Nama : Mohamad Yoga Pranata NPM
: 120110080117
Pendekatan-pendekatan Tradisional dalam Formulasi Teori Akuntansi Setelah mengetahui bagaimana akuntansi berkembang dalam sejarahnya, informasi yang didapat bisa menjadi tolok ukur dalam mengembangkan akuntansi menjadi berbagai macam perspektif yang bisa dilihat melalui penalaran beberapa ahli sehingga menjadikannya sebagai salah satu teori yang didukung oleh alat yaitu pendekatan-pendekatan tradisional maupun regulatori yang mempunyai sifat-sifat khas yang membedakan keduanya. Walau pendekatan tradisional tidak mempunyai verifikasi yang memadai bersifat konvensional, hal ini melengkapi pendalaman kita akan suatu penalaran. Dengan berdasarkan sifat-sifat dasar akuntansi dimana akuntansi merupakan seni pencatatan, penggolongan dan peringkasan kejadian-kejadian transaksi dengan acara berdaya guna dalam bentuk satuan moneter dan pengintrepetasian hal tersebut (Komite Termonilogi AICPA) atau aktivitas jasa (Belkaoui-Ahmad), akuntansi berkembang menjadi lebih komprehensif dengan berbagai perspektif awal yang menentukan bagaimana teori akuntansi menjadi sangat fleksibel. Berikut beberapa perspektif yang ada; A. Pandangan akuntansi Akuntansi sebagai ideologi; akuntansi dipandang sebagai rasionalisasi ekonomi, dimana walau hal tersebut abstak sehingga sifatnya kabur namun sangat mendukung logika perusahaan dalam pemikirannya menghitung cost-profit. Akuntansi sebagai bahasa: bahasa mempunyai 2 unsur yaitu: a. Simbol b. Tata Bahasa Akuntansi mempunyai keduanya, akun-akun sebagai simbol dan mempunyai sistem dalam penyusunan akun-akun tersebut. Seperti GAAP atau IFRS. Akuntasi sebagai catatan peristiwa masa lalu; dimulai dari hubungan antara principal dan agent, pelaporan atas pertanggungjawaban mempunyai sifat historis sehingga dapat dipandang demikian. Perkembangan pertanggungjawaban pengelolaan asetpun berkembang
dimana agent mendapatkan akses lebih tinggi untuk mengelola aliran pemanfaatan aset. Akuntansi sebagai realitas ekonomi saat ini; ada dua isu yang berkembang menjadi pandangan ini yaitu penilaian income dimana income merupakan kinerja perusahaan yang dapat menjadi cerminan kondisi ekonomi saat ini. Kedua ialah penilaian aset, depresiasi merupakan pemutakhiran nilai ekonomi sehingga dapat dijadikan gambaran pula menilai realitas ekonomi saat ini walau dalam pendekatannya menjadi isu lain yang sangat rumit. Akuntasi sebagai suatu sistem informasi; didapat dari persamaan bahwa sistem informasi mempunyai kriteria input-proses-output. Input sistem informasi disamakan dengan transaksi atau event yang dicatat dalam jurnal menjadi sebuah data. Dalam data tersebut diolah dalam proses posting, adjustment dan sebagainya sehingga menjadi output berupa laporan keuangan yang berkualitas sesuai standar. Hal ini tergambar dalam siklus akuntansi. Upaya-upaya yang dilakukan dalam pengembangan teori akuntansi dari pandangan diatas semata hanya untuk merasionalisasikan apa yang harus dilakukan dalam pelaporan keuangan sehingga apa yang diterapkan mempunyai konsekuensi logis dan bersifat matematis. Teori yang bersifat gagasan, definisi, yang menyajikan pandangan sistematis tentang fenomena serta memprediksi fenomena selanjutnya ini menjadi dasar akan sifat teori akuntansi. Namun dalam hal ini, penalaran juga membutuhkan adanya pembuktian dan pengesahan teori. Akuntansi harus tunduk pada pengujian bersifat empiris untuk menguatkan teorinya, dimana fenomenafenomena yang muncul dapat dijelaskan oleh teori tersebut. Apabila tidak terdapat kesamaan maka teori tersebut perlu dirombak untuk dikaji ulang sampai didapat teori yang telah mempunyai verifikasi yang memadai untuk diakui. Inilah metode bersifat ilmiah untuk mendukung teori akuntansi. Metode-metode penyusunan teori akuntasi mempunyai dua metodologi yang diakibatkan ketidakharmonisan penilaian antara praktik dan penelitian yang menghasilkan metodologi deskriptif (dimana akuntansi mempunyai variasi nilai sehingga untuk menegaskan ukuran tidak mungkin dan hanya mampu mendekatkan dengan nilai sesungguhnya sebagai suatu usaha) dan metodologi normatif (dimana akuntansi mempunyai suatu esensi daripada penafsiran tentang kejadian yang menentang praktisi dalam menerangkan hakikat akuntansi). Kedua metodologi tersebut berguna untuk digunakan bersama-sama sebagai pelengkap satu sama lain dalam menjelaskan apa yang terjadi (deskriptif) dan bagaimana alternatif penjelasannya (normatif) Pendekatan-pendekatan dalam penyusunan akuntansi dilakukan dengan berbagai macam, berikut macamnya;
1. Non-teoretis, praktis / pragmatis Penyusunan teori yang mempunyai implikasi praktik yang bermanfaat besar dalam memudahkan tujuan pelaporan keuangan menjadi suatu fokus pendekatan Non-teoretis sehingga teori yang dihasilkan mempunyai keselarasan dengan apa yang diinginkan oleh akuntan yang bekerja diluar. Hal ini ditentang Skinner sebagai solusi karena hal ini bersifat sementara atau temporer. 2. Teoretis Deduktif Penyederhanaan dari hal-hal umum ke yang bersifat khusus, dari tujuan bersifat visioner sampai teknik bersifat operasional merupakan hal yang dilakukan dalam pendekatan deduktif. Hal ini memudahkan beberapa peneliti seperti Paton, Canning, Sweeney, MacNeal, dan sebagainya. Induktif Pengamatan merupakan kunci awal dalam pendekatan induktif, dimana pengulangan pengamatan dilakukan sehingga mempunyai pola yang dapat dijelaskan melalui bahasa ilmiah yang diselaraskan dengan asal konklusi atau prinsip awal akuntansi.
Etis Pendekatan Etis dibagi dalam 4 konsep yaitu; kewajaran, keadilan, keseimbangan, dan kebenaran (D. R. Scoot) dimana kewajaran mempunyai kunci dalam pelaporan keuangan dan penyusunan teori akuntansi sebagai petimbangan etis yang kuat. Maka dari itu menjadikan pelaporan keuangan yang wajar menjadi tujuan akuntan dan auditor yang memeriksanya, serta esensi dari penetapan standar yang baku dan diterima umum. Ekleltik Penggabungan dari berbagai pendekatan merupakan pendekatan ekletik yang dapat meminimalisir ruang kosong dalam penegasan teori serta bahan perbandingan serta perhitungan dalam penyusunan teori. Pendekatan ini yang sering digunakan daripada penggunaan pendekatan tunggal, yang menghasilkan pendekatan-pendekatan baru.