MAKALAH RISIKO DAN ASURANSI SERTA EKSPANSI PERUSAHAAN
Disusun oleh :
1. KHUSWATUL LAILY M.
150810201005
2. DIAH WAHYUNI
150810301131
3. MIRSA KHAMILAWATI
150810201012
4. NANDA AYU EKA SAFITRI
150810201010
KELOMPOK 9 PENGANTAR BISNIS KELAS F 2015
1
DAFTAR ISI
JUDUL ................................................ ...................................................... .................................................................... .............. 1 DAFTAR ISI ................................................ ...................................................... ........................................................... ..... 2 BAB I
PENDAHULUAN LATAR BELAKANG ..................................................... ............................................................................ ....................... 3 RUMUSAN MASALAH ................................................. ....................... 3 TUJUAN PEMBAHASAN ...................................................... .................................................................... .............. 3
BAB II
PEMBAHASAN RISIKO PERUSAHAAN ................................................ ....................... 4 ASURANSI PERUSAHAAN ................................................... .............. 7 EKSPANSI PERUSAHAAN .................................................... .................................................................. .............. 15
BAB III PENUTUP KESIMPULAN ........................................................ ....................................................................................... ............................... 19 KRITIK DAN SARAN .................................................... ........................................................................... ....................... 19 DAFTAR PUSTAKA ...................................................... .............................................................................................. ........................................ 20
2
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara terus-menerus, untuk memperoleh penghasilan, bertindak keluar, dengan cara memperdagangkan, menyerahkan atau mengadakan
perjanjian-perjanjian
perdagangan.
Pengertian
perusahaan
disini
tidak
mempersoalkan tentang perusahaan sebagai badan usaha, namun justru perusahaan sebagai perbuatan, jadi terkesan hanya meliputi kegiatan usaha. Perusahaan juga akan mengalami risiko dan asuransi serta ekspansi dalam perusahaan tersebut. Dalam dunia yang semakin berkembang ini, sudah pastinya kita sudah sering kali mendengar kata risiko dalam kehidupan sehari-hari kita. Risiko merupakan bagian dari kehidupan kerja individual maupun organisasi. Secara umum risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi seseorang atau perusahaan
dimana
terdapat
kemungkinan
yang
merugikan. Risiko
dikaitkan
dengan
kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Sebagaimana kita pahami dan sepakati bersama bahwa tujuan perusahaan adalah membangun dan memperluas keuntungan kompetitif organisasi.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan sebagai b erikut: Apa pengertian risiko, asuransi dan ekspansi suatu pe rusahaan? Bagaimana cara menanggulangi risiko perusahaan? Apa bentuk dan motif ekspansi suatu perusahaan ?
TUJUAN PEMBAHASAN
Tujuan pembahasan adalah agar perusahaan dapat mengantisipasi kejadian-kejadian yang akan di alami oleh suatu perusahaan yang dikelola.
3
BAB II PEMBAHASAN
Risiko Perusahaan Pengertian Risiko
Resiko adalah suatu ketidaktentuan terjadinya suatu keadaan yang tidak diinginkan yang menimbulkan kerugian bagi seseorang atau bagi suatu perusahaan.
Menanggung Risiko
Apabila sesuatu penyimpangan yang tidak diharapkan terjadi atau sebaliknya hal yang diharapkan justru tidak terjadi maka disebut suatu resiko atau sering disebut juga suatu kerugian, menurun atau hilangnya nilai. Kerugian ini biasanya bisa diukur dengan satuan moneter. Dalam hal ini terdapat 2 (dua) jenis resiko :
Resiko Spekulatif Resiko ini merupakan kejadian yang bisa menyimpang ke arah dua kemungkinan yaitu, kemungkinan penyimpangan yang menguntungkan dan penyimpangan yang merugikan. Misalnya berdagang, bisa untung dan bisa juga rugi.
Resiko Murni Apabila kemungkinan penyimpangan itu hanya ada satu yaitu kerugian, maka dinamakan resiko murni. Contoh : membeli mobil baru mempunyai resiko murni misalkan terjadi kebakaran. Jadi, resiko murni hanya bergerak ke satu arah yaitu timbulnya kerugian. Timbulnya resiko dapat disebabkan karena adanya bahaya yang muncul pada suatu peristiwa. Semakin berbahaya keadaan, semakin besar kemungkinan terjadinya kerugian.
Terdapat 3 (tiga) macam bahaya :
Bahaya fisik Yaitu aspek fisik dari harta yang terbuka terhadap resiko. Misalkan lokasi gedung yang tidak tepat atau konstruksi yang tidak kuat, akan dapat menimbulkan bahaya fisik yang akhirnya akan menyebabkan timbulnya resiko kerugian.
Bahaya moral 4
Seseorang yang kurang jujur dapat menyebabkan timbulnya kerugian. Misalkan seorang tertanggung yang dengan sengaja membakar kantor/rumahnya sendiri atau merampok tokonya sendiri agar dapat meminta asuransi.
Bahaya morale Bahaya ini tidak menyangkut ketidakjujuran tetapi menyangkut sikap kurang hati-hati yang dapat memungkinkan terjadinya kerugian. Misalkan lupa mematikan kompor sewaktu akan pergi. Kelalaian-kelalaian itulah yang menyebabkan timbulnya bahaya yang nantinya akan menimbulkan kerugian.
Penyebab Risiko
Resiko berupa kerugian terjadi karena beberapa sebab. Sebab-sebab itu dapat terjadi karena bencana alam, karena moral manusia, karena technical skill dari SDM atau karena polusi. Secara terperinci, penyebab resiko itu dapat disebutkan sebagai berikut: 1. Gempa Bumi 2. Banjir 3. Kebakaran 4. Pencurian 5. Kejahatan 6. Kecurangan 7. Polusi 8. Kualitas Barang 9. Pemasaran 10. Investasi 11. Valas 12. Peralatan 13. SDM
Beberapa hal untuk menghadapi resiko : 1) Menghindari resiko Meskipun seseorang itu mungkin tidak dapat menghindari seluruh resiko, tetapi masih dapat menghindari resiko tertentu, misalkan jika seseorang tidak memiliki tempat yang cukup aman 5
untuk menempatkan mobil (garasi), maka bisa menghindari resiko kecurian mobil dengan jalan tidak usah membeli mobil, tetapi cukup dengan menyewa saja jika ada keperluan. 2) Mencegah dan mengendalikan resiko Tujuan mencegah dan mengendalikan resiko ialah untuk meghilangkan segala kerugian atau mengurangi segala kerugian sampai sekecil mungkin. Misalkan dalam conoh 1) di atas, jika terpaksa harus membeli mobil padahal tempatnya kurang aman, maka bisa dipasang alarm pada pintu mobil yang akan berbunyi jika pintu mobil dibuka orang lain. 3) Menahan resiko Maksud dari menahan resiko yaitu sama dengan memikul resiko kemungkinan kerugian. Hal ini bisa terjadi karena orang tersebut tidak atau kurang menyadari adanya kemungkinan timbul resiko itu. Biasanya cara memikul bahan kerugian ini adalah menganggapnya sebagai biaya operasi perusahaan, atau perusahaaan telah menyediakan dana untuk membayar kerugian tersebut. 4) Memindahkan resiko Untuk memindahan resiko maka dapat dilakukan dengan asuransi. Disini seseorang atau perusahaan dapat memindahkan resiko tertentu yang mungkin akan dipikulnya kepada perusahaan asuransi dengan jalan membayar premi.
Asuransi tercipta bila seseorang atau suatu perusahaan memindahkan resikonya pada penanggung. Dalam hal ini perusahaan asuransi yang bertindak sebagai penanggung resiko harus lebih mampu meramalkan kerugian-kerugian daripada masing-masing tertanggung. Resiko yang dapat diasuransikan haruslah memenuhi syarat-syarat seperti berikut : 1. Kerugian potensial cukup besar, tetapi probabilitasnya tidak tinggi, sehingga membuat asuransi terhadapnya secara ekonomis mungkin (kelayakan ekonomis). 2. Probabilitas kerugian dapat diperhitungkan. 3. Terdapat sejumlah besar unit yang terbuka terhadap resiko yang sama (massal dan homogen). 4. Kerugian yang terjadi bersifat kebetulan. 5. Kerugiannya tertentu.
6
Perusahaan Asuransi
Bisnis asuransi dapat dimiliki oleh Pemerintah maupun swasta. Perusahaan asuransi bisa terbentuk Perseroan Terbatas, Firma atau Penanggung Perseroan. Definisi asuransi menurut pasal 246 Kitab Undang-Undang Hukum Perniagaan: Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri pada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tidak tertentu. Jadi, operasi yang aman dari prinsip asuransi tergantung pada besarnya jumlah peserta yang didapatkan oleh kebanyakan perusahaan asuransi melalui perwakilan yang dikenal sebagai tenaga lapangan yang digaji atau menerima komisi. Perusahaan asuransi terutama mengurus soal dokumen hukum yang disebut “kontrak” yang merumuskan keadaan dimana perusahaan asuransi akan membayar yang ditanggung dan jumlah yang akan dibayarkan. Keputusan mengenai tarip dan pembatasan – pembatasan dalam asuransi harus dibuat oleh tenaga – tenaga ahli seperti insinyur, dokter, ekonomi. Oleh karena bisnis asuransi itu menyangkut kepentingan masyarakat. Maka, Pemerintah turut mengawasi dan hampir semua aspek bisnis termasuk organisasi dan likuidasinya diatur dan ditetapkan oleh Pemerintah. Misalnya mengenai ketentuan polis, tarip, pembatasan biaya, penilaian aktiva-aktiva, investasi dana-dana serta syarat-syarat bagi pe rwakilan penjualan. Hal itu dilaksanakan oleh Pemerintah agar pertumbuhan asuransi di Indonesia menjadi sehat dan dapat berperan dalam memajukan perekonomian di Indonesia.
Beberapa tindakan Pemerintah yang penting dalam pembinaan perasuransian di Indonesia tersebut adalah: 1) Keputusan Presiden RI no. 55 tahun 1971, tentang ketentuan perijinan usaha asuransi kerugian. 2) Keputusan Presiden RI no. 65 tahun 1969 yang dilengkapi dengan SK Menteri Keuangan no. 578 tahun 1969. Peraturan ini untuk pembinaan usaha perasuransian di dalam negeri dan mencegah mengalirnya premi asuransi ke luar negeri.
7
Pada asuransi swasta terdapat 2 (dua) kelompok : a. Asuransi Jiwa Asuransi jiwa menyediakan uang pada waktu meninggalnya tertanggung untuk biaya pemakaman dan untuk melanjutkan penghasilan bagi para ahli warisnya. Kemudian dalam asuransi jiwa ini terdapat Annuitet , yaitu kebalikan dari asuransi jiwa dalam hal dicairkannya suatu kekayaan menurut suatu pengaturan dimana anuitant (pemegang annuitet ) dijamin memperoleh penghasilan selama ia masih hidup. Asuransi Kesehatan juga termasuk dalam kategori asuransi jiwa. Dalam asuransi kesehatan disediakan uang untuk membayar ongkosongkos pengobatan dan rumah sakit yang timbul karena kecelakaan atau penyakit dan melindungi tertanggung terhadap kerugian penghasilan karena cacat. b. Asuransi Harta Sebenarnya semua asuransi merupakan asuransi harta. Asuransi harta dimaksud
untuk pengelompokan, bila kerugian karena sebab-sebab yang
bukan jiwa, cacat atau kematian, haruslah diasuransikan pada perusahaan asuransi harta. Terdapat 4 (empat) jenis asuransi harta : 1. Asuransi kerusakan barang Yaitu untuk melindungi tertanggung terhadap kerugian/kerusakan terhadap hartanya sendiri. Contoh : asuransi kebakaran, pencurian. 2. Asuransi tanggung jawab Dimaksudkan untuk melindungi tertanggung terhadap tagihan (claim) pihak ketiga terhadapnya karena luka tubuh atau kerusakan harta yang terjadi karena kelalaiannya atau karena penerapan hukum atau kontrak. Contoh : asuransi tanggung jawab mobil, kompensasi pekerja. 3. Asuransi kesehatan Yaitu untuk melindungi tertanggung terhadap beban ongkos pengobatan dan perawatan rumah sakit dan kerugian pendapatan karena kecelakaan atau sakit. Contoh : kecelakaan, sakit, rawat inap di rumah sakit. 4. Asuransi jaminan Merupakan alat satu pihak dengan menawarkan kepada pihak lain, suatu jaminan keuangan atas kejujurannya atau prestasinya dibawah suatu kontrak atau perjanjian.
8
Asuransi Pemerintah
Dalam hal ini terdapat 2 (dua) macam :
Asuransi Sukarela Meliputi asuransi deposito, tabungan, pinjaman, hipotek dan asuransi pinjaman untuk perbaikan harta tetap.
Asuransi Wajib Yaitu asuransi yang mengharuskan masyarakat untuk memasukinya dan biasa disebut asuransi sosial. Asuransi ini memberikan tanggungan pada peserta yang meninggal dan pada peserta itu sendiri karena cacat atau pensiun. Di Indonesia, asuransi sosial didasarkan atas Peraturan Pemerintah no. 33 tahun 1977 dan Undang-Undang Kecelakaan tahun 1947. Sedangkan pelaksananya adalah PT (Persero) Asuransi Sosial Tenaga Kerja (sekarang JAMSOSTEK) dan PT (Persero) Tabungan Asuransi Pegawai Negeri (TASPEN).
Jenis-Jenis Asuransi dari Segi Bisnis
Adapun jenis asuransi yang dapat dimanfaatkan perusahaan dalam usaha memindahkan suatu jenis resiko adalah sebagai berikut: 1. Fire Insurance 2. Burglary, Theft and Robbery Insurance 3. Automobile Insurance 4. Worker’s Compensation Insurance 5. Health Insurance 6. Mrine Insurance 7. Credit Insurance 8. Aviation Insurance 9. Export Insurance
Persyaratan-Persyaratan
Tidak semua resiko dapat diasuransikan. Resiko yang diasuransikan perusahaan kepada perusahaan asuransi harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut: 1. Kerugian potensial harus dapat di prediksi. 9
2. Resiko dapat secara akurat di ukur. 3. Premi yang pantas dilihat dari pemegang polls, maupun menurut perusahaan asuransi. 4. Resiko harus tidak menimbulkan kerugian luar biasanya yang tidak dapat dikontrol seperti peperangan, penjarahan massa atau serangan nuklir. 5. Resiko harus tidak bertentangan dengan kepentingan umum. Misalnya kerugian karena ditilang tidak boleh di asuransikan sebab kerugian timbul akibat adanya peraturan yang di langgar. Misalnya tidak membawa SIM (Surat Izin Mengemudi), STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan).
Beberapa Prinsip Asuransi Itikad baik (Good Faith)
Suatu kontrak asuransi harus dilakukan “atas dasar itikad baik”. Pihak tertanggung harus memberikan semua keterangan yang sewajarnya mengenai hal-hal yang akan mempengaruhi resiko. Sebaliknya pihak penanggung harus mau memberikan keterangan secara lengkap perihal perjanjian asuransi tersebut. Sebab, asuransi merupakan jasa, jadi tidak seperti penjualan barang dapat dilihat dan diperiksa sebelum melakukan pembelian. Penggantian kerugian ( Indemnity)
Dalam hal terjadi kerugian maka pihak perusahaan asuransi sepakat untuk membayar kerugian kepada pihak tertanggung. Batas tertinggi kewajiban penanggung adalah memulihkan tertanggung kepada posisi keuangan yang sama dengan posisi sebelum terjadinya kerugian. Posisi keuangan tertanggung tidak boleh lebih baik karena terjadinya suatu kerugian dan karena perjanjiannya dengan penanggung. Perjanjian asuransi yang memungkinkan tertanggung mendapat keuntungan atas terjadinya peristiwa yang diasuransikan, hal itu berarti melanggar prinsip Indemnity dan dapat merugikan perusahaan asuransi. Kepentingan yang dapat diasuransikan ( Insurable Interest )
Sumber dari kepentingan yang dapat diasuransikan pada umumnya adalah pemilikan harta. Seseorang mempunyai kepentingan yang dapat diasuransikan apabila ia mengalami kejadian yang akan dapat menimbulkan kerugian. Sebaliknya, jika ia tidak menghadapi suatu resiko maka dikatakan bahwa ia tidak mempunyai kepentingan yang dapat diasuransikan suatu 10
contoh, seorang mempunyai rumah maka ia mungkin akan menderita kerugian apabila terjadi bencana atas rumah itu (misalkan terbakar). Oleh karena itu ia dikatakan mempunyai kepentingan yang dapat diasuransikan atas rumah tersebut. Subrogasi (Subrogation)
Prinsip ini sebagai pelengkap dari prinsip indemnity; disini memberi penanggung yang telah membayarkan ganti kerugian, segala hal tertanggung terhadap pihak ketiga sehubungan dengan terjadinya kerugian tersebut. Contoh : suatu gudang dengan isinya terbakar karena kelalaian penjaganya, maka pemilik gudang itu berhak meminta pertanggung-jawaban penjaga gudang tersebut. Tetapi jika gudang itu telah diasuransikan terhadap kebakaran, maka pemilik gudang tidak dapat menagih dari kedua pihak (penjaga gudang dan perusahaan asuransi), melainkan perusahaan asuransi akan membayar kerugian itu dan kemudian memperoleh hak tertanggung untuk menagih penjaga gudang tersebut. Hak Subrogasi ini menempatkan beban pada yang tertanggung-jawab memikulnya dan mencegah tertanggung mendapatkan keuntungan dengan menagih dua kali untuk kerugian yang sama.
Syarat – Syarat Perjanjian Asuransi
1. Tujuannya harus legal 2. Harus ada penawaran dan penerimaan 3. Harus ada imbalan 4. Pihak – pihaknya kompeten Hubungan antara tertanggung dengan penanggung diuraikan di dalam surat perjanjian yang disebut Polis. Suatu bentuk asuransi hendaknya legal atau tidak bertentangan dengan kebijaksanaan suatu
negara. Keadaan tidak legal terjadi jika pihak yang ditanggung tidak mempunyai kepentingan yang dapat diasuransikan dalam obyek yang diasuransikan itu. Obyek asuransi itu harus dapat dinilai dengan uang, dapat ditimpa bermacam-macam bahaya dan tidak dilarang oleh UndangUndang. Penawaran dan permintaan akan menjadi dasar terjadinya kontrak asuransi yang berkelanjutan
dengan penerimaan polis dan rekening premi.
11
Suatu kontrak akan sah jika masing-masing pihak memberikan nilai atau memikul kewajiban
terhadap pihak lainnya. Janji akan membayar (premi) dari pihak tertanggung merupakan imbalan dan pihak perusahaan asuransi juga memberikan imbalan yang berupa janji akan melakukan pembayaran apabila terjadi peristiwa tertentu yang telah ditetapkan. Suatu kontrak hanya sah jika dilakukan oleh pihak-pihak yang kompeten (mampu). Pihak
yang tidak kompeten adalah : anak yang belum dewasa; orang yang secara mental tidak mampu dan wanita bersuami.
Beberapa istilah dalam asuransi
1. Polis ( Policy) Dokumen yang memuat kontrak antara pihak yang tertanggung dengan penanggung atau perusahaan asuransi dan berisi hak serta kewajiban dari pihak-pihak yang membuat kontrak. 2. Klaim (Claim) Adalah tuntutan kerugian dari pihak tertanggung kepada penanggung, sehubungan dengan tanggung jawab penanggung untuk mengganti kerugian yang diderita tertanggung akibat suatu kejadian. Jumlah dan sebab kerugian sesuai dengan syarat pertanggungan yang tercantum di dalam polis. 3. Nota Penutupan (Cover Note) Yaitu suatu nota penutupan yang dibuat dan dikeluarkan oleh penanggung, sementara menunggu selesainya pembuatan polis. 4. Pihak-pihak ( Parties) Pihak yang diasuransikan = tertanggung, yaitu orang yang jiwa atau kekayaannya dilindungi. Pihak yang mengasuransikan = penanggung, yaitu perusahaan yang memberikan jaminan asuransi. 5. Premi ( Premium) Adalah pembayaran uang tetap yang dilakukan oleh tertanggung terhadap perusahaan penanggung. 6. Penerima ( Beneficiary) Yaitu orang yang menerima pembayaran atas kerusakan. 7. Penyelesaian (Settlement ) Ialah jumlah uang yang dibayarkan kepada penerima. 12