dapat dipakai untuk menutup atau memberi ganti rugi kepada orang yang mengalami kerugian. Asuransi dapat didefinisikan dari dua sudut pandang. Pertama asuransi sebagai perlindungan terhadap risiko keuangan yang disediakan pihak insurer. Kedua, asuransi alat penggabunga risiko dari dua atau lebih orang-orang atau perusahaan perusahaan melalui sumbangan aktual atau yang dijanjikan untuk membentuk dana guna membayar klaim. Dari sudut pandang orang yang di asuransikan asuransi merupakan peralatan retensi risiko dan kombinasi risiko. Risiko adalah hal yang selalu dihadapi oleh manusia dan bersifat tidak menentu
( unpredictable). Asuransi memandang risiko sebagai suatu
ketidakpastian ( uncertainty) . Ciri – ciri khusus asuransi sebagai sarana transfer risiko adalah bahwa ia memerlukan penyatuan (pooling) risiko; yaitu insurer menggabungkan risikorisiko dari banyak tergantung. Melalui gabungan/ kombinasi ini insurer meningkat kemampuannya untuk meramalkan kerugian – kerugian harapan
( expented losses ).
Walaupun kebanyakan insurer mengumpulkan premi yang dibayar dimuka yang cukup untuk membayar semugai kerugian – kerugian harapannya beberapa diantara insurer paling tidak percaya sebagian pembebanan atas seluruh pihak tertanggung setelah terjadinya kerugian.
2.2.1 Pengertian Premi Asuransi
Maka dapat diketahui bahwa premi adalah salah satu unsur penting dalam asuransi karena merupakankewajiban utama yang wajib dipenuhi oleh tertanggung kepada penaggung. Dalam hubungan hokum asuransi, penaggung menerima pengalihan risiko dari tertanggung dan tertanggung membayar sejumlah premi sebagai imbalannya. Agar risiko beralih kepada penanggung, maka tertanggung harus membayar uang premi lebih dahulu, kecuali apabila diperjanjikan lain. Jika premi tidak dibayar dalam waktu 10 (sepuluh) hari kerja terhitung mulai tanggal permulaan asuransi atau tanggal perpanjangan asuransi, berlakunya asuransi ditunda oleh penanggung tanpa pemberitahuan lebih dahulu. Jika sewaktu-waktu terjadi suatu kerugian/ kerusakan atas kendaraan bermotor yang 7
diasuransikan, tertanggung tidak berhak atas suatu penggantian kerugian. Penundaan tersebut akan berakhir 24 (dua puluh empat) jam sesudah premi diterima oleh penanggung atau asuransi batal demi hukum. Apabila premi tidak dibayar setelah lewat 90 (sembilan puluh) hari kalender terhitung mulai tanggal berlakunya asuransi. Atas pembatalan ini penanggung berhak atas premi untuk jangka waktu yang sudah berjalan sebesar 20% (dua puluh persen) dari premi setahun (Muhammad, 2011: 182). Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dipahami bahwa premi asuransi merupakan syarat mutlak untuk menentukan perjanjian asuransi dilaksanakan atau tidak. Kriteria premi asuransi sebagai berikut :
Dalam bentuk sejumlah uang;
Tertanggung;
Sebagai imbalan pengalihan risiko;
Dihitung terhadap nilai risiko yang dialihkan;
Dalam jumlah premi yang harus dibayar oleh tertanggung juga termasuk biaya yang berkenaan dengan pengadaan asuransi itu.
Rincian yang dapat dikalkulasikan dalam jumlah premi adalah : 1. Jumlah presentase dari jumlah yang diasuransikan. 2. Jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan oleh penaggung. 3. Kurtase untuk pialang jika asuransi diadakan melalui pialang. 4. Keuntungan bagi penanggung dan jumlah cadangan.
2.3 Manfaat Asuransi
Asuransi seperti kebanyakan lembaga lembaga lainnya, menyajikan kepada masyarakat, manfaat dan biaya. Manfaat asuransi yang sebenarnya adalah mengganti kerugian bagi mereka yang menderita kerugian tak diharapkan. Mereka – mereka ini dipulihkan atau setidaknya untuk mengubah posisi ekonomi yang sebelumnya. Keuntungan bagi individu individu ini jelas. Masyarakat juga memperoleh keuntungan karena orang – orang ini di pulihkan untuk berproduksi kembali, pendapatan pajak ditingkatkan dan dana kesejahtraan yang harus dibayar pemerintah berkurang. Mengurangi ketidakpastian ( reduction of uncertainty). Manfaat yang lebih berarti tapi kurang nyata dari asuransi muncul dari kenyataan bahwa asuransi itu dapat : 8
1. Menghilangkan risiko, ketidakpastian, dan reaksi pribadi terhadap risioko bagi pihak tertanggung individual. 2. Mengurangi total risiko, ketidakpastian dan reaksi sebaliknya terhadap risiko dalam masyarakat. Bagaimana hal ini terlaksana adalah sangat penting yakni dengan mengetahui manfaat sebelum pembelian asuransi. Setiap insured yang potensil mempunyai risiko. Setiap orang tahu bahwa risiko ini ada ( maka dari itu ketidakpastiannya adalah tinggi), dan setiap orang di cemaskan tentang apakah ia menderita kerugian finansial. Mengetahui pembelian asuransi, setiap insured memindahkan risikonya kepada insurer. Dengan demikian ketidakpastian dan lebih jauh hilang pula kekhawatiran tentang kerugian finansial. Insurer menanggung sejumlah besar risiko, tetapi iya bergantung terhadap pengalama banyak insurer , kerugian aktual kemungkinan besar tertutup oleh kerugian yang diharapkan. Insurer memperhatiakan hukum bilangan besar. Oleh karena itu ketidakpastian insurer adalah kecil pula. Penanggung risiko yang professional tidak akan banyak diganggu oleh risiko kecil yang masih ada, karenanya risiko ketidakpastian dan reaksi perlawanan terhadap risiko dala masyarakat pada pokoknya dapat dikurangi melalui pembelian asuransi. Dengan singkat dapat disimpulkan bahwa manfaat yang di tawarkan perusahaan asuransi adalah:
Melindungi kerugian bagi orang yang menderita kerugian harapan
Mengurangi siksaan mental dan fisik bagi pihak tertanggung yang disebabkan rasa takut dan kekhawatiran.
Menghasilkan tingkat produksi, tingkat harga dan struktur harga yang optimum.
Menyediakan dana untuk investasi
Memperbaiki posisi persaingan perusahaan kecil. Sebagai tambahan perusahaan asuransi dalam praktek berperan pula dalam aktivitas penting pengendalian kerugian.
2.4 Biaya dalam Asuransi
Meskipun manfaat yang ditimbulkan oleh keberadaan perusahaan asuransi cukup besar, tetapi asuransi juga menimbulkan biaya-biaya. Berikut beberapa biaya yang ada di asuransi : 1. Biaya Operasi Asuransi
menciptakan
biaya
seperti
biaya
pengendalian
kerugian,biaya
penilaian
(adjustment) kerugian, biaya-biaya yang timbul untuk mencari calon tertanggung, pajak 9
premi yang ditetapkan pemerintah dan biaya administrasi umum. Biaya-biaya yang di keluarkan ditambahkan sejumlah profit dan cadangan, mesti ditutup oleh premi yang dibebankan. Dalam kenyataannya , pekerja dan sumber-sumber lainnya yang mungkin sudah terikat dalam penggunaan lainnya dibutuhkan pula oleh perusahaan asuransi. 2. Biaya Moral Biaya yang kedua terdapat dalam industry asuransi adalah terciptanya moral hazard. Moral hazard adalah keadaan dimana meningkatkannya orang pribadi dengan sengaja menyebabkan
kerugian
atau
peningkatan
keparahannya.
Orang-orang
yang
tidak
mengindahkan moral atau mereka percaya bahwa mereka bisa mendatangkan laba melalui penciptaan kerugian. Sebagai contoh orang melakukan pembakaran secara sengaja didorong oleh adanya kemungkinan untuk memperoleh santunan asuransi. Adapula yang melakukan penyalahgunaan perlindungan asuransi dengan jalan melalui : (1) Membuat klaim yang tidak dibenarkan dengan maksud membebankan melalui system asuransi kerugian seharusnya dipikul sendiri, (2) Pemanfaatan pelayanan secara berlebihan misalnya tetap tinggal di hospital diluar masa pengobatan, (3) Membebankan ongkos yang melebihi biaya pelayanan misalnya pelayanan dokter atau biaya bengkel, (4) Pembebanan ganti rugi yang lebih besar dalam kasus pertanggungjawaban, karena merasa terdakwa diasuransikan. Beberapa penyimpangan tersebut ada yang berupa kecurangan, yang lainnya menunjukan perbedaan kode etik dimana asuransi dilibatkan. 3. Morale Hazard Biaya lain yang berhubungan yakni menciptakan morale hazard. Morale hazard adalah suatu keadaan yang menyebabkan orang menjadi kurang berhati-hati dibandingkan dengan pada keadaan lain. Orang tidak sadar menciptakan kerugian, tetapi kenyataan karena mereka telah diasuransikan menyebabkan mendapat lebih banyak peluang untuk melakukannya. Perbedaan kecil yang terdapat antara moral hazard dan morale hazard diciptakan oleh bidang asuransi, tetapi semua setuju bahwa tindakan orang dipengaruhi oleh sikap mereka masing-masing dan morale hazard lebih umum dari moral hazard.
2.5 Pengurangan Biaya
Pengasuransiaan secara tetap mencoba mengurangi biaya melalui inovasi dalam hal- hal seperti prosedur administrasi dan metode pemasaran. Contohnya penjualan asuransi kepada 10
kelompok orang kecuali kepada individu. Penciptaan morale hazard dan moral hazard itu sendiri dapat dicegah dengan aktivitas pengendalian kerugian. Morale hazard secara khusus dapat ditangani melalui beberapa tindakan seperti jasa pelaporan misalnya pada kebakaran yang mencurigakan. Morale hazard secara umumnya lebih efektif ditangani dengan menunjukan hubungan langsung antara premi dan kerugian dan besarnya kerugian tidak langsung dan ketidaknyamanan yang tidak ditutupi oleh asuransi.
2.6 Jenis-Jenis Risiko dalam Asuransi
Dunia asuransi mengenal risiko yang diklasifikasikan menjadi 4 jenis risiko utama, yaitu: a. Risiko Murni ( Pure Risk ) Karakteristik dari pure risk adalah risiko yang jika terjadi pasti menimbulkan kerugian. Apabila risiko ini tidak terjadi maka tidak ada kerugian maupun keuntungan yang akan dihasilkan. Contoh dari risiko ini adalah kebakaran, kecelakaan, pailit, dan lain sebagainya. b. Risiko Spekulatif ( Speculative Risk) Risiko spekulatif adalah risiko yang diakibatkan dari pertaruhan keberuntungan. Jika risiko terjadi, hal itu akan menimbulkan tiga kemungkinan, yaitu memberikan keuntungan, menyebabkan kerugian, atau tidak memberikan keuntungan atau menyebabkan kerugian sama sekali. Contoh dari risiko ini adalah ketika berinvestasi saham di bursa efek. c. Risiko Khusus ( Particular Risk) Risiko khusus adalah suatu risiko yang sebab maupun akibatnya hanya mempengaruhi lingkungan lokal (pribadi), baik secara kuantitas maupun kualitas. Contohnya seorang pengangguran ataupun pencuri. Ketika seseorang mencuri maka risiko yang ditimbulkan hanya akan mempengaruhi individu tersebut. d. Risiko Fundamental ( Fundamental Risk) Kebalikan dari risiko khusus, risiko fundamental akan menimbulkan dampak yang sangat luas yang dapat disebabkan oleh faktor atau pihak tertentu, seperti bencana alam, kebijakan pemerintah, dan lain sebagainya.
2.7 Karakteristik Risiko yang dapat Diasuransikan
Ada enam karakteristik risiko yang dapat diansurasikan atau dikenal sebagai insurable risk adalah sebagai berikut. 11
1. Kerugian potensial cukup besar tetapi probabilitasnya tidak tinggi Sehingga membuat perusahaan asuransi dapat bekerja seekonomis mungkin (kelayakan ekonomis). Contoh, anda memang tidak ingin kehilangan pulpen seharga Rp. 2000,00 tetapi anda tidak akan berniat mengasuransikan risiko ini karena kerugiannya tidak cukup besar. 2. Probabilitas kerugian dapat diperhitungkan. Tingkat premi asuransi itu didasarkan atas ramalan tentang masa depan. Ramalan ini didasarkan atas taksiran probabilita. Probabilitas ini pada umumnya didasarkan atas pengalaman masa lampau. Cara inilah yang digunakan oleh perusahaan asuransi untuk menaksir probabilitas. Tetapi cara ini hanya bermanfaat bila dapat dianggap bahwa faktorfaktor penentu masa depan itu akan sama dengan faktor-faktor penentu masa lampau tersebut. Jika tidak demikian pengalaman masa lampau itu tidak bisa dijadikan pedoman untuk masa depan. Apabila probabilitas kerugian yang hendak diasuransikan itu tidak dapat dihitung, maka risikonya tidak dapat diasuransikan. 3. Terdapat sejumlah unit terbuka (expose) terhadap risiko yang sama (massal dan homogen). Syarat utama untuk dapat diasuransikan adalah massal, artinya harus ada sejumlah besar unit, misalnya dalam hal asuransi mobil, harus ada sejumlah besar mobil. Dalam asuransi jiwa, harus ada sejumlah besar orang. Untuk memperoleh taksiran probabilitas yang akurat diperlukan pengamatan terhadap sejumlah besar kejadian. Setelah probabilitas kerugian itu diketahui, maka ia dijadikan dasar untuk ramalan, tetapi ramalan ini hanya berlaku untuk suatu kelompok besar. Perusahaan asuransi tidak lebih mampu meramalkan kerugian seseorang tertentu daripada orang itu sendiri. Misalnya probabilitas terjadinya kebakaran rumah adalah 1/1000. Suatu perusahaan asuransi mungkin menanggung risiko untuk 1000 rumah dengan perkiraan akan terjadi satu klaim untuk tahun itu. Jika tidak ada terjadi kebakaran, maka terdapat penyimpangan 100% dari perkiraan. Sebaliknya, jika dua buah rumah yang terbakar pada tahun itu, maka klaim yang harus dibayar menjadi dua kali lipat dari yang diperkirakan. Beban ini terlalu berat bagi penanggung. Dengan meningkatkan jumlah rumah yang di asuransikan menjadi 10.000 buah, maka perkiraan kerugian meningkat menjadi sepuluh buah tetapi stabilitas pengalaman menjadi meningkat, artinya kerugian sesungguhnya mungkin berkisar dari lima sampai lima belas, tetapi secara persentase penyimpangan ini lebih kecil daripada kelompok 12
yang 1000 rumah. Demikian seterusnya jika kelompok ini ditigkatkan menjadi 100.000 buah rumah, perbedaan antara realisai kebakaran sesungguhnya dengan yang diperkirakan bertambah besar dalam angka mutlak, tetapi menurun dalam angka persentase. 4. Kerugian yang terjadi bersifat kebetulan (fortuitous). Risiko yang ditanggung oleh penanggung haruslah bersifat kebetulan. Idealnya, tertanggung tidak boleh memiliki kontrol atau pengaruh terhadap kejadian yang hendak diasuransikan itu. Dalam kenyataannya, situasi ini hanya berlaku untuk bencana-bencana seperti gempa bumi dan iklim. Baik bahaya moral maupun bahaya morale mempengaruhi kemungkinan kerugian. Ramalan kerugian itu didasarkan atas probabilitas yang ditaksir dengan mengamati pengalaman masa lampau. Jadi, peristiwa yang diamati itu sebagian besar adalah kejadian kebetulan. 5. Kerugian tertentu (definite). Umumnya perusahaan asuransi berjanji akan membayar kerugian jika terjadi selama waktu tertentu dan ditempat tertentu. Contoh, perjanjian ini mungkin menutup kerugian kebakaran pada lokasi tertentu. Untuk berlakunya kontrak ini, haruslah dapat diketahui “kapan” dan “dimana” kerugian itu terjadi. 6. Bukan risiko catastrope (bencana besar dan serentak). Bila suatu perusahaan asuransi menanggung sekelompok risiko, maka ia memperkirakan bahwa kelompok itu secara keseluruhan akan mengalami suatu kerugian. Akan tetapi, teori asuransi menyatakan bahwa hanya sebagian kecil saja dari kelompok itu yang akan menderita kerugian pada waktu yang sama. Kontribusi yang relatif kecil dari masing-masing anggota kelompok itu akan sudah cukup untuk membayar semua kerugian tersebut. Jadi kontribusi dari yang banyak untuk kerugian yang sedikit. Akan tetapi jika terjadi sebagian besar atau seluruh tertanggung itu serentak menderita kerugian maka “kontribusi yang relatif kecil” itu tidak akan mencukupi. Jadi suatu syarat pokok untuk dapat diasuransikan adalah tidak boleh catastrophe (bencana besar). Harus ada limit kerugian yang penanggung cukup pasti tidak akan terlampaui. Jika limit ini tidak dapat diramalkan dengan akurat, maka tidak mungkin menentukan besarnya premi asuransi maupun besarnya surplus yang dibutuhkan.
13
2.8 Risiko yang Tidak Bisa Ditanggung oleh Asuransi Swasta
Contoh-contoh dari risiko murni yang umumnya dipertimbangan tidak bisa menjamin oleh asuransi swasta melalui saluran-saluran yang normal adalah yang berhubungan dengan kerugian-kerugian yang disebabkan air bah terhadapat riil estate (kecuali untuk keadaan tertentu), bank insolvencies (tidak mampu membayar), dan pengangguran. Masalah utama sehubungan dengan asuransi untuk air bah adalah bahwa orang yang tertarik dengan perlindungan itu tidak akan sanggup membayar harga (premi) yang terlalu tinggi. Selanjutnya bencana air bah biasanya mengenai banyak orang karena air bah melibatkan banyak keluarga dan bisnis, tetapi asuransi swasta tidak secara umum tidak tersedia. Bank insolvencies tidak bisa diramalkan dan menampilkan kemungkinan- kemungkinan bencana yang besar (catastrophic) begitu juga dengan masalah pengangguran. Kerugian harapan tidak bisa diperhitungkan dalam jangka pendek.
2.8.1 Risiko yang bisa ditanggung oleh asuransi pemerintah
Perusahaan asuransi pemerintah bisa menanggung risiko-risiko yang tidak bisa ditanggung oleh perusahaan asuransi swasta, karena pemerintah bisa menjadikan asuransi itu wajib karena itulah pemerintah dapat menyebarkan biaya program itu atas eksposure yang kualitasnya bervariasi. Dengan asuransi wajib ini, penanggung sanggup mengubahngubah tingkat premi sepanjang waktu, menurut keperluannya, tanpa mersa takut kehilangan nasabahnya. Dengan cara ini memungkinkan pula untuk menutup kerugian yang diderita dimasalalu untuk alasan-alasan inilah asuransi-asuransi pemerintah seharusnya tersedia untuk melindungi deposan bank terhadap kegagalan bank, dan untuk melindungi orang-orang terhadap kehilangan pekerjaan. Selanjutnya tambahan pula selain menaikan premi, bila ini dibutuhkan, pemerintah juga bisa dalam berbagai kasus mengurangi manfaat-manfaat dengan mengeluarkan suatu peraturan. Suatu opsi tidak tersedia untuk tertanggung yang terikat dengan suatu kontrak yang sah. Melalui kekuatan perpajakannya, pemerintah mungkin juga mensubsidi program program masyarakat atau swasta, bahkan perusahaan asuransi pemerintah, malahan lebih suka opersi yang lebih stabil yang dimungkinkan apabila penaksiran risiko merupakan aproksimasi risiko ideal yang ditanggung.
14
2.9 Penggunaan asuransi bersama metode penanganan risiko lain
Asuransi mungkin diterapkan dengan kombinasi metode lainnya. Pengendalian kerugian mungkin sudah tentu selalu dipraktekkan dalam kombinasi dengan asuransi, tetapi keuntungan dan kemungkinan penggabungan asuransi dengan retensi memerlukan penjelasan lebih lanjut Deductible dan excess insurance merupakan contoh peralatan asuransi yang membuat penggunaan kombinasi ini menjadi mungkin. Deductible memungkinkan tertanggung untuk memikul semua atau tipe tertentu dari kerugian sampai batas suatu jumlah tertentu, sementara penanggung menanggung semua atau sebagian kerugian diatas batas jumlah yang telah ditentukan itu. Secara normal tertanggung boleh memilih salah satu dari beberapa jumlah deductible. Mengabaikan bentuk deductibe ini, efek yang jelas adalah suatu pengurangan jumlah premi dari suatu perlindungan tertentu bagi suatu asuransi. Ini khusus bisa dicatet bila kerugian yang tidak diasuransikan karena deductible ini relative sangat beragam. Biaya lossadjusment juga berkurang bagi insurer jika kerugian yang tidak diasuransikan itu kecil, pengaruh biaya kerugian yang tidak masuk itu bahkan mungkin melebihi akibat tidak memasukan kerugian-kerugian itu sendiri. Dua alas an ini menerangkan karena deductible paling sering bila kerugian kecil relatif lebih penting daripada kerugian yang besar dan frekuensi kerugian agak tinggi. Alasan lain mengapa premi bisa dikurangi adalah karena orang yang diasuransikan harus menanggung sebagian dari setiap kerugian, dan sebagai akibatnya tertanggung akan lebih hati-hati atau memelihara harta yang diasuransikan itu. Tertanggung mungkin memilih suatu deductible karena kerugian maksimum yang ditanggung kecil, sehingga mampu dibayar dengan operating income atau dana cadangan. Sebaliknya orang yang diasuransikan boleh memutuskan bahwa dia bisa selamat dengan mengasuransikan sendiri kerugian samapai batas jumlah tertentu walaupun jumlah itu besar, sebab dia bisa meramalkan risiko dengan tingkat ketelitian yang cukup, berapa kerugian yang berada dalam batas tersebut. Excess insurance adalah salah satu bentuk dari suatu asruansi yang deductible, dua istilah ini sering digunakan dengan arti yang sama, jika kerugian potensial yang harus diukur itu oleh tertanggung jumalhnya bisa diukur. Tetapi excess insurance telah mempunyai arti yang lebih khusus.
15
Jumlah minimum yang harus dipikul oleh tertanggung biasanya ditetapkan oleh perundingan antara tertanggung dengan penanggung dan biasanya sama dengan kerugian maksimum yang mungkin terjadi. Selain dari penempatan jumlah deductible melalui perundingan-perundingan khusus, insurer tersebut biasanya menawarkan pilihan dari beberapa jumlah deductible yang spesifik. Perbedaan yang lain antara asuransi deductible biasanya memberikan service pengendalian kerugian dan claim adjusment services terhadap seluruh kerugian. Sementara pada asuransi excess orang yang diasuransikan harus mencari service itu dari pihak luar atau melakukannya sendiri, maka dari itu asuransi excess kurang populer dari asuransi deductible dan hanya bermanfaat untuk bisnis besar.
16
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Asuransi merupakan istilah yang digunkan untuk merujuk pada tindakan, sistem, atau bisnis dimana perlindungan finansial (atau ganti rugi secara finansial) untuk jiwa, properti, kesehatan dan lain sebagainya mendapatkan penggantian dari kejadian-kejadian yang tidak dapat diduga yang dapat terjadi seperti kematian, kehilangan, kerusakan atau sakit, dimana melibatkan pembayaran premi secara teratur dalam jangka waktu tertentu sebagai ganti polis yang menjamin perlindungan tersebut. Manfaat asuransi yang sebenarnya adalah mengganti kerugian bagi mereka yang menderita kerugian tak diharapkan. Mereka – mereka ini dipulihkan atau setidaknya untuk mengubah posisi ekonomi yang sebelumnya. Dari sudut pandang orang yang di asuransikan asuransi merupakan peralatan retensi risiko dan kombinasi risiko. Risiko adalah hal yang selalu dihadapi oleh manusia dan bersifat tidak menentu ( unpredictable). Asuransi memandang risiko sebagai suatu ketidakpastian ( uncertainty) .
17
DAFTAR PUSTAKA
https://munawarkasan.wordpress.com/2012/04/06/kiat-perusahaan-asuransi-mengelola-risiko/ panfic.com/id/insurance-knowledge/pengertian-asuransi-dan-risiko/ https://www.google.com/url?q=https://www.cermati.com/artikel/jenis-dan-macam-macamrisiko asuransi-yang-wajib-diketahui https://www.bandingin.com/arti-jenis-dan-karakteristik-dari-risiko-asuransi https://vinexar.wordpress.com/2010/08/24/manajemen-resiko-asurans/
18