ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN KLIMAKTERIUM
By Ida Maryati, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat
Pengertian Klimakterium
Masa yang bermula dari akhir masa reproduksi reprodu ksi sampai s ampai awal masa senium dan terjadi pada wanita berumur 40-65 tahun. Fase perkembangan yang dialami oleh seorang wanita yang melewati tahapan reproduksif reprodu ksif menjadi m enjadi non produktif akibat regresi fungsi ovarium dan biasanya terjadi antara 12-18 tahun.
Fase
Pra
menopause adalah kurun waktu 4-5 tahun sebelum menopause. Menopause adalah henti haid seorang wanita. Pasca
menopause adalah kurun waktu 3-5 tahun setelah menopause
Fase
pramenopause
Siklus haid yang tidak teratur, dengan perdarahan haid yang memanjang dan jumlah darah haid yang relatif banyak dan kadang kadang disertai nyeri haid (dismenorea). Timbul keluhan vasomotorik dan keluhan sindrom pramenstrual (PMS). Perubahan
endokrinologik yang terjadi adalah berupa fase folikuler yang memendek, kadar esterogen yang tinggi, kadar FSH juga biasanya tinggi, tetepi juga dapat kadar FSH yang normal. Fase luteal tetap stabil. Akibat kadar FSH yang tinggi ini dapat terjadi perangsangan ovarium yang berlebihan (hiperstimul (hipe rstimulasi) asi) sehingga sehingga kadang ± kadang dijumpai dijumpai kadar estrogen yang sangat tinggi.
Menopause
Jumlah
folikel yang mengalami atresia makin meningkat, sampai suatu ketika tidak tersedia lagi folikel yang cukup. Produksi estrogenpun berkurang dan tidak terjadi haid lagi yang berakhir dengan terjadinya menopause. Menopause tidak terjadi pada wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal. Perdarahan terus terjadi selama wanita masih menggunakan pil kontrasepsi secara siklik. Untuk menentukan diagnosa menopause, penggunaan pil kontrasepsi harus segera dihentikan dan satu bulan kemudian dilakukan dilak ukan pemeriksaan FSH dan estradiol. Pada awal menopause kadar estradiol rendah pada sebagian wanita, sedangkan sedangka n pada wanita gemuk, kadar estradiol estradiol dapat tinggi. Hal ini terjadi akibat proses aromatisasi androgen menjadi estrogen di dalam jaringan lemak. Diagnosis menopause merupakan diagnosis retrospektif. Bila seorang wanita tidak haid selama 12 bulan, dan dijumpai kadar FSH darah > 40 mIU/ml
Pascamenopause
Pasca
menopause adalah masa setelah menopause sampai senilis. Fase ini terjadi pada usia di atas 60 ± 65 tahun. Biasanya wanita beradaptasi dengan perubahan fisik dan psikologis.
Etiologi
Sebelum haid terhenti, sebenarnya pada seorang wanita terjadi berbagai perubahan dan penurunan fungsi pada ovarium seperti : ± ± ± ± ±
Sklerosis pembuluh darah Berkurangnya jumlah folikel Menurunnya sintesis steroid seks Penurunan sekresi estrogen Gangguan umpan balik pada hipofise
Menopause dapat terjadi lebih dini akibat beberapa penyakit, antara lain anemia dan tuberkulosis. Selain itu menopause dapat terjadi secara buatan sebagai akibat pembedahan dan pengangkatan kedua ovarium atau pengobatan dengan sinar radiasi.
Fungsi
Estrogen
Perkembangan
ovarium, tuba, uterus dan
vagina
Perkembangan
Proliferasi
seks sekunder
endometrium
Fungsi
Progesteron
Interaksi dengan hypothalmus and pituitary to mengatur siklus menstruasi
Produksi
Meningkatkan viscositasy mukus cerviks
perubahan sekret di endometrium
Menyiapkan payudara untuk laktasi selama kehamilan
Dampak Kekurangan Estrogen
Hot flashes
Gangguan tidur
Urogenital Atrophy
Osteoporosis
Skin Dryness
Aging
Manifestasi klinis
Gejolak panas ( hot flushes) Jantung berdebar ± debar Gangguan tidur Depresi Mudah tersinggung, berasa takut, gelisah dan lekas marah Sakit kepala Cepat lelah, sulit konsentrasi, mudah lupa, kurang tenaga Berkunang-kunang Kesemutan Gangguan libido Obstipasi Berat badan bertambah Nyeri tulang dan otot
Patofisiologi
Menopause terjadi karena habisnya folikel (sel telur) pada indung telur. Jumlah sel telur ketika seorang dilahirkan adalah 733.000 dan jumlah ini terus berkurang selama masa kanak-kanak dan masa reproduksi. Pada usia 39 ± 45 tahun jumlah sel telur kira-kira 10.900. Pada
setiap siklus haid sebanyak 20 ± 1000 sel telur akan dipersiapkan untuk berkembang, tetapi umumnya hanya 1 folikel yang akan berkembang pesat dan mengalami ovulasi ( pelepasan sel telur dari folikel indung telur ). Sisanya dan juga sebagian besar sel telur akan mengalami hambatan perkembangan, penyusutan dan penyerapan. Dengan demikian sel-sel telur yang tidak berhasil tumbuh menjadi matang akan mati. Hal ini yang ditandai dengan masih datangnya haid secara teratur. Seiring dengan tumbuh dan berkembangnya sel telur dalam indung telur maka hormon estrogen dan progesteron akan mengalami peningkatan sehingga semakin sedikit folikel yang berkembang semakin berkurang pembentukan hormon estrogen dan progesteron.
Selain itu, kekuatan atau kelenturan alat kelamin luar ( vagina dan vulva ) menurun. Demikian juga jaringan alat tubuh lainnya yang berada di bawah pengaruh hormon estrogen. Penurunan fungsi ovarium menyebabkan berkurangnya kemampuan ovarium untuk menjawab rangsangan gonadotropin, sehingga terganggunya interaksi antara hipotalamus-hipofise. Pertama-tama terjadi kegagalan fungsi luteum kemudian menurunnya fungsi steroid ovarium menyebabkan berkurangnya reaksi umpan balik negatif terhadap hipotalamus. Keadaan ini meningkatkan produksi FSH serta LH dan dari kedua gonadotropin itu, ternyata yang paling mencolok peningkatannya adalah FSH. Pada wanita masa reproduksi, estrogen yang dihasilkan 300-800 ng, pada masa pramenopause menurun menjadi 150-200 ng, dan pada pascamenopause menjadi 20-150 ng.
Perubahan Pada
Organ Reproduksi
Uterus Ukuran mengecil oleh karena menciutnya selaput lendir rahim (atropi endometrium) hilang cairan dan perubahan bentuk jaringan ikat antar sel.
Tuba Fallopi Lipatan tubuh menjadi > pendek, menipis dan mengendosalping adanya rambut getar dalam tuba (silia) kemudian menghilang.
Ovarium Makin bertambah umur, maka jumlahnya makin berusia 40-50 tahun rata-rata jumlah sel primodial berkurang s.d 8.300 karena adanya ovulasi pada setiap haid dan proses terhentinya pertumbuhan folikel primodial.
Serviks Akan mengerut sampai terselubung oleh dinding vagina atropi, kripta servikal kanalis servikalis memendek, menyerupai ukuran serviks fundus pada masa adolescent.
Vagina
Terdapat penipisan dinding vagina sehingga menyebabkan hilangnya rugae (lipatan vagina), berkurangnya pembuluh darah, elastisitas menurun, secret encer, indeks kario pianotik menurun, PH vagina meningkat karena terlambatnya pertumbuhan jasad renik vagina oleh karena peningkatan cadangan gula sel. Vulva ± ± ± ± ±
Menipis karena berkurangnya dan hilangnya jaringan lemak dan jaringan elastis. Kulit menipis dan pembuluh darah berkurang : pengerutan lipatan vulva. Pruritus oleh karena atropi dan secret kulit (-) Rambut di mons pubis berkurang lebatnya. Nyeri saat sanggama (disparema) mengerutnya intratus
Perubahan Pada
Organ Non Reproduksi
Dasar Panggul Kekuatan dan elastisitasnya menurun karena penciutan (atropi dan melanya daya sokong prolapsus uterovaginal/turunnya alat-alat kelamin bagian dalam)
Anus dan Perineum Lemak dibawah kulit (-), atropi otot sekitarnya menyebabkan tonus spinkter melemah dan menghilang, sering terjadi inkontensia alvi vagina.
Vesika
Urinaria (Bladder)
Aktivitas kendali spinkter dan otot detruser (otot bladder hilang).
Lemak subkutan diserap, atropi parenkim, lobulus menciut, stroma ikat menebal, putting susu mengecil, kurang erektil, pigmentasi menurun, payudara mendatar dan mengendor.
Perubahan Pada
Susunan
Ekstragenital
Adipositas (penimbunan lemak) diduga berhubungan dengan penurunan estrogen dan gangguan pertukaran zat dasar metabolisme lemak. Hipertensi Peningkatan
TD selama klimakterium terjadi secara bertahap kemudian menetap dan lebih tinggi dari TD sebelumnya.
Hiperkolosterolemia Aterosklerosis Vinilisasi
(hilangnya rambut)
± Penurunan
O2 dan peningkatan pembentukan
ostion.
Esteopenia ± Pengurangan
kadar mineral tulang osteroporosis (pengeroposan tulang)
Penatalaksanaan Terapi sulih hormon (TSH) TSH atau HRT (Hormon Replacement Terapy) merupakan pilihan untuk mengurangi keluhan pada wanita dengan keluhan atau sindroma menopause dalam masa premenopause dan postmenopause. Selain itu, TSH juga berguna untuk menjaga berbagai keluhan yang muncul akibat menopause, seperti keluhan vasomotor, vagina yang kering, dan gangguan pada saluran kandung kemih. Penggunaan TSH juga dapat mencegah perkembangan penyakit akibat dari kehilangan hormon estrogen, seperti osteoporosis dan jantung koroner. Jadi, tujuan pemberian TSH adalah sebagai suatu usaha untuk mengganti hormon yang ada pada keadaan normal untuk mempertahankan kesehatan wanita yang bertambah tua.
Syarat minimal sebelum pemberian estrogen dimulai
Tekanan darah tidak boleh tinggi. Pemeriksaan sitologi uji Pap normal. Besar uretus normal ( tidak ada mioma uterus ). Tidak ada varises di ekstremitas bawah. Tidak terlalu gemuk / tidak obesitas. Kelenjar tiroid normal. Kadar normal : Hb, kolesterol total, HDL, trigliserida, kalsium, fungsi hati. Nyeri dada, hipertensi kronik, hiperlipidemia, diabetes militus perlu dikonsulkan terlebih dahulu ke spesialis penyakit dalam.
Kontra Indikasi Pemberian Estrogen
Troboemboli, penderita penyakit hati, kolelitiasis. Sindrom Dubin Johnson / Botor yaitu gangguan sekresi bilirubin konjugasi. Riwayat ikterus dalam kehamilan. Kanker endometrium, kanker payudara, riwayat gangguan penglihatan, anemia berat. Varises berat, tromboflebitis.
Persyaratan dalam Pemberian Estrogen
Mulailah dengan menggunakan estrogen lemah (estriol) dan dengan dosis rendah yang efektif. Pemberian secara siklik. Diusahakan kombinasi degan progesteron (bila digunakan estrogen lain seperti etinil estradiol maupun estrogen konjugasi). Perlu pengawasan ketat ( setiap 6-12 bulan ). Bila terjadi perdarahan atipik perlu dilakukan kuretase. Keluhan nyeri dada, hipertensi kronik, hiperlipidemia, diabetes melitus, terlebih dahulu konsul ke bagian penyakit dalam.
Yang
perlu diketahui
Tidak semua keluhan dapat dihilangkan dengan pemberian estrogen. Pelajari faktor-faktor yang menimbulkan keluhan (faktor psikis, sosial budaya, atau hanya memang terdapat kekurangan estrogen ). Atasi keluhan emosi dan faktor penyebab
Beberapa
cara yang dapat mengurangi keluhan wanita menopause
Hindari makanan berlemak, alkohol dan kafein Berpakaian tipis dan menyerap keringat Soy food eats Kegel exercise Napas dalam dan pelan 6x/mnt saat hot flushes Aktifitas seksual tetap aktif untuk menjaga elastisitas vagina Menggunakan tehnik relaksasi seperti yoga, tai chi, dll Menggunakan lubricant saat koitus
Efek samping pemberian TSH
Nyeri payudara
Peningkatan
Keputihan dan sakit kepala
Perdarahan
berat badan
Olahraga
Olahraga akan meningkatkan kebugaran dan kesehatan seseorang, biasanya ini juga membawa dampak positif, seperti : ±
Menguatkan tulang
±
Meningkatkan kebugaran
±
Menstabilkan berat badan
±
Mengurangi keluhan menopause
±
Mengurangi stress akibat menopause
Olahraga bagi wanita yang mengalami menopause tentu saja berbeda dengan wanita yang masih dalam usia reproduktif karena biasanya beberapa organ tubuhnya sudah tidak berfungsi sempurna, selain itu beberapa penyakit sudah dideritanya. Tujuan olahraga bagi wanita menopause adalah selain menjaga kebugaran juga untuk mengurangi atau mengobati penyakit. Jenis-jenis olahraga yang bisa dilakukan untuk wanita usia menopause yaitu jalan cepat, senam, dan berenang.
Nutrisi (Diet)
Bertambahnya usia menyebabkan beberapa organ tidak melakukan proses perbaikan (remodelling) diri lagi, misalnya masa tulang tidak melakukan pembentukan kembali. Selain itu, semakin tua aktivitas gerak yang dilakukan juga tidak sekuat dulu sehingga kalori yang dikeluarkan juga berkurang sehingga kalori yang dibutuhkan untuk metabolisme tubuh juga menurun dengan demikian, asupan makanan yang dibutuhkan juga berkurang. Sehingga setiap orang tetap membutuhkan makanan bergizi seimbang yang berfungsi untuk memenuhi zat ± zat gizi seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.
Fitoestrogen
Terdapat pada: the hijau, kacang kedelai dan produknya (tahu, tempe, tauco), gandum,wijen, kacang-kacangan, biji bunga matahari Konsumsi fitoestrogen dapat mengurangi gejala: hot flushes, profil lipid dalam lemak, mencegah aterosklerosis, menghambat pertumbuhan sel kanker, memulihkan memory,mengurangi perasaan depresi Konsumsi fitoestrogen tidak berpengaruh terhadap pencegahan osteoporosis dan vaginal dryness
Kalsium
Kebutuhan 1200mg/hari Dapat diperoleh pada: susu,keju,daun pepaya,bayam, teri, tahu, singkong, daun melinjo,kedelai, apel, kangkung, kacang ijo dan pepaya,kacang tanah kupas, ikan segar, beras giling, roti putih, ayam, dan daging sapi.
Gaya Hidup Gaya hidup seseorang menentukan kesehatannya di masa yang akan mendatang. Perubahan gaya hidup untuk pencegahan jantung koroner pada wanita, salah satu dgn mengurangi atau kalau mungkin menghentikan merokok termasuk minum minuman beralkohol. Hal penting yang juga perlu diperhatikan adalah masalah makanan dan olahraga, pola makanan yang baik, disesuaikan dengan kebutuhan gizi usia tersebut serta aktivitas.
Olahraga
Olahraga tanpa beban
Gerakan yang dilarang:
±
Melompat
±
Membungkuk dengan punggung ke depan seperti gerakan mengambil sesuatu di lantai
±
Menggerakkan kaki ke samping atau ke depan melawan beban
Gerakan yang dianjurkan: ±
Aerobik ringan
± Jalan ±
kaki
Berenang
Komplikasi
Penyakit Jantung
Koroner Keluhan yang mempengaruhi fungsi jantung dan pembuluh darah meliputi : kulit terasa kering, keriput dan longgar dari ototnya oleh karena turunnya sirkulasi menuju kulit, badan terasa panas termasuk wajah, terjadi perubahan sirkulasi pada wajah yang dapat melebar ke tengkuk (hot flushes), mudah berdebar ± debar terjadi tekanan darah tinggi yang berlanjut ke penyakit jantung koroner. Penurunan kadar estrogen menyebabkan meningkatnya kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dan menurunnya kadar kolesterol HDL (kolesterol baik) Adanya hipertensi dan peningkatan kadar kolesterol menyebabkan meningkatkan faktor resiko terhadap terjadinya aterosklerosis. Khususnya mengenai sklerosis primer koroner dan infark miocard akan terjadi 1-2 kali lebih sering setelah kadar estrogen menurun.
Osteoporosis Dengan turunnya kadar estrogen, maka proses osteoblast yang berfungsi membentuk tulang baru terhambat dan fungsi osteoclast merusak tulang meningkat. Akibat tulang tua diserap dan dirusak osteoclast tetapi tidak dibentuk tulang baru oleh osteoblast, sehingga tulang menjadi osteoporosis.
Dimensia
Wanita pascamenopause biasanya kemampuan berfikir dan ingatnnya menurun hal ini merupakan pengaruh dari menurunnya hormon estrogen, dimana hormon estrogen ini dapat mempengaruhi kerja dari degenerasi sel ± sel saraf dan sel ± sel otak.
Pengkajian
Pengkajian
yang dilaksanakan pada pasien dengan gangguan masa klimakterium selain pengkajian secara umum juga dilakukan pengkajian khusus yang ada hubungannya dengan gangguan masa klimakterium yang meliputi : Haid ± ± ± ± ±
Menarche Lamanya Banyaknya Siklus Dismenore
Riwayat penyakit keluarga Riwayat obstetri ± ± ±
Kehamilan Abortus Pemakaian obat kontrasepsi
Riwayat perkawinan
Kebiasaan hidup sehari-hari ±
Istirahat
± Pola ±
kegiatan
Diet
Penyakit
yang pernah diderita
Pengetahuan
Keluhan-keluhan yang sedang dialami
pasien dan keluarga tentang masalah yang sedang dialami
Diagnosa keperawatan
Ganguan pola tidur berhubungan dengan stress psikologis Perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan fisiologis proses penuaan Nyeri berhubungan dengan fisik/psikologik ( contoh : spasme otot , usia lanjut ) Gangguan harga diri berhubungan dengan perubahan feminitas atau ketidakmampuan mempunyai anak Resiko tinggi terhadap disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan fungsi (penurunan libido)
Intervensi Ganguan pola tidur berhubungan dengan stress psikologis
Tujuan : ± Pasien
melaporkan perubahan dalam pola tidur/istirahat
± Pasien
mengungkapkan peningkatan rasa sejahtera atau segar
Tentukan kebiasaan tidur dan perubahan yang terjadi ±
Berikan tempat tidur yang nyaman ±
Memberikan situasi kondusif untuk tidur
Dorong posisi yang nyaman ±
Meningkatkan efek relaksasi
Kurangi kebisingan dan lampu ±
Meningkatkan kenyamanan tidur serta dukungan fisiologis dan psikologis
Tingkatkan kenyamanan waktu tidur misal: mandi air hangat, masase ±
Mengkaji perlunya dan mengidentifikasi intervensi yang tepat
Perubahan
posisi mengubah area tekanan dan meningkatkan istirahat
Kolaborasi pemberian sedatif jika perlu ±
Untuk membantu pasien tidur/istirahat
Intervensi Perubahan
proses pikir berhubungan dengan perubahan fisiologis proses penuaan
Tujuan : ± Pasien
mamapu mempertahankan orientasi realita sehari ± hari
± Pasien
mampu mengenali perubahan pola pemikiran dan tingkah laku
Sediakan waktu adekuat bagi pasien untuk memberikan respon terhadap pertanyaan ±
Catat masalah pasien tentang daya ingat jangka pendek dan sediakan bantuan ±
tingkat stess individu dan hadapi dengan tepat
Tingkat stess mungkin dapat meningkat dengan pesat karena kehilangan yang baru terjadi, seperti proses penuaan
Reorientasikan pada orang/ waktu/ tempat sesuai kebutuhan ±
Kehilangan ingatan jangka pendek dapat berguna untuk mengetahui bahwa hal ini merupakan sesuatu yang wajar
Evaluasi ±
Waktu reaksi mungkin diperlambat dengan proses penuaan
Membantu pasien untuk mempertahankan fokus
Catat perubahan siklik dalam mental / tingkah laku ±
Mungkin timbul sebagai respon dari penurunan fisiologis tubuh
Intervensi Nyeri berhubungan dengan fisik/psikologik ( contoh : spasme otot , usia lanjut )
Tujuan : ±
Keluhan nyeri berkurang/terkontrol
± Pasien
tampak rileks
± Pasien
mampu melakukan aktivitas
Kaji keluhan nyeri, perhatikan intensitas (skala 0 ± 10 ), lamanya dan lokasi ±
Berikan tindakan kenyamanan ±
Mengurangi pengeluaran energi
Dorong teknik managemen stress (relaksasi) ±
Menurunkan ketegangan otot , memfokuskan kembali perhatian dan meningkatkan kemampuan koping
Batasi aktivitas fisik pasien ±
Sebagai dasar pengawasan keefektifan intervensi
Memfokuskan kembali perhatian dan kontrol individu
Berikan analgesik sesuai indikasi ±
Menghilangkan nyeri dan mengurangi ketidaknyamanan
Intervensi Gangguan harga diri berhubungan dengan perubahan feminitas atau ketidakmampuan mempunyai anak Tujuan : ± Pasien ±
menyatakan masalah dan menunjukkan pemecahan masalah yang sehat Pasien menyatakan penerimaan diri pada situasi dan adaptasi terhadap perubahan pada citra tubuh
Berikan waktu untuk mendengar masalah dan ketakutan pasien ±
Dorong pasien untuk mengekspresikan dengan tepat ±
Biasanya wanita takut tak mampu memenuhi peran reproduksi dan mengalami kehilangan
Berikan informasi akurat tentang masalah pasien ±
Memberikan kesempatan untuk memperbaiki kesalahan konsep, seperti : perubahan tubuh karena menopause Kaji stress emosi pasien.
Memberikan kesempatan pada pasien untuk bertanya dan mengasimilasi informasi
Berikan lingkungan terbuka pada pasienuntuk mendiskusikan masalah seksualitas ±
Meningkatkan keyakinan dan mengidentifikasi kesalahan konsep/ mitos yang dapat mempengaruhi penilaian situasi
Intervensi Resiko tinggi terhadap disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan fungsi (penurunan libido)
Tujuan : ± Pasien
menyatakan pemahaman perubahan fungsi seksual
± Pasien
mampu mendiskusikan masalah tentang hasrat seksual pasangan dengan orang terdekat
± Pasien
mampu mengidentifikasi kepuasan seksual yang diterima
Kaji informasi pasien / orang terdekat tentang fungsi seksual ±
Dorong pasien untuk berbagi masalah dengan teman ±
Membantu pasien kembali pada hasrat/ kepuasan aktivitas seksual
Diskusikan sensasi/ ketidaknyamanan fisik, perubahan pada respon individu ±
Komunikasi terbuka dapat mengidentifikasi masalah dan meningkatkan diskusi dan resolusi
Solusi pemecahan masalah potensial seperti : menunda koitus saat kelelahan, menggunakan minyak vagina ±
Masalah seksual sering tersembunyi sebagai pernyataan humor atau hal yang gamblang
Perubahan
kadar hormon dan kehilangan sensasi irama kontraksi uterus selama orgasme mengganggu kepuasan seksual
Rujuk ke konselor/ahli seksualitas ±
Mungkin dibutuhkan bantuan tambahan untuk meningkatkan kepuasan hasil