Pisah Batas Rekening Koran (Cutoff Bank Statement)
Langkah utama dalam mengaudit rekonsiliasi Bank adalah melakukan verifikasi atas ketepatan unsur-unsur yang direkonsiliasi seperti setoran dalam perjalanan dan cek yang beredar. Auditor memerlukan pisah batas rekening Koran untuk menguji unsur-unsur yang terdapat
dalam
rekonsiliasi
bank.
Menguji rekonsiliasi Bank (Test of the Bank Reconciliation)
Auditor menggunakan prosedur audit berikut untuk menguji rekonsiliasi bank : 1.Uji akurasi matematis kerta kerja rekonsiliasi dan cocokkan saldo menurut buku dengan buku besar. 2.Cocokkan saldo bank pada rekonsiliasi bank dengan saldo yang terdapat pada konfirmasi bank standar 3.Telusuri setoran dalam perjalanan pada rekonsiliasi bank ke pisah batas rekening Koran 4. Bandingkan cek yang beredar pada kertas kerja rekonsiliasi bank dengan cek yang dibatalkan pada pisah batas rekening Koran, yaitu untuk nama penerima, jumlah dan endorsement. 5. Cocokkan setiap biaya yang terdapat pada rekening Koran rekonsiliasi bank 6. Cocokkan saldo buku setelah penyesuaian dengan skedul induk akun kas PROSEDUR YANG BERORIENTASI KECURANGAN
Pertimbangan utama dalam audit saldo kas umum adalah kemungkinan terjadinya kecurangan. Auditor harus memperluas prosedur dalam audit kas akhir tahun untuk menentukan kemungkinan adanya kecurangan yang material apabila pengendalian internal tidak memadai, terutama pemisahan tugas yang tidak tepat antara penanganan kas dan pencatatan transaksi kas dalam catatan akuntansi serta tidak adanya rekonsiliasi bank bulanan yang disiapkan secara independen.
Dalam merancang prosedur untuk mengungkapkan kecurangan, auditor harus mempertimbangkan secara teliti sifat kelemahan pengendalian internal, jenis kecurangan yang mungkin terjadi akibat kelemahan itu, materialitas kecurangan yang potensial, dan prosedur audit yang paling efektif dalam mengungkapkan kecurangan.
Prosedur yang dapat mengungkapkan kecurangan dalam bidang penerimaan kas adalah : a. Konfirmasi piutang usaha. b. Pengujian yang dilaksanakan untuk mendeteksi lapping. c. Mereview ayat jurnal buku besar umum dalam akun kas untuk pos – pos tidak biasa. d. Membandingkan pesanan pelanggan dengan penjualan dan penerimaan kas selanjutnya. e. Memeriksa persetujuan dan dokumen pendukung piutang tak tertagih dan retur penjualan serta pengurangan.
Untuk mengungkapkan kecurangan yang berhubungan secara langsung dengan saldo kas akhir tahun prosedurnya adalah : a. Memperluas pengujian rekonsiliasi bank; b. Bukti kas; dan c. Pengujian transfer antarbank.
1. Pengujian Yang Diperluas Atas Rekonsiliasi Bank
Yakni untuk memverifikasi apakah semua transaksi yang dimasukkan dalam buku untuk bulan terakhir tahun yang bersangkutan telah dimasukkan/dikeluarkan dari rekonsiliasi bank dan untuk memverifikasi apakah semua pos pada rekonsilasi bank telah dimasukkan dengan benar. a. Memulai dengan rekonsiliasi bank untuk bulan November & membandingkan seluruh pos rekonsiliasi dengan cancelled check & dokumen lain pada laporan bank bulan Desember. b. Semua sisa cancelled check & slip setoran dalam laporan bank bulan Desember dibandingkan dengan jurnal pengeluaran dan penerimaan kas bulan Desember. c. Semua pos yang belum selesai dalam rekonsiliasi bank bulan November & jurnal pengeluaran serta penerimaan bulan Desember harus masuk rekonsiliasi 31 Desember dari klien.
d. Pos rekonsiliasi dalam rekonsiliasi 31 Desember harus merupakan pos dari rekonsiliasi bank bulan November & jurnal Desember yang belum diselesaikan oleh bank.
2. Bukti Kas
Auditor terkadang menyiapkan bukti kas ketika klien memiliki kelemahan pengendalian internal terhadap kas. Auditor menggunakan bukti kas untuk menentukan apakah hal-hal berikut dilakukan :
Semua penerimaan kas yang tercatat telah disetorkan.
Semua setoran di bank dicatat dalam catatan akuntansi.
Semua pengeluaran kas yang tercatat telah dibayarkan oleh bank.
Semua jumlah yang telah dibayar oleh bank dicatat.
Bukti kas (proof of cash) memasukkan empat tugas rekonsiliasi berikut : a. Rekonsiliasi saldo laporan bank dengan saldo buku besar pada awal periode pembuktian kas. b. Rekonsiliasi penerimaan kas yang disetor dengan buku penerimaan kas untuk suatu periode. c. Rekonsiliasi cek yang dibatalkan yang diselesaikan bank dengan jurnal pengeluaran kas untuk periode tertentu d. Rekonsiliasi saldo laporan bank dengan saldo buku besar pada akhir periode pembuktian kas.
Pembuktian kas tidak bermanfaat untuk : a. mengungkapkan cek yang ditulis dengan jumlah yang salah, cek yang tidak sah/kesalahan lain di mana jumlah rupiah yang tampak pada cat pengeluaran kas ternyata salah b. Menemukan pencurian penerimaan kas /catatan & setoran jumlah kas yang tidak tepat.
3. Pengujian Transfer Antarbank (kitting)
Para penggelap uang biasanya menutupi pencurian kas dengan praktik yang dikenal sebagai kitting : mentransfer uang dari satu bank ke bank lainnya dan mencatat transaksi tersebut dengan tidak benar. Untuk menguji kitting, dan kesalahan tidak sengaja dalam mencatat transfer antarbank, auditor dapat mendata semua tranfer antarbank yang dilakukan beberapa hari
sebelum dan sesudah tanggal neraca, serta menelusuri masing-masing ke catatan akuntansi untuk dicatat dengan semestinya. Terdapat beberapa hal yang sebaiknya diaudit dalam skedul transfer antarbank.
Ketepatan informasi di skedul transfer antarbank harus diverifikasi.
Transfer antarbank harus harus dicatat baik dalam laporan bank yang menerima dan bank yang mengeluarkan.
Tanggal pencatatan pengeluaran dan penerimaan dari setiap transfer harus berada dalam tahun fiscal yang sama.
Pengeluaran dalam skedul transfer antarbank harus dimasukkan dalam atau dikeluarkan dari rekonsiliasi bank akhir tahun dengan benar, sebagai cek yang beredar.
Penerimaan dalam skedul transfer antar bank harus dimasukkan dalam atau dikeluarkan dari rekonsiliasi bank akhir tahun dengan benar, sebagai setoran dalam perjalanan.
AUDIT ATAS AKUN BANK PENGGAJIAN IMPREST
Audit atas akun kas impres seperti akun penggajian dan cabang mengikuti langkah audit dasar yang sama dengan audit atas akun kas umum. Pengujian audit akun ini tidak terlalu luas, untuk dua alasan. Pertama, saldo akun impres tersebut tidak material, akun penggajian dan cabang tersebut dapat hanya berisikan saldo sebesar $ 1.000. Kedua, jenis pengeluaran adalah homogen. a. Dapat dilaksanakan dengan cepat apabila terdapat akun bank penggajian imprest dan rekonsiliasi yang independen atas rekening bank. b. Pos yang perlu direkonsiliasi adalah cek-cek yang beredar. c. Dokumen yang diperlukan adalah rekonsiliasi bank, konfirmasi bank, laporan pisah batas. d. Prosedur rekonsiliasi dilaksanakan dengan cara yang sama seperti yang telah dijelaskan untuk kas umum, yaitu uji pengendalian dan uji substantif atas transaksi
AUDIT ATAS AKUN KAS KECIL IMPREST
Jumlahnya seringkali tidak material, namun selalu diperiksa dan diverifikasi oleh auditor karena potensi penggelapan dan ekspektasi klien bahwa auditor akan memeriksa akun tersebut.
Pengendalian Internal Atas Kas Kecil
Pengendalian internal yang paling penting untuk kas kecil adalah penggunaan dana imprest sebagai tanggung jawab dari seorang individu. Selain itu, dana kas kecil juga tidak boleh digabungkan dengan penerimaan lain dan penggunaannya pun terpisah dari aktivitas lain, ada pembatasan jumlah dalam pengeluaran dari kas kecil, serta ada aturan tegas tentang penggunaannya.
Pengujian Audit Atas Kas Kecil
Auditor harus menentukan prosedur klien dalam menangani dana dengan membahas pengendalian internal dengan pemegang kas kecil dan memeriksa dokumentasi untuk beberapa transaksi. Ketika auditor menguji kas kecil, dua prosedur yang paling umum adalah menghitung saldo kas kecil dan melaksanakan pengujian mendetil terhadap salah satu dari dua transaksi penggantian. Prosedur utama seharusnya memasukkan :
Footing voucher kas kecil yang mendukung jumlah penggantian.
Memeriksa urutan voucher kas kecil.
Memeriksa voucher kas kecil dalam hal otorisasi dan pembatalan.
Memeriksa dokumen yang dilampirkan, yang sering kali memasukkan pita register kas, faktur, dan bukti pembayaran, sebagai bukti.
KESIMPULAN
Kas yang dicantumkan di neraca terdiri dari kas di tangan dan kas di bank. Mengingat kas ini mudah digelapkan dan diselewengkan maka pengendalian internnya sangat ketat. Dalam audit kas auditor harus menerapkan prosedur analitis secara keseluruhan penentuan tingkat internalitas risiko melekat, risiko pengendalian kas dan risiko deteksi atau risiko audit kas. Transaksi di sebagian besar siklus pun mempengaruhi akun kas. Karena hubungan antar transaksi di beberapa siklus dengan saldo kas akhir, auditor biasanya menunda audit saldo kas hingga hasil dari pengujian pengendalian dan pengujian transaksi substantive untuk semua siklus telah selesai dan telah dianalisis. Pengujian saldo kas biasanya memasukkan pengujian rekonsiliasi bank dari akun kas utama, seperti akun kas umum, akun penggajian imprest, dan dana kas kecil. Jika kemungkinan kecurangan pada kas dinilai tinggi oleh auditor, mereka mungkin melaksanakan pengujian tambahan seperti prosedur rekonsiliasi bank yang diperluas, bukti kas, atau pengujian transfer antarbank.