SOAL LATIHAN Kasus Kejadian Luar Biasa Hepatitis di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat 1988 Kejadian Luar Biasa (KLB) Hepatitis ini tepatnya di Kecamatan Sandai, Kab. Ketapang, yang berjarak 1.000 km dari ibu kota propinsi, ditempuh dengan perjalanan udara dan air selama 6-10 jam. Kec. Sandai terdiri atas 23 desa dengan jumlah penduduk sekitar 23.000 jiwa. Kegiatan sehari-hari masyarakat sangat tergantung pada sungai. Semua orang buang air besar di sungai, dan tidak ada penyediaan air minum yang terlindung. Hepatitis adalah penyakit yang disebabkan oleh Virus Hepatitis dan merupakan infeksi hepar (hati). Telah dikenal beberapa agent Hepatitis; Hepatitis A atau epidemi Hepatitis atau infectious hepatitis, yang menular lewat fekal-oral, makanan, kebersihan perseorangan, atau perairan; Hepatitis B atau serum hepatitis yang penularannya lewat darah dan cairan tubuh yang terinfeksi, dan Hepatitis non-A dan non-B, yang terdiri atas berbagai jenis Hepatitis, seringnya didapat setelah transfuse. Yang dibicarakan disini kemungkinan adalah Hepatitis A. Periode inkubasi rata-rata adalah empat minggu. Gejala bervariasi dari yang sangat ringan sampai yang berat. Tetapi gejala utama adalah demam mendadak, mual, muntah, dan dalam beberapa hari kulit menjadi ikterik (kuning). Gejala ini dapat bertahan berminggu-minggu sampai berbulan-bulan dan cenderung kambuh. Kasus ringan, tidak jelas ikterik, tetapi bilirubin dalam urin akan tinggi; biasanya didapat pada anak-anak yang telah mendapatkan kekebalan alami. Case Fatality Rate (CFR) biasanya berkisar dari 1 – 20 % pada kejadian luar biasa (KLB). Penyembuhan disertai cacat hati. Distribusi frekuensi penderita di seluruh Kabupaten Ketapang dan Kecamatan Sandai dari tahun 1985 s/d Juni 1988 tampak pada gambar berikut ini.
Gambar Distribusi Hepatitis di Ketapang dan Sandai, 1985 – Juni 1988
Pada grafik tersebut seolah insidensi Hepatitis pada tahun 1987 menurun, tetapi, para peneliti cenderung beranggapan sebagai pelaporan, yang tidak lengkap. Pada kejadian KLB, didapatkan bahwa attack rate (AR) = 7,3%, dengan CFR 1,0%, sedangkan CFR pada wanita hamil adalah 33,3%. AR pada wanita 15 – 44 tahun = 17,2%, dan pada laki-laki = 15,9%. AR tertinggi didapat di salah satu desa Kec. Sandai, yakni desa Randau Jungkal, sebesar 27,3% dengan CFR 0,8%. 1
PERTANYAAN 1. Dengan melihat kurva di atas, jelaskan mengapa Kabupaten Ketapang disebut endemis Hepatitis ! 2. Jelaskan pula, mengapa pada Juni 1988 keadaan dinyatakan sebagai ada KLB. Dari mana asal wabah tersebut? 3. Jelaskan apakah insidensi Hepatitis terpengaruh musim? 4. Dapatkah anda menduga tipe penyebaran apa yang terjadi? 5. Jelaskan mengapa CFR pada wanita hamil tinggi sekali? 6. Lakukan analisis dengan Model Gordon, dengan menguraikan setiap faktor penentu penting yang ada pada agent, host dan lingkungan, dan berikan alternatif yang terbaik untuk mengendalikan KLB serta mencegah terjadinya di kemudian hari. JAWABAN
1. Berdasarkan kurva tersebut, alasan mengapa Kabupaten Ketapang disebut sebagai endemis Hepatitis adalah karena pada grafik tersebut hanya menunjukkan distribusi frekuensi hepatitis di Kab. Ketapang dengan perbedaan jumlah penderita yang tidak signifikan pada setiap tahunnya (dilihat dari titik tertinggi frekuensi penderita yang tidak terlalu jauh perbedaan angkanya). Sehingga frekuensi penyakit Hepatitis ini berada dalam keadaan normal. Atau dengan kata lain yaitu Kabupaten Ketapang secara normal mempunyai penyakit Hepatitis yang jumlahnya berada dalam batas = Xr ± 2SD.
2
2. Keadaan pada Juni 1988 dikatakan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) karena pada saat tersebut terjadi wabah atau epidemi Hepatitis ( Xi > Xr + 2SD). KLB juga terjadi karena pada Juni 1988, nilai CFR nya memiliki nilai yang berada pada rentang yang bisa disebut sebagai KLB ( yaitu 1 – 20% ). Wabah Hepatitis tersebut berasal dari adanya agent baru, yaitu Virus Hepatitis yang muncul akibat adanya perubahan lingkungan akibat dari kegiatan sehari-hari masyarakat yang sangat tergantung pada sungai (untuk tempat buang air besar), tanpa adanya penyediaan air minum yang terlindung. 3. Menurut kami, tipe penyebaran yang terjadi adalah penyebaran tipe holomiantik. Hal ini karena paparan agent terjadi sekaligus pada banyak orang melauli media lingkungan (air sungai yang dimanfaatkan masyarakat). Virus Hepatitis sebagai agent dikelurkan terus melaui fekal-oral masyarakat ke perairan, yang akan masuk ke rantai makanan. Selan itu juga karena dapat dilihat dari grafik adanya kenaikan jumlah orang sakit, dan gejala ini dapat bertahan berminggu-minggu sampai berbulan-bulan dan cenderung kambuh (konstan).
Jumlah Orang sakit
Waktu Bentuk Kurva Penyebaran Holomiantik
4. Nilai CFR pada wanita hamil tinggi sekali karena di dalam rahim wanita hamil terdapat janin yang masih belum dapat membentuk antibodinya sendiri. Sehingga antibodi yang ada pada ibu akan diberikan kepada anaknya melalui plasenta. 5. Lingkungan : perairan sungai yang dimanfaatkan masyarakat Agent : Virus Hepatitis Host : imunitas terhadap Virus Hepatitis, pengetahuan, pendidikan serta perilaku masyarakat (kebiasaan open-defecation).
3
H
A
L Penyebab ketidakseimbangan disebabkan oleh bergesernya titik tumpu. Hal ini menggambarkan terjadinya pergeseran kualitas lingkungan sedemikian rupa (akibat perilaku masyarakat yang biasa melakukan buang air besar di sungai) sehingga A memberatkan keseimbangan (munculnya agent baru, yaitu Virus Hepatitis). Dimana dalam kasus ini bahwa pergeseran kualitas lingkungan memudahkan A memasuki tubuh H dan menimbulkan penyakit, yaitu Hepatitis. Tindakan alternatif yang dapat dilakukan, yaitu : a. Tindakan terhadap L Membuat kualitas lingkungan atau kualitas sungai menjadi baik kembali (tidak terjadi pencemaran lagi). Hal ini dilakukan dengan mengubah perilaku masyarakat untuk tidak membuang tinja di sungai. Hal ini pelaksanannya cukup sulit dan memerlukan waktu yang lama, sekalipun merupakan alternatif yang terbaik untuk perbaikan secara permanen, maka ada alternatif lain, misalnya : b. Tindakan terhadap H Misalnya diusahakan agar H menjadi lebih kuat terhadap agent, bila dimungkinkan, misalnya dengan member vaksinasi terhadap penyakit menular bawaan air. Alternatif ini tidak menyelesaikan masalah secara tuntas, karena penyebab pencemaran tidak ditanggulangi, maka mungkin hanya sebagai program jangka pendek, sehingga perlu dikombinasi dengan alternatif yang pertama. c. Tindakan terhadap A Alternatif yang baik juga adalah membuat kualitas air sungai menjadi baik sekali, sehingga air tidak mengandung agent penyakit. Hal ini berarti semua buangan domestik sebelum memasuki perairan harus diolah sedemikian rupa, sehingga tidak membahayakan kesehatan masyarakat. Pelaksanaan alternatif ini juga akan memerlukan wwaktu yang lama. d. Kombinasi dari berbagai alternatif tersebut dengan membuat program jangka pendek dan jangka panjang. Alternatif inilah yang mungkin terbaik. 4