BAB 2 PENGUJIAN KADAR AIR AGREGAT HALUS DAN KASAR
2.1
Maksud dan Tujuan
2.1.1
Maksud
Pengujian ini dimaksudkan untuk keperluan penentuan dan pengendalian kadar air agregat pada pembuatan beton. 2.1.2
Tujuan
Pengujian ini bertujuan untuk mendapatkan persentase kadar air agregat dengan cara pengeringan. 2.2 Ruang Lingkup Pengujian kadar air agregat mencakup penentuan persentase air yang dapat menguap dari dalam contoh agregat dengan cara pengeringan. Pengujian ini dilakukan pada agregat yang mempunyai kisaran garis tengah dari 6,3 mm sampai 152,4 mm. Hasil pengujian dapat digunakan dalam pekerjaan campuran beton dan pengendalian mutu terhadap beton. 2.3
Pengertian
Kadar air agregat adalah perbandingan antara berat air yang dikandung agregat dengan berat agregat keadaan kering. Kadar air yang dikandung agregat dapat mempengaruhi kuat tekan beton atau dengan kata lain faktor air semen (fas) dapat mempengaruhi kuat tekan beton. Dalam rancangan campuran beton kondisi agregat dianggap dalam keadaan kering permukaan atau jenuh (saturated surface dry condition/SSD) oleh karena itu kadar air agregat harus diperikasa sebelum dipergunakan. Jika agregatnya tidak jenuh air, maka agregat akan menyerap air campuran beton yang menyebabkan kurangnya air untuk proses pengerasan. Dengan mengetahui kadar air dari agregat dapat ditaksir/diperhitungkan untuk penambahan maupun pengurangan air dalam suatu campuran beton. Karena pengaruh kadar air ini, maka kadar air yang dikandung oleh suatu agregat penting untuk diuji (diketahui) dan jumlahnya didalam agregat dibatasi antara 0%-3% (ASTM D6780 / D6780M). 2.4 Peralatan dan Bahan 2.4.1 Peralatan 11
1) Timbangan berkapasitas 20 kg dan berkapasitas 5 kg (digital) dengan ketelitian 0,1% dari berat benda uji; 2) Oven (110 ± 5º C); 3) Cawan logam berkapasitas cukup besar untuk tempat pengeringan benda uji; 4) Sendok pasir/sekop. 2.4.2 Bahan Berat minimum benda uji tergantung pada ukuran maksimum agregat dengan ketentuan sebagai berikut: Tabel 2.1 Persyaratan Berat Minimum Benda Uji Ukuran Nominal Maksimum Agregat Jenis Agregat Agregat Halus
Agregat Kasar
mm
inc
4,75 9,5 12,5 19 25 37,5 50 63
0,187 (No. 4) 3/8 1/2 3/4 1 1 1/2 2 2 1/2
Massa Minimum Benda Uji Agregat 0,5 1,5 2 3 4 6 8 10
(Sumber : SNI 03-1971-1990)
2.5
Persiapan Praktikum
Benda uji agregat kasar dan agregat halus disiapkan sesuai dengan yang diisyaratkan.
2.6
Prosedur Praktikum 1) Berat cawan ditimbang dan dicatat (W1);
12
Gambar 2.1 Penimbangan Berat Cawan 2) Benda uji dimasukkan ke dalam cawan, kemudian ditimbang beratnya (W2);
Gambar 2.2 Penimbangan Berat Cawan dengan Benda Uji 3) Berat benda uji dihitung (W4 = W2 – W1); 4) Sampel benda uji dikeringkan + cawan dalam oven pada suhu (110 ± 5º C) hingga berat tetap dicapai; 5) Setelah dikeringkan, sampel ditimbang dan dicatat berat benda uji + cawan (W3); 6) Berat benda uji kering dihitung (W5 = W3 – W1); 7) Pengujian dilakukan pada 3 benda uji yang berbeda.
2.7
Perhitungan
13
.................................(2-1) Keterangan: W4 = Berat sampel semula/basah (gram). W5 = Berat sampel kering (gram). 2.8
Pengolahan Data Tabel 2.2 Perhitungan Kadar Air Agregat Kasar Berat B. Bejana ( W1) B. Bejana + benda uji (W2) B. Benda uji (W3) B. benda uji kering oven + bejana (W4) B. Benda uji kering oven (W5) Kadar air (%) Rata-rata Kadar Air (%)
Benda Uji 1 Benda Uji 2 (gram) (gram) 294 287 6292 6287 6189 6182 6000 6000 5897 5895 1,71 1,75 1,735 %
Dari hasil pengujian yang di dapat berikut cara perhitungannya :
= 1,71 % Tabel 2.3 Perhitungan Kadar Air Agregat Halus Berat B. Bejana ( W1) B. Bejana + benda uji (W2) B. Benda uji (W3) B. benda uji kering oven + bejana (W4) B. Benda uji kering oven (W5) Kadar air (%) Rata-rata Kadar Air (%) 14
Benda Uji 1 Benda Uji 2 (gram) (gram) 206 299 708 799 699 790 500 500 491 491 1,8 1,8 1,8 %
Dari hasil pengujian yang di dapat berikut cara perhitungannya :
= 1,8 % Pada pengujian yang di lakukan dapatlah data yang dicantumkan dalam tabel 2.2 dan 2.3 agregat kasar maupun agregat halus. Pengujian kadar air pada agregat kasar maupun agregat halus bertujuan untuk memperoleh nilai kadar air yang terkandung didalam agregat kasar dan agregat halus. Agregat yang digunakan adalah agregat yang telah direndam kemudian dikeringkan dengan oven selama 24 jam dengan suhu (110 ± 5º C). Kemudian air terkandung dalam agregat akan menguap dan didapatkan berat tetap agregat dan perlu dilakukan penimbangan kembali. Dapat dianalisa bahwa selisih antara berat agregat awal setelah direndam, dan berat agregat setelah dilakukan pengeringan dengan menggunakan oven merupakan kadar penyerapan air yang dimiliki oleh agregat tersebut. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap masing-masing 2 benda uji agregat kasar dan halus, didapatkan nilai kadar air agregat untuk agregat halus benda uji pertama dan benda uji kedua dengan nilai yang sama yakni 1,8%. Untuk nilai rata-rata kadar air untuk benda uji agregat halus sebesar 1,8%. Untuk agregat kasar, dilakukan pengujian dengan jumlah benda uji yang sama. Dari hasil pengujian yang telah didapatkan, untuk benda uji pertama dan kedua memiliki kadar air sebesar 1,71%; dan 1,75%. Untuk nilai rata-rata kadar air untuk agregat kasar dari kedua benda uji terebut sebesar 1,735%. 2.9
Kesimpulan
Dari hasil pengujian yang dilakukan terhadap kadar air pada agregat halus maupun agregat kasar, didapatkan rata-rata nilai kadar air agregat kasar sebesar 1,735% dan 1,8% untuk agregat halus. Hasil tersebut menunjukkan bahwa agregat yang diuji layak
dipakai
utuk
pembuatan
beton
D6780/D6780M yakni 0-3%.
15
karena
memenuhi
standar
ASTM
16