Asuhan keperawatan dengan selulitis BAB II TUJUAN TEORITIS
1. A. Pengertian Selulitis merupakan inflamasi jaringan subkutan dimana proses inflamasi, yang umumn ya dianggap sebagai penyebab adalah bakteri S.aureus S.aureus dan atau Streptococcus ( Arif Muttaqin, hal 68, 2011 ). Selulitis merupakan suatu penyebaran infeksi bakteri ke dalam kulit dan jaringan di bawah kulit. Infeksi dapat segera menyebar dan dapat masuk ke dalam pembuluh getah bening dan aliran darah. Jika hal ini terjadi, infeksi bisa menyebar ke seluruh tubuh. Selulitis merupakan infeksi pada lapisan kulit yang lebih dalam. Dengan karakteristik sebagai berikut : 1. Peradangan supuratif sampai di jaringan subkutis. 2. Mengenai pembuluh limfe permukaan. 3. Plak eritematus, batas tidak jelas dan cepat meluas. Etiologi 1. B. Penyakit Selulitis disebabkan oleh : 1. Infeksi bakteri dan jamur : A. Disebabkan oleh Streptococcus grup A dan Staphylococcus aureus. B. Pada bayi yang terkena penyakit ini disebabkan oleh Streptococcus grup B. C. Infeksi dari jamur, tapi infeksi yang diakibatkan jamur termasuk jarang Aeromonas Hydrophila. D. S. Pneumoniae ( Pneumococcus ). E. Penyebab lain : 1. Gigitan binatang, serangga, atau bahkan gigitan manusia. 2. Kulit kering. 3. Eksim. 4. Kulit yang terbakar atau melepuh. 5. Diabetes. 6. Obesitas atau kegemukan. 7. Pembekakan yang kronis pada kaki. 8. Penyalahgunaan obat-obat terlarang. 9. Menurunnyaa daya tahan tubuh. 10. Cacar air. 11. Malnutris. 12. Gagal ginjal
1. C.
Patofisiologi A. 1. Proses perjalan penyakit Invasi bakteri masuk melalui trauma, luka, gigitan serangga berinvasi streptokokus dan staphylococcus aureus melalui barier epidermal yang rusak menyerang kulit dan subkutan, masuk ke jaringan yang lebih dalam dan menyebar secara sistemik yang menyebabkan terjadinya reaksi infeksi/inflamasi yang merupakan respon dari tubuh sehingga mun cul nyeri, pembengkakan kulit, lesi kemerahan dan demam.
-
1. 2. Manifestasi Klinis 2. Infeksi paling sering ditemukan: Kerusakan kulit akibat cedera ringan
-
Luka terbuka di kulit
-
Infeksi jamur diantara jari-jari kaki.
-
1. Selulitis menyebabkan kemerahan atau peradangan yang terlokalisasi. 2. Kulit tampak merah, bengkak, licin disertai nyeri tekan dan teraba hangat. Ruam kulit muncul secara tiba-tiba dan memiliki batas yang tegas. 3. Bisa disertai memar dan lepuhan-lepuhan kecil. 4. Gejala lainnya adalah: Demam
-
Sakit kepala
-
Nyeri otot
-
Tidak enak badan
-
Malaise
Edema -
Lesi f. Komplikasi
-
Berupa ganggren
-
Mentastasis
-
Abses
-
Sebsis yang berat
1. Tes diagnostik Jika sudah mengalami gejala seperti adanya tanda systemic, maka untuk melakukan diagnosis membutuhkan penegakan diagnosis tersebut dengan melakukan pemeriksaan lab seperti : 1. Complete blood count, menunjukkan kenaikan jumlah leukosit dan rata-rata sedimentasi eritrosit. Sehingga mengindikasikan adanya infeksi bakteri. 2. BUN level. 3. Creatinine level. 4. Culture darah 1. D. Penatalaksaan medis A. Tindakan Keperawatan Mandiri 1. Jika terjadi luka : 1) Bersihkan luka setiap hari dengan sabun dan air. 2) Oleskan antibiotik. 3) Tutupi luka dengan perban. 4) Sering-sering mengganti perban tersebut. 5) Perhatikan jika ada tanda-tanda infeksi. 1. Jika kulit masih normal : 1) Lembabkan kulit secara teratur. 2) Potong kuku jari tangan dan kaki secara hati-hati. 3) Lindungi tangan dan kaki. 4) Rawat secara tepat infeksi kulit pada bagian superfisial. Kolaborasi
1. Berikan penicillin atau obat sejenis penicillin (misalnya cloxacillin). 2. Jika infeksinya ringan, diberikan sediaan per-oral ( ditelan ). 3. Biasanya sebelum diberikan sediaan per-oral, terlebih dahulu diberikan suntikan antibiotik. 1. E. Pengkajian keperawatan A. Identitas Nama, jenis kelamin, umur, status perkawinan, agama, suku bangsa, pendidikan, bahasa yang digunakan, pekerjaan, alamat. 1. Riwayat penyakit 2. Keluhan utama Pasien biasanya mengeluh nyeri pada luka, terkadang disertai demam, menggigil dan malaise. 1. Riwayat penyakit dahulu Ditanyakan penyebab luka pada pasien dan pernahkah sebelumnya mengidap penyakit seperti ini, adakah alergi yang dimiliki dan riwat pemakaian obat. 1. Riwayat penyakit sekarang Terdapat luka pada bagian tubuh tertentu dengan karakteristik berwarn merah, terasa lembut, bengkak, hangat, terasa nyeri, kulit menegang dan mengilap. 1. Riwayat penyakit keluarga Biasanya dikeluarga pasien terdapat riwayat men gidap penyakit selulitis atau penyekit kulit lainnya. 1. Keadaan emosi psikologi Pasien tampak tenang,dan emosional stabil. 1. Keadaan social ekonomi Biasanya menyerang pada social ekonomi yang sederhana. 1. Pemeriksaan fisik 2. Keadaan umum : Lemah TD : Menurun (< 120/80 mmHg). Nadi
: Turun (< 90).
Suhu RR
: Meningkat (> 37,5 ). : Normal.
1. Kepala 2. Mata
0
: Dilihat kebersihan, bentuk, adakah oedem atau tidak. : Tidak anemis, tidak ikterus, reflek cahaya (+).
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Hidung : Tidak ada pernafasan cuping. Mulut : Kebersihan, tidak pucat. Telinga : Tidak ada serumen. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar. Jantung : Denyut jantung meningkat. Ekstremitas : Adakah luka pada ekstremitas. Integumen : Gejala awal berupa kemerahan dan nyeri tekan yang terasa di suatu daerah yang kecil di kulit. Kulit yang terinfeksi menjadi panas dan bengkak, dan tampak seperti kulit jeruk yang mengelupas (peau d’orange). Pada kulit yang terinfeksi bisa ditemukan lepuhan kecil berisi cairan (vesikel) atau lepuhan besar berisi cairan (bula), yang bisa pecah. 1. F. Diagnosa keperawatan A. Nyeri b/d respon inflamasi lokal jaringan subkutan B. Hipertermi b/d proses infeksi/inflamasi sistemik C. Resiko tinggi terjadinya infeksi b/d adanya luka pada kulit. D. Kerusakan integritas jaringan b/d adanya lesi kemerahan E. Kecemasan b/d ancaman biologis F. kurang pengetahuan [tentang prognosis penyakit dan pengobatan serta pencegahan] b/d kurang informasi
1. G.
Perencanaan keperawatan A. Dx. Nyeri b/d respon inflamasi lokal jaringan subkutan Tujuan : Klien menyatakan nyeri berkurang setelah dilakukan asuhan keperawatan
KH : -
Skala nyeri stabil (0-3)
-
Menunjukkan nyeri hilang/terkontrol
Terlihat rileks, dapat tidur/beristirahat dan berpatisipasi dalam aktivitas sesuai kemampuan -
Mengikuti program farmakologis yang dianjurkan
Intervensi :
Kaji skala nyeri (0-10), karakteristik nyeri, dan lokasi nyeri. R/ membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen nyeri dan kefektifan program
Biarkan pasien mengambil posisi yang nyaman dan tingkatkan istirahat di tempat tidur sesuai indikasi. R/ untuk membatasi nyeri.
Berikan masase yang lembut. R/ meningkatkan relaksasi/mengurangi ketegangan otot.
Dorong penggunaan teknik manajemen stres, misalnya relaksasi progresif, sentuhan terapeutik, biofeedback, visualisasi, pedoman imajinasi, hipnotis diri, dan pengendalian napas. R/ meningkatkan relaksasi, memberikan rasa kontrol, dan mungkin meningkatkan kemampuan koping.
Kolaborasi
Beri obat sebelum aktivitas/latihan yang direncanakan sesuai petunjuk R/ meningkatkan relaksasi, mengurangi tegangan otot/spasme, memudahk an untuk ikut serta dalam terapi.
Berikan es atau kompres dingin jika diperlukan R/ rasa dingin dapat menghilangkan nyeri dan bengkak selama periode akut.
Berikan asetilsalisilat (aspirin) R/ ASA bekerja sebagai anti inflamasi dan efek analgesik ringan dalam mengurangi kekakuan dan meningkatkan mobilitas.
1. Dx. Hipertermi b/d proses infeksi/inflamasi sistemik Tujuan : klien menunujukkan penurunan suhu tubuh setelah dilakukan asuhan keperawatan KH : TTV dalam batas normal -
TD : 120/80 mmHg
-
N : 87 x/menit
-
S : 37’c
-
RR : 12 – 20 x/menit
-
Tidak terjadi demam
-
Intake – output seimbang
Intervensi :
Observasi suhu tubuh tekanan darah, frekuensi permapasan dan denyut nadi R/ menunjukkan status sirkulasi tubuh
Monitor intake dan output setiap 8 jam R/ menunjukkan status hidrasi
Anjurkan banyak minum bila tidak ada kontraindikasi R/ mengganti cairan tubuh yang hilang akibat dari peningkatan laju metabolisme tubuh
Pertahankan ventilasi udara yang cukup di ruangan Berikan kompres hangat R/ membantu menurunkan suhu tubuh
Gunakan pakaian yang tipis dan menyerap keringat R/ memberikan rasa nyaman dan mempercepat proses penurunan suhu tubuh
Anjurkan klien untuk bedrest total R/ aktivitas yang berlebihan dapat meningkatkan metabolisme tubuh sehingga suhu semakin meningkat.
Kolaborasi Pertahankan cairan IV sesuai program R/ mendukung dan memperbesar volume sirkulasi, terutama jika masukan oral tidak adekuat
Berikan terapi antipiretik sesuai anjuran dokter R/ membantu mengurangi demam dan respon hipermetabolisme, menurunkan kehilangan cairan takkasat mata
1. Dx. Resiko tinggi terjadinya infeksi b/d adanya luka pada kulit Tujuan : klien menunjukkan tidak terjadi infeksi setelah dilakukan asuhan keperawatan. KH : -
Tidak terdapat tanda – tanda infeksi (kalor, rubor, tumor, dolor)
-
TTV dalam batas normal
TD : 120/80 mmHg N : 87 x/menit S : 36-37’5°C RR : 18-20 x/menit -
Leukosit dalam batas normal
Intervensi
Kaji adanya tanda – tanda infeksi. R/ melihat perkembangan dari terapi yang telah diberikan.
Kaji tanda – tanda vital. R/ menunjukkan sirkulasi tubuh.
Rawat luka klien dengan prinsif aseptik. R/ mengurangi resiko kontaminasi silang.
Anjurkan klien untuk selalu menjaga kebersihan diri. R/ menurunkan resiko infeksi.
Anjurkan klien untuk tidak menekan daerah luka. R/ luka yang tertekan akan menyebabkan aliran darah ke luka berkurang sehingga luka akan semakin parah.
ajarkan pasien dan keluarga tanda gejala infeksi R/ untuk mencegah hal – hal yang dapat mengancam infeksi.
Kolaborasi
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat betadine. R/antimikrobial spektrum luas tetapi nyeri pada pemakaiaannya,dapat menyebabkan asidosis metabolik/ peningkatan absorpsi iodin, dan merusak jaringan rapuh.
Berikan Silver nitrat sesuai anjuran dokter.
R/ efektif untuk melawan staphylococcus aureus, Escheria coli, dan Pseudomonas aeroginosa, tetapi mempunyai penetrasi jaringan buruk, nyeri, dan dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit. 1. Dx. Kerusakan integritas jaringan b/d adanya lesi kemerahan Tujuan : klien menunjukkan perbaikan integritas kulit setelah dilakukan asuhan keperawatan KH : -
Menunjukkan regenerasi jaringan
-
Mencapai penyembuhan tepat pada waktunya
Intervensi :
Kaji/catat ukuran, warna, kedalaman luka, perhatikan jaringan nekrotik dan kondisi sekitar luka R/ memberikan informasi dasar tentang kebutuhan penanaman kulit dan kemungkinan petunjuk tentang sirkulasi pada area luka infeksi.
Tinggikan area infeksi bila mungkin/tepat. R/ menurunkan pembengkakan.
Pertahankan posisi yang diinginkan dan imobilisasi area bila diindikasikan R/ gerakan jaringan area infeksi dapat mengubah posisi yang mempengaruhi penyembuhan optimal.
Jaga kulit agar tetap bersih dan kering R/ membantu proses penyembuhan
1. Kecemasan b/d ancaman biologis Tujuan : kecemasan berkurang setelah dilakukan asuhan keperawatan KH : -
Menyatakan kecemasan berkurang
Mengekspresikan sikap positif dan mengerti tentang kondisinya, pemeriksaan diagnostik dan prosedur pengobatan -
Memperlihatkan ekspresi wajah yang tenang