DIABETES MELITUS PADA KEHAMILAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Diabetes merupakan salah satu gangguan kesehatan dengan jumlah penderita
yang yang cukup cukup besar besar didalam didalam populas populasii pendud penduduk uk dunia. dunia. Diabet Diabetes es merupa merupakan kan suatu suatu bentuk kelainan atau gangguan metabolisme tubuh, dimana tubuh penderita diabetes mengalami mengalami gangguan gangguan mengolah mengolah karbohidra karbohidratt dikarenakan dikarenakan kurangnya kurangnya hormon hormon insulin insulin atau mengalami kekurangan transporter tra nsporter glukosa. Adapun penanganan diabetes melitus pada ibu hamil memerlukan perhatian yang serius karena menyangkut 2 nyawa yaitu : nyawa nyawa sang ibu serta serta janin janin yang yang tengah tengah dikand dikandung ung.. Ibu hamil hamil memilik memilikii resiko resiko mengal mengalami ami diabet diabetes es gestati gestationa onall yang yang biasany biasanyaa diakib diakibatka atkan n karena karena obesita obesitass dan hipertensi. Semua ibu hamil pada suatu waktu dalam masa kehamilannya akan menjalani pemeriksaan untuk men- screening diabetes diabetes gestasional. terutama pada ibu hamil yang usianya diatas ! tahun, berat badan berlebih, atau yang memiliki riwayat diabetes dalam dalam keluar keluarga ga dapat menjala menjalani ni pemerik pemeriksaan saan ini lebih lebih awal awal dan lebih sering. sering. Ibu hamil yang sebelum masa kehamilan tidak menderita diabetes melitus juga berisiko untuk menderita diabetes melitus gestasional pada masa kehamilan. "engala "engalami mi gangg gangguan uan diabete diabetess disaat disaat hamil hamil dapat dapat mengak mengakiba ibatka tkan n dampak dampak buruk bagi sang ibu dan juga janin yang tengah dikandungnya. "elakukan pemeriksaan teratur guna mengecek kondisi gula darah merupakan tindakan yang sangat dianjurkan dan juga teratur mengunjungi dokter guna menjalani konsultasi medis. Adapun penangan diabetes melitus pada ibu hamil sebagai usaha menjaga kestabilan kondisi tubuh seperti melakukan pengaturan pola makan guna mengurangi resiko terjadinya hipoglikemia. Seki Sekitar tar 2-!# 2-!# ibu ibu hamil hamil dapa dapatt meng mengala alami mi diab diabete etess gesta gestasio siona nall deng dengan an peningkatan hingga $-%# pada populasi dengan ibu yang memiliki &aktor risiko. 'iasany 'iasanyaa pemerik pemeriksaaa saaan n untuk untuk screening penyakit ini dilakukan pada masa antara kehami kehamilan lan minggu minggu ke-2( ke-2( dan ke-2) ke-2) karena karena pada pada saat ini plasent plasentaa mempro memproduk duksi si hormon dalam yang dapat mengakibatkan resistensi insulin dalam jumlah banyak.
1
*ika hasil pemeriksaan didapatkan kadar yang meningkat, pemeriksaan selanjutnya perlu dilakukan untuk kon&irmasi kon&irmasi diagnosis diabetes gestasional.
1.2.RUMUSAN MASALAH
- 'agaimana +ato&isiologi terjadinya D" pada masa kehamilan - 'agaimana +roses asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan D"
1.3.TUJUAN
.. ujuan mum "ahasi "ahasiswa swa mampu mampu melakuk melakukan an asuhan asuhan keperaw keperawata atan n pada pada ibu hamil hamil dengan dengan D" /0estasional1 ..2 ujuan husus
•
"engetahui pengertian D" "engetahui pengertian D" pragestasi "engetahui pengertian D" gestasional "engetahui konsep teori D" pada masa kehamilan "eng "engeta etahu huii pato pato&is &isio iolo logi gi D" yang yang dika dikait itka kan n deng dengan an etio etiolo logi gi dan dan
•
mani&estasi klinis "engetahui Asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan Diabetes mielitus
• • • •
BAB II
2
TINJAUAN TEORI 2.1 PENGERTIAN
Diabetes "ellitus /D"1 adalah kelainan metabolisme karbohidrat, di mana glukosa darah tidak dapat digunakan dengan baik, sehingga menyebabkan keadaan hiperglikemia. D" merupakan kelainan endokrin yang terbanyak dijumpai. 3ang paling sering terjadi yaitu: diabetes mellitus yang diketahui sewaktu hamil yang disebut D" gestasional dan D" yang telah terjadi sebelum hamil yang dinamankan D" pragstasi. Diabetes mellitus merupakan ganguan sistemik pada metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Diabetes mellitus ditandai dengan hiperglikemia atau peningkatan glukosa darah yang diakibatkan produksi insulin yang tidak adekuat atau penggunaan insulin secara tidak e&ekti& pada tingkat seluler . (Bobak. Lowdermilk, Jensen.2004. Edisi 4 hal 699) 2.2 DIABETES MELITUS PADA MASA KEHAMILAN
ehamilan yang disertai diabetes mellitus merupakan kondisi yang berisiko tinggi, oleh karena itu perlu penanganan dan pendekatan multidisiplin untuk mencapai hasil akhir yang baik. +erawat yang memberikan asuhan keperawatan kepada wanita diabetik yang sedang hamil harus memahami respon &isiologis normal terhadap kehamilan dan perubahan metabolisme akibat diabetes, perawat juga harus mengetahui implikasi4 implikasi psikososial kehamilan diabetik, sehingga ia dapat mengarahkan wanita yang sedang hamil dalam perencanaan pengimplementasian dan penge5aluasian terhadap wanita dan keluarganya. Disebut diabetes gestasional bila gangguan toleransi glukosa yang terjadi sewaktu hamil kembali normal dalam 6 minggu setelah persalinan. dianggap diabetes mellitus /jadi bukan gestasi1 bila gangguan toleransi glukosa menetap setelah persalinan. +ada golongan ini, kondisi diabetes dialami sementara selama masa kehamilan. Artinya kondisi diabetes atau intoleransi glukosa pertama kali didapati selama masa kehamilan, biasanya pada trimester kedua atau ketiga. Diabetes "ellitus 0estasional /D"01 dide&inisikan sebagai gangguan toleransi glukosa berbagai tingkat yang diketahui pertama kali saat hamil tanpa membedakan apakah penderita perlu mendapat insulin atau tidak. +ada kehamilan trimester pertama kadar glukosa akan turun antara !!-6!# dan hal ini merupakan respon terhadap transportasi glukosa dari ibu ke janin. Sebagian besar D"0 asimtomatis sehingga 3
diagnosis ditentukan secara kebetulan pada saat pemeriksaan rutin. Diabetes melitus gestational adalah keadaan intoleransi karbohidrat dari seorang wanita yang diketahui pertama kali ketika dia sedang hamil. Diabetes gestational terjadi karena kelainan yang dipicu oleh kehamilan, diperkirakan karena terjadinya perubahan pada metabolisme glukosa. eori yang lain mengatakan bahwa diabetes tipe 2 ini disebut sebagai 7unmasked8 atau baru ditemukan saat hamil dan patut dicurigai pada wanita yang memiliki ciri gemuk, riwayat keluarga diabetes, riwayat melahirkan bayi 9 ( kg, riwayat bayi lahir mati, dan riwayat abortus berulang. Angka lahir mati terutama pada diabetes yang tidak terkendali dapat terjadi kali dari normal. 2.3 KLASIIKASI
+ada Diabetes "ellitus 0estasional, ada 2 kemungkinan yang dialami oleh si Ibu: . 2.
Ibu tersebut memang telah menderita D" sejak sebelum hamil Ibu mengalami;menderita D" saat hamil
lasi&ikasi D" dengan ehamilan menurut +yke: .
las I : Gestasional diabetes, yaitu diabetes yang timbul pada waktu hamil
dan menghilang setelah melahirkan. 2. las II : Pregestasional diabetes, yaitu diabetes mulai sejak sebelum hamil dan berlanjut setelah hamil. . las III : Pregestasional diabetes yang disertai dengan komplikasi penyakit pembuluh darah seperti retinopati, ne&ropati, penyakit pemburuh darah panggul dan pembuluh darah peri&er, %# dari wanita hamil yang menderita Diabetes termasuk ke dalam kategori D" 0estasional /ipe II1.
2.! Per"#a$an %eta#&l'( )ela%a *an )etela$ %a)a ke$a%'lan
ehamilan normal dikatakan sebagai suatu kondisi diabetogenik, dimana kebutuhan akan glukosa meningkat. "etabolisme maternal mengalami perubahan untuk memastikan suplai glukosa yang adekuat dan konstan untuk perkembangan janin. 0lukosa maternal ditrans&er ke janin melalui proses di&usi-di&asilitasi. Insulin ibu tidak menembusd plasenta. +ada usia gentasi sepuluh minggu, janin meyekresi insulinnya sendiri dengan kadar yang adekutat, yang memungkinnya menggunankan glukosa yang diperoleh dari ibu. 4
+ada trimester pertama kehamilan, kadar glukosa ibu menurun dengan cepat dibawah kadar glukosa tidak hamil sampai antara !! dan 6! mg;dl. Akibat pengaruh estrogen
dan
progesterone,
pancreas
meningkatkan
produksi
insulin,
yang
meningkatkan penggunaan glukosa. +ada saat yang sama, penggunaan glukosa oleh janin meningkat, sehingga menurunkan kadar glukosa ibu. Selain itu, trimester pertama juga ditandai dengan nausea, 5omitus, dan penurunan asupan makanan sehingga kadar glukosa ibu semakin menurun dan selama tri mester kedua dan ketiga peningkatan
kadar
laktogen
plasental
human,
estrogen,
progesterone,
kortisol,prolaktin, dan insulin meningkatkan resistansi insulin melalui kerjanya sebagai suatu antagonis.
2.+ Et'&l&g'
=tiologi Diabetes "elitus menurut Ka,'ta Selekta J'l'* III- 2/- 3aitu : •
>aktor autoimun setelah in&eksi mumps, rubella dan co?sakie '(.
•
0enetik Diabetes mellitus dapat diwariskan dari orang tua kepada anak. 0en penyebab diabetes mellitus akan dibawa oleh anak jika orang tuanya menderita diabetes mellitus. +ewarisan gen ini dapat sampai ke cucunya bahkan cicit walaupun resikonya sangat kecil.
5
Secara klinis, penyakit D" awalnya didominasi oleh resistensi insulin yang disertai de&ect &ungsi sekresi. etapi, pada tahap yang lebih lanjut, hal itu didominasi de&ect &ungsi sekresi yang disertai dengan resistensi insulin. aitannya dengan mutasi D@A mitokondria yakni karena proses produksi hormon insulin sangat erat kaitannya dengan mekanisme proses o?idati5e phosphorylation /B+CS1 di dalam sel beta pankreas. +enderita D" proses pengeluaran insulin dalam tubuhnya mengalami gangguan sebagai akibat dari peningkatan kadar glukosa darah. "itokondria menghasilkan adenosin tri&os&at /A+1. +ada penderita D", A+ yang dihasilkan dari proses B+CS ini mengalami peningkatan. +eningkatan kadar A+ tersebut otomatis menyebabkan peningkatan beberapa senyawa kimia yang terkandung dalam A+. +eningkatan tersebut antara lain yang memicu tercetusnya proses pengeluaran hormon insulin. 'erbagai mutasi yang menyebabkan D" telah dapat diidenti&ikasi. alangan klinis menyebutnya sebagai mutasi A2(0 yang merupakan mutasi kausal pada D". "utasi ini terletak pada gen penyandi ribo nucleid acid /<@A1. +ada perkembangannya, terkadang para penderita D" menderita penyakit lainnya sebagai akibat menderita D". +enyakit yang menyertai itu antara lain tuli sensoris, epilepsi, dan stroke like episode. Cal itu telah diidenti&ikasi sebagai akibat dari mutasi D@A pada mitokondria. Cal ini terjadi karena makin tinggi proporsi sel mutan pada sel beta pankreas maka &ungsi B+CS akan makin rendah dan de&ect &ungsi sekresi makin berat. +re5alensi mutasi tersebut biasanya akan meningkat jumlahnya bila penderita D" itu menderita penyakit penyerta tadi. erusakan ; kelainan pangkreas sehingga ekurangan produksi insulin
•
In&eksi mikroorganisme dan 5irus pada pankreas juga dapat menyebabkan radang pankreas yang otomatis akan menyebabkan &ungsi pankreas turun sehingga tidak ada sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin. +enyakit seperti kolesterol tinggi dan dislipidemia dapat meningkatkan resiko terkema diabetes mellitus. •
"eningkatnya hormon antiinsulin seperti 0C, glukogen, AC, kortisol, dan epineprin.
•
bat-obatan. 'ahan-bahan kimia dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan radang pankreas, radang pada pankreas akan mengakibatkan &ungsi pankreas menurun sehingga tidak 6
ada sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin. Segala jenis residu obat yang terakumulasi dalam waktu yang lama dapat mengiritasi pankreas. ontohnya "inum soda dalam keadaan perut kososng /misalnya stelah berpuasa atau waktu bangun tidur dipagi hari1 juga harus dihindari. Sirup dengan kadar &ruktosa tinggi, soda, dan pemanis buatan yang terdapat dalam minuman soda dapat merusak pangkreas yang menyebabkan meningkatnya berat badan, jika kebiasaan ini diteruskan, lama kelamaan akan menderita penyakit D". +enelitian membuktikan bahwa perempuan yang mengkonsumsi soda lebih dari kaleng per hari memiliki resiko 2 kali terkena diabeters tipe 2 dalam jangka waktu ( tahun kedepannya. •
Eanita obesitas Sebenarnya D" bisa menjadi penyebab ataupun akibat. Sebagai penyebab, obesitas menyebabkan sel beta pankreas penghasil insulin hipertropi yang pada gilirannya akan kelelahan dan 7jebol8 sehingga insulin menjadi kurang prodeksinya dan terjadilah D". Sebagai akibat biasanya akibat penggunaan insulin sebagai terapi D" berlebihan menyebabkan penimbunan lemak subkutan yang berlebihan pula. 2./ Man'0e)ta)' kl'n'k
+olyuria / banyak berkemih1, polydipsia / banyak minum1, +enurunan berat badan, +olyphagia / banyak makan1, Fetih, lesu, Femah badan, gatal, pandangan kabur, dan pruritus 5ul5ae pada wanita, elelahan, +andangan kabur, mata kabur, +using, "ual, urangnya ketahanan pada saat melakukan olah raga, dan mudah in&eksi
2. Pat&0')'&l&g'
Diabetes mellitus ditandai dengan hiperglikemia /peningkatan glukosa darah1 diakibatkan karena +roduksi insulin yang tidak adekuat atau penggunaan insulin secara tidak e&ekti& pada tingkat seluler. Insulin4 insulin yang diproduksi sel4 sel beta pulau langerhans di prankeas bertanggung jawab mentranspor glukosa ke dalam sel . apabila insulin tidak cukup ; tidak e&ekti&, glukosa berakumulasi dalam aliran darah dan terjadi hiperglikemia. Ciperglikemia menyebabkan hiperosmolaritas dalam darah yang menarik cairan intarsel ke dalam sisitem 5askular sehingga terjadi dehidrasi dan peningkatan 5olume darah. Akibatnya ginjal menyekresi urine dalam 5olume besar /poliuria1 sebagai upaya untuk mengatur kelebihan 5olume darah dan menyekresi 7
glukosa yang tidak digunakan /gliousuria1. Dehidrasi seluler, menimbulkan rasa haus berlebihan /polidipsi1. +enurunan berat badan akibat pemecahan lemak dan jaringan otot, pemecahan jaringan ini menimbulkan rasa lapar yang membuat indi5idu makan secara berlebihan /poli&algia1. Setelah jangka waktu tertentu, diabetes menyebabkan perubahan 5askuler yang bermakna. +erubahan ini terutama mempungaruhi jantung, mata dan ginjal. omplikasi akibat diabetes mencakup aterosklerosis, premature, retinopati dan ne&ropati. Diabetes tipe I dan II biasanysa dikenal sebagai sindrom yang disebabkan oleh &actor genetic. Diabetes biasanya diwariskan sebagai si&at resesi&, tetapi muncul sebagai si&at dominan pada beberapa keluarga. +ewarisan si&at genetik /genotip1 diabetes mellitus tidak selalu berarti bahwa indi5idu akan mengalami intoleransi glukosa diabetik /&enotip1. 'anyak indi5idu yang memiliki genotip, tidak memperlihatkan satupun gejala diabetes sampai mereka mengalami satu atau lebih stressor atau &aktor presipitasi. ontoh stressor tersebut adalah peningkatan usia, periode perkembangan normal, perubahan hormonal yang cepat, obesitas, in&eksi, pembedahan, krisis emosi dan tumor atau in&eksi pangkreas. Diabetes 0estasional /diabetes kehamilan1 intoleransi glukosa selama kehamilan, tidak dikelompokkan kedalam @IDD" pada pertengahan kehamilan meningkat sekresi hormon pertumbuhan dan hormon chorionik somatomamotropin /CS1. Cormon ini meningkat untuk mensuplai asam amino dan glukosa ke &etus. 2. Man'0e)ta)' Kl'n')
. Poliuri #an4ak ken('ng5 Cal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa darah meningkat sampai melampaui daya serap ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi osmotic diuresis yang mana gula banyak menarik cairan dan elektrolit sehingga klien mengeluh banyak kencing. 2. Polidipsi #an4ak %'n"%5 Cal ini disebabkan pembakaran terlalu banyak dan kehilangan cairan banyak karena poliuri, sehingga untuk mengimbangi klien lebih banyak minum. . Polipagi #an4ak %akan5 Cal ini disebabkan karena glukosa tidak sampai ke sel-sel mengalami star5asi /lapar1. Sehingga untuk memenuhinya klien akan terus makan. etapi walaupun klien banyak makan, tetap saja makanan tersebut hanya akan berada sampai pada pembuluh darah.
8
.
+enurunan berat badan
2.
esemutan, gatal
.
+andangan kabur
(.
+ruritus 5ul5ae pada wanita
!.
Le%a)- leka) lela$- tenaga k"rang .
Cal ini disebabkan kehabisan glikogen yang telah dilebur jadi glukosa, maka tubuh berusama mendapat peleburan Gat dari bahagian tubuh yang lain yaitu lemak dan protein, karena tubuh terus merasakan lapar, maka tubuh selanjutnya akan memecah cadangan makanan yang ada di tubuh termasuk yang berada di jaringan otot dan lemak sehingga klien dengan D" walaupun banyak makan akan tetap kurus.
2.6 Pe%er'k)aan D'agn&)t'k
riteria Diagnosis:
. 0ejala klasik D" H gula darah sewaktu 2 mg;dl. 0ula darah sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memerhatikan waktu makan terakhir. Atau: 2. adar gula darah puasa 26 mg;dl.+uasa diartikan pasien tidak mendapat kalori tambahan sedikitnya ) jam. Atau: . adar gula darah 2 jam pada 0 2 mg;dl. 0 dilakukan dengan Standard EC, menggunakan beban glukosa yang setara dengan $! g glukosa anhidrus yang dilarutkan dalam air.
ara pelaksanaan 0 /EC, %%(1 . iga hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan sehari-hari /dengan karbohidrat yang cukup1 dan tetap melakukan kegiatan jasmani seperti biasa
9
2. 'erpuasa paling sedikit ) jam /mulai malam hari1 sebelum pemeriksaan, minum air putih tanpa gula tetap diperbolehkan . Diperiksa kadar glukosa darah puasa (. Diberikan glukosa $! g /orang dewasa1, atau ,$! g;g '' /anak-anak1, dilarutkan dalam 2! ml air dan diminum dalam waktu ! menit !. 'erpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2 jam setelah minum larutan glukosa selesai 6. Diperiksa kadar glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa $. Selama proses pemeriksaan, subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak merokok. Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi criteria normal atau D", maka dapat digolongkan ke dalam kelompok 0 /oleransi 0lukosa erganggu1 atau 0D+ • •
/0lukosa Darah +uasa erganggu1 dari hasil yang diperoleh. 0 : glukosa darah plasma 2 jam setelah pembebanan antara ( 4 %% mg;dl 0D+ : glukosa darah puasa antara 4 2!mg;dl.
+emeriksaan reduksi urine merupakan bagian dari pemeriksaan urine rutin yang selalu dilakukan di klinik. Casil yang /H1 menunjukkan adanyaglukosuria. 'eberapa hal yang perlu diingat dari hasil pemeriksaan reduksi urine adalah:
. Digunakan pada pemeriksaan pertama sekali untuk tes skrining, bukan untuk menegakkan diagnosis 2. @ilai /H1 sampai /HHHH1 . *ika reduksi /H1: masih mungkin oleh sebab lain, seperti: renal glukosuria, obatobatan, dan lainnya (.
2.1 Pengar"$ D'a#ete) Mel't") Ter$a*a, Ke$a%'lan
. +engaruh kehamilan, persalinan dan ni&as terhadap D" ehamilan dapat menyebabkan status pre diabetik menjadi mani&es /diabetik1. • D" akan menjadi lebih berat karena kehamilan • 2. +engaruh diabetes gestasional terhadap kehamilan di antaranya adalah : Abortus dan partus prematurus • Cidronion • +re-eklamasi • esalahan letak jantung • Insu&isiensi plasenta • . +engaruh penyakit terhadap persalinan 0angguan kontraksi otot rahim /partus lama ; terlantar1. • *anin besar sehingga harus dilakukan tindakan operasi. • 0angguan pembuluh darah plasenta sehingga terjadi as&iksia sampai dengan • • • •
lahir mati +erdarahan post partum karena gangguan kontraksi otot rahim. +ost partum mudah terjadi in&eksi. 'ayi mengalami hypoglicemi post partum sehingga dapat menimbulkan
kematian (. +engaruh D" terhadap kala ni&as "udah terjadi in&eksi post partum • esembuhan luka terlambat dan cenderung in&eksi mudah menyebar • !. +engaruh D" terhadap bayi Abortus, prematur, 9 usia kandungan 6 minggu • *anin besar / makrosomia 1 • Dapat terjadi cacat bawaan, potensial penyakit sara& dan jiwa •
2.11 Penatalak)anaan
ujuan utama penatalaksanaan klien dengan diabetes mellitus adalah untuk mengatur glukosa darah dan mencegah timbulnya komplikasi akut dan kronik. *ika klien berhasil mengatasi diabetes yang dideritanya, ia akan terhindar dari hyperglikemia atau hypoglikemia. +enatalaksanaan diabetes tergantung pada ketepatan interaksi dari tiga &aktor akti&itas &isik, diet dan inter5ensi &armakologi dengan preparat hyperglikemik oral dan insulin. iga hal penting yang harus diperhatikan pada penderita diabetes mellitus adalah tiga * /jumlah, jadwal dan jenis makanan1 yaitu : * I : jumlah kalori sesuai dengan resep dokter harus dihabiskan. * 2 : jadwal makanan harus diikuti sesuai dengan jam makan terda&tar. 11
* : jenis makanan harus diperhatikan /pantangan gula dan makanan manis1. Diet pada penderita diabetes mellitus dapat dibagi atas beberapa bagian antara lain : •
Diet A : terdiri dari makanan yang mengandung karbohidrat ! #, lemak #, protein 2 #.
@ . 2.
•
Diet ' : terdiri dari karbohidrat 6) #, lemak 2 #, protein 2 #.
•
Diet ' : terdiri dari karbohidrat 6 #, lemak 2 #, protein 2 #.
•
Diet ' dan '2 diberikan untuk ne&ropati diabetik dengan gangguan &aal ginjal.
ipe Diet Diet A Diet '
Indikasi Diet Diberikan pada semua penderita diabetes mellitus pada umumnya. Diberikan pada penderita diabetes terutama yang : 2
urang tahan lapan dengan dietnya. "empunyai hyperkolestonemia. "empunyai penyulit mikroangiopati misalnya pernah mengalami cerobro5askuler accident /JA1 penyakit jantung koroner. ( "empunyai penyulit mikroangiopati misalnya terdapat retinopati diabetik tetapi belum ada ne&ropati yang nyata. ! elah menderita diabetes dari ! tahun .
Diet '
Diberikan pada penderita diabetes yang memerlukan diet protein tinggi, yaitu penderita diabetes terutama yang :
. "ampu atau kebiasaan makan tinggi protein tetapi normalip idemia. 2. urus /underweight1 dengan relati& body weight kurang dari % #. . "asih muda perlu pertumbuhan. (. "engalami patah tulang. !. Camil dan menyusui. 6. "enderita hepatitis kronis atau sirosis hepatitis. $. "enderita tuberkulosis paru. ). "enderita penyakit gra5es /morbus basedou1.
12
%. "enderita selulitis. . Dalam keadaan pasca bedah. Indikasi tersebut di atas selama tidak ada kontra indikasi penggunaan protein kadar tinggi.
(.
Diet ' dan '2
Diet '2 /Diberikan pada penderita ne&ropati dengan gagal ginjal kronik yang klirens kreatininnya masih lebar dari 2! ml;mt1. Sifat-sifat diet B2
. inggi kalori /lebih dari 2 kalori;hari tetapi mengandung protein kurang. 2. omposisi sama dengan diet ', /6) # hidrat arang, 2 # protein dan 2 # lemak1 hanya saja diet '2 kaya asam amino esensial.
. Dalam praktek hanya terdapat diet '2 dengan diet 2 4 2 kalori ; hari. arena bila tidak maka jumlah perhari akan berubah. Diet ' /Diberikan pada penderita ne&ropati diabetik dengan gagal ginjal kronik yang klibers kreatininnya kurang dari 2! "I;mt1 Sifat diet B3
. inggi kalori /lebih dari 2 kalori;hari1. 2.
Sesuai dengan pengelolaan medis D" pada umumnya, pengelolaan D"0 juga terutama didasari atas pengelolaan giGi;diet dan pengendalian berat badan ibu. 13
. ontrol secara ketat gula darah, sebab bila kontrol kurang baik upayakan lahir lebih dini, pertimbangkan kematangan paru janin. Dapat terjadi kematian janin mendadak. 'erikan insulin yang bekerja cepat, bila mungkin diberikan melalui drips. 2. Cindari adanya in&eksi saluran kemih atau in&eksi lainnya. Fakukan upaya pencegahan in&eksi dengan baik. . +ada bayi baru lahir dapat cepat terjadi hipoglikemia sehingga perlu diberikan in&us glukosa. (. +enanganan D"0 yang terutama adalah diet, dianjurkan diberikan 2! kalori;kg'' ideal, kecuali pada penderita yang gemuk dipertimbangkan kalori yang lebih mudah. !. ara yang dianjurkan adalah cara 'roca yaitu '' ideal K /'-1-# ''. 6. ebutuhan kalori adalah jumlah keseluruhan kalori yang diperhitungkan dari •
alori basal 2! kal;kg'' ideal
•
alori kegiatan jasmani -#
•
alori untuk kehamilan kalori
•
+erlu diingat kebutuhan protein ibu hamil -.! gr;kg'' *ika dengan terapi diet selama 2 minggu kadar glukosa darah belum mencapai normal atau normoglikemia, yaitu kadar glukosa darah puasa di bawah ! mg;dl dan 2 jam pp di bawah 2 mg;dl, maka terapi insulin harus segera dimulai.
+emantauan dapat dikerjakan dengan menggunakan alat pengukur glukosa darah kapiler. +erhitungan menu seimbang sama dengan perhitungan pada kasus D" umumnya, dengan ditambahkan sejumlah -! kalori per hari untuk tumbuh kembang janin selama masa kehamilan sampai dengan masa menyusui selesai.
+engelolaan D" dalam kehamilan bertujuan untuk :
14
.
"empertahankan kadar glukosa darah puasa L ! mg;dl
2.
"empertahankan kadar glukosa darah 2 jam pp L 2 mg;dl
.
"empertahankan kadar Cb glikosilat /Cb Alc1 L 6#
(.
"encegah episode hipoglikemia
!.
"encegah ketonuria;ketoasidosis deiabetik
6.
"engusahakan tumbuh kembang janin yang optimal dan normal.
Dianjurkan pemantauan gula darah teratur minimal 2 kali seminggu /ideal setiap hari, jika mungkin dengan alat pemeriksaan sendiri di rumah1. Dianjurkan kontrol sesuai jadwal pemeriksaan antenatal, semakin dekat dengan perkiraan persalinan maka kontrol semakin sering Cb glikosilat diperiksa secara ideal setiap 6-) minggu sekali.
enaikan berat badan ibu dianjurkan sekitar -2.! kg pada trimester pertama dan selanjutnya rata-rata .! kg setiap minggu. Sampai akhir kehamilan, kenaikan berat badan yang dianjurkan tergantung status giGi awal ibu /ibu '' kurang (-2 kg, ibu '' normal 2.!-$.! kg dan ibu '' lebih;obesitas $.!-2.! kg1.
*ika pengelolaan diet saja tidak berhasil, maka insulin langsung digunakan. Insulin yang digunakan harus preparat insulin manusia /human insulin1, karena insulin yang bukan berasal dari manusia /non-human insulin1 dapat menyebabkan terbentuknya antibodi terhadap insulin endogen dan antibodi ini dapat menembus sawar darah plasenta /placental blood barrier1 sehingga dapat mempengaruhi janin. bat hipoglikemik oral tidak digunakan dalam D"0 karena e&ek teratogenitasnya yang tinggi dan dapat diekskresikan dalam jumlah besar melalui ASI. +ada pemeriksaan antenatal dilakukan pemantauan keadaan klinis ibu dan janin, terutama tekanan darah, pembesaran; tinggi &undus uteri, denyut jantung janin, kadar gula darah ibu, pemeriksaan S0 dan kardiotokogra&i /jika memungkinkan1. +ada tingkat +olindes dilakukan pemantauan ibu dan janin dengan pengukuran tinggi &undus uteri dan mendengarkan denyut jantung janin. +ada tingkat +uskesmas dilakukan pemantauan ibu dan janin dengan pengukuran tinggi &undus uteri dan mendengarkan denyut jantung janin.
15
+ada tingkat rumah sakit, pemantauan ibu dan janin dilakukan dengan cara : +engukuran tinggi &undus uteri • •
@S 4 S0 serial +enilaian menyeluruh janin dengan skor dinamik janin plasenta />D*+1, nilai >D*+ L ! merupakan tanda gawat janin.
•
+enilaian ini dilakukan setiap minggu sejak usia kehamilan 6 minggu. Adanya makrosomia, pertumbuhan janin terhambat /+*1 dan gawat janin merupakan indikasi untuk melakukan persalinan secara seksio sesarea.
•
+ada janin yang sehat, dengan nilai >D*+ 9 6, dapat dilahirkan pada usia kehamilan cukup waktu /(-(2 mg1 dengan persalinan biasa. +emantauan pergerakan janin /normal 9l?;2 jam1.
•
'ayi yang dilahirkan dari ibu D"0 memerlukan perawatan khusus.
•
'ila akan melakukan terminasi kehamilan harus dilakukan amniosentesis terlebih dahulu untuk memastikan kematangan janin /bila usia kehamilan L ) mg1.
•
ehamilan D"0 dengan komplikasi /hipertensi, preeklamsia, kelainan 5askuler dan in&eksi seperti glomerulone&ritis, sistitis dan monilisasis1 harus dirawat sejak usia kehamilan ( minggu. +enderita D"0 dengan komplikasi biasanya memerlukan insulin.
Penatalak)anaan ,a*a DMG Tera,' In)"l'n
"enurut +rawirohardjo, /221 yaitu sebagai berikut : Daya tahan terhadap insulin meningkat dengan makin tuanya kehamilan, yang dibebaskan oleh kegiatan antiinsulin plasenta. +enderita yang sebelum kehamilan sudah memerlukan insulin diberi insulin dosis yang sama dengan dosis diluar kehamilan sampai ada tanda-tanda bahwa dosis perlu ditambah atau dikurangi. +erubahan-perubahan dalam kehamilan memudahkan terjadinya hiperglikemia dan asidosis tapi juga menimbulkan reaksi hipoglikemik. "aka dosis insulin perlu ditambah;dirubah menurut keperluan secara hati-hati dengan pedoman pada ( mg;dl. +emeriksaan darah yaitu kadar post 16
pandrial.
Selama berlangsungnya persalinan dan dalam hari-hari berikutnya cadangan hidrat arang berkurang dan kebutuhan terhadap insulin berkurang yang mengakibatkan mudah mengalami hipoglikemia bila diet tidak disesuaikan atau dosis insulin tidak dikurangi. +emberian insulin yang kurang hati-hati dapat menjadi bahaya besar karena reaksi hipoglikemik dapat disalah ta&sirkan sebagai koma diabetikum. Dosis insulin perlu dikurangi selama wanita dalam persalinan dan ni&as dini. Dianjurkan pula supaya dalam masa persalinan diberi in&us glukosa dan insulin pada hiperglikemia berat dan keto asidosis diberi insulin secara in&us intra5ena dengan kecepatan 2-( satuan;jam untuk mengatasi komplikasi yang berbahaya.
+enanggulangan bstetri pada penderita yang pen yakitnya tidak berat dan cukup dikuasi dengan diit saja dan tidak mempunyai riwayat obstetri yang buruk, dapat diharapkan partus spontan sampai kehamilan ( minggu. lebih dari itu sebaiknya dilakukan induksi persalinan karena prognosis menjadi lebih buruk. Apabila diabetesnya lebih berat dan memerlukan pengobatan insulin, sebaiknya kehamilan diakhiri lebih dini sebaiknya kehamilan 6-$ minggu. Febih-lebih bila kehamilan disertai komplikasi, maka dipertimbangkan untuk menghindari kehamilan lebih dini lagi baik dengan induksi atau seksio sesarea dengan terlebih dahulu melakukan amniosentesis. Dalam pelaksanaan partus per5aginam, baik yang tanpa atau dengan induksi, keadaan janin harus lebih diawasi jika mungkin dengan pencatatan denyut jantung janin terus 4 menerus.
Strategi terapi diabetes mellitus pada ibu hamil meliputi manajemen diet, menjaga berat badan ibu tetap ideal, terapi insulin untuk menormalkan kontrol glikemik dan olah raga. Ola$raga
ecuali kontraindikasi, akti5itas &isik yang sesuai direkomendasikan untuk memperbaiki sensiti5itas insulin dan kemungkinan memperbaiki toleransi glukosa. lahraga juga dapat membantu menaikkan berat badan yang hilang dan memelihara berat badan yang ideal ketika dikombinasi dengan pembatasan intake kalori. K&%,l'ka)' 17
•
omplikasi pada Ibu
. Cipoglikemia, terjadi pada enam bulan pertama kehamilan 2. Ciperglikemia, terjadi pada kehamilan 2- minggu akibat resistensi insulin . In&eksi saluran kemih (. +reeklampsi !. Cidramnion 6.
"asalah pada anak
. Abortus 2. elainan kongenital spt sacral agenesis, neural tube de&ek .
Tan*a ter7a*' k&%,l'ka)' ,a*a DM ge)ta)'&nal
. "akro5askular: stroke, penyakit jantung koroner,ulkus; gangren. 2. "ikro5askular: retina /retinopati1 dan ginjal /gagal ginjal kronik1, syara& /stroke,neuropati1. 18
. oma: hiperglikemi, hipoglikemi, stroke Pr&gn&)')
+rognosis bagi wanita hamil dengan diabetes pada umumnya cukup baik, apalagi penyakitnya lekas diketahui dan dengan segera diberikan pengobatan oleh dokter ahli, serta kehamilan dan persalinannya ditangani oleh dokter spesialis kebidanan. ematian sangat jarang terjadi, apabila penderita sampai meninggal biasanya karena penderita sudah mengidap diabetes sudah lama dan berat, terutama yang disertai komplikasi pembuluh darah atau ginjal. Sebaliknya, prognosis bagi anak jauh lebih buruk dan di pengaruhi oleh M . 'erat dan lamanya penyakit, terutama disertai asetonuria 2. Insu&isiensi plasenta . +rematuritas (. 0awat napas /respiratory distress1 !. acat bawaan 6. omplikasi persalinan /distosia bahu1
DATAR PUSTAKA
"itayani, S.S.,".'iomed Asuhan keperawatan maternitas *akarta : salemba "edika,2% =stridge, 'onnie ehamilan dan Diabetes ; 'onnie =stridge,*o Da5ies M alih bahasa, =di @ugroho M editor,Filian 3uwowno. - alih bahasa, =di @ugroho M editor,Filian 3uwowno. 4 jakarta : Arcan, 2 Dods <.>, Diabetes "ellitus, In linical hemistry: heory, Analysis, orrelation, =ds, aplan F.A, +esce A.*, rd =dition, "osby Inc, SA, %%6:6-6( Sacks D.'., arbohydrates, In ietG >undamentals o& linical hemistry, =ds 'urtis .A, Ashwood =.<, !th =dition, E.'. Saunders ompany, SA, 2:(2$-(6 19
>oster D.E, Diabetes "ellitus, In CarrisonNs +rinciples o& Internal "edicine, =ds >auci, 'raunwald, Isselbacher, et al, (th =dition, "c0raw-Cill ompanies, SA, %%):62$! Cendromartono, onsensus on he "anagement o& Diabetes "ellitus /+erkeni %%)1, In Surabaya Diabetes pdate JI, =ds jokroprawiro A, Cendromartono, Sutjahjo A, andra C., +ranoto A., Surabaya, %%%:-( aplan, F.A., Faboratory Approaches, In "ethodNs in linical hemistry, =ds Amadeo *, aplan F.A., %)$:%(-%6 abaei '.+., Al-assab A.S., Ilag F.F., et al, Does "icroalbuminuria +redict Diabetic @ephropathyO, Diabetes are, 2(:%, 2:!6-!66
20