Asuhan Keperawatan Tifus Abdominalis Abdominalis Posted by Sang Perawat in Asuhan Keperawatan Tags: air minum, minum, asam lambung, lambung, atau atau,, biak , dari dari,, Demam Demam,, demam tifoid, tifoid, ditemukan ditemukan,, energi energi,, fkui,, flagella fkui flagella,, Gangguan Gangguan,, gram negatif , infeksi infeksi,, istirahat istirahat,, kehilangan kehilangan,, kemerahan kemerahan,, Keperawatan,, lelah Keperawatan lelah,, lidah lidah,, lingkungan lingkungan,, makan makan,, markum markum,, minggu minggu,, minuman minuman,, nbsp nbsp,, nutrien nutrien,, pemberian,, pembuluh darah, pemberian darah, plag plag,, roseola roseola,, salmonella typhosa, typhosa, saluran pencernaan, pencernaan, sesuai sesuai,, suhu,, terhadap suhu terhadap,, tinggi tinggi,, Tuuan Tuuan,, untuk , usus halus ! halus ! Add comment LAPORAN PENDAHULUAN TIU! A"DO#INALI!
"# Definisi Tifus Abdominalis Abdominalis $demam tifoid enteric fe%er& adalah penyakit infeksi akut yang besarnya tedapat pada saluran pencernaan dengan geala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada saluran pencernaan dan gangguan kesadaran# $'K(", )*+& Tifus abdominalis adalah infeksi yang mengenai usus halus, disebarkan dari kotoran ke mulut melalui makanan dan air minum yang tercemar dan sering timbul dalam wabah# $-arkum, )**) ""# .tiologi Tyfus Tyfus abdominalis disebabkan oleh salmonella typhosa, basil gram negatif, bergerak dengan bulu getar, tidak berspora# berspora# -empunyai sekurang/kurngnya sekurang/kurngnya 0 macam antigen yaitu antigen 1 $somatic terdiri dari 2at komplek lipopolisakarida&, antigen 3 $flagella& dan antigen 4i# Dalam serum penderita terdapat 2at anti $glutanin& terhadap ketiga macam antigen tersebut# """# Patofisiologi Kuman salmonella typhosa masuk kedalam saluran cerna, bersama makanan dan minuman, sabagian besar akan mati oleh asam lambung 356 dan sebagian ada yang lolos $hidup&, kemudian kuman masuk kedalam usus $plag payer& dan mengeluarkan endotoksin sehingga menyebabkan bakterimia primer dan mengakibatkan perdangan setempat, kemudian kuman melalui pembuluh darah limfe akan menuu ke organ 7.S terutama pada organ hati dan limfe# Di organ 7.S ini sebagian kuman akan difagosif dan sebagian yang tidak difagosif akan berkembang biak dan akan masuk pembuluh pembuluh darah sehingga menyebar ke organ organ lain, terutama usus halus sehingga menyebabkan peradangan yang mengakibatkan malabsorbsi nutrien dan hiperperistaltik usus sehingga teradi diare# Pada hipotalamus akan menekan termoregulasi yang mengakibatkan demam remiten dan teradi hipermetabolisme tubuh akibatnya tubuh menadi mudah lelah# Selain itu endotoksin yang masuk kepembuluh darah kapiler menyebabkan roseola pada kulit dan lidah hipermi# Pada hati dan limpa akan teradi hepatospleno megali# Konstipasi bisa teradi menyebabkan komplikasi intestinal $perdarahan usus, perfarasi, peritonitis& dan ekstra intestinal $pnemonia, meningitis, kolesistitis, neuropsikratrik
"4# -anifestasi Klinis Geala klinis demam tifoid pada anak biasanya lebih ringan ika dibandingkan dengan penderita dewasa# -asa tunas rata/rata )8/98 hari# ang tersingkat ; hari ika infeksi teradi melalui makanan, sedangkan yang terlama 08 hari ika infeksi melalui minuman# Selama masa inkubasi mungkin ditemukan geala prodomal yaitu perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing dan tidak bersamangat kemudian menyusul geala klinis sbb: < Demam =erlangsung selama 0 minggu, bersifat febris remiten dan suhu tidak terlalu tinggi# Selama minggu pertama duhu berangsur/angsur meningkat, biasanya turun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan malam hari# Pada minggu ke/9 penderita terus demam dan minggu ke/0 penderita demamnya berangsur/angsur normal# < Gangguan pada saluran pencernaan >afas berbau tidak sedap, bibir kering dan pecah/pecah, lidah putih kotor $coated tongue& uung dan tepi kemerahan, perut kembung, hati dan limpa membesar# disertai nyeri pada perabaan < Gangguan kesadaran Kesadaran menurun walaupun tidak berapa dalam yaitu apatis sampai samnolen# Disamping geala/geala tersebut ditemukan uga pada penungggungdan anggota gerak dapat ditemukan roseola yaitu bintik/bintik kemerahan karena emboli basil dalam kapiler kulit# 4# Pathways 4"# Diagnosa Keperawatan )# Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b?d arbsorpsi nutrisi 9# 3ipertermi b?d efek langsung dari sirkulasi endotoksin pada hipotalamus 0# 7esiko tinggi kurang %olume cairan b?d kehilangan cairan sekunder terhadap diare ;# "ntoleransi akti%itas b?d peningkatan kebutuhan metabolisme sekunder terhadap infeksi akut # Kurang pengetahuan mengenai kondisi b?d kesalahan interpretasi informasi, kurang mengingat 4""# 'ocus "nter%ensi )# Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b?d arbsorpsi nutrisi Tuuan:
Kebutuhan nutrisi terpenuhi "nter%ensi: a# Dorong tirah baring 7asional: -enurunkan kebutuhan metabolic untuk meningkatkan penurunan kalori dan simpanan energi b# Anurkan istirahat sebelum makan 7asional: -enenangkan peristaltic dan meningkatkan energi makan c# =erikan kebersihan oral 7asional : -ulut bersih dapat meningkatkan nafsu makan d# Sediakan makanan dalam %entilasi yang baik, lingkungan menyenangkan 7asional: 6ingkungan menyenangkan menurunkan stress dan konduktif untuk makan e# @elaskan pentingnya nutrisi yang adekuat 7asional: >utrisi yang adekuat akan membantu proses f# Kolaborasi pemberian nutrisi, terapi "4 sesuai indikasi 7asional: Program ini mengistirahatkan saluran gastrointestinal, sementara memberikan nutrisi penting# 9# 3ipertermi b?d efek langsung dari sirkulasi endotoksin pada hipotalamus Tuuan: -endemonstrasikan suhu dalam batas normal "nter%ensi: a# Pantau suhu klien
7asional: Suhu 0+8 5 sampai ;),)8 5 menunukkan proses peningkatan infeksius akut b# pantau suhu lingkungan, batasi atau tambahkan linen tempat tidur sesuai dengan indikasi 7asional: Suhu ruangan atau umlah selimut harus dirubah, mempertahankan suhu mendekati normal c# =erikan kompres mandi hangat 7asional : Dapat membantu mengurangi demam d# Kolaborasi pemberian antipiretik 7asional: (ntuk mengurangi demam dengan aksi sentralnya hipotalamus 0# 7esiko tinggi kurang %olume cairan b?d kehilangan cairan sekunder terhadap diare Tuuan: -empertahankan %olume cairan adekuat dengan membran mukosa, turgor kulit baik, kapiler baik, tanda %ital stabil, keseimbangan dan kebutuhan urin normal "nter%ensi: a# Awasi masukan dan keluaran perkiraan kehilangan c airan yang tidak terlihat 7asional: -emberikan informasi tentang keseimbangan cairan dan elektrolit penyakit usus yang merupakan pedoman untuk penggantian cairan b# 1bser%asi kulit kering berlebihan dan membran mukosa turgor kulit dan pengisian kapiler 7asional: -enunukkan kehilangan cairan berlebih atau dehidrasi c# Kai tanda %ital 7asional : Dengan menunukkan respon terhadap efek kehilangan cairan
d# Pertahankan pembatasan peroral, tirah baring 7asional: Kalau diistirahkan utnuk penyembuhan dan untuk penurunan kehilangan cairan usus e# Kolaborasi utnuk pemberian cairan parenteral 7asional: -empertahankan istirahat usus akan memerlukan cairan untuk mempertahankan kehilangan ;# "ntoleransi akti%itas b?d peningkatan kebutuhan metabolisme sekunder terhadap infeksi akut Tuuan: -elaporkan kemampuan melakukan peningkatan toleransi akti%itas "nter%ensi: a# Tingkatkan tirah baring dan berikan lingkungan tenang dan batasi pengunung 7asional: -enyediakan energi yang digunakan untuk penyembuhan b# (bah posisi dengan sering, berikan perawatan kulit yang baik 7asional: -eningkatkan fungsi pernafasan dan meminimalkan tekanan pada area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan aringan c# Tingkatkan aktifitas sesuai toleransi 7asional : Tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan karena keterbatasan aktifitas yang menganggu periode istirahat d# =erikan aktifitas hiburan yang tepat $nonton T4, radio& 7asional: -eningkatkan relaksasi dan hambatan energi # Kurang pengetahuan mengenai kondisi b?d kesalahan interpretasi informasi, kurang mengingat
Tuuan: Dapat menyatakan pemahaman proses penyakit "nter%ensi: a# berikan nformasi tentang cara mempertahankan pemasukan makanan yang memuaskan dilingkungan yang auh dari rumah 7asional: -embantu indi%idu untuk mengatur berat badan b# Tentukan persepsi tentang proses penyakit 7asional: -embuat pengetahuan dasar dan memberikan kesadaran kebutuhan belaar indi%idu c# Kai ulang proses penyakit, penyebab?efek hubungan faktor yang menimbulkan geala dan mengidentifikasi cara menurunkan faktor pendukung 7asional : 'aktor pencetus?pemberat indi%idu, sehingga kebutuhan pasien untuk waspada terhadap makanan, cairan dan faktor pola hidup dapat mencetuskan geala 4"""# Komplikasi Dapat teradi pada: )# (sus halus (mumnya arang teradi, akan tetapi sering fatal yaitu: a# Perdarahan usus bila sedikit hanya ditemukan ika dilakukan pemeriksaan tina dengan ben2idin# =ila perdarahan banyak teradi melena dan bila berat dapat disertai perasaan nyari perut dengan tanda/tanda reatan b# Perforasi usus c# Peritonitis ditemukan geala abdomen akut yaitu: nyeri perut yang hebat, diding abdomen dan nyeri pada tekanan 9# Diluar anus Teradi karena lokalisasi peradangan akibat sepsis $bakterimia& yaitu meningitis, kolesistitis, ensefelopati# Teradi karena infeksi sekunder yaitu bronkopneumonia "# Pemeriksaan Penunang
(ntuk memastikan diagnosis perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium antara lain sebagai berikut: a# Pemeriksaan darah tepi b# Pemeriksaan sumsum tulang c# =iakan empedu untuk menemukan salmonella thyposa d# Pemeriksaan widal digunakan untuk membuat diagnosis tifus abdominalis yang pasti # Penatalaksanaan Pengobatan?penatalaksaan pada penderita typus abdominalis adalah sebagai berikut: )# "solasi penderita dan desinfeksi pakaian dan ekskreta 9# Perawatan yang baik untuk menghindari komplikasi 0# "stirahat selama demam sampai dengan 9 minggu ;# Diet makanan harus mengandung cukup cairan dan tinggi protein # 1bat Kloramfenikol DA'TA7 P(STAKA 5arpenito, 6# @ $)**B =uku Saku Keperawatan# .disi 4"#.G5: @akarta Doengoes -#. $9888 7encana Asuhan Keperawatan# .disi """# .G5 : @akarta >elson# "lmu Kesehatan Anak# .disi ""# .G5 : @akarta Staf Pengaar "KA $)** "lmu Kesehatan Anak# .G5 : @akarta mansoer# A $9888 Kapikta Selekta kedokteran# edisi "4# .G5: @akarta Sarwana $)**C =uku Aar "lmu Penyakit Dalam# .disi """# 'K(": @akarta# In$omin% sear$h terms&
askep tipes, pathway isk, lp tipes, macam macam dehidrasi, pathway typoid abdominalis, pathway typoid, macam/macam dehidrasi, pathway sol, pathway typus abdominalis, laporan pendahuluan tipes, makalah askep thypus abdominalis, kumpulan askep dan lp, woc sol, Pathway typhus abdominalis, pathway thypus abdominalis, contoh soap hipere mesis gra%idarum, laporan pendahuluan thypoid abdominalis, laporan pendahuluan sol, PAT3AS S16, analisa data cpd, askep termoregulasi, woc typhoid, kumpulan asuhan keperawatan typhoid abdominalis, ASK.P T"P(S A=D1-">A6"S, contoh askep tipes, woc thypoid, daftar pustaka penyakit tipes, makala askep pada anak dengan gangguan tipus pdf, contoh kasus asuhan keperawatan tifus abdominalis, contoh askep demam typhoid, contoh
askep demam thypoid, contoh soapier, askep tipus, lp tifus, contoh soapier keperawatan anak, pathway tifus, woc colic abdomen, pathway patofisiologi thypus, penutup makalah asuhan keperawatan tyfus abdominalis pada anak, pathway hemodialisa, laporan pendahuluan tifus, patofisiologi $woc& pada typhoid, contoh askep thermoregulasi, askep tipes pada anak, data penunang thypoid, soap asuhan keperawatan typoid, lp termoregulasi, daftar pustaka laporan tifus, contoh soapier keperawatan, contoh ASK.= S1AP".7, patofisiologi sol, pathway tifus abdominalis, pemeriksaan lengkap typhoid abdominalis, macam dehidrasi, contoh laporan soap kasus bumil, contoh Soap penyakit typus, woc typus abdominalis, kasus 6p askep typhoid, askep hepatitis e%aluasi soap, laporan pendahuluan tipus, 15 glomerolus nefritis akut, laporan kasus tipus, analisa data typhoid, laporan kasus asuhan keperawatan tipes abdominalis, makalah tentang hipertermi, analisa data dan patwai keperawatan typus abdominalis, contoh laporan kasus thypoid, contoh laporan kas us tifus, contoh laporan pendahuluan penyakit hipertensi, contoh analisa data laporan pendahuluan nutrisi, contoh asuhan keperawatan pada anak dengan tifus abdominal, contoh kasus askep typus, gambar pathway thipoid, askep laporan pendahuluan tipes, woc typhus abdominalis, lp typus abdominalis, contoh asuhan kebidanan pada bayi typhus abdominalis, laporan pendahuluan penyakit tipes, makalah typus abdominalis, pathway typus, contoh kasus makalah penyakit tipes, contoh askep typhoid abdominalis, analisa data thypoid, pathways demam typhoid, 5ontoh kasus dalam S1AP".7, woc pada pasien typhoid, woc kasus anemia, contoh kasus tifus abdominalis pada bayi, pathway typoid pada anak, askeb soap pada kasus diare, asuhan keperawatan penyakit tipes, contoh soap demam, askep tentang penyakit tipes, askep tifus abdominalis dan hepatitis, diare dengan soapier, askep penyakit tipes, S1AP pasien tifus ibu hamil, etiologi sol pada anak, contoh soap pada ibu hamil dengan penyakit tifus abdominalis, data penunang hipertermi