BAB II KONSEP MEDIS LUKA BAKAR
2.1 Pengerti Pengertian an
Cidera yang terjadi dari kontak langsung ataupun paparan terhadap sumber panas, kimia, listrik, atu radiasi disebut sebagai luka bakar (Joyce.2014:!"# $uka bakar adalah luka yang disebabkan oleh pengalihan energi dari sumber energi dari suatu suatu sumb sumber er pana panass pada pada tubu tubuh, h, pana panass dapa dapatt dipi dipind ndah ahka kan n oleh oleh hant hantara aran% n%ra radi diasi asi elektromagnet(&runner ' uddarth,2002#
Gambar Luka Bakar 2.2 Klasifikas Klasifikasii
Cidera Cidera luka luka bakar bakar dapat dapat digamb digambark arkan an berdas berdasark arkan an agen agen penyeb penyebab, ab, kedalam kedalaman an dan keparahannya 2.2.1
)gen penyebab Cedera luka bakar biasanya terjadi akibat trans*er energi dari sumber panas ke tubuh. umber panas dapat berupa panas, +at kimia, atau listrik a. $uka $uka baka bakarr aki akibat bat pana panass $uka $uka bakar bakar akibat akibat panas panas dapat dapat diseba disebabka bkan n oleh oleh sumber sumber api seperti seperti tungka tungkaii perapian di rumah, cidera saat memasak, atau ledakan api. $uka bakar akibat uap
1
panas atu bersentuhan dengan benda yang panas, seperti ajan, teko panas, dapat juga menyebabkan cedera luka bakar akibat panas. b. $uka bakar akibat +at kimia $uka bakar akibat +at kimia sering dihadapi setelah terpajan +at asam dan basa, termasuk asam hidro*lorat asam *ormiat, amonia anhidrosa, semen, dan *enol. )gen kimia spesi*ik lain yang menyebabkan luka bakar kimia terdiri atas *os*or, unsur logam tertentu, nitrat, hidrokarbon, dan ter -aktu ktu kont kontak ak adala adalah h unsu unsurr pent pentin ing g dalam dalam mene menent ntuk ukan an kepa keparah rahan an cede cedera. ra. ermula ermulaan an hidrot hidroterap erapii sangat sangat pentin penting g untuk untuk membata membatasi si e*ek e*ek +at kimi. kimi. /anpa anpa memoerhatikan agen penyebab, irigasi harus dilakukan setelah pasien tiba di unit gaat darurat. c. $uka $uka baka bakarr aki akibat bat listr listrik ik engaruh engaruh listrik pada tubuh ditentukan ditentukan oleh tujuh *aktor: jenis arus, jumlah arus, alur arus, durasi kontak, area kontak, resistensi, dan oltase. anusia sensiti* terhadap arus listrik yang sangat kecil karena sistem sara* manusia terbentuk dengan sangat baik. $istrik menelusuri alur yang memiliki resistensi paling kecil, oleh karena itu jaringan, sara*, dan otot mudah mengalami kerusakan sementara tulang tidak. amun cedera akibat oltase rendah dianggap oleh oltase sebesar !0 olt atu kurang. kurang. Cidera akibat oltase oltase rendah rendah cenderung cenderung terjadi dirumah dan mengenai tangan dan rongga mulut. enyebab luka bakar akibat oltase rendah ditangan adalah bersentuhan dengan kabel penyambung yang lapisan luarnya telah terkelupas, baik kabel yang sudah dipakai maupun yang digunakan dengan salah. $uka bakar akibat oltase rendah ditangan biasanya berupa luka bakar kecil yang dalam yang dapat mengenai pembuluh darah, tendon, dan sara*. $uka bakar ini mengenai mengenai sedikit area ditangan, ditangan, mesti demikian demikian luka bakar mungkin mungkin cukup cukup berat sehingga memerlukan amputasi jari. $istrik beroltase rendah dapat juga merusak rongga rongga mulut mulut menyeb menyebabk abkan an jaringa jaringan n parut parut yang yang perman permanen. en. Cidera Cidera ini paling paling sering pada anak anak usia 132 tahun. ebagian besar disebabkan oleh menarik atu menggigit kabel stopkontak. )rus oltase rendah biasanya menjalar diarea yang memilik memilikii resiste resistensi nsi yang yang paling paling kecil kecil (sara*, (sara*, pembul pembuluh uh darah# darah# sement sementara ara arus arus oltase oltase tinggi tinggi menjal menjalar ar dialur dialur langsu langsung ng antara antara pintu pintu masuk masuk arus arus listrik listrik dan permukaan. )rus berkontraksi ditempat masuknya listrik ke dalam tubuh, kemud kemudia ian n meny menyeba ebarr secara secara sentr sentral al dan dan akhi akhirn rnya ya meny menyatu atu sebe sebelu lum m kelu keluar ar.. erusakan paling berat pada jaringa terjadi di tempat kontak yang sering kali 2
panas atu bersentuhan dengan benda yang panas, seperti ajan, teko panas, dapat juga menyebabkan cedera luka bakar akibat panas. b. $uka bakar akibat +at kimia $uka bakar akibat +at kimia sering dihadapi setelah terpajan +at asam dan basa, termasuk asam hidro*lorat asam *ormiat, amonia anhidrosa, semen, dan *enol. )gen kimia spesi*ik lain yang menyebabkan luka bakar kimia terdiri atas *os*or, unsur logam tertentu, nitrat, hidrokarbon, dan ter -aktu ktu kont kontak ak adala adalah h unsu unsurr pent pentin ing g dalam dalam mene menent ntuk ukan an kepa keparah rahan an cede cedera. ra. ermula ermulaan an hidrot hidroterap erapii sangat sangat pentin penting g untuk untuk membata membatasi si e*ek e*ek +at kimi. kimi. /anpa anpa memoerhatikan agen penyebab, irigasi harus dilakukan setelah pasien tiba di unit gaat darurat. c. $uka $uka baka bakarr aki akibat bat listr listrik ik engaruh engaruh listrik pada tubuh ditentukan ditentukan oleh tujuh *aktor: jenis arus, jumlah arus, alur arus, durasi kontak, area kontak, resistensi, dan oltase. anusia sensiti* terhadap arus listrik yang sangat kecil karena sistem sara* manusia terbentuk dengan sangat baik. $istrik menelusuri alur yang memiliki resistensi paling kecil, oleh karena itu jaringan, sara*, dan otot mudah mengalami kerusakan sementara tulang tidak. amun cedera akibat oltase rendah dianggap oleh oltase sebesar !0 olt atu kurang. kurang. Cidera akibat oltase oltase rendah rendah cenderung cenderung terjadi dirumah dan mengenai tangan dan rongga mulut. enyebab luka bakar akibat oltase rendah ditangan adalah bersentuhan dengan kabel penyambung yang lapisan luarnya telah terkelupas, baik kabel yang sudah dipakai maupun yang digunakan dengan salah. $uka bakar akibat oltase rendah ditangan biasanya berupa luka bakar kecil yang dalam yang dapat mengenai pembuluh darah, tendon, dan sara*. $uka bakar ini mengenai mengenai sedikit area ditangan, ditangan, mesti demikian demikian luka bakar mungkin mungkin cukup cukup berat sehingga memerlukan amputasi jari. $istrik beroltase rendah dapat juga merusak rongga rongga mulut mulut menyeb menyebabk abkan an jaringa jaringan n parut parut yang yang perman permanen. en. Cidera Cidera ini paling paling sering pada anak anak usia 132 tahun. ebagian besar disebabkan oleh menarik atu menggigit kabel stopkontak. )rus oltase rendah biasanya menjalar diarea yang memilik memilikii resiste resistensi nsi yang yang paling paling kecil kecil (sara*, (sara*, pembul pembuluh uh darah# darah# sement sementara ara arus arus oltase oltase tinggi tinggi menjal menjalar ar dialur dialur langsu langsung ng antara antara pintu pintu masuk masuk arus arus listrik listrik dan permukaan. )rus berkontraksi ditempat masuknya listrik ke dalam tubuh, kemud kemudia ian n meny menyeba ebarr secara secara sentr sentral al dan dan akhi akhirn rnya ya meny menyatu atu sebe sebelu lum m kelu keluar ar.. erusakan paling berat pada jaringa terjadi di tempat kontak yang sering kali 2
disebut sebagai luka masuk dan luka tembus. $uka masuk akibat oltase tinggi tampak hangus, membentuk membentuk cekungan cekungan ditengahny ditengahnyaa dan kasar, sementara luka tembus listrik oltase tinggi lebih tinggi cenderung meledak saat muatan listrik keluar. (atricia. 2011: 15!6# 2.2.2
edalaman
&anyak *aktor yang mengubah responsi jaringan tubuh akibat panas. 7erajat atau kedalaman luka bakar bergantung pada: uhu agen yang menyebabkan cedera 7urasi pajanan terhadap agen yang menyebabkan cedera )rea tubuh yang terpajan agen yang menyebabkan cedera.
eru erusa saka kan n kuli kulitt serin sering g kali kali diga digamb mbark arkan an sesu sesuai ai deng dengan an keda kedalam laman an uka uka dan dan dide*inisikan sebagai cedera super*isial, kedalam parsial dan kedalam penuh, yang berhubungan dengan beragam beragam lapisan kulit. a. $uka $uka baka bakarr supe super*i r*isi sial al 8mumnya dikenal sebagai luka bakar derajat 1. $uka bakar super*isial mengenai lapisan epidermal dan smebuh dengan interensi minimal. $uka bakar akibat sinar matahari adalah contoh luka bakar super*isial derajat 1 yang sudah dikenal. ulit yang yang terb terbak akar ar pert pertam amaa kali kali tera terasa sa sang sangat at nyeri nyeri dan dan kemu kemudi dian an gata gatall karen karenaa stimulas stimulasii resepto reseptorr sensor sensoris is karena karena pengga pengganti ntian an sel epitel epiteliel iel epiderm epidermal al terjadi terjadi secara terus menerus, jenis cedera ini sembuh secara spontan tanpa jaringan parut. eraatan luka bakar super*isial (derajat 1#. •
/empelkan /empelkan kantung es atau kompres dingin
•
/idak dibutuhkan balutan
•
9el aloe dengan lidocain dapat dioleskan ke kulit sesuai kebutuhan untuk meredakan luka secara lokal
•
)setami )setamino* no*en, en, aspirin aspirin,, ibuepr ibuepro*e o*en n dapat dapat diguna digunakan kan sesuai sesuai kebutu kebutuhan han untuk ketidak nyamanan umum.
b. $uka bakar dengan kedalaman parsial (derajat 2# $uka bakar dengan kedalaman parsial dibagi menjadi luka bakar dengan kedalam parsial super*isial dan dalam. $uka bakar dengan kedalaman parsial super*isial mengenai epidermis dan lapisan dermis super*isial dan sembuh dengan interensi minima minimal. l. $uka $uka bakar bakar dengan dengan kedalam kedalam parsial parsial dalam dalam mengen mengenai ai epiderm epidermis is dan lapisan dermis yang dalam. esusitasi esusitasi cairan, status nutrisi, dan adanya adanya penyakit penyakit 3
penyerta dalam mempengaruhi potensi penyembuhan cedera luka bakar dalam kedalaman parsial dalam. Cedera luka bakar denga kedalam parsial dalam dapat memrlukan aktu selama ! minggu dapat sembuh secara spontan. elambatan penyembuhan dapat menghasilkan jaringa parut dan kehilangan kehilangan *ungsi. eraatan luka bakar kedalaman parsial: •
)pabila kulit atau lepuhan pecah, cuci area tersebut dengan air dan sabun antiseptik yang lembut
•
;leskan lapisan sul*adia+in perak atau basitrasin.
•
asang selapis kasa tanpa perekat dan *iksasi dengan kas gulung
•
&alutan harus diganti 2 < sehari
•
&alut &alut jari tangan tangan dan jari kaki kaki secara secara sendiri sendiri3sen 3sendir dirii untuk untuk menceg mencegah ah penyatuan jaringan granulasi
•
asien dapat melakukan aktiitasnya seperti biasa bergantung dengan area yang terbakar. ter bakar.
•
=kstr =kstrim imita itass yang yang terga tergant ntun ung g haru haruss diti diting nggi gika kan n diats diats jant jantun ung g untu untuk k mencegah edema berlebihan dan meningkatkan aliran balik ena
•
asien asien harus harus menget mengetahu ahuii tanda tanda dan gejala gejala in*eks in*eksi, i, termasu termasuk k demam, demam, kemerah kemerahan an dan eritema eritema yang yang mencolo mencolok k diseki disekitar tar luka luka bakar, bakar, drainas drainasee purulen yang bernanah garis merah yang menyebar dari luka, atau nyeri yang tidak dapat dikendalikan secara analgesik.
c. $uka $uka bakar bakar denga dengan n kedalam kedalaman an penuh penuh (deraja (derajatt !# $uka bakar dengan kedalaman penuh (luka bakar derajat !# membuka lapisan lemak, yang terdiri atas jaringan adiposa, yang kurang mendapat askularisasi lapisan ini berisi akar kelenjar keringat dan *olikel rambut. emua elemen epidermis epider mis dan dermis rusak. $uka bakar ini tampak putih, merah, coklat, atau hitam. )rea kemerahan tidak memutih saat ditekan karena suplai darah di area tersebut telah terganggu. embuluh darah darah dan kapiler kapiler yang yang mengal mengalami ami trombos trombosis is dapat dapat diisu diisualis alisasi. asi. $uka $uka bakar bakar ini benar3benar tidak menimbulkan rasa nyeri karena reseptor sensoris telah mengalami kerusakan total. elain itu area luka bakar ini tampak cekung karena lemak dan otot yang berada di baah area luka bakar telah hilang. $uka kecil kurang dari 4 cm mungkin dibiarkan sembuh dengan granulasi dan migrasi epitalium serat dari tepi luka. amun luka yang luas dengan kedalaman penuh dan terbuka menyebabkan pasien sangat rentan untuk menderita in*eksi dan malnutrisi. 4
2.2.!
eparahan
eparahan luka ditentukan oleh luas dan kedalaman luka bakar dan agens penyebab, aktu, dan keadaan di sekitar cedera luka bakar. 8ntuk mengkaji keparahan luka bakar beberapa *aktor yang harus dipertimbangkan : •
resentasi permukaan tubuh yang terbakar
•
edalaman luka bakar
•
$okasi anatomis luka bakar
•
8sia
•
iayat medis indiidu
•
eberadaan cedera penyerta
•
eberadaan cedera inhalasi
&eberapa metode yang menggunakan presentasi /&) ( total body sur*aced area# dapat digunakan untuk memperkirakan luasnya luka bakar. )turan sembilan membagi beberapa bagian tubuh menjadi " > dan kelipatannya. epala dianggap meakili " > /&), setiap lengan " >, setiap tungkai 1>, batang tubuh anterior 1>, batang tubuh posterior 1>, dan perineum 1>, sehingga jumlah totalnya 100>. $uka bakar mungkin hanya mengenai sebuah bagian permukaan tubuh atau dapat juga sirkum*erensial. isalnya, jika hanya permukaan anterior lengan yang terbakar, maka /&) diperkirakan bernilai 4,5>. amun, jika luka bakar mengelilingi seluruh lengan, maka nilai " >.
5
9ra*ik lund dan brauder dalah metode lain untuk mengukur ukuran luka. etode ini sangat direkomendasikan karena tepat untuk perbandingan kepala3tubuh yang besar pada bayi dan anak3 anak. engukuran permukaan ditetapkan untuk setiap bagian tubuh dalam kaitannya dengan usia pasien. 8ntuk memperkirakan luka bakar kecil yang menyebar (misalnya luka bakar akibat air mendidih dan luka bakar akibat minyak#. )turan telapak tangan memungkinkan pengkajian yang cepat sampai pengkajian lund dan brouder dapat dilakukan. /elapak tangan pasien sama dengan 1 > /&). Cedera luka bakar dapat berkisar dari lepuhan kecil sampai luka bakar dengan kedalaman penuh yang masi*. engenali kebutuhan akan deskripsi istilah yang jelas, american burn association menyusun sistem derajat keparahan cedera, yang digunakan untuk menentukkan besarnya cedera luka bakar dan untuk memberikan kriteria optimal untuk sumber ? sumber peraatan pasien di rumah sakit. eparahan cedera luka bakar dikategorikan sebagai luka bakar minor, moderat, dan mayor. Cedera luka bakar minor dapa ditangani di unit gaat darurat dengan pemeriksaan lanjutan raat jalan setiap 4 jam, sampai resiko in*eksi berkurang dan penyembuhan luka berlangsung. asien yang mengalami cedera luka bakar moderat tanpa komplikasi atau mengalami cedera luka bakar mayor harus dirujuk ke pusat luka bakar regional dan, jika tepat, ditran*er untuk mendapatkan asuhan khusus.
): etengah
$ahir
1 /h
5 /h
10 /h
15 /h
7easa
9 ½
!1"2
#1"2
$1"2
%1"2
&1"2
21"%
&1"%
%
%1"%
%1"2
%&"%
21"2
21"2
2&"%
&
&1"%
&1"2
kepala &: etengah aha C: etengah tungkai baah
6
9ambar. 7iagram bagan Lund & Browder , etoda yang digunakan untuk menghitung $/ luka bakar sesuai dengan golongan usia. etode telapak tangan. /elapak tangan klien dan jari ? jarinya meakili kira3 kira 1 persen area permukaan tubuh total (/&)#. resentase luka bakar didapatkan dengan melihat jumlah tangan klien yang dibutuhkan untuk menutupi seluruh area luka bakar. etode ini berguna ketika area yang terbakar kecil kurang dari 5 >. ( atricia. 2011: 15!@ ? 15!"# 2.& Eti'l'gi
1.!.1
$uka bakar termal disebabkan oleh paparan atau kontak langsung dengan api,
cairan panas, semi cairan (misalnya uap air#, semi padat(misalnya ter#, atau benda panas. 1.!.2
$uka bakar kimia disebabkan oleh kntak dengan asam kuat, basa kuat, atau
senyaa organik (misalnya bahan pembersih rumah tangga tertentu dan berbagai bahan kimia yang digunakan di industri, petanian, dan militer. 1.!.!
$uka bakar listrik dapat disebabkan oleh panas yang dihasilkan oleh energi
listrik seiring listrik tersebut meleati tubuh. 7apat disebabkan oleh kontak dengan kabel listrik yang terbuka atau bermasalah atau jalur listrik tegangan tinggi. 1.!.4
$uka bakar radiasi terkait dengan kecelakaan radiasi nuklir dan penggunaan
radiasi pengion di industri, dan iradiasi terapeutik. $uka bakar matahari, yang ditimbulkan akibat paparan berkepanjangan terhadap sinar ultraiolet( radiasi matahari#, juga dianggap sebagai luka bakar radiasi.
7
1.!.5
Cedera inhalasi. aparan terhadap gas as*iksian ( misalnya karbon monoksida#
dan asap pada umumnya terjadi pada cedera api, khususnya bila korban terperangkap dalam ruang yang tertutup dan penuh asap ( misalnya pada kebakaran rumah tinggal#. (Joyce. 2014:!" ? 40# 2.% Pat'fisi'l'gi
ulit adalah organ terbesar dari tubuh. eskipun tidak akti* secara metabolik, tetapi kulit melayani beberapa *ungsi penting bagi kelangsungan hidup di mana dapat terganggu akibat suatu cidera luka bakar. uatu cidera luka bakar akan mengganggu *ungsi kulit, seperti berikut ini: 1. 9angguan proteksi terhadap inasi kuman. 2. 9angguan sensasi yang memberikan in*ormasi tentang kondisi lingkungan. !. 9angguan sebagai *ungsi termoregulasi dan keseimbangan air. Jenis umum sebagian besar luka bakar adalah luka bakar akibat panas. Jaringan lunak akan mengalami cidera bila terkena suhu di atas 1150A (460C#. $uasnya kerusakan bergantung pada suhu permukaan dan lama kontak. ebagai contoh, pada kasus luka bakar tersiram air panas pada orang deasa, kontak selama 1 detik dengan air yang panas dari shower dengan suhu 6," 0C dapat menimbulkan luka bakar yang merusak epidermis dan dermis sehingga terjadi cidera derajat3tiga (full-thickness injury). ebagai mani*estasi dari cidera luka bakar panas, kulit akan melakukan pelepasan +at asoakti* yang menyebabkan
pembentukan
oksigen
reakti*
yang
menyebabkan
peningkatan
permeabilitas kapiler. Bal ini menyebabkan kehilangan cairan serta iskositas plasma meningkat dengan menghasilkan suatu *ormasi mikrotrombus. Cidera luka bakar dapat menyebabkan keadaan hipermetabolik dimani*estasikan dengan adanya demam, peningkatan laju metabolisme, peningkatan entilasi, peningkatan curah jantung, peningkatan glukoneogenesis serta meningkatkan katabolisme otot iseral dan rangka. asien membutuhkan dukungan komprehensi* yang berkelanjutan sampai penutupan luka selesai. (uttain,2011:2003201#
8
2.$ Manifestasi Klinis
2.5.1
7erajat cedera.
$uka bakar ketebalan 3 sebagian derajat ? satu bersi*at super*isial dan nyeri serta tampak merah. $uka bakar ketebalan 3 sebagian derajat 3 dua tampak basah atau berlepuh dan sangat nyeri.
$uka bakar ketebalan3 penuh derajat
tiga ditandai dengan kerusakan pada seluruh epidermis dan dermis. $uka bakar ketebalan3 penuh tampak kering dan berbintik serta berarna hitam, abu 3 abu, atau putih, atau merah. $uka bakar ketebalan penuh derajat ? empat melibatkan kulit, jaringan sub3kutan (lemak#, otot, dan terkadang tulang. ulit tampak gosong atau mungkin terbakar habis. 2.5.2
Bipotermia
Bipotermia dapat terjadi akibat hilangnya panas tubuh leat luka dan ditandai pada suhu inti tubuh kurang dari ",6 0 A (!@0 C#. Bipotermia sangat berbahaya karena menyebabkan menggigil, yang lalu menyebabkan peningkatan konsumsi oksigen dan kebutuhan kalorik serta asokonstriksi pada peri*er. Bipotermia sering terjadi pada cedera luas selama beberapa jam pertama setelah cedera, eakuasi, dan transpor ke *asilitas luka bakar. 2.5.!
etidakseimbangan cairan dan elektrolit.
ehilangan leat penguapan yang tidak dikompensasi dengan penggantian cairan ditandai dengan tekanan darah yang rendah, penurunan keluaran urine, membran mukus yang kering, dan buruknya turgor kulit. Biponatremia, hipernatremia, dan hiperkalemia, adalah kelainan elektrolit yang memengaruhi klien dengan cedera luka bakar pada titik3 titik yang berbeda selama proses pemulihan. $uka bakar luas ( lebih besar dari 25 > area permukaan tubuh total# menyebabkan edema tubuh generalisata yang memengaruhi baik jaringan yang terbakar maupun tidak dan penurunan olume darah intraaskuler. )ngka hematokrit meningkat pada 24 jam pertama setelah cedera, menunjukkan hemokonsentrasi dari hilangnya cairan intraaskular. elain itu, kehilangan cairan melalui penguapan pada luka bakar 4 hingga 20 kali lebih banyak daripada normal dan tetap meningkat hingga penutupan luka secara utuh tercapai. )kibatnya adalah penurunan per*usi organ. eluaran urine untuk klien deasa yang mendapatkan penggantian cairan setelah cedera 9
luka bakar mayor berkurang hingga kurang dari !0 ml%jam. /emuan *isik sampel urine memperlihatkan adanya dehidrasi, yang ditandai oleh urine terkonsentrasi berarna kuning gelap dan peningkatan graitasi spesi*ik. emeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan kadar nitrogen urea darah (&8# hingga klien terhidrasi secara memadai. ani*estasi mortalitas gastrointestinal yang menurun setelah cedera luka bakar mayor mencakup hilangnya bising usus, kotoran, atau buang gasD mual dan muntah serta distensi perut. ada kurang lebih 1 hingga !6 jam setelah cedera luka bakar integritas membran kapiler mulai kembali. eningkatan aal pada hematokrit, terlihat dini setelah cedera, turun hingga dibaah normal pada hari ketiga atau keempat setelah cedera. /urunnya hematokrit terjadi akibat hilangnya sel darah merah dan kerusakan yang terjadi pada saat cedera. 2.5.4
erubahan pada respirasi.
ada aalnya, pada klien dapat terjadi takipneu setelah cedera luka bakar. )nalisis gas darah arteri dapat menampilkan tekanan oksigen arteri (a; 2 # yang relati* normal, dengan saturasi oksigen yang lebih rendah darai yang diharapkan relati* terhadap ;2. ada mereka dengan cedar inhalasi, insu*isiensi pernapasan dapat terjadi selama *ase resusitasi ketika pergeseran cairan pada titik tertinggi dan cedera parenkim paru sangat rentan terhadap pembentukan edema. elanjutnya dalam perjalanan pemulihan, gaga napas dapat terjadi karena in*eksi(seringkali 10 hari hingga minggu setelah cedera. 7iagnosis keracunan C; dibuat denganmengukur kadar C;Bb dalam darah. ani*estasi aal berhubungan dengan menurunnya oksigenasi jaringan serebral dan bersi*at neurologik. $uka bakar termal terhadap salura napas atas ( mulut, naso*aring, dan laring#, secara khas tamapak kemerahan dan bengkak, dengan luka3 luka atau lepuh 3lepuh mukosa. =dema mukosa yang meningkat dapat menyebabkan obstruksi saluran napas atas, biasanya dalam 24 hingga 2 jam setelah cedera. ani*estasi klinis yang terlihat pada penyempitan saluran napas mencakup stridor, dispnea, peningkatan kerja pernapasan, penggunaan otot3 otot bantu napas, dan pada akhirnya sianosis. /emuan *isik saat klien masuk yang menunjukkan adanya paparan asap meliputi jelaga pada ajah dan lubang hidung, luka bakar pada ajah, jelaga pada sputum, batuk, dan mengi. 2.5.5
enurunnya curah jantung. 10
etelah cedera luka bakar yang luas, denyut jantung dan tahanan askular peri*er meningkat sebagai tanggapan atas pelepasan katekolamin da hipoolemia relati*, namun curah jantung pada aalnya menurun (hipo*ungsi#. enurunan curah jantung yang terlihat pada aalnya setelah cedera luka bakar ditunjukkan oleh penurunan tekanan darah, penurunan keluaran urine, denyut peri*er yang lemah, dan jika dipantau leat kateter arteri pulmonal, curah jantung kurang dari 4 liter%menit, indeks jantung kurang dari 2,5 $%menit, dan tahanan askular sistemik kurang dari "00 dyne. 2.5.6
espon nyeri.
lien akan mengalami nyeri yang hebat akibat luka bakar dan terpaparnya ujung sara* karena hilangnya integritas kulit. ! jenis nyeri yang muncul: nyeri latar, nyeri lonjakan dan nyeri prosedural. yeri latar dialami ketika klien sedang beristirahat atau sedang melakukan aktiitas yang tidak behubungan dengan prosedur, seperti berganti posisi di tempat tidur, atau pada gerakan dinding dada atau perut yang terjadi pada pernapasan dalam atau batuk. yeri latar dijelaskan sebagai bersi*at terus3 menerus dan berintensitas rendah, biasanya berlangsung selama pemulihan. manajemen nyeri latar seringkali dilakukan dengan analgetik kerja panjang menggunakan modalitas seperti analgesia terkontrol3 klien,
in*use berkelanjutan, atau obat oral lepas
berkelanjutan. yeri lonjakan adalah peningkatan nyeri yang dirasakan yang melebihi tingkat intensitas rendah nyeri latar. yeri lonjakan terjadi secara intermiten sepanjang hari. Entensitas dan *rekuensi nyeri lonjakan berkurang seiring sembuhnya luka. anajemen nyeri lonjakan dilakukan dengan menggunakan obat kerja singkat. yeri prosedural dijelaskan sebagai nyeri akut dan berintensitas tinggi. anajemen bergantung pada *ase pemulihan dan termasuk opioid kerja singkat (misalnya mor*in sul*at, *entanil,hidromor*on, oksikodon, ketamin#. ;bat inhalasi, seperti nitrat oksida, dapat pula digunakan untuk menangani nyeri prosedural. 2.5.@
/ingkat kesadaran yang teganggu.
Jarang terjadi klien dengan cedera luka bakar mengalami kerusakan neurologi kecuali paparan yang lama terhadap asap telah terjadi. Jika agitasi terjadi segera pada periode pasca cedera, klien mungkin menderita hipoksemia atau hipoolemia dan membutuhkan penilaian lebih lanjut untuk mengidenti*ikasi penyebab perubahan itu. etika perubahan tingkat kesadaran terjadi saat 11
masuk ke rumah sakit, seringkali berhubungan dengan trauma neurologi (misalnya jatuh, kecelakaan kendaraan bermotor#, gangguan per*usi ke otak, hipoksemia (seperti pada kebakaran diruang tertutup#, cedera inhalasi (seperti pada paparan terhadap as*iksiat atau bahan3 bahan beracun lainnya dari kebakaran#, cedera luka bakar listrik, atau e*ek obat 3 obat yang muncul dalam tubuh pada saat cedera. ani*estasi neurologi dapat mencakup sakit kepala, pusing%puyeng, hilang ingatan, kebingungan atau hilangnya kesadaran, disorientasi, perubahan isual, halusinasi keagresi*an dan koma. 2.5.
erubahan psikologi.
egera setelah cedera, mereka yang dengan cedera mayor dapat merespons dengan syok psikologi, ketidakpercayaan, kecemasan, dan perasaan terbebani. asalah yang paling umum yang terjadi
selama *ase akut pemulihan
mencakup kesedihan, depresi, kecemasan, dan gangguan stress akut (yaitu, perasaan
mengalami
kembali
trauma
yang
muncul
terus3
menerus,
penghindaran dari stimulus yang berkaitan dengan trauma, dan mani*estasi mudah terbangun#. lien dapat mengalami mimpi buruk atau kilas balik cedera, masalah tidur, dan regresi perilaku.( Joyce. 2014: 4434# 2.# Pe(eriksaan Pen)n*ang
2..1
Bitung darah lengkap : peningkatan Bt aal menunjukan hemokonsentrasi sehubungan dngan perpindahan%kehilangan cairan. elanjutnya menurunkan Bt dan 7 dapat terjadi sehubungan dengan kerusakan oleh panas terhadap endotelium pembuluh darah.
2..2
7 : leukositosis dapat terjadi sehubungan dengan kehilangan sel pada sisi luka dan respon in*lamasi terhadap cidera.
2..!
97) : dasar penting untuk kecurigaan cidera inhalasi. enuruan a;2 atau peningkatan aC;2 mungkin terlihat pada retensi karbon monoksida. )sidosis dapat terjadi sehubungan dengan penurunan *ungsi ginjal dan kehilanagan mekanisme kompensasi pernapasan.
2..4
C;Bbg ( arboksi Bemoglobin # : eningkatan lebih dari 15> mengindikasikan keracunan karbon monoksida%cidera inhalasi.
2..5
=lektrolit serum : kalium dapat meningkat pada aal sehubungan dengan cidera jaringan%kerusakan sel darah merah dan penuurunan *ungsi ginjal. Bipokalemia dapat terjadi bila mulai deuresis, magnesium mungkin menurun. atrium pada al mungkin
12
menurun pada kehilangan air, hiponatremia dapat terjadi selanjutnya saat terjadi konserasi ginjal. 2..6
atrium urin random : lebih besar dari 20 m=g%$ mengindikasikan kelebihan resusitasi cairan. urang dari 10 m=g%$ menduga ketidakadekuatan resusitasi cairan.
2..@
)lkali
Aos*at
:
eningkatan
sehubungan
dengan
perpindahan
cairan
interstitial%gangguan pompa natrium. 2..
9lukosa erum : eningkatan menunjukan respon stress.
2.."
)lbumin erum : rasio albumin%globulin mungkin terbalik sehubungan dengan kehilangan protein.
2..10 &8%kreatinin : peningkatan menunjukan penurunan *ungsi ginjal, namun kreatinin dapat meningkat akibat cidera jaringan. 2..11 8rin : adanya albumin, Bb dan myoglobulin menunjukan kerusakan jaringan dalam dan kehilangan protein. 2..12 Aoto otgen dada : dapat tampak normal pada pasca luka bakar dini meskipun pada cidera inhalasi, namun cidera inhalasi yang sesungguhnya akan ada saat progresi* tanpa *oto dada. 2..1! &ronkoskopi serat optik : &erguna dalam diagnosa luas cedera inhalasi, hasil dapat meliputi edema, perdarahan. 2..14 =9 : tanda iskemia miokardial% disritmia (7oenges,1""":0@# 2.+ Penatalaksanaan
)da beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penatalaksanaan luka yaitu: 2..1
enyembuhan $uka
[email protected] roses penyembuhan luka terbagi dalam ! Aase yaitu FASE INFLAMASI
)dalah *ase yang bertentangan dari terjadinya luka bakar sampai !34 hari pasca luka bakar. 7alam *ase ini terjadi perubahan askular dan proli*erasi selular. 7aerah luka mengalami agregasi trombosit dan mengeluarkan serotinin, ulai timbul epitelisasi. FASE FIBROLASTIK
13
)dalah *ase yang dimulai pada hari ke 4320 pasca luka bakar. ada *ase ini timbul sebukan *ibroblast yang membentuk kolagen yang tampak secara klinis sebagai jaringan granulasi yang berarna kemerahan. FASE MATURASI
)dalah *ase dimana terjadinya proses pematangan kolagen. ada *ase ini terjadi pula penurunan aktiitas selular dan askular, berlangsung hingga bulan sampai lebih dari 1 tahun dan berakhir jika sudah tidak ada tanda3 tanda radang. &entuk akhir dari *ase ini berupa jaringan parut yang berarna pucat, tipis, lemas tanpa rasa nyeri atau gatal. ( Christanti,1""":24325 # 2..2
enanganan $uka enanganan luka merupakan hal yang sangat penting dalam menangani pasien luka bakar baik untuk mencegah in*eksi maupun menghindari terjadinya sindrom kompartemen karena adanya luka bakar Circumferencial .
2..!
endinginan $uka engingat si*at kulit adalah sebagai penyimpanan panas yang terbaik ( Beat restore# maka, pada pasien yang mengalami luka bakar, tubuh masih tetap menyimpan energi panas sampai beberapa menit setelah terjadinya trauma panas. ;leh karena itu, tindakan pendinginan luka perlu dilakukan untuk mencegah pasien berada pada +ona luka bakar lebih dalam. /indakan ini juga dapat mengurangi perluasan kerusakan *isik sel, mencegah dehidrasi dan membersihkan luka sekaligus mengurangi nyeri. endingunan luka dilakukan sebelum kontak dengan petugas kesehatan, pendinginan luka bisa menggunakan air mengalir.
2..4
7ebridemen /indakan debridemen bertujuan untuk membersihkan luka dari jaringan nekrosis atau bahan lain yang menempel pada luka. /indakan ini bisa dilakukan pada saat pendinginan luka, peraatan luka, penggantian balutan, atau pada saat tindakan pembedahan. /indakan debridemen ini penting dilakukan untuk mencegah terjadinya in*eksi luka dan mempercepat proses penyembuhan luka.
2..5
/indakan embedahan 14
$uka bakar mengakibatkan terjadinya jaringan parut. Jaringan parut merupakan jaringan dermis dan epidermis yang berisi protein yang teragulasi yang dapat bersi*at progresi*. ada luka bakar Circumferential jaringan luka bakar yang terbentuk akan mengeras dan menekan pembuluh darah sehingga memerlukan tindakan Eskarotomi. =skarotomi merupakan tindakan pembedahan utama untuk mengatasi per*usi jaringan yang tidak adekuat karena adanya eschar yang menekan askular. /indakan yang dilakukan hanya berupa insisi dan &8) membuang =schar. )pabila tindakan ini tidak dilakukan maka akan mengakibatkan tidak adanya aliran darah ke pembuluh darah dan terjadi hipoksia serta iskemia jaringan. /indakan ini sebaiknya dilakukan sebelum hari ke35. /anda3 tanda klinis yang harus diperhatikan untuk menentukan dilakukannya tindakan eskarotomi antara lain : adanya sianosis jaringan distal, kapilarisasi darurat tanpa anastesi. 7aerah yang telah dieskarotomi diberi obat topikal antibakteri dan diraat setiap hari. ada luka bakar dalam karena sengatan listrik dapat menyebabkan edema yang hebat pada *asia yang selanjutnya dapat mengakibatkan kesemutan ( penekanan syara* #, penekanan ena, nekrose ( penekanan arteri #. ada kondisi seperti ini pasien memerlukan tindakan asiotomi. /indakan pembedahan lain yang sering dilakukan pada pasien luka bakar adalah Eksisi tan!ensial yaitu tindakan membuang jaringan dan jaringan dibaahnya sampai persis diatas Aasia dimana terdapat pleksus pembuluh darah sehingga bisa langsung dilakukan operasi tandur kulit. 2..6
/erapi Esolasi dan anipulasi $ingkungan $uka bakar mengakibatkan imunosupresi ( penekanan sistem imun# tubuh selama tahap aal cedera. ;leh karenanya pasien luka bakar memerlukan ruangan khusus dengan suhu ruangan yang dapat diatur, udara bersih, serta te rpisah dari pasien lain yang bisa menimbulkan in*eksi silang. )lat tenun yang digunakan harus steril, peraat menggunakan masker, gaun dan sarung tangan steril setiap kali melakukan tindakan untuk pasien. eraat sebaiknya menggunakan lebih banyak alat dissposible dan menjaga kebersihan seluruh perangkat% perabot yang ada diruangan. /idak dianjurkan untuk meletakkan 15
tanaman% karangan bunga diruangan untuk mengurangi in*eksi pseudomonas ( karena pseudomonas menyukai lingkungan area tanaman#. (Christanti,1"""# 2..@
esusitasi cairan emberian cairan sangat diperlukan dalam kasus luka bakar yaitu 4cc%kg&&% >luas luka bakar dimana setengahnya diberikan jam pertama dan setengahnya diberikan jam berikutnya. esusitasi cairan pada 24 jam pertama berupa cairan kristaloid yaitu $ dengan targat urine output 1cc%kg&& ada 24 jam kedua menggunakan cairan koloid%plasma 0,5 ml%kg&&%>luas luka bakar. ada !2 jam bisa diberikan in*use nutrisi misal 75>. erlu obserasi suhu tubuh, urin output.
2.! K'(,likasi 2.!.1
Bipertro*i Jaringan arut Bipertro*i jaringan parut merupakan komplikasi kulit yang biasa di alami pasien dengan luka bakar yang sulit dicegah, akan tetapi masih bisa diatasi dengan tindakan tertentu. /erbentuknya hipertro*i jaringan parut pada pasien luka bakar dipengaruhi oleh berbagai *aktor antara lain : 1. edalaman luka bakar 2. i*at kulit !. 8sia pasien 4. $amanya aktu penutupan kulit 5. enenduran kulit
16
Jaringan parut mengalami pembentukan secara akti* pada 6 bulan post luka bakar dengan arna aal merah muda dan menimbulkan rasa gatal, pembentukan jaringan parut terus berlangsung dan arna berubah jadi merah, merah tua sampai coklat dan terba keras% tegang, setelah 1231 bulan, jaringan parut akan mengalami tahap maturasi dan arna menjadi coklat muda dan teraba lebih lembut% lemas. emebentukan hipertro*i jaringan parut ini tidak dapat dicegah tetapi dengan tindakan konserati* dapat diantisipasi sejak minggu3 minggu aal *ase penyembuhan luka ( *ase pembentukan kolagen #. eringkali tindakan pembedahan juga diperlukan untuk mengatasi
jaringanparut
terutamajika
mempengaruhi
*ungsi
gerak%
sendi,
mengakibatkan imobilitas dan menganggu kenyamanan serta citra tubuh pasien. embedahan yangdilakukan bisa berlangsung berulang kali. ( Christanti,1""":22324 # 2..2
ontraktur ontraktur adalah komplikasi yang hampir selalu menyertai luka bkar dan menimbulkan gangguan *ungsi pergerakan. &eberapa tindakan yang dapat mencegah atau mengurangi komplikasi kontraktur adalah : 1. emberian posisi yang baik dan benar sejak dini ( aal cedera luka bakar # 2. )mbulasi yang dilakukan 23! <%hari sesegera mungkin ( perhstiksn bila ada *raktur# pada pasien yang terpasang berbagai alat inasi* misalnya: EF $ines, 9/, =9, dll perlu disiapkan dan dibantu yang untuk ambulasi pasi*. !. resure garment adalah pakaian yang dapat memberikan tekanan, bertujuan menekan timbulnya hipertro*i scar, dimana penggunaan presure garment ini dapat menghambat mobilitas dan mendukung terjadinya kontraktur. - Christanti,1""":22324 #
2..!
En*eksi asalah utama yang seringkali dialami pasien luka bakar yaitu terjadinya in*eksi yang kemudian berakhir dengan sepsis. En*eksi secara klinis dapat dide*enisikan sebagai pertumbuhan organisme pada luka yang berhubungan dengan reaksi jaringan dan tergantung pada banyaknya mikroorganisme patogen dan meningkat dengan irulensi resistensi dari pasien. eringkali kolonisasi disalahartikan sebagai in*eksi. 17
olonisasi merupakan pertumbuhan organisme pada luka tetapi tidak menimbulkan respon tertentu sebagai merah, bengkak dan nyeri dengan jumlah mikroorganisme G 100.000%gram jaringan. ( Christanti,1""":25326 # 2.!.%
&erdasarkan data3data hasil pengkajian, komplikasi yang potensial dalam *ase darurat% resusitasi peraatan luka bakar ,mencakup keadaan berikut ini: a. 9agal respirasi yang akut b. yok sirkulasi c. 9agal ginjal akut d. indroma kompartemen e. Eleus paralitik *.
2..5
8lkus curling
&erdasarkan data3data hasil pengkajian, komplikasi yang potensial dalam *ase akut peraatan luka bakar dapat mencakup keadaan berikut ini: a. 9agal jantung konghesi* dan edema pulmonal b. epsis c. 9agal na*as akut d. "dult res#iratory distress syndrome e. erusakan iseral ( luka bakar listrik# (&runner ' uddarth,2002#
18
2.9 O/ • • •
adiasi sinar matahari )ir panas Pengalihan energy panas inyak anassumber panas dari suatu
•
)pi
•
Hat kimia Enhalasi (ajanan gas, ledakan#
•
ke ada tubuh
Cemas dengan kondisi dan prognosis luka bakar
B1
B2
ehilangan kulit barrier
Enhalasi karbonmonoksida
olekul ;2 tergeser enurunan mekanisme untuk menjaga suhu tubuh
arbon monoksida berikatan dengan hemoglobin
arboksihemoglobin enyebabkan *ungsi silia hilang enurunan pengantaran oksigen oleh darah ke seluruh tubuh
0angg)an Pert)karan 0as
Bipersekresi
ehilangan panas tubuh melalui eaporasi
i,'ter(i
Aungsi sistem imun tertekan
enurunan aktiitas lim*osit
erubahan *ungsi neutro*il dan makro*ag
Enasi bakteri meningkat
Ketiakfektifan 3ersi4an *alan nafas
Cidera Jaringan
Resik' Infeksi
B#
B$
Bipermetabolisme
19
enurunan pembentukan imunoglobulin
&ronkospasme, ekspektorasi partikel3partikel karbon dalam
B&
Ansietas
$uka bakar pada derajat tiga (*ull3 thickness injury#
Cedera jaringan lunak ( dermis, epidermis#
20
arboksihemoglobin enyebabkan *ungsi silia hilang enurunan pengantaran oksigen oleh darah ke seluruh tubuh
0angg)an Pert)karan 0as
Bipersekresi
ehilangan panas tubuh melalui eaporasi
i,'ter(i
enurunan pembentukan imunoglobulin
erubahan *ungsi neutro*il dan makro*ag
&ronkospasme, ekspektorasi partikel3partikel karbon dalam
Enasi bakteri meningkat
Ketiakfektifan 3ersi4an *alan nafas
B&
Cidera Jaringan
Resik' Infeksi
B#
B$
Bipermetabolisme
$uka bakar pada derajat tiga (*ull3 thickness injury#
Cedera jaringan lunak ( dermis, epidermis#
20
enggunaan 9lukosa dalam tubuh engenai ujung sara* yang ada di daerah luka N)trisi K)rang ari Ke3)t)4an 5)3)4
)ktiasi system sara* simpati
elepasan ediator nyeri (histamine,prostaglandin, bradikinin#
$epuhan yang terjadi dalam tempo beberapa menit dan dapat terpecah dan edema
erusakan jaringan kulit
Ker)sakan Integritas k)lit
eterbatasan melakukan motorik kasar
a(3atan M'3ilitas 7isik
eningkatkan sensitiitas nyeri
N6eri
21
enggunaan 9lukosa dalam tubuh engenai ujung sara* yang ada di daerah luka N)trisi K)rang ari Ke3)t)4an 5)3)4
)ktiasi system sara* simpati
$epuhan yang terjadi dalam tempo beberapa menit dan dapat terpecah dan edema
erusakan jaringan kulit
Ker)sakan Integritas k)lit
eterbatasan melakukan motorik kasar
elepasan ediator nyeri (histamine,prostaglandin, bradikinin#
a(3atan M'3ilitas 7isik
eningkatkan sensitiitas nyeri
N6eri
21
BAB III KONSEP ASUAN KEPERAA5AN PADA PASIEN DEN0AN LUKA BAKAR
&.1 Pengka*ian &.1.1
Ientitas
8mur : luka bakar dapat dialami siapa saja.(=**endy, 1""": 1# Cedera luka bakar pada deasa lebih cenderung terjadi pada laki 3 laki dengan kelompok usia 20 hingga 40. $uka bakar lepuh terjadi pada kira3 kira 10 > deasa, dan !0 > pada anak3 anak. )nak berusia 2 hingga 4 tahun menderita lebih banyak cedera
lepuh
dibandingkan
dengan
orang
dari
kelompok
usia
lainnya.
( Joyce.2014:40# &.1.2
Kel)4an Uta(a
eluhan utama yang dirasakan oleh klien luka bakar adalah nyeri, sesak na*as. yeri dapat disebabkan kerena iritasi terhadap sara*. esak na*as yang timbul beberapa jam atau hari setelah klien mengalami luka bakardan disebabkan karena pelebaran pembuluh darah sehingga timbul penyumbatan saluran na*as bagian atas, bila edema paru berakibat penurunan ekspansi paru.
BAB III KONSEP ASUAN KEPERAA5AN PADA PASIEN DEN0AN LUKA BAKAR
&.1 Pengka*ian &.1.1
Ientitas
8mur : luka bakar dapat dialami siapa saja.(=**endy, 1""": 1# Cedera luka bakar pada deasa lebih cenderung terjadi pada laki 3 laki dengan kelompok usia 20 hingga 40. $uka bakar lepuh terjadi pada kira3 kira 10 > deasa, dan !0 > pada anak3 anak. )nak berusia 2 hingga 4 tahun menderita lebih banyak cedera
lepuh
dibandingkan
dengan
orang
dari
kelompok
usia
lainnya.
( Joyce.2014:40# &.1.2
Kel)4an Uta(a
eluhan utama yang dirasakan oleh klien luka bakar adalah nyeri, sesak na*as. yeri dapat disebabkan kerena iritasi terhadap sara*. esak na*as yang timbul beberapa jam atau hari setelah klien mengalami luka bakardan disebabkan karena pelebaran pembuluh darah sehingga timbul penyumbatan saluran na*as bagian atas, bila edema paru berakibat penurunan ekspansi paru. &.1.&
Ri8a6at Pen6akit Sekarang
yeri dan eritema setempat yang biasa terjadi tanpa lepuh dalam aktu 24 jam pertama (luka bakar derajat satu#.enggigil, sakit kepala edema local dan nausea serta omitus (pada luka bakar derajat satu yang lebih berat#.$epuhan berdinding tipis berisi cairan, yang muncul dalam tempo beberapa menit sesudah cedera disertai edema ringan hingga sedang dan rasa nyeri (luka bakar derajat dua dengan ketebalan parsial3super*isial#./ampilan putih seperti lilin pada daerah yang rusak (luka bakar derajat dua dengan ketebalan parsial3dalam#.Jaringan seperti bahan dari kulit yang berarna putih, cokelat, atau hitam dengan pembuluh darah yang terlihat dan mengalami trombosis akibat destruksi elastisitas kulit (bagian dorsum tangan merupakan lokasi yang paling sering terdapat ena yang mengalami trombosis # tanpa disertai lepuhan (luka bakar derajat tiga#.7aerah yang menonjol dan berarna seperti perak, yang biasa terlihat pada tempat terkena arus listrik (luka bakar elektrik#.&ulu hidung yang berbau sangit, luka bakar mukosa, perubahan suara, batuk3batuk, mengi, hangus pada mulut atau hidung, dan sputum berarna gelap (karena inhalasi asap dan kerusakan paru#.(oalak, 2011: 61#
22
&.1.%
Ri8a6at Pen6akit Da4)l)
erupakan riayat penyakit yang mungkin pernah diderita oleh klien sebelum mengalami luka bakar. enyakit jantung, paru, endokrin, dan ginjal yang melemahkan khususnya, insu*isiensi jantung paru, diabetes, penyakit terkait alkohol, dan gagal ginjal dapat
mempengaruhi
respon klien
terhadap cedera
dan
pegobatan.
(Joyce.2014:52# &.1.$
Ri8a6at Pen6akit Kel)arga
erupakan gambaran keadaan kesehatan keluarga dan penyakit yang berhubungan dengan kesehatan klien, meliputi : jumlah anggota keluarga, kebiasaan keluarga mencari pertolongan, tanggapan keluarga mengenai masalah kesehatan, serta kemungkinan penyakit turunan &.1.#
Ri8a6at Psik's'sial
ada klien dengan luka bakar sering muncul masalah konsep diri body ima!e yang disebabkan karena *ungsi kulit sebagai kosmetik mengalami gangguan perubahan. elain itu juga luka bakar juga membutuhkan peraatan yang lama sehingga mengganggu klien dalam melakukan akti*itas. Bal ini menumbuhkan takut,marah, menarik diri. (7oenges,1"""# &.1.+
P'la Pe(en)4an Ke3)t)4an Dasar
&.1.+.1 N)trisi
Bipermetabolisme akan terus bertahan sesudah terjadinya luka bakar sampai luka tersebut menutup.asien akan mengalami kekurangan berat badan yang cukup besar selama *ase pemulihan akibat luka bakar yang berat asien mengalami anoreksia, mual , muntah. (melt+er, 2011D7oenges,1""" # &.1.+.2 Eli(inasi
Baluaran urine menurun%tak ada selama *ase daruratD arna mungkin hitam kemerahan bila terjadi mioglobin, mengindikasikan kerusakan otot dalamD diuresis (setelah kebocoran kapiler dan mobilisasi cairan ke dalam sirkulasi#D penurunan bising usus%tak adaD khususnya pada luka bakar kutaneus lebih besar dari 20> sebagai stres penurunan motilitas%peristaltik gastrik. (7oenges,1""":05# &.1.+.& Aktiitas an Istira4at
)ktiitas mengalami gangguan, penurunan kekuatan dan tahanan, ketebatasan rentang gerak pada area yang sakit. ola pemenuhan istirahat tidur juga mengalami gangguan. Bal ini disebabkan karena adanya rasa nyeri . (7oenges,1"""# 23
&.1.+.% 6giene Perse'rangan
ada pemeliharaan kebersihan badan mengalami penurunan karena klien tidak dapat mengalami keterbatasan rentang gerak. &.2 Pe(eriksaan 7isik &.2.1
B1 Breat4
emungkinan cedera inhalasi dapat terjadi serakD batuk mengiD partikel karbon dalam sputumD ketidakmampuan menelan sekresi oral dan sianosis.engembangan torak mungkin terbatas pada adanya luka bakar lingkar dadaD jalan na*as atau stridor%mengii (obstruksi sehubungan dengan laringospasme, oedema laringeal#D bunyi na*as: gemericik (oedema paru#D stridor (oedema laringeal#D sekret jalan na*as dalam (ronkhi#. (7oenges,1"""# &.2.2
B2 Bl''
enurunan nadi peri*er distal pada ekstermitas yang cidera, asokonstriksi peri*er umum dengan kehilangan nadi, kulit putih dan dingin (syok listrik#. /akikardia (syok%ansietas%nyeri#, disritmia (syok listrik#, edema jaringan. (7oenges,1""":05# &.2.&
B& Brain
)rea kebas, kesemutan,perubahan orientasiD a*ek, perilakuD penurunan re*leks tendon dalam (/7# pada cedera ekstremitasD akti*itas kejang (syok listrik#D laserasi kornealD kerusakan retinalD penurunan ketajaman penglihatan (syok listrik#D ruptur membran timpanik (syok listrik#D
paralisis
(cedera
listrik
pada aliran sara*#, nyeri
(7oenges,1""":05# &.2.%
B% Blaer
enuruan haluaran urin, perubahan arna urin hitam kemerahan bila terjadi mioglobin. (7oenges,1"""# &.2.$
B$ B'8el
enurunan bising usus%tidak ada. 7istensi abdomen.(7oenges,1"""# &.2.#
B# B'ne an Integ)(en
$epuhan, gangguan masa otot dan kekuatan otot menurun. (7oenges,1"""#
24
&.& Diagn'sa Ke,era8atan
!.!.1
9angguan pertukaran gas berhubungan dengan keracunan karbon monoksidaD inhalasi asap dan obstruksi saluran napas atas.
!.!.2
etidake*ekti*an bersihan jalan napas berhubungan obstruksi trakeobronkial: edema mukosa dan hilangnya kerja silia (inhalasi asap# luka bakar seputar leher, kompresi jalan napas torak dan dada atau keterbatasan pengembangan dada. /rauma cedera: cedera jalan napas atas langsung oleh api, pemanasan, udara panas, dan kimia%gas.
!.!.!
esiko tinggi in*eksi berhubungan dengan hilangnya barier kulit dan terganggunya respon imun.
!.!.4
Bipotermia berhubungan dengan gangguan mikrosirkulasi kulit dan luka yang terbuka.
!.!.5
yeri berhubungan dengan hipoksia jaringanD cidera jaringanD serta sara* dan dampak emosional dari luka bakar.
!.!.6
etidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengn hipermetabolisme dan kebutuhan bagi kesembuhan luka.
( uttain,2011# !.!.@
Bambatan mobilitas *isik yang berhubungan dengan penurunan kekuatan dan tahanan yang ditandai dengan ketidakmampuan untuk bergerak sesuai tujuan rentang gerak terbatas, penurunan kekuatan control atau massa otot.
!.!. erusakan integritas kulit yang berhubungan dengan kerusakan permukaan kulit karena destruksi lapisan kulit yang ditandai dengan tidak adanya jaringan yang hidup.(7oenges,1""":# !.!."
)nsietas berhubungan dengan ketakutan dan dampak emosional dari luka bakar.(7oenges.1""": 20321#
&.% Interensi an Rasi'nal &.%.1
9angguan pertukaran gas berhubungan dengan keracunan karbon monoksidaD inhalasi asap dan obstruksi saluran napas atas.
/ujuan : asien dapat menunjukkan perbaikan pertukaran gas setelah dilakukan tindakan keperaatan dengan kriteria hasil : asien tidak sesak napas.
25
normal sesuai dengan tingkat usia (deasa 12320<%menit#. emeriksaan gas arteri pB @,40 I 0,005, BC; ! 24 I 2 m=%$ dan aC; 240
mmBg. Enterensi : 1# aji *aktor penyebab gangguan pertukaran gas. % emeriksaan untuk mengkaji pertukaran gas yang adekuat dan bersihan saluran napasn merupakan aktiitas keperaatan yang esensial. Arekuensi, kualitas dan dalamnya respirasi harus dicatat. aru3paru diauskultasi untuk mendeteksi suara tambahan (abnormal#. 7i samping pengkajian keperaatan terhadap status respirasi, oksimeter denyut nadi dapat digunakan untuk memantau kadar oksigen dalam darah arterial. emakaian oksimeter denyut nadi pada pasien luka bakar memiliki kekurangan, yaitu per*usi jaringan yang buruk, serta edema mempersulit pemeriksa untuk mendapatkan signal yang akurat dan oksimeter tidak dapat membedakan karboksihemoglobin dengan oksihemoglobin. 2# onitor ketat //F. % erubahan //F akan memberikan dampak pada resiko asidosis yang bertambah berat dan berindikasi pada interensi untuk secepatnya melakukan koreksi asidosis. !# olaborasi pemberian oksigen 4 liter%menit dengan metode kanul atau sungkup non-rebreathin! . % /erapi pemeliharaan untuk kebutuhan asupan oksigenasi. 4# Estirahatkan pasien dengan posisi *oler. % osisi *oler akan meningkatkan ekspansi paru optimal. Estirahat akan mengurangi kerja
jantung, meningkatkan tenaga cadangan jantung
dan
menurunkan tekanan darah. 5# anajemen lingkungan : lingkungan tenang dan batasi pengunjung.
26
% $ingkungan tenang akan menurunkan stimulus nyeri eksternal dan pembatasan pembatasan pengunjung akan membantu meningkatkan kondisi ; 2ruangan yang akan berkurang apabila banyak pengunjung yang berada di ruangan. 6# olaborasi pemberian bikarbonat. % Jika penyebab masalah adalah masukan klorida, maka pengobatannya adalah ditunjukan pada menghilangkan sumber klorida. @# ;bserasi data laboratorium analisis gas darah berkelanjutan. % /ujuan interensi keperaatan pada asidosis metabolik adalah meningkatkan pB sistemik ke batas yang aman dan mengulangi sebab3sebab asidosis yang mendasarinya. 7engan monitoring perunahan dari analisa gas darah berguna untuk menghindari komplikasi yang tidak diharapakan. (uttain,2011:20"#
!.4.2
7iagnosa keperaatan: ketidak*ekti*an bersihan jalan napas.
Aaktor resiko meliputi: obstruksi trakeobronkial: edema mukosa dan hilangnya kerja silia (inhalasi asap# luka bakar seputar leher, kompresi jalan napas torak dan dada atau keterbatasan pengembangan dada. /rauma cedera: cedera jalan napas atas langsung oleh api, pemanasan, udara panas, dan kimia%gas. emungkinan dibuktikan oleh: tidak dapat diterapkan, adanya tanda3 tanda dan gejala3gejala membuat diagnosa aktual Basil yang diharapkan: menunjukkan bunyi napas jelas, *rekuensi pernapasan dalam rentang normal, bebas dispnea%sianosis. Enteensi andiri 1.
)mbil riayat cedera perhatikan adanya kondisi pernapasan sebelumnya.
iayat merokok. %
enyebab,
lama
terpajan,
terjadi
dalam
ruang
tertutup
atau
terbuka
mengindikasikan cedera inhalasi. /ipe materi yang terbakar (kayu, plastik, ol, dsb# menunjukkan tipe pemajanan gas toksik. ondisi sebelumnya dapat meningkatkan risiko komplikasi pernapasan.
27
2.
obserasi re*leks menelan: perhatikan pengaliran air liur, ketidakmampuan
menelan, serak, batuk mengi. % 7ugaan cedera inhalasi
!.
)asi *rekuensi, irama, kedalaman pernapasan, perhatikan adanya sianosis
dan sputum mengandung karbon atau merah muda. % /akpinea, penggunaan otot bantu, sianosis, dan perubahan sputum menunjukkan terjadi distres pernapasan%edema paru dan kebutuhan interensi medik.
4.
)uskultasi paru, perhatikan stridor, mengi% gemericik penurunan bunyi napas,
batuk rejan. % ;bstruksi jalan napas% distres pernapasan dapat terjadi sangat cepat atau lambat contoh sampai 4 jam setelah terbakar.
5.
erhatikan adanya pucat atau arna buah ceri merah pada kulit yang cedera
% 7ugaan adanya hipoksemia atau karbon monoksida. 6.
/inggikan kepala tempat tidur. Bindari penggunaan bantal di baah kepala,
sesuai indikasi % eningkatkan ekspansi paru optimal%*ungsi pernapasan bila kepala% leher terbakar, bantal dapat menghambat pernapasan, menyebabkan nekrosis pada kartilago telinga yang terbakar, dan meningkatkan konstriktur leher. @.
7orong batuk%latihan napas dalam dan perubahan posisi sering.
% eningkatkan ekspansi paru, memobilisasi, dan drainase sekret. .
Bisapan (bila perlu# pada peraatan ekstrem, pertahankan teknik steril.
% embantu mempertahankan jalan napas bersih, tetapi harus dilakukan keaspadaan karena edema mukosa dan in*lamasi. /eknik steril menurunkan resiko in*eksi. ".
/ingkatkan istirahat suara tetapi kaji kemampuan untuk bicara dan menelan
secret oral secara periodik. % eningkatan serak% penurunan kemampuan untuk menelan menunjukkan peningkatan edema trakeal dan dapat mengindikasikan kebutuhan untuk intubasi. elidiki perubahan perilaku% mental contoh gelisah, agitasi, kacau mental.
10.
)asi 24 jam kesimbangan cairan, perhatikan ariasi%perubahan 28
% erpindahan cairan atau kelebihan penggantian cairan meningkatkan risiko edema paru.
olaborasi
1.
&erikan pelembab ;2 melalui cara yang tepat, contoh masker ajah
% ;2 memperbaiki hipoksemia%asidosis. elembab menurunkan pengeringan saluran pernapasan dan menurunkan iskositas sputum.
2.
)asi%gambarkan seri 97)
% 7ata dasar penting untuk penkajian lanjut status pernapasan dan pedoman untuk pengobatan ao2 kurang dari 50 aco2 lebih besar dari 50, penurunan pB menunjukan inhalasi asam dan terjadinya pneumonia% 77. !.
aji ulang seri rontgen
% erubahan menunjukkan atelaktasis atau edema paru tak dapat terjadi selama 23! hari setelah terbakar
4.
&erikan%bantu *isioterapi dada%spirometri insensi*
% Aisioterapi dada mengalirkan area dependen paru, sementara spirometri insenti* dilakukan untuk memperbaiki ekspansi paru, sehingga meningkatkan *ungsi pernapasan, dan menurunkan atelektasis. 5.
iapkan% bantu intubasi atau trakeostomi sesuai indikasi.
% Aisioterapi dada mengalirkan area dependen paru, sementara spirometri insenti* dilakukan untuk memperbaiki ekspansi paru, sehingga meningkatkan *ungsi pernapasan, dan menurunkan atelektasis.
6.
iapkan% bantu intubasi atau trakeostomi sesuai indikasi.
% Entubasi atau dukungan mekanikal dibutuhkan bila jalan napas edema% luka bakar mempengaruhi *ungsi paru atau oksigenasi.(7oengoes, 1""":0@30# !.4.!
esiko tinggi in*eksi berhubungan dengan hilangnya barier kulit dan terganggunya respon imun.
/ujuan :asien menunjukan tidak terjadi in*eksi ,terjadi perbaikan pada intergritas jaringan lunak. 29
riteria ealuasi : $esi luka bakar mulai menutup pada hari ke3@ minimal 0,5 cm tanpa adanya
tanda3tanda in*eksi dan peradangan pada area sekitar sel. $eukosit dalam batas normal, //F dalam batas normal.
Enterensi : 1# aji derajat,kondisi kedalaman dan luasnya lesi luka bakar serta apakah order khusus dari tim dokter dalam melakukan peraatan luka. % mengidenti*ikasi kemajuan atau penyimpangan dari tujuan yang diharapkan. &agian utama dari peranan peraatselama *ase akut atau *ase lainnya dlam peraatan luka bakar adalah mendetekis serta mencegah in*eksi. eraat bertanggung jaab untukm menciptakan lingkungan yang aman serta besih dan dan meneliti luka bakar dengan cermat guna mendeteksi tanda3tanda in*eksi. Basil pemeriksaan kultur dan pemeruksaan hitung sel darah putih harus dipantau. 2# &uat kondisi balutan dalam keadaan kering dan bersih % kondisi bersih dan kering akan menghindari kontaminasi komensal dan akan menyebabkan respons in*lamasi lokal dan akan memperlama penyembuhan luka. !# $akukan interensi untuk menurunkan in*eksi % tempatkan pasien pada ruangan khusus, seperti rungan peraatan luka bakar untuk mencegah in*eksi. onitor dan ealuasi adanya tanda dan gejala in*eksi sistemik. /indakan asepsis yang mutlak harusselalu dipertahankan selama pelaksanaan peraatan kulit yang rutin. encuci tangan dan mengenakan sarung tangan steril ketika melaksanakan prosedur tersebut diperluka setiap saat. etika keadaan meliputi bagian tubuh yang luas, pasien harus diraat dalam sebuah kamar pribadi untuk mence*gah kemungkinan in*eksi silang dari pasien3pasien lain. ara pegunjung harus mengenakan pakaian pelindung dan mencuci tangan mereka sebelum menyentuh pasien. ;rang3orang yang menderita penyakit menular tidak boleh mengunjungi pasien sampai mereka sudah tidak lagi berbahaya bagi kesehatan pasien tersebut. 4# $akukan peraatan luka : 30
•
$akukan peraatan luka steril setiap hari % peraatan luka sebaiknya dilakukan setiap hari untuk membersihkan debris dan menurunkan kontak kuman mesuk kedalam lesi. Enterensi dilakukan dalam kondisi steril sehingga mencegah kontaminasi kuman ke lesi pm*igus.
•
&ila perlu premedikasi sebelum melakukan peraatan luka % pasien dengan lesi yang luas dan nyeri harus mendapatkan premedikasi dahulu dengan preparat analgesik sebelum peraatan kulitnya mulai dilakukan.
•
&ersihkan luka jenis cairan yang disesuaikan dengan kondisi indiidu. % pada luka yang sudah mulai mengering, pembersihan debris(sisa *ogositosis, jaringan mati# dan kuman sekitar luka dengan mengoptimalkan kelebihan dari iodine proidum sebagai antiseptik dan dengan arah dari dalam keluar dapat menceegah kontaminasi kuman kejaringan luka. )ntiseptik iodine proidum mempunyai kelemahan dalam menurunkan proses epitelisasi jaringan sehingga memperlambt pertumbuhan luka, maka harus dibersihkan dengan alkohol atau normal saline.
5# Bindari menggunakan &)B (bahan alat habis pakai# untuk tidak digunakan pada sisi luka bakar lainnya. % peraat tanpa sengaja mempermudah migrasi mikroorganisme dari luka bakar yang satu keluka bakar yang lainnya dengan menyentuh luka atau balutan. $inen tempat tidur dapat menyebarluaskan in*eksi melalui kolonisasi mikroorganisme luka bakar atau kontaminasi *eses. emandikan bagian3bagian tubuh yang terbakar dan menggantikan linen cecara teratur dapat membantu mencegah in*eksi. 6# olaborasi penggunaan antibiotic % injeksi antibiotik diberikan untuk mencegah aktiasi kuman yang bisa masuk. eran peraat mengkaji adanya reaksi dan riayat alergi antibiotik serta memberikan antibiotik sesuai pesanan dokter.(uttain,2011:21@#
31
!.4.4
Bipotermia berhubungan dengan gangguan mikrosirkulasi kulit dan luka yang terbuka.
/ujuan : asien dapat menunjukkan perbaikkan suhu tubuh s etelah dilakukan tindakan keperaatan dengan kriteria hasil : uhu tubuh normal (!6,5 0C3!@,50C#. C/ G 2 detik. )kral hangat.
Enterensi : 1# aji derajat, kondisi kedalaman dan luasnya lesi luka bakar. % emakin tinggi derajat, kedalaman dan luas dari luka bakar maka resiko hipotermi akan lebih tinggi. enderita luka bakar luas cenderung untuk menggigil. 7ehidrasi dapat semakin berat jika daerah kulit yang rusak terkena aliran udara hangat yang terus3menerus. 2# esuaikan suhu kamar dalam kondisi tidak terlalu hangat dan tidak terlalu dingin. % asien biasanya sensiti* terhadap perubahan suhu kamar. /indakan yang diimplementasikan pada pasien luka bakar, seperti pemakaian selimut katun, lampu penghangat yang dipasang pada langitangit kamar atau alat pelindung panas sangat berguna untuk mempertahankan kenyamanan dan suhu tubuh pasien. !# $akukan peraatan luka dengan cepat. % 8ntuk mengurangi gejala mengigil dan kehilangan panas, peraat harus bekerja dengan cepat dan e*isien ketika luka yang lebar harus dibuka bagi peraatan luka. uhu tubuh pasien dipantau dengan cermat. 4# ;bserasi suhu tubuh, menggigil atau minta pasien untuk melaporkan apabila merasakedinginan. % 8ntuk mencegah hipotermi yang lebih berat. (uttain,2011:212# !.4.5
yeri berhubungan dengan hipoksia jaringanD cidera jaringanD serta sara* dan dampak emosional dari luka bakar.
32
/ujuan : asien dapat menunjukkan nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan keperaatan dengan kriteria hasil : asien mengungkapkan nyeri berkurang. kala nyeri 031. 7apat mengidenti*ikasikan aktiitas yang meningkatkan atau menurunkan
nyeri. asien tidak tampak gelisah.
Enterensi : 1# aji nyeri dengan pendekatan K/. % arameter dasar untuk mengetahui interensi yang diperlukan dan sebagai ealuasi keberhasilan dari interensi manajemen nyeri keperaatan. 9ejala kegelisahan dan ansietas sering dikaitkan dengan rasa nyeri sebenarnya yaitu dapat berasal dari keadaan hipoksia. ;leh karena itu, pengkajian status respirasi yang saksama sangat penting sebelum pemberian analgetik yang dapat menyupresi sistem pernapasan dalam periode aal pasca3luka bakar. 2# Jelaskan dan bantu pasien dengan tindakan pereda nyeri non*armakologi dan noninasi*. % endekatan dengan menggunakan relaksasi dan non*armakologi lainnya telah menunjukkan kee*ekti*an dalam mengurangi nyeri. !# anajemen nyeri keperaatan : )tur posisi *isiologis. osisi *isiologis akan meningkatkan asupan ;2ke jaringan yang mengalami peradangan. engaturan posisi idealnya adalah pada arah yang berlaanan dengan letak dari lesi. &agian tubuh yang mengalami in*lamasi lokal dilakukan imobilisasi
untuk
menurunkan
respons
peradangan
dan
meningkatkan
kesembuhan. 4# anajemen nyeri keperaatan : Estirahatkan pasien.
33
% Estirahat diperlukan selama *ase akut. ondisi ini akan meningkatkan suplai darah pada jaringan yang mengalami peradangan. 5# anajemen nyeri keperaatan : )jarkan teknik relaksasi pernapasan dalam. % eningkatkan asupan ; 2sehingga akan menurunkan nyeri sekunder dari peradangan. 6# anajemen nyeri keperaatan : )jarkan teknik distraksi pada saat nyeri. % 7istraksi (pengalihan penglihatan# dapat menurunkan stimulus internal dengan mekanisme peningkatan produksi endor*in dan enke*alin yang dapat memblok reseptor nyeri untuk tidak dikirimkan ke korteks serebri sehingga menurunkan persepsi nyeri. @# olaborasi dengan dokter pemberian analgetik preparat mor*in. % )nalgetik memblok lintasan nyeri sehingga nyeri akan berkurang. enyuntikan intraena preparat mor*in atau analgetik opiod lainnya biasanya diprogramkan untuk mengurangi nyeri. amun, pemberian dengan dosis yang tinggi perlu dihindari dalam *ase darurat karena terdapatnya bahaya supresi pernapasan pada pasien yang diraat dengan entilasi nonmekanis dan kemungkinan tersamarnya gejala yang lain. Cara penyuntikan subkutan dan intramuskular tidak digunakan karena gangguan sirkulasi pada jaringan yang cidera membuat absorpsi preparat tersebut tidak bisa diperkirakan. emberian intraena preparat sedati* mungkin diperlukan pula. ;bat3obat pereda nyeri yang memadai harus disediakan dalam peraatan pasien dengan luka bakar yang akut karena obat3obat tersebut bukan hanya untuk menjamin kenyamanan pasien, tetapi juga untuk mengurangi kebutuhan oksigen jaringan akibat proses respons nyeri *isiologik. ;leh karena intensitasnya, nyeri yang berhubungan dengan luka bakar tidak mungkin bisa dihilangkan sama sekali. (7oengoes. 1""" : 1!# 2.4.6
erubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status hipermetabolik, katabolisme protein yang ditandai dengan penurunan berat badan total, kehilangan masa otot, dan terjadinya keseimbangan nitrogen negatie. Basil yang diharapkan% kriteria =aluasi:
34
enunjukkan pemasukkan nutrisi adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolic dibuktikan oleh berat badan stabil % masa otot terukur, kesembangan nitrogen positi*, dan regenerasi jaringan. /indakan: •
Jelaskan diet yang akan diberikan kepada pasien. asional: dapat meningkatkan pengetahuan pasien andiri
1. )uskultasi bising usus, perhatikan hipoakti*% tak ada bunyi. asional: ileus sering berhubungan dengan periode pasca luka bakar tetapi biasanya dalam !634 jam dimana makanan oral dapat dimulai. 2. &erikan makan dan makanan kecil sedikit dan sering. asional: membantu mencegah distensi gaster % ketidaknyamanan dan meningkatkan pemasukkan !. astikan makanan yang disukai dan tidak disukai.dorong orang terdekat untuk membaa makanan % minuman tinggi kalori % protein. asional: kalori dan protein di perlukan untuk mempertahankan berat badan kebutuhan memenuhi metabolic dan meningkatkan penyembuhan 4. &erikan kebersihan oral sebelum makan asional: mulut bersig dapat meningkatkan rasa dan membantu na*du makan yang baik. olaborasi 1. ujuk ke ahli diet % tim dukungan nutrisi asional: berguna dalam membuat kebutuhan nutrisi indiidu berdasarkan berat badan dan area cedera permukaan tubuh 2. &erikan diet tinggi protein dan kalori dengan tambahan itamin. asional: kalori (!0003 5000% hari# untuk meningkatkan kebutuhan metabolic, mempertahankan berat badan, dan mendorong regenerasi jaringan !. )asi pemeriksaan laboratorium seperti albumin serum, kreatinin, trans*erin, nitrogen urea urine. asional: indicator kebutuhan nutrisi dan keadekuatan diet % terapi. ;bserasi 4. ertahankan jumlah kalori ketat. antau ulang persen area permukaan tubuh terbuka % luka tiap minggu. 35
asional: pedoman tepat untuk pemasukkan kalori tepat. esuai penyembuhan luka, persentase area luka bakar diealuasi untuk menghitung bentuk diet yang diberikan dan penilaian yang tepat dibuat. (7oengoes. 1""" :16#
!.4.6
Bambatan mobilitas *isik yang berhubungan dengan penurunan kekuatan dan tahanan yang ditandai dengan ketidakmampuan untuk bergerak sesuai tujuan
rentang gerak terbatas, penurunan kekuatan control atau massa otot. /ujuan: klien dapat menyatakan dan menunjukan keinginan berpartisipasi dalam akti*itas setelah dilakuka tindakan keperaatan dengan criteria hasil: empertahankan posisi *ungsi /idakadanya kontraktur. empertahankan kompensasi bagian tubuh. enunjukan teknik%perilaku yang memampukan melakukan aktiitas.
Enterensi : 1# ertahankan posisi tubuh tepat dengan dukungan atau belat. hususnya untuk luka bakar diatas sendi. % meningkatkan posisi *ungsional pada ekstremitas dan mencegah kontraktur, yang lebih mungkin diatas sendi. 2# erhatikan sirkulasi, gerakan dan sensasi jari secara sering. % edema dapat mempengaruhi sirkulasi pada ekstremitas mempotensialkan nekrosis jaringan%terjadinya kontraktur. !# $akukan rehabilitasi pada penerimaan. % akan lebih mudah untuk membuat partisispasi bila pasien menyadari kemungkinan adanya penyembuhan. 4# $akukan latihan rentang gerak secara konsisten, diaali dengan pasi* kemudian akti*. % mencegah secara progresi* mengencangkan jaringan parut dan kontrakturD meningkatkan pemeliharaan *ungsi otot%sendi dan menurunkan kehilangan kalsium dari tulang. 5# &eri obat sebelum akti*itas%latihan. % menurunkan kekuatan otot% jaringan dan tegangan memampukan pasien untuk lebih akti* dan membantu partisipasi. 6# Jadalkan pengobatan dan aktiitas peraatan untuk memberikan periode istirahat tak terganggu. 36
% meningkatkan kekuatan dan toleransi pasien terhadap aktiitas. @# Enstruksikan dan bantu dalam mobilisasi, contoh tongkat, alker, secara tepat. % meningkatkan keamanan ambulasi. # 7orong dukungan dan bantuan keluarga%orang terdekat pada latihan rentang gerak. % memampukan keluarga%orang terdekat untuk akti* dalam peraatan pasien dan memberikan terapi lebih konstan%konsisten. "# asukan aktiitas sehari3hari dalam terapi *isik, hidroterapi, dan asuhan keperaatan. % komunikasi aktiitas yang menghasilkan perbaikan hasil dengan meningkatkan e*ek masing3masing. 10# 7orong partisipasi pasien dalam semua aktiitas sesuai kemampuan indiidual. % meningkatkan kemandirian, meningkatkan harga diri, dan membantu proses perbaikan. 11# asukan akti*itas sehari3hari dalam terapi *isik , hidroterapi, dan asuhan keperaatan. % komunikasi aktiitas yang menghasilkan perbaikan hasil dengan meningkatkan e*ek masing3masing. 12# 7orong partisipasi pasien dalam semua akti*itas sesuai kemampuan indiidual. % meningkatkan kemandirian, meningkatkan harga diri, dan membantu proses perbaikan. 1!# &erikan tempat tidur busa, udara, atau tempat tidur terapi kinetik sesuai indikasi. % mencegah tekanan lama pada jaringan, menurunkan potensial iskemia jaringan%nekrosis dan pembentukan dekubitus . 14# &ersihkan dan tutup luka bakar dengan cepat. % eksisi dini diketahui untuk menurunkan jaringan parut serta resiko in*eksi, sehingga membantu penyembuhan. 15# ertahankan tekanan baju bila menggunakan. % jaringan parut hipertropik dapat terjadi sekitar area gra*i atau sisi dalam, luka ketebalan, parsial. /ekanan balutan meminimalkan jaringan perut dengan mempertahankanya datar, lembut dan lunak. 16# onsul dengan rehabilitasi, *isikal dan terapis kejuruan.
37
% memberikan akti*itas%program latihan terintregasi dan alat bantu khusus berdasarkan kebutuhan indiidu dan membantu manajemen intensi* jangka panjang terhadap potensial de*icit. (7oenges, 1""": 1@# !.4.@ erusakan integritas kulit yang berhubungan dengan kerusakan permukaan kulit karena destruksi lapisan kulit yang ditandai dengan tidak adanya jaringan yang hidup. /ujuan : klien dapat menunjukan regenerasi jaringan setelah dilakukan tindakan keperaatan dengan criteria hasil mencapai penyembuhan tepat aktu pada area luka bakar. Enterensi : 1# aji%catat ukuran,arna ,kedalaman luka, perhatikan jaringan nekrotik dan kondisi sekitar luka. % memberikan in*ormasi dasar tentang kebutuhan penanaman kulit dan kemungkinan petunjuk tentang sirkulasi pada area gra*t. 2# &erikan peraatan luka bakar yang tepat dan tindakan control in*eksi. % menyiapkan jaringan untuk penanaman dan menurunkan res iko in*eksi. (7oenges, 2002:1# !.4.
7iagnosa keperaatan : etakutan%ansietas
7apat dihubungkan dengan : risis situasi : peraatan di rumah sakit % prosedur isolasi, transmisi interpersonal dan kontagion, mengingat pengalaman trauma, ancaman kematian dan %atau kecelakaan. emungkinan dibuktikan oleh : L
engekpspresikan masalah tentang perubahan hidup, ketakutan pada akibat
tidak spesi*ik. L
etakutan,
peningkatan
tegangan,
kemampuan,
terus3menerus
dengan
perasaan putus asa, tidak berarti, penurunan keyakinan diri. Basil yang diharapkan%kriteria ealuasi : L
enyatukan kesadaran perasaan dan menerimanya dengan cara sehat.
L
enyatakan ansietas, ketakutan menurun sampai tingkat dapat ditangani
L
enunjukan ketrampilan pemecahan masalah, pengunaan sumber yang
e*ekti*. Enterensi andiri 38
1.
&erikan penjelasan dengan dering dan in*ormasi tentang prosedur peraatan.
% engetahuan apa yang diharapkan menurunkan ketakutan dan ansietas, memperjelas kesalahan konsep dan meningkatkan kerjasama.
2.
/unjukan keinginan untuk mendengar dan berbicara pada pasien bila prosedur
pengambilan keputusan kapanpun mungkin. %
embantu pasien%orang terdekat untuk mengetahui baha dukungan tersedia
dan baha pemberi asuhan tertarik pada orang tersebut tidak hanya meraat luka bakarnya. !. aji status mental, termasuk suasana hati%a*ek. etakutan pada kejadian dan isi pikiran, contoh ilusi atau mani*estasi teror%panik. % ada aal, pasien akan menggunakan penyangkalan dan represi untuk menurunkan dan menyaringkan in*ormasi keseluruhan. &eberapa pasien menunjukan tindakan tenang dan status mental aspada. enunujukan disosiasi kenyataan, yang juga merupakan mekanisme perlindungan.
.
Jelaskan pasien apa yang terjadi. &erikan kesempatan untuk bertanya dan
berikan jaaban terbuka%jujur. %
ernyataan kompensasi menunjukan realitas situasi yang dapat membantu
pasien %orang terdekat menerima realitas dan mulai dapat menerima apa yang terjadi.
".
Edenti*ikasi metode koping%penanganan situasi stres sebelumnya.
%
erilaku masa lalu yang dapat digunakan untuk membantu menerima situasi
saat ini. 10.
&antu keluarga untuk memngekspresikan perasaan mereka akan kehilangan
dan rasa bersalah. %
eluarga mungkin bermasalah dengan kondisi sekarat pasien%merasa bersalah,
percaya baha beberapa cara mereka dapat lakukan untuk mencegah kecelakaan itu.
12.
7orong keluarga%orang terdekat mengunjungi dan mendiskusikan yang terjadi
pada keluarga. engingatkan pasien kejadian masa lalu dan akan datang. %
empertahankan kontak dengan realitas keluarga, membuat rasa kedekatan
dan kesinambungan hidup. 39