Politeknik Politeknik Negeri Sriwijaya Sriwijaya
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Latar Belakan Belakang g
Politeknik Politeknik merupakan salah satu Pendidikan Tinggi yang menghasilkan menghasilkan lulusan yang siap kerja yang terampil, kreatif, dan jujur. Kegiatan praktis dan peningkatan keterampilan merupakan hal yang menonjol pada pendidikan di Polite Politekni knik k Negeri Negeri Sriwijay Sriwijayaa Palemb Palembang ang.. Dalam Dalam hal ini, ini, titik titik beratn beratnya ya pada pada perkantoran, menufaktur maupun jasa dagang. Mahasiswa Mahasiswa Politeknik Politeknik Negeri Sriwijaya Sriwijaya Palembang Palembang dilatih dilatih menerapkan menerapkan teori dan praktek di bangku kuliah, untuk melaksanakan ini maka diperlukan kegiat kegiatan an yang yang bersif bersifat at realita realita.. Guna Guna mencap mencapai ai tujuan, tujuan, mahasi mahasiswa swa diwaji diwajibka bkan n mengikuti mengikuti program Kerja Praktek (KP) yang diselengga diselenggarakan rakan oleh Politeknik Politeknik Negeri Sriwijaya yang merupakan kurikulum di program studi teknik listrik. Dalam Kerja Praktek (KP) mahasiswa dihadapkan pada pekerjaan nyata yang harus diselesaikan sesuai dengan kemampuan dan keterampilan yang diperoleh selama kuliah dengan harapan mahasiswa dapat bekerja dengan terampil, disiplin, kreaatif, tekun, dan jujur sesuai dengan bidang bidang pekerjaan yang dihadapi dihadapi sehingga mampu melaksanakan tugas dan bertanggung jawab dimasa yang akan datang. Kerja Praktek dilaksanakan selama satu bulan yaitu pada tanggal 27 Juli s.d 26 Agustus 2011 di PT. PLN (Persero) WS2JB Cabang Palembang Rayon Ampe Ampera. ra.
Adap Adapun un mate materi ri yang yang dipe dipela lajar jarii dalam dalam kerja kerja prak prakte tek k meng mengen enai ai
pemasangan alat ukur pembatas yang merupakan instrument paling penting bagi konsumen PT. PLN (Persero) WS2JB Cabang Palembang Rayon Ampera sebagai alat ukur besarnya daya listrik yang digunakan. Maka sebelum di produksi ke konsumen alat pengukur dan pembantas harus dilewati pengujian atau kaliberasi yang sesuai dengan standar PT. PLN. Untuk itu, melihat pentingnya alat pengukur dan pembatas bagi konsumen maka penulis sangat tertarik dan berminat untuk menc mencob obaa memb membah ahas as dan dan meng mengeta etahu huii tenta tentang ng Pema Pemasa sang ngan an Alat Alat Pemb Pembata atass Pengukur ( APP ) Pada kWh Meter 3 Phasa di PT. PLN (Persero) WS2JB Cabang Palembang Rayon Ampera. Laporan Kerja Praktek
1
Politeknik Politeknik Negeri Sriwijaya Sriwijaya
1.2 Tujuan Tujuan dan Manfaat Manfaat 1.2. 1.2.1 1
Tuju Tu juan an Ker Kerja ja Pra Prakt ktek ek
1. Mela Melaks ksan anak akan an Mata Mata kuli kuliah ah Prog Progra ram m Stud Studii Tekn Teknik ik List Listri rik k Poli Polite tekn knik ik Negeri Sriwijaya 2. Mengetahui Mengetahui aplikas aplikasii teori yang yang diperoleh diperoleh dekampu dekampuss dengan dengan penerapann penerapannya ya dilapangan atau sektor Industri. 3. Mempelajari Mempelajari secara secara langsung langsung proses proses pemasa pemasangan ngan Alat Alat Pembatas Pembatas Penguku Pengukur r ( APP ) pada kWh Meter 3 Phasa. 4. Mena Menana namk mkan an sika sikap p prof profes esia iali lism smee pada pada maha mahasi sisw swaa agar agar nant nantin inya ya siap siap terjun ke duni industri. 5. Mendapatkan Mendapatkan data, guna menyelsaikan menyelsaikan laporan laporan kerja kerja praktek. praktek.
1.2. 1.2.2 2
Manf Manfaa aatt Ke Kerj rja a Prak Prakte tek k
1. Bagi agi Maha Mahasi sisw swa a •
Mengetahui komponen – komponen APP
•
Mengetahui syarat – syarat pemasangan pemasangan APP
•
Mengetahui langkah – langkah pemasangan APP
2. Bagi agi Jurus urusa an •
Sebagai masukan untuk mengevaluasi sampai sejauh mana kurikulum yang ada sesuai dengan kebutuhan industri.
•
Sebagai Sebagai masukan masukan untuk menyempurnak menyempurnakan an kurikulum kurikulum di masa yang akan datang.
3. Bagi Perusahaan Tempat KP (Kerja Praktek) •
Meru Merupa paka kan n sara sarana na untu untuk k menj menjem emba batan tanii anta antara ra peru perusa saha haan an dan dan Politeknik Negeri Sriwijaya
•
Dapat membatu tugas dan pekerjaan perusahaan sehari - hari
Laporan Kerja Praktek
2
Politeknik Negeri Sriwijaya
1.3 Perumusan Masalah
Pada laporan kerja praktek ini, penulis merumuskan masalah yaitu bagaimana Prinsip Kerja dan Pemasangan KWH Meter 3 Phasa di PT. PLN (Persero) WS2JB Cabang Palembang Rayon Ampera.
1.4 Metodelogi Penulisan Dalam menyusun laporan kerja praktek ini, penulis menggunakan beberapa metode penulisan, yaitu sebagai berikut : 1. Metode Studi Literatur Dilakukan dengan mempelajari buku-buku, referensi-referensi ilmiah dan sumber lainnya yang berhubungan dengan bahasan penulis. 2. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan langsung dilapangan dan wawancara dengan narasumber dilapangan. 3. Metode Analisis / Pengolahan Data Analisis / pengolahan data dilakukan melalui pemasangan kWh Meter 3 Phasa secara langsung di lapangan.
1.5 Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam pembahasan masalah dan memahami isi laporan kerja praktek ini secara keseluruhan, maka dalam hal ini dikemukakan sistem penulisan yang menguraikan secara singkat pokok-pokok permasalahan yang akan dibahas pada masing-masing bab.
Adapun bab-bab yang dimaksud tersebut adalah sebagai berikut : BAB I. PENDAHULUAN
Pada Bab I ini berisi tentang latar belakang, tujuan dan
manfaat,
perumusan masalah, metode penulisan, batasan masalah, sistematika penulisan serta metode pengumpulan data.
Laporan Kerja Praktek
3
Politeknik Negeri Sriwijaya
BAB II. TINJAUAN UMUM
Bab ini membahas tentang gambaran umum PT. PLN, Struktur Organisasi, Tugas Pokok Pegawai, Visi dan Misi PT, PLN (Persero) WS2JB Cabang Palembang. BAB III. TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang teori - teori dasar dan prinsip kerja dari kWh Meter 3 Phasa sebagai alat pengukur daya listrik serta membahas teori-teori yang mendukung dan menunjang dalam penulisan laporan kerja praktek. BAB IV. PEMBAHASAN
Bab ini membahas tentang Alat Pembatas dan Pengukur. BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
Pada Bab ini, berisi tentang Kesimpulan dari analisa data yang telah dilakukan, serta saran-saran yang mungkin akan berguna untuk mengatasi masalah mengenai Pemasangan Alat Pembatas Pengukur ( APP ) pada kWh Meter 3 Phasa.
Laporan Kerja Praktek
4
Politeknik Negeri Sriwijaya
BAB II TINJAUAN UMUM
2.1 Sejarah PT. PLN (Persero)
Kelistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-XIX pada saat beberapa Perusahaan Belanda, antara lain pabrik gula dan pabrik pembangkit tenaga listrik untuk keperluan sendiri. Kelistrikan untuk kemanfaatan umum. Pada tahun 1927 pemerintah Belanda membentuk S’Land Waterrkracht Bedrijven (LWB), yaitu Perusahaan Listrik Negara yang mengelola PLTA Plengen, PLTA Lamajan, PLTA Bengok Dago, PLTA Ubruk dan Kracak di Jawa Barat, PLTA Gringin di Madiun, PLTA Tes di Bengkulu, PLTA Ponsea Lama di SulawesiUtara dan PLTU di Jakarta. Selain itu beberapa kota praja dibentuk perusahaan-perusahaan listrik kota praja. Dengan menyerahnya pemerintah Belanda kepada pemerintah Jepang dalam perang dunia II, Indonesia dikuasai Jepang. Oleh karena itu perusahaan listrik dan gas yang ada diambil alih oleh Jepang dan juga semua Personil perusahaan
listrik.
Dengan
jatuhnya
Jepang
ke
tangan
sekutu,
dan
diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, maka kesempatan baik ini dimanfaatkan oleh pemuda buruh pabrik listrik dan gas untuk mengambil alih perusahaan-perusahaan listrik dan gas yang sebelumnya dikuasai Jepang. Setelah berhasil merebut perusahaan listrik dan gas tangan kekuasaan Jepang kemudian bulan September 1945 Delegasi dari Buruh/Pegawai Listrik dan Gas yang dikuasai oleh MR. Kasman Singodemojo untuk melaporkan hasil perjuangan mereka. Selanjutnya bersama-sama dengan pimpinan KNI Pusat menghadapi presiden Soekarno, yang kemudian mengeluarkan penetapan Pemerintah tahun 1945 No. 1 s/d tertanggal 27 Oktober 1945, maka dibentuk Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik. Dengan adanya Agresi Belanda I dan II sebagian besar Perusahaan Listrik dikuasai kembali oleh Pemerintah Belanda. Pegawai yang tidak mau bekerja sama
Laporan Kerja Praktek
5
Politeknik Negeri Sriwijaya
kemudian mengungsi dan menggabungkan diri dengan kantor-kantor Jawatan Listrik dan Gas di daerah RI yang bukan daerah pendudukan Belanda untuk meneruskan perjuangan. Para pemuda mengajukan mosi yang dikenal dengan Mosi Kobarsjih tentang Nasionalisasi Perusahaan Listrik milik bangsa asing di Indonesia jika konsensinya sudah habis. Sejalan dengan meningkatnya perjuangan bangsa Indonesia untuk membebaskan Irian Jaya dari cengkraman Belanda maka dikeluarkan UndangUndang No. 86 Tahun 1958 tertanggal 27 Desember 1958 tentang Nasionalisasi Perusahaan Listrik dan Gas milik Belanda. Dengan Undang-Undang tersebut, maka seluruh Perusahaan Listrik milik Belanda berada di tangan Indonesia. Sejarah ketenagalistrikan di Indonesia mengalami pasang surut sejalan dengan pasang surutnya perjuangan bangsa Indonesia. Tanggal 27 Oktober 1945 kemudian dikenal dengan Hari Listrik dan Gas, hari tersebut diperangati untuk pertama kalinya pada tanggal 27 Oktober 1946 di Gedung Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BPKNIP), Yogyakarta. Penetapan secara resmi pada tanggal 27 Oktober 1945 sebagai Hari Listrik dan Gas berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga listrik No. 20 Tahun 1960, namun kemudian berdasarkan Keputusan Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik yang jatuh pada tanggal 3 Desember. Mengingat pentingnya semangat dan nilai-nilai Hari Listrik, maka berdasarkan keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No. 1134K/43.PE/1992 tanggal 31 Agustus 1992 hingga ditetapkan tanggal 27 Oktober sebagai Hari Listrik Nasional.
2.2 Sejarah Berdirinya PT.PLN (Persero) WS2JB 2.2.1. Periode Tahun 1927 s.d 1942
Pada tahun 1942 sudah berdiri perusahaan swasta Belanda yang mengelola kelistrikan di kota Palembang yaitu NV. Nederland Indischi Gas Maatschapij yang disingkat menjadi NV. NIGEM yang memiliki mesin pembangkit tenaga listrik merk SULZER sebanyak 2 unit yang mulai dioperasikan pada tahun 1927
Laporan Kerja Praktek
6
Politeknik Negeri Sriwijaya
mempunyai anak perusahaan di Tanjung Karang berdiri pada tahun 1927 dan dioperasikan tahun 1929. Mesin pembangkit listrik tenaga gas yang dimiliki adalah SLM WINTHERTOUR 4 DN sebanyak 2 unit denagn daya terpasang 180 KW kemudian ditambah dengan mesin KLM WINTHERTOUR 6 DN daya terpasang 400 KW yang mulai dioperasikan 1939. Lahat tahun 1931, Baturaja dan Bengkulu 1931 (Berdasarkan data-data tanah yang dimiliki perusahaan tersebut). Sebelum pecah perang dunia II NV. NIGEM berubah namanya menjadi NV. Overzeeche Gas En Electricities Maatshapij yang disingkat NV. OGEM, daerah kerjanya tidak berubah (Pusat perusahaannya berada di Amsterdam, Belanda).
2.2.2. Periode Tahun 1942 s.d 1945
Pada masa pecah Perang Dunia II dimana tentara Jepang banyak mendapatkan kemenangan dalam peperangan di Asia termasuk Indonesia dapat dikuasai, dengan demikiana perusahaan listrik dikota Palembang dikuasai oleh Jepnag dan diberi nama Denky Kyoky. Denky Kyoky tidak bertahan lama sebab Jepang menyerah ketika kota Hirosima dan Nagasaki dibom oleh Amerika. Selama dikuasai Jepang kelistrikan di daerah Sumatera Bagian Selatan tidak mengalami perkembangan kecuali di Tanjung Karang dimana Sentral pembangkit listrik yang diledakkan belanda dapat diperbaiki oleh Jepang. Belanda kembali masuk ke Indonesia dan perusahaan Denky Kyoko diserahkan kepada Belanda dengan nama NV.OGEM.
2.2.3. Periode Tahun 1945 s.d 1959
Setelah Indonesia merdeka dan berdaulat penuh sejak tanggal 17 Agustus 1945 Belanda masih menguasai dan mengelola perusahaan listrik (NV.OGEM). Pada tahun 1958 pemerintah RI menerbitkan UU No.86 tahun 1968 tanggal 27 Desember 1958 tentang Nasionalisasi perusahaan milik Belanda termasuk NV.OGEm diambil oleh RI yang dikelola oleh P3LG pemerintah Indonesia dan langsung di bawah pengawasan Perusahaan LIstrik dan Gas Sumatera Selatan dan diaturdalam PP No. 16 tahun 1959 kemudian P3LG dialihkan di bawah naungan Laporan Kerja Praktek
7
Politeknik Negeri Sriwijaya
Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik (DPUTL). Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umjum dan Listrik (PUTL) Nomor. Ment. I/U/24 tanggal 16 Juni 1959 Listrik dikelola oleh Perusahaan Negara Djakarta
2.2.4. Periode Tahun 1960
Setelah terbit KeputusanMenteri DPUT No. Menteri 16/4/10 tanggal 6 Juni 1960 maka terbentuklah Struktur Organisasi Perusahaan Umum Liatrik Negara Eksploitasi yang meliputi daerah kerja Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, dan Riau.
2.2.5. Periode Tahun 1965
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum pada tahun 1965 diadakan perubahan daerah kerja PLn Eksploitasi II yaitu meliputi Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, Jambi sedangkan Riau diserahkan kepada PLN Eksploitasi XIV yang berkedudukan di Sumatera Barat. Listrik di daerah Jambi setelah dinasionalisasikan dikelola oleh kota praja Jambi.
2.2.6. Periode Tahun 1972
Untuk lebih memantapkan operasional PLn maka pada tahun 1972 Pemerintah RI menerbitkan PP No. 18 tahun 1972 yang menegaskan nama Perusahaan Listrik menjadi Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) yang masih di bawah naungan Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga LIstrik. Sehubungan PP No. 18/1972 diadakan perubahan suasana kerja dimana PLN Eksploitasi II diubah menjadi PLN Eksploitasi IV dengan wilayah kerja yang sama.
2.2.7. Periode Tahun 1975 s.d 1994
Nama PLn Eksploitasi IV ini pun tidak bertahan lama dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Pekerjaan Umun dan Tenaga Listrik nomor: 013/PRT/1075 tanggal 9 September 1975 merubah PLN Eksploitasi IV menjadi PLN Wilayah IV dengan wilayah kerja yang meliputi Sumatera Selatan, Laporan Kerja Praktek
8
Politeknik Negeri Sriwijaya
Lampung, Bengkulu, Jambi. Dengan kantor Wilayah berkedudukan di Palembang dan satuan kerjanya terdiri dari: PLN Cabang Palembang, PLN Tanjung Karang, PLn Cabang Bengkulu, PLN Cabang Lahat, PLN Cabang Jambi, PLN Cabang Tanjung pandan. Kebutuhan listrik di masyarakat terus meningkat, hal ini juga memicu PLN untuk meningkatkan dirinya. Hal ini terbukti dengan bertambahnya satuansatuan kerja PLN Wilayah IV yaitu PLN Cabang Bangka, PLN Sektor Bukit Asam, Unit Pengatur Beban Sistem Sumatera Selatan dan yang terakhir adalah PLN Sektor Bandar Lampung.
2.2.8. Periode tahun 1996 s.d 2001
Berdasarkan Keputusan Direksi PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Nomor: 079.K/023/DIR/1996 tentang Organisasi dan Tata Kerja PT. PLN (Persero) Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Selatan, bahwa sebagai tindak lanjut Keputusan Direksi PT. PLN (Persero) No. 022.K.023/DIR/1995 tentang organisasi dan tata kerja perusahaan perseroan PT. PLN (Perseroan), maka dipandang perlu membentuk Perorganisasian Unit Bisnis Opera sional. Bahwa dalam rangka efektifitas dan efisiensi perusahaan tenaga listrik maka dipandang perlu membentuk Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Selatan ditetapkan sebagaimana telah diputuskan dengan surat keputusan diatas yang memutuskan: membentuk Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Selatan di Lingkungan PT. PLN (Persero). Tugas pokok dari Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Selatan adalah melaksanakan kegiatan perencanaan pengusahaan dan pengembangan sarana penyedia tenaga listrik untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Selatan mempunyai fungsi: 1. Perencanaan sistem, pelaksanaan konstruksi dan perusahaan serta pembekalan penyediaan tenaga listrik. 2. Pengelolaan sumber daya manusia, keuangan dan administrasi. 3. Pengawasan pelaksanaan kegiatan penyedia tenaga listrik.
Laporan Kerja Praktek
9
Politeknik Negeri Sriwijaya
Berdasarkan surat keputusan tersebut diatas maka: •
PT. PLN (Persero) Wilayah IV Sektor Keramasan
•
PT. PLN (Persero) Wilayah IV Unit Pengaturan Beban
•
PT. PLN (Persero) Wilayah IV Sektor Bukit Asam
•
PT. PLN (Persero) Wilayah IV Bandar Lampung Berdasarkan di bawah koordinasi PT. PLN (Persero) Pembangkitan dan
Penyaluran Sumatera Bagian Selatan. Dengan adanya pengambilalihan tersebut maka PT. PLN (Persero), wilayah IV Sumatera Bagian Selatan membawahi tujuh Cabang Unit yaitu: •
PT. PLN (Persero) Wilayah IV Cabang Palembang
•
PT. PLN (Persero) Wilayah IV Cabang Tanjung Karang
•
PT. PLN (Persero) Wilayah IV Cabang Jambi
•
PT. PLN (Persero) Wilayah IV Cabang Bengkulu
•
PT. PLN (Persero) Wilayah IV Cabanng Tanjung Pandan
•
PT. PLN (Persero) Wilayah IV Cabang Bangka
2.2.9.
Periode Tahun 2001 s/d 2002
Berdasarkan Keputusan Direksi PT. PLN (Persero) No. 114.K/DIR/2001 PT. PLN (Persero) Wilayah IV berubah menjadi PT. PLN (Persero) Unit Bisnis Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, Bangka-Belitung, dan Lampung. Dengan misi meningkatkan jumlah dan mutu yang memadai untuk memberikan kontribusi dalam Pembangunan Nasional, melakukan usaha sesuai dengan kaedah ekonomi yang sehat, memperhatikan kepentingan Stock Holder serta meningkatkan kepuasan pelanggan.
2.2.10. Periode Tahun 2002 s/d 2004
Sejak dikeluarkannya Keputusan Direksi PT. PLN (Persero) No. 089.K/010/DIR/2002 terjadi lagi perubahan pengorganisasian Unit Bisnis di Lingkungan PT. PLN (Persero) antara lain:
Laporan Kerja Praktek
10
Politeknik Negeri Sriwijaya
a. PT. PLN (Persero) Cabang Tanjung Karang berada di bawah Koordinasi PT. PLN (Persero) Wilayah Lampung. b. PT. PLN (Persero) Cabang Bangka dan Cabang Belitung di bawah Koordinasi PT. PLN (Persero) Wilayah Bangka Belitung. c. PT. PLN (Persero) Cabang: 1. Palembang 2. Jambi 3. Bengkulu 4. Lahat Di bawah Koordinasi PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Selatan, Jambi, dan Bengkulu.
2.2.11. Periode Tahun 2004 s/d 2008
Berdasarkan Keputusan Jendral Manager PT. PLN (Persero) WS2JB No. 118.K/021/GM.WS2JB/2004, pada tanggal 25 Mei 2004 tentang bagan stuktur organisasi di lingkungan PT. PLN (Persero) WS2JB, antara lain: PT. PLN (Persero) Cabang: 1. Palembang 2. Jambi 3. Bengkulu 4. Lahat
2.2.12. Periode 2008 s.d Sekarang
Berdasarkan Keputusan General Manager PT. PLN (Persero) Wilayah S2JB No. 169.K/482/GM.S2JB/2008, pada tanggal 23 Desember 2008 tentang susunan organisasi tanggung jawab dan tugas pokok di lingkungan PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Selatan, jambi, Dan Bengkulu, antara lain: PT. PLN (Persero) Cabang: 1. Palembang 2. Jambi 3. Bengkulu Laporan Kerja Praktek
11
Politeknik Negeri Sriwijaya
4. Lahat 5. Muara Bungo 2.3 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) WS2JB Rayon Ampera
Stuktur adalah kerangka agar segala sesuatu dikerjakan melalui proses strukturisasi suatu restrukturisasi, yaitu pengelompokan kegiatan penentuan wewenang dan hubungan. Sedangkan Organisasi itu sendiri adalah sebuah kesatuan yang ada, karena adanya suatu tujuan yang menentukan apa yang harus dikerjakan. Pembentukan dan pengembangan sebuah organisasi untuk menjadi yang terbaik, dengan menggunakan Sumber Daya Manusia yang ada, karena adanya suatu tujuan yang menentukan apa yang harus dikerjakan. Pembentukan dan pengembangan sebuah organisasi untuk menjadi yang terbaik, dengan menggunakan sumber manusia yang ada, merupakan rancangan pengembangan dan pemeliharaan system koordinasi. Kegiatan Individual atau kelompok kerja sama dibawah wewenang dan kepemimpinan. Struktur Organisasi adalah kerangka pengelompokan kegiatan penentuan wewenang dan hubungan dalam kesatuan yang ada. Kerangka kerja yang terbentuk di atas merupakan dasar stuktur organisasi itu sendiri. Kerangka kerja ini bukanlah suatu hal yang statis, kerangka ini ada pada saat bagian-bagian siapa yang mengerjakan dan merumuskan hubungan antara bagian-bagian berbeda dari organisasi tersebut. Hal ini dapat terus berubah disekitar atau di belakang struktur formal, yang ada terjadi pada semua jenis proses informal, sehingga hal ini dapat membuatnya bekerja.
2.4
Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Unit Organisasi PT PLN WS2JB
Rayon Ampera 1. Manager Rayon Ampera
a) Mengkoordinir rencana investasi untuk satu tahun kedepan meliputi program
peningkatan
pemasaran, mutu keandalan,
efisiensi, dan pelayanan. b) Mengkoordinir pembuatan rencana Master Action Program per triwulan untuk satu tahun ke depan yang meliputi: Laporan Kerja Praktek
12
Politeknik Negeri Sriwijaya
a. MAP teknik distribusi untuk penurunan loses. b. MAP pembacaan meter. c. MAP penagihan. d. MAP pelayanan pelanggan. e. MAP kepegawaian dan administrasi. c) Pelayanan secara terus menerus, baik dari sisi pelayanan gangguan, cater, penagihan yang dituangkan mengkoordinasi pembuatan rencana anggaran perusahaan setiap unsur biaya yang terdiri dari unsur pendapatan dan unsur biaya nantinya dapat memproyeksi laba/rugi untuk satu tahun ke depan. d) Menguraikan rencana kerja kepada setiap seksi organisasi dalam bentuk uraian kerja dengan sasaran yang terukur dan waktu yang cukup sehingga terbentuk Manajemen Unjuk Kerja (MUK) pegawai. e) Memantau pelaksanaan kerja mingguan sebagai dasar korelasi terhadap sasaran perusahaan yang akan dicapai, khususnya pendapatan
penjualan,
loses
distribusi,
tunggakan,
mutu
pembacaan meter dan gangguan serta mengambil langkah-langkah berani untuk mencapai sasaran tersebut. f) Mengevaluasi realisasi kinerja khususnya laba/rugi perusahaan agar dapat mencapai sasaran. g) Meningkatkan mutu PGA dalam angka-angka standar pelayanan triwulan. h) Mengkoordinir pembuatan laporan sebagai laporan realisasi kinerja perusahaan dan pertanggung jawaban kepad unit atasannya.
2. Supervisor Pelayanan Pelanggan
a) Merencanakan dan memproses rencana penyambungan baru, sambungan multi guna, dan tambah daya sesuai sasaran tahun yang bersangkutan dengan standar pelayanan pada triwulan.
Laporan Kerja Praktek
13
Politeknik Negeri Sriwijaya
b) Mempersiapkan
rencana
kebutuhan
materi
PDP
untuk
merealisasikan PSB dan TD. c) Melakukan selektif marketing kepada pelayanan, baik sales dan
after
sales
sehingga
memberikan
dampak
meningkatnya
pendapatan PLN. d) Memelihara Data Induk Langganan (DIL) sehingga terseimpan rapi sesuai dengan fisik terpasang di pelanggan. e) Meningkatkan mutu ruangan dan sarana pelayanan pada sales dan
after sales. f) Memonitor keberhasilan mutasi pelanggan sales dan after sales guna memperkecil kerugian dan kesalahan administrasi. g) Melayani proses administrasi P2TL. h) Membuat laporan realisasi usaha seksi pelayanan pelanggan.
3. Supervisor Pendapatan
a) Merencanakan peningkatan, pelayanan, penagihan, dan penerimaan pembayaran piutang pelanggan. b) Menerima dan menyimpan piutang pelanggan. c) Melaksanakan penagihan. d) Mengirimkan rekening listrik yang diperbaiki dan menerima kembali rekening perbaikan. e) Melaksanakan tugas TUL VI-01 dan TUI-03. f) Memproses piutang pelanggan menjadi piutang ragu-ragu. g) Memantau dan mengawasi pelaksanaan penagihan. h) Menekan
tunggakan
rekening listrik
dengan melaksanakan
pemutusan sementara (TUL VI-01) bagi yang menunggak dan putus rampung (TUL VI-01) bagi yang belum membayar 60 hari dari TUL VI-01, sehingga tunggakan rekening listrik mencapai 10% dari omzet. i) Melakukan pemeriksaan fisik rekening yang belum lunas di loket pembayaran. Laporan Kerja Praktek
14
Politeknik Negeri Sriwijaya
j) Membuat laporan TUL VI-04 seluruh piutang pelanggan listrik.
4. Supervisor P2TL
a) Membantu manajer dalam mengkoordinir tim P2TL Rayon. b) Melaporkan hasil P2TL, merencanakan peningkatan, pelayanan, penagihan, dan penerimaan pembayaran piutang pelanggan. c) Berkoordinir dengan fungsi PP (Pelayanan Pelanggan) dan fungsi distribusi dalam menetapkan tingkat kedapatan pencurian tenaga listrik.
5. Supervisor Alat Pengukur Pembatas
a) Merencanakan kebutuhan dan memilih aspek teknis KWH meter untuk HAR dan PB. b) Terima dan periksa APP dari cabang. c) Pengendalian proses pengeluaran APP HAR dan PB. d) Tanggung jawab atas wiring APP focus factor kali. e) Melakukan proses bongkar dan penyimpanan APP (P2TL, TUL VI-03, Meter bermasalah). f) Tanggung jawab atas kebenaran mutasi PDL sampai terbit rekening, baik PB, PD, dan HAR APP. g) Kelola tang segel. h) Membuat dan mengupdate database APP (KWH meter, MCB, MCCB, CT, dan PT). i) Pelaporan-pelaporan yang meliputi: •
Laporan pakai APP PB, PD, HAR, dan Database.
•
Laporan data APP bermasalah.
•
Laporan penggantian meter bermasalah.
6. Supervisor Distribusi
Laporan Kerja Praktek
15
Politeknik Negeri Sriwijaya
a) Mensurvei rencana jaringan distribusi, baik untuk pemasaran, mutu andalan,dan efisiensi untuk satu tahun kedepan dalam bentuk PRK tahunan. b) Menyusun rencana anggaran dan pemeliharaan distribusi untuk menghasilkan jaringan dengan mutu dan keandalan yang baik, efisiensi yang tinggi (dalam format MAP tahunan). c) Melaksanakan perbaikan dan pemeriksaan sesuai MAP untuk seluruh fungsi distribusi sesuai tingkat prioritas dampaknya terhadap peningkatan efisiensi mutu dan andalannya. d) Melaksanakan pemeriksaan pemakaian tenaga listrik pelanggan (P2TL) setiap hari, baik pelanggan tiga fase maupun satu fase. e) Melaksanakan penyegelan masal per satu. f) Merencanakn dan melaksanakan perubahan tegangan rendah (PTR) dari 127/220 volt dalam meningkatkan efisiensi dan memperbaiki serta menyesuaikan tegangan pelayanan kepada pelanggan. g) Melakukan survey pemasangan baru dan tambah daya. h) Melayani perbaikan gangguan listrik, baik penyulang, gardu, JTR, SR, dan APP dengan waktu maksimal sesuai standar pelayanan. i) Merencanakan dan melaksanakan perubahan tegangan menengah (PTM) dari 12 KV secara bertahap disesuaikan dengan kesiapan teknik GL. j) Merencanakan dan melaksanakan pengukuran gardu sebagai dasar pemasangan baru (TD) atau keandalan gardu. k) Membuat laporan ITB, listrik, pedesaan, EDP, dan P2TL.
7. Supervisor Keuangan dan Administrasi
a) Penyiapan rencana kerja dan anggaran. b) Pemantauan anggaran belanja dan pendapatan cabang. c) Pengelolaan dana dan alur kas. d) Melayani pelayanan kesehatan pegawai dan pensiunan PLN.
Laporan Kerja Praktek
16
Politeknik Negeri Sriwijaya
e) Melayani pembayaran biaya bulanan pada bulan bersangkutan dan menyelenggarakan dengan tertib administrasi. f) Pengasuransian harta kekayaan perusahaan. g) Menyiapkan rencana material PDP dan HAR sesuai rencana kebutuhan material bulanan yang telah dibuat. h) Melayani kebutuhan material, baik untuk PDP dan HAR agar bisnis perusahaan berjalan dengan kecepatan
minimal sesuai standar
pelayanan triwulan. i) Membuat laporan realisasi anggaran operasional perusahaan, perputaran material, laporan input dan output saldo material di gudang PLN Rayon Ampera. j) Membuat blanko MUK seluruh pegawai untuk diisi oleh pegawai yang bersangkutan. k) Membuat rencana usulan kenaikan peringkat dan promosi serta dikoordinasi dengan kepala seksi pegawai terkait sebagai motivasi pegawai yang layak.
2.5 Makna Logo PT. PLN (Persero)
1. Arti Elemen Bentuk:
a. Bidang Persegi Panjang , menjadi batas antara elemen-elemen logo dengan bidang lainnya. PT. PLN (Persero) melambangkan sebagai wadah atau organisasi yang terorganisasi dengan sempurna.
Laporan Kerja Praktek
17
Politeknik Negeri Sriwijaya
b. Petir atau kilat yang melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya sebagai produk jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu juga diartikan kerja cepat dan tepat para insane PT. PLN (Persero) dan memberikan solusi terbaik bagi para pelanggan. c. Tiga gelombang yang memiliki arti gaya rambat energi listrik yang diartikan dengan tiga bidang usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu Pembangkit, Penyaluran dan Distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para insane PT. PLN (Persero) di dalam kegiatan bidang usaha tersebut guna memberikan layanan terbaik bagi pelanggan. 2. Arti Elemen Warna
a. Kuning, menggambarkan pencerahan, seperti yang diharapkan PT. PLN (Persero) bahwa listrik mampu menciptakan pencerahan bagi kehidupan masyarakat. Kuning juga melambangkan semangat yang menyala-nyala yang dimiliki tiap insane yang berkarya dalam perusahaan ini. b. Merah, yang melambangkan kedewasaan PT. PLN (Persero) sebagai perusahaan listrik pertama di Indonesia dan kedinamisan gerak laju perusahaan beserta setiap insan perusahaan serta keberanian dalam menghadapi tantangan perkembangan jaman. c. Biru, warna yang menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik yang tetap diperlukan dalam kehidupan manusia. Biru juga melambangkan keadaan yang dimiliki insan perusahaan dalam menberikan layanan terbaik bagi para pelanggan.
2.6 Visi dan Misi PT. PLN (Persero) WS2JB Visi PT. PLN (Persero) WS2JB Palembang
Diakui sebagai perusahaan kelas Dunia yang bertumbuh kembang, unggul dan terpercaya dengan tertumpu pada potensi insani. Misi PT. PLN (Persero) WS2JB Palembang: Laporan Kerja Praktek
18
Politeknik Negeri Sriwijaya
1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan, dan pemegang saham. 2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. 3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi. 4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
2.7
Sistem Akuntansi Kas Pendapatan Terhadap Tagihan Rekening Listrik pada PT PLN (Persero) WS2JB Rayon Ampera Palembang
PT PLN (Persero) Rayon Ampera dalam melaksanakan pendistribusian listrik kepada pelanggan memiliki bagian-bagian yang terkait pada kegiatan operasional perusahaan. Bagian yang terkait tersebut antara lain adalah dokumen dan catatan yang memudahkan kegiatan perusahaan berjalan dengan lancer. Fungsi-fungsi yang terkait dalam system akuntansi kas pendapatan terhadap tagihan rekening listrik di PT PLN(Persero) WS2JB Rayon Ampera Palembang adalah: 1. Fungsi Pelayanan Pelanggan Fungsi ini bertanggung jawab melaksanakan pengecekan ke rumahrumah pelanggan untuk mengetahui pemakaian listrik yang dilakukan oleh pelanggan melalui KWH meter dan dicatat dalam daftar Pencatatan Meter (DPM). Fungsi ini juga bertanggung jawab memasukkan data serta menghitung dengan tariff yang telah ditentukan sesuai pemakaian listrik pelanggan untuk mengetahui sebarapa besar piutang yang terutang. 2. Fungsi Pendapatan Fungsi pendapatan bertanggung jawab melaksanakan penerimaan nomor rekening dari pelanggan dan memasukkan data pelanggan ke dalam computer. Fungsi pendapatan menerima uang dari pelanggan, dan membuat rekening listrik yang akan diserahkan ke pelanggan. Laporan Kerja Praktek
19
Politeknik Negeri Sriwijaya
Pada akhir jam kerja, fungsi pendapatan menyetor uang dan membuat Bukti Penyetoran Uang (BPU). Lalu pihak Bank akan menyerahkan Formulir Setoran Rekening (FRS) yang nantinya akan diserahkan bersamaan dengan Bukti Penyetor Uang (BPU) ke bagian keuangan. 3. Fungsi Keuangan Fungsi ini bertanggung jawab menerima Bukti Penyetor Uang (BPU) dan Formulir Setoran Rekening (FSR) , meneliti dan mengotorisasi dokumen-domuken tersebut, merekonsiliasi saldo rekening yang terjual dengan saldo uang yang telah disetorkan, menerima, dan menghitung serta membuat Bukti Penerimaan Kas Pendapatan. Sistem kas pendapatan atas tagihan PT PLN (Persero) WS2JB Rayon Ampera Palembang dilaksanakan dengan prosedur sebagai berikut: 1.Fungsi pelayanan pelanggan mencatat pemakaian listrik yang ada pada KWH meter pelanggan lalu dicatat ke dalam dokumen Daftar Pencatatan Meter (DPM). 2.Berdasarkan Daftar Pencatatan Meter (DPM), fungsi pelayanan pelanggan melakukan perhitungan piutang atas rekenning listrik per pelanggan yang dicatat dalam dokumen TUL IV-05. 3.Fungsi pelanggan memberikan
TUL IV-05 kepada fungsi
pendapatan (bagian loket). 4.Saat pelanggan dating ke loket pembayaran, fungsi pendapatan membuat TUL III-03 berdasarkan TUL IV-05 dan menerima uang dari pelanggan. 5.Pada akhir jam kerja pada hari yang sama, fungsi pendapatan membuat TUL IV-06 dan Bukti Penyetoran
Unag (BPU)
berdasarkan TUL III-03 yang telah dilunasi.
Laporan Kerja Praktek
20
Politeknik Negeri Sriwijaya
6.Pihak Bank akan dating ke kantor PLN Ampera untuk mengambil uang setoran dan Bukti Penyetoran Uang (BPU), kemudian pihak Bank membuat Formulir Setoran Rekening (FSR). 7. Fungsi pendapatan memberikan Formulir Setoran Rekening (FSR), Bukti Penyetoran Uang (BPU) dan TUL IV-06 kepada fungsi keuangan dan administrasi. 8. Fungsi keuangan dan administrasi membuat Bukti Penerimaan Kas Pendapatan berdasarkan dokumen-dokumen yang didapat dari fungsi pendapatan.
Laporan Kerja Praktek
21
Politeknik Negeri Sriwijaya
Laporan Kerja Praktek
22