Astronomi dalam Perspektif Al-Quran dan Sains Oleh : Nuril Qomariyah (XI Ipa) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memahami Al-Quran sebagai salah satu mukjizat yang Allah berikan kepada Rasulullah SAW dan terjaga keautentikannya merupakan hal yang dianjurkan bagi kita umat manusia terutama bagi kita sebagai orang muslim. Dalam memahami Al-Quran erat kaitannya dengan wahyu yang pertama kali diturunkan, yakni Q.S. Al-„Alaq (96:1-5). Dalam ayat tersebut kita diperintahkan untuk membaca ayat-ayat ilahi baik itu yang tersurat secara jelas dalam Al-Quran ataupun ayat-ayat tersirat yang ada di alam semesta. AlQuran sebagai firman ilahi merupakan sumber dari segala sumber ilmu yang ada, dalam islam antara iman, ilmu, dan amal terdapat suatu kesatuan, sedangkan dalam konsep ilmu barat yang sekuler memisahkan antara ilmu dan iman sehingga melahirkan saintis tanpa imam yang berujung pada kesesatan. (Sains Menurut Perspektif Islam 1991: 58) Di dalam Al-Quran terdapat ayat-ayat mengenai penciptaan dan cara kerja alam semesta, hal ini ditujukan agar manusia menggunakan akal yang Allah berikan untuk berfikir mengenai fakta yang dinyatakan di dalam Al-Quran, yang menyatakan bahwa segala yang Allah ciptakan jika diteliti sedalam-dalamnya akan menemuka satu titik pengakuan bahwa Allah merupakan Pencipta yang Maha Bijaksana. Selain itu Al-Quran juga menjelaskan fenomena alam semesta yang baru ditemui dalam abad ini, hal ini menunjukkan keunggulan Al-Quran sebagai wahyu Allah yang tak lapuk dimakan zaman. Untuk memahami Al-Quran penulis membuat makalah ilmiah dengan judul “Astronomi dalam Perspektif Al-Quran dan Sains.”
1
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Ayat-Ayat Al-Quran Mengenai Ilmu Astronomi Al-Qur‟an merupakan sumber dari segala bidang ilmu pengetahuan hal ini dijelaskan dalam Al-Quran surat Fussilat 41:35, “Kami akan memperlihatkan kepada mereka ayat-ayat(kekuasaan ) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri. Sehingga jelaslah bagi mereka AlQuran itu adalah benar...” (Fussilat 41:35). Menurut Tafsir Al-Misbah (2002), ayat-ayat(kekuasaan) Kami di segenap penjuru dan
pada diri
mereka sendiri dapat ditafsirkan sebagai “Ayat-ayat” yang dijanjikan oleh Allah mengenai berbagai peristiwa yang terjadi pada masa Rasulullah SAW dan peristiwa setelah beliau wafat salah satunya kemenangan yang diraih oleh kaum muslimin atas kaum kafir. Dapat juga “Ayat-ayat” yang dimaksud adalah rahasia-rahasia alam serta keajaiban ciptaan-Nya pada diri manusia yang diungkap melalui penelitian dan pengamatan ilmuwan, yang berujung pada pengakuan keesaan dan kekuasaan-Nya sekaligus sebagai bukti kebenaran informasi Al-Qur‟an. Ayat ini telah Allah turunkan sekitar 14 abad yang lalu namun masih berlaku hingga sekarang bahkan sampai nanti hari kiamat, hal ini menandakan bahwa setiap saat akan lahir penemuan-penemuan baru yang belum dikenal sebelumnya dan tak akan pernah ada habisnya sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al-Kahfi ayat 109 “Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)". (Q.S Al-Kahfi 18:109) Di dalam Al-Quran banyak disinggung mengenai ayat-ayat tentang alam semesta (jagat
raya) atau dalam istilah ilmu pengetahuan disebut
dengan astronomi, penjelasan mengenai hal tersebut mulai dari penciptaan alam semesta sampai akhir dari alam semesta itu sendiri atau dikenal dengan hari kiamat. Berikut akan dijabarkan mengenai beberapa ayat-ayat Al-Quran tersebut:
2
a. Enam Masa Penciptaan Jagat Raya Penciptaan jagat raya, meliputi langit, bumi, dan isinya terjadi dalam enam masa, hal ini dijelaskan dalam Al-Qur‟an sebanyak tujuh kali “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah Yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy untuk mengatur segala urusan. Tiada seorangpun yang akan memberi syafa'at kecuali sesudah ada izin-Nya. (Dzat) yang demikian itulah Allah, Tuhan kamu, maka sembahlah Dia. Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran?” (Q.S. Yuunus 10:3). Ayat ini menegaskan bahwa langit dan bumi diciptakan oleh Allah dari ketiadaan menuju ada, dan berlangsung selama enam masa.(Penciptaan Jagat Raya: 2012) Secara kronologis enam masa tersebut dijelaskan dalam beberapa ayat-ayat dalam Al-Quran, yaitu : Masa pertama, “Dan apakah orang-
1.
orang
yang
kafir
tidak
mengetahui
bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga
beriman?"
21:30).
(Q.S.
Al-Anbiyaa‟,
Big Bang Theory
Dalam ayat tersebut, langit dan bumi adalah subyek dari kata sifat "fatq". Keduanya lalu terpisah ("fataqa") satu sama lain. Menariknya, ketika mengingat kembali tahap-tahap awal peristiwa Big Bang, kita pahami bahwa satu titik tunggal berisi seluruh materi di alam semesta yang kemudian terjadi ledakan. Dengan kata lain, segala sesuatu, termasuk "langit dan bumi" yang saat itu belumlah diciptakan, juga terkandung dalam titik tunggal yang masih berada pada keadaan "ratq" ini. Titik tunggal ini meledak sangat dahsyat, sehingga menyebabkan
3
materi-materi yang dikandungnya untuk "fataqa" (terpisah), peristiwa ini merupakan awal permulaan dari penciptaan alam semesta. 2.
Masa kedua, masa ini merupakan pengembangan dari alam semesta yang baru saja di bentuk hal ini digambarkan sebagai berikut, "Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya
Kami
benar-benar
meluaskannya."
(Q.S.
Adz
Dzaariyaat, 51:47). Juga dalam ayat lainnya “Dan langit, bagaimana ia ditinggikan?” (Q.S. Al-Ghaasyiyah 88:18). Dari kedua ayat tersebut menjelaskan bahwa “langit” atau dalam Al-Quran sering disebut sebagai luar angkasa atau alam semesta akan terus meluas dan menjadi lebih tinggi. Pada saat pertama alam ini dibentuk hingga saat ini alam semesta akan mengembang dengan kecepatan yang luar biasa, sehingga menyebabkan benda-benda langit saling berjauhan sehingga secara awam dapat dikatakan bahwa langit semakin tinggi. 3.
Masa ketiga, setelah alam semesta mengalami pengembangan kemudian Allah mulai menciptakan isi dari alam semesta itu sendiri mulai dari matahari, bintang, planet dan benda langit lainnya. "Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati". (Q.S. Fushshilat 41:11). Begitu pula dalam ayat lainnya, “Maha Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan Dia menjadikan juga padanya matahari dan bulan yang bercahaya.” Ayat ini menjelaskan bahwa pada mulanya alam semesta masih kosong dan hanya terdiri atas moleku-moleku dan senyawa tertentu yang berupa asap dan debu saja. Seiring berjalannya waktu sedikit demi sedikit molekul-molekul yang ada di alam semesta kemudian menyatu akibat adanya gaya gravitasi menuju inti molekul tersebut dan mengalami pemanasan pada intinya, yang pada akhirnya akan mendingin dan membentuk bintang
4
muda, piringan di sekitar bintang masih mengandung sisa-sisa gas dan debu yang akan menggumpal dan mengalami pendinginan yang kemudian membentuk planet. 4.
Masa keempat, bagian bumi yang tersisa berupa daratan lempengan benua besar (pangea) yang akan bergeser yang disebut dengan pergeseran lempeng, dalam Al-Qur‟an disebut dengan bumi yang dihamparkan sesuai firman Allah SWT berikut “Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya.”
(Q.S An-Naazi‟aat 79:30). Sehingga terbentuklah lima benua yang kita kenal saat ini. 5.
Masa kelima, setelah bumi terbentuk kemudian Allah menurunkan air sebagai sumber kehidupan bagi makhluk yang akan menempati bumi selanjutnya yakni manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. “Apakah kamu
tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacammacam warnanya, ...”(Q.S. Az-Zumar 39:21). 6.
Masa keenam, masa yang paling akhir ini masa dimana muncul peradaban manusia di bumi setelah semua prasyarat kehidupan yang utama yakni oksigen dan air terpenuhi maka kehidupan baru siap untuk dimulai. Proses geologis akibat pergeseran lempeng benua yang memunculkan gunung-gunung
juga
merupakan
persiapan
fisik
yang
memberikan
kesetimbangan dari gerakan bumi, hal ini memungkinkan materi yang merupakan kandungan bumi dikeluarkan untuk kepentingan umat manusia. Mengenai hal tersebt dijelaskan dalam ayat berikut “Dan gunung-gunung
dipancangkan-Nya dengan teguh, (semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu” (Q.S An-Naaziaat 79:32-33). b. Keseimbangan Alam Semesta Setelah alam semesta selesai diciptakan oleh Allah SWT yang maha pencipta selanjutnya sebagai Dzat yang maha berkuasa Allah akan mengatur segala sesuatu baik yang ada di langit dan di bumi dengan sangat teratur sehingga tercipta apa yang dimaksud dengan keseimbangan alam semesta. Di alam yang luas ini terdapat berbagai keseimbangan yang Allah turunkan dan mungkin takkan mampu bagi kita untuk menyebutkannya.
5
Berikut ini beberapa contoh dari sekian banyak keseimbangankeseimbangan yang terjadi di jagat raya (Alam Semesta): 1. Langit, atap yang terpelihara “Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap
yang
terpelihara,
sedang
mereka
berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang terdapat padanya.” (Q.S AlMeteor yang jatuh
Anbiyaa‟ 21:32)
Maksud atap yang terpelihara dalam ayat tersebut ialah langit yang Allah ciptakan tanpa tiang dan tidak jatuh menimpa muka bumi, selain itu dengan adanya atmosfer yang menyelimuti planet bumi membuat meteor atau benda langit lainnya yang tertarik gaya gravitasi bumi terbakar didalamnya sehingga ketika melewati atmosfer ukurannya mengecil dan tidak membahayakan kehidupan di bumi. 2. Garis edar yang teratur "Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masingmasing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya." (Q.S. Al-Anbiyaa‟ 21:33) “Dan
matahari
berjalan
ditempat
peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. Yaasin 36:38)
Orbit benda angkasa
Dalam dua ayat diatas dijelaskan bahwa benda-benda langit berjalan ditempat peredarannya atau dalam istilah astronomi disebut dengan garis orbit. Dengan adanya garis orbit ini maka tidak akan menyebabkan benda langit yang satu dengan yang lainnya saling bertabrakan. 3. Pergantian malam dan siang
6
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.”(Q.S. Ali Imran 3:190) Pergantian siang dan malam diakibatkan oleh adanya gerakan perputaran bumi pada porosnya yang disebut dengan rotasi. Setiap bagian di bumi akan mengalami siang dan malam secara bergantian sehingga seluruh permukaan bumi mendapatkan sinar matahari yang merupakan anugerah Allah SWT. 2.2 Pandangan Sains Terhadap Perkembangan Ilmu Astronomi a. Ilmu Astronomi Istilah astronomi diambil dari bahasa Yunani yaitu “Astro” yang memiliki arti berkaitan dengan bintang. Namun kini astronomi menjadi suatu cabang ilmu yang tidak hanya mengkaji bintang namun juga planet, glaksi, nebula, nova, supernova, dan semua benda yang terdapat di luar angkasa. Sejak abad ke-17, penemuan dan pemahaman kita tentang angkasa telah bertambah begitu pesat. Pengetahuan yang kita peroleh perihal angkasa dalam kurun waktu satu abad lebih banyak dari pada pengetahuan yang di peroleh dimasa lalu. Kini ahli astronomi adalah pakar yang menekuni pada sat aspek khusus pada penyelidikan dibidang astronomi. b. Enam Masa Penciptaan dalam Kacamata Sains Dalam sudut pandang sains penciptaan alam semesta juga terbagi menjadi enam masa, hal ini dikemukakan oleh Achmad Marconi dalam buku (Bagaiman Alam Semesta Diciptakan. pendekatan Al-Quran dan Sains Modern, 2003) dengan meringkas pendapat dari Stephen Hawking (The Universe in the Nutshell), sebagai berikut: 1. Masa pertama, terjadinya Big Bang atau yang kita kenal dengan dentuman besar. Ruang dan waktu mulai lahir namun masih berwujud saar-samar dimana energi antar keduanya belum jelas bedanya. 2. Masa kedua, alam semesta mengalami proses inflasi. gravitasi muncul sebagai pernyataan adanya materi dan gaya inti kuat memisahkan diri
7
dari gaya inti lemah dan gaya elektromagnetis. Fundamental sub atomic particles : quarks dan antiquarks mulai terbentuk. 3. Masa ketiga, pada masa ini dimulailah sintesa atau pembentukan intiinti atom. Quarks bergabung sesamanya membentuk inti-inti atom, seperti: proton, neutron, meson, dan lain-lain. 4. Masa keempat, terjadi pengelompokan materi fundamental, elektron mulai terbentuk, namun masih dalan keadaan bebas namun masih belum terikat oleh inti atom. 5. Masa kelima, pada masa ini elektron-elektron mulai berikatan dengan inti-inti tom sehingga membentuk atom yang stabil. Terjadi pemisahan materi dan radiasi, sehingga lam semesta menjadi tembus cahaya, proto-galaksi mulai terbentuk. 6. Masa keenam, pada masa ini galaksi, tata surya, bintang, planet, dan benda angkasa lainnya telah terbentuk menuju kesempurnaan. c. Pemikiran Mengenai Kehancuran Alam Semesta Ilmuwan-ilmuwan barat terus menggali hal-hal mengenai alam semesta ini salah satunya menegnai akhir dari alam semesta ini sendiri. Terdapat dua teori yang mengemukakan mengenai akhir dari alam semesta, yaitu: 1. Teori Keadaan Tetap Alam semesta dari dulu sampai saat ini akan terus mengembang hingga akhirnya bintang- bintang akan mengalami kematian yang menyebabkan bintang-bintang meledak dan menghilang dari alam semesata dan yang tersisa pada alam semesta pada akhirnya hanyalah larutan molekul saja. 2. Teori Titik Singularitas Menurut teori ini alam semesta akan terus mengembang kemudian ketika mencapai suatu batasan tertentu alam semesta akan kembali menyusut hingga mencapai satu titik dan hanya tertinggal larutan partikel saja, sehingga disebut dengan titik singularitas, merupakan kebalikan dari teori big bang.
8
2.4 Keselarasan Ayat-Ayat Al-Quran dengan Ilmu Sains Ayat Al-Quran yang diturunkan 14 abad yang lalu merupakan sumber dari beragam ilmu pengetahuan yang ada, munculnya ilmuwanilmuwan muslim pada masa Dinasti Abbasyiyah yang menghasilkan banyak karya tidak hanya dalam bidang syariat dan aqidah saja, namun dalam bidang ilmu pengetahuan yang semuanya murni bersumber dari mengkaji ayat-ayat Al-Quran, hal ini juga telah dijelaskan dalam Al-Quran, yang artinya : “Mereka menjawab: “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sungguh Engkaulah yang Maha Mengetahui, Maha Bijaksana.” (Q.S. Al-Baqarah 2:32) Namun ketika terjadi perang salib banyak dari karya-karya ilmuwan muslim yang dibakar dan dibawa oleh orang barat yang kemudian mengklaim menjadi karya mereka. Sehingga kebanyakan ilmu dalam bidang astronomi, kedokteran, dan ilmu pengetahuan yang lain yang kita ketahui saat ini merupakan buah pemikiran orang barat. Dari hal ini dapat kita simpulkan bahwa pada dasarnya ayat-ayat Al-Quran benar dan ilmu pengetahuan (sains) tunduk terhadap kebenaran AlQuran, antara keduanya terdapat suatu hubungan yang saling mengisi antara yang satu dengan lainnya. Kita sebagai umat muslim yang terpelajae dituntut untuk terus mengkaji dan mempelajari ayat-ayat Allah yang terhampar di alam semesta ini.
Nuril Qomariyah XI IPA 2 MAN Bondowoso
9